id
go .
ps .
.b
ot a
ng k
nd u
ba
://
tp
ht
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2012 – 2016 : 0854.9304
No. Publikasi
: 32730.1704
Katalog BPS
: 9302021
Jumlah halaman
: vii + 130 halaman
Ukuran buku
: 18,2 cm x 25,7 cm
Naskah
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
tp
://
Gambar Kulit
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
id
ISSN
ht
Diterbitkan oleh
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik : Badan Pusat Statistik Kota Bandung
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya
Tim Penyusun
Penyunting
: Dra. Hj. Lilis Pujiawati
: Ahid Nur Istinah, S.ST
Pengolah data/ Penyiapan Draft
ot a
.b
: Dra. Sri Sundari
ps .
go .
Penulis
id
Dra. Sri Sundari
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
Ahid Nur Istinah, S.ST
KATA PENGANTAR
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
id
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung Tahun 2012-2016 merupakan lanjutan dari publikasi sejenis pada tahuntahun sebelumnya yang disusun oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS Kota Bandung. Publikasi ini sudah menggunakan data PDRB tahun dasar 2010, dan penyempurnaan ruang lingkup serta metodologi yang mengacu pada sistem neraca nasional terbaru (System of National Accounts/SNA 2008). Publikasi ini memuat tinjauan mengenai perkembangan perekonomian Kota Bandung yang disajikan secara deskriptif. Disamping itu, disajikan pula tabel-tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2012-2016 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase. Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel tersebut, disajikan pula konsep, definisi dan penjelasan PDRB menurut lapangan usaha. Kepada semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak langsung dalam menyusun publikasi ini, diucapkan terima kasih. Saran perbaikan selalu diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna. Bandung, Agustus 2017 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bandung
Dra. Hj. Lilis Pujiawati NIP. 19610814 1990032001 BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
i
DAFTAR ISI Uraian
Halaman i ii iv vi vii
Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Lampiran
1 3
go .
id
Bab I. Penjelasan Umum 1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1.2 Manfaat Produk Domestik Refional Bruto 1.3 Perubahan Tahun Dasar PDRB 1.4 Implementasi SNA 2008 dalam PDRB Tahun Dasar 2010 1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010
ng k
ot a
.b
ps .
3 5 8
ht
tp
://
ba
nd u
Bab II. Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan 2.1 Ruang Lingkup 2.2 Metode Penghitungan PDRB 2.3 Cara Penyajian 2.4 Penyajian Angka Indeks Bab III. Tinjauan Perekonomian Kota Bandung 20122016 3.1 Struktur Ekonomi 3.2 Pertumbuhan Ekonomi 3.3 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
10 13 13 81 85 87 89 91 100 105
Bab IV. Perbandingan Regional Wilayah Bandung Raya 4.1 Struktur Ekonomi 4.2 Pertumbuhan Ekonomi
109
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
ii
110 112
114
Daftar Pustaka Lampiran
120 121
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
id
4.3 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
iii
DAFTAR TABEL Judul Tabel
Halaman
Tabel 1.1 Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB
9
11
ps .
go .
id
Tabel 1.2 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010
12
ng k
ot a
.b
Tabel 1.3 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
94
ba
nd u
Tabel 3.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung 2012 – 2016 (Persen)
102
ht
tp
://
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung 2012 – 2016 (Persen) Tabel 3.3 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2012 – 2016
106
Tabel 4.1 PDRB Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2012 – 2016 (Trilyun Rupiah)
110
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
iv
112
Tabel 4.3 PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2016 (Juta Rupiah)
115
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan dan PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
117
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
id
Tabel 4.2 LPE Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2012 – 2016 (Persen)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
v
DAFTAR GRAFIK Judul Grafik
Halaman
go .
Grafik 3.2 Struktur Ekonomi Kota Bandung Tahun 2016
90
id
Grafik 3.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 (Trilyun Rupiah)
101
ot a
.b
ps .
Grafik 3.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2012 – 2016
100
104
nd u
ng k
Grafik 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016 (persen)
107
://
ba
Grafik 3.5 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2011 – 2016
111
Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat 2012 – 2016 (Persen)
113
ht
tp
Grafik 4.1 Struktur Perekonomian Wilayah Bandung Raya Tahun 2016 (Persen)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
vi
DAFTAR LAMPIRAN Judul Tabel
Halaman 121
id
Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2016 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah)
122
.b
ps .
go .
Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2012 - 2016
123
nd u
ng k
ot a
Lampiran 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012 - 2016
124
ht
tp
://
ba
Lampiran 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012 2016 Lampiran 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012 - 2016
125
Lampiran 6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012 - 2016
126
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
vii
127
Lampiran 8. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (2010=100), 2012 - 2016
128
id
Lampiran 7. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010=100, persen), 2012 - 2016
129
.b
ps .
go .
Lampiran 9. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Menurut Lapangan Usaha (2010=100), 2012 - 2016
130
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
Lampiran 10. Laju Pertumbuhan Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012-2016
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
viii
BAB I PENJELASAN UMUM Pembangunan
nasional
adalah
serangkaian
upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa serta negara dengan maksud untuk mewujudkan tujuan nasional yang terkandung serta
seluruh
tumpah
go .
id
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa darah
Indonesia,
mewujudkan
dalam
melaksanakan
ketertiban
.b
serta
dunia
yang
ot a
ikut
ps .
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berlandaskan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan kesejahteraan
nd u
meningkatkan
ng k
sosial. Pembangunan nasional yang terus dilaksanakan guna masyarakat
terdiri
dari
ba
pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia.
://
Pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha peningkatan
tp
produktifitas melalui proses produksi dengan cara pemanfaatan
ht
sumber daya potensial yang dimiliki oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya ekonominya secara
optimal
guna meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya. Dengan demikian pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
1
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Lincolin Arsyad,1999). Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga nilai pokok, yaitu ; (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk
memenuhi
kebutuhan
pokoknya
(basic
needs),
(2)
meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai
id
manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
go .
memilih (freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari
ps .
hak asasi manusia (Todaro dalam Arsyad, 1999).
.b
Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembangunan
ot a
ekonomi di suatu daerah, digunakan salah satu indikator makro
ng k
yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
nd u
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Indikator ini dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu
ba
tertentu, menggambarkan struktur ekonomi dan hasil analisisnya
tp
://
menggambarkan kinerja sektor perekonomian.
ht
Oleh sebab itu, perlu disajikan angka PDRB secara berkala.
Hal ini digunakan sebagai bahan perencanaan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan regional khususnya di bidang ekonomi. Di samping itu, angka PDRB dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
2
1.1
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di suatu wilayah domestik. PDRB ini timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan
id
yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang
go .
disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
ps .
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB
.b
nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode
ot a
penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. pada
tahun
dasar
dan
bertujuan untuk mengukur
nd u
harga
ng k
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dalam publikasi ini
Manfaat Produk Domestik Regional Bruto
tp
1.2
://
ba
tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010.
ht
Data PDRB adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
3
2. PDRB
harga
berlaku
menunjukkan
pendapatan yang
memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah. 3. PDRB
harga
konstan
menunjukkan
laju
(rill)
dapat
pertumbuhan
digunakan
untuk
ekonomi
secara
keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. 4. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha
id
menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap
go .
kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori
ps .
ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis
untuk
produk
ot a
digunakan
menunjukkan
tujuan
ng k
pengeluaran
.b
perekonomian suatu wilayah. PDRB harga berlaku menurut barang
konsumsi,
dan
jasa
investasi
dan
5. Distribusi
nd u
diperdagangkan dengan pihak luar wilayah. PDRB
menurut
pengeluaran
menunjukkan
ba
peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa
tp
://
yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha ekonomi.
ht
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. 7. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan PRB per satu orang penduduk.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
4
8. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah. 1.3
Perubahan Tahun Dasar PDRB
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi
go .
id
pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara ChinaASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan
ps .
internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan pencatatan statistik nasional.
ot a
.b
contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme
ng k
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional
nd u
adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari
ba
tahun 2000 ke 2010. PDRB tahun dasar 2010 mengadopsi
://
rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang
tp
dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui
ht
penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). 1.3.1 Pengertian SNA 2008
SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
5
konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan
1.3.2 Manfaat Perubahan Tahun Dasar
go .
id
lebih baik dijelaskan dan dipahami.
ps .
Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain :
ot a
.b
1. Menginformasikan perekonomian regional yang terkini
seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi;
ng k
2. Meningkatkan kualitas data PDRB;
nd u
3. Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara
ba
internasional.
://
1.3.3 Implikasi Perubahan Tahun Dasar
ht
tp
Pergeseran harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: 1.
Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian;
2.
Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
6
berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; 3.
Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting.
1.3.4 Alasan Tahun 2010 Sebagai Tahun Dasar
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Tahun 2010 dipilih sebagai
go .
id
tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut:
Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil;
2.
Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10
ot a
.b
ps .
1.
(sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan
ng k
teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar
ba
3.
nd u
pola distribusi dan munculnya produk-produk baru;
://
dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun (SNA Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan,
ht
4.
tp
1993);
sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; 5.
Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI);
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
7
6.
Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari aktivitas produksi tersebut.
1.4
Implementasi SNA 2008 dalam PDRB Tahun Dasar 2010
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranya merupakan revisi utama. Beberapa revisi yang diadopsi
go .
id
dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 diantaranya: 1. Konsep dan Cakupan: perlakuan Work-in Progress (WIP)
ps .
pada Cultivated Biological Resources (CBR): Merupakan
ot a
.b
penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum di panen sebagai bagian dari output lapangan
ng k
usaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang
nd u
belum di panen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, belum
ba
nilai pohon kelapa sawit atau karet yang
://
berbuah/dipanen.
tp
2. Metodologi : perbaikan metode penghitungan output
ht
bank dari Imputed Bank Services Charge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services Indirectly Measured (FISIM)
3. Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price): Merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
8
Valuasi ini hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB menggunakan harga produsen. 4. Klasifikasi : Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua
klasifikasi
tersebut
sebagai
Klasifikasi
Baku
Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan
id
Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2010 (KBKI 2010).
go .
Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA
ps .
sebelumnya dan SNA 2008 antara lain dijelaskan pada Tabel 1.1.
ot a
.b
Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB Konsep Lama
://
2. Metode
ba
pertanian
ht
tp
penghitungan output bank komersial.
3. Biaya eksplorasi
mineral dan pembuatan produk original
Hanya mencakup output pada saat panen
Output saat panen ditambah nilai hewan dan tumbuhan yang belum menghasilkan
Menggunakan metode Imputed Bank Services Charge (IBSC)
Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM) Dicatat sebagai output dan dikapitalisasi sebagai PMTB
nd u
1. Output
Konsep Baru
ng k
Variabel
Dicatat sebagai konsumsi antara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
9
1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010
Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100) menggunakan KBLI 2009. Perbandingan keduanya
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
id
pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel 1.2.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
10
Tabel 1.2 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000
PDRB Tahun Dasar 2010
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
3. Industri Pengolahan
C. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
D. Pengadaan Listrik, Gas E. Pengadaan Air
5. Konstruksi
F. Konstruksi
://
id
go .
ps .
ba
nd u
7. Pengangkutan dan Komunikasi
ht
tp
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa
G.Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
.b ot a
ng k
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
B. Pertambangan dan Penggalian
H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan L. Real Estate M, N Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
11
Sementara klasifikasi PDRB menerut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar tidak banyak mengalami perubahan seperti tabel 1.3 berikut. Tabel 1.3 Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000
PDRB Tahun Dasar 2010
id
go .
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Impor
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Impor
ht
2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
ps .
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
12
BAB II RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1
Ruang Lingkup
Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing dan
subkategori
lapangan
usaha,
id
kategori
cara-cara
go .
perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga
ps .
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber
ot a
.b
datanya.
ng k
2.1.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kategori ini mencakup segala
pengusahaan
yang
nd u
didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau
ba
barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan
://
untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual utamanya
ht
tujuan
tp
kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang untuk
memenuhi
kebutuhan
sendiri
(subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan. 2.1.1.1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
13
a. Tanaman Pangan Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dan lain-lain), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai,
id
gandum, dan lain-lain). Keseluruhan komoditas di atas masuk
go .
ke dalam golongan tanaman semusim, dengan wujud produksi
ps .
pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih
.b
termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud
ot a
produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara
ng k
lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung
nd u
dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah.
ba
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Seksi
tp
://
Statistik Produksi BPS Kota Bandung. Data harga berupa harga
ht
produsen diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan diperoleh dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT).
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
14
b. Tanaman Hortikultura Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura pemungutan hasilnya
go .
berumur lebih dari satu tahun dan
id
tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya
ps .
dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali
.b
penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman
ot a
hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-
ng k
buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
nd u
Data produksi komoditas hortikultura diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kota Bandung. Data harga berupa
ba
harga produsen diperoleh dari Seksi Statistik Keuangan dan
tp
://
Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Data indikator harga
ht
berupa Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk
biaya
produksi
kelompok
tanaman
hortikultura
diperoleh dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman hortikultura diperoleh dari hasil Sensus Pertanian.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
15
c. Tanaman Perkebunan Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan
id
kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman
go .
perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak,
ps .
wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave,
.b
abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi,
ot a
teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan
ng k
sebagainya.
nd u
Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Data harga berupa
ba
harga produsen dan indikator harga berupa Indeks Harga
tp
://
Produsen diperoleh serta Indeks yang dibayar petani untuk
ht
biaya produksi kelompok tanaman perkebunan dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian. d. Peternakan Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
16
dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Golongan ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras
id
pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras,
go .
telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya.
ps .
Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari
.b
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Data
ot a
harga berupa harga produsen, data indikator harga berupa
ng k
Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk
nd u
biaya produksi kelompok peternakan dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat.
ba
Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan diperoleh
tp
://
dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Peternakan
ht
(Ternak Besar dan Kecil, Ternak Unggas, dan Sapi Perah) yang dilakukan oleh Subdit Statistik Peternakan BPS. e. Jasa Pertanian dan Perburuan Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
17
yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa. Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar rangka
pengendalian
populasi
dan
pelestarian.
go .
dalam
id
mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar
ps .
Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari Termasuk
perburuan
ot a
penangkapan.
.b
furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan dan
penangkapan
ng k
binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan
nd u
binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang
ba
atau sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang,
tp
://
reptil atau kulit burung dan kegiatan perburuan atau
ht
penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut. Output jasa pertanian diperoleh dengan pendekatan imputasi dengan memperhatikan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output yang dihasilkan oleh suatu
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
18
kegiatan pertanian pada periode tertentu. Output kegiatan pertanian diperoleh dan Subdit Neraca Barang BPS. Sedangkan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, Survei Struktur Ongkos Usaha Tani, dan Survei Perusahaan Peternakan yang dilakukan oleh
BPS.
Sedangkan
untuk
kegiatan
perburuan
dan
penangkapan satwa liar diestimasi menggunakan pendapatan Konservasi
Sumber
Daya
Alam
dan
go .
Ditjen
id
devisa dari penjualan satwa liar yang datanya diperoleh dari Ekosistem
ps .
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
ot a
.b
2.1.1.2 Kehutanan dan Penebangan Kayu
ng k
Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan,
nd u
dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang
ba
kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak.
://
Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi
tp
kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun
ht
hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak. Data produksi kayu bulat dan hasil hutan lainnya berasal dari Perum Perhutani. Data harga produsen, data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Seksi BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
19
Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Kehutanan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Kehutanan BPS. 2.1.1.3 Perikanan Subkategori ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air
go .
id
lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan
ps .
meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut,
ot a
.b
dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut
ng k
dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan
nd u
perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan
ba
atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.
://
Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Dinas
tp
Pertanian dan Ketahanan Pangan. Data harga berupa harga
ht
produsen, data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Perikanan BPS.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
20
Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah kategori melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output ikutan. Disamping itu, komoditi lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran
id
persentase pelengkap yang diperoleh dari berbagai survei
go .
khusus. Penghitungan output pada kategori ini tidak hanya
ps .
mencakup output utama dan ikutan pada saat panen tetapi
.b
juga ditambahkan output yang diadopsi dari implementasi SNA
ot a
2008. Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas yang
ng k
dapat diambil hasilnya berulang kali, outputnya juga mencakup
nd u
biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang dinamakan dengan Cultivated Biological Resources (CBR).
ba
Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas
tp
://
semusim atau yang diambil hasilnya hanya sekali, outputnya
ht
juga mencakup biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut sebagai Work-in-Progress (WIP). Sehingga total output pada kategori ini merupakan penjumlahan dari nilai output utama, output ikutan,
dan
CBR
atau
WIP
ditambah
dengan
nilai
pelengkapnya.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
21
Nilai Tambah Bruto (NTB) suatu subkategori diperoleh dari
penjumlahan
NTB
tiap-tiap
kegiatan
usaha
yang
menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dan pengurangan nilai output atas harga dasar dengan seluruh pengeluaran konsumsi antara. Estimasi NTB atas dasar harga konstan
2010
menggunakan
metode
revaluasi,
yaitu
mengalikan produksi di tahun berjalan dengan harga pada
id
tahun dasar (tahun 2010) untuk mengestimasi output konstan
ps .
go .
tahun berjalan. 2.1.2 Pertambangan dan Penggalian
ot a
.b
Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam Kategori Pertambangan dan Penggalian, dikelompokkan dalam empat
ng k
subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi
nd u
(migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih
ba
logam serta pertambangan dan penggalian lainnya.
://
2.1.2.1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
ht
tp
Subkategori Pertambangan migas dan panas bumi meliputi
kegiatan
produksi
minyak
bumi
mentah,
pertambangan dan pengambilan minyak dan serpihan minyak dan pasir minyak dan produksi gas alam serta pencarian cairan hidrokarbon. Subkategori ini juga mencakup kegiatan operasi dan/atau pengembangan lokasi penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. Pendekatan
penghitungan yang
digunakan
adalah
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
22
diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi. 2.1.2.2 Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas batubara seperti
id
antrasit, bituminous dan subbituminous baik pertambangan di
go .
permukaan tanah atau bawah tanah, termasuk pertambangan
ps .
dengan cara pencairan. Operasi pertambangan tersebut
.b
meliputi penggalian, penghancuran, pencucian, penyaringan
ot a
dan pencampuran serta pemadatan meningkatkan
ng k
atau memudahkan pengangkutan
dan
kualitas
penyimpanan/
nd u
penampungan. Termasuk pencarian batubara dari kumpulan
ba
tepung bara.
Lignit
mencakup
penambangan
di
://
Pertambangan
tp
permukaan tanah termasuk penambangan dengan metode
ht
pencairan dan kegiatan lain untuk meningkatkan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Untuk
memperoleh
output
batubara
dan
lignit
digunakan metode pendekatan produksi. Untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 digunakan dengan
cara
yang
sama
seperti
pada
subkategori
pertambangan migas yaitu revaluasi. Data produksi batubara dan lignit serta Harga Batubara Acuan (HBA) diperoleh dari BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
23
Ditjen Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM; Statistik Pertambangan Non Migas - BPS serta beberapa data dari BPS Provinsi /Kabupaten/Kota; Dinas Pendapatan Daerah. 2.1.2.3 Pertambangan Bijih Logam Sub
kategori
ini mencakup
pertambangan
dan
pengolahan bijih logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga, timah, seng,
id
timah hitam, mangan, krom, nikel kobalt dan lain. Termasuk
go .
bijih logam mulia lainnya. Kelompok bijih logam mulia lainya
ps .
mencakup pembersihan dan pemurnian yang tidak dapat
.b
dipisahkan secara administratif dari usaha pertambangan bijih
ot a
logam lainnya.
ng k
Beberapa jenis produknya, antara lain: pertambangan
nd u
pasir besi dan bijih besi dan peningkatan mutu dan proses
ba
aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan bijih
://
logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan
tp
uranium, alumunium (bauksit), tembaga, timah, seng, timah
ht
hitam, mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seperti emas, platina, perak dan logam mulia lainnya. Penghitungan output bijih logam menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan deflator Indeks Harga Produsen (IHP) tembaga dan emas.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
24
2.1.2.4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya Subkategori ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan
id
komoditi penggalian selain tersebut di atas. Termasuk dalam
go .
subkategori ini adalah komoditi garam hasil penggalian. Output
ps .
dan produksi barang-barang galian terdapat pada publikasi
.b
Statistik penggalian tahunan. Sementara itu PDB triwulan di
ot a
estimasi menggunakan data produksi bahan galian dari Survei
ng k
Khusus yang dilakukan Direktorat Neraca Produksi (DNP).
nd u
2.1.3 Industri Pengolahan
ba
Kategori Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi
://
di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur
tp
atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri
ht
pengolahan
berasal
dan
produk
pertanian, kehutanan,
perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan
industri
pengolahan
lainnya.
Perubahan,
pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
25
produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama di mana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak. 2.1.3.1 Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi Subkategori ini mencakup kegiatan perubahan minyak,
id
gas bumi dan batubara menjadi produk yang bermanfaat
go .
seperti: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana meliputi
ps .
pemisahan minyak bumi menjadi produk komponen melalui
.b
teknis seperti pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang
ot a
dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon
ng k
dan metan, gasoline, minyak tanah, gas etane, propane dan
nd u
butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini
ba
adalah pengoperasian tungku batubara, produksi batubara dan
tp
kode 19.
://
semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009:
ht
2.1.3.2 Industri Makanan dan Minuman Subkategori
ini
merupakan
gabungan
dari
dua
subkategori, yaitu Industri Makanan dan Industri Minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan. Industri Minuman mencakup pembuatan minuman beralkohol maupun tidak beralkohol, air BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
26
minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk teh dengan kadar kafein yang tinggi. KBLI 2009: kode 10 dan 11. 2.1.3.3 Industri Pengolahan Tembakau
id
Subkategori ini meliputi pengolahan tembakau atau
go .
produk pengganti tembakau, rokok, cerutu, cangklong, snuff,
ps .
chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi
.b
tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau.
ot a
Beberapa produk yang dihasilkan rokok dan cerutu, tembakau
ng k
pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok putih dan
nd u
lain-lain. KBLI 2009: kode 12.
ba
2.1.3.4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
://
Subkategori
ini
merupakan
gabungan
dari
dua
tp
subkategori yaitu Industri Tekstil dan Industri Pakaian Jadi.
ht
Industri tekstil mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti: sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali, dan lain-lain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Subkategori ini BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
27
juga mencakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dan bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, batik, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesanan, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan 14. 2.1.3.5 Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki Subkategori ini mencakup pengolahan dan pencelupan
id
kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi
go .
kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan
ps .
pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap
.b
pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian alas
kaki.
Subkategori
ng k
pembuatan
ot a
kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan ini
juga
mencakup
nd u
pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi
ba
atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari
://
tekstil, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 15.
tp
2.1.3.6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan
ht
Barang Anyaman Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
28
Subkategori ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan
perabot
kayu
dan
sejenisnya.
Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan, pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dan kayu, kerajinan dan kayu, alat dapur dan kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode 16. 2.1.3.7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, ini
merupakan
gabungan
go .
Subkategori
id
dan Reproduksi Media Rekam
dari
dua
ps .
subkategori yaitu Industri Kertas dan Barang dari Kertas, dan
.b
Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Industri
ot a
Kertas dan Barang dari Kertas mencakup pembuatan bubur
ng k
kayu, kertas, dan produk kertas olahan. Pembuatan dari
nd u
produk-produk tersebut merupakan satu rangkaian dengan
ba
tiga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur
://
kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi
tp
lembaran-lembaran dan yang ketiga barang dari kertas dengan
ht
berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal
yang utama. Industri
Pencetakan dan
Reproduksi Media Rekaman mencakup pencetakan barangbarang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan Industri Pencetakan; proses pencetakan termasuk
bermacam-macam
metode/cara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
untuk 29
memindahkan suatu image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan 18. 2.1.3.8 Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu Industri Kimia dan Industri Farmasi dan Obat Tradisional. Industri Kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah
id
dengan proses kimia dan pembentukan produk. Ciri produk
go .
kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama
ps .
dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan
.b
melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang
ot a
merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri
ng k
Farmasi dan Obat Tradisional mencakup pembuatan produk
nd u
farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan ini mencakup
ba
antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat
://
diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan
tp
produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20
ht
dan 21.
2.1.3.9 Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Subkategori ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plastik atau daur ulang. Namun demikian tidak berarti bahwa semua barang dari bahan baku BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
30
karet dan plastik termasuk di golongan ini, misalnya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk kolam renang mainan anakanak. KBLI 2009: kode 22. 2.1.3.10 Industri Barang Galian Bukan Logam Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu
id
mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik
go .
dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan
ps .
dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya
ot a
.b
juga termasuk disini. KBLI 2009: kode 23.
ng k
2.1.3.11 Industri Logam Dasar
Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan
nd u
penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak
ba
dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan
://
bermacam teknik metalurgi. Contoh produk: industri besi dan
tp
baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja,
ht
logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009: kode 24. 2.1.3.12 Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Golongan ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, container/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi, pembuatan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
31
komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-barang
elektronik
sejenis,
termasuk
pembuatan
komponennya, pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan 27. 2.1.3.13 Industri Mesin dan Perlengkapan Kegiatan yang tercakup dalam Subkategori Industri
id
Mesin dan Perlengkapan adalah pembuatan mesin dan berhubungan
dengan
pengolahan
ps .
yang
go .
peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau bahan-bahan,
.b
termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan
ot a
menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan
ng k
secara khusus. Subkategori ini juga mencakup pembuatan
nd u
mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang
ba
atau barang dalam dasar pembatasan, peralatan tangan,
://
peralatan tetap atau bergerak tanpa memperhatikan apakah
tp
peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan
ht
sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009: kode 28.
2.1.3.14 Industri Alat Angkutan Subkategori ini mencakup Industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta Industri alat angkutan lainnya. Cakupan dan golongan ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang, alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
32
dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa. Golongan ini juga mencakup pembuatan berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer. KBLI 2009: kode 29 dan 30. 2.1.3.15 Industri Furnitur Industri Furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan
id
kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan
go .
mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan
ps .
dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan
.b
dan pelapisan. Perancangan produk baik untuk estetika dan
ot a
kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses
ng k
produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan
nd u
yang khusus. KBLI 2009: kode 31.
ba
2.1.3.16 Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan
://
Pemasangan Mesin dan Peralatan
tp
Subkategori ini mencakup pembuatan berbagai macam
ht
barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, bahan input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat
berubah-ubah
secara
luas
dan
ukuran
umum.
Subkategori ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan
dan
pemeliharaan
peralatan
komputer
dan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
33
komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga. Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan 33. Sumber
data
Industri
Pengolahan
Batubara
dan
id
Pengilangan Minyak dan Gas Bumi terdiri dari: Data produksi
go .
Pengilangan Migas diperoleh dari, Ditjen Migas, Kementrian
ps .
Energi dan Sumber Daya Mineral. Data produksi/indikator
.b
produksi Industri Batubara diperoleh dari Direktorat Statistik
ot a
Industri-BPS. Data harga produk minyak bumi diperoleh dari
ng k
Ditjen Migas, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,
nd u
harga LNG diperoleh dari harga ekspor LNG dari Direktorat Statistik Distribusi-BPS, kurs ekspor dari Direktorat Neraca
ba
Pengeluaran-BPS, sedangkan indikator harga untuk Industri
tp
://
Batubara diperoleh dari Direktorat Statistik Harga-BPS. Data
ht
struktur biaya diperoleh dari Publikasi Statistik Pertambangan Migas-BPS.
Sumber data Industri Makanan dan Minuman sampai dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan
Mesin
dan
Peralatan
terdiri
dari:
Produksi/Indikator Produksi yang dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Indeks produksi Industri Besar Sedang (IBS) dan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) diperoleh dari
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
34
Seksi
Statistik
Produksi
BPS
Kota
Bandung.
Data
Harga/Indikator Harga diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kota Bandung dan Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat. Data Struktur Biaya diperkirakan dari Hasil Survei Tahunan IBS dan Hasil Survei Tahunan IMK - BPS ditambah dengan berbagai Survei Khusus yang dilakukan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kota Bandung.
id
Pendekatan penghitungan untuk kegiatan Industri
go .
Pengolahan Migas menggunakan pendekatan produksi. Output
ps .
atas dasar harga berlaku adalah merupakan perkalian antara
.b
produksi dengan harga untuk masing-masing tahun, sedangkan
ot a
output atas dasar harga konstan digunakan cara revaluasi,
ng k
yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan
nd u
harga pada tahun dasar 2010. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisisih antara output atas dasar harga berlaku konsumsi
ba
dengan
antara
untuk
masing-masing
tahun,
tp
://
sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
ht
selisih output atas dasar harga konstan dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan. Pendekatan estimasi untuk Industri Batubara sampai dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
35
sedangkan output atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi antara atas dasar
id
harga konstan. Dalam penghitungan NTB industri pengolahan dasar 2010.
ot a
.b
2.1.4 Pengadaan Listrik dan Gas
ps .
go .
subkategori ini, tabel SUT 2010 menjadi acuan sebagai tahun
Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga
ng k
listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin
nd u
dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau
ba
pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur
://
tidak dapat ditentukan dengan pasti, termasuk kegiatan
tp
pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta
ht
pendinginan udara dan air untuk tujuan produksi es. Produksi es untuk kebutuhan makanan/ minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
36
2.1.4.1 Ketenagalistrikan Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun
oleh
perusahaan
swasta
(Non-PLN),
seperti
pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan
id
maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang
go .
dibangkitkan atau diproduksi meliputi listrik yang dijual, yang dicuri. penghitungan
dengan
ot a
Metode
.b
ps .
dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan distribusi, dan listrik menggunakan
ng k
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
nd u
diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga dasar per unit produksi pada masing-
ba
masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan
tp
://
2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan
ht
kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga dasar per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Data yang diperlukan adalah data produksi dan harga. Data produksi berupa listrik terjual dan listrik dibangkitkan baik oleh PLN maupun non-PLN. Sama seperti data produksi, harga
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
37
juga mencakup harga penjualan dan harga pembangkitan, baik data produksi maupun data harga, bersumber dari PT. PLN. 2.1.4.2 Pengadaan Gas dan Produksi Es Subkategori ini menghasilkan Gas Alam, Gas Buatan, Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es. Subkategori ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke konsumen melalui suatu sistem saluran pipa,
id
dan kegiatan penjualan gas. Subkategori ini juga mencakup
go .
penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan,
ps .
pendistribusian dan penyediaan semua jenis bahan bakar gas,
.b
penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa.
ot a
Termasuk penyaluran, distribusi dan pengadaan semua jenis
ng k
bahan bakar gas melalui sistim saluran, perdagangan gas
nd u
kepada konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang
ba
mengurus perdagangan gas melalui sistim distribusi gas yang
://
dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan
tp
komoditas dan kapasitas pengangkutan bahan bakar gas.
ht
Kegiatan Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin dan
Produksi Es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk es untuk kebutuhan makanan/ minuman dan tujuan non makanan.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
38
Metode penghitungan seri 2010 dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan
id
harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk
go .
memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun
.b
ot a
masing tahun dengan rasio NTB.
ps .
konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-
2.1.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang
ng k
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan
nd u
usaha yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk
ba
limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan baik
://
rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari
tp
lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau
ht
kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau
oleh
unit
yang
terlibat
dalam
pengelolaan
limbah/kotoran. Metode penghitungan Nilai Tambah Bruto untuk pengadaan air tahun dasar 2010 menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
39
perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data
harga
yang
tidak
tersedia
pada
tahun
terakhir
diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan
2010
diperoleh
dengan
cara
revaluasi,
yaitu
mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-
id
masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun berlaku
maupun
konstan
2010
adalah
ps .
harga
go .
2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar dengan
.b
mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio
ot a
NTB.
ng k
Penghitungan pengelolaan Sampah/Limbah dengan
nd u
pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja pengelolaan, pembuangan dan pembersihan sampah dilakukan oleh
ba
Pemerintah dan swasta. Kegiatan yang dilakukan pemerintah
tp
://
menggunakan APBN/APBD.
ht
2.1.6 Konstruksi
Kategori Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
40
konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Hasil kegiatan konstruksi antara lain: konstruksi gedung tempat tinggal; konstruksi gedung bukan tempat tinggal;
id
konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan
go .
pesawat terbang, jalan rel dan jembatan kereta api,
ps .
terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi,
.b
drainase, sanitasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun,
ot a
parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara, dan
ng k
sejenisnya.
nd u
Konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi, distribusi dan bangunan
ba
jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan
tp
://
bangunan sipil: instalasi listrik termasuk alat pendingin dan
ht
pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat; Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, gedung
termasuk
atau
pembongkaran
bangunan
lainnya
dan
serta
penghancuran
pembersihannya;
Penyelesaian konstruksi sipil seperti pemasangan kaca dan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
41
aluminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan;
pengerjaan
interior
dan
dekorasi
dalam
penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seperti derek lori, molen, buldoser, alat pencampur beton, mesin pancang, dan sejenisnya.
id
Metode yang digunakan untuk memperkirakan ouput
go .
harga berlaku adalah metode ekstrapolasi dengan indeks
ps .
konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk
.b
mendapatkan output harga konstan, output harga berlaku Sementara
konsumsi
ng k
deflator.
ot a
dideflasi dengan menggunakan IHPB konstruksi sebagai antara
didapat
dengan
nd u
menggunakan metode commodity flow beberapa komoditas utama dari konsumsi antara, misalnya produksi semen, kayu,
ba
juga bahan galian. NTB berlaku didapat dari nilai output
tp
://
berlaku dikurangi dengan biaya antara berlaku. Sementara NTB
ht
konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010. 2.1.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dan berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
42
barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan
yang
terkait
dengan
perdagangan,
seperti
penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang,
id
pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari
go .
ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang pembersihan
dan
pengeringan
.b
tidak,
ps .
lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun hasil
pertanian,
ot a
pemotongan lembaran kayu atau logam.
ng k
Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan,
nd u
menyortir, dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar, membongkar dan ukuran besar dan mengepak ulang penjualan
kembali
barang-barang
(tanpa
tp
://
melakukan
ba
menjadi ukuran yang lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran
ht
perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
43
pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. 2.1.7.1 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan
id
besar dan eceran, perawatan dan pemeliharaan mobil dan
go .
motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan
ps .
eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga
.b
mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat dalam
ng k
ot a
perdagangan besar dan eceran kendaraan.
Sepeda Motor
nd u
2.1.7.2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
ba
Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang
://
perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa
tp
perubahan teknis) dan berbagai jenis barang, baik penjualan
ht
secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan
tahap
akhir
dalam
pendistribusian
barang
dagangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan dalam subkategori ini. Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
44
diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang dikeluarkan
oleh
(berlaku/konstan)
pedagang. dihitung
Output
perdagangan
menggunakan
metode
tidak
langsung, yaitu menggunakan metode pendekatan arus barang "commodity flow approach". Marjin perdagangan diperoleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan dengan output barang yang dihasilkan oleh industri penghasil barang
id
domestik ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian nilai
tambah
untuk
memperoleh
ps .
rasio
go .
output atau marjin perdagangan tersebut dikalikan dengan nilai
tambah
.b
perdagangan. Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor
ot a
dihitung dengan pendekatan produksi, dengan indikator
ng k
produksinya adalah jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan
nd u
nilai tambah konstannya nilai tambah berlaku yang diperoleh
ba
di-deflate menggunakan IHK umum (BPS).
://
2.1.8 Transportasi dan Pergudangan
tp
Kategori
ini
mencakup
penyediaan
angkutan
ht
penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
45
suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti: terminal, pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain. 2.1.8.1 Angkutan Rel Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang
id
menggunakan jalan rel kereta melalui antar kota, dalam kota
go .
dan pengoperasian gerbong tidur atau gerbong makan kereta
ps .
api yang sepenuhnya dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (PT.
.b
KAI).
ot a
Metode estimasi yang digunakan yaitu pendekatan
ng k
produksi. Indikator produksi adalah jumlah penumpang dan
nd u
barang yang diangkut atau jumlah km-penumpang dan km-ton
ba
barang. Output dan NTB atas dasar harga berlaku diolah dari
://
laporan keuangan PT. KAI. Sedangkan data indikator harga
tp
menggunakan IHK jasa angkutan jalan rel dari Seksi Statistik
ht
Distribusi BPS Kota Bandung. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan
jumlah
penumpang
dan
barang
sebagai
ekstrapolatornya. NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh berdasarkan perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun 2010.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
46
2.1.8.2 Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan
penumpang
dan
barang menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air.
id
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan
go .
produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan
ps .
perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib uji)
.b
dengan indikator harga (rata-rata output untuk masing-masing
ot a
jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar harga dengan
indeks
jumlah
kendaraan
sebagai
nd u
ekstrapolasi
ng k
konstan 2010 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolatornya. NTB dihitung berdasarkan perkalian antara
ba
rasio NTB dengan outputnya.
tp
://
Indikator produksi berupa jumlah kendaraan/armada
ht
wajib uji (taksi, angkot, bis, dan truk) diperoleh dari Samsat Bandung. Data untuk penghitungan struktur output dan rasio NTB diperoleh dari laporan keuangan beberapa perusahaan angkutan udara. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
47
2.1.8.3 Angkutan Laut Meliputi
kegiatan
pengangkutan
penumpang
dan
barang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah domestik. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang diusahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan.
id
pelayaran ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan
Output
atas
dasar
harga
berlaku
ps .
produksi.
go .
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan diperoleh
.b
berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator
ot a
harganya. Output atas dasar harga konstan 2010 dihitung
ng k
dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah
nd u
penumpang dan indeks muat barang sebagai ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB
://
ba
dengan outputnya.
tp
2.1.8.4 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
ht
Kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan pengangkutan
penumpang, barang dan kendaraan dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau baik bermotor maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
48
dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau serta penyeberangan. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi rata-rata tertimbang jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian
id
antara rasio NTB dengan outputnya.
ini
meliputi
kegiatan
ps .
Kegiatan
go .
2.1.8.5 Angkutan Udara
pengangkutan
diusahakan
oleh
perusahaan
ot a
yang
.b
penumpang dan barang dengan menggunakan pesawat udara penerbangan
yang
pendekatan
produksi.
nd u
adalah
ng k
beroperasi di Indonesia. Metode estimasi yang digunakan Indikator
produksi
yang
ba
digunakan adalah jumlah penumpang dan jumlah barang yang Output
tp
diangkut.
://
diangkut, atau jumlah km penumpang dan ton-km barang yang atas
dasar
harga
berlaku
diperoleh
ht
berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domestik maupun internasional. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut. Sedangkan NTB diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga tersebut. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
49
Data indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut diperoleh dari PT Angkasa Pura II. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang/km-penumpang
dan
rata-rata
output
per
barang/km-ton barang diperoleh dari laporan perusahaan penerbangan nasional serta IHK jasa angkutan udara dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
id
2.1.8.6 Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan
go .
Kurir kegiatan
pengangkutan,
.b
memperlancar
ps .
Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan yaitu
jasa-jasa
ot a
pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal & parkir), jasa
ng k
pelayanan bongkar muat barang darat dan laut, keagenan
nd u
penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa
ba
pengujian kelayakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang
://
lainnya, pos dan jasa kurir.
tp
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan
ht
produksi. Nilai output dan NTB atas dasar harga berlaku dari hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan
rugi/laba
perusahaan
BUMN
dan
beberapa
perusahaan go public. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan membagi nilai output atas dasar berlaku dengan indeks harga tahun dasar 2010. Nilai NTB atas dasar harga konstan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
50
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010. Sumber data utama untuk kegiatan jasa penunjang angkutan diperoleh dari Badan Usaha Milik Negara, seperti : PT Angkasa Pura II, PT Jasa Marga, Dinas Perhubungan, dan beberapa instansi/perusahaan penunjang angkutan lainnya. Sedangkan indikator harga berupa IHK sarana penunjang
go .
id
transpor dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
ini
mencakup
penyediaan
ps .
Kategori
akomodasi
ot a
.b
penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk
ng k
konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang
nd u
disediakan sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan
ba
akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama,
://
penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi
tp
segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan
ht
eceran.
2.1.9.1 Penyediaan Akomodasi Subkategori
ini
mencakup
kegiatan
penyediaan
akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti asrama atau rumah kost dengan makan maupun tidak dengan makan). Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
51
akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seperti hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan
id
tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan
go .
penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit subkategori
akomodasi
.b
NTB
ps .
dipisahkan.
diperoleh
dengan
ot a
menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang
ng k
digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator
nd u
harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara
ba
indikator produksi dengan indikator harganya. Sedangkan NTB
tp
://
atas dasar harga konstan diperoleh berdasarkan perkalian
ht
output dengan rasio NTB. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi. Data produksi menggunakan data malam kamar terjual dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Indikator harga menggunakan data tarif dari Survei Hotel Tahunan yang dilakukan oleh Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
52
2.1.9.2 Penyediaan Makan dan Minum Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan pemesanan. yang
digunakan
untuk
ps .
Pendekatan
go .
id
makanan dan minuman untuk dikonsumsi segera berdasarkan menghitung
.b
outputnya yaitu melalui pendekatan produksi. Indikator
ot a
produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan
ng k
indikator harganya berupa pengeluaran rata-rata per kapita
nd u
atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku.
ba
Sedangkan, output atas dasar harga konstan dihitung dengan
tp
://
menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan
ht
jadi, minuman, dan rokok sebagai deflator. Dan NTB atas dasar harga
berlaku
maupun
konstan
diperoleh
berdasarkan
perkalian output dengan rasio NTB. Data indikator produksi sub kategori penyediaan makan dan minum bersumber dari Proyeksi Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 - BPS. Sedangkan data indikator harga diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan IHK makanan jadi,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
53
minuman dan rokok dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.10
Informasi dan Komunikasi
Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan
go .
id
pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Kategori terdiri dari beberapa industri yaitu Penerbitan, Produksi
ps .
Gambar Bergerak, Video, Perekaman Suara dan Penerbitan
ot a
.b
Musik, Penyiaran dan Pemograman (Radio dan Televisi), Telekomunikasi, Pemograman, Konsultasi Komputer dan
ng k
Teknologi Informasi. Kegiatan industri penerbitan mencakup
nd u
penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia, atlas,
ba
peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah
://
atau tabloid, termasuk penerbitan piranti lunak. Semua bentuk
tp
penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet,
ht
sebagai produk multimedia seperti cd rom buku referensi dan lain-lain). Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seperti editing, cutting, dubbing film dan lain-lain, pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
54
produksi film lainnya untuk industri lain. Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya. Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu
produksi
perekaman
master
suara
asli,
merilis,
mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seperti kegiatan jasa perekaman suara dalam studio atau tempat lain. Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman hak
untuk
menyalurkannya
dan
go .
perolehan
id
(radio dan televisi) ini mencakup pembuatan isi siaran atau kemudian
ps .
menyiarkannya, seperti radio, televisi dan program hiburan,
.b
berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran
ot a
data, khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau
ng k
TV. Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan
nd u
penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang
ba
melakukan kegiatan ini dapat berdasar pada teknologi tunggal
tp
://
atau kombinasi dari berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini
ht
adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya. Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seperti penulisan, modifikasi, perencanaan
pengujian dan
dan
pendukung
perancangan
sistem
piranti
lunak;
komputer
yang
mengintegrasikan perangkat keras komputer, piranti lunak
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
55
komputer
dan
teknologi
komunikasi;
manajemen
dan
pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku didapat dan nilai
id
produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan
go .
sedang, serta laporan keuangan perusahaan-perusahaan go
ps .
public bergerak di industri informasi dan telekomunikasi,
.b
sedangkan NTB atas dasar harga berlaku didapat dan
ot a
penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan
ng k
komponen-komponen ainnya. Sedangkan output atas dasar
nd u
harga konstan 2010 diperoleh dengan metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output
ba
atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.
tp
://
Sumber data utama untuk kegiatan informasi diperoleh
ht
dari Seksi Statistik Produksi dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, perusahaan go public dibidang televisi dan teknologi informasi, Direktorat Pembinaan Kesenian dan perfilman, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota, sedangkan kegiatan
telekomunikasi
diperoleh
dari
perusahaan
telekomunikasi go public seperti: PT Telkom dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel); PT Indosat dan anak perusahaannya, Excel Axiata; PT. Bakrie
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
56
Telecom; dan PT. Smartfren Telecom, sedangkan indikator harga berupa indeks harga seperti: IHP percetakan dan penerbitan IHK umum dan IHK jasa komunikasi dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.11 Jasa Keuangan dan Asuransi
Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa
go .
id
penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan
ps .
kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan
ot a
.b
lembaga keuangan sejenis.
ng k
2.1.11.1 Jasa Perantara Keuangan
Kegiatan ini mencakup kegiatan yang menghimpun dari
masyarakat
kepada
ba
menyalurkannya
nd u
dana
dalam
bentuk
masyarakat
simpanan dalam
dan
bentuk
://
kredit/pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
ht
tp
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan
kegiatan
pokok
sedangkan
memberikan
jasa
Jasa
Perantara
lainnya
hanya
Keuangan kegiatan
pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat
berharga,
mendiskonto
surat
wesel/kertas
dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
57
menyimpan barang berharga, dan sebagainya. Kegiatan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun syariah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan jasa perantara moneter lainnya. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan untuk
bank
komersial
(termasuk
BPR)
id
produksi
dan
go .
pendekatan pengeluaran untuk bank sentral (Bank Indonesia).
ps .
Output atas dasar harga berlaku dari usaha bank komersial
.b
adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang
ot a
diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas
ng k
transaksi dengan bank, dan imputasi jasa implisit bank yang
nd u
diukur dengan menggunakan metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh karena melakukan kegiatan pendukung,
ba
seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat
tp
://
berharga. Output bank sentral (Bank Indonesia) dihitung
ht
adalah jumlah atas biaya-biaya yang dikeluarkan, termasuk konsumsi antara, pengeluaran untuk upah/gaji pegawai, pajak, dan penyusutan. Sedangkan output KSP, BMT dan Jasa Moneter lainnya diperoleh dengan mengalikan rata-rata pendapatan usaha dengan masing-masing jumlah usahanya. Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK Umum dan Indeks Implisit PDB tanpa Jasa
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
58
Perantara Keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. 2.1.11.2 Asuransi dan Dana Pensiun Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, dimana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang.
id
a. Asuransi dan Reasuransi
go .
Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga
ps .
keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung
.b
resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap
ot a
barang atau orang, termasuk tunjangan hari tua. Pihak
ng k
tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya
nd u
barang atau karena terjadinya kematian pihak tertanggung.
ba
Golongan ini mencakup kegiatan asuransi jiwa, asuransi non
tp
syariah.
://
jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip
ht
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung
output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan penjumlahan dari hasil underwriting, hasil investasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
59
atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan asuransi dan reasuransi diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung,
sedangkan untuk IHK umum diperoleh Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
id
b. Dana Pensiun
go .
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola
ps .
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun
.b
adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau
ot a
sekaligus pada masa pensiun sebagai santunan hari tua/uang
ng k
pension. Dana pensiun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
nd u
Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
ba
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung dari
ht
Output
tp
://
output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. kegiatan
dana
pensiun
merupakan
hasil
pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut. Sedangkan output
atas
dasar
harga
konstan
diperoleh
dengan
menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
60
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan dana pensiun diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.11.3 Jasa Keuangan Lainnya Jasa keuangan lainnya meliputi mencakup kegiatan
pendistribusian
perantara dana
keuangan,
bukan
dalam
serta
go .
dalam
bentuk
ps .
tercakup
id
leasing, kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang tidak kegiatan
pinjaman.
.b
Subkategori ini mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan
ot a
hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan lainnya.
ba
a. Pegadaian
nd u
ng k
kartu kredit, modal ventura, anjak piutang, dan jasa keuangan
mencakup
usaha
penyediaan
fasilitas
://
Pegadaian
tp
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Kredit
ht
atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang
bergerak
yang
diserahkan,
dengan
tidak
memperhatikan penggunaan dana pinjaman yang diberikan. Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan pegadaian merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Pegadaian yang terdiri dari pendapatan sewa modal, pendapatan administrasi, dan pendapatan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
61
lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan
id
pegadaian diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perum
go .
Pegadaian, dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung,
.b
b. Lembaga Pembiayaan
ot a
Distribusi BPS Kota Bandung.
ps .
sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik
ng k
Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna
nd u
usaha dengan hak opsi, pembiayaan konsumen, pembiayaan
ba
kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan
://
leasing lainnya. Sewa guna usaha dengan hak opsi mencakup
tp
kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease
ht
untuk digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit. Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
62
dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang suatu perusahaan. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan lembaga pembiayaan merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan pembiayaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan
id
metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum
go .
digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas
ps .
dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
.b
diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
ot a
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan
ng k
lembaga pembiayaan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan
nd u
(OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik
ba
Distribusi BPS Kota Bandung.
tp
://
c. Modal Ventura
ht
Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan modal ventura. Sedangkan output atas dasar
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
63
harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan modal ventura diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi
id
Statistik Distribusi BPS Kota Bandung , sedangkan untuk IHK Bandung.
.b
2.1.11.4 Jasa Penunjang Keuangan
ps .
go .
umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota
ot a
Jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan yang
ng k
menyediakan jasa yang berhubungan erat dengan aktivitas jasa
nd u
keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Subkategori ini
ba
mencakup kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek),
://
manager investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
tp
penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran
ht
mata uang, jasa broker asuransi dan reasuransi, dan kegiatan pensiun lainnya. a. Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek) Administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana perdagangan efek. Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, seperti bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
64
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek) merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari pendapatan jasa transaksi efek, jasa pencatatan,
jasa
informasi,
dan
pendapatan
lainnya.
Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
id
menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen
go .
(IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto
ps .
(NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
.b
konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
ot a
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan
ng k
administrasi pasar uang (bursa efek) diperoleh dari PT BEI, dan
nd u
Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota
ba
Bandung.
tp
://
b. Manager Investasi
ht
Manager
investasi
mencakup
usaha
mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Metode estimasi untuk output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan manager investasi. Sedangkan output
atas
dasar
harga
konstan
diperoleh
dengan
menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
65
(IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan manager investasi diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari c.
Lembaga Kliring dan Penjaminan
id
Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
go .
Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha
ps .
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
.b
transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode
ot a
estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku
ng k
adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini
nd u
merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT. KPEI). Sedangkan output
ba
atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan
tp
://
metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum
ht
digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan lembaga kliring dan penjaminan diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
66
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga penyimpanan dan usaha
penyelenggarakan
penyelesaian
kustodian
sentral
mencakup bagi
bank
kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain, serta penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi.
id
Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan
go .
keuangan perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT
ps .
KSEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh
.b
dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga
ot a
Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai
ng k
Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun dan rasio NTB.
nd u
atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output
ba
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan
tp
://
lembaga penyimpanan dan penyelesaian diperoleh dari PT
ht
Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. e. Wali Amanat Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
67
dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan wali amanat. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi,
dimana
Indeks
Harga
Konsumen
(IHK)
umum
digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber
id
data berupa laporan keuangan kegiatan wali amanat diperoleh
ps .
f. Jasa Penukaran Mata Uang
go .
dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
.b
Jasa penukaran mata uang (money changer) mencakup
ot a
usaha jasa penukaran berbagai jenis mata uang, termasuk
ng k
pelayanan penjualan mata uang. Metode estimasi yang
nd u
digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini
ba
merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan
tp
://
jasa penukaran mata uang. Sedangkan output atas dasar harga
ht
konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa penukaran mata uang diperoleh dari Subdirektorat Statistik
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
68
Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. g. Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha yang memberikan jasa dalam rangka pelaksanaan penutupan objek
asuransi
milik
tertanggung
kepada
perusahaan-
perusahaan asuransi dan reasuransi sebagai penanggung.
id
Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung
go .
output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. perusahaan
broker
asuransi
.b
keuangan
ps .
Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan dan
reasuransi.
ot a
Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
ng k
menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen
nd u
(IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
ba
konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
tp
://
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa
ht
broker asuransi dan reasuransi diperoleh dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.12 Real Estat
Kategori ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
69
sendiri atau milik orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa
kontrak.
pembangunan
Kategori gedung,
ini
juga
mencakup
pemeliharaan
atau
kegiatan
penyewaan
bangunan. Real estat adalah property berupa tanah dan bangunan. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah
id
tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli dengan
jumlah
penduduk
pertengahan
ps .
rumah
go .
rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan tahun.
.b
Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat
ot a
tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang
ng k
disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m2. NTB diperoleh
nd u
dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan
ba
metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya indeks luas
tp
://
bangunan. Sumber data usaha persewaan bangunan tempat
ht
tinggal diperoleh berdasarkan hasil Susenas dan Sensus Penduduk, BPS (imputasi sewa rumah). Sedangkan data produksi usaha persewaan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil penelitian asosiasi. Struktur input pada usaha persewaan bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ), BPS.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
70
2.1.13
Jasa Perusahaan
Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kategori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M
id
antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan
go .
teknik sipil, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
ps .
periklanan dan penelitian pasar, serta jasa professional, ilmiah
.b
dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan
ot a
yang mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan
ng k
yang termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan
nd u
sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur dan jasa reservasi
://
pertamanan,
jasa
administrasi
kantor,
serta
jasa
tp
dan
ba
lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung
ht
penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya. 2.1.13.1 Jasa Hukum Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan hukum, serta jasa hukum lainnya. Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa. Jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksaan mencakup usaha jasa pembukuan, penyusunan, dan analisis laporan keuangan, persiapan atau pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
71
laporan serta sertifikasi keakuratannya, termasuk juga jasa konsultasi perpajakan. 2.1.13.2 Jasa Arsitek dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Lainnya Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis mencakup usaha jasa konsultasi arsitek, seperti jasa arsitektur perancangan gedung dan drafting, jasa arsitektur perencanaan
go .
serta jasa inspeksi gedung atau bangunan.
id
perkotaan, jasa arsitektur pemugaran bangunan bersejarah,
ps .
2.1.13.3 Periklanan produksi
bahan
periklanan,
perencanaan
dan
ng k
kreatif,
ot a
.b
Periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, pembelian media, termasuk juga kegiatan menciptakan dan
nd u
menempatkan iklan di surat kabar, majalah/tabloid, radio,
ba
televisi, internet, dan media lainnya.
://
2.1.13.4 Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak
ht
tp
Opsi Mesin dan Peralatan Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi
mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil mencakup usaha
jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak
opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya. 2.1.13.5 Jasa Penyaluran Tenaga Kerja Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna karya yang siap pakai, BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
72
seperti agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah tangga, dan lainnya. 2.1.13.6 Jasa Kebersihan Umum Bangunan Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan
bermacam
jenis
gedung,
seperti
gedung
perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah. Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung
id
output kategori jasa perusahaan atas dasar harga berlaku
go .
adalah pendekatan produksi. Output diperoleh dari hasil
ps .
perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output
.b
per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan
ot a
diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi. Nilai
ng k
Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun
nd u
atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output
ba
dan rasio NTB. Sumber data berupa jumlah tenaga kerja
://
diperoleh dari Seksi Statistik Sosial BPS Kota Bandung.
tp
Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik
ht
Distribusi BPS Kota Bandung. 2.1.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kategori
ini
mencakup
kegiatan
yang
sifatnya
pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Kategori ini juga mencakup perundangundangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan
dan
menurut
peraturannya,
seperti
halnya
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
73
administrasi program berdasarkan peraturan perundangundangan, kegiatan legislatif, perpajakan, pertahanan Negara, keamanan dan keselamatan Negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan social wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam KBLI tidak termasuk pada kategori ini, meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh
id
administrasi sistim sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan
go .
kurikulum) termasuk pada kategori ini, tetapi pengajaran itu
ps .
sendiri masuk kategori Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara
.b
atau militer diklasifikasikan pada kategori Q.
ot a
NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga
ng k
berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja pegawai dan
nd u
kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya ditambah dengan penyusutan. Perkiraan
ba
NTB atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan cara
tp
://
ekstrapolasi. Dan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri
ht
sipil menurut golongan kepangkatan sebagai ekstrapolatornya. Data bersumber dari Realisasi APBN. Direktorat Jenderal
Anggaran Departemen Keuangan; Realisasi anggaran belanja rutin
dan
belanja
pembangunan;
Statistik
Keuangan
Pemerintah daerah (K1, K2, K3), BPS; Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah; Jumlah pegawai negeri sipil, Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
74
2.1.15 Jasa Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga, hiburan
dan penunjang pendidikan.
id
Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran
go .
radio dan televise, internet dan surat menyurat. Tingkat
ps .
pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidikan dasar,
.b
pendidikan menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan lain,
ot a
mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan
ng k
anak usia dini.
nd u
Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pengeluaran,
ba
dan untuk Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan
tp
://
pendekatan produksi. Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah
ht
atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi. Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Agama; Berbagai Survei Khusus yang dilakukan oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
75
2.1.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial
id
yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional. Kegiatan
go .
penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: Jasa
ps .
Rumah Sakit; Jasa Klinik; Jasa Rumah Sakit Lainnya; Praktik
.b
Dokter; Jasa Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh
ot a
Paramedis; Jasa Pelayanan Kesehatan
Tradisional; Jasa
Orang
Sakit
(Medical
Evacuation);
Jasa
nd u
Pengangkutan
ng k
Pelayanan Penunjang Kesehatan; Jasa Angkutan Khusus Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan Sosial. menggunakan
://
berlaku
pendekatan
pengeluaran,
tp
harga
ba
Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar
ht
sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi. NTB jasa kesehatan dan kegiatan sosial pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi. Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Kementerian Kesehatan; Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas); Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Seksi Neraca Wilayah dan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
76
Analisis Statistik Kota Bandung, Seksi Statistik Distribusi Kota Bandung. 2.1.17 Jasa Lainnya
Kategori Jasa Lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan
go .
id
Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa
ps .
Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk memenuhi
ot a
.b
kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk Kegiatan Badan Internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan
ng k
Regional, IMF, OECD, dan lain-lain.
nd u
2.1.17.1 Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
ba
Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R
://
meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
ht
tp
umum akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Output panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pajak tontonan yang diterima pemerintah. Output BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
77
untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dan hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ ekstrapolasi dengan deflator/ekstrapolatornya
id
adalah IHK rekreasi dan olahraga/indeks indikator produksi
go .
yang sesuai.
ps .
Sumber data produksi Jasa Kesenian, Hiburan dan
.b
Rekreasi diperoleh dan beberapa sumber, yaitu Kementrian
ot a
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Persatuan Perusahaan
ng k
Periklanan Indonesia (PPPI), dan data penunjang intern BPS
nd u
(Ketenagakerjaan, Susenas, Sensus Ekonomi, Statistik Harga Konsumen, dan Survei-survei Khusus) yang dilakukan oleh
://
ba
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung.
tp
2.1.17.2 Kegiatan Jasa Lainnya
ht
Kegiatan ini berkategori S yang mencakup kegiatan dari
keanggotaan organisasi, jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa perorangan lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
78
output. Sedangkan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum. Data diperoleh dari internal BPS (Sensus Ekonomi, Seksi Statistik Sosial, Seksi Statistik Distribusi Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung). 2.1.17.3 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah
id
Tangga Yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan
go .
Kegiatan berkategori T mencakup kegiatan yang
ps .
memanfaatkan jasa perorangan untuk melayani rumah tangga
.b
yang didalamnya termasuk jasa pekerja domestik (pembantu
ot a
rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya),
ng k
dan Kegiatan Yang Menghasilkan Barang Dan Jasa Oleh Rumah
nd u
Tangga Yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan
ba
(didalamnya termasuk kegiatan pertanian, industri, penggalian,
://
konstruksi, dan pengadaan air). melayani
ht
yang
tp
Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perorangan rumah
tangga/
jasa
pekerja
domestik
(pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya) diperoleh dari perkalian antara pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domestik dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara pekerja jasa domestik merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga majikan. Output dan NTB atas dasar harga berlaku BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
79
diperoleh dengan hasil survei intern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan pendekatan rumah tangga yang menggunakan pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun tidak terlindung. Sementara itu, output dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domestik maupun kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan
id
menggunakan metode deflasi dengan deflatornya laju IHK
go .
umum. Susenas,
Sensus
Penduduk,
.b
yaitu,
ps .
Sumber data kategori ini diperoleh dan intern BPS, Subdirektorat
ot a
Pertambangan, Energi dan Konstruksi (Publikasi Statistik Air
ng k
Bersih), dan Survei Khusus yang dilakukan oleh Seksi Neraca
Kegiatan
Badan
Internasional
dan
Ekstra
kegiatan
badan
ba
2.1.17.4
nd u
Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung.
://
Internasional Lainnya
tp
Kategori
U
yang
mencakup
ht
internasional, seperti PBB dan perwakilannya, Badan Regional dan lain-lain. Output dan NTB berlaku diperoleh dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keuangan badan
internasional
dan
ekstra
internasional
lainnya.
Sementara, untuk output konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
80
internasional lainnya yang berkantor pusat di Kota Bandung dan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung. 2.2
Metode Penghitungan PDRB
PDRB dihitung berdasarkan harga pada tahun berjalan yang disebut dengan PDRB atas dasar harga berlaku, sedangkan yang dihitung dengan harga pada tahun dasar (2010 = 100) disebut
id
dengan PDRB atas dasar harga konstan 2010.
go .
2.2.1 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
ps .
Perhitungan PDRB atas harga berlaku dapat dilakukan
ot a
.b
dengan dua metode, yaitu :
ng k
a. Metode Langsung
Dalam penghitungan metode langsung, dilakukan dengan
nd u
tiga macam pendekatan penghitungan, yaitu pendekatan produksi,
ba
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dari ketiga
://
pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama.
ht
tp
Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai tambah atas dasar harga dasar atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara/provinsi/kabupaten/kota dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) ditambah pajak atas produk neto (pajak kurang subsidi atas produk). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
81
Menurut Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). PDRB merupakan penjumlahan kompensasi pekerja, surplus usaha bruto, pendapatan campuran bruto, dan pajak kurang subsidi atas produksi dan impor.
id
Menurut Pendekatan Pengeluaran
go .
P D R B a d a l a h s e m u a k o m p o n e n permintaan
ps .
akhir yang terdiri dari: (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga,
.b
(2) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah
ot a
Tangga/LNPRT, (3) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, (4)
ng k
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, (5) Perubahan
nd u
Inventori, dan (6) Ekspor Neto (ekspor dikurangi impor). PDRB
://
harga pasar.
ba
yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar
tp
b. Metode Tidak Langsung
ht
Dalam penghitungan metode tidak langsung, nilai tambah
dari proses produksi di
suatu daerah atau region diperoleh
dengan mengalokasikan nilai tambah dari suatu kegiatan ekonomi nasional ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada
tingkat
mempunyai
regional
dengan menggunakan indikator yang
pengaruh paling erat
dengan kegiatan ekonomi
tersebut.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
82
2.2.2 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
PDRB selain dihitung atas dasar harga berlaku, juga dihitung dengan harga konstan. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB secara riil, bukan karena adanya kenaikan harga. Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga konstan, yaitu : a. Revaluasi
go .
id
Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan
ps .
biaya masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar (publikasi ini menggunakan harga dasar tahun 2010). Hasilnya
ot a
.b
merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan
ng k
2010. Selanjutnya NTB atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara. Dengan demikian akan
ba
tahun ke tahun.
nd u
dapat menggambarkan perkembangan kuantitas produksi dari
://
Dalam prakteknya sangat sulit melakukan revaluasi
ht
tp
terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
83
b. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2010 dengan indeks produksi masing-masing kegiatan/komoditi pada tahun yang bersangkutan. Indeks produksi sebagai ekstrapolar dapat merupakan indeks dari berbagai indikator produksi
misalnya
tenaga
kerja,
jumlah
id
perusahaan dan lain sebagainya, yang dianggap cocok dengan
go .
jenis kegiatan yang akan dihitung.
ps .
Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan
.b
output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan
ot a
rasio nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai
ng k
tambah atas dasar harga konstan.
nd u
c. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2010, diperoleh
ba
dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku
tp
://
masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang
ht
digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan lain sebagainya. Di samping itu, indeks harga juga dapat dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
84
d. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan
output
atas dasar
harga
konstan
biasanya
merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga
id
yang digunakan dalam penghitungan biaya antara adalah indeks
go .
harga dari komponen input terbesar.
ps .
Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya
.b
antara. Disamping karena komponennya terlalu banyak juga
ot a
karena indeks harganya belum tersedia dengan baik. Oleh
ng k
karena itu dalam penghitungan atas dasar harga konstan, deflasi
Cara Penyajian
ba
2.3
nd u
berganda ini belum banyak dipakai.
://
Penyajian PDRB dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
tp
2.3.1 Penyajian PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
ht
Penyajian PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat besarnya nilai PDRB berdasarkan harga yang berjalan pada tahun tersebut. 2.3.2 Penyajian PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Penyajian PDRB atas dasar harga konstan 2010 untuk melihat perkembangan nilai PDRB dari tahun ke tahun sematamata karena perkembangan riil dan bukan disebabkan oleh karena kenaikan harga yang terjadi pada tahun tersebut. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
85
Untuk
dapat
menggambarkan perkembangan kegiatan
ekonomi di setiap sektor maka penyajian PDRB dirinci menurut tujuh belas kategori lapangan usaha, yaitu : 1). Kategori A: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; 2). Kategori B: Pertambangan dan Penggalian; 3). Kategori C: Industri Pengolahan;
id
4). Kategori D: Pengadaan Listrik dan Gas;
ps .
6). Kategori F: Konstruksi
go .
5). Kategori E: PengadaanAir;
.b
7). Kategori G: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan
ot a
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor;
ng k
8). Kategori H: Transportasi dan Pergudangan;
nd u
9). Kategori I: Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;
ba
10). Kategori J: Informasi dan Komunikasi;
tp
://
11). Kategori K: Jasa Keuangan;
ht
12). Kategori L: Real Estate; 13). Kategori M,N: Jasa Perusahaan; 14). Kategori O: Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 15). Kategori P: Jasa Pendidikan; 16). Kategori Q: Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17). Kategori R,S,T,U: Jasa Lainnya
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
86
2.4
Penyajian Angka Indeks
Angka indeks pada dasarnya merupakan suatu nilai atau angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara suatu nilai/harga/volume/kualitas selama satu periode waktu tertentu. Untuk mempermudah dalam menganalisis, PDRB disamping disajikan dalam bentuk angka absolut, disajikan juga dalam bentuk angka indeks.
id
Ciri khas dari angka indeks ini adalah perhitungan rasio
go .
(pembagian), di mana hasil rasio tersebut selalu dikalikan dengan
ps .
bilangan 100 untuk menunjukkan perubahan tersebut dalam
.b
persentase. Dengan demikian, basis dari angka indeks apapun selalu
ng k
ot a
100.
2.4.1 Indeks Perkembangan
nd u
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan pen-
ba
dapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan
://
dengan tahun dasar. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi
tp
nilai agregat pendapatan masing-masing tahun dengan nilai tahun
ht
dasar dikalikan 100. Indeks perkembangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
IP = IP i t o
ࡼࡰࡾ ࢚
ࡼࡰࡾ
x 100%
: Indeks Perkembangan : Sektor 1, …Sektor 17 : Tahun t : Tahun dasar.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
87
2.4.2 Indeks Berantai
Indeks ini menunjukkan tingkat
pertumbuhan
agregat
pendapatan atau yang lebih populer dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah ditunjukkan oleh indeks berantai atas dasar harga konstan. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi masing- masing agregat pendapatan dengan tahun sebelumnya dikalikan 100. Indeks
Indeks Berantai Sektor 1, …Sektor 17 Tahun t Tahun sebelumnya
go .
nd u
2.4.3 Indeks Implisit
ps .
: : : :
x 100%
.b
ࡼࡰࡾ (࢚ష)
ot a
IB i t t-1
ࡼࡰࡾ ࢚
ng k
IB =
id
berantai tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
ba
Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga
://
dibandingkan harga pada tahun dasar. Bila dari data ini disusun
ht
tp
indeks berantainya akan menunjukkan perkembangan harga dari tahun ke tahun secara makro. Indeks implisit ini diperoleh dengan cara membagi agregat harga berlaku dengan harga konstan pada tahun yang sama, dikalikan 100. Indeks implisit tersebut dirumuskan sebagai berikut :
IH =
ࡼࡰࡾ ࢇ࢚ࢇ࢙ࢊࢇ࢙ࢇ࢘ࢎࢇ࢘ࢍࢇ ࢈ࢋ࢘ࢇ࢛࢚
ࡼࡰࡾ ࢇ࢚ࢇ࢙ࢊࢇ࢙ࢇ࢘ࢎࢇ࢘ࢍࢇ ࢙࢚ࢇ࢚
IH: Indeks Implisit
HK:Harga Konstan
x 100% HB: Harga Berlaku
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
88
id
go .
ps .
.b
ot a
ng k
nd u
ba
://
tp
ht
BAB III TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012-2016 Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Angka
id
PDRB disajikan Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga
go .
Konstan 2010. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sangat
ps .
dipengaruhi oleh fluktuasi harga, sedangkan PDRB Atas Dasar
.b
Harga Konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.
ot a
Pada tahun 2016, PDRB Kota Bandung atas dasar harga
ng k
berlaku mencapai 217,04 trilyun rupiah. Nilai PDRB tersebut
nd u
meningkat sebesar 10,82 persen jika dibandingkan dengan
ba
tahun 2015 yang mencapai 195,84 trilyun rupiah. Selama
://
periode 2012 sampai dengan 2016, PDRB Kota Bandung yang
tp
dihitung atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan
ht
setiap tahunnya. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai 131,99 trilyun rupiah, meningkat menjadi 151,79 trilyun rupiah pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2014 PDRB Kota Bandung mencapai 172,69 trilyun rupiah dan meningkat sebesar 13,41 persen menjadi 195,84 trilyun rupiah pada tahun 2015.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
89
Jika dihitung atas dasar harga konstan tahun dasar 2010, PDRB Kota Bandung dari tahun ke tahun juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2012 PDRB Kota Bandung atas dasar harga konstan mencapai 119,63 trilyun rupiah, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 129,01 trilyun rupiah. Tahun 2014 PDRB atas dasar harga konstan mencapai 138,96 trilyun rupiah atau meningkat
id
sebesar 7,72 persen. Kemudian pada tahun 2015 mencapai
go .
149,58 trilyun rupiah atau meningkat sebesar 7,64 persen
ps .
dibandingkan tahun 2015. Dan pada tahun 2016 PDRB atas
.b
dasar harga konstan meningkat sebesar 7,79 persen menjadi
ot a
161,23 trilyun rupiah. Secara nominal, sejak tahun 2012 baik
ng k
PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas
nd u
dasar harga konstan mengalami peningkatan.
250
tp
200
://
ba
Grafik 3.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 (Trilyun Rupiah) 195,84
217,04
ht
131,99 151,79
172,69
150
100
119,63
129,01
138,96
149,58
161,23
50 0 2012
2013
2014
PDRB Kota Bandung ADHB
2015
2016
PDRB Kota Bandung ADHK
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
90
3.1
Struktur Ekonomi
Besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam membentuk PDRB pada suatu wilayah menunjukkan struktur ekonomi wilayah yang bersangkutan. Struktur ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki wilayah tersebut. Pengelolaan SDA dan SDM yang dilakukan melalui pembangunan
id
pada dasarnya adalah suatu upaya perbaikan kondisi perekonomian
go .
untuk meningkatkan kekayaan dan kesejahteraan masyarakat.
ps .
Indikator yang seringkali digunakan untuk menggambarkan
.b
struktur ekonomi wilayah adalah distribusi persentase PDRB. masing-masing kategori terhadap
ng k
usaha menunjukkan peranan
ot a
Distribusi persentase PDRB yang dirinci menurut kategori lapangan persentase
suatu
nd u
PDRB secara keseluruhan. Semakin besar
kategori semakin besar pula pengaruh kategori tersebut di dalam
ba
perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga kategori
tp
://
dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap
ht
dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak kategorikategori yang menjadi pemicu pertumbuhan (kategori andalan) di wilayah yang bersangkutan. Semakin besar peranan suatu kategori dalam perekonomian, dapat dikatakan bahwa kategori tersebut sebagai engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
91
Pergeseran struktur ekonomi Kota Bandung terlihat pada tabel 3.1 yang menunjukkan besarnya peranan masing-masing kategori dalam menyusun PDRB Kota Bandung 2012 – 2016. Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa secara umum struktur perekonomian Kota Bandung didominasi oleh kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Selama periode 2012 – 2016 kategori perdagangan besar dan eceran,
id
reparasi mobil dan sepeda motor memperlihatkan peranan yang
go .
paling besar dan cukup berfluktuasi terhadap pembentukan PDRB
ps .
Kota Bandung. Tahun 2012 kategori ini memberikan peranan
.b
sebesar 28,39 persen terhadap total PDRB Kota Bandung. Kemudian
ot a
pada tahun 2013 kategori ini memberikan peranan sebesar 28,44
ng k
persen, meningkat sebesar 0,05 persen dibandingkan 2012. Pada
nd u
tahun 2014 peranan kategori ini mengalami penurunan cukup banyak menjadi 27,78 persen atau melambat sebesar 0,66 persen
ba
dibandingkan 2013. Kemudian pada tahun 2015, kategori
tp
://
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
ht
kembali mengalami penurunan peranan sebesar 0,29 persen dibandingkan tahun 2014 yaitu menjadi 27,49 persen dan kembali melambat sebesar 0,48 persen dari tahun 2015 menjadi 27,01 persen pada tahun 2016. Peranan lapangan usaha kategori industri pengolahan pada tahun 2012 mencapai 23,17 persen, namun dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada tahun 2013, peranan lapangan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
92
usaha kategori industri pengolahan mengalami penurunan hingga 1,34 persen menjadi 21,83 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan 2015 peranan lapangan usaha kategori industri pengolahan kembali menurun menjadi 21,48 persen dan 20,58 persen. Kemudian pada tahun 2016 menurun kembali menjadi 19,97 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,61 persen dari tahun 2015. Hal tersebut dapat menggambarkan terjadinya
id
pergeseran struktur untuk industri pengolahan ke kategori jasa-jasa.
go .
Lapangan usaha kategori transportasi dan pergudangan
ps .
merupakan lapangan usaha yang memberikan peranan terbesar
.b
ketiga dalam pembentukan PDRB Kota Bandung tahun 2016.
ot a
Peranan lapangan usaha kategori ini terus mengalami peningkatan
ng k
setiap tahunnya hingga menggeser posisi kategori konstruksi serta
nd u
kategori informasi dan komunikasi dalam peranan pembentukan PDRB. Pada tahun 2012 peranan kategori transportasi dan
ba
pergudangan mencapai 7,65 persen, dan mengalami peningkatan
tp
://
sebesar 0,87 persen menjadi 8,52 persen pada tahun 2013. Pada
ht
tahun 2014 peranannya meningkat 0,73 persen menjadi 9,25 persen. Pada tahun 2015 dan 2016 peranannya kembali meningkat hingga mencapai 10,64 persen dan 11,24 persen. Sama seperti kategori transportasi dan pergudangan, peranan lapangan usaha informasi dan komunikasi pada periode yang sama juga memperlihatkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 peranan lapangan usaha kategori informasi dan komunikasi mencapai 8,79 persen terhadap PDRB Kota Bandung, BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
93
kemudian meningkat menjadi 8,97 persen pada tahun 2013; 9,05 persen pada tahun 2014; 9,29 persen pada tahun 2015 dan 9,71 persen pada tahun 2016. Tabel 3.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung 2012 – 2016 (Persen) Kategori 2012 2013 2014*) 2015**) 2016***) [4]
[5]
[6]
0.15
0.14
0.14
0.14
0.12
23.17 0.10
21.83 0.08
21.48 0.08
20.58 0.09
19.97 0.09
0.19
0.19
0.19
0.19
9.00
9.00
9.00
8.87
28.39
28.44
27.78
27.49
27.01
7.65
8.52
9.25
10.64
11.24
4.41
4.47
4.62
4.56
4.74
8.79 5.48 1.32 0.75
8.97 5.72 1.29 0.76
9.05 5.80 1.24 0.77
9.29 5.71 1.16 0.76
9.71 5.81 1.11 0.75
3.40
3.15
2.97
2.82
2.68
3.26 0.90 3.11
3.24 0.94 3.26
3.26 1.00 3.37
3.22 1.03 3.33
3.21 1.07 3.45
8.95
ot a
ng k
nd u
ba
://
tp
ht
go .
0.20
id
[3]
ps .
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B Pertambangan dan Penggalian C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
[2]
.b
[1] A
100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan; **) angka sementara;
***)
angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
94
100.00
Lapangan usaha kategori konstruksi memberikan peranan yang cukup besar dalam struktur perekonomian Kota Bandung. Pada tahun 2016, peranannya dalam membentuk PDRB menduduki posisi kelima. Pada periode tahun 2012 - 2016, peranan kategori ini cukup berfluktuasi. Pada tahun 2012, peranannya mencapai 8,95 persen, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan 0,05 persen menjadi 9,00 persen. Pada tahun 2014 dan 2015 peranannya tidak
id
mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 9,00 persen. Kemudian
go .
pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan 0,03 persen yaitu
ps .
menjadi 8,87 persen.
.b
Besarnya peranan lapangan usaha kategori jasa keuangan
ot a
dan asuransi berada pada peringkat keenam, dan memperlihatkan 2012
peranannya
mencapai
5,48
persen
terhadap
nd u
tahun
ng k
peranan yang berfluktuasi dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Pada pembentukan PDRB Kota Bandung. Tahun 2013 peranannya
ba
meningkat menjadi 5,72 persen, dan terus meningkat menjadi 5,80
tp
://
persen pada tahun 2014. Namun pada tahun 2015 peranannya
ht
mengalami penurunan 0,09 persen menjadi 5,71 persen. Pada tahun 2016 peranannya kembali meningkat menjadi 5,81 persen. Sama seperti peranan kategori jasa keuangan dan asuransi, peranan lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami fluktuasi dari tahun 2012 hingga 2016. Pada tahun 2012 peranannya mencapai 4,41 persen, kemudian terus mengalami peningkatan menjadi 4,47 persen pada BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
95
tahun 2013 dan 4,62 persen pada tahun 2014. Namun pada tahun 2015 peranannya mengalami penurunan sebesar 0,06 persen menjadi 4,56 persen. Pada tahun 2016 peranan lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan makan minum kembali meningkat, yaitu sebesar 0,18 persen dibandingkan tahun 2015 menjadi 4,74 persen. Besarnya peranan lapangan usaha jasa lainnya dalam
id
membentuk PDRB Kota Bandung dari tahun 2012 hingga tahun
go .
2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 peranannya dalam
ps .
membentuk PDRB Kota Bandung sebesar 3,11 persen, dan terus
.b
mengalami peningkatan menjadi 3,26 persen pada tahun 2013 dan
ot a
3,37 persen pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015
ng k
peranannya justru mengalami penurunan sebesar 0,04 persen
nd u
menjadi 3,33 persen. Pada tahun 2016, peranannya dalam membentuk PDRB Kota Bandung mengalami peningkatan kembali
ba
menjadi sebesar 3,45 persen (meningkat 0,12 persen).
tp
://
Jasa pendidikan merupakan salah satu lapangan usaha yang
ht
memperlihatkan fluktuasi peranan dari tahun 2012 hingga 2016. Pada tahun 2012 peranan lapangan usaha kategori jasa pendidikan mencapai 3,26 persen. Kemudian pada tahun 2013 menurun menjadi 3,24 persen. Namun pada tahun 2014 mengalami peningkatan peranan menjadi 3,26 persen. Pada tahun 2015 peranan jasa pendidikan kembali mengalami penurunan sebesar
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
96
0,04 persen menjadi 3,22 persen, dan terus menurun menjadi 3,21 persen pada tahun 2016. Kategori
administrasi
pemerintahan,
pertahanan
dan
jaminan sosial wajib memberikan peranan yang terus menunjukkan penurunan pada pembentukan PDRB Kota Bandung. Pada tahun 2012 kategori ini memberikan peranan sebesar 3,40 persen terhadap PDRB Kota Bandung, kemudian pada tahun 2013
id
menurun menjadi 3,15 persen. Peranan kategori ini terus menurun
ps .
2015, dan 2,68 persen pada tahun 2016.
go .
menjadi 2,97 persen pada tahun 2014, 2,82 persen pada tahun
.b
Peranan lapangan usaha kategori real estate dalam
ot a
pembentukan PDRB Kota Bandung juga terus mengalami
ng k
penurunan dari tahun 2012 hingga 2016. Pada tahun 2012
nd u
peranannya sebesar 1,32 persen dan menurun menjadi 1,29 persen pada tahun 2013. Tahun 2014 peranannya turun menjadi 1,24
ba
persen dan terus mengalami penurunan hingga menjadi 1,16 pada
tp
://
tahun 2015 dan menjadi 1,11 persen pada tahun 2016.
ht
Lapangan usaha kategori kesehatan dan kegiatan sosial
merupakan salah satu kategori yang peranannya dalam membentuk PDRB Kota Bandung terus memperlihatkan peningkatan dari tahun 2012 hingga 2016. Tahun 2012 peranan kategori ini mencapai 0,90 persen kemudian meningkat menjadi 0,94 persen tahun 2013. Tahun 2014 meningkat menjadi 1,00 persen, kemudian menjadi
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
97
1,03 persen di tahun 2015 dan kembali meningkat menjadi 1,07 persen pada tahun 2016. Jasa perusahaan mengalami peningkatan peranan dari tahun 2012 hingga 2014, namun mulai tahun 2015 peranannya mengalami penurunan. Tahun 2012 peranan jasa perusahaan mencapai 0,75 persen, kemudian meningkat menjadi 0,76 persen pada tahun 2013 dan 0,77 persen pada tahun 2014. Namun pada
id
tahun 2015 mengalami penurunan peranan menjadi 0,76 persen
go .
dan terus menurun menjadi 0,75 persen pada tahun 2016.
ps .
Lapangan usaha kategori pengadaan air, pengelolaan
.b
sampah, limbah dan daur ulang merupakan kategori lapangan
ot a
usaha yang peranannya relatif tidak banyak berubah setiap
ng k
tahunnya. Pada tahun 2012 kategori ini berperan sebesar 0,20
nd u
persen terhadap PDRB Kota Bandung, kemudian dari tahun 2013 hingga 2016 peranannya turun menjadi 0,19 persen.
ba
Peranan lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan, dan
tp
://
perikanan dalam pembentukan PDRB Kota Bandung dari tahun
ht
2012 hingga 2016 juga relatif tidak banyak berubah dan cenderung menurun. Pada tahun 2012 peranannya mencapai 0,15 persen, kemudian turun menjadi 0,14 persen selama tahun 2013 hingga 2015. Pada tahun 2016, peranan kategori ini mengalami penurunan kembali yaitu menjadi 0,12 persen. Semakin terbatasnya lahan pertanian di Kota Bandung dan beralihnya Kota Bandung menjadi kota jasa, merupakan salah satu penyebab masyarakat yang bekerja BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
98
pada lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan semakin sedikit. Lapangan usaha kategori pengadaan listrik dan gas merupakan kategori yang memberikan peranan terkecil dalam perekonomian Kota Bandung. Pada tahun 2012 peranan kategori ini mencapai 0,10 persen. Kemudian pada tahun 2013 mengalami penurunan peranan menjadi 0,08 persen. Pada tahun 2014 peranan
id
sektor ini tidak mengalami perubahan, yaitu tetap sebesar 0,08
go .
persen. Namun pada tahun 2015, peranannya menunjukkan sedikit
ps .
peningkatan menjadi 0,09 persen, dan tidak mengalami perubahan
.b
pada tahun 2016 yaitu tetap sebesar 0,09 persen.
ot a
Walaupun sejak tahun 2012 peranan lapangan usaha
ng k
kategori industri pengolahan dan kategori perdagangan besar dan
nd u
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengalami penurunan, namun kedua lapangan usaha ini masih merupakan kategori
ba
lapangan usaha yang mendominasi dalam membentuk struktur
tp
://
perekonomian Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya, peranan
ht
masing-masing kategori lapangan usaha dalam membentuk struktur perekonomian Kota Bandung pada tahun 2016 dapat diamati pada grafik 3.2 berikut.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
99
Grafik 3.2 Struktur Ekonomi Kota Bandung Tahun 2016 Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Jasa Lainnya; Administrasi Pemerintah, 3,21 Kegiatan Sosial; 1,07 ; 2,68 3,45 Pengadaan Jasa Perusahaan; 0,75 Listrik ; 0,09 Real Estate; Industri Pengadaan Air, ; 1,11 Pengolahan; 0,19 Jasa Keuangan 19,97 Konstruksi; dan Asuransi; 8,87 5,81 Informasi dan Komunikasi; 9,71
Transportasi dan Pergudangan; 11,24
Perdagangan ; 27,01
ps .
go .
id
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; 4,74
ot a
3.2
.b
Sumber : BPS Kota Bandung
Pertumbuhan Ekonomi
ng k
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dinilai dengan
nd u
berbagai ukuran agregat. Pertumbuhan ekonomi merupakan
ba
indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat
://
strategi kebijakan bidang ekonomi. salah
ht
adalah
pertumbuhan
tp
Laju
satu
Produk Domestik Regional
indikator
Bruto
untuk melihat perkembangan
ekonomi yang dicapai oleh suatu daerah. Indikator ini menunjukkan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pada tahun 2016, perekonomian Kota Bandung mampu tumbuh sebesar 7,79 persen, mengalami percepatan sebesar 0,15 persen dibandingkan tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi Kota BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
100
Bandung dari tahun 2012 hingga 2016 memperlihatkan adanya fluktuasi. Tahun 2012 perekonomian Kota Bandung yang dihitung berdasarkan tahun dasar 2010 mampu tumbuh 8,53 persen. Kemudian pada tahun 2013 perekonomian Kota Bandung tumbuh mencapai 7,84 persen atau melambat 0,69 persen dari tahun 2012. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi 7,72 persen dan tahun 2015 kembali melambat menjadi
id
7,64 persen.
8,6
ps .
go .
Grafik 3.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 8,53
ot a
.b
8,4 8,2
ng k
8
7,84
7,72
nd u
7,8 7,6
:// tp
7
ht
7,2
7,64
ba
7,4
7,79
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : BPS Kota Bandung
Sejak tahun 2012, laju pertumbuhan ekonomi menurut kategori lapangan usaha menunjukkan bahwa hampir semua kategori mengalami fluktuasi pertumbuhan. Pada tahun 2016, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori informasi dan komunikasi yang pertumbuhannya mencapai 15,58 persen. Pada BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
101
periode tahun 2012-2016, kategori informasi dan komunikasi merupakan kategori lapangan usaha dengan laju pertumbuhan tertinggi. Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 (Persen) Kategori 2012 2013 2014*) 2015**) 2016***) [2]
[3]
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
2,86 4,12 7,21
[5]
[6]
4,18 4,06 4,82
0,17 4,71 5,47
1,73 3,94 3,55
(4,22) 4,01 6,70
6,10
5,52
3,51
3,67
14,37
8,54
6,80
7,86
6,93
7,75
8,71
7,62
7,17
7,26
17,90
9,39
8,56
11,47
9,74
8,53
10,18 11,05
8,23
11,41
13,26 7,20 7,57 10,46
13,48 7,40 6,95 10,52
14,74 7,63 5,77 10,56
16,47 6,18 4,06 7,94
15,58 8,46 4,32 8,48
2,88
(0,02)
0,94
1,03
0,97
7,49 8,09 7,85 9,98 10,72 10,87 11,33 11,49 11,62
7,73 11,65 8,76
7,88 9,94 9,60
8,53
7,64
7,79
.b
ng k
nd u
ba
://
tp
ht
go .
ps .
7,44
ot a
A B C D E
[4]
id
[1]
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan; **) angka sementara;
***)
7,84
7,72
angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
102
Dari
seluruh
kategori
lapangan
usaha,
kategori
pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan satu-satunya kategori yang mengalami penurunan mencapai -4,22 persen. Apabila diamati dengan fenomena yang ada, keberadaan lahan pertanian di Kota Bandung semakin menyusut karena alih fungsi lahan. Hal yang sulit dihindari untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian tersebut yang beralih fungsi menjadi
id
perumahan, pusat perdagangan dan jasa, ataupun kegiatan
go .
ekonomi lainnya.
ps .
Secara berturut-turut capaian pertumbuhan ekonomi
.b
masing-masing kategori di Kota Bandung tahun 2016 dari yang
ot a
tertinggi adalah : Informasi dan komunikasi (15,58 persen),
ng k
Penyediaan akomodasi dan makan minum (11,41 persen), Jasa
nd u
kesehatan dan kegiatan sosial (9,94 persen), Transportasi dan Pergudangan (9,74 persen), Jasa lainnya (9,60 persen), Jasa
ba
perusahaan (8,48 persen), Jasa keuangan dan asuransi (8,46
tp
://
persen), Jasa pendidikan (7,88 persen), Perdagangan besar
ht
dan eceran, reparasi mobil dan motor (7,26 persen), Konstruksi (6,93 persen), Pengadaan listrik dan gas (6,70 persen),
Real
pengelolaan pengolahan
estate sampah,
(4,01
(4,32
persen),
limbah
persen),
(3,67
Pengadaan persen),
Administrasi
air,
Industri
pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib (0,97 persen), dan kategori Pertanian, kehutanan dan perikanan (-4,22 persen). BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
103
Untuk lebih jelasnya, capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2012 - 2016 dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut. Grafik 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016 (persen) 20,00 15,00 10,00
go .
id
5,00
ps .
-
ot a
.b
(5,00)
2013
nd u
2012
ng k
(10,00)
2014
2015
2016
ba
Sumber : BPS Kota Bandung
tp
://
Terdapat satu hal yang perlu disadari terkait dengan angka
ht
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Tingginya LPE Kota Bandung menunjukkan tingginya kinerja ekonomi dari lapangan usaha perekonomian yang ada di Kota Bandung, yaitu terjadi peningkatan kinerja produksi dari berbagai kegiatan ekonomi yang ada. Namun ada kalanya tingginya LPE ini tidak sejalan dengan tingginya tingkat daya beli masyarakat atau pendapatan masyarakat. LPE dihitung berdasarkan
perkembangan
PDRB
suatu
wilayah,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
yaitu 104
perkembangan dari aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Adapun daya beli masyarakat adalah tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, dan belum tentu mereka menikmati pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu upaya percepatan pertumbuhan saja tidak cukup, yang lebih penting adalah bagaimana angka pertumbuhan tersebut bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang
perlu dicapai
3.3
ps .
go .
pendapatan per kapita adalah riil bisa dinikmati.
id
adalah adanya pemerataan pendapatan masyarakat sehingga
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
ot a
.b
Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per penduduk
di
nd u
diterima
ng k
kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang suatu
wilayah
berarti
tingkat
ba
kesejahteraannya bertambah baik dan sebaliknya penurunan
://
pendapatan per kapita berarti tingkat kesejahteraannya semakin
tp
menurun. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan
ht
transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer masuk (transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB per kapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya mendapatkan data pendapatan yang masuk dan keluar. PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
105
aktivitas produksi. PDRB per kapita dihitung dengan cara PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Data jumlah penduduk yang dipakai dalam publikasi ini menggunakan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun 2012 – 2016 yang didasarkan pada data hasil Sensus Penduduk tahun 2010.
[2]
[3]
53,99 61,74 69,90 78,92 87,14
13,85 14,36 13,20 12,92 10,42
ot a
ng k
nd u
[4]
[5]
48,94 52,47 56,24 60,28 64,73
7,84 7,23 7,18 7,18 7,39
.b
[1]
2012 2013 2014*) 2015**) 2016***)
ps .
go .
id
Tabel 3.3 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 ADH ADH Pertum Konstan Pertum Berlaku 2010 Tahun buhan buhan (Juta (%) (%) (Juta Rupiah) Rupiah)
tp
://
ba
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara
ht
Tabel 3.3 memperlihatkan bahwa PDRB per kapita Kota
Bandung terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi selama periode 2012-2016. Pada tahun 2012 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Kota Bandung mencapai 53,99 juta rupiah dan mengalami peningkatan menjadi 61,74 juta rupiah pada tahun 2013. PDRB per kapita terus mengalami peningkatan menjadi 69,9 juta rupiah pada tahun 2014, menjadi 78,92 juta rupiah pada tahun BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
106
2015, dan menjadi 87,14 juta rupiah pada tahun 2016. Dibandingkan tahun sebelumnya, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 10,42 persen. PDRB per kapita sebesar 87,14 juta rupiah berarti bahwa dari jumlah nilai tambah bruto yang tercipta oleh sektor ekonomi di Kota Bandung tahun 2016 jika dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun, rata-rata per kapita memperoleh pendapatan
go .
id
sebesar 87,14 juta rupiah per tahun.
ot a 69,9
56,24
ng k
61,74 52,47
78,92 60,28
87,14 64,73
://
ba
nd u
53,99 48,94
tp
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
.b
ps .
Grafik 3.5 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2012 – 2016 (Juta Rupiah)
ht
2012
2013
2014
Atas Dasar Harga Berlaku
2015
2016
Atas Dasar Harga Konstan 2010
Sumber : BPS Kota Bandung
Angka
PDRB
perkapita
atas
dasar
harga
berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kapita tahun berjalan, dimana masih terkandung faktor inflasi di dalamnya. Untuk mengetahui PDRB perkapita secara riil, biasa digunakan PDRB perkapita atas dasar BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
107
harga konstan. PDRB perkapita riil tahun 2012 atas dasar harga konstan 2010 mencapai 48,94 juta rupiah dan meningkat sekitar 7,23 persen pada tahun 2013 menjadi 52,47 juta rupiah. PDRB per kapita tahun 2014 menjadi 56,24 juta rupiah atau mengalami peningkatan sekitar 7,18 persen. Kemudian pada tahun 2015 secara riil PDRB per kapita kembali mengalami peningkatan 7,18 persen menjadi 60,28 juta rupiah. Pada tahun 2016, PDRB per kapita riil lagi,
angka
ini
merupakan
pendekatan
go .
Sekali
id
meningkat sebesar 7,39 persen menjadi 64,73 juta rupiah. bagi
ps .
pendapatan perkapita masyarakat. PDRB per kapita ini adalah
.b
pendekatan untuk menghitung pendapatan per kapita masyarakat
ot a
dikarenakan sulitnya memperoleh data pendapatan masyarakat.
ng k
Menjadi penting mengetahui berapa perkembangan pendapatan
nd u
per kapita masyarakat, namun yang lebih penting adalah bagaimana pendapatan per kapita tersebut merata dirasakan
ht
tp
://
ba
secara riil oleh seluruh lapisan masyarakat.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
108
BAB IV PERBANDINGAN REGIONAL WILAYAH BANDUNG RAYA Dalam sistem perekonomian terbuka saat ini perekonomian Kota Bandung dipengaruhi oleh kondisi perekonomian wilayah luar Kota Bandung. Demikian juga sebaliknya, perekonomian Kota sedikit
banyak
memberikan
pengaruh
id
Bandung
terhadap
go .
perekonomian wilayah sekitar Kota Bandung. Wilayah di luar Kota
ps .
Bandung yang memenuhi sebagian besar kebutuhan pangan di Kota
.b
Bandung adalah wilayah sekitar Kota Bandung, seperti Kabupaten
ot a
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan
ng k
Kota Cimahi. Sebetulnya, keterkaitan industri antara Kota Bandung
nd u
dengan wilayah sekitarnya tidak hanya sebatas pemenuhan dan
ba
distribusi hasil produksi pangan saja, namun hampir terjadi di semua
://
sektor ekonomi, baik sektor barang maupun sektor jasa. Keterkaitan
tp
industri ini erat kaitannya dengan potensi sumber daya alam (SDA)
ht
dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Berikut ini disajikan gambaran mengenai potensi ekonomi wilayah Bandung Raya tahun 2012 – 2016 melalui gambaran struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
109
4.1
Struktur Ekonomi
PDRB Provinsi Jawa Barat (dengan migas) atas dasar harga berlaku tahun 2016 mencapai 1.652,59 trilyun rupiah. Adapun jika dihitung atas dasar harga konstan, PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2016 mencapai 1.275,55 trilyun rupiah. Wilayah Bandung Raya (Kota Bandung,
Kabupaten
Bandung,
Kabupaten
Bandung
Barat,
Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi) memberikan sumbangan
id
yang cukup besar dalam pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat.
go .
Pada tahun 2016 wilayah Bandung Raya berperan sebesar 24,20
ps .
persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat.
2014*)
2015**)
151,79 67,86 20,26 27,38 18,39 285,68 1.258,99
172,70 76,37 22,35 30,68 20,57 322,67 1.385,83
195,84 85,80 24,83 34,01 22,65 363,14 1.524,83
217,04 94,17 27,01 37,08 24,55 399,85 1.652,59
129,01 57,69 17,19 22,94 16,07 242,90 1.093,54
138,96 61,10 18,00 24,26 16,96 259,29 1.149,22
149,58 64,70 18,95 25,49 17,88 276,59 1.207,08
161,23 68,80 20,03 26,92 18,88 295,86 1.275,55
2013
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
PDRB 2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Bandung 131,99 Kabupaten Bandung 60,05 Kabupaten Sumedang 18,14 Kabupaten Bandung Barat 24,14 Kota Cimahi 16,50 Bandung Raya 250,82 Provinsi Jawa Barat 1.128,25 Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Bandung 119,63 Kabupaten Bandung 54,47 Kabupaten Sumedang 16,40 Kabupaten Bandung Barat 21,65 Kota Cimahi 15,21 Bandung Raya 227,37 Provinsi Jawa Barat 1.028,41
ot a
.b
Tabel 4.1 PDRB Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2012 – 2016 (Trilyun Rupiah)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Ket : *) angka perbaikan; **) angka sementara;
***)
2016***)
angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
110
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa di wilayah Bandung Raya, capaian PDRB tertinggi diraih oleh Kota Bandung, kemudian disusul oleh Kabupaten Bandung. Pada tahun 2016, PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Bandung mencapai 94,17 trilyun rupiah. Pada urutan ketiga adalah Kabupaten Bandung Barat dengan capaian PDRB atas dasar harga berlaku senilai 37,08 trilyun rupiah. Adapun pada urutan keempat adalah Kabupaten Sumedang dengan nilai
id
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2016 sebesar 27,01 trilyun
go .
rupiah dan pada urutan terakhir di wilayah Bandung Raya adalah
ps .
Kota Cimahi dengan capaian PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
.b
24,55 trilyun rupiah.
ng k
Kota Cimahi; 6,14 Kota Bandung; 54,28
ht
tp
://
ba
nd u
Kabupaten Bandung Barat; 9,27 Kabupaten Sumedang; 6,76
ot a
Grafik 4.1 Struktur Perekonomian Wilayah Bandung Raya Tahun 2016 (Persen)
Kabupaten Bandung; 23,55
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa Kota Bandung menyumbang sebesar 54,28 persen pembentukan PDRB wilayah Bandung Raya. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
111
Kemudian Kabupaten Bandung memberikan peranan sebesar 23,55 persen, Kabupaten Bandung Barat sebesar 9,27 persen, Kabupaten Sumedang sebesar 6,76 persen, dan Kota Cimahi sebesar 6,14 persen. 4.2
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja perekonomian seluruh aktivitas/kegiatan perekonomian di suatu wilayah. Dari
go .
id
tahun 2012 hingga 2016, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kota di wilayah
ps .
Bandung Raya dan pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi Jawa
ot a
.b
Barat. Pada tahun 2016 LPE rata-rata Provinsi Jawa Barat berada
ng k
pada level 5,67 persen, mengalami peningkatan dari LPE tahun 2015 yang hanya mencapai 5,04 persen.
nd u
Tabel 4.2 LPE Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2012 – 2016 (Persen)
://
[1]
2012
2013
2014*)
2015*)
2016***)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
8,53
7,84
7,72
7,64
7,79
6,28
5,92
5,91
5,89
6,33
6,56
4,84
4,71
5,25
5,70
6,04
5,94
5,79
5,03
5,64
6,24
5,65
5,49
5,43
5,62
6,50
6,33
5,09
5,04
5,67
ba
LPE
ht
tp
Kota Bandung Kabupaten Bandung Kabupaten Sumedang Kabupaten Bandung Barat Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Ket : *) angka perbaikan; **) angka sementara;
***)
angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
112
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan tahun 2015. LPE Kabupaten Bandung pada tahun 2015 mencapai 5,89 persen dan meningkat menjadi 6,33 persen pada tahun 2016. LPE Kabupaten Sumedang meningkat dari 5,25 persen menjadi 5,70 persen. LPE Kabupaten Bandung Barat meningkat dari 5,03 persen menjadi 5,64
id
persen. Terakhir, untuk Kota Cimahi juga mengalami percepatan
go .
pertumbuhan ekonomi yaitu dari 5,43 persen pada tahun 2015
ps .
menjadi 5,62 persen pada tahun 2016. Percepatan ekonomi yang
.b
terjadi merupakan dampak dari meningkatnya kinerja beberapa
ot a
sektor ekonomi potensi di wilayah masing-masing kabupaten/kota.
ht
tp
://
ba
nd u
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
ng k
Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat 2012 – 2016 (Persen)
2012
2013
2014*)
2015**)
2016***)
Kota Bandung
8,53
7,84
7,72
7,64
7,79
Kabupaten Bandung
6,28
5,92
5,91
5,89
6,33
Kabupaten Sumedang
6,56
4,84
4,71
5,25
5,7
Kabupaten Bandung Barat
6,04
5,94
5,79
5,03
5,64
Kota Cimahi
6,24
5,65
5,49
5,43
5,62
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
113
Jika rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 dijadikan sebagai dasar analisis, maka tiga kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya memiliki LPE lebih tinggi dibanding LPE ratarata Provinsi Jawa Barat. Tiga kabupaten/kota tersebut adalah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang. Lebih tinggi nya LPE dibanding LPE rata-rata Provinsi Jawa Barat mengindikasikan bahwa kinerja sektor ekonomi di Kota Bandung,
id
Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang lebih tinggi dari rata-
go .
rata kinerja sektor ekonomi Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dapat
ps .
dimaklumi karena Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat Kabupaten
Bandung dan
ot a
sedangkan
.b
menjadi salah satu pusat pertumbuhan berbagai kegiatan ekonomi, Kabupaten
Sumedang
ng k
merupakan daerah penyangga ibukota provinsi. Untuk Kabupaten
nd u
Bandung Barat dan Kota Cimahi, kinerja sektor ekonominya masih lebih rendah dibanding rata-rata kinerja sektor ekonomi Provinsi
ba
Jawa Barat, ditunjukkan dengan LPE yang lebih rendah dari LPE Jawa
tp
://
Barat pada tahun 2016.
ht
4.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
PDRB per kapita merupakan salah satu pendekatan untuk mengetahui
pendapatan
per
kapita
masyarakat.
Indikator
pendapatan per kapita sering digunakan sebagai base line yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kendati masih banyak kelemahan dari indikator ini, namun sampai dengan saat ini
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
114
indikator PDRB per kapita banyak digunakan untuk mengetahui perkembangan pembangunan di suatu wilayah. PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku tahun 2016 mencapai 34,88 juta rupiah. PDRB per kapita Kota Bandung dan Kota Cimahi berada di atas rata-rata PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Adapun PDRB per kapita Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang masih berada
id
di bawah rata-rata Provinsi Jawa Barat.
[5]
53,99 61,74
69,9
78,92
87,14
17,98 19,93
22,01
24,28
26,18
16,23 18,01
19,75
21,84
23,65
15,40 17,24
19,06
20,87
22,50
29,32 32,20
35,52
38,61
41,32
25,27 27,77
30,11
32,64
34,88
.b
[5]
ht
tp
://
ba
nd u
Kabupaten Bandung Kabupaten Sumedang Kabupaten Bandung Barat Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat
[3]
ot a
[2]
Kota Bandung
[4]
ng k
[1]
ps .
go .
Tabel 4.3 PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2016 (Juta Rupiah) Kabupaten/Kota 2012 2013 2014*) 2015**) 2016***)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Ket : *) angka perbaikan; **) angka sementara;
***)
angka sangat sementara
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah digunakan analisis Klassen Typology. Sjafrizal (1997:28-38) mengemukakan analisis ini digunakan untuk membedakan suatu daerah menjadi empat klasifikasi yaitu : BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
115
1. daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region) apabila kabupaten/kota memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi; 2. daerah maju tapi tertekan (retarded region) apabila laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lebih kecil dari pada laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per
id
kapita kabupaten/kota lebih besar dari pendapatan per kapita
go .
provinsi;
ps .
3. daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang lebih
besar
dibandingkan
ot a
kabupaten/kota
.b
berkembang dengan cepat apabila laju pertumbuhan ekonomi dengan
laju
ng k
pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per
nd u
kapita kabupaten/kota lebih rendah dari pendapatan per kapita provinsi;
ba
4. daerah relatif tertinggal (relatively backward region) apabila
tp
://
kabupaten/ kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan
ht
pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
116
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Dan PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 L P E
Kota Cimahi
Kota Bandung
PDRB Per Kapita Jawa Barat RP 34,88 juta 5,67%
Kab Bandung
id
Kab Bandung Barat
ot a
.b
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
ps .
go .
Kab Sumedang
ng k
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dan PDRB per
nd u
kapita kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dengan laju
ba
pertumbuhan dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat tahun 2016.
://
LPE Jawa Barat tahun 2016 mencapai 5,67 persen dan PDRB per
ht
tp
kapita mencapai 34,88 juta rupiah. Kabupaten/ kota yang mempunyai laju pertumbuhan
ekonomi dan PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat terletak pada kuadran I. Kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang terletak pada kuadran I adalah Kota Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Bandung adalah daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region), karena merupakan kota yang memiliki laju pertumbuhan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
117
ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi. Pada kuadran II, adalah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dengan PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Adapun
id
kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang masuk pada kuadran
go .
II adalah Kota Cimahi. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Cimahi
ps .
adalah daerah maju tapi tertekan (retarded region), karena
.b
merupakan kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih
ot a
rendah dan tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan
ng k
dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi.
nd u
Kabupaten/kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dari laju pertumbuhan
ba
ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat ada pada kuadran
tp
://
III. Pada kuadran ini terdapat Kabupaten Bandung Barat. Dengan
ht
demikian Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah relatif tertinggal (relatively backward region), yaitu kabupaten/ kota yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi. Pada kuadran IV adalah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari laju BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
118
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, namun PDRB per kapitanya lebih rendah. Pada kuadran ini terdapat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Dengan demikian kedua kabupaten ini merupakan daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang berkembang dengan cepat karena laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan
id
per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari pendapatan per kapita
ht
tp
://
ba
nd u
ng k
ot a
.b
ps .
go .
provinsi.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
119
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2009. Kajian Awal Penyusunan Indeks Pembangunan Regional. Jakarta : BPS _____________. 2015. Pendapatan Nasional Indonesia 2010 – 2014. Jakarta : BPS
ps .
go .
id
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jawa Barat 2010 - 2015. Bandung : BPS
ng k
ot a
.b
______________. 2017. Tabulasi Kompilasi PDRB Kabupaten Kota di Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha, 2010 - 2016. Tidak dipublikasikan
nd u
Jingan, ML. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Press.
tp
://
ba
Lincoln, Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
ht
Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagaian Barat, Prisma LP3ES Jakarta. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga Widodo, Suseno Triyanto. Indikator Ekonomi : Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia. Jakarta : Kanisius
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
120
LAMPIRAN
(2)
://
ba
ht
Produk Domestik Regional Bruto * Angka sementara ** Angka sangat sementara
.b
ps
193.986,7 0,0 30.575.873,6 126.565,3 259.174,3 11.809.519,7 37.466.189,1 10.096.139,1 5.823.784,3 11.601.911,0 7.228.931,0 1.743.670,8 994.813,4 4.484.025,0 4.297.599,6 1.183.806,2 4.103.550,4 131.989.539,4
ot a ng k
nd u
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
2013
2014
2015
(3)
(4)
(5)
.g
2012
(1)
tp
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
Lapangan Usaha
o.
id
Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2016 Menurut Lapangan Usaha( juta rupiah),
219.108,5 0,0 33.136.006,6 128.446,0 291.785,0 13.657.347,1 43.172.759,1 12.932.830,5 6.785.257,7 13.608.490,1 8.687.069,5 1.961.795,2 1.153.164,8 4.781.209,9 4.912.216,6 1.421.210,1 4.945.669,2 151.794.366,1
236.522,1 0,0 37.095.553,3 137.945,4 332.943,6 15.542.877,7 47.982.312,2 15.966.907,8 7.986.461,2 15.627.204,5 10.016.160,8 2.139.832,0 1.328.737,4 5.129.943,9 5.624.665,5 1.734.019,2 5.815.782,9 172.697.869,4
266.413,5 0,0 40.314.207,9 168.553,2 362.908,5 17.632.271,6 53.841.562,5 20.837.641,5 8.925.149,9 18.197.267,5 11.181.554,0 2.275.164,8 1.480.912,3 5.521.871,6 6.305.998,4 2.012.776,1 6.520.703,0 195.844.956,4
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
2016 (6)
258.769,1 0,0 43.335.237,9 201.844,3 409.965,2 19.244.245,3 58.612.511,6 24.390.913,0 10.282.633,5 21.064.357,8 12.613.090,4 2.410.798,9 1.636.892,0 5.806.555,4 6.973.897,0 2.322.079,5 7.477.935,3 217.041.726,3
121
Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2012-2016
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
ba
://
ht
Produk Domestik Regional Bruto
2014
2015
(3)
(4)
(5)
180.669,42
.g
173.418,41
180.982,18
2016 (6)
184.106,23
176.341,00
-
-
-
-
29.371.304,16
30.755.949,25
31.968.181,17
33.249.092,63
131.659,87
138.004,83
145.553,91
150.726,82
160.823,06
232.965,65
247.170,73
260.825,38
269.975,16
279.883,24
10.576.562,52
11.480.053,10
12.260.690,81
13.224.753,36
14.141.570,29
34.543.405,91
37.550.557,04
40.412.177,42
43.307.804,29
46.451.124,92
8.686.234,50
9.502.247,92
10.315.596,63
11.498.477,22
12.618.047,71
5.355.101,41
5.900.296,92
6.552.047,68
7.091.232,14
7.900.173,63
10.711.882,52
12.155.505,10
13.947.533,24
16.244.007,58
18.774.381,73
6.332.909,76
6.801.283,93
7.320.270,77
7.772.481,69
8.429.764,67
1.662.291,68
1.777.794,51
1.880.435,39
1.956.856,28
2.041.429,60
850.783,60
940.255,71
1.039.534,08
1.122.114,35
1.217.219,57
3.986.088,32
3.985.218,53
4.022.538,11
4.063.849,09
4.103.285,65
3.494.789,32
3.777.642,18
4.074.172,98
4.389.017,34
4.734.861,96
1.038.192,73
1.149.454,58
1.274.376,79
1.422.891,18
1.564.364,77
3.630.685,21
4.048.003,22
4.518.256,84
4.913.905,03
5.385.467,54
119.632.249,6
129.005.461,9
138.960.941,5
.b
ps
-
28.225.278,17
ot a ng k
nd u
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
2013
id
(2)
o.
2012
(1)
tp
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
Lapangan Usaha
149.580.378,9 161.227.832,0
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
122
Lampiran 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016 Lapangan Usaha
id
2012 2013 2014 2015 2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
o.
(1)
Produk Domestik Regional Bruto
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
0,15 0,14 0,14 0,14 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 23,17 21,83 21,48 20,58 19,97 0,10 0,08 0,08 0,09 0,09 0,20 0,19 0,19 0,19 0,19 8,95 9,00 9,00 9,00 8,87 28,39 28,44 27,78 27,49 27,01 7,65 8,52 9,25 10,64 11,24 4,41 4,47 4,62 4,56 4,74 8,79 8,97 9,05 9,29 9,71 5,48 5,72 5,80 5,71 5,81 1,32 1,29 1,24 1,16 1,11 0,75 0,76 0,77 0,76 0,75 3,40 3,15 2,97 2,82 2,68 3,26 3,24 3,26 3,22 3,21 0,90 0,94 1,00 1,03 1,07 3,11 3,26 3,37 3,33 3,45 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
123
Lampiran 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
2013
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
o.
(1)
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
2012
id
Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto
0,14 0,14 0,13 0,12 0,11 23,59 22,77 22,13 21,37 20,62 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10 0,19 0,19 0,19 0,18 0,17 8,84 8,90 8,82 8,84 8,77 28,87 29,11 29,08 28,95 28,81 7,26 7,37 7,42 7,69 7,83 4,48 4,57 4,72 4,74 4,90 8,95 9,42 10,04 10,86 11,64 5,29 5,27 5,27 5,20 5,23 1,39 1,38 1,35 1,31 1,27 0,71 0,73 0,75 0,75 0,75 3,33 3,09 2,89 2,72 2,55 2,92 2,93 2,93 2,93 2,94 0,87 0,89 0,92 0,95 0,97 3,03 3,14 3,25 3,29 3,34 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
124
Lampiran 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016 Lapangan Usaha
id
2012 2013 2014 2015 2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
o.
(1)
Produk Domestik Regional Bruto
(2)
(3)
(4)
9,53 8,61 9,23 15,09 21,64 12,85 29,90 13,75 15,99 16,68 9,81 18,90 8,98 22,04 17,59 18,31 14,57
12,95 8,37 1,49 12,58 15,65 15,23 28,10 16,51 17,30 20,17 12,51 15,92 6,63 14,30 20,05 20,52 15,00
7,95 11,95 7,40 14,11 13,81 11,14 23,46 17,70 14,83 15,30 9,08 15,23 7,29 14,50 22,01 17,59 13,77
(5)
(6)
12,64 8,68 22,19 9,00 13,44 12,21 30,51 11,75 16,45 11,64 6,32 11,45 7,64 12,11 16,08 12,12 13,40
(2,87) 7,49 19,75 12,97 9,14 8,86 17,05 15,21 15,76 12,80 5,96 10,53 5,16 10,59 15,37 14,68 10,82
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
125
Lampiran 6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016
id
Lapangan Usaha
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
o.
(1)
Produk Domestik Regional Bruto
2012 2013 2014 2015 2016 (2)
(3)
2,86 4,12 7,21 7,44 14,37 7,75 17,90 8,53 13,26 7,20 7,57 10,46 2,88 7,49 9,98 11,33 8,53
4,18 4,06 4,82 6,10 8,54 8,71 9,39 10,18 13,48 7,40 6,95 10,52 (0,02) 8,09 10,72 11,49 7,84
(4)
(5)
(6)
0,17 1,73 (4,22) 4,71 3,94 4,01 5,47 3,55 6,70 5,52 3,51 3,67 6,80 7,86 6,93 7,62 7,17 7,26 8,56 11,47 9,74 11,05 8,23 11,41 14,74 16,47 15,58 7,63 6,18 8,46 5,77 4,06 4,32 10,56 7,94 8,48 0,94 1,03 0,97 7,85 7,73 7,88 10,87 11,65 9,94 11,62 8,76 9,60 7,72 7,64 7,79
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
126
Lampiran 7. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012-2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
2013
2014
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
119,31 117,77 106,06 129,69 144,19 125,72 150,95 126,01 144,81 130,84 121,21 142,48 115,51 141,94 136,47 138,77 129,21
134,76 127,63 107,64 146,01 166,75 144,87 193,36 146,81 169,86 157,23 136,37 165,16 123,17 162,23 163,83 167,25 148,59
145,47 142,88 115,60 166,60 189,77 161,01 238,72 172,80 195,05 181,29 148,74 190,31 132,15 185,76 199,89 196,67 169,05
163,86 155,27 141,25 181,60 215,28 180,67 311,54 193,12 227,13 202,38 158,15 212,10 142,25 208,27 232,03 220,51 191,71
159,16 166,91 169,15 205,14 234,97 196,68 364,66 222,49 262,92 228,29 167,58 234,44 149,58 230,32 267,68 252,88 212,46
o.
(1)
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
2012
id
Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto
2016
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
127
Lampiran 8. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012-2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
2013
2014
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
106,66 108,71 110,33 116,57 129,14 115,91 129,87 115,87 133,70 114,62 115,55 121,85 102,68 115,42 119,68 122,78 117,11
111,12 113,13 115,65 123,68 140,17 126,00 142,07 127,67 151,72 123,10 123,58 134,67 102,66 124,76 132,51 136,89 126,28
111,31 118,46 121,98 130,52 149,70 135,60 154,23 141,77 174,09 132,49 130,71 148,89 103,62 134,56 146,91 152,80 136,03
113,23 123,13 126,31 135,09 161,47 145,32 171,91 153,43 202,75 140,68 136,02 160,71 104,69 144,95 164,03 166,17 146,43
108,46 128,06 134,77 140,05 172,66 155,87 188,65 170,94 234,34 152,58 141,90 174,34 105,70 156,38 180,34 182,12 157,83
o.
(1)
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
2012
id
Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto
2016
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
128
Lampiran 9. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012-2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
2013
2014
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
111,86 108,33 96,13 111,25 111,66 108,46 116,23 108,75 108,31 114,15 104,90 116,93 112,49 122,97 114,03 113,02 110,33
121,28 112,82 93,07 118,05 118,97 114,97 136,10 115,00 111,95 127,73 110,35 122,64 119,97 130,03 123,64 122,18 117,67
130,69 120,61 94,77 127,65 126,77 118,73 154,78 121,89 112,04 136,83 113,79 127,82 127,53 138,06 136,07 128,72 124,28
144,71 126,11 111,83 134,42 133,33 124,32 181,22 125,86 112,02 143,86 116,27 131,98 135,88 143,68 141,46 132,70 130,93
146,74 130,34 125,51 146,48 136,08 126,18 193,30 130,16 112,20 149,63 118,09 134,48 141,51 147,29 148,44 138,85 134,62
o.
(1)
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
2012
id
Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto
2016
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
129
Lampiran 10. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012-2016 Lapangan Usaha
id
2012 2013 2014 2015 2016
tp
://
ba
nd u
ng k
.g ps .b
ot a
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
ht
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
o.
(1)
Produk Domestik Regional Bruto
(2)
(3)
(4)
6,48 8,42 7,76 4,31 4,14 6,91 1,89 (3,18) 1,83 7,13 6,11 8,13 6,35 6,55 6,56 4,73 6,00 3,27 10,18 17,10 13,73 4,81 5,74 5,99 2,41 3,36 0,08 8,85 11,90 7,13 2,08 5,20 3,12 7,64 4,89 4,22 5,92 6,65 6,30 13,54 5,74 6,17 6,91 8,43 10,05 6,27 8,10 5,35 5,57 6,65 5,62
(5)
(6)
10,73 4,56 17,99 5,31 5,17 4,71 17,08 3,26 (0,02) 5,14 2,17 3,25 6,55 4,07 3,96 3,09 5,35
1,41 3,35 12,23 8,97 2,07 1,49 6,67 3,41 0,15 4,01 1,57 1,90 4,14 2,51 4,93 4,64 2,82
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2012 - 2016
130
go .
ps .
.b
ot a
ng k
nd u
ba
://
tp
ht
id