Katalog BPS No : 9205.3273
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
2011 – 2015
Kawasan Industri Kopo Jaya
Pembangunan Akses Tol Gedebage Pasar Baru Bandung
Alun Alun Bandung
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG MENURUT LAPANGAN USAHA 2011 – 2015
: 0854.9304
No. Publikasi
: 3273.1663
Katalog BPS
: 9205.3273
Jumlah halaman
: vii + 114 halaman
Ukuran buku
: 17,6 cm x 25 cm
Naskah
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
ba
://
Gambar Kulit
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
ISSN
: Badan Pusat Statistik Kota Bandung
ht
tp
Diterbitkan oleh
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya
Tim Penyusun
Penyunting
: Dra. Hj. Lilis Pujiawati
id
Dra. Sri Sundari
: Isti Larasati Widiastuty, SST, MP
s.g
o.
Penulis
a.
:
ot
Penyiapan Draft:
bp
Pengolah data/
un
gk
Isti Larasati Widiastuty, SST, MP
ht
tp
://
ba
nd
Dra. Sri Sundari
KATA PENGANTAR
bp
s.g
o.
id
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung Tahun 2011-2015 merupakan lanjutan dari publikasi sejenis pada tahun-tahun sebelumnya yang disusun oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Publikasi ini sudah menggunakan data PDRB tahun dasar 2010, dan penyempurnaan ruang lingkup serta metodologi yang mengacu pada sistem neraca nasional terbaru (System of National Accounts/SNA 2008).
ba
nd
un
gk
ot
a.
Publikasi ini memuat tinjauan mengenai perkembangan perekonomian Kota Bandung yang disajikan secara deskriptif. Disamping itu, disajikan pula tabel-tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2011-2015 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase. Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel tersebut, disajikan pula konsep, definisi dan penjelasan PDRB menurut lapangan usaha.
ht
tp
://
Kepada semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak langsung dalam menyusun publikasi ini, diucapkan terima kasih. Saran perbaikan selalu diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna. Bandung, September 2016 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bandung
Dra. Hj. Lilis Pujiawati NIP. 19610814 1990032001 BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
i
DAFTAR TABEL Judul Tabel
Halaman 81
o.
id
Tabel 3.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung 2011 – 2015 (Persen)
90
PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2011 – 2015
93
ot
a.
Tabel 3.3
bp
s.g
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung 2011 – 2015 (Persen)
97
nd
un
gk
Tabel 4.1 PDRB Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2011 – 2014 (Trilyun Rupiah)
99
tp
://
ba
Tabel 4.2 LPE Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2011 – 2015 (Persen)
102
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan dan PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
104
ht
Tabel 4.3 PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 2015 (Juta Rupiah)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
iv
DAFTAR GRAFIK Judul Grafik
Halaman 78
id
Grafik 3.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung Tahun 2011 – 2015 (Trilyun Rupiah)
84
bp
s.g
o.
Grafik 3.2 Peranan Lapangan Usaha dalam Pembentukan PDRB Kota Bandung Tahun 2011 – 2015 (Persen)
87
ot
a.
Grafik 3.3 Struktur Ekonomi Kota Bandung Tahun 2015
89
un
gk
Grafik 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2011 – 2015
91
ba
nd
Grafik 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2015 (persen)
94
ht
tp
://
Grafik 3.6 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2011 – 2015 Grafik 4.1 Struktur Perekonomian Wilayah Bandung Raya Tahun 2015 (Persen) Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat 2011 – 2015 (Persen)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
98
100
v
DAFTAR LAMPIRAN Judul Tabel
Halaman 109
id
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011 - 2015
110
bp
s.g
o.
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011 - 2015
111
gk
ot
a.
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011 - 2015
112
ba
nd
un
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011 2015
113
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011 2015
114
Tabel 7. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010=100, persen), 2011 - 2015
115
ht
tp
://
Tabel 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011 - 2015
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
vi
116
Tabel 9. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010=100), 2011 2015
117
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Tabel 8. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (2010=100, persen), 2011 - 2015
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
vii
BAB I PENJELASAN UMUM
1.1 Pengertian Pendapatan Regional Salah
indikator
ekonomi
di
penting
suatu
untuk
mengetahui
negara/wilayah dalam suatu
id
kondisi
satu
o.
periode tertentu adalah data PDB/PDRB (Produk Domestik
s.g
Bruto/Produk Domestik Regional Bruto), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB dasarnya
merupakan
jumlah
bp
pada
nilai
tambah yang
a.
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah
ot
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
gk
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas
un
dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang
nd
dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku
ba
pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
://
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
ht
tp
tertentu sebagai dasar. Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung angka-angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
1
a.
Menurut Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai tambah atas dasar harga dasar atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara/provinsi/kabupaten/kota dalam
jangka
waktu
tertentu
(biasanya
satu
tahun)
ditambah pajak atas produk neto (pajak kurang subsidi atas produk). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha yaitu: Pertanian,
Kehutanan,
dan
Perikanan,
id
(A)
(B)
o.
Pertambangan dan Penggalian, (C) Industri Pengolahan, (D)
s.g
Pengadaan Listrik dan Gas, (E) Pengadaan Air, Pengelolaan
bp
Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (F) Konstruksi, (G) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda dan
Makan
Minum,
(J)
gk
Akomodasi
ot
a.
Motor, (H) Transportasi dan Pergudangan, (I) Penyediaan Informasi
dan
Komunikasi, (K) Jasa Keuangan dan Asuransi, (L) Real (M,N)
Jasa
Perusahaan,
un
Estat,
(0)
Administrasi
nd
Pemerintahan; Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, (P)
ba
Jasa Pendidikan, (Q) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,
://
dan (R,S,T,U) Jasa lainnya. Setiap kategori tersebut dirinci
ht
tp
lagi menjadi subkategori.
b. Menurut Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah
dalam
jangka
waktu
tertentu (biasanya satu tahun). PDRB merupakan penjumlahan kompensasi pekerja, surplus usaha bruto,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
2
pendapatan
campuran
bruto,
dan
pajak
kurang
subsidi atas produksi dan impor.
c.
Menurut Pendekatan Pengeluaran PDRB
adalah
semua
komponen
permintaan
akhir yang terdiri dari: (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, (2) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah
Tangga/LNPRT,
(3)
Pengeluaran
Konsumsi
id
Pemerintah, (4) Pembentukan Modal Tetap Domestik dikurangi
impor).
Secara
konsep
s.g
(ekspor
o.
Bruto, (5) Perubahan Inventori, dan (6) Ekspor Neto ketiga
bp
pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan
ot
a.
jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus
gk
sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktorfaktor produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini dapat
juga
diturunkan
nd
PDRB
un
disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar. Dari data beberapa
indikator
://
ba
ekonomi penting lainnya, seperti: Regional
Bruto,
yaitu
PDRB
ditambah
tp
1. Produk
ht
dengan pendapatan faktorial neto dari luar wilayah Kota
Bandung.
merupakan
Pendapatan
pendapatan
atas
neto
itu
faktor
sendiri produksi
(tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing (luar Kota Bandung) yang diperoleh di Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
3
2. Produk Regional Neto atas dasar harga berlaku, yaitu Produk Regional seluruh tetap
penyusutan
yang
Bruto dikurangi dengan
atas
digunakan
barang-barang
dalam
proses
modal
produksi
selama setahun. 3. Produk Regional
Neto atas dasar biaya faktor
produksi yaitu produk nasional neto atas dasar langsung
dikurangi
neto.
dengan
Pajak
tidak
pajak
tidak
langsung
neto
id
berlaku
o.
harga
dikurangi
dengan
subsidi
yang
bp
pemerintah
s.g
merupakan pajak tidak langsung yang dipungut diberikan oleh pemerintah. Selanjutnya, produk
a.
regional neto atas dasar biaya faktor produksi
per
kapita,
un
4. Angka-angka
gk
ot
disebut sebagai Pendapatan Regional. yaitu
ukuran-ukuran
nd
indikator ekonomi sebagaimana diuraikan di atas dengan
jumlah
penduduk
pertengahan
ht
tp
://
tahun.
ba
dibagi
1.2 Manfaat Pendapatan Regional Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber negara.
daya Nilai
ekonomi
yang
PDRB
yang
dihasilkan besar
oleh
suatu
menunjukkan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
4
kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. 2. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah. 3. PDRB
harga
konstan
menunjukkan
laju
(rill)
dapat
digunakan
pertumbuhan
ekonomi
untuk secara
keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. struktur
perekonomian
atau
o.
menunjukkan
id
4. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha peranan
ekonomi
yang
mempunyai
bp
kategori
s.g
setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategoriperan
besar
menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. PDRB barang
dan
pengeluaran
a.
produk
menurut
jasa
digunakan
ot
berlaku
menunjukkan untuk
tujuan
gk
harga
luar wilayah. PDRB
menurut
nd
5. Distribusi
un
konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak pengeluaran
menunjukkan
ba
peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan
://
jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha
tp
ekonomi.
ht
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. 7. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan
nilai
PDRB
dan PRB per satu orang
penduduk. 8. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
5
1.3 Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Regional Bruto Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas
id
antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan
o.
perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar
s.g
modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional.
bp
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional
a.
adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari
ot
tahun 2000 ke 2010. PDRB tahun dasar 2010 mengadopsi
gk
rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang
un
dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui
ba
nd
penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).
2008
tp
SNA
://
Apa yang Dimaksud SNA 2008? merupakan
standar
rekomendasi
ht
internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai
dengan
prinsip-prinsip
penghitungan ekonomi.
konvensional
Rekomendasi
yang
berdasarkan dimaksud
dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
6
analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami.
Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar? Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain :
id
Menginformasikan perekonomian regional yang terkini
o.
seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Menjadikan
data
PDRB
diperbandingkan
secara
ot
a.
bp
internasional.
dapat
s.g
Meningkatkan kualitas data PDRB;
un
gk
Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar?
nd
Pergeseran harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain:
Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan
ba
://
berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu
tp
daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah,
ht
atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian; Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi;
Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
7
Mengapa Tahun 2010 sebagai tahun dasar? Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
telah
melakukan
perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut: Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil;
Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10
id
o.
(sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan
s.g
teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi
PBB
tentang
pergantian
bp
tahun
dasar
a.
dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan,
gk
ot
(SNA1993)
Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB
ba
nd
SNA 2008;
un
sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam
seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan
://
Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI);
tp
Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan
ht
keseimbangan aliran produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari aktivitas produksi tersebut.
Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010 Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranya merupakan revisi utama. Beberapa revisi
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
8
yang diadopsi dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 diantaranya:
Konsep
dan
Cakupan: perlakuan Work-in Progress
(WIP) pada Cultivated Biological Resources (CBR): Merupakan
penyertaan
pertumbuhan
aset
alam
hasil
budidaya manusia yang belum di panen sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belum di panen, nilai sapi perah yang
id
belum menghasilkan, nilai pohon kelapa sawit atau karet Metodologi : perbaikan metode penghitungan output
s.g
o.
yang belum berbuah/dipanen.
Financial
Intermediation
Indirectly
Measured
ot
Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan
gk
Services
a.
(FISIM)
bp
bank dari Imputed Bank Services Charge (IBSC) menjadi
Harga Dasar (Basic Price)
un
Merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat subsidi
atas
ba
dan
nd
produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak produk.
Valuasi
ini
hanya
untuk
://
penghitungan PDB, sedangkan PDRB menggunakan harga Klasifikasi :
ht
tp
produsen.
Klasifikasi
yang
digunakan
berdasarkan
Internasional
Standard Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua klasifikasi tersebut
sebagai
Klasifikasi
Baku
Lapangan
Usaha
Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2010 (KBKI 2010).
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
9
Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA 2008 antara lain dijelaskan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB Variabel
Konsep Lama
Konsep Baru
1. Output pertanian Hanya mencakup
Output saat panen ditambah nilai
panen
hewan dan
id
output pada saat
bp
s.g
o.
tumbuhan yang
2. Metode
a.
Menggunakan metode Imputed Bank Services
output bank
Charge (IBSC)
gk
ot
penghitungan
://
3. Biaya
ba
nd
un
komersial.
tp
eksplorasi
belum menghasilkan Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM)
Dicatat sebagai
Dicatat sebagai
konsumsi antara
output dan dikapitalisasi sebagai
pembuatan
PMTB
ht
mineral dan
produk original
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
10
Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010 Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar
2010
(2010=100)
menggunakan
KBLI
2009.
Perbandingan keduanya pada tingkat paling agregat dapat
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
dilihat pada tabel berikut :
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
11
Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000
PDRB Tahun Dasar 2010
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2.
Pertambangan dan Penggalian
B. Pertambangan dan Penggalian
3.
Industri Pengolahan
C. Industri Pengolahan
4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih
D. Pengadaan Listrik, Gas E. Pengadaan Air
5.
Konstruksi
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9.
Jasa-jasa
s.g
o.
id
1.
bp
F. Konstruksi
a. ot
gk
un
nd ba
://
tp ht
G.Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan L. Real Estate M, N Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
12
BAB II RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN
2.1 Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan PDRB Menurut Lapangan Usaha Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini dan
subkategori
lapangan
usaha,
o.
kategori
id
mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing cara-cara
s.g
perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga
bp
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta
ot
a.
sumber datanya.
ini
mencakup segala pengusahaan yang
un
Kategori
gk
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
biologis
ba
barang-barang
nd
didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau (hidup)
yang
hasilnya
dapat
://
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau yang
tujuan
utamanya
untuk
memenuhi
ht
kegiatan
tp
untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kebutuhan sendiri (subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan. 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
13
serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual. a. Tanaman Pangan Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu,
id
palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dan jelai,
gandum,
dan
lain-lain).
s.g
jawawut,
o.
lain-lain), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, Keseluruhan
bp
komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau
a.
wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam
gk
ot
lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi
un
dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam
ba
basah.
nd
wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi
://
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Seksi
tp
Statistik Produksi BPS Kota Bandung. Data harga berupa
ht
harga produsen diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan diperoleh dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT). BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
14
b. Tanaman Hortikultura Tanaman
hortikultura
terdiri
dari
tanaman
hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman
hortikultura
semusim
meliputi
tanaman
hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan umumnya
berumur
lebih
dari
satu
o.
yang
id
tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura tahun
dan
dihasilkan kelompok
oleh
satu
kali
kegiatan
komoditi
penanaman.
Komoditas
bp
untuk
tanaman
sayuran,
hortikultura
buah-buahan,
a.
panen
s.g
pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa yang
meliputi tanaman
gk
ot
biofarmaka, dan tanaman hias.
Data produksi komoditas hortikultura diperoleh dari harga
produsen
nd
berupa
un
Seksi Statistik Produksi BPS Kota Bandung. Data harga diperoleh
dari
Seksi
Statistik
ba
Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat.
://
Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen dan hortikultura
diperoleh
dari
Seksi
Statistik
ht
tanaman
tp
Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan
data
struktur
biaya
kegiatan
tanaman
hortikultura diperoleh dari hasil Sensus Pertanian. c. Tanaman Perkebunan Tanaman
Perkebunan
terdiri
dari
tanaman
perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
15
baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan
(negara
maupun
perkebunan
mulai
pembibitan,
penanaman,
dan
swasta).
pengolahan
Cakupan
lahan,
pemeliharaan
usaha
penyemaian,
dan
pemanenan
yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah
tebu,
tembakau,
nilam,
jarak,
wijen,
tanaman
berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, pala,
kayu
manis,
cengkeh,
mete,
dan
s.g
sebagainya.
jambu
o.
lada,
id
dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao,
bp
Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Data harga berupa
a.
harga produsen dan indikator harga berupa Indeks Harga
gk
ot
Produsen diperoleh serta Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman perkebunan dari Seksi
un
Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa
nd
Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman
://
ba
perkebunan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian.
tp
d. Peternakan
ht
Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan,
dipotong, dan
diambil hasilnya,
baik yang
dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Golongan maupun
ini
juga
unggas
mencakup
yang
pembudidayaan
menghasilkan
produk
ternak
berulang,
misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
16
yang
dihasilkan
oleh
kegiatan
peternakan
adalah
sapi
potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya. Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Data harga berupa harga produsen, data indikator harga berupa biaya
produksi
kelompok
peternakan
o.
untuk
id
Indeks Harga Produsen dan Indeks yang dibayar petani dari
Seksi
s.g
Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa
bp
Barat. Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan
a.
Peternakan (Ternak Besar dan Kecil, Ternak Unggas, dan
gk
ot
Sapi Perah) yang dilakukan oleh Subdit Statistik Peternakan
un
BPS.
jasa
ba
Kegiatan
nd
e. Jasa Pertanian dan Perburuan pertanian
dan
perburuan
meliputi
://
kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa kegiatan
yang
dilakukan
baik
oleh
perorangan
ht
adalah
tp
liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
17
Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam
rangka
pengendalian
populasi
dan
pelestarian.
Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari furskin,
reptil,
penangkapan.
dan
kulit
Termasuk
unggas
hasil
perburuan
perburuan
dan
dan
penangkapan
binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau sebagai
hewan
peliharaan,
produksi
o.
atau
id
untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang kulit
bulu
s.g
binatang, reptil atau kulit burung dan kegiatan perburuan
bp
atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian
a.
untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa
gk
ot
liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut. dengan
memperhatikan
nd
imputasi
un
Output jasa pertanian diperoleh dengan pendekatan proporsi
pengeluaran
ba
untuk jasa pertanian terhadap output yang dihasilkan oleh
://
suatu kegiatan pertanian pada periode tertentu. Output
tp
kegiatan pertanian diperoleh dan Subdit Neraca Barang
ht
BPS. Sedangkan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, Survei Struktur Ongkos Usaha Tani, dan Survei Perusahaan Peternakan yang dilakukan oleh BPS. Sedangkan untuk kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar diestimasi menggunakan pendapatan devisa dari penjualan satwa liar yang datanya diperoleh dari Ditjen Konservasi Sumber Daya
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
18
Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2. Kehutanan dan Penebangan Kayu Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan
akar-akaran,
termasuk
di
sini
adalah
jasa
yang
menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas Komoditas
yang
dihasilkan
oleh
id
jasa/kontrak.
kegiatan
o.
kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal
s.g
dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, kehutanan
ini
kegiatan
kehutanan
atas
adalah
jasa
dasar
yang
balas
a.
kegiatan
bp
rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam jasa
menunjang (fee)
atau
gk
ot
kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak.
un
Data produksi kayu bulat dan hasil hutan lainnya
nd
berasal dari Perum Perhutani. Data harga produsen , data
ba
indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh Jawa
Barat.
Sedangkan
data
struktur
biaya
tp
Provinsi
://
dari Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS
ht
kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Kehutanan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Kehutanan BPS. 3. Perikanan Subkategori
ini
meliputi
semua
kegiatan
penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
19
payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari
penangkapan
(di
laut
dan
perairan
umum)
dan
budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.
id
Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari
o.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Data harga berupa
s.g
harga produsen, data indikator harga berupa Indeks Harga
bp
Produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Seksi Statistik Keuangan
a.
dan Harga Produsen BPS Provinsi Jawa Barat. Sedangkan
gk
ot
data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang
un
dilakukan oleh Subdit Statistik Perikanan BPS. tambah
kategori
ba
nilai
nd
Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan melalui
pendekatan
produksi.
://
Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan
tp
data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi
ht
pertanian.
Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis,
yaitu output utama dan output ikutan. Disamping itu, komoditi lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran persentase pelengkap yang diperoleh dari berbagai survei khusus. Penghitungan output pada kategori ini tidak hanya mencakup output utama dan ikutan pada saat panen tetapi
juga
ditambahkan
output
yang
diadopsi
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
dari 20
implementasi SNA 2008. Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas
yang
outputnya
juga
dikeluarkan
dapat
diambil
mencakup
selama
hasilnya biaya
periode
berulang
perawatan
tertentu
yang
kali, yang
dinamakan
dengan Cultivated Biological Resources (CBR). Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas semusim atau yang
diambil
hasilnya
hanya
sekali,
outputnya
juga
mencakup biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang
id
belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi
o.
dengan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum
s.g
dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut kategori
ini
merupakan
bp
sebagai Work-in-Progress (WIP). Sehingga total output pada penjumlahan
dari
nilai
output
a.
utama, output ikutan, dan CBR atau WIP ditambah dengan Tambah
gk
Nilai
ot
nilai pelengkapnya.
Bruto
(NTB)
suatu
subkategori
un
diperoleh dari penjumlahan NTB tiap-tiap kegiatan usaha
nd
yang menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dan
ba
pengurangan nilai output atas harga dasar dengan seluruh
://
pengeluaran konsumsi antara. Estimasi NTB atas dasar
tp
harga konstan 2010 menggunakan metode revaluasi, yaitu
ht
mengalikan produksi di tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar (tahun 2010) untuk mengestimasi output konstan tahun berjalan.
B. Pertambangan dan Penggalian Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam Kategori Pertambangan dan Penggalian, dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
21
(migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya. 1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Subkategori Pertambangan migas dan panas bumi meliputi
kegiatan
pertambangan
produksi
dan
minyak
pengambilan
bumi
minyak
mentah,
dan
serpihan
minyak dan pasir minyak dan produksi gas alam serta cairan
hidrokarbon.
Subkategori
ini
id
pencarian
juga
o.
mencakup kegiatan operasi dan/atau pengembangan lokasi
s.g
penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. penghitungan yang
digunakan
adalah
bp
Pendekatan
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
a.
diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang
gk
ot
dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masingmasing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar
nd
un
harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi.
ba
2. Pertambangan Batubara dan Lignit
://
Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi pengeboran
antrasit,
bituminous
berbagai dan
kualitas
batubara
subbituminous
baik
ht
seperti
tp
penambangan,
pertambangan di permukaan tanah atau bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencairan. Operasi pertambangan tersebut meliputi penggalian, penghancuran, pencucian, penyaringan dan pencampuran serta pemadatan meningkatkan kualitas atau memudahkan dan
penyimpanan/
penampungan.
pengangkutan
Termasuk
pencarian
batubara dari kumpulan tepung bara. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
22
Pertambangan
Lignit
mencakup
penambangan
di
permukaan tanah termasuk penambangan dengan metode pencairan dan kegiatan lain untuk meningkatkan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Untuk
memperoleh
output
batubara
dan
lignit
digunakan metode pendekatan produksi. Untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 digunakan cara
yang
pertambangan
sama
migas
seperti
yaitu
pada
revaluasi.
subkategori
Data
id
dengan
produksi
o.
batubara dan lignit serta Harga Batubara Acuan (HBA)
s.g
diperoleh dari Ditjen Mineral dan Batubara, Kementerian
bp
ESDM; Statistik Pertambangan Non Migas - BPS serta beberapa data dari BPS Provinsi /Kabupaten/Kota; Dinas
gk
ot
a.
Pendapatan Daerah.
3. Pertambangan Bijih Logam pengolahan
bijih
ini mencakup
un
kategori
logam
nd
Sub
yang
pertambangan
dan
mengandung
besi,
tidak
ba
seperti bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga,
://
timah, seng, timah hitam, mangan, krom, nikel kobalt dan
tp
lain. Termasuk bijih logam mulia lainnya. Kelompok bijih
ht
logam mulia lainya mencakup pembersihan dan pemurnian yang tidak dapat dipisahkan secara administratif dari usaha pertambangan bijih logam lainnya. Beberapa
jenis
produknya,
antara
lain:
pertambangan pasir besi dan bijih besi dan peningkatan mutu dan proses aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan
bijih
logam
yang
tidak
mengandung
besi,
seperti bijih thorium dan uranium, alumunium (bauksit), BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
23
tembaga, timah, seng, timah hitam, mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seperti emas, platina, perak dan logam mulia lainnya. Penghitungan
output
bijih
logam
menggunakan
metode pendekatan produksi dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan deflator Indeks Harga Produsen (IHP) tembaga dan emas.
ini
mencakup
penggalian
dan
o.
Subkategori
id
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
dan
permukaan
tanah
yang
pada
bumi.
Hasil
dari
umumnya
bp
pasir
s.g
pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, kegiatan
berada
ini
pada
adalah
batu
a.
gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang,
gk
ot
batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian
produksi
garam
nd
komoditi
barang-barang
ba
adalah
un
selain tersebut di atas. Termasuk dalam subkategori ini hasil
galian
penggalian. terdapat
Output
pada
dan
publikasi
://
Statistik penggalian tahunan. Sementara itu PDB triwulan di
tp
estimasi menggunakan data produksi bahan galian dari
ht
Survei Khusus yang dilakukan Direktorat Neraca Produksi (DNP).
C. Industri Pengolahan Kategori
Industri
Pengolahan
meliputi
kegiatan
ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dan produk pertanian, BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
24
kehutanan,
perikanan,
pertambangan
atau
penggalian
seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang
secara
umum
diperlakukan
sebagai
industri
pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik,
mesin
atau
peralatan
yang
khusus
digerakkan
dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru menggunakan
tangan,
kegiatan
maklon
atau
id
dengan
dimana
produk
tersebut
dijual
dan
s.g
sama
o.
kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang unit
yang
bp
melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas
ot
Pengolahan
Batubara
dan
mencakup
kegiatan
gk
1. Industri
a.
dasar kontrak.
Pengilangan
Minyak dan Gas Bumi ini
un
Subkategori
perubahan
nd
minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk yang
ba
bermanfaat seperti: pengilangan minyak dan gas bumi, di melalui
teknis
seperti
pemecahan
dan
tp
komponen
://
mana meliputi pemisahan minyak bumi menjadi produk
ht
penyulingan. Produk khas yang dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas etane, propane dan butane sebagai produk
penyulingan
minyak.
Termasuk
disini
adalah
pengoperasian tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009: kode 19.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
25
2. Industri Makanan dan Minuman Subkategori
ini
merupakan
gabungan
dari
dua
subkategori, yaitu Industri Makanan dan Industri Minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan. Industri Minuman mencakup pembuatan minuman beralkohol maupun tidak beralkohol, minuman
mineral,
beralkohol
bir
dan
yang
anggur,
disuling.
dan
id
minum
pembuatan
Kegiatan
o.
air
ini
tidak
s.g
mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran,
bp
minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk teh dengan kadar kafein yang tinggi.
gk
ot
a.
KBLI 2009: kode 10 dan 11.
3. Industri Pengolahan Tembakau
un
Subkategori ini meliputi pengolahan tembakau atau chewing
dan
ba
snuff,
nd
produk pengganti tembakau, rokok, cerutu, cangklong, tetapi
://
tembakau
awal
tidak
serta
mencakup
tembakau.
pengeringan
penanaman
Beberapa
produk
atau yang
tp
pengolahan
pemotongan
ht
dihasilkan rokok dan cerutu, tembakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok putih dan lain-lain. KBLI 2009: kode 12. 4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Subkategori
ini
merupakan
gabungan
dari
dua
subkategori yaitu Industri Tekstil dan Industri Pakaian Jadi. Industri
tekstil
mencakup
pengolahan,
pemintalan,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
26
penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti: sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali, dan
lain-lain).
Industri
pakaian
jadi
mencakup
semua
pekerjaan menjahit dari semua bahan dan semua jenis pakaian
dan
aksesoris,
tidak
ada
perbedaan
dalam
pembuatan antara baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian
tradisional
dan
modern.
Subkategori
ini
juga
id
mencakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dan
o.
bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh produk yang
s.g
dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, batik, rajutan,
bp
pakaian jadi, pakaian sesuai pesanan, dan lain-lain. KBLI
a.
2009: kode 13 dan 14.
gk
ot
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan alas kaki Subkategori
ini
mencakup
pengolahan
dan
menjadi kulit
dengan
nd
jangat
un
pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit proses
penyamakan
atau
ba
proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit
://
menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas terbuat
ht
yang
tp
tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda Subkategori
dari
ini
kulit,
juga
dan
pembuatan
mencakup
alas
pembuatan
kaki. produk
sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 15.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
27
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga
mencakup
berbagai
proses
pengerjaan
dari
penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barangbarang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti
kontainer
kayu.
Terkecuali
penggergajian,
spesifik
yang
dihasilkan.
Subkategori
o.
produk
id
subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada ini
tidak
s.g
mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan
bp
perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan, pengolahan rotan,
a.
kayu lapis, barang-barang bangunan dan kayu, kerajinan
gk
ot
dan kayu, alat dapur dan kayu, rotan dan bambu. KBLI
Industri
Kertas
nd
7.
un
2009: kode 16.
dan
Barang
dari
Kertas,
ba
Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam ini
merupakan
gabungan
dari
dua
://
Subkategori
tp
subkategori yaitu Industri Kertas dan Barang dari Kertas,
ht
dan Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Industri
Kertas
dan
Barang
dari
Kertas
mencakup
pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk tersebut merupakan satu rangkaian dengan tiga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ketiga barang dari
kertas
dengan
berbagai
tehnik
pemotongan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
dan 28
pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Industri Pencetakan
dan Reproduksi
Media
Rekaman
mencakup
pencetakan barang-barang dan kegiatan pendukung yang berkaitan
dan
tidak
terpisahkan
dengan
Industri
Pencetakan; proses pencetakan termasuk bermacammacam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan
id
atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai
s.g
o.
teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan 18.
bp
8. Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu Industri
a.
Kimia dan Industri Farmasi dan Obat Tradisional. Industri
gk
ot
Kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Ciri kimia
dasar
yaitu
un
produk
yang
membentuk
kelompok
nd
industri pertama dari hasil produk antara dan produk akhir
ba
yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia
://
dasar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya.
tp
Industri Farmasi dan Obat Tradisional mencakup pembuatan
ht
produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan 21.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
29
9. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Subkategori ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plastik atau daur ulang. Namun demikian tidak berarti bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plastik termasuk di golongan ini,
id
misalnya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri
o.
matras, industri permainan dari karet, termasuk kolam
bp
s.g
renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode 22. 10. Industri Barang Galian Bukan Logam jadi
yang
pengolahan
a.
barang
mencakup
berhubungan
bahan dengan
baku unsur
gk
menjadi
ini
ot
Kegiatan
tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk
un
gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan
nd
plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta
ba
pengolahan produk mineral lainnya juga termasuk disini.
tp
://
KBLI 2009: kode 23.
ht
11. Industri Logam Dasar Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan
penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak
dari
bijih,
potongan
atau
bungkahan
dengan
menggunakan bermacam teknik metalurgi. Contoh produk: industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja, logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009: kode 24. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
30
12. Industri
Barang
Logam,
Komputer,
Barang
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Golongan ini mencakup pembuatan produk logam "murni"
(seperti
suku
cadang,
container/wadah
dan
struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak
bergerak,
pembuatan
perlengkapan
senjata
dan
amunisi, pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan
komunikasi,
dan
barang-barang
elektronik
yang
membangkitkan,
mendistribusikan
dan
o.
produk
id
sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan
s.g
menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan
bp
27.
a.
13. Industri Mesin dan Perlengkapan
gk
ot
Kegiatan yang tercakup dalam Subkategori Industri Mesin dan Perlengkapan adalah pembuatan mesin dan
un
peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik
nd
atau yang berhubungan dengan pengolahan bahan-bahan,
ba
termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan tenaga
dan
komponen
utama
yang
://
menggunakan
tp
dihasilkan secara khusus. Subkategori ini juga mencakup
ht
pembuatan mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang
atau
barang
dalam
dasar
pembatasan,
peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan
industri,
pekerjaan
sipil,
dan
bangunan,
pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009: kode 28.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
31
14. Industri Alat Angkutan Subkategori
ini
mencakup
Industri
kendaraan
bermotor dan semi trailer serta Industri alat angkutan lainnya.
Cakupan
kendaraan
dan
bermotor
golongan
untuk
ini
adalah
angkutan
pembuatan
penumpang
atau
barang, alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa. Golongan ini juga mencakup
id
pembuatan berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan
o.
bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer.
bp
s.g
KBLI 2009: kode 29 dan 30. 15. Industri Furnitur
a.
Industri Furnitur mencakup pembuatan mebeller dan
gk
ot
produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan perakitan
komponen,
nd
dan
un
mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan termasuk
pemotongan,
ba
pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk baik untuk
://
estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting
tp
dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung
ht
menjadi kegiatan yang khusus. KBLI 2009: kode 31. 16. Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Subkategori
ini
mencakup
pembuatan
berbagai
macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri
pengolahan
lainnya
dan
jasa
reparasi
serta
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
32
pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, bahan input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum. Subkategori ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan
barang-barang
rumah
tangga.
Tetapi
mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan
id
khusus barang-barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha
o.
industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin,
Pengilangan
data
Minyak
Industri
Pengolahan
dan
bp
Sumber
s.g
peralatan dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan 33. Gas
Bumi
Batubara
terdiri
dari:
dan Data
dan
Sumber
ot
Energi
Daya
Mineral.
Data
gk
Kementrian
a.
produksi Pengilangan Migas diperoleh dari, Ditjen Migas, produksi/indikator produksi Industri Batubara diperoleh dari
un
Direktorat Statistik Industri-BPS. Data harga produk minyak
nd
bumi diperoleh dari Ditjen Migas, Kementrian Energi dan
ba
Sumber Daya Mineral, harga LNG diperoleh dari harga
://
ekspor LNG dari Direktorat Statistik Distribusi-BPS, kurs
tp
ekspor dari Direktorat Neraca Pengeluaran -BPS, sedangkan
ht
indikator harga untuk Industri Batubara diperoleh dari Direktorat
Statistik
Harga-BPS.
Data
struktur
biaya
diperoleh dari Publikasi Statistik Pertambangan Migas-BPS. Sumber data Industri Makanan dan Minuman sampai dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan
Mesin
Produksi/Indikator kelompok
besar
dan
Produksi yaitu
Peralatan yang
Indeks
dibagi
produksi
terdiri
dari:
menjadi Industri
dua Besar
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
33
Sedang (IBS) dan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kota Bandung. Data Harga/Indikator Harga diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kota Bandung dan Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat. Data Struktur Biaya diperkirakan dari Hasil Survei Tahunan IBS dan Hasil Survei Tahunan IMK - BPS ditambah dengan berbagai Survei Khusus yang dilakukan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis
id
Statistik BPS Kota Bandung.
atas
menggunakan
dasar
harga
produksi.
adalah
merupakan
pendekatan
berlaku
bp
Output
Migas
s.g
Pengolahan
o.
Pendekatan penghitungan untuk kegiatan Industri
perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-
a.
masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan
gk
ot
digunakan cara revaluasi, yaitu produksi pada masingmasing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar
un
2010. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisisih
nd
antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi
ba
antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB
://
atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih output atas
tp
dasar harga konstan dengan konsumsi antara atas dasar
ht
harga konstan.
Pendekatan estimasi untuk Industri Batubara sampai
dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga berlaku dihitung dari BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
34
output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan
konsumsi
antara
untuk
masing-masing
tahun,
sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi
antara
atas
dasar
harga
konstan.
Dalam
penghitungan NTB industri pengolahan subkategori ini, tabel
s.g
o.
id
SUT 2010 menjadi acuan sebagai tahun dasar 2010.
bp
D. Pengadaan Listrik dan Gas
a.
Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga
ot
listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara atau
pipa
infrastruktur
un
saluran,
gk
dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, permanen.
Dimensi
nd
jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan dengan pasti,
ba
termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan es.
Produksi
://
produksi
es
untuk
kebutuhan
makanan/
ht
tp
minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini juga mencakup
pengoperasian
mesin
dan
gas
yang
menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC. 1. Ketenagalistrikan Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
35
maupun
oleh
pembangkitan Daerah,
perusahaan listrik
dan
oleh
listrik
swasta
(Non-PLN),
perusahaan
yang
seperti
milik Pemerintah
diusahakan
oleh
swasta
(perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan distribusi, dan listrik yang dicuri. Metode
penghitungan
dengan
menggunakan
id
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
o.
diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang
s.g
dihasilkan dengan harga dasar per unit produksi pada konstan
2010
diperoleh
bp
masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga dengan
cara
revaluasi,
yaitu
a.
mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-
gk
ot
masing tahun dengan harga dasar per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas
un
dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan
nd
mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio
ba
NTB.
://
Data yang diperlukan data produksi dan harga. Data
tp
produksi berupa listrik terjual dan listrik dibangkitkan baik harga
ht
oleh PLN maupun non-PLN. Sama seperti data produksi, juga
mencakup
harga
penjualan
dan
harga
pembangkitan, baik data produksi maupun data harga, bersumber dari PT. PLN. 2. Pengadaan Gas dan Produksi Es Subkategori ini menghasilkan Gas Alam, Gas Buatan, Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es. Subkategori BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
36
ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Subkategori ini juga mencakup
penyediaan
gas
melalui
berbagai
proses,
pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran
pipa.
Termasuk
penyaluran,
distribusi
dan
pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sistim perdagangan
gas
kepada
konsumen
id
saluran,
melalui
o.
saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan
s.g
gas melalui sistim distribusi gas yang dioperasikan oleh
bp
pihak lain dan pengoperasian pengubahan komoditas dan kapasitas pengangkutan bahan bakar gas.
a.
Kegiatan Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin dan
gk
ot
Produksi Es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi
un
dan tujuan lain, produksi dan distribusi pendinginan udara,
nd
pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es,
ba
termasuk es untuk kebutuhan makanan/ minuman dan
://
tujuan non makanan.
penghitungan
seri
2010
dengan
tp
Metode
ht
menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masingmasing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
37
harga
berlaku
maupun
konstan
2010
adalah
dengan
mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB.
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan
id
usaha yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai
o.
bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau
s.g
bukan baik rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah
bp
sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam
a.
proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk
ot
kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam
gk
hubungannya dengan atau oleh unit yang terlibat dalam
un
pengelolaan limbah/kotoran.
penghitungan
nd
Metode
Nilai
Tambah
Bruto
untuk
ba
pengadaan air tahun dasar 2010 menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui
://
perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan
ht
tp
harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data harga yang tidak tersedia pada tahun terakhir diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
38
mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Penghitungan pengelolaan Sampah/Limbah dengan pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja pengelolaan, pembuangan
dan
pembersihan
Pemerintah
dan
swasta.
sampah
Kegiatan
dilakukan yang
oleh
dilakukan
pemerintah menggunakan APBN/APBD.
o.
id
F. Konstruksi
s.g
Kategori Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung sarana
kegiatan
lainnya.
a.
atau
bp
dan bangunan sipil, baik digunakan sebagai tempat tinggal Kegiatan
konstruksi
ot
mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan
gk
perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di
un
lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara.
nd
Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum,
ba
yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit
://
usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi
ht
tp
untuk dipakai sendiri. Hasil
kegiatan
konstruksi
antara
lain:
konstruksi
gedung tempat tinggal; konstruksi gedung bukan tempat tinggal;
konstruksi
jembatan, jembatan
bangunan
landasan kereta
pesawat
api,
sipil,
misal:
terbang,
terowongan,
jalan,
jalan
rel
bendungan,
tol, dan
waduk,
menara air, jaringan irigasi, drainase, sanitasi, tanggul pengendali
banjir,
terminal,
stasiun,
parkir,
dermaga,
pergudangan, pelabuhan, bandara, dan sejenisnya; BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
39
Konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit
tenaga
listrik;
transmisi,
distribusi
dan
bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: instalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih
dan
air
limbah
serta
saluran
drainase,
dan
sejenisnya; Pengerukan: meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik
id
bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat; Penyiapan
o.
lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran
pemasangan
Penyelesaian
kaca
dan
konstruksi
bp
pembersihannya;
s.g
dan penghancuran gedung atau bangunan lainnya serta aluminium;
sipil
pengerjaan
seperti lantai,
dalam
penyelesaian
ot
dekorasi
akhir;
pengerjaan
gk
dan
a.
dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil
un
lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya
nd
seperti derek lori, molen, buldoser, alat pencampur beton,
ba
mesin pancang, dan sejenisnya.
://
Metode yang digunakan untuk memperkirakan ouput
tp
harga berlaku adalah metode ekstrapolasi dengan indeks
ht
konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk mendapatkan output harga konstan, output harga berlaku dideflasi dengan menggunakan IHPB konstruksi sebagai deflator.
Sementara
konsumsi
antara
didapat
dengan
menggunakan metode commodity flow beberapa komoditas utama dari konsumsi antara, misalnya produksi semen, kayu, juga bahan galian. NTB berlaku didapat dari nilai output berlaku dikurangi dengan biaya antara berlaku. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
40
Sementara NTB konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kategori
ini
meliputi
kegiatan
ekonomi/lapangan
usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu
id
penjualan tanpa perubahan teknis) dan berbagai jenis
s.g
o.
barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara akhir
dalam
pendistribusian
barang
dagangan.
a.
tahap
bp
grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan
ot
Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda
gk
motor. yang
terkait
dengan
nd
kegiatan
un
Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan perdagangan,
seperti
penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pembotolan,
ba
pencampuran,
pengepakan,
pembongkaran
://
dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran tidak,
ht
maupun
tp
yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin pembersihan
dan
pengeringan
hasil
pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. Pedagang mengumpulkan,
besar menyortir,
seringkali dan
secara
memisahkan
fisik kualitas
barang dalam ukuran besar, membongkar dan ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan teknis), baik barang baru BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
41
maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya
pedagang
pengecer
memperoleh
hak
atas
barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar
o.
Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan
s.g
1.
id
konsinyasi atau komisi.
bp
Sepeda Motor
Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali motor,
termasuk
perdagangan
besar mobil
dan
dan
un
pemeliharaan
lori
gk
dan
ot
a.
industri dan penyewaan) yang berhubungan dengan mobil dan
truk,
eceran,
motor
baru
sebagaimana
perawatan maupun
dan bekas.
nd
Termasuk perdagangan besar dan eceran suku cadang dan
ba
aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen
2.
ht
tp
kendaraan.
://
komisi yang terdapat dalam perdagangan besar dan eceran
Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang
perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan penjualan
teknis) secara
dan grosir
berbagai
jenis
(perdagangan
barang, besar)
baik
maupun
eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
42
barang dagangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas usaha sendiri
atau
atas
(perdagangan
dasar
komisi)
juga
balas
jasa
merupakan
atau
kontrak
cakupan
dalam
subkategori ini. Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang (berlaku/konstan)
pedagang. dihitung
Output
perdagangan
id
oleh
menggunakan
metode
o.
dikeluarkan
tidak
s.g
langsung, yaitu menggunakan metode pendekatan arus
bp
barang "commodity flow approach". Marjin perdagangan diperoleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan output
barang
yang
dihasilkan
a.
dengan
oleh
industri
gk
ot
penghasil barang domestik ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian output atau marjin perdagangan tersebut
un
dikalikan dengan rasio nilai tambah untuk memperoleh nilai perdagangan.
sepeda
motor
nd
tambah
ba
dihitung
Sedangkan
reparasi
dengan
pendekatan
mobil
dan
produksi,
://
dengan indikator produksinya adalah jumlah kendaraan.
tp
Untuk mendapatkan nilai tambah konstannya nilai tambah (BPS).
ht
berlaku yang diperoleh di-deflate menggunakan IHK umum
H. Transportasi dan Pergudangan Kategori
ini
mencakup
penyediaan
angkutan
penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
43
pengangkutan.
Kategori
Transportasi
dan
Pergudangan
terdiri atas: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa mencakup
kegiatan
kegiatan
pengangkutan
seperti:
sifatnya terminal,
bp
s.g
pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain.
yang
id
menunjang
angkutan
o.
penunjang
a.
1. Angkutan Rel
gk
ot
Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang menggunakan jalan rel kereta melalui antar kota,
un
dalam kota dan pengoperasian gerbong tidur atau gerbong
nd
makan kereta api yang sepenuhnya dikelola oleh PT Kereta
ba
Api Indonesia (PT. KAI).
://
Metode estimasi yang digunakan yaitu pendekatan
tp
produksi. Indikator produksi adalah jumlah penumpang dan
ht
barang yang diangkut atau jumlah km-penumpang dan kmton barang. Output dan NTB atas dasar harga berlaku diolah dari laporan keuangan PT. KAI. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan rel dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan jumlah penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya. NTB atas dasar harga konstan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
44
2010 diperoleh berdasarkan perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun 2010. 2. Angkutan Darat Meliputi
kegiatan pengangkutan
penumpang
dan
barang menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik dengan atau tanpa
id
pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk
o.
mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak,
s.g
kimia dan air.
bp
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan
a.
perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib
gk
ot
uji) dengan indikator harga (rata-rata output untuk masingmasing jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar
sebagai
diperoleh
ekstrapolasi
dengan
nd
metode
2010
un
konstan
ekstrapolatornya.
ba
harga
dengan
indeks
NTB
menggunakan
jumlah
dihitung
kendaraan berdasarkan
://
perkalian antara rasio NTB dengan outputnya.
tp
Indikator produksi berupa jumlah kendaraan/armada
ht
wajib uji (taksi, angkot, bis, dan truk) diperoleh dari Samsat Bandung. Data untuk penghitungan struktur output dan rasio
NTB
perusahaan
diperoleh
dari
laporan
keuangan
angkutan udara. Sedangkan
beberapa
data indikator
harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
45
3. Angkutan Laut Meliputi
kegiatan
pengangkutan
penumpang
dan
barang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam
dan
ke
luar
daerah
domestik.
Tidak
termasuk
kegiatan pelayaran laut yang diusahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan pelayaran ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan. Output
atas
dasar
harga
berlaku
o.
produksi.
id
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan diperoleh
s.g
berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator
bp
harganya. Output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah muat
Sedangkan
NTB
barang
diperoleh
sebagai dari
hasil
gk
ekstrapolatornya.
indeks
a.
dan
ot
penumpang
un
perkalian antara rasio NTB dengan outputnya.
nd
4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang
ba
Kegiatan
dicakup
meliputi
kegiatan
://
pengangkutan penumpang, barang dan kendaraan dengan kapal/angkutan
tp
menggunakan
maupun
tidak
bermotor,
dan
danau
serta
baik
kegiatan
ht
bermotor
sungai
penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau serta penyeberangan. Output atas BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
46
dasar
harga
konstan
2010
diperoleh
dengan
metode
ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi rata-rata tertimbang jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. 5. Angkutan Udara Kegiatan ini meliputi kegiatan
pengangkutan
id
penumpang dan barang dengan menggunakan pesawat
o.
udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang pendekatan
produksi.
Indikator
produksi
yang
bp
adalah
s.g
beroperasi di Indonesia. Metode estimasi yang digunakan digunakan adalah jumlah penumpang dan jumlah barang
a.
yang diangkut, atau jumlah km penumpang dan ton-km
gk
ot
barang yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan harganya
untuk
un
indikator
dan
internasional.
Output
ba
dengan
atas
metode
baik dasar
domestik harga
ekstrapolasi,
angkutan maupun
konstan dan
2010
sebagai
://
diperoleh
barang
nd
penumpang
masing-masing
jumlah
barang
yang
diangkut.
Sedangkan
NTB
ht
dan
tp
ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga tersebut. Data indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut diperoleh dari PT Angkasa Pura II. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang/km-penumpang dan rata-rata output per barang/km-ton barang diperoleh dari laporan perusahaan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
47
penerbangan nasional serta IHK jasa angkutan udara dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. 6. Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan Kurir Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar
kegiatan
pengangkutan,
yaitu
jasa-jasa
pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal & parkir), penumpang,
jasa
darat dan
id
keagenan
bongkar muat barang
ekspedisi,
o.
jasa pelayanan
jalan
laut, tol,
s.g
pergudangan, jasa pengujian kelayakan angkutan darat dan
bp
laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan
a.
produksi. Nilai output dan NTB atas dasar harga berlaku dari
gk
ot
hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa
un
perusahaan go public. Sedangkan output atas dasar harga
nd
konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan
ba
membagi nilai output atas dasar berlaku dengan indeks
://
harga tahun dasar 2010. Nilai NTB atas dasar harga konstan
tp
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga
ht
konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010. Sumber data utama untuk kegiatan jasa penunjang angkutan diperoleh dari Badan Usaha Milik Negara, seperti : PT Angkasa Pura II, PT Jasa Marga, Dinas Perhubungan, dan beberapa instansi/perusahaan penunjang angkutan lainnya. Sedangkan indikator harga berupa IHK sarana penunjang transpor dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
48
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori penginapan
ini
mencakup
jangka
pendek
penyediaan untuk
akomodasi
pengunjung
dan
pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang
disediakan
akomodasi
bervariasi.
jangka
Tidak
panjang
termasuk
seperti
tempat
id
penyediaan
sangat
dikonsumsi
segera
atau
jangka
a.
mencakup pendek
gk
akomodasi
ini
ot
Subkategori
melalui
kegiatan
bp
perdagangan besar dan eceran. 1. Penyediaan Akomodasi
yang
s.g
untuk
o.
tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan
kegiatan
untuk
penyediaan
pengunjung
atau
un
pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang
nd
lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti dengan
ba
asrama atau rumah kost dengan makan maupun tidak makan).
fasilitas
://
menyediakan
Penyediaan
akomodasi
akomodasi
saja
dapat atau
hanya dengan
ht
tp
makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud
akomodasi
jangka
pendek
seperti
hotel
berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada
dalam
satu
kesatuan
manajemen
dengan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
49
penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan. NTB
subkategori
menggunakan
akomodasi
pendekatan
produksi.
diperoleh
dengan
Indikator
produksi
yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. atas
perkalian harganya.
dasar
antara
harga
indikator
Sedangkan
NTB
berlaku
diperoleh
produksi atas
dari
dengan
dasar
hasil
indikator
harga
id
Output
konstan
o.
diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB.
Data
bp
menggunakan metode revaluasi.
s.g
Output dan NTB atasdasar harga konstan dihitung dengan produksi
menggunakan
data
malam
kamar
a.
terjual dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
gk
ot
Indikator harga menggunakan data tarif dari Survei Hotel Tahunan yang dilakukan oleh Seksi Statistik Distribusi BPS
nd
un
Kota Bandung.
ba
2. Penyediaan Makan dan Minum
://
Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan
tp
minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk
ht
dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan
penyediaan makanan
makanan dan
dan
minuman
minuman untuk
adalah
dikonsumsi
segera berdasarkan pemesanan. Pendekatan
yang
digunakan
untuk
menghitung
outputnya yaitu melalui pendekatan produksi. Indikator BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
50
produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan indikator harganya berupa pengeluaran rata-rata per kapita atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku. Sedangkan, output atas dasar
harga
konstan
dihitung dengan menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok sebagai Dan
NTB
atas
dasar
konstan diperoleh berdasarkan
harga
berlaku
maupun
perkalian output dengan
id
deflator.
o.
rasio NTB. Data indikator produksi sub kategori penyediaan
s.g
makan dan minum bersumber dari Proyeksi Penduduk
bp
Indonesia Sensus Penduduk 2010 - BPS. Sedangkan data indikator harga diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi
a.
Nasional (Susenas) dan IHK makanan jadi, minuman dan
gk
ot
rokok dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
nd
un
J. Informasi dan Komunikasi ini
mencakup
produksi
dan
distribusi
ba
Kategori
informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk
://
mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan
ht
tp
juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya.
Kategori
terdiri
dari
beberapa
industri
yaitu
Penerbitan, Produksi Gambar Bergerak, Video, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik, Penyiaran dan Pemograman (Radio
dan
Televisi),
Telekomunikasi,
Pemograman,
Konsultasi Komputer dan Teknologi Informasi. Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet,
kamus,
ensiklopedia,
atlas,
peta
dan
grafik,
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
51
penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk
penerbitan
piranti
lunak.
Semua
bentuk
penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk multimedia seperti cd rom buku referensi dan lain-lain). Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman
suara
dan
penerbitan
musik ini
mencakup
pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape
id
atau disk untuk diputar dalam bioskop atau untuk siaran
o.
televisi, kegiatan penunjang seperti editing, cutting, dubbing
s.g
film dan lain-lain, pendistribusian dan pemutaran gambar
bp
bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain. Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak film
lainnya.
Selain
a.
produksi
perekaman
suara,
master
suara
asli,
merilis,
penerbitan
un
mendistribusikannya,
yaitu
ot
kegiatan
gk
dan
itu
juga
produksi
mencakup perekaman
mempromosikan musik
seperti
dan
kegiatan
nd
jasa perekaman suara dalam studio atau tempat lain.
ba
Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan
://
televisi) ini mencakup pembuatan isi siaran atau perolehan radio,
televisi
dan
program
hiburan,
berita,
ht
seperti
tp
hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data, khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV. Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
52
Umumnya kegiatan ini adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya. Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup kegiatan penyediaan jasa
keahlian
di
bidang
teknologi
informasi,
seperti
penulisan, modifikasi, pengujian dan pendukung piranti lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan perangkat keras komputer, piranti
id
lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan
o.
pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas
s.g
pengolahan data di tempat klien serta kegiatan profesional
bp
lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer.
a.
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan
gk
ot
produksi. Output atas dasar harga berlaku didapat dan nilai produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan
un
sedang, serta laporan keuangan perusahaanperusahaan go
nd
public bergerak di industri informasi dan telekomunikasi,
ba
sedangkan NTB atas dasar harga berlaku didapat dan
://
penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan
tp
komponen-komponen ainnya. Sedangkan output atas dasar
ht
harga konstan 2010 diperoleh dengan metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010. Sumber
data
utama
untuk
kegiatan
informasi
diperoleh dari Seksi Statistik Produksi dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, perusahaan go public dibidang televisi
dan
teknologi
informasi,
Direktorat
Pembinaan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
53
Kesenian dan perfilman, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota, sedangkan kegiatan telekomunikasi diperoleh dari perusahaan telekomunikasi go public seperti: PT Telkom dan
anak
perusahaannya,
PT
Telekomunikasi
Seluler
(Telkomsel); PT Indosat dan anak perusahaannya, Excel Axiata; PT. Bakrie Telecom; dan PT. Smartfren Telecom, sedangkan indikator harga berupa indeks harga seperti: IHP percetakan
dan
penerbitan
IHK
umum
dan
IHK
jasa
o.
id
komunikasi dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
s.g
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
bp
Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan,
a.
asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa
ot
penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan
gk
pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan
un
kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan
ba
nd
lembaga keuangan sejenis.
1. Jasa Perantara Keuangan masyarakat
tp
dari
ht
dana
://
Kegiatan ini mencakup kegiatan yang menghimpun menyalurkannya
dalam
kepada
bentuk
masyarakat
simpanan dalam
dan
bentuk
kredit/pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seperti: menerima
simpanan
memberikan
dalam
bentuk
kredit/pinjaman
giro
baik
dan
deposito,
kredit
jangka
pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana
merupakan
kegiatan
pokok
Jasa
Perantara Keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
54
hanya
kegiatan
pendukung,
seperti:
mengirim
uang,
membeli dan menjual suratsurat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya. Kegiatan tersebut antara lain bank sentral, perbankan
konvensional
maupun
syariah,
bank
swasta
nasional, bank campuran dan asing, dan bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam,
id
baitul maal wantanwil dan jasa perantara moneter lainnya.
pendekatan
bank
komersial
pengeluaran
untuk
(termasuk
s.g
untuk
bank
BPR)
sentral
bp
produksi
o.
Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan dan
(Bank
Indonesia). Output atas dasar harga berlaku dari usaha komersial
adalah
jumlah
penerimaan
a.
bank
atas
jasa
gk
ot
pelayanan bank yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas transaksi dengan bank, dan imputasi implisit
bank
yang
un
jasa
diukur
dengan
menggunakan
nd
metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh
ba
karena melakukan kegiatan pendukung, seperti: mengirim
://
uang, membeli dan menjual suratsurat berharga. Output
tp
bank sentral (Bank Indonesia) dihitung adalah jumlah atas
ht
biayabiaya yang dikeluarkan, termasuk konsumsi antara, pengeluaran
untuk
upah/gaji
pegawai,
pajak,
dan
penyusutan. Sedangkan output KSP, BMT dan Jasa Moneter lainnya diperoleh dengan mengalikan rata-rata pendapatan usaha
dengan
masing-masing
jumlah
usahanya.
Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan dengan
menggunakan
metode
deflasi
dan
sebagai
deflatornya adalah IHK Umum dan Indeks Implisit PDB BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
55
tanpa Jasa Perantara Keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. 2. Asuransi dan Dana Pensiun Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, dimana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim
Asuransi dan Reasuransi
o.
a.
id
yang akan datang.
keuangan
bukan
bank
yang
usaha
bp
lembaga
s.g
Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis menanggung
resiko-resiko
atas
pokoknya terjadinya
a.
musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang, termasuk
gk
ot
tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang atau karena terjadinya pihak
tertanggung.
un
kematian
Golongan
ini
mencakup
nd
kegiatan asuransi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi,
ba
baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. atas
dasar
harga
berlaku
adalah
pendekatan
tp
output
://
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung
ht
produksi. Output dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan
penjumlahan
dari
hasil
underwriting,
hasil
investasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar
harga
konstan
diperoleh
dengan
menggunakan
metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
56
Sumber asuransi
data
dan
berupa
reasuransi
Keuangan (OJK) dan
laporan
keuangan
diperoleh
dari
kegiatan
Otoritas
Jasa
Seksi Statistik Distribusi BPS Kota
Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. b. Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola yang
menjanjikan
manfaat
pensiun.
id
program
Manfaat
o.
pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
s.g
berkala atau sekaligus pada masa pensiun sebagai santunan
bp
hari tua/uang pension. Dana pensiun dibedakan menjadi Pensiun Lembaga Keuangan.
a.
dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana
output
atas
gk
ot
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung dasar
harga
berlaku
adalah
pendekatan
pengolahan
laporan
nd
hasil
un
produksi. Output dari kegiatan dana pensiun merupakan keuangan
kegiatan
tersebut.
ba
Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh
://
dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga
tp
Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai
ht
Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan dana pensiun diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
57
3. Jasa Keuangan Lainnya Jasa keuangan lainnya meliputi mencakup kegiatan leasing, kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang tidak tercakup dalam perantara keuangan, serta kegiatan pendistribusian Subkategori dengan
dana
ini
hak
bukan
mencakup
opsi,
dalam
bentuk
kegiatan
pegadaian,
sewa
pinjaman.
guna
pembiayaan
usaha
konsumen,
pembiayaan kartu kredit, modal ventura, anjak piutang, dan
o.
id
jasa keuangan lainnya.
mencakup
usaha
penyediaan
fasilitas
bp
Pegadaian
s.g
a. Pegadaian
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
a.
Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai
gk
ot
jaminan barang bergerak yang diserahkan, dengan tidak memperhatikan penggunaan dana pinjaman yang diberikan. atas
dasar
harga
nd
output
un
Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung berlaku
adalah
pendekatan
ba
produksi. Output dari kegiatan pegadaian merupakan hasil
://
pengolahan laporan keuangan PT Pegadaian yang terdiri
tp
dari pendapatan sewa modal, pendapatan administrasi, dan
ht
pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber
data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
pegadaian diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
58
Perum Pegadaian, dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. b. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha
dengan
hak
opsi,
pembiayaan
konsumen,
pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan
id
pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna usaha dengan hak lease
selama
pembayaran
untuk
jangka
digunakan
waktu
s.g
(lessee)
finance
oleh
tertentu
bp
bentuk
o.
opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
secara
berkala.
Pembiayaan
penyewa
berdasarkan konsumen
a.
mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang
gk
ot
dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan
un
kartu kredit mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi
nd
pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit.
ba
Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan
://
dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang suatu
tp
perusahaan.
ht
Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan lembaga pembiayaan merupakan hasil pengolahan laporan
keuangan
output
atas
menggunakan
dasar
perusahaan harga
metode
pembiayaan.
konstan
deflasi,
Sedangkan
diperoleh
dimana
Indeks
dengan Harga
Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
59
atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber
data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
lembaga pembiayaan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
id
c. Modal Ventura
modal ke dalam suatu perusahaan
s.g
bentuk penyertaan
o.
Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam
bp
pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.
a.
Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar
gk
ot
harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan
un
perusahaan modal ventura. Sedangkan output atas dasar dimana
Indeks
ba
deflasi,
nd
harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode Harga
Konsumen
(IHK)
umum
://
digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik
tp
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
ht
diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber
data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
modal ventura diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung , sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
60
4. Jasa Penunjang Keuangan Jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan yang menyediakan jasa yang berhubungan erat dengan aktivitas jasa keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Subkategori ini mencakup kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek), manager
investasi,
lembaga
kliring
dan
penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa broker asuransi dan reasuransi,
o.
id
dan kegiatan pensiun lainnya.
pasar
uang
(bursa
efek)
bp
Administrasi
s.g
a. Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek)
mencakup
usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem sarana
perdagangan
efek.
Kegiatannya
a.
dan
mencakup
gk
ot
operasi dan pengawasan pasar uang, seperti bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham. atas
dasar
harga
nd
output
un
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung berlaku
adalah
pendekatan
ba
produksi. Output dari kegiatan administrasi pasar uang
://
(bursa efek) merupakan hasil pengolahan laporan keuangan
tp
PT Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari pendapatan jasa efek,
jasa
pencatatan,
jasa
informasi,
dan
ht
transaksi
pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
61
Sumber
data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
administrasi pasar uang (bursa efek) diperoleh dari PT BEI, dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung, sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. b. Manager Investasi portofolio
investasi
efek
untuk
mencakup
para
nasabah
usaha
mengelola
atau
mengelola
id
Manager
o.
portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. pendekatan
produksi.
Output
dari
kegiatan
ini
bp
adalah
s.g
Metode estimasi untuk output atas dasar harga berlaku merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan
a.
manager investasi. Sedangkan output atas dasar harga
gk
ot
konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan
un
sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar
nd
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh
ba
dari hasil perkalian output dan rasio NTB. data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
://
Sumber
tp
manager investasi diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi
ht
BPS Kota Bandung , sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. c.
Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha
menyelenggarakan
jasa
kliring
dan
penjaminan
penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi untuk menghitung output atas BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
62
dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari
kegiatan
ini
merupakan
hasil
pengolahan
laporan
keuangan perusahaan PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT. KPEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari
kliring
berupa
dan
laporan
penjaminan
keuangan
o.
lembaga
data
diperoleh
s.g
Sumber
id
hasil perkalian output dan rasio NTB.
kegiatan
dari
Seksi
bp
Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota
gk
ot
a.
Bandung.
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
un
Lembaga penyimpanan dan penyelesaian mencakup penyelenggarakan
nd
usaha
perusahaan
ba
kustodian,
kustodian
efek,
dan
sentral pihak
bagi lain,
bank serta
://
penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan
tp
efisien.
ht
Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output
atas
produksi.
dasar
Output
harga dari
berlaku
kegiatan
ini
adalah
pendekatan
merupakan
hasil
pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan output atas dasar
harga
konstan
diperoleh
dengan
menggunakan
metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
63
(NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber
data
berupa
laporan
keuangan
kegiatan
lembaga penyimpanan dan penyelesaian diperoleh dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi
id
BPS Kota Bandung.
o.
e. Wali Amanat
seluruh
dipercayakan
pemegang
menghitung
untuk
obligasi.
output
atas
mewakili
bp
yang
Metode
dasar
harga
a.
pihak
s.g
Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha kepentingan
estimasi
untuk
berlaku
adalah
pengolahan
amanat.
laporan
Sedangkan
output
un
hasil
gk
ot
pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan keuangan atas
perusahaan
dasar
harga
wali
konstan
nd
diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana
ba
Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai
://
deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga
tp
berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari
ht
hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan wali amanat diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. f. Jasa Penukaran Mata Uang Jasa
penukaran
mata
uang
(money
changer)
mencakup usaha jasa penukaran berbagai jenis mata uang, termasuk pelayanan penjualan mata uang. Metode estimasi BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
64
yang digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini
merupakan
hasil
pengolahan
laporan
keuangan
perusahaan jasa penukaran mata uang. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
id
harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan
o.
rasio NTB.
s.g
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa
bp
penukaran mata uang diperoleh dari Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari
gk
ot
a.
Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. j. Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi memberikan
jasa
nd
yang
un
Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha objek
asuransi
ba
penutupan
dalam
rangka
milik
pelaksanaan
tertanggung
kepada
://
perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi sebagai
tp
penanggung.
ht
Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output
atas
produksi.
dasar
Output
harga dari
berlaku
kegiatan
ini
adalah
pendekatan
merupakan
hasil
pengolahan laporan keuangan perusahaan broker asuransi dan reasuransi. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
65
berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa broker asuransi dan reasuransi diperoleh dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dan Seksi
id
Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
s.g
o.
L. Real Estat
Kategori ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan
bp
atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat
a.
serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas
ot
milik sendiri atau milik orang lainyang dilakukan atas dasar gedung,
pemeliharaan
un
pembangunan
gk
balas jasa kontrak. Kategori ini juga mencakup kegiatan atau
penyewaan
nd
bangunan. Real estat adalah property berupa tanah dan
ba
bangunan.
Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal dari
perkalian
://
diperoleh
antara
pengeluaran
konsumsi
ht
tp
rumah tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m2. NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
66
sebagai ekstrapolatornya indeks luas bangunan. Sumber data usaha persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil Susenas dan Sensus Penduduk, BPS (imputasi sewa rumah). Sedangkan data produksi usaha persewaan
bukan
tempat
tinggal
diperoleh
dari
hasil
penelitian asosiasi. Struktur input pada usaha persewaan bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal
diperoleh
dari
hasil
Survei
Sektor
s.g
o.
id
Perdagangan dan Jasa (SKSPJ), BPS.
Khusus
bp
M,N. Jasa Perusahaan
a.
Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari
ot
2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kategori N. Kategori
gk
M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan
un
teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan
nd
menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus
ba
yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa
://
arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan pengembangan
ht
tp
ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan keamanan
dan
tur
dan
jasa
penyelidikan,
reservasi
jasa
untuk
lainnya,
jasa
gedung
dan
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
67
pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya. 1. Jasa Hukum Jasa
hukum
pengacara/penasihat hukum,
serta
mencakup
hukum,
jasa
notaris,
hukum
lainnya.
usaha
jasa
lembaga
bantuan
Jasa
Akuntansi,
Pembukuan dan Pemeriksa. Jasa akuntansi, pembukuan dan usaha jasa
pembukuan,
id
pemeriksaan mencakup
o.
penyusunan, dan analisis laporan keuangan, persiapan atau
s.g
pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian laporan serta
bp
sertifikasi keakuratannya, termasuk juga jasa konsultasi
dan
Teknik
Sipil
ot
Arsitek
Serta
Konsultasi
gk
2. Jasa
a.
perpajakan.
Teknis Lainnya usaha
jasa
nd
mencakup
un
Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis konsultasi
arsitek,
seperti
jasa
perkotaan,
jasa
arsitektur
pemugaran
://
perencanaan
ba
arsitektur perancangan gedung dan drafting, jasa arsitektur
tp
bangunan bersejarah, serta jasa inspeksi gedung atau
ht
bangunan.
3. Periklanan Periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, kreatif,
produksi
bahan
periklanan,
perencanaan
dan
pembelian media, termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
68
4. Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin dan Peralatan Jasa persewaan dan sewa guna usaha opsi mesin dan peralatan konstruksi mencakup usaha
tanpa
dan
hak
teknik sipil
jasa persewaan dan sewa guna usaha
tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya.
id
5. Jasa Penyaluran Tenaga Kerja
o.
Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa
s.g
penampungan dan penyaluran para tuna karya yang siap
bp
pakai, seperti agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia,
a.
agen penyalur pembantu rumah tangga, dan lainnya.
gk
ot
6. Jasa Kebersihan Umum Bangunan Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha
un
jasa kebersihan bermacam jenis gedung, seperti gedung pabrik,
pertokoan,
nd
perkantoran,
balai
pertemuan,
dan
ba
gedung sekolah. Metode estimasi yang digunakan untuk
://
menghitung output kategori jasa perusahaan atas dasar berlaku
adalah
pendekatan
produksi.
Output
tp
harga
ht
diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan
rata-rata
output
atas
output
dasar
per tenaga
harga
konstan
kerja. Sedangkan diperoleh
dengan
menggunakan metode revaluasi. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa jumlah tenaga kerja diperoleh dari Seksi Statistik Sosial BPS Kota Bandung. Sedangkan untuk BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
69
IHK umum diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandung.
O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kategori
ini
mencakup
kegiatan
yang
sifatnya
pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi juga
penterjemahan
pengadilan
dan
halnya
administrasi
program
perundangundangan,
kegiatan
hukum
perundang-
yang
menurut
berkaitan
peraturannya,
berdasarkan
bp
dengan
mencakup
id
dan
ini
o.
undangan
Kategori
s.g
pemerintahan.
peraturan perpajakan,
a.
legislatif,
seperti
ot
pertahanan Negara, keamanan dan keselamatan Negara,
gk
pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi
un
program pemerintah, serta jaminan social wajib. Kegiatan
nd
yang diklasifikasikan di kategori lain dalam KBLI tidak termasuk pada kategori ini, meskipun dilakukan oleh Badan
ba
pemerintahan. Sebagai contoh administrasi sistim sekolah,
://
(peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada
tp
kategori ini, tetapi pengajaran itu sendiri masuk kategori (P)
ht
Pendidikan
dan
rumah
sakit
penjara
atau
militer
diklasifikasikan pada kategori Q. NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja pegawai dan kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta
jasa
pemerintahan
lainnya
ditambah
dengan
penyusutan. Perkiraan NTB atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan cara ekstrapolasi. Dan indeks tertimbang BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
70
jumlah pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan sebagai ekstrapolatornya. Data Jenderal
bersumber Anggaran
dari
Realisasi
Departemen
APBN.
Direktorat
Keuangan;
Realisasi
anggaran belanja rutin dan belanja pembangunan; Statistik Keuangan Pemerintah daerah (K1, K2, K3), BPS; Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah;Jumlah pegawai
id
negeri sipil, Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
s.g
o.
P. Jasa Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada
bp
berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik
a.
secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai
terutama
swasta
mengenai
juga
mencakup
gk
dan
kegiatan
un
negeri
ot
cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan pengajaran
olahraga,
yang
hiburan
dan
nd
penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam
ba
ruangan, melalui penyiaran radio dan televise, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seperti pendidikan
://
kegiatan
dasar,
pendidikan
menengah,
ht
tp
pendidikan tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini. Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar
harga
pengeluaran,
berlaku dan
untuk
menggunakan Jasa
pendekatan
Pendidikan
Swasta
menggunakan pendekatan pendekatan produksi. Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan
pendekatan
deflasi,
sedangkan
Jasa
Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
71
Data
diperoleh
dari Realisasi
APBN/APBD;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan; Kementerian Agama; Berbagai Survei Khusus yang dilakukan oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung.
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mencakup
kegiatan
penyediaan
jasa
id
Kategori ini
dari pelayanan kesehatan yang
diberikan
oleh
s.g
dimulai
o.
kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas
bp
kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang
a.
melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai Kegiatan
penyediaan
gk
profesional.
ot
kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan jasa
kesehatan
dan
un
kegiatan sosial mencakup: Jasa Rumah Sakit; Jasa Klinik;
nd
Jasa Rumah Sakit Lainnya; Praktik Dokter; Jasa Pelayanan Kesehatan
ba
Kesehatan yang dilakukan oleh Paramedis; Jasa Pelayanan Tradisional;
Jasa
Pelayanan
Penunjang
://
Kesehatan; Jasa Angkutan Khusus Pengangkutan Orang
ht
tp
Sakit (Medical Evacuation); Jasa Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan Sosial. Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar
harga
berlaku
menggunakan
pendekatan
pengeluaran, sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi.
NTB
jasa
kesehatan
dan
kegiatan
sosial
pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
72
Data
diperoleh
dari Realisasi
APBN/APBD;
Kementerian Kesehatan; Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas); Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung, Seksi Statistik Distribusi Kota Bandung.
Jasa
Lainnya
merupakan
gabungan
4
o.
Kategori
id
R, S, T, U. Jasa Lainnya
s.g
kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan
bp
Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan
a.
Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan
ot
yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan
gk
Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan
un
Sendiri untuk memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya
nd
termasuk Kegiatan Badan Internasional, seperti PBB dan
ba
perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain.
://
1. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
ht
tp
Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan,
arsip,
museum,
kegiatan
kebudayaan
lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
73
dengan indikator harga. Output panggung hiburan/kesenian dihitung
berdasarkan
pajak
tontonan
yang
diterima
pemerintah. Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dan hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output dan NTB atas dasar
id
harga konstan menggunakan metode deflasi/ ekstrapolasi
o.
dengan deflator/ekstrapolatornya adalah IHK rekreasi dan
s.g
olahraga/indeks indikator produksi yang sesuai.
bp
Sumber data produksi Jasa Kesenian, Hiburan dan dan
Ekonomi
Kreatif,
ot
Pariwisata
a.
Rekreasi diperoleh dan beberapa sumber, yaitu Kementrian Persatuan
Perusahaan
Konsumen,
dan
Sensus
Ekonomi,
Survei-survei
Statistik
Khusus)
yang
nd
Harga
Susenas,
un
(Ketenagakerjaan,
gk
Periklanan Indonesia (PPPI), dan data penunjang intern BPS
ba
dilakukan oleh Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
://
Kota Bandung.
tp
2. Kegiatan Jasa Lainnya
ht
Kegiatan ini berkategori S yang mencakup kegiatan
dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa perorangan lainnya. Output perkalian
atas
antara
dasar
harga
masing-masing
berlaku jumlah
diperoleh tenaga
dari kerja
dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
74
dengan output. Sedangkan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum. Data diperoleh dari internal BPS (Sensus Ekonomi, Seksi Statistik Sosial, Seksi Statistik
Distribusi
Seksi
Neraca
Wilayah
dan
Analisis
Statistik Kota Bandung).
id
3. Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga; Tangga
Yang
Digunakan
berkategori
bp
Memenuhi Kebutuhan Kegiatan
Sendiri
s.g
Rumah
o.
Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh
T mencakup
Untuk
kegiatan yang
a.
memanfaatkan jasa perorangan untuk melayani rumah
gk
ot
tangga yang didalamnya termasuk jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir,
un
dan sejenisnya), dan Kegiatan Yang Menghasilkan Barang Memenuhi
ba
Untuk
nd
Dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri Kebutuhan
(didalamnya
termasuk
://
kegiatan pertanian, industri, penggalian, konstruksi, dan
tp
pengadaan air).
atas
dasar
harga
berlaku
untuk
jasa
ht
Output
perorangan yang melayani rumah tangga/ jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir,
dan
sejenisnya)
diperoleh
dari
perkalian
antara
pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domestik dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara
pekerja
jasa
domestik
merupakan
pengeluaran
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
75
konsumsi rumah tangga majikan. Output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan hasil survei intern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan
pendekatan
rumah
tangga
yang
menggunakan
pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun tidak terlindung. Sementara itu, output dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domestik maupun kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan
id
sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan menggunakan
o.
metode deflasi dengan deflatornya laju IHK umum. Susenas,
Sensus
Penduduk,
Subdirektorat
bp
yaitu,
s.g
Sumber data kategori ini diperoleh dan intern BPS, Pertambangan, Energi dan Konstruksi (Publikasi Statistik Air
a.
Bersih), dan Survei Khusus yang dilakukan oleh Seksi
Badan
Internasional
un
4. Kegiatan
gk
ot
Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung. dan
Ekstra
nd
Internasional Lainnya
yang
seperti
PBB
mencakup dan
kegiatan
badan
perwakilannya,
Badan
://
internasional,
U
ba
Kategori
tp
Regional dan lain-lain. Output dan NTB berlaku diperoleh
ht
dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keuangan
badan
internasional
dan
ekstra
internasional
lainnya. Sementara, untuk output konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional lainnya yang berkantor pusat di Kota Bandung dan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kota Bandung. BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
76
BAB III TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk memberikan gambaran mengenai tinjauan ekonomi suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kota Bandung atas dasar harga berlaku tahun 2015 dibandingkan
dengan
nilai
pada
tahun-tahun
o.
jika
id
mencapai 195,81 trilyun rupiah, mengalami peningkatan
s.g
sebelumnya. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 mencapai 115,20 trilyun rupiah, meningkat menjadi 131,99
bp
trilyun rupiah pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013
a.
PDRB Kota Bandung mencapai 151,79 trilyun rupiah dan
ot
meningkat sebesar 13,77 persen menjadi 172,69 trilyun
gk
rupiah pada tahun 2014. Kemudian meningkat sebesar
un
13,38 persen menjadi 195,81 trilyun rupiah pada tahun
nd
2015.
ba
Jika dihitung atas dasar harga konstan tahun dasar 2010, pada tahun 2011 PDRB Kota Bandung mencapai rupiah.
://
trilyun
Kemudian
pada
tahun
2012
tp
110,23
ht
meningkat menjadi 119,63 trilyun rupiah. Tahun 2013 PDRB atas dasar harga konstan mencapai 129,01 trilyun rupiah atau meningkat sebesar 7,84 persen. Kemudian pada tahun 2014
mencapai
138,96
trilyun
rupiah
atau
meningkat
sebesar 7,71 persen dibandingkan tahun 2013. Dan pada tahun 2015 PDRB atas dasar harga konstan meningkat sebesar 7,63 persen menjadi 149,57 trilyun rupiah. Secara nominal, sejak tahun 2010 baik PDRB yang dihitung atas
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
77
dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan mengalami peningkatan.
Grafik 3.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Kota Bandung Tahun 2011 – 2015 (Trilyun Rupiah)
tp
://
Sumber : BPS Kota Bandung
ht
Berikut
adalah
gambaran
mengenai
tinjauan
perekonomian Kota Bandung yang digambarkan melalui struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan PDRB per kapita tahun 2011- 2015 berdasarkan tahun dasar 2010.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
78
3.1 Struktur Ekonomi Indikator
yang
seringkali
digunakan
untuk
menggambarkan struktur ekonomi wilayah adalah distribusi persentase PDRB. Distribusi
persentase
menurut kategori dan sub kategori
PDRB yang dirinci
menunjukkan peranan
masing-masing sektor terhadap PDRB
secara keseluruhan.
Semakin besar persentase suatu kategori semakin besar pula
pertumbuhan
Oleh suatu
karenanya
kategori
dengan
akan
memperhatikan peranan kategori
hanya
melihat
o.
daerah.
kurang
s.g
suatu
id
pengaruh kategori tersebut di dalam perkembangan ekonomi
tersebut
tepat
dalam PDRB. Jadi
bp
persentase ini dapat dianggap sebagai penimbang apabila kategori
kita
dengan teliti, disamping
a.
ingin melihat pertumbuhan
tanpa
ot
untuk menilai sampai sejauh mana tahap industrialisasi yang
gk
sudah dijalani oleh wilayah yang diteliti.
un
Pergeseran struktur ekonomi Kota Bandung terlihat pada
nd
tabel 3.1 yang menunjukkan besarnya peranan masing-masing
ba
kategori dalam menyusun PDRB Kota Bandung 2011 – 2015. Berdasarkan tabel ini terlihat bahwa secara umum struktur perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
ht
kategori
tp
://
perekonomian Kota Bandung di dominasi oleh lapangan usaha sepeda motor serta kategori industri pengolahan. Pada tahun 2011 peranan terbesar ditunjukkan oleh lapangan usaha kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yaitu sebesar 28,82 persen. Pada peringkat kedua adalah kategori industri pengolahan yang memberikan peranan sebesar 24,44 persen terhadap totap PDRB Kota Bandung 2011. Kategori yang memberikan peranan terbesar ketiga, keempat, dan kelima dalam penyusunan PDRB Kota Bandung 2011 adalah kategori BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
79
informasi dan komunikasi (8,68%), kategori konstruksi (8,43%), dan kategori transportasi dan pergudangan (6,75%). Lapangan usaha kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor merupakan kategori yang mendominasi
dalam
struktur
perekonomian
Kota
Bandung.
Selama periode 2011 – 2015 kategori perdagangan besar dan eceran,
reparasi
mobil
dan
sepeda
motor
memperlihatkan
peranan yang berfluktuasi terhadap pembentukan PDRB Kota
id
Bandung. Tahun 2011 kategori ini memberikan peranan sebesar
o.
28,82 persen terhadap total PDRB Kota Bandung. Kemudian
s.g
pada tahun 2012 kategori ini memberikan peranan sebesar
bp
28,39 persen, melambat sebesar 0,43 persen dibandingkan 2011. Pada tahun 2013 peranan kategori ini meningkat menjadi
a.
28,44 persen atau meningkat sebesar 0,05 persen dibandingkan
gk
ot
2012. Kemudian pada tahun 2014, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengalami
un
penurunan peranan sebesar 0,66 persen dibandingkan 2012
nd
menjadi 27,78 persen dan kembali melambat sebesar 0,28
ba
persen dari tahun 2014 menjadi 27,50 persen pada tahun 2015.
://
Peranan lapangan usaha kategori industri pengolahan
tp
pada tahun 2011 mencapai 24,44 persen, kemudian menurun
ht
menjadi 23,17 persen pada tahun 2012. Pada tahun 2013 dan 2014 peranan lapangan usaha kategori industri pengolahan kembali menurun menjadi 21,83 persen dan 21,48 persen. Kemudian pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan sebesar 0,89 persen dari tahun 2014 menjadi 20,59 persen.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
80
Tabel 3.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung 2011 – 2015 (Persen)
P Q
2013*)
2014**)
2015***)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
0,15
0,14
0,14
0,14
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
24,44 0,10
23,17 0,10
21,83 0,08
21,48 0,08
20,59 0,08
0,20
0,20
0,19
0,19
R,S, Jasa lainnya T,U PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
id
0,15
o.
0,19
9,00
9,00
9,00
28,39
28,44
27,78
27,50
7,65
8,52
9,25
10,64
4,44
4,41
4,47
4,62
4,56
8,68 5,38 1,38 0,73
8,79 5,48 1,32 0,75
8,97 5,72 1,29 0,76
9,05 5,80 1,24 0,77
9,29 5,70 1,16 0,76
3,57
3,40
3,15
2,97
2,82
3,06
3,26
3,24
3,26
3,22
0,87
0,90
0,94
1,00
1,03
3,01
3,11
3,26
3,37
3,33
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
bp
28,82
s.g
8,95
ot
6,75
gk
J K L M,N O
2012
8,43
un
I
nd
H
ba
F G
://
C D E
tp
B
[1] Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
ht
A
2011
a.
Kategori
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
81
Lapangan
usaha
kategori
informasi
dan
komunikasi
merupakan lapangan usaha yang memberikan peranan terbesar ketiga dalam pembentukan PDRB Kota Bandung tahun 2011. Pada tahun 2011 peranannya mencapai 8,68 persen, dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 peranan kategori informasi dan komunikasi meningkat 0,10 persen dari tahun 2011 menjadi 8,79 persen dan 8,97 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan 2015 peranan kategori
id
informasi dan komunikasi kembali meningkat menjadi 9,05
o.
persen dan 9,29 persen.
s.g
Peranan lapangan usaha konstruksi dari tahun 2011 tahun
2011
peranan
lapangan
bp
hingga 2015 memperlihatkan peningkatan setiap tahunnya. Pada usaha
kategori
konstruksi
a.
mencapai 8,43 persen terhadap PDRB Kota Bandung, kemudian
gk
ot
meningkat menjadi 8,95 persen pada tahun 2012 dan 9,00 persen pada tahun 2013, 2014 dan 2015. peranan
yang
nd
memberikan
un
Lapangan usaha kategori transportasi dan pergudangan cukup
besar
dalam
struktur
ba
perekonomian Kota Bandung, yaitu mencapai 6,75 persen pada
://
tahun 2011. Peranannya cenderung meningkat setiap tahunnya,
tp
dimana pada tahun 2015 peranannya mencapai 10,64 persen
ht
menjadikannya berada pada peringkat ketiga dalam persentase peranan dalam PDRB Kota Bandung 2015, menggeser peranan kategori konstruksi yang turun menjadi posisi kelima pada tahun 2015. Lapangan usaha kategori jasa keuangan dan asuransi pada tahun 2011 berperan sebesar 5,38 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Bandung. Besarnya peranan kategori jasa keuangan dan asuransi berada pada peringkat keenam, dan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
82
setiap tahunnya memberikan peranan yang berfluktuatif. Tahun 2012 peranannya meningkat menjadi 5,48 persen, kemudian meningkat pada pada tahun 2013 mencapai 5,72 persen, kemudian
5,80
persen
pada
tahun
2014
dan
mengalami
penurunan menjadi 5,70 persen pada tahun 2015. Lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan makan minum memperlihatkan peranan yang berfluktuasi dari tahun 2011 hingga 2015. Pada tahun 2011 peranannya mencapai
id
4,44 persen, kemudian menurun menjadi 4,41 persen pada
o.
tahun 2012 dan mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen
s.g
menjadi 4,47 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2014 peranan minum
kembali
meningkat,
bp
lapangan usaha kategori penyediaan akomodasi dan makan yaitu
sebesar
0,15
persen
a.
dibandingkan tahun 2013 menjadi 4,47 persen. Namun pada
gk
ot
tahun 2015 peranannya mengalami penurunan sebesar 0,06 persen menjadi 4,56 persen.
administrasi
un
Kategori
pemerintahan,
pertahanan
dan
nd
jaminan sosial wajib pada tahun 2011 memberikan peranan
ba
sebesar 3,57 persen terhadap PDRB Kota Bandung. Peranan
://
kategori ini setiap tahunnya menunjukkan penurunan. Tahun
tp
2012 peranan kategori ini turun menjadi 3,40 persen, kemudian
ht
turun menjadi 3,15 persen di tahun 2013. Pada tahun 2014 peranannya kembali menurun menjadi 2,97 persen dan tahun 2015 menjadi 2,82 persen.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
83
Grafik 3.2 Peranan Lapangan Usaha dalam Pembentukan PDRB
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Kota Bandung Tahun 2011 – 2015 (Persen)
un
gk
Sumber : BPS Kota Bandung
nd
Jasa pendidikan merupakan salah satu lapangan usaha
ba
yang memperlihatkan fluktuasi peranan dari tahun 2011 hingga 2015. Pada tahun 2011 peranan lapangan usaha kategori jasa
://
pendidikan mencapai 3,06 persen. Kemudian pada tahun 2012 pada tahun 2013
ht
tp
meningkat menjadi 3,26 persen. Namun
mengalami penurunan peranan menjadi 3,24 persen. Pada tahun 2014 peranan jasa pendidikan mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen menjadi 3,26 persen, namun kembali menurun pada tahun 2015 menjadi 3,22 persen. Lapangan usaha jasa lainnya tahun 2011 memberikan peranan sebesar 3,01 persen terhadap PDRB Kota Bandung. Kecenderungannya menunjukkan peningkatan pada setiap tahun, kecuali pada tahun 2015 mengalami penurunan peranan. Pada BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
84
tahun 2012 meningkat menjadi 3,11 persen dan 3,26 persen pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2014 meningkat menjadi 3,37 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 3,33 persen. Lapangan usaha kategori real estate di Kota Bandung memberikan peranan sebesar 1,38 persen pada tahun 2011. Peranannya cenderung terus menurun hingga 2015. Tahun 2012 peranannya turun menjadi 1,32 persen dan 1,29 persen pada
o.
1,24 persen dan 1,16 persen di tahun 2015.
id
tahun 2013. Tahun 2014 peranannya kembali turun menjadi
Tahun
2011
peranan
peranan
yang
kategori
meningkat
setiap
bp
memperlihatkan
s.g
Lapangan usaha kategori kesehatan dan kegiatan sosial ini
mencapai
tahunnya.
0,87
persen
a.
kemudian meningkat menjadi 0,90 persen tahun 2012. Tahun
gk
ot
2013 meningkat menjadi 0,94 persen, kemudian 1,00 persen di tahun 2014 dan meningkat menjadi 1,03 persen pada tahun
un
2015.
nd
Jasa perusahaan mengalami peningkatan peranan dari
ba
tahun 2011 hingga 2014, namun pada tahun 2015 peranannya
://
mengalami penurunan. Tahun 2011 peranan jasa perusahaan
tp
mencapai 0,73 persen, kemudian meningkat menjadi 0,75 Tahun
ht
persen pada tahun 2012 dan 0,76 persen pada tahun 2013. 2014
peranannya
kembali
meningkat
menjadi
0,77
persen, namun pada tahun 2015 mengalami penurunan peranan dibandingkan 2014 menjadi 0,76 persen pada tahun 2015. Lapangan usaha kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang merupakan kategori lapangan usaha yang peranannya relatif tidak banyak berubah setiap tahunnya. Pada tahun 2011 hingga 2012 kategori ini berperan BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
85
sebesar 0,20 persen terhadap PDRB Kota Bandung. Kemudian tahun 2013 hingga 2015 peranannya turun menjadi 0,19 persen. Peranan lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan pada tahun 2011 dan 2012 mencapai 0,15 persen terhadap total PDRB Kota Bandung. Kemudian pada tahun 2013 hingga 2015 mengalmai penurunan peranan sebesar 0,01 persen menjadi 0,14 persen. Semakin terbatasnya lahan pertanian di Kota Bandung dan beralihnya Kota Bandung menjadi kota jasa,
id
merupakan diantara penyebab masyarakat yang bekerja pada
o.
lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan
s.g
semakin sedikit.
bp
Lapangan usaha kategori pengadaan listrik dan gas merupakan kategori yang memberikan peranan terkecil dalam
a.
perekonomian Kota Bandung. Pada tahun 2011 peranan kategori
gk
ot
ini mencapai 0,10 persen, demikian halnya pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 hingga 2015 mengalami penurunan
un
peranan, dimana peranan kategori ini sebesar 0,08 persen.
nd
Walaupun sejak tahun
2011 peranan lapangan usaha
ba
kategori industri pengolahan dan kategori perdagangan besar
://
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengalami
tp
penurunan, namun kedua lapangan usaha ini masih merupakan
ht
kategori lapangan usaha yang mendominasi dalam membentuk struktur perekonomian Kota Bandung. Grafik 3.3 menunjukkan bahwa sebesar 27,50 persen struktur ekonomi Kota Bandung tahun 2015 dibentuk oleh lapangan usaha kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Kemudian sebesar 20,59 persen dibentuk oleh lapangan usaha kategori industri pengolahan.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
86
ot
gk
Sumber : BPS Kota Bandung
a.
bp
s.g
o.
id
Grafik 3.3 Struktur Ekonomi Kota Bandung Tahun 2015
un
Lapangan usaha kategori transportasi dan pergudangan
nd
memberikan peranan sebesar 10,64 persen dalam struktur ekonomi Kota Bandung tahun 2015. Kemudian lapangan usaha informasi
dan
ba
kategori
komunikasi
berperan
9,29
berperan sebesar 9,00
://
persen, dan lapangan usaha konstruksi
sebesar
tp
persen. Lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan dan kategori
ht
perikanan,
pengadaan
listrik
dan
gas,
kategori
pengadaan air, pengeloaan sampah, limbah dan daur ulang, dalam struktur perekonomian Kota Bandung tahun 2015 hanya memberikan peranan sebesar 0,41 persen. Adapun sebesar 22,57 persen merupakan peranan dari lapangan usaha kategori penyediaan keuangan
akomodasi dan
dan
asuransi,
makan kategori
minum, real
kategori
estate,
jasa
kategori
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
87
administrasi pemerintahan, kategori jasa pendidikan, kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta kategori jasa lainnya.
3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kota Bandung pada tahun 2015 mampu tumbuh sebesar 7,63 persen, melambat sebesar 0,08 persen dibandingkan tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung 2011
perekonomian
Kota
Bandung
yang
dihitung
o.
Tahun
id
dari tahun 2011 hingga 2015 memperlihatkan adanya fluktuasi.
s.g
berdasarkan tahun dasar 2010 mampu tumbuh 7,91 persen. Kemudian pada tahun 2012 perekonomian Kota Bandung tumbuh
bp
mencapai 8,53 persen atau meningkat 0,62 persen dari tahun
a.
2011. Kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) akibat
dampak
pada
melambatnya
gk
memberikan
ot
pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah di tahun 2013 berbagai
kategori
secara
rata-rata
nd
2013
un
lapangan usaha ekonomi di Kota Bandung, sehingga pada tahun pertumbuhan
ekonomi
mengalami
ba
perlambatan. Tahun 2013 LPE Kota Bandung melambat sebesar 0,69 persen dibandingkan tahun 2012 menjadi 7,84 persen. Pada
tp
://
tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi
ht
7,71 persen dan tahun 2015 kembali melambat menjadi 7,63 persen.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil
dari
tingkat
pertumbuhan
penduduk,
atau
apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Namun pada intinya
pertumbuhan
ekonomi
tersebut
merupakan
perkembangan dari berbagai kegiatan ekonomi.
suatu
Secara umum
pertumbuhan ekonomi lapangan usaha yang dirinci menurut BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
88
kategori di Kota Bandung memperlihatkan fluktuasi dari tahun 2011,
kecuali
menunjukkan
beberapa
kategori
pertumbuhan
lapangan
positif
dan
usaha
meningkat
yang setiap
tahunnya.
Grafik 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Tahun 2011 – 2015
ht
tp
Sumber : BPS Kota Bandung Sejak tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi lapangan
usaha menurut kategori menunjukkan hampir semua kategori mengalami
fluktuasi
pertumbuhan,
kecuali
kategori
jasa
kesehatan dan kegiatan sosial. Kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami tren meningkat setiap tahunnya.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
89
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung 2011 – 2015 (Persen)
J K L M,N O P Q
2014**)
2015***)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
2,86
4,18
0,17
1,73
-
-
-
-
-
4,41 2,91
4,12 7,21
4,06 4,82
4,71 3,41
3,94 1,08
8,51
7,44
5,52
3,51
12,91
14,37
8,54
6,80
7,86
7,75
8,71
7,62
7,17
17,90
9,39
8,56
11,47
6,76
8,53
10,18
11,05
8,23
18,05 6,93 7,42 10,31
13,26 7,20 7,57 10,46
13,48 7,40 6,95 10,52
14,74 7,63 5,77 10,56
16,47 6,08 4,06 7,94
(0,19)
2,88
(0,02)
0,94
1,03
7,38
7,49
8,09
7,85
7,73
8,82
9,98
10,72
10,87
11,65
R,S, Jasa lainnya T,U PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
10,28
11,33
11,49
11,62
8,76
7,91
8,53
7,84
7,71
7,63
id
3,69
6,10
o.
s.g
bp
10,15
ot
I
2013*)
gk
H
2012
7,57
un
G
nd
F
ba
E
://
C D
tp
B
ht
A
[1] Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2011
a.
Kategori
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
90
Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2015 adalah lapangan usaha kategori informasi dan komunikasi, yaitu
mencapai
16,47
persen.
Kategori
informasi
dan
komunikasi merupakan kategori lapangan usaha dengan laju pertumbuhan tertinggi pada tahun
2011, 2013, 2014,
dan 2015.
Grafik 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2015 (persen)
Sumber : BPS Kota Bandung Secara berturut-turut capaian pertumbuhan ekonomi masing-masing kategori di Kota Bandung tahun 2015 dari yang tertinggi adalah : Informasi dan komunikasi (16,47%), Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (11,65%), Transportasi dan
Pergudangan
(11,47%),
Jasa
lainnya
(8,76%),
Penyediaan akomodasi dan makan minum (8,23%), Jasa BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
91
perusahaan (7,94%), Konstruksi (7,86%), Jasa pendidikan (7,73%), Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor (7,17%), Jasa keuangan dan asuransi (6,08%), Real
estate
Pengadaan
(4,06%),
air,
Industri
pengelolaan
pengolahan
sampah,
limbah
(3,94%), (3,51%),
Pertanian, kehutanan dan perikanan (1,73%), Pengadaan listrik
dan
gas
pemerintahan,
(1,08%),
dan
pertahanan
kategori
dan
jaminan
sosial
wajib
id
(1,03%).
Administrasi
o.
Terdapat satu hal yang perlu disadari terkait dengan
s.g
angka LPE. Tingginya LPE Kota Bandung menunjukkan tingginya
bp
kinerja ekonomi dari lapangan usaha perekonomian yang ada di Kota Bandung, yaitu terjadi peningkatan kinerja produksi dari
a.
berbagai kegiatan ekonomi yang ada. Namun ada kalanya
berdasarkan
atau
pendapatan
perkembangan
un
masyarakat
gk
ot
tingginya LPE ini tidak sejalan dengan tingginya tingkat daya beli masyarakat.
PDRB
suatu
LPE
dihitung
wilayah,
yaitu
Adapun
daya
ba
wilayah.
nd
perkembangan dari aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu beli
masyarakat
adalah
tingkat
://
kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya,
tp
dan belum tentu mereka menikmati pertumbuhan yang tinggi.
ht
Oleh karena itu upaya percepatan pertumbuhan saja tidak cukup, yang lebih penting adalah bagaimana angka pertumbuhan tersebut bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang perlu dicapai adalah adanya pemerataan pendapatan masyarakat sehingga pendapatan per kapita adalah riil bisa dinikmati.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
92
3.3 PDRB Per Kapita Indikator yang dapat digunakan untuk
menunjukkan
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima
penduduk
di
suatu
wilayah
berarti
tingkat
kesejahteraannya bertambah baik dan sebaliknya penurunan pendapatan per kapita berarti tingkat kesejahteraannya semakin
id
menurun. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan
o.
transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan
s.g
pendapatan faktor produksi dan transfer masuk (transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB per kapita. ini
digunakan
karena
sulitnya
bp
Asumsi
mendapatkan
data
[1]
[2]
gk
Pertumbuhan (%) [3]
ADH Konstan 2010 (Juta Rupiah) [4]
Pertumbuhan (%) [5]
47,43
11,98
45,38
7,15
53,99
13,85
48,94
7,84
2013*)
61,74
14,36
52,47
7,23
2014**)
69,89
13,20
56,24
7,18
2015***)
78,91
12,90
60,27
7,17
ht
2012
tp
2011
://
ba
nd
Tahun
ADH Berlaku (Juta Rupiah)
PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2011 – 2015
un
Tabel 3.3
ot
a.
pendapatan yang masuk dan keluar.
Sumber : BPS Kota Bandung Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
93
PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktivitas produksi. PDRB per kapita dihitung dengan cara PDRB dibagi jumlah penduduk
pertengahan tahun. Data
jumlah
penduduk yang dipakai dalam publikasi ini menggunakan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun 2011 - 2015 . Grafik 3.6 PDRB Per Kapita Kota Bandung
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
s.g
o.
id
Tahun 2011 – 2015
ht
Sumber : BPS Kota Bandung PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2011 mencapai 47,43 juta rupiah. Kemudian meningkat sekitar 13,85 persen di tahun 2012 menjadi 53,99 juta rupiah per kapita setahun. Pada tahun 2013 kembali meningkat sekitar 14,36 persen menjadi 61,74 juta rupiah per kapita setahun dan tahun 2014 meningkat sebesar 13,20 persen menjadi 69,89 juta BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
94
rupiah. Pada tahun 2015 PDRB per kapita meningkat sebesar 12,90 persen menjadi 78,91 juta rupiah.
Artinya dari jumlah
nilai tambah bruto yang tercipta oleh sektor ekonomi di Kota Bandung tahun 2015 jika dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun, rata-rata perkapita memperoleh pendapatan sebesar 78,91 juta rupiah per tahun. Angka
PDRB
perkapita
atas
dasar
harga
berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kapita tahun berjalan, dimana
id
masih terkandung faktor inflasi di dalamnya. Untuk mengetahui
o.
PDRB perkapita secara riil, biasa digunakan PDRB perkapita atas
s.g
dasar harga konstan. PDRB perkapita riil tahun 2011 atas dasar
bp
harga konstan 2010 mencapai 45,38 juta rupiah dan meningkat sekitar 7,84 persen pada tahun 2012 menjadi 48,94 juta rupiah. tahun 2013 menjadi
a.
PDRB per kapita
52,47 juta rupiah atau
gk
ot
mengalami peningkatan sekitar 7,23 persen. Kemudian pada tahun 2014 secara riil PDRB per kapita mengalami peningkatan
un
7,18 persen menjadi 56,24 juta rupiah. Pada tahun 2015, PDRB rupiah.
lagi,
angka
ini
merupakan
pendekatan
bagi
://
Sekali
ba
nd
per kapita riil meningkat sebesar 7,17 persen menjadi 60,27 juta
tp
pendapatan perkapita masyarakat. PDRB per kapita ini adalah untuk
menghitung
pendapatan
per
kapita
ht
pendekatan
masyarakat dikarenakan sulitnya memperoleh data pendapatan masyarakat. Menjadi penting mengetahui berapa perkembangan pendapatan per kapita masyarakat, namun yang lebih penting adalah bagaimana pendapatan per kapita tersebut merata dirasakan secara riil oleh seluruh lapisan masyarakat.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
95
BAB IV PERBANDINGAN REGIONAL WILAYAH BANDUNG RAYA
Dalam sistem perekonomian terbuka saat ini perekonomian Kota Bandung dipengaruhi oleh kondisi perekonomian wilayah luar Kota bandung. Demikian juga sebaliknya, perekonomian Kota sedikit
banyak
memberikan
pengaruh
terhadap
id
Bandung
o.
perekonomian wilayah sekitar Kota Bandung. Wilayah di luar Kota
s.g
Bandung yang memenuhi sebagian besar kebutuhan pangan di Kota Bandung adalah wilayah sekitar Kota Bandung, seperti
bp
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
a.
Sumedang, dan Kota Cimahi. Sebetulnya, keterkaitan industri
ot
antara Kota Bandung dengan wilayah sekitarnya tidak hanya
gk
sebatas pemenuhan dan distribusi hasil produksi pangan saja,
un
namun hampir terjadi di semua sektor ekonomi, baik sektor
nd
barang maupun sektor jasa. Keterkaitan industri ini erat kaitannya
ba
dengan potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Berikut
://
disajikan gambaran mengenai
potensi
ekonomi
wilayah
tp
ini
ht
Bandung Raya tahun 2011 – 2015 melalui gambaran struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan PDRB per kapita.
4.1 Struktur Ekonomi PDRB Provinsi Jawa Barat (dengan migas) atas dasar harga berlaku tahun 2015 mencapai 1.525,15 trilyun rupiah. Adapun jika dihitung atas dasar harga konstan, PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2015 mencapai 1.207,00 trilyun rupiah. Wilayah Bandung BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
96
Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi) memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pembentukan PDRB provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2015 wilayah Bandung Raya berperan sebesar 23,80 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat. Tabel 4.1 PDRB Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat
2011
2012
131,99
Kabupaten Bandung
53,85
Kabupaten Sumedang
16,39
Kabupaten Bandung Barat
21,34
Kota Cimahi
14,93
2014**)
2015***)
151,79
172,69
195,81
60,05
67,86
76,37
85,79
18,14
20,26
22,34
24,83
27,38
30,68
33,98
16,50
18,39
20,57
22,65
250,82
285,68
322,65
363,06
1.128,25
1.258,99
1.386,33
1.525,15
110,23
119,63
129,01
138,96
149,57
Kabupaten Bandung
51,25
54,47
57,69
61,10
64,70
Kabupaten Sumedang
15,39
16,40
17,19
18,00
18,95
Kabupaten Bandung Barat
20,42
21,65
22,94
24,26
25,48
Kota Cimahi
14,32
15,21
16,07
16,96
17,88
211,61
227,37
242,90
259,28
276,58
965,62
1.028,41
1.093,54
1.149,23
1207,00
ot
a.
bp
115,20
24,14
un
gk
Kota Bandung
s.g
Atas Dasar Harga Berlaku
2013*)
o.
PDRB
id
termasuk Migas Tahun 2011 – 2015 (Trilyun Rupiah)
221,71
Provinsi Jawa Barat
nd
Bandung Raya
1.021,63
://
ht
tp
Kota Bandung
ba
Atas Dasar Harga Konstan 2010
Bandung Raya Provinsi Jawa Barat
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
97
Di wilayah Bandung Raya, capaian PDRB tertinggi diraih oleh Kota Bandung, kemudian disusul oleh Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 Kabupaten Bandung mencapai PDRB atas dasar harga berlaku senilai 85,79 trilyun rupiah. Pada urutan ketiga adalah Kabupaten Bandung Barat dengan capaian PDRB atas dasar harga berlaku senilai 33,98 trilyun rupiah. Adapun pada urutan keempat adalah Kabupaten Sumedang dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2015 sebesar 24,83 trilyun rupiah
s.g
o.
Kota Cimahi sebesar 22,65 trilyun rupiah.
id
dan pada urutan terakhir di wilayah Bandung Raya adalah PDRB
bp
Grafik 4.1 Struktur Perekonomian Wilayah Bandung Raya
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
Tahun 2015 (Persen)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
98
Grafik
4.1
menunjukkan
bahwa
Kota
Bandung
menyumbang sebesar 53,93 persen pembentukan PDRB wilayah Bandung Raya. Kemudian Kabupaten Bandung memberikan peranan sebesar 23,63 persen, Kabupaten Bandung Barat sebesar 9,36 persen, Kabupaten Sumedang sebesar 6,84 persen, dan Kota Cimahi sebesar 6,24 persen.
4.2 Pertumbuhan Ekonomi
id
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja perekonomian
o.
seluruh aktivitas/kegiatan perekonomian di wilayah. Pertumbuhan
s.g
ekonomi Kota Bandung tahun 2011 hingga 2015 lebih tinggi dari
bp
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kota di wilayah Bandung Raya
a.
dan pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi Jawa Barat. Pada
ot
tahun 2015 LPE rata-rata Provinsi Jawa Barat berada pada level
un
mencapai 5,09 persen.
gk
5,03 persen, mengalami perlambatan dari LPE tahun 2014 yang
2011
2012
2013*)
2014**)
2015***)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
7,91
8,53
7,84
7,71
7,63
Kabupaten Bandung
5,82
6,28
5,92
5,91
5,89
Kabupaten Sumedang
4,79
6,56
4,84
4,70
5,23
Kabupaten Bandung Barat
5,68
6,04
5,94
5,77
5,01
Kota Cimahi
5,50
6,24
5,65
5,49
5,43
Provinsi Jawa Barat
6,50
6,50
6,33
5,09
5,03
[1]
ht
tp
Kota Bandung
://
LPE
ba
nd
Tabel 4.2 LPE Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat termasuk Migas Tahun 2011 – 2015 (Persen)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Ket : *) angka perbaikan **) angka sementara ***) angka sangat sementara BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
99
Pada tahun 2015 hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah Bandung
Raya
mengalami
perlambatan
ekonomi,
kecuali
Kabupaten Sumedang. Perlambatan ekonomi terjadi sebagai dampak dari melambatnya kinerja beberapa sektor ekonomi potensi di wilayah masing-masing kabupaten/kota. Salah satu penyebab yang memberikan dampak terberat bagi dunia usaha hingga
melambatnya perekonomian
wilayah adalah
adanya
penghapusan subsidi BBM yang berdampak pada meningkatnya
id
harga BBM. Peningkatan harga BBM tidak hanya berpengaruh
s.g
bp
effect pada sektor ekonomi lainnya.
o.
pada sektor pengangkutan saja, namun memberikan multiplier
Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Bandung Raya
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
dan Provinsi Jawa Barat 2011 – 2015 (Persen)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
100
Jika rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat dijadikan sebagai dasar analisis, maka pada tahun 2015 Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi berada pada kelompok pertama, yaitu memiliki LPE lebih tinggi dari LPE ratarata Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengindikasikan kinerja sektor ekonomi di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi lebih tinggi dari rata-rata kinerja sektor ekonomi Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dimaklumi
id
karena Kota Bandung sebagai salah satu pusat pertumbuhan
o.
berbagai kegiatan ekonomi dan Kabupaten Bandung, Kabupaten
s.g
Sumedang serta Kota Cimahi merupakan daerah penyangga
bp
ibukota provinsi. Adapun Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2015 mempunyai kinerja yang lebih rendah daripada rata-rata
a.
Provinsi Jawa Barat, ditunjukkan dengan LPE yang lebih rendah
ba
nd
4.3 PDRB Per Kapita
un
gk
ot
dari LPE Jawa Barat.
pendapatan
per
kapita
masyarakat.
Indikator
tp
mengetahui
://
PDRB per kapita merupakan salah satu pendekatan untuk
ht
pendapatan per kapita sering digunakan sebagai base line yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kendati masih banyak kelemahan dari indikator ini, namun sampai dengan saat ini indikator PDRB per kapita banyak digunakan untuk mengetahui perkembangan pembangunan di suatu wilayah. PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku tahun 2015 mencapai 32,65 juta rupiah. PDRB per kapita Kota Bandung dan Kota Cimahi berada di atas rata-rata PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Adapun PDRB per kapita Kabupaten BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
101
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang masih berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Barat. Tabel 4.3 PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 - 2015 (Juta Rupiah) Kabupaten/Kota
2011
2012
2013*)
2014**)
2015***)
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
47,43
53,99
61,74
69,89
78,91
Kabupaten Bandung
16,45
17,98
19,93
22,01
24,28
Kabupaten Sumedang
14,77
16,23
18,01
19,75
21,83
Kabupaten Bandung Barat
13,81
15,40
17,24
19,06
20,85
Kota Cimahi
26,94
29,32
32,20
35,52
38,61
Provinsi Jawa Barat
23,25
25,27
27,77
30,12
32,65
a.
bp
s.g
o.
id
Kota Bandung
Ket
:
ot
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat,diolah angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
nd
un
gk
**)
ekonomi daerah digunakan analisis Klassen
://
pertumbuhan
ba
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur
tp
Typology. Sjafrizal (1997:28-38) mengemukakan analisis ini
ht
digunakan untuk membedakan suatu daerah menjadi empat klasifikasi yaitu : 1. daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region) apabila kabupaten/kota memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi; 2. daerah maju tapi tertekan (retarded region) apabila laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lebih kecil dari pada laju BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
102
pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih besar dari pendapatan per kapita provinsi; 3. daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang berkembang dengan cepat apabila laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
lebih
besar
dibandingkan
dengan
laju
pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari pendapatan per kapita
id
provinsi;
o.
4. daerah relatif tertinggal (relatively backward region) apabila
s.g
kabupaten/ kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan
bp
pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat pertumbuhan
a.
ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi.
gk
ot
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dan PDRB per
un
kapita kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya
dengan laju
nd
pertumbuhan dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat tahun
ba
2015. LPE Jawa Barat tahun 2015 mencapai 5,03 persen dan PDRB
ht
tp
://
per kapita mencapai 32,65 juta rupiah.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
103
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Dan PDRB Per Kapita Wilayah Bandung Raya Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 L P E
Kota Bandung Kota Cimahi
Kab Bandung
5,03%
o.
Kab Bandung Barat
id
PDRB Per Kapita Jawa Barat RP 32,65 juta
bp
s.g
Kab Sumedang
ot
a.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
gk
Kabupaten/ kota yang mempunyai laju pertumbuhan
un
ekonomi dan PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat terletak pada
nd
kuadran I, yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi. Hal ini
ba
menunjukkan bahwa Kota Bandung dan Kota Cimahi adalah
://
daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region), karena
tp
merupakan kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan
ht
tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi Pada kuadran II, adalah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya
yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih
rendah dengan PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Adapun kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dari BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
104
laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat ada pada kuadran III. Pada kuadran ini terdapat Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah relatif tertinggal (relatively backward region),
yaitu
kabupaten/
kota
yang
memiliki
tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi. kuadran IV adalah kabupaten/kota di wilayah
id
Pada
o.
Bandung Raya yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih
s.g
tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, namun
bp
PDRB per kapitanya lebih rendah. Pada kuadran ini terdapat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Dengan demikian
a.
kedua kabupaten ini merupakan daerah berkembang cepat
gk
ot
(growing region) yaitu daerah yang berkembang dengan cepat karena laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lebih besar
un
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan
nd
tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari
ht
tp
://
ba
pendapatan per kapita provinsi.
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
105
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2009. Kajian Awal Penyusunan Indeks Pembangunan Regional. Jakarta : BPS
id
_____________. 2015. Pendapatan Nasional Indonesia 2010 – 2014. Jakarta : BPS Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jawa Barat 2010 - 2014. Bandung : BPS
bp
s.g
o.
Badan
gk
ot
a.
______________. 2016. Tabulasi Kompilasi PDRB Kabupaten Kota di Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha, 2011 2015. Tidak dipublikasikan
Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
://
ba
Lincoln,
nd
un
Jingan, ML. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Press.
ht
tp
Sjafrizal 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagaian Barat, Prisma LP3ES Jakarta. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga Widodo, Suseno Triyanto. Indikator Ekonomi : Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia. Jakarta : Kanisius
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
106
LAMPIRAN TABEL 1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (JUTA RUPIAH) KATEGORI 2011 2012 2013*) 2014 **) (1) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
***)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
177.116
193.987
219.109
236.522
266.414
-
-
-
-
-
2. Pertambangan dan Penggalian
30.575.874
33.136.007
37.095.553
40.314.208
115.870
126.565
128.446
134.553
148.131
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
225.190
259.174
291.785
332.944
362.909
9.708.819
11.809.520
13.657.347
15.542.878
17.632.272
33.199.300
37.466.189
43.172.759
47.982.312
53.841.563
10.096.139
12.932.830
15.966.908
20.837.642
o. s.g
bp
a.
7.772.181
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5.119.895
5.823.784
6.785.258
7.986.461
8.925.150
11.601.911
13.608.490
15.627.204
18.197.268
6.195.509
7.228.931
8.687.069
10.016.161
11.166.015
1.587.907
1.743.671
1.961.795
2.139.832
2.275.165
836.676
994.813
1.153.165
1.328.737
1.480.912
4.114.637
4.484.025
4.781.210
5.129.944
5.521.872
15. Jasa Pendidikan
3.521.351
4.297.600
4.912.217
5.624.665
6.305.998
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1.006.737
1.183.806
1.421.210
1.734.019
2.012.776
nd
un
8. Transportasi dan Pergudangan
ba
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
ot
6. Konstruksi
id
28.152.047
4. Pengadaan Listrik dan Gas
gk
3. Industri Pengolahan
2015
10. Informasi dan Komunikasi
12. Real Estate 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
ht
13. Jasa Perusahaan
tp
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
://
10.002.282
3.468.425
4.103.550
4.945.669
5.815.783
6.520.703
PDRB DENGAN MIGAS
17. Jasa lainnya
115.203.941
131.989.539
151.794.366
172.694.477
195.808.995
PDRB TANPA MIGAS
115.203.941
131.989.539
151.794.366
172.694.477
195.808.995
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
107
TABEL 2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (JUTA RUPIAH) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
168.590
173.418
180.669
180.982
184.106
-
-
-
-
-
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian
2015
**)
***)
28.225.278
29.371.304
30.755.949
31.968.181
122.806
131.660
138.005
142.707
144.253
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
216.841
232.966
247.171
260.825
269.975
9.247.288
10.576.563
11.480.053
12.260.691
13.224.753
32.057.539
34.543.406
37.550.557
40.412.177
43.307.804
8. Transportasi dan Pergudangan
7.367.332
8.686.235
9.502.248
10.315.597
11.498.477
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
4.934.183
5.355.101
5.900.297
6.552.048
7.091.232
10. Informasi dan Komunikasi
9.457.693
10.711.883
12.155.505
13.947.533
16.244.008
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
5.907.837
6.332.910
6.801.284
7.320.271
7.765.361
12. Real Estate
1.545.305
1.662.292
1.777.795
1.880.435
1.956.856
770.185
850.784
940.256
1.039.534
1.122.114
3.874.359
3.986.088
3.985.219
4.022.538
4.063.849
3.251.279
3.494.789
3.777.642
4.074.173
4.389.017
943.944
1.038.193
1.149.455
1.274.377
1.422.891
tp ht
15. Jasa Pendidikan
o.
s.g
bp
a.
ot
://
13. Jasa Perusahaan 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
nd
ba
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
un
6. Konstruksi
id
27.108.168
4. Pengadaan Listrik dan Gas
gk
3. Industri Pengolahan
2014
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
3.261.089
3.630.685
4.048.003
4.518.257
4.913.905
PDRB DENGAN MIGAS
17. Jasa lainnya
110.234.437
119.632.250
129.005.462
138.958.094
149.566.785
PDRB TANPA MIGAS
110.234.437
119.632.250
129.005.462
138.958.094
149.566.785
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
108
TABEL 3 DISTRIBUSI PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (PERSEN) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2015
**)
(5)
***)
(6)
0,15
0,15
0,14
0,14
0,14
-
-
-
-
-
23,17
21,83
21,48
20,59
0,08
0,08
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
2014
0,10
0,10
0,08
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,20
0,20
0,19
0,19
0,19
6. Konstruksi
8,43
8,95
9,00
9,00
9,00
28,44
27,78
27,50
28,39
ot
a.
28,82
8. Transportasi dan Pergudangan
4,44
10. Informasi dan Komunikasi
8,68
4,41
nd
un
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
7,65
gk
6,75
8,79
5,38
5,48
8,52 4,47 8,97
9,25 4,62
9,05
10,64 4,56 9,29 5,70
ba
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
o.
bp
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
id
4. Pengadaan Listrik dan Gas
s.g
24,44
5,72
5,80
1,32
1,29
1,24
0,73
0,75
0,76
0,77
1,16 0,76
3,57
3,40
3,15
2,97
2,82
15. Jasa Pendidikan
3,06
3,26
3,24
3,26
3,22
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,87
0,90
0,94
1,00
1,03
17. Jasa lainnya
12. Real Estate
ht
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
tp
13. Jasa Perusahaan
://
1,38
3,01
3,11
3,26
3,37
3,33
PDRB DENGAN MIGAS
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB TANPA MIGAS
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
109
TABEL 4 DISTRIBUSI PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (PERSEN) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
2015
**)
(5)
***)
(6)
0,14
0,14
0,13
0,12
-
-
-
-
-
24,59
23,59
22,77
22,13
21,37
4. Pengadaan Listrik dan Gas
0,11
0,11
0,11
0,10
0,10
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,20
0,19
0,19
0,19
0,18
6. Konstruksi
8,39
8,84
8,90
8,82
8,84
29,08
28,87
29,11
29,08
28,96
7,37
7,42
7,69
4,48
4,57
4,72
4,74
8,95
9,42
10,04
10,86
5,29
5,27
5,27
5,19
6,68
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
4,48
10. Informasi dan Komunikasi
8,58
nd
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
1,40
1,39
1,38
1,35
1,31
0,70
0,71
0,73
0,75
0,75
3,51
3,33
3,09
2,89
2,72
15. Jasa Pendidikan
2,95
2,92
2,93
2,93
2,93
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,86
0,87
0,89
0,92
0,95
17. Jasa lainnya
ht
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
tp
13. Jasa Perusahaan
://
12. Real Estate
ba
5,36
s.g
bp
7,26
un
8. Transportasi dan Pergudangan
a.
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
ot
3. Industri Pengolahan
gk
2. Pertambangan dan Penggalian
o.
0,15
id
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2014
2,96
3,03
3,14
3,25
3,29
PDRB DENGAN MIGAS
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB TANPA MIGAS
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
110
TABEL 5 LAJU PERTUMBUHAN PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (PERSEN) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2015
**)
(5)
***)
(6)
8,93
9,53
12,95
7,95
12,64
-
-
-
-
-
2. Pertambangan dan Penggalian
8,61
8,37
11,95
8,68
(2,90)
9,23
1,49
4,75
10,09
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
12,68
15,09
12,58
14,11
9,00
6. Konstruksi
18,54
21,64
15,65
13,81
13,44
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
11,40
12,85
15,23
11,14
12,21
8. Transportasi dan Pergudangan
16,20
29,90
28,10
23,46
30,51
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10,78
13,75
16,51
17,70
11,75
10. Informasi dan Komunikasi
24,85
15,99
17,30
14,83
16,45
16,68
20,17
15,30
11,48
10,38
9,81
12,51
9,08
6,32
19,83
18,90
15,92
15,23
11,45
5,99
8,98
6,63
7,29
7,64
15. Jasa Pendidikan
16,30
22,04
14,30
14,50
12,11
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
16,05
17,59
20,05
22,01
16,08
17. Jasa lainnya
o. s.g
bp
a.
ot
ht
tp
://
13. Jasa Perusahaan
ba
12,14
12. Real Estate 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
gk
nd
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
id
8,43
4. Pengadaan Listrik dan Gas
un
3. Industri Pengolahan
2014
17,29
18,31
20,52
17,59
12,12
PDRB DENGAN MIGAS
12,77
14,57
15,00
13,77
13,38
PDRB TANPA MIGAS
12,77
14,57
15,00
13,77
13,38
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
111
TABEL 6 LAJU PERTUMBUHAN PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (PERSEN) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
2015
**)
(6)
3,69
2,86
4,18
0,17
1,73
-
-
-
-
-
3. Industri Pengolahan
4,41
4,12
4,06
4,71
3,94
4. Pengadaan Listrik dan Gas
2,91
7,21
4,82
3,41
1,08
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
8,51
7,44
o.
(5)
***)
5,52
3,51
12,91
14,37
8,54
6,80
7,86
7,57
7,75
8,71
7,62
7,17
17,90
9,39
8,56
11,47
8,53
10,18
11,05
8,23
18,05
13,26
13,48
14,74
16,47
ba
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2014
7,20
7,40
7,63
6,08
id
2. Pertambangan dan Penggalian
8. Transportasi dan Pergudangan
10,15
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
nd
10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi
6,93 7,42
7,57
6,95
5,77
4,06
10,31
10,46
10,52
10,56
7,94
(0,19)
2,88
(0,02)
0,94
1,03
15. Jasa Pendidikan
7,38
7,49
8,09
7,85
7,73
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
8,82
9,98
10,72
10,87
11,65
ht
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
tp
13. Jasa Perusahaan
://
12. Real Estate
s.g
bp
a.
un
6,76
ot
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
gk
6. Konstruksi
6,10
17. Jasa lainnya
10,28
11,33
11,49
11,62
8,76
PDRB DENGAN MIGAS
7,91
8,53
7,84
7,71
7,63
PDRB TANPA MIGAS
7,91
8,53
7,84
7,71
7,63
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
112
TABEL 7 IMPLISIT PDRB KOTA BANDUNG MENURUT KATEGORI TAHUN 2011 – 2015 (PERSEN) KATEGORI
2011
2012
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
105,06
111,86
121,28
130,69
144,71
-
-
-
-
-
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
108,33
112,82
120,61
126,11
94,35
96,13
93,07
94,29
102,69
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
103,85
111,25
118,05
127,65
134,42
6. Konstruksi
104,99
111,66
118,97
o.
126,77
133,33
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
103,56
108,46
114,97
118,73
124,32
8. Transportasi dan Pergudangan
105,50
136,10
154,78
181,22
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
103,76
108,75
115,00
121,89
125,86
10. Informasi dan Komunikasi
105,76
108,31
111,95
112,04
112,02
104,87
114,15
127,73
136,83
143,79
102,76
104,90
110,35
113,79
116,27
108,63
116,93
122,64
127,82
131,98
106,20
112,49
119,97
127,53
135,88
15. Jasa Pendidikan
108,31
122,97
130,03
138,06
143,68
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
106,65
114,03
123,64
136,07
141,46
17. Jasa lainnya
ht
tp
s.g
bp
ot
://
13. Jasa Perusahaan 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
116,23
un
12. Real Estate
ba
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
id
103,85
a.
***)
4. Pengadaan Listrik dan Gas
gk
3. Industri Pengolahan
2015
**)
nd
2. Pertambangan dan Penggalian
2014
106,36
113,02
122,18
128,72
132,70
PDRB DENGAN MIGAS
104,51
110,33
117,67
124,28
130,92
PDRB TANPA MIGAS
104,51
110,33
117,67
124,28
130,92
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
113
TABEL 8 ANGKA AGREGAT PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA TAHUN 2011 – 2015 2015 ***) (6)
172.694.477
195.808.995
110.234.437
119.632.250
129.005.462
138.958.094
149.566.785
2.429.176
2.444.617
2.458.503
2.470.802
2.481.469
47.425.111
53.991.909
61.742.600
69.894.098
78.908.499
45.379.354
48.937.011
52.473.177
56.240.077
60.273.485
a.
bp
s.g
id
151.794.366
o.
2014 **) (5)
131.989.539
129,21
148,59
169,05
191,68
117,11
126,28
136,03
146,41
101,35
101,92
102,43
102,88
111,98
127,49
145,79
165,03
186,32
107,15
115,55
123,90
132,79
142,32
112,77
114,57
115,00
113,77
113,38
107,91
108,53
107,84
107,71
107,63
100,71
100,64
100,57
100,50
100,43
111,98
113,85
114,36
113,20
112,90
107,15
107,84
107,23
107,18
107,17
104,51
110,33
117,67
124,28
130,92
nd
un
100,71
gk
107,91
ot
112,77
ht
4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB
2013*) (4)
115.203.941
tp
3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010
2012 (3)
ba
2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010
2011 (2)
://
KATEGORI (1) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah)
angka perbaikan angka sementara ***) angka sangat sementara *)
**)
BPS Kota Bandung | Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung 2011 - 2015
114
id o.
s.g
DATA
ht
tp
://
ba
nd
un
gk
ot
a.
bp
MENCERDASKAN BANGSA
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Jalan Jendral Gatot Subroto No 93 Bandung Telp & Fax : (022) 7305091 Email :
[email protected] Website : http://bandungkota.bps.go.id