Proceedings THE 14TH INTERNATIONAL SYMPOSIUM INDONESIAN INTER UNIVERSITY TRANSPORT STUDIES FORUM Pekanbaru, November 11-13 , 2011
“Synergizing Innovative Research and Transportation Practices Toward Sustainable Development”
Organized by: INDONESIAN INTER UNIVERSITY TRANSPORT STUDIES FORUM / FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR PERGURUAN TINGGI
Hosted by: UNIVERSITY OF RIAU DAN ISLAMIC UNIVERSITY OF RIAU
ISBN : 979-95721-2-14 0
The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-13 November 2011
ORGANIZING COMMITTEE Ketua Wakil Ketua
: Ir. Alfian Malik, MM : Dr. Ir. Anwar Khatib, M.Eng Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc
Sekretaris
: Ir. Sri Djuniati, MT Muhammad Ariyon, ST, MT
Bendahara
: Yosi Alwinda, ST, MT Yolly Adriaty, ST, MT
1.
Seksi Acara Ketua Anggota
: : Ir. Ermiyati, MT : Dr. Manyuk Fauzi, ST, MT Yuliastuti, ST, MT Mira Dharma Susilawati, ST, MT HMTS FT UR & UIR
2.
Seksi Sponsorship dan Pameran Ketua Anggota
3.
Seksi Publikasi, Dokumentasi, dan Dekorasi Ketua Anggota
4.
Seksi Perlengkapan/Umum Ketua Anggota
5.
Seksi Transportasi dan Akomodasi Ketua Anggota
: : Ir. Abdul Kudus, MT : Mudjiatko, ST, MT Harmiyati Purnomo, ST, M.Si Mardianto Manan, ST, MT Ir. Firdaus , CES Ahmad Ismail, ST, MT HMTS UR & UIR : : Dr. Muhardi, ST, M.Sc : Deddy Purnomo Retno, ST, MT Hendra Taufik, ST, M.Sc Alex Kurniawandy, ST, MT Bagian Humas UR & UIR : : Ir. Masrizal, MT : H. Gussyafri, ST, MT Sri Hartati Dewi, ST, MT Miswarti, ST Riswan : : Ir. Siswanto, MT : Ir. Enno Yuniarto, MT Ir. Arhan Wanim, MT x
The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-13 November 2011
Sunarko, ST, MT Holdun Yazid, ST, MT HMTS UR & UIR 6.
Seksi Konsumsi Ketua Anggota
: Elizar, ST, MT : Joleha, ST Astuti, M.Si HMTS FT UR & UIR
7.
Seksi Pendaftaran Ketua Anggota
: : Dr. Imam Suprayogi, ST, MT : Muhammad Iwan Fermi, ST, MT Meri Yanti, ST HMTS UR & UIR
8.
Seksi ICT Ketua Anggota
: : Ridwan, ST, MT : Ir. Agus Ika Putra, Dipl.Eng Herman Siswanto, ST, MSM Samsul Anwar
xi
AUDIT KESELAMATAN JALAN LAYANG AKSES UI DITINJAU DARI SISI PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN Tri Tjahjono Staf Pengajar Universitas Indonesia Departemen Teknik Sipil Kampus Baru UI, Depok, 16424 Telp: (021) 7862962
[email protected]
Martha Leni Siregar Yola Pratiwi Staf Pengajar Universitas Indonesia Mahasiswa Universitas Indonesia Departemen Teknik Sipil Departemen Teknik Sipil Kampus Baru UI, Depok, 16424 Kampus Baru UI, Depok, 16424 Telp: (021) 7862962 Telp: (021) 7862962
[email protected] [email protected]
Abstract Road safety audit is a formal examination of potential traffic conflicts and road accident than a design of new roads or roads that have been built, so that the audit is considered important especially to help project owners and managers to identify road safety problems of road projects or road already operated. The main goal of this audit is a road design that includes design geometry, auxiliary buildings, facilities, road and environmental conditions surrounding the road. The objective study of Jalan Layang Akses UI is to determine whether there is any deviation that occurs in traffic flow Jalan Layang Akses UI in terms of geometric design of roads that can cause traffic accidents. The results of this research is a proposed improvement which is adjusted with an understanding of geometric design of roads, either with or without the project project. Keywords: accident, flyover, geometric, road safety audit, safety, UI Abstrak Audit keselamatan jalan merupakan suatu pengujian formal terhadap potensi konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dari suatu desain jalan baru atau jalan yang sudah terbangun, sehingga audit ini dinilai penting terutama untuk membantu pemilik proyek dan pengelola jalan untuk mengidentifikasi permasalahan keselamatan jalan dari proyek ataupun jalan yang sudah dioperasikan. Sasaran utama audit ini adalah desain jalan yang mencakup desain geometri, bangunan pelengkap, fasilitas jalan dan kondisi lingkungan sekitar jalan. Tujuan penelitian terhadap Jalan Layang Akses UI adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi pada arus lalu lintas Jalan Layang Akses UI ditinjau dari segi desain geometrik jalan yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Hasil dari penelitian ini berupa usulan perbaikan yang disesuaikan dengan pemahaman desain geometrik jalan, baik berupa with project maupun without project. Kata kunci : audit keselamatan jalan, flyover, geometrik jalan, kecelakaan, RSA, UI
PENDAHULUAN
Jalan layang Akses UI merupakan jalan provinsi yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Jalan layang ini dibangun dengan tujuan memperlancar akses masuk dari Jalan Raya Lenteng Agung (Jakarta Selatan, DKI Jakarta) menuju Universitas Indonesia (Depok, Jawa Barat). Bertambahnya arus lalu lintas dari Depok menuju Jakarta dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan. Angka kecelakaan yang tinggi menjadi salah satu indikasi perlu dilakukannya Audit Keselamatan Jalan– Road Safety Audit atau yang biasa disingkat RSA. Tujuan utama RSA adalah untuk mengidentifikasikan tingginya tingkat keselamatan untuk skema jalan baru dan eksisting. Penelitian berupa RSA ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi pada arus lalu lintas Jalan Layang Akses UI ditinjau dari segi desain geometrik jalan dari arah lalu lintas Jakarta menuju Depok dan Depok menuju Jakarta. Hasil dari penelitian ini berupa usulan perbaikan yang disesuaikan dengan pemahaman desain geometrik jalan, baik berupa with project maupun without project. RSA adalah salah satu cara yang tepat untuk menjamin bahwa keselamatan sudah seluruhnya dipertimbangkan dalam setiap fase proyek. Kecelakaan di jalan disebabkan oleh beragam faktor penyebab dan karena itu, suatu audit tidak bisa menjamin bahwa setiap masalah keselamatan yang potensial sudah diidentifikasi. Namun, pertimbangan yang cermat dan pelaksanaan rekomendasi RSA akan mengurangi risiko pada pengguna jalan.
ANALISA DEFISIENSI KECELAKAAN
Sebelum menentukan lokasi rawan kecelakaan, perlu diketahui faktor-faktor kesalahan geometrik jalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Jarak Pandang Dalam mengemudi, jarak pandang merupakan salah satu faktor penting yang digunakan sebagai panduan untuk memperkirakan seberapa jauh benda atau kendaraan yang ada dihadapannya. Jarak pandang juga berguna untuk memperkirakan tingkat kecepatan yang digunakan dengan acuan jarak terhadap kendaraan yang melaju dihadapannya. Jarak pandang yang berubah secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kecelakaan jika tidak diikuti dengan reflek yang baik dari pengemudi. Superelevasi dan Lengkung Peralihan Superelevasi harus dibuat pada semua tikungan kecuali tikungan yang memiliki radius yang lebih besar dari Rmin. Besarnya superelevasi harus direncanakan sesuai dengan VR. Superelevasi bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal. Semakin besar superelevasi, semakin besar komponen berat kendaraan yang diperoleh. Namun, Superelevasi yang melebihi rencana justru dapat mengakibatkan kendaran berada pada posisi tidak aman dalam berkendara dan menjadi salah satu indikasi lokasi rawan kecelakaan.
Jari-jari Tikungan dan Tikungan Majemuk Jari-jari tikungan pada jalan erat kaitannya dengan kecepatan rencana. Semakin besar kecepatan yang direncanakan, maka semakin besar pula jari-jari tikungan yang dibutuhkan pada jalan tersebut. Selain jari-jari tikungan, terdapat pula persyaratan geometrik tikungan yang harus dipenuhi yaitu persyaratan pada tikungan majemuk. Untuk menghindari kecelakaan, maka pada wilayah tersebut disisipkan satu bagian lurus dengan panjang tertentu. Tidak memadainya panjang dari bagian lurus tersebut, merupakan faktor yang menyebabkan suatu daerah menjadi rawan kecelakaan. Marka Pemasangan marka pada jalan mempunyai fungsi penting dalam menyediakan petunjuk dan informasi terhadap pengguna jalan. Pada beberapa kasus, marka digunakan sebagai tambahan alat kontrol lalu lintas yang lain seperti rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu lintas dan marka-marka yang lain. Keberadaan marka lalu lintas memiliki peranan penting dalam kelancaran berkendara. Oleh karen itu, hilang atau kurang memadainya marka jalan akan mengganggu lalu lintas. Ketika lalu lintas terganggu, maka daerah tersebut telah menjadi daerah yang rawan kecelakaan. Rambu Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka bahan harus terbuat dari material yang reflektif. Selain itu, rambu yang efektif juga harus memenuhi kebutuhan jalan, yaitu sesuai dengan kondisi jalan, menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan, memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti, dan menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon. Ketika rambu yang tersedia kurang memenuhi syarat, maka jalan pada titik tersebut berada dalam posisi rawan kecelakaan. Konflik Simpang Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu, di sini arus lalu lintas mengalami konflik, yang disebut konflik simpang. Arus lalu lintas yang semakin besar harus sesuai dengan pengendaliannya. Ketika konflik simpang tidak segera dikendalikan, maka arus lalu lintas yang padat dapat menggiring jalan yang mulanya aman menjadi daerah rawan kecelakaan. Kondisi Jalan Kondisi jalan adalah faktor yang seringkali menyebabkan daerah menjadi rawan kecelakaan. Jalan yang licin atau berlubang membuat pengguna jalan sulit mengendalikan kendaran yang dikemudikan. Seringkali, kesulitan mengendalikan kendaraan tersebut berakhir dengan kecelakaan.
PENGGAMBARAN KECELAKAAN
SEBARAN
TITIK-TITIK
RAWAN
Titik-titik Rawan Kecelakaan ini dipilih berdasarkan isu yang bersumber dari masyarakat sekitar dan faktor-faktor kecelakaan yang terdapat pada setiap titik. Diperlukan 3 (tiga) faktor kecelakaan atau lebih untuk menetapkan sebuah lokasi menjadi titik rawan kecelakaan.
Gambar 1. Sebaran Lokasi Rawan Kecelakaan
ANALISA TITIK-TITIK KECELAKAAN
Data kecelakaan yang bersumber dari laporan polisi lalu lintas Depok memiliki peran penting dalam penetapan risiko kecelakaan. Berdasarkan data kecelakaan yang tercatat selama 3 (tiga) tahun terakhir ini, dilakukan penetapan sebaran titik-titik kecelakaan, kemudian dipilih satu titik dengan data kecelakaan tertinggi.
Gambar 2 Sebaran Lokasi Rawan Kecelakaan
PENETAPAN RANKING PRIORITAS KECELAKAAN
Ranking prioritas pada titik rawan kecelakaan ditentukan berdasarkan dua analisa yang sebelumnya telah disebutkan, yaitu analisa defisiensi kecelakaan dan analisa titik-titik kejadian kecelakaan. Pada urutan pertama, ranking prioritas diberikan kepada titik kecelakaan yang sama diantara kedua hasil analisa, yaitu titik yang dianalisa sebagai titik dengan defisiensi kecelakaan dan juta memang telah terjadi kecelakaan ada titik tersebut. Kemudian, urutan ke dua diberikan kepada titik yang telah terjadi kecelakaan. Sedangkan urutan terakhir diberikan kepada titik yang hanya memiliki defisiensi kecelakaan, namun belum pernah terjadi kecelakaan. Berdasarkan hal tersebut, titik dengan ranking terendah dalam penentuan titik rawan kecelakaan adalah Titik 2. Sedangkan untuk ranking ke dua adalah titik yang pernah terjadi kasus kecelakaan, yaitu Titik 2’. Untuk titik dengan tingkat rawan paling tinggi dan perlu ditangani lebih lanjut adalah titik yang berada pada layer pertama dan layer ke dua, yaitu Titik 3-1, Titik 4-3, dan Titik 5-4. Dari ketiga titik tersebut, Titik 3-1 adalah titik yang dipilih untuk mendapat treatment dalam rangka pengurangan jumlah kecelakaan pada titik tersebut. Titik 3-1 dipilih karena memiliki 4 (empat) faktor geometrik dan kelengkapan jalan yang tidak sesuai dengan SNI, lalu memiliki jumlah kecelakaan terbesar dengan jumlah korban meninggal ditempat paling tinggi pula. Oleh karena itu, lokasi yang dipilih untuk mendapatkan treatment menggunakan tahapan RSA adalah Titik 3-1.
Gambar 3 Penentuan Titik yang Paling Rawan Kecelakaan di Jalan Layang Akses UI
ANALISA HASIL
Pada penelitian ini, pelaksanaan RSA dilakukan pada titik yang memilik tingkat rawan kecelakaan paling tinggi yaitu Titik 3-1. Berikut ini adalah Kondisi Geometrik Eksisting Jalan Layang Akses UI pada Titik 3-1 yang dibandingkan dengan SNI untuk mempermudah mengenali defisiensi kecelakaan yang terdapat pada Titik 3-1. Tabel 1 Kondisi Eksisting Jalan Layang Akses UI pada Titik 3-1
Defisiensi pada Titik 3-1 adalah kurangnya rambu-rambu yang menyatakan bahwa pada tikungan tersebut merupakan jalan dengan dua lajur dua jalur. Seringkali pengemudi dikejutkan oleh kendaraan yang melaju berlawanan dihadapannya sedangkan pengemudi masih berada dalam kondisi menikung. Selain itu, marka yang telah hilang juga menjadi faktor lain yang mendorong wilayah ini menjadi wilayah rawan kecelakaan. Jarak pandang juga memicu terjadinya kecelakaan. Dalam kondisi memutar pada tikungan, pengemudi sering dikejutkan oleh kendaraan dari arah berlawanan yang tidak terlihat dalam jarak pandang kemudinya. Jarak pandang ini terkait oleh jari-jari tikungan yang sudah tidak sejalan lagi dengan kecepatan arus lalu lintas. Oleh karena itu, 4 (empat) faktor yang menyimpang pada wilayah ini, mendorong wilayah ini menjadi wilayah rawan kecelakaan.
Berdasarkan pengumpulan data/informasi dan dokumen terkait dari wilayah tinjau, daftar periksa RSA disiapkan dan diisi. Isian daftar periksa berupa checklist ”Ya” dan ”Tidak” disertai keterangan yang jika perlu diisi untuk memperjelas situasi yang ada. Dengan daftar periksa ini, dapat disusun rekomendasi untuk pencegahan dan pengurangan jumlah kecelakaan. Analisa untuk menghasilkan rekomendasi yang difokuskan pada isian ”Tidak” di daftar periksa. Rekomendasi untuk pencegahan dan pengurangan jumlah kecelakaan adalah sebagai berikut.
KESIMPULAN
Audit keselamatan jalan adalah salah satu cara yang tepat untuk menjamin bahwa keselamatan sudah seluruhnya dipertimbangkan dalam setiap fase proyek. Kecelakaan di jalan disebabkan oleh beragam faktor penyebab dan karena itu, suatu audit tidak bisa menjamin bahwa setiap masalah keselamatan yang potensial sudah diidentifikasi. Namun, pertimbangan yang cermat dan pelaksanaan rekomendasi audit keselamatan akan mengurangi risiko pada pengguna jalan. Berdasarkan analisa hasil daftar periksa yang dilaksanakan sesuai prosedur atau RSA, maka rekomendasi yang diajukan berupa : - Rambu chevron sebanyak 5 (lima) buah dengan jarak masing-masing 5 (lima) meter diletakkan pada pertengahan tikungan di Titik 3-1 yaitu pada jarak 35 meter dari percabangan Kampus UI dan Pasar Minggu. - Rambu penunjuk arah jalan ukuran besar diletakkan 5 (lima) meter dari tinggi perkerasan jalan. Agar rambu terbaca efektif, maka rambu diletakkan 50 meter dari percabangan yang dimaksud, yaitu antara Kampus UI dan Pasar Minggu. - Marka membujur lurus berwarna putih diletakkan pada centerline jalan dari percabangan Kampus UI dan Pasar Minggu, hingga Jalan Layang Akses UI berakhir. - Marka membujur putus-putus berwarna putih diletakkan pada pertengahan tiap lajur untuk membagi menjadi dua jalur dan mempermudah merging ketika bertemu percabangan. Marka diletakkan dari awal percabangan tikungan dari Margonda Depok hingga percabangan di Kampus UI dan Pasar Minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Austroads. 1994. Standard Australia: Road Safety Audit. Sidney : Austroads.
Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Panduan Audit Keselamatan Jalan. Badan Standardisasi Nasional. 2004. Standar Geometrik Jalan Perkotaan. Federal Highway Administration. 2006. Road Safety Audit Guiedelines. Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. 2010. Making Indonesia’s Roads Safer – An Australia-Indonesia Partnership in Road Safety Engineering. Marino, Alan, Ir, MSc dan Kusuma, Andyka, MSc. 2009. Tahapan Audit Keselamatan Jalan Untuk Ruas Jalan Nasional di Kabupaten Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat. Pramesti, Florentina Pungky dkk. (2009). Model Kecelakaan Lalulintas di Tikungan Karena Pengaruh Konsistensi Alinyemen Horizontal dalam Desain Geometrik Jalan Raya. maps.google.com. (2010)