Problematika Hukum Penggunaan Logo Makara Universitas Indonesia
Tyo Putra Widagdo, Agus Sardjono, Henny Marlyna
Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Skripsi ini membahas mengenai penggunaan logo Makara Universitas Indonesia. Logo Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu ciptaan dan dapat dikatakan juga sebagai sebuah Merek. Hal ini penting untuk dibahas karena untuk mengetahui mengenai satu objek dapat dilindungi oleh dua peraturan atau tidak. Selain itu untuk menentukan penggunaan logo Makara tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta atau merek. Untuk saat ini pengaturan mengenai hal tersebut sudah ada tetapi masih belum jelas. Oleh karena itu penentuan mengenai satu objek yang dilindungi dua peraturan hanya dapat ditentukan atas dasar doktrin dan teori mengenai persinggungan antara hak cipta dan merek. Penelitian ini adalah penelitian preskriptif yang memaparkan penggunaan doktrin dan teori sebagai penunjang dan pelengkap ketentuan Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Kata kunci : ciptaan ; doktrin ; logo ; teori
Legal Problem Of The Use Of The Logo Makara Univesity Indonesia
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Abstract
This thesis focussed on issue of the use of the logo Makara Universitas Indonesia. Logo Makara University Indonesia can be said as the creation and it can be said also as a trademark. This is important to be discussed due to know about one objects able to be protected by two regulations or not. In addition to determine the use of logo Makara without permission could be said as a breach of copyright or trademark. This arrangement on for the time it has been there but still not clear. Hence the determination of one object that is only two rules can be determined on base by doctrine and theory about crossing between copyright and trademark. This is a prescriptive research that describes the doctrine and use of the theory as supporting the act of copyright and act of trademark. Keyword: Creation ; Doctrine; Logo; Theory
Pendahuluan
Penggunaan logo Makara Universitas Indonesia digunakan oleh beberapa pihak untuk dibuat atau dijadikan suatu produk, sebagai contohnya gantungan kunci yang berbentuk logo Makara Universitas Indonesia. Ada juga yang digunakan untuk suatu produk, sebagai contohnya penggunaan Makara Universitas Indonesia sebagai desain t-shirt. Lalu ada juga yang menggunakan logo Makara Universitas Indonesia sebagai merek. Penggunaan logo Makara Universitas Indonesia sebagai suatu produk digunakan oleh berbagai pihak, baik yang sudah mendapatkan izin maupun yang tidak mendapatkan izin dari pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik logo Makara tersebut. Hal tersebut menjadi problematika apakah penggunaan logo Makara Universitas Indonesia termasuk dalam pelanggaran hak cipta atau pelanggaran merek? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan meneliti mengenai permasalahan hukum tersebut dengan memberi judul PROBLEMATIKA HUKUM PENGGUNAAN LOGO MAKARA UNIVERSITAS INDONESIA.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Metode penelitan yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah dengan penelitian yang bersifat yuridis-normatif, dimana penelitian ini mengacu kepada norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat.1 Norma hukum yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara lain terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Di dalam penulisan ini data-data yang digunakan oleh penulis berupa bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat seperti Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Merek, serta juga menggunakan bukubuku yang menunjang implementasi dari Undang-undang tersebut dan membahas mengenai teori-teori tentang Hak Cipta dan Merek. Selain Undang-undang dan buku, penulis juga memperoleh data melalui wawancara kepada pihak-pihak yang mengetahui mengenai logo Makara. Dengan menggunakan data-data tersebut, maka penulis perlu melakukan analisis terhadap data-data yang ada dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian dengan pemahaman yang mendalam dan tuntas dan lebih ditujukan kepada proses terhadap suatu peristiwa.2 Dengan pendekatan kualitatif ini maka nantinya akan menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata.3 Dengan hal tersebut maka penulis akan mencari tahu lebih mengenai aspek pelanggaran hak cipta dan merek terhadap sebuah logo, sehingga penulis dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan yang terdapat di dalam pokok permasalahan. Makara Universitas Indonesia merupakan sebuah logo berbentuk lambang yang dituangkan secara visual. Makara Universitas Indonesia sendiri melambangkan muka dari Universitas Indonesia. Logo Makara mempunyai fungsi untuk membedakan antara
1
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian
Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi UI, 1979), hal. 18. 2
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Pers), 2007, hal. 249-‐250 3 Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia), 2005, hal. 67
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Universitas Indonesia dengan Universitas lain atau dengan lembaga pendidikan lainnya. Jika kita melihat bentuk dari makara, maka makara dapat dikategorikan sebagai Allusive Logo. Ide dasar logo Makara adalah kala-makara, yang merupakan dua kekuatan yang ada di alam. Kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi). Jenis logo tersebut bersifat kiasan, dapat di lihat bahwa Makara mempunyai arti pohon berikut cabang dan kuncup yang melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.4 Dapat diartikan logo ini merupakan sebuah kiasan, di mana logo Makara oleh Sumartono dibuat dengan makna yang mendalam mengenai Universitas Indonesia yang akan
melahirkan mahasiswa/mahasiswi yang akan berguna bagi negaranya.
Gambar 3.1. Makara Universitas Indonesia
Berdasarkan wawancara penulis dengan E. Kuswara S.H. di bagian Sistem Pelayanan Hak Kekayaan Intelektual Universitas Indonesia (SIYANKI), perpindahan hak atas ciptaan 4
http://www.ui.ac.id/tentang-‐ui/identitas.html, diakses pada tanggal 18 November 2014, pukul 15.07
WIB.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
logo Makara dari Sumartono kepada pihak Universitas Indonesia sendiri tidaklah diketahui, dan tidak diketahui juga sejak kapan Universitas Indonesia menggunakan logo Makara sebagai tanda pembeda dengan Instansi pendidikan lainnya. Pihak Universitas Indonesia sendiri telah melakukan berbagai cara untuk mencari Sumartono atau pihak ahli warisnya baik melalui media massa, ataupun mengunjungi langsung ke Bandung, akan tetapi tetap saja tidak dapat menemui Sumartono ataupun ahli warisnya. Dengan tidak terlacaknya Sumartono, maka niat pihak Universitas Indonesia tidak dapat terlaksana untuk mendaftarkan logo Makara sebagai Hak Cipta. Untuk melindungi logo Makara tetap menjadi milik Universitas Indonesia, maka pihak Universitas Indonesia mendaftarkan logo Makara sebagai sebuah Merek dengan pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik mereknya.5 Lalu penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data lebih lanjut ke Ibu Farida sebagai pihak Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia. Ibu Farida sendiri mewawancarai Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. yang merupakan teman baik dari Sumartono mengatakan bahwa Sumartono merupakan Mahasiswa pada tahun 1951, dan pada tahun 1952 beliau diperintahkan untuk membuat logo untuk Universitas Indonesia, dan tidak diketahui siapa yang memerintahkan. Akan tetapi menurut Ibu Farida, pembuatan logo untuk Universitas Indonesia diperintahkan oleh Presiden UI (Sebutan untuk rektor pada masa itu). Beliau berpendapat seperti itu dikarenakan pada saat pihak humas Universitas Indonesia mewawancarai Prof. Srihadi di Bandung, pihak humas Universitas Indonesia melihat Ijazah pada tahun 1952 yang sudah menggunakan logo Makara yang diciptakan oleh Sumartono.6 Penggunaan logo makara yang dimaksud oleh penulis memiliki dua bentuk yaitu, penggunaan logo makara untuk dijadikan sebagai sebuah produk dan penggunaan logo makara sebagai tanda pembeda. Contoh produk yang menggunakan makara seperti gantungan kunci berbentuk Makara, Sticker atau tempelan berbentuk Makara, baju atau kaos yang didesain dengan gambar logo makara, dan masih ada beberapa lagi. Beberapa produk Logo Makara Universitas Indonesia banyak dijual di sekitaran Universitas Indonesia seperti di Koperasi Mahasiswa di masing-masing fakultas di Universitas Indonesia, dan dapat dilihat juga penjualannya di dekat Stasiun kereta Universitas Indonesia. Beberapa contoh dari logo Makara Universitas Indonesia untuk dijadikan sebagai sebuah produk dapat dilihat di bawah. 5
Wawancara dengan E. Kuswara karyawan Sistem Pelayanan Hak Kekayaan Intelektual Universitas Indonesia, pada tanggal 9 Desember, 2014 6 Wawancara dengan Ibu Farida, karyawan di Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia, pada tanggal 16 Desember, 2014
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Gambar 3.2. gantungan kunci Makara UI
Gambar 3.3. Sticker Makara UI
Sedangkan contoh penggunaan logo Makara untuk dijadikan tanda pembeda terdapat pada bimbingan belajar Makara Insani. Makara Insani didirikan oleh Bapak Sutarmin dan Bapak Achmad Solechan, M.si. Pengajar di dalam bimbingan belajar ini sebagian besar merupakan mahasiswa Universitas Indonesia. Bimbingan Belajar ini memiliki kantor pusat di
Jln. Salemba Tengah No. 63 Jakarta Pusat. Gambar 3.4. Merek Makara Insani
Penulis menganalisa mengenai penggunaaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dengan menggunakan peraturan-peraturan dan teori-teori mengenai merek. Merek didalam
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
undang-undangnya disebutkan sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.7 Logo Makara menurut unsur-unsur di dalam peraturan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah merek, Makara Unversitas Indonesia merupakan sebuah tanda yang berupa gambar yang digunakan sebagai tanda pembeda untuk kegiatan jasa pendidikan. Didalam undang-undang tersebut juga dijelaskan mengenai Hak atas Merek yang adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.8 Undang-undang Merek menganut asas first to file, sehingga kepemilikan Hak Atas Merek terhadap logo Makara di pegang oleh pihak Universitas Indonesia sebagai pihak yang pertama kali mendaftarkannya sebagai sebuah merek. Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai tanda pembeda dengan Perguruan Tinggi lainnya. Pihak Universitas Indonesia sendiri telah mendaftarkan logo Makara kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran IDM000278918. Logo Makara dapat didaftarkan sebagai sebuah merek oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual karena Makara Universitas Indonesia tidak termasuk dalam merek yang tidak dapat didaftarkan.9 Logo Makara tidak mempunyai unsur-unsur yang disebutkan dalam peraturan tersebut. Logo Makara Universitas tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. Tidak juga bertentangan dengan moralitas agama manapun. Logo Makara sendiri mempunyai daya pembeda dengan tanda-tanda lain yang dijadikan merek oleh pihak manapun, dan juga Makara Universitas Indonesia bukanlah tanda yang dijadikan sebagai tanda yang dipakai umum oleh masyarakat. Jadi logo Makara tidak termasuk sebagai Merek yang tidak dapat didaftarkan. Selain tidak dapat didaftarkannya suatu merek, terdapat pengaturan mengenai ditolaknya pendaftaran suatu merek.10 Penolakan pendaftaran atas suatu Merek menurut ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa perlindungan atas suatu merek haruslah mempunyai 7
Indonesia, Indonesia, Undang-‐undang Tentang Merek, UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, LN No. 110 Tahun 2001 TLN No.4113, Pasal 1 angka 1 8 Ibid, Pasal 3 9 Lihat Pasal 5 Undang-‐undang Merek 10 Ibid, Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3)
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
pembeda. Suatu merek tidak diperbolehkan untuk menyerupai dengan merek lain yang sudah didaftarkan untuk produk barang dan jasa sejenis. Apabila suatu merek mempunyai kesamaan, tetapi produk barang atau jasanya tidak sejenis sesuai yang didaftarkan, diperbolehkan untuk digunakan. Suatu Merek juga akan di tolak pendaftarannya apabila Merek tersebut mempunyai kesamaan atau menyerupai simbol atau gambar yang digunakan oleh suatu Lembaga Negara atau suatu Negara. Penggunaan lambang atau simbol atau gambar suatu lembaga atau Negara dapat digunakan apabila pihak yang ingin menggunakan lambang tersebut untuk didaftarkan sebagai merek produk barang atau jasanya, maka haruslah meminta izin atau persetujuan dari pihak yang berwenang untuk memberikan izin penggunaan lambang atau simbol atau gambar tersebut. Penulis melihat peraturan tersebut dan penulis berpendapat bahwa Makara Universitas Indonesia tidak memenuhi unsur-unsur yang terdapat di dalam peraturan tersebut. Logo Makara tidaklah mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek lain yang telah didaftarkan dan Merek terkenal, dan juga tidak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal. Selain itu logo Makara bukanlah merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum milik pihak lain, dan juga bukan merupakan atau menyerupai lambang-lambang atau simbol-simbol suatu negara ataupun lembaga, baik lembaga nasional maupun lembaga internasional. Sehingga pendaftaran logo Makara sebagai merek milik pihak Universitas Indonesia dapat diterima, karena logo Makara tidaklah termasuk dalam unsur-unsur yang dapat ditolak pendaftarannya menurut peraturan tersebut. Lalu apakah penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran dalam Undang-undang Merek? Pertama harus di lihat terlebih dahulu mengenai penggunaan logonya, Apakah penggunaan logonya digunakan untuk penanda sebuah produk atau menjadi sebuah produk? Apabila penggunaan logo untuk dijadikan sebagai sebuah penanda terhadap produk barang atau jasa, maka hal tersebut dapat dianalisis pada Undang-undangnya. Undang-undang Merek terdapat pengaturan mengenai pelanggaran Merek. Di dalam Pasal 90 sampai Pasal 94 Undang-undang Merek, yang dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap Merek adalah: 1.
Menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
2.
Menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.
3.
Menggunakan tanda yang sama secara keseluruhan dengan indikasi geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar.
4.
Menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar.
5.
Menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau jasa tersebut.
6.
Memperdagangkan barang dan/atau jasa yang berasal dari hasil pelanggaran.
Pelanggaran-pelanggaran Merek yang disebutkan unsur-unsurnya di atas merupakan ketentuan pidana dalam Undang-undang Merek. Lalu apabila kita lihat mengenai unsur-unsur tersebut menurut penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin untuk digunakan sebagai penanda suatu produk barang atau jasa termasuk sebagai pelanggaran Merek. Pelanggaran menurut Undang-undang Merek terjadi apabila pihak lain selain pihak Universitas Indonesia menggunakan logo yang sama dengan logo Makara atau menggunakan logo yang memiliki persamaan pada pokoknya dengan logo Makara untuk dijadikan sebagai penanda atau merek pada produknya. Maka dalam penggunaan logo untuk hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek. Salah satu contoh pelanggaran merek dilakukan oleh pihak Makara Insani, dimana mereka sebagai lembaga bimbingan belajar menggunakan logo Makara Universitas Indonesia, biarpun ada beberapa unsur dari logo Makara Universitas Indonesia yang diubah, akan tetapi memiliki persamaan pada pokoknya dengan logo Makara Universitas Indonesia.11 Makara Insani seperti yang dijelaskan di atas bergerak di bidang jasa pendidikan yaitu bimbingan belajar, hal tersebut sejenis dengan Universitas Indonesia dimana logo Makara Universitas Indonesia terdaftar untuk barang dan jasa kelas 41 yaitu sebagai Jasa pendidikan termasuk kursus-kursus. Sehingga dapat dikatakan bahwa Makara Insani Menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik Universitas Indonesia untuk jasa yang sejenis yaitu di bidang jasa pendidikan.
11
Lihat gambar 3.1. dan 3.4.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Lalu penulis juga menganalisis mengenai penggunaaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dengan menggunakan peraturan-peraturan dan teori-teori mengenai Hak Cipta. Berdasarkan teori-teori dan peraturan perundang-undangan mengenai Hak Cipta, logo Makara dikatakan sebagai suatu Ciptaan dari Penciptanya yang bernama Sumartono alias Sumaxtono, mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia yang pada masa itu berada di Bandung.12 Logo Makara tersebut di sebut sebagai Ciptaan karena menurut pasal 1 butir 3 Undang-Undang Hak Cipta yang dimaksud dengan ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Makara Universitas Indonesia merupakan suatu hasil karya yang diciptakan oleh Sumartono yang mempunyai bentuk yang nyata (fixation) logo Makara, sehingga Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu Ciptaan. Sumartono dikatakan sebagai Pencipta dari logo Makara karena menurut pasal 1 butir 2 yang dimaksud dengan Pencipta adalah adalah seseorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Sumartono sebagai Pencipta adalah orang yang menciptakan Makara Universitas Indonesia dengan kemampuan dari pikirannya, imajinasinya, kecekatannya, keterampilannya atau keahliannya dalam menciptakan Makara Universitas Indonesia yang memiliki suatu ciri khas yang berbeda dengan logo yang lain. Berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa narasumber menyimpulkan bahwa perpindahan hak atas logo Makara dari pencipta ke pihak Universitas Indonesia sendiri masih belum jelas, dikarenakan keterbatasan pihak Universitas Indonesia untuk mencari Sumartono sebagai pencipta logo Makara. Akan tetapi pada masa itu menurut wawancara humas Universitas Indonesia dengan Prof. Suhardi, Sumartono sebagai pencipta logo Makara Universitas Indonesia diperintahkan oleh seseorang untuk membuat logo tersebut, akan tetapi yang memerintahkan membuat logo untuk Universitas Indonesia tidak diketahui. Akan tetapi pada saat humas Universitas Indonesia datang ke Bandung untuk mewawancarai Prof. Suhardi, mereka melihat sampul buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.) sudah menggunakan logo Makara. Sehingga pihak humas Universitas Indonesia menyimpulkan
12
http://www.ui.ac.id/tentang-‐ui/identitas.html, diakses pada tanggal 19 Juni 2014, pukul 21:05 WIB.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
bahwa Sumartono diperintahkan oleh pihak Universitas Indonesia untuk membuat logo Makara. Makara Universitas Indonesia dapat dilindungi sebagai Hak Cipta, jika melihat pasal 40 Undang-undang Hak Cipta bahwa ciptaan yang dilindungi hanyalah bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup ciptaan.13 Makara Universitas Indonesia menurut penulis dapat dikatakan sebagai suatu Seni rupa yang dalam bentuk seni lukis atau seni gambar. Makara Universitas Indonesia merupakan sebuah logo yang diciptakan melalui media lukisan atau gambar oleh penciptanya, sehingga logo Makara termasuk dalam cakupan seni yang dilindungi secara Hak Cipta.14 Lalu apakah Makara Universitas Indonesia otomatis di lindungi
Hak Cipta? Jika
menurut pasal 1 butir 1 Hak Cipta adalah sebagai hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian ditegaskan kembali dalam pasal 4 bahwa hak cipta adalah hak eksklusif yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi. Jadi Makara Universitas Indonesia sudah otomatis dilindungi Hak Cipta sejak diciptakan oleh Sumartono. Sumartono sendiri memiliki hak eksklusif sebagai Pencipta atas Ciptaannya tersebut. Dia memiliki hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Bentuk penggunaan logo Makara yang berkaitan dengan Hak Cipta adalah penggunaan logo yang dijadikan sebagai sebuah produk, contohnya adalah logo Makara yang dijadikan sebagai gantungan kunci, stiker, tempat pensil, dan lain-lain. Pihak lain yang menjadikan logo Makara sebagai sebuah produk dapat dilihat di sekitar Universitas Indonesia, di mana mereka menjual berbagai produk logo Makara. Pelanggaran hak cipta pada dasarnya dikarenakan penggunaan suatu ciptaan oleh pihak lain tanpa seizin dari pencipta atau pemegang hak cipta. Berdasarkan peraturan perundang-undangan penggunaan Makara Universitas Indonesia oleh pihak lain untuk digunakan sebagai sebuah produk barang atau jasa dapat dikatakan sebagai pelangaran Hak Cipta. Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak lain terhadap logo Makara juga tidaklah termasuk dalam pembatasan yang tidak dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta, karena penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin bertujuan untuk 13
Indonesia, Undang-undang Tentang Hak Cipta, UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, LN No. 266 Tahun 2014 TLN No.5599, pasal 40 14 Ibid, pasal 12 ayat (1) butir f.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
mendapatkan keuntungan dari penjualan produk dengan logo Makara. Oleh karena itu menurut penulis, penggunaan logo Makara untuk dijadikan sebagai suatu produk oleh pihak lain tanpa izin termasuk dalam pelanggaran Hak Cipta. Hal tersebut dikarenakan yang digandakan, diumumkan dan/atau didistribusikan adalah ciptaannya, yang dapat diartikan ciptaan tersebut menjadi nilai komersil atau nilai jualnya. Lalu yang menjadi sebuah produk dalam kasus ini adalah logo Makara itu sendiri, maka dari itu penggunaan logo Makara tanpa izin untuk dijadikan suatu produk merupakan pelanggaran menurut Undang-undang Hak Cipta. Contoh yang termasuk pelanggaran Hak Cipta adalah pihak yang membuat aksesoris didaerah Universitas Indonesia, dimana dia membuat berbagai macam produk logo Makara Universitas Indonesia menjadi sebuah produk. Salah satu contoh produknya adalah sticker dan gantungan kunci logo Makara Universitas Indonesia.15 Hal tersebut termasuk kedalam pelanggaran Hak Cipta dikarenakan logo Makara Universitas Indonesia sebagai suatu ciptaan, digandakan tanpa izin dari penciptanya yaitu Sumartono atau dari pemegang hak ciptanya yaitu pihak Universitas Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan logo Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek dan Pelanggaran Hak Cipta. Hal ini harus dilihat terlebih dahulu mengenai penggunaannya untuk apa. Apabila digunakan untuk penanda produk barang atau jasa dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek. apabila penggunaan logo Makara Universitas Indonesia untuk dijadikan suatu produk, maka dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta. Penggunaan Logo Makara oleh pihak lain tanpa izin termasuk pelanggaran menurut Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Lalu apakah logo Makara dapat dilindungi dengan kedua Undang-undang tersebut? Berdasarkan kedua peraturan tersebut memang dapat dimungkinkan terjadinya perlindungan ganda terhadap satu objek yang sama, akan tetapi apabila dilihat lagi tujuan dari masaing-masing peraturan tersebut dan sistematika pengaturannya, maka logo Makara hanya akan dilindungi dengan perlindungan merek. Dapat di lihat pasal 8 UU Hak Cipta yang mengatakan bahwa “Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan.” Hak ekonomi yang dimaksudkan tersebut dijelaskan lebih terperinci 15
Lihat gambar 3.2 dan 3.3.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
dalam pasal 9 Undang-undang Hak Cipta salah satu contoh poinnya adalah penggandaan Ciptaan. Dalam pasal tersebut jelas bahwa yang digandakan adalah Ciptaanya. Apabila ciptaan yang dimaksud adalah logo Makara, maka objek yang dijual atau dikomersialkan adalah logo Makara tersebut. Sedangkan untuk merek dapat kita lihat dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang Merek, yang menjelaskan bahwa “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”, dijelaskan di dalam pasal tersebut bahwa merek adalah sebuah tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk.16 Dapat dikatakan bahwa obyek penjualan atau komersialisasi dalam merek bukan lah pada gambar/logonya, akan tetapi produk yang ditempeli atau menggunakan gambar atau logonya tersebut. Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai pembeda dengan universitas lainnya. Logo Makara disini hanyalah menjadi penanda bagi Universitas Indonesia, sedangkan produk yang dikomersilkan adalah jasa pendidikannya. Selain hal tersebut dapat dilihat melalui niat dari pemilik logo yang mendaftarkan logo Makara. Apabila ia ingin mengkomersialkan logo Makara dalam ranah Hak Cipta, maka dia tidak perlu mendaftarkannya sebagai Merek, begitu pula sebaliknya. Sehingga dengan tidak adanya pencatatan ciptaan, maka untuk perlindungan logo tidak dapat dilakukan dengan Undang-undang Hak Cipta. Di dalam kasus ini logo Makara telah didaftakan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sebagai merek untuk Universitas Indonesia, sehingga logo Makara hanya dapat dilindungi dengan Undang-undang Merek. Berdasarkan peraturan-peraturan, teori-teori dan juga analisa serta penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka mengenai permasalahan yang penulis bahas disimpulkan bahwa penggunaan logo Makara Universitas Indonesia oleh pihak lain tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran menurut Undang-undang Merek dan Hak Cipta. Untuk penggunaan logo Makara dapat digunakan sebagai penanda produk barang dan jasa atau untuk digunakan sebagai produk barang dan jasanya. Apabila penggunaan logo makara sebagai penanda produk barang atau jasa oleh pihak lain tanpa izin, merupakan sebuah pelanggaran Merek, hal tersebut dikarenakan di dalam 16
Agus Sardjono, “Titik Singgung Perlindungan HKI: Hak Cipta, Merek, dan Desain Industri,” Jurnal Hak Kekayaan Intelektual, vol. 1, no. 1 (April, 2012): hal. 32.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
pasal 1 Undang-undang Merek yang mengatakan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna, atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Berdasarkan unsur-unsur pasal 1 undang-undang merek tersebut gambar yang digunakan sebagai penanda dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa termasuk sebagai sebuah merek. Lalu apabila pihak lain menggunakan logo Makara tanpa izin, maka hal tersebut termasuk dalam pelanggaran merek menurut pasal 90 sampai dengan pasal 94 Undang-undang Merek. Apabila penggunaan logo Makara digunakan sebagai suatu produk oleh pihak lain tanpa izin, maka hal tersebut merupakan pelanggaran Hak Cipta. Hal tersebut masuk dalam ranah hak cipta karena yang menjadi objek untuk dijual atau dikomersialkan adalah ciptaannya. Lalu penggunaan logo makara untuk dijadikan sebagai sebuah produk tanpa izin melanggar undang-undang Hak cipta dikarenakan pasal 9 yang mengatakan bahwa hanya pencipta dan pemegang hak cipta yang diperbolehkan memiliki hak ekonomi untuk melakukan penggandaan suatu ciptaan dalam segala bentuknya, sehingga pihak lain yang ingin menggunakan logo Makara untuk digunakan sebagai produk haruslah meminta izin dari pencipta atau pemegang hak cipta. Berdasarkan kedua peraturan tersebut (Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek) penggunaan logo Makara Universitas Indonesia tanpa izin dapat melanggar Hak Cipta dan Merek, sehingga berdasarkan kedua peraturan tersebut logo Makara dimungkinkan untuk mendapatkan perlindungan ganda dari Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Namun, logo Makara sebenarnya hanya mendapatkan perlindungan merek. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa obyek penjualan atau komersialisasi dalam merek bukan lah pada gambar/logonya, akan tetapi produk yang ditempeli atau menggunakan gambar atau logonya tersebut. Dikarenakan Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai pembeda dengan universitas lainnya. Logo Makara disini hanyalah menjadi penanda bagi Universitas Indonesia, sedangkan produk yang dikomersilkan adalah jasa pendidikannya. Lalu diperkuat juga dengan niat pemilik logo Makara yang telah mendaftarkannya sebagai merek.
Jika
pihak
mengkomersialkan
Universitas logo
Makara
Indonesia dalam
sebagai ranah
Hak
pemilik Cipta,
logo
Makara
seharusnya
mendaftarkannya sebagai merek.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
berniat ia
tidak
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis mencoba untuk memberikan saran seperti berikut: 1. Diperlukannya pengaturan yang lebih tegas mengenai perlindungan ganda dalam hal ini Merek dan Hak Cipta atas satu objek yang sama. Hal ini diperlukan supaya ada kepastian hukum terhadap satu objek yang sama yang memiliki persinggungan dengan peraturan lainnya. 2. Pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik atas merek logo Makara harus lebih aktif untuk melindungi mereknya tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya pihak lain yang mempunyai niat tidak baik dengan menggunakan Merek logo Makara sebagai merek produk barang atau jasanya. 3. Masyarakat harus diberikan sosialisasi mengenai hak cipta. Hal ini menurut penulis harus dilakukan agar masyarakat lebih menghargai hak pemilik suatu merek atau pemegang hak cipta, sehingga masyarakat dapat terhindar dari perbuatan yang melanggar peraturan yang berlaku.
Daftar Referensi
Buku Sardjono, Agus. Titik Singgung Perlindungan HKI: Hak Cipta, Merek, dan Desain Industri, Jurnal Hak Kekayaan Intelektual, vol. 1, no. 1. April. 2012. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumentasi UI. 1979. Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia. (UI Pers). 2007. Mamudji, Sri, et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2005.
Peraturan
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Indonesia. Undang-undang Tentang Hak Cipta. UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, LN No. 266 Tahun 2014 TLN No.5599. Indonesia. Undang-undang Tentang Merek. UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, LN No. 110 Tahun 2001 TLN No.4113.
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014
Problematika Hukum..., Tyo Putra Widagdo, FH UI, 2014