PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN DALAM SERIAL MALAM MINGGU MIKO: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN DALAM SERIAL MALAM MINGGU MIKO: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Aquitannya Irfiandra, Dien Rovita Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail: [email protected]

Abstrak Penelitian ini menganalisis prinsip kerja sama dan kesantunan dalam serial Malam Minggu Miko. Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan yang terdapat dalam pertuturan adegan-adegan episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan metode studi kasus. Tujuan analisis ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, pertuturan antartokoh sering kali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan, sehingga menimbulkan ketidaksepakatan antarpeserta tutur. Namun, penutur berusaha untuk memaksimalkan keuntungan mitra tutur. Kedua, ditemukan maksim yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, yaitu maksim relevansi. Ketiga, ditemukan bentuk atau cara pertuturan yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan. Keempat, serial Malam Minggu Miko bukanlah serial yang menggunakan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan sebagai alat untuk menghibur masyarakat. Kata kunci: Malam Minggu Miko; Pragmatik; Serial; Prinsip Kerja Sama; Prinsip Kesantunan.

The Cooperative Principle and Politeness in The Web Series Malam Minggu Miko: A Pragmatics Overview Abstract The research consist of through analysis of the cooperative principle and politeness in the web series Malam Minggu Miko. The purpose of analysis is to describe and explain the compliance and violations of the principle in the sequence of scenes in episodes ―Nissa‖ and ―Miranda‖. The research conducted using method of study cases and descriptive qualitative. The objective of the analysis is to draw several conclusive statements. First, collision between characters is likely to be irrelevant with the designated topic, resulting in dessences among characters. However, the speaker try to maximize the hearer advantage. Second, the maxim of relation has shown fulfillness of the compliance and violation of the cooperative principle. Third, the research resulted in a way of how the substitutions of the series has shown fulfillness of the compliance and violation of both the cooperative principle and politeness. Fourth, web series Malam Minggu Miko is not classify as a series that uses violation of the cooperative principle and politeness as an arsenal for public entertainment. Keywords: Malam Minggu Miko; Pragmatics; Series; The Cooperative Principle; The Politeness Principle.

Pendahuluan Pengguna internet menjadikan Youtube sebagai pilihan utama untuk mengunggah dan berbagi video dengan pengguna lain. Melalui Youtube, pengguna dapat menonton video secara langsung. Salah satu video yang ditayangkan di Youtube adalah video yang berjudul

Prinsip kerja..., Aquitannya Irfiandra, FIB UI, 2013

2

Malam Minggu Miko. Dalam video ini, terdapat pertuturan antartokoh berupa dialog dan monolog yang ditampikan dalam bentuk adegan. Malam Minggu Miko adalah sebuah tayangan berdurasi 10—13 menit yang dibuat oleh Raditya Dika. Malam Minggu Miko menceritakan pengalaman Miko, yang diperankan oleh Raditya Dika, dan teman baiknya, Rian, yang diperankan oleh Ryan Adriandy, yang selalu memiliki konflik percintaan dalam menghadapi setiap malam minggu. Miko dan Rian tinggal di sebuah rumah kontrakan bersama seorang pembantu bernama Anca, yang diperankan oleh Hadian

Saputra

(http://malmingmiko.blogspot.com/).

Malam

Minggu

Miko

dapat

dikategorikan sebagai serial karena memiliki pokok cerita yang sama, namun secara berturutturut menampilkan konflik yang berbeda di setiap episode. Setiap episode dalam Malam Minggu Miko memiliki satu konflik cerita yang seakan-akan berdiri sendiri. Raditya Dika adalah sutradara, pemain, dan penulis skenario dalam serial Malam Minggu

Miko

(http://radityadika.com/category/malam-minggu-miko/).

Raditya

Dika

mengawali kariernya sebagai penulis buku. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005) berasal dari blog pribadinya. Selain menulis buku, Raditya Dika berperan dalam sebuah film yang berjudul Kambing Jantan: The Movie (2009), Cinta Brontosaurus yang akan tayang pada 8 Mei 2013, dan Cinta Dalam Kardus yang akan tayang pada 13 Juni 2013, serta penulis skenario Maling Kutang (2009). Pada tahun 2011, Raditya Dika bersama Pandji Pragiwaksono mengisi sebuah acara di Metro TV yang berjudul Stand-Up Comedy Indonesia. Raditya Dika mengatakan bahwa pembuatan dan penayangan Malam Minggu Miko dilakukan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan cara webisode. Webisode adalah sebuah acara televisi yang diproduksi untuk ditayangkan di internet yang sebagian besar diunggah di dalam Youtube (http://radityadika.com/category/malam-minggu-miko/). Malam Minggu Miko pertama kali diunggah pada tanggal 29 Agustus 2012 dan hanya dapat diakses melalui Youtube. Selain itu, serial Malam Minggu Miko dikategorikan sebagai sebuah serial mockumentary

(http://radityadika.com/category/malam-minggu-miko/).

Mockumentary

berasal dari dua kata, yaitu ‗mock’, yang berarti mengolok-olok atau mengejek dan ‗documentary’, yang berarti dokumenter. Menurut Oxford Dictionary of English (2010), mockumentary adalah sebuah program televisi atau film yang mengambil bentuk sebuah film dokumenter untuk menyindir subjek dari film tersebut. Menurut Miller (2012: 73), mockumentary berkembang menjadi jenis film atau acara televisi yang berfungsi menampilkan sebuah cerita dalam bentuk dokumenter untuk menciptakan sebuah parodi.


3

Serial Malam Minggu Miko secara tidak langsung memberikan keragaman dalam berbahasa. Dengan adanya bahasa, masyarakat dapat menyampaikan informasi melalui hasil pendengarannya. Bahasa dikaji dalam ilmu linguistik. Dalam linguistik, terdapat berbagai cabang ilmu yang mengkaji bahasa, khususnya ilmu yang berkaitan dengan penggunaan bahasa, yaitu pragmatik. Pragmatik mengkaji makna yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa (Kushartanti, 2009: 104). Dalam pragmatik, terdapat dua istilah, yaitu penutur dan mitra tutur. Penutur adalah seseorang berbicara untuk menyampaikan informasi, sedangkan mitra tutur adalah orang yang diajak berbicara oleh penutur. Dalam sebuah pertuturan, penutur dan mitra tutur dinamakan peserta tutur. Dalam serial Malam Minggu Miko terdapat pertuturan antara dua orang atau lebih. Selain itu, pertuturan dalam serial ini ada kalanya dilakukan dengan diri sendiri tanpa melibatkan tokoh lainnya. Pertuturan serial Malam Minggu Miko dapat dianalisis melalui prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur, serta penutur yang melakukan monolog. Peserta tutur dituntut untuk bekerja sama menaati prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan agar tercipta komunikasi yang baik dan lancar. Peserta tutur diharapkan untuk taat terhadap maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara dalam prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice (1975). Selain itu, peserta tutur juga diharapkan mematuhi enam maksim prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech (1983), yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Selain prinsip kerja sama dan kesantunan, dalam pertuturan terdapat konteks yang berfungsi untuk membangun cerita yang melatari setiap pertuturan. Konteks yang diucapkan oleh peserta tutur tidak selalu sama dengan konteks yang terkandung dalam pertuturan tersebut. Namun, ada kalanya peserta tutur melanggar maksim-maksim prinsip kerja sama dan kesantunan. Pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan banyak terlihat pada serial Malam Minggu Miko yang akan dianalisis melalui tinjauan ilmu pragmatik. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk meneliti prinsip kerja sama dan kesantunan dalam pertuturan-pertuturan tokoh serial Malam Minggu Miko. Penulis akan menganalisis adegan-adegan yang berisi monolog dan dialog yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh dalam serial Malam Minggu Miko. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya penelitian mengenai prinsip kerja sama dan atau prinsip kesantunan yang telah dilakukan, tetapi belum banyak ditemukan penelitian yang membahas kedua prinsip tersebut secara bersamaan. Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan, penelitian mengenai prinsip kerja sama dan kesantunan belum dilakukan terhadap serial Malam Minggu Miko. Penulis


4

tertarik untuk mengkaji pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan yang digunakan dalam serial Malam Minggu Miko untuk melihat kelancaran komunikasi peserta tutur.

Tinjauan Teoretis Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan prinsip kerja sama dan kesantunan. Dalam ilmu linguistik, prinsip kerja sama dan kesantunan berada dalam tataran pragmatik. Penelitian ini difokuskan pada analisis serial Malam Minggu Miko dengan menggunakan teori prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice (1975), yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Penelitian ini juga menggunakan teori prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Leech (1983), yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Selain menggunakan kedua teori tersebut, penelitian ini juga menggunakan teori konteks yang dikemukakan oleh Hymes (1974) dalam B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring (2009: 51—53), yaitu latar, peserta, hasil, amanat, cara, sarana, norma, dan jenis. Teori konteks digunakan untuk membangun cerita yang melatari setiap pertuturan.

Metode Penelitian Penelitian serial Malam Minggu Miko menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati (Hikmat, 2011: 37). Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, pabrik, dan lain-lain) sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang (Nawawi dkk, 1992: 67). Selain menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian serial Malam Minggu Miko menggunakan metode studi kasus, yaitu penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang telah ditentukan (Wasito, 1992: 70).


5

Untuk memperoleh data serial Malam Minggu Miko, penulis mengambil data dari www.youtube.com/radityadika. Data yang diperoleh berupa rekaman video berdurasi 10—13 menit. Serial Malam Minggu Miko karya Raditya Dika berjumlah 28 video. Namun, dalam penelitian ini difokuskan pada dua video pertama yang ditayangkan di Youtube, yaitu episode ―Nissa‖ yang diunggah pada tanggal 29 Agustus 2012 dan episode ―Miranda‖ yang diunggah pada tanggal 12 September 2012. Kedua episode tersebut merupakan episode serial Malam Minggu Miko yang hanya ditayangkan di Youtube (www.malmingmiko.blogspot.com). Penulis menggunakan dua episode tersebut sebagai fokus penelitian karena dua episode ini merupakan awal mula terciptanya serial Malam Minggu Miko. Teknik penelitian yang digunakan dalam serial Malam Minggu Miko adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode perekaman dan metode penyimakan. Penulis mengambil dan mengumpulkan data yang berasal dari www.youtube.com/radityadika. Setelah data tersebut diunduh, penulis melakukan transkripsi pertuturan-pertuturan tokoh-tokoh serial Malam Minggu Miko dari bentuk lisan ke dalam bentuk tulis. Teknik dasar yang dipakai di dalam pelaksanaan transkripsi adalah dengan menyimak secara rinci, selanjutnya dilakukan teknik pencatatan dengan mencatat pertuturan antartokoh, yaitu berupa monolog dan dialog. Pentranskripsian

dilakukan

dengan

mencantumkan

tempat

terjadinya

percakapan,

menggambarkan situasi dan keadaan di dalam video, dan menampilkan secara utuh percakapan yang dilakukan oleh pemain dalam serial Malam Minggu Miko. Hal tersebut dilakukan untuk memperlihatkan konteks yang melatari cerita tersebut. Perpindahan antaradegan ditampilkan sesuai dengan situasi dalam serial Malam Minggu Miko. Tanda baca atau pungtuasi digunakan sebagaimana fungsinya, seperti tanda titik (.) untuk menyatakan akhir dari sebuah percakapan, tanda koma (,) untuk perhentian dengan adanya intonasi dalam percakapan, tanda (..) untuk menyatakan adanya intonasi pada akhir kalimat, dan sebagainya. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Serial Malam Minggu Miko dianalisis melalui adegan-adegan pertuturan antartokoh dengan menggunakan teori-teori pragmatik, yaitu prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Adegan episode ―Nissa‖ terdiri dari 21 adegan, 5 adegan yang berisi monolog dan 16 adegan berisi dialog, sedangkan episode ―Miranda‖ terdiri dari 23 adegan, 11 adegan yang berisi monolog dan 12 adegan berisi dialog. Adegan monolog biasanya ditandai dengan seorang tokoh sentral sedang duduk di kursi berwarna hijau menghadap ke arah kamera. Namun, adakalanya adegan monolog hanya ditandai dengan keberadaan seorang tokoh sentral yang berbicara menghadap ke arah kamera. Adegan-adegan dalam episode ―Nissa‖ memiliki alur cerita yang bervariasi, yaitu alur cerita secara linier atau maju dan sorot balik atau flashback.


6

Hasil dan Pembahasan Yule (1996: 3) berpendapat bahwa pragmatik berkaitan dengan studi makna yang disampaikan oleh pembicara (atau penulis) dan diinterpretasikan oleh pendengar (atau pembaca). Pragmatik memiliki kaitan dengan uraian maksud ucapan daripada kata atau frase. Pragmatik adalah studi tentang makna ujaran pembicara, makna kontekstual, makna yang dikomunikasikan melebihi ujaran yang diucapkan, dan pengekspresian dari hubungan jarak. Selain itu, pragmatik menghubungkan ilmu linguistik dengan pemakai bahasa. Dalam pragmatik terdapat kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh peserta tutur, yaitu prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Kedua prinsip itu harus ditaati agar komunikasi berjalan dengan lancar. Dalam prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice (1975, 45— 46), terdapat empat maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Di dalam serial Malam Minggu Miko terdapat pertuturan yang memenuhi dan melanggar prinsip kerja sama. Berikut adalah analisis pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama berdasarkan keempat maksim. 1. Maksim Kuantitas (The Maxims of Quantity) Maksim kuantitas terdiri atas dua submaksim sebagai berikut. a. Membuat kontribusi Anda seinformatif yang diperlukan (ketika bertukar informasi dengan mitra tutur). b. Jangan membuat kontribusi Anda lebih informatif dari yang diperlukan. Di dalam episode ―Nissa‖ adegan (1) terdapat pematuhan maksim kuantitas, yaitu dalam kalimat ―Gue udah jomblo selamaaa.. dua minggu”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim kuantitas karena Miko memberikan pernyataan yang jelas dan tidak melebih-lebihkan sebuah informasi. Miko berkata kepada penonton serial Malam Minggu Miko bahwa Miko belum memiliki pasangan (dalam episode ini disebut jomblo) selama dua minggu. Kata jomblo merupakan istilah yang digunakan oleh kalangan muda untuk melabeli seseorang yang belum memiliki pacar atau pasangan atau kekasih. Miko mengatakan dengan jelas dan rinci bahwa Miko sudah tidak mempunyai pasangan selama dua minggu. Sedangkan, di dalam episode ―Nissa‖ adegan (2) terdapat pelanggaran maksim kuantitas, yaitu dalam kalimat ―Ini first date. Lo tuh musti kelihatan keren, macho, pake kaos ketat.. Kalo bisa sampe pentil lo keliatan.. itu baru keren!”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim kuantitas karena Rian menambahkan informasi dengan menggunakan kata-


7

kata yang berlebihan, yaitu pake kaos ketat.. kalo bisa sampe pentil lo keliatan. Kalimat tersebut digunakan Rian untuk memberikan saran kepada Miko. Namun, saran Rian menjadi berlebihan karena Rian menambahkan informasi yang tidak dibutuhkan oleh Miko. Rian menambahkan dengan menggunakan kata Miko tidak akan menggunakan kaus ketat seperti yang disarankan oleh Rian. Akan tetapi, jika Rian menyarankan Miko untuk berpenampilan keren dan macho tanpa menggunakan kata pake kaos ketat.. kalo bisa sampe pentil lo keliatan, pernyataan Rian menjadi tidak berlebihan dan mematuhi maksim kuantitas.

2. Maksim Kualitas (The Maxims of Quality) Maksim kualitas terdiri atas dua submaksim sebagai berikut a. Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini kesalahannya. b. Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini tidak memiliki bukti kuat. Di dalam episode ―Nissa‖ adegan (5) terdapat pematuhan maksim kualitas, yaitu dalam kalimat ―Miko itu.. gue satu-satunya temennya Miko dan pengetahuan gue soal cewek itu udaah.. udaah.. luarr... gue tau semuanya soal cewek, apalagi soal deketin cewek. Karna gue.. langganan majalah Gadis..”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim kualitas karena Rian menyatakan bahwa Rian paham dan mengerti persoalan yang dialami oleh wanita, khususnya cara mendekati wanita. Rian mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tersebut karena Rian berlangganan majalah Gadis. Majalah Gadis merupakan salah satu majalah remaja wanita yang sedikit banyak membahas mengenai persoalan antara wanita dan pria. Majalah Gadis terbit secara berkala sehingga memberi bukti bahwa Rian memang berlangganan setiap edisinya. Sedangkan, di dalam episode ―Miranda‖ adegan (19) terdapat pelanggaran maksim kualitas, yaitu dalam kalimat ―Miko, orang jelek tuh gak boleh milih-milih..”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim kualitas karena pernyataan Rian belum memiliki bukti bahwa bahwa orang yang memiliki wajah jelek tidak diperbolehkan untuk memilih pasangan hidupnya. Begitu juga sebaliknya, orang yang memiliki wajah tampan diperbolehkan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Kedua pernyataan tersebut belum diyakini kebenarannya dan memiliki bukti yang kuat.


8

3. Maksim Relevansi (The Maxims of Relation) Maksim relevansi adalah maksim ‗menjadi relevan‘ (be relevant). Di dalam episode ―Miranda‖ adegan (5) terdapat pematuhan maksim relevansi, yaitu dalam kalimat “Iyah.. ga papa kok.. ini ngontrak yaa..” dan dalam kalimat “Iyaa.. udah 2 taun sama Rian di sini..”. Pertuturan tersebut mengandung pematuhan maksim relevansi karena jawaban Miko sesuai dengan pertanyaan Miranda, yaitu Miranda menanyakan mengenai rumah yang ditempati oleh Miko dan Rian. Kemudian, Miko menjawab bahwa rumah tersebut telah dua tahun disewa dan ditempati oleh Miko dan Rian. Sedangkan, di dalam episode ―Miranda‖ adegan (3) terdapat pelanggaran maksim relevansi, yaitu dalam kalimat ―Ya.. yaudah.. gak usah pake smiley-smiley aja.. yaudah ke sini aja, gitu.. susah amat sih bales bbm doang..” dan kalimat ―Huruf besar huruf kecil?”. Pertuturan tersebut mengandung pelanggaran maksim relevansi karena pernyataan Miko dan pernyataan Rian tidak sesuai dengan situasi pembicaraan. Rian meminta Miko untuk tidak menggunakan lambang senyum dalam membalas pesan kepada Miranda. Namun, Miko tidak menanggapi pernyataan Rian. Miko mengajukan pertanyaan baru, yaitu penggunaan huruf besar atau huruf kecil untuk membalas pesan kepada Miranda. Hal tersebut dinyatakan tidak relevan karena Miko mengubah situasi pembicaraan dari penggunaan lambang senyum menjadi penggunaan huruf besar atau huruf kecil.

4. Maksim Cara (The Maxims of Manner) Maksim cara terdiri atas empat submaksim sebagai berikut. a. Menghindari ketidakjelasan dalam menyampaikan informasi. b. Menghindari ambiguitas atau ketaksaan. c. Tuturan hendaknya diujarkan secara lebih singkat dengan menghindari memberikan informasi yang bertele-tele, berlebihan, dan tidak perlu). d. Tuturan hendaknya diujarkan secara beraturan atau runtut. Di dalam episode ―Miranda‖ adegan (1) terdapat pematuhan maksim cara, yaitu dalam kalimat ―Ini kucing gue sama Rian. Karena gue suka SM*SH, Rian suka Cherrybelle, makanya kucing ini kita kasih nama, “Morganisa”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim cara karena Miko menjelaskan asal usul pemberian nama Morganisa dengan singkat, tanpa bertele-tele. Miko menjelaskan secara langsung dan lugas mengenai nama Morgan SM*SH dan Anissa Cherrybelle yang digunakan sebagai nama kucing mereka. Sedangkan, di dalam episode ―Miranda‖


9

adegan (3) terdapat pelanggaran maksim cara, yaitu dalam kalimat “Yan.. Yan, lo musti tau, Yan. Si Miranda.. Mir.. Miranda tadi bbm gue, terus dia bilang dia lagi di deket-deket sini, terus dia bilang.. “Leh mpir gak?”. Pernyataan “Leh mpir gak?” mengandung

pelanggaran

maksim

cara

karena

Miko

tidak

menghindari

ketidakjelasan dalam berekspresi. Selain itu, dalam pernyataan tersebut, Miko mengatakan ―Leh mpir gak” sehingga terdengar ambigu. Pernyataan ―Leh mpir gak?” memiliki arti ‗Miranda yang bertanya kepada Miko apakah Miranda ‗boleh mampir‖ ke rumah Miko‘. Miranda ingin berkunjung ke rumah Miko dan Rian karena Miranda sedang berada di sebuah daerah di dekat rumah Miko dan Rian. Selain prinsip kerja sama, prinsip kesantunan juga harus ditaati agar komunikasi berjalan dengan lancar. Dalam penelitian mengenai kesantunan, Leech (1983: 80) membagi prinsip kesantunan dalam keenam maksim. Keenam maksim tersebut adalah maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Berikut adalah analisis pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berdasarkan keenam maksim. 1. Maksim Kearifan (Tact Maxim) Setiap peserta pertuturan hendaknya meminimalkan kerugian pihak lain atau memaksimalkan keuntungan pihak lain. Dalam pertuturan, penutur berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain, maka penutur berusaha memaksimalkan kerugian diri sendiri, bukan sebaliknya. Di dalam episode ―Nissa‖ adegan (6) terdapat pematuhan maksim kearifan, yaitu dalam kalimat ―Tenang, Mas. Nanti saya pasti temuin ini, Mas”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim kearifan karena Anca berusaha memaksimalkan keuntungan Miko. Anca berusaha menenangkan Miko agar Miko tidak merasa khawatir. Selain itu, Anca berjanji kepada Miko untuk menemukan ular yang telah hilang. Anca memastikan bahwa ular tersebut akan Anca temukan. Sedangkan, di dalam episode ―Miranda‖ adegan (20) terdapat pelanggaran maksim kearifan, yaitu dalam kalimat “Mas Rian sama Mas Miko.. minta masakin makanan kucing itu terus.. yaa saya masakin aja tiap pagi..”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim kearifan karena Anca tidak berusaha memberi tahu yang sebenarnya. Miko dan Rian tidak mengetahui bahwa daging di dalam nasi goreng adalah makanan kucing. Oleh karena itu, Miko dan Rian selalu meminta Anca untuk


10

memasakkan nasi goreng tersebut. Anca memenuhi permintaan Miko dan Rian dengan memasak nasi goreng setiap hari.

2. Maksim Kedermawanan (Genorosity Maxim) Setiap peserta pertuturan hendaknya meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Pematuhan maksim kedermawanan tidak ditemukan di dalam episode ―Nissa‖ maupun di dalam episode ―Miranda‖. Sedangkan, di dalam episode ―Nissa‖ adegan (7) terdapat pelanggaran maksim kedermawanan, yaitu dalam kalimat ―Mik, kan gue udah ngajarin semuanya.. lo udah gue briefing”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim kedermawanan karena Rian meminta Miko untuk berusaha mengingat semua yang telah diajarkan Rian. Sebelum Miko berangkat untuk bertemu dengan Anissa, Rian telah memberikan arahan agar Miko sukses dan dapat berhasil berkenalan dengan Anissa. Berdasarkan pernyataan Rian, sikap Rian menunjukkan Rian adalah orang yang memiliki kebaikan terhadap temannya. Hal tersebut ditunjukkan Rian dengan memberikan masukan yang baik agar Miko berhasil bertemu dan berkenalan dengan Anissa. Namun, pertuturan Rian melanggar maksim kedermawanan karena Rian terus menerus mengatakan bahwa Rianlah yang mempunyai andil yang besar dalam pertemuan antara Miko dan Anissa.

3. Maksim Pujian (Approbation Maxim) Setiap peserta tutur hendaknya meminimalkan ketidakhormatan kepada pihak lain dan memaksimalkan pujian kepada pihak lain. Dengan adanya maksim ini, diharapkan peserta tutur tidak saling mengejek, mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. Di dalam episode ―Miranda‖ adegan (5) terdapat pematuhan maksim pujian, yaitu dalam kalimat ―Cantik banget..”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim pujian karena Rian memuji Miranda yang berpenampilan sangat cantik. Sedangkan, di dalam episode ―Nissa‖ adegan (7) terdapat pelanggaran maksim pujian, yaitu dalam kalimat ―Hhh.. itu film unyu, bego!”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim pujian karena Rian tidak berusaha meminimalkan rasa tidak hormat kepada Miko. Rian memanggil Miko dengan sebutan bego. Rian mengatakan kata tersebut dengan tujuan untuk mengejek Miko, sehingga penggunaan kata bego termasuk melanggar maksim pujian. Kata bego memiliki arti


11

‗sangat bodoh‘. Dengan demikian, Rian mengejek Miko sebagai seseorang yang sangat bodoh.

4. Maksim Kerendahhatian (Modesty Maxim) Setiap peserta tutur hendaknya meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan memaksimalkan kejelekan kepada diri sendiri. Peserta tutur akan dianggap sombong apabila dalam bertutur selalu memuji dan membanggakan dirinya sendiri. Di dalam episode ―Miranda‖ adegan (5) terdapat pematuhan maksim kerendahhatian, yaitu dalam kalimat ―Sori berantakan yaa.. rumahnya..”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim kerendahhatian karena Miko merasa tidak nyaman dengan keadaan rumahnya yang tidak rapi. Saat Miko menyambut Miranda di depan pintu, Miko meminta maaf kepada Miranda. Sedangkan, di dalam episode ―Nissa‖ adegan (5) terdapat pelanggaran maksim kerendahhatian, yaitu dalam kalimat ―Miko itu.. gue satu-satunya temennya Miko dan pengetahuan gue soal cewek itu udaah.. udaah..luarr... gue tau semuanya soal cewek, apalagi soal deketin cewek. Karna gue.. langganan majalah Gadis..”. Kalimat tersebut mengandung pelanggaran maksim kerendahhatian karena Rian tidak berusaha meminimalkan pujian untuk diri sendiri. Rian menyatakan dirinya sebagai teman Miko yang memiliki berbagai pengetahuan mengenai wanita. Selain itu, Rian menyatakan bahwa Rian mengetahui berbagai cara untuk mendekati wanita. Berdasarkan dua sudut pandang tersebut, dapat dikatakan Rian adalah orang yang suka memuji dan membanggakan diri sendiri. Oleh karena itu, pernyataan Rian termasuk ke dalam pelanggaran maksim kerendahhatian.

5. Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim) Setiap peserta tutur hendaknya meminimalkan ketidaksepakatan antara dirinya dan pihak lain, serta memaksimalkan kesepakatan antara dirinya dan pihak lain. Dalam maksim ini, peserta tutur diharapkan untuk saling memaksimalkan kecocokan antara diri sendiri dan pihak lain. Di dalam episode ―Nissa‖ adegan (11) terdapat pematuhan maksim kesepakatan, yaitu dalam kalimat “Hmm.. hmm.. dia.. temennya temen gue sih.. jujur yaa waktu pertama kali gue kenal sama dia.. rada serem.. soalnya kayanya dia orangnya introvert deh‖ dan kalimat ―Mang.. emang kaya gitu..”. Pertuturan tersebut mengandung pematuhan maksim kesepakatan karena Miko menyetujui pendapat


12

Anissa mengenai Rian. Anissa menyatakan bahwa Rian adalah seorang yang sedikit menyeramkan dan memiliki sifat yang introver. Sebagai teman dekat Rian, Miko mengetahui semua sikap dan sifat yang dimiliki oleh Rian, sehingga di dalam pertuturan ini, Miko memiliki pendapat yang sama dengan pendapat Anissa. Sedangkan, di dalam episode ―Miranda‖ adegan (10) terdapat pelanggaran maksim kesepakatan, yaitu dalam kalimat ―Terus suka pup sembarangan.. pupnya tuh bauuu banget tau! Aduuuh! Kalo udah sama kucing tuh..” dan kalimat ―Baunya enak.. kata siapa..? enggak. Mereka kan paling kerjaannya cuma tidur siang.. cuci muka.. gi.. gitu..”. Pertuturan tersebut mengandung pelanggaran maksim kesepakatan karena Miko tidak setuju dengan pernyataan Miranda mengenai bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh kotoran kucing. Menurut Miko, kucing memiliki bau yang enak. Miko tidak merasa bahwa kotoran kucing memiliki bau yang tidak sedap.

6. Maksim Simpati (Sympath Maxim) Setiap peserta tutur hendaknya memaksimalkan ungkapan simpati kepada mitra tutur dan meminimalkan ungkapan antipati kepada mitra tutur. Dalam maksim ini, sikap antipati terhadap pihak lain dianggap sebagai perbuatan yang tidak santun. Di dalam episode ―Miranda‖ adegan (8) terdapat pematuhan maksim simpati, yaitu dalam kalimat ―Ohiyaa.. gue juga pernah punya mantan kaya gitu.. gak pernah pergi bareng.. gak pernah ke konser.. gak pernah ke rumahnya malaah..”. Kalimat tersebut mengandung pematuhan maksim simpati karena Miko berusaha bersimpati dengan menceritakan pengalaman percintaannya yang buruk kepada Miranda. Miko menceritakan bahwa Miko juga memiliki pengalaman yang sama dengan Miranda. Miko mempunyai pasangan yang tidak pernah pergi bersamanya, termasuk menonton sebuah konser bersama. Selain itu, Miko tidak pernah berkunjung ke rumah pasangannya tersebut. Sedangkan, di dalam episode ―Nissa‖ adegan (18) terdapat pelanggaran maksim simpati, yaitu dalam kalimat ―Yaa masa harus gue ikutin?” terdapat pelanggaran maksim simpati karena Miko menunjukkan sikap antipati terhadap pernyataan Rian. Miko merasa heran. Miko merasa tidak suka terhadap pernyataan Rian. Miko merasa Rian sedang meminta Miko untuk mengikuti Anissa. Hal tersebut membuat Miko tidak nyaman dan kembali bertanya kepada Rian untuk menegaskan pernyataan Rian.


13

Berdasarkan analisis mengenai pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan, penulis mendapatkan hasil penelitian episode ―Nissa‖ dan episode ―Miranda‖ dalam serial Malam Minggu Miko sebagai berikut. Pertama, pematuhan yang cenderung terlihat dalam prinsip kerja sama terdapat pada episode ―Nissa‖ adalah pematuhan maksim relevansi, sedangkan di dalam episode ―Miranda‖ adalah pematuhan maksim kualitas. Kedua, pelanggaran yang cenderung terlihat dalam prinsip kerja sama terdapat pada episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖ adalah pelanggaran maksim relevansi. Ketiga, pematuhan yang cenderung terlihat dalam prinsip kesantunan terdapat pada episode ―Nissa‖ adalah pematuhan maksim kearifan, sedangkan di dalam episode ―Miranda‖ adalah pematuhan maksim pujian. Keempat, pelanggaran yang cenderung terlihat dalam prinsip kesantunan terdapat pada episode ―Nissa‖ adalah pelanggaran maksim kesepakatan, sedangkan di dalam episode ―Miranda‖ adalah pelanggaran maksim pujian. Penulis juga menemukan bentuk atau cara pertuturan antartokoh dalam adegan-adegan serial Malam Minggu Miko dalam mematuhi atau melanggar prinsip kerja sama dan kesantunan sebagai berikut. Pertama, bentuk atau cara pertuturan antartokoh untuk memenuhi pematuhan prinsip kerja sama, yaitu pernyataan yang jelas, tidak melebih-lebihkan sebuah informasi, mempercayai pernyataan mitra tutur, pemberian informasi yang benar, menjawab sesuai kebutuhan, pemberian bukti yang kuat, jawaban yang relevan, pernyataan keheranan, penjelasan secara singkat, langsung, dan lugas, serta pemberian informasi yang tidak berteletele. Kedua, bentuk atau cara pertuturan antartokoh yang melanggar prinsip kerja sama, yaitu penambahan informasi, penggunaan kata-kata yang berlebihan, pemberian informasi yang berlebihan, pemberian informasi yang tidak diperlukan, pemberian infomasi tanpa bukti kuat, jawaban tidak relevan, ketidaksesuaian jawaban, pernyataan yang tidak langsung, ketidakjelasan informasi, pemberian informasi yang berbelit-belit dan tidak lugas, ambigu, serta pernyataan yang membingungkan. Ketiga, bentuk atau cara pertuturan antartokoh yang memenuhi pematuhan prinsip kesantunan, yaitu menyetujui pernyataan mitra tutur, memberi ketenangan, memberi semangat dan mendoakan mitra tutur, membantu mengatasi kesulitan, memberikan rasa aman kepada mitra tutur, pemberian contoh, pemberian saran, pemahaman maksud, permintaan maaf, melerai perdebatan, ikut merasakan perasaan mitra tutur, memuji penampilan, saling memuji, tidak membanggakan diri sendiri, menyetujui permintaan, menyanggupi permintaan, dan menunjukkan simpati. Keempat, bentuk atau cara pertuturan yang melanggar prinsip kesantunan, yaitu menyombongkan diri sendiri, tidak menyukai pihak lain, memuji


14

penampilan

diri

sendiri,

membanggakan

diri

sendiri,

sikap

antipati,

pernyataan

ketidaksetujuan, keras kepala, mengejek, tidak menghormati mitra tutur, menghina, dan merendahkan mitra tutur, tidak memberikan perhatian kepada mitra tutur, mendesak mitra tutur, dan sikap tak acuh.

Simpulan Secara keseluruhan, dalam adegan-adegan serial Malam Minggu Miko episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖ tidak selalu terdapat pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan. Ada kalanya di dalam adegan-adegan tersebut hanya ditemukan pematuhan prinsip kerja sama dan atau prinsip kesantunan. Oleh karena itu, pematuhan dan pelanggaran maksim prinsip kerja sama dan kesantunan tersebar secara merata dalam adegan episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖. Namun, dari data yang telah dianalisis, penulis menemukan beberapa adegan yang tidak mengandung pematuhan atau pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan pada saat yang sama. Selain kemunculan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan yang terdapat dalam episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖, dalam penelitian ini ditemukan sebuah maksim yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran prinsip pertuturan. Maksim yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran di episode ―Nissa‖ adalah maksim relevansi. Temuan lainnya, yaitu dalam maksim relevansi dan maksim kesepakatan. Maksim relevansi dan maksim kesepakatan merupakan maksim yang paling banyak ditemukan dalam pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Oleh karena itu, serial Malam Minggu Miko tidak selalu menggunakan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan sebagai alat untuk menghibur masyarakat. Berdasarkan analisis pematuhan dan pelanggaran dalam episode ―Nissa‖ dan ―Miranda‖, dapat disimpulkan bahwa pertuturan antartokoh di dalam serial Malam Minggu Miko sering kali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Jawaban mitra tutur sering kali tidak sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan penutur. Hal tersebut menimbulkan ketidaksepakatan antar peserta tutur. Namun, setiap tokoh serial Malam Minggu Miko berusaha untuk memaksimalkan keuntungan tokoh lainnya.


15

Saran Penulis memiliki keterbatasan ruang lingkup dalam meneliti serial Malam Minggu Miko ini. Oleh karena itu, tidak semua aspek dapat penulis bahas secara tuntas. Selain aspek pragmatik, terdapat banyak aspek yang dapat dikaji secara lebih mendalam. Aspek-aspek yang belum dikaji, antara lain dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, wacana, sosiolinguistik, serta tataran ilmu linguistik lainnya. Dengan banyaknya aspek-aspek tersebut, membuka peluang bagi peneliti lain untuk mengkaji episode-episode serial Malam Minggu Miko lainnya.

Daftar Acuan Admin. ―Tentang Malam Minggu Miko‖. www.malmingmiko.blogspot.com/ (21 Maret 2013) Darma, Jarot S., dan Shenia Ananda. 2009. Buku Pintar Menguasai Internet. Jakarta: Mediakita. Dika,

Raditya.

―Project

Terbaru

Gue:

Sebuah

Webisode‖.

www.radityadika.com/category/malam-minggu-miko/ (21 Maret 2013) -----------------------.

―Tentang

Malam

Minggu

Miko

Sebagai

Program

Televisi‖.

www.radityadika.com/category/malam-minggu-miko/ (21 Maret 2013) -----------------------.

2012.

―Malam

Minggu

Miko

–

Episode

―Nissa‖

http://www.youtube.com/watch?v=q210QZtMz6Q&feature=c4overview&playnext=1&list=TLTwdClr9LuIg (14 Maret 2013) ----------------------.

2012.

―Malam

Minggu

Miko

–

Episode

―Miranda‖

http://www.youtube.com/watch?v=-7-N39cF4Ok&feature=c4overview&playnext=1&list=TLshGfxryQNO0 (14 Maret 2013) Grice, H. P., 1975. ―Logic and Conversation‖, Sintax and Semantics, 3, Speech Act. New York: Academic Press. Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder (ed.). 2009. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. New York: Longman Group Limited.


16

Nawawi, Hadari, dan Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Richard, Jack C., John Platt dan Heide Weber. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistic. Harlow: Longman. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Susrini, Ni Ketut. 2010. Beken dengan Youtube. Jakarta: Grasindo. Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.


PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN DALAM SERIAL MALAM MINGGU MIKO: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

Recommend Documents