ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM MANGA 名探偵コナン (MEITANTEI CONAN) VOLUME 85
SKRIPSI
Ditulis Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Departemen Sastra Jepang
Oleh A. ARLYANTI DWI PUTERI F91112256
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul: ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM MANGA 名 探 偵 コ ナ ン (MEITANTEI CONAN) VOLUME 85 dapat penulis rampungkan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penghargaan dan terima kasih yang setulusnya kepada Papa, Drs.A. Bualkar Abdullah M.Eng, Sc dan Mama, Ir.A.Sarrafah, Msi atas bimbingan, penjagaan, dan perhatiannya selama kehidupan penulis. Semoga Allah memberikan penulis izin dan kemampuan untuk berbakti kepada mereka. Saudara-saudara penulis, Opto dan Vivin yang selama ini memberikan perhatian dengan cara tak langsung. Semoga Allah melindungi kami agar senantiasa berada dijalannya. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Yth. Taqdir S.Pd. M.Hum., Sensei selaku pembimbing I dan Nursidah, S.Pd., M.Pd. Sensei selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang serta Pembimbing II yang telah sangat membantu Penulis dalam penulisan skripsi ini. 2. Yth. Sensei-tachi di Jurusan Sastra Jepang Universitas Hasanuddin, Imelda, S.S.,M.Pd. Sensei, Fithyani Anwar, S.S., M. A Sensei, Chadijah Isfariani S.S.,M.Ed Sensei, Yunita El Risman, S.S., M.A. Sensei, Rudy Yusuf S.S.
vii
M.Phil Sensei, Kasmawati Sensei, Harisal Sensei, Fitri Sensei, Reza Sensei dan sensei lainnya. 3. Staff Jurusan Sastra Jepang, Ibu Mayang dan Bapak Suardi yang dengan sabar membantu penulis dalam pengurusan administrasi penulis selama ini. 4. Gals yang telah bersama-sama dengan penulis semenjak SMP. Kehadiran kalian memberi ‘warna’ yang berbeda dalam kehidupan penulis. Terima kasih atas perhatian dan omelan (nasihat) yang telah kalian berikan selama ini. Semoga kita sukses di dunia dan akhirat, Tami segera dapat momongan, Ika sukses dalam segala kesibukannya, dan Nisa semoga kita sama-sama lulus di tahun 2017 ini :D 5. Sahabat seperjuangan “Izumi 泉 ” 2012. Teman seangkatan yang telah bersama-sama semenjak maba hingga akhir kelulusan penulis. Ai, Dila, Tanti, Ima, Cece, Anti, Atung, Desi, Ifah, Lia, Alfy, Kiki, Nila, Alim, Abi dan Juli Terima kasih atas segala kesabaran dalam menghadapi segala keegoisan dan kelemotan penulis. Tolong maafkan segala kesalahan yang penulis perbuat. Kalian yang terbaik, Love you... Semoga pertemanan kita tetap terjaga setelah kelulusan. Juga kepada teman-teman 2012 lainnya, Cikin, Yuyun, Ayu, Lisna, Siti, Ivah, Sita, Damasi, Dindi yang selama ini telah membantu penulis terima kasih banyak... 6. Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (KMFIB-UH), Keluarga Insureksi 2012, dan Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Hasanuddin (HIMASPA-UH) 青 空 Aozora05, 太 陽 Taiyou06, 虹 Niji07, 星 Hoshi08, 月 Tsuki09, 雷 Kaminari10, 風 Kaze11, 泉
viii
Izumi12, 向日葵 Himawari13, 蜂 Hachi14, dan 蛍 Hotaru15, serta kawankawan dalam organisasi-organisasi lainnya. 7. Kepada kak Billah yang telah membantu penulis menemukan buku, di selasela kesibukannya. terima kasih. Kak Ridho, Kak Bayu, Kak Monica, Kak Vivian, Kak Ei, Kak Munatsir, dll yang selalu menjadi tempat bertanya dan meminta bantuan dalam menyelesaikan berbagai hal terutama urusan tugastugas. Maaf telah merepotkan. Semoga kebaikan-kebaikan yang Senpai-tachi berikan terbalaskan dengan sesuatu yang lebih baik. 8. Kawan-kawan seperjuangan KKN UNHAS Gel.90 Kelurahan Sepe’e, Barru. Terima kasih kepada Ainun, Rasmi, Alex, dan Etel, tanpa kalian penulis mungkin tidak akan berhasil menyelesaikan KKN. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak lain yang telah membantu, namun tak mampu penulis tuliskan. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Hal-hal yang kiranya bertentangan dengan agama tidak diaplikasikan dan hanya sekedar diketahui.
Makassar,
Februari 2017
Penulis,
Andi Arlyanti Dwi Puteri
ix
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN ................................................................................................. i HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii PRAKATA ........................................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................v HALAMAN PENERIMAAN ............................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ..........................................................................................................x ABSTRAKSI ...................................................................................................... xii 要旨 ...................................................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................5 1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pragmatik ......................................................................................................7 2.2. Aspek Situasi Tutur.......................................................................................9 2.3. Prinsip Kesantunan .......................................................................................12 2.4. Tindak Tutur Ilokusi .....................................................................................19 2.5. Penelitian yang Relevan ................................................................................23 2.6. Kerangka Pikir ..............................................................................................27
x
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian .........................................................................................28 3.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................28 3.3. Teknik Analisis Data.....................................................................................29 BAB 4 ANALISIS DATA 4.1. Pelanggaran terhadap Maksim Kebijaksanaan .............................................30 4.2. Pelanggaran terhadap Maksim Kedermawanan ............................................35 4.3. Pelanggaran terhadap Maksim Penghargaan ................................................39 4.4. Pelanggaran terhadap Maksim Kesederhanaan ............................................43 4.5. Pelanggaran terhadap Maksim Pemufakatan ................................................49 4.6. Pelanggaran terhadap Maksim Simpati ........................................................54 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan ...................................................................................................59 5.2. Saran .............................................................................................................60 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................61 LAMPIRAN
xi
ABSTRAKSI Andi Arlyanti Dwi Puteri F91112256. Judul Penelitian “ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM MANGA 名探偵コ ン (MEITANTEI CONAN) VOLUME 85”. Dibimbing oleh Taqdir, S.Pd., M.Hum., dan Nursidah S.Pd., M.Pd. Prinsip kesantunan merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam percakapan. Prinsip kesantunan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat antara penutur dan mitra tutur. Penunjukan rasa hormat tersebut dapat mengurangi kemungkinan penutur dan mitra tutur saling menyakiti perasaan sehingga, komunikasi dapat terjadi dengan efektif. Penulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi pada manga Meitantei Conan volume 85, dan penyebab terjadinya pelanggaran prinsip kesantunan tersebut berdasarkan bentuk ilokusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan data pelanggaran prinsip kesantunan dalam manga Meitantei Conan Volume 85. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan teknik catat. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran-pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat dalam manga Meitantei Conan volume 85 merupakan bentuk tindak tutur direktif, asertif, dan ekspresif. Pelanggaran prinsip kesantunan yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif dan deklaratif tidak ditemukan.
xii
要旨 ANDI ARLYANTI DWI PUTERI. F91112256. 研究 タイ ル:名探偵コ ン いう漫画 け 寧さ原理 反 第 85 巻 .指導教員:Taqdir, S.Pd.,M.Hum び Nursidah, S.Pd.,M.Pd 寧さ 原理 会話 使用さ 語伝 コミュ ケション 傷 く可能性 減 すこ 効果的 起こ ます こ 本研究 目的 名探偵コ 原理的 寧さ 暴力 原因 由 明 す こ あ
原理 滑 行う ます し
あ め
ン 第 85 巻 発話 行為 基
こ 研究 漫画名探偵コ ン(第 85 巻) 用い 定性的 記述的アプローチ 用い 習方法 技術 あ 分析 こ
いう漫画 聞 い 反 発生し
す 理
ータ 反 寧さ原理 使用さ 方法 本 学
結果 漫画名詞館コ ン 含ま い 発話 行為 形 あ こ 判明し 断言的 断言的 指示的 宣言的 言明的
xiii
寧さ 原理 言 話し手 聞 手 感情 コミュ ケーション
寧さ原理 反し 寧さ原理 反す 見 け こ
い こ ませ
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan interaksi sosial dengan manusia lainnya. Komunikasi sebagai salah satu syarat terjadinya interaksi sosial merupakan sesuatu yang umum dan sering dilakukan oleh manusia. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi sosial berupa sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Oleh karena itu, bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia. Penggunaan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi akan membuat komunikasi lancar dan efisien. Penutur cenderung menggunakan bahasa yang sopan dalam berkomunikasi, terutama kepada seseorang yang lebih tua atau orang yang baru dikenal. Hal tersebut dapat terpenuhi dengan mematuhi prinsip kesantunan. Prinsip kesantunan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat antara penutur dan mitra tutur. Penunjukan rasa hormat tersebut dapat mengurangi kemungkinan penutur dan mitra tutur saling menyakiti perasaan sehingga, komunikasi dapat terjadi dengan efektif. Prinsip kesantunan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah prinsip kesantunan Leech. Terdapat enam maksim dalam teori prinsip kesantunan Leech yaitu, maksim kedermawanan ( 寛 容 の 公 理 Kanyou no kouri), maksim kebijaksanaan (駆け引きの公理 Kakehiki no kouri), maksim penghargaan (是認
1
2
の公理 Senin no kouri), maksim kesederhanaan (謙譲の公理 Kenjou no kouri), maksim pemufakatan
(同意の公理 Douri no kouri), dan maksim simpati (同感
の公理 Doukan no kouri). Maksim pemufakatan terpenuhi jika penutur maupun mitra tutur mampu mengurangi ketidaksesuaian pendapat yang mereka miliki. Hal tersebut dapat dilihat dengan lebih jelas pada percakapan dibawah; (1) (2)
A: It was an interesting exhibition, wasn’t it ? B: No, it was very uninterseting. A: English is a difficult language to learn. B : true, but the grammar is quite easy. (Leech, 1983 : 138) Pada percakapan (1) dan (2) terlihat bahwa tingkat kesantunan yang dimiliki
oleh penutur dan mitra tutur berbeda. Walaupun percakapan di atas sama-sama menunjukkan ketidaksesuaiannya, pada percakapan (2) ketidaksesuaian yang ditunjukkan oleh penutur dan mitra tutur berkurang. Hal ini terlihat jelas dengan pernyatan kesetujuan B terhadap pendapat A, yang kemudian dilanjutkan dengan pernyatan ketidaksetujuannya. A mengatakan bahwa bahasa Inggris sangat sulit untuk dipelajari, sedangkan B merngatakan bahasa Inggris itu memang sulit, tetapi grammarnya cukup mudah. Sesungguhnya dalam percakapan (2) A dan B memiliki perbedaan pendapat. Namun, untuk menghormati pernyataan A, B mengurangi ketidaksesuaian pendapatnya dengan menyetujui sebagian pendapat A. Hal tersebut tidak terjadi dalam percakapan (1). B dalam percakapan (1) sama sekali tidak beruusaha untuk menutupi ketidaksesuaiannya. Oleh karena itu, percakapan (1) melanggar prinsip pemufakatan, dalam percakapan tersebut A bisa saja tersinggung dengan pendapat B. Hal tersebut menunjukkan pentingnya
3
prinsip kesantunan. Jika penutur maupun mitra tutur tidak memahami prinsip kesantunan, maka percakapan yang efektif akan sulit tercapai. Oleh karena itu, prinsip kesantunan penting dalam berkomunikasi. Namun, penutur maupun mitra tutur terkadang melanggar prinsip kesantunan tersebut. Pelanggaran ini bisa terjadi karena adanya maksud dan tujuan tertentu dalam tuturan tersebut. Maksud tuturan tersebut dapat diketahui dengan melihat situasi tuturan tersebut diucapkan, dan tujuan tuturan tersebut dapat dilihat melalui tindak ujar atau tindak tutur yang dilakukan oleh penutur. Salah satu contoh pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada manga Meitantei Conan, sebagai berikut :
(Meitantei Conan Vol.85, 2014: 12) Vermouth
: zannen dakedo,/ sono/ suiri wa/ mato/ hazure yo sayangnya tetapi/ itu/ dugaan/ sasaran/ tidak tepat ‘tetapi sayangnya dugaan itu tidak tepat.’ Datte ano otoko no/ shibou ha/ kakunin sarete irun da mono... Itu laki-laki/ kematian/ hal yang diperjelas…. ‘karena hal tersebut diperjelas dengan kematian laki-laki itu…’
4
Pada data di atas maksim yang dilanggar pada percakapan adalah maksim permufakatan. Maksim permufakatan secara sederhana dapat dijelaskan dengan ; Kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. Tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. (Leech dalam Tarigan, 2009 : 76) Maksim ini menuntut penutur untuk mengurangi perbedaan pendapatnya dengan mitra tutur. Pada pecakapan di atas, Vermouth terlihat tidak memiliki niat untuk mengurangi ketidaksesuaiannya. Pada kalimat tersebut Vermouth dengan tegas menentang pendapat Bourbon. Vermouth mengatakan pendapatnya itu sudah pasti salah, kemudian menjelaskan alasan pendapat tersebut salah. Padahal, kalimat yang digunakan Vermouth akan terlihat lebih sopan jika dia menyetujui sebagian pendapat Bourbon atau menerima kemungkinan pernyataan Bourbon benar. Tokoh Vermouth dalam manga tersebut melanggar maksim pemufakatan untuk menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat Bourbon. Hal ini ditandai dengan perkataan Vermouth, yaitu zannen dakedo, sono suiri wa mato hazureyo. Vermouth mengatakan bahwa alasan Bourbon tentang pendapatnya itu sudah pasti salah atau tidak sesuai, karena Vermouth mempunyai sumber informasi yang lebih terpercaya dibandingkan pendapat Borubon yang tanpa bukti. Vermouth dengan tegas menentang pendapat tersebut untuk meyakinkan Bourbon bahwa pendapatnya salah. Pelanggaran maksim pemufakatan tersebut dilakukan Vermouth untuk menyatakan kebenaran. Sehingga pelanggaran tersebut termasuk
5
tindak tutur ilokusi asertif. Asertif (assertives) adalah bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran preposisi yang diungkapkan. Berdasarkan penjabaran di atas secara garis besar dapat dilihat adanya fenomena yang terjadi pada pengaplikasian prinsip kesantunan dalam percakapan yang terjadi sehari-hari, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penulis memilih Meitantei Conan vol. 85 sebagai objek yang akan dikaji dalam penelitian ini. Alasan digunakannya sumber data ini karena di dalam Meitantei Conan vol. 85 terdapat banyak percakapan yang menunjukkan pelanggaran prinsip kesantunan. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas pada penulisan ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Prinsip kesantunan apa yang dilanggar dalam manga Meitantei Conan volume 85? 2. Bentuk tuturan ilokusi apakah yang terjadi dalam pelanggaran prinsip kesantunan tersebut ? 1.3. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan dari penulisan ini , yaitu : 1. Untuk mengetahui pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi pada manga Meitantei Conan volume 85. 2. Untuk mengetahui alasan pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi dalam manga Meitantei Conan volume 85 berdasarkan bentuk ilokusinya.
6
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang akan diperoleh dari penulisan ini adalah menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat menambah referensi mengenai tinjauan pragmatik, khususnya pada prinsip kesantunan dalam karya Sastra Jepang berupa manga. Selain itu, karya penulisan ini bermanfaat sebagai salah satu syarat kelulusan bagi penulis.
1.4.2
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapatkan pada karya ilmiah ini adalah memberikan tambahan pengetahuan tentang kesantunan, khususnya pelanggaran kesantunan yang terdapat dalam manga.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Pragmatik Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna yang disampaikan oleh penutur dan tafsiran mitra tutur. Oleh karena itu, pragmatik mempelajari makna bahasa dan hubungannya dengan aneka situasi ujaran. Pragmatic is the study of those relations between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of a language. (Levinson dalam Rahardi 2005: 48) Levinson berpendapat bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara bahasa dan konteks yang sesuai dengan tata bahasa, atau dikodekan dalam struktur bahasanya. Bahasa yang digunakan oleh penutur tidak diartikan hanya berdasarkan makna kalimatnya, tetapi kalimat tersebut dapat memiliki makna yang berbeda. Penutur memiliki tujuan yang ingin disampaikan secara tidak langsung kepada mitra tutur, sehingga kalimat tersebut menjadi suatu kode yang harus dipecahkan oleh mitra tutur. Kalimat yang digunakan harus sesuai dengan gramatikalnya agar tidak terjadi kesalahan pemahaman. Pemecahan kode dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi kalimat tersebut diucapkan atau aspek situasi tuturnya. Pragmatic is distinct from grammar, which is the study of the internal structure of language. Pragmatics is the study of how language is used to communicate. (Parker dalam Rahardi, 2005 : 49)
7
8
Pragmatik berbeda dengan gramatika, yang mempelajari struktur dalam bahasa.
Pragmatik
mempelajari
bagaimana
bahasa
digunakan
dalam
berkomunikasi. Maksudnya, bagaimana bahasa yang digunakan oleh penutur untuk mencapai tujuannya dalam berkomunikasi. Pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam berkomunikasi untuk menghasilkan efek tertentu kepada mitra tutur. Pragmatics is the study of the conditions of human language uses as these are determined by the context of society. (Mey dalam Rahardi, 2005 : 49) Mey berpendapat bahwa pragmatik adalah studi tentang kondisi penggunaan bahasa manusia yang ditentukan dengan konteks sosialnya. Konteks sosial berpengaruh dalam memahami arti suatu bahasa. Konteks sosial yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur haruslah sama, agar makna yang dipahami oleh mitra tutur sesuai dengan tujuan penutur. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frase yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. (Yule, 2006 : 3) Pendapat Yule ini sesuai dengan pendapat yang lain, bahwa pragmatik mempelajari maksud penutur dalam suatu kalimat, bukan mempelajari maknanya secara terpisah. Pendengar atau pembaca menafsirkan tuturan penutur. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam berkomunikasi. Pragmatik berbeda dengan gramatika yang mempelajari tata
9
bahasa, pragmatik mempelajari makna suatu ujaran berdasarkan hubungannya dengan konteks sosial. Penutur memberikan suatu tuturan yang mengandung makna tertentu di dalamnya atau dikodekan untuk mencapai tujuan atau efek tertentu kepada mitra tutur. Mitra tutur dalam hal ini mencoba untuk memecahkan kode yang diberikan oleh penutur dengan melihat situasi dan kondisi kode tersebut dituturkan. Sehingga pragmatik dapat dikatakan sebagai problem-solving, penutur memberikan masalah yang diselesaikan oleh mitra tutur. 2.2. Aspek Situasi Tutur Tujuan tuturan dapat ditafsirkan dengan mengetahui situasi tuturan tersebut dituturkan. Oleh karena itu, situasi tutur penting untuk diketahui dalam suatu tuturan. Ada pun aspek yang dibutuhkan untuk memahami situasi tuturan yaitu; 1. Pembicara (s) – Penyimak (h) Situasi tutur membutuhkan pembicara atau penutur dan mitra tutur atau penyimak. Situasi tutur tidak mungkin terjadi jika penutur dan mitra tutur tidak terlibat. Penutur tidak mungkin bertutur tanpa adanya mitra tutur yang mendengarkan tuturannya, dan mitra tutur tidak mungkin ada jika tidak ada penutur untuk bertutur. Jadi penutur dan mitra tutur saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Penutur dan mitra tutur dalam hal ini tidak hanya ditujukan untuk pembicara dan penyimak, tetapi juga penulis dan pembaca. Situasi tutur tidak hanya terjadi secara langsung (face to face), tetapi dapat terjadi secara tidak langsung. Sehingga penutur dan mitra tutur yang dimaksud dalam hal ini tidak membatasi pragmatik hanya dalam bahasa lisan, tetapi juga dalam bahasa tulisan. Penutur adalah
10
seseorang yang bertutur kepada mitra tutur, sedangkan mitra tutur adalah seseorang yang menjadi tujuan tuturan penutur. Penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi sering kali saling bertukar peran, disaat mitra tutur berperan menjadi penutur, maka penutur berganti peran menjadi mitra tutur. 2. Konteks Ujaran Penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi harus memiliki ‘pengetahuan’ yang sama. Pengetahuan yang dimaksud dalam hal ini adalah hal-hal yang berhubungan atau diperlukan untuk menunjang komunikasi. Sehingga, penutur dan mitra tutur sama-sama mengetahui makna percakapan mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli di bawah ini; Context has been understood in various ways, for example to include ‘relevant’ aspects of the physical or social setting of an utterance. I shall consider context to be any background knowledge assumed to be shared by s and h and which contributes to h’s interpretation of what s mean by a given utterance. (Leech, 1983 : 13) Leech menjelaskan konteks dapat diartikan dengan berbagai cara, misalnya kita memasukkan aspek-aspek yang ‘sesuai’ atau ‘relevan’ mengenai latar fisik sosial suatu ucapan. Namun dalam situasi tutur, Leech menjelaskan konteks sebagai semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang membantu interpretasi mitra tutur terhadap tujuan atau makna tuturan penutur. Penutur dan mitra tutur harus memiliki pengetahuan yang sama dalam percakapan yang mereka lakukan. Pengetahuan tersebut juga harus mampu untuk
11
membantu mitra tutur dalam menginterpretasikan tujuan atau makna tuturan penutur. Situasi ujaran tidak dapat berjalan dengan lancar jika penutur dan mitra tutur tidak memiliki konteks ujaran yang sama. Penutur akan menuturkan sesuatu yang tidak dipahami oleh mitra tutur, sehingga penginterpretasian yang dilakukan oleh mitra tutur menjadi salah, dan terjadilah percakapan yang tidak sesuai. Penutur tidak berhasil membuat mitra tutur memahami makna tuturannya, sehingga tujuan dari tuturan tersebut tidak dapat terpenuhi. 3. Tujuan Ujaran Suatu ujaran tidak hanya dikatakan begitu saja tanpa makna. Setiap ujaran memiliki maksud dan tujuan tertentu. Penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam tuturannya. Penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam tuturannya, dan mitra tutur bertugas untuk memahami makna ujaran tersebut agar tujuan tersebut dapat tercapai. 4. Tindak Ilokusi Tuturan memiliki maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Penutur menuturkan sesuatu untuk membuat mitra tutur melakukan atau membantunya dalam mencapai tujuan. Dalam situasi tertentu, tuturan tersebut menghasilkan suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar. Tindakan tersebutlah yang disebut dengan tindak ilokusi. Tindak ilokusi memfokuskan kepada maksud dan tujuan tuturan tersebut. Performansi-
12
performansi yang terjadi sebagai akibat dari tuturan tersebut merupakan ruang lingkup pragmatik. 5. Ucapan sebagai Produk Tindak Verbal Tuturan atau ucapan meruapakan hasil dari suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud dalam hal ini adalah tindak verbal (tindak ujar). Penutur dalam menyampaikan maksud dan tujuannya kepada mitra tutur menggunakan bahasa dalam bertutur. Sehingga dalam situasi tertentu, tuturan menjadi suatu tindak verbal yang menghasilkan tindakan lain. Tindakan lain yang dimaksud dalam hal ini dapat diartikan sebagai tindak ilokusi, sedangkan makna dari tuturan sendiri disebut kekuatan ilokusi. い
2.3. Prinsip kesantunan (
い
く
寧
原則)
Prinsip kesantunan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah prinsip kesantunan Leech. Maksim dari prinsip kesantunan tersebut cenderung terbagi secara berpasangan sebagai berikut: (I) 駆
Maksim Kebijaksanaan (駆 引
公理:相手
負担
引
最小
公理) し
利益
最大
す
Kakehiki no kouri : aite no futan wo saisyou toshi, rieki wo saidaitosuru. (Leech dalam Koizumi, 1995 : 154) Tact Maxim (Maksim Kebijaksanaan) menuntut penutur untuk mengurangi kerugian orang lain (futan wo saisyou toshi ) dengan cara menambahkan keuntungan orang lain (rieki wo saidai to suru ). Maksim kebijaksanaan memberikan pilihan kepada mitra tutur untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Maksim ini terkadang membuat mitra
13
tutur merasa tidak enak karena merugikan mitra tutur, oleh karena itu penutur dalam tuturannya berusaha untuk mengurangi kemungkinan mitra tutur menolak tawarannya. Sehingga maksim ini erat kaitannya dengan tindak tutur ilokusi, yang mengatakan keinginannya dengan mengatakan hal lain. Kalimat yang digunakan oleh penutur semakin tidak langsung, akan dinilai semakin sopan. Begitu pula dengan keuntungan yang diberikan oleh penutur, semakin menguntungkan mitra tutur, maka kalimat tersebut dinilai semakin sopan. Berikut contoh maksim kebijaksanaan : [1] Let me carry those cases for you. (Leech, 1983 : 110) Kalimat di atas memberikan keuntungan kepada mitra tutur dengan membantunya membawakan koper-kopernya. Kalimat tersebut juga mengurangi kemungkinan mitra tutur untuk menolak bantuan yang ditawarkannya. Sehingga kalimat tersebut memenuhi maksim kebijaksanaan. (II)
Maksim Kedermawanan (寛容
寛容
公理:自分
利益 最小
し
公理) 負担
最大
す
Kanyou no kouri: jibun no rieki wo saisyou toshi,futan wo saidai to suru. (Leech dalam Koizumi, 1995 : 153) Generosity Maxim (Maksim kedermawanan) terpenuhi jika penutur mengatakan sesuatu hal yang menguntungkan mitra tutur (hinan wo saidai to suru), dan mengorbankan penutur (rieki wo saisyou toshi). Jadi, berbeda dengan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan merugikan penutur demi membantu mitra tutur, sehingga ada pengorbanan yang dilakukan oleh penutur. Misalnya pada kalimat di bawah ini :
14
[2] +You can lend me your car. (+impolite) [3] I can lend you my car. [4] You must come and have dinner with us. [5] +We must come and have dinner with you. (+impolite) (Leech, 1983 : 133) [Sebagai catatan, kalimat yang memiliki tanda + berarti kailimat tersebut tidak berterima.] [6]A: う 召し っ い 負担 最大 す A: douzo, meshiagatte kudasai. (futen wo saidai to suru) B: ほ 少し い す 利益 最小 す B: dewa, honno sukoshi dake itadakimasu. (rieki wo saisyou to suru) (Koizumi, 1995 : 154) Pada kalimat [3] penutur menawarkan mitra tutur untuk meminjam mobilnya. Pengorbanan yang dilakukan penutur dalam hal ini adalah kenyamanan dalam berpergian, dengan menggunakan mobil penutur bisa berpergian dengan mudah, tetapi kenyamanan tersebut dikorbankan demi memberikan kenyamanan tersebut kepada mitra tutur. Oleh karena itu, kalimat [3] memenuhi maksim kedermawanan. Kalimat [4] penutur mengajak mitra tutur untuk makan malam bersama. Makan malam bersama tentunya membutuhkan persiapan, penutur harus mempersiapkan makanan yang enak, tempat yang bagus, dan hal lain yang dapat membuat mitra tutur menikmati jamuannya. Hal ini membutuhkan pengorbanan dari segi materi dan waktu dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, kalimat [4] juga memenuhi maksim kedermawanan. Kalimat [2] dan [5] dikatakan melanggar maksim kedermawanan, karena pada kalimat-kalimat tersebut penutur yang merugikan mitra tutur. Pengorbanan-
15
pengorbanan yang seharusnya dilakukan oleh penutur malah dilakukan oleh mitra tutur. Kalimat [6] A mengorbankan makanan yang dia miliki dengan menawarkannya kepada B. Walaupun makanan tersebut hanya sedikit, A tetap memberikan keuntungan kepada B dengan menawarkan makanannya. Sehingga kalimat tersebut memenuhi maksim kedermawanan karena penutur (A) berkorban atau mengurangi keuntungannya dengan memberikan keuntungannya tersebut kepada mitra tutur (B) . (III)
Maksim Penghargaan (是認
是認
公理:相手
非難
最小
公理) し
賞賛
最大
す
Zenin no kouri : aite he no hinan wo saisyou toshi, syousan wo saidai to suru. (Leech dalam Koizumi, 1995 : 154) Approbation Maxim (Maksim Penghargaan) mewajibkan penutur untuk mengatakan pujian (syosan wo saidai to suru) terhadap orang lain atau mitra tutur dan mengurangi cacian (hinaan wo saisyou toshi). ..its more important negative aspect, this maxim says ‘avoid saying unpleasant things about others, and more particularly, about h’. Hence whereas a compliment like What a marvellous meal you cooked! is highly valeued according to the Approbation Maxim, “What an awful meal you cooked!” is not. (Leech, 1983 : 135 ) Leech menjelaskan bahwa dalam arti yang negatif, maksim penghargaan berarti ‘hindari mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan kepada orang lain. Kemudian, Leech menjelaskan bahwa pujian seperti what a marvellous meal you cooked! sangat berterima dalam maksim penghargaan. Sedangkan, penghinaan seperti what an awful meal you cooked melanggar maksim penghargaan. Maksim
16
penghargaan menunjukkan penghargaannya terhadap mitra tutur dengan memujinya. Penghinaan merupakan pelanggaran terhadap maksim penghargaan. (IV)
Maksim Kesederhanaan (謙譲
公理)
謙譲 公理:自己 賞賛 最小 し 非難 最大 す Kenjyou no kouri: jiko he no syousan wo saisyou toshi, hinan wo saidai to suru. (Leech dalam Koizumi, 1995 : 154) Pada Modesty Maxim (Maksim Kesederhanaan), penutur diminta untuk mengurangi pujian terhadap diri sendiri (syousan wo saisyou toshi) dan bahkan merendahkan diri dengan mencaci diri sendiri (hinan wo saidai to suru). Maksim kesederhanaan dapat dilihat pada contoh berikut: [7] How stupid of me! [8] +How clever of me! (Leech, 1983 : 136) Kalimat [7] memenuhi maksim kesederhanaan karena penutur secara sengaja mencaci dirinya dengan mengatakan bahwa saya bodoh untuk merendahkan dirinya sendiri. Sedangkan kalimat [8] tidak memenuhi maksim kesederhanaan karena penutur bukannya merendahkan dirinya, tetapi bersikap arogan dengan memuji dirinya sendiri. [9] A: A: B: B:
やあ 立派 住 い す yaa, rippa na osumai desu ne. いや いし 造 あ せ iya, taishita tsukiri deha arimasen. (Koizumi, 1995:153)
Kalimat [9] memenuhi 2 maksim yaitu maksim kesederhanaan dan maksim penghargaan. Kalimat yang dituturkan oleh A memenuhi maksim penghargaan,
17
karena A memuji tempat tinggal mitra tuturnya atau B, dan kalimat yang dituturkan oleh B memenuhi maksim kesederhanaan. Hal ini karena tuturan yang disampaikan oleh B merendahkan dirinya sendiri. Walaupun tempat tinggal B mewah, B tetap bersikap merendahkan diri dengan mengatakan bahwa tempat tinggalnya tidak semewah itu. (V)
Maksim Pemufakatan (同意
同意
公理:相手
意見
対立
公理) 最小
し
致
最大
す
Doui no kouri: aite no iken no tairitsu wo saisyou toshi, icchi wo saidai to suru. (Leech dalam Koizumi, 1995 : 154) Agreement
Maxim
(Maksim
Pemufakatan)
meminta
penutur
untuk
mengurangi ketidaksesuaian atau ketidaksetujuan terhadap mitra tutur (iken no tairitsu
wo
saisyou
toshi),
dengan
menambahkan
kesesuaiannya
atau
persetujuannya (icchi wo saidai to suru). Kesopanan orang Jepang dalam urusan pemufakatan atau persetujuan dapat dilihat dari bagaimana seseorang menolak atau menerima sesuatu. Seseorang akan dianggap tidak sopan jika menolak sesuatu secara tegas atau jelas. Khusus dalam maksim ini orang
Jepang akan
dianggap sebagai seseorang yang sopan jika tidak mengatakan iya atau tidak secara jelas. Penambahan kesesuaian tersebut bisa dilakukan dengan menyetujui sebagian pernyataan mitra tutur atau menyatakan penyesalan, dan lain-lain. [10] A: B:
The book is tremendously well written. Yes, well written as a whole, but there are some rather boring patches, don’t you think ? (Leech, 1983 : 138)
18
Pada kalimat [10] A mengatakan bahwa buku tersebut ditulis dengan sangat baik, tetapi B sebenarnya tidak setuju dengan pendapat tersebut, ketidaksesuaian tersebut tersamarkan dengan pernyataannya bahwa buku tersebut bagus secara keseluruhan, tetapi ada beberapa bagian yang membosankan. B mencoba mengurangi ketidaksesuaian pendapatnya dengan menyetujui pendapat A terlebih dulu, kemudian mengutarakan pendapatnya. Oleh karena itu, percakapan tersebut memenuhi maksim pemufakatan. Koizumi dalam bukunya juga memberikan contoh maksim pemufakatan. [11] A: あし いっし 音楽会 い A: ashita issyouni ongakkai he ikanai. B: 行 い ...... B: ikitain dakedo...... demo ne.
い
(Koizumi, 1995:154) Pada percakapan [11] A mengajak B untuk pergi konser. B dalam percakapan tersebut
tidak
bisa
pergi
karena
suatu
alasan.
Ketidaksesuaian
atau
ketidaksetujuan B dalam percakapan tersebut dikurangi dengan menyatakan keinginannya untuk pergi, kemudian menyatakan penolakannya terhadap ajakan A. (VI)
Maksim Simpati (同感 公理)
同感
公理:自己
他者
間
反感
最小
し
同感
最大
す
Doukan no kouri: jiko to tasya to no aida no hankan wo saisyou toshi, douken wo saidai to suru. (Koizumi, 1995:154) Maksim Simpati menuntut penutur untuk mengurangi antipati antara diri sendiri dengan orang lain, dan memperbesar simpati antara diri sendiri dengan orang lain. Pemenuhan Sympathy Maxim (Maksim Simpati) dilakukan dengan
19
mengatakan kalimat yang menghibur atau pun ucapan selamat kepada mitra tutur. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat berikut: [11] I’m terribly sorry to hear that your cat died (Leech, 1983 : 138) Kalimat [11] menyatakan simpati terhadap seseorang yang sedih karena kematian kucingnya. Kalimat tersebut menyatakan bahwa penutur ikut sedih mendengar kabar bahwa kucing mitra tutur telah mati. Pelanggaran maksim simpati terjadi jika penutur bukannya mengatakan kesedihanya tetapi kesenangan karena kucing tersebut telah mati. Hal tersebut justru menunjukkan antipati terhadap mitra tutur. 2.4. Tindak Ilokusi 発話内容 伝え 聞 手 働 行為 発話内行為 (Illocutionary 称す act) Hatsuwa naiyou wo tsutaete kiki te ni hataraki kakeru koui wo hatsuwanaikoui (illocutionary act) to syou suru. (Koizumi, 1995:148) Tindakan yang disebut ilocutinary act adalah tindakan yang menyampaikan suatu isi percakapan kepada mitra tutur, agar mitra tutur melakukan suatu tindakan. Sehingga, tindak ilokusi adalah suatu tindakan yang mementingkan hasil yang dicapai dari tindakan tersebut. Tindak ilokusi dibagi menjadi 5 macam bentuk tuturan, yaitu Assertives, Directives, Expressives, Commissives, dan Declaratioms. 1. Asertif (Assertives/断言的) : 断言的:話し手
あ
命題
真実
し
述
20
Dangenteki : hanashitega, aru meidai wo shinjitsu to shite noberu. (Koizumi, 1995:149) Ilokusi yang termasuk ke dalam asertif adalah ilokusi yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan misalnya menyatakan (stating),
menyarankan
(suggesting),
membual
(boasting),
mengeluh
(complaining), dan mengklaim (claiming). Ilokusi-ilokusi yang tergolong asertif, dalam prinsip kesantunan cenderung bersifat netral. Namun ilokusi seperti membanggakan, bersifat negatif dalam prinsip kesantunan. Walaupun penutur menuturkan kebenaran, tetapi tuturan tersebut melanggar maksim kesederhanaan. [12] い
雨
降っ
い
伝え
Ima ame ga futte iru (to tsutaeru) (Koizumi, 1995:149) Kalimat (12) merupakan kalimat yang menyatakan suatu kebenaran. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa, ketika tuturan tersebut dituturkan hujan sedang turun. 2. Direktif (Directives/指示的) 指示的:話し手 聞 手 あ 行為 せ う 試 命令 依頼 質問 Shiji teki: hanshi te ga kiki te ni aru koui wo saseyou to kokoromiru. (meirei,irai,shitsumon nado ) (Koizumi, 1995:149) Bentuk tutur yang memberikan efek atau pengaruh kepada mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan suatu tindakan. Ilokusi yang termasuk direktif adalah
memesan
(ordering),
memerintah
(commanding),
memohon
(requesting), menasehati (advising), dan merekomendasi (recommending).
21
[13] 窓
開
う
命令す
Mado wo akeru youni (meirei suru) (Koizumi, 1995:149) Kalimat diatas merupakan kalimat yang memerintahkan penutur untuk membuka jendela. Kalimat tersebut memberikan efek kepada mitra tutur untuk membuka jendela. 3. Ekspresif (Expressive/表出的) 表出的:話し手
感情
表明す
感情
遺憾
祝福
Hyoushutsuteki: hanashi te ga kanjou wo hyoumei suru. (kanjyou, ikan, syukufuku nado) (Koizumi, 1995:149) Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk mengekspresikan, menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Ekspresif cenderung bersifat positif, tuturan yang bermakna berterimakasih (thanking), memberi selamat (congratulating), meminta maaf (pardoning), memuji (praising), dan berbelasungkawa (condoling) merupakan tuturan yang sopan. Namun, tuturan seperti menyalahkan (blaming) atau menuduh termasuk ke dalam ekspresif yang bersifat negatif. [14]
結婚
う
祝いす
Gokekkon omedetou ( to oiwai suru) (Koizumi, 1995:149) Kalimat diatas merupakan ucapan selamat kepada seseorang yang baru saja menikah. Kalimat tersebut menunjukkan perasaan senang penutur terhadap pernikahan mitra tutur. 4. Komisif (Commissives/言明的)
22
言明的:話し手 将来 行為 実行 言明 約束 忠告 宣誓 Genmei teki: hanashi te ga syourai ni okeru koui no jikkou wo genmei suru. (yakusoku, chuukoku, sensei nado) (Koizumi, 1995:149) Bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji (promising), bersumpah (vowing), dan menawarkan sesuatu (offering). Tuturan ini lebih memenuhi minat mitra tutur daripada penutur. [15] タバコ
止
う
忠告
Tabako wo yameruyouni (Koizumi, 1995:149) Kalimat diatas merupakan sebuah saran, yang ditujukan kepada perokok. Kalimat tersebut merupakan ‘tawaran’ kepada mitra tutur agar berhenti merokok. 5. Deklarasi (Declarations/宣言的) 宣言的:あ 習慣 事態 直接変化 及 す発言 布告 宣言 す Sengen teki: aru syuukan ni mototzuki,jitai ni cyoukesetsu henka wo oyobasu hatsuken (fukoku, sengen nado) wo suru. (Koizumi, 1995:149) Tuturan deklarasi adalah bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing), membaptis (christening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing), mengucilkan (excommunicating), dan menghukum (sentencing). Deklarasi dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang atau kekuasaan pada lembaga tertentu. Misalnya memecat hanya bisa dilakukan oleh atasan kepada
23
bawahannya. Walaupun memecat cenderung tidak sopan, tetapi dalam hal ini atasan memiliki wewenang dalam melakukannya. [16]
開会
宣言し
す
Koko ni kaikai wo (sengenshimasu) (Koizumi, 1995:149) Kalimat merupakan contoh kalimat sengen atau deklarasi. Kalimat tersebut diucapkan oleh orang yang berkuasa, kata kaikai digunakan untuk membuka atau memulai suatu meeting. 2.5. Penelitian yang Relevan Penulis membaca beberapa penelitian yang relevan dalam mengerjakan penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini yaitu; ‘PELANGGARAN
MAKSIM-MAKSIM
KESANTUNAN
DALAM
NASKAH DRAMA TUK’ yang ditulis oleh Untung Isdanto, Mahasiswa Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Pada skripsi tersebut, Isdanto meneliti tentang pelanggaran maksim kesantunan dalam naskah drama tuk, dan kata-kata yang menunjukkan pelanggaran maksim kesantunan tersebut. Hasil penelitian yang didapatkan oleh Isdanto adalah terdapat empat maksim yang dilanggar secara produktif, yaitu maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Dua maksim yang lain, yaitu maksim kedermawanan dan maksim kebijaksanaan, tidak dibahas karena kata yang melanggar maksim tersebut termasuk pada pelanggaran maksimmaksim yang lain. Isdanto juga mendapatkan kesimpulan bahwa pelanggaran maksim-maksim kesantunan tersebut terjadi karena adanya pengaruh sosial naskah drama tersebut.
24
Penelitian Isdanto dan penulis memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Isdanto dalam penelitiannya mencari kata-kata yang menunjukkan pelanggaran maksim yang terdapat pada naskah drama, sedangkan pada penelitian ini penulis mencari alasan pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi pada manga. Penulis menghubungkan tindak tutur sebagai alasan pelanggaran tersebut terjadi, karena setiap tuturan menghasilkan suatu tindakan, sehingga pelanggaran tersebut mungkin terjadi agar suatu tindakan terjadi. Teori yang digunakan oleh Isdanto dan penulis adalah teori kesantunan Leech. Namun, dalam pengembangannya Isdanto
menghubungkannya
dengan
sosiolinguistik
dan
penulis
menghubungkannya dengan tindak tutur. Penulis mencoba untuk mencari alasan pelanggaran prinsip kesantunan tersebut bukannya mencari kata-kata yang menunjukkan pelanggaran. Walaupun dalam melakukan penelitian akan didapati kata-kata yang menunjukkan pelanggaran, hal tersebut tidak difokuskan dalam penelitian ini. Selain itu objek yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda, Isdanto menggunakan naskah drama tuk sedangkan penulis menggunakan manga meitantei conan volume 85 dan 86. Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul ‘PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM NASKAH DRAMA BARDJI BARBEH KARYA CATUR WIDYA PRAGOLAPATI’ yang ditulis oleh Supriyadi, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Supriyadi, yang membedakan adalah objek yang digunakan. Penelitian Supriyadi menggunakan objek yang sama dengan Isdanto
25
yaitu naskah drama. Supriyadi dalam penelitiannya mencari fungsi dari pelanggaran
tuturan
yang terjadi
dengan
melihat
fungsi
tindak
tutur
komunikatifnya. Supriyadi juga menggunakan teori aspek situasi tutur untuk memahami makna pelanggaran tuturan tersebut. Penulis dalam hal tersebut juga menggunakan teori aspek situasi tutur, tetapi penulis juga menggunakan teori tindak tutur. Pada penelitiannya, Supriyadi mendapatkan kesimpulan bahwa pelanggaran prinsip-prinsip kesantunan yang terjadi dalam naskah drama Bardji Barbeh karya Catur Widya Pragolapati yaitu pelangaran maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Ada pun fungsi tuturan dalam naskah drama Bardji Barbeh karya Catur Widya Pragolapati yaitu, (1) fungsi mengkritik, (2) fungsi bercanda, (3) fungsi menghina, (4) fungsi mengungkapkan rasa kesal, (5) fungsi menyatakan ketidaksetujuan, (6) fungsi memerintah, (7) fungsi menilai, (8) fungsi mengeluh, (9) fungsi menyombongkan, dan (10) fungsi menyatakan ketidaksimpatian. Selain skripsi-skripsi tersebut, peneliti juga membaca dua jurnal yang terkait dengan penelitian ini. Jurnal pertama adalah ‘ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN DALAM KOMIK CRAYON SINCHAN VOLUME 2 KARYA YOSHITSU USUI’ yang diteliti oleh Laoura Winda Franzhisca, Mahasiswi Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga. Jurnal tersebut membahas tentang pelanggaran prinsip sopan santun yang terdapat dalam komik crayon shinchan. Penulis menggunakan teori yang sama dengan yang digunakan Laoura yaitu, prinsip kesantunan Leech dan tindak
26
tutur Searle. Hasil penelitian tersebut Laoura mendapatkan bahwa pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi pada manga Shinchan volume 2 berupa kalimat yang berfungsi untuk mengejek, meminta, mengeluh, mengemukakan pendapat, memerintah, menyatakan dan membual. Sebagian besar tuturan pelanggaran prinsip kesantunan yang dilakukan tersebut seharusnya diucapkan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Selain itu, melalui analisis pelanggaran maksim-maksim kesantunan tersebut, didapatkan bahwa karakter Shinchan memiliki watak yang buruk. Sehingga, manga tersebut tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak karena dikhawatirkan mereka akan meniru tingkah laku dan perkataan Shinchan. Jurnal kedua adalah ‘PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA SASOI HYŌGEN BAHASA JEPANG’ yang diteliti oleh Rima Kosalin, Mahasiswi Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Padjajaran. Penelitian tersebut juga menggunakan teori prinsip kesantunan Leech. Rima fokus meneliti pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada Sasoi Hyougen atau tindak ajakan. Metode yang dia gunakan adalah metode survey dengan responden mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjajaran angkatan 2009. Hasil penelitian menunjukkan adanya pelanggaran maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim penghargaan. Pelanggaran tersebut terjadi karena pemilihan bentuk Sasoi Hyougen yang tidak sesuai dengan situasi ujar, kesalahan transfer sosiopragmatik, dan kurangnya pemahaman pembelajar bahasa Jepang mengenai strategi-strategi ajakan dalam bahasa Jepang.
27
2.6. Kerangka Pikir
Meitantei Conan Volume 85
Pelanggaran Prinsip Kesantunan yang terdapat pada Meitantei Conan vol. 85 aspek situasi tutur Tindak Tutur
Lokusi
Ilokusi
Kesimpulan
Perlokusi
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Waskito (2009:354) menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara yang telah diatur dan dipikirkan baik-baik untuk meneliti dalam ilmu pengetahuan. Metode digunakan dalam penelitian untuk mencapai hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Djajasudarma (2006:10) menyatakan metode kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis maupun lisan. Penulis membaca dan memahami teori yang relevan dengan objek yang dikaji, lalu dengan teori tersebut mengkaji data yang didapatkan. Hasil analisis yang didapatkan akan dijelaskan secara deskripsi atau dijabarkan. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi dalam manga Meitantei Conan volume 85. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode studi pustaka dan teknik catat. Penulis dalam mengumpulkan datanya membaca dengan seksama manga Meitantei Conan volume 85, kemudian menandai dan mencatat pelanggaran prinsip kesantunan yang terjadi. Teori kesantunan yang digunakan dalam hal ini adalah teori kesantunan Leech. Hasil yang didapat inilah, yang akan menjadi data penulis. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan kamus Jepang-Indonesia yang ditulis oleh Kenji Matsura, kamus Praktis edisi baru yang disusun oleh Tjhin
28
29
Thian Shiang dan aplikasi kamus Jepang (Zkanji). Penulis menggunakannya untuk memudahkan pengumpulan data, dikarenakan data yang berbahasa Jepang. 3.3. Teknik Analisis Data Setelah data berhasil dikumpulkan, penulis menganalisis data dengan cara membagi pelanggaran prinsip kesantunan tersebut berdasarkan maksim yang dilanggar. Penulis kemudian memeriksa ulang data tersebut, kemudian menganalisis alasan pelanggaran tuturan tersebut terjadi dengan melihat tindak tuturnya. Penulis mencari makna pelanggaran tersebut dengan melihat aspek situasi tuturnya lalu dengan teori tindak tutur ilokusi menggolongkannya berdasarkan bentuk tindak tuturnya.
BAB
4
ANALISIS DATA
4.1. Pelanggaran Terhadap Maksim Kebijaksanaan Maksim kebijaksanaan atau kakehiki no kouri menuntut penutur untuk mengurangi beban mitra tutur dengan memberikannya bantuan. Sehingga, penutur dikatakan melanggar maksim kebijaksanaan jika tidak memberikan bantuan kepada mitra tutur, tetapi justru merugikannya. No. Konteks:
16 Ayumi, Genta dan Mitsuhiko berkunjung ke tempat Subaru, untuk meminta Subaru memecahkan suatu misteri.
(Aoyama, 2014:73) Mitsuhiko: 昴さ 謎 い 為 ! Subaru san ni/ nazo wo/ toite/ morau/ tame ni/ kitan desu! Subaru/ misteri/ ada/ memecahkan/ menerima/ demi/ datang ‘Tujuan kami datang untuk meminta Tuan Subaru memecahkan misteri’ Conan: 謎? Nazo? Misteri Ayumi: 聞い 聞い ! Nee/ kiite/ kiite ! I/ dengar dengar Conan atau Shinichi Kudo adalah anak dari Yusaku Kudo dan Yukiko Kudo. Shinichi adalah seorang detektif SMA yang sangat terkenal, Shinichi bahkan dijuluki sebagai Holmes era Heisei. Tubuh Shinichi mengecil setelah meminum
30
31
obat dari Organisasi Hitam. Shinichi kemudian menyamar sebagai Conan dan menumpang tinggal di rumah Kogoro Mouri. Selama menjadi Conan, Shinichi juga terdaftar sebagai siswa kelas 1 di SD Teitan. Mitsuhiko, Ayumi dan Genta adalah teman sekelas Conan, merekalah yang pertama kali membentuk kelompok detektif cilik kemudian mengajak Conan dan Ai bergabung. Ai merupakan mantan anggota Organisasi Hitam. Percakapan di atas terjadi di depan pintu rumah Shinichi. Genta, Ayumi dan mitsuhiko berkunjung ke rumah Shinichi, rumah yang ditinggali oleh Subaru. Mereka berkunjung untuk meminta bantuan kepada Subaru dalam memecahkan suatu misteri. Misteri atau teka-teki tersebut adalah tentang kekuatan super yang dimiliki oleh professor Agasa. Sebelum mengunjungi Subaru, Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko telah berkunjung ke rumah professor Agasa. Professor Agasa menunjukkan kekuatan supernya, yaitu kemampuannya dalam melihat gambar tengkorak yang berada di bawah cangkir. Professor Agasa menggambar tengkorak di atas kertas kemudian menaruhnya di bawah tiga cangkir, satu kertas kosong juga ditaruh di bawah satu cangkir dan diletakkan bersama-sama di atas meja. Cuka kemudian dimasukkan ke dalam cangkir yang memiliki tengkorak di bawahnya. Professor Agasa lalu meminum cangkir yang tidak memiliki tengkorak di bawahnya, memperlihatkan kepada kelompok detektif cilik kekuatan supernya. Namun, kelompok detektif cilik yakin bahwa professor Agasa tidak memiliki kekuatan super. Walaupun mereka tidak mengetahui triknya, kelompok detektif cilik yakin bahwa professor Agasa tidak memiliki kekuatan super. Oleh karena itu,
32
mereka meminta bantuan kepada Subaru untuk memecahkan rahasia kekuatan professor Agasa. Maksim kebijaksanaan adalah maksim yang meminta penutur untuk mengurangi beban yang dimiliki oleh mitra tutur. Pelanggaran maksim kebijaksanaan terjadi apabila penutur menambahkan beban atau memberikan beban kepada mitra tutur. Pelanggaran maksim kebijaksanaan dalam percakapan di atas ditandai oleh frasa
聞い
聞い
yang dituturkan Ayumi. Ayumi dalam tuturan tersebut
menarik perhatian Subaru dengan menyuruhnya untuk mendengarkan ceritanya. Hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap maksim kebijaksanaan. Walaupun dalam masyarakat Jepang penggunaan bahasa informal oleh anak-anak kepada seseorang yang lebih tua adalah hal yang biasa, namun berdasarkan teori kesantunan Leech, hal tersebut merupakan pelanggaran maksim kesantunan. Jarak antara umur Ayumi dan Subaru sangat jauh, sehingga Ayumi tidak seharusnya menyuruh Subaru. Ayumi seharusnya meminta Subaru untuk mendengarkannya dan bukannya menyuruhnya. Oleh karena itu, tokoh Ayumi dalam percakapan di atas telah melanggar maksim kebijaksanaan. Pelanggaran maksim yang terjadi termasuk ke dalam ilokusi bentuk direktif. Tuturan bentuk direktif memberikan efek atau pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Efek atau pengaruh yang Ayumi dapatkan dari pelanggaran tersebut adalah Subaru mendengarkan cerita Ayumi. No. Konteks:
18 Vermouth menodongkan pistol mencegahnya berbicara lebih lanjut.
kepada
Bourbon
untuk
33
Vermouth:
(Aoyama, 2014:77) 以上喋 フ ン ス 貴方 脳 ソ Sore/ijou/ shaberu to/ furonto garasu ni/ anata no/ noumiso Itu/ lebih/ berbicara/ kaca depan/ anda/ otak ぶ わ ! buchimakeru wa yo! menumpahkan/ ‘Kalau kau berbicara lagi aku akan membuat otakmu berceceran di depan kaca’
Bourbon:
止 方 いい 後始末 大変 Sore ha/ yameta/ hou ga ii.../atoshimatsu ga/ taihen/ desukara... Itu// berhenti/ lebih baik/ penyelesaian/ amat/ karena itu ‘Sebaiknya jangan kau lakukan itu…karena kau akan susah sendiri setelah melakukannya…’
Percakapan di atas merupakan percakapan yang terjadi antara tokoh Vermouth dan Borbon. Vermouth dan Bourbon dalam manga tersebut merupakan rekan dalam organisasi hitam. Walaupun Vermouth jauh lebih tua dari Borbon, mereka memiliki status atau kedudukan yang sama dalam Organisasi Hitam. Bourbon dan Vermouth pada percakapan di atas bertemu di mobil untuk melanjutkan pembicaraan mereka sehari sebelumnya. Mereka membicarakan tentang kematian Shuichi Akai. Bourbon berpikir bahwa kematian Shuichi Akai telah dipalsukan, dan Shuichi masih hidup. Analisis ini kemudian ditolak dengan tegas oleh Vermouth. Vermouth menjelaskan bahwa kematian Shuichi Akai sudah
34
dikonfirmasikan oleh kepolisian Jepang, sehingga informasi tersebut tidak mungkin salah. Namun, Bourbon tetap yakin dengan analisisnya, dan bahkan berjanji akan membuktikannya dalam satu hari. Oleh karena itu, keesokan harinya mereka bertemu di dalam mobil dan melanjutkan pembicaraan tersebut. Bourbon menyampaikan kepada Vermouth bahwa dugaannya ternyata salah, dan mengakui usahanya menjadi sia-sia. Bourbon juga mengatakan bahwa dia akan meminta bantuan lagi kepada Vermouth, dan Vermouth tidak bisa menolaknya karena dia adalah satu dari sedikit orang yang mengetahui rahasianya. Namun sebelum Bourbon sempat menyelesaikan perkataanya, Vermouth mengancam Bourbon dengan menodongkannya pistol. Vermouth melakukannya untuk mencegah Bourbon melanjutkan perkataannya. Pelanggaran maksim kebijaksanaan dalam percakapan di atas ditandai dengan kalimat
Sore ijou saberu to furonto garasu ni anata no noumiso buchimakeru
wa yo !
yang diucapkan oleh Vermouth. Vermouth menyuruh Bourbon untuk
tidak melanjutkan perkataanya atau otaknya akan berceceran di kaca depan mobil. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Vermouth mengancam Bourbon untuk tidak melanjutkan perkataanya atau Vermouth akan membunuhnya. Hal tersebut merupakan kerugian bagi Bourbon, karena Vermouth dalam tuturannya melarang Bourbon untuk berbicara. Padahal mereka hanya mengobrol berdua di dalam mobil yang bergerak, dan kemungkinan orang lain untuk mendengar perkataan Bourbon sangat kecil. Maksim kebijaksanaann menuntut penutur untuk mengurangi kerugian orang lain dengan cara memberikannya keuntungan atau bantuan. Namun, kalimat
Sore ijou saberu to furonto garasu ni anata no
35
noumiso buchimakeru wa yo !
justru memberikan kerugian kepada mitra tutur
atau Bourbon. Oleh karena itu, kalimat tersebut merupakan pelanggaran maksim kebijaksanaan. Ada pun kerugian atau beban yang diberikan Vermouth merupakan kebebasan Bourbon dalam membicarakan hal yang dia ketahui. Pelanggaran maskim kebijaksanaan ini terjadi karena Vermouth bertujuan untuk mencegah Bourbon membicarakan rahasianya dengan cara memberikannya perintah atau ancaman. Tuturan tersebut terjadi sebagai bentuk usaha Vermouth mencegah Bourbon membicarakan rahasianya. Oleh karena itu tuturan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi bentuk direktif. Tindak tutur direktif tersebut ditandai dengan penggunaan frasa saberu to
.
Sore ijou saberu to
Sore ijou
merupakan frasa yang melarang Bourbon
untuk melanjutkan perkataanya. Tuturan memerintah atau larangan merupakan ilokusi bentuk direktif. Direktif adalah bentuk tutur yang memberikan efek atau pengaruh kepada mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan suatu tindakan. Vermouth dengan tuturannya berhasil membuat mitra tuturnya, yaitu Bourbon tidak jadi melanjutkan perkataannya. 4.2. Pelanggaran Terhadap Maksim Kedermawanan Maksim kedermawanan menuntut penutur mengurangi keuntungan pribadi, bahkan menuntut pengorbanan diri. Maksim kedermawanan hampir sama dengan maksim kebijaksanaan. Perbedaannya terletak pada hal yang menjadi fokus kedua maksim tersebut. Maksim kebijaksanaan berfokus terhadap keuntungan mitra tutur sedangkan, maksim kedermawanan berfokus terhadap pengorbanan yang dilakukan penutur. Sehingga, pelanggaran maksim kebijaksanaan terjadi bila
36
penutur merugikan mitra tutur, dan pelanggaran maksim kedermawanan terjadi bila penutur memaksimalkan keuntungan diri sendiri. Maksim kedermawanan melarang penutur untuk bersikap egois, kata-kata yang menunjukkan keegoisan penutur merupakan pelanggaran terhadap maksim ini. No. Konteks:
14 Ayumi, Genta dan Mitsuhiko berkunjung ke tempat Subaru, untuk meminta Subaru memecahkan suatu misteri.
(Aoyama, 2014:73) Subaru:
立 話 何 Tachi banashi mo/ nanda /kara... Berdiri bercakap-cakap/ apa/ karena 中 入 ? naka ni/ haitte/ morau ka? dalam/ masuk/ menerima ‘Karena kita berbicara sambil berdiri, bagaimana kalau kalian masuk’
Conan: So, soda/ ne... Begitu/ P ‘oh iya ya…’ Ayumi:
ー!! Yattaー!! I ‘Hore…’
Mitsuhiko:
邪魔 ー ! Ojyamashimasu! Maaf menganggu ‘permisi maaf mengganggu’
37
Genta:
こ 前 ー 残 ? Kono/ mae no/ kare/ mada/ nokotteru ka Ini/ dulu/ kare/ belum/ sisa ‘kare yang kemarin masih ada sisa?’
Subaru
多少 Ee/ tasyou ha... Ya/ sedikit banyak
‘ya…masih ada sedikit….’ Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko adalah teman sekelas Conan di SD Teitan. Mereka tergabung dalam kelompok detektif Cilik bersama dengan Conan dan Ai Haibara. Ayumi, Genta dan Mitsuhiko pertama kali bertemu dengan Subaru dalam suatu kasus. Saat itu, Subaru merupakan korban dari kasus kebakaran yang terjadi di apartemen tempat tinggalnya. Subaru dengan kemampuan analisisnya yang hebat, bersama kelompok detektif cilik memecahkan kasus tersebut. Setelah itu, Conan yang melihat Subaru kehilangan tempat tinggalnya, menawarkan Subaru untuk tinggal di rumah Shinichi. Rumah tersebut berada tepat di samping rumah professor Agasa. Professor Agasa sangat dekat dengan kelompok detektif cilik, Professor Agasa sering membawa kelompok detektif cilik berlibur. Rumah professor Agasa pun sering dijadikan tempat berkumpul kelompok detektif Cilik. Sehingga, kelompok detektif cilik juga sering berkunjung ke tempat Subaru. Percakapan di atas terjadi di depan pintu rumah Subaru. Saat itu Conan sedang mengobrol bersama Subaru dan rekan FBI lainnya, ketika Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko datang berkunjung. Ayumi, Genta dan Mitsuhiko berkunjung untuk
38
meminta bantuan Subaru dalam memecahkan misteri kekuatan super Professor Agasa. Pelanggaran maksim kedermawanan dalam percakapan di atas ditandai ー
dengan frasa
残
yang dituturkan oleh Genta. Genta
menanyakan kepada Subaru tentang keberadaan kare. Maksim kedermawanan meminta
penutur
untuk
mengurangi
keuntungan
penutur
dan
bahkan
menambahkan beban atau pengorbanan. Sehingga pelanggaran maksim ini terjadi apabila penutur memaksimalkan keuntungan yang dimilikinya. Tuturan 残
ー
menunjukkan permintaan Genta untuk memakan kare tersebut.
Genta dalam percakapan di atas selain meminta bantuan Subaru dalam memecahkan misteri kekuatan super professor Agasa, juga memaksimalkan keuntungannya dengan meminta kare miliknya. Oleh karena itu, Genta dalam tuturannya telah melanggar maksim kedermawanan. Tuturan tersebut merupakan ilokusi bentuk direktif. Direktif adalah bentuk tutur yang memberikan efek atau pengaruh kepada mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan suatu tindakan. Tujuan
dari
tuturan
yang
dilakukan
genta
adalah
membuat
Subaru
memberikannya kare. Apabila dilihat dari pelanggaran maksim maka tuturan yang diutarakan oleh Genta kepada Subaru melanggar maksim kedermawanan dan maksim kebijaksanaan. Genta selain memaksimalkan keuntungannya, dia juga merugikan mitra tuturnya (Subaru). Walaupun anak kecil dalam meminta sesuatu kepada orang yang lebih tua adalah hal yang biasa dalam masyarakat Jepang, tetapi hal tersebut merupakan pelanggran terhadap prinsip kesantunan leech.Tuturan tersebut seharusnya tidak dituturkan kepada seseorang yang lebih
39
tua, terlebih kepada seseorang yang telah dimintai bantuan. Hal ini akan berbeda jika Subaru sendiri yang menawarkan makanan. 4.3. Pelanggaran Terhadap Maksim Penghargaan Penutur dikatakan memenuhi maksim penghargaan apabila, penutur dalam bertutur mengurangi penghinaan terhadap mitra tutur atau bahkan memuji mitra tutur. Sehingga, tuturan terhadap pelanggaran maksim ini ditandai dengan adanya kata-kata yang menghina mitra tutur. No. Konteks:
01 Jodie melihat mobil Toru, anggota Organisasi Hitam, menjauh dari rumah sakit. Jodie menjadi khawatir dan mencari Camel. Jodie kemudian bertanya kepada Camel apakah dia membocorkan informasi penting atau tidak.
(Aoyama, 2014:04) Jodie:
彼 口車 乗 Kare no/ kuchiguruma ni notte Dia/ terpengaruh rayuan 機密情報 漏 い ? kimitsu/ jyouhou wo/ morashitari/ shite nai/ desyou ne? Rahasia/ informasi/ bocor/ melakukan/ tidak/ kan ‘Kau tidak terpengaruh rayuannya kan dan membocorkan rahasia?’
Camel: e, ee... y, yaa... ‘iya…ya…’
40
― い さ 言 ―teiuka/ sora/, sakki mo/ ittemashita yone? K/ nah/ tadi/ berkata
?
‘tadi sudah kau katakan juga kan ya?’ Jodie:
さ / Sakki/tte... Tadi/ berkata ‘tadi?’ 今 夏子 病室 ここ Watashi/ tatta ima/ natsuko/ no/ byoushitsu/ kara/ koko/ e Saya/ sebentar tadi/ natsuko/ P/ kamar pasien/ dari/ sini/ ke 戻 来 modotte/ kitan/ dakedo kembali/ datang/ tetapi ‘tapi saya barusan kembali dari ruang inapnya Natsuko’ ?
Camel: e I
‘Haa?’ Camel dan Jodie adalah rekan kerja di FBI. Jodie, Camel, dan Shuuichi adalah rekan kerja FBI yang ditugaskan di Jepang. Mereka ditugaskan untuk menangkap Organisasi Hitam. Percakapan di atas terjadi setelah kasus Natsuko, teman Jodie yang dilukai di taman. Jodie dan Conan baru saja keluar dari kamar Natsuko, ketika Jodie melihat mobil yang dikendarai oleh Toru menjauh. Toru merupakan salah satu anggota Organisasi Hitam, dengan code name Bourbon. Melihat Toru berada di dekat rumah sakit, Jodie menjadi panik dan berlari mencari Camel yang juga berada di rumah sakit. Jodie khawatir jika Camel akan bersikap ceroboh dan membocorkan
41
rahasia penting kepada Toru. Jodie khawatir karena sebelumnya, Camel pernah bertindak ceroboh dan menggagalkan rencana Shuichi Akai. Pelanggaran
maksim
penghargaan
morashitari shite nai desyou ne
di
atas
ditandai
dengan
frasa
yang dituturkan oleh tokoh Vermouth.
Maksim penghargaan terpenuhi bila penutur mengatakan pujian terhadap mitra tutur dan mengurangi cacian atau hinaannya. Namun, pada frasa shite nai desyou ne
morashitari
Vermouth justru menghina Camel. Frasa tersebut
menunjukkan ketidakpercayaan Jodie terhadap Camel, Jodie tidak yakin dengan kemampuan Camel. Hal tersebut merupakan suatu penghinaan terhadap Camel. Oleh karena itu, frasa tersebut merupakan pelanggaran terhadap maksim penghargaan. Pelanggaran maksim penghargaan tersebut merupakan ilokusi bentuk ekspresif. Tuturan ekspresif adalah tuturan yang berfungsi untuk mengekspresikan, menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Frasa
morashitari shite nai desyou ne
yang dituturkan oleh Vermouth
merupakan bentuk ekspresi ketidakpercayaannya terhadap Camel. No. Konteks:
04 Vermouth menunjukkan kekesalannya terhadap Bourbon. Vermouth merasa bahwa bantuan yang dia berikan kepada Bourbon hanya untuk sesuatu yang tidak penting atau sia-sia.
(Aoyama , 2014:14)
42
Vermouth:
ッ Demo/ gakkari yo... Tetapi/ kecewa ‘tapi saya kecewa’ こ 茶番 付 合わさ い konna/ cyaban ni/ tsukiawa/ sareteita/ nante... begini/ sandiwara/ menemani/ melakukan/ seperti ini ‘kenapa bisa kau bekerjasama untuk melakukan sandiwara seperti ini..’
Bourbon:
さ ここ Masaka... koko made to hana... Masa?/ sampai disini/ ‘saya juga tidak percaya bisa sampe begini..’
Percakapan di atas dilakukan oleh dua anggota Organisasi Hitam, Vermouth dan Bourbon. Setelah Vermouth berhasil mendapatkan informasi penting dari Camel, mereka meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan mobil. Di dalam mobil, Vermouth menyampaikan informasi yang didapatkannya terkait kematian Kusuda, salah seorang mata-mata milik Organisasi Hitam. Vermouth dalam percakapan di atas menunjukkan kekecewaannya terhadap Bourbon karena telah menyiakan bantuan yang telah dia berikan. Menurut Vermouth informasi yang Bourbon inginkan itu tidaklah penting. Bourbon menginginkan informasi tersebut untuk memastikan kematian Shuuichi Akai. Padahal kematian Shuuichi Akai telah dikonfirmasikan langsung oleh kepolisian Jepang sehingga hal tersebut tidak mungkin salah. Pelanggaran terhadap maksim penghargaan terjadi apabila penutur bukannya memuji mitra tutur tetapi malah menghinanya. Pelanggaran maksim penghargaan
43
pada percakapan di atas ditandai dengan kata tokoh Vermouth. Kata
gakkari
gakkari
yang dituturkan oleh
yang diartikan sebagai kecewa, merupakan
penghinaan kepada Bourbon. Kata tersebut menunjukkan kekecewaan Vermouth terhadap Bourbon, Vermouth menganggap bahwa hal yang Bourbon lakukan itu hanya membuang-buang waktu. Hal tersebut merupakan penghinaan terhadap kemampuan Bourbon. Bourbon telah bekerja keras dalam menyelidiki kematian Shuichi Akai sehingga, kata
gakkari
pada percakapan tersebut merupakan
penghinaan dan termasuk pelanggaran maksim penghargaan. Pelanggaran maksim penghargaan ini terjadi sebagai bentuk ekspresi penutur (Vermouth) terhadap suatu keadaan, yaitu bantuan yang telah diberikannya. Hal tersebut sesuai dengan pengertian tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk mengekspresikan, menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Sehingga pelanggaran maksim penghargaan tersebut merupakan bentuk tutur ekspresif. 4.4. Pelanggaran Terhadap Maksim Kesederhanaan Maksim penghargaan atau zenin no kouri menuntut penutur untuk memiliki kesederhanaan dalam tuturannya. Penutur dituntut untuk mengurangi pujian terhadap diri sendiri atau bahkan menghina diri sendiri. Apabila kalimat yang digunakan semakin menunjukkan kesederhanaan penutur, maka kalimat tersebut akan dinilai semakin sopan. Penutur tidak boleh memuji diri sendiri, walaupun hal tersebut merupakan kebenaran. Penutur dituntut untuk memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati tersebut terlihat dari tuturan yang digunakan, yaitu tuturan yang
44
merendahkan diri. Jadi pelanggaran terhadap maksim ini terjadi apabila penutur memuji diri sendiri atau membanggakan diri sendiri. Seseorang akan dianggap tidak sopan jika bersikap arogan atau sombong. No.
Konteks:
05 Vermouth dan Bourbon memiliki perbedaan pendapat tentang kematian Shuichi. Vermouth mengatakan bahwa analisis Bourbon salah. Namun, Bourbon tetap yakin dengan analisisnya. Oleh karena itu, Bourbon berjanji akan membuktikan kebenaran analisisnya dalam satu hari.
(Aoyama, 2014:15) Bourbon:
あ 証明 せ Maa/ Syoumei shite/ misemasu yo... ah/ bukti/ memperlihatkan ‘hmm….coba perlihatkan buktinya..’ 僕 推理 合 い Boku no/ suiri ga/ atte iru kadouka... Saya/ dugaan/ benar ‘apakah dugaannya sudah tepat atau tidak..’ 音 出 い状況 追い込 Guu no/ ne mo/ de nai /jyoukyou ni/ oikonde ne... alat/ suara/ tidak keluar/ keadaan/ memburu ke dalam
Vermouth:
‘masih memgejar keadaan yang tidak mengeluarkan suara bahkan suara guu…’ あ 一応居場所 い Ara... ichiou/ ibasyou ha/ tsukande iru none... Lho/ sekedarnya/ tempat/ memperoleh
45
亡霊さ Sono/ bourei san no Itu/ hantu/ tuan ‘ahh tapi setidaknya kita sudah memperoleh tempat tinggalnya Tuan hantu itu.’ Bourbon:
い タ わ Iya... sore ha/ mada desu ga.... Tane ga/ wakareba bukan/ itu/ belum/ Trik/ mengerti ‘Wuaaa kalau untuk sampe itu sepertinya belum bisa tapi setidaknya bisa mengerti triknya’ 調 事 僕 Sore wo/ saberu koto/ nante/ boku ni/ totte ha... Itu/ berbicara/ seperti ini/ saya/ bagi ‘tapi kalau untuk saya yang melakukan saya rasa tidak bisa’ 1日あ 釣 来 Ichinichi areba/ otsuri ga/ kimasu yo... Sehari/ pemancingan/ datang ‘tapi kalau ada waktu sehari saja saya akan datang untuk memancingnya keluar.’
Bourbon dan Vermouth merupakan rekan dalam Organisasi Hitam. Percakapan di atas terjadi sebelum percakapan dalam data 18 . Percakapan di atas menunjukkan bagaimana Bourbon berjanji akan membuktikan kebenaran analisisnya. Vermouth dan Borbon dalam percakapan di atas baru saja berhasil mendapatkan informasi tentang kematian Kusuda. Kusuda meninggal bunuh diri dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya. Cara tersebut sama dengan cara yang Kir (anggota Organisasi Hitam) lakukan dalam membunuh Shuichi. Informasi tersebut meyakinkan Bourbon terhadap dugaannya. Bourbon yakin
46
bahwa Shuichi Akai masih hidup, dengan suatu cara dia menukarkan tubuhnya dengan mayat Kusuda dan memalsukan kematiannya. Vermouth tidak setuju dengan dugaan Bourbon. Vermouth yakin bahwa Shuichi telah meninggal. Kematian Shuichi telah dikonfirmasikan langsung oleh kepolisian Jepang sendiri. Namun Bourbon tetap yakin dengan dugaannya, dan bahkan berjanji akan membuktikan kebenarannya hanya dalam satu hari. Pelanggaran maksim kesederhanaan dalam percakapan di atas ditandai oleh Frasa
Ichinichi areba
. Frasa tersebut menunjukkan ‘kepercayaan diri’
Bourbon dalam kemampuan berpikirnya. Bourbon yakin, bahwa dalam satu hari dia akan mampu untuk mendesak keluar Shuichi dari tempat persembunyiannya. Bourbon telah mempunyai rencana untuk menangkap Shuichi, dan yakin bahwa rencana tersebut akan sukses. Bourbon dalam percakapan di atas ‘terlalu percaya diri’ dengan kemampuanya, sehingga bersikap arogan dalam tuturannya. Maksim kesederhanaan menuntut penutur untuk mengurangi pujian terhadap diri sendiri dan bahkan mencaci diri sendiri. Oleh karena itu, tuturan yang dituturkan oleh Borubon merupakan pelanggaran maksim kesederhanaan. Tujuan pelanggaran maksim tersebut adalah untuk menyatakan kebenaran. Bourbon dalam percakapan tersebut menyatakan kebenaran, Bourbon yakin dapat mendesak Shuuichi keluar dalam satu hari. Oleh karena itu, pelanggaran maksim kesederhanaan dalam percakapan di atas merupakan ilokusi bentuk asertif, yaitu bentuk tuturan yang mengikat penutur dalam kebenaran preposisi yang diungkapkannya. No. Konteks:
19 Yumi menanyakan Shukichi alasan mengajaknya bertemu.
47
(Aoyama , 2014: 86) Yumi:
?こ 美人婦警 美様 非番 日 De ?/ kono/ bijin/ fukei/ yumi sama wo/ hiban no hi ni Maka/ ini/ orang yang cantik/ polisi wanita/ Yumi/ hari bebas tugas 呼び出 一体何 用 ? yobidashite/ ittai/ nan no/ youna no ? Panggilan/ sebenarnya/ apa/ Perlu ‘lalu? Ada keperluan apa sehingga memanggil polisi perempuan cantik seperti saya ketika libur?’
Shukichi:
あ 実 7 A,/ jitsu ha/ sono/ nanatsu ga Ah!/ sesungguhnya/ itu/ tujuh buah mousugu/ soroisou/ dakara.... sebentar lagi/ segera/ lengkap/ karena itu 封筒 確認 Chanto/ fuutou wo/ motteru ka douka no/ kakunin wo... Secara lengkap/ amplop/ mempunyai/ konfirmasi ‘sebenarnya ke tujuh gelar tersebut sebentar lagi lengkap…saya cuma ingin memastikan apakah aplopnya dibawa atau tidak’
Yumi dan Shukichi sempat menjalin hubungan percintaan di masa kuliahnya. Mereka sempat kehilangan kontak dan baru berhubungan lagi ketika Shukichi menjadi saksi dari kasus yang ditangani oleh Yumi. Saat itu, Yumi bekerja sebagai polisi di Tokyo. Sebelum mereka kehilangan komunikasi, Shukichi memberikan Yumi sebuah amplop. Shukichi meminta Yumi untuk menyimpan amplop tersebut dan tidak membukanya sampai Shukichi berhasil mendapatkan tujuh gelar. Tujuh gelar yang dimaksud Shukichi adalah tujuh gelar dalam shogi.
48
Walau pun Yumi tidak mengetahuinya, Shukichi adalah pemain shogi yang sangat terkenal. Shukichi mengajak Yumi bertemu pada hari liburnya di sebuah kafe. Shukichi ingin bertemu untuk menanyakan tentang amplop tersebut, dan memberitahukan Yumi bahwa dia hampir mendapatkan ketujuh gelar tersebut. Namun, Yumi kesal dengan Shukichi karena mengajak untuk keluar di hari liburnya yang sangat berharga. Pelanggaran maksim kesederhanaan pada percakapan tersebut ditandai oleh kalimat
kono bijin fukei yumi sama
yang dituturkan oleh Yumi. Yumi dalam
tuturan tersebut membanggakan dirinya sendiri dengan memuji diri sendiri ‘bijin’ atau cantik. Hal ini merupakan pelanggaran maksim kesederhanaan. Benar bahwa Yumi merupakan polisi wanita yang cantik, tetapi Yumi seharusnya tidak memuji diri sendiri. Selain itu, Yumi bahkan menggunakan kata ‘sama’. ‘sama’ biasanya digunakan untuk seseorang yang berstatus tinggi atau sangat dihormati. Kata ‘sama’ bahkan biasanya disandingkan dengan nama ‘kami’ atau tuhan. Oleh karena itu, Yumi dalam tuturan
kono bijin fukei yumi sama
telah melanggar
maksim kesederhanaan. Pelanggaran maksim kesederhanaan ini merupakan ilokusi bentuk assertif . Asertif adalah tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran preposisi yang diungkapkan. Tuturan
kono bijin fukei yumi sama
maksim kesederhanaan, tetapi merupakan suatu kebenaran.
walaupun melanggar
49
4.5. Pelanggaran Terhadap Maksim Pemufakatan Maksim pemufakatan terpenuhi jika penutur dalam bertutur mengurangi ketidaksesuaiannya dengan mitra tutur. Sehingga tuturan yang melanggar maksim pemufakatan adalah tuturan yang menambah ketidaksesuaian yang mereka miliki atau menentang dengan tegas pendapat mitra tutur. No. Konteks:
15 Toru Amuro atau Bourbon meminta kepada Yusaku yang menyamar sebagai Subaru untuk mematikan TV.
(Aoyama, 2014: 26) Bourbon:
ビ 消 せ ? Terebi wo/ keshite/ kuremasen ka ? Televisi/ mematikan/ tolong ‘bisa tolong matikan televisinya?’ 大事 話 い Daiji na/ hanashi wo/ shite irun/desukara... Penting/ berbicara/ berbuat/ karena itu ‘karena saya sedang membicarakan hal yang penting’
Subaru (Yusaku):
いい
い
ー賞気
Ii/ jyanai/ desuka... Makademi-/syou /ki ni narun/ desu yo. Baik/ tidak/ P/ Macademy/ hadiah/ tertarik ‘Bukannya tidak apa-apa kalau tvnya menyala..karena saya lagi penasaran dengan juara Makademi.’ Bourbon atau Toru adalah anggota kepolisian rahasia Jepang yang menyamar sebagai anggota Organisasi Hitam. Dia bekerja sebagai pelayan di Kafe Poirot.
50
Poirot merupakan kafe yang sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh dalam manga Meitantei Conan. Bourbon dan Yusaku belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya, sehingga tidak ada hubungan secara langsung diantara keduanya. Satu-satunya hubungan yang mereka miliki adalah hubungan mereka dengan Shinichi Kudo atau Conan. Conan sering mengunjungi kafe tempat Bourbon bekerja, dan Yusaku adalah ayahnya. Yusaku merupakan penulis novel misteri terkenal yang memiliki kemampuan menganalisis yang tajam. Setelah Yusaku mengetahui tubuh Shinichi telah mengecil karena meminum obat buatan Organisasi Hitam, Conan sering meminta bantuan kepada Yusaku dalam menyelesaikan masalahnya dengan Organisasi Hitam . Conan mengetahui bahwa Toru akan datang mengunjungi Subaru. Toru akan datang untuk mendesak dan mengancam Subaru agar membongkar identitasnya. Toru mengetahui bahwa Shuichi Akai menyamar sebagai Subaru, seseorang yang telah dianggapnya sebagai musuh. Toru menginginkan Subaru untuk ditangkap dan diserahkan ke Organisasi Hitam sehingga Organisasi Hitam semakin percaya dengannya. Oleh karena itu, Conan meminta kepada Yusaku untuk menyamar sebagai Subaru. Pada percakapan di atas, setelah Bourbon dan Subaru berkenalan mereka berbincang di ruang tamu dengan TV yang menyala. Pelanggaran maksim pemufakatan pada percakapan di atas terdapat pada kalimat
Makademi-shou ki ni narun
Kalimat tersebut merupakan penolakan
Subaru terhadap permintaan Toru yang ingin mematikan TV. Kalimat tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara Yusaku dan Toru terhadap TV yang menyala. Toru beranggapan bahwa hal yang akan mereka berdua bicarakan
51
merupakan perkara penting, sehingga akan lebih baik jika TV dimatikan dan pembicaraan mereka tidak terganggu. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat Yusaku yang menganggap bahwa menonton acara tersebut juga penting. Acara tersebut sebenarnya merupakan acara penghargaan yang didedikasikan untuk dirinya. Yusaku ingin melihat hasil penghargaan dan bagaimana istrinya, Yukiko menyamar sebagai dirinya dalam acara penghargaan tersebut. Toru tidak mengetahui hal tersebut, dan Yusaku tidak dapat memberitahukannya. Hal ini menyebabkan terjadinya pelanggaran maksim pemufakatan. Pelanggaran maksim pemufakatan terjadi apa bila penutur bukannya mengurangi ketidaksesuaian yang dimiliki
antara dirinya dan mitra tutur,
tetapi
bahkan menambahkan
ketidaksesuaiannya. Tuturan yang dituturkan oleh Yusaku, yaitu shou ki ni narun
Makademi-
tidak menunjukkan adanya keinginan Yusaku untuk
menyetujui permintaan Bourbon. Yusaku tidak berpikir dua kali dalam menolak permintaan Bourbon, sehingga tuturan tersebut melanggar maksim pemufakatan. Pelanggaran maksim pemufakatan tersebut terjadi karena Yusaku ingin menunjukkan ketertarikannya terhadap Macademy-shou dan ketidaksetujuannya untuk mematikan TV. Tuturan yang digunakan untuk mengekspresikan, menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan merupakan tuturan ilokusi bentuk ekspresif. Sehingga bentuk tuturan dari pelanggaran maksim pemufakatan ini merupakan bentuk ekspresif. Penggunaan bentuk bahasa yang digunakan dalam percakapan tersebut adalah bahasa yang sopan, sehingga tidak ada masalah dalam bahasa yang digunakan oleh penutur mau pun mitra tutur.
52
No. Konteks:
Ran:
06 Ran ingin mengajak Conan menonton acara penghargaan di TV, tetapi ternyata Conan belum pulang. Ran kemudian bertanya tentang keberadaan Conan kepada Ayahnya.
(Aoyama, 2014:16-17) ― あ ?コナン君学校 帰 い ? ―Tte are? Conan kun/ gakkou/ kara/ mada/ kaette/ nai no? Lho?/ Conan/ sekolah/ dari/ belum/ pulang/ tidak/ ‘Lho? Conan belum pulang dari sekolah ya?’
Kogoro:
あ 今晩 博士 家 泊 Ano/ gaki/ nara/ kon/ ban ha/ hakase no/ ie ni/ tomaru/ kara Itu/ anak/ kalau/ ini/ malam/ doktor/ rumah/ menginap/ karena 飯 い 電話 Yuuhan ha/ iraree tte/ denwa shite/ kite da zo Petang/ malam/ ada/ telepon/ datang ‘Kalau anak itu, dia menelepon kalau dia tidak ikut makan malam karena malam ini menginap di rumah doctor.’
Ran:
ウソ 一緒 ―賞観 Uso / ishouni/ makademi/ shou/ miyoutte Masa?/ bersama-sama/ makademi/ hadiah/ menonton/ ‘Masa…..katanya dia mau nonton bersama-sama juara Makademi’ 楽 Tanoshimi ni/ shiteta noni... Kesenangan/ melakukan ‘padahal saya sudah menanti- nantikannya.’
53
Kogoro:
何 楽 何 ? Nani ga/ tanoshimi/ nan da yo? Apa/ kesenangan/ apa ‘apa yang di nanti-nantikan?’ あ 国 映画 授賞式 Anna/ gaikoku no/ eiga no/ jyusyou/ shiki... Seperti itu/ luar negeri/ film/ pemberian hadiah/ upacara ‘pemberian hadiah untuk para pemain film dari luar…’
Ran:
新一 父さ ! Datte/ shinichi no/ otousan ! Tapi/ Shinichi/ ayah ! 最優 ー さ !楽 い!! Saiyuusyuu ni/ nomine-to / sareterun da yo ! tanoshimi/ jyanai !! Terbaik/nominasi/ melakukan kesenangan/ bukan ‘‘kan ayah Shinichi menjadi salah satu nominator naskah terbaik loh? Bukannya menarik untuk dinantikan?’
Kogoro:
Dakara.... Karena itu...
omae ha/ tomokaku... kau/ bagaimana pun
あ 楽 ? Nante/ ano/ gaki ga/ tanoshimi ni/ shiten da yo? Seperti itu/ itu/ anak/ kesenangan/ melakukan ‘karena itu…..bagaimana pun kenapa kau harus menontonnya dengan anak itu?..’ Ran:
... souda yo ne I ‘Iya, yah?’
Ran adalah anak dari Kogoro Mouri dan Eri Kisaki. Kogoro pernah bekerja sebagai polisi, sebelum akhirnya berhenti dan menjadi detektif. Eri dan Kogoro bercerai saat Ran masih kecil, Eri kemudian meninggalkan rumah dan menjadi
54
pengacara yang sangat terkenal. Conan sebenarnya adalah Shinichi Kudo, seorang detektif SMA yang juga teman kecil Ran. Shinichi tinggal di rumah Kogoro setelah tubuhnya mengecil akibat meminum obat dari Organisasi Hitam. Saat itu Shinichi melihat Vodka (anggota Organisasi Hitam) melakukan transaksi gelap, Gin (anggota Organisasi Hitam) kemudian memukul kepala Shinichi dari belakang dan meminumkannya obat APTX 468. Sejak saat itulah Shinichi menyamar menjadi Conan dan dititipkan di rumah Kogoro. Conan sering membantu penyelidikan Kogoro, Conan berusaha membuat Kogoro terkenal dengan harapan kasus atau info tentang Organisasi Hitam sampai kepadanya. Ran dalam percakapan di atas mengajak Conan untuk menonton Macademysyou bersama-sama. Ran ingin mengajak Conan menontonnya bersama-sama karena menurutnya acara itu menarik. Ran sangat senang karena Yusaku Kudo, Ayah Shinichi mendapatkan nominasi naskah terbaik. Saat Ran ingin mengajak Conan, dia tidak menemukan Conan dan justru menemukan Ayahnya. Ran menanyakan keberadaan Conan kepada Ayahnya dan menjelaskan niatnya mengajak Conan ikut menonton, serta ketertarikannya terhadap Macademy-syou. Namun Kogoro beranggapan bahwa acara tersebut tidak menarik, Kogoro bahkan meragukan ketertarikan Conan terhadap acara tersebut. Pelanggaran maksim pemufakatan dalam percakapan di atas ditandai dengan pertanyaan kogoro, yaitu
Nani ga tanoshimi
. Maksim pemufakatan
terpenuhi apabila penutur mengurangi ketidaksesuain yang dimilikinya dengan mitra tutur dan menambah kesesuaian yang mereka miliki. Tuturan tanoshimi
Nani ga
adalah tuturan yang menunjukkan ketidaksesuaian antara Kogoro dan
55
Ran. Kogoro mempertanyakan kepada Ran tentang hal yang membuat acara Macademy-syou menarik. Menurut Kogoro acara tersebut tidak menarik, karena acara tersebut adalah acara penghargaan luar negeri. Namun Ran beranggapan bahwa acara tersebut menarik karena Ayah Shinchi, yaitu Yusaku Kudo terpilih sebagai nominasi naskah terbaik. Pelanggaran maksim pemufakatan ini terjadi karena Kogoro menyatakan ketidaksetujuannya terhadap acara itu, Kogoro tidak memahami ketertarikan Ran terhadap acara tersebut. Acara tersebut merupakan acara penghargaan luar negeri, Kogoro yakin bahwa Conan pun tidak akan tertarik dengan acara tersebut. Alasan Ran tertarik dengan acara Macademy-syou karena Ran dekat dengan Shinichi, anak dari Yusaku. Kogoro mengenali Yusaku tetapi hubungan mereka tidak dekat, sehingga acara penghargaan tersebut tidak penting baginya. Kogoro tidak mengetahui bahwa Shinichi adalah Conan sehingga beranggapan bahwa bagi Conan pun acara tersebut tidak penting. Tuturan pelanggaran maksim pemufakatan tersebut merupakan tuturan asertif. Tuturan asertif adalah tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan.
Kogoro
melanggar
maksim
pemufakatan
untuk
menyampaikan kebenaran proposisinya, bahwa acara Macademy-syou itu tidak menarik. 4.6. Pelanggaran Terhadap Maksim Simpati Pelanggaran terhadap maksim simpati terjadi apabila penutur menunjukkan sikap antipatinya terhadap mitra tutur. Penutur cenderung memiliki perasaan yang berbeda dengan mitra tutur.
56
No. Konteks:
39 Jodie dan Camel berusaha kabur dari pengejaran yang dilakukan oleh rekan-rekan Toru, ketika Camel mengungkapkan perasaan bersalahnya terhadap Akai kepada Jodie.
(Aoyama, 2014:39) Camel:
事 Tte/ koto ha/ yappari berkata/ perkara/ memang 自 楠 拳銃自殺 漏 せい Jibun ga/ kusuda no/ kenjyuu/ jisatsu wo/ morashita/ sei de... Sendiri/ kusuda/ pistol/ membunuh diri/ membocorkan 赤井さ 計画 台無 Akai san no/ keikaku wo/ dainashi ni Akai/ rencana/ gagal ‘Seperti yang saya sudah duga, karena membocorkan rahasia bunuh diri Kusuda, maka rencana Akai pun gagal.’
Jodie:
悔 暇 いわ ! nayanderu/ hima ha/ nai wayo Galau/ keluar/ waktu luang/ tidak ‘tidak ada waktu untuk galau’ 今 奴 振 事 Ima ha/ yatsura wo/ furi/ kiru/ koto ni Sekarang/ orang/ berpura-pura/ memutuskan/ hal 集中 !! syuuchuu/ shite konsentrasi/ melakukan
‘sekarang waktunya untuk fokus dan melupakan mengenai orang -orang itu’ Jodie dan Camel merupakan agen FBI yang bertugas di Jepang untuk menangkap Organisasi Hitam.
57
Percakapan di atas terjadi setelah pertemuan Camel dan Vermouth di Rumah Sakit Haido. Vermouth yang merupakan anggota Organisasi Hitam menyamar sebagai Jodie untuk mendapatkan informasi tentang kematian Kusuda. Camel tidak menyadari penyamaran Vermouth dan memberitahukan informasi tersebut kepadanya. Informasi tersebut adalah informasi yang dibutuhkan oleh Bourbon, untuk menguatkan dugaannya tentang kematian Shuuichi yang dipalsukan. Conan menyadari hal itu dan menjadi khawatir. Jodie melihat kekhawatiran Conan dan menjadi curiga dengan kematian Shuuichi. Jodie curiga bahwa Shuuichi masih hidup. Keesokan malamnya Jodie dan Camel berangkat menuju puncak Raiha, yaitu tempat dimana mayat Shuuichi ditemukan, untuk menyelidiki hal tersebut. Namun dalam perjalanan ke puncak Raiha, mereka dikejar oleh rekan-rekan Bourbon. Camel kemudian menyadari bahwa informasi yang dia bocorkan menyebabkan Organisasi Hitam sadar bahwa Shuuichi Akai masih hidup. Camel menyesali perbuatannya, terlebih karena dia telah dua kali menggagalkan rencana Shuuichi. Maksim Simpati menuntut penutur untuk mengurangi antipati antara diri sendiri dengan orang lain, dan memperbesar simpati antara diri sendiri dengan orang lain. Sehingga, pelanggaran terhadap maksim ini terjadi bila penutur justru menambah antipati terhadap dirinya dan mitra tutur. Pelanggaran maksim simpati dalam percakapan di atas ditandai dengan frasa
Nayanderu hima ha nai
yang
dituturkan oleh Jodie. Tuturan tersebut menunjukkan antipati yang Jodie miliki terhadap perasaan sedih Bourbon karena sekali lagi menggagalkan rencana Shuuichi. Tuturan tersebut dituturkan oleh Jodie, sebagai bentuk responnya
58
terhadap perasaan bersalah Bourbon. Saat itu mereka berada dalam situasi darurat, mobil mereka dikejar oleh rekan-rekan Bourbon. Rekan-rekan Bourbon ingin menangkap Jodie dan Camel, menjadikan mereka sandera untuk membungkam Shuuichi agar tidak memberitahukan kepada Organisasi Hitam tentang identitas Bourbon. Bourbon sebenarnya adalah mata-mata dari polisi rahasa Jepang. Bourbon menjadi anggota Organisasi Hitam untuk menjatuhkan organisasi tersebut dari dalam, tujuan yang sama dengan FBI. Namun, Bourbon tidak mengetahui hal tersebut, dan ingin menangkap Shuuichi untuk meningkatkan kepercayaan Organisasi Hitam terhadapnya. Shuuichi juga pernah memata-matai Organisasi Hitam, dengan menjadi anggota Organisasi Hitam. Menyerahkan Shuuichi kepada Organisasi Hitam akan sangat membantu Bourbon. Pelanggaran maksim simpati dalam percakapan di atas termasuk ke dalam ilokusi bentuk ekspresif. Ilokusi bentuk ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk mengekspresikan, menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Pelanggaran maksim tersebut terjadi sebagai bentuk ekspresi atau kepanikan Jodie terhadap keadaan mobil yang mengejar mereka. Jodie dan Camel tidak menduga bahwa mereka akan dikejar ketika menyelidiki tentang kasus Raiha.
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori kesantunan Leech. Kesimpulan dari hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Dalam manga Meitantei Conan volume 85, terdapat contoh pelanggaran untuk setiap maksim kesantunan. 2. Penggunaan bahasa informal dan permintaan anak-anak kepada seseorang yang lebih tua dalam masyarakat Jepang adalah hal yang biasa. Namun berdasarkan teori kesantuanan Leech, hal tersebut merupakan pelanggaran. 3. Pelanggaran-pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat dalam manga
Meitantei Conan ialah bentuk tindak tutur direktif, asertif, dan ekspresif. Pelanggaran prinsip kesantunan yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif dan deklaratif tidak ditemukan. 4. Pelanggaran-pelanggaran maksim kesantunan dalam manga Meitantei Conan terjadi sebagai usaha penutur dalam memenuhi tujuannya. Pelanggaran maksim kebijaksanaan dan kedermawanan sebagai usaha penutur dalam menyuruh mitra tutur. Pelanggaran maksim kesederhanaan sebagai bentuk pernyataan atas kebenaran yang diyakini oleh penutur. Pelanggaran maksim pemufakatan sebagai bentuk pernyataan atas pendapat dan perasaan penutur terhadap sesuatu. Pelanggaran maksim penghargaan sebagai ekspresi kecurigaan atau kekecewaan penutur
59
terhadap kemampuan mitra tutur. Pelanggaran maksim simpati sebagai kesalahan cara penutur untuk menghibur mitra tutur. 5.2. Saran Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penelitian ini. Objek penelitian ini sangat luas karena mencakup semua pelanggaran prinsip kesantunan dan tindak ilokusi. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat difokuskan ke satu atau dua pelanggaran dan bentuk tindak ilokusi sehingga pembahasannya akan lebih mendalam. Selain itu, ada baiknya jika penelitian tentang prinsip kesantunan dilakukan dengan mengaitkannya dengan kebudayaan Jepang sebagai latar dari objek yang diteliti. Penulis mengaitkan antara pelanggaran prinsip kesantunan dengan teori tindak ilokusi dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teori pragmatik lainnya seperti teori prinsip kerjasama.
60
61
DAFTAR PUSTAKA 青山,剛昌 小泉,保
二千十四.名探偵コ
ン Volume85.Jepang: 図書印刷株式会社
一九九五.言語学とコミュ
ケーション.Jepang:大学書犲
Aoyama, Gosho. 2015. Detektif Conan Volume 85. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo. Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik, Ancangan Penelitian .dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.
Metode
Echols, John M dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Jakarta. Franzischa, Laoura Winda. 2012. Analisis Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dalam Komik Crayon Shinchan Volume 2 Karya Yoshitsu Usui. Jurnal. Universitas Airlangga. Leech, Goeffrey N. 1983. Principle of Pragmatics. e-book. Amerika: Longman Inc., Newyork. Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Supriyadi. 2011. Pelanggaran Prinsip Kesantunan Dalam Naskah Drama Bardji Barbeh Karya Catur Widya Pragolopati. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Shiang, Tjhin Thian. 2012. Kamus Praktis Edisi Baru Indonesia-Jepang JepangIndonesia. Jakarta: Gakushudo. Untung, Isdanto. 2008. Pelanggaran Maksim-maksim Kesantunan dalam Naskah Drama Tuk. Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta. Waskito, A. A. 2009. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: KAWAHmedia. Yule, George dan Wahyuni, Indah Fajar (Penerjemah). 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
62
Zoltan, Solyom. 2013. Kanji and Vocabulary Learning Suite v0.731. Electronic Dictionary Application. Ausralia: Monash University. (http://zkanji.sourceforge.net)
l
Lampiran Data No.
Konteks:
Sumber: Jodie:
01 Jodie dan Camel adalah agen FBI yang sedang bertugas di Jepang. Setelah terlibat dalam suatu kasus, Jodie melihat mobil salah seorang anggota organisasi hitam, organisasi yang mereka hadapi menjauh dari lokasi kejadian. Jodie menjadi panik, dan bertanya kepada Camel apakah dia membocorkan rahasia penting kepada organisasi hitam. Aoyama, 2014:4 彼 口車 乗 Kare no/ kuchiguruma ni notte Dia/ terpengaruh rayuan 機密情報 漏 い ? kimitsu/ jyouhou wo/ morashitari/ shite nai desyou ne? Rahasia/ informasi/ bocor/ tidak melakukan
Camel: e, ee... y, yaa... ― い 言 ―teiuka/ sora/ sakki mo/ ittemashita yone? K/ nah/ tadi/ berkata
?
Jodie: Sakkitte... Tadi
Camel:
No. Konteks: Sumber: Vermouth:
今 夏子 病室 Watashi/ tatta ima/ natsuko no/ byoushitsu/ kara/ koko e Saya/ sebentar tadi/ natsuko/ kamar pasien/ dari/ sini 戻 来 modotte/ kitan/ dakedo kembali/ datang/ tetapi ? e eh? 02 Bourbon dan Vermouth adalah rekan dalam organisasi hitam. Vermouth menyampaikan informasi yang Bourbon minta sebelumnya, yaitu tentang mata-mata organisasi hitam yang menghilang. Aoyama, 2014:6 拳銃自殺 Kenjou/ jisatsu shita/ sou yo... Pistol/ membunuh diri/ kelihatan 63
Bourbon:
No. Konteks: Sumber: Vermouth:
Bourbon:
Vermouth:
No. Konteks: Sumber: Vermouth:
自 車 中 jibun no/ kuruma no/ naka de ne... Sendiri/ mobil/ di dalam い Yahari.../ sou iu koto desuka... Memang/ berkata begitu (demikian) 03 Vermouth dan Bourbon berdiskusi tentang kematian Shuichi Akai. Mereka mengalami perbedaan pendapat, Vermouth menolak dengan tegas pendapat Bourbon. Aoyama, 2014:12 男 生 い わ !? Masaka/ ano/ otoko ga/ ikiterutte iu/ wake !? masa’kan/ itu/ laki-laki/ hidu alasan 僕 推理 ee.../ boku no/ suiri ga/ tadashi kereba ne... Ya/saya/ dugaan/ betul/ 残念 推理 的 zannen dakedo/ sono/ suiri wa/ mato/ hazure yo Penyesalan/ tetapi/ itu/ dugaan/ sasaran/ tepi 男 死亡 確認 い Datte/ ano/ otoko no/ shibou ha/ kakunin sarete irun da mono... Tetapi/ itu/ laki-laki/ kematian/ menegaskan 04 Vermouth menunjukkan kekecewaannya terhadap Bourbon. Vermouth merasa bahwa bantuan yang dia berikan kepada Bourbon hanya untuk sesuatu yang tidak penting atau sia-sia. Aoyama, 2014:14 ッ Demo/ gakkari yo... Tetapi/ kecewa 茶番 付 わ い konna/ cyaban ni/ tsukiawa sarete ita/ nante... begini/ sandiwara/ menemani/ melakukan/ seperti ini
Bourbon: Masaka../. koko made to hana... Masa’kan/ sampai disini No. Konteks:
05 Vermouth dan Bourbon memiliki perbedaan pendapat tentang kematian Shuichi. Vermouth mengatakan bahwa analisis Bourbon salah. Namun, Bourbon tetap yakin dengan analisisnya. Oleh karena
64
Sumber: Bourbon:
Vermouth:
Bourbon:
No. Konteks: Sumber: Ran:
Kogoro:
Ran:
itu, Bourbon berjanji akan membuktikan kebenaran analisisnya dalam satu hari. Aoyama, 2014:15 証明 Maa/ Syoumei shite/ misemasu yo... ah/ bukti/ memperlihatkan/ P 僕 推理 い Boku no/ suiri ga/ atte iru kadouka... Saya/ dugaan/ benar 音 出 い状況 追い込 Guu no/ ne mo/ denai/ jyoukyou ni/ oikonde ne... alat/ suara/ keluar/ tidak/ keadaan/ memburu ke dalam 一応居場所 い Ara... ichiou/ ibasyou ha/ tsukande iru none... Lho/ sekedarnya/ tempat/ memperoleh 亡霊 Sono/ bourei san no Itu/ hantu い わ Iya... sore ha/ mada desu ga.... Tane ga/ wakareba bukan/ itu/ belum Trik/ mengerti 調 僕 Sore wo/ saberu koto/ nante/ boku ni/ totteha... Itu/ berbicara/ seperti ini/ saya/ bagi 日 釣 来 Ichinichi areba/ otsuri ga/ kimasu yo... Sehari/ pemancingan/ datang 06 Ran ingin mengajak Conan menonton acara penghargaan (Makdemi-syou) di TV, tetapi Conan ternyata belum pulang. Ran justru bertemu dengan Ayahnya. Ran kemudian bertanya kepada Ayahnya tentang keberadaan Conan. Aoyama, 2014:16-17 ― ?コ ン君学校 帰 い ? ―Tte are? Conankun/ gakkou/ kara/ mada/ kaette nai no? Lho?/ Conan/ sekolah/ dari/ belum/ pulang 今晩 博士 家 泊 Ano/ gaki/ nara/ konban ha/ hakase no/ ie ni/ tomaru kara Itu/ anak/ kalau/ malam ini/ doktor/ rumah/ menginap 版 い 電話 Yuuban ha/ irareette denwa shite/ kite da zo Petang malam/ telepon/ datang ウソ 一緒 ―賞観
65
Kogoro
Ran:
Wan/ isyouni/ makademi/ syou/ miyoutte Wah/ bersama-sama/ makademi/ hadiah/ menonton 楽 Tanoshimi/ ni/ shiteta noni... Kesenangan/ melakukan 何 楽 何 ? Nani ga/ tanoshimi/ nanda yo? Apa/ kesenangan/ apa 国 映画 授賞式 Anna/ gaikoku no/ eiga no/ jyusyou/ shiki... Seperti itu/ luar negeri/ film/ pemberian hadiah/ upacara 新一 父 ! Datte/ shinichi no/ otousan ! Tapi/ Shinichi/ ayah ! 最優 ー !楽 い!! Saiyuusyuu ni/ nomine-to / sareterun dayo ! tanoshimi/ jyanai !! Terbaik/ nominasi/ melakukan kesenangan/ bukan
Kogoro: Dakara.... Karena itu...
omae ha/ tomokaku... kau/ bagaimana pun 楽 ? Nante/ ano/ gaki ga/ tanoshimi ni/ shiten da yo? Seperti itu/ itu/ anak/ kesenangan/ melakukan Ran: ... souda/ yo ne I/ P No. Konteks: Sumber: Bourbon:
07 Bourbon menjelaskan analisisnya kepada Yusaku (Subaru), alasan Bourbon mendatangi Subaru. Aoyama, 2014:32 先 簡単 Soko kara/ saki ha/ kantan deshita... Dari situ/ ujung/ gampang 来葉峠 一件後 raiha/ touge no/ ikken/ go... raiha/ puncak/ satu kasus/ sesudah 少年 周 突然現 Sono/ syounen no/ mawari ni/ touzen/ arawareta Itu/ pemuda/ sekeliling/ dengan sendirinya/ muncul 不審人物 探 fushin/ jinbutsu wo/ sagasu/ dake... kecurigaan/ tokoh/ pencarian/ hanya 辿 着い い わ
66
Shosite/ koko he/ tadori tsuita/ to iu wake... dan/ sini/ sampai/ berkata/ alasan No.
Konteks:
Sumber: Borboun:
08 Bourbon menduga bahwa Subaru adalah Shuichi yang menyamar. Bourbon ingin menangkapnya untuk diserahkan kepada organisasi hitam. Bourbon memberitahukan Subaru, bahwa dia menunggu telpon dari teman-temannya. Telpon yang mengabarkan tentang penangkapan teman-teman Subaru, rekan-rekannya di FBI. Bourbon ingin menggunakan rekan-rekan Shuichi untuk menangkapnya. Aoyama, 2014:32-33 連絡待 Renraku/ machi desu... Hubungan/ menunggu 現在 連 仲間 Genzai/ watashi no/ tsure ga/ anata no/ onakama wo Sekarang/ saya/ teman/ anda/ rekan 拘束 追跡中 kousoku/ subeku/ tsuiseki/ chuu ikatan/ jalan/ K/ pengejaran/ dalam 流石 仲間 生死 Genzai/ no/ anata mo/ onakama no/ seishi ga/ kakareba... Sekarang/ anda/ rekan/ hidup mati/ bertaruh 素直 い Sunao ni/ natte/ kureru to/ omoimashite... Kepatuhan/ menjadi/ tolong/ pikir 連絡 来 前 Demo/ dekireba/ renraku ga/ kuru/ mae ni Tetapi/ bisa/ hubungan/ datang/ dulu ス Sono/ masuku/ wo/ totte/ kuremasen ka nee... Itu/ penutup hidung, masker/ penangkapan/ mau 沖矢昴 い エフ ー イ捜査官赤井 一! Okiya Subaru san iya... FBI/ sousakan/ Akai Shuichi ! Okiya Subaru/ tidak... FBI/ petugas penyelidik/ Akai Shuichi
No.
09 Jodie dan Camel berusaha kabur dari pengejaran yang dilakukan oleh Konteks: rekan-rekan Toru, ketika Camel mengungkapkan perasaan bersalahnya terhadap Akai kepada Jodie. Sumber: Aoyama, 2014:39 Camel: Tte/ koto ha/ yappari berkata/ perkara/ memang
67
Jodie:
No. Konteks: Sumber: Yusaku:
Bourbon:
Yusaku:
No.
自 楠 拳銃自殺 漏 い Jibun ga/ kusuda no/ kenjyuu/ jisatsu wo/ morashita sei de... Sendiri/ kusuda/ pistol/ membunuh diri/ membocorka 赤井 計画 台無 Akai san no/ keikaku wo/ dainashi ni Akai/ rencana/ gagal 悔 暇 いわ ! Kuyan/ deru/ hima ha/ nai wayo Menyesal/ keluar/ waktu luang/ tidak 今 振 集中 !! Ima ha/ yatsura wo/ furi/ kiru/ koto ni/ syuuchuushite Sekarang/ orang/ berpura-pura/ memutuskan/ konsentrasi/ melakukan 10 Bourbon menyuruh Yusaku yang menyamar sebagai Shuichi, untuk membuka ‘masuku’ yang berarti topeng atau maskernya. Yusaku yang menolak untuk membuka topengnya memilih untuk membuka maskernya. Aoyama, 2014:40 少々風邪気味 Shoushou/ kaze/ gimi nanode... Sedikit/ penyakit masuk angin/ agak ス いい ? masuku wo/ shite mo/ ii desu ka masker, topeng/ melakukan/ baik 君 い い Kimi ni/ utsusu to/ ikenai... Kamu/ menularkan/ jangan ス い Sono/ masuku/ jyanai... Itu/ masker, topeng/ tidak 変装 解 言 い !! 赤い 一!!! Sono/ hensou wo/ toke to/ itteirun da !! Akai Shuuichi !!! Itu/ penyamaran/ lepas/ menyuruh Akai Shuichi 変装?赤い 一? Hensou? Akai Shuiichi? Penyamaran? Akai Shuuichi? 一体何 話 ? Sakki/ kara/ ittai/ nan no/ hanashi desu? Tadi/ dari/ sebenarnya/ apa/ ucapan
11
68
Konteks: Sumber: Camel:
Shuichi:
Camel:
Jodie:
Camel:
No. Konteks: Sumber: Conan:
Shuichi menyuruh Camel untuk menstabilkan mobil selama 5 detik. Shuichi memintanya agar dia dapat menembak ban mobil yang mengejar mereka. Aoyama, 2014:53 メー ス ー !!見 !! 200/ meto-ru no/ sutore-to!! Miemashita!! 200/ meter/ mulai!! Terlihat!! 任 メ Makase da zo kyameru... mempercayakan/ Camel 了解! 秒間 ン 速度固定 !! Ryoukai/ 5/ byou/ kan/ handoru to/ sokudo/ kotei/ shimasu!! Persetujuan/ 5/ detik/ selama/ kemudi/ kecepatan/ teta melakukan 無茶 ! イ エ 漏 車 Mucya yo/ taiya no/ more de/ kuruma ga Tak berdasarkan akal/ ban luar/ kebocoran/ mobil 揺 い yurete iru noni berguncang 拳銃 照準 定 Kenjyuu no/ syoujiyun wo/ sadameru/ nante... Pistol/ memusatkan sasaran pada/ menentukan/ seperti ini . . Ichi.. ni.. Satu/ dua 12 Setelah Conan dan Yusaku berhasil menipu Bourbon. Yusaku dan Conan bertemu disebuah ruangan, tempat Conan bersembunyi dan memantau keadaan. Aoyama, 2014:64 ~~~~ ~~~ A~~~~... chikareta~~~... Aduuuuh~~~... lelah~~~~~... ? ― 打 わ Ttaku, uchi awase/ toori ni/ yatte/ kure yo ne? I/ pembicaraan persiapan/ seperti/ melakukan/ memberi 勝手 喋 出 Katte ni/ osyaberi dasu kara... Seenaknya/ obrolan い Barerun/ jyanai ka to/ hiyahiya mon datta ze... terbuka/ tidak/ dah-dig-dug ketakutan/ memang
69
No.
13 Conan menjelaskan kepada Jodie alasan Shuichi menumpang tinggal di Konteks: rumah Shinichi. Namun, ketika Conan menjelaskan, dia tidak sengaja menyebut Yukiko sebagai bibi, bukan kakak. Sumber:: Aoyama, 2014:69-70 Jodie: 一 い 関係何 ? Demo/ shuuichi/ to iu/ kankei/ nandesu/ ka? Tapi/ Shuuichi/ berkata/ hubungan/ apa 確 元 優 ? Tashika/ moto/ jyoyuu san deshita yone? Kalau tak salah/ dahulu/ aktris Yukiko: 実 A, aa/ jitsu ha Ah/ sebenarnya Conan: 僕 遠い親戚 ! Boku no/ tooi/ shinseki/ nanda Saya/ jauh/ keluarga 赤井 目立 い ー 言 Akai san ha/ medata/ nai/ apato ni/ sumutte/ ittetan/ dakedo Akai/ menonjol/ tidak/ apartment/ tinggal/ berkata/ tetapi 偶然家 Guuzen/ kaji ni/ nacyatta... Kebetulan/ kebakaran/ terjadi 今 誰 い有希子 Dakara/ ima ha/ daremo/ sumun/ denai/ yukiko/ obasa... Oleh karena itu/ sekarang/ siapa pun/ tinggal/ tidak/ Yukiko/ bibi 姉 家 い ! O, oneechan no/ ie ni/ sumubatte ittan da Ka, kakak/ rumah/ tinggal/ No. Konteks: Sumber: Mitsuhiko:
Conan:
Ayumi:
14 Ayumi, Genta dan Mitsuhiko berkunjung ke tempat Subaru, untuk meminta Subaru memecahkan suatu misteri. Aoyama, 2014:73 昴 謎 い 為 ! Subaru san ni/ nazo wo/ toite/ morau tame ni/ kitan desu! Subaru/ misteri/ memecahkan// menerima/ datang 謎? Nazo? Misteri 聞い 聞い Nee/ kiite/ kiite ! I/ dengar dengar
!
70
Konteks: Sumber: Bourbon:
Subaru (Yusaku):
15 Toru Amuro atau Bourbon meminta kepada Yusaku yang menyamar sebagai Subaru untuk mematikan TV. Aoyama, 2014:26 消 ? Terebi wo/ keshite/ kuremasen ka ? Televisi/ mematikan/ tolong 大 話 い Daiji na/ hanashi wo/ shite irun/desukara... Penting/ berbicara/ berbuat/ karena itu いい い ー 賞気 Ii/ jyanai/ desuka... Makademi-/syou /ki ni narun/ desu yo. Baik/ tidak/ P/ Macademy/ hadiah/ tertarik
No.
Konteks:
Sumber: Subaru:
16 Ayumi, Genta dan Mitsuhiko berkunjung ke tempat Subaru untuk menanyakan tentang trik yang dilakukan oleh professor Agasa. Namun, di depan pintu mereka bertemu dengan Conan. Mereka lalu mengobrol sebentar, sebelum akhirnya Subaru menyuruh mereka masuk. Aoyama, 2014:73 立 話 何 Tachi banashi mo/ nanda /kara... Berdiri bercakap-cakap/ apa/ karena 中 入 ? naka ni/ haite/ morau ka? dalam/ masuk/ menerima
Conan:
Ayumi:
Mitsuhiko:
Genta:
Subaru
So, soda/ ne... Begitu/ P ー!! Yattaー!! I 邪魔 ー ! Ojyamashimasu! Maaf menganggu 前 ー 残 ? Kono/ mae no/ kare/ mada/ nokotteru ka Ini/ dulu/ kare/ belum/ sisa 多少 Ee/ tasyou ha... Ya/ sedikit banyak
71
No. Konteks: Sumber: Vermouth:
Bourbon:
Vermouth:
Bourbon:
No. Konteks: Sumber: Vermouth:
17 Bourbon dan Vermouth mengobrol di dalam mobil. Bourbon menceritakan hasil penyelidikannya tentang kematian Shuichi Akai malam sebelumnya. Aoyama, 2014:76 !! 言 い! Ahahahahaha!! Dakara/, itta/ jyanai! Ahahahahaha!! Oleh karena itu/ berkata/ tidak 赤い 生 わ い Ano/ akai ga/ ikiteru/ wake/ naitte... itu/ Akai/ hidup/ alasan/ tidak 僕 越 苦労 ee... boku no/ tori koshite gurou deshita.. ya... saya/ kekhawatiran yang tak beralasan い 無 Mou/ kou/ iu no ha/ nashi ni/ shite you ne... Sudah/ begini/ berkata/ tanpa/ melakukan い 何 ka Hai... demo/ mata/ nanika/ attara Ya/ tapi/ lagi/ sesuatu/ ada 力 貸 い chikara wo/ kashite/ kudasai yo... kekuatan/ pinjaman/ tolong 僕 秘密 握 い Nani shiro/ boku ha/ anata no/ himitsu wo/ nigitteiru Betapa pun/ saya/ anda/ rahasia/ pegangan 数少 い人物 一人 Kazu/ sukunai/ jinbutsu no hitori... angka/ sedikit/ tokoh/ sendiri 組織 メン ー 知 驚 Soshiki no/ menba-ga/ shittara/ odoroku desyoune... Organisasi/ anggota/ tahu/ terkejut ス Masaka/ anata ga/ bosu no... Masa’kan/ anda/ bos 18 Vermouth menodongkan pistol kepada Bourbon mencegahnya berbicara lebih lanjut. Aoyama, 2014:77 以上喋 フ ン ス 貴方 脳 ソ Sore/ijou/ shaberu to/ furonto garasu ni/ anata no/ noumiso Itu/ lebih/ berbicara/ kaca depan/ anda/ otak ぶ わ !
untuk
72
Bourbon:
No. Konteks: Sumber: Yumi:
Shukichi:
Yumi:
Shukichi:
Yumi:
Shukichi:
buchimakeru wa yo! Menumpahkan 方 いい 後始末 大変 Sore ha/ yameta/ hou ga ii.../atoshimatsu ga/ taihen/ desukara... Itu/ berhenti/ lebih baik/ penyelesaian/ amat/ karena itu 19 Setelah lama kehilangan komunikasi, Yumi dan Shukichi bertemu di sebuah Cafe. Aoyama, 2014:86-87 変 封筒? 行 わ ! Aa/ ano/ hen na/ fuutou/ Dokkani/ iccyatta wayo! Ah/ itu/ aneh/ amplo entah dimana/ pergi 後 連絡 Ano/ ato/ chuukichi tto mo/ renraku/ kure nakatta/ kara... Itu/ kesudahan/ Chuukichi/ komunikasi/ tidak memberi/ karena ~~~~ !? E~~~~~~!? Eh? 封筒 渡 時 言 ? Sono/ fuutou wo/ keshita/ toki ni/ itta yo ne Itu/ amplop/ menyerahkan/ waktu/ berkata 7 揃 開 い い Nanatsu/ sorou/ made/ akenaide/ kudasaitte 7 buah/ lengka sampai/ tidak buka/ tolong 開 イ Ee/ dakara/ akezu ni poitto ya/ karena itu/ buka 持 意味 込 !! Cyanto/ mattete/ kurette/ imi mo/ komete/ tame ni!! Dengan baik/ menunggu/ memberi/ arti/ mengisi/ demi ? 美人婦警 美様 非番 日 De ?/ kono/ bijin/ fukei/ yumi sama wo/ hiban no hi ni Maka/ ini/ orang yang cantik/ polisi wanita/ hari bebas tugas 呼 出 一体何 用 ? yobidashite/ ittai/ nan no/ youna no ? Panggilan/ sebenarnya/ apa/ Perlu 実 7 A,/ jitsu ha/ sono/ nanatsu ga Ah!/ sesungguhnya/ itu/ tujuh buah mousugu/ soroisou/ dakara.... sebentar lagi/ segera/ lengkap/ karena itu 封筒 確認 Chanto/ fuutou wo/ motteru ka douka no/ kakunin wo...
73
Yumi:
Secara lengka amplo mempunyai/ konfirmasi ...... ? Sore/ dake? Itu/ hanya
Shukichi:
Yumi:
Shukichi:
E, ee/ maa Ya/ dulu 変 !!! Kaeru!!! Pulang!! 美 ン!! 待 A, yumitan/ cyotto matt Ah/ Yumi/ sebentar/ menunggu
No.
20 Pelayan hotel meminta Shuukichi untuk berbicara dengannya sebelum Konteks: memulai pertandingan perebutan gelar meiji. Sumber: Aoyama, 2014:90 Pegawai 太閤名人!太閤名人!!太閤名人 !! Hotel: Taikou meijin ! Taikou meijin ! Taikoumeijin/ tteba !! Taikou meijin ! Taikou meijin ! Taikou meijin/ bilang Shuukic 今 僕 名人 わ hi: Dakara/ ima/ boku ha/ meijin dewa arimasenshi oleh karena itu/ sekarang/ saya/ bukan Meijin 後 ? 対局 Ato ni/ shite/ moraemasu/ mou/ taikyoku/ hajimarimasu/ no de Kesudahan/ melakukan/ menerima/ sekarang/ permainan/ mulai/ sebab Pegawai 2 日目 対局再開直前 Hotel: Demo/ futsu/ ka/ me no/ taikyoku/ saikai/ cyokuzen ni Tetapi/ 2/ hari/ urutan/ permainan/ pembukaan kembali/ sesaat/ sebelum 渡 hajimari masu no de memulai Shuukic 手紙 ? hi: Tegami desu ka Surat Pegawai 昨日 朝方 妙 男 人 持 来 Hotel: Kinou no/ asagata/ myou na/ hito ga/ motte/ kitan desu Kemarin/ menjelang pagi/ aneh/ orang/ membawa/ datang 送 主 名前 見 Okuri nushi no/ namae wo/ misereba/ uke totte/ kurerutte... Pemberi/ nama/ melihat/ penerimaan/ memberi Shuukic ?
74
hi:
N I
No.
21 Kelompok Detektif Cilik, Professor Agasa, dan Shuukichi bersamaKonteks: sama mencoba memecahkan kode dari pelaku penculik Yumi. Sumber: Aoyama, 2014:110 Genta: 犯人 顔 ? Hannin no/ kao jyane ? Pelaku/ wajah bukan Agasa: わ い! Sonna/ wake aru/ mai ! Demikian/ alasan/ tidak Ai: 丸 中 数字 意味 解 い Mazu ha/ maru no/ naka no/ suuji no/ imi wo/ tokanai Kira-kira/ lingkaran/ tengah/ angka/ arti/ dipecahkan い い to ikenai/ you ne... tidak pergi/ seperti No.
Konteks:
Sumber: Mitsuhiko:
Genta:
Ayumi
Shuukichi:
No. Konteks:
22 Kelompok Detektif Cilik, Professor Agasa, dan Shuukichi bersamasama mencoba memecahkan kode dari pelaku yang menculik Yumi. Genta, Ayumi, dan Mitsuhiko mempertanyakan ketidaktahuan Shuukichi tentang Toyotomi Hideyoshi, padahal Shuukichi disebut sebagai Taikou. Taikou adalah judul dari buku yang membahas tentang kehidupan Toyotomi Hideyoshi. Aoyama, 2014:112 太閤 豊臣 ? Demo/ taikoutte/ Toyotomi Hideyoshi no/ koto/ desyou ne Tapi/ Taikou/ Toyotomi Hideyoshi/ hal 前太閤名人 何 知 ? Omae/ Taikou Meijin na/ no ni/ nande/ shira neen da yo Orang/ Taikou Meijin/ meskipun/ mengapa/ tidak tahu 何 ー? Nande? Mengapa い 太閤 い 名 a/ iya/ Taikoutte iu no ha/ adana/ dakara ah/ bukan/ Taikou/ gelar/ oleh karena itu 23 Conan dan Shuukichi berhasil memecahkan kode dari pelaku yang menculik Yumi
75
Sumber: Ai:
Conan:
Aoyama, 2014:114 人共わ 顔 Ara/ futari/ tomo/ wakacyatta tte/ kao/ shiteru/ kedo Lho/ dua orang/ pengikut/ mengerti/ wajah/ tahu/ tapi 遉 答 教 ? Cyanto/ watashitachii ni mo/ kotae/ oshiete/ kurerun/ desyou ne Dengan baik/ kami juga/ jawaban/ mengajar/ tolong 博士!車 入 口 ! Hakase/ kuruma wo/ iriguchi ni Doktor/ mobil/ pintu masuk
Agasa:
Conan
No. Konteks: Sumber: Pelaku 1:
A, aa Ah 知 向 着い 教 ! Shirita kya/ mukou ni/ tsuite/ kara/ oshiete/ yaru yo Tahu/ tempat tujuan/ tiba/ karena/ mengajar/ berbuat 24 Pelaku dan Shuukichi bertanding dalam permainan Shougi. Mendekati akhir pertandingan, Pelaku berhasil mendesak Shuukichi. Pelaku yakin akan mengalahkan Shuukichi. Aoyama, 2014:120 来 !来 来 ! Kita/ kita/ kita/ Datang/ datang/ datang 必勝 八飛 hissyou no/ yon/ hachi/ hi keyakinan akan mendapat kemenangan/ 4/ delapan/ benteng
Shukichi:
Pelaku 1:
No.
Konteks:
Sumber: Shukichi:
A/ matt... Ah/ tung 将棋 待 い Shougi ni/ matte ha/ nain da yo Shougi/ menunggu/ tidak
!!
25 Pada pertandingan shougi antara pelaku dan Shuukichi di masa lalu. Pelaku kalah karena menggerakkan pion miliknya sebanyak 2 kali dalam 1 kali giliran. Hal tersebut melanggar aturan dalam permainan Shougi sehingga Shuukichi meminta pelaku untuk mengundurkan diri dari pertandingan. Aoyama, 2014:121 考 駒 い い音 Sumimasen/ kangae/ nagara/ koma wo/ ijittetara/ tsui/ oto ga...
76
Maaf/ pemikiran/ sambil/ biji catur/ bunyi Pelaku 1: Shukichi:
No. Konteks: Sumber: Shuukichi:
Professor Agasa: Ai:
No.
Konteks:
Sumber: Shukichi:
mengutik-ngutik/ tak terasa/
!? Ee !? 手指 禁 手 投了 い Demo/ ni/ teki/ sashi ha/ kinjite/ touryou/ shite/ kudasai... Tapi/ dua/ langkah/ antara/ melarang/ memundurkan diri/ lakukan/ tolong 対局後 感想戦 必要 ? Taikyoku/ go no/ kansou/ sen ha/ hitsuyou/ arimasen yone ? permainan/ setelah/ pikiran/ pertandingan/ perlu/ tidak 26 Shuukichi dan Conan berhasil memecahkan kode terakhir dari pelaku yang menculik Yumi. Shuukichi lalu menyuruh mereka untuk segera ke mobil. Aoyama, 2014:130 車 急い !! Kuruma/ made/ isoi de Mobil/ sampai/ cepat ? E? Eh? わ ? Moshikashite/ wakatta no KK/ mengerti 27 Setelah berhasil memecahkan kode dari pelaku penculikan. Shuukichi, Agasa dan kelompok detektif cilik berangkat menuju tempat penculik. Di sana, penculik menyuruh melakukan pertandingan balasan atas kekalahannya sebelumnya. Penculik merasa tidak puas karena kalah diskualifikasi dari pertandingan 10 tahun lalu. Aoyama, 2014:137 僕 王 金 い Saa/ boku no/ ou de/ anata no/ [to kin] wo/ totte/ kudasai Nah/ saya/ raja/ anda/ tokin/ mengambil/ tolong ワン い 腹 Wan/ tsui ni/ hara wo/ kukutta ka I/ tak terasa/ hati/ mengikat
77
Pelaku:
Shukichi:
No. Konteks: Sumber: Yumi:
Shuukichi:
No. Konteks: Sumber: Miike:
Yumi:
必勝 八飛 Maa/ sounarya/ Kono/ hitsuyou no/ yon/ hachi/ hi ga Oh/ kalau begitu/ ini/ perlu/ 4/ 8/ benteng 炸裂 !! 王手銀 !! Sakuretsu suru/ dake da ga na/ Ha ha ha/ kore de/ ou te/ gin/ tori Ledakan/ hanya/ ha ha ha/ sekarang/ checkmate/ gin/ ambil 勝 !!!桂子 打 Watashi no/ kachi da/ Keiko/ yatto/ uteta zo Saya/ kemenangan/ Keiko/ akhirnya/ memukul 10 年前 雪辱 Juu/ nen/ mae no/ setsujyoku wo/ yatto/ yatto 10/ tahun/ dahulu/ pertandingan balasan/ akhirnya/ akhirnya 桂子!! Keiko/ u/ u Keiko/ u/ u 4七 Yon/ nana 4/ 7 28 Setelah selamat dari penculikan, dengan mobil polisi Yumi mengantar Shuukichi ke pertandingan Shogi. Aoyama, 2014:142 コ ! ベンッ!!車線 変 遈 開 い!! Koraa/ soko no/ benz/ syasen wo/ kaete/ michi wo/ akenasai I/ di situ/ benz/ jalur mobil/ mengubah/ jalan/ buka !! Dokettsutten no yo Memindahkan sesuatu dari jalan 美 ン 以上 イ !! Yumitan/ kore/ ijou ha/ yabai yo Yumi/ ini/ lebih/ berbahaya 山梨 入 Mou/ yamanashi ni/ haitteru shi Sudah/ Yamanashi/ masuk 29 Mobil polisi Yumi ditahan karena menyalahgunakan kekuasaan. Aoyama, 2014:142 色々 情 Kore ni ha/ iroiro/ jijyou ga Ini/ bermacam-macam/ alasan 早 い 名人戦 遅 !! Hayaku/ shinai/ to/ Chuukichi/ ga/ Meijin/ zen/ ni/ okurecyau/ no yo
78
Polisi lintas:
Cepat/ tidak/ Chuukichi/ Meijin/ pertandingan/ terlambat/ P lalu 名人戦? Meijin/ zen Meijin/ pertandingan
No. Konteks: Sumber: Yumi:
Shuukichi:
Yumi:
Shuukichi:
No. Konteks: Sumber: Seira:
30 Sebelum bertanding, Shuukichi mencari foto Yumi yang merupakan jimat baginya Aoyama, 2014:143 何 ? Nani ga Apa 写真 ! 美 ン V サイン Shashin da yo/ yumitan/ V sain to/ suru Foto/Yumi/ tanda V/ melakukan 落 Dokoka ni/ otoshicyattan da Dimana/ terjatuh いい 早 い い ! Sonna no/ ii/ kara/ hayaku/ ikinasai/ yo Demikian/ baik/ karena/ cepat/ pergi 守 !! De, demo/ are/ ha/ omamori/ nanda/ yo Ta, tapi/ itu/ jimat/ VB/ P 去年 名人戦 忘 い Kyounen no/ Meijin/ sen/ are wo/ wasureta sei de Tahun lalu/ Meijin/ pertandingan/ itu/ lupa 31 Seira meminta maaf kepada Mary karena gagal menyuruh Conan datang sendirian. Aoyama, 2014:150 Gomen... Maaf
Mary: Baka/ mon ga... Bodoh/ P No. Konteks: Sumber: Ran:
32 Ran, Sonoko, Sera, dan Conan mengunjungi kolam renang di hotel tempat Sera menginap. Aoyama, 2014:152 ー ー
79
Sonoko:
Sera:
Bo. bo-da-/ bikini... Bo, border/ bikini 胸 い 度胸 わ Anta/ mune ha nai/ kedo/dokyou ha/ aru wa ne... Anda/ tidak ada dada / tapi/ keberanian/ ada 度胸 Dokyou ? Keberanian
No.
33 Ran, Sonoko, Sera dan Conan berkunjung ke kolam renang. Mereka Konteks: melihat Nogami, anak dari perusahan Ooiso. Sumber: Aoyama, 2014:153 Ran: 大磯 大磯フ イ ンス ? Ooisotte/ ano/ Ooiso/ fainansu no ? Ooiso/ itu/ Ooiso/ finance Sonoko: ぶ ウ Ee/ maa/ bucchake/ uchi no Ya/ ah/ berbicara terang-terangan/ dalam 系列 ープ 子会社 keiretsu/ guru-pu no/ kogaisya/ dakedo ne... Kelompok/ grup anak perusahan/ tetapi Conan: い い い Hai/ hai/ hai Ya/ ya/ ya No. Konteks:
Sumber: Nagami:
Hamaka:
34 Nagami menuduh adik dan tunangannya berselingkuh. Nagami menuduh mereka karena sebelumnya melihat Hamaka dan Samaki bertemu diam-diam Aoyama, 2014:155-156 煩いわ !知 ! Urusai wa ne/ Shitten no yo Diam/ tahu 人 逢引用 Futari no/ aibiki/ you ni/ anta ga/ kossori Berdua/ pertemuan sembunyi-sembunyi/ perlu/ anda/ secara sembunyi-sembunyi 使わ Kono/ hoteru wo/ tsukawasete/ tatte koto Ini/ hotel/ menggunakan/ bagaimana pun ! 姉様 A/ onee sama Ah/ kakak perempuan
80
No. Konteks: Sumber: Nagami:
Samaki:
Nagami:
Toyoshima:
Nagami:
35 Nagami kehilangan kalungnya. Nagami lalu mencari kalungnya di dalam kolam. Aoyama, 2014:156 メ わ!!シ ー ン 埒 明 い! Dameda/ wa/ syuuno-keringu/ jya/ rachi/ ga aka nai Tidak bisa/ snorkeling/ kalau begitu/ tidak ada kemajuan 来 い!! 巻! イ ン 用 ンベ持 Samaki/ daibingu/ you no/ bonbe/ motte/ kinasai Samaki/ diving/ perlu/ tabung/ bawa/ lakukan い a/ hai ah/ ya 多 言わ 思 一応持 来 Tabun/ sou/ iwareru/ to omotte/ ichiou/ motte/ kite/ arimasu Mungkin/ begitu/ berkata/ pikiran/ sekadarnya/ membawa/ datang/ ada ! Sore/ to/ anna/ ni Itu/ seperti itu/ P 探 邪魔 プー 上 ? Sagasu/ noni/ jyama/ dakara/ pu-ru/ kara/ agatte/ kureru Mencari/ padahal/ gangguan/ oleh karena itu/ kolam/ dari/ naik/ memberi 手 探 方 Shikashi/ minna de/ tewakeshite/ sagashita/ hou ga... Tetapi/ semuanya/ berbagai tugas/ mencari/ pihak ー いわ 人 探 Moo-/ urusai wa ne/ Watashi/ hitori de/ sagashi/ kara... Sudah/ cerewet/ Saya/ sendiri/ mencari/ karena 全員出 !! Zenin/ detette yo Seluruh anggota/ keluar
81