Artikel asli
PREVALENSI DAN HUBUNGAN SINDROM METABOLIK DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA POPULASI DESA LEGIAN, KUTA BALI Paramita Ayu, Yenny Kandarini, G Raka Widiana, W Sudhana, Jodhi S Loekman, K Suwitra Divisi Nefrologi dan Hipertensi, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar Email:
[email protected] ABSTRACT Metabolic syndrome may relate to pathogenesis of chronic kidney disease (CKD). There is scarce data with regard to that phenomenon in Indonesian general population. We conduct a study to determine the prevalence of metabolic syndrome and its relationship with CKD individuals in general population of Legian Village, Bali. An analytical cross sectional study was carried out in the community of Legian Village, a tourist destination in Bali. Samples were selected through simple random sampling. Two hundred and eighty four samples (117 males and 107 females, aged 46.1 ± 10.02 years) were included. Prevalence of hypertension, hypertrigliseridemia, hypoHDL-cholesterol, central obesity, impaired fasting glucose (IFG), obese and CKD was 14.1%, 38.4%, 25%, 18%, 11.6%, 51.8% and 11.6% respectively. Using bivariate analysis, there were strong and significant relationship between hypertension (OR 2.6, 95%CI 1.12 to 6.19, p = 0.02) and IFG (OR 5.21; 95%CI 2.23 to 12.13, p = 0.00) with CKD. Using multivariate logistic regression entering those components of metabolic syndrome into the model, it was consistently found that hypertension and DM is the associated factors for CKD in the population. There was increasing odds of CKD about 1,0-fold every augment of metabolic syndrome components (OR 1.098; 95%CI 0.83 to 1.44). As our conclusion, hypertension and IFG are associated factor for CKD in general population. Multiple components increased risk factor for CKD. Keywords: metabolic syndrome, chronic kidney disease, general population
PENDAHULUAN Penyakit Ginjal Kronik (PGK) telah menjadi masalah bagi dunia kesehatan global karena prevalensinya yang tinggi dan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan kematian. Pasien dengan Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) dibandingkan individu dengan umur yang sama pada populasi umum memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dan angka harapan hidup yang pendek.1-4 Data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) menunjukkan kurang lebih 8,3 juta (4,6%) populasi dewasa (20 tahun keatas) di Amerika menderita PGK,5 300.000 diantaranya berakhir dengan PGTA,
sehingga diperkirakan kematian pada pasien dengan PGK disebabkan oleh faktor lain, seperti kejadian aterosklerosis. Pada tahun 2002, insiden hemodialisis di Beijing mencapai 146,4 per juta populasi dan di Shanghai mencapai 148,1 per juta populasi, dimana angka ini hampir dua kali lipat dari data tahun 1999.6 Pemahaman yang baik tentang etiologi PGK diperlukan untuk deteksi awal, pencegahan dan terapi yang efektif sehingga dapat mengurangi resiko PGTA, penyakit kardiovaskular dan kematian. Sindrom Metabolik (SM) merupakan pengelompokan dari obesitas abdominal, hipertrigliseridemia, kadar High-Density Lipoprotein (HDL) kolesterol yang rendah, peningkatan tekanan darah dan kadar glukosa
Prevalensi dan Hubungan Sindrom Metabolik dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Populasi Desa Legian, Kuta Bali Paramita Ayu, Yenny Kandarini, G Raka Widiana, W Sudhana, Jodhi S Loekman, K Suwitra
103
puasa yang tinggi, dimana semua faktor tersebut merupakan faktor risiko dari diabetes dan penyakit kardiovaskular yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko kematian.7 NHANES III menunjukkan 23,7% populasi umum dewasa Amerika memiliki SM dan SM sendiri merupakan faktor independen yang berhubungan dengan PGK, baik pada populasi umum maupun populasi dewasa yang tidak dengan diabetes.1,5 Pada populasi ASIA dilaporkan individu dewasa di Cina yang hidup dengan SM berdasarkan kriteria the National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) sejumlah 71 orang (15,1%).6 Komposisi penduduk Legian Kuta, Bali merupakan penduduk yang tinggal di daerah pariwisata dan daerah peralihan antara desa dan kota, yang terdiri dari 3 banjar dengan jumlah penduduk 3361 jiwa (949 kepala keluarga). Legian merupakan desa yang memiliki karakter tersendiri atau khusus, yang berbeda diantara penduduk desa ataupun kota dimana terjadi kemajuan perekonomian yang pesat dan perubahan pola hidup. Penelitian tentang hubungan antara SM dengan kejadian PGK masih jarang, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Usaha selanjutnya adalah untuk mengetahui dan akhirnya mencegah komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh SM khususnya komplikasi ke ginjal, sebelum dimulainya kerusakan yang menetap. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan rancangan studi epidemiologik potong lintang analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan SM dan PGK pada penduduk desa Legian, Kuta, Badung, Bali. Populasi target adalah pria dan wanita usia ≥ 18 tahun, penduduk Desa Legian, Kuta, Badung. Populasi terjangkau adalah penduduk Desa Legian, Kuta, Badung dan bersedia mengikuti penelitian ini. Sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau
104
yang berusia ≥18 tahun diambil secara simple random sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perkiraan besar sampel dihitung dengan rumus sampel tunggal dengan uji hipotesis satu arah, maka sampel dihitung sebagai berikut.8 HASIL Sampel sejumlah 284 orang yang memenuhi kriteria inklusi dengan rata-rata umur 46,05 ± 10,02 tahun, umur terendah adalah 20 tahun dan tertua 83 tahun, terdiri dari 177 (62,3%) laki-laki, 107 (37,7%) perempuan dan Suku Bali > 90 %. Pada penelitian ini kami masukkan kriteria obesitas berdasarkan perhitungan IMT. Tabel 1. Data karakterisitk dasar sampel Variabel
Rerata ± SB
Umur (tahun) Lingkar Pinggang (cm) TD sistolik rata-rata (mmHg) TD diastolik rata-rata (mmHg) TB (cm) BB (kg) IMT (kg/m2) Gula darah puasa (gr/dl) Gula darah 2 jam PP (gr/dl) Cholesterol total (gr/dl) Trigliserida (gr/dl) HDL (gr/dl) Serum Kreatinin (gr/dl) CCT Cockroft Gault (ml/ mnt/1,73m2)
46,05 ± 10,02 88,49 ± 10,66 116,83 ± 15,46 76,12 ± 10,84 162,13 ± 9,70 67,86 ± 13,37 25,83 ± 4,92 97,59 ± 35,65 108,87 ± 54,03 199,73 ± 37,17 149,81 ± 90,10 50,29 ± 11,32 0,97 ± 0,25 89,19 ± 25,05
Dari kelima kriteria SM menurut NCEP ATP III, hipertrigliseridemia ditemukan dengan prevalensi tertinggi yaitu 109 orang (38,4%) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) dengan prevalensi terendah yaitu 33 orang (11,6%). Obesitas juga ditemukan dengan prevalensi yang tinggi yaitu 147 orang (51,8%)
J Peny Dalam, Vol ume 12Nomor 2Mei 2011
(Gambar 1). Kejadian PGK dengan LFG < 60ml/mnt/ 1,73m2 adalah 11, 6% dan SM yang memiliki ≥ 3kriteria adalah 23,2% (Gambar 2). 60
Tabel 2. Distribusi prevalensi masing-masing komponen sindrom metabolik, obese dan penyakit ginjal kronik berdasarkan jenis kelamin Laki n (%)
51,8 60
50
51,8
Persen
38,4
Persen
40
30
25
25
30
20
11,620
10
10
0
0
1818
14,1 14,1
11,6
60
1 6 1 6 11, 11,
51,8
1. Prevalensi 38, PGK, obese, hipertensi, 4 40 hipertrigliseridemia, hipoHDL-kolesterol, obesitas sentral dan GDPT 25 30
Persen
50 Gambar
20
18
14,1
11,6
0
23.2% %
76.8%
23.2% %
76.8%
M etab bolikSindrom m( 3Kriteria) a
SindrromM etabollik(<3Kriteria)
M etab bolikSindrom m( 3Kriteria) a
Hipertensi
25 (62,5)
Obese
104 (70,7) 43 (29,3)
0,47 0,29 – 0,77 0,002
PGK
20 (60,6)
313 (9,4)
1,09 0,52 – 2,28 0,83
Hipertrigliserid 82 (75,2)
27 (24,8)
0,39 0,23 – 0,66 0,000
42 (59,2) 29 (40,81) 1,19 0,69 – 2,06 0,54 23(45,1)
28 (54,9)
2,36 1,28 – 4,36 0,005
GDPT
21 (63,6)
12 (36,4)
0,94 0,44 – 1,99 0,87
Sindrom M etabolik(≥ 3 44 (67,7) kriteria)
21 (32,3)
0,72 0,40 – 1,29 0,26
SindrromM etabollik(<3Kriteria)
Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara hipertensi (OR 2,64; CI95% 1,12 – 6,19; p = 0,02) dan GDPT (OR 5,21; CI95% 2,23 – 12,13, p = 0,00) dengan kejadian PGK (Tabel 3). Pada analisis regresi multipel dari hubungan antara kejadian PGK dan kluster SM dijumpai bahwa setiap penambahan 1 komponen SM akan meningkatkan resiko PGK sebesar 10% (OR 1,098; CI95% 0,83 – 1,44). 40
36,4
35
15 5 10 0 5
Persen
0 300 1 255
2
2 2 28,
3
25
5
4
PersenPG K
2% % 8% 2523. SM 76. dengan 1,2,3,4
Prevalensi dan 5 kriteria 22,5 255 adalah 22,5, 28,2, 25, 4,9 dan 2,1% berturut-turut 200 (gambar 3). Tidak ada perbedan bermakna berdasarkan 155 2 2 28, 10 0 jenis kelamin kejadian SM25(OR 0,72;4,9CI95% 0,40 – 22, bolikSindrom m( 3Kriteria) a SindrromM etabollik(<3Kri ter 55 M etab 2, 1 ia) 1,29;0 p = 0,26) dan PGK (OR 1,09; CI95% 0,52 – 2,28; 1 5 4 pada laki-laki, 3mayoritas 2 p = 0,83). Obesitas ditemukan sedangkan obesitas sentral lebih banyak pada wanita 4,9 dengan perbedaan yang bermakna (Tabel 2). 2,1
Persen
Persen
20 0
0,98 0,49 – 1,95 0,95
Obese Sentral
2 2 28,
300
15 (37,5)
Hipo-HDL
Gambar 2. Prevalensi sindrom metabolik
25 5
p
1 6 11,
10
30 0
CI95%
38,4
50
40
Perempuan OR n (%)
30
33,3 30,3
30,17
27,3
25 20
15,2
15 10 5 0 H ipertensi
O bese
H ipertrigliserid
H ipo H DL
O besitas Sentral
G DPT
Gambar 4. Persentase kejadian penyakit ginjal kronik terhadap komponen-komponen sindrom metabolik dan obese Tabel 3. Hubungan masing-masing komponen sindrom metabolik dengan penyakit ginjal kronik.
22,5
200 155 100 4,9 5
2,1
0 1
2
3
4
5
Gambar 3. Distribusi komponen sindrom metabolik pada sampel penelitian
Hipertensi Obese Hipertrigliserid Hipo-HDL Obese Sentral GDPT
Prevalensi dan Hubungan Sindrom Metabolik dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Populasi Desa Legian, Kuta Bali Paramita Ayu, Yenny Kandarini, G Raka Widiana, W Sudhana, Jodhi S Loekman, K Suwitra
OR
CI95%
p
2,64 0,49 0,66 1,35 0,79 5,21
1,12 – 6,19 0,23 – 1,04 0,30 – 1,45 0,61 – 2,99 0,29 – 2,16 2,23 – 12,13
0,02 0,6 0,30 0,46 0,648 0,000
105
DISKUSI Pada penelitian potong li ntang ini ,didapat kan prevalensi hipertrigliseridemia 38, 4%, hi poHDLkolesterol25%,obesitassentral18%,hipertensi14, 1% dan GDPT 11, 6%. Berbeda dengan yang di dapatkan padapenelitianpotonglintangpadapopulasiUS,disini Chen,etal. mendapatkanprevalensihipertensi34, 1%, GDPT 13, 4%,hipertrigliseridemia 30, 1%,hi poHDLkolesterol37, 3% danobesitassentral38, 1%. Chen,at al. jugamenunjukkanhubunganyangbermaknaant ara komponen SM yai tu hipertensi (OR 4, 60; CI95% 3, 37 – 6, 27;p < 0, 001)dan GDPT (OR 3, 53;CI2, 67 –4, 66;p<0, 001)denganPGK danpeningkatanresi ko PGK setiap penambahan komponen SM adalah 26%.2 Penelitian potong lintang yang dilakukan Chen,etal. pada populasiCina,di dapatkan komponen SM yang memilki hubungan bermakna dengan PGK adal ah GDPT (p = 0, 01)dan obesitassentral(p = 0, 04)dan SM dengan 5 komponen akan meningkat kan resiko PGK sebesar27% (OR 2, 72;CI95% 1, 50 – 4, 93;p < 0, 01). Angkainilebi h besardariyang didapatpada 3 penelitianini. Rashidi, et al. mendapat kan preval ensi SM sebesar21, 9% dan hipertensimempunyaihubungan bermaknayangpali ngkuatdgnPGK (OR 3, 4;CI95% 2, 2 – 5, 4; p < 0, 001). Penelitian ini sama-sama menggunakan penghitungan perkiraan LFG dengan Cockroft-Gaultdengananggapanpenghit ungandengan M odification ofDietin RenalDisease(M DRD)akan memperkecilLFG pada populasisehat.11,12 Park,et al. dengan peneli ti an potong li ntang pada part isi pan NHNES III, didapatkan prevalensi SM 24, 3% dan tidak berbeda berdasarkan jeniskelamin (p = 0, 86).5 Halyangsamaditemukanpadapenelitianini. Penelitian longitudinalkohortyang dil akukan Kurela, et al., mendapatkan prevalensi SM 21%. Wanitalebihbanyakdenganobesitassent ral(p<0, 001) dibandingkan laki-laki. Perbedaan yang bermaknai ni jugadidapatkanpadapenelitianini(p=0, 005).Namun prevalensiobese lebih banyak pada laki-lakidengan 106
perbedaan yang bermakna (p = 0, 002). Peni ngkat an bermakna pada seti ap penambahan komponen SM hampi r 25% (OR 2, 45; CI95% 1, 32 – 4, 5) pada 4 penel iti anKurel a,etal. i ni. Zhang, et al. pada populasi dewasa Ci na mendapat akan prevalensiSM lebi h besaryai t u 34, 1% dan l ebih banyak pada wani ta secara bermakna (p < 0, 01). PrevalensiCKD 10, 7% dan t i dak berbeda bermaknadenganjeniskel ami n(p=79),begi t uj ugayang di temukan pada peneli ti an i ni. Hipert ri gl i seri demi a, hi pert ensidanGDPTberhubunganbermaknadgnPGK (OR 1, 45;CI95% 1, 07 – 1, 95;OR 1, 78;CI95% 1, 29 6 –2, 44;OR 2, 05;CI95% 1, 55–2, 72,bert urut -t urut. M ekanisme SM menyebabkan kel ai nan pada gi njalsampaisaati nimasi h belum di ket ahuidengan past i. Sedora,etal. memperki rakan peranan fakt or i nflamasi pada patogenesi s SM terut ama resi st ensi i nsul i n. Resist ensi i nsuli n dan hi perinsul i nemi a berhubungan dengan peni ngkatan resi ko PGK pada NHNES III.5,12-18 Pada t ingkatmol ekul ar,stresspada Retikul um Endopl asmi k (RE) menghubungkan t erj adi nyai nfl amasipadaresist ensiinsul i n. RE adal ah organelint rasel uleryang mensintesa dan memproses pengel uaran prot ein t ransmembran. Karena adanya stress,terjadipengumpulanprotei npadal umenRE dan mengaktifkansignalresponproteinyangmenyi mpang. Set iap komponen SM meni ngkat kan resiko kerusakan ginj al . Seperti hi poHDL-kol est erol dan hi pert rigl i seridemia meningkat kan sit oki ni nfl amasi (leptin, Interleukin 6, Tumor Necrosing Factor α, adiponektin). Selain it ut erdapatfaktoroverakt i vi tas simpati k, peni ngkat an sist enm reni n-angi ot ensi n, dan penggant ian komponen parenkim gi nj aldengan j ari nganl emak.16-20 KESIM PULAN Peneli t ian kami menunjukkan bahwa SM memi lkiresi ko yang bermakna unt uk kej adi an PGK padaset iappenambahankomponennya. M ul ti faktori al resikot ernyat amemil kifaktorresi koyangl ebi hbesar . J Peny Dalam, Volume 12 Nomor 2 Mei 2011
Data ini dapat menjadi dasar untuk lebih waspada dan melakukan terapi awalpadaSM sebelum terjadi komplikasilebihlanjut.
9.
10. DAFTAR RUJUKAN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Chen J, M untner P, Hamm LL, Fonseca V, BatumanV,W heltonPK,etal.Insuli nresi stance andriskofchronickidneydi seaseinnondi abeti c USadults. JAm SocNephrol2003;14: 469-77. Chen J, M untner P, Hamm LL, Jones DW, Batuman V,Fonseca V,etal. The met aboli c syndrome and chronic ki dney di sease i n US adults. AnnInternM ed2004;40: 167-74. ChenJ,GuD,ChenCS,Hamm LI,M untnerP. Association between the met aboli c syndrome and chronic ki dney disease in Chi nese adult s. NephrolDialTransplant2007; 22:1100-6. Kurella M , Lo JC, Chertow GM . M et aboli c syndromeandtheriskofchroni cki dneydi sease among nondiabetic adults. JAm Soc Nephrol 2005;16:2134-40. Park YW,Zhu S,Palaniappan L,Heshka S, Carnethon M R,Heymsfield SB. Themet aboli c syndromeprevalenceand associ ated ri sk factor findings in the US popul ati on from t he Thi rd National Healt h and Nut ri ti on Exami nati on Survey, 1988-1999. Arch Int ern M ed 2003; 163:427-36. ZhangL,ZuoL,WangF,WangM ,WangSY,Li u L,etal.M etabolicsyndromeandchroni ckidney disease in a Chinese popul ati on aged 40 years andolder . M ayoCl inProc2007;82(7): 822-7. LevineTB,LevineAB. M etabolicsyndromeand cardiovascular disease. Phi ladel pia: Saunders Elsevier;2006.p.139-69. M adiyono B, M oesli chan S, Sastroasmoro S,Budiman I,Purwant o SH. Perki raan besar sampel. In:Sastroasmoro S,IsmaelS,edit ors. Dasar-dasar metodologi penel it ian kl ini s. Jakarta:BinarupaAksara;1995.p.200-2.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Ameri can Diabetes Association. Consensus development coference on i nsul i n resi st ance. DiabCare2007; 21:310-4. K/DOQICli nicalpracti cegui deli nesforchroni c KidneyDi sease:Eval uati on,Cl assifi cati on,and St rat ifi cat ion. NKFK/DOQIGui del i nes,2002. RashidiA,GhanbarianA,Azi ziF. Arepat i ent s whohavemetabol icsyndromewi thoutdi abetes atrisk fordeveloping chroni c kidney di sease? evi dence based on dat a from a large cohort screeni ng popul ati on. Cl in JAm Soc Nephrol 2007;2: 976-83. M ahaj an S, M ukhiya GK, Si ngh R, Tiwari SC, Kalra V, Bhowmik DM , et al . Assessi ng glomerul arfi lt rat ionrateinheal t hyIndi anadul t s: a compari son ofvari ous predi ct i on equat i ons. J Nephrol2005; 18: 257-61. SedorJR,Schel li ngJR. Associ at i onofmet abol i c syndromeinnondiabet i cpati entswi t hi ncreased ri skforchronicki dneydi sease:t hefatl adysi ngs. JAm SocNephrol2005; 16:1880-2. Kiti yakara C,Yamwong S, Cheepdomwi t S, Domrongkt chani pom S, Unkurapi num N, Pakpeankit vanaV,etal . Themetabol i csyndrome andchroni cki dneydi seasei naSout heastAsi an cohort.KidneyInternat i onal2007; 71: 693-700. IsekiK,IkemiyaY,Kinj o K,InoueT,IsekiC, Taki shit a S,Body mass index and t he ri sk of development of end-stage renal di sease i na screenedcohort . Ki dneyInt2004;65: 1870-6. Nat i onal Cholest erol Education Program (NCEP)ExpertPanelonDet ecti on,Eval uat i on, and Treat mentof High Blood Chol est eroli n Adults(Adul tTreat mentPanelIII). Thi rdreport of t he nat ionalcholest eroleducati on program (NCEP)expertpanelon det ect ion,eval uat i on, and treatment of high bl ood chol est erol in adul ts(Adul tTreat mentPanelIII)fi nalreport . Circulat ion2002;106: 3143-421. IsekiK. M et aboli csyndromeandchroni cki dney disease:aJapaneseperspect iveon aworl dwi de probl em. JNephrol2008;21: 305-12.
Preval ensidanHubunganSi ndrom M et abol i kdenganPenyaki tGi nj alKronikpadaPopul asiDesaLegi an,KutaBali Paramit a Ayu, Yenny Kandarini, G Raka Widiana, W Sudhana, Jodhi SLoekman, K Suwitra
107
18.
19.
108
Locatelli F, Pozzoni P, Vecchio LD. Renal M anifestati ons in t he M etabol ic Syndrome. J Am SocNephrol2006;17: S81-5. Suwitra K. Penyakitginjalkronik. In:Sudoyo AW,SetiatiS,edi tors. BukuAjarIlmuPenyaki t Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbi t tan Departemen Il mu Penyakit Dalam Fakult as Kedokt eranUni versi t asIndonesi a; 2006.p.581-4.
20.
HenegarJR,BiglerSA,HenegarLK,TyagiSC, HallJE. Functi onalandstructuralchangesi nt he ki dney i nt heearl y stagesofobesi t y. JAm Soc Nephrol2001; 12: 1211-7.
J Peny Dalam, Volume 12 Nomor 2 Mei 2011