PRESS RELEASE CATATAN AKHIR TAHUN PENERAPAN TEKNOLOGI DI INDONESIA TAHUN 2009 Dalam rangka mendorong peningkatan kemandirian dan daya saing bangsa melalui penggunaan teknologi, ketergantungan kepada barang impor harus dikurangi dengan lebih memberdayakan Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia yang tersedia. Beberapa hal penting yang menjadi catatan akhir tahun penerapan teknologi Indonesia kami rangkumkan berdasarkan klasifikasi bidang teknologi. Teknologi Bidang Energi Isu utama masalah keenergian di Indonesia pada 2009 adalah ‘Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional’, karena secara nasional kita masih bertumpu pada pasokan bahan bakar berbasis minyak bumi (50%). Kondisi ini menyebabkan negara kita rentan terhadap gejolak yang terjadi pada minyak bumi baik gejolak akibat kelangkaan maupun gejolak yang diakibatkan fluktuasi harga. Sementara itu kebutuhan bahan bakar dari minyak bumi tersebut lebih banyak didapatkan dari impor akibat produksi minyak bumi di dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kondisi ini tidak dapat dipertahankan terus karena sumberdaya energi yang berbasis pada fosil (minyak bumi, batubara, gas, dll) suatu saat akan habis. Permasalahan di atas menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan kemampuan di bidang teknologi energi dengan tujuan: Mendorong usaha diversifikasi penggunaan sumberdaya energi agar memberikan lebih banyak alternatif dalam pemanfaatan energi, dan mendorong penggunaan energi yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya energi terbarukan. Mendorong penggunaan teknologi pembangkitan listrik skala kecil dengan menggunakan sumberdaya energi yang bersifat lokal serta terbarukan; Mendorong pemanfaatan energi yang lebih efisien untuk tujuan konservasi energi serta menurunkan elastisitas energi nasional; Mendorong peningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa melalui penguasaan teknologi Menjawab tantangan di atas, saat ini telah dan terus dilakukan beberapa kajian dan pengembangan teknologi energi seperti:
Kapasitas terpasang pabrik biodiesel di Indonesia pada tahun 2009 meningkat sekitar 63% menjadi 2.535.800 ton/tahun dari tahun 2008 dengan kapasitas 1.597.100 ton/tahun. Sebagian besar dari pabrik tersebut, dibangun dengan teknologi asing (Lurgi, Balestra, Nex Gen, dll), sedangkan peran industri lokal yang saat ini baru mampu membangun pabrik biodiesel skala kecil dengan kapasitas maksimum 30 ton/hari adalah masih kurang dari 1%. Apabila diasumsikan anggaran pembangunan 1 buah pabrik biodiesel
kapasitas 40.000 ton/tahun adalah sebesar 100 milyar rupiah, maka akan terbuka
peluang bisnis pembangunan pabrik biodiesel hingga tahun 2025 sebesar 20 triliun rupiah. Mengembangkan sistem pembangkit listrik skala kecil dengan sumberdaya energi terbarukan yang bersifat lokal, seperti PLTP skala 2-5 MW, PLTS, PLTB, PLTMH dan PLT Hibrida PV-Angin-Diesel Mengembangkan PLT Energi Baru berbahan bakar hidrogen baik untuk pembangkit stasioner maupun sistem transportasi seperti Sistem PLT Fuel Cell dan PLT Nuklir Mengembangkan sistem distribusi kelistrikan Smart grid, yang menggabungkan antara teknologi kelistrikan dan telekomunikasi. Sistem Smart Grid akan mengoptimalkan antara berbagai PLT skala kecil yang ada sebagai suplai dengan kebutuhan bebannya, sehingga terjadi efisiensi pemanfaatan sumberdaya energi. Disamping itu teknologi cerdas ini juga akan mengontrol penggunaan listrik oleh beban. Melakukan Audit teknologi untuk tujuan meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri, penggunaan teknologi yang tepat serta mengurangi pemborosan keuangan dalam belanja teknologi, serta melakukan audit investigasi dalam hal kecelakaan/ bahaya akibat teknologi. Mendorong penerapan sistem pembangkit Kogenerasi atau Kombinasi Termal dan Listrik (Combined Heat & Power), penggunaan energi alternatif seperti sampah industri atau perkebunan (Waste to Energy), dan juga penyempurnaan dan retrofit peralatan proses agar lebih hemat energi sekaligus menjadikan produknya semakin kompetitif. Mengembangkan moda-moda transportasi massal diberbagai kota secara langsung sebagai usaha penerapan teknologi efisiensi dan konservasi energi. Mendorong pembangunan industri komponen pembangkit listrik lainnya seperti boiler, turbin, generator, inverter, sistem kendali/ instrumentasi untuk skala tertentu oleh industri BUMN.
Teknologi Bidang Informasi dan Komunikasi Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembangunan demokrasi semakin penting. TIK tidak saja menentukan terpenuhinya azas-azas dalam pelaksanaan pemilihan umum, tetapi juga efektivitas, efisiensi, kecepatan, dan transparansi, serta akuntabilitasnya. Pada Pemilihan Legislatif 2009 lalu, pada saat-saat akhir menjelang pelaksanaannya, BPPT diminta berpartisipasi dalam memberikan technical assisstance dan advis kebijakan kepada KPU baik bagi pelaksanaan Pileg maupun Pilpres 2009. Ini memberikan pengalaman berharga untuk persiapan e-voting di masa datang, bahwa pemanfaatan TIK dalam peristiwa demokrasi perlu persiapan yang baik. Menyikapi kemajuan dan konvergensi TIK, dalam sistem penyiaran televisi nasional telah disepakati migrasi ke sistem digital hingga 2018 dan perbaikan kebijakan terkait. BPPT berpartisipasi aktif dalam hal ini, baik dalam memberikan advis bagi penentuan sistem penyiaran TV terestrial, spesifikasi teknis, pengembangan perangkat set top box, pengembangan sistem pemancar TV digital, uji coba TV digital komunitas,
maupun advis-advis kebijakan terkait. Kerjasama dengan berbagai pihak pun intensif dilakukan, antara lain dengan PT INTI, PT LEN, TVRI, Pemda, dan lainnya. BPPT memandang penting dukungan pengembangan kemampuan TIK dalam negeri, termasuk dalam FOSS (Free/Open Source Software). BPPT berpartisipasi aktif dalam migrasi ke pemanfaatan software legal (khususnya FOSS) di berbagai lembaga, termasuk di daerah, pengembangan aplikasi berbasis FOSS, dan dukungan pengembangan kreativitas digital. Beberapa produk terbaru BPPT antara lain adalah “PERISALAH”, “SIDOBI”, “LISAN”, “RAL” ,dan lainnya. khusus Perisalah, yakni sistem pencatatan notulensi atau ikhtisar dalam suatu rapat, di bulan Januari 2010 nanti akan diluncurkan. Model kolaboratif untuk memperbaiki implementasi TIK dalam pembangunan daerah melalui percontohan “E-Development Daerah”, yang diprakarsai oleh BPPT, seperti di Kab. Jembrana, Kab. Banyuwangi, Kab. Purwakarta, Kota Bogor, Kota Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kab. Kendal. Kegiatan ini melibatkan kemitraan dengan berbagai pihak seperti KNRT, Depkominfo, KNPP, KNPO, Depdiknas. Di bidang TIK ini, BPPT juga mendapat kepercayaan dalam mengimplementasikan UU No. 22 tahun 2006 tentang Kependudukan, dengan berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penerapan SIAK/E-KTP. Program ini sangatlah penting bagi Indonesia karena menjadi kunci bagi implementasi E-Government di Indonesia di masa mendatang. Tahun ini, BPPT berperan aktif dalam memberikan technical assisstance dalam proses uji petik di 6 daerah. Selain itu, dalam implementasi E-Government, juga telah dikembangkan PAI (Presidential Accountability Infrastructure) bersama dengan 6 instansi pemerintah lainnya, dalam pengembangan grand design E-Government untuk LAN, serta kajian interoperabilitas di lembaga pemerintah. Teknologi Bidang Transportasi Dalam pembangunan nasional peran transportasi memiliki kontribusi yang sangat penting mengingat sifatnya sebagai penunjang dan pendorong pembangunan sektor lainnya. Sebagai negara kepulauan, di Indonesia sangat diperlukan adanya prasarana dan sarana transportasi antar pulau yang memadai, sebagai perwujudannya, telah diresmikan Jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu merupakan salah satu jembatan bentang panjang di Asia dan saat ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia (5.438 meter). Teknologi yang digunakan adalah teknologi jembatan bentang panjang (long span bridge) tipe cancang (cable stayed bridge) pada struktur bentang utama. Selain itu, untuk menekan angka kecelakaan kereta api telah dikembangkan oleh BPPT, berupa Fasilitas Uji Dinamika Kereta Api (FUDIKA) yang mampu menguji secara bersamaan 9 gerbong dalam satu rangkaian kereta api yang meliputi uji getaran, pengereman, dan temperatur roda. Kemudian, sejalan dengan ketentuan ICAO dan APAPERG, pengelolaan transportasi udara sipil memerlukan kesiapan implementasi teknologi Communication Navigation Surveilance/Air Traffic Management (CNS/ATM). Pada tahun 2009, BPPT
telah berhasil mengembangkan Small Mobile Air-route Radar Terminal (SMART) sebagai suatu platform ujicoba teknologi CNS/ATM yang baru. Saat ini Indonesia masih mengalami ketergantungan produk impor mesin sebagai tenaga penggerak untuk berbagai aplikasi. Dengan kemampuan karya anak bangsa telah berhasil membuat Mesin RUSNAS 500cc yang sudah lolos uji kinerja dengan hasil yang memuaskan. Teknologi bidang pangan Dalam rangka mendukung Ketahanan Pangan Nasional, teknologi budidaya pertanian yang telah dikembangkan berhasil meningkatkan produktivitas pangan, Indonesia berhasil mencapai produktivitas padi tertinggi di ASEAN yakni 4,62 ton (gabah kering giling)/Ha, sementara Filipina 3,68 ton/Ha, Thailand 3,25 ton/Ha, dan Malaysia 3,25 ton/Ha sehingga mampu berswasembada beras untuk yang kedua kalinya setelah swasembada beras yang pertama pada tahun 1984. Adapun produktivitas jagung benih lokal mencapai sekitar 4 ton/Ha, ubikayu skala perkebunan besar mencapai sekitar 25-30 ton/Ha, dan kedelai mencapai 1,3 ton/Ha. Teknologi budidaya itu juga mewujudkan ketersediaannya bibit/benih unggul. Sebagai negara maritim yang memiliki sumber daya kelautan sangat besar, terutama potensi perikanan, maka dibutuhkan informasi potensi sumberdaya ikan laut yang baik dan akurat. Untuk itu BPPT mengembangkan perangkat lunak SIKBES-IKAN, atau sang penjejak ikan nan cerdas. Sistem ini menggunakan model prediksi lokasi keberadaan ikan di laut dengan memanfaatkan pendekatan integrasi antara metode sistem pakar, Penginderaan Jauh (remote sensing), dan Sistem Informasi Geografis. Sampai saat ini, software SIKBES-IKAN ini telah diimplementasikan di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, produktivitas perikanan budidaya air tawar mencapai lebih dari 0,56 juta ton, budidaya air laut lebih dari 1,7 juta ton, budidaya air payau (tambak) lebih dari 0,94 juta ton. Kemudian produksi daging dari aneka jenis ternak dalam 10 tahun terakhir telah terjadi peningkatan sekitar 4% per tahun. Produksi daging tahun 2008 mencapai 2,613 juta ton, produksi susu sekitar 550 ribu ton, produksi telur mencapai 1,15 juta ton. Disamping program/kegiatan pengembangan benih unggul, dan penerapan teknologi budidaya yang mengacu Good Agricultural Practices (GAP), telah banyak pula dikembangkan prototipe sampai dengan produksi aneka mesin dan alat pertanian pasca panen (mesin perontok padi, mesin pengering gabah, jagung, dsb) untuk mengurangi losses dan sudah diterapkan diberbagai wilayah pertanian di Indonesia. Riset pengembangan formula dan teknologi produksi pangan olahan (finished product) telah banyak dilakukan oleh industri swasta nasional secara mandiri maupun bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi (IPB dan UGM). Teknologi Bidang Lingkungan dan Kebumian Dalam rangka pengelolaan sampah sejak dari sumbernya sebagaimana tuntutan UU no.18 tahun 2008 tentang Persampahan, telah diaplikasikan teknologi pengomposan Aerobic Windrow Composting, atau Komposting Limbah Padat untuk sampah kota secara Aerobik. Aplikasi tersebut menghasilkan organic fertilizer berupa kompos yang bermutu
tinggi. Selain itu, dalam rangka mendukung UU tentang Persampahan tersebut, BPPT, bekerjasama dengan Ditjen Cipta Karya PU dan Puslitbang PU Pemukiman, juga telah membangun pilot plant Tempat Pengolahan Akhir (TPA) dengan prinsip sanitary landfill yang berlokasi di Bangli, propinsi Bali, yang menjadi TPA percontohan di tingkat nasional. Di bidang Kebumian, penguasaan teknologi rancang bangun sistem dan instrumen pendeteksi dini tsunami, telah diwujudkan BPPT dengan perekayasaan dan pengoperasian sistem Tsunami Early Warning System, yang dikenal dengan sebutan BUOY Tsunami Indonesia (InaBUOY), yang merupakan instrumen yang sangat penting karena mampu mendeteksi ancaman tsunami ketika tsunami masih di tengah laut. Hingga akhir 2009 ini telah berhasil diluncurkan sembilan BUOY Tsunami dalam kerangka Sistem Peringatan Dini Tsunami Samudera Hindia. Dalam usaha pengendalian bencana nasional kebakaran hutan/lahan, kekeringan, dan krisis energi, telah diimplementasikan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan melakukan hujan buatan di beberapa wilayah propinsi Indonesia. Teknologi Bidang Pertahanan dan Keamanan Sebagai pendukung pertahanan dan keamanan, telah dihasilkan 100 panser 6x6 dri 154 unit yang dipesan, yang juga merupakan bukti adanya komitmen pemerintah dalam kemandirian pemenuhan kebutuhan alutsista dari produk dalam negeri. Keputusan pemerintah untuk pengadaan 154 panser 6x6 buatan PT.Pindad merupakan awal kepercayaan dan komitmen pemerintah dalam penggunaan produk dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan pertahanan RI. Jenis panser yang sudah dibuat masih jenis pembawa penumpang (APC) dan panser ambulan serta masih ada beberapa jenis panser lain yang harus dikembangkan oleh PT.Pindad seperti jenis panser canon, panser komando, dan panser recovery. Untuk mendukung kemandirian tsb bahan material baja tahan peluru (armor steel) sudah dapat dibuat oleh PT. Krakatau Steel , juga sistem batang transmisi penggerak roda (axle system) dan suspensi yang bersifat independence sudah dapat dibuat di dalam negeri. Selain panser juga pengembangan roket yang dilakukan LAPAN telah berhasil meluncurkan roket tipe mulai RX -70, RX 100, RX 150, RX 240, RX 320, RX 420, dan akan dikembangkan RX 520. Hal yang cukup menggembirakan adalah telah berhasil diluncurkan tipe terbesar tipe RX 420 (spesifikasi diameter 420 mm, panjang 6.2 meter, dengan berat 1000 Kg) dan keberhasilan tipe RX100 locon (diameter 100 mm) yang menggunakan bahan bakar hasil produksi dalam negeri. Perkembangan ini memberikan jawaban terhadap kebutuhan propulsi. Teknologi Bidang Manufaktur Perekayasaan dalam pengembangan teknologi manufaktur, diwujudkan dalam pengembangan industri alat kelistrikan dengan melaksanakan kerekayasaan turbin uap 450 HP sampai dengan 4 MW bersama Depperin, PT. NTP, PT. Barata dan Industri manufaktur penunjang lainnya.
Pengembangan industri mesin pembakaran dalam (engine) dilakukan oleh BPPT bekerjasama dengan Depperin, Pemda Tegal serta IKM Permesinan Tegal – PT. Nefa, telah disepakati komersialisasi engine 1 silender 500 cc hasil kegiatan RUSNAS. Selanjutnya pada TA 2010 kegiatan akan dilakukan secara lebih intens dengan target menjadikan Tegal menjadi Sentra Industri Permesinan Nasional. Selain itu, pembuatan CNC High-speed Milling Machine untuk manufaktur lensa katarak telah berhasil dilakukan dan telah digunakan di Industri pembuat IOL – PT. Rohto Labs. Indonesia. Kemudian Bus manufacturer nasional telah berhasil memproduksi Bis Artikulasi “KOMODO” dan dioperasikan oleh BLU – Trans Jakarta Busway pada koridor 5. Merupakan hasil kerjasama antara Depperin dan PT. Asian Auto International (AAI). Manufaktur yang mendukung sistem transportasi, diwujudkan dengan diluncurkannya “Bis Artikulasi KOMODO” untuk dioperasikan di TransJakarta Busway Koridor 5.
Teknologi Bidang Kesehatan Di tahun 2009 ini berhasil ditemukan produksi vaksin lokal (untuk flu babi dan flu burung) oleh BUMN PT Biofarma, yang saat ini seed vaksinnya sudah diluncurkan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR pada November 2009. Pengembangan Obat konvensional, lebih ditekankan pada pengembangan Bahan Baku obat generik, untuk tahun 2009 dan seterusnya difokuskan pada kemandirian dan kemampuan produksi antibiotika Amoxicillin, dimana saat ini kebutuhannya mencapai sekitar 893 Ton pertahun, atau 73% dari total kebutuhan nasional. Penerapan teknologi produksi Obat Herbal juga cukup maju pesat dengan bertambahnya produk Obat Herbal Terstandar (OHT) dari 17 menjadi 28. Sementara itu produk Alat Kesehatan tetap stabil, dengan beberapa produk lokal yang mampu menggantikan produk impor. Dalam rangka kemandirian dalam pengadaan alat kesehatan industri lokal telah mampu memproduksi hospital furniture, inkubator bayi, lampu operasi, jarum suntik, tensimeter, stetoskop, sarung tangan, dan alat orthopedi. Teknologi Bidang Material Potensi pasar untuk produk mikro/nanosilika di Indonesia sangat besar karena dapat diaplikasikan pada industri karet, ban, keramik, konstruksi, cat dan lain sebagainya. Teknologi yang dipilih untuk membuat mikro/nanosilika dapat melalui proses milling, proses sonikasi, proses hidrotermal, proses sol gen, proses presipitasi dan lain-lain. Pengembangan mikro/nanosilika yang dilakukan diharapkan berfungsi untuk mensubstitusi nanosilika yang saat ini masih diimpor, yang dibutuhkan oleh industriindustri nasional. Guna mewujudkan hal tersebut BPPT mengembangkan Nano Teknologi untuk Kemasan. Salah satu aplikasi nanoteknologi adalah nanokomposit polimer, produk ini dapat digunakan untuk peningkatan kemampuan kemasan. Lebih tipis namun mempunyai barier terhadap udara lebih bagus. Kemudian juga dilakukan Pembuatan kantong Aspal Polimer. Pengembangan material untuk diaplikasikan pada berbagai
bidang teknologi, salah satu aplikasi material untuk sektor transportasi dan infrastruktur adalah: Pengembangan produk kemasan untuk Aspal. Kemasan aspal fleksibel berupa kantong plastik sebagai pengganti kemasan lama dari logam (drum) mempunyai keunggulan, yaitu meningkatkan kekuatan aspal karena kemasan ini langsung menjadi campuran aspal pada saat penggunaannya. Selain itu meningkatkan efisiensi pengangkutan dan menghilangkan aspal terbuang. Selanjutnya, Indonesia sebagai salah satu penghasil karet alam terbesar di dunia menghadapi dilema dimana barang teknik karet yang dibutuhkan oleh industri dalam negeri sebagian besar masih diimpor. Berbagai kajian dan penelitian tentang teknologi, proses, dan manufaktur barang teknik karet telah dilakukan salah satunya adalah teknologi Pipa Apung berstandar internasional yang digunakan di industri pertambangan dan perminyakan. Dalam rangka mengurangi eksplorasi batu alam yang sudah berlebihan, BPPT juga mengembangkan batu alam tiruan dengan bahan dasar keramik. Selain itu dikembangkan juga bata geopolimer yang bertujuan untuk menghilangkan proses pembakaran yang boros energi dan pelepasan CO2.