PRESS RELEASE
PLACE: Geneva
DATE: 10 December 2014
UNHCR News HQP100 P.O. Box 2500 CH-1211 Geneva 2 Tel +41 22 739 85 02 Fax +41 22 739 73 14 www.unhcr.org @RefugeesMedia
Fokus pada penyelamatan nyawa - seru UNHCR, seiring dengan tingginya jumlah orang yang menempuh jalur laut dalam pencarian suaka atau migrasi, yang melampaui 348,000 secara global UNHCR mengumumkan peringatan hari ini bahwa komunitas internasional kehilangan fokusnya untuk memberikan penyelamatan jiwa ditengah – tengah keraguan/ kebingungan/ kebimbangan negara – negara pantai dan blok – blok regional mengenai cara – cara merespon perkembangan jumlah orang yang menempuh jalur laut yang berbahaya dalam rangka pencarian suaka atau bermigrasi. Di tengah persiapan untuk pembukaan acara Dialog Komisioner Tinggi 2014 siang ini di Jenewa – sebuah forum pembahasan kebijakan informal yang tahun ini bertema Penyelamatan di Laut - Komisioner Tinggi untuk Pengungsi, António Guterres mengatakan bahwa beberapa pemerintahan terlihat berkecenderungan untuk menempatkan orang asing agar tetap di luar, sebagai prioritas yang lebih tinggi daripada menegakkan pemberian suaka. “Ini adalah sebuah kesalahan, dan pastinya adalah reaksi yang salah dalam suatu era dimana sebagian besar orang yang tercatat adalah orang – orang yang melarikan diri dari perang,” ucap Guterres. “Keamanan dan penanganan keimigrasian adalah isu penting bagi tiap negara, tapi kebijakan harus di rancang sedemikian rupa sehingga tidak menjadikan nyawa manusia sebagai korban dari hal itu.” Penyeberangan melalui laut yang secara alami seringkali terselubung, menjadikan perbandingan dengan tahun – tahun sebelumnya sulit dilakukan, namun data yang tersedia menunjukkan bahwa tahun 2014 mencatat data tertinggi. Menurut estimasi otoritas pantai, juga berdasarkan informasi pelarangan yang dikonfirmasi dan mekanisme pemantauan lainnya, setidaknya 348,000 telah menempuh perjalanan beresiko tinggi tersebut di seluruh dunia sejak awal Januari. Secara historis, faktor pendorong utamanya adalah migrasi, namun sejak tahun 2014, jumlah pencari suaka yang terlibat di dalamnya meningkat. Eropa, dengan adanya konflik di daerah selatan (Libya), timur (Ukraina), dan tenggara (Suriah /Irak), saat ini menghadapi kedatangan dari laut dalam jumlah terbesar. Meskipun tidak semua orangnya membutuhkan suaka, tapi setidaknya
1|P a ge
PRESS RELEASE
UNHCR News HQP100 P.O. Box 2500 CH-1211 Geneva 2 Tel +41 22 739 85 02 Fax +41 22 739 73 14 www.unhcr.org @RefugeesMedia
207,000 orang telah menyeberangi Mediterania sejak awal Januari – hampir 3 kali lipat sejak terakhir kalinya diketahui sejumlah 70,000 melakukan hal yang sama di tahun 2011 ketika perang sipil Libya sedang mencapai puncaknya. Untuk pertama kalinya, orang – orang dari negara asal penghasil pengungsi (terutama Suriah dan Eritrea) telah menjadi komponen terbesar dalam arus yang tragis ini, yakni mencapai hampir 50 persen dari jumlah totalnya. Selain laut Mediterania, setidaknya ada tiga rute laut utama lainnya yang dipergunakan oleh baik migran, maupun orang – orang yang melarikan diri dari konflik atau persekusi: Di daerah Semenanjung Afrika, sekitar 82,680 orang menyeberangi Teluk Aden dan Laut Merah antara 1 Januari hingga akhir November mereka sebagian besar berangkat dari Ethiopia dan Somalia menuju Yaman atau terus ke Arab Saudi dan negara – negara di Teluk Persia. Di Asia Tenggara, diperkirakan sekitar 54,000 orang melakukan penyeberangan melaui laut sepanjang tahun 2014, dengan sebagian besar darinya berangkat dari Bangladesh atau Myanmar menuju Thailand, Malaysia, atau Indonesia. Di Kepulauan Karibia, setidaknya 4,775 orang diketahui telah menempuh jalur laut dengan kapal dalam periode 1 Januari hingga 1 December tahun ini, untuk melarikan diri dari kemiskinan atau pencarian suaka. Banyak diantara orang – orang ini meninggal atau menjadi korban kejahatan internasional yang terorganisir dalam perjalanannya. Secara global, UNHCR menerima laporan 4,272 kematian tahun ini. Sekitar 3,419 kematian dari jumlah tersebut terjadi di Mediterania – menjadikan rute Mediterania sebagai rute yang paling mematikan. Di Asia Tenggara, diperkirakan 540 orang meninggal dalam upayanya menyeberangi Teluk Benggala. Di Laut Merah dan Teluk Aden, setidaknya 242 nyawa menghilang sampai dengan December 8, sementara di Karibia, jumlah orang yang dilaporkan meninggal atau menghilang hingga awal December adalah 71 orang. Jaringan penyelundup manusia juga pada saat yang sama berkembang, beroperasi dengan impunitas di daerah – daerah yang tidak stabil dan berkonflik, menarik laba dari perpindahan manusia yang didorong oleh keputusasaan. Kerugian imateriil yang ditimbulkan tidak ternilai. Di Indonesia misalnya, UNHCR mengetahui cerita sebuah keluarga yang terpaksa melarikan diri karena adanya ancaman yang bertubi – tubi dari sebuah kelompok tanpa identitas di Sri Lanka. Sang ayah kemudian melarikan diri ke Australia, dan anggota keluarga lainnya menyusul kemudian. Sang ibu mengeluarkan biaya US$5,500 untuk membawa dirinya, ketiga anaknya dan dua keponakan ke Indonesia, untuk kemudian menuju Australia dengan kapal. Sesak dengan 200 orang, kapal mereka tenggelam. Sang ibu dan kedua adiknya tenggelam, meninggalkan seorang gadis remaja sendirian disebuah penampungan di Jakarta.
2|P a ge
PRESS RELEASE
UNHCR News HQP100 P.O. Box 2500 CH-1211 Geneva 2 Tel +41 22 739 85 02 Fax +41 22 739 73 14 www.unhcr.org @RefugeesMedia
Guterres mengatakan bahwa pemfokusan pada elemen – elemen yang terisolir, bagi suatu problem yang pada dasarnya sangat kompleks dan bersifat lintas negara – sering kali melibatkan rute yang terbentang melalui beberapa perbatasan negara dan mencapai ribuan kilometer – pemerintah negara – negara seringkali gagal menekan atau memberhentikan arus dan kematian orang – orang dalam perjalanan serupa. “Kita tidak bisa memberhentikan orang yang berupaya menyelamatkan dirinya dengan upaya – upaya pengelakan, yang justru akan semakin membahayakan,” ucap Guterres. “Penyebab utama permasalahannya harus diatasi, hal itu berarti kita harus melihat alasan mengapa orang – orang ini melarikan diri, apa yang menyebabkan mereka tidak memilih cara mencari suaka yang lebih aman, cara apa yang dapat dilakukan untuk memutus jaringan kriminal yang diuntungkan dengan kondisi tersebut, dan bagaimana agar pada saat yang sama korban – korban mereka tetap terlindungi. Hal ini juga berarti adanya sebuah sistem yang baik dalam penanganan kedatangan dan dalam membedakan orang – orang yang benar – benar pengungsi dari yang tidak.” Dialog Komisioner Tinggi tahun ini dimulai pada hari Rabu hingga Kamis. Hadir dalam dialog tersebut adalah perwakilan pemerintahan, organisasi nonpemerintah, penjaga pantai, anggota akademia, serta pemimpin dan perwakilan mitra – mitra organisasi internasional seperti IOM, UNODC, OHCHR, dan IMO. **** Informasi Tambahan: Elemen multimedia pendukung seperti video, foto, infografik, dan informasi latar belakang tersedia di http://www.unhcr.org/seadialogue/. Pagi hari pertama Dialog Komisioner Tinggi akan terbuka untuk media di Geneva Palais Press Office (http://www.unog.ch/news). Kami juga berharap untuk melakukan livestream acara pembukaan dialog dalam http://webtv.un.org. Untuk interview dan pertanyaan lainnya, silahkan menghubungi team media kami.
KONTAK MEDIA UNHCR
Geneva (GMT + 1) Adrian Edwards
Head of News & Spokesperson +41 79 557 9120 /
[email protected]
3|P a ge
PRESS RELEASE
Babar Baloch
Communications Officer (Asia & Americas) +41 79 557 9106 /
[email protected]
Melissa Fleming
Head of Communications & Spokesperson for High Commissioner Guterres +41 79 557 9122 /
[email protected]
Karin de Gruijl
Senior Communications Officer (East, Central Africa) + 41 79 255 9123 /
[email protected]
Francis Markus
Senior Communications Officer (North Africa / Horn of Africa) +41 79 301 1966 /
[email protected]
Ariane Rummery
Senior Communications Officer (Syria / Iraq) +41 79 200 7617 /
[email protected]
UNHCR News HQP100 P.O. Box 2500 CH-1211 Geneva 2 Tel +41 22 739 85 02 Fax +41 22 739 73 14 www.unhcr.org @RefugeesMedia
Mediterranean (GMT + 1 except for Athens which is GMT+2) Carlotta Sami
Southern Europe Spokesperson (Rome) +39 335 679 4746 /
[email protected]
Maria Jesus-Vega
Spain Spokesperson (Madrid) +34 670 661 263 /
[email protected]
Ketty Kehayioylou
Greece Spokesperson (Athens) +30 694 02 77 485 /
[email protected]
Horn of Africa (GMT + 3) Nick Stanton
Yemen Spokesperson (Sana’a) +967 146 9771 /
[email protected]
Caribbean (GMT – 5) Brian Hansford
North America Spokesperson (Washington DC) + 1 202 999 8253 /
[email protected]
Southeast Asia/Bay of Bengal (GMT + 7)
4|P a ge
PRESS RELEASE
Vivian Tan UNHCR News HQP100 P.O. Box 2500 CH-1211 Geneva 2 Tel +41 22 739 85 02 Fax +41 22 739 73 14 www.unhcr.org @RefugeesMedia
Asia-Pacific Spokesperson (Bangkok) +66 81 827 0280 /
[email protected]
Contact details for all UNHCR spokespersons are available online at: http://www.unhcr.org/pages/49e6e9c42e.html ****
5|P a ge