BMKG
PRESS RELEASE
KEKERINGAN 2015
Kamis, 30 Juli 2015
1
OUTLINE • • • • •
Kondisi Musim Kemarau di Indonesia Potensi Menguatnya El Nino di Musim Kemarau Prakiraan Hujan Agt – Des 2015 Prakiraan Panjang Musim Kemarau 2015 Prakiraan Awal Musim Hujan 2015/16
2
KONDISI KEMARAU DI INDONESIA
3
HARI TANPA HUJAN JULI II – 15
Beberapa wilayah di Indonesia, telah mengalami hari tanpa hujan berturut-turut sangat panjang: Jawa, Sulawesi Utara, NTB dan NTT. Umumnya daerah dengan HTH > 60 hari telah terjadi di Jawa, Bali, NTB dan NTT
MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT HTH > 60 HARI (KEKERINGAN EKSTRIM) Propinsi
DKI Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur
Bali NTB NTT
Kabupaten
Jakarta Pusat,Jakarta Utara,Jakarta Timur Cirebon,Indramayu,Majalengka Brebes Gunung Kidul Bangkalan,Blitar,Bondowoso,Gresik,Jember,Jombang,Ke diri,Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Pamekasan,Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Situbondo, Sumenep Tejakula, Nusa Penida, Sawan, Grokgak, Kintamani Bima, Dompu, Kota Bima, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara Kota Kupang, Kupang, Lembata, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan 5
ANALISIS CURAH HUJAN JULI 2015
Analisis Curah Hujan – 2015
Sifat Curah Hujan – 2015
Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, Mayoritas menunjukkan sifat Curah Hujan di bawah Normal
PERBANDINGAN ANALISIS CURAH HUJAN JULI 2014 VS JULI 2015
Analisis Curah Hujan Juli – 2014
Analisis Curah Hujan Juli – 2015
Curah hujan Juli 2015 lebih sedikit dibandingkan Juli 2014. Hal ini terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia
PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2015
Umumnya wilayah Bali, NTB dan NTT sudah memasuki musim kemarau pada bulan Maret 2015, sedangkan di Jawa musim kemarau telah terjadi sejak April 8 2015
POTENSI MENGUATNYA EL NINO DI MUSIM KEMARAU 2015
9
EL NINO “BUKAN GELOMBANG PANAS” “El Nino adalah gejala penyimpangan kondisi meningkatnya suhu permukaan laut yang signifikan di samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya dibagian Tengah dan Timur dan berdampak pada pengurangan jumlah curah hujan yang signifikan di Indonesia”
Indonesia
EQUATORIAL
KONDISI NORMAL (Des – Feb)
Chile
Uap Air
Chile
Indonesia
EQUATORIAL THERMOCLINE
KONDISI EL NINO (Des – Feb)
10
TREND PENGUATAN EL NINO15 26-Jul-1997
2 1.5
0
30
2015
-50
28
1997
-100
26
Kedalaman [m]
-150
1 0.5 0
24
-200 22 -250 20
-300
18
-350
26 Jul 97
-400
-0.5
16 14
-450
10-Jan
01-Mar
20-Apr
09-Jun
29-Jul
17-Sep
06-Nov
26-Dec -500
140
160
180 -160 -140 Bujur Timur [derajat]
-120
30
0
Kedalaman [m]
-150 -200 -250 -300
6 Kedalaman [m]
-100
12
26-Jul-2015
0 -50
27 Sep 97
-100
Juli 2015:
25 Kolam hangat belum 20 sepenuhnya bergeser ke Pasifik 15 Tengah dan Timur. 4
-200
2
-300
0
26 Jul 15
-400
-2
-350
-500 140
-400 -450 -500 140
160
160
180 -160 -140 Bujur Timur [derajat]
180 -160 -140 Bujur Timur [derajat]
-120 -120
-4
-6
6 Trend penguatan EL NINO 2015 ditunjukkan oleh kecenderungan 4 -100 semakin bergesernya warm pool ke arah Timur . 2 -200 laman [m]
0
0
7
PERISTIWA EL NINO (1950 – 2015)
Peristiwa El Nino dengan tingkat intensitas paling KUAT terjadi pada tahun 1997/1998
12
PREDIKSI EL NINO JULI - DESEMBER 2015 PREDIKSI ENSO*): 1. NCEP/NOAA (USA) – Jul – Ags EL NINO SEDANG – Sep – Des EL NINO KUAT
2. Jamstec (Japan) – Jul EL NINO SEDANG – Ags – Des EL NINO KUAT 3. BoM/POAMA (Australia) – Jul EL NINO SEDANG – Ags – Des EL NINO KUAT 4. BMKG (Indonesia) – Jul EL NINO SEDANG – Ags – Des EL NINO KUAT *) Juli III – 2015
PRAKIRAAN HUJAN AGT, SEP, OKT, NOV, DES 2015
14
PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGT – OKT’15 Prakiraan Curah Hujan Agt, Sep dan Okt 2015 Ags’15
Sep’15
Okt’15
Peluang terjadinya hujan < 100 mm per Bulan Ags’15
Sep’15
Okt’15
PRAKIRAAN CURAH HUJAN NOV – DES’15 Prakiraan Curah Hujan November dan Desember 2015 Nov’15
Des’15 Des’15
Peluang terjadinya hujan < 100 mm per Bulan Nov’15
Des’15
PRAKIRAAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2015
17
PRAKIRAAN PANJANG MUSIM KEMARAU 2015
Kemarau yang sudah terjadi sejak bulan Maret dan April di sebagian besar wilayah Indonesia (Jawa, Bali, NTB dan NTT) di prakirakan panjangnya berkisar 6 – 7 bulan 18
PRAKIRAAN KETERSEDIAAN AIR TANAH JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER
KESIMPULAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Musim Kemarau sudah terjadi sejak bulan Maret dan April di sebagian besar wilayah Indonesia khususnya di Jawa, Bali, NTB dan NTT; Monitoring HTH menunjukan wilayah – wilayah di Jawa, Bali, NTB dan NTT telah mengalami HTH lebih dari 60 hari (Kekeringan Ekstrim); Kemarau yang sedang berlangsung ini diprakirakan masih terjadi hingga akhir OKTOBER 2015; Kemarau tahun 2015 lebih panjang dari biasanya diakibatkan oleh fenomena El Nino; Kondisi El Nino berpotensi menguat mendekati batas ambang El Nino Kuat dan diprediksi bertahan sampai dengan awal tahun 2016; Daerah-daerah di indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino meliputi Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalsel, dan Sulsel ; Dampak El Nino antara lain berupa kekeringan, mundurnya awal musim hujan di daerah-daerah tersebut, dan potensi perikanan berlimpah.
Terimakasih Atas Perhatiannya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika - BMKG Jl. Angkasa I No.2, Kemayoran – Jakarta Pusat www.bmkg.go.id Info Cuaca : 021 6546315/18 Info Gempabumi : 021 6546316
www.bmkg.go.id
BMKG
LAMPIRAN
25
PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2015/16 DI WILAYAH TERDAMPAK KEKERINGAN
26
PMH 2015/16 DI P. SUMATERA BAG. SELATAN
Prakiraan AMH 15/16 di Sumatera bag. Selatan umumnya terjadi pada bulan Okt – Nov dan sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL 27
PMH 2015/16 DI P. JAWA
Prakiraan AMH 15/16 di Jawa Barat umumnya terjadi pada bulan Okt kecuali di bagian utaranya yaitu pada bulan Nov dan Des. Sebagian besar SAMA dan MUNDUR dari 28 Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL dan BAWAH NORMAL
PMH 2015/16 DI P. JAWA
Prakiraan AMH 15/16 di Jawa Tengah umumnya terjadi pada bulan Nov. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL dan BAWAH NORMAL 29
PMH 2015/16 DI P. JAWA
Prakiraan AMH 15/16 di Jawa Timur umumnya terjadi pada bulan Nov dan Des. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL 30
PMH 2015/16 DI P. BALI
Prakiraan AMH 15/16 di Bali umumnya terjadi pada bulan Nov dan Des. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL dan BAWAH NORMAL 31
PMH 2015/16 DI NTB
Prakiraan AMH 15/16 di NTB umumnya terjadi pada bulan Des. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL dan BAWAH NORMAL 32
PMH 2015/16 DI NTT
Prakiraan AMH 15/16 di NTT umumnya terjadi pada bulan Des. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL dan BAWAH NORMAL 33
PMH 2015/16 DI NTT
Prakiraan AMH 15/16 di NTT umumnya terjadi pada bulan Okt dan Nov. Sebagian besar MUNDUR dari Normalnya serta sifat hujan umumnya NORMAL 34
MONITORING HTH DI JAWA, BALI, NTB DAN NTT
ANALISIS SPI JULI 2015 DAN PRAKIRAAN SPI JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2015
ANALISIS SPI 1 BULANAN – JULI 2015
39
ANALISIS SPI 3 BULANAN – MJJ 2015
40
PRAKIRAAN SPI 1 BULANAN – AGUSTUS 2015
41
PRAKIRAAN SPI 1 BULANAN – SEPTEMBER 2015
42
PRAKIRAAN SPI 3 BULANAN – JJA 2015
43
PRAKIRAAN SPI 3 BULANAN – JAS 2015
44
PRAKIRAAN HUJAN AGT, SEP, OKT, NOV, DES 2015 DI JAWA, BALI, NTB DAN NTT
45
PCH AGT – DES 2015 DI JAWA, BALINUSTRA
AGT’ 15
SEP’ 15
OKT’ 15
NOV’ 15
DES’ 15 46
ELNINO, DAMPAK DAN ANTISIPASINYA
DAMPAK EL NINO 1997 • Total area terdampak: 11.6 juta HA, dengan total kerugian 2.75 milyar US$. [2] • Kebakaran lahan gambut ~1.45 juta ha, dengan 2.5 giga ton emisi CO2, ekivalen dengan ~ 40% emisi global [3]
KEHUTANAN
PERTANIAN
PERIKANAN
• Smog: > 20 juta orang terdampak (Asia Tenggara) dengan total kerugian 760 juta US$ [2,4]
• Total area terdampak: 3.9 juta ha, dengan total kerugian 466 juta US$. [2] Saat El Nino 97, FAO mencatat meningkatnya produksi yang sangat tinggi jenis Yellow Fin Tuna dan Skip Jack Tuna di Indonesia FAO [2000].
ANTISIPASI DAMPAK EL NINO 1. Pertanian : Panjangnya masa paceklik atau Kegagalan Panen; 2. Kekeringan : Kekurangan persediaan ‘fresh water’; 3. Kebakaran Hutan dan Lahan;
4. Demam Berdarah; 5. Kelautan: Perikanan Tangkap Meningkatnya Tangkapan Ikan dan potensi garam. 6. Coral bleaching.
PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGS – SEP’15 Ags’15
Analisis Curah Hujan Sep’97 saat El Nino Index = 2.0
Sep’15
Prakiraan Curah Hujan Agustus dan September 2015 Ags’15
Sep’15
Peluang terjadinya hujan < 100 mm
PRAKIRAAN CURAH HUJAN OKT – NOV’15 Okt’15
Analisis Curah Hujan Okt’97 saat El Nino Index = 2.2
Nov’15
Prakiraan Curah Hujan Oktober dan November 2015 Okt’15
Nov’15
Peluang terjadinya hujan < 100 mm
SKENARIO KEGAGALAN PANEN EL NINO 2015*) (1)
*) Untuk MT III – 2015.
SKENARIO KEGAGALAN PANEN EL NINO 2015*) (2)
*) Untuk MT III – 2015; *) Luas tanam = 60% luas baku.
POTENSI KEGAGALAN PANEN 1. Sawah Tadah hujan ~ 7,8 Juta Ha; 2. Sawah irigasi ~ 4,8 Juta Ha. Antisipasi AMH mundur Nop/Des’15
Strategi pola tanam;
Penggunaan varietas padi lahan kering;
Optimalisasi padi pada lahan rawa (500.000 Ha ~ 2 Juta Ton Gabah Kering Giling [Litbang Pertanian, 2015])
Prioritas penanaman palawija
BULOG strategi distribusi 54
POTENSI KELAUTAN •
Panen ikan di perairan Sumbar, Sumsel Barat, Selatan Jawa, NTT, Selatan Kalimantan.
• Coral
Bleaching
mengancam beberapa wilayah seperti Barat Sumatra, Selat Sunda, Selat Makassar, Kepulauan Raja Ampat
• Potensi peningkatan produktivitas garam rakyat (PUGAR – Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat)
55
POTENSI KEBAKARAN HUTAN
HUJAN BUATAN
WATER BOMBING
100 m3 / hari
DESALINASI
LPM-2 (KERJASAMA DENGAN TURKEY)
WATER CANON (RETARDANT)
PERAN TNI 1. TNI AU menyiapkan: a. Pesawat Hercules yg dilengkai dengan pembom air (Pengalaman 1997 didukung oleh pesawat Hercules dari Wyoming USA); b. Helikopter Puma dengan bamby bucket.
2. KORPS Marinir TNI AL menyiapkan tank amphipi, PT-76; 3. KORPS TNI AD menyiapkan meriam 105 mm dengan retardant kimia buatan PT. Pindad 4. Mengudang Rusia, Jepang, Canada, USA dan Australia untuk mengerahkan pembom air
57
KESIMPULAN 1. Kondisi El Nino berpotensi menguat mendekati batas ambang El Nino Kuat dan diprediksi bertahan sampai dengan Desember 2015; 2. Daerah-daerah di indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino meliputi Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalsel, Kalteng, Sulsel, dan Sultra. 3. Dampak El Nino: a.
b. c. d.
Kekeringan: 1)
Mundurnya AMH;
2)
Gagal Panen;
3)
Kebakaran Hutan
Potensi perikanan melimpah; Coral bleaching; Demam Berdarah.
PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2015/16
59
PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN 2015/2016 WILAYAH
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOV
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JML
SUMATERA
0
0
12
12
17
13
0
0
0
0
0
0
54
JAWA
0
0
0
2
31
82
35
0
0
0
0
0
150
BALI
0
0
0
0
0
10
5
0
0
0
0
0
15
NTB
0
0
0
0
0
0
21
0
0
0
0
0
21
NTT
0
0
0
0
1
7
15
0
0
0
0
0
23
KALIMANTAN
0
0
0
0
9
11
2
0
0
0
0
0
22
SULAWESI
0
0
0
0
3
12
18
1
0
7
1
0
42
MALUKU
0
0
0
0
1
0
6
0
0
1
0
1
9
PAPUA
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
3
JML
0
0
12
15
62
136
103
1
0
8
1
1
339
PROSEN
0%
0%
3.5%
0.3%
0%
2.4%
0.3%
0.3%
100 %
4.4% 18.3% 40.1% 30.4%
Total ZOM teridentifikasi AMH 2015/2016 = 339 ZOM, ada 3 ZOM yang tidak teridentifikasi
PRAKIRAAN SIFAT MH 2015/2016 WILAYAH
BN
N
AN
JML
SUMATERA
PAPUA
12 43 6 7 9 2 16 0 1
32 95 9 12 13 18 24 3 1
10 12 0 2 1 2 2 6 1
JUMLAH
96
207
36
54 150 15 21 23 22 42 9 3 339
PROSEN
28.3%
61.1%
10.6%
100.0%
JAWA BALI NTB NTT KALIMANTAN SULAWESI MALUKU
10.6%
28.3%
BN N
61.1%
AN
Total ZOM teridentifikasi AMH 2015/2016 = 339 ZOM, ada 3 ZOM yang tidak teridentifikasi
PERBANDINGAN PMH 2015/2016 TERHADAP RATA-RATANYA MAJU WILAYAH
SAMA
MUNDUR JML
<-3
-3
-2
-1
0
1
2
3
>3
PAPUA
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1
2 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 1 1 1 1 0
18 27 0 2 5 2 9 4 1
13 36 5 3 11 3 9 3 0
9 44 4 6 6 6 6 0 0
3 28 2 5 0 4 7 1 1
0 15 4 5 0 6 9 0 0
54 150 15 21 23 22 42 9 3
JUMLAH
0
2
2
13
68
83
81
51
39
339
0%
0.6%
0.6%
3.8%
20.1%
24.5%
23.9%
15.0%
11.5%
SUMATERA JAWA BALI NTB NTT KALIMANTAN SULAWESI MALUKU
PROSEN
5.0%
20.1%
100 %
74.9%
5.0% 20.1% MAJU
74.9%
SAMA MUNDUR
Total ZOM teridentifikasi AMH 2015/2016 = 339 ZOM, ada 3 ZOM yang tidak teridentifikasi
KESIMPULAN 1
• Awal Musim Hujan 2015/2016 di sebagian besar daerah diprakirakan pada bulan November (40,1%), dan Desember (30,4%) tahun 2015.
2
• Dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan (1981-2010), sebagian besar daerah diprakirakan MUNDUR (74,9%), SAMA (20,1%) dan MAJU (5%)
3
4
• Sifat Hujan Musim Hujan 2015/2016, sebagian besar daerah diprakirakan NORMAL (61,1%) dan BAWAH NORMAL (28,3%).
• Terdapat 3 ZOM yang tidak terindentifikasi awal musim hujan, sifat dan perbandingan yaitu ZOM 337,338,339 di Papua