PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) DI HUTAN PRODUKSI KHUSUS (HPKh) PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) SEBELAT BENGKULU UTARA
SUPARTONO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara.” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Desember 2007
Supartono NRP. E.051054035
ABSTRACT SUPARTONO. (The Preferential and The Estimation Of The Productivity Of Natural Feeding Plants Of Sumatran Elephants (Elephas maximus sumatranus Temmick 1847) In Seblat Training Center for Elephants North Bengkulu). Under direction of YANTO SANTOSA and A. MACHMUD THOHARI Production forest of Seblat with special function as Seblat’s Elephants Training Center is a forest isolated from the surrounding forest. The utilization of forest’s products by logging company and the conversion of forest area into coconut palm estates have fragmented elephants’ habitat. Lebang Kandis production forest which positioned as a coridor for wildlife from and to Seblat Elephants Training Center didn’t worked as planned. This resulted in an increased conflict between man and elephant to utilize space and food. Research method comprises of 3 main activities, which are the analysis of vegetation, the cutting and pruning of elephants’ food species and the observation of elephants’ daily activities by following the herd. Vegetatation analysis results, ground plant species which are potential as elephants’ food species comprises of 36 species, 29 spesies of seedling level, 26 species of sapling level, 24 species of pole level and 29 species of tree level. The highest productivity of elephants’ food species for sapling and pole levels is provided by Leea indica (5,10 g/ind/day) and for ground plant Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 g/m2/hari). The observation of daily feeding activities on loor found 245 species of 70 families of plants eat by the elephants. The Fabaceae and Poaceae plant families are the most being eaten. Elephants’ food species parts can be grouped into 11 groups, which are leaves, stem, small branches, innermost of plant, bark, tree bark, roots, flowers, fruits, tuber and bamboo shoot. The part of plant species being eaten the most are leaves, small branches and the stem, totalled 35,1 %. From the 6 elephants being sampled, the elephant Cokro (male) eat 120 species of plants with daily frequency of 798,5, elephant Eva (female) eat 114 species with daily frequency of 817,6, elephant Sari (female) eat 111 species with daily frequency of 712,6, elephant Nelson (male) eat 95 species with daily frequency of 665,2, elephant Robi (male) eat 88 species with daily frequency of 810, and elephant Desi (female) eat 88 species with daily frequency of 853,2. Analysis result using Neu’s Index shows that elephant Nelson only prefers 14 species of plants, elephant Cokro only prefers 13 species of plants, elephant Robi only prefers 11 species of plants, elephant Sari prefers 8 species of plants, elephant Desi prefers 18 species of plants and elephant Eva prefers 21 species of plants. The spesies of plants prefers by all of sampled elephants are Gigantochloa cf. atroviolacea and Stachyphryinium sp. The behavior of the elephants when acquiring food can be categorized into 8 categories, which are snapping, pulling, unplugging, grabbing, peeling, kicking, ploughing and picking. From all the plant species being eaten, 35 % of which acquired by breaking.
RINGKASAN
SUPARTONO. Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara. Dibimbing oleh YANTO SANTOSA dan A. MACHMUD THOHARI. Kawasan hutan produksi tetap dengan fungsi khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat adalah kawasan hutan yang terisolasi dari hutan sekitarnya. Pengusahaan HPH dan konversi hutan untuk perkebunan sawit menyebabkan habitat gajah semakin menyempit. Kawasan hutan yang diharapkan menjadi jalur lalu lintas satwa dari dan menuju PLG Sebelat tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga terjadi konflik antara gajah dan manusia didalam pemanfaatan ruang dan sumber makanan. Metode penelitian secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu inventarisasi potensi pakan, pengamatan produktivitas tumbuhan yang dimakan, dan pengamatan aktifitas harian gajah dengan berjalan kaki mengikuti pergerakan gajah. Hasil analisa vegetasi ditemukan tumbuhan bawah potensial pakan gajah 36 spesies, tingkat semai 29 spesies, tumbuhan tingkat pancang 26 spesies, tumbuhan tingkat tiang 24 spesies, dan tumbuhan tingkat pohon 26 spesies. Produktivitas tumbuhan pakan tertinggi untuk tingkat pancang dan tiang adalah Leea indica (5,10 g/ind/hari) dan tumbuhan tingkat bawah Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 g/m2/hari). Hasil pengamatan ditemukan 245 spesies dalam 70 famili tumbuhan yang dimakan oleh gajah. Famili fabaceae dan poaceae adalah yang paling banyak dimakan, masing-masing 28 spesies dan 21 spesies. Tumbuhan yang dimakan oleh gajah dikelompokan pada 11 bagian, yaitu daun, pelepah, ranting, umbut, batang, kulit batang, akar, bunga, buah, umbi dan rebung. Bagian yang paling banyak dimakan adalah daun, ranting dan batang sebanyak 35,1 %. Dari 6 ekor gajah sampel yang digunakan, gajah Cokro (jantan) memakan 120 spesies tumbuhan dengan frekuensi makan harian 798,5, gajah Eva (betina) memakan 114 spesies dengan frekuensi makan harian 817,6, gajah Sari (betina) memakan 111 spesies tumbuhan dengan frekuensi makan harian 712,6, gajah Nelson (jantan) memakan 95 spesies dengan frekuensi makan harian 665,2, gajah Robi (jantan) memakan 88 spesies dengan frekuensi makan harian 810, dan gajah Desi (betina) memakan 88 spesies dengan frekuensi makan harian 853,2. Hasil analisis dengan Indeks Neu diperoleh bahwa gajah Nelson hanya menyukai 14 spesies tumbuhan, gajah Cokro menyukai 13 spesies tumbuhan, gajah Robi 11 spesies tumbuhan, gajah Sari menyukai 8 spesies tumbuhan, gajah Desi menyukai 18 spesies tumbuhan dan gajah Eva menyukai 21 spesies tumbuhan. Spesies tumbuhan yang disukai oleh semua gajah sampel adalah Gigantochloa cf. atroviolacea (bambu sri) dan Stachyphryinium sp (mayor). Spesies yang disukai oleh 5 ekor gajah sebanyak 4 spesies tumbuhan, yang disukai oleh 4 ekor gajah adalah 4 spesies, 4 spesies tumbuhan disukai oleh 3
ekor gajah, spesies yang disukai oleh 2 ekor gajah yaitu 7 spesies dan spesies yang disukai oleh satu ekor gajah adalah 12 spesies. Perilaku gajah didalam mengambil makanan diperoleh 8 katagori, yaitu patahkan, tarik, cabut, renggut, kupas, menedang, dongkel, pungut. Dari total spesies yang dimakan oleh gajah, 33,5 % diantaranya diambil dengan cara dipatahkan.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, menyusun laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) DI HUTAN PRODUKSI KHUSUS (HPKh) PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) SEBELAT BENGKULU UTARA
SUPARTONO
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan Sub Program Studi Konservasi Keanekaragama Hayati
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Thesis
:
Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat, Bengkulu Utara.
Nama Mahasiswa
:
Supartono
Nomor Pokok
:
E 051054035
Disetujui: Komisi Pembimbing,
Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA Ketua
Dr. Ir. A. Machmud Thohari, DEA Anggota
Diketahui: Ketua Program Studi
Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F NIP: 131 760 834
Tanggal ujian: 17 Desember 2007
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS NIP: 130 891 386
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi program magister profesi pada Sub Program Studi Konservasi Keanekaragaman Hayati, Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tesis berjudul ”Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara” ini disusun guna untuk memberikan informasi bagi pengelola PLG Sebelat dalam hal pengelolaan sumber pakan alami gajah. Tesis ini menguraikan tentang potensi tumbuhan pakan, produktivitas tumbuhan pakan, jenis-jenis tumbuhan yang dimakan dan bagian yang dimakan dan preferensi gajah sumatera terhadap jenis-jenis tumbuhan yang dimakan di PLG Sebelat Bengkulu Utara. Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan tesis ini. Semoga hasil penelitian yang dituangkan dalam tulisan ini dapat dimanfaatkan.
Bogor,
Desember 2007 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pusat
Latihan Gajah (PLG)
Sebelat Bengkulu Utara. Penulis
menyampaikan
terima
kasih
dan
penghargaan
yang
sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku ketua Komisi dan Dr. Ir. A. Machmud Thohari, DEA selaku anggota komisi yang telah memberikan saran dan bimbingan sehingga tesis ini dapat diselesaikan serta
Ir. Agus
Priambudi, M.Sc selaku dosen penguji luar komisi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA yang telah memberikan kesempatan berupa bea siswa untuk mengikuti pendidikan pascasarjana, Dekan Sekolah Pascasarjana beserta staf atas fasilitas yang diberikan selama pendidikan,
kepada Kepala Balai KSDA
Bengkulu dan staf, Reza, Sapui, Anis dan seluruh pawang PLG Sebelat Bengkulu, yang telah membantu selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman angkatan (Abah Muin, Acing Agus, Carik Mamat, Nico karet, Z keting, Sandi brondong, enceng Amin, ndul Diah, Iwan Urat, Fitri Kangkung, Mbok Erna, Singkek Tri, Utin Bebek, Vivin Cunkus). Akhirnya, ucapan terima kasih kepada isteri tercinta Ika Budianti, S.Si dan anak-anakku tersayang Hassya Amaris santi dan Ailsya Cyrila Cahya Devi atas pengorbanan dan pengertiannya sehingga seluruh rangkaian pendidikan dapat diselesaikan. Kepada Ayahanda dan Bunda dan serta kakak-kakak dan adikku tersayang, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.
RIWAYAT HIDUP Penulis adalah anak ke lima dari enam bersaudara keluarga Bapak H. M. Yusuf dan Ibu Hj. Rumia yang dilahirkan di Padang Tepong Lahat pada tanggal 28 Januari 1974. Menikah pada tanggal 15 Juni 2001 dengan isteri tercinta Ika Budianti, S.Si dan saat ini telah dikaruniai dua orang puteri bernama Hassya Amaris Santi dan Ailsa Cyrila Cahya Devi. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN No 42 Bengkulu pada tahun 1986, SMPN Pagar Dewa Bengkulu pada tahun 1989, SMAN 3 Pagar Dewa Bengkulu pada tahun 1992 dan kemudian menyelesaikan S-1 Program Studi Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu pada tahun 1998. Pada tahun 1999 hingga saat ini penulis bekerja di Seksi Wilayah I Rejang Lebong Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. Pada bulan Juni 2006 penulis mendapat kesempatan berupa beasiswa dari Departemen Kehutanan untuk mengikuti program Magister Profesi (S2) pada Sub Program Studi Konservasi Keanekaragaman Hayati, Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan (IPK), Sekolah Pascasarjana-Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i iii iv v
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................................. Hipotesis .............................................................................................................. Kerangka Pemikiran ............................................................................................
1 2 2 3 4 4
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Gajah Sumatera ................................................................................. Morfologi dan Anatomi Gajah Sumatera ............................................................ Penyebaran dan Ukuran Populasi Gajah Sumatera ............................................. Habitat Gajah Sumatera ...................................................................................... Daya Dukung Habitat .......................................................................................... Prilaku Gajah Sumatera ....................................................................................... Perilaku makan dan minum ............................................................................. Istirahat dan pemeliharaan tubuh .................................................................... Perilaku kawin.................................................................................................. Pakan Gajah ......................................................................................................... Tumbuhan pakan gajah .......................................................................................
6 6 7 8 9 10 10 11 12 12 13
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Kawasan ................................................................................................. Kondisi Fisik Kawasan ........................................................................................ Letak dan luas Kawasan.................................................................................... Geologi dan Jenis Tanah................................................................................... Iklim.................................................................................................................. Topografi........................................................................................................... Hidrologi............................................................................................................ Aksesibilitas...................................................................................................... Kondisi Biotik Kawasan.......................................................................................
15 16 16 16 16 17 17 17 18
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................
i
19
Bahan dan Alat .................................................................................................... Jenis data yang dikumpulkan ............................................................................... Metode Pengumpulan Data ................................................................................. Metode Analisis Data .......................................................................................... Analisis Vegetasi dan potensi Hijauan Pakan................................................ Analisis produktifitas hijauan pakan yang di makan...................................... Jenis-jenis dan bagian tumbuhan yang di makan........................................... Preferensi terhadap jenis-jenis tumbuhan dan perilaku makan .....................
19 20 20 24 24 25 25 26
HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Sumber pakan.......................................................................................... Komposisi Flora............................................................................................. Kerapatan........................................................................................................ Dominasi Jenis Vegetasi ................................................................................ Produktifitas dan daya dukung............................................................................. Jenis-jenis Tanaman Pakan dan Bagian Tumbuhan yang Di makan.................... Pakan Alami Gajah......................................................................................... Bagian Tumbuhan yang dimakan................................................................... Analisis Preferensi Jenis Pakan dan Perilaku Makan........................................... Analisis Preferensi Jenis Pakan...................................................................... Perilaku Makan............................................................................................... Aktifitas lain .................................................................................................. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan........................................................................................................... Saran.....................................................................................................................
57 57
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
59
LAMPIRAN .......................................................................................................
63
ii
29 29 29 30 36 38 38 45 47 47 53 55
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Nama, jenis kelamin, umur, berat, tanggal penangkapan dan keahlian gajah yang digunakan dalam penelitian ...............................................
20
2.
Kriteria yang diukur dalam menentukan Indeks Neu...........................
27
3.
Sepuluh jenis vegetasi tumbuhan pohon, tiang, pancang, dan tumbuhan bawah dengan nilai INP tertinggi di lokasi penelitian...............................................................................................
31
Produktivitas hijauan pakan gajah tumbuhan tingkat pancang dan liana dan tiang di PLG Sebelat ............................................................
36
5.
Produktivitas hijauan pakan gajah tumbuhan tingkat bawah di PLG Sebelat Bengkulu .................................................................................
37
6.
Indeks Kesamaan spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah di PLG Sebelat .........................................................................................
48
Jenis-jenis tumbuhan pakan alami gajah yang disukai di PLG Sebelat...................................................................................................
51
4.
7.
iii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Kerangka Penelitian ............................................................................... 5
2.
Peta Lokasi Penelitian gajah sumatera ..................................................
3.
Bentuk dan ukuran petak pengamatan inventarisasi vegetasi dengan metode garis berpetak ............................................................................. 21 Jumlah spesies/famili pada tingkat pohon, tiang, pancang dan tumbuhan bawah yang ditemukan di PLG Sebelat ................................ 29
4. 5. 6.
19
Kerapatan pohon per hektar pada masing-masing tingkat pertumbuhan vegetasi di PLG Sebelat........................................................................... 30 Diagram jumlah spesies tumbuhan potensial pakan gajah pada masingmasing tingkat pertumbuhan di PLG Sebelat ......................................... 34
7.
Diagram 10 famili tumbuhan yang memiliki spesies paling banyak dimakan gajah di kawasan PLG Sebelat ............................................... 44
8.
Diagram persentase penyebaran jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan oleh gajah di PLG Sebelat................................................ 46 Jumlah jenis tumbuhan pakan alami yang dimakan oleh gajah selama pengamatan di PLG Sebelat ................................................................... 47
9.
10. Frekuensi makan harian masing-masing gajah selama pengamatan di PLG Sebelat ............................................................................................ 49 11. Preferensi gajah terhadap jumlah spesies yang dimakan di PLG Sebelat .................................................................................................... 50 12. Persentase jumlah spesies tumbuhan yang disukai oleh gajah di PLG Sebelat .................................................................................................... 53 13. Persentase penyebaran spesies tumbuhan pakan gajah berdasarkan aktifitas makan di PLG Sebelat .............................................................. 55
iv
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Halaman Peta pengamatan tumbuhan pakan gajah di kawasan HPKh PLG 63 Sebelat Bengkulu Utara .........................................................................
2.
Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat pohon di HPKh PLG 64 Sebelat Bengkulu Utara.........................................................................
3.
Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat tiang di HPKh PLG Sebelat Bengkulu Utara.......................................................................... 67
4.
Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat pancang di HPKh PLG Sebelat Bengkulu Utara.......................................................................... 69
5.
Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat semai di HPKh PLG Sebelat Bengkulu Utara......................................................................... 72
6.
Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat bawah di HPKh PLG Sebelat Bengkulu Utara.......................................................................... 74
7.
Jenis-jenis tumbuhan yang dimakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Utara ...................................................................................................... 76 Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Nelson di PLG Sebelat Bengkulu Utara....................................................................................................... 85
8. 9. 10. 11. 12.
Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Cokro di PLG Sebelat Bengkulu Utara....................................................................................................... 87 Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Robi di PLG Sebelat Bengkulu Utara....................................................................................................... 89 Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Sari di PLG Sebelat Bengkulu Utara....................................................................................................... 91 Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Desi di PLG Sebelat Bengkulu Utara....................................................................................................... 93
13.
Nilai Indeks Neu pakan alami gajah Eva di PLG Sebelat Bengkulu 95 Utara.......................................................................................................
14.
Penyebaran jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan ...........
15.
Jenis-jenis tumbuhan pakan gajah dibeberapa kawasan menurut beberapa sumber .................................................................................... 106
v
97
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kawasan Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara adalah kawasan hutan yang tersisa sebagai habitat satwa liar yang terisolasi. HPKh PLG Sebelat
dikelilingi kawasan Hutan Produksi
Terbatas (HPT) Lebong Kandis yang sudah dikonversi menjadi lahan perkebunan perusahaan sawit, lahan garapan transmigrasi dan lahan budidaya. Dibukanya areal hutan HPT Lebong Kandis oleh Eks HPH PT Maju Jaya Raya Timber, dan sekarang oleh HPH PT. Ananta serta perkebunan kelapa sawit PT. Alno Agro Utama menyebabkan populasi gajah terpecah menjadi dua kelompok, yaitu populasi gajah yang berada di Air Sebelat-Air Rami (PLG Sebelat)
kini
terperangkap secara insitu (Rizwar et al. 2001) dan populasi gajah Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu. Selajutnya Rizwar et al. 2001 mengatakan bahwa populasi gajah di dalam kelompok Air Sebelat dan Air Rami berjumlah 50 ekor. Hutan PLG Sebelat merupakan habitat gajah yang tersisa dan terisolasi dari kawasan hutan alam disekitarnya. Untuk menuju Taman Nasional Kerinci Sebelat hutan PLG Sebelat dihubungkan oleh Hutan Produksi Terbatas Lebong Kandis. Hutan alam ini adalah salah satu hutan yang tersisa akibat konversi untuk perkebunan kelapa sawit. Kawasan ini memiliki lebar lebih kurang 1,5 km, tetapi kawasan ini tidak dapat berfungsi sebagai jalur lalu lintas gajah dari PLG Sebelat menuju TNKS ataupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena pembukaan hutan oleh masyarakat untuk perkebunan, lahan garapan transmigrasi, dan lahan budidaya secara illegal. Habitat gajah sumatera yang dahulu berupa satu kesatuan ekosistem luas, telah terfragmentasi menjadi habitat-habitat kecil dan sempit (Santiapillai & Jackson 1990). Satu sama lain tidak berhubungan, daerah jelajah (home range) gajah menjadi sempit, akhirnya kecendrungan gajah keluar dari habitat alaminya (Sinaga 2000). Konflik dengan pengguna lahan lain tidak terelakkan, persaingan yang tinggi di antara anggota kelompok gajah dalam penggunaan ruang dan sumber makanan, mempercepat penurunan populasi gajah. Menurut laporan Balai
2
Konservasi Sumberdaya Alam Bengkulu selama tahun 2006 ada delapan kali gangguan gajah di sekitar kawasan PLG Sebelat. Konflik antara gajah dan manusia, isolasi habitat dan populasi gajah yang tidak dapat berhubungan dengan kelompok lain, menyebabkan terjadi perkawinan diantara sesama kelompok mereka dan dikhawatirkan terjadi mutasi gen dan tidak mempunyai variasi genetik, sehingga keturunannya akan lemah dan cacat. Permasalahan di dalam upaya pelestarian gajah salah satunya adalah menurunnya kualitas habitat dan berkurangnya luas habitat (Alikodra 1979). Untuk menjaga kelestarian populasi gajah di PLG Sebelat, salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan kualitas habitat dengan cara meningkatkan produktifitas pakan alami. Hal ini lebih memungkinkan karena perluasan hutan dan pembuatan koridor gajah yang menghubungkan PLG Sebelat dan TNKS sulit dilakukan karena berhadapan dengan berbagai kepentingan masyarakat yang berada disekitarnya. Karena kondisi hutan yang sudah terisolasi dan koridor yang menghubungkan
dengan
hutan
lainnya
tidak
berfungsi,
maka
untuk
mempertahankan populasi gajah maka perlu dilakukan pengayaan dan perbaikan habitat. Oleh karena itu penelitian ini penting dilakukan guna untuk mengetahui jenis-jenis pakan alami gajah, potensi habitat dan produktifitas pakan gajah di kawasan PLG Sebelat. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui potensi tumbuhan pakan alami gajah. 2. Mengetahui produktifitas jenis tumbuhan pakan yang dimakan. 3. Mengetahui jenis-jenis dan bagian tumbuhan yang dimakan. 4. Mengetahui Preferensi gajah terhadap beberapa jenis pakan dan perilaku makannya. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan dalam mengelola pakan gajah sumatera di PLG Sebelat.
3
2. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pengelolaan populasi gajah. 3. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan pengelolaan dan perbaikan habitat gajah Perumusan Masalah Kawasan HPKh Pusat Latihan Gajah Sebelat Bengkulu Utara didirikan pada tahun 1992, dengan tujuan untuk mengatasi tingginya tingkat gangguan gajah di Bengkulu Utara. Pada tanggal 8 Desember 1995 dengan SK Menhut No. 658/Kpts-II/1995 kawasan ini ditunjuk menjadi Pusat Latihan Gajah (PLG) dengan luas 6.865 Ha (BKSDA Bengkulu 2002). Tetapi sampai saat ini konflik antara manusia dan gajah di dalam penggunaan ruang dan sumber pakan masih terus berlangsung dan telah banyak menimbulkan kerugian materil bagi masyarakat. Kondisi kawasan PLG Sebelat yang sudah terfragmentasi dan pembukaan lahan transmigrasi di koridor penghubung dengan kawasan hutan lainnya merupakan permasalahan tersendiri bagi BKSDA Bengkulu di dalam pengelolaan HPKh PLG Sebelat. Pendekatan pengelolaan selama ini masih terbatas pada pengamanan dan perlindungan kawasan dan pengusiran terhadap kelompok gajah yang menyerang lahan perkebunan masyarakat. Tetapi upaya ini belum dapat mengatasi masalah konflik kepentingan penggunaan ruang dan pakan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh BKSDA Bengkulu sebagai institusi pengelola PLG Sebelat adalah dengan melakukan pengelolaan sumber-sumber pakan alami. Tetapi untuk tujuan pengelolaan tersebut keterbatasan informasi dan data tentang sumber pakan alami gajah menjadi kendala bagi BKSDA Bengkulu. Untuk itu dalam penelitian ini permasalahan yang ingin di jawab adalah : 1. Bagaimana potensi tumbuhan pakan alami? 2. Bagaimana produktifitas tumbuhan pakan yang di makan? 3. Jenis tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan manakah yang dimakan?
4
4. Bagaimana preferensi gajah terhadap beberapa jenis pakan
dan perilaku
makannya ? Hipotesis Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak semua jenis tanaman disukai oleh gajah. 2. Produktifitas jenis-jenis tanaman pakan gajah tidak sama. Batasan pengertian : yang dimaksud dengan dimakan adalah makanan yang direnggut, dicabut, dipatahkan dan dirobohkan oleh gajah
dimasukan
kedalam mulut lalu ditelan.
Kerangka Pemikiran Menurunnya kualitas habitat dan berkurangnya luas habitat gajah akibat konversi lahan untuk perkebunan, pemukiman dan budi daya menyebabkan kelompok gajah keluar dari habitat alaminya untuk memenuhi kebutuhan pakannya. Konflik dengan pengguna lahan lain tidak terelakkan, sehingga terjadi persaingan antara gajah dengan pengguna lahan lain di dalam perebutan pakan. Hal ini akan mempercepat penurunan populasi gajah di alam. Alternatif pemecahan masalah adalah dengan meningkatkan kualitas habitat, karena untuk penambahan luas kawasan hutan dan pembuatan koridor penghubung dengan kawasan hutan lainnya akan berbenturan dengan berbagai kepentingan masyarakat sekitar kawasan. Upaya peningkatan kualitas habitat dapat dilakukan dengan pengelolaan pakan alami gajah di dalam kawasan PLG Sebelat. Untuk itu perlu diketahui jenis-jenis pakan alami dan bagian-bagian yang dimakan, sehingga dapat direkomendasikan jenis-jenis pakan yang perlu dikelola.
5
¾ Kualitas habitat menurun ¾ Luas Habitat berkurang
Konflik gajah dan manusia
Populasi Gajah Menurun
Alternatif pemecahan Masalah
Pemindahan gajah
Perbaikan habitat
Perluasan Habitat
Preferensi dan perilaku makan
¾ ¾ ¾ ¾
Identifikasi jenis dan potensi pakan Bagian tumbuhan yang dimakan Produktifitas tumbuhan pakan Preferensi dan perilaku makan Jenis-jenis yang disukai
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.
Pembuatan koridor
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Gajah Sumatera Gajah yang ada di dunia ini terdiri dari 2 jenis, yaitu gajah Afrika (Loxodanta africana)
dan gajah Asia (Elephas maximus). Sementara gajah
sumatera dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847 adalah adalah sub species dari gajah Asia (Altevorg & Kurt 1975, Lekagul & McNeely 1977) dengan klasifikasi gajah sumatera adalah : kingdom
:
Animalia
phylum
:
Chordata
sub phylum
:
Vertebrata
classis
:
Mamalia
ordo
:
Proboscidae
familia
:
Elephantidae
genus
:
Elephas
species
:
Elephas maximus
sub species
:
Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847
Morfologi dan Anatomi Gajah Sumatera Gajah sumatera memiliki tubuh yang gemuk dan besar tetapi ukuran tubuh lebih kecil bila dibandingkan dengan gajah Afrika. Berat gajah asia dapat mencapai 5.000 kg (Lekagul & McNeely 1977, Medway 1978), sementara menurut Nowak 1999 dalam Arief et al. 2003 bobot gajah betina rata-rata 2.720 Kg dan gajah jantan dewasa dapat mencapai 5.400 Kg. Selanjutnya Lekagul dan McNeely (1977) mengatakan bahwa gajah sumatera memiliki panjang kepala dan badan adalah 150 – 550 cm. Memiliki bentuk tapak kaki depan berbentuk bulat dengan lima kuku dan telapak kaki belakang berbentuk bulat telur dengan empa kuku (Eltringham 1982). Gajah dewasa memiliki ukuran jejak kaki berkisar antara 35 – 44 cm, sedangkan jejak kaki gajah muda berkisar antara 18 sampai 22 cm (Poniran 1974). Sementara
7
menurut Santiapillai dan Suprahman (1986) keliling jejak kaki depan untuk gajah bayi (Calf) 0 – 50 cm, gajah anak-anak (juvenile) 50 – 75 cm, gajah remaja (subadult) 75 – 100 cm, dan gajah dewasa (adult) diatas 100 cm. Pada saat lahir gajah memiliki tinggi kira-kira 90 – 95 cm, setelah berusia dua tahun meningkat mejadi 130 cm. Pada usia tiga tahun dapat mencapai 150 – 160 cm, pada umur empat tahun 175 – 190 cm, dan pada umur enam tahun tinggi badan bervariasi antara 180 – 200 cm. Gajah betina mengalami kematangan seksual pada umur 8 – 12 tahun, masa hamil berkisar antara 19 – 22 bulan dan induk akan menyusui anak selama kurang lebih dua tahun (Medway 1978). Pada gajah jantan memiliki gading yang merupakan perkembangan dari gigi seri, sementara gajah betina hanya memperlihatkan tonjolan gigi seri (Eltringham 1982). Menurut Harthoorn dalam Murray (1976) gajah memiliki belalai yang berfungsi sebagai tangan, alat penciuman, bernafas dan sangat elastis. Telinga berfungsi sebagai alat komunikasi dan pengatur suhu tubuh. Gajah memiliki kulit berwarna coklat gelap sampai abuabu hitam dan sangat sensitive dengan tebal 2 – 4 cm. Gajah tidak memiliki kelenjar keringat dan hanya memiliki
kelenjar susu dan dua buah kelenjar
temporal pada setiap bagian samping kepala (Eltringham 1982).
Penyebaran dan Ukuran Populasi Gajah Sumatera Pada tahun 1970-an populasi gajah sumatera lebih besar dari pada kondisi sekarang, hal ini disebabkan karena daya dukung (carrying capacity) lingkungan sebagai habitat alami gajah lebih baik dari kondisi saat ini. Banyaknya terjadi konflik antara manusia dan gajah menunjukan bahwa habitat gajah sudah terganggu dan sudah tidak mampu lagi menampung gajah-gajah di dalamnya. Gangguan tersebut berupa explorasi hutan baik untuk HPH maupun perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan. Dari hasil penelitian Haryanto dan Blouch (1984)
diketahui bahwa di
Sumatera terdapat 44 kelompok populasi gajah dengan total individu di duga sebanyak 2.800 – 4.800 ekor. Kelompok tersebut tersebar di seluruh Sumatera, yaitu 13 kelompok di Lampung, 8 kelompok di Sumatera Selatan, 5 kelompok di
8
Jambi, 4 kelompok di Aceh, 2 kelompok di Bengkulu, 1 kelompok di Sumatera Barat. Menurut Rizwar et al. (2002) bahwa gajah di Bengkulu Utara terbagi menjadi empat kelompok habitat dengan perkiraan populasi 198 ekor. Pengelompokan habitat tersebut dikarenakan habitat aslinya sudah terfragmentasi dan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman.
Habitat Gajah Sumatera Gajah Sumatera dapat ditemukan di berbagai tipe ekosistem mulai dari pantai sampai ketinggian diatas 1.750 meter seperti di Gunung Kerinci. Habitat gajah terdiri dari beberapa tipe hutan, yaitu : hutan rawa (swamp forest), hutan gambut (peat swamp forest), hutan hujan dataran rendah (lowland forest) dan hutan hujan pegunungan rendah (lower mountain forest) (Haryanto 1984; WWF 2005), sementara menurut Altevorg dan Kurt (1975), gajah-gajah asia menempati habitat yang bervariasi, yaitu hutan hujan tropika, padang rumput, hutan kering (Dry forest) dan ditemukan pula di zona salju pegunungan Himalaya. Gajah asia mendiami hutan sekunder, semak dan savana lebih intensif dari hutan primer atau tipe klimaks (Oliver 1978). Satwa gajah menyukai daerah ekoton, yaitu daerah peralihan antara bukit dan hutan dataran rendah, juga antara hutan sekunder dengan daerah terbuka (Eseinberg 1981). Kepadatan (density) gajah di logged over forest diperkirakan dua kali lipat dari hutan primer (Oliver 1978). Konversi hutan untuk keperluan perkebunan, pemukiman, pertanian dan pertambangan menyebabkan hutan terfragmentasi sehingga gajah tidak dapat bergerak dari satu wilayah hutan ke wilayah hutan lainnya. Hal ini menyebabkan fragmentasi habitat gajah, dari populasi yang besar menjadi kelompok-kelompok kecil (Santiapillai & Jackson 1990). Pemerintah Indonesia telah menetapkan gajah sebagai salah satu satwa yang dilindungi dengan Ordonansi Perlindungan Binatang Liar Nomor 134 dan 226/1931 ; SK Menteri Pertanian Republik Indonsia Nomor 234/kpts/Um/1972 dan PP RI No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, dan melindungi habitat gajah dengan menjadikanya kawasan hutan, namun demikian tidak menjamin akan kelestarian gajah tersebut. Berkurangnya luas habitat dan
9
menurunya kualitas daya dukung dan terpecahnya populasi gajah menyebabkan populasi minimum gajah tidak dapat terpenuhi sehingga kelestarian gajah di masa yang akan datang akan terancam punah. Sebelum ada gangguan terhadap habitat gajah sumatera, gajah memiliki ekosistem yang luas. Tetapi saat ini habitat gajah telah terfragmentasi menjadi habitat-habitat kecil dan sempit, antara satu habitat dengan yang lainnya tidak berhubungan, menyebabkan daerah home range semakin sempit. Hal ini membuat kecenderungan gajah akan keluar dari habitat alaminya untuk mencari pakan. Persaingan antara manusia dan gajah di dalam memanfaatkan ruang dan makanan tidak terelakan, ini akan mempercepat proses penurunan populasi gajah.
Daya Dukung Habitat Konsep daya dukung adalah banyaknya satwa yang dapat ditampung di suatu areal pada situasi dan kondisi tertentu (Wiersum 1973). Dasman (1981) mendifinisikan daya dukung adalah habitat hanya dapat menampung jumlah satwa pada suatu batas tertentu, sehingga daya dukung menyatakan fungsi dari habitat. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Menurut Soemarwoto (1997) konsep daya dukung adalah besarnya kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan, hewan, yang dinyatakan dalam jumlah ekor per satuan luas lahan. Dasman et al. (1977), mengelompokkan daya dukung berdasarkan ukuran jumlah individu dari suatu species yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu sebagai berikut : 1. Daya dukung absolut atau maksimum, yaitu jumlah maksimum individu yang dapat didukung oleh sumber daya pada tingkat sekedar hidup (kepadatan sub sistem). 2. Daya dukung pada saat individu berada dalam keadaan kepadatan keamanan atau ambang keamanan. Kepadatan keamanan lebih rendah dari pada kepadatan subsistem.
10
3. Daya dukung optimum, yaitu daya dukung yang menunjukkan bahwa jumlah individu berada dalam keadaan kepadatan optimum. Pada kepadatan ini, individu dalam populasi mendapatkan semua keperluan hidupnya dan menunjukkan perkembangan yang baik. Menurut Susetyo (1980) bahwa pendugaan daya dukung suatu habitat dapat dilakukan dengan mengukur jumlah hijauan per hektar yang tersedia bagi satwa yang memerlukan. Sementara menurut Mcllroy (1964), menghitung produktivitas hijauan pada padang rumput dapat dilakukan dengan memotong hijauan dari suatu luasan rumput sebagai sampel, kemudian di timbang dan dihitung produksi per luas per unit waktu. Hijauan yang ada di lapangan tidak seluruhnya tersedia bagi satwa, tetapi ada sebagian yang ditinggalkan untuk menjamin pertumbuhan selanjutnya dan pemeliharaan tempat tumbuh (Susetyo 1980). Bagian makanan yang dimakan oleh satwa tersebut disebut proper use, faktor yang mempengaruhi proper use adalah topografi yang dapat membatasi pergerakan satwa. Nilai proper use 60 – 70 % memiliki topografi 0 – 5
o
adalah untuk lapangan datar dan bergelombang,
lapangan bergelombang dan berbukit (5 – 23o) adalah 40 – 45 %, dan pada lapangan berbukit sampai curam (kemiringan lebih dari 23o) nilai proper use adalah 25 – 30 %. Perilaku Perilaku Makan dan Minum Gajah adalah termasuk satwa pemakan rumput (grazer), semak (browser), daun (folifor) dan pemakan buah (frugifor). Gajah mengambil makanan dengan cara direnggut, dipatahkan dan dirobohkan, dengan menggunakan
belalainya
yang merupakan alat utama untuk mengambil pakan. Disamping belalai biasanya juga dibantu oleh gading, dahi, kaki depan dan mulut (Widowati 1985). Selajutnya Widowati (1985), mengatakan bahwa dalam merenggut makanan,
tidak semua hasil renggutan dimasukan kemulut tetapi hanya
ditebarkan ditempat lain atau ditaburkan kepunggunya sendiri. Kadang gajah untuk mendapatkan makan dengan cara merobohkan pohon dan hanya mengambil pucuk daunnya saja, sehingga daerah tempat makan gajah cenderung rusak.
11
Adapun jenis makanan yang sering dimakan adalah jenis rerumputan, daundaunan, ranting dan kulit batang, batang pisang serta tanaman budidaya. Aktifitas makan dilakukan dengan bergerak dari suatu tempat ketempat lainnya dengan cepat. Biasanya rombongan gajah yang sudah tiba dilokasi makan segera menyebar dengan jarak antara 5 – 500 meter, namun tetap saling kontak dengan menggunakan suara (Widowati 1985). Gajah pada saat makan biasanya berdiri, selain makan, gajah juga melakukan aktifitas lain seperti : tidur, berkubang, mandi air, mandi tanah, mencari garam mineral (salt licks), membuang kotoran, mengasah gading, menggosokkan badan, serta berperilaku sosial (Widowati 1985). Untuk melakukan aktifitas minum dilakukan pada malam dan siang hari ketika gajah menjumpai sumber mata air ketika dalam perjalanan mencari makan. Untuk minum gajah menggunakan belalai, dengan cara menghisap/menyedot air lalu menuangkan kedalam mulutnya, tetapi apabila berendam di air, maka gajah akan menggunakan mulutnya untuk minum. Gajah membutuhkan air dalam jumlah yang banyak (water dependent species). Gajah Tahiland membutuhkan air ± 200 liter per hari (Lekagul & McNeely 1975; Eltringham 1982). Sementara itu Poniran (1974) menaksir bahwa gajah sumatera membutuhkan air sebanyak 20 – 50 liter air per hari. Selain untuk minum gajah juga membutuhkan air untuk mandi, berlumpur dan berkubang.
Istirahat dan Pemeliharaan Tubuh Gajah adalah salah satu satwa yang tidak tahan panas terik matahari, pada waktu siang hari pada umumnya gajah dijumpai di tempat yang teduh (Lekagul & McNelly 1977). Pada waktu tidur, gajah dapat tidur sambil berdiri dan berbaring. Menurut Lekagul & McNelly (1977), gajah tidur sambil berdiri dengan telinga dikibaskibaskan, badan bergoyang pelan-pelan dan kepala mengangguk-angguk. Hal tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga berat badan tidak menumpu pada satu kaki pada saat yang sama. Sementara menurut Altevogt dan Kurt (1975) gajah dapat juga tidur sambil berbaring pada satu sisi dan mengeluarkan bunyi dengkuran.
12
Untuk menjaga suhu tubuh dan melindungi kulit dari gigitan serangga dan ekto parasit biasanya gajah melakukan aktifitas berkubang (Lekagul & McNelly 1977). Aktifitas berkubang dilakukan pada kolam-kolam sampai air menjadi keruh (Lekagul & McNelly 1977 ; Altevogt & Kurt 1975). Selajutnya Lekagul dan McNelly (1977) mengatakan bahwa gajah juga biasa menaburkan
tanah
ke
punggung
dengan
menggunakan
belalai
untuk
menyembunyikan warna asli kulit dan pemeliharaan kulit.
Perilaku Kawin Oesterus pada gajah betina dideteksi oleh gajah jantan dengan menyentuh alat general luar gajah betina dengan belalai, kemudian memasukkan ke dalam mulutnya berkali-kali. Kawin terjadi dalam waktu pendek dengan menaiki gajah betina lalu meletakkan belalai dan gading ke punggung gajah betina (Altevorgt & Kurt, 1975). Gajah jantan dewasa secara periodik memiliki kebiasaan buruk yang disebut musth, yaitu akibat dari sekresi kelenjar temporal yang meleleh di pipi dengan warna kehitaman dan berbau merangsang. Kondisi ini sering dihubungkan dengan musim birahi (Altevorgt & Kurt 1975; Lekagul & McNelly 1977). Masa kopulasi dan konsepsi dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi frekwensi perkawinan dapat mencapai puncak hanya pada bulan-bulan tertentu saja, biasanya bersamaan dengan musim hujan (Eltringham 1982).
Pakan Gajah Kebutuhan Pakan Gajah. Gajah di alam mengkonsumsi makanan sebanyak 250 Kg per hari untuk gajah dewasa dengan berat 3.000 – 4.000 Kg (Lekagul & McNeely 1975; Eltringham 1982). Sementara menurut Santiapillai dan Suprahman (1985) menerangkan bahwa seekor gajah dewasa menghabiskan makanan hijau sebanyak 4 % dari berat tubuhnya, sementara gajah betinan yang sedang menyusui menghabiskan hijauan pakan sebanyak 6 % dari berat tubuhnya. Adapun jenis
13
makanan yang sering dimakan adalah jenis rerumputan, daun-daunan, ranting dan kulit batang, batang pisang serta tanaman budidaya. Gajah membutuhkan pakan yang sangat bervariasi, baik jenis maupun bagian-bagian yang dimakan (Poniran 1974; Altevorgt & Kurt 1975; Widowati 1984). Gajah membutuhkan waktu antara 18 – 24 jam seharinya untuk mencari makan (Altevorgt & Kurt 1975). Kebutuhan pakan gajah dapat diestimasi berdasarkan biomassa dari vegetasi. Dengan mengetahui jumlah biomassa dari suatu habitat maka dapat diketahui jumlah gajah yang dapat ditampung. Menurut Sukumar (2003), kebutuhan gajah 1,5 % bahan kering dari bobot badan perhari. Sumber pakan merupakan kebutuhan pokok atau komponen utama dalam suatu habitat untuk memenuhi kebutuhan hidup satwa. Ketersediaan pakan dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan, seperti iklim dan tanah sebagai media pertumbuhan Ketersediaan pakan yang cukup mempengaruhi kesejahteraan satwa, sehingga dapat menghasilkan satwa-satwa yang mempunyai daya reproduksi yang tinggi dan memiliki ketahanan terhadap penyakit. Menurut Alikodra (1979), untuk mengetahui pakan gajah dapat dilihat dari patahan batang, patahan cabang, rengkuhan cabang, kupasan kulit, dorongan dan tusukan gading. Selain pakan gajah juga membutuhkan air dalam jumlah yang banyak (water dependent species). Gajah Tahiland membutuhkan air ± 200 liter per hari (Lekagul & McNeely 1975; Eltringham 1982). Sementara itu Poniran (1974) menaksir bahwa gajah sumatera membutuhkan air sebanyak 20 – 50 liter air per hari. Selain untuk minum gajah juga membutuhkan air untuk mandi, berlumpur dan berkubang.
Tumbuhan Pakan Gajah Gajah adalah satwa herbivora pemakan tumbuhan, meliputi daun, batang, kulit batang, umbi, umbut, akar dan buah. Gajah membutuhkan waktu 18 – 24 jam untuk mencari makan (Altevorgt & Kurt 1975). Di habitat alaminya gajah menjelajahi hutan dalam areal yang sangat luas, guna mencari pakan. Menurut Sinaga (2000) daerah home range gajah pada hutan primer 165 km2 dan untuk
14
hutan sekunder memiliki wilayah home range 60 km2. Dengan memiliki wilayah home range yang luas maka gajah akan dapat memenuhi kebutuhan pakan. Pakan alami gajah memiliki karakteristik tersendiri, menurut Sukumar (1989) bahwa gajah India adalah pemakan semua jenis tumbuhan, tetapi ada beberapa ordo saja yang paling sering dikonsumsi. Jenis yang paling sering dimakan adalah dari ordo Malvales (Suku Malvaceae, Trerculiaceae, dan Tilliaceae), kemudian dari suku Leguminoceae, Palmae, Cyperaceae dan Graminae. Menurut Zahrah (2002) jenis-jenis vegetasi yang dimakan gajah di habitat Aceh Timur dan Kabupaten Langkat berjumlah 55 jenis yang termasuk kedalam 20 suku. Sementara di Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) ditemukan 47 jenis tumbuhan pakan gajah (Rizwar 2002). Selanjutnya Rizwar (2001) mengatakan bahwa di Kawasan habitat gajah Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara ditemukan 14 jenis tumbuhan hutan dan 16 jenis tumbuhan belukar yang menjadi pakan gajah. Sementara di padang pengembalaan Pusat Latihan Gajah Sebelat ditemukan 16 tumbuhan pakan gajah (Suratman 2001). Savitri (2003) menemukan
49 jenis pakan gajah di Taman Nasional Way
Kambas. Jenis-jenis tumbuhan yang merupakan pakan gajah sumatera di beberapa lokasi di Sumatera disajikan dalam Lampiran 15.
GAMBARAN UMUM UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah Kawasan Balai KSDA Bengkulu yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Departemen Kehutanan sesuai dengan tugasnya sebagai pemangku kawasan konservasi, mengelola kawasan dengan total luas 45.344,60 ha yang terfragmentasi di 33 lokasi dalam 8 kabupaten dan 1 kota di wilayah Propinsi Bengkulu. Dari total luas kawasan 45.344,60 ha tersebut termasuk didalamnya kawasan hutan produksi tetap seluas 6.865 ha dengan fungsi khusus untuk Pusat Latihan Gajah. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan Hutan Produksi Tetap dengan fungsi Khusus (HPKh) untuk Pusat Latihan Gajah (PLG), kawasan ini merupakan Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi yang dapat di Konversi. Sejak tahun 1974 kawasan ini dikelolah oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Maju Jaya Raya Timber dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/Kpts/Um/8/1974. Kawasan PLG sekarang ini merupakan blok tebangan tahun 1989/1990. Pada tahun 1992 kawasan ini ditunjuk sebagai Kawasan Hutan Produksi Tetap dengan Fungsi sebagai Pusat Latihan Gajah. Berdasarkan usulan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Bengkulu dan Persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu No. 522/7754/B. Pada tahun 1995 oleh Menteri Kehutanan melalui SK Menhut No 658/Kpts-II/1995 tanggal 6 Desember 1995 telah melakukan perubahan fungsi Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 4800 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas ± 2200 ha menjadi Hutan Produksi Tetap dengan Fungsi Khusus untuk Pusat Latihan Gajah. Selanjutnya sesuai dengan SK Menhut No 658/Kpts-II/1995 tanggal 8 Desember 1995 luas HPT Fungsi Khusus PLG Seblat ditetapkan seluas 6865 ha, kemudian dikukuhkan dengan SK Menhut No 420/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang penunjukkan kawasan hutan di wilayah Propinsi Bengkulu seluas 920.964 ha dengan luas kawasan 6865 ha.
16
Kondisi Fisik Kawasan
Letak dan Luas Kawasan Kawasan HPT Fungsi Khusus PLG Seblat secara geografis terletak antara 03003’12”-03009’24” LS dan 101039’18”-101044’50” BT dengan luas 6865 ha. Berdasarkan administrasi pemerintahan kawasan HPT Fungsi Khusus PLG Seblat tersebut berada di lintas wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Muko-muko dalam wilayah Propinsi Bengkulu. Kawasan HPT Fungsi Khusus PLG Seblat berbatasan langsung dengan PT Alno Agro Utama sebelah Utara, sebelah barat berbatasan
dengan
Desa
Satuan Pemukiman V (Desa Cipta Mulya) dan Desa Satuan Pemukiman VII (Desa Air Pandan), sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukamaju dan Desa Sukamerindu, dan sebelah timur
berbatasan dengan Desa Suka Makmur.
Geologi dan Jenis Tanah Berdasarkan peta ikhtisar geologi Sumatera bagian selatan skala 1 : 1.000.000 yang disadur dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor, 1970, susunan geologi kawasan hutan HPT Fungsi Khusus PLG Seblat tersusun dari batuan Druit dan Liparit. Sedangkan berdasarkan peta tanah eksploitas Sumatera bagian selatan skala 1 : 1.000.000 yang dikelola dari Lembaga Penelitian Tanah dan Pemupukan tahun 1964, yang disempurnakan oleh sub Direktorat Tata Guna Tanah Bengkulu tahun 1975, wilayah HPT Fungsi Khusus PLG Seblat memiliki jenis tanah potsolid sudah kurang dan latosol. Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson Hutan Produksi Tetap dengan Fungsi Khusus PLG Seblat termasuk ke dalam iklim tipe A. Curah hujan pada tahun 2003 tertinggi pada bulan oktober sebanyak 601, total curah hujan tahun 2003 sebesar 2.783. Sementara itu jumlah hari hujan selama tahun 2003 tertinggi pada bulan april dengan 26 hari hujan, dengan total hari hujan selama setahun sebanyak 193. Pada tahun 2004 total curah hujan 2.817 lebih tinggi dari pada tahun 2003. Curah hujan tertinggi 437 terjadi pada bulan april. Jumlah hari hujan pada tahun 2004 sebesar 162 lebih rendah dari pada tahun
17
2003, dengan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan desember sebanyak 24 hari hujan.
Topografi Keadaan topografi kawasan hutan Hutan Produksi Tetap
dengan fungsi
khusus PLG Sebelat secara umum relatif datar sampai dengan agak curam. Kawasan PLG Sebelat termasuk hutan dataran rendah dengan ketinggian ± 56 m – 113 m dari permukaan laut (dpl). Dibagian utara kawasan yang berbatasan dengan PT Alno Agro Utama kondisi topografinya relatif lebih datar dibandingkan dengan wilayah selatan dan dan ditengah kawasan. Hidrologi Kawasan HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat adalah kawasan yang banyak memiliki anak sungai dan termasuk ke dalam daerah aliran sungai (DAS) Sebelat. Keberadaan sungai dan anak sungai di kawasan ini sangat penting karena sabagai sumber air bagi satwa gajah yang membutuhkan banyak air dalam hidupnya. Anak sungai yang berada di dalam kawasan antara lain Air Tenang, Air Senaba, Air Sabai, Air Kuyang, dan Air Kebarau. Selain sungai, sumber air bagi satwa dapat diperoleh dari rawa-rawa yang banyak ditemui di dalam kawasan. Sungai Sebelat dan anakan sungai yang berada di dalam kawasan PLG Sebelat merupakan sungai dan anakan sungai yang mengalir sepanjang tahun, selain itu rawa-rawa yang berada di dalam kawasan merupakan sumber air minum dan tempat mandi bagi satwa-satwa yang berada di dalam kawasan terutama gajah. Aksesibilitas HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat terelatak di Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara dan Kecamatan Muko-muko Selatan Kabupaten Muko-muko Propinsi Bengkulu.
18
Untuk mencapai kawasan HPT PLG Sebelat dapat ditempuh melalui jalan darat dari pusat kota Bengkulu dengan jarak 145 Km dengan waktu tempuh ± 4 jam.
Kondisi Biotik Kawasan Flora Penutupan lahan di HPT PLG Sebelat terdiri dari hutan sekunder bekas tebangan, belukar tua dan perladangan. Secara keseluruhan vegetasi yang mendominasi penutupan lahan areal HPT PLG Sebelat adalah Pulai (Alstonia scolaris), kayu gadis (Cinamomum parectum), kempas (Melaleuca leucadendron), Jabon (Anthocepalus cadamba), Laban (Vitex pubescent), Sungkai (Peronema canescent), Meranti (Shorea sp), Bambu (Bambusa sp), Rotan (Calamus sp), Pala (Mirystica sp), Puar (Costicus speciosus), Bunga Raflesia (Raflesia arnoldi), jenis Leguminase, alang-alang (Imperata cylindra), bunga bangkai (Amorphopalus sp), Cempedak (Arthocarpus sp), mangga hutan (Mangifera sp), durian (Durio zibethinus), Kelad (Sizygium sp), pisang hutan (Musa sp), Pandan (Pandanus sp) dan lain-lain. Fauna Jenis-jenis Fauna atau satwa yang sering ditemui di dalam kawasan HPT PLG Sebelat adalah Gajah (Elephas maximus sumatranus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Hylobates sp), siamang (Simpalangus syndac), beruk (Macaca nemestrina), simpai (Prebytes melalops), beruang madu (Helarctos malayanus), babi hutan (Sus barbatus), biawak (Varanus salvator), rusa (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muncak), harimau (Panther tigris), tapir (Tapirus indicus), tupai (Tupala tana), musang (Pranodon linsang), tringgiling, kura-kura (Agultion tortoise), berbagai jenis ular, burung rangkong (Rasbosa trilineata), enggang (Bucerus rhinocerus), burung elang, beo (Gracula religiosa), murai batu dan lain-lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Sumber Pakan Komposisi Flora Hasil analisis vegetasi pada tegakan pohon, tiang, pancang dan tumbuhan bawah didapat bahwa jumlah species yang teridentifikasi sebanyak 162 spesies yang termasuk kedalam 66 famili.
Untuk masing-
masing tegakan yang teramati, pertumbuhan pada tingkat pohon sebanyak 79 species termasuk dalam 30 famili, pada tingkat pertumbuhan tiang ditemukan sebanyak 58 spesies termasuk dalam 29 famili, pertumbuhan tingkat pancang sebanyak 78 spesies yang termasuk dalam 36 famili, pertumbuhan tingkat semai ditemukan 58 spesies dalam 31 famili, pada tingkat tumbuhan bawah memiliki jumlah spesies teramati sebanyak 38 spesies dalam 23 famili. Jumlah spesies pada tingkat pohon, tiang, pancang,
Jumlah spesies/famili
dan tumbuhan bawah disajikan pada Gambar 4. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
162
79
78 58
66
58
30
29
Pohon
Tiang
36
Pancang
31
Semai
38 23
Tumb bawah
Total
Tingkat Pertumbuhan Jumlah spesies
Jumlah famli
Gambar 4 Jumlah spesies/famili pada tingkat pohon, tiang, pancang, tumbuhan bawah yang ditemukan di PLG Sebelat. Kerapatan Kerapatan menyatakan jumlah individu suatu spesies di dalam suatu unit areal/ruang. Nilai kerapatan di peroleh dari perhitungan aktual terhadap jumlah batang. Tingkat kerapatan suatu spesies dalam komunitas menentukan struktur komunitas yang bersangkutan.
30
Pada pertumbuhan tingkat pohon kerapatan sebesar 171,5 batang/ha, kerapatan
pertumbuhan
tingkat
tiang
236
batang/ha,
kerapatan
pertumbuhan tingkat pancang 4.200 batang/ha, kerapatan pertumbuhan tingkat semai 9.960 batang/ha, dan kerapatan pada tumbuhan bawah 26.340 batang/ha. Kurva kerapatan per hektar pada masing-masing tingkat pertumbuhan menunjukan huruf “J” terbalik, ini menunjukan bahwa struktur dan komposisi vegetasi di Pusat Latihan Gajah Sebelat menyebar secara normal. Kurva kerapatan pada masing-masing tingkat pertumbuhan disajikan pada Gambar 5. 30000
Kerapatan (btg/ha)
25000 20000 15000 10000 5000 0 Tumb bawah
Semai
Pancang
Tiang
Pohon
Tingkat pertumbuhan
Gambar 5
Kerapatan pohon per hektar pada masing-masing tingkat pertumbuhan vegetasi di PLG Sebelat Dominasi Jenis Vegetasi
Hasil pengamatan di wilayah PLG Sebelat untuk tingkat pohon, jenis yang dominan dan penting yang ditunjukan dengan nilai INP diatas 15 % adalah Santiria laevigata (INP 24,41%) dan Shorea leprosula (INP 22,29%). Pada tingkat pertumbuhan tiang spesies yang dominan dan penting adalah Syzygium sp (INP 24,00%). Pada tingkat pertumbuhan pancang spesies yang dominan dan penting adalah Syzygium sp (INP 15,58%) dan Baccaurea parviflora (INP 10,14%). Pada tingkat pertumbuhan semai spesies yang dominan adalah Shorea leprosula (INP 10,41%). Untuk tumbuhan bawah jenis yang dominan dan penting
adalah Selaginella plana (INP 28,74%),
Alpinia malaccensis (INP 15,61%). Sepuluh jenis vegetasi tumbuhan pohon,
31
tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah dengan nilai INP tertinggi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3
Sepuluh jenis vegetasi tumbuhan pohon, tiang, pancang dan tumbuhan bawah dengan nilai INP tertinggi di lokasi penelitian.
Tingkat Pertumbuhan/ Famili Pohon Burseraceae Dipterocarpaceae Burseraceae Elaeocarpaceae Meliaceae Bombacaceae Icacinaceae Annonaceae Melastomataceae Sapindaceae Tiang Myrtaceae Bombacaceae Burseraceae Annonaceae Elaeocarpaceae Fagaceae Dilleniaceae Euphorbiaceae Dipterocarpaceae Dilleniaceae Pancang Myrtaceae Euphorbiaceae Dilleniaceae Sterculiaceae Anisophylleaceae Annonaceae Euphorbiaceae Burseraceae Alangiaceae Euphorbiaceae Semai Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Violaceae Sterculiaceae Myrtaceae Anisophylleaceae Burseraceae Dilleneaceae Flacourtiaceae Leeaceae
Nama Ilmiah
Nama Jenis
INP (%)
Santiria laevigata Shorea leprosula Santiria tomentosa Elaeocarpus stipularis Chisocheton pentandrus Durio giffithii Syzygium sp. Cananga odorata Pternandra cordata Nephelium maingayi
Sepahok Meranti Kayu kasai 1 Kayu kelereng Kasai Kayu kembang gula Jambu hutan Kenanga Merampoyan Rambutan hutan
24.41 22.30 13.33 12.06 11.95 10.05 9.36 8.90 8.29 7.99
Syzygium sp. Durio giffithii Santiria toimentosa Polyalthia subcordata Elaeocarpus stipularis Lithocarpus gacilis Dillenia axcelsa Baccaurea parviflora Shorea leprosula Dillenia eximia
Jambu hutan Kayu kembang gula Kassai Mempisang Kayu kelereng Kenari Kayu sonok Kelisap Meranti Simpur
24.00 14.00 10.00 10.00 8.00 11.44 10.79 9.22 9.10 7.61
Syzygium sp Baccaurea parviflora Dillenia axcelsa Scaphium macropadum Anisophyllea disticha Polyalthia subcordata Baccaurea deflexa Santiria laevigata Alangium javanicum Macaranga trichocarpa
Jambu hutan Kelisap Kayu sonok Merpayung Melur Mempisang Jetik Sepahok Kayu kubut Kekerang
15.58 10.14 8.89 8.13 7.75 7.65 7.56 7.17 6.70 6.40
Shorea leprosula Glochidion kollmanianum Rinorea anguifera Scaphium macropadum Syzygium sp. Anisophyllea disticha Santiria laevigata Dillenia axcelsa Ryparosa caesia Leea indica
Meranti Semangsat Batang guluh Merpayung Jambu hutan Melur Sepahok Kayu sonok Petatal Mamali
10.41 5.01 3.85 3.63 3.36 3.25 3.13 3.02 2.91 2.86
32
Tumbuhan bawah Selaginellaceae Zingiberaceae
Selaginella plana Alpinia malaccensis
Repnai duduk Jahean
28.74 15.61
Tabel 3 (Lanjutan 1) Tingkat Pertumbuhan/ Famili Amarylidaceae Maranthaceae Cyperaceae Rubiaceae Zingiberaceae Fabaceae Myrtaceae Anisophylleaceae
Nama Ilmiah Curculigo latifolia Donax cannaeformis Scleria purpurascens Ixora sp. Achasma megalocheilas Spatholobus gyrocarpus Syzygium sp. Anisophyllea disticha
Nama Jenis Palem kecik Bemban Sejanit Asoka Puar Akar jitan Jambu hutan Melur
INP (%) 7.34 7.13 7.09 5.82 5.49 4.62 3.85 3.36
Menurut Smith (1977), yang dimaksud dengan spesies dominan adalah spesies yang dapat memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien dari pada spesies yang lain dalam tempat yang sama. Suatu jenis dapat dikatakan berperan jika nilai INP lebih dari 10 % untuk tingkat anakan dan pancang sementara untuk tingkat tiang dan pohon lebih dari 15 %. Rizwar et al. (2002) mengatakan bahwa vegetasi pohon di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) Bengkulu Utara lokasi Air Ipuh hingga Air Berau ditemukan 79 jenis, sementara lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu ditemukan 51 jenis. Sementara itu diluar kawasan TNKS hanya ditemukan 38 jenis pohon. Pada tingkat tiang lokasi di luar kawasan TNKS ditemukan 75 jenis dan didalam kawasan TNKS lokasi Air Ipuh hingga Air Berau ditemuka 43 jenis, lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu ditemukan 28 jenis. Untuk tingkat pancang di dalam kawasan TNKS lokasi Air Sebelat hulu hingga Air Rami dan lokasi Air Ipuh hingga Air Berau
ditemukan sebanyak 37 jenis, sementara diluar kawasan TNKS
ditemukan sebanyak 25 jenis tumbuhan. Tingkat tumbuhan bawah di dalam kawasan TNKS lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu ditemukan sebanyak 15 jenis tumbuhan, lokasi Air Ipuh hingga Air Berau ditemukan sebanyak 9 jenis tumbuhan. Sementara itu diluar kawasan TNKS ditemukan 12 jenis tumbuhan. Untuk tingkat semai lokasi Air Sebelat hulu dan Air
33
Rami hulu ditemukan 34 jenis, lokasi Air Berau dan Air Ipuh ditemukan 26 jenis, diluar kawasan TNKS ditemukan 9 jenis tumbuhan. Selanjutnya Rizwar et al. (2002) mengatakan bahwa jenis-jenis yang mendominasi di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) lokasi hulu Air Rami hulu dan Air Sebelat hulu untuk tingkat pohon adalah Shorea sp (INP 29,31%), Macaranga prunosa (15,09%), lokasi Air Ipuh dan Air Berau didominasi oleh Aquilaria sp (INP 26,11%), Ficus sumatrana (INP 22,56%). Sementara itu di luar kawasan TNKS tingkat pohon didominasi oleh Macaranga sp. Tingkat tiang lokasi Air Rami hulu dan Air Sebelat hulu di dominasi oleh Uncaria sp (INP 23,82%), Shorea sp (INP 22,20%), Pterespermum javanicum (INP 21,86%), Cratoxylon sp (INP 18,48%), Tarrietea javanica (INP 16,87%), Ixonanthes icosandra (16,36%). Lokasi Air Ipuh dan Air Berau didominasi oleh Aquilaria sp (INP 50,64%), Macaranga sp (INP 30,80 %), dan Euonymus javanicus (INP 15,35%). Tingkat pancang didominasi oleh jenis-jenis Shorea sp (INP 34,33%), Shorea leprosula (INP 11,49%). Tingkat tumbuhan bawah didominasi oleh Curcuma xanthorrhiza (INP 45,78%), Achasma megalocheilas (INP 26,58%), Calamus mannan (INP 18,39%), Achasma sp (INP 16,62%), cyperus unicetus (INP 16,62%), Shorea leprosula (INP 16,02%), Shorea sp (INP 10,44%). Hasil analisa vegetasi di lokasi Hutan Produksi dengan fungsi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara terdapat 86 spesies (53 %) adalah jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah sumatera. Berdasarkan tipe penutupan lahan maka jumlah tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan pakan gajah pada pertumbuhan tingkat pohon
adalah
29
spesies,
pertumbuhan
tingkat
tiang
24
spesies,
pertumbuhan tingkat pancang 26 spesies, pertumbuhan tingkat semai 29 spesies, dan tingkat tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah adalah 36 spesies. Diagam jumlah spesies tumbuhan potensial pakan gajah pada masing-masing tingkat pertumbuhan di PLG Sebelat disajikan pada Gambar 6. Berdasarkan takson tumbuhan, jumlah jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan gajah adalah 23
famili dengan komposisi
34
Aracaceae 5 spesies (13 %), Fabaceae dan Poaceae 4 spesies
(11 %),
Zingiberaceae 3 spesies (8 %), Maranthaceae dan Menispermaceae masingmasing 2 spesies (5 %),
sementara itu famili
yang hanya 1 spesies (3 %) berturut-turut adalah Amarylidaceae, Apocynaceae, Cyperaceae,
Aspleniaceae, Athyriaceae, Celastraceae, Dioscoreaceae,
Hemionitidiaceae,
Euphorbiaceae,
Orchidaceae,
Connaraceae,
Gesneriaceae,
Pandanaceae,
Gamineae,
Rhamnaceae, Rubiceae,
Selaginellaceae. Indeks Nilai Penting dan Ragam jenis tumbuhan pakan gajah pada tingkat tumbuhan bawah di PLG Sebelat disajikan pada
Jumlah spesies
Lampiran 5. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
26
29 24
29 52
50 34
36
29
2 Pohon
Tiang
Pancang
Semai
Tumb bawah
Tingkat pertumbuhan Tidak dimakan
Dimakan
Gambar 6 Diagam jumlah spesies tumbuhan potensial pakan gajah pada masing-masing tingkat pertumbuhan di PLG Sebelat. Jumlah jenis tumbuhan pada tingkat semai yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah adalah 20 famili, dengan komposisi
Euphorbiaceae 4
spesies (14 %), Burceraceae dan Sterculiaceae masing-masing 3 spesies (10 %),
Ulmaceae
dan
Verbenaceae
masing-masing
2 spesies
(7
%),
Anacardiaceae, Annonaceae, Bombaceae, Dilleniaceae, Dipterocarpaceae, Fabaceae, Leeaceae, Leguminaceae, Melastomataceae, Melliaceae Moraceae, Myrtaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Violaceae masing-masing 1 spesies (3 %). Indeks Nilai Penting dan Ragam jenis tumbuhan pakan gajah pada tingkat semai di PLG Sebelat disajikan pada Lampiran 5. Tumbuhan tingkat pancang yang berpotensi sebagai pakan gajah adalah 16 famili dengan komposisi adalah Euphorbiaceae 5 spesies (22 %), Sterculiaceae 3 spesies (13
35
%), Burceraceae 2 spesies (9 %), Annonaceae, Bombacaceae, Dilleniaceae, Dipterocarpaceae,
Leeaceae,
Legiminaceae,
Myrtaceae, Piperaceae, Sapotaceae, Ulmaceae,
Meliaceae,
Moraceae,
dan Violaceae masing-
masing 1 spesies (4 %). %). Indeks Nilai Penting dan Ragam jenis tumbuhan pakan gajah pada tingkat semai di PLG Sebelat disajikan pada Lampiran 4. Tumbuhan tingkat tiang yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah adalah 18 famili dengan komposisinya adalah Burseraceae 4 spesies (17 %), Bombacaceae, Moraceae, dan Sterculiaceae masing-masing memiliki 2 spesies (8 %), sementara itu famili yang hanya memiliki 1 spesies (4 %) berturut-turut
adalah
Anacardiaceae,
Annonaceae,
Dilleniaceae,
Dipterocarpaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Leeaceae, Leguminaceae, Meliaceae, Myrtaceae, Rubiaceae, Sapindaceae, Ulmaceae, dan Verbenaceae. Indeks Nilai Penting dan Ragam jenis tumbuhan pakan gajah pada tumbuhan tingkat tiang di PLG Sebelat disajikan pada Lampiran 3. Sedangkan tumbuhan tingkat pohon yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah
adalah
18
famili
dengan
komposisi
adalah
Burseraceae,
Euphorbiaceae, dan Moraceae masing masing memiliki 3 spesies (12 %), Bombacaceae, dan Ulmaceae masing-masing 2 spesies (8 %), masing-masing yang memiliki 1 spesies (4 %) berturut-turut adalah Anacardiaceae, Annonaceae, Dilleniaceae,
Dipterocarpaceae,
Fabaceae, Icacinaceae,
Leeaceae, Leguminaceae, Meliaceae, Rubiaceae, Sapindaceae, Sterculiaceae, Verbenaceae. Indeks Nilai Penting dan Ragam jenis tumbuhan pakan gajah pada tumbuhan tingkat pohon di PLG Sebelat disajikan pada Lampiran 2. Menurut Rizwar et al. (2002) bahwa untuk tingkat pohon di dalam kawasan TNKS lokasi Air Ipuh dan Air Berau tumbuhan yang merupakan pakan gajah adalah 22 jenis (24,04%), lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu 13 jenis (25,49%), dan di luar kawasan TNKS sebanyak 4 jenis (10,52%). Untuk tingkat tiang di dalam kawasan TNKS lokasi Air Ipuh dan Air Berau tumbuhan yang merupakan pakan gajah adalah 7 jenis (16,28%), lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu 5 jenis (17,86%), dan di luar kawasan TNKS sebanyak 4 jenis (5,33%). Tingkat pancang di dalam kawasan TNKS lokasi Air Ipuh dan Air Berau tumbuhan yang merupakan
36
pakan gajah adalah 10 jenis (27,03%), lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu 11 jenis (29,72%), dan di luar kawasan TNKS sebanyak 4 jenis (16%). Tingkat semai dan tumbuhan bawah di dalam kawasan TNKS lokasi Air Ipuh dan Air Berau tumbuhan yang merupakan pakan gajah masing-masing adalah 8 jenis (30,76%) dan 8 jenis (88,89%). Lokasi Air Sebelat hulu dan Air Rami hulu ditemukan masing-masing 15 jenis (44,15%) dan 11 jenis (73,33%), dan di luar kawasan TNKS masing-masing sebanyak 4 jenis (44,44%) dan 9 jenis (75%).
Produktifitas dan Daya Dukung Pengamatan produktifitas hijauan sumber pakan gajah di lakukan pada petak pengamatan berukuran 2 x 2 m untuk tumbuhan bawah dan 5 x 5 m untuk tumbuhan tingkat pancang. Jumlah petak pengamatan sebanyak 22 petak. Pengukuran dilakukan dengan interval waktu pemotongan selama 40 hari, pengamatan pada bulan Juli sampai Oktober 2007. Hasil analisa menunjukan bahwa jenis tumbuhan tingkat pancang yang produktivitasnya paling tinggi berturut-turut adalah adalah
Leea
indica (5.10 g/ind/hari), Piper aduncum (4.7 g/ind/hari), Macaranga gigantea (3.70 g/ind/hari), Villebrunea rubescens (2.90 g/ind/hari), M tanarius (1.81 g/ind/hari), Merremia umbellata (1.33 g/ind/hari), Undet sp (0,75 g/ind/hari), Gironniera nervosa (0.50 g/ind/hari), Dillenia axcelsa (0.46 g/ind/hari), Trevesia burckii
(0.13 g/ind/hari), Melastoma malabathricum (0.08 g/ind/hari).
Barringtonia racemosa, Vitex pubescent, V
vestita, Calamus cf. heteroideus
masing-masing (0.03 g/ind/hari). Produktivitas hijauan pakan gajah tumbuhan bawah di PLG Sebelat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Produktifitas tumbuhan pakan gajah tingkat pancang dan liana di PLG Sebelat. Famili/Nama Jenis Leeaceae
Nama Ilmiah Leea indica
Nama Jenis Mamali
Produktivitas (g/ind/hari) 5.10
37
Piperaceae Euphorbiaceae Urticaceae Euphorbiaceae Convolvulaceae Fabaceae Ulmaceae Dilleniaceae Araliaceae Melastomataceae Lecythidaceae Verbenaceae Verbenaceae Arecaceae
Piper aduncum Macaranga gigantea Villebrunea rubescens Macaranga tanarius Merremia umbellata Undet sp Gironniera nervosa Dillenia axcelsa Trevesia burckii Melastoma malabathricum Barringtonia racemosa Vitex pubescent V vestita Calamus cf. heteroideus
Kayu sirih Sekubung Kayu Nasi Kemang Liana ritang Liana Lcc Kayu sebulu Kayu sonok Kicir Keduruk Teretang Kayu leban Kayu sino Rotan semut
4.70 3.70 2.90 1.81 1.33 0.75 0.50 0.46 0.13 0.08 0.03 0.03 0.03 0.03
Produktivitas pakan gajah pada tingkat tumbuhan bawah yang memiliki nilai produktivitas tertinggi berturut-turut adalah Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 g/m2/hari), Imperata cylindrica (0.78 g/m2/hari), Centotheca lappacea (0.66 g/m2/hari), Panicum sp (0.56 g/m2/hari), Scleria purpurascens (0.51 g/m2/hari), Oplismenus compositus (0.40 g/m2/hari) Paspalum sp (0.36 g/m2/hari), Dinochloa scandens g/m2/hari). Produktifitas
(0.34 g/m2/hari), Mimosa pudica (0.06
pakan gajah tumbuhan bawah selengkapnya
disajikan pada Tabel 5. Aziz (1996) dalam petak pengamatan 1 x 1 m selama 20 hari pengamatan di BKPH jonggol mengatakan bahwa produktivitas spesies Melastoma malabathricum adalah 20.80 Kg/Ha/Hari, Centotheca lappacea (3.37 Kg/Ha/Hari), Melastoma malabathricum (11.96 Kg/Ha/Hari), Imperata cylindrica (10.98 Kg/Ha/Hari), Panicum sp (3,04 Kg/Ha/Hari).
Tabel 5 Produktifitas tumbuhan pakan gajah tingkat tumbuhan bawah di PLG Sebelat. Famili/Nama Jenis Poaceae Gamineae Poaceae Poaceae Cyperaceae Poaceae Poaceae Poaceae Fabaceae
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolacea Imperata cylindrica Centotheca lappacea Panicum sp Scleria purpurascens Oplismenus compositus Paspalum sp Dinochloa scandens Mimosa pudica
Nama Jenis Bambu sri Alang-alang Kupai daun lebar Rumput pedang Sejanit Kupai berbulu Kupai Bambu ular Putri malu
Produktifitas (g/m2/hari) 0.88 0.78 0.66 0.56 0.51 0.46 0.36 0.34 0.06
38
Dalam
pengelolaan
habitat,
daya
dukung
habitat
umumnya
didefinisikan sebagai jumlah populasi maximum suatu spesies tertentu yang dapat didukung kehidupannya secara tak-terbatas dalam suatu habitat tertentu tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan produktivitas secara permanen dalam habitat bersangkutan (Rees 1996 dalam Proyono 2007). Gajah adalah satwa herbifora pemakan daun (grazer), rumput-rumputan (browser), pemakan daun (folifor), pemakan buah (frugifor). Selain itu gajah sumatera juga memakan kulit batang, akar, umbi. Meskipun demikian, penentuan daya dukung habitat gajah sumatera di PLG Sebelat hanya didasarkan atas produktivitas hijauan pakan yang berasal dari tumbuhan bawah dan daun-daunan. Kemampuan habitat untuk menyediakan pakan bagi gajah sumatera adalah 321.302 kg/hari. Sementara kebutuhan pakan gajah sumatera sebanyak 300 kg/hari, proper-use untuk kawasan PLG Sebelat adalah 60% sehingga daya dukung pakan di PLG Sebelat adalah 642 ekor. Jenis-jenis tumbuhan pakan alami dan bagian tumbuhan yang disukai Pakan Alami Gajah Hasil pengamatan pakan gajah di lokasi penelitian kawasan hutan PLG Sebelat tercatat 245 spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah termasuk dalam 70 famili, beberapa famili diantaranya adalah : a. Fabaceae, jenis-jenis dari famili ini batang dan daun merupakan bagian yang paling banyak dimakan oleh gajah sumatera. Jenisjenis liana pada famili ini merupakan salah satu tumbuhan pakan gajah yang spesiesnya paling banyak di makan oleh gajah pada saat penelitian, tercatat ada 28 spesies diantaranya adalah Spatholobus ferrugineus, Phanera kockiana , Mimosa invisa, Aeschynomene indica, Mimosa piga, Desmodium triflorum,
Desmodium heterocarpon,
Tephrosia sp, Uraria crinita, Mimosa pudica,. Parkia sumatrana, Parkia speciosa, Derris montana,
Undet sp 4, Mucuna pruriens, Undet sp 3,
Sindora leiocarpa, Alysicarpus nummularifolius, undet sp 2,Dalbergia sp, Spatholobus sp, Caesalpinia sp, Calopogenium mucunoides, Phanera sp,
39
Phanera semibifida,
Spatholobus gyrocarpus,
Spatholobus gyrocarpus,
Spatholobus sp.
b. Poaceae dan Cyperaceae, pada umumnya gajah memakan semua jenis rumput-rumputan, dalam penelitian dari famili Poaceae yang dimakan ada 21 spesies tumbuhan, diantaranya adalah Gigantochloa cf. Atroviolacea, Dinochloa scandens, Gigantochloa robusta, Schizostachyum sp, Scleria purpurascens, Oplismenus compositus, Setaria sp, Centotheca lappace, Paspalum vaginatum, Centotheca lappacea, Scrotochloa urceolata, Cymbopogon sp, Panicum cf. Repens, Cyrtococcum accrescen, Rottboellia exaltata, Ischaemum muticum, Panicum sp, Eleusine indica, Urochloa mutica, Themeda giganthea,
Phragmites karka, Hymenachne acutigluma.
Sementara itu dari famili Cyperaceae yang dimakan oleh gajah sumatera sebanyak 7 spesies yaitu : Scleria sp, Mapania cuspida, Mapania palustris, Cyperus sanguinolentus, Fimbristylis dichotoma, Cyperus flavidus. Pada umumnya dari jenis-jenis ini gajah memakan semua bagian tumbuhan mulai dari akar, batang dan daun. Walau ada beberapa spesies yang hanya di makan bagian tertentu dari tumbuhan, misalnya spesies Mapania palustris dimakan daun, spesies Scrotochloa urceolata hanya dimakan bagian umbut batangnya. c. Moraceae, dalam pengamatan di lokasi penelitian famili ini banyak di makan dari jenis ficus-ficusan dan arthocarpus. Bagian yang dimakan dari famili ini adalah daun, akar dan batang adalah bagian yang paling banyak dimakan. Selama pengamatan tercatat ada 17 spesies yang dimakan oleh gajah sumatera, diantaranya adalah Ficus annulata, Ficus sagittata, Ficus sp.1, Ficus sp.2, Ficus pumila,
Ficus glomerata , Ficus fistulosa,
Ficus recurva, Ficus
sumatrana, Ficus variegata, Ficus montana, Artocarpus nitidus , Artocarpus
integer,
Artocarpus
sp,
Artocarpus
fulvicortex,
Artocarpus teysmannii, Artocarpus elastica, Artocarpus kemando. d. Aracaceae, Jenis pakan dari suku ini tercatat sebanyak 17 spesies, sebagian besar adalah jenis rotan. Jika masih anakan maka jenis
40
dari famili ini semua bagian dimakan sedangkan jika tumbuhan sudah besar maka bagian yang lain banyak dimakan adalah daun, umbut dan pelepah. Jenis dari famili ini diantaranya Calamus cesius, Calamus cf. caesius,
Calamus sp.2, Calamus ornatus,
Calamus sp.3, Calamus manan , Calamus sp.1, Calamus cf. heteroideus, Calamus cf. tumidus, Calamus laevigatus, Calamus cf. javensis , Korthalsia sp, Arenga obtusifolia , Pinanga sp.1, Pinanga sp.2, Korthalsia echinometra, Salacca sp. e. Euphorbieceae, jenis dari famili ini di makan oleh gajah sebanyak 17 spesies. Bagian yang
disukai dari famili ini adalah
daun,
batang dan akar, disamping itu ada 3 spesies tumbuhan yang dimakan bagian kulit batang, yaitu
Macaranga trichocarpa,
Mallotus paniculatus, Macaranga gigantea. Spesies lain dari famili ini adalah Flueggea virosa , Galearia sp, Galearia filiformis, Mallutus ricinoides,
Galearia aristifera, Macaranga hypoleuca,
Macaranga tanarius, Bridelia stipularis, Phyllanthus sp, Galearia sp, Galearia fulva,
Baccaurea angulata,
Phyllanthus urinaria,
Macaranga diepenhorstii. f. Sterculiaceae, famili ini tercatat hanya 8 jenis yang dimakan oleh gajah. Spesies
Pterospermum javanicum dan Pterospermum
diversifolium hanya dimakan daunnya, sementara spesies lainnya seperti Leptonichia caudata, Leptonychia caudata,
Commersonia
bartramia, Scaphium macropadum, Sterculia macrophylla, Sterculia oblongata bervariasi mulai dari daun, batang, kulit dan akar. g. Meliaceae, spesies pada famili ini yang dimakan gajah adalah bagian daun dan ranting. Famili ini tercatat ada 6 spesies yang dimakan oleh gajah, diantaranya Chisocheton patens,
Lansium
domesticum, Chisocheton pentandrus, sp 1, Dysoylum parasiticum, Dysyxylum sp. h. Zingiberaceae, spesies famili ini tercatat ada 6 spesies yang dimakan gajah, bagian yang makan adalah umbi dan batang, spesiesnya diantaranya adalah Achasma megalocheilas, Etlingera
41
coccinea, Alpinia sp, Costus speciosus, Curcuma sp, Alpinia malaccensis. i. Annonaceae, pada umumnya tumbuhan dari famili ini dimakan bagian batang dan daun. Spesies yang tercatat yang termasuk famili ini ada 5 spesies, diantaranya adalah Uvaria cordata, Uvaria hirsuta, Cananga odorata, Polyalthia subcordata, Fissistigma. j. Menispermaceae, famili dari jenis ini yang dimakan gajah ada 5 spesies, famili ini adalah tumbuhan yang menjalar biasanya ditemui disemak-semak ex jalan HPH. Famili ini yang disukai adalah daun, akar dan batang, diantaranya adalah : Tinomiscium phytocrenoides,
Pycnarrhena cauliflora,
Fibraurea tinctoria,
Pericamphyllus glaucus, Coscinium fenestratum. k. Myristicaceae, tumbuhan dari famili ini merupakan tumbuhan berkayu, yang disukai dari tumbuhan ini adalah daun pada tingkat pancang dan anakan. Ditemukan ada 5 spesies yaitu Horsfieldia glabra, Horsfieldia sylvestris, Gymnacranthera contracta, Knema cinerea, Knema laurina. l. Rubiaceae, tumbuhan dari famili ini ditemukan ada 5 spesies yang dimakan pada umumnya bagian yang dimakan adalah batang pada tingkat pancang. Spesies dari tumbuhan ini diantaranya adalah Gynochtodes cariaceae, Psychotria sarmentosa, Uncaria glabrata, Psychotria sp, Psychotria sp. m. Verbenaceae
dan
Burseraceae,
famili
ini
masing-masing
ditemukan ada 4 spesies yang dimakan oleh gajah, bagian yang paling disenangi adalah daun dan ranting, tetapi spesies Gmelina elliptica (Verbenaceae) bagian yang disukai adalah buah. Spesies yang termasuk dalam famili verbenaceae adalah Peronema canescens, Vitex pubescent, Vitex vestita. Sementara dari famili Burseraceae adalah
Santiria toimentosa,
Canarium littorale,
Canarium hirsutum, Santiria laevigata. n. Araceae, Cucurbitaceae, dan Pandaceae. Masing-masing famili ini ditemukan hanya 3 spesies yang dimakan, spesies yang dimakan
42
pada umumnya adalah tumbuhan bawah. Bagian yang paling banyak dimakan adalah daun dan batang. Spesies yang termasuk famili Araceae adalah Scindapsus hederaceus, Amydrium medium , Anodendrum montanum. Famili Cucurbitaceae adalah Trichosanthes tricuspidata, Gymnopetalum chinense,
Melothria cf.affinis. Famili
Pandanaceae yaitu Freycinetia sp, . Pandanus sp, . Freycinetia sp. o. Asteraceae, spesies dari famili ini sedikit dimakan dan hanya
bagian daun saja yang dimakan, yang termasuk famili ini adalah seperti Erechtites valerianifolia , Clibadium surinamense, Mikania cordata. p. Convolvuaceae dan Ulmaceae,
bagian yang dimakan dari jenis
ini adalah batang, daun dan akar, ditemukan hanya 3 spesies dari famili ini yang dimakan oleh gajah pada saat penelitian, yaitu Merremia umbellata, Erycibe sp, Merremia peltata termasuk famili Convovuaceae dan Gironniera subaequalis,
Trema cannabina,
Gironniera nervosa Termasuk famili Ulmaceae. q. Rutaceae, yang termasuk dalam famili ini adalah Citrus sp. dimakan buahnya Glycosmis pentaphylla dimakan bagian daun dan batang dan Euodialunu-akenda yang dimakan bagian kulit batang. r. Selain beberapa famili diatas, ada 20 famili yang hanya
tercatat
2 spesies pada masing-masing famili, yaitu Araliaceae (Trevesia burckii dan Schefflera aromatica), Aspleniaceae (Tectaria sp.dan Asplenium nidus), Athyriaceae (Diplazium esculentum dan Diplazium sp), Bombacaceae (Durio giffithii , Durio zibethinus), Celastraceae (Salacia macrophylla dan Lophopetalum sessilifolioum), Clusiaceae (Garcinia havilandii, Garcinia parvifolia), axcelsa
dan
oppositifolia
Dillenia dan
indica),
Dioscorea
sp),
Dilleniaceae (Dillenia
Dioscoreaceae
(Dioscorea
Flafellariaceae
(Hanguana
malayana dan Flagellaria indica), Icacinaceae (Phythocrene palmata dan Gonocaryum gacile), Lecythidaceae (Barringtonia macrostachya dan
Barringtonia
racemosa),
Leguminaceae
(Archidendron
43
dan
bubalinum cannaeformis
Laucaena
dan
glauca),
Stachyphrynium
Maranthaceae sp),
(Donax
Melastomataceae
(Melastoma malabathricum dan Pternandra cordata), Myrsinaceae (Labisia pumila dan Ardisia crispa), Orchidaceae (Vanilla sp.dan Plocoglottis javanica), Polypodiaceae (Phymatodes nigescens dan Drynaria quercifolia), Rhamnaceae (Ventilago oblongifolia dan Zizyphus
horsfieldii),
Urticaceae
(Villebrunea
rubescens
dan
Dendrocnide stimulans), Violaceae (Rinorea anguifera dan Rinorea anguifera). Spesies tersebut diatas bagian yang dimakan pada sebagian besar adalah daun, batang dan akar. s. Famili yang hanya tercatat 1 spesies yang dimakan oleh gajah dilokasi penelitian adalah Actinidiaceae (Saurauia pentaphylla), Amaranthaceae (Celosia argentea), Amarylidaceae (Curculigo latifolia), Anacardiaceae (Mangifera sp), Apocynaceae (undet sp 1), Connaraceae (Agelaea macrophylla), Fagaceae (Quercus subsericea ), Gesneriaceae (Cyrtandra pendula), Gleicheniaceae (Dicranopteris linearis),
Gamineae
(Imperata
cylindrica),
Hemionitidiaceae
(Taenitis blechnoides), Lauraceae (Litsea cf.machilifolia), Leeaceae (Leea indica), Liliaceae (Pleomele elliptica), Musaceae (Musa sp), Myrtaceae (Eugenia sp), Parkeriaceae (Alsophila amboinensis), Passifloraceae (Passiflora sp), . Piperaceae Polygalaceae (Xanthophyllum giffithii),
(Piper aduncum),
Sapindaceae (Nephelium
maingaji),
Sapotaceae
(Madhuca
(Lygodium
circinatum),
Selaginellaceae
korthalsii),
Schizaeaceae
(Selaginella
plana),
Thelypteridaceae (Christela sp.), Tiliaceae (Gewia acuminata), Urticaceae (Poikilospermum suaveolens), Vitaceae (Tetyrastigma lanceolarium). Dari 28 famili tersebut bagian daun, batang dan akar merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimakan. Tumbuhan pakan merupakan salah satu komponen biotik dari habitat gajah sumatera yang sangat penting bagi penunjang hidup dan kehidupan sebagaimana herbivora lainya. Hal ini disebabkan karena
44
tumbuhan pakan merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan populasi satwa liar termasuk gajah sumatera. Dalam sehari gajah dewasa menghabiskan waktu 18 – 24 jam untuk mencari makan (Altevogt & Kurt 1975). Gajah sumatera adalah herbivora yang pakannya bersumber pada tumbuh-tumbuhan, jenis makannya meliputi herba liar, daun, akar dan liana, rotan muda dan umbut, kulit kayu jenis-jenis pohon pada tingkat sampling, tunas bambu dan rebungnya, rumput-rumputan dan pisang liar. Bila menjumpai sawah dan ladang, maka gajah akan memakan tebu, padi, buah-buahan di ladang, daun kelapa muda dan umbutnya, pisang, pepaya dan tumbuhan muda lainnya. Seekor gajah Aceh dewasa dapat menghabiskan 300 kg tumbuhan segar setiap harinya (Poniran 1974). Di habitat alaminya gajah menjelajah hutan dalam area yang sangat luas untuk memenuhi kebutuhan pakan kelompoknya, mengingat ukuran tubuhnya yang sangat besar yang membutuhkan makanan yang sangat banyak. Menurut Zahrah (2002) ada 55 spesies tumbuhan termasuk dalam 20 famili yang dimakan oleh gajah sumatera di Aceh Timur dan Kabupaten Langkat, sedangkan Savitri (2003) mencatat 49 spesies pakan gajah sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Rizwar et al. (2001) menemukan 30 spesies tumbuhan pakan gajah di kawasan PLG Sebelat dan sekitarnya. Selanjutnya Rizwar et al. (2002) menemukan 47 spesies pakan gajah di dalam kawasan TNKS. Menurut Sukumar (1989) gajah asia di India memakan 112 spesies. Dari jenis yang dikonsumsi 68% diantaranya adalah dari ordo Malvales dari suku Malvaceae, Sterculiaceae, dan Tiliaceae. Sementara itu
Guy Peter
(1976) dalam Sukumar (2003) mencatat ada 133 spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah afrika di Zimbabwe yang termasuk kedalam 95 genera dan 41 famili. Menurut McKay (1973) dalam Sukumar (2003) mencatat ada 88 spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah asia di Srilanka. White Lee. Et.al (1993) dalam Sukumar (2003) mencatat bahwa gajah afrika memakan 230
45
spesies tumbuhan hutan. Olivier Robert (1978) dalam Sukumar (2003) mencatat 400 spesies tumbuhan potensial dimakan gajah di Malaysia. Hasil pengamatan di lokasi penelitian menunjukan bahwa dari kelompok Fabaceae ada 28 speises tumbuhan yang merupakan pakan alami yang dimakan oleh gajah, sementara kelompok Poaceae terdiri dari 21 spesies, Moraceae 18 spesies. Sepuluh famili tumbuhan pakan yang disukai yang memiliki jumlah spesies paling banyak dimakan oleh gajah disajikan pada Gambar 7. Annonaceae Zingiberaceae Meliaceae Famili
Cyperaceae Sterculiaceae Euphorbiaceae Arecaceae Moraceae Poaceae Fabaceae 0
5
10
15
20
25
30
Jumlah jenis
Gambar 7 Diagam 10 famili yang memiliki jumlah spesies paling banyak dimakan gajah contoh di kawasan PLG Sebelat Famili Poaceae dan Cyperaceae merupakan kelompok rumputrumputan, dimana ada 28 jenis yang dimakan dari kelompok ini. Zahrah (2002) mengatakan bahwa ada 11 jenis tumbuhan dari kelompok ini yang terdapat di habitat Aceh Timur dan Langkat. Sukumar (1989) mengatakan bahwa pemilihan rumput-rumputan berhubungan dengan kesukaannya pada tahap tertentu pertumbuhan rumput tersebut dan jenis rumputrumputan hanya disukai pada musim hujan. Selain rumput-rumputan gajah juga menyukai tumbuhan pada tingkat pancang, tiang, dan pohon (Sukumar 1989 ; Ishwaran 1983). Hasil pengamatan di lokasi pengamatan gajah juga memakan daun-daunan pada tingkat pancang misalnya spesies pada famili Euphorbiaceae, sementar itu untuk tumbuhan tingkat tiang bagian kulit batang merupakan bagian yang
46
disenangi, misalnya jenis Dillenia axcelsa, Mallotus paniculatus, Euodia lunuakenda, Commersonia bartramia, Peronema canescens, Gynochtodes cariaceae.
Bagian Tumbuhan Yang dimakan Hasil pengamatan pakan gajah dengan berjalan kaki
mengikuti
pergerakan gajah dilokasi penelitian didapat bahwa ada 245 spesies tumbuhan dan 11 bagian tumbuhan yang dikonsumsi. Bagian tumbuhan yang teramati dimakan oleh gajah yaitu daun, pelepah, ranting, umbut, batang, kulit batang, akar, bunga, buah, umbi dan rebung. Bagian daun, ranting dan batang dimakan sebanyak 35,1 % atau 86 spesies dari total pakan gajah yang ditemukan. Bagian yang dimakan seluruh bagian tumbuhan diantaranya adalah spesies dari kelompok liana dan akar-akaran yaitu famili Convolvulaceae, Fabaceae, Manispermaceae sebesar 61 spesies (24,9%)., spesies yang hanya dimakan daun dan batang saja berurut-turut adalah 22 spesies (9.0%) dan 10 spesies (4.1%). Untuk daun, batang dan akar dikosumsi sebanyak 9 spesies (3.7%). Selanjutnya bagian daun, pelepah dan umbut dimakan sebanyak 3.3 % (8 spesies), bagian yang dimakan kulit dan buah saja sebanyak 4 spesies atau 1,6 %. Bagian akar 1.2 % (3 Spesies) dan daun, ranting dan akan dimakan 3 spesies (1.2%). Persentase penyebaran jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan, 10 bagian tumbuhan yang dimakan yang memiliki nilai tertinggi disajikan pada Gambar 8. Menurut Sukumar (2003) gajah memakan rumput-rumputan mulai dari bagian atas sampai bagian akar, setelah dibersihkan dari tanah dan lumpur dengan cara mengibaskan. Bagian daun bambu umumnya dimakan tetapi bagian batang terkadang dimakan dengan cara dibelah terlebih dahulu. Tumbuhan berduri juga dimakan oleh gajah. Gajah sangat menyukai bagian segar dari tanaman, tetapi juga mengkonsumsi cabangcabang pohon yang kering dimusim kemarau.
47
Daun, Rt dan Akar
1.2 1.2 1.6 1.6 3.3 3.7 4.1
Bagian Tumbuhan
Akar Buah Kulit Daun, pelepah dan umbut Daun,btgdan akar Batang daun
9.0
Semua bagian
24.9
Daun, ranting dan batang
35.1 0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
Persentase jumlah spesies
Gambar 8 Persentase penyebaran jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan oleh gajah contoh di PLG Sebelat. Selajutnya Sukumar (2003) mengatakan bahwa untuk jenis palempaleman, gajah akan memakan semua bagian tanaman jika masih anakan dan akan memakan bagian batang saja jika tumbuhan palem sudah besar. Batang nanas akan dimakan bagian umbutnya dengan cara batang akan dikupas terlebih dahulu. Poniran (1974) mengatakan bahwa jenis makanan gajah meliputi tumbuhan herba liar, dun muda, akar dan liana, rutan muda dan pucuk rotan (umbut), kulit kayu pada jenis-jenis pohon pada tingkat sapling, tunas bambu dan rebungnya serta daun muda, rumput buluh dan seluruh bagian pisang liar. Bila menjumpai sawah dan ladang , maka gajah akan memakan tebu, padi, buah-buahan, pisang, pepaya, dan daun kelapa muda dan umbutnya. Sementara itu
Eltringham (1982) mengatakan bahwa selain
memakan rumput-rumputan gajah juga memakan pakan lain berupa daundaunan, ranting, batang dari jenis tumbuhan lebih tinggi baik itu pancang, tiang dan pepohonan. Pemilihan bagian tumbuhan yang dimakan menurut Sukumar (1989) dikarenakan tingkat kesukaan dan dipengaruhi musim. Pemilihan rumputrumputan dikarenakan kelompok ini banyak mengandung karbohidrat. Sedangkan daun-daunan dipilih karena kandungan protein tumbuhan didalamnya. Sementara
itu
alasan gajah
memakan
kulit
diduga
48
berhubungan dengan kekurangan asam lemak essensial pada asupan makanannya (McCollough 1973 dalam Zahrah. M 2002), juga mineralmineral tertentu misalnya mangan (Mn), besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang terkandung di dalam kulit (Dougall et al., 1964 dalam Zahrah. M 2002). Iswaran (1983) yang menyatakan bahwa gajah di daerah kering di bagian timur Sri Langka memiliki variasi pakan dari jenis daun-daunan (browser) yang lebih banyak.
Analisis Preferensi Terhadap Tumbuhan Jenis Pakan dan Perilaku Makan Analisis Preferensi Tumbuhan Jenis Pakan Hasil pengamatan tumbuhan pakan alami gajah di PLG Sebelat terhadap 6 ekor gajah yang diamati masing-masing selama 10 hari, didapat bahwa pemilihan spesies tumbuhan pakan gajah Cokro lebih banyak dari gajah-gajah lainnya. Gajah Cokro memakan 120 jenis tumbuhan pakan, kemudian disusul gajah Eva yang memakan 114 jenis tumbuhan pakan alami. Selanjutnya gajah Sari memakan 111 jenis tumbuhan, gajah Nelson memakan 95 jenis, gajah Robi memakan 88 jenis, sementara gajah Desi hanya memakan 77 jenis tumbuhan. Total Jumlah jenis yang dimakan masing-masing gajah disajikan pada Gambar 9. 120 100 80 Jumlah jenis 60 pakan 40 20 0 Nelson
Robi
Cokro
Sari
Desi
Eva
Nama gajah
Gambar 9 Jumlah jenis tumbuhan pakan alami yang dimakan oleh gajah contoh selama pengamatan di PLG Sebelat.
49
Untuk mengetahui kesamaan spesies yang dimakan oleh masingmasing gajah ditunjukan oleh Indeks Similaritas (IS), yaitu menggambarkan tingkat
kesamaan
spesies
yang
dimakan
oleh
setiap
gajah
yang
dibandingkan. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2005) nilai IS berkisar 0 % sampai dengan 100 %, jika jumlah tumbuhan pakan dua gajah yang dibandingkan sama maka nilai IS mendekati 100 %, sedangkan jika jumlah tumbuhan pakan dua gajah yang dibandingkan tidak sama, maka nilai IS mendekati 0 %. Nilai Indeks kesamaan spesies tumbuhan paling kecil dimakan oleh gajah Nelson dan Cokro sebesar 40,9%. Sementara itu Indeks kesamaan spesies tumbuhan yang dimakan tertinggi adalah gajah Desi dan Eva sebsar 61,8%, ini berarti bahwa spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah Desi dan Eva relatif sama karena memiliki nilai IS > 50%. Selanjutnya berturutturut nilai Indeks kesamaan spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah berturut-turut adalah gajah Desi dan gajah Robi sebesar 59,4 %, gajah Eva dan gajah Robi 54,5 %, gajah Desi dan gajah Nelson 52,3 %, gajah Eva dan gajah Nelson 51,7 %, gajah Cokro dan gajah Eva 49,6 %, gajah Cokro dan Desi 48,7 %, gajah Nelson dan Sari 46,6 %, gajah Sari dan gajah Eva 45,3 %, Gajah Sari dan gajah Desi 44,7 %, gajah Cokro dan gajah Robi 43,3 %, gajah Robi dan gajah Sari 43,2 %, gajah Sari dan Cokro 41,6 %, gajah Nelson dan gajah Robi 41,5 %. Nilai Indeks kesamaan spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah di PLG Sebelat selengkapnya diuraikan pada Tabel 6. Tabel 6
Indeks kesamaan spesies tumbuhan yang dimakan oleh gajah contoh di PLG Sebelat
Nama Gajah Nelson Cokro Robi Sari Desi
Cokro 40.9
Indeks Similaritas (%) Robi Sari 41.5 46.6 43.3 41.6 43.2
Desi 52.3 48.7 59.4 44.7
Eva 51.7 49.6 54.5 45.3 61.8
Jumlah frekuensi memakan tumbuhan pada setiap gajah tidak sama antara satu gajah dengan yang lainnya. Gajah Desi walau jumlah spesies
50
yang dimakan sedikit tetapi lebih banyak jumlah frekuensi makan harian 853,2, gajah Eva memiliki frekuensi makan harian 817,6, gajah Robi memiliki frekuensi makan harian 810, gajah Cokro memiliki frekuensi makan harian 798,5, gajah Sari memiliki frekuensi makan harian 712,6, dan gajah Nelson dengan frekuensi makan harian 665,2. Frekuensi makan harian gajah di PLG Sebelat disajikan pada Gambar 10.
Frekuensi makan harian
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Nelson
Robi
Cokro
Sari
Desi
Eva
Nama Gajah
Gambar 10 Frekuensi makan harian gajah contoh selama pengamatan di PLG Sebelat. Untuk menganalisis
jenis-jenis pakan yang disukai oleh gajah
sumatera digunakan asumsi bahwa semakin besar frekuensi suatu spesies tumbuhan dimakan dan ketersediaannya di alam sedikit maka semakin disukai spesies tumbuhan tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu spesies disukai atau tidak disukai digunakan Indeks Neu (indeks preferensi), Menurut Bibby et al. (1998) dalam Gunawam (2004) jika nilai w>1 maka spesies tumbuhan tersebut disukai. Penghitungan Indeks Neu untuk mengetahui jenis-jenis yang disukai dan tidak disukai hanya dilakukan dengan melihat ketersediaan di alam dari hasil analisa vegetasi. Gajah memiliki tingkat preferensi tersendiri terhadap jenis-jenis pakan alami. Tidak semua gajah menyukai jenis tumbuhan pakan yang sama dengan yang disukai oleh gajah lainnya. Hasil analisa dengan Indeks Neu didapat bahwa masing-masing gajah memiliki freferensi yang berbeda terhadap tumbuhan, gajah Nelson menyukai 14 spesies, sedangkan spesies yang tidak disukai sebanyak 27 jenis . Spesies tumbuhan yang disukai gajah
51
Cokro sebanyak 13 spesies, dan jenis yang tidak disukai sebanyak 29 spesies. Gajah Robi menyukai 11 spesies dan 27 spesies lainnya tidak disuka. Gajah Sari menyukai 8 spesies dan 32 spesies lainnya tidak disukai. Gajah Desi menyukai 18 spesies tumbuhan dan 21 spesies tidak disukai. Gajah Eva menyukai 21 spesies 23 spesies
lainnya tidak disukai. Freferensi gajah
terhadap jumlah spesies yang dimakan di PLG Sebelat disajikan dalam
Jumlah Jenis
Gambar 11. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
14
13
27
29
Nelson
Cokro
8
11
27
Robi
18
21
32
Sari
21
23
Desi
Eva
Nama Gajah Tidak disukai
Disukai
Gambar 11 Preferensi gajah contoh terhadap spesies yang dimakan di PLG Sebelat Hasil analisis menunjukan bahwa ada 2
spesies tumbuhan yang
disukai oleh semua gajah, tumbuhan pakan tersebut yaitu Gigantochloa cf. atroviolacea (bambu sri) dan Stachyphryinium sp (mayor). Dari 2 spesies tumbuhan tersebut spesies Gigantochloa cf. atroviolacea merupakan spesies yang memiliki nilai indeks paling tinggi atau yang paling disukai oleh masing-masing gajah. Indeks preferensi untuk spesies tumbuhan ini masingmasing adalah gajah Nelson (53,04), gajah Cokro (82,35), gajah Robi (111,66), gajah Sari (109,02), gajah Desi (50,99), gajah Eva (72,14). Gajah Robi memiliki nilai Indeks preferensi yang paling tinggi untuk jenis bambu sri, ini menunjukan bahwa tingkat frekuensi memakan jenis Gigantochloa cf. atroviolacea sangat tinggi. Tumbuhan pakan yang disukai dan dimakan oleh 5 ekor gajah sebanyak 4 spesies, yaitu Imperata cylindrica (alang-alang), Calamus ornatus (rotan kesur), Calamus cf. javensis (salak hutan), Korthalsia sp (rotan dahan).
52
Tumbuhan pakan yang disukai oleh 4 ekor gajah adalah 4 spesies, yaitu Korthalsia echinometra (rotan sabut), Macaranga gigantea (sekubung), Spatholabus gyrocarpus (akar jitan), Caesalpinia sp (akar petaian). Ada 4 spesies tumbuhan yang disukai oleh 3 ekor gajah, yaitu Coscinium fenestratum (Akar waru), Ficus recurva (beringin), Artocarpus elastica (Terap), Oplismenus compositus (Kupai berbulu). Spesies-spesies yang disukai oleh 2 ekor gajah yaitu Scleria purpurascens (sejanit), Phanera semibifida (akar kupu-kupu), Ficus fistulosa (Batang siap),
Alsophila amboinensis (pakis tiang), Centotheca lappacea
(Kupai Daun Lebar), Gewia acuminata (liana manggul), Gironniera nervosa (Kayu sebulu). Sementara itu spesies yang hanya dimakan oleh satu ekor gajah diantaranya adalah Calamus cf. heteroideus (Rotan Semut), Macaranga hypoleuca (kemang), Derris montana (akar tuba), Parkia speciosa (petai), Ficus variegata (kayu aro), Pandanus sp (pandan duri), Gynocthodes cariaceae (pulai), Zizyphus horsfieldii (liana berduri), Vitex pubescent (laban), dan Tetyrastigma lanceolarium (akar leper). Nilai Indeks Neu untuk jenis yang disukai untuk 6 ekor gajah yang diamati disajikan dalam Tabel 7 berikut ini. Tabel 7 Jenis-jenis tumbuhan pakan alami gajah yang disukai gajah contoh di PLG Sebelat Nama Ilmiah Arecaceae Calamus ornatus Korthalsia echinometra Calamus cf. javensis Korthalsia sp. Calamus cf. heteroideus Cyperaceae Scleria purpurascens Euphorbiaceae Macaranga gigantea Macaranga hypoleuca Fabaceae Spatholobus gyrocarpus Phanera semibifida Derris montana Parkia speciosa Caesalpinia sp. Gamineae
Nama Gajah Robi Sari
Desi
Eva
2.83 1.52 − 1.75 −
− − 3.61 5.88 −
1.00 − 4.09 − −
1.08 3.91 3.62 1.91 −
3.72 28.70 7.14 3.57 1.34
−
1.20
1.17
−
−
−
Sekubung Kemang
6.88 −
1.02 −
− −
− −
5.65 2.77
2.76 −
Akar jitan Akar kupu-kupu Akar toba Petai Akar petaian
− − − 20.65 −
1.98 − − − −
1.44 1.06 − − 3.76
− − − − 2.33
1.72 1.44 − − 5.28
1.59 − 7.26 − 11.32
Nama Jenis
Rotan kesur Rotan sabut Salak hutan Rotan dahan Rotan Semut Sejanit
Nelson
Cokro
2.55 40.00 8.69 5.23 −
53
Imperata cylindrica
Alang-alang
2.84
8.88
4.37
−
5.15
4.78
Mayor
1.01
1.84
2.33
1.18
1.04
1.75
Akar waru
2.86
−
−
2.18
−
1.64
Batang siap Beringin Kayu Aro Terap
31.15 40.11 − 2.39
− − − −
20.84 − − −
− 5.44 − −
− 1.71 37.18 1.48
− − − 9.84
Nama Gajah Robi Sari
Desi
Eva
Maranthaceae Stachyphrynium sp Menispermaceae Coscinium fenestratum Moraceae Ficus fistulosa Ficus recurva Ficus variegata Artocarpus elastica
Tabel 7 (Lanjutan 1) Nama Ilmiah Pandanaceae Pandanus sp. Parkeriaceae Alsophila amboinensis Poaceae Gigantochloa cf. atroviolacea Oplismenus compositus Centotheca lappacea Ramnaceae Gynocthodes cariaceae Zizyphus horsfieldii Tiliaceae Gewia acuminata Ulmaceae Gironniera nervosa Verbenaeae Vitex pubescent Vitaceae Tetyrastigma lanceolarium Zingiberaceae Costus speciosus
Nama Jenis
Nelson
Cokro
Pandan duri
−
1.07
−
−
−
−
Pakis tiang
9.35
−
−
−
−
8.53
Bambu sri Kupai berbulu Kupai Daun Lebar
53.04 −
82.35 3.55 −
111.66 12.16 −
109.02 − −
50.99 − 1.78
72.14 7.89 4.72
Pulai Liana berduri
− −
1.22 −
− −
− 1.02
− −
− −
Liana Manggul
−
−
−
−
4.53
4.65
Kayu sebulu
−
−
−
−
1.63
1.36
Leban
−
−
−
−
−
1.38
Akar leper
−
4.19
−
−
−
−
Sepatah
−
−
−
−
−
1.49
Keterangan : (-) = Tidak disukai Hasil analisa diperoleh jumlah spesies tumbuhan yang disukai oleh semua gajah sebesar 6 % (2 spesies), tumbuhan yang hanya disukai oleh 5 ekor gajah sebesar 12 % (4 spesies), tumbuhan yang disukai oleh 4 ekor gajah sebanyak 12 % (4 spesies), 12 % (4 spesies) disukai oleh 3 ekor gajah, tumbuhan yang disukai oleh 2 ekor gajah sebesar 21 % (7 spesies), dan tumbuhan yang hanya disukai oleh satu ekor gajah sebanyak 37 % (12
54
spesies). Persentase jumlah spesies tumbuhan yang disukai oleh masingmasing gajah disajikan pada Gambar 12. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pakan dan frekuensi makan, dilakukan dengan pendekatan regesi linier yang diolah dengan bantuan software Minitab 14. Analisis hubungan antara jumlah jenis atau jumlah frekuensi makan (Y) dengan peubah-peubah umur (X1) dan berat badan (X2) Hasil
analisis
mempengaruhi
regesi
pemilihan
linier
jumlah
untuk jenis
mengetahui
tumbuhan
faktor
pakan
yang
diperoleh
persamaan Y = 91.8 - 0.78 X1 + 0.0121 X2 dengan nilai R2 = 4.4%. Sementara itu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah frekuensi makan diperoleh persamaan Y = 8247 - 81.0 X1 + 0.59 X2 dengan nilai R2 = 46.0%. Dari hasil analisa tersebut pemilihan jumlah jenis tumbuhan pakan dan jumlah frekuensi makan tidak dipengaruhi oleh umur dan berat badan.
6% 12% 37% 12%
12% 21%
Disukai 6 ekor
Gambar 12
Disukai 5 ekor
Disukai 4 ekor
Disukai 3 ekor
Disukai 2 ekor
Disukai 1 ekor
Persentase jumlah spesies tumbuhan yang disukai oleh gajah contoh di PLG Sebelat Perilaku Makan
55
Makanan merupakan kebutuhan semua mahluk hidup untuk melanjutkan kehidupannya. Gajah merupakan salah satu herwan herbivora yang membutuhkan banyak pakan untuk hidup. Aktifitas makan gajah selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain (Widowati 1985). Selanjutnya Widowati (1985) mengatakan bahwa gajah pada saat makan biasanya berdiri, mengambil makanan dengan menggunakan belalai yang merupakan alat utama untuk mengambil pakan. Gajah mengambil makanan dengan cara direnggut, dipatahkan, dan dirobohkan. Hasil pengamatan aktifitas makan di lokasi pengamatan menunjukan bahwa aktifitas makan dapat dikelompokkan menjadi 8 katagori. Masingmasing katagori aktifitas makan adalah patahkan, tarik, cabut, renggut, kupas, menedang, dongkel, pungut. Katagori patahkan digunakan gajah untuk mengambil sebagian dari tumbuhan, misalnya daun, ranting, dan batang. Cara ini digunakan bila yang diambil adalah dari jenis tumbuhan berkayu baik tingkat pancang maupun tingkat tiang, misalnya dari kelompok Bombaceae, Diliniaceae, Euphorbiaceae, Meliaceae, Myristicaceae, Moraceae. Cabut adalah mengambil makanan dengan cara menarik atau menghela keluar dari tempatnya tumbuh. mencabut tumbuhan tujuannya untuk memakan semua bagian tumbuhan atau memakan akar tumbuhan. Cara ini digunakan untuk jenis-jenis tumbuhan bawah, semai, pancang, misalnya dari kelompok Zingiberaceae, Violaceae, Ulmaceae, Piperaceae, Musaceae,
Maranthaceae , Araceae. Tarik adalah mengambil tumbuhan
dengan cara ditarik , cara ini digunakan untuk mengambil jenis-jenis tumbuhan liana, misalnya famili Fabaceae, Cucurbitaceae, Connaraceae, Convolvulaceae,
Manispermaceae,
dan
Moraceae.
Renggut
adalah
mengambil makanan dengan cara menyentakan, cara ini untuk mengambil makanan
dari
kelompok
rumput-rumputan,
misalnya
Poaceae
dan
Cyperaceae. Kupas adalah mengambil makanan dengan cara menguliti atau mengubak kulit tumbuhan, misalnya untuk spesies Macaranga gigantea, M. trichocarpa, Dillenia indica, Arthocarpus elastica, A. cemando, commersonia bartramia, Paronema canescens . Menendang adalah mengambil makanan dengan menendang bagian tumbuhan dengan menggunakan kaki depan.
56
Cara ini biasanya untuk mengambil jenis akar yang berada didalam tanah. Tanah akan dibersihkan dan akar yang ada di dalamnya akan ditendang supaya akar yang tadinya kokoh menjadi hancur dan dapat diambil dengan belalainya. Cara ini teramati hanya pada 4 spesies, yaitu Arthocarpus elastica, A cemando, Ficus sumatrana, Giganthocloa cf atroviolaceae. Dongkel adalah mengambil
makanan
di
dalam
tanah
dengan
cara
mengungkit
menggunakan gading. Cara ini digunakan untuk mengambil akar dari spesies
Giganthocloa cf atroviolaceae,
Arthocarpus elastica, A cemando.
Pungut adalah mengambil buah-buahan yang jatuh ditanah dengan menggunakan gading, misalnya spesies Gmelina elliptica. Mengambil bagian tumbuhan dengan cara dipatahkan paling banyak digunakan gajah di lokasi penelitian yaitu 33,5 % dari total jenis pakan. 31,4 % dengan cara ditarik, mencabut tumbuhan digunakan pada 30,6 % dari total jenis pakan. Persentase jumlah jenis tumbuhan dengan aktifitas makan disajikan pada Gambar 13.
0.4
Pungut
1.2
Aktifitas Makan
Dongkel
1.6
Menendang Kupas
3.7 12.2
Renggut
30.6
Cabut
31.4
Tarik
33.5
Patahkan 0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
Persentase JenisTumbuhan
Gambar 13 Persentase penyebaran spesies tumbuhan pakan berdasarkan aktifitas makan gajah contoh di PLG Sebelat.
Aktifitas Lain Aktifitas lain yang dilakukan oleh gajah di PLG Sebelat selain aktifitas makan yang teramati adalah istirahat, minum, menyiram badan
57
dengan air/lumpur, berjalan, aktifitas sosial, mengibaskan makanan ke badan. Aktifitas lain yang selalu dilakukan oleh gajah dilokasi pengamatan adalah minum. Waktu minum gajah pada saat diamati rata-rata pada siang hari setelah makan. Untuk mengambil air minum, gajah menggunakan belalai dengan cara menghisap disungai atau rawa lalu disemprotkan kedalam mulutnya, ini dalakukan berkali-kali. Menurut Poniran (1974) seekor gajah sumatera membutuhkan air minum sebanyak 20-50 liter/hari. Sementara itu menurut Lekagul dan McNeely (1977) kebutuhan minum gajah Thailand tidak kurang dari 200 liter/hari. Pada saat bertemu sumber air selain minum gajah juga menyemprotkan air ke bagian tubuh seperti badan, kaki dan perut. Selain air gajah juga menggunakan lumpur dan air rawa untuk disiramkan ke seluruh badan hal ini dilakukan berkali-kali. Selain menyiram badan dengan air dan lumpur gajah juga menyiram badan dengan tanah di sela-sela waktu makan. Aktifitas menyiram air dan lumpur ke badan merupakan cara gajah untuk mendinginkan suhu tubuh dan melindungi kulit dari gigitan serangga dan ekto parasit (Lekagul & McNeely, 1977). Selanjutnya Lekagul dan McNeely (1977) mengatakan bahwa menaburkan tanah ke badan merupakan usaha untuk menyembunyikan warna asli dan pemeliharaan kulit. Dari hasil pengamatan dilokasi penelitian, gajah selalu berjalan untuk mencari makanan dan sesekali berhenti untuk mengambil makanan. Menurut Susetyo (1980) bahwa hijauan yang tersedia dilapangan tidak seluruhnya tersedia bagi satwa, tetapi ada bagian yang ditinggalkan untuk menjamin pertumbuhan selanjutnya dan pemeliharaan tempat tumbuh. Tetapi sesekali akan berhenti untuk makan dalam jangka waktu lama jika bertemu dengan jenis-jenis seperti Gigantochloa cf. atroviolacea (bambu sri), jenis ficus-ficusan dan akar tanaman seperti akar Arthocarpus elastica. Setelah berjalan dan mencari makan gajah akan istirahat, dari hasil pengamatan gajah mencari tempat yang rindang untuk beristirahat. Menurut WWF (2005) bahwa gajah sumatera adalah binatang berdarah panas sehingga jika kondisi cuaca pada siang hari setelah aktifitas makan
58
biasanya gajah akan beristirahat, untuk menghindari sengatan matahari secara langsung mereka akan mencari tempat-tempat yang rindang/naungan (thermal cover) untuk menstabilkan suhu tubunya agar sesuai dengan lingkungannya. Cara istirahat yang berhasil diamati adalah dengan menggigit belalai dan mengibas-ngibaskan telinga dan kaki belakang disilangkan. Cara kedua dengan menempelkan ujung belalai di tanah dan mengibaskan telinga. Lama waktu istirahat berkisar antara 3-5 menit. Aktifitas sosial yang teramati pada saat pengamatan di lokasi pengamatan diantaranya adalah play fighting. Selain itu pada saat bertemu dengan sesama mereka gajah akan saling menyentuh dengan menggunakan belalainya pada punggung, mulut atau ujung belalu dan alat genetalia. Selain hal diatas gajah juga sering mengibaskan makanannya berupa dedaunan ke badannya atau kaki. Hal ini dilakukan diduga untuk membersihkan makanan dari kotoran seperti tanah, selain itu digunakan juga untuk mengusir serangga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1.
Jumlah jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai sumber pakan gajah adalah 36 spesies, tingkat semai 29 spesies, tumbuhan tingkat pancang 26 spesies, tumbuhan tingkat tiang 24 spesies, dan tumbuhan tingkat pohon adalah 29 spesies. Jenis-jenis tumbuhan pakan yang dominan pada tingkat pohon adalah Santiria laevigata (INP 24,41%) dan Shorea leprosula (INP 22,29%), tingkat tiang adalah Syzygium sp (INP 27,69), tingkat pancang Syzygium sp (INP 15,58%), tingkat semai Shorea leprosula (INP 10,41%), dan tingkat tumbuhan bawah
Selaginella plana (INP 28,74%), Alpinia
malaccensis (INP 15,61%). 2.
Tingkat pancang produktifitas tumbuhan pakan yang paling tinggi adalah Leea indica (5.10 gr/idv/hari). Pada tingkat tumbuhan bawah pertumbuhan paling tinggi adalah spesies Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 gr/m2/hari).
3.
Tumbuhan yang dimakan oleh gajah sebanyak 245 spesies termasuk dalam 70 famili. Bagian tumbuhan yang dimakan terdiri dari 11 bagian, yaitu daun, ranting, pelepah, umbut, batang, kulit batang, akar, bunga, buah, umbi, dan rebung. Bagian yang paling banyak dimakan daun, ranting, dan batang sebanyak 35,1%..
4.
Tumbuhan pakan yang disukai oleh semua gajah, yaitu Gigantochloa cf. atroviolacea, , Stachyphrynium sp. Spesies Gigantochloa cf. atroviolacea merupakan spesies yang disukai oleh masing-masing gajah dan memiliki Indeks Neu paling tinggi pada 6 ekor gajah yang diamati.
Saran 1.
Untuk kepentingan pengelolaan pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu terutama pakan gajah,
maka perlu dilakukan pembinaan habitat untuk
meningkatkan produktifitas 5 spesies yang sangat disukai oleh gajah. 2.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui produktivitas tumbuhan pakan pada musim panas.
58
3.
Untuk kepentingan pengelolaan Pusat Latihan Gajah Sebelat dan mengatasi keterbatasan dana dalam pengadaan sumber pakan maka pengangonan gajah binaan dengan cara diangon dengan diikuti oleh masing-masing pawang merupakan solusi yang tepat untuk saat ini.
4.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terutama untuk mengetahui daya dukung kawasan sehingga diketahui jumlah gajah yang mampu ditampung di kawasan PLG Sebelat.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 1979. Dasar-Dasar Pembinaan Margaatwa. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Altevogt R, F Kurt. 1975. Elephant. In Grzimek’s Animal Life Encyclopedia Mammals Reinhold Co. New York. Arief H, Sunarminta T. 2003. Studi Ekologi dan Pengelolaan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis). Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian IPB. Azis A. 1996. Analisis Hijauan Pakan Rusa di Penangkaran Rusa Jonggol BKPH Jonggol KPH Bogor. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Tidak diterbitkan. Blouch RA, Haryanto. 1984. Elephant in Southern Sumatera. IUCN/WWF Report 3. Project 3033. Bogor. BKSDA Bengkulu. 2002. Profil Kawasan Konservasi di Wilayah Bengkulu. BKSDA Bengkulu. Dasman RF, JP Milton, PH Freeman. 1977. Prinsip Ekologi untuk Pembangunan Ekonomi. Terjemahan. Penerbit PT. Gramedia Jakarta. Eltringham SK. 1982. Elephants. Blanford Press Book. Dorset. Eisenberg JF, GM Mckey, J Seindensticker. 1990 Asian Elephants. National Zoological Park Smithsonian Institution. Wasington, D.C. Gunawan H. 2004. Preferensi dan Konsumsi Pakan Anak Burung Maleo (Macrochepalon Maleo Sal Muller) Dalam Masa Penyapihan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Volume I. Nomor I. Balitbang Kehutanan. Bogor. Haryanto. 1984. Studi Pengaruh Pembukaan Wilayah Hutan Terhadap Penyebaran dan Habitat Gajah (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Sumatera Bagian Selatan. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan. Iswaran N. 1983. Conservation of the Sri Langka Elephant Planning and Manajement of the Wasgomuwa-Maduru Oya Gal Oya Complex of Reserves. IUCN/WWF Project 783. Final Report. University of Peradeniya. Lekagul B, JA McNeely. 1977. Mammals of Thailand. The Association for the Conservation of Wildlife, Bangkok.
60
Maguran A. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm Limited. London. United States of Amerika. Manly. 1993. Index Preferences. Http//Obelia.jde.aca.uk/giscons/ analysis/ utilize.htm. [12 April 2007] Mcllroy RJ. 1964. An Introduction to Tropical Grass and Husbandry. Oxford University Press. Diterjemahkan oleh Soesetyo, S. Dkk. 1977. Pradnya Paramita. Jakarta. Medway L. 1978. The Wild Mammals of Malaya (Panninsular Malaysia) and Singapore. Sec Ed. Kuala Lumpur Oxford University Press. Oxford. New York. Melbaourne. Murray N. 1976. The Love of Elephants. First Pubh. Octopus Book Limited. Oliver RCD. 1978. On The Ecology of Asian Elephant With particular Refrence to Malaya and Srilanka. Ph.D University of Cambridge. Uk, Poniran S. 1974. Elephant in Atjeh Sumatera. Oryx. Journal of Fauna Preservation Soc. 576-580. Prasetyohadi D. 1986. Telaahan tentang daya dukung padang rumput di Suaka Margasatwa Pulau Moyo sebagai habitat rusa (Cervus timorensis). Skripsi Sarjana jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, FakultasKehutanan IPB. Bogor. Tidak diterbitkan. Priyono A. 2007. Pendekatan Ekologi dan Ekonomi dalam Penataan Kawasan Buru Rusa Sambar: Studi Kasusu Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan. Rizwar, Darmi, Zilfian. 2001. Kepadatan Populasi dan Kondisi Habitat Gajah (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) Pada Fragmentasi Hutan di Sekitar Kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara. Integrated Conservation Development Project. Rizwar, Darmi, Zilfian. 2002. Studi Populasi dan Kondisi Habitat Gajah (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) Dalam Kawasan TNKS Kabupaten Bengkulu Utara. Integrated Conservation Development Project. Santiapillai C, H Suprahman. 1985. The Ecology of The Elephant (Elephant maximus L) in The Way Kambas. Games Reserve Sumatera. WWF/IUCN 3133. Final Report Bogor. Santiapillai C, Jackson. 1990. The Asian Elephant. An Action Plan for Its Conservation. Compiled by Santiapillay and Jacson.
61
Savitri A. 2003. Tingkat Palatabilitas Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus. Temmick 1847) Terhadap Pakan di Taman Nasional Way Kambas Lampung. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Tidak diterbitkan. Sectionov. 1999. Palatabilitas dan Produktifitas Pakan Banteng (Bos javanicus D’Alton) Akibat Pemotongan Serta Daya Dukung Padang Pengembalaan Tegal Sabuk, Suaka Marga Satwa Cikepuh, Sukabumi. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Tidak diterbitkan. Sinaga WH. 2000. Pelestarian Gajah Sumatera, Antara Harapan Dengan Kenyataan. Laporan Utama Alam Semesta dan Pembangunan. III. (10):16 – 20. Smith RL. 1977. Element of Ecology. New York. Harper and Row. Soemarwoto O. 1997. Ekologi. Lingkungan hidup dan Pembangunan. Penerbit Jambatan Jakarta. Soerianegara I, A Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Sukumar R. 1989. The Asian Elephant Ecology and Management. Cambridge University Press. Sukumar R. 2003. The Living Elephants. Evolutionary Ecology, Behavior, and Conservation. Oxford University Press. Suratman. 2001. Kajian Tingkat Kebutuhan dan Potensi Tumbuhan Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Areal Pengembalaan Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Bengkulu Utara. Skripsi Program Studi Budidaya Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Tidak Diterbitkan. Susetyo S. 1980. Padang Pengembalaan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Walpole R E. 1982. Pengantar Statistik. Edisi ke 3. Alih bahasa oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Psutaka Utama. Cetakan ke 3. Januari 1992. Jakarta. Widowati A. 1985. Studi Perilaku Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Kawasan Pelestarian Alam Way Kambas, Lampung Tengah. Skripsi Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak diterbitkan.
62
Wiersum KF. 1973. Sylabus Wildlife Utilization and Management in Tropical Region. Agrc. University Nature Conservation Departement Wageningen. Netherland. WWF.
2005. Mengenal Gajah Sumatera. www.wwf.or.id/tessonilo/focal/ elephant/all About- gajah/indekx.php. Tanggal 29 Desember 2006.
Yayasan Mitra Rhino. 2002. Studi Persaingan Ekologi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Banteng (Bos javanicus) di Taman Nasional Ujung Kulon. Proyek kerjasama WWF, Yayasan Mitra Rhino dan Dephut. Zahrah M. 2002. Analisa Karakteristik Komunitas Vegetasi Habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Hutan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Langkat.Thesis Program Pasca Sarjana IPB. Tidak Diterbitkan.
# Y
PETA PENGAMATAN PAKAN GAJAH DI PLG SEBELAT BENGKULU UTARA
# Y
# Y # Y
# Y
PT. Alno Agro Utama
# Y # Y
N
# Y # Y
# Y
HPT. Lebong Kandis
# Y
HPT. Lebong Kandis
# Y
0.7
# Y
# Y
0
# Y
# Y # #
# Y
# Y # Y
% %%
# Y # %
# # # ## #
# #
##
# Y
# %
# # # # # # # # # # # #
# Y
&
Camp PLG HPKh PLG Sebelat
# Y
# %
# # # ## ###
# Y # %
# #
# #
# Y
# Y
# ## ## #
# # # #
# Y
# %
# %
Pengamatan Sari, Robi, Cokro hari 1- 10
rP a h e1 n ig -1 a m0 t n a aS a ,ri R ob i ,C o k ro
Ex jalan HPH
# Y
% # # %
# # # #
# Y
Pengamatan Desi, Eva, Nelson hari 1-10
# # #
# #
# Y
# Y
0.7 1.4 Kilometers
# Y
# % # Y
# % # % # % % # # % # %
# Y # Y
# Y
# Y
# Y
# Y
Kabupaten Bengkulu Utara
# Y # Y
63
Lampiran 2. Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat pohon di HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat Bengkulu Utara Famili 2 Alangiaceae Anacardiaceae Annonaceae
Apocynaceae Bombacaceae
Burseraceae
Clusiaceae Combretaceae Cornaceae Datiscaceae Dilleniaceae Dipterocarpaceae
Elaeocarpaceae Euphorbiaceae
Nama Ilmiah 3 Alangium javanicum Mangifera sp* Glutea renghas Cananga odorata Xylopia malayana* Friesodielsia glauca Dyera sp Durio griffithii* Ceiba petandra Durio zibethinus* Santiria laevigata* Santiria tomentosa* Dacryodes costata Dacryodes rostrata Canarium littorale* Calophyllum tomentosum Terminalia catapa Mastixia tetrandra Octomales sumatrana Dillenia axcelsa* Shorea leprosula* Shorea sp 1. Vatica cf. micrantha Dipterocarpus sp Shorea sp 2. Elaeocarpus stipularis Baccaurea parviflora Baccaurea deflexa Galearia filiformis
Nama Daerah 4 Kayu kubut Bangan Rengas Kenanga Mempisang Kayu sangit Jelutung Kayu kembang gula Randu hutan Durian hutan Sepahok Kayu kasai 1 Kayu sakai Bitis Kayu abuk Nyamplung Tapang Spokat Jadik Kayu sonok Meranti Meranti damar Kayu mumpo Ketuko Meranti putih Kayu kelereng Kelisap Jetik Puspa
K 5 0,50 2,00 0,50 5,00 1,00 0,50 0,50 7,00 1,00 1,50 11,50 5,50 2,50 1,00 1,00 0,50 1,50 0,50 0,50 6,00 13,00 1,50 1,00 0,50 0,50 7,00 4,50 3,00 2,00
KR 6 0,29 1,17 0,29 2,92 0,58 0,29 0,29 4,08 0,58 0,87 6,71 3,21 1,46 0,58 0,58 0,29 0,87 0,29 0,29 3,50 7,58 0,87 0,58 0,29 0,29 4,08 2,62 1,75 1,17
F 7 0,02 0,06 0,02 0,14 0,04 0,02 0,02 0,16 0,04 0,06 0,30 0,18 0,08 0,04 0,02 0,02 0,06 0,02 0,02 0,12 0,34 0,06 0,02 0,02 0,02 0,26 0,14 0,12 0,04
FR 8 0,36 1,09 0,36 2,54 0,72 0,36 0,36 2,90 0,72 1,09 5,43 3,26 1,45 0,72 0,36 0,36 1,09 0,36 0,36 2,17 6,16 1,09 0,36 0,36 0,36 4,71 2,54 2,17 0,72
D 9 0,03 0,14 0,14 0,64 0,04 0,06 0,02 0,57 0,52 0,27 2,28 1,28 0,10 0,11 0,04 0,03 0,22 0,05 0,03 0,35 1,59 0,35 0,06 0,02 0,02 0,61 0,32 0,26 0,27
DR 10 0,17 0,74 0,76 3,45 0,21 0,32 0,09 3,07 2,80 1,46 12,27 6,86 0,56 0,60 0,22 0,15 1,20 0,24 0,18 1,88 8,56 1,87 0,33 0,10 0,09 3,27 1,75 1,40 1,43
INP 11 0,82 2,99 1,41 8,90 1,52 0,97 0,75 10,05 4,11 3,42 24,41 13,33 3,46 1,91 1,17 0,81 3,16 0,90 0,83 7,56 22,30 3,83 1,27 0,75 0,74 12,06 6,91 5,32 3,32
64
Lampiran 2. (Lanjutan 1) Famili 2
Fabaceae Fagaceae
Flacourtiaceae Icacinaceae Lauraceae
Lecythidaceae Leeaceae Leguminaceae Melastomataceae Meliaceae Moraceae
Nama Ilmiah 3 Endospermum diadenum Macaranga conifera Macaranga gigantea* Macaranga trichocarpa* Macaranga hypoleuca* Baccaurea macrocarpa Parkia speciosa* Dialium indum Lithocarpus gracilis Castanea sumatrana Lithocarpus sundaica Pangium edule Ryparosa caesia Syzygium sp.* Dehaasia pauciflora Cinnamomum parthenoxylon Cryptocarya infectoria Litsea noronhae Beilscheedia madang Litsea sp Barringtonia racemosa* Leea indica* Archidendron bubalinum* Koompasia malaccacensis Pternandra cordata* Chisocheton pentandrus* Aglaia argentea Artocarpus elastica* Ficus recurva* Ficus variegata*
Nama Daerah 4 Kayu labu Ludai Sekubung Kekerang Kemang Tupak hutan Petai Kayu karing Kenari Ngiris kunyit Kepening Markayang Petatal Jambu hutan Medang batu Kayu gadis Daun kayung Medang cangkok Medang pawas Plangas Teretang Mamali Kabau Manggris Merampoyan Kasai Kembajau Terap Beringin Kayu aro
Kerapatan 5 1,50 1,50 1,00 0,50 0,50 0,50 1,00 0,50 3,50 2,00 1,50 0,50 0,50 5,50 4,50 2,00 2,00 1,00 1,00 0,50 1,00 0,50 5,50 0,50 4,50 8,00 1,00 1,00 1,50 0,50
KR Frekuensi 6 7 0,87 0,06 0,87 0,02 0,58 0,02 0,29 0,02 0,29 0,02 0,29 0,02 0,58 0,04 0,29 0,02 2,04 0,12 1,17 0,06 0,87 0,04 0,29 0,02 0,29 0,02 3,21 0,22 2,62 0,14 1,17 0,08 1,17 0,08 0,58 0,02 0,58 0,04 0,29 0,02 0,58 0,04 0,29 0,02 3,21 0,16 0,29 0,02 2,62 0,16 4,66 0,24 0,58 0,04 0,58 0,04 0,87 0,06 0,29 0,02
FR Dominasi 8 9 1,09 0,21 0,36 0,08 0,36 0,11 0,36 0,08 0,36 0,05 0,36 0,04 0,72 0,26 0,36 0,03 2,17 0,22 1,09 0,20 0,72 0,23 0,36 0,06 0,36 0,02 3,99 0,40 2,54 0,46 1,45 0,21 1,45 0,17 0,36 0,33 0,72 0,06 0,36 0,03 0,72 0,34 0,36 0,02 2,90 0,26 0,36 0,03 2,90 0,52 4,35 0,55 0,72 0,21 0,72 0,24 1,09 0,11 0,36 0,05
DR 10 1,15 0,45 0,58 0,43 0,29 0,19 1,42 0,17 1,19 1,10 1,25 0,34 0,10 2,17 2,48 1,12 0,90 1,76 0,30 0,14 1,84 0,08 1,40 0,18 2,77 2,94 1,13 1,30 0,60 0,24
INP 11 3,11 1,69 1,53 1,08 0,94 0,84 2,73 0,82 5,40 3,35 2,85 0,99 0,76 9,36 7,64 3,74 3,52 2,70 1,60 0,80 3,15 0,74 7,51 0,83 8,29 11,95 2,44 2,61 2,56 0,90
65
Lampiran 2. (Lanjutan 2) Famili 2 Myristicaceae
Myrtaceae Rubiaceae
Sapindaceae Sapotaceae
Sterculiaceae Theaceae Tiliaceae Ulmaceae Usneaceae Verbenaceae
Nama Ilmiah 3 Knema cinerea Gymnacranthera contracta Knema sp Syzygium cf. zeylanicum Neonauclea sp. Gardenia tubifera Gynochtodes cariaceae* Gardenia tubifera Nephelium maingayi* Palaquium hexadendron Planchonella oxyedra Palaquium sericeum Pterospermum javanicum * Pterospermum diversifolium* Thea lanceolata Pentace poltantha Gironniera nervosa* Gironniera subaequalis* Usnea sp Vitex pubescent*
Nama Daerah 4 Madarahan Sawo hutan Medang daun panjang Malu tua Kayu kunyit Jambu pasir Pulai Kelempong gajah Rambutan hutan Balam Jabon Bentiring Bayur Kayu topi Kayu purut Kayu kepuh Kayu sebulu Gelam Sengkuang Laban
Kerapatan 5 1,50 1,50 0,50 0,50 3,50 1,00 0,50 0,50 5,00 3,50 2,00 1,00 2,00 0,50 1,00 1,00 2,00 1,00 4,00 0,50
KR Frekuensi 6 7 0,87 0,06 0,87 0,04 0,29 0,02 0,29 0,02 2,04 0,14 0,58 0,04 0,29 0,02 0,29 0,02 2,92 0,18 2,04 0,12 1,17 0,04 0,58 0,04 1,17 0,06 0,29 0,02 0,58 0,04 0,58 0,04 1,17 0,08 0,58 0,04 2,33 0,14 0,29 0,02
FR Dominasi 8 9 1,09 0,11 0,72 0,08 0,36 0,03 0,36 0,03 2,54 0,31 0,72 0,05 0,36 0,06 0,36 0,02 3,26 0,34 2,17 0,53 0,72 0,14 0,72 0,09 1,09 0,15 0,36 0,09 0,72 0,06 0,72 0,05 1,45 0,09 0,72 0,05 2,54 0,29 0,36 0,03
DR 10 0,60 0,45 0,14 0,17 1,67 0,25 0,32 0,09 1,81 2,84 0,73 0,46 0,82 0,47 0,33 0,27 0,51 0,29 1,56 0,17
INP 11 2,57 2,05 0,80 0,82 6,25 1,56 0,97 0,75 7,99 7,06 2,62 1,77 3,07 1,12 1,64 1,58 3,12 1,60 6,43 0,82
Keterangan : * Jenis tumbuhan pakan gajah
66
Lampiran 3. Indeks Nilai Penting ( INP) tumbuhan tingkat tiang di HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat Bengkulu Utara Famili 2 Alangiaceae Anacardiaceae Annonaceae Bombacaceae Burseraceae
Clusiaceae Cornaceae Dilleniaceae Dipterocarpaceae
Elaeocarpaceae Euphorbiaceae
Fabaceae Fagaceae
Nama Ilmiah 3 Alangium javanicum Glutea renghas Mangifera sp* Polyalthia subcordata* Durio griffithii* Durio zibethinus* Santiria toimentosa* Dacryodes costata Canarium littorale* Dacryodes rostrata Santiria laevigata* Canarium hirsutum* Calophyllum tomentosum Mastixia tetrandra Dillenia axcelsa* Dillenia eximia Shorea leprosula* Dipterocarpus sp Shorea sp 1 Hopea sangal Elaeocarpus stipularis Baccaurea parviflora Baccaurea deflexa Aporosa grandistipulata Macaranga gigantea* Endospermum diadenum Baccaurea macrocarpa Parkia sumatrana* Lithocarpus gracilis
Nama Jenis 4 Kayu kubut Renghas Bangan Mempisang Kayu kembang gula Durian hutan Kassai Kayu sakai Kayu Abuk Bitis Sepahok Kayu bawang hutan Nyamplung Sepokat Kayu sonok Simpur Meranti Ketuko Meranti damar Sangal Kayu kelereng Kelisap Jetik Sarang Sekubung Kayu labu Tupak hutan Petai mandul Kenari
K 5 4 2 2 10 14 2 10 4 2 2 2 2 2 2 8 6 6 2 2 2 8 8 4 2 2 2 2 2 10
KR 6 1,69 0,85 0,85 4,24 5,93 0,85 4,24 1,69 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 3,39 2,54 2,54 0,85 0,85 0,85 3,39 3,39 1,69 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 4,24
F 7 0,02 0,02 0,02 0,10 0,10 0,02 0,10 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,08 0,06 0,06 0,02 0,02 0,02 0,08 0,08 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,08
FR 8 0,91 0,91 0,91 4,55 4,55 0,91 4,55 1,82 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 3,64 2,73 2,73 0,91 0,91 0,91 3,64 3,64 1,82 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 3,64
D 9 0,02 0,01 0,01 0,04 0,07 0,01 0,05 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,04 0,02 0,04 0,01 0,01 0,01 0,04 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,04
DR INP (%) 10 11 1,63 4,24 1,43 3,19 0,78 2,54 3,57 12,36 6,81 17,28 0,83 2,59 4,59 13,37 2,17 5,68 1,43 3,19 0,78 2,54 0,67 2,43 0,57 2,33 0,57 2,33 1,29 3,04 3,76 10,79 2,34 7,61 3,76 9,03 1,15 2,91 0,90 2,65 0,90 2,65 4,46 11,48 2,19 9,22 1,54 5,06 1,43 3,19 1,29 3,04 0,49 2,24 0,44 2,19 0,57 2,33 3,57 11,44
67
Lampiran 3. Lanjutan (1) Famili 2 Fagaceae Fagaceae Flacourtiaceae Guttiferae Lauraceae
Leeaceae Leguminaceae Meliaceae Moraceae Myristcaceae Myrtaceae
Rubiaceae Sapindaceae Sterculiaceae
Thymelaeaceae Tiliaceae Ulmaceae Usneaceae Verbenaceae
Nama Ilmiah 3 Lithocarpus sundaica Castanea sumatrana Ryparosa caesia Garcinia mangostana Cinnamomum parthenoxylon Litsea sp Litsea noronhae Cryptocarya infectoria Leea indica* Archidendron bubalinum* Reinwardthiadendron cf. humile Lansium domesticum* Artocarpus sp* Ficus fistulosa* Knema sp Syzygium sp.* Syzygium cf. zeylanicum Syzygium poliathum Gynochtodes cariaceae* Gardenia tubifera Nephelium mangayi* Pterospermum diversifolium* Scaphium macropadum* Pterospermum javanicum* Aquilaria malaccensis Pentace poltantha Gironniera nervosa* Usnea sp Vitex pubescent*
Nama Jenis 4 Kepening Ngiris kunyit Petatal Manggis Kayu gadis Plangas Medang cangkok Daun kayung Mamali Kabau Kayu percik Duku hutan Gelam merah Batang siap Medang daun panjang Jambu hutan Malu tua Daun salam Pulai Kelempong gajah Rambutan hutan Kayu topi Merpayung Bayur Gaharu Kayu kepuh Kayu sebulu Sengkuang Laban
K 5 2 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 4,00 2,00 2,00 6,00 2,00 6,00 24,00 2,00 2,00 2,00 2,00 6,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 6,00 4,00 2,00
KR 6 0,85 0,85 0,85 0,85 1,69 1,69 0,85 0,85 0,85 1,69 0,85 0,85 2,54 0,85 2,54 10,17 0,85 0,85 0,85 0,85 2,54 1,69 1,69 0,85 0,85 1,69 2,54 1,69 0,85
F 7 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,02 0,04 0,02 0,06 0,18 0,02 0,02 0,02 0,02 0,06 0,04 0,04 0,02 0,02 0,04 0,06 0,04 0,02
FR 8 0,91 0,91 0,91 0,91 1,82 1,82 0,91 0,91 0,91 1,82 0,91 0,91 1,82 0,91 2,73 8,18 0,91 0,91 0,91 0,91 2,73 1,82 1,82 0,91 0,91 1,82 2,73 1,82 0,91
D 9 0,05 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,00 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 0,02 0,09 0,01 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,01
DR INP (%) 10 11 1,15 2,91 0,78 2,54 0,83 2,59 0,90 2,65 1,79 5,30 1,58 5,10 0,78 2,54 0,49 2,24 1,43 3,19 2,06 5,58 0,90 2,65 0,67 2,43 2,36 6,72 0,39 2,15 2,10 7,37 9,35 27,70 0,57 2,33 0,39 2,15 1,29 3,04 1,29 3,04 2,02 7,29 2,10 5,62 0,79 4,30 0,90 2,65 0,57 2,33 2,18 5,69 1,83 7,10 1,59 5,10 1,02 2,77
Keterangan : * Jenis tumbuhan pakan gajah
68
Lampiran 4. Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat pancang di HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat Famili
Nama Ilmiah 1
Alangiaceae Anisophylleaceae Annonaceae
Bombacaceae Burseraceae
Clusiaceae Cornaceae Dilleniaceae Dipterocarpaceae
Elaeocarpaceae Euphorbiaceae
Nama Jenis 2
Alangium javanicum Anisophyllea disticha Friesodielsia glauca Cananga odorata Polyalthia subcordata* Durio zibethinus* Dacryodes rostrata Canarium hirsutum* Santiria laevigata* Calophyllum tomentosum Mastixia tetrandra Dillenia axcelsa* Dillenia eximia Vatica cf. micrantha Dipterocarpus sp Shorea leprosula* Shorea sp Elaeocarpus stipularis Baccaurea dulcis Baccaurea deflexa Antidesma neurocarpum Endospermumdiadenum Antidesma tetrandrum Macaranga trichocarpa* Baccaurea parviflora Bridelia stipularis* Macaranga conifera Baccaurea kunstleri
K 3
Kayu kubut Melur Kayu sangit Kenanga Mempisang Durian hutan Bitis Kayu bawang hutan Sepahok Nyamplung Sepokat Kayu sonok Simpur Kayu mumpo Ketuko Meranti Meranti putih Kayu kelereng Bonsai hutan Jetik Kayu banitan Kayu labu Kayu pungur Kekerang Kelisap Kenidai Ludai Pohon wayang
KR 4 136 168 112 8 176 8 88 104 144 24 16 216 16 40 16 32 24 88 16 160 40 8 8 184 208 16 8 16
5 3,26 4,02 2,68 0,19 4,21 0,19 2,11 2,49 3,45 0,57 0,38 5,17 0,38 0,96 0,38 0,77 0,57 2,11 0,38 3,83 0,96 0,19 0,19 4,41 4,98 0,38 0,19 0,38
F
FR 6 0,24 0,26 0,18 0,02 0,24 0,02 0,14 0,16 0,26 0,04 0,04 0,26 0,04 0,08 0,02 0,08 0,06 0,18 0,04 0,26 0,06 0,02 0,02 0,14 0,36 0,04 0,02 0,04
7 3,48 3,77 2,61 0,29 3,48 0,29 2,03 2,32 3,77 0,58 0,58 3,77 0,58 1,16 0,29 1,16 0,87 2,61 0,58 3,77 0,87 0,29 0,29 2,03 5,22 0,58 0,29 0,58
INP 8 6,73 7,79 5,29 0,48 7,69 0,48 4,14 4,81 7,22 1,15 0,96 8,94 0,96 2,12 0,67 1,93 1,44 4,72 0,96 7,60 1,83 0,48 0,48 6,44 10,20 0,96 0,48 0,96
69
Lampiran 4. (Lanjutan 1) Famili
Fabaceae Flacourtiaceae Lauraceae
Leeaceae Leguminaceae Meliaceae
Moraceae Myristcaceae Myrsinaceae Myrtaceae Piperaceae Rubiaceae
Nama Ilmiah Baccaurea angulata* Macaranga diepenhorstii* Aporosa grandistipulata Macaranga gigantea* Glochidion kollmanianum Baccaurea macrocarpa Dialium indum Ryparosa caesia Flacourtia rukam Cryptocarya infectoria Cinnamomum parthenoxylon Litsea noronhae Litsea sp Leea indica* Archidendron bubalinum* Lansium domesticum* Dysoxylum sp. Chisocheton pentandrus* Reinwardthiadendron cf. humile Aglaia argentea Ficus recurva* Knema sp Gymnacranthera contracta Ardisia sanguinolenta Syzygium poliathum Syzygium sp.* Piper aduncum* Ixora sp. Gardenia tubifera
Nama Jenis Rambai Sapat Sarang Sekubung Semangsat Tupak hutan Kayu karing Petatal Rukam Daun kayung Kayu gadis Medang cangkok Plangas Mamali Kabau Duku Hutan Gayam Kassai Kayu percik Kembajau Beringin Medang daun panjang Sawo hutan Kelakap Daun salam Jambu hutan Kayu sirih Asoka Jambu pasir
K 8 8 48 8 80 32 8 96 8 40 8 128 80 72 96 16 8 96 56 8 16 8 16 24 8 376 16 80 8
KR 0,19 0,19 1,15 0,19 1,92 0,77 0,19 2,30 0,19 0,96 0,19 3,07 1,92 1,72 2,30 0,38 0,19 2,30 1,34 0,19 0,38 0,19 0,38 0,57 0,19 9,00 0,38 1,92 0,19
F 0,02 0,02 0,08 0,02 0,14 0,08 0,02 0,12 0,02 0,06 0,02 0,22 0,12 0,08 0,22 0,04 0,02 0,22 0,12 0,02 0,04 0,02 0,04 0,06 0,02 0,46 0,02 0,08 0,02
FR 0,29 0,29 1,16 0,29 2,03 1,16 0,29 1,74 0,29 0,87 0,29 3,19 1,74 1,16 3,19 0,58 0,29 3,19 1,74 0,29 0,58 0,29 0,58 0,87 0,29 6,67 0,29 1,16 0,29
INP 0,48 0,48 2,31 0,48 3,94 1,93 0,48 4,04 0,48 1,83 0,48 6,25 3,65 2,88 5,49 0,96 0,48 5,49 3,08 0,48 0,96 0,48 0,96 1,44 0,48 15,67 0,67 3,08 0,48
70
Lampiran 4. (Lanjutan 2) Famili
Sapindaceae Sapotaceae Simaroubaceae Sterculiaceae
Theaceae Thymelaeaceae Tiliaceae Ulmaceae Usneaceae Violaceae
Nama Ilmiah Lancelatus scabridus Gardenia tubifera Nephelium maingaji* Gardenia tubifera Planchonella oxyedra Chrysophyllum lanceolatum Eurycoma longifolia Heritiera javanica Pterospermum javanicum* Pterospermum diversifolium* Scaphium macropadum* Thea lanceolata Aquilaria malaccensis Pentace poltantha Gironniera nervosa* Usnea sp Rinorea anguifera*
Nama Jenis Kayu tulip Kelempong gajah Rambutan Hutan Kelempong gajah Jabon Kayu kucut Pasak bumi Batang pitu Bayur Kayu topi Merpayung Kayu purut Gaharu Kepuh Kayu sebulu Sengkuang Batang guluh
K 16 8 16 8 8 8 8 8 8 24 184 72 32 48 48 64 80
KR 0,38 0,19 0,38 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,57 4,41 1,72 0,77 1,15 1,15 1,53 1,92
F 0,04 0,02 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,26 0,16 0,08 0,08 0,12 0,10 0,12
FR 0,58 0,29 0,58 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 3,77 2,32 1,16 1,16 1,74 1,45 1,74
INP 0,96 0,48 0,96 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,86 8,17 4,04 1,93 2,31 2,89 2,98 3,65
Keterangan : * Jenis tumbuhan pakan gajah
71
Lampiran 5. Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan tingkat semai di PLG Sebelat Bengkulu Utara Famili 2 Alangiaceae Anacardiaceae Anisophylleaceae Annonaceae Bombaceae Burseraceae
Clusiaceae Dilleneaceae Dipterocarpaceae
Euphorbiaceae
Fabaceae Flacourtiaceae
Nama Ilmiah 3 Alangium javanicum Mangifera sp* Anisophyllea disticha Friesodielsia glauca Polyalthia subcordata* Durio zibethinus* Santiria laevigata* Canarium littorale* Dacryodes rostrata Canarium hirsutum* Garcinia sp. Dillenia axcelsa* Shorea leprosula* Vatica cf. micrantha Shorea sp 2 Hopea sangal Glochidion kollmanianum Baccaurea parviflora Macaranga trichocarpa* Baccaurea kunstleri Baccaurea deflexa Aporosa nervosa Endospermum diadenum Mallutus ricinoides* Macaranga hypoleuca* Antidesma tetrandrum Macaranga diepenhorstii* Parkia sumatrana* Dialium indum Ryparosa caesia
Nama Jenis 4 Kayu kubut Bangan Melur Kayu sangit Mempisang Durian hutan Sepahok Kayu Abuk Bitis Kayu bawang hutan Medang tombak Kayu sonok Meranti Kayu mumpo Meranti putih Sangal Semangsat Kelisap Kekerang Pohon wayang Jetik Medang pendek Kayu labu Kayu sapat Kemang Pungur Sapat Petai mandul Kayu karing Petatal
K 5 40 20 300 240 220 20 340 80 20 20 20 540 2440 240 60 20 540 160 240 140 60 60 20 20 20 20 20 80 40 340
KR 6 0,11 0,05 0,82 0,65 0,60 0,05 0,93 0,22 0,05 0,05 0,05 1,47 6,66 0,65 0,16 0,05 1,47 0,44 0,65 0,38 0,16 0,16 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,22 0,11 0,93
F 7
FR 8 0,04 0,02 0,22 0,14 0,14 0,02 0,20 0,06 0,02 0,02 0,02 0,14 0,34 0,16 0,04 0,02 0,32 0,12 0,06 0,06 0,06 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,08 0,04 0,18
0,44 0,22 2,43 1,55 1,55 0,22 2,21 0,66 0,22 0,22 0,22 1,55 3,75 1,77 0,44 0,22 3,53 1,32 0,66 0,66 0,66 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,88 0,44 1,99
INP 9 0,55 0,28 3,25 2,20 2,15 0,28 3,13 0,88 0,28 0,28 0,28 3,02 10,41 2,42 0,61 0,28 5,01 1,76 1,32 1,04 0,83 0,38 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 1,10 0,55 2,91
72
Lampiran 5 (Lanjutan 1) Famili 2 Lauraceae
Leeaceae Leguminaceae Melastomataceae Meliaceae Moraceae Myristcaceae Myrtaceae Piperaceae Rubiaceae Sapotaceae Sterculiaceae
Theaceae Thymelaeaceae Tiliaceae Ulmaceae Usneaceae Verbenaceae Violaceae
Nama Ilmiah 3 Litsea noronhae Litsea sp Litsea grandis Leea indica* Archidendron bubalinum* Pternandra cordata* Reinwardthiadendron cf. humile Chisocheton pentandrus* Artocarpus elastica* Knema sp Syzygium sp*. Piper aduncum* Saprosma arborea Gynochtodes cariaceae* Planchonella oxyedra Chrysophyllum lanceolatum Scaphium macropadum* Pterospermum diversifolium* Pterospermum javanicum* Thea lanceolata Aquilaria malaccensis Pentace poltantha Gironniera nervosa* Gironniera subaequalis* Usnea sp Vitex pubescent* Vitex vestita* Rinorea anguifera*
Nama Jenis 4 Medang congkok Plangas Keruing Mamali Kabau Merampuyan Kayu percik Kasai 2 Terap Medang daun panjang Jambu hutan Kayu sirih Kayu seketut Pulai Jabon Kayu kucut Merpayung Kayu topi Bayur Kayu purut Gaharu Kepuh Kayu sebulu Gelam putih Sengkuang Laban Pohon cino Batang guluh
K 5 120 100 40 400 260 20 200 160 40 60 340 40 20 20 80 20 520 140 80 40 20 120 120 120 20 20 20 440
KR 6 0,33 0,27 0,11 1,09 0,71 0,05 0,55 0,44 0,11 0,16 0,93 0,11 0,05 0,05 0,22 0,05 1,42 0,38 0,22 0,11 0,05 0,33 0,33 0,33 0,05 0,05 0,05 1,20
F 7
FR 8 0,08 0,06 0,02 0,16 0,12 0,02 0,12 0,10 0,04 0,02 0,22 0,04 0,04 0,02 0,04 0,02 0,20 0,08 0,06 0,04 0,02 0,08 0,12 0,10 0,02 0,02 0,02 0,24
0,88 0,66 0,22 1,77 1,32 0,22 1,32 1,10 0,44 0,22 2,43 0,44 0,44 0,22 0,44 0,22 2,21 0,88 0,66 0,44 0,22 0,88 1,32 1,10 0,22 0,22 0,22 2,65
INP 9 1,21 0,94 0,33 2,86 2,03 0,28 1,87 1,54 0,55 0,38 3,36 0,55 0,50 0,28 0,66 0,28 3,63 1,26 0,88 0,55 0,28 1,21 1,65 1,43 0,28 0,28 0,28 3,85
Keterangan : * Jenis tumbuhan pakan gajah
73
Lampiran 6. Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan bawah di HPT dengan Fungsi Khusus PLG Sebelat Bengkulu Utara No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Famili 2 Amarylidaceae Apocynaceae Arecaceae
Aspleniaceae Athyriaceae Celastraceae Connaraceae Cyperaceae Dioscoreaceae Euphorbiaceae Fabaceae
Gesneriaceae Gramineae Hemionitidiaceae Maranthaceae Menispermaceae Orchidaceae Pandanaceae Poaceae
Nama Ilmiah 3 Curculigo latifolia* Undet s p 1* Pinanga sp.1* Calamus cf. heteroideus* Calamus ornatus* Calamus cf. javensis* Korthalsia sp*. Asplenium nidus* Diplazium sp*. Salacia macrophylla* Agelaea macrophylla* Scleria purpurascens* Dioscorea oppositifolia* Flueggea virosa* Spatholobus gyrocarpus* Phanera semibifida* Derris montana* Caesalpinia sp*. Cyrtandra pendula* Imperata cylindrica* Taenitis blechnoides* Donax cannaeformis* Stachyphrynium sp*. Coscinium fenestratum* Fibraurea tinctoria* Plocoglottis javanica* Pandanus sp*. Panicum sp*. Oplismenus compositus* Centotheca lappacea* Gigantochloa cf. atroviolacea*
Nama Jenis 4 Palem kecik Liana dian Pinang hutan Rotan Semut Rotan kesur Salak hutan Rotan dahan Simbar Pakis sayur Akar bekok Liana kelat Sejanit Akar lawi Kemetas Akar jitan Akar kupu-kupu Akar Tuba Akar petaian Talas rigi Alang-alang Pakis suplir Bemban Mayor Akar Waru Akar lupu Palem hutan Pandan duri Rumput pedang Kupai berbulu Kupai daun lebar Bambu sri
K 5 1720 20 180 180 80 60 40 220 600 180 40 2520 140 20 480 380 100 20 240 240 520 1480 420 100 60 80 20 380 240 140 76
KR 6 4,69 0,05 0,49 0,49 0,22 0,16 0,11 0,60 1,64 0,49 0,11 6,87 0,38 0,05 1,31 1,04 0,27 0,05 0,65 0,65 1,42 4,04 1,15 0,27 0,16 0,22 0,05 1,04 0,65 0,38 0,16
F 7 0,24 0,02 0,10 0,10 0,06 0,06 0,04 0,08 0,10 0,10 0,04 0,02 0,08 0,02 0,30 0,14 0,08 0,02 0,06 0,02 0,08 0,28 0,14 0,04 0,06 0,06 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
FR 8 2,65 0,22 1,10 1,10 0,66 0,66 0,44 0,88 1,10 1,10 0,44 0,22 0,88 0,22 3,31 1,55 0,88 0,22 0,66 0,22 0,88 3,09 1,55 0,44 0,66 0,66 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22
INP 9 7,34 0,28 1,59 1,59 0,88 0,83 0,55 1,48 2,74 1,59 0,55 7,09 1,26 0,28 4,62 2,58 1,16 0,28 1,32 0,88 2,30 7,13 2,69 0,71 0,83 0,88 0,28 1,26 0,88 0,60 0,38
74
Lampiran 6 (Lanjutan 1) No 1 32 33 34 35 36 37 38
Famili 2 Rhamnaceae Rubiaceae Selaginellaceae Zingiberaceae
Nama Ilmiah 3 Zizyphus horsfieldii * Ixora sp. Selaginella plana * Alpinia malaccensis* Achasma megalocheilas* Costus speciosus * Sp 1.
Nama Jenis 4 Liana berduri Asoka Repnai duduk Jahean Puar Sepatah Akar sipit
K 5 80 920 9080 3700 1040 40 520
KR 6 0,22 2,51 24,77 10,09 2,84 0,11 1,42
F 7 0,08 0,30 0,36 0,50 0,24 0,02 0,22
FR 8 0,88 3,31 3,97 5,52 2,65 0,22 2,43
INP 9 1,10 5,82 28,74 15,61 5,49 0,33 3,85
Keteranga : * Jenis tumbuhan pakan gajah
75
Lampiran 7. Jenis-jenis tumbuhan yang dimakan gajah di PLG Sebelat Begkulu Utara No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Family 2 Actinidiaceae Amaranthaceae Amarylidaceae Anacardiaceae Annonaceae
Apocynaceae Araceae
Araliaceae Arecaceae
Nama Ilmiah 3 Saurauia pentaphylla/tristyla Celosia argentea Curculigo latifolia Mangifera sp Uvaria cordata Uvaria hirsuta Cananga odorata Polyalthia subcordata Fissistigma Undet sp 1 Scindapsus hederaceus Amydrium medium Anodendrum montanum Trevesia burckii Schefflera aromatica Arenga obtusifolia Pinanga sp.1 Pinanga sp.2 Korthalsia sp. Calamus cesius Calamus cf. caesius Calamus sp.2 Calamus ornatus Calamus sp.3 Calamus manan Calamus sp.1 Korthalsia echinometra Calamus cf. heteroideus Calamus cf. tumidus
Nama lokal 4 Bulu bangan Bunga punguk Palem kecik Bangan Akar kopi Akar temedok Kananga Mempisang Senek Liana dian Akar bungo keladi Akar jari Akar Sabut Kicir Liana mangsa Nibung Pinang hutan 1 Pinang hutan 2 Rotan dahan 2 Rotan getah Rotan getah 2 Rotan kecik Rotan kesur Rotan lidi Rotan manau Rotan paku Rotan sabut Rotan semut Rotan tikus
Bagian yang dimakan 5 Batang, daun Semua Batang, daun, akar Daun Batang, daun Batang, daun Daun, ranting Daun, batang, akar Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun Pelepah,daun,umbut Daun, batang Daun, batang, akar Pelepah,daun,umbut,akar Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Batang,daun,umbut, akr Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Batang, daun
76
Lampiran 7. (Lanjutan 1) No 1 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Family 2
Aspleniaceae Asteraceae
Athyriaceae Bombacaceae Burseraceae
Celastraceae Clusiaceae Connaraceae Convolvulaceae
Cucurbitaceae
Cyperaceae
Nama Ilmiah 3 Calamus laevigatus Calamus cf. javensis Salacca sp Tectaria sp. Asplenium nidus Erechtites valerianifolia Clibadium surinamense Mikania cordata Diplazium esculentum Diplazium sp. Durio griffithii Durio zibethinus Santiria toimentosa Canarium littorale Canarium hirsutum Santiria laevigata Salacia macrophylla Lophopetalum sessilifolioum Garcinia havilandii Garcinia parvifolia Agelaea macrophylla Erycibe sp Merremia peltata Merremia umbellata Trichosanthes tricuspidata Gymnopetalum chinense Melothria cf.affinis Scleria sp Mapania cuspida Mapania palustris
Nama lokal 4 Rotan tunggal Salak hutan Salak rawa Pakis Simbar Bunga tahi ayam Rumput biyau Tetap tunggul Pakis gunung Pakis sayur Kayu kembang gula Durian hutan Kasai 1 Kayu abuk Kayu bawang hutan Sepahok Akar bekok Mujung Jambu rawa Pohon kandis Liana kelat Akar btg merah/kembung Akar sirah Liana ritang Akar per-hijau Akar per-merah Kundur Lemidang Pandan butok Pandan hutan
Bagian yang dimakan 5 Batang,daun,umbut Pelepah,daun,umbut Pelepah,daun Batang, daun, akar Daun Batang Batang, daun, akar Batang, daun Daun Daun Batang Ranting,daun Ranting, daun, akar Ranting, daun Daun, ranting Daun, ranting Batang, daun Daun, ranting, Akar Ranting,daun Daun, buah Batang, daun Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun, akar Daun, batang, akar Daun
77
Lampiran 7. (Lanjutan 2) No 1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
Family 2
Dilleniaceae Dioscoreaceae Euphorbiaceae
Fabaceae
Nama Ilmiah 3 Cyperus sanguinolentus Fimbristylis dichotoma Cyperus flavidus Scleria purpurascens Dillenia axcelsa Dillenia indica Dioscorea oppositifolia Dioscorea sp. Flueggea virosa Galearia sp 2 Galearia filiformis Mallutus ricinoides Galearia aristifera Macaranga trichocarpa Macaranga hypoleuca Macaranga tanarius Bridelia stipularis Mallotus paniculatus Phyllanthus sp. Galearia sp 2 Galearia fulva Baccaurea angulata Phyllanthus urinaria Macaranga diepenhorstii Macaranga gigantea Spatholobus ferrugineus Spatholobus sp.3 Spatholobus gyrocarpus Spatholobus sp.2 Phanera semibifida
Nama lokal 4 Purun Rumput ceking Rumput payung/Pandan rawa Sejanit Kayu sonok Redek Akar lawi Liana keladi Kayu kemetas Kayu kopi Kayu kunyit Kayu sapat Kayu umbai Kekarang Kemang Kemang putih Kenidai Nilau putih Petai kipas Pohon cupak Pohon lamis Rambai Rumput petai Sapat Sekubung Akar berbulu Akar jenuh Akar jitan Akar ketenok Akar kupu-kupu
Bagian yang dimakan 5 Semua Semua Daun, batang, akar Semua Ranting, daun Kulit, batang Batang, daun Batang, daun Buah Daun, ranting Batang Daun, batang Batang, daun, akar Kulit Batang, daun Batang, daun Batang muda Kulit Batang, daun Ranting, daun Akar, daun Batang, daun, akar Daun, batang, akar Batang, daun Daun, kulit Batang, daun Batang, daun Batang, daun Batang, daun Semua
78
Lampiran 7. (Lanjutan 3) No 1 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Family 2
Fagaceae Flafellariaceae Gesneriaceae Gleicheniaceae Gramineae Hemionitidiaceae
Nama Ilmiah 3 Phanera sp Calopogenium mucunoides Caesalpinia sp. Spatholobus sp.1 Dalbergia sp. Undet sp 2 Alysicarpus nummularifolius Sindora leiocarpa Undet sp 3 Mucuna pruriens Undet sp 4 Derris montana Parkia speciosa Parkia sumatrana Mimosa pudica. Uraria crinita Tephrosia sp. Desmodium heterocarpon Desmodium triflorum Mimosa pigra. Aeschynomene indica Mimosa invisa Phanera kockiana Quercus subsericea Hanguana malayana Flagellaria indica Cyrtandra pendula Dicranopteris linearis Imperata cylindrica Taenitis blechnoides
Nama lokal 4 Akar kupu-kupu lebar Akar LCC kecil Akar petaian Akar sebasau Akar turi Bio-bio Kacang pantai Kayu belimbing Liana LCC Liana miang bambu Liana suplir Liana tuba Petai Petai mandul Putri malu Rumput bunga bagus Rumput kacang kedelai Rumput manis Rumput selada Rumput turi Sekejut belanda Sekejut jepang Sirih Hutan Pohon poyan Pandan merah Liana muhak Talas Rigi Resam Alang-alang Pakis suplir
Bagian yang dimakan 5 Batang, daun Batang, daun Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun, akar Batang,daun,akar Ranting, daun Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun Ranting, daun Ranting, daun Semua Semua Semua Semua Batang, daun, akar Semua Semua Semua Batang, daun Daun, ranting Daun, batang, akar Batang, daun Batang, daun Daun Batang, daun, akar Batang, daun
79
Lampiran 7. (Lanjutan 4) No 1 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
Family 2 Icacinaceae Lauraceae Lecythidaceae Leeaceae Leguminaceae Liliaceae Maranthaceae Melastomataceae Meliaceae
Menispermaceae
Moraceae
Nama Ilmiah 3 Phythocrene palmata Gonocaryum gracile Litsea cf.machilifolia Barringtonia macrostachya Barringtonia racemosa Leea indica Archidendron bubalinum Laucaena glauca Pleomele elliptica Donax cannaeformis Stachyphrynium sp. Melastoma malabathricum Pternandra cordata Chisocheton patens Lansium domesticum Chisocheton pentandrus Sp 1 Dysoylum parasiticum Dysyxylum sp. Tinomiscium phytocrenoides Pycnarrhena cauliflora Fibraurea tinctoria Pericamphyllus glaucus Coscinium fenestratum Ficus annulata Ficus sagittata Ficus sp.1 Ficus sp.2 Ficus pumila Ficus glomerata
Nama lokal 4 Akar tapir Jambu hutan Tumbuhan 2 Bacang hutan Teretang Mamali Kabau Petai cina Teratai Bemban Mayor Keduruk Merampoyan Dondong Duku Hutan Kasai 2 Kawan buni Kayu gawang Mujang 1 Akar cinta Akar kabau Akar lupu Akar telor Akar waru/kuning Akar gantung 1 Akar panjat Akar pening Akar singgah Akar teratai Arau sungai
Bagian yang dimakan 5 Batang, daun, akar Ranting,daun, akar Daun, batang Akar, batang Pucuk daun Ranting, daun Ranting,daun, akar, kulit Ranting, daun Daun, batang, akar Batang, daun, akar Semua Pucuk daun Pucuk daun Daun, ranting Ranting,daun Ranting, daun Ranting, daun Daun Akar Batang, daun Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun Daun, ranting
80
Lampiran 7. (Lanjutan 5) No 1 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
Family 2
Musaceae Myristicaceae
Myrsinaceae Myrtaceae Orchidaceae Pandanaceae
Parkeriaceae Passifloraceae Piperaceae Poaceae
Nama Ilmiah 3 Artocarpus nitidus Ficus fistulosa Ficus recurva Artocarpus integer Artocarpus sp Ficus sumatrana Ficus variegata Artocarpus fulvicortex Ficus montana Artocarpus teysmannii Artocarpus elastica Artocarpus kemando Musa sp Horsfieldia glabra Horsfieldia sylvestris Gymnacranthera contracta Knema cinerea Knema laurina Labisia pumila Ardisia crispa Eugenia sp Vanilla sp. Plocoglottis javanica Freycinetia sp. Pandanus sp. Freycinetia sp. Alsophila amboinensis Passiflora sp. Piper aduncum Schizostachyum sp.
Nama lokal 4 Batang gapai Batang siap/kodok Beringin Cempedak hutan Gelam merah Karet hutan Kayu aro Ketapang Liana aro Sukun hutan Terap Terap daun panjang Pisang Hutan Baguk Kayu kepeng Kayu merampuy Membacang Pohon sabui/kayu bulus Akar sabit Kayu beras Jambu biji Akar lunyek Palem hutan Pandan akar Pandan duri Rotan mulus Pakis tiang Akar mahang Kayu sirih Bambu kecik
Bagian yang dimakan 5 Daun Batang,ranting, akar Batang, daun, ranting, akar Daun,ranting, batang,akar Ranting,daun Daun, ranting, Akar Batang, akar Daun, buah,akar Batang, daun Daun, ranting, kulit Batang, akar, kulit Batang, akar, kulit Daun, pelepah, umbi Daun, akar Daun Daun Daun, ranting Pucukdaun Batang, daun Ranting, daun Buah Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun, akar Batang, daun Daun Batang, daun Batang, daun Batang muda,ranting,daun
81
Lampiran 7. (Lanjutan 6) No 1 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209
Family 2
Polygalaceae Polypodiaceae Rhamnaceae Rubiaceae
Nama Ilmiah 3 Gigantochloa robusta Gigantochloa cf. atroviolacea Dinochloa scandens Setaria sp. Oplismenus compositus Centotheca lappacea Paspalum vaginatum Paspalum sp Scrotochloa urceolata Cymbopogon sp. Panicum cf. repens Cyrtococcum accrescens Rottboellia exaltata Ischaemum muticum Panicum sp. Eleusine indica Urochloa mutica Themeda giganthea Phragmites karka Hymenachne acutigluma Xanthophyllum griffithii Phymatodes nigrescens Drynaria quercifolia Ventilago oblongifolia Zizyphus horsfieldii Gynochtodes cariaceae Psychotria sarmentosa Uncaria glabrata Psychotria sp.1 Psychotria sp 2
Nama lokal 4 Bambu mayan Bambu sri Bambu ular Kupai 2 Kupai berbulu Kupai daun lebar Kupai rawa/rpt jarum Kupai/Tinok Lengkueh Rumput bawang rambut Rumput Beto Rumput geli Rumput jagung Rumput kerbau Rumput pedang Rumput sambau Rumput setung Rumput teriti Terupuk Terupuk pendek Pelangas Pakis bros Pakis dahan Akar sukit Liana berduri Pulai Akar gantung 2 Akar pacing Kayu lupo Nungas
Bagian yang dimakan 5 Batang muda,ranting,daun Batang muda,ranting,daun, akar Batang muda,ranting,daun Semua Semua Semua Semua Semua Umbut Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun, akar Semua Semua Daun, batang, akar Semua Semua Semua Batang, daun Batang, daun Daun, ranting Daun Batang, daun, akar Batang, daun Batang, daun Kulit Batang, daun Batang, daun Batang, daun, ranting, akar Batang
82
Lampiran 7. (Lanjutan 7) No 1 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239
Family 2 Rutaceae
Sapindaceae Sapotaceae Schizaeaceae Selaginellaceae Sterculiaceae
Thelypteridaceae Tiliaceae Ulmaceae
Urticaceae Urticaceae Verbenaceae
Violaceae Vitaceae
Nama Ilmiah 3 Citrus sp. Glycosmis pentaphylla Euodia lunu-akenda Nephelium maingaji Madhuca korthalsii Lygodium circinatum Selaginella plana Leptonychia sp Pterospermum javanicum Pterospermum diversifolium Leptonychia caudata Commersonia bartramia Scaphium macropadum Sterculia macrophylla Sterculia oblongata Christela sp. Grewia acuminata Gironniera subaequalis Trema cannabina Gironniera nervosa Villebrunea rubescens Dendrocnide stimulans Poikilospermum suaveolens Gmelina elliptica Peronema canescens Vitex pubescent Vitex vestita Rinorea anguifera Rinorea sp Tetyrastigma lanceolarium
Nama lokal 4 Jeruk hutan Kayu mangas Para hutan Rambutan Hutan Kayu kipas Akar kawat Repnai duduk Cungit Kayu nyarau/bayur Kayu topi Kelumpang Nilau Merpayung Pohon gelagah Tapui hutan Pakis kuning Liana manggul Gelum putih Kayu bakirai Kayu sebulu Kayu nasi Kayu teros Kayu wayang Kayu biang Sungkai Leban Pohon cino Batang guluh Pohon pasir-pasir Akar leper
Bagian yang dimakan 5 Buah Batang, daun Kulit Ranting, daun Batang, daun Batang, daun Daun Batang, daun, akar, ranting Daun Daun Batang Kulit, batang Akar, batang, kulit Ranting, daun Daun, ranting Daun Batang, daun Ranting,daun Batang, akar Akar,batang,Ranting, daun Ranting, daun Ranting, daun Batang,ranting, daun, akar Buah Daun, kulit Daun, ranting Daun, ranting Akar Akar, batang, daun, ranting Batang, daun
83
Lampiran 7. (Lanjutan 8) No Family 1 2 240 Zingiberaceae 241 242 243 244 245
Nama Ilmiah 3 Alpinia malaccensis Curcuma sp. Achasma megalocheilas Etlingera coccinea Alpinia sp. Costus speciosus
Nama lokal 4 Jahean Kunyit merah Puar Puar merah Puar pro Sepatah
Bagian yang dimakan 5 Semua Pelepah, daun Umbi, batang Umbi, batang Batang Daun
84
Lampiran 8. Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Nelson Umur : 30 Tahun Jenis Kelamin : Jantan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolacea Ficus recurva Korthalsia echinometra Ficus fistulosa Parkia speciosa Alsophila amboinensis Calamus cf. javensis Macaranga gigantea Korthalsia sp. Coscinium fenestratum Imperata cylindrica Calamus ornatus Artocarpus elastica Stachyphrynium sp. Fibraurea tinctoria Macaranga hypoleuca Spatholobus gyrocarpus Grewia acuminata Gironniera nervosa Calamus cf. heteroideus Zizyphus horsfieldii Salacia macrophylla Oplismenus compositus Scleria purpurascens Pandanus sp. Costus speciosus Phanera semibifida Caesalpinia sp.
Nama Jenis Bambu sri Beringin Rotan sabut Batang siap Petai Pakis tiang Salak hutan Sekubung Rotan dahan Akar waru Alang-alang Rotan kesur Terap Mayor Akar lupu Kemang Akar jitan Akar manggul Kayu sebulu Rotan semut Liana berduri Akar bekok Kupai berbulu Sejanit Pandan duri Sepatah Akar kupu-kupu Akar petaian
Ketersediaan ai pi 76 0,4427 17,5 0,1019 8 0,0466 14 0,0816 1 0,0058 8 0,0466 60 0,3495 9 0,0524 40 0,2330 100 0,5825 240 1,3981 96 0,5592 41 0,2388 420 2,4466 60 0,3495 20,5 0,1194 480 2,7961 16 0,0932 176 1,0253 188 1,0952 88 0,5126 204 1,1884 240 1,3981 2520 14,6798 20 0,1165 48 0,2796 380 2,2136 20 0,1165
Penggunaan ni ui 1562 23,4817 272 4,0890 124 1,8641 169 2,5406 8 0,1203 29 0,4360 202 3,0367 24 0,3608 81 1,2177 111 1,6687 264 3,9687 95 1,4281 38 0,5713 165 2,4805 22 0,3307 7 0,1052 151 2,2700 5 0,0752 50 0,7517 43 0,6464 18 0,2706 36 0,5412 42 0,6314 426 6,4041 3 0,0451 7 0,1052 39 0,5863 2 0,0301
Indeks w 53,0392 40,1107 40,0001 31,1522 20,6452 9,3549 8,6882 6,8817 5,2258 2,8645 2,8387 2,5538 2,3918 1,0138 0,9462 0,8812 0,8118 0,8065 0,7331 0,5903 0,5279 0,4554 0,4516 0,4363 0,3871 0,3763 0,2649 0,2581
b 0,2348 0,0409 0,0186 0,0254 0,0000 0,0044 0,0304 0,0036 0,0122 0,0167 0,0397 0,0143 0,0057 0,0248 0,0033 0,0011 0,0227 0,0008 0,0075 0,0065 0,0027 0,0054 0,0063 0,0640 0,0005 0,0011 0,0059 0,0003
Keterangan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
85
Lampiran 8. (Lanjutan 1) No
Nama Ilmiah
Nama Jenis
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Dioscorea oppositifolia Rinorea anguifera Canarium hirsutum Vitex pubescent Achasma megalocheilas Donax cannaeformis Cyrtandra pendula Archidendron bubalinum Scaphilum makropadum Gonocaryum gracile Curculigo latifolia Dillenia axcelsa Alpinia malaccensis
Akar lawi Batang guluh Kayu bawang hutan Leban Puar Bemban Talas rigi Kabau Merpayung Jambu hutan Palem kecik Kayu sonok Jahean
ai
Ketersediaan Penggunaan (pi) (ni) (ui) w 140 0,8155 13 0,1954 520 3,0292 39 0,5863 126 0,7340 7 0,1052 20,5 0,1194 1 0,0150 1040 6,0583 50 0,7517 1480 8,6214 58 0,8719 240 1,3981 3 0,0451 365,5 2,1291 4 0,0601 708 4,1243 5 0,0752 745,5 4,3428 4 0,0601 1720 10,0195 9 0,1353 770 4,4855 1 0,0150 3700 21,5536 4 0,0601
Indeks b 0,2396 0,1935 0,1434 0,1259 0,1241 0,1011 0,0323 0,0282 0,0182 0,0138 0,0135 0,0034 0,0028
Keterangan 0,0020 0,0059 0,0011 0,0002 0,0075 0,0087 0,0005 0,0006 0,0008 0,0006 0,0014 0,0002 0,0006
Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
86
Lampiran 9. Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Cokro Umur : 13 Tahun Jenis Kelamin : Jantan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolaceae Imperata cylindrica Tetyrastigma lanceolarium Oplismenus compositus Calamus ornatus Spatholobus gyrocarpus Stachyphrynium sp Korthalsia sp. Korthalsia echinometra Gynochtodes cariaceae Scleria purpurascens Pandanus sp. Macaranga gigantea Centotheca lappacea Phanera semibifida Uncaria glabrata Mangifera sp Derris montana Calamus cf. javensis Flueggea virosa Macaranga tanarius Durio griffithii Gironniera nervosa Achasma megalocheilas Pinanga sp.1 Parkia sumatrana Artocarpus elastica
Nama Jenis Bambu sri Alang-alang Akar leper Kupai berbulu Rotan kesur Akar jitan Mayor Rotan dahan Rotan sabut Pulai Sejanit Pandan duri Sekubung Kupai daun lebar Akar kupu-kupu Akar pancing Bangan Liana tuba Salak hutan Kayu kemetas Kemang putih Kayu kembang gula Kayu sebulu Puar Pinang hutan 1 Petai mandul Terap
ai
Ketersediaan pi ni 76 0,3121 240 0,9855 8 0,0328 240 0,9855 96 0,3942 480 1,9710 420 1,7246 40 0,1642 8 0,0328 2,5 0,0103 2520 10,3476 20 0,0821 9 0,0370 140 0,5749 380 1,5604 8 0,0328 24 0,0985 100 0,4106 60 0,2464 20 0,0821 20,5 0,0842 21 0,0862 176 0,7227 1040 4,2704 180 0,7391 82 0,3367 41 0,1684
Penggunaan Indeks ui w b 2052 25,6982 82,3475 699 8,7539 8,8829 11 0,1378 4,1936 279 3,4941 3,5455 89 1,1146 2,8275 311 3,8948 1,9761 253 3,1684 1,8372 23 0,2880 1,7537 4 0,0501 1,5250 1 0,0125 1,2200 993 12,4358 1,2018 7 0,0877 1,0675 3 0,0376 1,0166 44 0,5510 0,9585 62 0,7765 0,4976 1 0,0125 0,3812 2 0,0250 0,2542 8 0,1002 0,2440 3 0,0376 0,1525 1 0,0125 0,1525 1 0,0125 0,1488 1 0,0125 0,1452 7 0,0877 0,1213 38 0,4759 0,1114 5 0,0626 0,0847 2 0,0250 0,0744 1 0,0125 0,0744
Keterangan 0,2570 0,0875 0,0014 0,0349 0,0111 0,0389 0,0317 0,0029 0,0005 0,0001 0,1244 0,0009 0,0004 0,0055 0,0078 0,0001 0,0003 0,0010 0,0004 0,0001 0,0001 0,0001 0,0009 0,0048 0,0006 0,0003 0,0001
Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
87
Lampiran 9. (Lanjutan 1) No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Ilmiah Zizyphus horsfieldii Costus speciosus Canarium hirsutum Salacia macrophylla Poikilospermum suaveolens Coscinium fenestratum Asplenium nidus Panicum sp. Archidendron bubalinum Dillenia axcelsa Macaranga trichocarpa Taenitis blechnoides Curculigo latifolia Alpinia malaccensis Selaginella plana
Nama Jenis Liana berduri Sepatah Kayu bawang hutan Akar bekok Kayu wayang Akar waru Simbar Rumput pedang Kabau hutan Kayu Sonok Kekerang Pakis suplir Palem kecik Jahean Repnai duduk
Ketersediaan ai pi 88 0,3613 48 0,1971 126 0,5174 204 0,8377 156 0,6406 100 0,4106 220 0,9034 380 1,5604 365 1,4988 770 3,1618 424,5 1,7431 520 2,1352 1720 7,0626 3700 15,1929 9080 37,2842
Penggunaan ni ui 2 0,0250 1 0,0125 2 0,0250 3 0,0376 2 0,0250 1 0,0125 2 0,0250 3 0,0376 2 0,0250 3 0,0376 1 0,0125 1 0,0125 3 0,0376 2 0,0250 1 0,0125
Indeks w 0,0693 0,0635 0,0484 0,0449 0,0391 0,0305 0,0277 0,0241 0,0167 0,0119 0,0072 0,0059 0,0053 0,0016 0,0003
b 0,0003 0,0001 0,0003 0,0004 0,0003 0,0001 0,0003 0,0004 0,0003 0,0004 0,0001 0,0001 0,0004 0,0003 0,0001
Keterangan Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
88
Lampiran 10. Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Robi Umur : 13 Tahun Jenis Kelamin : Jantan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolacea Ficus fistulosa Oplismenus compositus Korthalsia sp. Imperata cylindrica Caesalpinia sp. Calamus cf. javensis Stachyphrynium sp. Spatholobus gyrocarpus Scleria purpurascens Phanera semibifida Grewia acuminata Centotheca lappacea Derris montana Ficus recurva Macaranga gigantea Artocarpus sp Grewia acuminata Gironniera nervosa Achasma megalocheilas Macaranga tanarius Alpinia malaccensis Gironniera subaequalis Parkia sumatrana Artocarpus elastica Canarium littorale Archidendron bubalinum Pinanga sp.2
Nama Jenis Bambu sri Batang siap Kupai berbulu Rotan dahan Alang-alang Akar petaian Salak hutan Mayor Akar jintan Sejanet Akar kupu-kupu Liana manggul Kupai daun lebar Akar Tuba Beringin Sekubung Gelam merah Liana Manggul Kayu sebulu Puar Kemang putih Jahean Gelam putih Petai mandul Terap Kayu Abuk Kabau Pinang hutan 2
Ketersediaan ai pi 76 0,3025 14 0,0557 240 0,9552 40 0,1592 240 0,9552 20 0,0796 60 0,2388 420 1,6716 480 1,9104 2520 10,0299 380 1,5124 16 0,0637 140 0,5572 100 0,3980 16 0,0637 9 0,0358 21 0,0836 16 0,0637 176 0,7005 1040 4,1393 20 0,0796 3700 14,7264 120 0,4776 82 0,3264 41 0,1632 83 0,3303 365 1,4527 180 0,7164
Penggunaan ni ui 2705 33,7745 93 1,1612 930 11,6119 75 0,9364 334 4,1703 24 0,2997 69 0,8615 312 3,8956 220 2,7469 938 11,7118 129 1,6107 3 0,0375 23 0,2872 13 0,1623 2 0,0250 1 0,0125 2 0,0250 1 0,0125 10 0,1249 58 0,7242 1 0,0125 179 2,2350 5 0,0624 2 0,0250 1 0,0125 2 0,0250 8 0,0999 3 0,0375
Indeks w 111,6558 20,8393 12,1562 5,8821 4,3658 3,7645 3,6077 2,3304 1,4378 1,1677 1,0650 0,5882 0,5154 0,4078 0,3921 0,3486 0,2988 0,1961 0,1782 0,1750 0,1569 0,1518 0,1307 0,0765 0,0765 0,0756 0,0688 0,0523
b 0,3377 0,0116 0,1161 0,0094 0,0417 0,0030 0,0086 0,0390 0,0275 0,1171 0,0161 0,0004 0,0029 0,0016 0,0002 0,0001 0,0002 0,0001 0,0012 0,0072 0,0001 0,0223 0,0006 0,0002 0,0001 0,0002 0,0010 0,0004
Keterangan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
89
Lampiran 10.(Lanjutan 1) No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Ilmiah Panicum sp. Leea indica Salacia macrophylla Santiria toimentosa Curculigo latifolia Macaranga trichocarpa Diplazium sp. Gonocaryum gracile Dillenia axcelsa Selaginella plana
Nama Jenis Rumput Pedang Mamali Akar bekok Kassai I Palem kecik Kekerang Pakis sayur Jambu hutan Kayu Sonok Repnai duduk
ai
Ketersediaan pi ni 380 1,5124 474,5 1,8886 204 0,8119 111,5 0,4438 1720 6,8458 424,5 1,6896 600 2,3881 745,5 2,9672 770 3,0647 9080 36,1393
Penggunaan ui r 5 0,0624 5 0,0624 2 0,0250 1 0,0125 13 0,1623 1 0,0125 1 0,0125 1 0,0125 1 0,0125 2 0,0250
Indeks b 0,0413 0,0331 0,0308 0,0281 0,0237 0,0074 0,0052 0,0042 0,0041 0,0007
Keterangan 0,0006 0,0006 0,0002 0,0001 0,0016 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002
Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
90
Lampiran 11. Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Sari Umur : 31 Tahun Jenis Kelamin : Betina No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolacea Ficus recurva Calamus cf. javensis Caesalpinia sp. Coscinium fenestratum Stachyphrynium sp. Zizyphus horsfieldii Calamus ornatus Scleria purpurascens Undet sp Calamus cf. tumidus Imperata cylindrica Poikilospermum suaveolens Gironniera nervosa Costus speciosus Fibraurea tinctoria Agelaea macrophylla Macaranga tanarius Pandanus sp. Phanera semibifida Plocoglottis javanica Spatholobus gyrocarpus Macaranga diepenhorstii Durio zibethinus Vitex vestita Vitex pubescent Dioscorea oppositifolia Archidendron bubalinum
Nama Jenis Bambu sri Beringin Salak hutan Akar Petaian Akar waru Mayor Liana berduri Rotan kesur Sejanit Liana Dian Rotan semut Alang-alang Pohon Wayang Kayu Sebuluh Sepatah Akar lupu Liana kelat Kemang putih Pandan Duri Akar kupu-kupu Palem hutan Akar jitan Sapat Durian Hutan Pohon cino Laban Akar lawi Kabau
Ketersediaan ai pi 76 0,3431 16 0,0722 60 0,2708 20 0,0903 100 0,4514 420 1,8958 88 0,3972 96 0,4333 2520 11,3749 20 0,0903 188 0,8486 240 1,0833 156 0,7042 176 0,7944 48 0,2167 60 0,2708 40 0,1806 20 0,0903 20 0,0903 380 1,7153 80 0,3611 480 2,1667 28 0,1264 31,5 0,1422 20 0,0903 22,5 0,1016 140 0,6319 365,5 1,6498
Penggunaan ni ui 2665 37,3983 28 0,3929 79 1,1086 15 0,2105 70 0,9823 160 2,2453 29 0,4070 31 0,4350 537 7,5358 4 0,0561 36 0,5052 41 0,5754 24 0,3368 26 0,3649 7 0,0982 8 0,1123 5 0,0702 2 0,0281 2 0,0281 38 0,5333 7 0,0982 41 0,5754 2 0,0281 2 0,0281 1 0,0140 1 0,0140 6 0,0842 12 0,1684
Indeks w 109,0159 5,4406 4,0934 2,3317 2,1762 1,1843 1,0245 1,0039 0,6625 0,6218 0,5953 0,5311 0,4783 0,4593 0,4534 0,4145 0,3886 0,3109 0,3109 0,3109 0,2720 0,2656 0,2221 0,1974 0,1554 0,1382 0,1332 0,1021
b 0,3740 0,0039 0,0111 0,0021 0,0098 0,0225 0,0041 0,0044 0,0754 0,0006 0,0051 0,0058 0,0034 0,0036 0,0010 0,0011 0,0007 0,0003 0,0003 0,0053 0,0010 0,0058 0,0003 0,0003 0,0001 0,0001 0,0008 0,0017
Keterangan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
91
Lampiran 11. (Lanjutan 1) No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Ilmiah Polyalthia subcordata Donax cannaeformis Achasma megalocheilas Canarium hirsutum Centotheca lappacea Rinorea anguifera Chisocheton pentandrus Gonocaryum gracile Diplazium sp. Salacia macrophylla Curculigo latifolia Selaginella plana
Nama Jenis Mempisang Bembam Puar Kayu bawang hutan Kupai daun lebar Batang guluh Kassai 2 Jambu hutan Pakis sayur Akar bekok Palem kecik Repnai duduk
ai
Ketersediaan pi ni 407 1,8371 1480 6,6805 1040 4,6944 126 0,5687 140 0,6319 520 2,3472 180 0,8125 745,5 3,3651 600 2,7083 204 0,9208 1720 7,7638 9080 40,9858
Penggunaan ui r 10 0,1403 36 0,5052 25 0,3508 3 0,0421 1 0,0140 3 0,0421 1 0,0140 4 0,0561 3 0,0421 1 0,0140 6 0,0842 11 0,1544
Indeks b 0,0764 0,0756 0,0747 0,0740 0,0222 0,0179 0,0173 0,0167 0,0155 0,0152 0,0108 0,0038
Keterangan 0,0014 0,0051 0,0035 0,0004 0,0001 0,0004 0,0001 0,0006 0,0004 0,0001 0,0008 0,0015
Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
92
Lampiran 12 Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Desi Umur : 24 Tahun Jenis Kelamin : Betina No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolaceae Ficus variegata Macaranga gigantea Caesalpinia sp. Imperata cylindrica Grewia acuminata Korthalsia echinometra Calamus cf. javensis Macaranga hypoleuca Korthalsia sp. Centotheca lappacea Spatholobus gyrocarpus Ficus recurva Gironniera nervosa Artocarpus elastica Phanera semibifida Calamus ornatus Stachyphrynium sp Scleria purpurascens Oplismenus compositus Achasma megalocheilas Tetyrastigma lanceolarium Costus speciosus Parkia sumatrana Santiria toimentosa Pterospermum javanicum Durio zibethinus Derris montana
Nama Jenis Bambu Sri Kayu Aro Sekubung Akar Petaian Alang-alang Liana Manggul Rotan Sabut Salak Hutan Kemang Rotan Dahan Kupai Daun Lebar Akar Jitan Beringin Kayu Sebulu Terap Akar Kupu-kupu Rotan Kesur Mayor Sejanit Kupai Berbulu Puar Akar Leper Sepatah Petai Mandul Kassai 1 Kayu Nyarau/Bayur Durian Hutan Akar Toba
Ketersediaan ai pi 76 0,4552 1 0,0060 9 0,0539 20 0,1198 240 1,4373 16 0,0958 8 0,0479 60 0,3593 20,5 0,1228 40 0,2396 140 0,8384 480 2,8747 16 0,0958 176 1,0541 41 0,2455 380 2,2758 96 0,5749 420 2,5153 2520 15,0921 240 1,4373 1040 6,2285 8 0,0479 48 0,2875 82 0,4911 111,5 0,6678 92 0,5510 31,5 0,1887 100 0,5989
Penggunaan ni ui 1980 23,2068 19 0,2227 26 0,3047 54 0,6329 631 7,3957 37 0,4337 16 0,1875 111 1,3010 29 0,3399 39 0,4571 127 1,4885 421 4,9344 14 0,1641 147 1,7229 31 0,3633 279 3,2700 53 0,6212 223 2,6137 934 10,9470 80 0,9376 300 3,5162 2 0,0234 11 0,1289 15 0,1758 8 0,0938 6 0,0703 2 0,0234 6 0,0703
Indeks w 50,9861 37,1838 5,6537 5,2840 5,1454 4,5257 3,9141 3,6205 2,7685 1,9081 1,7753 1,7165 1,7124 1,6346 1,4797 1,4369 1,0805 1,0391 0,7253 0,6523 0,5645 0,4893 0,4485 0,3580 0,1404 0,1276 0,1243 0,1174
b 0,2321 0,0022 0,0030 0,0063 0,0740 0,0043 0,0019 0,0130 0,0034 0,0046 0,0149 0,0493 0,0016 0,0172 0,0036 0,0327 0,0062 0,0222 0,1118 0,0094 0,0368 0,0002 0,0013 0,0018 0,0009 0,0007 0,0002 0,0007
Keterangan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
93
Lampiran 12 (Lanjutan 1) No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Ilmiah Piper aduncum Archidendron bubalinum Calamus cf. heteroideus Scaphilum makropadum Dillenia axcelsa Santiria laevigata Pinanga sp.2 Curculigo latifolia Taenitis blechnoides Alpinia malaccensis Donax cannaeformis
Nama Jenis Kayu Sirih Kabau Rotan Semut Merpayung Kayu Sonok Kayu Sepahok Pinang Hutan 2 Palem Kecik Pakis Suplir Jahean Bemban
Ketersediaan ai pi 56 0,3354 365,5 2,1890 188 1,1259 708 4,2402 770 4,6115 497,5 2,9795 180 1,0780 1720 10,3009 520 3,1142 3700 22,1590 1480 8,8636
Penggunaan ni ui 2 0,0234 12 0,1406 6 0,0703 19 0,2227 12 0,1406 6 0,0703 2 0,0234 15 0,1758 4 0,0469 22 0,2579 4 0,0469
Indeks w 0,0699 0,0643 0,0625 0,0525 0,0305 0,0236 0,0217 0,0171 0,0151 0,0116 0,0053
b 0,0002 0,0014 0,0007 0,0022 0,0014 0,0007 0,0002 0,0018 0,0005 0,0026 0,0005
Keterangan Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
94
Lampiran 13. Nilai Indeks Neu pakan gajah di PLG Sebelat Bengkulu Nama Gajah : Eva Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Betina No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Ilmiah Gigantochloa cf. atroviolacea Korthalsia echinometra Caesalpinia sp. Artocarpus elastica Alsophila amboinensis Oplismenus compositus Derris montana Calamus cf. javensis Imperata cylindrica Centotheca lappacea Grewia acuminata Calamus ornatus Korthalsia sp. Macaranga gigantea Stachyphrynium sp. Coscinium fenestratum Spatholobus gyrocarpus Costus speciosus Vitex pubescent Gironniera nervosa Calamus cf. heteroideus Scleria purpurascens Lansium domesticum Macaranga hypoleuca Canarium hirsutum Achasma megalocheilas Tetyrastigma lanceolarium Phanera semibifida
Nama Jenis Bambu sri Rotan Sabut Akar Petaian Terap Pakis Tiang Kupai Berbulu Akar Toba Salak Hutan Alang-alang Kupai Daun Lebar Liana Manggul Rotan Kesur Rotan Dahan Sekubung Mayor Akar Waru Akar Jitan Sepatah Leban Kayu Sebulu Rotan Semut Sejanet Duku Hutan Kemang Kayu Bawang Hutan Puar Akar Leper Akar kupu-kupu
Ketersediaan ai pi 76 0,2996 8 0,0315 20 0,0788 41 0,1616 8 0,0315 240 0,9461 100 0,3942 60 0,2365 240 0,9461 140 0,5519 16 0,0631 96 0,3784 40 0,1577 9 0,0355 420 1,6557 100 0,3942 480 1,8922 48 0,1892 22,5 0,0887 176 0,6938 188 0,7411 2520 9,9340 18 0,0710 20,5 0,0808 126 0,4967 1040 4,0997 8 0,0315 380 1,4980
Penggunaan ni ui 1767 21,6120 74 0,9051 73 0,8929 130 1,5900 22 0,2691 610 7,4609 234 2,8620 138 1,6879 370 4,5254 213 2,6052 24 0,2935 115 1,4066 46 0,5626 8 0,0978 237 2,8987 53 0,6482 246 3,0088 23 0,2813 10 0,1223 77 0,9418 81 0,9907 803 9,8214 4 0,0489 4 0,0489 20 0,2446 139 1,7001 1 0,0122 47 0,5749
Indeks w 72,1373 28,6998 11,3248 9,8378 8,5324 7,8860 7,2603 7,1362 4,7833 4,7205 4,6540 3,7168 3,5681 2,7579 1,7508 1,6444 1,5901 1,4867 1,3790 1,3574 1,3368 0,9887 0,6895 0,6054 0,4925 0,4147 0,3878 0,3838
b 0,2161 0,0091 0,0089 0,0159 0,0027 0,0746 0,0286 0,0169 0,0453 0,0261 0,0029 0,0141 0,0056 0,0010 0,0290 0,0065 0,0301 0,0028 0,0012 0,0094 0,0099 0,0982 0,0005 0,0005 0,0024 0,0170 0,0001 0,0057
Keterangan Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
95
Lampiran 13. (Lanjutan 1) No
Nama Ilmiah
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Artocarpus sp Crystocarvo sp Macaranga diepenhorstii Archidendron bubalinum Donax cannaeformis Gironniera subaequalis Agelaea macrophylla Parkia sumatrana Durio zibethinus Pinanga sp.1 Alpinia malaccensis Panicum sp. Scaphilum makropadum Curculigo latifolia Dillenia axcelsa Selaginella plana
Nama Jenis Gelam merah Rambutan Hutan Sapat Kabau Bemban Gelam Putih Liana Kelat Petai Mandul Durian hutan Pinang Hutan 1 Jahean Rumput Pedang Merpayung Palem Kecik Kayu Sonok Repnai duduk
Ketersediaan ai pi 21 0,0828 21 0,0828 28 0,1104 365 1,4388 1480 5,8342 120 0,4730 40 0,1577 82 0,3232 31,5 0,1242 180 0,7096 3700 14,5856 380 1,4980 708 2,7910 1720 6,7803 770 3,0354 9080 35,7938
Penggunaan ni ui 2 0,0245 2 0,0245 2 0,0245 23 0,2813 81 0,9907 6 0,0734 2 0,0245 4 0,0489 1 0,0122 4 0,0489 50 0,6115 4 0,0489 6 0,0734 8 0,0978 3 0,0367 2 0,0245
Indeks w 0,2955 0,2955 0,2216 0,1955 0,1698 0,1551 0,1551 0,1514 0,0985 0,0689 0,0419 0,0327 0,0263 0,0144 0,0121 0,0007
b 0,0002 0,0002 0,0002 0,0028 0,0099 0,0007 0,0002 0,0005 0,0001 0,0005 0,0061 0,0005 0,0007 0,0010 0,0004 0,0002
Keterangan Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai Tidak disukai
96
Lampiran 14 Penyebaran Jenis berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Famili Actinidiaceae Amaranthaceae Amarylidaceae Anacardiaceae Annonaceae
Apocynaceae Araceae
Araliaceae Arecaceae
Nama Ilmiah Saurauia pentaphylla Celosia argentea Curculigo latifolia Mangifera sp Uvaria cordata Uvaria hirsuta Cananga odorata Polyalthia subcordata Fissistigma undet sp 1 Scindapsus hederaceus Amydrium medium Anodendrum montanum Trevesia burckii Schefflera aromatica Arenga obtusifolia Pinanga sp.1 Pinanga sp.2 Korthalsia sp. Calamus cesius Calamus cf. caesius Calamus sp.2 Calamus ornatus Calamus sp.3 Calamus manan Calamus sp.1 Korthalsia echinometra Calamus cf. heteroideus Calamus cf. tumidus
Nama Jenis Bulu bangan Bunga punguk Palem kecik Bangan Akar kopi Akar temedok Kananga Mempisang Senek Liana dian Akar bungo keladi Akar jari Akar Sabut Kicir Liana mangsa Nibung Pinang hutan 1 Pinang hutan 2 Rotan dahan 2 Rotan getah Rotan getah 2 Rotan kecik Rotan kesur Rotan lidi Rotan manau Rotan paku Rotan sabut Rotan semut Rotan tikus
Rg − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Cb − √ √ − − − − √ √ √ √ √ √ − − − √ √ √ − − √ − − − − − − −
Tr − − − − √ √ − − − − − − − − √ − − − √ √ √ − √ √ √ √ √ √ √
Bagian Tanaman PTK Td √ − − − − − √ − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − √ − − √ − − − − − √ − √ − √ − − − √ − √ − √ − √ − √ − √ − − −
Kp − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pg − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
97
Lampiran 14 (Lanjutan 1) No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Famili
Aspleniaceae Asteraceae
Athyriaceae Bombacaceae Burseraceae
Celastraceae Clusiaceae Connaraceae Convolvulaceae
Cucurbitaceae
Cyperaceae
Nama Ilmiah Calamus laevigatus Calamus cf. javensis Salacca sp Tectaria sp. Asplenium nidus Erechtites valerianifolia Clibadium surinamense Mikania cordata Diplazium esculentum Diplazium sp. Durio griffithii Durio zibethinus Santiria toimentosa Canarium littorale Canarium hirsutum Santiria laevigata Salacia macrophylla Lophopetalum sessilifolioum Garcinia havilandii Garcinia parvifolia Agelaea macrophylla Erycibe sp Merremia peltata Merremia umbellata Trichosanthes tricuspidata Gymnopetalum chinense Melothria cf.affinis Scleria sp Mapania cuspida Mapania palustris
Nama Jenis Rotan tunggal Salak hutan Salak rawa Pakis Simbar Bunga tahi ayam Rumput biyau Tetap tunggul Pakis gunung Pakis sayur Kayu kembang gula Durian hutan Kasai 1 Kayu abuk Kayu bawang hutan Sepahok Akar bekok Mujung Jambu rawa Pohon kandis Liana kelat Akar btg merah Akar sirah Liana ritang Akar per-hijau Akar per-merah Kundur Lemidang Pandan butok Pandan hutan
Rg − − − − √ − √ − √ − − − − − − − − − √ − − − − − − − √ − −
Cb − − − √ √ − − − − − − − √ − √ − − − − − − − − − − − − √ √
Tr √ √ − − − − − √ − − − − − − − √ √ − − − √ √ √ √ √ √ √ − − −
Bagian Tanaman PTK Td − − √ − √ − − − − − − − − − − √ − − √ − √ − √ − − − √ − − − − − √ − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Kp − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
98
Lampiran 14 (Lanjutan 2) No 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
Famili
Dilleniaceae Dioscoreaceae Euphorbiaceae
Fabaceae
Nama Ilmiah Cyperus sanguinolentus Fimbristylis dichotoma Cyperus flavidus Scleria purpurascens Dillenia axcelsa Dillenia indica Dioscorea oppositifolia Dioscorea sp. Flueggea virosa Galearia sp. Galearia filiformis Mallutus ricinoides Galearia aristifera Macaranga trichocarpa Macaranga hypoleuca Macaranga tanarius Bridelia stipularis Mallotus paniculatus Phyllanthus sp. Galearia sp Galearia fulva Baccaurea angulata Phyllanthus urinaria Macaranga diepenhorstii Macaranga gigantea Spatholobus ferrugineus Spatholobus sp 1. Spatholobus gyrocarpus Spatholobus sp 2. Phanera semibifida
Nama Jenis Purun Rumput ceking Rumput payung Sejanit Kayu sonok Redek Akar lawi Liana keladi Kayu kemetas Kayu kopi Kayu kunyit Kayu sapat Kayu umbai Kekarang Kemang Kemang putih Kenidai Nilau putih Petai kipas Pohon cupak Pohon lamis Rambai Rumput petai Sapat Sekubung Akar berbulu Akar jenuh Akar jitan Akar ketenok Akar kupu-kupu
Rg √ √ √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Cb − − − − − − − − − − √ − − − − − − − √ − √ − √ − − − − − − −
Tr − − − − − − √ √ √ − − − √ − − − − − − − − √ − − − √ √ √ √ √
Bagian Tanaman PTK Td − − − − − − − − √ − √ − − − − − − − √ − − √ − − − √ − √ − √ − √ − √ − − − √ − − − − − − − √ − √ − − − − − − − − − − −
Kp − − − − − √ − − − − − − − √ − − − √ − − − − − − √ − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
99
Lampiran 14 (Lanjutan 3) No 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Famili
Fagaceae Flafellariaceae Gesneriaceae Gleicheniaceae Gramineae Hemionitidiaceae
Nama Ilmiah Phanera sp Calopogenium mucunoides Caesalpinia sp. Spatholobus sp. Dalbergia sp. undet sp 2 Alysicarpus nummularifolius Sindora leiocarpa Undet sp 3 Mucuna pruriens Undet sp 4 Derris montana Parkia speciosa Parkia sumatrana Mimosa pudica . Uraria crinita Tephrosia sp. Desmodium heterocarpon Desmodium triflorum Mimosa pigra . Aeschynomene indica Mimosa invisa Phanera kockiana Quercus subsericea Hanguana malayana Flagellaria indica Cyrtandra pendula Dicranopteris linearis Imperata cylindrica Taenitis blechnoides
Nama Jenis Akar kupu-kupu lebar Akar LCC kecil Akar petaian Akar sebasau Akar turi Bio-bio Kacang pantai Kayu belimbing Liana LCC Liana miang bambu Liana suplir Liana tuba Petai Petai mandul Putri malu Rumput bunga bagus Rumput kacang kedelai Rumput manis Rumput selada Rumput turi Sekejut belanda Sekejut jepang Sirih Hutan Pohon poyan Pandan merah Liana muhak Talas Rigi Resam Alang-alang Pakis suplir
Rg − − − − − − − − − − − − − − − √ − − √ − − − − − − − − √ − −
Cb − − − − − − √ − − − − − − − √ √ √ − √ √ √ − − √ − √ − √ √
Tr √ √ √ √ √ √ − − √ √ √ √ − − − − − − − − − − √ − − √ − − − −
Bagian Tanaman PTK Td − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − √ − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − −
Kp − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
100
Lampiran 14 (Lanjutan 4) No 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
Famili Icacinaceae Lauraceae Lecythidaceae Leeaceae Leguminaceae Liliaceae Maranthaceae Melastomataceae Meliaceae
Menispermaceae
Moraceae
Nama Ilmiah Phythocrene palmata Gonocaryum gracile Litsea cf.machilifolia Barringtonia macrostachya Barringtonia racemosa Leea indica Archidendron bubalinum Leucaena glauca Pleomele elliptica Donax cannaeformis Stachyphrynium sp. Melastoma malabathricum Pternandra cordata Chisocheton patens Lansium domesticum Chisocheton pentandrus Sp 1 Dysoylum parasiticum Dysyxylum sp. Tinomiscium phytocrenoides Pycnarrhena cauliflora Fibraurea tinctoria Pericamphyllus glaucus Coscinium fenestratum Ficus annulata Ficus sagittata Ficus sp.1 Ficus sp.2 Ficus pumila Ficus glomerata
Nama Jenis Akar tapir Jambu hutan Tumbuhan 2 Bacang hutan Teretang Mamali Kabau Petai cina Teratai Bemban Mayor Keduruk Merampoyan Dondong Duku Hutan Kasai 2 Kawan buni Kayu gawang Mujang 1 Akar cinta Akar kabau Akar lupu Akar telor Akar waru/kuning Akar gantung 1 Akar panjat Akar pening Akar singgah Akar teratai Arau sungai
Rg − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − −
Cb √ √ √ − − √ − √ √ √ − − − − − − − √ − − − − − − − − − − −
Tr √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ −
Bagian Tanaman PTK Td − − − − − − − − √ − √ − − − √ − − − − − − − √ − √ − √ − √ − √ − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ −
Kp − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
101
Lampiran 14 (Lanjutan 5) No 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
Famili
Musaceae Myristicaceae
Myrsinaceae Myrtaceae Orchidaceae Pandanaceae
Parkeriaceae Passifloraceae Piperaceae Poaceae
Nama Ilmiah Artocarpus nitidus Ficus fistulosa Ficus recurva Artocarpus integer Artocarpus sp Ficus sumatrana Ficus variegata Artocarpus fulvicortex Ficus montana Artocarpus teysmannii Artocarpus elastica Artocarpus kemando Musa sp Horsfieldia glabra Horsfieldia sylvestris Gymnacranthera contracta Knema cinerea Knema laurina Labisia pumila Ardisia crispa Eugenis sp Vanilla sp. Plocoglottis javanica Freycinetia sp. Pandanus sp. Freycinetia sp. Alsophila amboinensis Passiflora sp. Piper aduncum Schizostachyum sp.
Nama Jenis Batang gapai Batang siap/kodok Beringin Cempedak hutan Gelam merah Karet hutan Kayu aro Ketapang Liana aro Sukun hutan Terap Terap daun panjang Pisang Hutan Baguk Kayu kepeng Kayu merampuy Membacang Pohon sabui/kayu bulus Akar sabit Kayu beras Jambu biji Akar lunyek Palem hutan Pandan akar Pandan duri Rotan mulus Pakis tiang Akar mahang Kayu sirih Bambu kecik
Rg √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √
Cb − − √ √ − − √ − − − − − √ √ − − − − − − − − √ √ − − − √ −
Tr − − √ − − √ − − √ − √ √ − − − − − − √ − √ √ − √ − √ − √ − −
Bagian Tanaman PTK Td − − √ − √ − − − √ − − √ − − √ − − − √ − √ √ √ √ − − − − √ − √ − √ − √ − − − √ − − − − − − − − − − − − − √ − − − − √ −
Kp − − − − − − − − − − √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − −
DK − − − − − − − − − − √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
102
Lampiran 14 (Lanjutan 6) No 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209
Famili
Polygalaceae Polypodiaceae Rhamnaceae Rubiaceae
Nama Ilmiah Gigantochloa robusta Gigantochloa cf. atroviolacea Dinochloa scandens Setaria sp. Oplismenus compositus Centotheca lappacea Paspalum vaginatum Centotheca lappacea Scrotochloa urceolata Cymbopogon sp. Panicum cf. repens Cyrtococcum accrescens Rottboellia exaltata Ischaemum muticum Panicum sp. Eleusine indica Urochloa mutica Themeda giganthea Phragmites karka Hymenachne acutigluma Xanthophyllum griffithii Phymatodes nigrescens Drynaria quercifolia Ventilago oblongifolia Zizyphus horsfieldii Gynochtodes cariaceae Psychotria sarmentosa Uncaria glabrata Psychotria sp 1. Psychotria sp 2.
Nama Jenis Bambu mayan Bambu sri Bambu ular Kupai 2 Kupai berbulu Kupai daun lebar Kupai rawa/rpt jarum Kupai/Tinok Lengkueh Rumput bawang rambut Rumput Beto Rumput geli Rumput jagung Rumput kerbau Rumput pedang Rumput sambau Rumput setung Rumput teriti Terupuk Terupuk pendek Pelangas Pakis bros Pakis dahan Akar sukit Liana berduri Pulai Akar gantung 2 Akar pacing Kayu lupo Nungas
Rg √ √ √ √ √ √ √ √ − √ √ √ − √ − √ √ − − − − − − − − − − − − −
Cb − √ − − − − − − √ − − − √ − √ − − √ √ √ − √ √ − − − − − √ √
Tr − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ − √ √ − −
Bagian Tanaman PTK Td √ − √ √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Kp − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − −
DK − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
103
Lampiran 14 (Lanjutan 7) No 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239
Famili Rutaceae
Sapindaceae Sapotaceae Schizaeaceae Selaginellaceae Sterculiaceae
Thelypteridaceae Tiliaceae Ulmaceae
Urticaceae Urticaceae Verbenaceae
Violaceae Vitaceae
Nama Ilmiah Citrus sp. Glycosmis pentaphylla Euodia lunu-akenda Nephelium maingaji Madhuca korthalsii Lygodium circinatum Selaginella plana Leptonichia caudata Pterospermum javanicum Pterospermum diversifolium Leptonychia caudata Commersonia bartramia Scaphium macropadum Sterculia macrophylla Sterculia oblongata Christela sp. Grewia acuminata Gironniera subaequalis Trema cannabina Gironniera nervosa Villebrunea rubescens Dendrocnide stimulans Poikilospermum suaveolens Gmelina elliptica Peronema canescens Vitex pubescent Vitex vestita Rinorea anguifera Rinorea sp Tetyrastigma lanceolarium
Nama Jenis Jeruk hutan Kayu mangas Para hutan Rambutan Hutan Kayu kipas Akar kawat Repnai duduk Cungit Kayu nyarau/bayur Kayu topi Kelumpang Nilau Merpayung Pohon gelagah Tapui hutan Pakis kuning Liana manggul Gelum putih Kayu bakirai Kayu sebulu Kayu nasi Kayu teros Kayu wayang Kayu biang Sungkai Leban Pohon cino Batang guluh Pohon pasir-pasir Akar leper
Rg − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − −
Cb − √ − √ √ − √ √ − − − − − − − − − − √ √ − − √ − − − − √ √ −
Tr √ − − − − √ − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − √
Bagian Tanaman PTK Td − − − − √ − − − − − − − − − − − √ − √ − √ − √ − √ − √ − √ − − − − − √ − − √ − √ − √ − − − − − − − √ − √ − − − − − − −
Kp − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − √ − − − − −
DK − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Pt − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − −
104
Lampiran 14 (Lanjutan 8) No
Famili
240 Zingiberaceae 241 242 243 244 245
Nama Ilmiah Alpinia malaccensis Curcuma sp. Achasma megalocheilas Etlingera coccinea Alpinia sp. Costus speciosus
Total Keterangan : Rg = Renggut Cb = Cabut Tr = Tarik PTK = Patahkan Td = Tendang Kp = Kupas DK = Dongkel Pt = Pungut
Nama Jenis Jahean Kunyit merah Puar Puar merah Puar pro Sepatah
Rg − − − − − −
Cb √ √ √ √ √ −
Tr − − − − − −
29
75
77
Bagian Tanaman PTK Td − − − − − − − − − − √ −
92
4
Kp − − − − − −
DK − − − − − −
Pt − − − − − −
9
3
1
√ = dimakan − = tidak dimakan
105
106
Lampiran 15 Jenis-jenis tumbuhan pakan gajah dibeberapa kawasan menurut beberapa sumber No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Ilmiah Achasma megalocheilas Aeschynomene indica Agelaea macrophylla Alpinia malaccensis Alpinia sp. Alsophila amboinensis Alysicarpus nummularifolius Amydrium medium Anodendrum montanum Archidendron bubalinum Ardisia crispa Arenga obtusifolia Artocarpus elastica Artocarpus fulvicortex Artocarpus integer Artocarpus kemando Artocarpus nitidus Artocarpus sp Artocarpus teysmannii Asplenium nidus Baccaurea angulata Barringtonia macrostachya Barringtonia racemosa Bridelia stipularis Caesalpinia sp. Calamus cesius Calamus cf. caesius Calamus cf. heteroideus Calamus cf. javensis Calamus cf. tumidus Calamus laevigatus Calamus manan Calamus ornatus Calamus sp.1 Calamus sp.2 Calamus sp.3 Calopogenium mucunoides Cananga odorata Canarium hirsutum
a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b √ − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ − − − − − −
c √ − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ − − − −
Sumber d − − − − − − − − − − − −
e − − − − − − − − − − − −
− − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − −
− − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − −
f − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − −
107
Lampiran 15 (Lanjutan 1) No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Nama Ilmiah Canarium littorale Celosia argentea Centotheca lappacea Chisocheton patens Chisocheton pentandrus Christela sp. Citrus sp. Clibadium surinamense Commersonia bartramia Coscinium fenestratum Costus speciosus Curculigo latifolia Curcuma sp. Cymbopogon sp. Cyperus flavidus Cyperus sanguinolentus Cyrtandra pendula Cyrtococcum accrescens Dalbergia sp. Dendrocnide stimulans Derris montana Desmodium heterocarpon Desmodium triflorum Dicranopteris linearis Dillenia axcelsa Dillenia indica Dinochloa scandens Dioscorea oppositifolia Dioscorea sp. Diplazium esculentum Diplazium sp. Donax cannaeformis Drynaria quercifolia Durio griffithii Durio zibethinus Dysoylum parasiticum Dysyxylum sp. Eleusine indica Erechtites valerianifolia Erycibe sp
a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Sumber c d − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − √ − − − −
e − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
f − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − −
108
Lampiran 15 (Lanjutan 2) No 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Nama Ilmiah Etlingera coccinea Eugenia sp Euodia lunu-akenda Fibraurea tinctoria Ficus annulata Ficus fistulosa Ficus glomerata Ficus montana Ficus pumila Ficus recurva Ficus sagittata Ficus sp.1 Ficus sp.2 Ficus sumatrana Ficus variegata Fimbristylis dichotoma Fissistigma Flagellaria indica Flueggea virosa Freycinetia sp 1. Freycinetia sp 2 Galearia aristifera Galearia filiformis Galearia fulva Galearia sp 1 Galearia sp 2 Garcinia havilandii Garcinia parvifolia Gigantochloa cf. atroviolacea Gigantochloa robusta Gironniera nervosa Gironniera subaequalis Glycosmis pentaphylla Gmelina elliptica Gonocaryum gracile Grewia acuminata Gymnacranthera contracta Gymnopetalum chinense Gynochtodes cariaceae Hanguana malayana
a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ −
Sumber c d − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
e − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
f − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
109
Lampiran 15 (Lanjutan 3) No 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159
Nama Ilmiah Horsfieldia glabra Horsfieldia sylvestris Hymenachne acutigluma Imperata cylindrica Ischaemum muticum Knema cinerea Knema laurina Korthalsia echinometra Korthalsia sp. Labisia pumila Lansium domesticum Laucaena glauca Leea indica Leptonychia caudata Leptonychia sp Litsea cf.machilifolia Lophopetalum sessilifolioum Lygodium circinatum Macaranga diepenhorstii Macaranga gigantea Macaranga hypoleuca Macaranga tanarius Macaranga trichocarpa Madhuca korthalsii Mallotus paniculatus Mallutus ricinoides Mangifera sp Mapania cuspida Mapania palustris Melastoma malabathricum Melothria cf.affinis Merremia peltata Merremia umbellata Mikania cordata Mimosa invisa Mimosa pigra. Mimosa pudica. Mucuna pruriens Musa sp Nephelium maingaji
a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − √ − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Sumber c d − − − − − − √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − √ − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ √ − − √ √ − −
e − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
f − − − √ − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − −
110
Lampiran 15 (Lanjutan 4) No 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199
Nama Ilmiah Oplismenus compositus Pandanus sp. Panicum cf. repens Panicum sp. Parkia speciosa Parkia sumatrana Paspalum sp Paspalum vaginatum Passiflora sp. Pericamphyllus glaucus Peronema canescens Phanera kockiana Phanera semibifida Phanera sp Phragmites karka Phyllanthus sp. Phyllanthus urinaria Phymatodes nigrescens Phythocrene palmata Pinanga sp.1 Pinanga sp.2 Piper aduncum Pleomele elliptica Plocoglottis javanica Poikilospermum suaveolens Polyalthia subcordata Psychotria sarmentosa Psychotria sp 1 Psychotria sp.2 Pternandra cordata Pterospermum diversifolium Pterospermum javanicum Pycnarrhena cauliflora Quercus subsericea Rinorea anguifera Rinorea sp Rottboellia exaltata Salacca sp Salacia macrophylla Santiria laevigata
a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − −
c − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Sumber d − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
e − − − √ − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
f − − − − √ − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
111
Lampiran 15 (Lanjutan 5) No Nama Ilmiah a 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240
Santiria toimentosa Saurauia pentaphylla/tristyla Scaphium macropadum Schefflera aromatica Schizostachyum sp. Scindapsus hederaceus Scleria purpurascens Scleria sp Scrotochloa urceolata Selaginella plana Setaria sp. Sindora leiocarpa Sp 1 Spatholobus ferrugineus Spatholobus gyrocarpus Spatholobus sp.1 Spatholobus sp.2 Spatholobus sp.3 Stachyphrynium sp. Sterculia macrophylla Sterculia oblongata Taenitis blechnoides Tectaria sp. Tephrosia sp. Tetyrastigma lanceolarium Themeda giganthea Tinomiscium phytocrenoides Trema cannabina Trevesia burckii Trichosanthes tricuspidata Uncaria glabrata Undet sp 1 Undet sp 2 Undet sp 3 Undet sp 4 Uraria crinita Urochloa mutica Uvaria cordata Uvaria hirsuta Vanilla sp. Ventilago oblongifolia
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
Sumber c d − − − − − − − − − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
e − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
f − − − − − − − √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
112
Lampiran 15 (Lanjutan 6) No Nama Ilmiah a 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283
Villebrunea rubescens Vitex pubescent Vitex vestita Xanthophyllum griffithii Zizyphus horsfieldii A.13 Achasma sp Acrosticum sp Adina polychepala Alstonia angustiloba Amomum faetus Arenga sp Arthocarpus rigidus Artocarpus champede Axonopus compresus B reptans Bambusa sp Blechnum finlaysonianum Bouvea gandaria Bracharia mutica Brachychilum sp Bridelia sp Canarium pilosum Carex fragrans Colocasia gigantea Costus speciosus Cryptococum patens A.Camus Crystocarvo sp Curcuma xanthorhiza Cynodon dactylon Cyperius compessus Cyperus cyperinus Cyperus sp Cyperus unicetus Dacryodes rugosa Daemonorops angustifolius Derris scandens Dillenia sp Dysoxylum densiflorum Elasteriospermum tapos Endospermum diadenum Eugenia densiflora
√ √ √ √ √ − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
b − − − − − √ − − − − − − √ − − − − − − − √ √ − − − − √ √ − − √ √ √ √ √ − √ −
Sumber d − √ − − − − − − √ − − − − − − − − − − √ − √ − − − − − √ − √ √ − − − − − − √ − − − − − − √ √ − − − − − − − − − − √ √ − − − √ − − − − − √ − − − − √ − − − √ − − − − c −
e − − − − − − − − − − − − − − − √ √ − − √ − − − √ √ − − − − √ − − − − − − − − − −
f − √ − − − − − √ √ √ − − √ − √ − √ − √ − − − − √ − − − − − − √ − − − − − − − − − − √
113
Lampiran 15 (Lanjutan 7) No Nama Ilmiah a 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325
Ficus asperiuscula Ficus lepicarpa Ficus sp Garcinia rostrata Gleichenia limeralis Gleichenia linearis Glochidion sp Gluta renghas Hibiscus filiaceus Hibiscus macrophalus Hopea mengrawan Johannesteijsmannia altifons Johannesteijsmannia sp Juluk hantu Kemilau (Sp. B2) Leea indica Licuala spinosa Litsea odorivera Litsea umbellata Livistona rotundifolia Macaranga pruinosa Macaranga sp Malaleuca leucadendron Mallotus paniculatus Mangifera caesia Microcos paniculata Mikania micratha Nephelium lapaceum Nephrolepis batramina Nephrolepis exaliata Nephrolepis paecata Nephrolepis sp Nicolaia speciosa Palmae sp Pandanus terristris Pangium edule Pennisetum purperium Phaneara finlaysoniana Pithecellobium lobatum Planchonia valida Polytrias praemorsa Ptetris sp
− − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − − −
b − − − − − − √ − − − √ − − − √ − − − √ − √ √ − − − − − − − − √ √ − − √ √ − − √ − − √
c − − − − √ − − − − − − − − √ − − − − − − √ − − − − − − √ − − − √ − − √ √ − − √ − − −
Sumber d √ √ √ − − − − − − − − √ √ − − − √ − − − − − − √ √ − − − − − − − √ − − − √ √ √ − √ −
e − − − − − − − − − − − − − − − − − − √ √ − − − − − − − − √ √ − − − − − − − − − − − −
f − − − √ √ − − √ √ √ − − − − − √ − √ − √ − − √ − − √ √ √ − − − − − √ √ − − − − √ − −
114
Lampiran 15 (Lanjutan 8) No Nama Ilmiah a 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 338 339 340 341 342 343 344 345
Roureopsis emarginata Saccharum spontaneum Salacca affinis Santria fleaviagata Scolopia spinosa Setaria palmifolia Shorea assamica Shorea javanica Shorea leprosula Shorea parvifolia Shorea spp Sporobulus diander Stenochlaena spec Tarrietia javanica Terminolia catapa Themeda efgigantea Vigna hosei Xylopia malayana Zingiber sp Total
Sumber : a. Supartono. 2007 b. Rizwar 2001 c. Rizwar (2002) d. Zahrah (2002) e. Suratman (2001) f. Savitra (2003)
− − − − − − − − − − − − − − − − − − − 245
b √ − − − √ − √ √ √ √ √ − √ √ √ − − − √ 30
c − − − √ − − − − − − − − − − − − − − −
Sumber d − √ √ − − − − − − − − √ − − − − √ − −
47
(√) = ditemukan (−) = tidak ditemukan
55
e − − − − − − − − − − − − − − − √ − √ − 16
f − − − − − − − − − − − − √ √ − − − − √ 49