HUBUNGAN KEBUTUHAN, PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN KEPUASAN INFORMASI TENTANG SARANA/PRASARANA TRANSPORTASI
AHMAD FAUZI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Hubungan Kebutuhan, Pemilihan dan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan Informasi tentang Sarana/ Prasarana Transportasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2013
Ahmad Fauzi NIM I352100131
i
SUMMARY AHMAD FAUZI. The Relationship of Needs, Selection and Use of Mass Media with Satisfaction Information Facilities/Infrastructure Transportation. Supervised by AMIRUDDIN SALEH and HADIYANTO. In performing the mass media function of conveying information development must have a goal that is to be expected given the information in mass media can be used together and as wide as possible as something necessary and useful for life. To be used and useful for the people then the people who need the information to know and understand the information conveyed by the mass media, and for that, people should choose to use the mass media is the source of information in order to achieve satisfaction with the information from the mass media. Specifically, the purpose of this study to: Analyze the needs of the villagers for regarding the information services transport facilities and infrastructure that exist in the media. Analyze the mass media selection by villagers in obtain regarding the information services transport infrastructure. Analyze the use of mass media by villagers in obtain regarding the information services transport infrastructure. Analyze the satisfaction of the villagers for regarding the information services transport facilities and infrastructure gained through mass media. Analyze the relationship will need about information transportation infrastructure services with the use of the mass media. Analyze the electoral connection with the use of mass media by villagers in obtaining transportation facilities and infrastructure services. Analyzing the relationship of mass media use to the satisfaction of the villagers for regarding the information services transport infrastructure. The study was conducted in the village of West Cilebut. Site selection is purposive and executed September-November 2012. The research method was correlational descriptive survey. The population is villagers in West Cilebut. Sampling was simple random sampling technique. Total sample 52 households. Data analyzed were descriptively by frequency, average, percentage, average score, average score and the total distribution chart. Analysis of the relationship using the rank Spearman test. Data analysis was performed using SPSS 18,0 for windows. The results showed that: (1) Gender male respondents with the percentage of 62,0%. (2) age of respondents classified as earning between 37-65 years at 62,0%. (3) Work on the percentage of respondents 46,6% are private employees. The need for information services respondents transportation facilities and infrastructure gained through mass media including high with the average score of 2,90. The selection of the mass media by the respondents to obtain transportation facilities and infrastructure categorized either with high or average score of 2,79. The use of the mass media by the respondents in obtaining information services to the transportation infrastructure, including the average score of 2,65 or better in the high category. Respondent satisfaction for information transport infrastructure services obtained through mediamassa were high with the average score of 2,70.
Cognitive needs have highly significant positive correlation (p < 0,01) with frekuendi indicators and goals. There is a highly significant positive correlation (p < 0,01) between affective needs with the goal, and positively correlated significantly (p < 0,05) with frekuens. The need for a real personal identity is positively related to the type and frequency of exposure situations. There is a highly significant positive correlation (p < 0,01) between the need for social relationships with the kind of exposure situations and positively correlated significantly (p < 0,05) with frequency, but correlated negatively but not significantly correlated (p > 0,05) with the aim of . There is a real positive relationship (p < 0,05) between the entertainment needs of the type of exposure situation, but correlated negatively but not significantly correlated with (p > 0,05) with frequency. In the variable selection at the reception indicator for media, functional value, value of information, and the economic value of having highly significant positive correlation (p < 0,01) with exposure to these types of situations, as well as the frequency, only media reception will significantly correlated (p < 0,05) with the frequencies. The economic value of having highly significant positive correlation (p < 0,05) with the goal, while the reception will be the media have a negative correlation but not significantly correlated (p > 0,05) with the goal. Functional value is positively associated significantly (p < 0,05) with the goal. There is a highly significant positive correlation (p < 0,01) between indicators of exposure to these types of situations by the indicators of cognitive, affective, social, and entertainment. There is a highly significant positive correlation (p < 0,01) between the frequency of the indicators with cognitive-oriented satisfaction. There is a highly significant relationship (p < 0,01) between the objective indicator of satisfaction and cognitive-oriented entertainment, and positively correlated significantly (p < 0,05) with social relationships. social relationships. It is concluded that there is a real connection between the need for information, and the selection of the mass media with the use of the mass media by the respondents, and there is a real connection between the use of mass media with the satisfaction of information service transportation facilities and infrastructure gained through mass media.
v
RINGKASAN Dalam melaksanakan fungsi menyampaikan informasi pembangunan tentunya media massa mempunyai tujuan yang diharapkan yaitu agar informasi yang disampaikan media massa tersebut dapat dimanfaatkan bersama-sama dan seluas-luasnya sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan berguna untuk kehidupan. Untuk dapat dimanfaatkan dan berguna bagi masyarakat maka masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut harus mengetahui dan memahami informasi yang disampaikan oleh media massa tersebut dan untuk itu, masyarakat harus memilih untuk menggunakan media massa yang menjadi sumber informasinya agar tercapai kepuasan terhadap informasi dari media massa tersebut. Secara spesifik, tujuan penelitian ini untuk: (1) Menganalisis kebutuhan warga desa akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang ada di media massa. (2) Menganalisis pemilihan media massa oleh warga desa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (3) Menganalisis penggunaan media massa oleh warga desa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (4) Menganalisis kepuasan warga desa akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa. (5) Menganalisis hubungan kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi dengan penggunaan media massa. (6) Menganalisis hubungan pemilihan dengan penggunaan media massa oleh warga desa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (7) Menganalisis hubungan penggunaan media massa dengan kepuasan warga desa akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Penelitian dilakukan di desa Cilebut Barat. Pemilihan lokasi secara purposive dan dilaksanakan September-November 2012. Metode penelitian survai deskriptif korelasional. Populasi adalah warga desa Cilebut Barat. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling karena hanya warga desa yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa, yang dipilih menjadi responden. Jumlah sampel 52 kepala keluarga. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan frekuensi, rataan, persentase, rataan skor, total rataan skor dan tabel distribusi. Analisis hubungan menggunakan uji rank Spearman. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18,0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Jenis kelamin responden yang laki-laki dengan jumlah persentase sebesar 62,0%. (2) Usia responden tergolong produktif antara 37 – 65 tahun sebesar 62,0%. (3) Pekerjaan responden dengan jumlah persentase 46,6% adalah pegawai swasta. Kebutuhan responden akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehnya melalui media massa termasuk tinggi dengan rataan skor 2,90. Pemilihan media massa oleh responden untuk memperoleh informasi sarana dan prasarana transportasi terkategori tinggi atau baik dengan
rataan skor 2,79. Penggunaan media massa oleh responden dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi dengan rataan skor 2,65 termasuk dalam kategori tinggi atau baik. Kepuasan responden akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehnya melalui mediamassa termasuk kategori tinggi dengan rataan skor 2,70. Kebutuhan kognitif memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan indikator frekuendi dan tujuan. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhan afektif dengan tujuan, dan berhubungan positif nyata (p< 0,05) dengan frekuens. Kebutuhan identitas pribadi berhubungan positif nyata dengan jenis situasi terpaan dan frekuensi. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhan hubungan sosial dengan jenis situasi terpaan dan berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, namun berkorelasi negative tapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05) dengan tujuan. Terdapat hubungan positif nyata (p < 0,05) antara kebutuhan hiburan dengan jenis situasi terpaan, namun berkorelasi negative tapi tidak berhubungan nyata dengan (p > 0,05) dengan frekuensi. Pada peubah pemilihan pada indikator penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan, begitu pula dengan frekuensi, hanya penerimaan akan media berhubungan nyata (p < 0,05) dengan frekuensi. Nilai ekonomi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,05) dengan tujuan, sedangkan penerimaan akan media memiliki korelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05) dengan tujuan. Nilai fungsional memiliki hubungan positif nyata (p < 0,05) dengan tujuan. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator jenis situasi terpaan dengan indikator kognitif, afektif, hubungan sosial, dan hiburan. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator frekuensi dengan kepuasan yang berorientasi kognitif. Terdapat hubungan sangat nyata (p < 0,01) antara indicator tujuan dengan kepuasan yang berorientasi kognitif dan hiburan, dan berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan hubungan sosial. hubungan sosial. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara kebutuhan akan informasi, dan pemilihan media massa dengan penggunaan media massa oleh responden, dan terdapat hubungan nyata antara penggunaan media massa dengan kepuasan responen akan informasi pelayanan sarana dan prasaran transportasi yang diperoleh melalui media massa.
v
Judul Tesis
Nama NIM
: Hubungan Kebutuhan, Pemilihan dan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan Informasi tentang Sarana dan Prasarana Transportasi : Ahmad Fauzi : I 352100131
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua
Ir. Hadiyanto, MS Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc., Agr
Tanggal Ujian: 31 Januari 2013
Tanggal Lulus:
HUBUNGAN KEBUTUHAN, PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN KEPUASAN INFORMASI TENTANG SARANA/PRASARANA TRANSPORTASI
AHMAD FAUZI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin ipb.
Penguji pada Ujian Tertutup: Ir. Sutisna Riyanto, MS.
PRAKATA Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 sampai November 2012 ini ialah informasi di media massa, dengan judul Hubungan Kebutuhan, Pemilihan dan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan Informasi tentang Sarana/Prasarana Transportasi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Bapak Ir. Hadiyanto, MS., selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Oktavianus dan Bapak Hidayat di Bagian Pemberitaan RRI Bogor, serta Mba Lela dan segenap redaksi Surat Kabar Radar Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2013
Ahmad Fauzi
ix
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 22 Maret 1967 sebagai anak pertama dari enam bersaudara dari ayah, H. Asmuni dan ibu, Waznah. Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, lulus pada tahun 1991. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan pada Program Pascasarjana IPB. Penulis bekerja sebagai Sekretaris Program Studi dan staf pengajar pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tama Jagakarsa Jakarta sejak tahun 2008 sampai sekarang. Sebelumnya penulis juga pernah menjadi staf pengajar pada Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta sejak tahun 1992 sampai tahun 2006.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ………………………………………………………
x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..
x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………
xi
PENDAHULUAN ……………………………………………………... Latar Belakang …………………………………………………… Perumusan Masalah………………………………………………. Tujuan Penelitian ………………………………………………… Kegunaan Penelitian ……………………………………………...
1 1 3 5 6
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. Teori Uses and Gratifications …………………………………… Kebutuhan Khalayak akan Informasi di Media Massa ………….. Pemilihan Media Massa oleh Khalayak ………………………… Penggunaan Media Massa oleh Khalayak ……………………… Kepuasan Khalayak akan Informasi di Media Massa …………… Media Massa …………………………………………………….. Informasi Mengenai Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Penelitian Terdahulu ……………………………………………...
7 7 9 11 14 17 20 21 25
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS …………………………. Kerangka Berpikir ………………………………………………... Hipotesis Penelitian …...………………………………………….
29 29 31
METODE PENELITIAN ………….…………………………………... Desain Penelitian ………………………………………………… Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………. Populasi dan Sampel ……………………………………………... Data dan Instrumentasi …………………………………………… Definisi Operasional ……………………………………………... Validitas dan Reliabilitas Instrumen …..………………………… Pengumpulan Data ……………………………………………….. Analisis Data ……………………………………………………...
33 33 31 34 34 35 41 42 43
HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………….. Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam Media Massa di Wilayah Bogor ………………………………….. Karakteristik Warga Desa Cilebut Barat………………………….. Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh ………………………………………...
45 45 45 50 51
Kebutuhan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat ……………………………………………….. Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat untuk Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor …………………………………... Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor …………………………………... Kepuasan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh Melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat …………………..………………………………………….. Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor ……………………….. Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor .. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor bagi Warga Desa Cilebut Barat …………………
53
56
58
60
63
67
69
SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… Simpulan …….…………………………………………………… Saran ……………………………………………………………..
71 71 72
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
73
LAMPIRAN …………………………………………………………….
77
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan antara pusat dengan daerah, atau kota dengan desa. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan kota Jakarta yang semakin hari semakin menunjukkan kegemerlapannya sebagai ibukota negara, semakin ramai sebagai pusat bisnis dan perekonomian, namun semakin pengab dengan polusi udara dan padatnya penduduk. Sebagai ibukota negara dan pusat bisnis, maka Jakarta menjadi pusat perhatian dunia sehingga pembangunan di berbagai sektor terus dilakukan, baik sarana maupun prasarana publik terus ditingkatkan untuk mempercantik Jakarta, sehingga Jakarta mempersempit kesempatan penduduk menempati rumah tinggal permanen, tempat tinggal yang ada digusur untuk dijadikan pusat perkantoran. Kalaupun ada rumah tempat tinggal itu adalah apartemen dan perumahanperumahan elit di lokasi-lokasi tertentu, yang membuat penduduk yang tergusur bermigrasi ke daerah-daerah pinggiran seputar Jakarta, seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi yang aktivitas pekerjaannya tetap di Jakarta. Salah satu daerah didominasi oleh kaum tergusur dan juga kebanyakan orang adalah daerah Bogor (baik kota maupun kabupaten), pemilihan daerah ini dikarenakan letaknya tidak begitu jauh dengan Jakarta, mudahnya akses transportasi, dan udaranya yang sejuk. Salah satu daerah di Bogor yang banyak diminati penduduk adalah Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Penduduk Desa Cilebut Barat yang kebanyakan kaum pindahan ini, merupakan penduduk dengan aktivitas dan mobilitasnya sangat tinggi yang dilakukan di Kota Jakarta dan daerah sekitar Bogor. Meskipun namanya desa tetapi penduduknya hanya sedikit yang bermata pencarian sebagai petani melainkan sebagai lebih banyak sebagai pegawai, baik negeri maupun swasta. Untuk mencapai tempat aktivitasnya tersebut, maka warga atau penduduk Desa Cilebut Barat ini lebih banyak menggunakan jasa transportasi kereta api, angkutan umum atau ada juga yang menggunakan ojek atau motor maupun mobil pribadi, sehingga ketergantungan mereka terhadap transportasi umum mengakibatkan mereka membutuhkan informasi-informasi tentang transportasi, yang salah satunya mereka dapatkan melalui media massa. Dari beberapa media massa yang ada di Wilayah Bogor, terdapat beberapa acara yang menginformasikan atau memberitakan informasi mengenai transportasi yang merupakan informasi pembangunan di Wilayah Bogor, di antaranya seperti Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Pro 1 FM di 93,75 MHz pada acara Bogor Kiwari (Bahasa Sunda yang dalam Bahasa Indonesianya adalah “Bogor hari ini”) yang mengudara setiap pagi pukul 07.00 – 10.00 WIB, Radio Siaran Pemerintah (Pemkot) Bogor FM di 93,0 MHz yang menyiarkan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan instansi pemerintahan
Kota Bogor dan informasi pembangunan lainnya di Wilayah Bogor, yang mengudara setiap pagi hari antara pukul 07.00 – 10.00 WIB, Megaswara TV yang menayangkan acara TALAS (berita dan ulasan) Bogor dan program berita lainnya, yang menginformasikan serta membahas dengan mengundang nara sumber tentang peristiwa seputar ideologi, politik, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan di Wilayah Bogor, yang ditayangkan setiap pagi hari mulai pukul 07.00 – 08.00WIB dan malam hari mulai pukul 18.00 – 19.00 WIB, media on line seperti internet salah satunya dapat mengakses pada situs www.kotabogor.co.id sedangkan untuk media massa cetak, Jurnal Bogor misalnya setiap harinya selalu ada informasi pembangunan di Wilayah Bogor dan sekitarnya dengan beritaberita pembangunan di bidang ideologi, politik, sosial-budaya dan pertahanan keamanan sesuai dengan peristiwa aktual yang sedang terjadi. Media massa yang hadir di Wilayah Bogor sebagai salah satu produk kemajuan pembangunan tentunya juga mengemban tugas dan fungsi baik sebagai suatu lembaga maupun sebagai media komunikasi massa. Fungsi media dalam melaksanakan kegiatan komunikasi massa, menurut McQuail (1996) di antaranya adalah bahwa media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi media di sini dapat sebagai sumber informasi dengan cara menyampaikan informasi pembangunan mengenai sarana dan prasarana transportasi kepada masyarakat yang merupakan salah satu proses komunikasi pembangunan. Sehubungan dengan itu, Dilla (2007) menyimpulkan bahwa komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan pendidikan dan keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku. Sebagai proses penyebaran informasi dan penerangan kepada masyarakat, titik pandang komunikasi pembangunan difokuskan pada usaha penyampaian dan pembagian (sharing) ide, gagasan, dan inovasi pembangunan antara pemerintah dan masyarakat. Pada proses tersebut, informasi dibagi dan dimanfaatkan bersamasama dan seluas-luasnya sebagai sesuatu yang berguna untuk kehidupan. Dalam melaksanakan fungsi menyampaikan informasi pembangunan tentunya media massa tersebut di atas mempunyai tujuan yang diharapkan yaitu agar informasi yang disampaikan media massa tersebut dapat dimanfaatkan bersama-sama dan seluas-luasnya sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan berguna untuk kehidupan. Untuk dapat dimanfaatkan dan berguna bagi masyarakat maka masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut harus mengetahui dan memahami informasi yang disampaikan oleh media massa tersebut dan untuk itu, masyarakat harus memilih untuk menggunakan media massa yang menjadi sumber informasinya agar tercapai kepuasan terhadap informasi dari media massa tersebut. Mengenai kebutuhan, pemilihan dan penggunaan, dengan kepuasan akan informasi oleh masyarakat ini telah banyak diteliti oleh beberapa peneliti. Namun yang menjadi fokus penelitian ini berbeda seperti yang dilakukan oleh Agustini (2009) yang menyimpulkan bahwa efek penggunaan radio mengenai informasi pembangunan di bidang kesehatan berupa efek kognitif, afektif dan konatif dapat
terjadi pada masyarakat yang memilih radio untuk kemudian menggunakannya secara aktif, sedangkan dalam penelitian Manihuruk (2002), aktivitas penggunaan media internet secara relatif di kalangan pelajar itu sangat rendah frekuensinya sehingga penggunaannya tergantung pada kebutuhannya. Sehubungan dengan itu DeFleur dan Sandra (1989) menjelaskan bahwa khalayak mempunyai motif tertentu, mencari informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Dari kedua penelitian di atas, maka yang digunakan untuk penelitian kebutuhan, pemilihan dan penggunaan, dengan kepuasan akan media massa oleh masyarakat tentang informasi pembangunan di wilayah Bogor ini akan tercermin pada empat aspek, yaitu: (1) Kebutuhan masyarakat Bogor akan informasi pembangunan di Wilayah Bogor yang ada di media massa, (2) Pemilihan media massa oleh masyarakat dalam memperoleh informasi pembangunan di Wilayah Bogor, (3) Penggunaan media massa oleh masyarakat dalam memperoleh informasi pembangunan di Wilayah Bogor, (4) Kepuasan masyarakat terhadap informasi pembangunan di Wilayah Bogor dari media massa yang telah dipilih dan digunakannya. Didorong oleh keempat tema pokok inilah maka dibuat satu analisis tentang kebutuhan, pemilihan dan penggunaan, dengan kepuasan akan media massa oleh masyarakat dalam memperoleh informasi pembangunan di Wilayah Bogor melalui pendekatan uses and gratifications yang dinyatakan oleh Katz et al. (1973) bahwa selain aktif khalayak juga memiliki kebutuhan tertentu dimana tersedia beberapa alternatif komunikasi dan secara sadar khalayak akan memilih media dan pesan-pesan yang dapat memenuhi kebutuhannya. Perumusan Masalah Masyarakat di Wilayah Bogor sebagian besar merupakan masyarakat desa tradisional yang sedang tumbuh dan berubah ke suatu tingkat hidup yang umumnya lebih layak. Demikian juga struktur komunikasi yang dimiliki di wilayah Bogor umumnya berpola tradisional melalui tatap muka, itupun melalui jaringan sosial yang telah lama terbentuk dan relatif bersifat tetap antara kaum elit desa dengan masyarakat umumnya. Namun demikian, di pihak lain kecepatan pembangunan di berbagai bidang termasuk teknologi komunikasi menyebabkan melubernya pelbagai informasi yang mampu menerobos batas-batas kelas dan pelapisan sosial yang selama ini dijaga teramat ketatnya. Desa yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Cilebut Barat yang terletak sekitar 4 km dari pusat Kota Bogor dan dekat dengan daerah-daerah potensial ekonomi seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sasaran penelitian ini adalah warga Desa Cilebut Barat yaitu kepala keluarga yang berdomisili di desa tersebut atau paling tidak anggota keluarga yang berusia minimal 17 tahun. Setelah diamati di desa tersebut warganya sebagian besar pekerjaannya bukan saja petani tetapi ada juga pekerja di instansi pemerintah atau swasta, ada juga buruh pabrik serta pedagang yang aktivitasnya banyak dilakukan di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitar kota Bogor walaupun demikian desa tempat mereka berdomisili merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Bogor sehingga informasi mengenai Wilayah Bogor sangat mereka perlukan terutama
informasi mengenai pembangunan yang menyangkut masalah-masalah sarana dan prasarana transportasi karena mobilitas aktivitas mereka yang tinggi berada di luar atau sekitar wilayah Bogor. Dalam Peraturan Pemerintah No. 5/2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010 – 2014, sasaran yang hendak dicapai dari pembangunan sarana dan prasarana transportasi yaitu: (1) Terpenuhinya kebutuhan minimum pelayanan jasa transportasi sekaligus pendukung upaya pemulihan ekonomi, (2) Terpeliharanya kondisi fisik sarana dan prasarana transportasi agar dapat memberikan pelayanan sampai dengan batas umur teknis yang sudah direncanakan, (3) Meningkatkan sistem manajemen transportasi, (4) Meningkatkan jasa pelayanan sarana dan prasarana melalui standar teknis yang sesuai dengan kebutuhan yang berkembang secara efisien. Berdasarkan pengamatan pada Januari-Pebruari 2012 dengan cara membaca, mendengar dan melihat di beberapa media massa di Wilayah Bogor tentang informasi pembangunan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang dimuat atau diberitakan di media massa tersebut, sebagian besar (90%) merupakan informasi mengenai pelayanan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor, seperti informasi layanan tiket kereta api, jadwal buka-tutup jalur puncak, perbaikan jalan dan jembatan serta pengalihan jalur angkot. Untuk itu, penelitian ini menitikberatkan pada informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Informasi-informasi tersebut dikemas dan disampaikan lewat media massa baik cetak maupun elektronik serta media online. Media massa yang dimaksud dalam hal ini adalah media massa modern seperti televisi, radio, suratkabar, majalah, dan media online. Fenomena sederhana yang terjadi tentang kebutuhan, pemilihan dan penggunaan serta kepuasan warga Desa Cilebut Barat terhadap media dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang ditemui setelah diamati antara lain, bahwa kebanyakan mereka membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa, misalnya mengenai perubahan jalur trayek angkot, jadwal perjalanan kereta api, hal-hal yang terjadi di jalan raya atau situasi masyarakat yang disebabkan karena pembangunan jalan (tol) dan terminal melalui program berita atau informasi di radio atau televisi karena selain menambah pengetahuan juga dapat menghibur dibanding kalau mereka harus bertanya ke petugas terkait yang memakan waktu lama. Mereka memilih media massa untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor tidak berdasarkan keinginan atau kesadaran sendiri tetapi banyak dilakukan karena orang lain, misalnya orang tua membeli suratkabar karena permintaan anaknya di rumah walaupun orang tua tersebut ikut membacanya atau mereka memilih tv prabayar karena terpaksa atau terpengaruh bujukan sales man atau bahkan ikut-ikutan karena tetangganya berlangganan tv prabayar tersebut. Mereka yang pekerjaannya petani, menonton televisi dilakukan karena mereka tidak memiliki pekerjaan lain setelah mereka melakukan pekerjaan bercocok tanam, kemudian mereka mengatakan bahwa mereka mendengarkan program tentang informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di radio terutama lebih menikmati sajian musik atau lagu-lagu yang diperdengarkan daripada
menyerap informasi yang disajikannya serta ada juga mereka yang tidak puas akan suatu informasi yang dibacanya melalui suratkabar kemudian mencarinya melalui televisi dan juga ada yang bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu, atau kepada staf kantor desa tentang informasi yang sama. Dari fenomena-fenomena tersebut di atas, maka rumusan penelitian yang relevan diidentifikasi sebagai berikut: 1. Sejauh mana kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang ada di media massa? 2. Sejauh mana pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor? 3. Sejauh mana penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor? 4. Sejauh mana kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang diperoleh melalui media massa? 5. Sejauh mana hubungan kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat? 6. Sejauh mana hubungan pemilihan dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor? 7. Sejauh mana hubungan penggunaan media massa dengan kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor?
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka hal tersebut digunakan sebagai acuan untuk merumuskan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah untuk: 1. menganalisis kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi dalam media massa di Wilayah Bogor. 2. menganalisis pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. 3. menganalisis penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. 4. menganalisis kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang ada di media massa di Wilayah Bogor.
5. menganalisis hubungan kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat. 6. menganalisis hubungan pemilihan dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. 7. Menganalisis hubungan penggunaan media massa dengan kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana di Wilayah Bogor.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihakpihak sebagai berikut: 1. Perkembangan ilmu komunikasi pada umumnya dan pada tataran empiris di masa yang akan datang khususnya mengenai komunikasi pembangunan. 2. Pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot) sebagai partner media massa dalam penyebaran informasi pembangunan, khususnya informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor kepada masyarakat khususnya di wilayah Bogor. 3. Media massa lokal yang berada di Wilayah Bogor dalam pemberitaan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang menyeluruh dan berimbang.
TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratifications Untuk membantu menjawab permasalahan penelitian, maka seperti yang sudah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan teori uses and gratifications yang jika dibandingkan dengan modelmodel penelitian komunikasi massa terdahulu yang menyelidiki pengaruh pesan efek komunikasi secara kemanistik (satu sisi kepentingan komunikator belaka) maka sudah sejak lama telah terjadi pergeseran anggapan efek, dimana uses and gratifications sebagai perspektif baru mengalihkan penyelidikan tentang hubungan sosial dalam khalayak. Model ini dimulai dengan adanya lingkungan sosial yang menentukan semua kebutuhan manusia. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri demografis, afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Khalayak dalam model ini mempunyai kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial, maupun kebutuhan untuk melepaskan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Kebutuhan tersebut (dalam konstruksi model ini) dapat dipuaskan melalui sumber lain maupun media massa. Melalui sumber lain kebutuhan dapat terpenuhi melalui keluarga, teman-teman, komunikasi interpersonal (antar pribadi), maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui penyaluran hobi. Kebutuhan melalui media massa dipenuhi melalui suratkabar, radio, televisi, film atau media massa lainnya baik dalam isinya maupun melalui daya terpaannya (exposure) serta konteks sosial tempat di mana terpaan berlangsung. Pertanyaan utama dalam model penelitian ini bukan pada sejauh mana media tersebut dapat mengubah sikap dan perilaku manusia, tetapi pada sejauhmana media tersebut dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi tekanannya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu. Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan, sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial. Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan, sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial. Model uses and gratifications ini digambarkan hubungannya oleh Blumler et al. (1974) seperti terlihat pada Gambar 1.
Kebutuhan khalayak
Lingkungan sosial 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian
1. Kebutuhan kognitif 2. Kebutuhan afektif 3. Kebutuhan integratif personal 4. Kebutuhan integratif sosial 5. Pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan.
Sumber-sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Mengisi waktu luang
Penggunaan media massa 1. Jenis-jenis media: suratkabar, radio, televisi dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dari terpaan media
Pemuasan media (fungsi) 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial
Gambar 1 Model Uses and Gratifications (Blumler et al. 1974) Berdasarkan model penelitian ini, jika dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan di sini maka penelitian ini akan mengetahui kebutuhan sosial dan kebutuhan pribadi warga Desa Cilebut Barat akan media massa modern dalam memilih dan menggunakan media massa tersebut untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor untuk mencapai kepuasan akan informasi yang telah disajikan oleh media massa tersebut, sumber informasi yang digunakan dalam hal ini jelas, yaitu media massa dan media massa yang digunakan adalah media massa modern bukan yang tradisional. Dengan menggunakan model ini peneliti berusaha menemukan hubungan di antara peubah-peubah yang diukur. Seringkali peneliti hanya menganalisis sebagian saja komponen-komponen dari model uses and gratifications tersebut.
Kebutuhan Khalayak akan Informasi di Media Massa Pendekatan uses and gratification menekankan pada motif dan kebutuhan diri yang dirasakan oleh khalayak. Blumler et al. (1974) menyimpulkan bahwa, orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi yang sama untuk tujuan yang sangat berbeda. Isi media yang sama bisa memuaskan kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Tidak ada satu cara orang menggunakan media. Sebaliknya, ada banyak alasan untuk menggunakan media karena ada pengguna media. Kebutuhan dasar, situasi sosial, dan latar belakang individu, seperti pengalaman, kepentingan, dan pendidikan, mempengaruhi ide-ide tentang apa yang khalayak inginkan dari media dan media mana yang terbaik yang dapat memenuhi kebutuhannya, artinya khalayak menyadari dan dapat menyatakan motif dan kepuasannya sendiri untuk menggunakan media yang berbeda. Versi lain dari motivasi khalayak diusulkan oleh McGuire (1974), berdasarkan teori umum dari kebutuhan manusia. Ia membedakan antara dua jenis kebutuhan: kognitif dan afektif. Kemudian, McGuire menambahkan tiga dimensi: "Pelestarian, inisiasi aktif versus pasif, orientasi tujuan eksternal versus internal, dan stabilitas emosi pertumbuhan" dan ketika memetakan, faktor-faktor ini menghasilkan 16 jenis motivasi yang berlaku untuk menggunakan media. Katz et al. (1973) mengembangkan 5 (lima) kebutuhan yang diambil dari fungsi sosial dan psikologis dari media massa dan menempatkan kebutuhan tersebut ke dalam lima kategori : 1. Kebutuhan kognitif, termasuk memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman. 2. Kebutuhan afektif, termasuk emosi, kesenangan, perasaan. 3. Kebutuhan integratif pribadi, termasuk kredibilitas, status stabilitas. 4. Kebutuhan integratif sosial, termasuk berinteraksi dengan keluarga dan temanteman. 5. Kebutuhan melepaskan ketegangan, termasuk melarikan diri dan pengalihan. Dari klasifikasi di atas, kemudian McQuail (1983) mengembangkan klasifikasi tersebut dengan argumentasinya tentang alasan umum untuk menggunakan media: Informasi 1. Mencari tahu tentang peristiwa yang relevan dan kondisi di sekitarnya, masyarakat dan dunia. 2. Mencari nasihat tentang hal-hal praktis atau pendapat dan pilihan keputusan 3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum 4. Belajar; pendidikan diri 5. Memperoleh rasa aman melalui pengetahuan. Identitas Pribadi 1. Menemukan penguatan nilai-nilai pribadi 2. Menemukan model perilaku 3. Mengidentifikasi orang lain (di media)
4. Mendapatkan wawasan diri sendiri. Integrasi dan Interaksi Sosial 1. Mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain; empati sosial 2. Mengidentifikasi dengan orang lain dan memperoleh rasa memiliki 3. Menemukan dasar untuk percakapan dan interaksi sosial 4. Memiliki pengganti untuk kehidupan nyata persahabatan 5. Membantu untuk melaksanakan peran-peran sosial 6. Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat. Hiburan 1. Melarikan diri atau dialihkan dari masalah 2. Santai 3. Mendapatkan kenikmatan estetika budaya atau intrinsik 4. Mengisi waktu 5. Emosional 6. Gairah seksual. Sejarah telah menunjukkan bahwa media baru seperti internet sering menimbulkan kepuasan-kepuasan baru dan motivasi baru di antara berbagai kelompok penonton (Angleman, 2000). Dimensi-dimensi baru dari motivasi pengguna dan kepuasan perlu diidentifikasi. Meskipun motivasi untuk penggunaan Internet dapat bervariasi diantara individu, situasi, dan penggunaan media, sebagian besar studi penggunaan dan kepuasan penjelajahannya didasarkan pada beberapa atau semua dimensi berikut: relaksasi, persahabatan, kebiasaan, berlalunya waktu, hiburan, interaksi sosial, informasi/surveilans, gairah, dan melarikan diri (Lin, 1999). Rafaeli (1986) menemukan bahwa motivasi utama dari pengguna buletin adalah rekreasi dan hiburan, diikuti dengan belajar apa yang orang lain pikirkan tentang isu-isu kontroversial dengan berkomunikasi dengan orang-orang yang peduli dalam sebuah komunitas. McQuail (1994) menjelaskan bahwa konten hiburan muncul untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk melarikan diri, kesenangan hedonistik, kenikmatan estetika, atau pelepasan emosi. Hal tersebut ditambahkan oleh Luo (2002) bahwa menyediakan hiburan, oleh karena itu, dapat memotivasi pemirsa untuk menggunakan media lebih sering. Kuehn (1993) mengatakan bahwa interaksi tinggi juga ditemukan sebagai motivasi untuk menggunakan internet. Schumann dan Thorson (1999), serta Ko (2002) menyebut bahwa perhatian pada kemampuan interaktif internet melalui kelompok diskusi, e-mail, memesan langsung, dan link ke informasi yang lebih lanjut. Dengan demikian, Lin (2001) menyarankan bahwa layanan online harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan orang akan informasi yang berguna serta peluang interaksi sosial. Dari klasisifikasi dan penjelasan di atas diketahui bahwa banyak motif yang mendorong khalayak untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dalam media massa, yaitu kebutuhan kognitif, afektif, integratif pribadi, dan integratif sosial serta hiburan, begitu juga dengan hasil penelitian Angleman, Lin, Luo, Rafaeli, Kuehn serta Schumann dan Thorson menunjukkan bahwa orang membutuhkan media untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, identitas pribadi dan integratif
sosial serta hiburan. Untuk itu kebutuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor dari aspek kognitif, afektif, identitas pribadi, dan integritas (hubungan) sosial serta hiburan. Jadi dengan demikian kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor di media massa dari kebutuhan kognitif adalah kebutuhan akan pengetahuan tentang peristiwa yang relevan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi; pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan untuk bertransportasi; dan mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri. Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan akan perasaan senang, aman, tenang, percaya dan yakin dari pelayanan yang diberikan oleh jasa transportasi. Kebutuhan identitas pribadi adalah kebutuhan akan penemuan kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dalam bertransportasi; penemuan model berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi; mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media; dan memiliki wawasan diri sendiri mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan hubungan sosial adalah kebutuhan untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi; dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman, dan keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan akan hiburan adalah kebutuhan untuk dapat mengantisipasi keadaan pelayanan transportasi yang akan atau sedang terjadi; mengisi waktu luang; menghilangkan kejenuhan; membantu memecahkan masalah; melepaskan ketegangan dalam diri sendiri; dan merasa santai.
Pemilihan Media Massa oleh Khalayak Teori Penggunaan dan Pemenuhan kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal seperti penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Seperti, alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. Contohnya seperti detik.com saat kerusuhan 1998. Koran jelas kurang cepat dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis dan dapat diulang (UTN, 2011).
Selain sebagai suatu institusi atau lembaga, media massa juga merupakan suatu produk yang dipasarkan atau dijual kepada masyarakat, yang dalam hal ini menjual informasi yang disajikannya. Untuk itu, masyarakat dapat memilih media massa yang mana yang akan dikonsumsi. Dalam teori Komunikasi Pemasaran dikatakan bahwa seseorang dalam menentukan pilihan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, nilai fungsional, sosial, emosional, epistemik, dan kondisional (Shimp, 2003). Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Surisno (2009) tentang pilihan mahasiswa terhadap konsentrasi bidang ilmu komunikasi terapan pada program D3 di Universitas Sebelas Maret, Solo menyimpulkan bahwa mahasiswa memilih ditentukan oleh nilai fungsional dan nilai informatif dari pesan yang disampaikan. Semakin dibutuhkan fungsi pendidikan di bidang komunikasi maka akan semakin dicari oleh masyarakat pendidikan di sektor komunikasi. Kemudian semakin lengkap informasi yang disampaikan mengenai bidang pendidikan tersebut maka mahasiswa akan semakin mantap akan pilihannya. Selain kedua nilai tersebut, tingkat ekonomi masyarakatpun dapat mempengaruhi pilihan mereka terhadap media massa. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu. Nilai fungsional media massa merupakan nilai dari fungsi media massa. Fungsi media massa menurut Sutaryo (2005) adalah menghibur, meyakinkan (mengukuhkan sikap, mengubah sikap, menggerakkan, dan menawarkan etika atau sistem nilai tertentu), menginformasikan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersamaan, dan pengawasan (surveillance). Berdasarkan hasil penelitian Supaat (2010) disimpulkan bahwa nilai fungsional suatu media diketahui dari seberapa mampu media tersebut memenuhi kegunaannya, yakni: sebagai media berkomunikasi, menyampaikan ide, gagasan, dan imajinasi dari peristiwa dan/atau sumbernya kepada khalayaknya. Menurut Sutabri (2005) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai informasi dari sebuah berita dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mudah Diperoleh Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu sistem. 2. Luas dan Lengkap Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. 3. Ketelitian Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat. 5. Ketepatan Waktu Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi tidak bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan. 6. Kejelasan Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi, kejelasan informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi. 7. Fleksibilitas / Keluwesan Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes informasi tersebut. 8. Dapat Dibuktikan Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah. 9. Tidak Ada Prasangka Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias. 10. Dapat Diukur Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan. Mengenai nilai ekonomis, Edward D. Heller (2001) membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu: a. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda. b. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya. c. Nilai biaya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung. d. Nilai tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari yang mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya. Dari hasil kajian Universitas Twente Nederland, Surisno serta pendapat dari Shimp, Sutaryo, Supaat, Sutabri, dan Heller maka yang dimaksud dengan pemilihan media massa dalam konteks ini adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor berdasarkan penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomis dari media yang dipilih. Penerimaan akan media adalah pemilihan suatu media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media massa tersebut merupakan
media pengganti media lama, penampilan media tersebut menarik, media tersebut memiliki teknologi baru, dan fitur-fitur media tersebut mudah dipahami. Nilai fungsional media adalah media massa tersebut sebagai media yang menginformasikan, memotivasi dan mengawasi dari peristiwa dan/atau sumbernya kepada khalayaknya. Nilai informasi yaitu pemilihan suatu media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor karena informasi dari media tersebut mudah diperoleh, informasinya luas, lengkap, akurat, cocok dengan pengguna, aktual, jelas, bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dapat dibuktikan, tidak ada prasangka, dan sumber beritanya dapat dipercaya. Nilai ekonomis media adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang didasarkan pada nilai guna, nilai kebanggaan, nilai biaya, dan nilai tukar dari media massa tersebut.
Penggunaan Media Massa oleh Khalayak Berdasarkan pendekatan uses and gratification dijelaskan bahwa pelbagai kebutuhan (kognitif, afektif, integritas sosial dan pelarian) disajikan dalam sekumpulan fungsi dan kegunaan media massa. Menurut Blumler et al. (1972) paling tidak dalam prakteknya media massa melaksanakan empat fungsi, pertama, media melengkapi kita dengan informasi tentang lingkungan sekitarnya (surveillance), kedua, media massa melengkapi kita sebagai tempat pelarian untuk melepaskan ketegangan yang terus menerus dan dari masalah-masalah yang menghimpit serta sebagai suatu sarana untuk mengeluarkan perasaan (escape diversion), ketiga, media merupakan sarana untuk menunjukkan kepribadian, meneliti realitas dan memperkuat nilai (identitas pribadi), dan keempat media melengkapi kita dengan informasi untuk mengetahui dan berhubungan dengan lingkungan sosial kita/lingkungan sosial yang lainnya. Sedangkan penggunaan media massa menurut Katz et al. (1973) meliputi: (1) Isi media, misalnya berita, opera sabun, drama kriminal tv, dan lain-lain; (2) Jenis media, contohnya media cetak, radio, televisi; (3) Jenis situasi terpaan, misalnya di rumah, di luar rumah, sendiri atau dengan orang lain. Pendekatan penggunaan media oleh khalayak ini merupakan pendekatan yang disebut sebagai myopic yang dikemukakan oleh Elihu Katz (1987) yang menekankan bahwa, banyak peneliti terdahulu terlalu menekankan pandangannya yang berat sebelah dan yang lebih mementingkan pengaruh media daripada bagaimana seharusnya media digunakan sebagai sesuatu yang bermanfaat atau sebagai pemuas. Untuk mengetahui hubungan antara khalayak dengan medianya maka harus dilihat konsep fungsi media secara terinci. Sebagai ilustrasi, konsep yang akan dipaparkan di sini adalah konsep para penonton memanfaatkan media massa yang dalam hal ini adalah film sebagai media elektronik yang tertua selain itu banyak penelitian yang membahas masalah tentang film. Selain itu juga, penggunaan media seperti hasil penelitian Herta Herzog (1944) dalam Liliweri (1991) yang menemukan alasan kenapa orang
menggunakan media, yaitu 1) compensation through the identification, (2) fill the longing and (3) service. Pada era penggunaan teknologi komunikasi banyak penelitian yang memfokuskan pada penelitian media online dengan perangkat komputer atau laptop, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rafaeli (1986) yang meneliti bagaimana dan mengapa siswa menggunakan komputer, Rafaeli menemukan bahwa pengguna jarang melewatkan pesan faktual atau informatif, yang menunjukkan minat yang kuat dalam pesan jenis ini. Steve (1998) juga menyarankan bahwa alasan paling penting mengapa orang menggunakan internet adalah untuk mengumpulkan berbagai macam informasi. Lin (2001) menemukan hasil yang sama ketika dia meneliti tentang adopsi layanan online bahwa layanan online terutama dianggap sebagai media yang sarat informasi, dan khalayak yang membutuhkan untuk penerimaan informasi adalah yang paling mungkin untuk mengadopsi layanan online. Menggunakan internet juga dikaitkan dengan serangkaian instrumen serta hiburan yang berorientasi kepada kepuasan (Lin, 1999). Beberapa sarjana telah meneliti dan menemukan bahwa hiburan lebih penting daripada bertukar informasi dalam memicu penggunaan media (Schlinger, 1979; Yankelovich Partners, 1995). Kemudian, Johnson dan Kaye (1998) meneliti internet sebagai sumber informasi politik, mereka menemukan bahwa secara primer orang menggunakan web terutama untuk pengawasan dan bimbingan dan sekundernya untuk hiburan, utilitas sosial serta kegembiraan. Dalam sebuah studi dari web sebagai alternatif menonton televisi, Ferguson dan Perse (2000) menemukan empat motivasi utama khalayak menggunakan internet: hiburan, menghabiskan waktu, relaksasi/ melarikan diri dan informasi sosial. Internet menggabungkan elemen-elemen dari media massa dan komunikasi interpersonal. Karakteristik yang berbeda dari internet menyebabkan dimensi tambahan dalam hal pendekatan penggunakan dan kepuasan. Misalnya, "belajar dan sosialisasi" yang disarankan sebagai motivasi penting untuk menggunakan internet (James et al. 1995). "Keterlibatan pribadi dan hubungan berlanjut" juga diidentifikasi sebagai aspek motivasi baru oleh Eighmey dan McCord (1998) ketika mereka menyelidiki reaksi penonton ke situs web. Potensi untuk kontrol pribadi juga tertanam dalam menggunakan internet. Pavlik dan Everette (1996) mencatat bahwa online, memberdayakan orang untuk bertindak, berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas dalam proses politik. Jenis penggunaan dapat menyebabkan peningkatan harga diri, self-efficacy, dan kesadaran politik (Lillie, 1997). Studi lain yang mengidentifikasikan anonimitas sebagai salah satu alasan mengapa orang melakukan online. Menurut McKenna dan Bargh (2000), orang menggunakan keamanan anonimitas online untuk mengembangkan persahabatan yang sehat dan memuaskan kebutuhan mereka untuk bersosialisasi. Mereka yang bermain Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (MMORPG) melaporkan bahwa anonimitas mengurangi kesadaran diri dan memotivasi perilaku mereka dalam bermain game (Foo & Koivisto, 2004). Survei lain yang dilakukan oleh Choi dan Haque (2002) juga menemukan anonimitas sebagai faktor motivasi baru untuk penggunaan internet. Beberapa juga menemukan
bahwa internet menawarkan komunikasi yang demokratik kepada peserta anonim dalam komunitas virtual seperti chat room. Ryan (1995) menunjukkan bahwa anonimitas memotivasi pengguna untuk berbicara lebih bebas di internet daripada di kehidupan nyata, sementara itu Braina (2001) menambahkan bahwa dengan sedikit kecemasan akan hukuman sosial dan tuduhan, kelompok minoritas juga dapat berpartisipasi dalam proses komunikasi yang disediakan oleh teknologi yang universal. Dimensi-dimensi penggunaan dan kepuasan mengasumsikan audiens aktif melakukan pilihan dan termotivasi menggunakan media. McQuail (1994) menambahkan dimensi lain untuk definisi ini. Dia menyatakan: baik keadaan sosial pribadi maupun disposisi psikologis bersama-sama mempengaruhi kebiasaan umum menggunakan media dan juga keyakinan dan harapan tentang manfaat yang ditawarkan oleh media, yang membentuk tindakan spesifik untuk memilih dan mengkonsumsi media, diikuti oleh penilaian dari nilai pengalaman (dengan konsekuensi untuk menggunakan media lebih lanjut) dan, mungkin aplikasi manfaat yang diperoleh di daerah lain pengalaman dan aktivitas sosial. Ini diperluas dengan penjelasan untuk berbagai kebutuhan individu, dan membantu untuk menjelaskan variasi dalam pemilihan media untuk kepuasan yang berbeda. Dari dimensi-dimensi penggunaan yang sudah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dimensi penggunaan media massa yang dapat diterapkan pada kasus penelitian penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor ini adalah dimensi-dimensi jenis situasi terpaan, frekuensi, dan tujuan. Jenis situasi terpaan yaitu keadaan warga Desa Cilebut Barat saat menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor entah itu menonton televisi, mendengar radio, membaca suratkabar, majalah atau membuka internet di komputer, handphone, i-pad atau android dalam keadaan sendiri, bersama keluarga, bersama teman di rumah atau di luar rumah, bersama keluarga di rumah atau di luar rumah, bersama teman dan keluarga di rumah, atau di luar rumah. Frekuensi menonton, membaca atau mendengar yaitu sering atau tidaknya warga Desa Cilebut Barat menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Tujuan menggunakan media yaitu harapan manfaat yang dapat dicapai oleh warga Desa Ciebut Barat saat menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi agar berdaya untuk bertindak, berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas dalam proses pembangunan, atau sekedar mengisi waktu luang atau dapat juga sebagai kegiatan untuk melarikan diri dari rutinitas dan kejenuhan.
Kepuasan Khalayak akan Informasi di Media Massa Setelah orang atau seseorang menggunakan media massa, diharapkan orang tersebut mendapatkan kepuasan akan hasil yang didapatnya, yaitu hasil dari menggunakan media massa tersebut, misalnya kepuasan karena informasi yang dicarinya melalui media massa telah berhasil memenuhi apa yang menjadi keinginan atau yang diharapkannya. Berbicara mengenai kepuasan Compesi (dalam Liliweri, 1991) mendapatkan gambaran mengenai kepuasan orang menggunakan media yang didapat berdasarkan hasil penelitiannya tentang kepuasan orang menonton opera, yaitu: (1) Hiburan Penonton menjadikan program opera itu sebagai media untuk menghibur karena didalamnya mengandung unsur kejenakaan, (2) Kebiasaan Penonton mengakui bahwa karena menonton telah menjadi kebiasaan yang rutin yang akibatnya dapat membantu menggantisipasi masa depan yang lebih baik. (3) Mengisi waktu Penonton opera yang ditonton asyik sebagai pengisi waktu, (4) Kewajiban sosial Program yang ditonton dapat dijadikan sebagai sarana interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya. Misalnya orang menonton program karena didorong ingin menonton bersama-sama dan bertukar pikiran tentang tema program, (5) Santai Program yang ditonton dapat membantu orang untuk dapat menghilangkan ketegangan, (6) Menghilangkan kejenuhan Dengan menonton program tersebut seseorang dapat menghilangkan kejenuhan karena tidak ada pilihan yang lain atau media penggantinya, (7) Membantu memecahkan masalah Program tersebut sangat membantu memecahkan pelbagai masalah dalam kehidupan penonton. Tema program dapat memberikan petunjuk bgaimana seharusnya kita memahami dan membantu orang lain sehingga kita dapat merefleksi kenyataan hidup orang lain. Pada khalayak yang menonton siaran televisipun dapat diketahui bagaimana khalayak menggunakan media dan merasa puas terhadap suatu program tertentu, hal ini seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Levy dan Windahl (1985) yang mengelompokkan lima perbedaan asas penggunaan media dan kepuasan terhadap media berdasarkan pemirsanya sebagai: (1) Pengawasan dan penjaminan Televisi dianggap sebagai media yang pemberitaannya dapat mengakibatkan pirsawannya lebih mampu melihat kenyataan hidup ini secara lebih baik, artinya kehidupan yang dialami tidak seluruhya baik sebagaimana yang digambarkan, mungkin kehidupan itu lebih baik di hari esok. Televisi
berfungsi sebagai pengawas jalannya kehidupan pirsawan dan melalui pemberitaannya dapat memberikan jaminan bagi kehidupan yang lebih aman. (2) Orientasi kognitif Pemirsa dapat membandingkan ide-idenya dengan ide dan komentar dari penyiar televisi. Menonton televisi dapa meningkatkan pengetahuan, pandangan, pendapat dan keyakinan tentang dunia. (3) Ketidakpuasan atau kekecewaan Televisi dapat memberikan suatu gambaran yang berlebihan dan malah keliru tentang sesuatu peristiwa, akibatnya orang menjadi tidak puas dan merasa kecewa. (4) Orientasi perasaan Televisi mengubah perasaan seseorang, misalnya dari yang kurang senang menjadi lebih senang, tidak suka menjadi lebih suka, dari tidak marah menjadi sagat marah (5) Menghibur atau menyenangkan Televisi dianggap sebagai media yang menghibur dan menyenangkan orang lain. Blumler et al. (1972) mengusulkan model "media interaksi orang" untuk mengklasifikasikan empat kepuasan dari media: (1) Diversi: melarikan diri dari rutinitas atau masalah; pelepasan emosi, (2) Hubungan pribadi: persahabatan; utilitas sosial; (3) Identitas pribadi: referensi diri; eksplorasi realitas; memperkuat nilai, dan (4) Surveilans (bentuk pencarian informasi). Lommeti seperti yang dikutip oleh Jalal (1995) mendefinisikan gratification sought sebagai kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang bila ia menggunakan media massa tertentu. Blumler seperti yang dikutip oleh Jalal (1995) juga menambahkan bahwa dalam membayangkan kepuasan yang diperoleh, seseorang berpegang pada prinsip utility (manfaat), interpersonality (penggunaan diarahkan pada motif), selectivity (cerminan kepentingan), dan imperviousness to influence (‘kebal’ pengaruh lain). Hal ini berbeda dengan definisi gratification obtained menurut Lommeti, yaitu kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media. Konsep gratification sought dan gratification obtained ini berguna untuk mengetahui apa saja yang didapat dari penggunaan media massa dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Andarwati dan Sankarto (2005) menyimpulkan bahwa pemenuhan kepuasan dalam menggunakan internet dapat berupa pengetahuan, kegunaan, dan kesenangan. Chandrataruna (2011) dalam penelitiannya mengenai kepuasan pengguna handphone yang hasilnya begitu jelas kesenjangan tingkat kepuasan antara pelanggan yang menikmati media sosial di ponsel dan yang tidak mempunyai karena beberapa faktor. Namun, poin yang sangat penting adalah pengguna ponsel yang memiliki akses jejaring sosial relatif lebih kaya wawasan dan pengalaman positif terhadap ponselnya sendiri. Hasil penelitian Hasrul dan Omar (2011) tentang Transformasi penyiaran televisyen melalui internet: kajian perhubungan kepuasan terhadap pengguna remaja menyimpulkan bahwa kemunculan internet membawa banyak perubahan dalam landskap media massa. Media konvensional telah beralih kepada format digital dan membentuk satu penggabungan media yang mampu menarik minat khalayak terutama golongan
remaja. Kajian ini memilih satu medium baru hasil dari gabungan internet dan televisyen iaitu portal stesen televisyen untuk menilai tahap kepuasan penggunaan medium tersebut dalam kalangan pengguna remaja. Penilaian dibuat dengan menerka hubungan antara kepuasan yang dicari (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) bagi empat ukuran kepuasan iaitu keperluan mendapatkan maklumat, hiburan, utiliti interpersonal dan juga interaktiviti. Kajian eksperimen ini juga menilai kepuasan yang diperoleh daripada penggunaan terhadap dua portal televisyen; RTM sebagai stesen penyiaran awam dan TV3 sebagai stesen penyiaran swasta. Hasil dapatan kajian menunjukkan wujud perhubungan yang signifikan di antara kepuasan yang dicari dengan kepuasan yang diperoleh bagi keempat-empat ukuran kepuasan yang dikaji dalam kajian ini. Dari hasil penelitian-penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan yang diperoleh dari penggunaan media oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor adalah orientasi kognitif, orientasi perasaan, identitas personal, hubungan sosial, dan hiburan maka yang dimaksud kepuasan dalam penelitian ini adalah kepuasan warga desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor berdasarkan orientasi kognitif, orientasi perasaan, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan yang didapat setelah memilih dan menggunakan media massa. Kepuasan berdasarkan orientasi kognitif yaitu kepuasan yang diperoleh waga desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berupa meningkatnya pengetahuan tentang peristiwa yang relevan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi; menemukan pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan untuk bertransportasi; dan mendapat pelajaran sebagai pendidikan diri. Kepuasan berdasarkan orientasi perasaan adalah kepuasan yang diperoleh warga Desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berupa perubahan perasaan yang menyangkut rasa senang, aman, tenang, percaya, dan yakin tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Kepuasan berdasarkan identitas pribadi yaitu kepuasan yang diperoleh warga Desa Cilebut Barat setelah memilih dan menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berupa kepuasan diri pribadi karena menemukan model berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah keselamatan, aksebilitas yang tinggi, keterpaduan, kapasitas yang mencukupi, keteraturan, kelancaran dan kecepatan, mudah dicapai, ketepatan waktu, kenyamanan, keterjangkauan tarif, ketertiban, keamanan, dan efisiensi transportasi. Kepuasan dari hubungan sosial adalah kepuasan karena mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transpotasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi; dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman,
atau keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kepuasan dari aspek hiburan adalah kepuasan yang didapat karena dapat mengantisipasi keadaan yang menyangkut masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor; sebagai pengisi waktu luang; dapat bertukar pikiran dengan orang lain; menghilangkan kejenuhan; membantu memecahkan masalah; melepaskan ketegangan dalam diri sendiri; dan merasa santai.
Media Massa Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media massa juga merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan kata mass media yang bermakna alat penghubung. Media massa dalam Moeliono (1995) bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat. Sarana komunikasi itu dapat berupa suratkabar, majalah, buku, radio dan televisi (Junus, 2006). Jadi media massa mengarah kepada alat yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi. Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media karena media ini menghubungkan masyarakat yang sangat luas maka dapat dikatakan media itu menjadi media massa. Media massa merupakan alat utama dalam proses komunikasi massa. Oleh karena itu media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara cepat kepada audience yang sangat luas dan heterogen dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2003). Di Indonesia, media atau pers itu sudah diatur dalam sebuah UndangUndang (UU) mulai dari pengertian sampai pelaksanaannya, yaitu UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. Dalam UU ini pers didefinisikan sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Menurut Adji (dalam Liliweri, 1991) pers diartikan dalam dua hal yaitu: 1. Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau beritaberita dengan kata tertulis 2. Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan. Merujuk pada penjelasan mengenai media massa, pers dan komunikasi massa di atas, dapat disimpulkan bahwa media massa adalah media komunikasi massa yang merupakan produk dari pers yang menyajikan berbagai informasi
kepada masyarakat mengenai fenomena-fenomena atau gejala -gejala sosial yang terjadi di tengah tengah kehidupan masyarakat sendiri, baik yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, budaya, politik maupun berbagai sektor kehidupan masyarakat lainnya sedangkan pers merupakan sebutan atau nama dari lembaga yang memproduksi media massa. Selanjutnya media massa dan pers merupakan media (perantara) terjadinya proses komunikasi massa. Jadi, meskipun secara arti ketiga terminologi (istilah) tersebut mempunyai perbedaan yang cukup mendasar, tetapi pada hakikatnya ketiga istilah itu merupakan satu kesatuan yang saling terkait sehingga tidak heran apabila terdapat literatur yang mengkaji salah satu istilah tersebut, baik media massa, pers maupun komunikasi massa sering dalam pembahasan pada penelitian ini senantiasa mengikutsertakan kedua istilah yang lainnya dan media massa yang dimaksud di sini hanya media massa modern seperti media massa elektronik yaitu: televisi dan radio, media massa cetak yaitu: suratkabar dan majalah, serta media massa online yaitu: komputer (laptop, net book), handphone, smartphone (BlackBerry, i-phone), Tablet (i-pad, android)
Informasi Mengenai Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi Sarana dan prasarana transportasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaran dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, dan lain-lain. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya meliputi jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, persampahan, dan air kotor. Transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pergerakan atau perpindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan suatu sistem tertentu untuk maksud tertentu. Kegiatan manusia yang berbagai macam dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan perlu bergerak dan saling berhubungan (Elib, 2007). Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut terdapat dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Jenis moda transportasi yang digunakan sangat beragam, seperti mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, dan kapal laut. Pergerakan tanpa moda transportasi biasanya bergerak pendek yaitu 1 – 2 km (Tamin, 1997). Untuk memenuhi kebutuhan pergerakan dengan moda transportasi ini, perlu disediakan sarana dan prasarana transportasi yaitu: alat yang bergerak, ruang untuk alat angkut tersebut, tempat berhentinya (untuk bongkar-muat), pengaturan kegiatan transportasi, lokasi untuk berproduksi, lokasi pemasaran, serta perencanaan yang terpadu untuk perkembangan selanjutnya. Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta, konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi suatu pengetahuan. Informasi dapat berupa: pengetahuan baru; teori; prinsip; ide; teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan; metode (David, 2004).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Perhud) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (2012) menyatakan bahwa sarana dan prasarana transportasi di Indonesia merupakan suatu sistem yang disebut Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yaitu tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. Informasi mengenai transportasi ini merupakan informasi pembangunan sehingga kesatuan pernyataan, pandangan dan ide, dalam penyelenggaraan pembangunan, diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan. Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran pemerintah, seiring semakin besarnya peran masyarakat. Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk mempengaruhi kebijakan publik sebelum diputuskan. Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam kemitraan antara lain Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen pendukung pembangunan lainnya. Agar komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh informasi dan koordinasi pembangunan secara terpadu. Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang maka informasi pembangunan dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian: 1. Dalam arti luas Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi sosialbudaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan. 2. Dalam arti sempit Komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Dalam konteks ini komunikasi pembangunan dilihat sebagai rangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. Pengertian ini tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh berbagai badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dalam menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai (Khoirul, 2010). Jadi informasi pembangunan yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat melalui media massa adalah informasi pembangunan dalam arti luas yang mencakup tentang informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan, dan transportasi yang dimaksud adalah transportasi umum seperti angkutan perkotaan (angkot), bus, dan kereta api. Dalam Peraturan Pemerintah No. 5/2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010–2014, dijabarkan bahwa sarana dan prasarana transportasi amat berperan sebagai pendukung kegiatan ekonomi dan berfungsi untuk menyediakan jasa pelayanan bagi arus pergerakan orang, barang dan jasa, khususnya distribusi barang dan jasa dan sumber bahan baku. Tujuan pembangunan sarana dan prasarana transportasi adalah meningkatkan pelayanan jasa transportasi secara efektif, handal, berkualitas, aman dan menekan harga tinggi serta mewujudkan sistem transportasi daerah dan nasional secara terpadu sebagai bagian dari suatu sistem distribusi yang mampu memberikan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat luas, termasuk meningkatkan jaringan desa-kota yang memadai. Dalam hal ini informasi pembangunan yang sering diberitakan oleh media massa di Wilayah Bogor adalah berita mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi, di mana pembangunan sarana dan prasarana transportasi merupakan penyempurnaan perangkat pengaturan dan kelembagaannya, serta dengan memanfaatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga fokus penelitian ini adalah informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat melalui media massa sehingga warga tersebut memilih salah satu media massa yang kemudian digunakannya untuk memperoleh informasi tersebut untuk mendapatkan kepuasan akan informasi tersebut. Di atas telah dijelaskan bahwa pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Indonesia merupakan suatu sistem yang disebut dengan sistranas. Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional.
Adapun sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Mengenai efektivitas pelayanan transportasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian kecelakaan terhadap jumlah pergerakan kendaraan dan jumlah penumpang dan atau jumlah barang. 2. Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi dapat menjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan perbandingan antar panjang dan kapasitas jaringan transportasi dengan luas wilayah yang dilayani. 3. Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarmoda dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang meliputi pembangunan, pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga efektif dan efisien. 4. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasarana transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa. Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai dengan karakteristik masing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana transportasi dengan jumlah penduduk pengguna transportasi, antara sarana dan prasarana, antara penumpang-kilometer atau ton-kilometer dengan kapasitas yang tersedia. 5. Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal waktu keberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur antara lain dengan jumlah sarana transportasi dengan jumlah sarana transportasi berjadwal terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi. 6. Lancar dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain kecepatan kendaraan per satuan waktu. 7. Mudah dicapai, dalam arti bahwa pelayanan menuju kendaraan dan dari kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui informasi yang jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan ke sarana transportasi atau sebaliknya. 8. Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan jadwal yang tepat, baik saat keberangkatan maupun kedatangan, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan pasti. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan jumlah pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu terhadap jumlah sarana transportasi berangkat dan datang.
9. Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi penumpang selama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur dari ketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standarnya. 10. Tarif terjangkau, dalam arti terwujudnya penyediaan jasa transportasi yang sesuai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan tetap memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa transportasi . Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan transportasi terhadap pendapatan. 11. Tertib, dalam arti pengoperasian sarana transportasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain perbandingan jumlah pelanggaran dengan jumlah perjalanan. 12. Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor eksternal transportasi baik berupa gangguan alam, gangguan manusia, maupun gangguan lainnya. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan. 13. Polusi rendah, dalam arti polusi yang ditimbulkan sarana transportasi baik polusi gas buang, air, suara, maupun polusi getaran serendah mungkin. Keadaan dapat diukur antara lain dengan perbandingan antara tingkat polusi yang terjadi terhadap ambang batas polusi yang ditetapkan. 14. Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimal dengan pengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah, operator, masyarakat dan lingkungan, atau memberikan manfaat tertentu dengan pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan manfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan utilisasi merupakan tingkat penggunaan kapasitas sistem transportasi yang dapat dinyatakan dengan indikator seperti faktor muat penumpang, faktor muat barang dan tingkat penggunaan sarana dan prasarana (Ditjen Perhud, 2012). Dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi di atas maka informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang menjadi sasaran informasi yang diberitakan di media massa Wilayah Bogor meliputi, kecelakaan dari pengoperasian transportasi, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, kapasitas sarana dan prasarana transportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan, kelancaran dan kecepatan, lokasi terminal (tempat mangkal) transportasi, tujuan yang akan dicapai (trayek), ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan, keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) bagi masyarakat, serta ketertiban dan keamanan. Penelitian Terdahulu Penelitian dengan pendekatan teori uses and gratifications sudah banyak dilakukan dengan berbagai topik, hal ini dipetakan beberapa penelitian seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu Topik Paradigma Metodologi Sebuah studi Positivistis Survei, sampel penggunaan pengguna dan kepuasan internet dari internet sejumlah 222 LambdaMOO interaksi situs sosial: berbicara dengan "dinosaurus” Amin Sar Medium Positivistis Survei, populasi Manihuruk internet dan pelajar mulai (2002) penggunaannya dari SLTP, oleh pelajar SMU, dan (studi kasus di perguruan tinggi, Propinsi Jawa sampel 170 Barat) orang, analisis bersifat deskriftif dengan penekanan pada data modus Xueming Teori Positivistis Survei – Luo (2002) penggunaan eksplorasi, dan gratifikasi sampel dan perilaku Emahasiswa, konsumen: pengujian studi dengan pemodelan pendekatan teori persaman persamaan struktural. pemodelan struktural (SEM). Peneliti J.Ryan (1995)
Sri Retno Andarwati dan Bambang S. Sankarto (2005)
Pemenuhan Positivistis kepuasan penggunaan internet oleh peneliti Badan Litbang PertanianBogor
Hasil Penggunaan media dan gratifikasi dengan pendekatan ke LambdaMOO internet interaksi situs sosial.
Penggunaan media dan gratifikasi, human communication, interpersonal, small group, organizational dan mass.
Penggunaan media dan gratifikasi, yang berusaha untuk mengeksplorasi pengaruh keinformatifan, hiburan, dan iritasi pada berbagai perilaku konsumen online seperti sikap terhadap web, penggunaan web, dan kepuasan web. Survei terhadap Penggunaan dan pengguna gratifikasi, internet di penggunaan Balitnak, internet dan Balitvet, dan BB kepuasan Biogen menggunakannya.
Peneliti Topik Sihol Maruli Efektivitas Tua (2010) komunikasi interpersonal, media facebook, kepuasan interaksi mahasiswa Unikom.
Paradigma Post positivistis
Metodologi Survei-teknik analisis deskriptif, sampel mahasiswa sejumlah 89 orang, uji statistik korelasi Kendall.
Hasil Penggunaan media dan gratifikasi, komunikasi interpersonal.
Dari beberapa penelitian tedahulu di atas dapat diadaptasi beberapa aspek yang kemudian juga digunakan dalam penelitian ini. Topik penelitian ini merupakan gambaran dari teori uses and gratifications yang akan mengetahui tentang kebutuhan, pemilihan, penggunaan dan kepuasan akan informasi di media massa, dengan dasar teori uses and gratifications serta konsep-konsep mengenai kebutuhan, pemilihan, penggunaan dan kepuasan, juga tentang media massa dan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Topik ini berbeda dari penelitian terdahulu yang lebih banyak mengaplikasikan teori uses and gratifications hanya untuk media internet saja sementara di sini aspek kebutuhan, pemilihan dan penggunaan media massa dengan kepuasan informasi dikemukakan mengingat teori uses and gratifications menyatakan bahwa khalayak aktif dalam memilih dan menggunakan media massa. Paradigma yang digunakan adalah positivistik dengan metode survei melalui pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional.
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Teori uses and gratifications menekankan bahwa khalayak aktif memilih untuk menggunakan media, maka atas dasar itu pada penelitian ini ditambahkan peubah pemilihan media sebagai obyek yang diteliti. Media massa yang dipilih di sini adalah media massa modern, seperti radio, televisi, dan suratkabar, media online, bukan media tradisional. Pemilihan dan penggunaan media massa ini untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor sehingga warga Desa Cilebut Barat terpuaskan oleh informasi yang diperolehnya melalui media massa tersebut. Kebutuhan warga Desa Cilebut Barat untuk memilih dan menggunakan media didasarkan atas karakteristik individu pemilih dan pengguna media dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yangada pada media massa yang dalam hal ini informasi tersebut meliputi: kecelakaan dari pengoperasian transportasi, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, kapasitas sarana dan prasarana transportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan, kelancaran dan kecepatan, lokasi terminal (tempat mangkal) transportasi, tujuan yang akan dicapai (trayek), ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan, keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) bagi masyarakat, serta ketertiban dan keamanan. Kebutuhan warga akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi meliputi: kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan akan pengetahuan tentang peristiwa yang relevan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi; pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan untuk bertransportasi; dan perolehan rasa aman bertransportasi. Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan akan perasaan dan emosi dari pelayanan yang diberikan oleh jasa transportasi. Kebutuhan dari aspek identitas pribadi adalah kebutuhan akan penemuan kekuatan dalam diri tentang norma/nilai/cara bertransportasi; penemuan model berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi; dan memiliki wawasan diri sendiri sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan integratif sosial adalah kebutuhan untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi; dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman atau keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan akan hiburan adalah kebutuhan untuk dapat mengantisipasi keadaan pelayanan transportasi yang akan atau sedang terjadi; mengisi waktu luang; menghilangkan kejenuhan; membantu memecahkan masalah; melepaskan ketegangan dalam diri, dan merasa santai. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka warga Desa Cilebut Barat memilih dan menggunakan media massa untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Pemilihan
media tersebut didasarkan atas penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomis. Untuk penggunaan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi didasarkan atas jenis situasi terpaan, frekuensi menonton, membaca atau mendengar, dan tujuan menggunakan media. Setelah warga Desa Cilebut Barat memilih dan menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana di Wilayah Bogor, diharapkan mendapatkan kepuasan. Kepuasan yang diharapkan di sini adalah kepuasan berdasarkan orientasi kognitif, perasaan, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan. Berikut adalah kerangka berpikir yang dapat dilihat pada Gambar 2. X1. Kebutuhan informasi X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
kognitif afektif H1 identitas pribadi hubungan sosial hiburan
Y1. Penggunaan media massa
Y2. Kepuasan informasi
Y1.1. jenis situasi terpaan Y1.2. frekuensi Y1.3. tujuan
Y2.1. Y2.2. Y2.3. Y2.4. Y2.5.
H2
X2. Pemilihan media massa X2.1. penerimaan akan media X2.2. nilai fungsional X2.3. nilai informasi X2.4. nilai ekonomis
Gambar 2. Kerangka Berpikir
orientasi kognitif orientasi afektif identitas pribadi hubungan sosial hiburan
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir maka dirumuskan beberapa hipotesis penelitian (H1) sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan nyata antara kebutuhan dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. 2. Terdapat hubungan nyata antara pemilihan dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. 3. Terdapat hubungan nyata antara penggunaan media massa dengan kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang diperoleh melalui media massa.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional karena menggambarkan atau menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih peubah (Sigit, 1999), selain itu deskripsi korelasional digunakan bila periset ingin mengetahui mengapa suatu kondisi tertentu mempengaruhi terjadinya sesuatu. Peneliti tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tetapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua peubah atau lebih. Peneliti dituntut membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antar peubah yang diteliti. Analisis data menggunakan uji statistik inferensial (Kahfi, 2008). Dengan pendekatan ini dapat dideskripsikan serta dijelaskan hubungan antar peubah secara mendalam dengan unit analisis yang dalam hal ini adalah kepala keluarga (KK) atau anggota keluarga yang berusia 17 tahun ke atas karena pada usia tersebut diasumsikan sudah memiliki aktivitas seperti bekerja, sekolah atau kuliah yang sudah membutuhkan informasi dan dapat memilih serta mampu menggunakan media massa tersebut untuk mencapai kepuasan informasi di media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor, selain itu mereka juga sudah dapat memberikan pendapat atau dapat mengisi kuesioner yang diajukan karena memiliki pengetahuan tentang informasi tersebut. Peubah yang diteliti adalah peubah kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa sebagai peubah bebas (X1), pemilihan warga Desa Cilebut Barat terhadap media massa sebagai peubah bebas (X2), penggunaan warga Desa Cilebut Barat terhadap media massa sebagai peubah tidak bebas (Y1), dan kepuasan warga Desa Cilebut Barat akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa sebagai peubah tidak tidak bebas (Y2).
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Bogor sebagai lokasi penelitian yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi desa tersebut letaknya dekat dengan pusat Kota Bogor dan yang aktivitas warganya dilakukan di sekitar Kota Bogor seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi sehingga informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa menjadi sangat penting diperoleh untuk menunjang aktivitas warga tersebut, selain itu juga telah
dipahami keberadaan wilayah desa tersebut serta diketahui perilaku warga yang berhubungan dengan kebutuhan, pemilihan, penggunaan media massa, serta kepuasannya akan media massa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan, yaitu dimulai pada bulan September sampai bulan Nopember 2012.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian ini adalah warga Desa Cilebut Barat, kecamatan Sukaraja, Bogor yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa, yang berjumlah 103 (seratus tiga) kepala keluarga (KK). Sampel Berdasarkan populasi penelitian maka ditentukan sampel dengan teknik probability sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sederhana tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Sampel penelitian ini sebanyak 50% yaitu 52 (lima puluh dua) orang dengan pertimbangan dana, tenaga dan waktu peneliti. Ke-52 orang ini diundi yang diambil dari jumlah populasi (dapat dilihat pada Lampiran 2 sebagai kerangka sampel).
Data dan Instrumentasi Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengajukan pertanyaan/pernyataan dalam bentuk kuesioner yang berisi daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan mereka memberikan respons atas daftar pertanyaan/pernyataan mengenai peubah-peubah penelitian yaitu, tentang kebutuhan, pemilihan, penggunaan, dan kepuasan warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Data sekunder berupa data dari kantor Desa Cilebut Barat berupa dokumen atau arsip tentang warga Desa Cilebut Barat dan hasil wawancara dengan beberapa media massa cetak atau elektronik untuk mengetahui tentang programprogram tentang penyiaran atau penyebaran informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa tersebut.
Instrumentasi Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan mengajukan pernyataanpernyataan kepada warga Desa Cilebut Barat. Kuesioner tersebut dibangun dan disusun berdasarkan operasionalisasi peubah-peubah yang diteliti. Dengan demikian kuesioner tersebut terdiri dari 5 (lima) bagian (lihat Lampiran 2) yaitu, bagian pertama adalah karakteristik atau profil pemilih dan pengguna media massa yang meliputi tentang informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dipilih, jenis media yang digunakan, nama media yang digunakan, dan waktu terakhir memperoleh informasi di media. Bagian kedua, kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan media massa meliputi, kebutuhan dari aspek kognitif, afektif, identitas pribadi, aspek integratif sosial, dan aspek hiburan. Bagian ketiga tentang pemilihan warga Desa Cilebut Barat terhadap media massa meliputi, penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomis. Bagian keempat tentang penggunaan warga Desa Cilebut Barat terhadap media massa meliputi, jenis situasi terpaan, frekuensi, dan tujuan. Bagian kelima tentang kepuasan warga Desa Cilebut Barat terhadap media massa dalam memperoleh informasi pembangunan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor meliputi, kepuasan berdasarkan orientasi kognitif, orientasi perasaan, aspek identitas pribadi, aspek hubungan sosial, dan aspek hiburan.
Definisi Operasional Berkaitan dengan penelitian maka dioperasionalisasikan konsep mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai berikut: Pelayanan sarana dan prasarana transportasi merupakan jasa yang diberikan oleh transportasi umum seperti angkutan perkotaan (angkot), bus dan kereta api yang meliputi sarana dan prasarana mengenai: 1. Kecelakaan dari pengoperasian transportasi. 2. Ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. 3. Kapasitas sarana dan prasarana transportasi. 4. Keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi. 5. Kelancaran dan kecepatan transportasi. 6. Pencapaian lokasi terminal (tempat mangkal) transportasi. 7. Tujuan yang akan dicapai (trayek) transportasi 8. Ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi. 9. Keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) transportasi bagi masyarakat. 10. Ketertiban dan keamanan transportasi. Berkaitan dengan pelayanan tersebut di atas, maka peubah-peubah penelitian yang dioperasionalkan sebagai berikut: (X1) Kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi di media massa dijabarkan sebagai suatu keinginan yang diharapkan dari media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Kebutuhan tersebut meliputi:
(X1.1) Kebutuhan kognitif, yaitu: - Kebutuhan untuk menambah pengetahuan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan akan pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai dasar pengambilan keputusan. - Kebutuhan untuk mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (X1.2) Kebutuhan afektif yaitu kebutuhan akan perasaan, yaitu: - Kebutuhan akan perasaan senang dari pelayanan sarana dan prasarana yang diberikan oleh jasa transportasi. - Kebutuhan akan perasaan aman dari pelayanan sarana dan prasarana yang diberikan oleh jasa transportasi. - Kebutuhan akan perasaan tenang dari pelayanan sarana dan prasarana yang diberikan oleh jasa transportasi. - Kebutuhan akan perasaan percaya dari pelayanan sarana dan prasarana yang diberikan oleh jasa transportasi. - Kebutuhan akan perasaan yakin dari pelayanan sarana dan prasarana yang diberikan oleh jasa transportasi. (X1.3) Kebutuhan identitas pribadi yaitu: - Kebutuhan untuk memperoleh kekuatan dalam diri tentang norma/nilai/cara/aturan bertransportasi dari informasi tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk menemukan model/cara berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang ada di media berkaitan dengan masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk memiliki wawasan diri pribadi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (X1.4) Kebutuhan hubungan sosial yaitu: - Kebutuhan untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transpotasi. - Kebutuhan untuk menumbuhkan rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk menemukan dasar sebagai bahan percakapan dengan keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk menemukan dasar sebagai bahan percakapan dengan teman mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi.
(X1.5) Kebutuhan akan hiburan meliputi: - Kebutuhan untuk dapat mengantisipasi keadaan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk mengisi waktu luang dari informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk menghilangkan kejenuhan dari informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk membantu memecahkan masalah mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk melepaskan ketegangan dalam diri dari informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kebutuhan untuk bersantai dengan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Data yang diperoleh dari kebutuhan tersebut di atas dijadikan skala ordinal, dengan standar pengukuran didasari ketentuan nilai jika pernyataan sangat tidak setuju dengan skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3 dan sangat setuju dengan skor 4. (X2) Pemilihan suatu media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor dijabarkan sebagai suatu kegiatan warga Desa Cilebut Barat dalam mencari dan menyeleksi media massa untuk memenuhi kebutuhannya, yang dalam hal ini media massa tersebut adalah media massa modern baik cetak maupun elektronik berdasarkan: (X2.1) Penerimaan akan media yaitu: - Menerima media massa yang dipilih sebagai pengganti media lama. - Menerima media massa yang dipilih karena penampilan media tersebut menarik. - Menerima media massa yang dipilih karena media tersebut memiliki teknologi baru. - Menerima media massa yang dipilih karena fitur-fitur media tersebut mudah dipahami. (X2.2) Nilai fungsional meliputi: - Media massa tersebut berfungsi sebagai penyebar informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi secara informatif. - Media massa tersebut dalam menyebarkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai motivator mengenai hal tersebut bagi pengaksesnya. - Media massa tersebut dalam menyebarkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai pengawas dari peristiwa mengenai hal tersebut bagi pengaksesnya. - Media massa tersebut dalam menyebarkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai
pengawas mengenai sumber berita dari hal tersebut bagi pengaksesnya. - Media massa tersebut dalam menyebarkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai penghibur bagi pengaksesnya. (X2.3) Nilai informasi meliputi: - Media massa tersebut informasinya luas. - Media massa tersebut informasinya lengkap - Media massa tersebut informasinya akurat. - Media massa tersebut informasinya cocok/sesuai kebutuhan pembaca - Media massa tersebut informasinya aktual. - Media massa tersebut informasinya jelas. - Media massa tersebut informasinya bermanfaat untuk pengambilan keputusan. - Media massa tersebut informasinya dapat dibuktikan. - Media massa tersebut informasinya tidak ada prasangka. - Media massa tersebut informasinya dari sumber berita yang dapat dipercaya. (X2.4) Nilai ekonomis meliputi: - Media massa tersebut memiliki nilai guna. - Media massa tersebut memiliki kebanggaan. - Media massa tersebut harganya terjangkau - Media massa tersebut biaya penggunaannya terjangkau. - Media massa tersebut biaya perawatannya terjangkau - Media massa tersebut memiliki nilai jual kembali yang memadai. Data yang diperoleh dari pemilihan tersebut di atas dijadikan skala ordinal, dengan standar pengukuran didasari ketentuan nilai jika pernyataan sangat tidak setuju dengan skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3 dan sangat setuju dengan skor 4. (Y1) Penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasana transportasi di Wilayah Bogor dijabarkan sebagai perilaku warga untuk aktif menggunakan media massa dari terpaan/keterdedahan terhadap informasi tersebut dalam memenuhi kebutuhannya, yang meliputi: (Y1.1) Jenis situasi terpaan yaitu: - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan sendiri di rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan sendiri di luar rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama keluarga di rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama keluarga di luar rumah.
- Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama teman di rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama teman di luar rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama keluarga dan teman di rumah. - Mendengar, melihat atau membaca media dalam keadaan bersama keluarga dan teman di luar rumah. (Y1.2) Frekuensi yaitu: - Sangat sering menggunakan media massa yang dipilih dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Sering menggunakan media massa yang dipilih dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kadang-kadang menggunakan media massa yang dipilih dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (Y1.3) Tujuan menggunakan media yaitu: - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk dapat melakukan tindakan sehubungan dengan hal tersebut. - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain mengenai hal tersebut. - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas dalam proses pembangunan yang menyangkut hal tersebut. - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk sekedar mengisi waktu luang. - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk melarikan diri dari rutinitas. - Harapan yang diinginkan dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk menghilangkan kejenuhan. Data yang diperoleh dari penggunaan tersebut di atas dijadikan skala ordinal, dengan standar pengukuran didasari ketentuan nilai jika pernyataan sangat tidak setuju dengan skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3 dan sangat setuju dengan skor 4. (Y2) Kepuasan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor dijabarkan sebagai perubahan perilaku pada
warga dengan terpenuhinya kebutuhan dalam hal kepuasan yang dicari sesuai dengan apa yang diperoleh setelah memperoleh informasi tersebut. Kepuasan terhadap media massa tersebut meliputi: (Y2.1) Kepuasan berdasarkan orientasi kognitif yaitu: - Kepuasan karena meningkatnya pengetahuan tentang informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena menemukan pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan mengenai hal tersebut. - Kepuasan karena mendapat pelajaran sebagai pendidikan diri dari informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (Y2.2) Kepuasan berdasarkan orientasi perasaan yaitu kepuasan yang diperoleh setelah memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor, yaitu: - Kepuasan karena merasa senang akan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena merasa aman akan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena merasa tenang akan pelayanan sarana an prasarana transportasi. - Kepuasan karena merasa percaya akan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena merasa yakin akan pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (Y2.3) Kepuasan berdasarkan aspek identitas pribadi yaitu: - Kepuasan karena memperoleh kekuatan dalam diri tentang norma/nilai/cara/aturan bertransportasi dari informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan. - Kepuasan karena menemukan model berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah pelayanan sarana danprasarana transportasi. - Kepuasan karena mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media berkaitan dengan hal pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena memiliki wawasan diri pribadi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (Y2.4) Kepuasan dari aspek hubungan sosial yaitu: - Kepuasan karena mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi. - Kepuasan karena memperoleh rasa memiliki akan sarana dan prasarana transportasi.
- Kepuasan karena menemukan dasar sebagai bahan percakapan dengan teman atau keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. (Y2.5) Kepuasan dari aspek hiburan yaitu: - Kepuasan karena dapat mengantisipasi keadaan transportasi. - Kepuasan karena dapat sebagai pengisi waktu luang. - Kepuasan karena dapat menghilangkan kejenuhan. - Kepuasan karena dapat membantu memecahkan masalah. - Kepuasan karena dapat menghilangkan ketegangan dalam diri. - Kepuasan karena merasa santai. Data yang diperoleh dari kepuasan tersebut di atas dijadikan skala ordinal, dengan standar pengukuran didasari ketentuan nilai jika pernyataan sangat tidak setuju dengan skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3 dan sangat setuju dengan skor 4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas adalah ‘keabsahan’ yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok dalam Singarimbun & Effendi, 2011). Instrumentasi perlu diperkuat validitasnya agar mampu mewakili indikator peubah penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperkuat validitas dari instrumentasi penelitian dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan yaitu mendefinisikan secara operasional konsep yang diukur, dengan cara: (1) mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis di dalam literatur, (2) mendiskusikan konsep tersebut dengan para ahli dan dosen pembimbing, (3) menanyakan definisi konsep yang diukur kepada calon responden atau orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Singarimbun & Effendi, 2011). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir pernyataan dengan skor total pada setiap peubah dengan menggunakan teknik korelasi interaksi silang (product moment Pearson). Berdasarkan hasil uji validitas (lihat Lampiran 3) yang diujikan pada 20 orang responden diperoleh nilai kritis sebesar 0,415 artinya butir pernyataan yang nilainya di bawah nilai kritis adalah tidak valid, kemudian dimodifikasi kembali tata bahasanya agar lebih dipahami oleh responden. Reliabilitas Instrumen Menurut Ancok (dalam Singarimbun & Effendi, 2011) reliabilitas adalah ‘keterpercayaan’ indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Penentuan koefisien reliabilitas intrumen lebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner kepada pengguna media massa yang memiliki karakteristik sama dengan karakteristik obyek penelitian yaitu warga Desa Cilebut Barat sebanyak 20 responden. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat
dapat dipahami dengan mudah oleh responden, artinya pertanyaan jelas, tidak menimbulkan pemahaman ganda, serta tidak terlalu panjang sehingga menimbulkan kebosanan. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik split half reliability test atau uji reliabilitas belah dua (bantuan SPSS versi 18,0). Berdasarkan rtabel (α = 5% dan db= 19) adalah 0,456, hasil analisis nilai koefisien berada pada kisaran antara 0,812 sampai 0,652 (lihat Lampiran 3) sehingga dapat dikatakan instrumen reliabel dan dapat dipergunakan. Koefisien reliabilitas tiap peubah tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Koefisien Uji Reliabilitas Belah Dua pada Setiap Peubah penelitian Peubah Penelitian Kebutuhan informasi
Nilai Koefisien Reliabilitas 0,810
Pemilihan media massa
0,812
Penggunaan media massa
0,652
Kepuasan akan informasi
0,705
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian dapat berlangsung sampai mendapakan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, didapatkan strategi dan prosedur yang digunakan dalam mencari data di lapangan. Jenis data yang dapat dipergunakan dalam penelitian adalah (1) data primer, dan (2) data sekunder. Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan oleh manusia dalam hal ini adalah peneliti sendiri dengan cara memberikan atau membacakan kuesioner kepada responden. Metode pengumpulannya bersifat terstruktur dan terbuka, artinya dalam pengisian kuesioner ini responden yang dalam hal ini warga Desa Cilebut Barat, kecamatan Sukaraja, Bogor, diberitahu tentang tujuan penelitian yang dilakukan agar responden dalam memberikan jawaban sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias. Untuk pengumpulan data sekunder pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti: mengidentifikasi kebutuhan data sekunder penelitian ini. Penelitian ini butuh data sekunder sebagai informasi yang mendukung tentang profil Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Bogor, juga tentang profil beberapa media massa di Wilayah Bogor serta bagaimana proses media massa tersebut mengemas informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode penelusuran pencarian secara manual dan online. Setelah data didapat kemudian dilakukan penyaringan untuk memilih mana data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan mana yang tidak, kemudian data yang terpilih dikumpulkan untuk dievaluasi
khususnya mengenai kualitas dan kecukupan data, kalau data dirasa sudah cukup baik dan jumlahnya memadai maka data tersebut dapat dipergunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan.
Analisis Data Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisis yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1) Editing data Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. 2) Pengembangan peubah Pengembangan peubah adalah spesifikasi semua peubah yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua peubah yang diperlukan sudah termasuk dalam data. 3) Pengkodean data Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. 4) Cek kesalahan Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan ke dalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesaikan tanpa kesalahan yang serius. 5) Membuat struktur data Peneliti membuat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisis kemudian dipindahkan ke dalam komputer. 6) Cek preanalisis komputer Struktur data yang sudah final kemudian dipersiapkan untuk analisis komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan preanalisis komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data. 7) Tabulasi Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu, yang berguna untuk menciptakan statistik deskriptif peubahpeubah yang diteliti atau peubah yang ditabulasi silang. Penggunaan statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang dapat membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan. Kegunaannya adalah untuk menggambarkan jawaban-jawaban observasi, yang termasuk di dalamnya di antaranya ialah distribusi frekuensi, distribusi persen dan rata-rata (mean). Untuk pengolahan data uji coba kuesioner dan analisis data penelitian ini digunakan program SPSS versi 18,0 (Statistical Packages for Social Sciences) dari program windows dan program Microsoft office excel 2007, yaitu analisis statistik deskriptif korelasional. Metode korelasi menurut Rakhmat (2002) digunakan untuk mengukur hubungan di antara berbagai peubah, meramalkan peubah terikat dari pengetahuan kita tentang peubah bebas. Data tersebut
kemudian dimuat dalam tabel silang, sehingga terlihat secara statistik sejauhmana hubungan antar peubah. Menurut Sarwono (2006) jika jenis datanya nominal, hipotesisnya bersifat asosiatif, maka teknik analisisnya ialah Coefficient Contingency, sedangkan jika jenis datanya ordinal, hipotesisnya bersifat asosiatif, maka teknik analisis statistiknya ialah korelasi rank Spearman. Data dalam penelitian ini berjenis ordinal maka teknik analisis yang digunakan adalah untuk jenis data ordinal dengan analisis rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut: n Keterangan: 6 ∑ d2 rs = koefisien korelasi Spearman rs = 1 n = banyaknya pasangan data 2 n (n – 1) d = jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan yi Menurut Siegel (1994) alasan-alasan penggunaan korelasi rank Spearman adalah: 1. Tidak ada anggapan bahwa skor yang dianalisis ditarik dari populasi dengan distribusi tertentu. 2. Skor tidak eksak dalam pengertian keangkaan melainkan semata-mata merupakan jenjang. 3. Efisiensi cukup tinggi, yaitu 95%.
52
52
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Cilebut Barat adalah desa di Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Desa Cilebut Barat terbentuk dari pemekaran Desa Cilebut yang pada tahun 1982 dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yang terdiri atas Desa Cilebut Barat dan Desa Cilebut Timur yang pada saat itu desa Cilebut Barat masih kecamatan Semplak Kabupaten Bogor dan pada tahun 1996 berubah menjadi kecamatan Sukaraja kabupaten Bogor. Desa Cilebut Barat semula beralamat di Jalan Raya Jambu Dipa RT. 001 RW. 006 dan pada tahun 2005 sampai dengan sekarang pindah ke alamat di Jalan Pendidikan RT.001 RW. 007. Desa Cilebut Barat adalah salah satu desa di Kecamatan Sukaraja yang mempunyai luas wilayah ± 134,684 km dengan batas-batas administratif pemerintah sebagai berikut: Sebelah utara: Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojong Gede. Sebelah timur: Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Sebelah selatan: Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal. Sebelah barat: Desa Kencana, Kecamatan Tanah Sereal. Dilihat dari topografi dan kultur tanah Desa Cilebut Barat secara umum berupa tanah darat dan persawahan yang berada pada ketinggian antar 1.800 m s.d. 1.900 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 34 - 36°C. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan berjarak 7 km dengan waktu tempuh 30 menit. Dari ibukota kabupaten berjarak 12 km dengan waktu tempuh 45 menit. Dari ibukota provinsi berjarak 150 km dengan waktu tempuh 210 menit, dan dari ibukota negara berjarak 50 km dengan waktu tempuh 120 menit. Saat ini di Cilebut Barat, terdapat perumahan pesona Cilebut I dan II, dan perumahan kencana asri. Di desa ini juga terdapat sebuah stasiun kereta api, yang melayani rute Cilebut - Bogor, dan Cilebut - Jakarta. Adanya perumahan yang kebanyakan dibangun di atas tanah-tanah bekas lahan pertanian, khususnya ladang jambu biji merah, membuat jumlah kepala keluarga yang menetap semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga jumlah rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) juga mengalami pemekaran. Saat ini RW di desa Cilebut Barat berjumlah 16 (enam belas) dengan 99 (Sembilan puluh sembilan) RT.
Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam Media Massa di Wilayah Bogor Media massa baik cetak maupun elektronik di Wilayah Bogor, hampir setiap harinya memuat atau menayangkan informasi-informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang meliputi: Kapasitas sarana dan prasarana transportasi, kecelakaan dari pengoperasian transportasi, kelancaran dan kecepatan transportasi, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi,
keterjangkauan daya beli tarif (ongkos), ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, ketertiban dan keamanan transportasi, keberadaan lokasi terminal, dan tujuan yang akan dicapai (trayek). Media massa yang hadir di Wilayah Bogor meliputi media cetak dan elektronik yang memuat atau menyiarkan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti surat kabar Radar Bogor, Pakuan Raya, dan Jurnal Bogor, Radio Elfas, Kisi, Radio Republik Indonesia (RRI), Megaswara, Radio Pemerintah Daerah Bogor, serta televisi juga media online melalui situs www.kotabogor.co.id. megaswara. Media massa tersebut banyak digunakan oleh warga Desa Cilebut Barat untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi, namun yang dipaparkan berikut ini hanya media Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor dan surat kabar Radar Bogor sebagai sampel media massa yang sering menginformasikan tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Surat Kabar Radar Bogor Harian pagi Radar Bogor didirikan pada 7 Oktober 1998 atas prakarsa Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono. Munculnya ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik ini, karena adanya peluang yang besar dan belum tersedianya informasi khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. Saat itu belum ada satupun media massa yang menitik beratkan pada pemberitaan lokal secara khusus yang terjadi di Bogor. Edisi perdana Harian pagi Radar Bogor terbit tanggal 2 Nopember 1998 sebanyak 12 halaman dengan panjang 540 cm dan lebar 340 cm Selama 3 bulan terjual 3.000 - 5.000 eksemplar, bulan keempat mencapai 7.000 - 10.000 eksemplar, kemudian Radar Bogor menambah jumlah halaman dari 12 menjadi 6 halaman dan terus berkembang menjadi 20 halaman, dan saat ini oplah penjualan sudah mencapai 60.000 eksemplar dengan jaringan distribusi di wilayah Depok, Sukabumi, dan Cianjur. Isi berita Radar Bogor terbagi dalam berita internasional sebanyak 5%, berita nasional 20%, dan 75% untuk berita lokal. Informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor termasuk dalam berita lokal, di mana pada Radar Bogor informasi-informasi tersebut dimuat pada halaman khusus metropolis dan umumnya ada juga pada halaman-halaman 1, 7, 9, 12 dan 16 Selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 22 September sampai 22 Oktober 2012, pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor yang diasumsikan juga disiarkan oleh media massa lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4, informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang tidak diberitakan pada surat kabar Radar Bogor ini kemungkinan disiarkan oleh media massa lainnya. Informasi-informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang disajikan pada Surat Kabar Radar Bogor ini selama dilakukan penelitian lebih banyak menginformasikan tentang kelancaran dan kecepatan transportasi, yaitu mengenai kemacetan yang disebabkan banjir, perlintasan pintu kereta, kurang tanggapnya petugas lalu lintas terhadap semerawutnya lalu lintas, serta perbaikan
jalan. Selain itu, Radar Bogor juga memuat tentang kecelakaan yang terjadi di wilayah Bogor, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti adanya pelebaran jalan atau pembuatan jalan tol, serta perbaikan/pembuatan jalan. Hal lain yang diberitakan Radar Bogor adalah tentang ketertiban dan keamanan transportasi, dimana banyak terjadi pungutan liar (pungli) di jalan raya, parkir yang sembarangan, serta pedagang kaki lima yang menghambat lalu lintas. Proses pemuatan informasi di surat kabar Radar Bogor dimulai dari adanya peristiwa yang diliput oleh wartawan atau koresponden yang kemudian diserahkan ke bagian redaksi untuk diagendakan menjadi bahan rapat dewan redaksi yang menentukan berita atau informasi-informasi yang layak atau tidak layak untuk dimuat. Informasi-informasi yang diputuskan rapat layak untuk dimuat, selanjutnya diedit untuk kemudian ditata oleh bagian lay out yang akhirnya dikirim ke percetakan. Alur proses pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada surat kabar harian pagi Radar Bogor terlihat pada Gambar 3. Peristiwa
Wartawan/Responden
Redaksi
Rapat Redaksi
Layak
Tidak layak
Editing
Lay out
Percetakan Gambar 3. Proses Pemuatan Informasi di Surat Kabar Radar Bogor Sumber: Radar Bogor, 2012
Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor Informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor pada Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor Pro 1 FM 93.75 Mhz khusus diinformasikan pada program Kiwari (dalam Bahasa Sunda yang artinya Bogor hari ini) dan BBC (Bogor Bandung Cirebon). Waktu siaran informasi tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang tiap bagiannya terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: (1) Waktu siaran pagi, yaitu antara pukul 06.00 - 09.00 WIB dan antara pukul 09.00 - 12.00 WIB, (2) Waktu siaran siang, yaitu antara pukul 12.00 - 14.00 WIB dan antara pukul 14.00 - 16.00 WIB, dan (3) waktu siaran petang dan malam, yaitu antara pukul 16.00 -18.00 WIB dan antara pukul 18.00 - 20.00 WIB. Penyajian informasi tersebut dapat disiarkan pada program berita ataupun informasi sela yang diinformasikan oleh penyiar pada saat suatu acara on air, selain itu informasi ini dapat disajikan secara live (langsung) dari lokasi peristiwa terjadi melalui hubungan telepon yang berupa laporan pandangan mata dari reporter atau koresponden atau dapat juga laporan tersebut berupa rekaman yang kemudian disiarkan. Radio yang menyiarkan informasi tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi, yang memiliki acara khusus hanya Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor dengan tajuk pemberitaannya yaitu Bogor Kiwari dan Bogor, Bandung Cirebon (BBC). Pada acara ini diinformasikan tentang berbagai hal tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi seperti, kecelakaan di jalan raya, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, kelancaran dan kecepatan transportasi, serta ketertiban dan keamanan transportasi. Informasi yang disajikan berupa informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung dapat diinformasikan oleh wartawan atau koresponden RRI yang berada di lapangan yang biasanya menginformasikan tentang kemacetanyang disebabkan oleh banjir, para pedagang kaki lima, kecelakaan, dan juga adanya perbaikan jalan. Selain itu, informasi langsung ini juga dilakukan dengan meminta informasi melalui layanan telepon dari para pendengar yang sedang berada di perjalanan dengan kendaraannya. Radio siaran swasta di wilayah Bogor yang banyak menginformasikan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah Radio Megaswara yang tiap siarannya selalu menginformasikan tentang masalah transportasi walaupun tidak memiliki acara khusus mengenai informasi tersebut. Radio lain yang juga menginformasikan tentang transportasi adalah Radio Elfas, dan Kisi FM. Proses pembuatan informasi di radio pada umumnya, dimulai dari liputan dari reporter kemudian dibuat narasinya setelah itu diserahkan ke bagian pemberitaan untuk dilakukan pengeditan, namun sebelum diserahkan ke bagian siaran, naskah tersebut bersama dengan informasi-informasi lain dibahas pada rapat naskah siaran bagian pemberitaan, jika naskah-naskah itu layak untuk disiarkan maka naskah tersebut diserahkan ke bagian siaran yang kemudian dipercayakan kepada penyiar untuk diinformasikan pada program siarannya. Alur proses penyiaran informasi tersebut terlihat pada Gambar 4.
Peristiwa
Siaran langsung
Konfirmasi Bagian Pemberitaan
Siaran tidak langsung
Reporter/Koresponden
Editing
Tidak layak
Penyiar/Reporter On air Rapat Bagian Pemberitaan Layak
Bagian Siaran
Penyiar On air
Gambar 4. Proses Penyiaran Informasi di RRI Wilayah Regional II Bogor Sumber: Bagian Pemberitaan RRI Bogor, 2012
Karakteristik Warga Desa Cilebut Barat Karakteristik adalah ciri-ciri atau sifat pribadi yang dimiliki setiap individu. karakteristik warga Desa Cilebut Barat yang mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa sebagai responden yang diamati adalah (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) pekerjaan. Mengenai karakteristik warga Desa Cilebut Barat tersebut tersaji pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah Persentase (Orang) (%) Jenis kelamin Laki-laki 32 62,0 Perempuan 20 38,0 Usia 17 – 36 tahun 20 38,0 37 – 65 tahun 32 62,0 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 6 12,0 Mahasiswa 2 5,4 Pedagang 6 12,0 Pegawai Negeri 8 16,0 Pegawai Swasta 24 46,6 Petani 4 8,0 Jenis Kelamin Warga Desa Cilebut Barat yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana informasi di Wilayah Bogor melalui media massa berdasarkan kategori jenis kelaminnya lebih dari separuh responden adalah laki-laki dengan jumlah persentase 62%. Hal ini dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang berdasarkan data tahunan potensi Desa Cilebut Barat bahwa kepala keluarga laki-laki (3.673 KK) lebih banyak dibanding jumlah, kepala keluarga perempuan (2.203 KK) (BPMPD Kabupaten Bogor, 2012). Usia Rata-rata usia responden adalah 38,5 tahun, dan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama di bawah atau sama dengan 36 tahun (17 - 36 tahun) dan kedua antara 37 - 63 tahun. Berdasarkan kategori tersebut, usia responden tergolong produktif yaitu antara 37 - 65 tahun sebanyak 62% sedangkan usia responden yang juga tergolong produktif yang berada di bawah atau sama dengan 36 tahun sebanyak 38%. Batasan usia produktif berdasarkan kelompok umur yang biasa dikelompokkan dalam demografi berkisar antara 15 sampai 65 tahun (BPS, 2006). Semua responden (100%) berada pada usia produktif.
Pekerjaan Hampir separuh (46,6%) responden yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa adalah pegawai swasta. Pegawai swasta di sini meliputi buruh/pegawai pabrik, pegawai instansi swasta, dokter swasta, bidan swasta, dan pegawai toko, yang berdasarkan data tahunan Desa Cilebut Barat, bahwa jumlah pegawai swasta lebih banyak dibanding pegawai negeri.
Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh Profil merupakan gambaran secara spesifik mengenai sesuatu. Profil yang dipaparkan di sini merupakan profil dari warga Desa Cilebut Barat yang memilih media massa dalam memperoleh informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Profil tersebut meliputi: (1) informasi pelayanan sarandan prasarana transportasi yang diperoleh, (2) jenis media massa yang digunakan, (3) nama media massa yang digunakan, dan (4) waktu memperoleh informasi. Informasi yang Diperoleh Informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat sebagai responden merupakan informasi yang dicari atau diperoleh untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Berdasarkan hasil penelitian informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang diperoleh melalui media massa oleh responden adalah informasi mengenai kelancaran dan kecepatan transportasi sebanyak 34,6%. Informasi tersebut menjadi sangat dibutuhkan mengingat responden lebih banyak pegawai swasta yang masuk jam kerjanya sangat ketat yang umumnya dimulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB, dan transportasi yang digunakan kebanyakan responden adalah transportasi umum seperti kereta dan angkutan umum lainnya (angkot, bus dan ojek) yang sering mengalami gangguan perjalanan seperti pembatalan jadwal kereta serta keadaan jalan yang macet. Selain itu, saat ini di Wilayah Bogor sedang banyak melakukan pembangunan fisik seperti pembuatan jalan tol lingkar dalam, perbaikan jalan, serta perbaikan sarana dan prasarana stasiun kereta api yang semuanya itu dapat menghambat kelancaran dan kecepatan transportasi. Jenis Media Massa yang Digunakan Jenis media massa yang digunakan oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor adalah media massa modern baik cetak (seperti surat kabar dan majalah) maupun elektronik (seperti radio, televisi dan film) juga media sosial (seperti handphone dan smartphone). Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa yang paling banyak digunakan adalah media surat kabar dengan jumlah persentase sebanyak 42,5%. Salah satu alasan
penggunaan media massa jenis surat kabar ini karena media tersebut memiliki keunggulan dari segi fisik yang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca di manapun berada serta harga yang terjangkau, namun ada juga kelemahannya di mana orang membaca surat kabar terkadang tidak sempat membaca semua isi beritanya karena beragamnya berita yang dimuat serta jumlah halamannya yang terlalu banyak (Hoeta Soehoet, 2006). Nama Media Massa yang Digunakan Media Massa modern cetak dan elektronik serta media sosial yang hadir di wilayah Bogor sangat variatif, seperti Surat Kabar Radar Bogor, Surat Kabar Jurnal Bogor, Surat Kabar Pakuan Raya, Majalah Trend Bogor, Televisi Megaswara, Radio Megaswara, Radio Republik Indonesia Bogor, dan www.bogor.co.id serta banyak lagi yang lainnya. Media massa tersebut hadir baik di wilayah kabupaten maupun Kota Bogor bahkan di wilayah sekitar Bogor seperti Tangerang, Depok, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta. Surat kabar yang banyak digunakan oleh responden dalam mengakses informasi sarana dan prasarana transportasi adalah Radar Bogor (45,5%). Media Radar Bogor ini yang sekali cetak beroplah sekitar 60.000-an juga didistribusikan ke seluruh Wilayah Bogor (baik kabupaten maupun kota), selain itu juga surat kabar tersebut mudah di dapat seperti di stasiun kereta, terminal, dan pedagang pinggir jalan dengan harga yang terjangkau. Waktu Memperoleh Informasi Waktu memperoleh informasi yang dimaksud adalah saat kapan responden melakukan aktifitas membaca/melihat/mendengar informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa yang digunakan. Dengan demikian waktu memperoleh informasi yang dimaksud di sini adalah pada saat responden mengisi kuesioner, yaitu awal Oktober 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memperoleh informasi pelayanan tersebut 1-3 hari yang lalu yang lalu (dari saat pengisian kuesioner) dengan jumlah persentase sebesar 45,6%. Waktu ini juga berhubungan dengan pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang tidak setiap hari hadir sehingga pada saat penelitian mungkin saja responden tidak memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Profil responden berdasarkan pemilihan media massa dan informasi yang diperoleh terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh Keterangan Jumlah Persentase (Orang) (%) Informasi yang diperoleh 18 34,6 Kelancaran dan kecepatan transportasi 8 15,5 Ketertiban dan keamanan transportasi 3 5,8 Kapasitas sarana dan prasarana transportasi 7 13,5 Kecelakaan dari pengoperasian transportasi 4 7,7 Ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi Ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana 5 9,6 transportasi Keberadaan lokasi terminal 2 3,8 Keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) 2 3,8 Keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan 2 3,8 transportasi Tujuan yang akan dicapai (trayek) 1 1,9 Jenis media massa yang digunakan Radio 10 24,8 Surat Kabar 22 42,5 Televisi 20 32,7 Nama media massa yang digunakan Jurnal Bogor 3 6,8 Megaswara TV 18 25,6 Radar Bogor 21 45,5 Radio Megaswara 5 9,6 RRI Bogor 6 12,5 Waktu Memperoleh Informasi 1 – 3 hari yang lalu 18 45,6 4 – 7 hari yang lalu 9 28,3 Hari ini 1 1,9 Lebih dari seminggu yang lalu 12 24,2
Kebutuhan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat Kebutuhan (need) merupakan keadaan yang timbul di dalam diri seseorang, bilamana seseorang itu kekurangan sesuatu yang penting untuk kehidupannya atau perbaikan menurut psikologinya maka akan bergerak mencari sesuatu untuk memenuhinya. Kebutuhan yang akan dipenuhi di sini adalah kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor yang meliputi kebutuhan
kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan. Rataan skor kebutuhan responden 2,90 termasuk pada kategori tinggi, artinya bahwa responden membutuhkan informasi mengenai informasi sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor. Hasil mengenai rataan skor kebutuhan tersebut terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Skor Kebutuhan Warga Desa Cilebut Barat akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh Melalui Media Massa di Wilayah Bogor Kebutuhan Akan Informasi Rataan Skor * Kognitif 3,13 Afektif 3,11 Identitas diri 2,91 Hubungan sosial 2,83 Hiburan 2.51 Rataan Skor Kebutuhan 2,90 Keterangan:
*Interval Skor 1,00 – 1,75=Sangat Rendah; 1,76 – 2,51=Rendah; 2,52 3,27=Tinggi; 3,28 – 4,00=Sangat Tinggi.
Kognitif Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan pengetahuan manusia tentang suatu obyek. Rataan skor dari hasil penelitian mengenai kebutuhan kognitif ini adalah 3,13 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga membutuhkan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehnya dari media massa adalah untuk menambah pengetahuan tentang pelayanan transportasi tersebut (3,12), untuk mengambil keputusan dalam hal bertaransportasi (3,12), dan untuk mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri mengenai hal bertransportasi (3,23). Hal ini seperti yang dikemukakan Rakhmat (2002) bahwa banyak orang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan dalam media massa. Afektif Perilaku yang termasuk dalam kebutuhan afektif yang akan diperoleh warga setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah merasa senang, nyaman, yakin, percaya, dan aman karena mendapatkan informasi-informasi tentang masalah pelayanan transportasi yang menjadi kebutuhannya, seperti warga membutuhkan informasi tersebut bukan untuk memperoleh rasa senang dalam hal bertransportasi (3,00), untuk memperoleh rasa aman dalam halbertransportasi (2,90), untuk memperoleh rasa tenang dalamhal bertransportasi (3,44), untuk memperoleh rasa percaya dalam hal bertransportasi (3,29), dan bukan untuk memperoleh rasa yakin dalam hal bertransportasi (2,90). Hasil penelitian mengenai kebutuhan afektif ini menunjukkan rataan skor 3,11 yang termasuk dalam kategori tinggi, artinya setelah warga memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi akan menjadi merasa
senang, aman, tenang, percaya, dan yakin akan sarana dan prasarana yang digunakannya sehari-hari. Sikap warga terhadap transportasi tersebut bersumber pada informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, seperti dijelaskan oleh Asch (dalam Rakhmat, 2002) bahwa semua sikap bersumber pada organisasi kognitif - pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Sikap diarahkan pada obyek, kelompok, atau orang. Hubungan kita dengan mereka pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat mereka; atau sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau obyek tersebut. Identitas Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor kebutuhan identitas diri 2,91 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga membutuhkan informasi tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk memperoleh kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan (2,87), untuk menemukan model/cara bertindak/berperilaku yang ada hubungannya dengan pelayanan transportasi tersebut (3,00), untuk mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media berkaitan dengan hal pelayanan tranportasi tersebut (2,96), dan bukan untuk mendapatkan wawasan pribadi mengenai hal pelayanan transportasi tersebut (2,83). Hubungan Sosial Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat memperat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun (Fattah, 2009). Kebutuhan hubungan sosial yang dibutuhkan oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah kebutuhan hubungan sosial asosiatif. Hasil penelitian mengenai kebutuhan hubungan sosial ini termasuk tinggi dengan rataan skor 2,83, artinya warga Desa Cilebut Barat membutuhkan hubungan sosial yang positif setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa, seperti mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain akibat pelayanan transportasi (2,95), menumbuhkan perasaan sama dengan apa yag dirasakan orang lain akibat pelayanan transportasi (2,77) seperti merasakan penderitaan korban jembatan ambruk dan jalan longsor. Menumbuhkan rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi (2,85), sebagai bahan percakapan dengan keluarga (2,92),dan bukan untuk sebagai dasar bahan percakapan dengan teman (2,73). Hiburan Kebutuhan hiburan warga Desa Cilebut Barat yang diinginkan setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media
massa termasuk dalam kategori rendah dengan rataan skor 2,51, artinya warga kurang membutuhkan informasi-informasi yang diperolehnya itu sebagai pengantipasi keadaan yang terjadi (2,72), sebagai pengisi waktu luang(2,92), penghilang kejenuhan (rataan skor 2,42), bukan untuk membantu memecahkan masalah (2,15), pelepas ketegangan dalam dirinya (2,33), dan sebagai sarana untuk bersantai (2,31) tetapi informasi tersebut merupakan informasi yang penting dan serius bagi warga Desa Cilebut Barat karena menyangkut masalah pekerjaan dan kelangsungan hidup perekonomian mereka.
Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat untuk Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Rubin (1993) (dalam Fernando, 2012) mengemukakan bahwa ada 2 tipe orientasi berbeda dari khalayak dalam menggunakan media, yaitu media sebagai "ritualized" penggunaan media berdasarkan kebiasaan (habit) dari "instrument" yaitu penggunaan media yang dilakukan berdasarkan pemilihan secara selektif. Jadi, pemilihan yang dimaksud di sini adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat secara selektif untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi berdasarkan selera, penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomi dengan rataan skor 2,77 termasuk dalam kategori tinggi atau baik, artinya warga desa selektif dalam memilih media massa untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi berdasarkan selera, penerimaan, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomi dari media yang dipilihnya. Mengenai rataan skor pemilihan media massa tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan Skor Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Pemilihan Media Massa Rataan Skor * Penerimaan akan media 2,78 Nilai Fungsional 2,94 Nilai Informasi 2,98 Nilai Ekonomi 2,72 Rataan Skor Pemilihan 2,79 Keterangan:* Interval Skor 1,00 – 1,75=Sangat Buruk; 1,76 – 2,51=Buruk; 2,52 – 3,27=Baik; 3,28 – 4,00=Sangat Baik
Penerimaan akan Media Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor untuk pemilihan indikator penerimaan akan media adalah 2,79 termasuk dalam kategori baik, artinya warga desa memilih media massa untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi bukan sebagai pengganti media yang lama yang sudah tidak digunakan (2,52), tertarik dengan tampilan fisik (2,67), teknologi yang canggih (2,81), serta fitur yang ada mudah untuk dipahami (2,95). Media
yang banyak dipilih oleh warga adalah surat kabar sehingga dengan keunggulan yang dimiliki oleh surat kabar itu menjadi alasan warga menerima surat kabar sebagai media yang dipilihnya, seperti headline yang menarik dan mencolok mata, mudah dibawa kemana-mana, serta halaman-halaman yang mudah untuk dibuka dan dibaca. Namun menurut Vanri (2007) media yang perlu dikembangkan saat ini adalah media-media lokal. Bila media lokal sudah menemukan point of interest dan kebutuhan informasi tertentu di suatu daerah, maka kemungkinan penerimaan oleh masyarakat cukup besar. Nilai Fungsional Nilai fungsional media massa menyangkut fungsi dari media massa tersebut, yaitu menyebarkan informasi, memotivasi, pengawasan terhadap peristiwa yang terjadi, pengawasan bagi sumber beritanya, dan hiburan. Rataan skor untuk pemilihan dari indikator nilai fungsional adalah 2,94 termasuk dalam kategori baik, artinya warga desa dalam memilih media massa berdasarkan fungsinya, yang memilih surat kabar karena nilai informasinya dalam memuat informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,71), sehingga dapat memotivasi warga untuk bertransportasi dengan baik dan benar (2,83), selain itu surat kabar sangat jelas menuliskan siapa yang menjadi narasumber dari peristiwa yang diberitakannya itu (3,20), informasinya dapat dijadikan sebagai pengawasan bagi warga mengenai sumber beritanya (3,00), dan warga memilih media tersebut bukan karena informasinya yang dapat menghibur (2,73). Hal ini sejalan dengan apa yang dijabarkan oleh Wright (2006) bahwa fungsi media adalah: (a) Menginformasikan, media massa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, misalnya berita atau pengumuman, (b) Mengawasi, media massa menyampaikan informasi yang mengawasi masyarakat, yang bisa dinamakan fungsi kontrol, misalnya menyiarkan informasi yang menunjukkan kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di tengah masyarakat, (c) Mendidik, media massa menyampaikan materi pendidikan kepada masyarakat, misalnya mendidik masyarakat cara berlalu lintas yang berdisiplin, (d) Menghibur, media massa menyampaikan isi atau pesan yang menghibur pada masyarakat, misalnya sinetron, kartun, music dan lain-lain. Peristiwa yang dilaporkannya memang lucu dan unik sehingga menghibur khalayaknya, (e) Mempengaruhi, media massa menyampaikan isi atau pesan yang mempengaruhi masyarakat. Orang-orang yang sudah terbiasa menganggap media sebagian dari hidupnya, terkadang melupakan bahwa banyak pelajaran yang mereka peroleh dari media. Nilai Informasi Warga desa memilih media massa untuk mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi karena media tersebut informasinya luas (2,68), walaupun media tersebut media lokal tetapi beritanya mencakup berita-berita nasional dan kadang juga internasional. Berita yang disajikan memuat informasi yang lengkap tentang apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi (2,95). Kebenaran dari berita tersebut juga terjamin, informasinya jelas, dan peristiwa yang disiarkan itu baru terjadi, artinya batas
waktu dari peristiwa terjadi dengan penyiarannya belum lewat dari 24 jam (2,96), tidak saja baru terjadi tapi dapat dibuktikan kebenarannya (2,83), dengan menulis para tersangka dalam peristiwa (kecelakaan, kriminalitas, atau pelanggaran di jalan raya) tersebut menggunakan inisial sebagai asas praduga tak bersalah (2,68), yang informasinya didapat dari sumber yang dapat dipercaya (2,68), selain itu informasi yang disajikan bermanfaat untuk segera memutuskan bertindak yang menyangkut masalah-masalah transportasi (2,90), sehingga bagi warga desa informasi-informasi yang demikian merupakan informasi yang sesuai atau cocok dengan kebutuhannya (3,37). Dari hasil penelitian di dapat rataan skor pemilihan indikator nilai informasi sebesar 2,86 termasuk dalam kategori baik, artinya warga desa selektif dalam memilih media massa dengan melihat keluasan, kelengkapan, keakuratan, kecocokan, dan keaktualan dari informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Menurut Sutabri (2005) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai informasi dari sebuah berita dapat dijabarkan sebagai berikut: mudah diperoleh, luas dan lengkap, ketelitian, kecocokan, ketepatan waktu, kejelasan, fleksibel, dapat dibuktikan, tidak ada prasangka, dan dapat diukur. Nilai Ekonomi Mengenai nilai ekonomi, Heller (2001) membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu nilai guna (use value), nilai kebanggaan (esteem value), nilai biaya (cost value), dan nilai tukar (exchange value). Rataan skor hasil penelitian mengenai nilai ekonomi ini adalah 2,72 termasuk dalam kategori baik, artinya warga desa memilih media massa untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melihat dari kegunaan media tersebut (2,90), bukan karena merasa bangga dengan media tersebut (2,92), dengan melihat dari sifat-sifat khusus dan kualitas dari media tersebut, seperti surat kabar yang dapat dibaca di mana saja dan dapat dibawa kemana-mana, selain itu surat kabar juga dapat mendorong warga untuk memilikinya bukan karena faktor emosi (istilah warga desa: terburu nafsu) tetapi lebih melihat faktor ekonomisnya sebagai faktor dominan, seperti harga yang terjangkau (2,74), biaya penggunaannya terjangkau (2,85), dan biaya perawatannya terjangkau (2,63), serta bukan karena nilai jual kembali yang tinggi dari media tersebut (2,40).
Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Penggunaan media adalah perilaku warga Desa Cilebut Barat untuk aktif menggunakan media massa dari terpaan/keterdedahan terhadap informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan warga desa sebagai pencari informasi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya, yang meliputi jenis situasi terpaan, frekuensi, tujuan, dan pelayanan, seperti apa yang dikemukakan oleh Katz et al., (1973) bahwa penggunaan media massa meliputi: (1) Isi media, misalnya berita,
opera sabun, drama kriminal tv, dan lain-lain; (2) Jenis media, contohnya media cetak, radio, televisi; (3) Jenis situasi terpaan, misalnya di rumah, di luar rumah, sendiri atau dengan orang lain. Hasil rataan skornya sebesar 2,61 termasuk dalam kategori tinggi atau baik, artinya penggunaan media massa oleh warga desa pada situasi terpaan yang baik, frekuensi yang tinggi, tujuan yang tercapai, dan pelayanan yang baik seperti diinginkan warga. Hasilnya dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Skor Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Penggunaan Media Massa Rataan Skor * Jenis situasi terpaan 2,62 Frekuensi 2,71 Tujuan 2,62 Rataan Skor Penggunaan 2,65 Keterangan:*Interval Skor 1,00 – l,75=Sangat Rendah;1,.76 – 2,51=Rendah; 2,52 – 3,27=Tinggi; 3,28 – 4,00=Sangat Tinggi
Jenis Situasi Terpaan Jenis situasi terpaan adalah keadaan di mana warga desa memperoleh informasi melalui media massa seorang diri, bersama keluarga atau teman di rumah atau di luar rumah. Rataan skor menunjukkan 2,62, artinya penggunaan| media massa oleh warga desa, tinggi berdasarkan orientasi jenis situasi terpaannya, di mana warga desa menggunakan media massa pada waktu pagi hari sendiri di rumah sebelum memulai aktivitasnya (2,40), bagi ibu rumah tangga menonton televisi sambil merapikan anaknya yang akan berangkat sekolah atau sebelum berangkat ke pasar. Bagi suami, membaca surat kabar sambil minum kopi sendiri di rumah sebelum berangkat bekerja, Bagi mahasiswa sambil sarapan menonton televisi sebelum berangkat ke kampus. Ada juga yang memperoleh informasi tersebut sendiri diluar rumah (2,62). Namun ada juga aktivitas penggunaan media massa pada situasi yang sama tetapi pada waktu sore atau malam hari setelah beraktivitas. Ditemukan juga aktivitas penggunaan media pada situasi tidak bersama keluarga di rumah (2,73), ada juga pada situasi bersama keluarga di luar rumah (2,75), atau pada saat istirahat kerja di kantor bersama teman membahas surat kabar lokal yang dibawa ke kantor (2,67), serta situasi bersama-sama menonton televisi dengan keluargadan tean di rumah (2,63), juga tidak pada situasi bersama keluarga danteman di luar rumah (2,73). Berdasarkan beberapa penelitian yang dihimpun CPU (2006), seperti penelitian Mandelsohn (1973) mengenai kursus pelatihan mengemudi, Maccoby dan Ferquhar (1975) mengenai kampanye untuk mengurangi penyakit jantung, dan Ball Rokeach, Rokeach, dan Grube (1984) mengenai perubahan nilai pada audience sebuah program televisi, memperlihatkan dampak yang kuat terhadap audience karena adanya pesan media massa, akan tetapi dampak yang kuat ini tidak terjadi secara universal atau dengan mudah tetapi hanya apabila digunakan teknik-teknik komunikasi yang tepat sesuai dengan keadaan-keadaan yang tepat.
Frekuensi Kata "frekuensi" yang dalam Bahasa Inggrisnya adalah frequency berarti: kekerapan, keseimbangan, keseringan, atau jarang-kerap (Moeliono, 1995). Frekuensi yang dimaksud di sini adalah kekerapan warga Desa Cilebut Barat dalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor, yang meliputi sangat sering, sering, dan kadang-kadang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media massa oleh warga untuk indikator frekuensi memiliki rataan skor 2,71 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga desa sering menggunakan media massa untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,73), batasan sering di sini hampir rata-rata warga desa itu memperoleh informasi tersebut di media massa setiap hari atau paling tidak 4 kali dalam seminggu (2 hari sekali). Tujuan Tujuan warga desa menggunakan media massa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah bukan untuk mengambil tindakan sehubungan dengan masalah yang terjadi mengenai transportasi (2,67), seperti adanya gangguan perjalanan kereta api atau pengalihan rule kendaraan/angkot, selain itu juga informasi yang diperoleh dapat dijadikan bahan dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas (2,67), serta turut berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan pelayanan sarana dan prasarana transportasi dalam bentuk mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh pemerintah mengenai regulasi transportasi (2,85), salah satunya bagi pemilik mobil di atas 1.300 cc menggunakan bahan bakar pertamax. Tujuan lain bagi sebagian warga memperoleh informasi tersebut adalah hanya untuk mengisi waktu luang (2,73) tetapi bukan untuk menghindari rutinitas (2,51) dan untuk menghindari kejenuhan (2,45). Rataan skor penggunaan berdasarkan orientasi tujuan ini mencapai 2,62 termasuk kategori tinggi, artinya tercapainya tujuan warga desa menggunakan media massa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor untuk mengambil tindakan, sebagai bahan berkomunikasi, dan berpartisipasi nyata dalam pembangunan pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor. Menurut Wright (2006) tujuan orang menggunakan media massa adalah untuk mengetahui informasi yang disajikan agar dapat dipelajari (social learning), juga untuk dapat mengetahui perubahanperubahan budaya agar dapat diteruskan dalam masyarakat, Tujuan ini sesuai dengan fungsi yang dikedepankan oleh media massa.
Kepuasan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh Melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat Kepuasan adalah efek/perubahan perilaku warga Desa Cilebut Barat setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa di wilayah Bogor. Efek media atau kepuasan warga desa merupakan evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan sebagai dependensi
media atau pada isi informasi dari media mana khalayak bergantung. Efek media atau kepuasan warga setelah mengakses informasi di media massa, meliputi kategori kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), identitas diri, hubungan sosial, dan hiburan. Rataan skor warga Desa Cilebut Barat berdasarkan efek media atau kepuasan yang diperoleh 2,70 termasuk dalam kategori puas, artinya warga desa merasa puas dengan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehnya melalui media massa, Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Skor Kepuasan akan Informasi Warga Desa Cilebut Barat tentang Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Media Massa Kepuasan Akan Informasi Rataan Skor * Kognitif 2,81 Afektif 2,71 Identitas diri 2,63 Hubungan sosial 2,62 Hiburan 2,83 Rataan Skor Kepuasan 2,70 Keterangan: *Interval Skor 1,00 -1,.75=Sangat Tidak Puas; 1,76 – 2,51=Tidak Puas; 2,52 3,27=Puas; 3,28 – 4,00=Sangat Puas.
Kognitif Hasil penelitian menunjukkan perilaku aspek kognitif diperoleh warga desa setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa di wilayah Bogor, memiliki rataan skor 2,81 termasuk dalam kategori puas, artinya warga desa merasa puas dengan informasi tersebut, sehingga warga desa menjadi tahu dan memahami masalah-masalah yang muncul mengenai transportasi (2,75), misalnya tentang pembangunan jalan tol di sepanjang jalan Soleh Iskandar, selain mengetahui dan memahami warga desa juga menemukan pendapat tentang hal-hal praktis mengenai hal transportasi sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam bertransportasi (2,85), serta mendapatkan pembelajaran untuk diri sendiri mengenai hal tersebut (2,83) sehingga dengan pengetahuan tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat, seperti menghindari jalan tersebut. Afektif Perilaku sebagai aspek afektif diperoleh warga desa setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor melalui media massa, adalah merasa tidak puas karena merasa tidak senang mendapatkan informasi-informasi tentang masalah transportasi yang menjadi kebutuhannya (2,77), merasa puas dengan keamanan angkot atau kereta api yang digunakan setiap harinya (2,73), merasa puas karena muncul ketenangan dalam dirinya (2,94), yang melahirkan kepercayaan untuk menggunakan transportasi tersebut (2,87), merasa tidak puas karena muncul ketidakyakinan kalau sarana dan prasarana transportasi yang rutin digunakannya itu mengalami keterlambatan, kemacetan atau gangguan transportasi lainnya (2,38).
Hasil penelitian mengenai kepuasan afektif ini menunjukkan rataan skor 2,71 termasuk dalam kategori puas, artinya warga setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa merasa senang, aman, tenang, percaya, dan yakin akan sarana dan prasarana transportasi yang digunakannya sehari-hari. Identitas Diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor kepuasan identitas diri 2,63 termasuk dalam kategori puas, artinya warga desa merasa puas setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa di wilayah Bogor karena mendapatkan support atau dorongan (motivasi) dalam diri sendiri untuk melaksanakan norma/nilai dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan (2,40), selain itu warga juga merasa puas karena menemukan model atau cara berperilaku yang baik yang ada hubungannya dengan pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,75), merasa puas karena mengetahui gambaran tentang orang karena pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,73), seperti mengetahui nasib korban akibat kecelakaan sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana sebaiknya warga menggunakan transportasi, selain itu warga merasa tidakpuas puas karena tidak mendapatkan wawasan pribadi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,42). Hubungan Sosial Kepuasan hubungan sosial yang diperoleh warga Desa Cilebut Barat setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa di Wilayah Bogor adalah kepuasan hubungan sosial asosiatif. Warga desa merasa puas dengan bentuk hubungan sosial yang diperoleh, yaitu mereka mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh masalah pelayanan transportasi (2,52), merasakan perasaan yang sama (empati) dengan apa yang dirasakan warga lain yang mengalami kecelakaan (2,66), mereka juga merasa memiliki (sense of belonging) terhadap transportasi atau tranportasi umum yang mereka gunakan sehari-hari (2,62), seperti membeli tiket kereta api atau membayar ongkos angkot sesuai tarif berlaku, yang menurut mereka itu semua dilakukan salah satunya untuk pembiayaan perawatan transportasi tersebut, namun mereka merasa tidak puas karena tidak mendapatkan dasar sebagai bahan percakapan dengan keluarga mengenai hal pelayanan transportasi (2,75), namun mereka merasa puas karena informasi-informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan percakapan dengan teman (2,62). Hasil penelitian mengenai kepuasan hubungan sosial ini termasuk puas dengan rataan skor 2,62 artinya warga Desa Cilebut Barat merasa puas dengan terciptanya hubungan sosial yang positif dengan sesama warga baik di lingkungan sendiri maupun di luar lingkungan, setelah memperoleh informasi tersebut di media massa. Hiburan Kepuasan hiburan warga Desa Cilebut Barat setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa di Wilayah
Bogor, termasuk dalam kategori puas dengan rataan skor 2,83 artinya warga desa merasa puas setelah memperoleh informasi tersebut melalui media massa karena merasa terhibur oleh informasi yang diperolehnya tersebut yang dapat mengantisipasi persoalan-persoalan transportasi yang dihadapinya (2,83), misalnya dengan adanya jadwal kereta yang berubah, warga dapat segera mengantisipasi menggunakan transportasi lain seperti angkot. Selain itu juga informasi tersebut diperoleh sebagai pengisi waktu luang (2,87), namun tidak merasa puas karena tidak dapat menghilangkan kejenuhan (2,54), merasa puas karenadapat membantu memecahkan permasalahan mengenai pelayanan transportasi (2,73), dan merasa puas sebagai pelepasan ketegangan dalam diri (2,83) sehingga timbul rasa santai (2,73).
Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Kebutuhan informasi merupakan sesuatu hal yang diinginkan atau diharapkan seseorang untuk dipenuhinya, dalam hal ini sesuatu tersebut itu adalah informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor. Kebutuhan yang diukur meliputi kebutuhan kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial dan hiburan, sedangkan indikator penggunaan terdiri dari jenis situasi terpaan, frekuensi, tujuan dan pelayanan yang diberikan media massa yang uji hubungannya menggunakan analisis rank Spearman, output penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil selengkapnya hubungan kebutuhan informasi dengan penggunaan media massa dapat terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Kebutuhan Penggunaan Media Massa (rs) Informasi Jenis Situasi Terpaan Frekuensi Tujuan Kognitif 0,337* 0,637** 0,370** Afektif 0,079 0,343* 0,406** Identitas diri 0,329* 0,315* 0,076 Hubungan sosial 0,442** 0,284* -0,068 Hiburan 0.281* - 0,139 0,121 Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 *Korelasi pada taraf nyata 0,05
rs : Koefisien korelasi rank Spearman
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diuraikan bahwa kebutuhan kognitif memiliki hubungan positif dengan keseluruhan indikator dari penggunaan, berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan frekuensi dan tujuan, serta berhubungan nyata (p < 0,05) dengan jenis situasi terpaan, artinya semakin tinggi kebutuhan warga yang berorientasi pada kognitif maka semakin tinggi
penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, frekuensi, dan tujuan. Kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan memperoleh informasi di media massa untuk menambah pengetahuan agar dapat mengambil keputusan tentang transportasi, pemenuhannya dilakukan oleh warga Desa Cilebut Barat dengan cara membaca surat kabar atau menonton televisi di pagi hari sebelum beraktivitas, juga petang atau malam hari setelah beraktivitas di rumah, selain itu juga dilakukan bersama teman di kantor agar dapat bersama-sama dalam mengambil keputusannya. Ingin bertambahnya, pengetahuan, mengambil keputusan, dan melakukan pendidikan diri melalui informasi yang diperoleh di media massa memerlukan suatu situasi yang tepat sesuai dengan media yang diperolehnya, misalnya media yang diperoleh tersebut televisi, maka situasi yang digambarkan Thamrin (2008) bahwa siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada saat-saat luang seperti saat liburan, setelah bekerja bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang bertambah pengetahuannya dan tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi, bahkan suguhan program-program acara yang variatif dan menarik telah menjadikan televisi sebagai salah satu sahabat terdekat bagi keluarga terutama anak. Tingginya kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan akan pengetahuan dari informasi yang diperoleh di media massa oleh warga Desa Cilebut Barat yang harus dipenuhi, menyebabkan warga desa tersebut kerap menggunakan media massa, dalam hal ini media massa yang banyak digunakan adalah surat kabar. Untuk memenuhi kebutuhan kognitif ini, warga desa cukup sekali membaca informasi di surat kabar, namun penggunaannya rutin setiap harinya, bahkan ada warga yang mengkliping informasi tersebut sebagai sumber informasi dan arsip pribadi. Hal tersebut diperkuat Herudin (2009) yang menyatakan bahwa istilah kognitif meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Terpaan media televisi adalah penggunaan media televisi dilihat dari frekuensi dan durasi penggunaan televisi. Oleh karena itu belajar kognitif dapat diartikan sebagai proses untuk mengetahui atau mengelolah dan penggunaan pengetahuan. Kebutuhan kognitif yang paling banyak ingin dipenuhi oleh warga Desa Cilebut Barat dengan memperoleh informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di media massa adalah menambah pengetahuan tentang transportasi sehingga tujuan warga tersebut tercapai dalam menggunakan media massa, seperti menjadikan informasi tersebut sebagai bahan berkomunikasi dengan keluarga maupun warga di lingkungan sekitar dan di luar lingkungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhan afektif dengan tujuan, dan berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, artinya semakin tinggi kebutuhan warga dengan orientasi afektif maka semakin tinggi penggunaan media berdasarkan orientasi frekuensi dan tujuan.
Terpenuhinya kebutuhan akan perasaan, seperti kesenangan, keamanan, ketenangan, kepercayaan, dan keyakinan dalam hal bertransportasi yang diperoleh melalui media massa membuat warga desa Cilebut barat kerap menggunakan media massa karena di media massa tersebut menyajikan informasi-informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti informasi kecelakaan, kemacetan, dan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas lainnya yang membuat warga menjadi senang, aman, tenang, dan percaya kepada transportasi. Semakin senang, suka, atau yakin warga desa dengan informasi yang ada di media massa maka semakin sering warga desa itu menggunakan media massa tersebut. Kesenangan warga desa membaca, melihat, atau mendengar informasi melalui media massa yang sudah menjadi kebutuhannya, maka untuk memenuhi kebutuhan rasa senangnya itu, warga desa tersebut akan sering menggunakan media tersebut, sehingga muncul perasaan ada sesuatu yang kurang atau hilang bila kebutuhan tersebut belum terpenuhi. Kebutuhan afektif yang diharapkan warga desa dengan memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah tumbuhnya perasaan senang, aman, tenang, percaya diri, dan yakin dalam diri warga sehingga dengan perasaan yang demikian dapat mencapai tujuan warga dalam menggunakan media massa untuk menggunakan informasi yang didapat sebagai bahan berkomunikasi dengan warga yang lain, digunakan pula sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan transportasi. Keadaan tersebut di atas juga terjadi pada keinginan warga untuk memenuhi kebutuhan afektif, seperti membutuhkan tumbuhnya perasaan aman dalam bertransportasi. Kebutuhan identitas pribadi berhubungan nyata (p < 0,05) dengan jenis situasi terpaan dan frekuensi, artinya semakin tinggi kebutuhan warga dengan orientasi pada identitas pribadi maka semakin tinggi penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan frekuensi. Kebutuhan untuk memotivasi diri sebagai pengguna jasa transportasi yang baik dari informasi-informasi tentang kecelakaan atau kemacetan, dapat meningkatkan penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan karena semakin ingin meningkatkan motivasi diri sebagai pengguna transportasi yang baikmaka semakin serius menyimak informasi-informasi tentang transportasi dengan menyimak media padawaktu dan tempat yang sudah terbiasa atau rutin dilakukan, sertasemakin sering memperoleh informasi tersebut dari suratkabar langganannya yaitu Radar Bogor. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhan hubungan sosial dengan indikator jenis situasi terpaan, dan berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, namun dengan tujuan berkorelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05), artinya semakin tinggi kebutuhan warga yang berorientasi pada hubungan sosial maka semakin tinggi penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan tujuan, namun semakin rendah penggunaan media berdasarkan tujuannya. Kebutuhan individu untuk bersosialisasi dengan sekelilingnya seperti dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar, menentukan situasi dalam memperoleh informasi di media massa. Situasi hubungan sosial pada warga Desa Cilebut barat hampir sama dengan kehidupan desa-desa tradisional lainnya
khususnya di Jawa Barat yang tingkat kekerabatannya masih tinggi, sehingga dalam menggunakan media massapun masih terlihat kebersamaannya, seperti nonton bola di televisi bersamaan atau pinjam meminjamkan surat kabar masih dapat dijumpai pada warga tersebut. Kebutuhan hubungan sosial berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi. Hal ini diduga semakin sering warga desa berhubungan dengan keluarga, teman, masyarakat sekitar atau masyarakat di luar lingkungannya maka frekuensi menggunakan media massa semakin tinggi, karena warga desa banyak melakukan hubungan atau interaksi sosial yang menyebabkan warga desa dituntut untuk tahu banyak tentang informasi mengenai transportasi dari media massa. Hubungan sosial yang dibutuhkan warga dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui suratkabar salah satunya adalah menjadikan informasi tersebut sebagai bahan percakapan dengan keluarga, teman, juga orang lain sehingga tujuan menggunakan media massa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan masyarakat luaspun tidak tercapai karena informasi yang dibutuhkan sudah banyak didapat dari hasil interaksi bukan dari suratkabar Radar Bogor. Terdapat hubungan positif nyata (p < 0,05) antara kebutuhan hiburan dengan jenis situasi terpaan, dan berkorelasi negatif tetapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05) dengan frekuensi. Hal ini berarti semakin tinggi kebutuhan berdasarkan orientasi hiburan maka semakin tinggi penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, namun semakin rendah frekuensi penggunaan media. Kebutuhan akan hiburan yang ingin dipenuhi oleh warga Desa Cilebut Barat dengan memperoleh informasi di media massa, meliputi antisipasi keadaan, mengisi waktu luang, menghilangkan kejenuhan, melepaskan ketegangan, dan bersantai, karena sifatnya menghibur maka situasi terpaan media yang terjadi, dapat secara spontan, seperti orang tua yang bekerja tanpa ketentuan waktu, menonton televisi bersama keluarga jika ada waktunya, atau situasi itu dapat tercipta karena rutinitas atau kebiasaan, seperti membaca suratkabar bersama di pagi hari saat minum teh atau kopi, atau menonton televisi berkumpul bersama keluarga di rumah. Warga Desa Cilebut Barat merasa membutuhkan hiburan dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai informasi yang dapat mengantisipasi keadaan yang terjadi pada transportasi, dan juga sebagai pengisi waktu luang sehingga dengan hal tersebut warga desa tidak perlu berulang-ulang membaca informasi tersebut yang sudah didapat melalui suratkabar tidakperlu lagi mencarinya melalui media televisi ataupun radio karena akan mendatangkan kejenuhan. Secara umum hipotesis 1 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara kebutuhan akan informasi dengan penggunaan media massa diterima, kecuali pada indikator afektif dengan jenis situasi terpaan, identitas pribadi dengan tujuan, hubungan sosial dengan tujuan, dan hiburan dengan frekuensi dan tujuan.
Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Dalam teori uses and gratifications dinyatakan bahwa khalayak aktif memilih untuk menggunakan media massa dalam memperoleh informasi. Pemilihan merupakan tingkat selektivitas pengguna media massa, artinya sebelum pengguna menggunakan media, maka sebagai proses awalnya adalah pemilihan media tersebut. Hasil dari hubungan pemilihan dengan penggunaan media massa terlihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Pemilihan Media Penggunaan Media Massa (rs) Massa Jenis Situasi Terpaan Frekuensi Tujuan Penerimaan media 0,473** 0,296* -0,016 Nilai fungsional 0,387** 0,430** 0,329* Nilai informasi 0,426** 0,466** 0,244 Nilai ekonomi 0,422** 0,546** 0,427** Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0.01 *Korelasi pada taraf nyata 0.05
rs : Koefisien korelasi rank Spearman
Berdasarkan analisis yang telah diuji hubungannya dengan menggunakan analisis rank Spearman (output penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6) dapat diuraikan bahwa peubah pemilihan pada indikator penerimaan akan media memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan dan hubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, namun berkorelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05) dengan tujuan, artinya semakin baik pemilihan media oleh warga dengan orientasi penerimaan akan media, maka semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan frekuensi, namun semakin rendah penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi tujuan. Warga desa menggunakan media berdasarkan penerimaannya, seperti berlangganan surat kabar, di mana menurut mereka surat kabar mudah di dapat dan dibawa kemana-mana, serta mudah dibaca sehingga dalam menggunakan media tersebut dapat dilakukan dengan situasi yang disesuaikan, karena surat kabar itu mudah di bawa-bawa dan dapat dibaca di mana saja maka surat kabar tersebut dapat di baca di rumah atau di kantor, sehingga wargapun menjadi sering membaca suratkabar terbukti mereka berlangganan surat kabar yang dalam hal ini adalah surat kabar Radar Bogor. Indikator penerimaan akan media berkorelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata dengan tujuan, ini diduga disebabkan warga desa menerima media massa yang dipilihnya seperti televisi, misalnya hanya sebagai pengganti media lama yang menurut mereka sudah tidak canggih atau tidak menarik lagi tampilannya sehingga dalam mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana
transportasi tidak lagi menitik beratkan pada informasi yang diperoleh tetapi lebih kepada memperhatikan televisi sebagai medianya, seperti mempelajari fitur-fitur yang ada pada pesawat televisi tersebut sehingga tujuan menggunakan televisi untuk memperoleh informasi menjadi tidak tercapai, karena informasi yang disampaikan menjadi terabaikan. Nilai fungsional memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan dan frekuensi, dan berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan tujuan, artinya semakin baik pemilihan media oleh warga yang berorientasi pada nilai fungsional, maka semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, frekuensi dan tujuan. Pemilihan media oleh warga warga atas dasar nilai fungsionalnya, seperti surat kabar yang salah satu fungsinya adalah sebagai penyebar informasi yang penting untuk diketahui maka warga dapat menentukan situasi yang tepat untuk memperoleh informasi tersebut, seperti dalam keadaan sendiri di rumah atau bersama teman di kantor, sehingga semakin sering warga menggunakan surat kabar dapat pula mencapai tujuan dalam menggunakan surat kabar, seperti dapat merespon atau melakukan tindakan segera dari apa yang diinformasikan oleh surat kabar tersebut. Nilai informasi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan dan frekuensi, artinya semakin baik pemilihan media oleh warga berdasarkan orientasi nilai informasi, maka semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan frekuensi. Pilihan warga terhadap media, seperti surat kabar berdasarkan orientasi nilai informasinya yang memiliki nilai aktualitas, menyebabkan warga setelah menerima di pagi hari, segera membaca surat kabar tersebut, sendiri sambil minum kopi sebelum beraktifitas, dan menurut warga karena seringnya mereka melakukan hal tersebut yang sudah menjadi rutinitas maka kehadiran surat kabar di pagi atau sore hari tersebut merupakan hal yang terbiasa atau rutin, sehingga kalau belum membaca surat kabar pada hari itu terasa ada sesuatu yang hilang dari kegiatan rutinitasnya. Nilai ekonomi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan, frekuensi, dan tujuan, artinya semakin baik pemilihan warga terhadap media berdasarkan orientasi nilai ekonomi, maka semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan jenis situasi terpaan, frekuensi dan tujuan. Harga yang terjangkau serta mudahnya memperoleh surat kabar menyebabkan warga dapat memiliki dan membaca surat kabar tersebut kapan dan di mana saja sesuai dengan pola atau kebiasaan dari warga tersebut, sehingga tujuan membaca surat kabar tersebut untuk mendapatkan informasi, menambah wawasan pribadi mengenai informasi yang diterima itupun tercapai. Pemilihan warga pada media yang dilandaskan pada nilai kegunaan media tersebut juga menyebabkan warga desa sering menggunakan media tersebut untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Secara umum hipotesis 2 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara pemilihan dengan penggunaan media massa diterima, kecuali pada indikator penerimaan akan media dengan tujuan, dan nilai informasi dengan tujuan.
Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor bagi Warga Desa Cilebut Barat Penggunaan media sebagai perilaku warga Desa Cilebut Barat untuk aktif dan selektif memilih dan menggunakan media massa di dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor dalam memenuhi kepuasannya akan informasi transportasi tersebut meliputi kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan. Hasil analisis korelasi rank Spearman (output penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 7) seperti pada Tabel 11 memperlihatkan hubungan antara penggunaan media dengan kepuasan warga desa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa di wilayah Bogor. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator jenis situasi terpaan dengan keseluruhan indikator dari kepuasan, kecuali indikator identitas pribadi, artinya semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan jenis situasi terpaan media maka semakin puas warga dengan informasi yang diperoleh karena terpenuhi kepuasan kognitif, afektif, hubungan sosial, dan hiburan. Tabel 11. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Bagi Warga Desa Cilebut Barat Kepuasan akan informasi (rs) Penggunaan Identitas Hubungan Media Massa Kognitif Afektif Hiburan Pribadi Sosial Jenis situasi 0,744** 0,566** 0,230 0,472** 0,680** terpaan Frekuensi 0,385** 0,185 0,109 0,088 0,200 Tujuan 0,370** 0,242 0,068 0,324* 0,404** Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0.01 *Korelasi pada taraf nyata 0.05
rs : Koefisien korelasi rank Spearman
Situasi dalam menggunakan media massa bagi warga dalam memperoleh informasi dalam keadaan sendiri atau bersama orang lain di rumah atau di luar rumah, pagi, siang atau malam hari, yang sudah terpola atau menjadi rutinitas dari warga dapat memuaskan kebutuhan kognitif dari informasi yang diperoleh karena dengan situasi yang sudah terbiasa tersebut warga menjadi konsentrasi dalam menyerap informasi yang disajikan media sehingga dapat menjadi tahu dan paham akan informasi tersebut. Bagi warga membaca surat kabar atau menonton televisi dalam memperoleh informasi pada situasi bersama-sama dengan keluarga atau teman di rumah atau di luar rumah dapat menimbulkan kepuasan dengan tumbuhnya perasaan senang dalam diri warga akan informasi yang diperolehnya, karena pada
saat itu selain dapat bersama-sama juga dapat berbagi pengalaman kesenangan dalam menggunakan transportasi. Situasi di mana warga memperoleh informasi melalui media secara bersama-sama dengan keluarga atau teman, baik di rumah maupun di luar rumah, seperti nonton televisi bersama di rumah saat pulang kerja akan memberikan kepuasan hubungan sosial, karena terjalinnya komunikasi antara anggota keluarga dengan bahan pembicaraannya dari informasi yang diperolehnya. Saat warga memperoleh informasi dengan membaca surat kabar atau menonton televisi, baik itu sendiri atau bersama-sama di rumah atau di luar rumah, dapat menghilangkan rasa jenuh, dan juga dapat bersantai. Frekuensi berhubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan kognitif, artinya semakin sering warga menggunakan media, semakin puas warga akan informasi yang berorientasi pada kepuasan kognitif. Frekuensi penggunaan media massa yang sering oleh warga dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi akan menambah pengetahuan warga tentang hal tersebut, misalnya tentang kemacetan atau kecelakaan, serta regulasi pemerintah tentang masalah transportasi. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator tujuan dengan kognitif dan hiburan, serta berhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan indikator hubungan sosial. Hal ini berarti semakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi tujuan menggunakan media maka semakin puas warga akan informasi yang berorientasi pada kognitif, hubungan sosial, dan hiburan. Tujuan warga desa menggunakan media surat kabar dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah untuk mendapatkan pengetahuan mengenai informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas, seperti warga di luar lingkungan atau teman di kantor mengenai pembangunan di bidang pelayanan sarana dan prasarana transportasi, sehingga dengan tercapainya tujuan tersebut, maka hubungan sosial yang terjalin pada warga yang memperoleh informasi tersebut menjadi terpuaskan, begitu juga ketika tujuan menggunakan media massa warga itu untuk mengisi waktu luang, dan menghindari kejenuhan, tercapai, maka warga merasa terpuaskan dengan informasi tersebut berdasarkan orientasi hiburan. Secara umum hipotesis 3 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara penggunaan media massa dengan kepuasan akan informasi diterima.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi terkategori tinggi, mereka membutuhkan informasi tersebut untuk menambah pengetahuan, menimbulkan perasaan senang, menguatkan identitas diri, mengeratkan hubungan sosial, dan menghibur. 2. Warga Desa Cilebut Barat sudah baik dalam memilih media massa yang akan digunakan untuk memperoleh informasi sarana dan prasarana transportasi yang sesuai dengan seleranya, menerima media massa tersebut berdasarkan nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonominya. 3. Penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi terkategori baik, yaitu mereka sering menggunakan media massa tersebut dengan situasi terpaan dan pelayanan media massa yang baik sehingga tercapai tujuan warga menggunakan media massa tersebut. 4. Warga Desa Cilebut Barat sudah puas dengan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diaksesnya melalui media massa, karena mereka mendapatkan pengetahuan, merasa senang, menemukan jati diri sebagai pengguna sarana dan prasarana transportasi, dapat berkomunikasi secara luas dengan warga lain yang berada di lingkungan sendiri maupun di luar lingkungannya, serta terhibur karena dapat memecahkan persoalan mengenai sarana dan prasarana transportasi. 5. Kebutuhan akan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang berhubungan nyata dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat adalah: (a) Keseluruhan indikator kebutuhan berhubungan dengan indikator pelayanan, di mana indikator hubungan sosial dan hiburan berhubungan positif sangat nyata dengan indikator pelayanan, sedangkan indikator kognitif berkorelasi negatif tapi berhubungan sangat nyata, selain itu indikator afektif dan identitas pribadi berkorelasi negatif, hanya saja indikator afektif berhubungan nyata sedangkan indikator identitas pribadi tidak berhubungan nyata dengan pelayanan. (b) Kebutuhan kognitif berhubungan sangat nyata dengan keseluruhan indikator dari penggunaan, hanya dengan indikator pelayanan memiliki korelasi negatif. (c) Kebutuhan afektif berhubungan positif sangat nyata dengan indikator frekuensi dan tujuan. (c) Kebutuhan identitas pribadi tidak memiliki hubungan dengan indikator jenis situasi terpaan, dan frekuensi. (d) Kebutuhan hubungan sosial berhubungan positif sangat nyata dengan indikator jenis situasi terpaan, tujuan, dan pelayanan, tapi berkorelasi negatif dan tidak berhubungan nyata dengan indikator frekuensi. (e) Kebutuhan hiburan berhubungan positif sangat nyata dengan indikator pelayanan dan berhubungan positif nyata dengan indikator jenis situasi terpaan.
6. Pemilihan media massa yang berhubungan nyata dengan penggunaan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat adalah: (a) Keseluruhan indikator dari pemilihan berhubungan positif sangat nyata, hanya indikator selera yang berhubungan positif nyata dengan indikator jenis situasi terpaan. (b) Indikator nilai ekonomi berhubungan positif nyata dengan indikator frekuensi, hanya indikator penerimaan akan media berkorelasi negatif tetapi tidak berhubungan nyata. (c) Terdapat hubungan positif sangat nyata antara indikator nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomi dengan indikator tujuan, sedangkan indikator penerimaan akan media berkorelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata. (d) Terdapat hubungan positif nyata antara indikator penerimaan akan media dengan indikator pelayanan, namun indikator nilai informasi berkorelasi negatif tapi berhubungan nyata, sedangkan indikator nilai fungsional berkorelasi negatif tapi tidak berhubungan nyata. 7. Penggunaan media massa yang berhubungan nyata dengan kepuasan akan informasi bagi warga Desa Cilebut Barat adalah: (a) Terdapat hubungan positif sangat nyata antara indikator jenis situasi terpaan dengan keseluruhan indikator dari kepuasan, kecuali dengan indikator identitas pribadi. (b) Terdapat hubungan positif sangat nyata antara keseluruhan indikator dari penggunaan, kecuali frekuensi dengan, indikator hubungan sosial. (c) Terdapat hubungan positif sangat nyata antara indikator jenis situasi terpaan, dan pelayanan dengan indikator hiburan, sedangkan indikator tujuan berhubungan positif nyata, namun indikator frekuensi berkorelasi negative tap! tidak berhubungan nyata. (d) Terdapat hubungan positif sangat nyata antara indikator pelayanan dengan keseluruhan indikator dari kepuasan, kecuali dengan indikator kognitif berhubungan positif nyata.
Saran Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar pihak media online membuat informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor, khususnya mengenai perkeretaapi-an yang dapat diakses melalui telepon genggam (handphone) pada twitter atau facebook.
DAFTAR PUSTAKA Buku Blumler J.G., Browmn J., McQuail D. 1972. The television audience: A revised perspective Sociology of Mass Communication. Middlesex, England: Penguin. ., Gurevitch M., Katz E. 1974. Utilization of Mass Communication by the Individual. In, The Uses of Mass Communication, Current Perspectives on Gratifications Research, London: Sage Publications, Beverly Hills. Braina M. 2001. The uses and gratifications of the Internet among African American college students. Association for Education in Journalism and Mass Communication. Washington, DC. Choi Y., Haque M. 2002. Internet use patterns and motivations of Koreans. Asian Media Information and Communication, Pyongyang: Hide Slo. David McK. 2004. The Current Stats of Sociological Theory (A Critical Interpretation). NewYork: David Mc.Kay. DeFleur M., Sandra B.R. 1989. Theories of Mass Communication. Fifth Edition. New York: Longman. Dilla S. 2007. Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Elib. 2007. Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi. Jakarta:Unikom Press. Fattah S. 2009. Hubungan Sosial dan Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Yogyakarta: Datamedia. Fernando J.W. 2012. Media Massa. Jakarta: Puslitbang APTIKA IKP Kominfo. Foo C., Koivisto E. 2004. Live from OP: Grief player motivations. The Other Players Conference. Copenhagen, Denmark. Herudin. 2009. Efektifitas Komunikasi Massa, Jakarta: Rineka Cipta. Hoeta Soehoet AM. 2006. Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: IISIP Press. Johnson T.J., Kaye B.K. 1998. The Internet: Vehicle for engagement or a haven for the disaffected? Engaging the public: how government and the media can reinvigorate American democracy. Lanham, MD: Rowman & Littlefield. Junus. 2006. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Kahfi A. 2008. Seminar Komunikasi. Yogyakarta: Datamedia. Katz E,, Gurevitch M., Haas H. 1973. On The Use of The Mass Media for Important Things American Sociological Review. New York: Praeger. _______. 1987. Communication research since Lazarsfeld. Public Opinion Quarterly. New York: Praeger. Khoirul. 2010. Manusia dan Simbol dalam Sekitar Manusia. Jakarta: Gramedia. Levy M.R., Windahl S. 1985. The Concept of Audience Activity. In, Media Gratifications Research, Current Perspectives. Rosengren KE, LA Wenner dan P. Palmgreen (Editors).London: Sage Publication, Beverly Hills.
Liliweri A. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Martono N. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada. McGuire W.J. 1974. Psychological motives and communication gratification: The Uses of Mass Communications. Beverly Hills CA: Sage Publications. McKenna A., Bargh A. 2000. Plan 9 from cyberspace: The implications of the Internet for personality and social psychology. Personality and Social Psychology Review. CA: Sage Publications. McQuail D. 1983. Mass Communication Theory. 1st ed. London: Sage. _______ . 1994. Mass Communication: An Introduction. London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications. _______ . 1996. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga. Moeliono AM. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur. Pavlik J.V., Everette E.D. 1996. New Media Technology and the Information Superhighway. Boston: Allyn & Bacon. Rafaeli, S. 1986. The Electronic Bulletin Board: A Computer-Driven Mass Medium. Computers and the Social Sciences. New York: Longman. Rakhmat J. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu. Shimp J.K. 2003. Communication of Marketing. London: Sage. Siegel S. 1994. Non Parametric Statistics for the Behavioral Sciences. New York: McGraw-Hill Book Company. Sigit S. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawinata Tamansiswa. Singarimbun M., Effendi S. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutabri. T. 2005. Informasi dan Pemanfaatannya bagi Khalayak. Yogyakarta: Rafindo Media Tama. Sutaryo. 2005. Sosiologi Komunikasi,Perspektif Teoritik. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Tamin. 1997. Moda Transportasi dan Segala Permasalahannya. Jakarta: Bina Insani Press. Vanri K.F. 2007. Sejarah, Teori Penggunaan Media Massa di Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wright C. 2006. Sosiologi Komunikasi Massa. Terjemahan Jalaluddin Rakhmat. Bandung: Remaja Karya. Yankelovich Partners. 1995. Cybercitizen: A profile of online users. The Yankelovich Cybercitizen Report. Birmingham: AL.
Tesis Agustini. 2009. Hubungan Karakteristik dan Motif dengan Efek Media (Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta). Tesis. Bogor: IPB. Jalal. 1995. Elit Desa dan Televisi: Studi Uses and Gratification Tentang Perilaku dan Pemenuhannya di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tesis. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Ryan J. 1995. A uses and gratifications study of the Internet social interaction site LambdaMOO: Talking with “Dinos.” Master’s thesis, Ball State University, Muncie, IN.
Jurnal Andarwati S.R., Sankarto B.S. 2005. Pemenuhan Kepuasan Penggunaan Internet oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 14 (1). Chandrataruna M. 2011. Media Pengaruhi Kepuasan Pengguna. Jurnal Sains dan Teknologi Nomor 1. Eighmey J., McCord L. 1998. Adding value in the information age: Uses and gratifications of sites on the World Wide Web. Journal of Business Research, 41(3). Ferguson D., Perse E. 2000. The World Wide Web as a functional alternative to television. Journal of Broadcasting & Electronic Media, 44 (2). Hasrul., Omar B. 2011. Transformasi penyiaran televisyen melalui internet: kajian perhubungan kepuasan terhadap pengguna remaja. Jurnal Komunikasi ; Malaysian Journal of Communication , 27 (1). pp. 146-169. ISSN 01281496 James M.L., Wotring C.E., Forrest E.J. 1995. An exploratory study of the perceived benefits of electronic bulletin board use and their impact on other communication activities. Journal of Broadcasting & Electronic Media, 39(1). Lin C.A. 1999. Online service adoption likelihood. Journal of Advertising Research, 39(2). _______ . 2001. Audience attributes, media supplementation, and likely online service adoption. Journal of Mass Communication and Society, 4(1). Luo X. 2002. Uses and gratifications theory and e-consumer behaviors: A structural equation modeling study. Journal of Interactive Advertising, 2(2). Manihuruk A.S. 2002. Medium Internet dan Penggunaannya oleh Pelajar. Jurnal Penelitian Pers dan Pendapat Umum. 6(1). Schlinger M.J. 1979. A profile of responses to commercials. Journal of Advertising Research, 19(2). Sihol M.T. 2010. Efektivitas Komunikasi Interpersonal, Media Facebook, Kepuasan Interaktif Mahasiswa Unikom. Jurnal Konikom. 2(2).
Supaat. 2010. Penggunaan Media dengan Kreatifitas Informasi. Jurnal Komunikasi Massa. 3(2). Surisno. 2009. Pilihan Mahasiswa terhadap Konsentrasi Bidang Ilmu Komunikasi Terapan pada Program D3 Universitas Sebelas Maret. Jurnal Komunikasi Massa. 2(2). Steve. 1998. Internet Community. Journal of Mass Communication and Society, 4(1).
Internet [CPU] Central Penang University. 2006. Dampak Terpaan Media Massa. http://digilib.petra.ac.id [25 Nopember 2012]. Heller. ED. 2001. Pengertian Nilai Ekonomi. http://id.shvoong.com [17April 2012] Lillie J. 1997. Empowerment potential of Internet use. http://www.unc.edu [10 Desember 2011]. Thamrin, SH. 2008. Pengaruh Televisi dan Film, http:// www.tftwindo. org [10 Nopember 2012]. [UTN] Universitas Twente Nederland. 2011. Pendekatan Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan. http://www.utwente.nl [5 Nopember 2011].
Sumber Lain [BPMPD] Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bogor. 2012. Daftar Isian Data Profil Desa dan Kelurahan. Bogor: BPMPD. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia (Statistical Yearbook of Indonesia). Jakarta: Badan Pusat Statistik. [Ditjen Perhud Kemenhub] Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2012. Sistem Transportasi Nasional. Tata Aturan Transportasi Udara. Jakarta: Direktorat Perhubungan Udara. [Kemenperpemnas] Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Peraturan Pemerintah No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. Jakarta: Bappenas. Radar Bogor. 2012. Alur Proses Pemuatan Berita. Bogor: Redaksi SRB. [RRI] Radio Republik Indonesia Wilayah Regional II. 2012. Proses Peliputan dan Penyiaran Informasi. Bogor: RRI Wilayah Regional II Bogor. Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers. 1999. Jakarta: Kominfo.
DAFTAR TABEL Halaman 1. Penelitian Terdahulu ……………………………………………….. 2. Koefisien Uji Reliabilitas Belah Dua pada Setiap Peubah Penelitian……………………………………………………………. 3. Karakteristik Responden …………………………………………… 4. Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh ………………………………………….. 5. Rataan Skor Kebutuhan Warga Desa Cilebut Barat akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh Melalui Media Massa di Wilayah Bogor …………………………... 6. Rataan Skor Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor …………………………. 7. Rataan Skor Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor …………………………. 8. Rataan Skor Kepuasan akan Informasi Warga Desa Cilebut Barat tentang Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Media Massa di Wilayah Bogor …………………....................................... 9. Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor …………………………………….. 10. Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor ……………………... 11. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor Bagi Warga Desa Cilebut Barat ……………………………………
26 42 50 53
54
56
59
61
63
67
69
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4.
Model Uses and Gratifications …………………………………….… 8 Kerangka Berpikir …………………………………………………. 30 Proses Pemuatan Informasi di Surat Kabar Radar Bogor ………… 47 Proses Penyiaran Informasi di RRI Wilayah Regional II Bogor …… 49
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kerangka Sampel …………………………………………………. Kuesioner Penelitian ……………………………………………… Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi ………………………… Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi pada Surat Kabar Radar Bogor per 22 September – 22 Oktober 2012……… Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa Hubungan Pemilihan Media Massa dengan Penggunaan Media Massa ……………………………………………………………… Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan Akan Informasi ………………………………………………………….. Kliping Informasi Pelyanan Sarana dan Prasarana Transportasi ….
79 81 91 95 105 106 107 109
Lampiran 1. Kerangka Sampel NO. NO. Resp. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
3. 4. 7. 12. 13. 15. 17. 18. 19. 21. 23. 25. 26. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 35. 37. 40. 42. 44. 48. 50. 51. 53. 55. 61. 62. 67. 69. 71. 73. 74. 75. 77. 78. 79. 82. 83.
NAMA Ibu Nurhasanah Ibu Sukarelawati Bapak Sugeng Astanto Bapak Nur Ichwan Bapak Aan Setiadarma Ibu Yusiatie Bapak Arifin Saleh Harahap Bapak Surajiyo Bapak Hadi Surantio Bapak Asbulah Bapak Armunanto Bapak Yuli Harto Faisal Ibu Ulviah Muallivah Bapak Muntasir Bapak Sami Suyanto Ibu Agustini Bapak Ardityo Bramanto Bapak Abdul Aziz Bapak Suko Imbang Ibu Desy Amirah Rahmi Bapak Thomas Junggam Ibu Sukarti Retno Palupi Bapak Bambang Slamet Bapak Sunardi Handoko Santoso Ibu Krisna Ibu Najibah Ibu Tri Amelia Bapak Syariffudin Bapak Mad Lani Bapak Adi Pramono Ibu Feni Damayanti Bapak M. Arfan Bapak Ariston Ibu Siti Nurlaeli Ibu Cucum Ibu Dalilah Bapak Asep Bapak Bambang Teguh Rahardjo Bapak H Asmuni Bapak Priyo Bayu Bapak Budi Satrio Bapak Christian Jandri Sambur
ALAMAT Rt. 002/01 Rt. 003/01 Rt. 004/01 Rt. 002/03 Rt. 003/03 Rt. 001/04 Rt. 002/04 Rt. 003/04 Rt. 004/04 Rt. 001/05 Rt. 003/05 Rt. 003/05 Rt. 003/05 Rt. 001/06 Rt. 001/06 Rt. 002/06 Rt. 002/06 Rt. 003/06 Rt. 004/06 Rt. 001/07 Rt. 002/07 Rt. 004/07 Rt. 005/07 Rt. 007/07 Rt. 004/08 Rt. 006/08 Rt. 007/08 Rt. 001/09 Rt. 003/09 Rt. 001/010 Rt. 002/010 Rt. 001/011 Rt. 002/011 Rt. 004/011 Rt. 006/011 Rt. 001/012 Rt. 002/012 Rt. 004/012 Rt. 004/012 Rt. 005/0 12 Rt. 002/013 Rt. 004/0 13
NO. NO. Resp. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
84. 85. 87. 88. 89. 93. 95. 98. 100. 102.
NAMA Ibu Lili Wahdini Ibu Herlina Ibu Asma Ibu Nina Ibu Siti Rosidah Bapak Achmad Kadafi Ibu Delvira Bapak Dudi Budiono Dwi Fahriyanto Dudi Yudistira
ALAMAT Rt. 005/013 Rt. 006/013 Rt. 008/013 Rt. 001/014 Rt. 002/014 Rt. 008/014 Rt. 003/015 Rt. 006/015 Rt. 007/015 Rt. 010/015
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Hubungan Kebutuhan, Pemilihan dan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan Informasi Pelayanan Sarana/Prasarana Transportasi
No. Responden
:
Nama Responden
:
Jenis kelamin
:
Usia
:
Pekerjaan
:
Alamat tinggal sekarang
:
No. tlpn/hp
:
Tanggal pengisian
:
Oleh: AHMAD FAUZI I352100131
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Petunjuk: Mohon kesediaan bapak/ibu/sdr(i) menjawab pertanyaan/pernyataan berikut ini dengan cara memberikan satu jawaban dengan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia pada bagian 1 dan pada bagian 2, 3, 4,dan 5 di kolom yang telah disediakan, yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS); Tidak Setuju (TS); Setuju (S); dan Sangat Setuju (SS) BAGIAN 1 Profil pemilih dan pengguna media massa 1. Manakah informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor di bawah ini yang paling sering bapak/ibu/sdr(i) akses melalui media massa? A. Kecelakaan dari pengoperasian tansportasi B. Ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi C. Kapasitas sarana dan prasarana transportasi D. Keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi E. Kelancaran dan kecepatan transportasi F. Lokasi terminal (tempat mangkal) transportasi G. Tujuan yang akan dicapai (jarak trayek) H. Ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi I. Keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) transportasi bagi masyarakat J. Ketertiban dan keamanan transportasi 2. Manakah jenis media massa yang bapak/ibu/sdr(i) gunakan untuk mengakses informasi pelaanan sarana dan prasarana transportasi pada no. 1 di atas? A. Surat kabar B. Majalah C. Televisi D. Radio E. Komputer biasa F. Komputer jinjing (laptop) G. Net book H. Handphone biasa I. Smartphone (blackbery, i-phone, dan sejenisnya) J. Tabled (i-pad, android, dan sejenisnya) 3. Apa nama media massa pada no. 2 di atas yang bapak/ibu/sdr(i) gunakan untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi? A. Surat kabar Radar Bogor E. Radio Republik Indonesia Bogor B. Surat kabar Jurnal Bogor F. Radio Pemkot Bogor C. Televisi Megaswara G. www.bogor.co.id D. Radio Megaswara H.Media lainnya…………………(sebutkan) 4. Kapan terakhir bapak/ibu/sdr(i) mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana di wilayah Bogor melalui media massa? A. Hari ini B. 1 – 3 hari yang lalu C. 4 – 7 hari yang lalu D. Lebih dari seminggu yang lalu
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAGIAN 2 Kebutuhan warga akan informasi di media massa Pernyataan Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk menambah pengetahuan mengenai hal pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan tersebut sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri mengenai hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa bukan untuk memperoleh rasa senang dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk memperoleh rasa aman dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk memperoleh rasa tenang dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk memperoleh rasa percaya dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa bukan untuk memperoleh rasa yakin dalam hal bertransportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk memperoleh kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk menemukan model/cara bertindak/berprilaku yang ada hubungannya dengan hal pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media berkaitan dengan hal pelayanan tersebut.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
12.
Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa bukan untuk mendapatkan wawasan pribadi mengenai hal pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain akibat dari pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk menumbuhkan perasaan sama dengan apa yang dirasakan orang lain akibat dari pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk menumbuhkan rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi transportasi di wilayah Bogor pada media massa sebagai dasar bahan percakapan dengan keluarga. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi transportasi di wilayah Bogor pada media massa bukan untuk sebagai dasar bahan percakapan dengan teman. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk mengantisipasi keadaan yang terjadi pada pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk mengisi waktu luang. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk menghilangkan kejenuhan.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa bukan untuk membantu memecahkan masalah mengenai hal pelayanan tersebut. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk melepaskan ketegangan dalam diri saya. Saya membutuhkan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada media massa untuk bersantai.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
BAGIAN 3 Pemilihan Media Massa oleh Warga Pernyataan Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor sebagai pengganti media lama yang sudah tidak digunakan. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena tertarik dengan tampilan media tersebut. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut menggunakan teknologi terbaru. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena fitur-fitur yang dimiliki media tersebut mudah dipahami. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut merupakan media yang menginformasikan mengenai pelayanan tersebut secara informatif. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut informasinya dapat memotivasi saya untuk bertransportasi dengan baik. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya dapat dijadikan sebagai pengawasan bagi saya dari peristiwa mengenai hal tersebut. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena informasinya dapat dijadikan sebagai pengawasan bagi saya mengenai sumber beritanya. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya dapat menghibur. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya luas. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya lengkap. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena informasinya yang akurat.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
13.
Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya yang cocok/sesuai dengan kebutuhan saya. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya aktual. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya jelas. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena bermanfaat untuk pengambilan keputusan dalam bertransportasi. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasi tersebut dapat dibuktikan. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena penulisan dari informasi tersebut tidak ada prasangka (asas praduga tak bersalah). Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena informasinya didapat dari sumber yang terpercaya. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena media tersebut berguna bagi saya. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena saya bangga dengan media tersebut. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut harganya terjangkau. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut biaya penggunaannya terjangkau. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan karena media tersebut biaya perawatannya terjangkau. Saya memilih media massa untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media tersebut memiliki nilai jual kembali yang memadai.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
BAGIAN 4 Penggunaan Media Massa oleh Warga Pernyataan Saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi sendiri di rumah. Saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi sendiri di luar rumah. Saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi bersama keluarga di rumah. Saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor tidak pada situasi bersama keluarga di luar rumah. Saya menngunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi bersama teman di rumah. Saya menngunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi bersama teman di luar rumah. Saya menngunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada situasi bersama keluarga dan teman di rumah. Saya menngunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor tidak pada situasi bersama keluarga dan teman di luar rumah. Saya sangat sering menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor. Saya sering menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor. Saya kadang-kadang menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor. Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan untuk mengambil tindakan dalam pembangunan di bidang pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor adalah untuk dapat dipergunakan sebagai bahan dalam berkomunikasi mengenai pembangunan di bidang pelayanan tersebut dengan masyarakat luas.
Jawaban STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
14.
Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor adalah sebagai dasar untuk berpartisipasi dalam pembangunan di bidang pelayanan tersebut. Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor adalah untuk mengisi waktu luang. Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor bukan untuk menghindari rutinitas. Tujuan saya menggunakan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor adalah untuk menghindari kejenuhan.
15.
16.
17.
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
BAGIAN 5 Kepuasan Warga akan Media Massa Pernyataan Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena mendapatkan pengetahuan mengenai peristiwa yang relevan tentang informasi tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena menemukan pendapat tentang hal-hal praktis mengenai hal tersebut sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam bertransportasi. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena mendapat pelajaran sebagai pendidikan diri dari informasi tersebut. Saya merasa tidak puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa tidak senang dengan informasi tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa aman dengan informasi tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa tenang dengan informasi tersebut.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
7.
Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa percaya dengan informasi tersebut. Saya merasa tidak puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa tidak yakin dengan informasi tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena memperoleh kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena menemukan model/cara bertindak/berprilaku sendiri yang menyangkut masalah pelayanan tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena mendapat gambaran mengenai orang lain yang diberitakan berkaitan dengan masalah pelayanan tersebut.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Saya merasa tidak puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena tidak mendapatkan wawasan pribadi mengenai masalah tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh masalah pelayanan tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena menumbuhkan perasaan sama dengan apa yang dirasakan orang lain akibat dari masalah pelayanan tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena dapat menumbuhkan rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi. Saya merasa tidak puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena tidak mendapatkan dasar sebagai bahan percakapan dengan keluarga mengenai hal tersebut.
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
17.
Saya merasa puas setelah dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena mendapatkan dasar sebagai bahan percakapan dengan teman mengenai hal tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena dapat mengantisipasi keadaan tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena dapat digunakan untuk pengisi waktu luang. Saya merasa tidak puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena tidak dapat menghilangkan kejenuhan. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena dapat membantu memecahkan masalah pelayanan tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena dapat melepaskan ketegangan dalam diri dari informasi tersebut. Saya merasa puas dengan media massa dalam mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena merasa santai dengan informasi tersebut.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Terima kasih atas partisipasi dan bantuan bapak/ibu/sdr(i)
Jawaban
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas item Kebutuhan Informasi Kebutuhan1 Kebutuhan2 Kebutuhan3 Kebutuhan4 Kebutuhan5 Kebutuhan6 Kebutuhan7 Kebutuhan8 Kebutuhan9 Kebutuhan10 Kebutuhan11 Kebutuhan12 Kebutuhan13 Kebutuhan14 Kebutuhan15 Kebutuhan16 Kebutuhan17 Kebutuhan18 Kebutuhan19 Kebutuhan20 Kebutuhan21 Kebutuhan22 Kebutuhan23
Scale Mean if Item Deleted 61.75 61.75 61.70 62.40 61.50 61.50 61.90 62.40 61.90 62.00 62.20 62.15 62.10 62.20 62.05 62.10 62.50 61.90 62.25 62.75 62.65 62.55 62.70
Scale Variance if Item Deleted 56.513 55.461 55.484 54.568 56.053 54.579 54.305 52.463 59.568 56.526 52.484 57.292 51.674 59.011 60.155 52.621 56.474 56.832 53.461 53.461 53.503 53.524 52.642
Corrected ItemTotal Correlation .307 .322 .278 .368 .366 .536 .355 .406 -.035 .384 .529 .186 .701 .032 -.084 .607 .235 .278 .401 .506 .398 .421 .360
Reliabilitas Peubah Kebutuhan Informasi Case Processing Summary N % Valid 20 Cases a Excluded 0 Total 20 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items Part 1
100.0 .0 100.0
.804 a 12 .816 b 11 23 Correlation Between Forms .093 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .171 Unequal Length .171 Guttman Split-Half Coefficient .171 a. The items are: Kebutuhan1, Kebutuhan2, Kebutuhan3, Kebutuhan4, Kebutuhan5, Kebutuhan6, Kebutuhan7, Kebutuhan8, Kebutuhan9, Kebutuhan10, Kebutuhan11, Kebutuhan12. b. The items are: Kebutuhan12, Kebutuhan13, Kebutuhan14, Kebutuhan15, Kebutuhan16, Kebutuhan17, Kebutuhan18, Kebutuhan19, Kebutuhan20, Kebutuhan21, Kebutuhan22, Kebutuhan23.
Validitas Item Pemilihan Media Massa
Pilih1 Pilih2 Pilih3 Pilih4 Pilih5 Pilih6 Pilih7 Pilih8 Pilih9 Pilih10 Pilih11 Pilih12 Pilih13 Pilih14 Pilih15 Pilih16 Pilih17 Pilih18 Pilih19 Pilih20 Pilih21 Pilih22 Pilih23 Pilih24 Pilih25 Pilih26 Pilih27 Pilih28
Scale Mean if Item Deleted 75.85 75.95 76.10 75.85 75.90 75.60 75.70 75.90 75.30 75.45 75.60 76.10 75.60 75.65 75.60 76.00 75.20 75.15 75.55 76.00 76.05 75.65 75.50 75.85 75.65 75.75 76.00 76.35
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 98.766 .517 95.734 .594 97.253 .492 96.239 .638 97.042 .640 95.200 .625 94.326 .593 99.989 .297 97.905 .711 100.682 .564 94.779 .800 93.147 .760 93.305 .823 100.450 .396 100.358 .521 108.632 -.242 99.537 .632 98.976 .672 99.418 .415 109.684 -.226 98.997 .473 98.976 .606 101.105 .446 96.450 .702 96.871 .806 99.776 .564 97.895 .558 106.450 -.069
Cronbach's Alpha if Item Deleted .902 .901 .903 .900 .900 .900 .901 .907 .900 .903 .897 .897 .896 .904 .903 .914 .901 .901 .904 .921 .903 .901 .904 .899 .898 .902 .902 .913
Reliabilitas Peubah Pemilihan Media Massa Case Processing Summary N % Valid 20 100.0 a Excluded 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Part 1 Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items
.901 a 14 .723 b 14 28 Correlation Between Forms .724 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .840 Unequal Length .840 Guttman Split-Half Coefficient .781 a. The items are: Pilih1, Pilih2, Pilih3, Pilih4, Pilih5, Pilih6, Pilih7, Pilih8, Pilih9, Pilih10, Pilih11, Pilih12, Pilih13, Pilih14. b. The items are: Pilih15, Pilih16, Pilih17, Pilih18, Pilih19, Pilih20, Pilih21, Pilih22, Pilih23, Pilih24, Pilih25, Pilih26, Pilih27, Pilih28.
Validitas Item Penggunaan Media Massa
Guna1 Guna2 Guna3 Guna4 Guna5 Guna6 Guna7 Guna8 Guna9 Guna10 Guna11 Guna12 Guna13 Guna14 Guna15 Guna16 Guna17 Guna18 Guna19 Guna20
Scale Mean if Item Deleted 49.90 49.85 49.75 49.75 50.05 49.80 49.90 49.95 49.80 49.70 49.80 49.90 49.60 49.85 50.05 50.10 50.15 50.25 50.25 50.05
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 28.095 .174 28.766 .070 26.303 .450 24.303 .690 24.155 .576 23.747 .673 25.779 .484 25.524 .514 27.642 .153 25.905 .464 27.958 .139 28.200 .123 27.621 .242 27.924 .137 31.103 -.288 25.463 .518 28.134 .163 26.724 .349 28.513 .083 28.787 .036
Cronbach's Alpha if Item Deleted .722 .729 .701 .676 .683 .673 .697 .693 .727 .698 .727 .727 .717 .727 .755 .693 .723 .708 .730 .735
Reliabilitas Peubah Penggunaan Media Massa Case Processing Summary N % Valid 20 100.0 Cases a Excluded 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Part 1 Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items
.816 a 10 .488 b 10 20 Correlation Between Forms .148 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .257 Unequal Length .257 Guttman Split-Half Coefficient .239 a. The items are: Guna1, Guna2, Guna3, Guna4, Guna5, Guna6, Guna7, Guna8, Guna9, Guna10. b. The items are: Guna11, Guna12, Guna13, Guna14, Guna15, Guna16, Guna17, Guna18, Guna19, Guna20.
Reliabilitas Peubah Kepuasan Informasi Case Processing Summary N % Valid 20 100.0 a Excluded 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Part 1 Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items
.638 a 12 .773 b 11 23 Correlation Between Forms .807 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .893 Unequal Length .893 Guttman Split-Half Coefficient .889 a. The items are: Puas1, Puas2, Puas3, Puas4, Puas5, Puas6, Puas7, Puas8, Puas9, Puas10, Puas11, Puas12. b. The items are: Puas12, Puas13, Puas14, Puas15, Puas16, Puas17, Puas18, Puas19, Puas20, Puas21, Puas22, Puas23.
Validitas Item Kepuasan Informasi
Puas1 Puas2 Puas3 Puas4 Puas5 Puas6 Puas7 Puas8 Puas9 Puas10 Puas11 Puas12 Puas13 Puas14 Puas15 Puas16 Puas17 Puas18 Puas19 Puas20 Puas21 Puas22 Puas23
Scale Mean if Item Deleted 59.95 60.15 59.95 60.55 59.90 60.00 60.15 60.80 60.15 60.20 60.30 60.60 60.20 60.30 60.10 60.40 60.15 59.95 60.25 60.45 59.90 60.30 60.20
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 35.839 .613 34.029 .604 35.103 .601 38.155 .095 36.621 .554 35.368 .624 36.871 .358 42.168 -.406 34.239 .666 35.432 .563 36.116 .354 40.358 -.172 34.905 .544 34.116 .723 36.726 .414 37.937 .150 36.239 .461 36.682 .455 32.513 .864 37.313 .194 35.147 .663 38.432 .088 35.116 .614
Cronbach's Alpha if Item Deleted .830 .827 .829 .851 .834 .829 .838 .866 .825 .831 .839 .858 .831 .824 .837 .847 .835 .835 .815 .846 .828 .849 .829
Lampiran 4. Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi pada Surat Kabar Radar Bogor per 22 September – 22 Oktober 2012 No
Hari/Tanggal
Ketersediaan
Senin/22 Sept 2012
Lakalantas di Ciawi, dua orang terluka (h.7)
Pelebaran jalan Pamegersari terkendala izin (h.8) Rehab jembatan tunggu Musrenbang (h.8) Sambut HUT Lantas, pos polisi dipercantik (h.10
Senin/24 Sept 2012
Sekeluarga dihantam minibus (h.15)
Perbaikan jalan alternatif dihentikan (h.15)
1
2
Kecelakaan
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai Banjir, Binamarga salahkan Kementerian PU (h.7 ) Pintu perlintasan kereta diprotes (h.8) Petugas cuek, Lalin Empang krodit (h.12) DLLAJ: kemacetan Sholis bukan tugas kami (h.12) DLLAJ minta media jalan dibongkar (h.11) Personal terbatas empang merayap (h.11) Angkot dilarang lewat pasar
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan Proyek infrastruktur rawan korupsi (hal.6) Tertibkan truk tambang tua (h.8)
Puluhan motor balap disita (h.14)
No
Hari/Tanggal
Kecelakaan
Ketersediaan
3
Selasa/25 Sept 2012
Anggota DPR tewas kecelakaan (h.1)
Stok habis, SPBU harus kreatif (h.16)
4
Rabu/26 Sept 2012
Hindari jalan rusak, ibu-anak kritis (h.15)
Ketinggian layang BORR bervariasi (h.11)
5
Kamis/27 Sept 2012
6
Jumat/28 Sept 2012
Arus pendek dua mobil terbakar
Warga blokir jalan (h.8)
7
Sabtu/29 Sept 2012
Minibus digencet dua truk (h.1)
Jalur di Ceger dibeton
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai Dibeton, jalanan macet (h.16)
Keterjangkauan Daya Beli Tarif Tarif tetap naik, brosur tetap disebar (h.9)
Warga desak jalur lingkar (h.14) Camat tagih janji bupati (h.15) Masih tak ramah bagi ibu-ibu hamil dan lansia (h.1)
Macet dimanamana, betonisasi jalan terus (h.11) Senin Surken bakal macet panjang (h.10) Macet Sholis bakal krodit (h.12) Jalan Leuwiliang berbahaya (h.18) Jalan
Terminal bayangan (h.16)
Ketertiban dan Keamanan Kendaraan bodong diburu (h.14) 50pengemudi angkutan ditilang (h.15) Kabur, copet tabrakan (h.15) Pemkab jangan lemas (h.14) PKL Ciawi segera ditertibkan lagi (h.15)
Tarif naik, KRL ditambah (h.1)
Parkir di tengah jalan (h.6) Warga ancam demo ke Jakarta (h.7) Polisi perketat stasiun Parung Panjang
No
Hari/Tanggal
Kecelakaan
Ketersediaan
8
Senin/1 Oktober 2012
Bus terguling, 47 korban luka (h.1) Kontainer hantam container (h.15)
Pembangunan BOCIM mandek (h.9) Warga desak perbaikan Gobang Lsladon (h.14)
9
Selasa/2 Oktober 2012
Dua siswi SMP meregang nyawa (h.1) Rombongan Bupati tabrakan beruntun (h.15)
Revitalisasi terminal terkatungkatung (h.9) PKL jualan lagi motor leluasa parkir (h.11) Stasiun Nambo segera dioperasikan (h.9)
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai pahlawan menyempit
Siapkan rekayasa lalin Sholis (h.9) Betonisasi rampung, kemacetan terurai (h.11) Jalan Karangasem Timur direhab (h.15) Dua giliran perbaikan Surken bikin macet (h.11) Camat desak tembok terminal dirobohkan (h.15) Macet dimanamana (h.16)
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan (h.18) Reklame liar selimuti Puncak (h.19) 27 pelanggar disidang di jalan (h.20)
Hari ini, taif KRL naik Hari ini, tarif parkir pengadilan naik (h.9)
Stasiun mencekam (h.1) Hati-hati susun regulasi mobil murah (h.8) Tiga hari, 450 pengendara nakal ditilang (h.9)
No
Hari/Tanggal
Kecelakaan
10
Rabu/3 Oktober 2012
Siswa SMA tertabrak bus
11
Kamis/4 Oktober 2012
Korban Bocimi Puncak terus berjatuhan (h.7)
12
Jumat/5 Oktober 2012
KRL anjlok disabotase ? (h.1) Sang primadona itupun anjlok (h.11)
Ketersediaan
Warga desak perbaikan jalan Parakanmun cang (h.8) Tuntut penghapusan shift angkot (h.16) Jalan raya Bogor mulai terang (h.6) Ojek jadi moda transportasi alternatif (h.6) DBMP tutup tiga jembatan (h.6)
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai 23.000 buruh akan melumpuhkan Jakarta (h.1) Polda kerahkan 15.000 personel (h.4) Pusing kemacetan geber jalur R3 (h.11) Bupati desak PKL pindah (h.7)
Penumpang linglung sopir-ojek untung (h.1)
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan Warga minta zona aman (h.1)
Ganggu pengguna jalan (h.9) Polusi tinggi, KRB merana (h.16)
Jalan Sabilillah dihiasi ampah (h.7) Sopir truk tambang dibawah umur ditilang (h.6) Belasan spanduk liar dibongkar (h.8)
No
Hari/Tanggal
13
Sabtu/6 Oktober 2012
14
Minggu/7 Oktober 2012
15
Senin/8 Oktober 2012
Kecelakaan
Ketersediaan
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai
Pengantar calhaj dilumpuhkan jalan tegar beriman (h.6) Macet dan banjir kepung Cibinong (h.6) Macet parah, betonisasi jalan terus (h.10) Penutupan putaran Ekalos dan u-turn (h.3) Pembukaan jalur tak sembarangan (h.7) Akses Perumnas masih rusak (h.8) Belum optimal, simulasi terlalu singkat (h.12)
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Pro-kontra kenaikan tarif parkir, kerap diprotes hingga dimarahi pemilik kendaraan (h.12)
Ketertiban dan Keamanan Sindikat curanmor diringkus (h.8) Jalur JakartaBogor paling rawan Dugaan sabotase didalami (h.1) Truk dilarang melintas jalan pahlawan (h.7) DKP kewalahan atasi sampah liar (h7)
Pengendara bijak selalu mematuhi rambu lalu lintas (h.15) Ayo tertib berlalu lintas (h.15)
No
Hari/Tanggal
16
Selasa/9 Oktober 2012
17
Rabu/10 Oktober 2012
18
Kamis/11 Oktober 2012
19
Jum’at/12 Oktober 2012
20
Sabtu/13 Oktober 2012
Kecelakaan Truk terguling jagorawi macet (h.9) Bus jamaah haji terbakar (h.1)
Licin, jeep terbalik (h.19)
Kontainer seruduk 10 mobil (h.1) Kelebihan beban, truk gandeng terguling (h.6)
Ketersediaan Siapkan 11 jalur alternatif (h.9) PJU suka makmur rusak (h.7) Jembatan Salahuni tunggu anggaran (h.8)
Pelebaran jalur Bocimi mendesak (h.7) Jalan lingkar kota digeber (h.7) Limbah pasar genangi jalan Sayuti (h.8)
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai
Macet panjang, Suken Otista digeber (h.12)
Trayek 07 berlaku shift baru
Keterjangkauan Daya Beli Tarif Sub terminal terus dikaji (h. 9)
Ketertiban dan Keamanan
Tiga hari tak disiram jalan diblokir (h.9)
Senin depan Surken bersih (h.9) Puluhan pengemudi ditilang (h.7) Tiga jembatan terancam ambruk (h.8)
Perbaikan SukahatiKardenan numpuk (h.6)
DLLAJ kewalahan (h.8) Gepeng makin tidak terkendali (h.7) Angkot-PKL rebutan tempat mangkal (h.7)
No
Hari/Tanggal
Kecelakaan
Ketersediaan Betonisasi Kedunghala ng terhambat lalu lintas (h.11) Bocimi tertunda, merugi 1 milyar (h.11) Rekayasa lalu lintas diujicoba (h.15) Mandek, Kemen-PU diminta ambil alih Bocimi (h.16) Jalur RumpinTangerang dialihkan (h.14)
21
Senin/15 Oktober 2012
Kakek tewas tertabrak motor
22
Selasa/16 Oktober 2012
Jalur Puncak terus makan korban (h.15)
23
Rabu/17 Oktober 2012
Dari tarik naik hingga kereta anjlok (h.10)
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan
Parkir di luar, mobil sekretaris KPU raib (h.9) Sopir truk nyaris diamuk massa (h.14) Penumpang KRL terlantar (h.9)
Terminal sejajar rel (h.3)
No
Hari/Tanggal
24
Kamis/18 Oktober 2012
25
Jum’at/19 Oktober 2012
26
Sabtu/20 Oktober 2012
Kecelakaan
Ketersediaan
Teroris seruduk ATM (h.15)
Geber BORR, pasang spanduk pekerjaan (h.11) Lapisan jembatan sulit dibersihkan (h.14) Kebut perbaikan jalan Pedati (h.9) Belum setahun goronggorong jebol (h.14) Pembebasan ditolak, perbaikan tetap digeber (h.15) Alternatif CilebutBogor tak beres (h.3) Desak Pemkot hidupkan terminal
Seruduk nenek bus dibakar (h.1)
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai Aktifkan terminal batas kota (h.9)
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan Kaca mobil dipecah, uang bos raib (h.9) Rambu lalu lintas diamankan (h.15) Warga ancam blokir kereta (h.15)
Kemacetan jalur industri sulit diurai (h.15)
Pengawasan harus diperketat (h.15) Ojeker diajari tertib lalin (h.15)
No
Hari/Tanggal
Kecelakaan
Ketersediaan
INFORMASI PELAYANAMN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Tujuan Keteraturan Kelancaran Lokasi Ketepatan Kapasitas Yang Akan Jadwal dan Kecepatan Terminal Waktu Dicapai
Keterjangkauan Daya Beli Tarif
Ketertiban dan Keamanan
Bubulak (h.9) Goronggorong diperbaiki (h.14) Jalan Kranggan diperbaiki (h.14) 27
Minggu/21 Oktober 2012
28
Senin/22 Oktober 2012
Pengendara motor tewas diseruduk truk (h.5) Underpass tenggelam (h.1) PKL minggir jalanan lenggang (h.9) Jalur tambang digenangi lumpur (h.14)
Tiap pekan PKL membludak (h.14)
Lampiran 5. Hubungan Kebutuhan dengan Penggunaan Correlations Situasi terpaan Spearman's rho Kognitif
Afektif
Identitas
Hubsos
Hiburan
Correlation Coefficient
.337
Frekuensi *
.637
Tujuan
**
.370**
Sig. (2-tailed) N
.014 52
.000 52
.007 52
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
.079
.343*
.406**
.576 52 .329*
.013 52 .315*
.003 52 .071
.017 52 .442**
.023 52 .284*
.616 52 -.068
.001 52 .281*
.041 52 -.139
.633 52 .121
.044 52
.327 52
.392 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6. Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Correlations Situasi terpaan Spearman's rho Penerimaan media
Nilai fungsional
Nilai informasi
Nilai ekonomi
Frekuensi **
-.016
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
.473
.000
.033
.912
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
52 .387**
52 .430**
52 .329*
.005 52 .426**
.001 52 .466**
.017 52 .244
.002 52 .422**
.000 52 .546**
.081 52 .427**
.002 52
.000 52
.002 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.296
Tujuan
*
Lampiran 7. Hubungan Penggunaan dengan Kepuasan Correlations Kognitif Afektif Identitas Hubsos Hiburan Spearman's rho Situasi terpaan Correlation .744** .566** .230 .472** .680** Coefficient Sig. (2.000 .000 .101 .000 .000 tailed) N 52 52 52 52 52 ** Frekuensi Correlation .385 .185 .109 .088 .200 Coefficient Sig. (2.005 .189 .441 .535 .154 tailed) N 52 52 52 52 52 ** * Tujuan Correlation .370 .242 .068 .324 .404** Coefficient Sig. (2.007 .084 .632 .019 .003 tailed) N 52 52 52 52 52 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).