POSITIVE DEVIANCE Pendekatan pemecahan masalah masyarakat berbasis masyarakat (A Community Based Approach to Solving Community Problems)
Vol. II No. 5
June
2006
yang Budiman, Readers, P embaca D ear Kami mohon maaf atas keterlambatan peWe apologize for the delayed publishing of
nerbitan edisi kelima ini. Keterlambatan ini disebabkan kurangnya tulisan yg datang dari anggota Jejaring PD dan keterbatasan waktu dari staff redaksi. Selama tahun 2005, Jejaring PD Indonesia mencapai kemajuan yang sangat mengagumkan dalam menarik minat dari Depkes dan Dinkes mulai dari wilayah paling barat sampai wilayah paling timur Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat dan komitmen Depkes memasukkan pendekatan PD kedalam rencana strategis lima tahun kedepan Depkes, sebagai suatu strategi mengurangi prevalensi malnutrisi di Indonesia. Panduan pelaksanaan PD dalam konteks Indonesia sedang dikembangkan oleh Depkes dengan mendapatkan bantuan teknis dari anggota Jejaring PD. Dalam edisi kelima bulletin PD ini, kami akan menyajikan kegiatan lokakarya dan pelatihan pelatih PD. Tentu saja, kami terus membagikan pengalaman dan data dari anggota Jejaring PD. Staff redaksi terus mendorong semua lembaga pelaksana PD di Indonesia agar pro aktif membagikan pengalamannya melalui buletin ini dan melalui pertemuan Jejaring PD Indonesia. Buletin ini dapat diakses pada website Internasional : www.positivedeviance.org dan juga dapat diperoleh melalui Save the Children US pada alamat dibawah ini.
this fifth edition. The lateness was due to the limited articles coming from each PD Network member and the editors’ time contraints. During the year 2005, the Indonesia PD Network made some outstanding progress in generating keen interest from the MOH and local DHO stretching from the far western to the most eastern part of this country. As proof of their interest and commitment, the MOH has incorporated the PD approach in their next five year national health strategy as a way to reduce the high prevalence of malnutrition in Indonesia. A PD implementation manual for the Indonesian context is being developed by the MOH with technical assistance from members of the PD Network. In this 5th edition of the PD Bulletin, we will highlight PD Workshops and Training of Trainers’ Implementation Training. Of course, we continue to share experiences and data from implementing PD Network members. The editors continue to encourage all PD implementing agencies in Indonesia to be pro active in sharing experiences through this bulletin and through participation in the PD Network Meetings. This bulletin is posted on the international website: www.positivedeviance.org and is also available in hard copy through Save the Children US at the address below.
Ketekunan Kader Merubah Rasa Malu Para Ibu Oleh : Kankan, Puskesmas Gasol, Kabupaten Cianjur Staff Redaksi / Editorial Staff : Sam Nuhamara; Randa Wilkinson; Layout : Aditias Alamat Redaksi/Contact Adress : Save the Children US. Jl. Brawijaya VIII, No. 8 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan. 12160 Telp. (021) 72799570. Fax : (021) 72799571 Groups :
[email protected]
dengan kendaraan roda 4 dari kota Cianjur selama 30 menit. Ima Isnaeni, ketua kader posyandu menjelaskan bahwa pada awalnya sangat sulit mengajak para ibu yang memiliki anak
1
Tim Redaksi
adalah sebuah dusun dari desa Nagrog, G asol kecamatan Cugenang yang dapat diakses
Buletin PD Edisi ke - 5
balita gizi kurang untuk mengikuti kegiatan Pos Gizi karena “rasa malu”. Alasan mereka sangat sederhana, karena tidak mau ketahuan anak mereka bergizi kurang. Ketika Pos Gizi dibuka secara resmi, tidak ada ibu yg datang membawa anak mereka.
Diligence of Volunteers changing Mother’s Embarrassment By Kankan, Puskesmas Gasol, Cianjur a hamlet of the village, Nagrog, in the G asol, sub-district of Cugenang, is a 30 minute drive
from Cianjur city. Ima Isnaeni, the chairwomen of posyandu cadres, explained that in the beginning she had a hard time convincing mothers with malnourished children to attend the NERS due to their “embarrassment”. It was for a very simple reason that they didn’t want to be identified or known as mothers with malnourished children. Once the NERS was officially opened, no mothers wanted to participate in the sessions.
Ima Isnaeni dan keempat kader lainnya secara tekun terus menerus mendorong para ibu tsb dan pada akhirnya mereka sendiri menyelenggarakan Pos Gizi pada bulan Desember ‘04 secara swadaya dan dibantu oleh Puskesmas. Mereka memberi nama Pos Gizi IHLAS (Ibu Hemat Lalu Anak Sehat). Ini merupakan salah satu Pos Gizi yang paling aktif di Cianjur menurut Save the Children Amerika. IHLAS telah dikunjungi oleh OXFAM Australia yg mengajak satu rombongan tamu dari Timor Leste dan Filipina serta kelompok belajar dari SEAMEO.
Ima Isnaeni and other 4 cadres consistently encouraged those mothers and finally they opened the NERS in December 2004 with financial support from the community and Puskesmas. They called the NERP “Pos Gizi IHLAS” (Ibu Hemat Lalu Anak Sehat= Mother Thrifty But Child Healthy). Sited by Save the Children US as one of the very active NERS in Cianjur District.
Tujuan dari Pos Gizi IHLAS tidak hanya merehabilitasi anak gizi kurang tetapi juga menyediakan permainan edukatif bagi stimulasi perkembangan kecerdasan anak-anak dan memberi pendidikan gizi kepada para ibu. Sebagian ibu menggunakan waktu luang mereka selama kegiatan Pos Gizi dengan membuat jala ikan. Mereka menjualnya dipasar dan keuntungannya digunakan untuk membeli makanan PD, sayur-sayuran dan ikan bagi anak balita mereka.
IHLAS was visited by OXFAM Australia with a group of guests from Timor Leste and a learning group from SEMEAO and the Philippines. Pos Gizi IHLAS purpose was not only to rehabilitate malnutrition children but also stimulate the children with educative toys and provide nutrition education for their mothers or caregivers. Some of the mothers decided to work together during their free time to weave fishing nets. They sell the nets in the market and use the proceeds to buy PD food for their under five children, vegetables and fresh water fish.
Sejak itu, lambat laun jumlah anggota Pos Gizi IHLAS menjadi 14 ibu dan stigma social memiliki anak gizi Since then, the total number of kurang telah Kakan –the man with uniform– visit NERS Gasol / Pak Kankan NERS “IHLAS” participants inberubah karena mengunjungi pos Gizi di Gasol creased to 14 as the social pengertian yg lebih stigma of having a malnourished baik dan ketekunan memperbaiki status kesechild was overcome by the mothers’ better unhatan dan gizi anak. Saat ini terbentuk kelomderstanding and diligence to improve the nutripok ibu yang kompak yg memiliki kepedulian tional status and health of their children. There is dan semangat yang sama. now a solid group of women sharing the same spirit and concern. Setelah 10 bulan berjalan, semua anak gizi kurang telah direhabilitasi dan para ibu di “After 10 months of the NERP, all the children Gasol mempraktekan perilaku yg membuat were rehabilitated and the mothers in Gasol anak sehat dan gizi baik, kata Ima. Ima berpractice the behaviors to have well nourished and healthy children,” Ima said. Ima hopes that harap satu kali kelak tidak ada lagi anak yg there will be no more malnourished children in kekurangan gizi di Gasol. Gasol. Buletin PD Edisi ke - 5
2
SISTEM RUJUKAN DAN KEMITRAAN, KUNCI MENUJU SUKSES
REFERAL SYSTEM AND PARTNERSHIP, KEY TO SUCCESS
Oleh: Amsiah-Puskesmas Kec. Matraman
By: Amsiah-Matraman Sub-District Puskesmas
… Seharusnya dari awal, sebelum kegiatan dimulai, semua anak-anak balita peserta pos gizi harus diperiksa fisiknya untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kesehatannya, terutama penyakit penyerta atau infeksi.
…At the beginning, prior to starting the activity, all children under five participating in Hearth must have a physical check-up to find out if there are any problems with their health, especially if affected with additional diseases or infections.
dari sektor kesehatan merupakan P embina tenaga profesional yang harus fleksibel
M
entors from the health sector must be professionals who are able to be flexible and sensitive in responding to changing conditions happening when conducting the PD Hearth program. The health status of participating under five children must be checked by health professionals. By practicing the PD behaviors identified in the PDI, good health and nutrition will be achieved. This is what the PD Hearth strives for.
dan peka dalam menyikapi perubahan kondisi balita dalam menjalankan program pos gizi. Status kesehatan balita peserta pos gizi harus diperiksa oleh petugas kesehatan. Dengan mempraktekkan perilaku PD yg ditemukan dalam PDI maka status gizi baik dan sehat akan dicapai. Hal inilah yg harus diupayakan dalam Pos Gizi. Setelah menjalankan pos gizi selama 2 sesi di RW 08 kelurahan Palmeriam Kecamatan Matraman-Jakarta Timur, kami menemukan masalah-masalah yang harus ditangani oleh tim kesehatan. M asalah tersebut adalah: kurangnya nafsu makan, sakit dan berat badan tetap walaupun sudah mengikuti lebih dari 2 sesi. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ini, kami memilih puskesmas kelurahan Palmeriam sebagai tempat rujukan. Apabila tidak dapat menangani, maka akan dirujuk ke Puskesmas kecamatan Matraman.
After conducting two sessions of PD Hearth in RW 08 of Palmeriam urban village in Matraman sub-district, East Jakarta, we found health problems that needed to be resolved by the health clinic team. Included in the symptoms were: lack of appetite, illness and weight stagnation, even after more than two sessions of participating in PD Hearth. To carry out the health check up activities, we chose Palmeriam’s public health post (Puskesmas) due to its link to the community. If the public health post is not able to address the illness, the child will be referred to the public health post at Matraman sub-district.
Berdasarkan hasil evaluasi berat badan dan untuk menunjang keberhasilan program di pos gizi, kami mengembangkan sistem rujukan. Berikut ini adalah alur rujukan yang kami lakukan:
Based on the evaluation of weight gain and in order to support the success of program, we created a referral system. The following are the methods we used: 1.After the tenth day of the Hearth session is completed, we evaluate the result in weight gain of participating children.
1.Setelah hari kesepuluh sesi Pos Gizi, dilakukan evaluasi kenaikan berat badan anak-anak peserta program.
2.The health volunteers recorded names of children with problems (i.e.: illnesses, stagnating weight, continued weight-loss even after 2 sessions of PD Hearth).
2.Kader mencatat nama-nama anak yang bermasalah (sakit, berat badan tetap atau turun dalam 2 sesi pos gizi) 3.Kader mengantar balita dan keluarganya untuk dirujuk ke petugas Puskesmas dengan membawa buku pengantar rujukan
3.Volunteers bring those parents and children who need to be examined by health staff to the Puskesmas. The parents bring their child’s health reference book.
4.Di puskesmas kelurahan, petugas gizi mencatat dan memberikan konseling kepada keluarga balita
4.At the Puskesmas, the nutrition officer records the condition and counsels the family.
3
Buletin PD Edisi ke - 5
5.Oleh dokter diperiksa kondisi kesehatannya dan memberi resep obat jika diperlukan. Petugas mencatat tindakan yang telah diberikan didalam buku pengantar rujukan
5.The child will then be examined by the facility’s doctor who prescribes medicine as necessary. The physician makes notes about previous treatments in the reference book.
6.Semua anak peserta program, baik bermasalah maupun tidak, dirujuk ke puskesmas minimal sekali sebulan untuk diperiksa kesehatannya dan mendapatkan multivitamin dengan tujuan untuk melengkapi kebutuhan vitamin dan merangsang nafsu makan (catatan redaksi : suplementasi vitamin bagi peserta Pos Gizi sebaiknya diluar sesi Pos Gizi untuk menjaga kejelasan konsep PD - praktek perilaku tersebut sudah ditemukan dalam masyarakat tsb. Jika anak sehat dari keluarga miskin pergi ke Puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan multi-vitamin, maka hal ini tentu dapat dimasukan dalam rancangan Pos Gizi).
6.All children participants— those with or without issues—are referred to their Puskesmas at least once a month to have their health examined and receive multi-vitamins with the objective of supplying them with additional nutrients and stimulating their appetite. (Editor’s note: Supplementing PD NERP participants with vitamins is advisable outside of the PD NERP activities to keep the concept of PD clear – practicing those behaviors already discovered within the community. If, however, the healthy children from poor families go to the Puskesmas every month to get multivitamins, then this could be included in the design of the PD NERP activities). Acquiring and using this reference system has proved to be tremendously helpful in increasing the nutritional status of children under five that were rehabilitated through the PD Hearth. The role of volunteers and the children’s guardians were essential as they complete and support each other’s tasks to form an effective partnership to accomplish the 3 objectives of the PD Hearth program.
Dengan memperoleh dan menggunakan sistem rujukan ini terbukti sangat membantu dalam meningkatkan status gizi balita yang sedang direhabilitasi di pos gizi. Peran para kader dan pengasuh balita peserta Pos Gizi ádalah sangat penting karena saling membantu dan melengkapi untuk membentuk kemitraan yang efektif untuk mencapai 3 tujuan Pos Gizi.
We can not achieve those objectives separately. Instead, supportive actions between the mentoring health personnel and community are crucial. Everyone has a very important role in conducting the PD Hearth program.
Kita tidak dapat mencapai 3 tujuan Pos Gizi secara sendiri-sendiri . M elainkan tindakan saling mendukung antara petugas kesehatan dan masyarakat merupakan kunci sukses. Masing-masing mempunyai peran yg sangat penting dalam menyelenggarakan Pos Gizi.
Personnel from the health sector directly involved with mentoring PD Hearth activities in the field are nutrition officers at all levels, from public health facilities at the neighborhood to the sub-district levels. They must work together and coordinate with the local community leaders, volunteers, program participants, and share the same vision and direction, hand-in-hand together towards the intended goals. Malnutrition is a common problem and must be solved together.
Petugas kesehatan yang terlibat langsung membimbing kegiatan pos gizi dilapangan adalah petugas gizi dari semua jenjang, dari Puskesmas Kelurahan ke Puskesmas Kecamatan. M ereka harus kerjasama dan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, kader, peserta program dengan tujuan dan arah yg sama, bahu membahu menuju tujuan yg diharapkan. masalah malnutrisi adalah masalah bersama dan harus ditanggulangi bersama-sama.
“Masalah malnutrisi adalah masalah bersama dan harus ditanggulangi bersama-sama.”
Buletin PD Edisi ke - 5
4
Ada Apa Dengan PD?
What’s Up With PD?
Oleh : Wahyudin-Sudinkesmas Jakarta Timur
By: Wahyudin-Sudinkesmas East Jakarta
… The news of PD’s success at the Pal Meriam neighborhood quickly spread to the Nutrition officers and the head of the public health post. They are asking why PD has been successful in increasing the nutritional status of children under five in a short period of time?
Dan……….kabar keberhasilan PD di Kel. Pal Meriam dengan cepat menyebar lepada Petugas Gizi dan Kepala Puskesmas. Mereka bertanya-tanya mengapa PD berhasil meningkatkan status gizi balita dalam waktu singkat?. Deviance (umumnya dikenal PD) P ositive merupakan hal baru bagi 77 petugas gizi
P
ositive Deviance (commonly known as PD) was something new to the 77 nutrition baik dari Puskesmas Kecamatan maupun Keluofficers of the public health posts at the subrahan diwilayah Jakarta Timur. Selama ini, handistrict and neighborhood levels of East Jaya ada 4 orang petugas yang telah dilatih karta. So far, there had only been four particioleh Mercy Corps bekerja sama dengan Dinas pants in trainings provided by Mercy Corps in Kesehatan DKI Jakarta, sehingga dibutuhkan cooperation with the Health Department of pelatihan PD tambahan bagi seluruh petugas Jakarta, hence additional training sessions on gizi. Dari 4 orang tersebut, 2 dari Suku Dinas KePD were deemed necessary for every nutrition sehatan dan 2 dari Puskesmas kecamatan. officer. Of those four trainees, two are members of the sub district health ofPilot Project PD yg dilakfice and the other two are nutrisanakan di Pal Meriam, tion officers of sub-district public Kec. M atraman menunjukhealth posts. kan hasil yang memuasThe PD pilot project implemented kan dalam memperbaiki in Pal Meriam urban village in the status gizi anak gizi kurang sub district of Matraman proved dan buruk berdasarkan successful in improving moderate hasil evaluasi bulan Agusand severe malnutrition as evalutus 2004. Kader, petugas ated in August 2004. Volunteers, gizi dan kepala Puskesmas nutrition officers and the head of merasa bangga dan menanggapi positif keber- PD training for 10 sub-district and neighborhood the public health post alike feel public health officers in East Jakarta/ Pelatihan PD proud and react positively to the hasilan Pos Gizi dalam bagi petugas dari 10 Puskesmas Kecamatan & success in improving nutritional memperbaiki status gizi Kelurahan di Jakarta Timur status of the participants at the PD anak. Kabar keberhasilan Hearth post. The news of the PD pilot’s success PD di Kel. Pal Meriam menyebar kepada Tein Pal Meriam quickly spread to the nutrition naga Pelaksana Gizi dan Kepala Puskesmas. officers and the head of the public health post. Mereka bertanya-tanya mengapa PD berhasil They asked why PD has been successful in immeningkatkan status gizi balita dalam waktu proving the nutrition status of children under singkat. five in such a short period of time. Berdasarkan keberhasilan ini, Sudinkesmas Based on this success, East Jakarta’s sub disKodya Jakarta Timur ingin melaksanakan protrict health office wanted to implement PD gram PD yang dimulai dengan pelatihan PD starting with PD training for 10 sub-district nutribagi 10 petugas Puskesmas Kecamatan dan tion officers and 10 neighborhood public 10 Petugas Puskesmas Kelurahan serta diikuti health officers, in addition to two people from pula oleh 2 orang dari Yayasan Aulia. Atas kera local NGO “Aulia”. In cooperation with Wajasama dengan Wahana Visi Indonesia, pelahana Visi Indonesia, these trainings were contihan ini diselenggarakan dari tanggal 16-20 ducted from May 16-20 and 25-27, 2005 for a Mei 2005 dan 25 -27 M ei 2005 atau selama 8 total of 8 days. We invited Mercy Corps, Wahari. Kami mengundang M ercy Corps, Wahahana Visi Indonesia and the “Dream Team” to na Visi Indonesia dan “Dream Team” dalam assist in preparing for the training. The “Dream mempersiapkan pelatihan ini. Dream Team Team” is a team of facilitators previously adalah Tim Fasilitator PD yang merupakan trained in PD – a collaborative effort between alumni Pelatihan PD yang diadakan oleh Dinas the provincial health department in Jakarta Kesehatan Propinsi DKI Jakarta bekerja sama
5
Buletin PD Edisi ke - 5
dengan M ercy Corps, yg telah membuat komitmen untuk saling membantu apabila salah satu Sudinkesmas melaksanakan Pelatihan PD.
and Mercy Corps, who agreed to provide assistance when a sub district office conducts PD training.
Pada saat rapat persiapan, Mercy Corps telah memberitahukan bahwa tidak bisa membantu pelatihan secara penuh sebagai fasilitator, namun membantu dalam hal penyediaan modul pelatihan dan bimbingan kepada fasilitator “dream team”, dengan melakukan bermain peran di Kantor M ercy Corps dan pembuatan alat peraga pelatihan. Hal tersebut sangat membantu kami sebagai fasilitator yang membuat kami lebih menguasai materi tehnik penyajian dan yang lebih penting adalah lebih percaya diri. Sedangkan Wahana Visi Indonesia lebih membantu dalam hal akomodasi.
During the preparation meeting, Mercy Corps informed attendees that Mercy Corps could not help with the training as a facilitator, but would assist in providing training modules and mentoring to the facilitators from the Dream Team by conducting role-playing sessions at the Mercy Corps office in addition to helping to create training tools. This assistance truly helped us as facilitators to be more knowledgeable about how to clearly use the training techniques and most importantly, to instill self confidence. Wahana Visi Indonesia, on the other hand, provided assistance in providing accommodations for the training.
Para peserta pelatihan sangat antusias mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama 8 hari. Pada awalnya kami ragu apakah pelatihan dapat berjalan dengan baik, mengingat sebagian besar peserta adalah teman sendiri dan dilakukan selama 8 hari dari jam 08:0016:30. Namun dengan metode pembelajaran yang diterapkan di PD merubah kekhawatiran kami. Peserta sangat antusias mengikuti metode pembelajaran yang dilaksanakan dan terkesan dengan permainan selingan sebagai penyegar suasana, role play, diskusi panel dan kunjungan lapangan.
The participants were very enthusiastic and active during the 8-day training. In the beginning we were not sure if the training would go smoothly considering that most participants are our own colleagues and that the training would take 8 days working 8 to 4:30. Once we used the training methods of PD, however, we put our fears to rest. Participants were enthusiastic about the training methods used and were impressed by the ice-breakers, roleplaying, panel discussions and field visitations.
Pada acara penutupan peserta masih terkesan dengan penyalaan lilin dan ketika mendapatkan sertifikat. Setelah pelatihan selesai mereka akan melakukan PD di wilayah masingmasing serta membentuk PD Network tingkat Kotamadya Jakarta Timur
At the event’s closing the participants were additionally pleased with the lighting of a candle and especially with the certificate awarding ceremony. After completion of this training they will implement PD in their own respective areas and will form a PD network in the East Jakarta region.
Bravo Dream Team!!!!
Bravo Dream Team!
PD Terintegrasi kedalam
PD Integrate in SAN Project
Proyek SAN
By Riza Melia - CARE International
Oleh : Riza Melia - CARE International
S
ustainable Agriculture and Nutrition (SAN) project is implemented by CARE International in Central Kalimantan and Central Sulawesi province with the emphasis on agricultural sustainability to support nutrition improvement for mothers and children. The PD approach was integrated into SAN project by establishing PD NERP in 17 villages of 4 subdistricts; Lore Utara, Poso (Pesisir Utara, Tengah dan Selatan) in Poso District. In May 2004,
SAN (Sustainable Agriculture and NuP royek trition) adalah salah satu proyek CARE In-
ternational di wilayah propinsi Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah dengan tujuan mendukung upaya perbaikan gizi ibu dan anak. Pendekatan PD terintegrasi kedalam proyek SAN ini dengan membentuk 17 pos gizi di 17
Buletin PD Edisi ke - 5
6
desa dari 4 kecamatan yaitu : Lore Utara, Poso (Pesisir Utara, Tengah Dan Selatan) di Kabupaten Poso. Pada bulan M ei 2004 berkembang menjadi 20 pos gizi yg diikuti oleh 190 anak gizi kurang.
there were 20 PD NERPs established attended by 190 malnourished children. After completing the first session, 80 children or 40% had gained >=400 grams in which two of them increased significantly and the remaining 60% requiring them to continue in the next session. 70 children or 38 % improved their nutritional status and the other 59 % (112 children) still remaining, 3 children change from moderate to severe malnourished and the other 5 children were absent on day 12 ( end day of the session) due to sickness. Based on the medical check-up done after the first session many children were suffering from pneumonia, wor ms, ARI, Malaria, bronchitis, measles etc. These are some of the reasons that many children didn’t improve their nutrition status.
Setelah menyelesaikan sesi pertama, 80 anak atau 40% mengalami kenaikan BB sebesar >= 400 gram dimana 2 anak mengalami kenaikan yg sangat nyata sedang 60% lainnya perlu terus mengikuti pos gizi berikutnya. 70 anak atau 38% mengalami perbaikan status gizi dan 59% (112 anak) tidak mengalami perbaikan, 3 anak bahkan mengalami gizi buruk dimana sebelumnya gizi kurang sementara 5 anak lainnya tidak hadir pada penimbangan hari ke 12 karena sakit. Berdasarkan hasil medical check-up yg dilakukan setelah sesi pertama berakhir ternyata ditemukan banyak anak yg menderita berbagai penyakit pneumonia, kecacingan, ISPA, Malaria, bronchitis, campak dll. Hal ini menjadi salah satu alasan banyak anak yg tidak mengalami perbaikan status gizinya.
PD NERP INDICATORS
INDIKATOR PD-POS GIZI
A
S
group of PD implementors worked with consultants from FANTA (Food and Nutrition Technical Assistance) to come up with standard indicators to measure progress in PD NERP. Below are the indicators that all implementing partners should use to monitor and evaluate their programs.
uatu kelompok pelaksana PD bekerjasama dengan konsultan FANTA (Food and Nutrition Technical Assistance) untuk menghasilkan indikator baku dalam mengukur kemajuan PD Pos Gizi. Dibawah ini adalah indikator yg perlu dipakai oleh semua pelaksana PD untuk memonitor dan menilai kemajuan program.
1.Percent of eligible (6-59.99 months old, in the yellow or red zone of health card) children enrolled in PD NERP
1. Persentase anak yg layak mengikuti PD-Pos Gizi adalah anak usia 6-59,99 bulan yang berada pada garis kuning atau merah berdasarkan KMS
2.a. Percent of PD NERS participants who gain 400 or more grams in 1 month b. Percent of PD NERS participants who gain 200-399 grams in one month c. Percent of PD NERS participants who gain less than 200 grams in one month
2. a. Persentase peserta Pos Gizi yg mengalami kenaikan berat badan sebanyak 400 gram atau lebih dalam kurun waktu 1 bulan b. Persentase peserta Pos Gizi yg mengalami kenaikan berat badan 200-399 gram dalam kurun waktu 1 bulan c. Persentase peserta Pos Gizi yg mengalami kenaikan berat badan kurang dari 200 gram dalam kurun waktu 1 bulan
3.a. Percent of graduated PD NERS participants who are in the green zone of the health card at 3 months after graduation b. Percent of graduated PD NERS participants who are in the green zone of the health card at 6 months after graduation
3. a. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus dari Pos Gizi berada pada garis hijau berdasarkan KMS pada 3 bulan setelah lu-
4.Percent of graduated PD NERS participants who relapse and reenter PD NERS
7
Buletin PD Edisi ke - 5
pus b. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus yang berada pada garis hijau berdasarkan KMS pada 6 bulan setelah lulus
5.Percent of graduated PD NERS participants (to be reported only at LOA) Save the Children is working on creating a simple data collection system to record data for these indicators.
4. Persentase peserta Pos Gizi yg sudah lulus dan masuk kembali ke Pos Gizi 5. Persentase peserta Pos Gizi yg sudah lulus (dilaporkan hanya pada LOA)
“Pelajaran yg diperoleh dari TOT PD ini adalah pentingnya memperhatikan pemilihan lokasi pelatihan yg tepat “
Save the Children sedang mengembangkan system pengumpulan data yg sederhana untuk mencatat data indicator tersebut.
PD NETWORK ACTIVITIES AND WORKSHOPS
KEGIATAN DAN LOKAKARYA JEJARING PD
By Miranda Wilkinson– Save the Children
Oleh : Miranda Wilkinson - Save the Children
E
W
ven though the PD Network bi-monthly meetings were suspended for the first six months of 2005 due to relief efforts for Aceh and Nias, the implementers continued to expand their programs and improve the nutritional status of children under 5.
alaupun pertemuan 2 bulanan Jejaring PD mengalami penundaan pada 6 bulan pertama tahun 2005 karena kegiatan tanggap darurat di Aceh dan Nias, lembaga pelaksana PD terus berupaya memperluas program mereka dan memperbaiki status gizi anak balita.
The PD Network met in May, July, September, November, and January. 2006.
Jejaring PD bertemu pada bulan Mei, Juli, September, Nopember dan Januari 2006.
Feed back from the May PD Network Meeting indicated that there was an urgent need for TOTs, and that the implementing partners wanted to build the capacity of their staff in training. We decided to hold two PD TOTs, one sponsored and facilitated by the PD Network in September in Tangerang, using a CARE implementation site, and another sponsored by Save the Children in January in Langkat, North Sumatra partnering with the Ministry of Health.
Umpan balik dari pertemuan Jejaring PD bulan Mei menyepakati bahwa ada kebutuhan mendesak untuk TOT dan bahwa mitra pelaksana PD ingin membangun kapasitas staff mereka melalui pelatihan. Kami memutuskan untuk menyelenggarakan 2 TOT PD, satu disponsori dan difasilitasi oleh Jejaring PD pada bulan September 2005 di Tangerang, menggunakan lokasi pelaksanaan CARE, dan satunya lagi disponsori oleh Save the Children pada bulan January 2006 di Langkat, Sumatera Utara atas kerjasama dengan Depkes.
The September PD TOT was attended by staff from CARE, PCI, CRS, Save the Children, local partners, DepKes, and District Health Staff from implementing sites. Facilitators included staff from Mercy Corps, CARE, and Save the Children, and District Health Staff from North, East and South Jakarta, Cianjur, and West Java Province.
TOT PD bulan September dihadiri oleh staff CARE, PCI, CRS, Save the Children, mitra lokal, DepKes dan staff DinKes dari wilayah pelaksanaan pelatihan. Fasilitator berasal dari Mercy Corps, CARE, Save the Children dan Dinkes Jakarta Utara, Timur dan Selatan, Cianjur dan propinsi Jawa Barat.
The September PD TOT was evaluated and deemed a success by the participants, however, lessons learned from this PD TOT included the importance of choosing an appropriate site – the site used for the training had already had a PD NERP two years before hand, and so
TOT PD September dievaluasi dan dianggap sukses oleh para peserta, namun pelajaran yg diperoleh dari TOT PD ini adalah pentingnya memperhatikan pemilihan lokasi pelatihan yg
Buletin PD Edisi ke - 5
8
tepat – karena lokasi yg digunakan untuk pelatihan ini telah melaksanakan PD-Pos Gizi 2 tahun sebelumnya, sehingga masyarakat sudah terbiasa dengan kegiatan Pos Gizi. Pelajaran lain yg perlu diperhatikan adalah koordinasi yg lebih baik diantara para fasilitator karena masingmasing akan mengembangkan rencana pelatihan dan pelaksanaan yg berbeda. Dari tantangan ini, DepKes sedang melakukan koordinasi dengan mitra pelaksana untuk mengembangkan suatu panduan pelatihan yang baku.
the community was already familiar with PD NERP activities. Another lesson learned was the need for better coordination between facilitators since we were drawing on different training and implementation plans. From this challenge, the MOH is coordinating with implementing partners to create a standard training manual. The PD TOT in January was preceded by several advocacy meetings in Jakarta at the School of Public Health in Depok, and Medan, North Sumatra. The highlight of these meetings and the beginning of the TOT in Langkat was the presence of Jerry Sternin. Jerry wowed the audiences with his energy and passion and provided all of us with a model of effective communication techniques.
TOT PD bulan Januari didahului dengan beberapa pertemuan advokasi di Jakarta pada Fakultas Kesehatan M asyarakat di Depok, Medan-Sumatera Utara. Kesepakatan dari pertemuan tersebut dan awal dari TOT Langkat adalah kehadiran Jerry Sternin. Jerry membuat kagum peserta dengan kekuatan dan kesabarannya dan memberikan suatu model teknikteknik komunikasi yang efektif.
The January PD TOT was attended by 7 INGOs, staff from UI School of Public Health, staff from the Nutrition Department of Depkes, health staff from 6 districts in West Java, one district in North Sumatra and Puskesmas staff from Selesai, Langkat. Most importantly, the kaders and community leaders from the implementing village attended all the training. Though the number of participants was ambitious, lots of group work helped manage the numbers and also gave everyone the opportunity to learn from Pak Jerry. Trainers from the Province of West Java and the District Health Office of Cianjur assisted Jerry during first week of training and contibued the training through to implementation of the PD NERS.
TOT ini dihadiri oleh 7 NGO Internasional, staff dari FKM UI, staff dari departemen gizi Depkes, staff dari 6 Dinas Kesehatan Jawa Barat, 1 dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara, DepKes, staff Puskesmas dari Selesai, Langkat. Yg yg paling penting adalah kader dan tokoh masyarakat dari desa pelaksanaan pelatihan menghadiri seluruh rangkaian pelatihan. Walaupun jumlah pesertanya terlalu ambisius namun dapat dibagi dalam banyak kelompok kerja sehingga memberi kesempatan setiap orang untuk belajar dari pak Jerry. Para pelatih dari Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Cianjur membantu pak Jerry selama minggu pertama pelatihan dan dilanjutkan pelatihan melalui pelaksanaan PD NERS.
The final 2 days of the training were the first days of the PD NERS. Success was measured by the increased confidence and ability of the community participants to participate in the training and mobilize their community to implement the PD NERP without initial financial support from the Puskesmas or DinKes.
Dua hari terakhir pelatihan merupakan hari-hari pertama PD-Pos Gizi. Keberhasilan pelatihan ini diukur dari meningkatnya kepercayaan diri dan kemampuan masyarakat menyelenggarakan PD-Pos Gizi tanpa dukungan dana awal dari Puskesmas atau Dinkes. CD mengenai semua materi TOT dan notulennya tersedia dan dapat diminta pada kantor Save the Children;
[email protected]
A CD containing all the materials and notes from both PD TOTs is available upon request at the Save the Children Office;
[email protected]
TOTTOT- PD DUA MINGGU TERASA TERLALU SINGKAT
A Two Week PD TOT Seems Very Short
Diah M. Utari, Dep Gizi Kesmas FKM-UI
Diah M. Utari, Dep Gizi Kesmas FKM-UI
T
A
OT- PD selama 2 minggu telah dilakukan di Langkat-Sumatera Utara dari tanggal 16
9
two week PD TOT was held in LangkatNorth Sumatera from January 16-30, 2006 Buletin PD Edisi ke - 5
s/d 30 Januri 2006 yg dihadiri oleh 46 peserta. TOT difasilitasi oleh Pelatih Utama : Randa Wilkinson (Save the Children), Elly Musa, Liza Avianti dan Nanang Sunarya (Dinas Kesehatan Jawa Barat dan Cianjur). Bagi pendatang baru PD, pertany aan pertama ádalah “mengapa pelatihan ini terlalu lama?”, tetapi pertanyaan ini terjawab pada akhir pelatihan dengan segala aspek cakupan pelaksanaan PD-Pos Gizi. Peserta merupakan utusan dari Mercy Coros, IRI, PCI, CARE, WV, beberapa Dinkes ( Sumatera Utara, Langkat, Garut, Subang, Sukabumi, Cimahi, Jawa Barat), Keluarga Berencana Cianjur, Gizi, Depkes, FKM UI, tokoh masyarakat dan kader dari Padang Cermin –Langkat. Kami semua gembira bahwa Mr. Jerry Sternin, pakar PD yg terkenal di dunia membagikan pengalamannya selama 15 tahun dari berbagai negara. Sebagaimana biasany a, T OT diawali dengan “ceritera Nazarudin” d en ga n maksud menimba pelajaran bahwa “solusi dari masalah kita sudah ada persis di depan mata kita”
attended by 46 participants. The TOT was facilitated by Master Trainers: Randa Wilkinson (Save the Children), Elly Musa, Liza Avianti and Nanang Sunarya (West Java and Cianjur DHO). For the new comer of PD, the first question was “why so long?”, but this was answered by the end of training with all the aspects of PD NERP implementation covered. The participants included participants from Mercy Corps, IRI, PCI, CARE, WV, several DHO (North Sumatera, Langkat, Garut, Subang, Sukabumi, Cimahi, West Java) Cianjur Family Planning, Nutrition, MOH, and Public Health Faculty –UI. Community leaders, cadres from Padang Cermin –Langkat. We were all pleased that Mr. Jerry Sternin, the PD world known expert, shared his 15 years experiences from many countries with us. As usual, the TOT started with the “Nazarudin Story” with the emphasis to learn that “solutions to our problems are right before our very eyes”
The four steps of PD were implemented during the TOT directly in the field through first community meeting, Focus Group Discussions, Home Visits to Positive Deviant families, and a second Empat Langkah community meeting with PD telah diterapthe final outcome being the kan selama TOT establishment of 4 PD NERS . secara langsung The first community meetdilapangan mela- Village kaders and Bidan role play community meeting during the TOT / l ui MMD I Kader dan Bidan desa bermain peran dalam pertemuan masyarakat se- ing, attended by a large lama TOT group of people from the (M usy aw ar ah community, exposed the community to the exMasyarakat Desa), DKT (Diskusi Kelompok Teraisting high number of malnourished children in rah), kunjungan rumah kepada keluarga PD the village facilitated by their own village middan MMD II dengan hasil akhir menyelenggawife and cadres from the TOT participants. To rakan 4 Pos Gizi. MMD I dihadiri oleh banyak identify common behaviors in the community, anggota masyarakat, dengan menyajikan dathe participants conducted FGDs with groups ta terakhir mengenai tingginya angka gizi kuof mothers, fathers, grand mothers, siblings and rang didalam masyarakat mereka yg difasilitasi snack vendors. To identify PD behaviors the oleh bidan desa dan kader mereka sendiri participants conduct home visits to poor famiyang mengikuti TOT. Untuk mengidentifikasi pelies with well-nourished children. The FGDs and rilaku umum masyarakat, peserta melakukan home visits focused on identifying feeding, DKT pada kelompok ibu, ayah, nenek, kakak caring, hyegine and health seeking behaviors. anak balita dan penjual jajanan. Untuk mengiA second community meeting was conducted dentifikasi perilaku PD, para peserta mengunto present PDI findings. This was followed-up jungi keluarga miskin tetapi anaknya gizi baik. with a discussion of designing the PD NERP and DKT dan kunjungan rumah dilakukan untuk the establishment of a village health commitmengidentifikasi perilaku pemberian makan, tee (VHC). This meeting was facilitated by parpengasuhan anak, kebersihan dan mendapatticipants from Padang Cermin village with kan pelayanan kesehatan. MMD II dilakukan higher self confidence compared with the preuntuk mempresentasikan hasil penyelidikan PD. vious community meeting. The last visit to the Hal ini ditindak lanjuti dengan diskusi meranvillage was conducted to observe the implecang Pos Gizi dan pembentukan K3 (Komite Buletin PD Edisi ke - 5
10
Kesehatan Kampung). Pertemuan ini difasilitasi oleh peserta dari desa Padang Cermin dengan rasa percaya diri yg lebih tinggi dibandingkan dengan MMD I. Kunjungan terakhir didesa dilakukan untuk melihat pelaksanaan Pos Gizi hari pertama. Semangat para kader dan ibu sangat mengagumkan, mereka berencana menambah 2 Pos Gizi lagi dari rencana semula hanya 3. Para ibu mau memberikan kontribusi makan PD karena mereka sadar bahwa makanan tersebut hádala untuk anak mereka sendiri untuk memperbaiki status gizi dan relajar perilaku baru. M ereka berharap dapat memperbaiki nafsu makan anak mereka dengan makan ramai-ramai bersama anak yang lain.
mentation of first day of the PD NERS. The enthusiasm of the cadres and mothers was amazing, they plan to establish 2 more NERS from the original plan of three. The mothers are willing to contribute PD food as they aware that the food is for their own children to improve their nutrition status and to learn new behaviors. They expect to improve their children’s appetite by eating together with other children. The 12 day PD TOT seems very short because during the TOT a lot of time was spent in the field. Enthusiasm of the participants from Padang Cermin encouraged all participants that the PD approach can be adopted to find the solution to the community problems by the community. Bravo PD TOT-Langkat.
TOT- PD 12 hari terasa sangat singkat karena banyak waktu dihabiskan dilapangan. Semangat para peserta dari Padang Cermin mendorong peserta lainnya meyakini bahwa pendekatan PD dapat diadopsi untuk menemukan solusi terhadap masalah masyarakat oleh masyarakat sendiri. Bravo TOT PD Langkat.
“Solusi dari masalah kita sudah ada persis di depan mata kita”
PD- NERP, A NEW HOPE FOR PAPUAN CHILDREN
POS GIZI SUATU HARAPAN BARU BAGI ANAK PAPUA By. Sam Nuhamara – PCI
S
By. Sam Nuhamara –PCI
A
KPC (Knowledge Practice and Coverurvey KPC (Knowledge Practice and Coage) survey in BP-Tangguh DAV (Direct verage) diwilayah dampak langsung proAffected Villages) areas in Teluk Bintuni indiyek BP-Tangguh di Teluk Bintuni menunjukkan cate a tremendously high prevalence of malangka prevalensi malnutrisi dan anemia yg nutrition and anemia among children under sangat tinggi pada anak balita dan ibu hamil. five and pregnant women. Forty six (46%) of Empat puluh enam (46%) children under five were sufanak balita tenderita gizi fering moderate and severe kurang dan buruk, 61% malnutrition, 61 % stunting, t e r h am b a t p e r t um 70% suffering moderate and buhannya, 70% menderisevere anemia while 54% ta anemia sedang dan mot hers and pregnant buruk sementara 54% ibu women were anemic. The dan ibu hamil mengalami MCH project decided to imanemia. Proyek KIA meplement the PD NERP to mutuskan untuk menerapsolve the big problem in the kan Pos Gizi untuk menarea of malnutrition. Prior to gatasi masalah besar dathe PD NERP implementalam bidang malnutrisi. Setion, the MCH project conbelum penyelenggaraan Seorang kader mengajarkan peserta PD cara mencuci tanducted a PD orientation and Pos Gizi, proyek KIA men- gan yg baik / A cadres teaching malnourished child to pracTOT attended by 20 particiyelenggarakan orientasi tice hand washing pants representing MCH PD dan TOT yg diikuti oleh staff, DHO and Puskesmas staff from Teluk Bin20 peserta, mewakili staff KIA, Dinas Kesehatan tuni. The PD TOT was facilitated by Nanang dan Puskesmas Teluk Bintuni. TOT PD difasilitasi Suryana from DHO Cianjur and Sam Nuoleh Nanang Suryana dari Dinkes Cianjur dan
11
Buletin PD Edisi ke - 5
Sam Nuhamara. Perilaku PD yg ditemukan pada dasarnya berhubungan dengan frekwensi pemberian makanan ikan, udang, kepiting dan “tombelo” (ulat sagu). Ibu memberi makan secara aktif, memberi ASI saja selama 4-6 bulan dan selalu cuci tangan pakai sabun pada saat yg tepat. Lima desa telah menyelenggarakan 2 sesi Pos Gizi, seperti ditunjukkan pada tabel 1 tsb.
hamara. The identified PD behavior mainly related to the more frequency of feeding fish, shrimp, crabs and “ tombelo”(sago warm).” Mothers were activly feeding, exclusively breastfeeding during 4-6 months and practicing hand washing with soap at appropriate times. Five villages implemented 2 sessions of PD NERP, as illustrated in the table1 below :
Based on the above table, 51% children are Berdasarkan tabel tsb, 51% anak gaining weight >= 400 mengalami kenaikan berat badan grams during one month. >=400 gram selama 1 bulan. Karena Due to the limited availabilketersediaan say ur-say uran dan ity of vegetables and fruits buah-buahan di wilayah proyek, main the project areas, the ka proyek membagikan “vitalita” seproject distributed “vitalita” bagai sumber suplementasi mikronuas a source of micronutrient trien. (catatan redaksi : pembagian supplementation “vitalita” berlawanan dengan konsep ( Editor’s note: Distribution of bahwa solusi yang ditemukan hádala “vitalita” contradicts the Tombelo (sago warm) as source of protein perilaku dari keluarga miskin dengan in the village of Udagaga/ Tombelo sebagai concept that the solution is anak gizi baik, kecuali jika perilaku sumber protein bagi masyarakat Udagaga found in behaviors from keluarga tersebut telah menggunakan poor families with well nourvitalita. Ketika menyelenggarakan Pos Gizi , ished children, unless these families’ behaviors para pelaksana harus hati-hati dalam meraninclude use “vitalita.” When implementing PD cang kegiatan untuk merefleksikan perilaku NERP, implementors should be very careful in atau kebiasaan sesungguhnya yg telah ditethe design of the activities to reflect actual bemukan pada keluarga PD). haviors and habits found among PD families) Para ibu sepakat mengenai kriteria kelulusan : jira anak mereka mengalami kenaikan berat badan >=400 gram perbulan dalam dua bulan berturut-turut. Pendekatan PD memberikan statu harapan baru bagi masyarakat untuk mengatasi maslah besar dan bidang malnutrisi yg dihadapi anak Papua.
The mothers agreed to the graduation criteria if their children are gaining weight >=400 grams per month for two consecutive months. The PD Approach provides new hope to communities to solve the big problem of malnutrition that the Papuan children face.
No. of Children attending PD-NERS and their progress (gaining weigth) /Jml. Anak peserta Pos Gizi dan perkembangannya (kenaikan berat badan) Village/ Kampung
No. Children attended at/
DO/ Keluar
Jml. Anak peserta pada 1st 2nd
Gain Weight/ Kenaikan Berat Badan
Babo
10
20
3
Remain/Loss (tetap/turun) 0
Udagaga
16
15
1
1
3
11
Arandai
17
22
5
0
7
5
Otoweri
25
27
2
1
3
19
Saengga
16
6
13
0
2
1
Total
84
90
24
2
15
43
12
G/N<400 gr 0
G/ N>=400gr 7
Buletin PD Edisi ke - 5