POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT) CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Panji Rizky Nurdiansyah NIM: 106053001985
PROGRAM STADI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M
POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT) CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Di Susun Oleh :
Panji Rizky Nurdiansyah Nim : 106053001985
Pembimbing
Dr. Sihabudin Noor. MA NIP. 19690221 199703 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./ 2010 M
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN Skripsi berjudul: POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT) CIPAYUNG JAKARTA TIMUR” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari kamis tanggal 10 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah. Jakarta, 10 Juni 2010
Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. H. Mahmud Jalal,MA NIP.1952422 198103 1 002
Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP.19670818 199803 1 002 Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA NIP. 19660605 199403 1 005
Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA NIP. 196200303 199203 2 001
Pembimbing,
Dr. Sihabudin Noor. MA NIP.196200303 199203 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Juni 2010
Panji Rizky Nurdiansyah 106053001985
ABSTRAK
PANJI RIZKY NURDIANSYAH Pola Rekruitment Anggota Baru Pada Induk Koperasi Syariah (INKOPSYAHBMT) Cipayung Jakarta Timur Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Sedangkan kopeasi syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dalam hal ini koperasi syariah ingin sekali membantu menumbuhkembangkan masyarakat dengan kegiatan-kegiatannya, agar kegiatannya tersebut dapat terealisasikan. salah satunya dengan cara rekruitment anggota baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pengrekrutan anggota baru yang berada di INKOPSYAH-BMT, proses dan hambatan apa saja yang terjadi didalamnya. Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh. Dan juga untuk melengkapi penelitian ini digunakan metode pengumpulan data di perpustakaan, metode survey langsung serta wawancara dan observasi langsung di Induk Koperasi Syariah BMT. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh adalah pola rekruitment anggota baru yang terjadi di Induk Koperasi Syariah terdiri dari dua yaitu pemberian modal atau pinjaman bagi anggota baru dan program pendidikan pelatihan dan pembimbingan anggota dan non anggota. Ini menunjukan betapa serius nya INKOPSYAH-BMT dalam menumbuhkembangkan anggotanya pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
i
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Alhamdulillahirabbil alamin Segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan barakah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Saw yang telah membawa ummatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran. Penulis sangat bersyukur dapat melewati berbagai macam hambatan dan rintangan yang terjadi selama pembuatan karya ilmiah tersebut. Dimana judul karya ilmiah tersebut adalah “POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT) CIPAYUNG JAKARTA TIMUR, yang tidak lain adalah syarat untuk mencapai sebuah gelar sarjana komunikasi islam dari jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarief Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya. Tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya ini dengan baik. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
ii
1. Secara khusus kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Obar Sobaryaman (Alm) : semoga allah selalu memberikan kedamaian dan ketentraman untuknya di alam sana, ibunda tercinta Enung Rostika yang selalu sabar menunggu anaknya merampungkan kuliah serta selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah dan tidak akan pernah bisa terbalas, kakak ku Ichsan Firmansyah dan Adik ku Dhika Anissa Pratiwi. Buat emak dan embah serta Om dan bibi terimakasih semangatnya. 2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang telah banyak memberikan ilmu nya kepada penulis. 5. Drs. Cecep Catrawijaya MA, selaku Sekretaris Jurusan Mamajemen Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya kepada penulis. 6. Dr. Sihabudin Noor, MA, selaku Pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis supaya menghasilkan skripsi yang baik dan benar. 7. Kepada para penguji yaitu penguji satu Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban MA, penguji dua Drs. Hj. Jundah Sulaiman MA, Ketua sidang Drs. H. Mahmud Jalal, MA, dan Sekretaris sidang Drs. Cecep Catrawijaya MA yang telah menguji penulis.
iii
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta para staff TU dan akademik yang telah memberikan ilmu, informasi dan bantuannya dengan tulus, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat kelak nanti khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 9.
Seluruh Staff petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah ramah dalam melayani peminjaman buku kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada seluruh Staff Induk Koperasi Syariah BMT, Khusus nya bapak Omanudin yang telah membantu saya dalam memperoleh data untuk kepentingan atau keperluan skripsi ini. 11. My sweety luvly Dyambika Yuni dan keluarga yang telah memberikan semangat, motivasi, doa dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. My best Frend Khilda Kholishoh dan Merliza yang selalu ada disaat penulis membutuhkan bantuannya serta selalu memberi masukan kepada penulis dalam membuat skripsi ini. 13. Serta teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah angkatan 2006 yang penulis cinta yang selama perkuliahan ini membantu memberi masukan, ilmu dan juga kebersamaan yang indah sampai penulis menyelesaikan skripsi ini diantaranya Muhammad Zainudin, Deden, Kembar, Adji, Iwan, Galih, Imas,
iv
“Tujuan bukanlah hal yang utama, yang utama adalah prosesnya“ begitu juga dengan penulis, penulis mencoba menghargai berbagai macam proses yang telah dijalani selama menyusun skripsi ini. Maka oleh karna itu jika dalam penulisan skripsi ini ada kekurangan, kritik dan saran akan sangat berharga sekali bagi penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. Wassalam
Jakarta,
Juni 2010
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................
ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
5
D. Metode Penelitian .............................................................................
7
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10 F. Pedoman Penulisan...............................................................................12 G. Sistematika Penelitian ....................................................................... 12 BAB II
TINJAUAN TEORITIS MENGENAI POLA PEREKRUTAN ANGGOTA BARU PADA INKOPSYAH-BMT A. Pola Rekruitment 1. Pengertian Pola Rekrutmen......................................................... 13 2. Proses dan Sumber-sumber Rekruitment.................................... 15 3. Kendala-kendala dan Alasan adanya Rekruitment ..................... 18
vi
B. Induk Koperasi 1. Ruang Lingkup Induk Koperasi................................................... 22 2. Pengertian Koperasi .................................................................... 24 C. Koperasi Syariah 1. Pengertian Koperasi Syariah....................................................... 25 2. Gambaran Tentang Koperasi Syariah ......................................... 28 3. Landasan Dasar Sistem Koperasi Syariah .................................. 29 4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ............................................ 30 5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ........................................ 33 BAB III
GAMBARAN UMUM INKOPSYAH-BMT A. Sejarah Inkopsyah-BMT ................................................................... 35 B. Visi dan Misi Inkopsyah-BMT ......................................................... 38 C. Susunan Organisasi Inkopsyah-BMT ............................................... 38 D. Aktifitas Inkopsyah-BMT ................................................................. 40 E. Program 5 Tahun Kedepan Inkopsyah-BMT.................................... 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Pola Rekrutmen Anggota Baru pada Induk Koperasi Syariah BMT 44 B. Proses Rekrutmen dari Calon Anggota sampai menjadi Anggota Inkopsyah.......................................................................................... 53 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Rekrutmen Anggota Baru Inkopsyah.......................................................................................... 61
vii
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 63 B. Saran–saran ....................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 65 LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Table 1.1
Konsep Penarikan atau rekruitment .................................................... 22
Table 1.2
Perbedaaan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensional ........... 33
Gambar 2.1 Skema Prosedur Penetapan Status Keanggotaan Calon Anggota ....... 55 Gambar 2.2 Prosedur Penerimaan anggota ............................................................. 57
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Susunan masyarakat kapitalis sebagai kelanjutan dari liberalisme ekonomi, membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa campur tangan pemerintah. Akibatnya, sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Mereka hidup berlebih, sedangkan sekelompok besar dari masyarakat yang lemah kedudukan sosial ekonominya makin terdesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran individualisme dengan asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Bentuk kerja sama ini melahirkan perkumpulan koperasi. 1 Pentingnya koperasi dalam perekonomian telah di akui oleh umum. Yang sering dilupakan adalah arti koperasi dalam meletakkan dasar demokrasi politik. Pada koperasi, prinsip-prinsip koperasi telah di praktikan sebelum rakyat mengenal prinsip-prinsip demokrasi politik. Mereka belajar bahwa kelompok yang kecil harus tunduk kepada keputusan kelompok yang lebih besar. Sebaliknya kelompok yang lebih besar haruslah mempunyai penghargaan pula terhadap kelompok yang kecil. Hal ini menambahkan keyakinan dan kesadaran “orang kecil“ bahwa suaranya adalah
1
Pandji Anorga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: Bina Adiaksara 2003), h. 3
1
2
sama dengan suara “ orang besar“. Dalam koperasi, setiap orang mempunyai hak yang sama, dan semua orang yang sanggup memikul tanggung jawab dijamin mendapatkan hak-hak yang setimpal. Mereka yang mengambil bagian aktif dalam pekerjaan koperasi di serahi pekerjaan–pekerjaan yang sebelum itu tidak dipercayakan kepada mereka. 2 Dalam teori ekonomi konvensional upaya pemenuhan kebutuhan didasarkan kepada tingkat kepuasan atau konsumsi suatu barang atau jasa. Kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa di namakan dengan utility atau nilai guna. 3 Simpan Pinjam dalam koperasi adalah merupakan Keuangan Mikro. Sementara Keuangan Mikro merupakan alat vital untuk mengurangi kemiskinan dan pembangunan masyarakat pedesaan. Karena itu koperasi adalah sokoguru pembangunan pedesaan. Untuk itulah PNM (Permodalan Nasional Madani) membantu Induk Koperasi seperti IKSP (Induk Koperasi Simpan Pinjam) dengan membentuk PNM-IKSP bagi system keuangan koperasi yang menggunakan konsep konvensional dan Inkopsyah (Induk Koperasi Syariah) dengan membentuk PNM-BMT (Baitul Maal waf Tamwil) bagi yang menggunakan system syariah dan PNM-lnkopwan (Induk Koperasi Wanita) khusus untuk perempuan. Badan hukum koperasi memang sengaja di gunakan oleh PNM dalam menjalankan Visi dan Misinya agar terwujud Demokrasi Ekonomi (Kerakyatan, Kemandirian dan Kemartabatan).
2
Pandji Anorga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: Bina Adiaksara 2003), h. 3 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro ekonomi ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Edisi ketiga, 2002 ) h. 152 3
3
Lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT yang cukup tahan dari guncangan krisis ekonomi global membuat pertumbuhan lembaga tersebut cukup stabil. Seiring dengan perkembangan tersebut permodalan dan aset Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) pun ikut tumbuh bersamaan dengan bertambahnya sejumlah anggota baru. INDUK KOPERASI SYARIAH- BMT merupakan gerakan koperasi syariah
berjenis
sekunder
dimana
dari
strateginya
adalah
menumbuhkembangkan anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan induk ini sangat diharapkan memiliki fungsi sharing yaitu memberikan kontribusi yang tinggi kepada anggota terutama untuk mengoptimalkan skala ekonomi memperbesar volume usaha melalui mediasi manajemen, keuangan(sumber dana) dan juga advokasi. Induk Koperasi syariah ini himpunan BMT-BMT yang memiliki VISI dan MISI yang sama dalam mengembangkan amanah yakni mensyiarkan ekonomi ribawi ke ekonomi syariah seperti bagi hasil dan lain-lain. Tercatat per Juni Inkopsyah memiliki modal Rp 5,3 miliar dan aset Rp 33,8 miliar. Di tahun 2008 lalu tercatat modal Inkopsyah sebesar Rp 4,5 miliar dana set Rp 22,3 miliar, untuk mendorong pertumbuhan Inkopsyah pihaknya menargetkan jumlah anggota mencapai 300 BMT. 4 Saat ini anggota Inkopsyah sebanyak 206 BMT, di antara 30 BMT tersebut berada di Jakarta. “Salah satu strategi untuk menggaet anggota baru adalah dengan memberi
4
Arisson , “Target Anggota Inkopsyah 300 BMT”, artikel di akses pada 12 Januari 2010 dari http://www.republika.co.id/berita/62770/Target_Anggota_Inkopsyah_300_BMT
4
pembiayaan rata-rata Inkopsyah memberi pembiayaan Rp 200 juta -Rp 300 juta per BMT. Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Setiap organisasi kerja atau perusahaan memerlukan sejumlah tenaga kerja atau anggota dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada pencapaian tujuannya berupa keuntungan dalam bisnis. Tenaga kerja atau anggota tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok organisasi atau perusahaan. Oleh karna itu rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan yang lain. Rekrutmen tidak pula dapat dilepaskan kaitannya dengan perencanaan SDM sebagai kegiatan Manajemen SDM. Selanjutnya ketepatan melakukan kegiatan rekrutmen, akan terlihat dari hasil penilaian karya setelah para pekerja melaksanakan tugas-tugasnya untuk suatu periode tertentu. 5 Begitu juga yang terjadi di INKOPSYAH Induk Koperasi Syariah, lembaga koperasi ini mempunyai permasalahan tentang bagaimana cara merekrut anggota baru agar semua dana yang di miliki INKOPSYAH dapat
5
Handari Nawawi, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Gajah Mada University Press, 2005), h. 169
5
disalurkan kesemua orang atau anggota yang membutuhkan, dimana tujuan INKOPSYAH adalah menumbuhkembangkan ekonomi rendah atau mikro. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT)” (Studi kasus pada INKOPSYAH-BMT Lubang Buaya,Cipayung)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas adalah pola rekrutmen anggota Inkopsyah-BMT. Hal ini untuk memudahkan dan melengkapi pembuatan penelitian ini dan memudahkan pengguna (pembaca) agar memahami tujuan dari penulisan ini. 2. Perumusan Masalah Untuk
mempermudah
pembahasan
dalam
maka
penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana pola rekruitment anggota baru INKOPSYAH ? b. Bagaimana proses perekrutan anggota baru INKOPSYAH? c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam perekrutan anggota INKOPSYAH ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :
6
a. Untuk mengetahui bagaimana pola rekruitment anggota baru yang berada di INKOPSYAH-BMT b. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung rekruitment anggota baru INKOPSYAH-BMT c. Untuk mengetahui proses rekrutmen anggota baru di INKOPSYAHBMT 2. Manfaat penelitian Dalam hal ini, kegunaan penelitian yang dilakukan dibagi kepada tiga bagian yaitu: a. Manfaat secara akademis Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai acuan referensi dan pijakan untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat secara teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengkaji dan menerapkan teori-teori yang relevan serta untuk menemukan teori baru sebagai alat pemecahan masalah nantinya. c. Manfaat secara praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas tantang cara atau pola rekrutmen yang terjadi di koperasi syariah atau induk koperasi syariah.
7
D. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini maka penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh. a. Jenis penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka, laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Dari tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 6 Selain itu adapun jenis penelitian yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah : 1) Studi Pustaka (library research) Dengan metode ini penulis berusaha mempelajari,membaca dan mencari buku-buku yang ada kaitannya dengan penulis skripsi ini. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kerangka teori yang relevan dengan pokok bahasan atau ruang lingkup analisis. 2) Riset Lapangan (field research) 6
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet ke-2, h. 39
8
Dilihat dari sifat penelitian yang langsung di lapangan (Field Research) maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitif yaitu penelitian yang ditunjukan kepada
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan atau melukiskan objek penelitian yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya pada objek. b. Pendekatan Penelitian Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah pola rekrutmen anggota baru pada induk koperasi syariah INKOPSYAH-BMT. Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Induk Koperasi Syariah BMT (INKOPSYAH-BMT) JL. Pondok Gede Raya 1 RT 006/01, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur/ 13810. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk kepentingan penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan, sebagai berikut :
9
a. Observasi Observasi dilakukan peneliti langsung di Lembaga Induk koperasi Syariah guna memperoleh data kongkrit tentang hal-hal yang mengenai objek penelitian. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. 7 Atau juga merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejalagejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti melalui pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data. 8 b. Wawancara Wawancara mendalam dalam hal ini adalah percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu/pusat perhatian untuk mendapatkan informasi dengan bertanya langsung pada responden atau informant. 9 Ada beberapa factor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara,
yaitu:
pewawancara
(interviewer),
responden
(interviewee), pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 10 Adapun yang diwawancarai yaitu Direktur INKOPSYAH, Wakil direktur,dan
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), h. 141 8 Syamsir Salam, Pedoman Penulisan Skripsi, (Diktat FDK 2003), h.17 9 Syamsir Salam, Pedoman Penulisan Skripsi, (Diktat FDK 2003), h.17 10 Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 71
10
staff-staff nya, jumlah responden yang di wawancarai minimal 20 orang.
c. Dokumentasi Dokumentasi
dipakai
guna
melengkapi
data-data
yang
diperlukan, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya. 4. Analisis Data Kelanjutan dari mengolah data, penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dengan cara memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diklasifikasi secara sistematis dan diambil kesimpulan dari data tersebut.
E. Tinjauan Pustaka Setelah menelaah berbagai karya ilmiah, penulis menemukan salah satu karya Ilmiah yaitu dengan judul “Korelasi Rekrutmen Karyawan dengan Kualitas SDM pada Bank Syariah“ skripsi tersebut merupakan hasil karya Ai Ika Fakultas Syariah dan Hukum 2008. Karya ilmiah tersebut membahas tentang hubungan rekrutmen dengan kinerja SDM agar mendapatkan SDM yang berkualitas dengan menggunakan
11
penyeleksian yang membutuhkan biaya tinggi dan menggunakan biaya yang rendah, dan juga terdapat perbedaan di objek penelitian.
Selain yang di sebutkan di atas penulis juga mendapatkan satu judul tentang “ Manajemen Koperasi UIN dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota” Skripsi tersebut merupakan hasil karya Abdul Gofur, dengan Nomor Induk Mahasiswa 105053001809 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 2009. Karya ilmiah tersebut membahas tentang manajeman koperasi yang ada di dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah, yang d mana di dalam isi hanya memfokuskan bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan anggotanya koperasi UIN tersebut. Karya ilmiah lainnya adalah “Peranan Koperasi Pegawai Kantor Departemen Agama Kodya Jakarta Selatan dalam Meningkatkan Kesejahtraan Karyawan” skripsi tersebut merupakan hasil karya Sofiah jurusan PMI 2008. Dalam skripsi ini hanya menjelaskan peran-peran koperasi pegawai kantor departemen Agama dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Dari beberapa karya ilmiah yang didapat oleh penulis, sudah jelas semuanya beda dengan apa yang akan penulis buat. Sedangkan dalam skripsi ini menekankan pada pola rekrutmen anggota induk koperasi syariah. Di mana di dalamnya akan membahasa tentang pola-pola apa saja yang telah dilakukan Induk koperasi Syariah dalam rekrutmen anggota baru dan juga bagaimana proses rekrutmen yang terjadi di inkopsyah.
12
Peneliti hanya mendapatkan tiga tinjauan pustaka di karnakan minimnya mahasiswa yang meneliti atau yang hampir mirip dengan pola rekrutmen anggota baru di Induk koperasi syariah.
F. Pedoman Penulisan Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
G. Sistematika Penulisan BAB I :
Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, pedoman penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II :
Landasan Teoritis Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian pola, pengertian rekrutmen, dan pengertian induk koperasi syariah.
BAB III : Gambaran Tempat Penelitian (Objek Penelitian) Dalam bab ini akan membahas tentang Gambaran umum tentang induk kopersai syariah INKOPSYAH-BMT. BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis. Pola Rekruitment Anggota Baru Induk Koperasi Syariah (INKOPSYAH-BMT)
13
BAB V : Penutup. Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG POLA PEREKRUTAN ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT)
A. Pola Rekruitment 1. Pengertian Pola Rekruitment Anggota Sebelum memasuki pembahasan yang lebih luas, maka perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian masalah yang akan dibahas. Kata "pola"dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya bangun, bentuk, rupa atau sistem. 1 Sedangkan kata "pola" dalam kamus besar bahsa Indonesia terbaru artinya corak tenun, corak batik, potongan kertas yang di pakai untuk memotong bakal baju, model. 2 Pada pembahasan ini maka pola lebih tepat diartikan sebagai bentuk, karena memiliki keterkaitan dengan kata yang dirangkulnya yaitu pola rekruitment, yang berarti bentuk rekruitment. Rekruitment pada hakekatnya merupakan Proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaranlamaran mereka di serahkan atau di kumpulkan. Hasilnya adalah merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan baru untuk di seleksi dan dipilih. Selain itu rekruitment juga dapat dikatakan sebagai proses untuk 1
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT Gramedia pustaka utama,2007) h. 482 2 Tim prima pena, kamus Besar Bahasa Indonesia kamus terbaru, (Jakarta; Gitamedia press, 2009) h. 619
13
14
mendapatkan sejumlah SDM (karyawan) yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan. 3 Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang dapat menjadi anggota keperasi ialah setiap orang atau individu yang mampu melakukan tindakan hukum atau koerasi yang memenuhi parsyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. 4 Rekruitment adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang di perlukan guna menutupi kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian. 5 Rekruitment atau penarikan anggota adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja atau seseorang, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan atau lembaga. Menurut Edwin B. Flippo “ Recrutment is the proses of searching for prospective employees and stimulating them to apply for job in the organizational”. (Penarikan adalah proses pencariaan dan penarikan para calon pegawai yang mampu bekerja dalam organisasi). Jadi, penarikan adalah
3
Rivai dan Sagala, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta:RajaWali Pers, 2009) edisi 2, h. 148 4 Tiktik sartika partomo dan Abd. Rachaman soejoedono, Ekonomi Skala Kecil atau mengah dan koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004) h. 58 5 Ambar teguh sulistiyani dan Rosidah, Manajeman Sumber Daya Manusia, konsep,teori dan pengembangan dalam konteks organisasi public, ( yogyakarta: Graha ilmu, 2009), edisi 2, h. 168.
15
usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan kerja yang ada pada suatu perusahaan. 6 Dasar penarikan harus ditetapkan terlebih dahulu supaya para pelamar yang memasukan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang diminatinya. Dasar penarikan harus berpedoman kepada spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job Specification harus diuraikan secara terinci dan jelas agar para pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja tersebut. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar dan pedoman penarikan karyawan yang diterima akan sesuai dengan pekerjaan dari jabatan atau pekerjaan tersebut. Job Specification juga berlaku bagi perekrutan anggota baru yang dilakukan oleh koperasi. Tujuan rekruitment anggota adalah menerima pelamar sebanyakbanyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan atau lembaga (koperasi) dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan atau anggota dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik. 2. Proses dan Sumber-sumber Rekruitment Anggota Berdasarkan analisis pekerjaan dan permintaan para manajer yang membutuhkan itulah para rekruitment akan mengidentifikasi lowongan pekerjaan.
Setelah
lowongan
tersebut
teridentifikasi
maka
rekruter
mempelajari persyaratan dengan meriview info analisis pekerjaan yang khususnya deskripsi atau uraian pekerjaan dan spesifikasi tugas. Dalam proses 6
Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumu Aksara,2007), h. 40-41
16
ini para rekruter akan menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan apa yang diinginkan. 7 a. Sumber Internal perusahaan atau lembaga, yakni SDM yang ditarik (diterima) adalah berasal dari perusahaan atau lembaga itu sendiri. Dengan cara ini perusahaan mencari karyawan atau anggota yang ada di dalam lingkungan sendiri untuk ditempatkan di posisi tertentu. 1) Keuntungan merekrut dari dalam perusahaan atau koperasi -
Tidak terlalu mahal
-
Dapat memelihara loyalitas dan mendorong usaha yang lebih besar antara para karyawan perusahaan.
-
Sudah terbiasa dengan suasana perusahaan atau lembaga sendiri.
2) Kelemahan merekrut dari dalam perusahaan atau koperasi -
pembatasan terhadap bakat- bakat
-
Mengurangi peluang
-
Dapat meningkatkan perasaan puas diri
b. Sumber ekternal di dalam negeri perekrutan melalui: 1) Walk-ins, dan Write-ins (Pelamaran yang datang dan menulis sendiri), Walk-ins yaitu seseorang datang ke departemen SDM untuk mengetahui lowongan pekerjaan apa yang sedang di cari, sedangkan Write-ins, yaitu pelamar menulis blanko pertanyaan yang disediakan perusahaan.
7
Rivai dan Sagala, Manajemen Sumberdaya (Jakarta:RajaWali Pers, 2009) edisi 2, h. 151-155
Manusia
untuk
Perusahaan,
17
2) Rekomendasi dari karyawan atau anggota (teman, anggota keluarga karyawan itu sendiri, atau karyawan- karyawan perusahaan lain). Para karyawan perusahaan atau lembaga lain bisa merekomendasikan pencari pekerjaan kepada departemen SDM. Metode ini mempunyai beberapa
kebaikan:
Pertama,
karyawan
yang
memberikan
rekomendasi berarti telah melakukan penyaringan pendahuluan; kedua, perusahaan
memperoleh
informasi
lengkap
dari
pemberian
rekomendasi tentang pelamar; ketiga, karyawan akan cenderung merekomendasikan teman- temannya yang mempunyai kebiasaan dan sikap yang hampir sama dan; keempat, pelamar telah mengetahui karakteristik
perusahaan
dari
karyawan
pemberi
rekomendasi.
Meskipun teknik legal dan baik, perusahaan harus berhati dalam penggunaannya, karena masalah utamanya adalah kecenderungan diskriminasi berdasarkan kesamaan agama, ras, suku, almamater dan lain sebagainya. 3) Pengiklanan (surat kabar, majalah, televisi, radio dan media lainnya). Pengiklanan merupakan salah satu metode yang sangat efektif untuk penarikan. Ada dua jenis penarikan, yaitu pertama, mengurangi pekerjaan dan keuntungan, mengidentifikasikan perusahaan dan memberitahukan bagaimana cara melamar. Sedangkan yang kedua adalah pelamar yang berminat diminta untuk mengirim lamaran mereka ke P. O. Box dengan nomor tertentu pada kantor pos atau pada e-mail atau pada perusahaan surat kabar. Pengiklanan untuk menarik
18
melalui media- media lain, seperti papan pengumuman, televisi, dan radio jarang digunakan karena hasil- hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan pengeluaran- pengeluarannya. 4) Lembaga – lembaga pendidikan dan pelatihan yang menggunakan tenaga kerja khusus yang menghasilkan SDM yang berkualitas dan siap kerja. 5) Program pelatihan kerja yang diselenggarakan pihak swasta biasanya juga sebagai lembaga yang secara khusus menyediakan jasa pelatihan tertentu. 6) Open house. Suatu penarikan yang relatif baru adalah penyelenggaraan open house. Orang di sekitar perusahaan atau lembaga di undang untuk mengunjungi dan melihat fasilitas- fasilitas perusahaan atau lembaga, memperoleh
penjelasan-
penjelasan,
dan
mungkin
menonton
pemutaran film mengenai perusahaan. Dengan cara ini, orang-orang diharapkan tertarik untuk bekerja di perusahaan. Metode ini terutama berguna untuk menari para karyawan dengan keterampilan yang langka yang sumber suplainya terbatas. 8
3. Kendala-kendala dan Alasan adanya Rekruitment Agar proses penarikan berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari organisasi, pelaksanaan penarikan, dan lingkungan eksternal. Kendala- kendala yang dihadapi setiap perusahaan atau
8
Rivai dan Sagala, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta:RajaWali Pers, 2009) edisi 2, h. 151-155
19
lembaga tidak sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi kebijakan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan penarikan, kondisi tenaga kerja, soldaritas perusahaan, dan lingkungan eksternal. 9 a. Kebijakan- kebijakan organisasi Berbagai kebijakan organisasi merupakan cermin utama berhasil atau tidaknya penarikan calon pegawai. Kebijakan organisasi yang akan mempengaruhi penarikan adalah kebijakan mengenai kompensasi dan kesejahteraan, promosi, status karyawan, dan sumber tenaga kerja. 1) Kebijakan kompensasi dan kesejahteraan Jika
perusahaan
dapat
memberikan
kompensasi
dan
kesejahteraan yang cukup besar serta adil, pelamar akan semakin banyak. Sebaliknya jika gaji dan kesejahteraan rendah, pelamar akan sedikit. 2) Kebijakan Promosi Apabila kesempatan untuk promosi diberikan cukup luas maka pelamar semakin banyak. Sebaliknya jika kesempatan untuk promosi sangat terbatas, pelamar akan sedikit. Promosi merupakan idaman setiap karyawan karena dengan promosi berarti statis dan pendapatan akan bertambah besar. 3) Kebijakan sumber tenaga kerja Jika tenaga kerja yang akan diterima hanya bersumber dari tenaga kerja lokal maka pelamar sedikit. Sebaliknya jika tenaga kerja
9
Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumu Aksara,2007), h. 44-46
20
yang akan diterima bersumber dari seluruh Nusantara maka pelamar akan semakin banyak. b. Persyaratan jabatan Semakin banyak persyaratan yang harus dimiliki pelamar maka pelamar semakin sedikit. Sebaliknya jika persyaratannya sedikit, pelamar akan semakin banyak. c. Metode pelaksanaan penarikan Semakin terbuka penarikan melalui surat kabar, radio, atau TV pelamar semakin banyak. Sebaliknya semakin tertutup penarikan, pelamar semakin sedikit. d. Kondisi pasar tenaga kerja Semakin besar penawaran tenaga kerja semakin banyak pula pelamar. Sebaliknya jika penawaran tenaga kerja sedikit, pelamar juga sedikit. e. Solidaritas perusahaan Solidaritas perusahaan di artikan besarnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, misalnya besarnya perusahaan. Jika solidaritas perusahaan besar, pelamar semakin besar. Sebaliknya jika solidaritas perusahaan rendah, pelamar sedikit. f. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal Jika kondisi perekonomian tumbuh dengan cepat dan saingan banyak, pelamar akan sedikit. Sebaliknya jika tingkat pertumbuhan perekonomian kecil, pelamar semakin banyak.
21
Selain kendala yang di hadapi tersebut ada beberapa tantangan yang berhubungan dengan rekruitment, yaitu: a. Para rekruter menghadapi permasalahan dalam menarik pelamar, b. Departemen SDM harus terus menemukan kebutuhan pelanggannya, manajer operasi yang memiliki pekerjaan harus diisi, c. Kompetisi SDM menyebabkan para manajer menerima calon yang belum kualified sehingga perlu perlatihan-pelatihan pengembangan yang lebih intensif. Ada beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi melakukan rekruitment: 10 a. Berdirinya organisasi baru b. Ada nya perluasan kegiatan organisasi c. Terciptanya pegawai atau anggota dan kegiatan-kegiatan baru d. Adanya pegawai atau anggota yang pindah ke organisasi lainnya. e. Adanya pegawai atau anggota yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai tindakan punitife. f. Adanya pegawai atau anggota yang berhenti karena memasuki usia pensiun g. Adanya pegawai atau anggota yang meninggal dunia.
10
Ambar teguh sulistiyani dan Rosidah, Manajeman Sumber Daya Manusia, konsep,teori dan pengembangan dalam konteks organisasi public, ( yogyakarta: Graha ilmu, 2009), edisi 2, h. 168.
22
Konsep Penarikan atau rekruitment 11 Tabel 1.1
1 Dasar - Job Specification - Peraturan pemerintah
2 Sumber - Internal - Eksternal Penarikan atau Recruitmen
4 Kendala - Internal - Eksternal organisasi
3 Metode - Tertutup - Terbuka
Konsep Penarikan atau rekruitment terdiri dari empat bagian yang pertama dasar yang terdiri dari job specifiation dan peratiran pemerintah, yang ke dua Sumber internal dan eksternal, sedangkan yang ke tiga dengan metode tertutup dan metode terbuka dan kendala yang di hadapi dalam rekruitment adalah dari internal dan dari eksternal organisasi.
B. Induk Koperasi 1. Ruang Lingkup Induk Koperasi Menurut undang-undang Koperasi No. 12 tahun 1967 : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, 11
Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumu Aksara,2007), h. 46
23
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan. Jika di runut dari suku katanya pengertian Koperasi adalah singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi yang didirkan menurut undang-undang koperasi tersebut di atas dibagi dalam empat tingkat: 12 a. Koperasi Primer, yaitu koperasi yang beranggotakan orang-orang dan mempunyai sekurang-kurangnya 20 orang anggota. b. Pusat Koperasi, yaitu yang anggotanya terdiri dari sekurang-kurangnya 5 koperasi primer, yang telah berbadan hukum serta mempunyai sangkut-paut dalam usahanya. c. Gabungan Koperasi, yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari sekurang-kurangnya 3 pusat koperasi yang telah berbadan hukum d. Induk Koperasi, yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari sekurangkurangnya 2 gabungan koperasi, yang telah berbadan hukum. Induk koperasi adalah kumpulan-kumpulan koperasi(BMT) yang sudah berbadan hukum. Dimana tugasnya adalah penghimpun dana, Penyalur dana dan distribusi pendapatan. Untuk
mendirikan
sebuah
koperasi
harus
dibuatkan
akta
pendiriannya yang otentik (notaries), yang memuat anggaran dasar koperasi yang bersangkutan. Akta pendirian yang telah disahkan diumumkan oleh pejabat yang mengesahkan itu di dalam Berita Negara. 12
Arianto, Pengertian Koperasi, artikel di akses pada 17 juni 2010 dari http://www.sobatbaru.blogspot.co.id
24
Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya, termasuk cadangan serta simber-sumber lain. Simpanan anggota di dalam koperasi, yang merupakan modal bagi koperasi, terdiri atas : a. Simpanan Pokok, yaitu jumlah nilai uang tertentu, yang merupakan modal pokok koperasi, yang harus disetor oleh tiap anggota kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota (besar nilanya bagi semua anggota adalah sama) b. Simpanan Wajib, yaitu jumlah tertentu, yang diwajibkan kepada anggota membayar pada waktu dan kesempatan tertentu; c. Simpanan Sukarela, yaitu suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan. 2. Pengertian koperasi Secara umum koperasi adalah suatu badan usaha di bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela, atas dasar persamaan hak, bekerja sama melakukan sesuatu usaha dengan bertujuan memenuhi kebutuhan para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. 13 Koperasi merupakan terjemahan dari kata coorperative memiliki suatu bentuk kerja sama antar individu di dalam biang ekonomi. Sebagaimana organisasi, koperasi termasuk ke dalam bentuk badan usaha formal yang keberadaannya diakui oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Koperasi menjalankan
13
Ahmad Damayanti, dkk. , Islam dan Koperasi (Jakarta: KOPINFO, 1989), h. 11.
25
satu atau beberapa usaha di bidang ekonomi. Tujuan koperasi melakukan kegiatan usaha semata-mata mencari keuntungan tetapi untuk mempertinggi kesejahteraan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Tidak semua hasil usaha yang diperoleh dibagikan kepada anggota, sebagian disimpan sebagai cadangan dan dana sosial yang dapat digunakan untuk mempertinggi kesejahteraan masyarakat. Semangat kebersamaan dan kegotongroyongan merupakan harapan optimis untuk tumbuh subur dan perkembangan koperasi di negara kita. Koperasi sebagai sebuah lembaga memiliki peran ganda, sebagai lembaga bisnis yang menjunjung nilai-nilai setia kawanan sosial. Agar koperasi secara ekonomi bisa bertahan hidup, perlu terus mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan kepercayaan dari dan oleh serta untuk para anggotanya. Sebab kepercayaan akan kemampuannya sendiri yang dapat bertindak untuk memajukan koperasi dan setia koperasi yang diikutinya. Untuk memelihara eksistensi dan keberlangsungan koperasi diperlukan kesadaran anggota dan kemampuan
pengurus
dan
manajemen
dalam
memadukan
berbagai
kepentingan di dalamnya. 14
C. Koperasi Syariah 1. Pengertian Koperasi Syariah Di dalam operasionalnya Koperasi Syariah sama saja seperti Bank Syariah lainnya. Koperasi syariah harus mengikuti atau berpedoman 14
Dakwah, Jurnalis kajian Dakwah dan Komunikasi (Jakarta:FDK UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 85.
26
kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan Rusulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelunya tetapi tidak dilarang oleh Rasullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama yang tidak menyimpang dari Al- Qur’an dan Al Hadis. 15 Membentuk
koperasi
memang
diperlukan
keberanian
dan
kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. koperasi syariah agar diakui keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah. Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga. Tujuan dibentuknya Koperasi Syariah adalah: 16
15 16
Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Cahaya islam, 2003), h. 6 Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
27
a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan Usaha mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah. b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya. c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan Koperasi Syariah. Koperasi Syariah sebagai koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah menurut ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist, memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan koperasi-koperasi yang ada (Koperasi Konvensional). 17 Dan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk jamah nominal. b. Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan penbayaran selalu dihindar, karena presentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas perjanjiannya sudah berakhir. c. Koperasi Syariah tidak menerapkan jual-beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama, yang dari transaksi itu mendapatkan keuntungan. d. Ciri lain dari syariah adalah adanya dewan pengawas syaiah untuk mengawasi operasionalisasi dari sudut syariah. e. Adanya produk khusus yang tidak terdapat di koperasi konvensional.
17
h. 11
Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah,(Jakarta: Zikrul hakim, 2003),
28
f. Fungsi syariah selain menjebatani antara pihak pemilik modal, juga memiliki fungsi khusus yaitu amanah. Adapun Usaha Koperasi Syariah adalah: 18 a. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (masyir) serta ketidak jelasan (ghoro). b. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. c. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional(BSN) Majelis Ulama Indonesia. d. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Gambaran Tentang Koperasi Syariah Koperasi Syariah merupakan sebuah koperasi koversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat islam dan peneladan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dam para sahabatnya. 19 Konsep pendirian koperasi syariah menggunakan konsep Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing patner saling menaggung satu sama lain dalam hak dan 18
Blooger Cikarang, Koperasi Syariah, Di akses pada 15 Maret 2010 dari http://www.koperasisyariah.com/2009/1108.html. 19 Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 6
29
kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang besar pula dibanding dengan patner lainnya. Azas usaha Kopeasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh dan kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proposonal. Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyarwarah sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya. 3. Landasan Dasar Sistem Koperasi Syariah Yang menjadi landasan dasar Koperasi Syariah sebagaimana lembaga ekonomi Islam lainnya yakni mengacu pada sistem ekonomi Islam semesta dan juga dalam Al Qur’an serta Al Hadist lain: 20 a. Koperasi Melalui Pendekatan Sistem Syariah 1) Merupakan sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan. 2) Merupakan bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur bidang perekonomian umat yan tidak terpisahkan dari aspekaspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral.
20
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 7
30
b. Tujuan Sistem Koperasi Syariah 1) Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam 2) Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota 3) Pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya. Agama Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan karena manusia tidak sama dalam hal karakter, kemampuan, kesungguhan dan bakat. Perbedaan di atas tersebut merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. 4) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah. c. Karakteristik Koperasi Syariah 1) Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha 2) Tidak melakukan transaksi dengan menetapkan bunga (riba) 3) Berfungsinya institusi zaiswaf 4) Mengakui mekanisme pasar yang ada 5) Mengakui motif mencari keuntungan 6) Mengakui kebebasan berusaha 7) Mengakui adanya hak bersama. 4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah Dalam koperasi lebih mengutamakan mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang
31
ada pada anggota. Ironisnya sebagai anggota yang meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan kebutuhan sehari-hari dan pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama besar. 21 Pada Koperasi Syariah hal ini tidak di benarkan, setiap transaksi pembayaran diperlukan secara berbeda jenis kebutuhan anggotanya dengan imbalan yang diterima seperti : fee (Untuk pelayanan jasa-jasa), Magin (untuk jual beli) dan bagi hasil (untuk kerja sama usaha). Oleh karnanya Koperasi Syariah memiliki peran dan fungsi antara lain : a. Sebagai Manajer Investasi Koperasi Syariah merupakan Manajer Investari dari pemilik dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi tergantung dari keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme koperasi. Penyaluran dana yang dilakukan Koperasi Syariah memiliki implikasi langsung kepada berkembang sebuah Koperasi Syariah. Koperasi Syariah melakukan fungsi ini sebagai lembaga yang menginvestasikan
dana-dana
anggotanya
pada
usaha-usaha
yang
menguntungkan. Jika terjadi kerugian karna faktor Force major maka Koperasi Syariah tidak boleh meminta imbalan sedikit pun karena kerugian dibebankan pada pemilik dana.
21
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 10
32
b. Sebagai Investor Koperasi Syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai (Al Musawamah) seperti pendirian waserda dan jual beli tidak tunai (Al Muabahah), sewa- menyewa (Ijaroh), kerjasama penyertaan sebagai modal seluruhnya (Mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dibagi secara proposional ( sesuai kesepakatan nisab) pda pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukan pada pendapatan operasi koperasi syariah. c. Fungsi Sosial Konsep Koperasi Syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkan maupun kepada masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti di koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebijakan dengan atau tampak pengembalian pokok (Qardhul hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS(zakat, infak, shodaqoh).
33
5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah Pada prinsipnya, operasional Koperasi Syariah tidak berbeda dengan BMT (Baitul Maal Wattamwil), Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS), dan BPR Syariah, hanya skalanya saja yang berbeda. Si Koperasi Syariah ini justru dpat lebih luas lagi pengembangannya terutama dalam mempraktekan akad-akad muamalat yang sulit dipraktekan di perbankan Syariah karena adanya keterbatasan PBI (Peraturan Bank Indonesia). 22 Perbedaaan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensioanal adalah: Table 1.2 Koperasi Syariah
Koperasi Konvensional
1. Melakukan Investasi yang halal saja
Investasi yang halal dan haram.
2. Profit dan mencari kemakmuran di Profit orientid.. dunia dan kebahagiaan di akhirat. 3. Hubungan dengan para anggota Hubungan dalam bentuk hubungan kemitraan.
dengan
anggota
dalam
bentuk debitor-debitor.
4. Perhimpunan dan penyaluran dana Tidak terdapat dewan sejenis. harus
dengan
fatwa
Dewan
Pengawas Syariah.
Perbedaan koperasi syariah dengan koperasi konvensional yang pertama koperasi syariah hanya melakukan investasi yang di halalkan oleh
22
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 13
34
agama islam,sedangkan koperasi konvensional melakukan investasi dengan halal dan haram, lalu apabila koperasi syariah mencari keuntungan di dunia maupun di akhirat sedangkan koperasi konvensional hanya mencari di dunia saja. Di koperasi syariah anggotanya disebut dengan hubungan kemitraan, sedangkan konvensional dalam bentuk debitor-debitor. Dan yang terakhir adalah koperasi syariah mempunyai dewan pengawas syariah sedangkan koperasi konvensional tidak mempunyai dewan sejenis itu.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT)
A. Sejarah Inkopsyah-BMT INKOPSYAH begitulah orang mengenal koperasi yang menggunakan hukum islam atau syariah tersebut. Beralamat di JL. Pondok Gede Raya 1 RT 006/01, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur/ 13810. 1 Citra koperasi memang identik dengan ketidakberdayaan, lemah dan harus selalu dibantu. Apalagi bagi yang tidak terjadi sinergi antar komponen di dalamnya, dipastikan koperasinya bakal masuk daftar papan nama. Salah satu sekunder yang sedang giat memberdayakan anggota dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak adalah Induk Koperasi Syariah-Baitulmal wat Tamwil (Inkopsyah-BMT). Induk Koperasi Syariah BMT merupakan gerakan koperasi syariah berjenis koperasi sekunder di mana bagian dari strateginya adalah menumbuhkembangkan anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan Induk ini sangat diharapkan memiliki fungsi sharing yaitu memberikan kontribusi yang tinggi kepada anggota terutama untuk mengoptimalkan skala ekonomi memperbesar volume usaha melalui mediasi manajemen, keuangan (sumber dana) dan juga advokasi lainnya.
1
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
35
35
Dari segi usia, Inkopsyah-BMT memang relatif muda. Cikal bakalnya dirintis 1997. Seiring perputaran waktu, lembaga ini pun tumbuh karena perannya sebagai mediasi bagi anggota. Ditambah sifatnya yang dinamis serta terbuka menerima perubahan, kehadirannya pun makin mendapat tempat di masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kali Anggaran Dasar (AD) mengalami revisi menyesuaikan perkembangan jaman. Legalitas operasional yang semula hanya dari Kanwil Depkop dan PPK DKI Jakarta pada 1997, kemudian pada 1998 status badan hukumnya meningkat menjadi tingkat nasional yang disyahkan Depkop dan PPK No.019/BH?M.I/VII/1998, yang pada waktu itu beralamat di Jl. Kebon Sirih no.85. Sebelum mengantongi SK Menegkop dan UKM pada 15 Februari 2002, yang mengizinkan perluasan jangkauan ke seluruh Indonesia, Inkopsyah-BMT ruang geraknya masih terbatas, terutama dalam hal permodalan. Sejak 2002 lembaga tersebut mendapat suntikan permodalan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sebesar Rp 2 miliar. Keanggotaan secara perlahan tiap tahun pun bertambah. Setahun kemudian setelah mengantongi SK dan suntikan dana tersebut, dilaporkan pengurus dan pengawas pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2002, anggotanya telah menjadi 68 BMT. Setiap tahun jumlah anggota baru terus bertambah. Per 31 Desember 2004 telah berjumlah 134 BMT, tahun berikutnya bertambah lagi menjadi 144 BMT dan pada tahun buku 2006, totalnya 150 BMT dan calon anggota sebanyak 500 BMT.
36
Ketua Umum Inkopsyah-BMT, Muhammad Amin Aziz mengatakan lambannya perkembangan jumlah anggota, karena perekrutan anggota baru itu mekanismenya harus melalui beberapa kriteria. Indikatornya, bukan cuma taat membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan beberapa simpanan lain saja, tetapi harus bersedia mengikuti berbagai ketentuan lain yang bertujuan untuk menjaga
kelangsungan
hidup
lembaga.
Kini,
setelah
lima
tahun
mengoperasikan Unit Simpan Pinjam Syariah, Inkopsyah-BMT per 31 Desember 2006 membukukan aktiva sebesar Rp 8,982 miliar. 2 Kegiatan pelayanan terhadap anggota selama tahun buku 2006 dananya bersumber dari modal penyertaan PNM sebesar Rp 2 miliar yang telah dipinjamkan kepada anggota, serta angsurannya dapat dipinjamkan kembali. Modal sendiri Rp 940 juta, pinjaman dari PNM Rp 8 miliar, pinjaman dari 165 koperasi Rp 250 juta dan simpanan berjangka amanah Rp 110 juta. Sedangkan dana yang berhasil dikucurkan kepada anggota selama periode 2006 sebesar Rp 4,890 miliar. Rinciannya Rp 1,975 miliar yang bersumber dari modal sendiri dan eksekutif PNM disalurkan kepada 17 BMT dan dana yang berasal dari dana idle dan Pundi BMT sebesar Rp 2,915 miliar digulirkan kepada 15 BMT lainnya. Peningkatan signifikan juga ditunjukkan oleh out standing pembiayaan yang naik hingga Rp 20 miliar di 2009. Jumlah pembiayaan yang terealisasi di tahun lalu mencapai Rp 38 miliar, tumbuh lebih dari 100 persen di 2008 yang sebesar Rp 18 miliar Di sisi pendapatan, 2
Muhammad Amin Aziz, Sejarah INKOPSYAH, artikel di akses pada 12 Januari 2010 dari http://www.danabergulir.com/
37
jumlah yang terealisasi sebanyak Rp 4,3 miliar, naik dari pendapatan di 2008 Rp 2,6 miliar. Dari tahun ke tahun Inkopsyah BMT menunjukan kenaikan pendapatan yang sangat signifikan sampai sekarang. Oleh karena itu INKOPSYAH-BMT ingin sekali mengadakan perekrutan bagi anggota baru, agar anggota yang mendaftar dapat merasakan dan dapat bergabung dalam memajukan Induk Koperasi Syariah BMT ini. Memang kegiatan perekrutan yang di adakan INKOPSYAH bukan lah suatu kegiatan yang di utamakan, akan tetapi kegiatan rekruitmen ini sangat penting dalam mengembangkan dan memperluas atau memperbanyak anggota (BMT), agar INKOPSYAH tetap aksis di dalam persaingan perekonomian Syariah ini.. Selanjutnya, dalam upaya menguatkan jaringan Industri BMT yang unggul dan mewujudkan cita-cita sebagai APEX BMT, Inkopsyah BMT saat ini sudah melakukan uji coba untuk 4 BMT anggota untuk bertransaksi dengan menggunakan EDC on line dengan anggota dalam satu BMT dan transaksi antar anggota dengan berlainan BMT, mirip ATM bersama. Dengan adanya Apex Masional BMT yang dikendalikan oleh Inkopsyah BMT, maka akan lebih banyak berperan lagi dalam sistem pelayanan anggota yang menggunakan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi terpadu dalam ruang. Kedepannya Inkopsyah BMT berharap agar para anggotanya menjadi agen terbaik pada level jenis lembaga keuangan mikro dan menjadi jembatan terbaik bagi lembaga keuangan besar syariah lainnya
38
B. Visi dan Misi Visi INKOPSYAH BMT 3 “Menjadi lembaga APEX bagi BMT di Indonesia yang mandiri, mengakar dan sehat, dari, oleh dan untuk anggota dalam layanan pembiayaan dan dampingan teknis serta membangun jaringan usaha yang kuat“. Misi INKOPSYAH BMT 1. Memberikan bagi hasil yang layak dan proposional pada anggota dan penyerta modal lainnya. 2. Menghasilkan kepuasan yang prima atas layanan bisnis pada anggota dan non anggota. 3. Memberikan kontribusi yang layak pada pengurus, manajemen dan seluruh karyawan sehingga menjadi tempat berkarya yang baik dan sejahtera. 4. Berperan serta dalam gerakan merubah dari Ekonomi Ribawi ke Ekonomi Syariah.
C. Susunan Organisasi Inkopsyah BMT Susunan Badan Pengawas 4 Ketua
: Drs. H. Binhadi
Anggota
: Prof. Dr. Ir. H. M. Amin Azis : Erwin Mardjuni, SE : Drs. Soewondo, Ak : Fathorrahman, Msi
3 4
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010 Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
39
Badan pengawas merupakan fungsi yang sngat penting bagi organisasi sejenis koperasi ini, maka dibutuhkan orang yang berpengalaman dan memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Peran pengawas merupakan pengontrol yang memberikan jaminan bahwa usaha tersebut layak dan patut diakui keberadaan usahanya. Susunan Badan Pengurus Ketua Umum
: Drs. Addullah Yazid
Wakil Ketua 1
: Drs. Nyadin
Wakil Ketua 2
: Drs. Agus Salim Matondang
Sekretaris Umum
: Muhammad Ridwan, SE, M. Ag
Sekretaris
: Ir. Anton Fahlevie, M. Si
Bendahara Umum
: Drs. M. Mustofa
Selanjutnya untuk menumbuh kembangkan kegiatan usaha Inkopsyah BMT, dibutuhkan pengurus yang memiliki leadership yang handal dan cukup serta memiliki visi kedepan agar roda kegiatan usaha berjalan dengan cepat dan bermanfaat bagi anggota. Disamping kecakapan umum namun dibutuhkan juga sifat integrasi dan amanah yang tinggi sehingga memiliki martabat yang berharga. Susuna Pengelolaan Direktur
: Drs. Arisson Hendry
Wakil Direktur
: M. Fauzi Syafri, SE
Staff
: Bambang Haryanto, SE
40
Muhammad Maksun, SE Diny Mardiati, SH Maulina Ibnu Cahya, SEI Omanuddin Arfan Dodi Strategi
yang
direncanakan
oleh
pengurus
dan
yang
akan
diimplementasikan dibutuhkan adalah ittihad ash shufuf (kesatuan barisan anggota) di mana para pengelola dan jajarannya diharapkan mampu membangun tat organisasi menjadi rapi dan kuat serta menjunjung tinggi kredibilitas yang diamanahkan. Para pengelola tidak hanya memahami konsep namun juga harus memiliki kreatifitas yang tinggi sehingga dapat mengukur arus sumber dana dan pengeluaran yang tepat dan berguna dan memberikan hasil yang memuaskan bagi banyak pihak.
D. Aktifitas Inkopsyah BMT 1. Di Bidang Produk dan Jasa 5 a. Penghimpun Dana 1) Simpanan berjangka – Depositi AMANAH 2) Penyertaan Modal b. Penyaluran Dana 1) Pembiayaan Modal Kerja 2) Pembiayaan Likuidasi Anggota 5
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
41
c. Jasa Manajemen 1) Konsultan Bisnis, Pendiri BMT, Konversi koperasi 2) Arrager 3) Advokasi Hukum 4) IT System 5) Manajemen 6) Pelatiahan/Training SDM 2. Persyaratan menjadi anggota Inkopsyah BMT a. Koperasi yang dalam intinya operasinya menggunakan prinsip syariah b. KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) c. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), atau Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM), atau sejenisnya asalkan sudah berbadan hukum koperasi yang menggunakan prinsip Syariah. d. Lembaga keuangan Mikro yang telah memiliki badan hukum koperasi yang neggunakan prinsip Syariah. 6 Cara Pengajuan 1. Mengajukan permohonan- surat resmi dari pengurus 2. Mengisi formulir- profil data BMT 3. Melampirkan dokumen-dokumen terkait izin operasional perkoperasian 4. Memenuhi kewajiban administrasi Manfaat umum menjadi anggota Inkopsyah BMT 7 1. Mendapatkan fasilitas pembiayaan yang diajukan 6 7
Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010 Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010
42
2. Mendapatkan advokasi dalam optimalisasi usaha dan legalitas 3. Mengikuti kegiatan acara yang dilakukan oleh Inkopsyah 4. memperkokoh jaringan dan memperkuat eksistensi kelembagaan Keanggotaan Berakhir 1. Mengundurkan diri secara resmi 2. Diberhentikan oleh pengurus Inkopsyah BMT 3. Tidak lagi memenuhi persyaratan anggota APEX BMT
E. Program 5 Tahun Kedepan Koperasi dan pelaku UKM (usaha kecil dan Mikro) dua unsur yang saling berkaitan erat dalam mendukung program meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dan lebih baik dan lebih sejahtera serta membantu memperluas dan menambah peluang kerja. Jika dilihat dari aspek bangunan, dua unsure tadi merupakan fondasi dasar dalam membangun manusia seutuhnya, karena itu harus dikuatkan sistem dan peraturan serta adanya peningkatan status kontribusi yang sudah diberikan dapat dijadikan tolak ukur resmi. 8 Sebagai muslim yang memiliki visioner, maka program 5 tahun kedepan, Inkopsyah BMT hendak membangun pilar-pilar di antaranya: 9 1. Menjadikan BMT sebagai salah satu jenis LKM unggulan dan bahkan sebagai lembaga intermediasi terpenting dalam pemberdayaan masyarakat
8 9
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010 Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010
43
yakni menumbuhkan para pengusaha mikro baru dan pengentasan kemiskinan. 2. Menjadikan BMT sebagai wahana kepercayaan pemerintah, donor, dan investor serta sebagai lembaga perekat jaringan antar umat islam. 3. Menjadikan BMT sebagai wahana terpenting dalam kemudahan pelayanan bagi masyarakat melalui sistem teknologi informasi tepat guna.
BAB IV POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH (INKOPSYAH-BMT)
A. Pola Rekruitment Anggota Baru pada Induk Koperasi Syariah BMT Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pola rekruitment adalah suatu bentuk usaha mencari dan menarik tenaga kerja baru agar melamar lowongan kerja yang ada pada suatu perusahaan. Begitu pula yang dilakukan oleh Induk Koperasi Syariah. Tujuan utama dari proses rekruitment adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena proses rekruitment itu sendiri, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya dalam hal ini yang di maksud adalah anggota baru. 1
1
Johanus papu, “Merekrut Karyawan“, artikel diakses pada 21 November 2009 dari www.google.com
44
45
Penerapan pola rekruitment yang di lakukan oleh Inkopsyah terdiri dari beberapa bentuk, yaitu dengan cara pemberian pembiayaan modal atau pinjaman bagi anggota baru yang telah bergabung dengan Inkopsyah, dan juga dengan cara mengadakan program pendidikan pelatihan dan pembimbingan bagi anggota ataupun non anggota yang di adakan atau di fasilitator oleh Inkopsyah. Dengan bentuk atau program ini lah Inkopsyah merekrut atau menarik calon anggota baru atau BMT-BMT sehingga sampai menjadi anggota tetap. 2 Dari uraian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemberian Modal atau Pinjaman bagi Anggota Baru Berdasarkan hasil wawancara dengan staff pengurus Inkopsyah pemberian modal dan pinjaman bagi anggota baru itu tidak diberikan kepada seluruh anggota baru yang bergabung di Inkopsyah. Ada beberapa standar pemberian pinjaman atau modal yang dimiliki oleh Inkopsyah. Salah satu contoh BMT yang telah menerima bantuan modal atau pinjaman adalah BMT Bina Ummat Sejahtera yang terletak di jalan raya Pondok Gede, lubang Buaya jakarta timur. BMT ini mendapatkan dananya tidak semudah apa yang dibanyangkan, harus melewati berbagai tahap, dari
tahap
penyeleksian,
analisis
dan
lain-lain,
baru
sampailah
mendapatkan dana tersebut. Semua prosedur yang dilaksanakan bukanlah prosedur semata, tetapi untuk mengurangi resiko penipuan yang terjadi di
2
Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010
46
Inkopsyah. Berikut ini adalah persyaratan yang harus di penuhi sebelum mendapatkan pinjaman atau modal dana tersebut. Dalam upaya menekan risiko yang mungkin timbul, calon peminjam minimal diharuskan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 3 a. Anggota dan calon anggota Koperasi bertempat tinggal di wilayah kerja jangkauan pelayanan Koperasi yang bersangkutan. b. Anggota dan calon anggota sebaiknya dikelompokkan kedalam kelompok-kelompokanggota/calon anggota peminjam ( tiap kelompok dapat terdiri dari 10 sampai 20 orang ) yang diorganisasikan menurut domisili atau profesi/usaha sejenis untuk memudahkan pembinaan dan pengawasan pinjaman dengan pola tanggung renteng. c. Telah memiliki rekomendasi dari ketua kelompok. d. Mempunyai usaha/penghasilan tetap. e. Mempunyai simpanan aktif, baik berupa simpanan sukarela maupun simpanan berjangka dan telah berjalan minimal satu bulan. f. Tidak memiliki tunggakan (kredit bermasalah) dengan Koperasi maupun pihak lain. g. Tidak pernah tersangkut masalah pidana. h. Memiliki karakter dan moral yang baik. i. Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman. j. Mempertimbangkan jumlah agunan untuk jumlah pinjaman yang berjumlah besar dan berisiko.
3
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
47
Setelah syarat-syarat tersebut semua di penuhi oleh anggota baru lalu ada prosedur selanjutnya, yaitu analisis peminjaman. Prosedur Analisis Pinjaman a. Proses dan Prosedur 1) Analisis dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa pinjaman yang diberikan kepada anggota pada saatnya akan dapat dikembalikan. 2) Aspek yang dinilai meliputi atas pendekatan pada analisis terhadap kemauan dan kemampuan bayar. 3) Analisis kemauan bayar merupakan analisis kualitatif dan mencakup analisis atas karakter/watak dan komitmen anggota. 4) Analisis kemampuan bayar merupakan analisis kuantitatif. b. Contoh Analisis 1) Utamakan pada kelayakan usaha dan kemampuan membayar. 2) Lakukan penilaian terhadap hal-hal sebagai berikut: a) Kemampuan memperoleh keuntungan. b) Sisa pinjaman (jika ada) dari pihak lain. c) Beban rutin di luar kegiatan usaha. 3) Pendekatan yang dilakukan yang dilakukan dalam analisis kuantitatif, yakni melakukan kemampuan membayar berdasarkan kemampuan memperoleh keuntungan; 4) Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisis kuantitatif adalah:
48
a) Lakukan analisis Perhitungan laba-rugi sebelum memperoleh pinjaman (sebelumnya) dengan cara wawancara dan tanya jawab kepada anggota, peroleh beberapa pendapatan (laba) bersih. b) Hitung pula kemungkinan adanya pendapatan lain di luar kegiatan atau hasil usahanya, dan, c) Kemungkinan adanya pengeluaran lain di luar kegiatan usahanya. d) Hitung pendapatan bersih. e) Tentukan dan hitung Rasio Angsuran, yakni perbandingan besarnya angsuran dengan jumlah pendapatan bersih; f) Besarnya angsuran maksimal antara jumlah 50% sampai dengan 75% dari jumlah pendapatan bersih (rasio ini disesuaikan dengan kondisi ekonomi anggota); g) Besarnya pinjaman yang dapat diberikan adalah Rasio Angsuran X Jumlah Pendapatan Bersih X Jangka Waktu Pinjaman. Setelah semua prosedur persyaratan dan analisis yang di berikan Inkopsyah telah di penuhi seluruhnya, lalu barulah anggota atau BMT boleh meminjam atau di berikan pinjaman oleh Inkopsyah. Pinjaman atau pembiayaan yang di berikan Inkopsyah adalah sekitar Rp 200 juta samapai Rp 300 juta per BMT. Kenapa besar? Dikarnakan Semua nya dilakukan oleh Inkopsyah untuk menarik BMT-BMT untuk menjadi anggota baru, sebab Inkopsyah menargetkan anggota yang bergabung pada tahun ini mencapai 300 anggota BMT sedangkan sekarang hanya 234 anggota BMT.
49
2. Program Pendidikan Pelatihan dan Pembimbingan Anggota dan Non Anggota Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota, Induk Koperasi Syariah BMT harus mempunyai program pendidikan anggota dan calon anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban anggotanya dan juga untuk menarik calon anggota baru melalui: 4 a. Program pendidikan kepada calon anggota yang merupakan salah satu persyaratan bagi seseorang yang akan menjadi anggota koperasi (untuk Koperasi Simpan Pinjam) dan atau pendidikan kepada anggota yang akan memanfaatkan pelayanan jasa simpan pinjam (untuk Koperasi yang memiliki unit Simpan Pinjam), dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota dan calon anggota mengenai konsep simpanan dan pinjaman Koperasi, manfaat berkoperasi dan hak serta kewajibannya sebagai anggota koperasi yang memanfaatkan pelayanan jasa simpan pinjam, berikut ini adalah mekanismenya: 1) Tujuan Tujuan pelaksanaan pendidikan kepada calon anggota KSP dan/atau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam adalah untuk memberikan informasi mengenai sistem dan prosedur usaha simpan pinjam dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran anggota mengenai konsep koperasi, konsep keanggotaan pada koperasi, konsep hutang pada koperasi, konsep tanggung renteng, skim kredit pada koperasi serta hal lainnya yang dianggap perlu.
4
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
50
2) Materi Materi yang disampaikan pada kegiatan pendidikan kepada calon anggota KSP dan/atau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan kondisi sasaran, materi yang disampaikan meliputi : 1) Koperasi, apa dan bagaimana? 2) Pentingnya peran anggota pada koperasi. 3) Koperasi adalah organisasi untuk menolong diri sendiri. 4) Tanggung renteng pada koperasi. 5) Bagaimana memanfaatkan unit pelayanan koperasi? 6) Apa hak dan kewajiban anggota pada koperasi? 3) Pelatih/ Fasilitator Pelatih/fasilitator pada kegiatan pendidikan ini sebaiknya adalah pengurus, karena pengurus merupakan orang yang mewakili koperasi dan dianggap paling mengetahui seluk beluk koperasinya, namun jika pengurus tidak memungkinkan untuk melaksanakan hal tersebut, maka pengurus dapat menugaskan orang lain atau menjalin kerjasama dengan lembaga yang dianggap kompeten untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. 4) Jangka Waktu Jangka waktu pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan waktu luang calon anggota. Mengacu pada materi yang harus disampaikan sebagaimana tertera pada butir b, maka pelatihan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari.
51
5) Tempat Pendidikan sebaiknya dilaksanakan pada lokasi yang berdekatan dengan lokasi sasaran, dengan tujuan untuk mengurangi resiko biaya transportasi yang harus ditanggung oleh calon anggota. 6) Metode dan Teknik Pelaksanaan pendidikan calon anggota KSP dan/atau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam sebaiknya menggunakan metode dan teknik pendidikan bagi orang dewasa yang bersifat partisipatif, dalam hal ini diupayakan peserta dapat berperan aktif pada setiap sesi pendidikan. 7) Biaya Pelaksanaan pendidikan calon anggota KSP dan/atau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam merupakan kegiatan operasional KSP atau Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam. Oleh karena itu, atas persetuajuan rapat anggota, KSP atau Koperasi yang memiliki USP menetapkan sumber pembiayaan kegiatan pendidikan anggotanya, yang dapat dilakukan melalui penganggaran biaya pendidikan bagi calon anggotanya pada RAPB Koperasi, menjadi beban calon anggota atau merupakan kombinasi dari keduanya. b. Pendampingan kepada anggota yang memanfaatkan pelayanan jasa keuangan syariah bagi kepentingan yang bersifat produktif, agar usaha produktifnya berjalan sesuai dengan rencana usaha yang telah disusun.
52
1) Tujuan Tujuan pelaksanaan pendampingan kepada anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif adalah untuk memberikan masukan dan pembinaan kepada anggota dalam mengembangkan usahanya. 2) Materi Materi yang disampaikan pada kegiatan pendampingan harus disesuaikan dengan tujuan pendampingan dan kondisi sasaran, mengacu pada tujuan yang dikemukakan pada butir a di atas, maka materi yang disampaikan pada kegiatan pendampingan dapat meliputi : a) Bagaimana memenuhi aspek legal usaha? b) Data, informasi dan jaringan kerjasama usaha yang dibutuhkan dalam rangka mengembangkan usaha. c) Bagaimana
memanfaatkan
unit
pelayanan
koperasi
untuk
pengembangan usaha? d) Fasilitasi sesuai dengan kebutuhan pengembangan usaha anggota. 3) Pendamping/Fasilitator Pendamping pada kegiatan pendidikan ini sebaiknya adalah orang atau lembaga yang dianggap mampu dan diberi tugas khusus oleh pengurus untuk melaksanakan kegiatan pendampingan. 4) Jangka Waktu Jangka
waktu
pendampingan
sebaiknya
disesuaikan
dengan
permasalahan yang dihadapi anggota dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Mengacu pada materi yang harus disampaikan sebagaimana
53
tertera pada butir b, maka kegiatan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 1 hingga 2 bulan. 5) Tempat Pendampingan dilaksanakan pada lokasi sasaran, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pendampingan. 6) Biaya Pelaksanaan pendampingan kepada anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif adalah menjadi beban koperasi. Oleh karena itu KSP atau Koperasi yang memiliki USP harus menganggarkan biaya pendampingan bagi anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif pada RAPB Koperasi. Dari dua pola program yang dilakukan oleh Inkopsyah tersebut kiranya dapat merekrut banyak calon anggota baru, sehingga apa-apa yang di target kan oleh Inkopsyah dapat terwujud, yaitu memperoleh 300 anggota baru BMT di tahun ini.
B. Proses Perekrutan dari Calon Anggota sampai menjadi Anggota Inkopsyah Anggota yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota. Sedangkan Calon anggota adalah seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi
54
anggota koperasi, namun belum dapat melunasi simpanan pokok yang ditetapkan oleh koperasi dan belum tercatat dalam buku anggota koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi calon anggota. Calon anggota tidak dicantumkan dalam buku daftar anggota, namun dapat memanfaatkan jasa pelayanan koperasi. Dalam kurun waktu tiga bulan calon anggota harus menjadi anggota atau ditolak keanggotannya. 5 Proses perekrutan anggota baru di Inkopsyah ada yang menggunakan media pengiklanan seperti Brosur, spanduk, dan lain- lain. Selain itu cara lain untuk merekrut anggota baru adalah dengan cara open house, para anggota baru di perboleh kan datang ke Inkopsyah, disana para anggota bisa langsung bertanya-tanya kepada para staff yang berada di Inkopsyah. Akan tetapi cara yang lebih efektif adalah dari mulut ke mulut, maksudnya adalah misalkan satu calon anggota sudah menjadi anggota tetap, lalu si anggota yang sudah resmi jadi anggota tersebut menceritakan kepada calon anggota lainnya agar segera mendaftar menjadi anggota di Inkopsyah sampai selanjutnya seperti itu. Berikut ini adalah Prosedur penetapan calon anggota secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: 6
5 6
Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010 Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
55
Evaluasi calon anggota didasarkan pada : 1. Aktivitas yang bersangkutan pada kegiatan koperasi selama menjadi calon anggota. 2. Pemenuhan persyaratan keanggotaan pada koperasi. Dalam proses pendaftaran anggota baru, ternyata ada juga yang di tolak atau tidak diterima, jadi tidak semuanya anggota yang mendaftar di terima, karna masih ada lagi penyeleksian. 1. Standar Pendaftaran Anggota Prosedur standar minimal pendaftaran anggota adalah memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan pendaftaran anggota sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi, mencakup:
56
a. Persyaratan keanggotaan, yang setidaknya mencakup : 1) Mengajukan permohonan menjadi anggota kepada pengurus dan ditetapkan sebagai anggota oleh pengurus dalam surat resmi. 2) Memiliki status Badan Hukum Koperasi dan beroperasi aktif minimal 3 bulan berjalan. 3) Memahami dan mengikuti AD / ART yang telah ditetapkan oleh pengurus. 4) Berpartisipasi aktif, baik tenaga, pikiran dan waktu untuk mencapai tujuan Visi dan Misi Inkopsyah BMT 5) Memenuhi kewajiban diantaranya: a). Simpanan Pokok (Rp. 5.000.000) b). Simpanan wajib secara rutin, (Rp. 100.000/ bulan) c). Menyampaikan laporan keuangan rutin setiap 3 bulan d). Menyampaikan perubahan-perubahan status kepengurusan atau manajemen atau alamat jika ada e). Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik (citra) Inkopsyah BMT f). Membayar kewajiban yang terkait dengan pinjaman atau pembiayaan yang diterima (jika ada) 6) Untuk pembayaran mohon ditranfer ke No. Rek: 180.0006144. BSM Cab. Kelapa Gading – Jakarta An: Induk Kopersi Syariah BMT 7) Mengisi formulir ke anggotaan Inkopsyah BMT
57
8) Mengirimkan buku AD / ART, laporan keuangan 3 bualan dan 3 tahun terakhir, legalitas BMT dan susunan pengurus terbaru. b. Tata cara penerimaan anggota Prosedur
penerimaan
anggota
secara
skematis
dapat
digambarkan sebagai berikut: 7
c. Ketentuan mengenai kewajiban anggota : 1) Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus dan keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota. 2) Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang diputuskan dalam rapat anggota. 7
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
58
3) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. 4) Menjaga
nama
baik,
memelihara
dan
mengembangkan
kebersamaan pada koperasi. d. Ketentuan mengenai hak anggota 1) Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota. 2) Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas. 3) Meminta diadakan rapat anggota sesuai dengan aturan yang berlaku. 4) Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta. 5) Mendapatkan pelayanan koperasi. 6) Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi. 7) Memperoleh pembagian sisa hasil usaha (SHU) sesuai dengan besarnya partisipasi dengan syarat membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara periodik.
2. Standar Perlakuan kepada Anggota Baru a. Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam harus memberikan perbedaan perlakuan kepada anggota baru dalam hal: 8 1) Ketentuan besarnya simpanan pokok. 2) Ketentuan besarnya simpanan wajib. 8
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
59
b. Ketentuan mengenai perbedaan perlakuan harus dituangkan secara tertulis dan merupakan salah satu kebijakan koperasi simpan pinjam / Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam yang disepakati oleh anggota dalam rapat anggota. c. Selisih besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib diakui sebagai modal penyertaan anggota baru KSP/Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam. 3. Prosedur Standar Permohonan Keluar dari Keanggotaan a. Untuk memperjelas status keanggotaan seseorang, KSP/Koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam wajib mempunyai prosedur standar tertulis yang mengatur anggota yang mengajukan permohonan untuk keluar dari keanggotaannya. 9 b. KSP/Koperasi yang memiliki USP harus memiliki ketentuan tertulis mengenai penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib bagi anggota yang akan keluar atau meninggal dunia. c. Anggota yang akan keluar dari KSP/Koperasi yang memiliki USP mempunyai hak untuk memperoleh tambahan atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang telah disetorkan nya. d. Hak tambahan atas simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pada koperasi diambil dari cadangan KSP atau cadangan umum pada USP Koperasi.
9
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
60
e. Besaran tambahan pokok dan simpanan wajib tersebut pada butir 4 di atas harus disesuaikan 15 dengan besarnya cadangan yang dimiliki oleh KSP/USP Koperasi. f. Anggota yang akan keluar dari KSP/Koperasi yang memiliki USP seperti pada butir 3 di atas adalah anggota yang keluar dengan alasan meninggal dunia atau pindah kerja dan/atau habis masa kerja (bagi koperasi fungsional). g. Anggota yang telah memenuhi prosedur standar permohonan untuk keluar dari keanggotaan KSP/Koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam maka status keanggotaannya dicabut dan hak serta kewajibannya kepada KSP/Koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam menjadi hilang. h. Keanggotaan seseorang pada koperasi berakhir apabila : 1) Anggota tersebut meninggal dunia. 2) Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh pemerintah. 3) Berhenti atas permintaan sendiri. 4) Di non-aktifkan oleh pengurus karena tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain yangberlaku pada koperasi. 5) Anggota yang di non-aktifkan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan kepada rapat anggota.
61
6) Simpanan pokok dan simpanan wajib anggota yang diberhentikan oleh pengurus, dikembalikan sesuai dengan ketentuan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain yang berlaku pada koperasi.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Rekruitment Anggota Baru Inkopsyah Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu staff pengelola Inkopsyah, ada beberapa faktor pendukung dalam merekrut anggota baru Inkopsyah yaitu: 10 1. Di bidang Publikasi Dalam hal ini pengenalan secara meluas sangat di perlukan bagi lembaga kopersi syariah sejenis Inkopsyah, karna masyarakat belum terlalu mengenal apa itu Induk Kopersi Syariah BMT, apa lagi Inkopsyah ingin merekrut anggota baru. Salah satu media pengenalan rekruitment Inkopsyah adalah dengan media Internet, lalu brosur- brosur dan juga informasi atau rujukan dari BMT yang terlebih dahulu sudah menjadi anggota untuk mengajak BMT lain agar bergabung di Induk koperasi syariah BMT. 2.
Di bidang Pendana Pendana berpengaruh sangat penting dalam hal pengrekrutan anggota baru, dikarnakan salah satu bentuk rekruitment Inkopsyah yaitu memberikan pembiayaan atau pinjaman bagi anggota barunya. Hal ini
10
Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010
62
membuat Inkopyah sudah memikirkan matang-matang tentang dana yang di peroleh untuk pembiayaan atau pinjaman bagi anggota baru BMT, yang dimana dana tersebut diperoleh dari PT. PNM (Permodalan Nasional Madani) Persero. Sedangkan faktor penghambat dalam rekruitment anggota baru menurut analisis penulis adalah kurangnya kesadaran pada setiap BMT untuk bergabung menjadi angota di Inkopsyah, karna apabila BMT tersebut bergabung dengan Inkopsyah makan penumbuhkembangan ekonomi mikro akan lebih cepat, faktor penghambat lainnya adalah ketidak tahuan BMT-BMT atas adanya Inkopsyah ini, padalah segala macam cara dari mulai brosur, spanduk, pamflet dan sebagainya telah di sebarkan dan dilakukan oleh Inkopsyah akan tetapi masih saja kurang anggota yang mendaftar. Padahal dengan bergabungnya atau dengan menjadi anggota di Inkopsyah BMT-BMT tersebut akan mendapat banyak keuntungan seperti peminjaman modal.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terkait dengan pola rekrutmen anggota baru pada Induk Koperasi syariah (INKOPSYAH-BMT), maka penulis dapat mengambil kesimpulan dengan rincian sebagai berikut: 1. Pola rekrutmen anggota baru Inkopsyah menggunakan dua bentuk atau dua program yaitu dengan cara pemberian pembiayaan modal atau pinjaman bagi anggota baru yang telah bergabung dengan Inkopsyah, dan juga dengan cara mengadakan program pendidikan pelatihan dan pembimbingan bagi anggota ataupun non anggota yang di adakan atau di fasilitator oleh Inkopsyah 2. Proses rekrutmen dari calon anggota sampai menjadi anggota itu memerlukan
atau
membutuhkan
banyak
prosedur-prosedur,
tidak
semuanya calon anggota yang diterima menjadi anggota Inkopsyah. Selain itu terdapat pula manfaat-manfaat apa bila bergabung atau telah menjadi anggota di Inkopsyah sebagaimana yang telah di jelaskan pada sebelumnya. Sedangkan faktor pendukung dalam merekrut anggota baru di Inkopsyah diantaranya adalah di bidang publikasi dan di bidang pendanaan. Sedangkan faktor penghambat dalam merekrut anggota baru di Inkopsyah adalah kurangnya kesadaran pada setiap BMT untuk bergabung
63
64
menjadi angota di Inkopsyah dan ketidak tahuan BMT-BMT atas adanya Inkopsyah ini
B. Saran saran Setelah diperoleh gambaran tentang pola rekrutmen anggota baru pada Induk Kopeasi Syariah (INKOPSYAH-BMT), maka setidaknya penulis merasa perlu mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada pengelola Induk Koperasi syariah (INKOPSYAH-BMT) agar terus berinovasi dalam membangun atau mengembangakan Induk Koperasi Syariah ini dengan memanfaatkan SDM yang ada,terutama para anggotanya. 2. Dalam menghadapi hal hal yang belum tercapai seperti pengrekrutan dan hambatan-hambatan yang di hadapi, Inkopsyah kiranya harus dapat juga membuka diri dengan menerima saran dan kritik dari para anggota yang ada, agar Visi, Misi dan tujuan yang ingin dicapai oleh Induk Koperasi Syariah (INKOPSYAH-BMT) terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Anorga, Pandji. Dinamika Koperasi, Jakarta, Bina Adiaksara 2003. Arisson , Republika, Kamis (16/7/2009). Arianto, Pengertian Koperasi, artikel di akses pada 17 juni 2010 dari http://www.sobatbaru.blogspot.co.id Aziz, Muhammad Amin. Sejarah INKOPSYAH, artikel di akses pada 12 Januari 2010 dari http://www.danabergulir.com/ Blooger Cikarang, Koperasi Syariah, Di akses pada 15 Maret 2010 dari http://www.koperasisyariah.com/2009/1108.html. Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Drafindo Persada, 2003, cet. ke-2. Dakwah, Jurnalis kajian Dakwah dan Komunikasi. Jakarta:FDK UIN Syarif Hidayatullah, 2008 Damayanti, Ahmad. dkk. Islam dan Koperasi. Jakarta: KOPINFO, 1989 Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010 Endarmoko, Eko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia pustaka utama, 2007 Gofur, Abdul. “ Manajemen Koperasi UIN dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 2009). Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset II, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984 Hamid , Syamsul Rijal. Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Cahaya islam, 2003 Hasibuan, Melayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumu Aksara,2007 Ika, Ai. “Korelasi Rekrutmen Karyawan dengan Kualitas SDM pada Bank Syariah“ skripsi Fakultas Syariah dan Hukum 2008 Johanus papu, “Merekrut Karyawan“, artikel diakses pada 21 November 2009 dari www.google.com
65
66
Nawawi, H. Handari. Majemen Sumberdaya Manusia, Gajah Mada University Press, 2005 Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia Rivai dan Sagala. Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: RajaWali Pers, 2009 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro ekonomi ( Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, Edisi ketiga, 2002 ) Salam , Syamsir, Pedoman Penulisan Skripsi, Diktat FDK 2003 Sofiah. “Peranan Koperasi Pegawai Kantor Departemen Agama Kodya Jakarta Selatan dalam Meningkatkan Kesejahtraan Karyawan”, (skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam 2008) Sulistiyani, Ambar teguh dan Rosidah. Manajeman Sumber Daya Manusia, konsep,teori dan pengembangan dalam konteks organisasi public. Yogyakarta: Graha ilmu, 2009 Tim prima pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia “kamus terbaru”, Jakarta: Gitamedia press, 2009 Undang-undang Koperasi No. 12 tahun 1967, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Wasito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995 Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mei 2010 Zulkifli, Sunarto. Panduan Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul hakim, 2003
INKOPSYAH PNM BMT JL. Raya Pondok Gede No.1 RT. 006/01 Lubang Buaya, Jakarta Timur/13810 Tlp/fex. 021-87781676/87781747 e-mail :
[email protected]
LOGO INKOPSYAH-BMT
Diagram pertumbuhan anggota dan modal dari tahun ke tahun
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara
: 01 Mei 2010
Interviewer
: Panji Rizky Nurdiansyah
Interviewe
: Bapak Omanudin (Staff INKOPSYAH-BMT))
Tempat
: Lembaga Induk Koperasi Syariah-BMT
Jam
: 09.00-10.30 Wib
1. Bagaimana Sejarah berdirinya Induk Koperasi syariah? 2. Bagaimana Kondisi objek Induk Koperasi Syariah-BMT? 3. Apakah Visi, Misi dan tujuan Induk Koperasi Syariah-BMT? 4. Siapa sajakah pengelola Induk Koperasi Syariah-BMT? 5. Apa sajakah pola rekruitment yang terjadi di Induk Koperasi SyariahBMT? 6. Berapa Jumlah anggota yang terdapat di Induk Koperasi Syariah-BMT saat Ini? 7. Bagaimana prosedur dalam peminjaman dana yang terjadi di Induk Koperasi Syariah? 8. Bagaiamana proses rekruitment yang terjadi di Induk Koperasi SyariahBMT? 9. Bagaimana cara permohonan keluar menjadi anggota di Induk Koperasi Syariah-BMT? 10. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam perekrutan anggota baru di Induk Koperasi Syariah-BMT? 11. Apa sajakah kegiatan yang terjadi di Induk Koperasi Syariah-BMT? 12. Apa Program 5 tahun kedepan Induk Koperasi Syariah-BMT?