Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI FORUM LEADER PADA AKTIVITAS EVALUASI BANDUNG CLEAN ACTION 1
Irfan Ali, 2Anisti Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI,
[email protected]
ABSTRACT Within an organitation, often found a communication berrier One of that communication barriers is from culture aspect, such as prespective and behavior. That communication barriers is take effect to organitation participant participation. In this research, the organitation is Forum Leader from Bandung Cleanaction Programm. Every participant in Forum Leader are compound from leaders or liaison unit from affiliated communities in Bandung Cleanaction Programm. Forum Leader participant had many defferent culture and norms. Research methods used in this research is qualitative. Theory used is Organitation Culture Theory. With participant observation and deep interview, researcher have try to find a communication patterning in activities evaluation on Forum Leader. Result from this research showing us that informal communication and kinship atmosphere setting take huge effects to behavior and performance of participant. Keywords : communications activities, communications component, pattern communications. ABSTRAK Dalam sebuah organisasi sering adanya hambatan komunikasi. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah dari segi budaya, baik cara pandang maupun perilaku. Hambatan tersebut dapat berpengaruh pada partisipasi anggota organisasi. Pada penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah Forum Leaderprogram Bandung Cleanaction. Partisipan yang membentuk Forum Leader ini merupakan gabungan dari para pemimpin atau perwakilan dari komunitas-komunitas yang berafiliasi dalam program Bandung Cleanaction. Partisipan Forum Leader memiliki latar belakang budaya atau nilai-nilai yang berbeda.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi komunikasi. Teori yang digunakan adalah Teori Budaya Organisasi. Dengan menggunakan teknik observasi partisipan serta wawancara mendalam, peneliti berusaha menemukan sebuah pola komunikasi dalam proses evaluasi kegiatan pada Forum Leader ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas komunikasi yang bersifat informal serta suasana kekeluargaan yang diciptakan dalam proses evaluasi berpengaruh besar pada perubahan perilaku dan kinerja partisipan Forum Leader. Kata Kunci: aktivitas komunikasi, komponen komunikasi, pola komunikasi
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
149
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
PENDAHULUAN Pada dasarnya sebuah forum terdiri dari beberapa individu yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Dalam pencapaian tujuan dari dibentuknya forum itu sendiri diperlukan aktivitas komunikasi berupa sebuah diskusi atau evaluasi program. Menyatukan beberapa individu yang berbeda akan menimbulkan sebuah hambatan dalam aktivitas komunikasi. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah dari segi budaya, baik cara pandang maupun perilaku. Hambatan tersebut dapat berpengaruh pada partisipasi anggota organisasi. Pada penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah Forum Leader program Bandung Cleanaction. Partisipan yang membentuk Forum Leader ini merupakan gabungan dari para pemimpin atau perwakilan dari komunitas-komunitas yang berafiliasi dalam program Bandung Cleanaction. Partisipan Forum Leader memiliki latar belakang budaya atau nilai-nilai yang berbeda. Perbedaan budaya yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tutur Forum Leader tersebut membuat aktivitas komunikasi yang ditampilkan tidak berjalan dengan baik. Misalnya, pengambilan keputusan yang terlambat dan perbedaan cara pandang. Hal tersebut mengakibatkan adanya penurunan minat atau partisipasi dari para komunitas. Antisipasi untuk mengurangi jumlah penurunan partisipasi diperlukan kompetensi komunikasi dari setiap partisipan dalam Forum Leader. Kompetensi komunikasi yang dimaksud adalah kemampuan anggota Forum Leader dalam melakukan aktivitas komunikasi. Hal tersebut didasarkan pada aspek kemampuan beradaptasi tentang bahasa, kemampuan memahami budaya, dan kemampuan berinteraksi antar anggota. Kompentensi komunikasi berpengaruh pada peristiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya. Untuk itu, Forum Leader dalam menjalankan program Bandung Cleanaction selalu mengadakan sebuah pertemuan rutin dengan agenda perencanaan program dan evaluasi kegiatan. Pada penelitian ini pengkajian akan lebih terfokus pada aktivitas ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
komunikasi di dalam proses evaluasi kegiatan. Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk membentuk sebuah kebudayaan tertentu sehingga dapat meningkatkan kinerja. Suasana yang diciptakan dalam setiap pertemuan Forum Leader menentukan keberhasilan aktivitas komunikasi tersebut, karena dapat berdampak secara langsung pada psikologi setiap partisipan. Suasana yang dimaksud meliputiwaktu dan tempat interaksi itu dilakukan. Selain itu bagaimana pendekatan yang dilakukan akan menentukan pula bagaimana pesan itu diterima dan diinterpretasikan. Hal-hal tersebut menentukan besar kecilnya pengaruh terhadap perubahan perilaku setiap partisipannya. Partisipasi komunikasi dalam sebuah kelompok atau organisasi sangat berpengaruh pada optimalisasi kinerja dan perubahan perilaku setiap partisipan. Dengan berinteraksi atau membangun budaya komunikasi yang baik akan mempermudah untuk menetapkan pencapaian tujuan organisasi tersebut. Selain itu, proses saling memahami budaya antar partisipan secara intensif juga dapat memudahkan proses interaksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara turut berperan serta dalam setiap kegiatan program Bandung Cleanaction. Setidaknya dengan melibatkan beberapa orang perwakilan untuk turun langsung berkegiatan secara rutin dapat menciptakan kedekatan emosional. Dengan demikian aktivitas komunikasi dengan seluruh anggota Forum Leader dapat dilakukan lebih intensif. Berdasarkan pemaparan di atas berkaitan dengan permasalahan yang terjadi tentang penurunan partisipasi Forum Leader, menimbulkan ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih mendalam mengenai aktivitas komunikasi yang terjadi di dalam Forum Leader itu sendiri. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Organisasi Edgar H.Schein (1983) menjelaskan bahwa suatu organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk
150
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta wewenang dan tanggung jawab. Sedangkan Barker (1987:202) mendefinisikan “Organozations are defined as collected groups are of individuals constructed anda re constructed to strive for specific goal that could not be met by individuals acting alone“.Menurut Sodarsono (2009) Organisasi didefinisikan sebagai kumpulan sekelompok individu yang mempunyai konsep dan bekerja untuk mencapai sasaran agar individu tidak melakukan kegiatan sendiri sendiri. Sedangkan menurut Robbins (2003) Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambung untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Dengan demikian kegiatan organisasi merupakan dasar dalam membuat pola peranan dan cetak biru bagi para anggotanya untuk melakukan aktivitas perusahaan. Berdasarkan definisi organisasi di atas, dapat dilihat bahwa tujuan utama dalam organisasi adalah kegiatannya, bukan hanya pada individu sebagai partisipan dalam organisasi. Kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah organisasi adalah berupa pengumpulan informasi, pencatatan dan penyebaran informasi. Hal-hal tersebut merupakan sebuah proses komunikasi dalam kegiatan organisasi. Dengan demikian, proses komunikasi dalam organisasi sangatlah menentukan efektivitas organisasi tersebut. Liliweri (1997). Dalam program Bandung Cleanaction, Forum Leader dibentuk dengan tujuan untuk membuat sebuah wadah pusat informasi bagi seluruh partisipan. Sebuah pertemuan rutin dilakukan agar terjalin sebuah proses komunikasi. Dalam pertemuan rutin tersebut terdapat beberapa agenda pembahasan, diantaranya adalah perencanaan program dan evaluasi kegiatan. Dengan adanya pertemuan rutin dan berulang-ulang tersebut terbentuklah sebuah pola komunikasi, dengan demikian kinerja setiap partisipan dapat terlihat dan dapat meningkatkan optimalisasi ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
kinerja organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Agenda rutin berupa perencanaan program dan evaluasi kegiatan tersebut merupakan salah satu tahapan dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam organisasi terdapat sebuah struktur sosial, yaitu pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan dalam suatu organisasi yang dibentuk oleh interaksi sosial. Secara sederhana, komunikasi organisasi dipahami sebagai jaringan kerja yang dirancang dalam suatu sistem dan proses untuk mengalihkan informasi dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang demi tercapainya tujuan organisasi itu sendiri. Jaringan komunikasi organisasi merupakan pola hubungan antar manusia yang bersifat formal. Keformalan tersebut meliputi adanya jaminan formalitas dalam unsur-unsur komunikasi dan proses kerja unsur-unsur tersebut. Komunikasi Kelompok Sebuah himpunan atau kumpulan orang bukan berarti kelompok. Yang dimaksud dengan kelompok yaitu sekumpulan orang yang memiliki tujuandan organisasi, meski tidak formal namun melibatkan interaksi diantara anggota-anggotanya. Robert F. Bales dalam Hadi (1993) mendefinisikan komunikasi dalam kelompok kecil sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain yang bersifat tatap muka, dimana setiap partisipan mendapat kesan atau peningkatan hubungan antara satu sama lain yang cukup jelas. Sehingga baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan respon kepada masingmasing sebagai perorangan. Selain itu, para ahli komunikasi kelompok memberikan definisi komunikasi kelompok yang relatif berbeda dengan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok merupakan interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggotanya yang lain secara tepat. Gurning (2012) menyatakan “Group
151
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
communication is an area of study, research and application that fucuses not on group process in general, but on the communication behavior of individuals in small face to face discussion group”. (Komunikasi Kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan penerapan yang menitikberatkan tidak hanya pada proses kelompok secara umum, tetapi juga pada perilaku komunikasi individuindividu pada tatap muka kelompok diskusi kecil). Beberapa definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yaitu adanya komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Jaringan Komunikasi Jaringan merupakan sekumpulan orang, objek, atau kejadian yang tergabung dalam satu kesatuan. Orang, objek, atau kejadian tersebut dianalogikan sebagai sebuah titik. Setiap titik dihubungkan dengan sebuah garis penghubung sebagai saluran, jalur atau alur menjadi sebuah rangkaian yang saling terhubung. Jika garis penghubung setiap titik ditandai dengan tanda panah, berati saluran tersebut memiliki arus. Saluran-saluran tersebut membentuk sebuah pola tertentu. Sesuatu mengalir dari satu titik ke titik lain melalui sebuah saluran. (Ruddy Agusyanto, 2007:13). Jaringan komunikasi merupakan suatu tipe jaringan khusus, dimana ikatan yang menghubungkan satu titik dengan titik lain adalah hubungan sosial atau sebuah aktivitas komunikasi. Hubungan sosial yang saling terhubung merupakan sebuah interaksi sosial yang berkelanjutan. Agusyanto (2007) Istilah jaringan komunikasi menyatakan suatu sistem yang menyalurkan informasi diantara anggota dalam sebuah kelompok atau organisasi. Jaringan komunikasi terjadi di dalam komunikasi antarpribadi dan muncul ketika setiap partisipan secara bebas berinteraksi dengan partisipan lain, dengan tingkat frekuensi dan intensitas yang berbeda. Rumor, gosip dan bentuk genre lainnya adalah jenis transaksi atau tipe peristiwa komunikatif dasar dalam jaringan komunikasi.
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
Proses komunikasi pada jaringan komunikasi merupakan suatu proses dua arah dan interaktif di antara setiap partisipan yang terlibat. Jaringan komunikasi meliputi keterhubungan (connectedness), keeratan (integration), keterbukaan (openness), struktur dan peran seseorang dalam jaringan, maka perlu dilakukan sebuah analisis jaringan komunikasi. Setiawan (2007) Studi jaringan komunikasi merupakan salah satu dari beberapa pendekatan penelitian yang mempelajari perilaku komunikasi berdasarkan pendekatan konvergen. Dikatakan demikian, karena konsepsi jaringan komunikasi menekankan bahwa komunikasi dianggap sebagai proses tukarmenukar informasi. Menurut Nababan (2002) Proses komunikasi yang terjadi dalam jaringan komunikasi dapat dijelaskan dengan menggunakan metode konvergen, yaitu satu informasi bisa mengandung beberapa pengertian, tergantung pada konteksnya dan untuk mengambil pengertian tergantung pada “frame of Reference”. Selain itu, terciptanya kesamaan makna akan suatu informasi antara komunikator dan komunikan merupakan tujuan utama berkomunikasi. Dan yang terakhir metode konvergen juga menjelaskan bahwa hubungan interaktif antara komunikator dengan komunikan menggunakan saluran jaringan komunikasi, yaitu saluran untuk menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain. Pola Komunikasi Salah satu hal yang menjadi fokus dalam penelitian etnografi komunikasi adalah masyarakat tutur (speech community). Hal tersebut mencakup bagaimana komunikasi itu dipola dan diorganisasikan sebagai sebuah sistem dari peristiwa komunikasi, dan bagaimana pola komunikasi itu hidup dalam interaksi dengan komponen sistem kebudayaan yang lain Pola Komunikasi (Communication Patterning) adalah hubungan antar komponen komunikasi yang membangun sebuah peristiwa komunikasi. Hubungan antar komponen komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana setiap komponen
152
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
komunikasi saling bekerja sama untuk menciptakan perilaku komunikasi yang khas dari kelompok masyarakat tutur tertentu. Kuswarno (2011:38). Dalam penelitian etnografi komunikasi akan menghasilkan sebuah hipotesis mengenai berbagai cara, bagaimana fenomena sosiokultural dalam masyarakat itu berhubungan dengan pola-pola komunikasi atau bagaimana cara-cara berbicara. Menurut Kuswarno (2008) tahapan-tahapan dalam menemukan pola komunikasi dalam suatu masyarakat tutur adalah dengan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang. Langkah selanjutnya yaitu menginventarisasi komponen yang membangun peristiwa komunikasi, kemudian menemukan hubungan antar komponen-komponen komunikasi tersebut. Menurut Effendy (2005) Pola komunikasi merupakan sebuah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautan unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis. Pola komunikasi merupakan sebuah model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan ditemukan sebuah pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Ada beberapa macam pola komunikasi yaitu antaralain; Pola Komunikasi Primer, yaitu merupakan proses penyampaian pemikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Berikutnya Pola Komunikasi Sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Selain itu adalah Pola Komunikasi Linear, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunkan sebagai titik
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
terminal. Dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka. Dan yang terakhir adalah Pola Komunikasi Sirkular, yaitu merupakan proses terjadinya arus komunikasi dari komunikator dan komunikan sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam proses komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan secara terus menerus yaitu dilihat dari adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan. (Effendy, 2005:11). Forum Leader Forum Leader merupakan sebuah wadah yang dibentuk untuk mempersatukan para pemimpin atau perwakilan dari setiap komunitas yang tergabung atau berafiliasi dengan program Bandung Cleanaction. Kegiatan yang dilakukan dalam Forum Leader itu sendiri beragam, mulai dari diskusi bebas, perencanaan program hingga evaluasi kegiatan. Awal mula dibentuknya Forum Leader adalah akibat adanya penurunan minat atau partisipasi dari puluhan komunitas yang sudah pernah bergabung dan menjalankan program Bandung Cleanaction. Dari sekitar 70 komunitas yang berafiliasi dengan program pada akhirnya hanya tersisa 7 komunitas saja, yaitu Komunitas Barra, Galur Bandung, Prabu Junior, Railfans, Miss Cleanaction, Kazuo dan Recycle Bank. Pada awalnya, pendekatan dan komunikasi hanya dilakukan dengan cara membentuk sebuah gorup pada sosial media ‘Line’. Hal tersebut dirasakan kurang efektif karena terbukti dengan adanya penurunan minat dari puluhan komunitas yang sebelumnya telah berafiliasi. Maka dari itu dibentuknya forum ini adalah dengan tujuan untuk melakukan pendekatan yang lebih baik dengan para komunitas. Hal tersebut dilakukan agar dapat mempertahankan partisipasi para komunitas yang tersisa, agar senantiasa dapat terus menunjukan konsistensinya pada program. Teori Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan sebuah esensi dari kehidupan sebuah organisasi. Pada dasarnya anggota organisasi yang menjalankan program ataupun bisnis dalam
153
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
organisasi tersebut sedang membentuk sebuah budaya. Jaringan komunikasi yang dibangun juga sedikit demi sedikit membangun budaya dari organisasi tersebut. seperti yang dikatakan oleh Tumer (2008) yang diterjemahkan oleh Brian Marswendy: “Ketika mereka berbicara, menulis sebuah naskah drama, menyanyi, menari, pura-pura sakit, mereka sedang berkomunikasi, dan sedang mengkonstruksi budaya mereka.” Teori Budaya organisasi meyakini bahwa sebuah organisasi memiliki berbagai simbol, ritual dan nilai yang unik. Selain itu, anggotaanggota organisasi terlibat dalam sekian banyak perilaku komunikasi yang memberikan kontribusi pada organisasi tersebut. Perilaku komunikasi yang dimaksud dapat dilakukan melalui berbagai bentuk seperti bergurau, bergosip, menjegal, diskusi, dan lain sebagainya. Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan teori budaya organisasi ini, antara lain: Pertama, Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai organisasi tersebut. Asumsi kedua dari teori ini adalah penggunaan dan interpretasi simbol dalam sebuah organisasi. Realitas dan budaya sebuah organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol. Asumsi teori budaya organisasi yang terakhir berkaitan dengan keberagaman budaya, yaitu budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih peneliti karena metode penelitian ini dianggap paling cocok dan tepat dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut dilandasi oleh terlibatnya peneliti sebagai instrumen dari penelitian tersebut. Keterlibatan peneliti
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
pada kegiatan forum leader dirasa lebih interaktif dengan sumber, lebih subjektif dan memahami makna dengan lebih menyeluruh dan mendetail. Selain itu, kemampuan peneliti dalam menggambarkan realitas yang terjadi pada objek dan subjek penelitian yang didapatkan dilapangan merupakan salah satu sumber data yang sangat menunjang penelitian ini. Sementara paradigma yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Alasan peneliti memilih paradigma konstruktivis karena ingin menggali atau membangun suatu makna dan nilai apa saja yang terkandung dalam proses evaluasi program yang terjadi pada forum leader, sehingga penulis dapat mengetahui seperti apa pola komunikasi yang diterapkan sehingga forum leader dapat menjadi salah satu cara untuk mempertahankan partisipasi para komunitas yang berafiliasi dalam program Bandung Cleanaction. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi Etnografi komunikasi. Sesuai dengan tujuan dari etnografi komunikasi dimana metode tersebut digunakan untuk menggambarkan, menganalisis dan menjelaskan perilaku komunikasi dari suatu kelompok sosial. Maka peneliti akan mengkaji secara mendalam bagaimana proses interaksi yang terjadi dalam proses evaluasi kegiatan forum leader hingga menemukan berbagai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur. Dapat disimpulkan bahwa terkait dengan proses evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tutur forum leader, peneliti menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan metode etnografi komunikasi. Alasan peneliti memilih hal tersebut dilandasi dengan keinginan peneliti untuk menggali atau membangun suatu makna dan nilai apa saja yang terkadung dari interaksi sosial berhubungan dengan komunikasi, budaya dan bahasa yang terdapat pada pola komunikasi dalam evaluasi kegiatan forum leader.
154
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota atau partisipan forum leader, yaitu diantaranya adalah tim kepengurusan program Bandung Cleanaction dan seluruh pemimpin atau perwakilan dari para komunitas yang berafiliasi dengan program Bandung Cleanaction. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini merupakan peristiwa komunikasi yang terjadi pada setiap aktivitas yang terjadi di dalam forum leader. Komponen komunikasi yang terdapat dalam setiap proses kegiatan, berupa proses evaluasi program yang dilakukan secara rutin. Creswell mengemukakan terdapat tiga teknik utama pengumpulan data dalam studi etnografi yang dapat dilakukan dalam studi etnografi komunikasi, diantaranya merupakan partisipan observer, wawancara dan telaah dokumen/analisis dokumen. Sedangkan Seville-Troike mengemukakan 7 teknik, yaitu ketiga teknik Creswell ditambah dengan obeservasi, hermeneutik, etnometodologi, etnosemantik dan introspeksi sebagai teknik analisis data. Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian mengenai proses evaluasi program pada forum leader ini, antara lain; Observasi partisipan, kemudian wawancara yang dikenal sebagai wawancara tidak berstruktur atau wawancara mendalam dan juga dokumen-dokumen berupa buku harian, kliping surat kabar, surat-surat pribadi dan lain sebagainya pun merupakan data penting yang perlu di perhatikan peneliti. Maka, peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menunjang data yang di perlukan dari aktivitas yang terjadi. Tahap analisis data merupakan upaya-upaya meringkaskan data, memilih data, menerjemahkan dan mengorganisasikan data. Dalam etnografi komunikasi proses analisis data berjalan bersamaan dengan pengumpulan data. Dengan menemukan hubungan antara komponen komunikasi sudah merupakan analisis data, karena berdasarkan itulah pola komunikasi itu dibuat. Peneliti dapat melakukan analisis data pada saat melengkapi catatan lapangan ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
setelah melakukan observasi. Selain itu jika data yang diperlukan masih dirasa kurang, peneliti dapat kembali lagi ke lapangan untuk mengumpulkan kembali data dan melengkapi analisisnya. Di tahap ini peneliti akan membandingkan objek yang diteliti berupa aktivitas komunikasi yang terjadi dalam Forum Leader dengan objek lain kemudian mengevaluasi dengan nilai-nilai yang berlaku. Selain itu, pada tahapan ini peneliti akan mengemukakan kritik atau kekurangan mengenai penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran untuk penelitian baru jika ada yang akan melanjutkan penelitian ini. Tahapan terakhir yang digunakan oleh peneliti pada analisis data dalam penelitian etnografi komunikasi sesuai dengan yang dipaparkan oleh Creswell merupakan interpretasi. Pada tahapan ini peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan PEMBAHASAN Analisis Tahapan Evaluasi Kegiatan Forum Leader Tahapan merupakan langkah-langkah atau bagian dari urutan sesuatu yang memiliki awal dan akhir dalam suatu proses. Tahapan ini merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses. Tahapan menjelaskan ‘apa langkah awal yang harus ditempuh?’, ‘seperti apa langkah selanjutnya?’ hingga mencapai tujuan dari proses tersebut. Tahapan-tahapan ini akan berpengaruh pada tujuan akhir. Jika tahapan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka proses akan berjalan lancar dan tujuan akan tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Begitu pula sebaliknya, jika tahapan yang dilakukan tidak sesuai, maka proses akan terganggu dan bisa jadi hasil yang dicapai tidak sesuai dengan harapan atau mengalami hambatan sehingga memperlambat proses. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan pola komunikasi dari aktivitas komunikasi yang terjadi dalam proses evaluasi kegiatan Forum Leader. Untuk mengetahui seperti apa proses evaluasi itu dilakukan, peneliti harus
155
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
mengatahui seperti apa tahapan yang dilakukan. Tahapan evaluasi yang dimaksud adalah langkah-langkah apa saja yang ditempuh oleh para anggota Forum Leader maupun tim pengurus program Bandung Cleanaction dari sebelum hingga setelah evaluasi kegiatan tersebut dilakukan. Tahapan evaluasi kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh partisipan Forum Leader. Keterlibatan tersebut berupa sebuah aktivitas komunikasi yang mereka lakukan dalam mencapai tujuan. Tahapan evaluasi tersebut merupakan sebuah bentuk kerjasama dalam organisasi. Suatu bentuk kerjasama dalam sebuah organisasi memerlukan hubungan antara peran-peran dalam organisasi itu sendiri. Peran-peran yang dimaksud adalah melibatkan seluruh anggota organisasi mulai dari yang memiliki kewenangan dan kedudukan lebih tinggi, setingkat maupun lebih rendah. Keterhubungan antar anggota tersebut dilakukan melalu sebuah mekanisme yaitu komunikasi. Seperti yang diungkapkan Soedarsono, (2009) Suatu organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta wewenang dan tanggung jawab.” Tahapan evaluasi kegiatan Forum Leader diawalai dari kelompok kecil, yaitu perwakilan dari tim pengurus program Bandung Cleanaction yang bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan Forum Leader. Pada tahap ini dilakukan perencanaan terkait pelaksanaan evaluasi kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk membangun konformitas. Konformitas yang dimaksud berupa adanya perubahan perilaku atau kepercayaan dari anggota kelompok akibat adanya tekanan dari kelompok itu sendiri. Dapat dikatakan demikian, karena secara tidak langsung sebenarnya tim pengurus program tetap memiliki wewenang atau kekuasaan penuh terhadap penentuan waktu, hingga lokasi pertemuan. Meskipun penentuan waktu dan lokasi pertemuan tersebut berdasarkan persetujuan atau hasil koordinasi dengan seluruh partisipan forum, ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
namun tetap penentuan hal tersebut telah dilakukan sebelumnya oleh partisipan kelompok kecil sebelum dimusyawarahkan dengan seluruh anggota Forum Leader. Anggota forum lainnya hanya tinggal menyetujui keputusan tersebut. Tahapan evaluasi yang terjadi di lingkungan Forum Leader program Bandung Cleanaction terjadi secara berulang-ulang. Tahapantahapan yang dilakukan selalu sama sehingga telah menjadi suatu kebiasaan atau tradisi. Setiap kegiatan harus dilakukan evaluasi, baik itu pada kegiatan rutin maupun kegiatan momentum seperti event. Tradisi atau kebiasaan dalam suatu organisasi merupakan bentuk dari simbol perilaku. Simbol perilaku dijelaskan dalam teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo. Dalam teori budaya organisasi dijelaskan bahwa: “Teori Budaya Organisasi adalah keyakinan bahwa organisasi memiliki berbagai simbol, ritual dan nilai yang membuatnya unik. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi. Berdasarkan observasi partisipan dan dipertegas oleh hasil wawancara informan yang telah peneliti lakukan, terlihat jelas penggunaan simbol-simbol dalam Forum Leader program Bandung Cleanaction. Salah satu simbol yang dimaksud adalah berupa simbol perilaku. Dalam teori budaya organisasi, simbol perilaku mencakup adanya upacara, ritual, kebiasaan, tradisi, penghargaan dan hukuman. Peneliti dapat mengidentifikasi bahwa tahapan evaluasi yang dilakukan oleh Forum Leader merupakan salah satu bentuk tradisi atau kebiasaan dari Forum Leader tersebut. Tata cara yang dilakukan meski bersifat informal namun memiliki pola tertentu yang menjadi sebuah kebiasaan. Bagaimana tim pengurus program menentukan waktu pertemuan dan bagaimana kondisi tersebut terjadi secara berulang merupakan representasi dari simbol perilaku yang diterapkan.
156
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
Analisis Jaringan Komunikasi antar Pengurus Forum Leader Pentingnya komponen komunikasi dalam sebuah aktivitas komunikasi adalah sebagai penuntun peneliti etnografi komunikasi pada saat di lapangan. Urutan tindak komunikatif atau tindak tutur termasuk alih giliran atau fenomena percakapan menjadi salah satu komponen komunikasi yang menjadi pusat penelitian peneliti dalam pembahasan ini. Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang menyatakan bahwa evaluasi kegiatan Forum Leader program Bandung Cleanaction adalah berbentuk diskusi bebas, maka urutan tindakan komunikatifnya pun tidaklah beraturan akan tetapi menciptakan sebuah pola komunikasi atau peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang dan menjadi khas. Dalam pernyataan-pernyataan informan tersebut menjelaskan bahwa proses evaluasi kegiatan Forum Leader ini bersifat diskusi dan setiap partisipan memiliki hak yang sama dalam mengutarakan pendapatnya. Dalam proses evaluasi berbentuk diskusi seperti ini dapat menimbulkan sebuah keterhubungan (Connectedness), setiap partisipan komunikasi dapat saling terhubung satu sama lain tanpa batasan atau perantara apapun. Keterhubungan tersebut akan berdampak pada keeratan (Integration). Keeratan tersebut ditimbulkan dari intensitas komunikasi pada suatu jaringan komunikasi. Jika keterhubungan dan keeratan sudah terjalin, maka akan timbul keterbukaan (Openness). Dari keterbukaan tersebut akan berdampak pada kelancaran komunikasi yang terjalin. Hal tersebut dijelaskan dalam studi jaringan komunikasi yang dikemukakan oleh Rogers, Kincaid, dan DeVito :“Proses komunikasi pada suatu jaringan komunikasi merupakan suatu proses dua arah dan interaktif diantara setiap partisipan yang terlibat. Menurut Setiawan (2007) Jaringan komunikasi meliputi Keterhubungan (Connectedness), Keeratan (Integration), dan Keterbukaan (Openness), struktur dan peran seseorang dalam suatu jaringan.
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
Keterlibatan berbagai partisipan komunikasi yang memiliki latar belakang budaya atau kebiasaan yang berbeda terkadang menimbulkan sebuah hambatan komunikasi. Hal tersebut juga memberikan dampak tersendiri pada keberlangsungan kegiatan. Namun yang peneliti temukan di lapangan justru berbanding terbalik dengan hal tersebut. Partisipan Forum Leader merupakan gabungan dari berbagai komunitas yang memiliki latar belakang budaya atau kebiasaan yang berbeda-beda. Untuk menghindari timbulnya hambatan komunikasi adalah dengan pendekatan yang baik. Jika kedekatan dan keakraban sudah terjalin maka tidak ada lagi batasan diantara setiap partisipan komunikasi tersebut. Salah satu hal yang diterapkan untuk menimbulkan kedekatan dan keakraban dalam lingkungan Forum Leader adalah dengan menghilangkan kesan kaku dan tegang dalam pertemuanpertemuan Forum Leader. Dalam setiap pertemuan dan dilakukannya evaluasi kegiatan diterapkan sifat komunikasi yang informal, santai dan sedikit menyisipkan candaan-candaan sebagai pemecah suasana. Dalam teori budaya organisasi simbol perilaku masyarakat tutur yang di tunjukan oleh partisipan Forum Leader dalam proses evaluasi kegiatan yang bersifat informal ini, menjadikan kebiasaan yang dinilai baik dan kurang baik. Tidak terstrukturnya proses evaluasi dari siapa kepada siapa disampaikannya pesan, memberikan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan kesimpulan. Akan tetapi proses evaluasi yang bersifat informal ini juga justru memberikan lebih banyak masukan dalam menindaklanjuti evaluasi kegiatan karena setiap partisipan mampu dengan leluasa mengemukakan pendapatnya. Selain itu simbol-simbol verbal yang ditampilkan dalam proses evaluasi kegiatan tersebut juga memiliki dampak yang baik dan kurang baik. Simbol verbal yang dimaksud adalah berupa lelucon, jargon, jokes dan lain sebagainya. Dampak positif dari simbolsimbol verbal tersebut yaitu membuat aktivitas komunikasi yang terjalin menjadi
157
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
lebih ringan dan terkesan santai sehingga tidak ada beban dalam penyampaian bentuk pesan apapun. Kedekatan serta keakraban di kalangan partisipan Forum Leader pun lebih mudah terbentuk dengan adanya proses komunikasi yang bersifat informal ini. Namun kelemahan atau dampak negatif dari hal tersebut adalah kurangnya ketegasan dalam proses evaluasi, menjadikan proses evaluasi berlangsung lebih lama dari yang seharusnya dapat dilakukan dengan lebih singkat. Berdasarkan studi jaringan komunikasi, arus informasi dapat diidentifikasi dan membentuk sebuah pola. Arus tersebut menjelaskan seperti apa keterhubungan antara setiap titik (partisipan) dalam proses komunikasinya. Dalam proses komunikasi berupa diskusi, setiap partisipan memiliki porsi yang sama dalam mengemukakan pendapat. Dengan kata lain, setiap partisipan dapat saling bertukar informasi, serta setiap partisipan dapat menerima informasi dengan porsi yang sama. Tidak ada batasan dalam bentuk komunikasi berupa sebuah diskusi. Maka pola jaringan komunikasi yang sesuai dengan bentuk komunikasi berupa diskusi, seperti yang diterapkan pada proses evaluasi Forum Leader ini adalah pola bintang atau pola semua saluran (all channel). Berikut ini pola jaringan komunikasi yang dapat peneliti identifikasi berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam proses evaluasi Forum Leader ini.Pola jaringan komunikasi yang peneliti rumuskan, dapat dijelaskan bahwa antara tim pengurus program Bandung Cleanaction (BCLn) dengan para anggota Forum Leader (FL) tidak ada batasan dalam pertukaran informasi. Semua terpusat pada pembahasan atau topik evaluasi. Setiap partisipan dapat bertukar informasi dan diterima oleh seluruh partisipan lainnya secara langsung dan serentak. Menurut (2006) mengungkapkan bahwa aliran informasi dalam sebuah organisasi dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu penyebaran informasi atau pesan secara serentak, berurutan dan kombinasi, yaitu penggabungan dari kedua cara tersebut”.Pola ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
jaringan komunikasi semua saluran (all channell) ini menerapkan aliran informasi dengan penyebaran informasi secara serentak. Semua partisipan dapat menerima informasi tersebut pada waktu yang sama, sehingga dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Pola Komunikasi pada Proses Evaluasi Kegiatan Forum Leader Pola komunikasi merupakan sebuah peristiwa komunikasi yang dibangun oleh hubungan antar komponen komunikasi. Komponenkomponen komunikasi tersebut menciptakan perilaku komunikasi yang khas dari suatu kelompok masyarakat tutur. Seperti yang diungkapkan oleh Seville-Troike dalam Kuswarno (2011:15) bahwa yang menjadi fokus kajian etnografi komunikasi adalah masyarakat tutur. Hal tersebut mencakup bagaimana komunikasi itu dipola dan diorganisasikan sebagai sebuah sistem dari peristiwa komunikasi, serta bagaimana pola komunikasi itu hidup dalam interaksi dengan sistem kebudayaan. Melalui etnografi komunikasilah pola komunikasi sebagai hasil hubungan antar komponen komunikasi dapat ditemukan. Sehingga secara tidak langsung peneliti diharuskan untuk mampu mengidentifikasi komponen-komponen komunikasi pada aktivitas komunikasi evaluasi kegiatan Forum Leader. Dalam bukunya yang berjudul ”Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penerapannya”, Kuswarno mengatakan bahwa salah satu komponen komunikasi menurut perspektif etnografi komunikasi adalah berupa adanya setting. Setting yang dimaksud disini adalah lokasi, waktu, suasana, dan lain sebagainya. Lokasi atau tempat diadakannya suatu pertemuan untuk membahas suatu topik, sangatlah menentukan keberhasilan aktivitas komunikasi yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan dapat mempengaruhi suasana yang diciptakan juga berdampak pada mood partisipan komunikasi tersebut. Pemilihan tempat yang bervariatif juga dapat menghilangkan kejenuhan dari para partisipan. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa lokasi, suasana yang diciptakan serta
158
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
variasi pemilihan tempat juga merupakan salah satu hal penunjang atau sebagai komponen komunikasi yang dapat diidentifikasikan. Jika hal-hal tersebut dilakukan secara berulang maka dapat menciptakan suatu pola dan menjadi tradisi atau budaya dari organisasi tersebut. Suasana pertemuan yang dibangun dalam pertemuan Forum Leader lebih kekeluargaan. Dalam proses evaluasi ini sudah tidak lagi membandingkan perbedaan usia sebagai tolak ukur dalam mengemukakan pendapat. Hal tersebut terlihat dari jalannya proses evaluasi kegiatan dimana pendapat seluruh partisipan sangat dihargai dan dipertimbangkan kelayakannya. Dalam suasana evaluasi yang diciptakan berupa suasana kekeluargaan yang santai dan informal inipun sering di selipkan berbagai jokes-jokes dari seluruh partisipan Forum Leader. Selain suasana evaluasi yang bersifat informal dan kekeluargaan yang menjadikan proses evaluasi kegiatan menjadi lebih nyaman, pemilihan tempat yang cozy-pun menjadi salah satu daya tarik utama terciptanya suasana evaluasi kegiatan yang santai dan nyaman. Tidak seperti pertemuan evaluasi lainnya yang biasanya dilakukan di ruang meeting atau ruang kantor yang cenderung kaku, setiap pertemuan Forum Leader selalu dilakukan di tempat-tempat yang terbilang nyaman. Lokasi evaluasi kegiatan yang dilakukan di Cafe Little Wings yang berlokasi tepat di depan kantor tim pengurus program Bandung Cleanaction di Jl. Cigadung Raya Barat no.2 ini terlihat sangat nyaman. Selain lokasinya yang berada daerah utara Bandung yang dikenal memiliki cuaca yang sangat segar dan sejuk lokasi ini juga cukup jauh dari kebisingan kota. Selain itu Basecamp Forum Leader yang berada di kawasan Jl. Taman Sido Luhur no.7 juga merupakan salah satu tempat berkumpul yang tentunya digemari oleh seluruh partisipan Forum Leader. Selain itu, untuk menghindari kejenuhan proses evaluasi kegiatan juga sering dilakukan di taman-taman Kota Bandung, seperti di Cikapundung River Spot yang juga ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
merupakan salah satu re-claim area dari program Bandung Cleanaction. Tempat atau lokasi dilakukannya pertemuan tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu nyaman dan berkesan santai. Pada penelitian ini, peneliti melihat simbol fisik dari teori budaya organisasi nampak pada aspek dimana dilaksanakannya evaluasi kegiatan Forum leader. Seperti yang terlihat dalam aktivitas komunikasi Forum leader ini bahwa proses evaluasi yang biasanya dilakukan di lingkungan-lingkungan yang nyaman mempengaruhi aktivitas komunikasi yang terjalin. Hal ini nampak dari kemampuan masyarakat tutur Forum Leader dalam memecahkan masalah secara bersama dengan suasana yang tetap nyaman tanpa ketegangan, ini juga mempengaruhi keputusan yang diambil atau disepakati oleh bersama. Selain itu, dalam proses evaluasi kegiatan Forum leader juga ditampilkan sebuah simbol lain yaitu simbol verbal berupa bahasa atau istilah khusus. Meskipun istilah-istilah tersebut berawal dari candaan-candaan para partisipan, namun sudah melekat dan menjadi sebuah kebiasaan yang selalu dilakukan. Selain simbol verbal yang ditampilkan dalam proses evaluasi kegiatan Forum leader, peneliti juga mengidentifikasi adanya simbol fisik lain yang selalu ditampilkan dalam setiap pertemuan. Tidak hanya saat berkegiatan di lapangan, saat pertemuan pun dengan bangga para partisipan mengenakan pakaian seragam khas Bandung Cleanaction berupa kaus berwarna putih bertuliskan “Gerakan Pungut Sampah” di bagian belakang kaus. Selain itu, hal lain yang menjadi khas dan kebiasaan para partisipan Forum Leader adalah membawa tumbler atau botol minum masing-masing. Dengan bangga mereka menampilkan bahwa hal tersebut adalah kebiasaan baik dan merupakan salah satu upaya dari bentuk usaha pengurangan sampah dari sumbernya. Penggunaan simbolsimbol pada sebuah organisasi merupakan salah satu hal yang penting bagi kebudayaan organisasi tersebut. seperti yang dijelaskan oleh Pacanowsky dan O’Donnell:
159
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
“Simbol merupakan representasi untuk makna. Setiap anggota organisasi menciptakan, menggunakan dan menginterpretasikan simbol setiap hari. Simbol-simbol ini karenanya sangat penting bagi budaya organisasi.” Hal-hal tersebut dapat mencerminkan suatu keberhasilan dari aktivitas komunikasi yang terjadi di lingkungan Forum Leader. Menurut Tumer (2014) anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi. Artinya para anggota sudah lebih memahami nilai-nilai dari organisasi mereka. Memahami salah satu poin penting yang menjadi tujuan organisasi, yaitu memberikan teladan bagi masyarakat atau sebagai contoh yang dapat diaplikasikan. Partisipan atau anggota organisasi merupakan aktor-aktor yang dapat menjalankan roda organisasi itu sendiri. Peran anggota sangat besar dalam pencapaian suatu tujuan organisasi. Menurut Robbins (2013) Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoodinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambung untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kegiatan organisasi merupakan dasar dalam mebuat pola peranan dan cetak biru bagi para anggotanya untuk melakukan aktivitas perusahaan.” Berdasarkan definisi organisasi di atas dapat dilihat bahwa poin utama dalam organisasi bukan hanya kegiatannya, melainkan juga individu anggotanya sebagai partisipan dalam organisasi. Dalam Forum Leader program Bandung Cleanaction yang berperan sebagai penggerak roda organisasi tersebut adalah anggota-anggotanya. Dalam setiap proses evaluasi kegiatan Forum Leader selalu dihadiri oleh partisipan-partisipan yang sama. Partisipan pembentuk Forum Leader merupakan perwakilan dari setiap komunitas yang berafiliasi. Untuk pertemuan Forum Leader dibatasi cukup 2 orang perwakilan dari setiap komunitas. Dapat dimpulkan ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
bahwa partisipan komunikasi dalam proses evaluasi kegiatan Forum Leader selalu sama. Terkadang dapat berkurang karena ada halangan dan lain sebgagainya, namun tidak bertambah karena adanya aturan yang membatasi jumlah perwakilan setiap komunitas adalah dua orang saja serta tidak dapat digantikan. Hal tersebut dilakukan agar aktivitas komunikasi menjadi lebih efektif dengan menentukan ketua dari setiap komunitas sebagai perwakilan dalam keanggotaan Forum Leader. Selanjutnya para ketua dari masing-masing komunitas memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan segala bentuk informasi pada tim atau kelompoknya masing-masing. Selain itu, dari keseluruhan anggota Forum leader juga dipilih satu orang dari tim pengurus program Bandung Cleanaction sendiri untuk menjadi penanggung jawab keberlangsungan kegiatan dalam Forum Leader. Tanggung jawab tersebut meliputi perencanaan pertemuan, pengambilan keputusan hasil diskusi, pembuatan notulensi laporan dan mengarahkan kegiatan atau pembagian kelompok kecil. Setelah mengidentifikasi serta menginventarisasi komponen komunikasi yang peneliti dapatkan di lapangan, maka tahapan terakhir dari kajian etnografi komunikasi adalah menemukan atau menentukan pola komunikasi berdasarkan peristiwa komunikasi yang terjadi. Pada penelitian ini, peneliti menemukan pola komunikasi yang terjadi pada lingkungan masyarakat tutur Forum Leader program Bandung Cleanaction dalam proses evaluasi kegiatan. Pola komunikasi tersebut peneliti temukan berdasarkan analisis komponen komunikasi yang berhasil peneliti identifikasi di lapangan. Komponen komunikasi yang menjadi khas karena dilakukan secara berulang tersebut mencakup setting, bentuk informasi, urutan tindakan, partisipan, tujuan, dan genre. Pada proses evaluasi kegiatan, suasana yang diciptakan adalah suasana kekeluargaan, santai dan bersifat informal. Pemilihan tempat pertemuanpun selalu di tempat yang nyaman bukan tempat yang
160
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
formal. Bentuk pertukaran informasi berupa diskusi yang bersifat acak, setiap partisipan memiliki hak yang sama dalam berpendapat. Dalam proses evaluasi kegiatan Forum Leader ini juga selalu disipkan leluconlelucon, anekdot, hingga istilah-istilah unik dan segar. Hal tersebut dilakukan agar suasana yang tercipta tidak kaku dan lebih nyaman, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan partisipasi. Dalam pembahasan ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dalam proses evaluasi kegiatan Forum Leader terdapat 2 pola komunikasi. Pertama, yaitu pola komunikasi di kalangan internal pengurus program Bandung Cleanaction sebagai tahap awal perencanaan yang peneliti sebut dengan pola komunikasi kelompok kecil dan yang kedua adalah pola komunikasi pada Forum Leader dalam proses evaluasi kegiatan yang melibatkan secara keseluruhan anggota dan tim pengurus program yang peneliti sebut dengan pola komunikasi Forum Leader. Pola komunikasi yang peneliti rumuskan dapat dijelaskan bahwa dalam lingkungan masyarakat tutur Forum Leader pada program Bandung Cleanaction terdapat peristiwa komunikasi yang terjadi dalam proses evaluasi kegiatan dan kegiatan rutin itu sendiri. Proses evaluasi kegiatan atau pertemuan rutin tersebut berupa diskusi bebas dengan setting, bentuk informasi, urutan tindakan dan genre tertentu. Komponenkomponen pada aktivitas komunikasi Forum Leader tersebut mempengaruhi terhadap berlangsungnya kegiatan rutin program Bandung Cleanaction, meningkatkan kinerja dan partisipasi. Bentuk pola jaringan komunikasi yang terjadi pada proses tersebut berupa pola star (pola bintang) atau pola semua jaringan (all channel). Dikatakan demikian karena bentuk aktivitas komunikasi tersebut berupa diskusi. Semua partisipan dapat mengungkapkan suatu pernyataan pada seluruh partisipan lain dan berhak mendapatkan timbal balik atau feedback secara langsung. Selain dalam proses evaluasi kegiatan Forum Leader, peneliti juga menemukan sebuah pola ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
komunikasi di kalangan internal pengurus program Bandung Cleanaction. Sebelum melakukan pertemuan Forum Leader, biasanya tim pengurus program Bandung Cleanaction juga melakukan pertemuan terlebih dahulu untuk menentukan waktu dan topik bahasan. Selain itu, perencanaan program atau kegiatan tambahan lainnya juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut hanya melibatkan beberapa orang saja dari tim pengurus program, antara lain program manager, program director cleanaction network dan salah seorang executive board bidang public relations. Dalam pertemuan tersebut mereka menggodok hal-hal berkaitan perencanaan pertemuan rutin dengan Forum Leader. Hal tersebut selalu mereka lakukan secara rutin sebelum pertemuan dengan Forum Leader diadakan. Dalam proses pertemuan internal tersebut tidak berbeda jauh dengan pertemuan pada Forum Leader, mulai dari setting, suasana yang dibangun, arus informasi, urutan tindakan hingga bentuk informasinya. Yang membedakan hanyalah partisipan dan waktu pertemuannya yang dilakukan sebelum pertemuan dengan Forum Leader. Pola komunikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa peristiwa komunikasi yang terjadi di internal tim pengurus program dilakukan sebagai bentuk perencanaan sebelum dilakukannya pertemuan Forum Leader. Setelah menentukan waktu pertemuan serta topik bahasan, maka akan diteruskan pada Forum Leader dan bersama-sama melakukan proses evaluasi kegiatan. Proses evaluasi kegiatan tersebut berpengaruh pada berlangsungnya kegiatan rutin program Bandung Cleanaction. PENUTUP Kesimpulan 1. Tahapan evaluasi yang terjadi dalam lingkungan Forum Leader dimulai dari kelompok kecil yaitu tim pengurus program Bandung Cleanaction. Kelompok kecil tersebut melakukan perencanaan untuk kemudian
161
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
diterapkan pada pertemuan Forum Leader. Hal tersebut dilakukan untuk membangun konformitas dalam kelompok. Yang dimaksud konformitas disini adalah perubahan perilaku atau kepercayaan anggota kelompok akibat adanya tekanan dari kelompok itu sendiri. 2. Jaringan komunikasi atau arus informasi yang terjadi dalam proses evaluasi kegiatan pada Forum Leader menerapkan pola jaringan komunikasi all channel atau pola bintang. Dalam proses evaluasi kegiatan yang berbentuk diskusi bebas, setiap partisipan memiliki porsi atau hak yang sama dalam mengemukakan pendapat. Tidak ada batasan dalam aktivitas komunikasi ini. Selain itu tidak ada aturan pasti dari mana arus informasi tersebut harus dimulai. Karena aktivitas komunikasi yang berbentuk diskusi dan bersifat informal, semua partisipan dapat berinteraksi langsung dengan partisipan lainnya. Proses penyebaran informasinya pun secara serentak, karena semua partisipan komunikasi berada pada satu setting yang sama. Disini kemampuan interaksi serta kemampuan linguistik setiap partisipan terus terasah dan semakin baik, karena dalam pertemuan semua partisipan memiliki hak yang sama dalam berpendapat. 3. Pola komunikasi yang peneliti rumuskan berdasarkan komponen komunikasi yang diidentifikasi di lapangan menyatakan bahwa, dalam lingkungan masyarakat tutur Forum Leader pada program Bandung Cleanaction terdapat peristiwa komunikasi yang terjadi dalam proses evaluasi kegiatan dan kegiatan rutin itu sendiri. Proses evaluasi kegiatan atau pertemuan rutin tersebut berupa diskusi bebas dengan setting, bentuk informasi, urutan tindakan dan genre tertentu. Komponen-komponen pada aktivitas komunikasi Forum Leader tersebut ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
mempengaruhi terhadap berlangsungnya kegiatan rutin program Bandung Cleanaction, meningkatkan kinerja dan partisipasi. Bentuk pola jaringan komunikasi yang terjadi pada proses tersebut berupa pola star (pola bintang) atau pola semua jaringan (all channel). Selain itu, peneliti juga menemukan pola komunikasi di kalangan internal pengurus program. Proses evaluasi kegiatan tersebut berpengaruh pada berlangsungnya kegiatan rutin program Bandung Cleanaction. Hal-hal tersebut dilakukan secara berulang sebagai tahapan dari proses evaluasi kegiatan pada Forum Leader. REFERENSI Agusyanto, Ruddy. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi Pengantar dan Contohnya. Bandung: Widya Padjadjaran. Pace, R Wayne dan Faules, Don F. 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Setiawan, Bambang. 1983. Metode Analisis Jaringan Komunikasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Soedarsono, Dewi K. 2009. Sistem Manajemen Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. West Richard dan Turner Lynn H. 2014. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis
162
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. II No. 2 September 2015
dan Aplikasi. Humanika.
Jakarta:
Salemba
http://eprints.ums.ac.id/43913/3/BAB%20I.p df (Diakses pada tanggal 21 Mei 2016, Pukul 23:43)
ISSN: 2355-0287 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
163