perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Oleh : Novi Eko Cahyanto D0205102
PROGRAM REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diuji dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Januari 2011
Pembimbing
Drs. H. Sutopo, MS NIP. 19570505 198303 1 004
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji: Ketua
: Prof. Drs. H. Totok S, SU, MA, Ph.D
( …………….. )
NIP. 19490428 197903 1 001 Sekretaris
: Dra. Indah Budi Rahayu, SE
( …………….. )
NIP. 19580317 199010 2 001 Penguji
: Drs. H. Sutopo, MS
( …………….. )
NIP. 19570505 198303 1 004 Mengetahui, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Apabila ada footnote atau kutipan dari buku atau pendapat lain, sudah dikutip menurut tata cara penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta,
Januari 2011
Novi Eko Cahyanto commit to user
iv
NIM. D 0205102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jadilah Hadiah Untuk Sesama
Lakukan Yang Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan
Berkomunikasilah Dengan Sebaik-baiknya Karena Komunikasi Yang Baik Itu Akan Membuat Hidup Lebih Berkualitas
Komunikasi Yang Baik, Satu Langkah Menuju Kesuksesan Komunikasi
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Penelitian ini penulis persembahkan kepada: ·
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW;
·
Ayah dan Ibuku, serta segenap keluarga besarku tercinta. I love you so much;
·
Kasihku, Anggita Devi Asmarani;
·
Sahabatku Budiyanto, Dewi Sanastri Vienadici, Hergiansyah Afriyanto, Indrianto Anggoro Putro, Listyawan Hafid, Muhammad Sidik, Muklis Amrohani, Permatasari Vienadici, Alm. Purnomo, dan Rahmat Pudjiyanto. Thank you for your friendship;
·
Keluarga besar SMA Negeri 1 Wonogiri;
·
Keluarga besar Karang Taruna Padma Kencana;
·
Keluarga besar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ave Communicare!!!;
·
Keluarga besar Partai Amanat Nasional.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010). Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian untuk skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih banyak mengenai bahasan tentang hubungan iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi. Oleh karena itu, penulis ingin mencari deskripsi mengenai hal tersebut diatas di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta).. Kajian tentang hubungan iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta diketahui penulis masih minim dilakukan oleh para akademisi komunikasi. Penelitian ini membuktikan bahwa antara iklim iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi dan di DPD PAN Wonogiri hubungannya lebih rendah jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, perhatian, sekaligus berkenan membagikan ilmunya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bpk. Drs. H. Sutopo, MS, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik; 2. Bpk. Subandi, PR, S.Pd (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri) dan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag (Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta). Atas segala bantuannya; 3. Seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta; 4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu, saran, kritik yang membangun, berbagai masukan sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun siapa saja yang membacanya. Surakarta,
Desember 2010 Penulis
commit to user
viii
Novi Eko Cahyanto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................ i PERSETUJUAN ............................................................................... ii PENGESAHAN ................................................................................ iii PERNYATAAN ……………………………..……………….…… iv MOTTO……..................................................................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................. vi KATA PENGANTAR ..................................................................... vii DAFTAR ISI …................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ……………………………...…………… xxii DAFTAR TABEL ........................................................................ xxiii DAFTAR CHART ………………………................................ xxxv ABSTRAK ……………………………………………...…… xxxviii ABSTRACT ………………...……………………………...……… xl BAB I . PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 2 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 2 1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori ………….................................................... 3 1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi ……………………...………... 3 1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi ……………...………... 12 1.4.3 Status Sosial Ekonomi …...………………………......……... 14 1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi ………………………… 16 1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi …………………………………………… 18 1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi …………………………….……………… 19 1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi …………………………………………………………… 21 1.5 Asumsi Dasar ………….......…………..…………...…………………..….. 24 1.6 Definisi Konseptual dan Operasional ……………………………………. 24 1.6.1 Definisi Konseptual …………...…...…………………..... 24 1.6.2 Definisi Operasional ………………………..……...……. 26 1.6.2.1 Variabel Independen ………………………………….. 26 1.6.2.2 Variabel Dependen ……………………………………. 28 1.6.2.3 Variabel Kontrol …….…………………………...…… 30 1.7 Metode Penelitian………………………..…...………..………………..…. 31 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7.1 Jenis Penelitian ……………………...………………………. 31 1.7.2 Lokasi Penelitian …………………………………...……….. 32 1.7.3 Populasi dan Sampel ……………………………...………… 32 1.7.4 Sumber Data …………………………...……………………. 34 1.7.5 Metode Pengumpulan Data ……………………………...…. 34 1.7.6 Validitas Data …………………………...…………………... 35 1.7.7 Teknik Analisis Data …………………………………...…… 36
BAB II . DESKRIPSI ORGANISASI .................................................... 38 2.1 Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional ................................ 38 2.2 Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional ................................ 38 2.3 Platform Partai Amanat Nasional …………………….................. 39 2.4 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri ..... 54 2.5 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta …………………………………………………………….... 56
BAB III . PAPARAN DATA KUESIONER, WAWANCARA DAN OBSERVASI ………………………………….….……………….. 59 3.1 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi ……………………...………………..……… 59 3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri …...………....... 60 3.1.1.1 Supportiveness ……………...………………...……...… 60 commit to diterima user 3.1.1.1.1 Informasi yang dari bawahan
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 61 3.1.1.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota ...…...…. 63 3.1.1.2 Partisipasi membuat keputusan ……………….…..... 67 3.1.1.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
kebijakan
organisasi
…………………..…..
68
3.1.1.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya ……………………………... 70 3.1.1.3 Kepercayaan …………...…...………...……………….. 74 3.1.1.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas ……………………………………………………....... 74 3.1.1.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian ………......................................................….. 76 3.1.1.4 Keterbukaan dan keterusterangan ………….……….. 80 3.1.1.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia …………………….....……. 80 3.1.1.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ……………………….……. 82
3.1.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………………..….. 86 3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ............... 89 3.1.3.1 Supportiveness ……………………………………….… 89 3.1.3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan ……….…………. 90 3.1.3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota ……………………………...………. 92 3.1.3.2 Partisipasi membuat keputusan …………….……….. 96 3.1.3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan
kebijakan
organisasi
…………………….....
97
3.1.3.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya ……...………….…….. 99 3.1.3.3 Kepercayaan ……………………………….....…..….. 103 3.1.3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas ….......................................................... 103 3.1.3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian ….. 105 3.1.3.4 Keterbukaan dan keterusterangan ……..………….. 109 3.1.3.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ………………………………………. 110 3.1.3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ……….………………………………...…. 112 3.1.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta ………………………………………………….…………… 117 3.1.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …...….…… 120 3.1.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator supportiveness di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………………….………… 120 3.1.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………………….. 122 3.1.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepercayaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………………..………… 124 3.1.5.4 Perbandingan penilaian tingkat indikator keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………………………….. 126 3.1.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………………………………..………… 128 3.2 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi ……………............................................. 130 3.2.1 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri …….…... 131 commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.1.1 Kepuasan dengan pekerjaan …………………….….. 131 3.2.1.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban ………………………………………..... 131 3.2.1.1.2. Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban .…………...… 133 3.2.1.2. Kepuasan dengan ketepatan informasi ….……...…. 137 3.2.1.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan ...... 138 3.2.1.2.2. Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi ..……………….... 140 3.2.1.3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi …………...…………. 144 3.2.1.3.1. Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada ............................................ 145 3.2.1.3.2. Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi ...... 147 3.2.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri ………...…….. 151 3.2.3 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta .… 155 3.2.3.1 Kepuasan dengan pekerjaan ……………......………. 155 3.2.3.1.1. Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban ………………………...……………….. 156 3.2.3.1.2. Kepuasan terhadap keuntungan commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang didapat dari jenis jabatan yang diemban ...……… 158 3.2.3.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi …….………. 162 3.2.3.2.1. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara
keseluruhan
………………….………...
163
3.2.3.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi ………….…………….. 165 3.2.3.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi ………...……………. 170 3.2.3.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada .......................................... 171 3.2.3.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi ……………………………………..... 172 3.2.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ....…….. 177 3.2.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………… 180 3.2.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………….……… 180 3.2.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………………………….. 182 3.2.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………………..……………… 184 3.2.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………………………………..……………… 186 3.3 Paparan Data Dan Analisa Tentang Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi ……………………………………………................. 188 3.3.1 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ….……....................... 189 a. Pendidikan ……………………………………….…………... 189 b. Pekerjaan …………………………………….………………. 191 3.3.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………………….….… 193 3.3.3 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta …….…………. 194 a. Pendidikan ……………………………………………….…... 194 b. Pekerjaan ………………………………………………….…. 196 3.3.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta …………………..…. 198 3.3.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………………………………………..……… 200 3.3.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………….….……………… 200 3.3.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….……… 202 3.3.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………………………….…….……………… 204 3.3.7 Rangkuman ……………………………………………………………. 206
BAB IV . ANALISIS DATA ……………..…….……………………..... 208 4.1 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri (τxy) ….…................................................................................. 212 4.2 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen commit to user Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wonogiri (τzx) …………..……………………………………………... 213 4.3 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri (τzy) ….…………………………………………………..…… 216 4.4 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Wonogiri (τxy.z) ….………………………………………..….………… 218 4.5 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τxy) …………………………………………………. 222 4.6 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τzx) ……………………………………………..…. 223 4.7 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τzy) ………………………………………………… 226 4.8 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Iklim Komunikasi Organisasi Dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Kota Surakarta (τxy.z) ……………………………………….…....… 228 4.9 Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN
Wonogiri
Dan
Di
DPD
PAN
Kota
Surakarta
…………………………………………………...………….…….……… 232
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….. 234 A. Kesimpulan ………………………………………...……......……….…… 234 B. Saran ………………………………………………....……….…………… 242
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar I
Diagram Variabel ……………………….……………… 23
Gambar II
Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional …...……… 38
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I
Perincian Populasi Dari DPD PAN Wonogiri dan Dari DPD PAN Kota Surakarta ……………………………...…….. 34
Tabel II
Tanggapan responden terhadap informasi dari bawahan kepada atasan ……………………………. 61
Tabel III
Tanggapan responden terhadap pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota ……….…... 63
Tabel IV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri ……..……………….…... 65
Tabel V
Tanggapan responden terhadap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 68
Tabel VI
Tanggapan responden terhadap anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi ………...…...……………………... 70
Tabel VII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan terhadap DPD PAN Wonogiri ……………..…………... 72
Tabel VIII
Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota …….….…….. 74
Tabel IX
to user Tanggapan commit responden terhadap anggota
xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota ………………..…...………….. 76 Tabel X
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri …………...……………... 78
Tabel XI
Tanggapan responden terhadap anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ………………………..................... 80
Tabel XII
Tanggapan responden terhadap pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia …………………..……. 82
Tabel XIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri ...….. 85
Tabel XIV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri .…. 88
Tabel XV
Tanggapan responden terhadap informasi dari bawahan kepada atasan ………………….....……… 90
Tabel XVI
Tanggapan responden terhadap pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota ……..…….. 92
Tabel XVII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden commit to user
xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengenai tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………..…………... 94 Tabel XVIII
Tanggapan responden terhadap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ... 97
Tabel XIX
Tanggapan responden terhadap anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi ……..….. 99
Tabel XX
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………………... 101
Tabel XXI
Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota ………..……..………...... 103
Tabel XXII
Tanggapan responden terhadap anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota .... 105
Tabel XXIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……...………….... 107
Tabel XXIV
Tanggapan responden terhadap anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia ……………………….………….. 110
Tabel XXV
Tanggapan responden terhadap pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia ………………….…… 112 commit to user
xxv
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XXVI
digilib.uns.ac.id
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ……………….….. 115
Tabel XXVII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta …………………………. 118
Tabel XXVIII
Tabel perbandingan tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………………….. 120
Tabel XXIX
Tabel perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………….……… 122
Tabel XXX
Tabel perbandingan tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ….………. 124
Tabel XXXI
Tabel perbandingan tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 126
Tabel XXXII
Tabel perbandingan tingkat variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta ………..………... 128
Tabel XXXIII
Tanggapan responden terhadap kepuasan commit to user
xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan jabatan yang diemban ………………………… 131 Tabel XXXIV
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban ….…………………….…... 133
Tabel XXXV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri ……………………….... 136
Tabel XXXVI
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi ……………………………………... 138
Tabel XXXVII
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi …..…………… 140
Tabel XXXVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri …... 142
Tabel XXXIX
Tanggapan responden terhadap kepuasan penggunaan media komunikasi ……………….………. 145
Tabel XL
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas efisiensi media komunikasi ………………………. 147
Tabel XLI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri ….……………………... 149 commit to user
xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XLII
digilib.uns.ac.id
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri ……………………………….. 153
Tabel XLIII
Tanggapan responden terhadap kepuasan dengan jabatan yang diemban ……………...……….… 156
Tabel XLIV
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban ……………………………………..…... 158
Tabel XLV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………………... 161
Tabel XLVI
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi …….……………………………...... 163
Tabel XLVII
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi …….….……… 165
Tabel XLVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Kota Surakarta …………….…….. 168
Tabel XLIX
Tanggapan responden terhadap kepuasan penggunaan media komunikasi …………………….…. 170 commit to user
xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel L
digilib.uns.ac.id
Tanggapan responden terhadap kepuasan atas efisiensi media komunikasi ………………………. 172
Tabel LI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Kota Surakarta ............................... 175
Tabel LII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….… 178
Tabel LIII
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ...………... 180
Tabel LIV
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 182
Tabel LV
Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta ………….. 184
Tabel LVI
Tabel perbandingan tingkat variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri commit to user
xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan di DPD PAN Kota Surakarta ……………..…... 186 Tabel LVII
Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan .….. 189
Tabel LVIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan ……………….…...……. 190
Tabel LIX
Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 191
Tabel LX
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan ……………………….…... 192
Tabel LXI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………... 194
Tabel LXII
Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan …... 195
Tabel LXIII
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan …………………………. 195
Tabel LXIV
Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan ….… 196
Tabel LXV
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan …………………….……... 197
Tabel LXVI
Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta ……………..…………... 199
Tabel LXXVII
Tabel perbandingan tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta .………………… 200 commit to user
xxx
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXVIII
digilib.uns.ac.id
Tabel perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………….…… 202
Tabel LXIX
Tabel perbandingan tingkat variabel status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta …………..……... 204
Tabel LXX
Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Wonogiri n : 10 …….………...………. 210
Tabel LXXI
Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 ….…………...… 211
Tabel LXXII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri n : 10 ……………….……… 212
Tabel LXXIII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ……………………….………. 213
Tabel LXXIV
Tabulasi Silang Hubungan Variabel commit to user
xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri ………………………….……. 216 Tabel LXXV
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Wonogiri n : 9 .…………..……………. 218
Tabel LXXVI
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Wonogiri n : 1 …………….……..…….. 219
Tabel LXXVII
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Wonogiri n : 0 ……………..………..… 220
Tabel LXXVIII
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan commit to user
xxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 …………....………... 222 Tabel LXXIX
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta ……………………….… 223
Tabel LXXX
Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta ……………….………… 226
Tabel LXXXI
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Kota Surakarta n : 6 ………..……….… 228
Tabel LXXXII
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Kota Surakarta n : 4 …………………………………………..…….….. 229 commit to user
xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXXIII
digilib.uns.ac.id
Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Kota Surakarta n : 0 …………….……………………………………… 230
Tabel LXXXIV
Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di DPD PAN Kota Surakarta ……………...…….. 232
commit to user
xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR CHART
Halaman Chart I
Perbandingan tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ……………………………………….…….. 121
Chart II
Perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ……………………………………….……. 123
Chart III
Perbandingan tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ……………………………….…………….. 125
Chart IV
Perbandingan tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ……………………………….…….………. 127
Chart V
Perbandingan tingkat variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN commit to Kota user Surakarta (dalam %) .…….. 129
xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
Chart VI
digilib.uns.ac.id
Perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ………………………………….………….. 181
Chart VII
Perbandingan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) …………………………………………..…. 183
Chart VIII
Perbandingan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ………………………………..…………… 185
Chart IX
Perbandingan tingkat variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ……………………………….….…………. 187
Chart X
Perbandingan tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ….….. 201 commit to user
xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
Chart XI
digilib.uns.ac.id
Perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) ….….. 202
Chart XII
Perbandingan tingkat variabel status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta (dalam %) …………………….……………………….. 204
commit to user
xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Novi Eko Cahyanto (D0205102) “IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010).” Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi. Oleh karena alasan itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dapat memberikan gambaran kondisi iklim komunikasi organisasi serta kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri dan kemudian berusaha mencari saran-saran membangun dan koreksi-koreksi yang dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah perbandingan (komparatif). Kemudian untuk mencari nilai korelasi antar variabel digunakan menggunakan tabulasi silang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan penelusuran literatur. Populasi penelitian ini adalah 20 orang yang tersebar di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan antara di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta pada tahun 2010, dalam hal hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi (τxy), kedua variabel sama-sama berkorelasi secara kuat dan sejajar. Dan di kedua DPD PAN tersebut terbukti bahwa variabel kontrol status sosial ekonomi memang berpengaruh pada hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dengan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi (τxy.z). Setelah menjalankan penelitian ini maka penulis dapat mengajukan saran baik kepada DPD PAN Wonogiri maupun DPD PAN Kota Surakarta yaitu sebagai berikut: Menjaga, mengembangkan dan memanfaatkan kecintaan anggota kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan pencapaian citato user demi menjaga kepuasan anggota cita bersama dalam partai dengan commit sebaik-baiknya
xxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu berhubungan dengan keuntungan material; Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan memuaskan tetapi semuanya masih bisa menjadi lebih baik lagi; dan penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan mengangkat dan mengkaji lebih lanjut variabel jaringan komunikasi di kedua DPD PAN tersebut sehingga dapat dilihat dengan lebih detil kegiatan komunikasi yang terjadi kedua DPD PAN tersebut, yaitu di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.
commit to user
xxxix
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia kini mengalami masa politik multi partai pasca reformasi tahun 1998. Berbagai partai politik baru lahir dan berkembang, salah satunya yaitu Partai Amanat Nasional. Partai Amanat Nasional terdiri atas berbagai tingkat kepemimpinan, baik pusat dan daerah, diantaranya Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Penulis pernah beberapa waktu bergabung dengan Partai Amanat Nasional Wonogiri mengikuti jejak paman penulis yaitu Bpk. Sardi (sekarang anggota DPRD II Kabupaten Wonogiri dari Fraksi Partai Amanat Nasional). Dari pengamatan dan pengalaman penulis, penulis melihat bahwa tidak banyak kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta jika dilihat dari aspek keaktifan kesekretariatan dan rapat-rapat formal. Dan penulis menilai bahwa kegiatan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri masih bisa ditingkatkan lagi. Oleh karena alasan itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dapat memberikan gambaran kondisi iklim komunikasi organisasi serta kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri dan commit tomembangun user kemudian berusaha mencari saran-saran dan koreksi-koreksi yang
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat meningkatkan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang terbentuk di DPD PAN Wonogiri itu dengan cara membandingkan hasil penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu dengan hasil penelitian yang serupa di DPD PAN Kota Surakarta. DPD PAN Kota Surakarta dipilih oleh karena struktur organisasinya hampir sama dengan struktur organisasi DPD PAN Wonogiri. Dan karena menurut penulis, DPD PAN Kota Surakarta adalah salah satu DPD PAN yang aktif berorganisasi dalam hal komunikasi, antara lain terlihat dengan aktifnya kegiatan dan kantor kesekretariatan dan seringnya diadakan pertemuan formal pengurus di DPD PAN Kota Surakarta. Sehingga penulis menilai bahwa akan ada banyak hal baik dalam proses komunikasi yang bisa dipelajari dari iklim komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta yang kemudian bisa dibagi kepada DPD PAN Wonogiri sebagai ahan masukan untuk meningkatkan iklim komunikasi dan kepuasaan komunikasi di DPD PAN Wonogiri.
1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana perbandingan antara hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010? commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010?
1.3 Tujuan Masalah Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk
mengetahui
bagaimana
perbandingan
antara
hubungan
iklim
komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010.
1.4 Kerangka Pemikiran dan Teori 1.4.1 Iklim Komunikasi Organisasi Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Teori-teori komunikasi dapat membantu kita untuk memahami apa itu komunikasi, bagaimana proses yang terkait di dalam, hal-hal apakah yang dapat mempengaruhi suatu proses komunikasi, dan apa saja pengaruh dari suatu proses komunikasi. Komunikasi dapat terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terdapat penyampaian lambang-lambang dan pemaknaan atas lambang-lambang yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat dimengerti oleh penerima (komunikan). Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Widjaya, 2000: 13). John R. Schemerhom (Managing Organizational Behavior), komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaya, 2000: 14). Jadi, pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga dapat berupa proses pertukaran informasi, ide, gagasan, harapan, pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari seseorang dengan orang lain. Yang mana digunakan untuk menciptakan saling pengertian demi mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai dengan kepentingan mereka Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler, ada empat prinsip dasar dari komunikasi (Muhammad, 2001: 19), yaitu: 1. Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling hubungan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya commit to user menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu;
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
2. Komunikasi adalah sistem. Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi; 3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi. Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh diatas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesankita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima; 4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan (Muhammad, 2001: 1). Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas commit2001: to user dalam organisasi tersebut (Muhammad, 23).
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa organisasi haruslah melakukan komunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya demi mencapai tujuan umumnya. “Organizations are systems and subsystems or cosystems of behavior that are interrelated, interdependent, and interacting rather than chartable, linear, or static structures. Organizations are dynamic, living entities that have been put together to accomplish some type of purpose—they are goal oriented” (Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson, 2008: 19). Pengertian dari Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson tersebut di atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, “Organisasi adalah sistem dan subsistem atau cosystems perilaku yang saling berhubungan, saling tergantung, dan saling berinteraksi bukannya chartable, linier, atau struktur statis. Organisasi adalah dinamis, kesatuan hidup yang telah bersama-sama ditempatkan untuk mencapai beberapa bentuk tujuan, yaitu pencapaian yang diorientasikan.” Para ahli belum memiliki kesepakatan yang sama mengenai konsep dari iklim organisasi. Namun sudah ada hal-hal umum yang disepakati, dan juga belum disepakati, antara lain : 1. Jame dan Jones membedakan iklim psikologis yang dipersepsi individu mengenai organisasi dengan iklim organisasi yang menunjuk kepada ciri global dari lingkungan organisasi yang mencolok mata anggota; 2. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif daripada afektif atau evaluatif; 3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya; 4. Ada ketidaksepakatan mengenai bagaimana iklim itu secara umum. Beberapa peneliti menduga bahwa suatu set dimensi atau pernyataan yang to user deskriptif dapat digunakancommit untuk mencirikan iklim dan sistem;
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Juga diperdebatkan apakah iklim itu konsep yang objektif atau subjektif; 6. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku anggota organisasi; 7. Iklim juga mempunyai pertalian dengan kultur organisasi. Secara umum iklim kelihatannya adalah satu bentuk bukan suatu pengganti kultur (Sofiati, 2010: 16). Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi, Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi (Muhammad, 2001: 65). Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling berhubungan yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas (Muhammad, 2001: 66). Komunikasi formal yaitu bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan (Muhammad, 2001: 107). Komunikasi informal yaitu bila karyawan berkomunikasi dengan yang lain tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi. Informasi ini mengalir ke atas dan ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit (Muhammad, 2001: 124). Goldhaber
memberikan
definisi
komunikasi
organisasi
berikut,
“Organizational communications is the process of creating and exchanging commit to user messages within a network of interdepedent relationship to cope with
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
environmental uncertainty.” Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001: 67). Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu: 1. Proses. Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan salimg menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses; 2. Pesan. Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim; 3. Jaringan. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi; 4. Keadaan saling tergantung. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi; 5. Hubungan. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dari kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi. Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat individual, kelompok, dan hubungan organisasi; 6. Lingkungan. Yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem; 7. Ketidakpastian. Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang to user (Muhammad, 2001: 67). tersedia dengan informasi commit yang diharapkan
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual (Muhammad, 2001: 74). Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pendekatan mikro, pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Dan penelitian ini berfokus pada pendekatan mikro, yaitu kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu komunikasi antara Ketua dan anggota serta komunikasi antar sesama anggota. Yang lebih spesifik lagi difokuskan pada komunikasi verbal yang terjadi di organisasi tersebut. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan (Muhammad, 2001: 95). Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney dalam bukunya, Communication and Organizational Behavior, menyatakan, “Organization Consists of a number of people; it involves interdependence; interdependence
alls
for
coordinations;
and
coordinations
requires
communication.” Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling
bergantung;
kebergantungan
memerlukan
commit to user
koordinasi;
koordinasi
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, kata William V. Hanney, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi (Effendy, 2001: 116). Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh pesaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan (Muhammad, 2001: 85). Selanjutnya Dennis mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2001: 86). Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Organisasi Strategi dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan” menyatakan bahwa: “Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman relative langgeng pada organisasi.” (Sofiati, 2010: 14). Redding mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi (Muhammad, 2001: 85): 1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting; commit to user 2. Partisipasi membuat keputusan;
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia; 4. Keterbukaan dan keterusterangan; 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Selanjutnya Redding juga menjelaskan bahwa : Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebabasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace Faules, 1998: 149). Peterson dan Pace menyebutkan 6 pengaruh komunikasi yang dapat digunakan untuk mengukur iklim komunikasi organisasi sebagai berikut: a. Kepercayaan Personel di semua tingkat harus bekerja keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kualitas didukung oleh pernyataan dan tindakan. b. Pembuatan keputusan bersama Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenal semua masalah dalam semua wilayah organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. c. Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, dan atasan. d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah Kecuali untuk keperluan rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung commit to itu, useryang mempengaruhi kemampuan dengan tugas mereka saat
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang dan bagian lainnya yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi para pemimpin dan rencana-rencana. e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang ditemukan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlwanan. f. Perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi. Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya (Pace & Faules, 1998: 159). Dari
definisi-definisi
telihat
bahwa iklim
komunikasi
organisasi
dipengaruhi oleh penilaian tentang baik tidaknya aktivitas komunikasi di suatu organisasi.
1.4.2 Kepuasaan Komunikasi Organisasi Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal (yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan (kamusbahasaindonesia.org). Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya (klinis.wordpress.com). Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap commit to user informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87).
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
Kepuasan dalam pengertian diatas menunjukkan kepada bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi permintaan anggota organisasi akan informasi, dari siapa datangnya, cara penyebarluasannya, bagaimana diterima, diproses dan apa respon dari orang yang menerimanya. Jadi, puas atau tidak puasnya tergantung dari pesepsi tiap anggota dalam melihat kemampuan organisasi mewujudkan apa yang diharapkan terhadap proses komunikasinya. Kepuasan komunikasi berkenaan dengan apa yang seseorang dapatkan dengan apa yang ia harapkan. Level mendefinisikan kepuasan komunikasi sebagai berikut: “Communication satisfaction as the overall satisfaction of communication the employees perceived in the environment” (Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao Chen, dan Yi-Chih Liu, 2008: 4). Pengertian dari Shih-Hua Li, Shih-Ming Pi, Tsang-Yao Chen, dan Yi-Chih Liu tersebut di atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut, “Kepuasan komunikasi sebagai keseluruhan kepuasan komunikasi yang dirasakan oleh karyawan di dalam lingkungannya." Hal yang banyak memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam organisasi belumlah diidentifikasi semuannya tetapi pekerjaan Wiio, Down dan Hazen dan Beckstrom menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu angket untuk mengukur 10 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan dalam organisasi yang telah dipegang oleh peneliti terdahulu. Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor berikut (Muhammad, 2001: 88): 1. Kepuasan dengan pekerjaan. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri; Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi; Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan. Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengenai perubahan untuk tujuan penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan; Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi. Faktor ini mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan; Kepuasan dengan kualitas media. Yang berhubungan dengan faktor ini berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang; Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja. Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja; Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi.
1.4.3 Status Sosial Ekonomi Menurut Mely G. Tan, status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat mencakup tiga bidang yaitu pendidikan, pendapatan, pekerjaan (Walgito, 1978: 42). Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan indikator pendapatan namun menggunakan indikator pajak listrik dikarenakan menurut penulis, lebih mudah mengoperasionalkan indikator pajak listrik daripada indikator pendapatan. Pendidikan
sangatlah
penting
peranannya
dalam
kehidupan
to user bermasyarakat. Dengan memilikicommit pendidikan yang cukup maka seseorang akan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna
baik
untuk
dirinya
sendiri
maupun
untuk
orang
lain
yang
membutuhkannya. Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar pendidikan di bawah ini: Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi.”
Dengan
pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima halhal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah air (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). Sundoyo Pitono mendefinisikan pendapatan adalah sebagai berikut: “Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari piak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini” (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Dalam kaitan ini Soeroto memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak (http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). ISCO (International Standart Clasification of Oecupation), membagi pekerjaan menjadi 10 major group, yaitu: Major Group 1 : Legislator, senior officials and managers; Major Group 2 : Profesionals; Major Group 3 : Technicians and associate professionals; Major Group 4 : Clerks; Major Group 5 : Service workers and shop and market sales workers; Major Group 6 : Skilled agricultural and fishery workers; Major Group 7 : Craft and related trades workers; Major Group 8 : Plant and machine operators and assemblers; Major Group 9 : Elementary occupations; Major Group 0 : Armed forces (http://en.wikipedia.org).
1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi Dennis dan Richetto dan Wieman juga mendukung hubungan yang positif di antara kepuasan dengan iklim dan efektivitas organisasi yang diamatinya. De Wine dan Barone menemukan bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim organisasi akan bertambah positif secara umum. Osmo Wiio commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komunikasi mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad, 2001: 90). Ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaan. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan kata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi (Muhammad, 2001: 79). Berdasarkan pendapat Arni Muhammad diatas, untuk mengatasi ketidakpuasaan anggota atas pekerjaannya, dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang cukup kepada anggota sehingga dapat melakukan tugas keorganisasian dengan baik dan merasa puas dengan hasil yang dicapai. Ketidakpuasan anggota dengan pekerjaannya juga dapat diatasi apabila tercipta kondisi komunikasi yang terjaga dengan baik dan kondusif di tempatnya bekerja. Iklim komunikasi mampu menunjang jalannya komunikasi organisasi. Jika iklim komunikasi yang terbangun di dalam suatu organisasi terbangun dengan positif atau terbangun dengan baik, diharapkan dapat menghasilkan perilaku atau sikap yang positif, kepuasan kerja, serta kepuasan komunikasi dari para anggota organisasi tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan (Widjaya, 2000: 13). Komunikasi dapat terjadi antara dua orang atau lebih, dimana terdapat penyampaian lambang-lambang dan pemaknaan atas lambang-lambang yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, harapan, dan pesan-pesan agar dapat dimengerti oleh penerima (komunikan). Pemaknaan atas lambang-lambang dapat berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Salah satu hal yang dapat mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan. Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif (http://forumfikom.blog.com). Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaikbaiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan
dirinya,
masyarakat
dan
tanah
airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). Terkait pendapat diatas, dapat kita rumuskan bahwa orang-orang dengan taraf pendidikan tinggi akan cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial termasuk dalam gejala-gejala dalam komunikasi yang terkait dengan pemaknaan pesan komunikasi dan dapat menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) antara lain berupa teknologi komunikasi yang terlibat dalam dan yang menunjang proses komunikasi.
1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87). Orang-orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan cenderung lebih kritis terhadap informasi dan komunikasi disekitarnya. Orang-orang dengan dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki cenderungan lebih sulit commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terpuaskan dengan informasi yang tersedia dan komunikasi yang terjadi disekitarnya. Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni Muhammad (http://digilib.petra.ac.id). Tingkat gaji dan tingkat pekerjaan dapat menimbulkan kepuasaan dalam kegiatan di suatu perusahaan dikalangan pegawainya. Hal ini berhubungan dengan pengharapan, insentif, dan power yang dimilikinya. Tingkat pengalaman, pengetahuan, dan sikap kritis seseorang juga sangat penentuankan tingkat kepuasannya. Orang dengan pengalaman dan pengetahuan lebih tinggi akan cenderung lebih kritis dan tidak mudah merasa lekas puas dengan apa yang ia peroleh dengan apa yang ia inginkan (Laksana, 2010: 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi Osmo Wiio mengemukakan bahwa pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari komunikasi mungkin mempunyai pengaruh yang negatif kepada beberapa organisasi karena kelebihan beban atau bertambahnya harapan. Dia mengemukakan alasan bahwa pertambahan keterbukaan komunikasi menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan (Muhammad, 2001: 90). Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif (http://forumfikom.blog.com). Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasinya terhadap informasi yang tersedia (Muhammad, 2001: 87). Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni Muhammad (http://digilib.petra.ac.id). Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan kepuasan komunikasi antara lain: ·
Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi. ·
Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah. ·
Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih
mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah (Kurnia, 2010: 3).
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar I Diagram Variabel Variabel Independen.
Variabel Dependen.
Iklim Komunikasi Organisasi.
Kepuasan Komunikasi Organisasi.
Indikatornya:
Indikatornya:
1. Supportiveness;
1. Kepuasan
2. Partisipasi
dengan pekerjaan;
membuat keputusan;
2. Kepuasan
3. Kepercayaan;
dengan ketepatan
4. Keterbukaan
informasi;
dan keterusterangan.
3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi;
Variabel Kontrol. Status Sosial Ekonomi. Indikatornya: 1. Pendidikan; 2. Pekerjaan.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.5 Asumsi Dasar 1. Secara signifikan partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan positif dengan kepuasan kerja; 2. Semakin tingginya taraf kepercayaan organisasional dapat meningkatkan taraf kepuasan kerja; 3. Keterbukaan komunikasi yang semakin tinggi atau meningkat akan meningkatkan pula taraf kepuasan kerja. 4. Secara signifikan status sosial ekonomi berhubungan positif dengan keterbukaan dan keterusterangan dalam menyampaian aspirasi.
1.6 Definisi Konseptual dan Operasional 1.6.1 Definisi Konseptual Untuk menghindari perbedaan penafsiran atau pengertian tentang variabelvariabel penelitian yang akan diuji, antara konsep peneliti dengan konsep pembaca, perlu adanya definisi konseptual. Definisi konseptual adalah definisi yang dipakai peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial atau fenomena alami secara abstrak. Dalam penelitian ini ditetapkan definisi konsepsional sebagai berikut: a. Iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2001: 86), dan indikatornya antara lain: 1. Supportiveness;
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Partisipasi membuat keputusan; 3. Kepercayaan; 4. Keterbukaan dan keterusterangan. b. Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal (yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan (kamusbahasaindonesia.org). Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya (klinis.wordpress.com). Kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan (Muhammad, 2001: 87), dan indikatornya antara lain: 1. Kepuasan dengan pekerjaan; 2. Kepuasan dengan ketepatan informasi; 3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi. c. Status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yang mencakup tiga bidang yaitu pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan indikatornya antara lain; 1. Pendidikan; 2. Pekerjaan.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.6.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel (Singarimbun, 1987: 46). Adapun definisi operasional sebagai berikut: 1.6.2.1 Variabel Independen Merujuk pada pendapat Peterson dan Pace definisi operasional indikator iklim komunikasi organisasi dapat disusun sebagai berikut (Pace & Faules, 1998: 159): Indikator Iklim Komunikasi Organisasi 1. Supportiveness. Hal ini berkaitan dengan: a. Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan; b. Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. 2. Partisipasi membuat keputusan. Hal ini berkaitan dengan: a. Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi; b. Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya melalui tatap muka, telephone, ataupun SMS. 3. Kepercayaan. Hal ini berkaitan dengan: commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas; b. Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi
sehubungan
dengan
kemampuan
menjalankan
tugas
keorganisasian. 4. Keterbukaan dan keterusterangan. Hal ini berkaitan dengan: a. Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia; b. Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia melalui tatap muka, telephone, ataupun SMS. Masing-masing pertanyaan dalam indikator dijawab dengan penilaian sebagai berikut: 1. Setuju (nilai 3), jika pernyataan tersebut merupakan gambaran kondisi dalam organisasi yang sebenar-benarnya; 2. Cukup setuju (nilai 2), jika pernyataan tersebut merupakan gambaran kondisi dalam organisasi yang separuhnya benar dan separuhnya salah; 3. Tidak setuju (nilai 1), jika pernyataan tersebut salah sebagai gambaran kondisi dalam organisasi. Masing-masing indikator iklim komunikasi organisasi terdiri dari dua pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 6 (enam), nilai tersebut commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai tertinggi untuk jawaban 3 (tiga). Dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 2 (dua), nilai tersebut didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai terendah untuk jawaban 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3 (tiga), maka diperoleh ketentuan sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74).
1.6.2.2 Variabel Dependen Merujuk pada tulisan Arni Muhammad (Muhammad, 2001: 88). Maka dapat disusun
definisi operasional untuk indikator kepuasan komunikasi
organisasi yaitu sebagai berikut: 1. Kepuasan dengan pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan: a. Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban; b. Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban. 2. Kepuasan dengan ketepatan informasi. Hal ini berkaitan dengan: a. Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan; b. Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi. 3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi to dengan: user dalam organisasi. Hal inicommit berkaitan
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada; b. Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Masing-masing pertanyaan dalam indikator dijawab dengan penilaian sebagai berikut: 1. Puas (nilai 3), jika anggota merasakan rasa puas terhadap pernyataan yang ada; 2. Cukup puas (nilai 2), jika anggota merasakan rasa puas tapi juga rasa kurang puas terhadap pernyataan yang ada; 3. Tidak puas (nilai 1), jika anggota merasakan rasa tidak puas terhadap pernyataan yang ada. Masing-masing indikator kepuasan komunikasi organisasi terdiri dari dua pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 6 (enam), nilai tersebut didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai tertinggi untuk jawaban 3 (tiga). Dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 2 (dua), nilai tersebut didapat dari jumlah pertanyaan 2 (dua) item dikalikan nilai terendah untuk jawaban 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3 (tiga), maka diperoleh ketentuan sebagai berikut: Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74).
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.6.2.3. Variabel Kontrol Indikator Status Sosial Ekonomi 1. Pendidikan. Yang dikategorikan sebagai berikut: ·
Tingkat pendidikan formal terakhir. Dan range-nya adalah sebagai berikut: 1. Tamat Perguruan Tinggi atau Akademi; 2. Tamat SMU; 3. Tamat SMP dan atau SD.
2. Pekerjaan. Yang dikategorikan sebagai berikut: ·
Tingkat pekerjaan responden di luar organisasi. Dan merujuk pada ISCO (International Standart Clasification of Oecupation), yang membagi pekerjaan menjadi 10 major group, maka dapat dibagi range-nya adalah sebagai berikut: 1. Legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta; 2. Pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan; 3. Petani, nelayan, pengrajin, operator alat industri atau alat berat. Kemudian tiap jawaban respoden atas kuesioner terkait indikator status
sosial ekonomi di atas diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jawaban a diberi nilai 3; 2. Jawaban b diberi nilai 2; 3. Jawaban c diberi nilai 1.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masing-masing indikator status sosial ekonomi terdiri dari satu pertanyaan. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 3 (tiga) dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 1 (satu). Jumlah kelas yang diinginkan 3 (tiga), maka diperoleh ketentuan sebagai berikut: Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas (Sofiati, 2010: 74).
1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi. Dra. Aswari Sudjud : Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja (Arikunto, 1987: 197). Namun dilakukan dengan mengacu kepada explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa (Singarinbun, 1989: 5). Hasil kuantitatif dari hubungan antar variabel di dua kelompok penelitian akan dibandingkan dan dijelaskan melalui uraian deskripsi.
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.7.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di : 1. Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri), dengan alamat Jln. Diponegoro No. 90 Pokoh Rt. 03/IV Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah 57615 Telp. (0273) 325666; 2.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta), dengan alamat Jln. Brigjen Slamet Riyadi No. 499 Surakarta, Jawa Tengah Telp. (0271) 711209. Lokasi penelitian dipilih karena penulis melihat adanya kesamaan di kedua
organisasi tersebut dalam hal struktur organisasi sehingga akan mempermudah saat membandingkan keduanya. Juga karena penulis melihat adanya perbedaan yang menarik dimana menurut penulis, kantor DPD PAN Kota Surakarta terlihat lebih aktif daripada kantor DPD PAN Wonogiri
1.7.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena karateristiknya (Supranto, 1998: 8). Sampel, atau contoh ialah sebagian dari populasi (Supranto, 1998: 9). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kabupaten Wonogiri periode kepengurusan 2005-2010 dan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kabupaten Kota Surakarta periode kepengurusan 2005-2010. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dan karena pada kenyataannya tidak semua anggota kedua DPD PAN tersebut masih berperan aktif di masing-masing organisasinya yaitu di DPD PAN Wonogiri dan atau di DPD PAN Kota Surakarta. Dan dikarenakan kenyataan bahwa kedua organisasi tersebut tidak memiliki alamat lengkap semua anggota DPD PAN mereka sehingga menyulitkan dalam pengumpulan data. Maka penulis menambahkan beberapa persyaratan bagi sampel, yaitu: 1. Mendapatkan rekomendasi aktif paling tidak sampai dengan setahun terakhir (atau sampai dengan tahun 2010) dalam kepengurusan di DPD PAN masing-masing dari DPD PAN mereka masing-masing dan tercantum pada Surat Keputusan Pengesahan Pengurus DPD PAN mereka masing-masing yaitu di DPD PAN Wonogiri atau di DPD PAN Kota Surakarta; 2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini; 3. Memiliki alamat jelas yang diketahui oleh DPD PAN masing-masing tempat mereka menjabat sebagai pengurus. Maka berdasarkan rekomendasi dari DPD PAN Wonogiri dan dari DPD PAN Kota Surakarta dan persyaratan tersebut diatas, berhasil didapatkan populasi dari kedua DPD PAN yaitu berjumlah 20 orang, dengan perincian sebagai berikut:
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel I Perincian Populasi Dari DPD PAN Wonogiri dan Dari DPD PAN Kota Surakarta Tempat Penelitian
Populasi
DPD PAN Wonogiri
10
DPD PAN Kota Surakarta
10
Jumlah Total
20
Karena subyek penelitian ini kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan peneletian populasi (Arikunto, 1987: 107). Maka seluruh populasi yang didapat dari kedua organisasi tersebut diatas, yaitu 20 orang akan dilibatkan dalam penelitian ini secara keseluruhan.
1.7.4 Sumber Data Jenis-jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu: a. Data primer yaitu merupakan data utama dalam suatu penelitian yang didapat langsung dari subyek penelitian; b. Data sekunder yaitu merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, ataupun buku-buku yang relevan dengan penelitian ini.
1.7.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
a. Kuesioner atau angket yaitu adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan atau isian terhadap objek yang diteliti; b. Observasi yaitu adalah cara pengumpulan data dengan cara terjun langsung dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti; c. Wawancara yaitu adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh informasi dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan sumber atau objek yang diteliti; d. Penelusuran literatur yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan kajian pustaka atas buku-buku maupun karya-karya penulisan lainnya yang relevan dengan penelitian yang tengah dilakukan. Tujuan dari penelusuran literatur adalah untuk menemukan bukti-bukti yang relevan dengan materi penelitian yang tengah dilakukan yang dapat digunakan untuk memperkuat penelitian tersebut dengan cara mengambil catatan-catatan untuk menunjang penelitian.
1.7.6 Validitas Data Data yang berhasil dikumpulkan dan dicatat harus dibuktikan kemantapan dan kebenarannya. Peneliti harus bisa menentukan cara yang tepat untuk mengembangkan validasi data yang diperolehnya. Validitas merupakan jaminan kemantapan simpulan dan tafsir sebagai hasil penelitian (Maleong, 2005: 137). Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi. Triangulasi merupakan teknik yang didasari pada pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Menurut Patton, seperti yang dikutip Maleong, teknik triangulasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a. Triangulasi Data (Sumber) Teknik yang mengarah pada penggunakan beragam sumber data yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. b. Triangulasi Metode Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Ditekankan pada penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda untuk menguji kemantapan informasinya pada sumber data yang sama. Dalam penelitian ini, data hasil wawancara dibandingkan dengan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi. c. Triangulasi Peneliti Hasil penelitian, baik data ataupun simpulan bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Dari pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian. d. Triangulasi Teori Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Setiap pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang, maka dengan menggunakan beberapa perspektif teori akan menghasilkan simpulan yang multidimensi (Maleong, 2005: 83). Teknik Triangulasi yang digunkan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode, dimana peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia serta beragam metode pengumpulan data yang memungkinkan peneliti memperoleh kemantapan informasi dari berbagai sumber.
1.7.7 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul nanti akan penulis analisa secara kuantitatif dengan menggunakan tabulasi silang. Tabulasi silang adalah proses menciptakan tabel commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kontingensi
dari
distribusi
frekuensi
variabel
statistik
multivarian
(visilubi.wordpress.com). Tabulasi silang berguna untuk menampilkan distribusi silang antar variabel (digilib.ubaya.ac.id). Kemudian data dalam tabel tabulasi silang itu kemudiabungn dianalisa dan dihubungkan dengan teori korelasi antar variabel yang tercantum pada sub bab 1.4.4 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi, 1.4.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi, 1.4.6 Hubungan Kepuasaan Komunikasi Organisasi dan Status Sosial Ekonomi, 1.4.7 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Status Sosial Ekonomi.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI
2.1 Sejarah Berdirinya Partai Amanat Nasional Periode pasca runtuhnya Orde Baru perubahan situasi politik yang cukup mencolok. Perubahan ini terjadi karena kebebasan berserikat dan berkumpul tidak lagi dihalangi oleh penguasa, dimana hal ini dinyatakan dengan bentuk pendirian partai-partai politik. Ratusan partai politik bermunculan pasca runtuhnya rezim Orde Baru, yang salah satunya adalah Partai Amanat Nasional (PAN). PAN dideklarasikan di Istora Senayan Jakarta sebagai salah satu partai politik resmi yang berciri inklusif pada tanggal 23 Agustus 1998 dengan menempatkan Amien Rais sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional.
2.2 Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional
Gambar II commit to user Logo dan Lambang Partai Amanat Nasional
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Filosofi Logo: Matahari putih yang bersinar cerah dilatarbelakangi segi empat warna biru dengan tulisan PAN dibawahnya, merupakan simbolisasi bahwa Partai Amanat Nasional membawa suatu pencerahan baru menuju masa depan Indonesia yang lebih baik. Makna Logo: Simbol Matahari yang bersinar terang: Matahari merupakan sumber cahaya, sumber kehidupan. Warna putih adalah ekspresi dari kebenaran, keadilan dan semangat baru.
2.3 Platform Partai Amanat Nasional Platform Partai Amanat Nasional yang diadopsi oleh seluruh Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional adalah sebagai berikut:
2.3.1 Identitas Identitas partai bersumber dari azas partai yang terpantul dari keterkaitan pada moral agama yang menghargai harkat kemanusiaan dan kemajemukan sosial kultural dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial dan kehidupan bangsa yang cerdas demi terwujudnya Indonesia Baru yang cerah.
2.3.2 Sifat Partai Amanat Nasional adalah partai yang bersifat terbuka dan mandiri dalam arti bahwa partai ini terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis dan agama commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan gender. Partai ini menganut prinsip non sektarian dan non diskriminatif. Partai ini diikat oleh cita-cita politik dan landasan etika sosial yang sama.
2.3.3 Visi dan Misi Dalam hal pembangunan masyarakat, Partai Amanat Nasional mencitacitakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, mandiri dan cerdas. Partai ini menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan kepribadiannya dalam suasana kebebasan. Setiap anggota masyarakat dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi dan budaya dan berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan. Dalam hal pemerintahan, Partai Amanat Nasional menentang segala bentuk kediktatoran, totalitarisme dan otoriterisme, karena berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi dan berjuang untuk mewujudkan tatanan sosial dan politik yang memungkinkan suburnya kehidupan masyarakat madani untuk mengawasi kekuasaan sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya penetrasi kekuasaan Negara yang berlebihan terhadap individu. Partai ini juga berjuang untuk berperan sebagai suplemen dan komplemen terhadap kewajiban dan peran negara.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.3.4 Garis Perjuangan Partai a. Politik dan Hukum Partai Amanat Nasional berpendirian bahwa negara wajib menghormati dan
melindungi
kehidupan
dan
martabat
warganya.
Pemerintah
harus
menciptakan pra kondisi, yang memberi kemungkinan yang luas bagi warga negara untuk mengembangkan hak-hak individu dan kewajiban sosialnya secara wajar. Untuk menjamin masyarakat madani yang bebas dari kesengsaraan, rasa takut, serta bebas dari penindasan dan kekerasan, Partai Amanat Nasional memperjuangkan pemberlakuan hak asasi manusia yang universal. Partai ini mendukung ratifikasi konvensi PBB mengenai hak azasi manusia. Karena kunci kepercayaan rakyat pada pemerintah tergantung pada kredibilitas dan pertanggungjawaban yang transparan, maka PAN akan membentuk pusat pengaduan perilaku seluruh aparat pemerintah (semacam obusman office) dan lembaga independen pemantauan korupsi. PAN memperjuangkan agar pada saat dimulai restrukturisasi birokrasi untuk terwujudnya pemerintahan yang efektif, setiap pejabat diwajibkan untuk mengumumkan kekayaannya. Pemisahan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif mesti ditentukan secara tegas, agar proses saling kontrol diantara lembaga-lembaga itu dapat berlangsung dengan baik dan sehat. Karena kepresidenan tidak harus dari lembaga pemusatan yang serba dominan maka masa jabatan presiden harus dibatasi paling banyak dua kali masa jabatan.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembagian kekuasaan pusat dan daerah mesti diatur supaya warga negara dapat bertindak lebih otonom dalam mengembangkan daerah. Otonomi dalam mengurus sumber daya, mencari pendanaan, dan menikmati hasil-hasilnya bukan hanya terbatas pada tingkat propinsi tetapi juga pada daerah tingkat kabupaten. Untuk mencegah disintegrasi nasional dan berlanjutnya eksploitasi pusat terhadap daerah, maka PAN terbuka terhadap perbincangan dan gagasan mengenai bentuk negara yang dapat menjamin pemenuhan hak-hak daerah dan pusat yang ideal. PAN akan selamanya berusaha agar hak warga negara untuk berorganisasi terjamin
dengan
baik.
Dengan
adanya
dan
berkembangnya
asosiasi
kemasyarakatan inilah, kehidupan masyarakat madani yang sehat, kuat dan kreatif bisa terjamin. Hal ini berarti bahwa kehidupan pers yang sehat, informative dan bebas adalah pula sebuah kemestian. Partai ini berjuang untuk menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Seluruh masyarakat harus mendapat akses pada sistem peradilan yang independent, adil dan murah. Partai
ini
mendukung
gagasan
reformasi
konstitusi
yang
berkesinambungan untuk menjamin berlangsungnya proses demokratisasi terwujudnya kedaulatan rakyat dan terjaminnya sistem kekuasaan negara yang berlandaskan hukum dan konstitusi.
b. Pertahanan Negara Pertahanan negara merupakan usaha dan tanggung jawab segenap masyarakat untuk mempertahankan integritas bangsa dan negara. Perlindungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
penduduk sipil merupakan bagian terpenting dari pertahanan dan keamanan negara. Partai Amanat Nasional berpendirian TNI dan POLRI harus tunduk pada hukum, kontitusi, dan berada di bawah kontrol publik. TNI berfungsi sebagai alat negara untuk menjaga pertahanan negara, tidak mencampuri apalagi mendominasi urusan poltik, ekonomi, dan sosial. Polisi berfungsi sebagai penanggungjawab dan pelaksana ketertiban dan keamanan dan merupakan bagian dari sistem keamanan sipil.
c. Ekonomi Strategi dasar kebijakan ekonomi Partai Amanat Nasional ialah terwujudnya kesejahteraan sosial melalui pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan berlandaskan moralitas yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Kemakmuran ditopang oleh lima pilar utama, yakni keadilan, pertumbuhan yang dinamis dan manusiawi, pemerataan stabilitas, dan efisiensi. Pembangunan ekonomi tidak mengenal perbedaan ras, suku, dan agama tetapi memberikan perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan dan mengalami marginalisasi dari proses pembangunan. Partai Amanat Nasional memperjuangkan pemberian kesempatan yang sama bagi semua aktor untuk mewujudkan segala potensi yang dimilikinya bagi penguatan daya saing nasional. Pemberdayaan pengusaha kecil dan koperasi lebih ditekankan pada penghapusan segala hambatan usaha dan kontrol karena karakteristik alamiah yang melekat padanya dan sebaliknya memperlancar bagi terkuaknya faktorcommit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
faktor dinamis yang dimilikinya. Partai Amanat Nasional memperjuangkan kebebasan koperasi dari kekangan birokrasi dan alat politik penguasa. Ekonomi diatur menuju sistem perekonomian pasar yang kuat, lentur dan dapat dengan cepat mengatasi krisis. Perekonomian disusun bersamaan dengan penataan kehidupan politik yang demokratis, tegaknya hokum serta pranata sosial yang mendukung. Partai Amanat Nasional berkeyakinan bahwa kebijakan ekonomi harus menjamin kesempatan kerja, meningkatnya produktifitas, dan kesejahteraan umum. Partai Amanat Nasional berpendirian bahwa tujuan pembangunan nasional hanya bisa terwujud jika persaingan yang sehat dapat dibina dengan baik. Untuk itu mekanisme pasar harus diimbangi dengan penegakan pemerintah yang bersih dan efektif. Sebab dengan cara inilah keserasian antara kepentingan perseorangan dan kepentingan masyarakat dapat dipelihara. Peran pemerintah harus lebih ditekankan pada penciptaan jaring pengaman dan kebijakan yang menyetarakan peluang dari bebagai pelaku ekonomi dengan memperhatikan asas keadilan.
c.1. Kemiskinan, Lapangan Kerja, dan Kesempatan Usaha Partai Amanat Nasional memprioritaskan agenda pembangunan yang mengangkat penduduk dari lembah kemiskinan, meniadakan pengangguran, dan memperluas kesempatan kerja. Penanganan yang harus segera dilaksanakan ialah menguatkan
sendi-sendi
ekonomi
yang
menjamin
berkelanjutan. commit to user
pembangunan
yang
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
c.2. Pertumbuhan Ekonomi yang Dinamis Karunia sumber daya alam dan manusia adalah modal dasar penggerak mesin perekonomian. Untuk mengembalikan investasi dan teknologi, Partai Amanat Nasional memperjuangkan pulihnya kepercayaan masyarakat domestik dan internasional pada sistem perekonomian dan politik Indonesia. Perpaduan antara modal dasar dan kepercayaan inilah yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang mantap. Kebijakan yang sekedar mengejar pertumbuhan yang setinggi-tingginya dengan membiarkan perilaku ”lebih besar pasak daripada tiang” harus ditinggalkan. Yang harus dikedepankan adalah perilaku hemat dan kemandirian yang didasarkan pada penguatan sendi-sendi daya saing bangsa di tengah terpaan gelombang globalisasi.
c.3. Meningkatkan Produktivitas Nasional PAN bertekad untuk meningkatkan daya saing nasional dengan meningkatkan produktivitas bangsa Indonesia agar bisa memiliki kedudukan yang menguntungkan didalam kancah persaingan global. Produktivitas bangsa adalah kata kunci untuk meningkatkan daya saing nasional.
c.4. Memelihara Stok Modal Selama masa transisi menuju perekonomian yang lebih stabil, PAN mengarahkan upaya untuk memelihara stok modal yang ada agar tidak menjadi onggokan barang mati tak bermakna, karena terkikis oleh gelombang krisis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
berkepanjangan. Hal ini penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi tatkala momentumnya tiba. Penciptaan lapangan kerja lewat program kilat harus diprioritaskan pada bidang ini.
c.5. Rehabilitasi Karena tidak terjadi kerusakan serius pada fasilitas produksi, maka titik berat kebijakan rehabilitasi PAN terletak pada sistem insentif. Dengan begitu diharapkan terjadi restrukturisasi perekonomian secara wajar. Struktur ekonomi akan semakin kokoh karena lebih berlandaskan pada kekuatan sendiri (prinsip keunggulan komparatif).
c.6. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Keterpurukan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) selama ini lebih disebabkan karena perlakuan diskriminatif yang lebih mengutamakan usaha besar dengan serangkaian proteksi, fasilitas khusus, dan berbagai kebijakan distortif lainnya. Dengan kesadaran bahwa pada hakekatnya UKM memiliki dasar yang cukup kokoh dan dinamis tanpa bantuan pemerintah sekalipun, maka strategi PAN dalam memberdayakan UKM berawal dari penghapusan segala hambatan yang selama ini membelenggu. PAN memperjuangkan terbukanya peluang yang seluas-luasnya bagi UKM untuk menjadi pengusaha-pengusaha yang besar dan tangguh. Untuk itu PAN bersifat proaktif dalam memperkokoh landasan kelembagaan dan menjunjung tinggi persaingan sehat. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.7. Kebijakan Afirmasi PAN menghendaki suatau kebijakan ekonomi yang memihak kepada mereka yang lemah dan rentan. Politik afirmasi di sektor ekonomi sangat penting untuk mendukung terciptanya keadilan bagi masyarakat luas, karena ketimpangan ekonomi dalam masyarakat terlanjur terlalu parah akibat pembangunan ekonomi yang mementingkan segelintir pemodal dan penguasanya, terutama lewat praktikpraktik KKN.
c.8. Pembangunan Daerah PAN memadukan pendekatan makro ekonomi dan aspek kedaerahan untuk menghasilkan pembangunan yang lebih dinamis dan merata antar daerah. Keberagaman potensi dan karakteristik daerah justru merupakan penggerak dinamika pembangunan yang didasarkan pada otonomi daerah. Otonomi menempatkan daerah sebagai pelaku sentral dalam mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan berbagai persoalan lokal
yang unik, sehingga bisa
meningakatkan efektifitas peranan pemerintah di daerah. PAN berpendirian bahwa mengingat kepentingan skala ekonomi dan sumber daya manusia, maka otonomi daerah didasarkan pada daerah tingkat propinsi dan bukannya kabupaten. Karena tak terjadi kerusakan serius pada fasilitas-fasilitas produksi, maka titik berat kebijakan rehabilitasi Partai Amanat Nasional terletak pada pembenahan sistem insentif. Dengan begitu diharapkan terjadi restrukturisasi commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perekonomian secara alamiah. Struktur ekonomi akan semakin kokoh karena lebih berlandaskan pada kekuatan sendiri (prinsip keunggulan komparatif).
c.9. Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah PAN memperjuangkan perimbangan keuangan pusat-daerah dan menjamin tatanan yang mencegah pengeringan sumber daerah, karena keduanya adalah prasyarat bagi diberlakukannya otonomi daerah.
c.10. Partisipasi Aktif dalam Menyehatkan Ekonomi Daerah Partai Amanat Nasional mensinyalir dewasa ini telah muncul suatu bentuk eksploitasi baru, yang dilakukan oleh financial-driven economies terhadap goodproducing economies. Kelompok pertama memiliki keleluasaan yang sangat besar dalam merekayasa bentuk-bentuk transaksi keuangan yang sifatnya semu, dalam arti tidak memberikan kontribusi produktif bagi peningkatan kesejahteraan nyata masyarakat. Hal ini terjadi karena uang dan aset-aset finansial lainnya saling diperdagangkan sebagai komoditi. Sektor finansial dengan segala bentuk instrumen dan berbagai lembaga keuangan yang menopangnya tidak bisa berdiri sendiri. Ia pada galibnya merupakan fasilitator bagi sektor riil. Jika dalam kenyataanya kedua sektor ini telah lepas kaitan, maka umat manusia tinggal menunggu kehancuran peradaban atau
paling
tidak
hidup
dalam
gemerlapan
artifisial
dengan
segala
konsekuensinya. Jika umat manusia ingin terhindar dari malapetaka yang maha dahsyat, maka mau tak mau kita sudah mulai harus semakin sungguh-sungguh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
mengupayakan suatu tatanan baru yang kembali menempatkan sektor finansial pada fungsi hakikinya. Oleh karena itu PAN akan memperjuangkannya.
c.11. Anti Monopoli Elemen penting dalam kebijakan ekonomi PAN adalah kebebasan konsumen dan kebebasan memilih tempat kerja, persaingan berdasarkan hukum dan perlindungan pengusaha kecil dan lemah. UU Perlindungan Konsumen dan UU Anti Monopoli merupakan syarat diwujudkannya keadilan bagi semua. Pembatasan kekuasaan perusahaan besar merupakan tugas pokok suatu kebijakan ekonomi. Negara dan masyarakat tidak diizinkan menjadi mangsa kelompok kepentingan yang terlalu kuat.
d. Tanah PAN menginginkan reformasi agraria, agar seluruh warga bisa memiliki akses terhadap tanah. Penguasaan berlebihan atas tanah mesti dibatasi. Pelaksanaan UU Pokok Agraria secara konsisten dan pengakuan hak ulayat, dapat menjadi langkah awal penataaan tanah di Indonesia.
e. Buruh Para pekerja harus dibebaskan untuk mendirikan serikat buruh untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Buruh berhak mendapatkan bagian dari hasil kerja mereka secara layak dan ikut menentukan sebagai pelaku kehidupan ekonomi dan sosial. Intervensi pemerintah yang meletakkan kepentingan serikat commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
buruh dibawah kepentingan modal dan kekuasaan mesti dihentikan. Serikat buruh harus mengubah dirinya dari hamba dunia usaha menjadi warga dunia usaha dan sanggup menopang perjuangan buruh dalam menjalankan hak mogok.
f. Agama dan Sosial Kebijakan sosial merupakan persyaratan penting agar setiap warga negara dapat mengembangkan diri secara bebas dan bermartabat. Sistem jaminan sosial mesti diciptakan, agar setiap warga negara beroleh pelayanan perumahan, kesehatan, pendidikan, dan sarana dasar lainnya. Daya cipta manusia dalam kehidupan budaya yang beragam harus dapat berkembang. Kebijakan negara seharusnya mendorong dan memberi semangat kepada seluruh warga untuk mengembangkan sumber-sumber artistik dan intelektual. Partai
Amanat
Nasional
menghormati
kehidupan
beragama,
mengembangkan semangat toleransi sesama manusia yang berbeda keyakinannya. Latar belakang masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, bukan hanya dari segi agama, tetapi juga suku, ras, membutuhkan toleransi yang tulus agar kehidupan yang bermartabat bisa berlangsung. PAN menentang segala diskriminasi yang didasarkan atas agama, suku, ras, bahasa, dan latar sosial lainnya. PAN memperjuangkan wacana agama dan budaya yang mempunyai wibawa keilmuan dalam wacana ilmu-ilmu sosial sehingga dapat berfungsi efektif dalam pemecahan masalah pribadi dan sosial kemasyarakatan yang pada commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gilirannya dapat mencegah agar agama tidak gampang dijadikan komoditas politik.
g. Pendidikan Sistem pendidikan nasional harus bisa merangsang tumbuhnya akhlak yang baik, dan merangsang kemandirian intekektual dan akademis serta kreatifitas. PAN juga mendorong kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara bebas dan hasilnya terbuka untuk umum. Partai ini mencegah disalahgunakannya hasil penelitian untuk merusak umat manusia. Perkembangan arus informasi global yang semakin pesat perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendukung pendidikan nasional. Terutama dengan cara memperluas dan meningkatkan penyebarannya di daerah-daerah agar dapat
meningkatkan
pengetahuan
yang
berfungsi
untuk
mendinamisir
pertumbuhan ekonomi, wacana agama dan kebudayaan serta pengembangan SDM di daerah-daerah. Wajib belajar diterapkan untuk semua anak usia sekolah. PAN memberikan perhatian khusus pada usaha pemupukan generasi muda yang berkualitas agar dapat mengemban tanggung jawab masa depan bangsa. Alokasi dana pendidikan senantiasa ditingkatkan agar para siswa dapat dibebaskan dari biaya sekolah dan segala pungutan yang memberatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
h. Perempuan Persamaan hak perempuan mesti diwujudkan secara hukum, sosial, ekonomi, dan politik. Kesempatan yang sama harus diberikan kepada perempuan untuk berkecimpung di segala lapangan kehidupan. PAN meyakini perlunya keadilan jender. Karena itu PAN memperjuangkan peningkatan keterwakilan perempuan disegala lapangan kehidupan.
i. Lingkungan Hidup PAN memperjuangkan dilindunginya sumber kelestarian alam dan lingkungan hidup. Partai ini berkeyakinan bahwa lingkungan hidup adalah amanah dari Yang Maha Pencipta dan harus dilindungi dan diselamatkan dari keserakahan manusia.
j. Pergaulan Dunia Tidak satu pun bangsa di dunia ini yang bisa hidup mengisolasi diri. PAN menghendaki suatu pergaulan dunia yang didasari atas prinsip kesetaraan. Partai ini mendukung setiap usaha kerja sama internasional yang membawa keuntungan bersama. Perdagangan bebas perlu dikembangkan, sejauh hal itu tidak hanya menguntungkan negara-negara maju yang kapitalistik dan berkecenderungan perilaku neo imperialistik, tetapi juga menguntungkan masyarakat lemah terutama di negeri-negeri selatan. PAN menghormati hak semua bangsa untuk menentukan nasib sendiri sebagai bagian dari manifestasi hak asasi manusia (Hasil Kongres I PAN, Yogyakarta 10-13 Februari 2000). commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.4 Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri Partai Amanat Nasional (PAN) dideklarasikan pada hari Minggu, 23 Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta, kemudian sebagai tindak lanjut dari pendeklarasian PAN secara nasional tersebut, maka pada tanggal 20 September 1998 di GOR Manahan Solo dideklarasikan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Jawa Tengah (DPW PAN Jawa Tengah) beserta Dewan Pimpinan Daerah se-eks Karesidenan Surakarta (DPD se-eks Karesidenan Surakarta) yang di dalamnya termasuk Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri), yang dihadiri oleh sekitar 15.000 pendukung fanatik PAN (Solopos, 21 September 1998). Pendeklarasian
DPD
PAN
Wonogiri
merupakan
tanggapan
dari
momentum reformasi Mei 1998. Salah satu agenda reformasi yaitu pemilihan umum yang dipercepat menimbulkan antusiasme masyarakat untuk terjun ke dalam kancah politik. DPD PAN Wonogiri siap memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan, dan keadilan sosial masyarakat Kota Gaplek. Guna mewujudkan cita-citanya, PAN berupaya membangun masyarakat yang berlandaskan moral agama, prinsip-prinsip demokrasi, peri kemanusiaan, dan membangun masyarakat madani yang bebas dari rasa takut dan bebas dari penindasan dan kekerasan. PAN Wonogiri didirikan oleh
para aktivis
Muhammadiyah, tokoh masyarakat dan segenap warga masyarakat Wonogiri yang berasal dari berbagai latar belakang. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Para pendiri DPD PAN Wonogiri antara lain Hadi Narwoto BA, Subandi PR, S.pd, Rofii Sumaryoto, Sardi, Gimo Broto Utoro. Sebagian besar pendiri PAN Wonogiri adalah para tokoh Muhammadiyah Wonogiri. Para Pengurus Harian DPD PAN Wonogiri yang saat ini bertugas, disahkan
dengan
Surat
Keputusan
(SK)
Nomor
:
PAN/11/A/Kpts/K-
S/145/III/2006. Adapun susunan Pengurus Harian berdasarkan SK tersebut yaitu sebagai berikut:
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kabupaten Wonogiri Periode 2005-2010
Dewan Pimpinan Daerah Ketua
: Subandi, PR, S.Pd;
Wakil Ketua
: Ari Susanto;
Wakil Ketua
: Sentot Purnomo, A.Md;
Wakil Ketua
: Mulyatmo, SE;
Wakil Ketua
: Hasan Effendi, A.Md;
Wakil Ketua
: Asfari, S.Ag;
Wakil Ketua
: Rofi’I Sumaryoto;
Wakil Ketua
: Erna Kurniawati;
Wakil Ketua
: Sigit Rahmadi, S.Ag; commit to user : Ir. Sugianto;
Wakil Ketua
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Ketua
: Gentur Kurniawan, SH;
Wakil Ketua
: Agus Subagyo;
Wakil Ketua
: Imron Rosyidi, S.Ag.
Sekretaris
: Sunarmin;
Wakil Sekretaris
: Ambar Endro Saputro;
Wakil Sekretaris
: Sri Prasetyo;
Wakil Sekretaris
: Eko Purnomo, S.Sos;
Wakil Sekretaris
: A. Fadilah Salam, SE;
Wakil Sekretaris
: Wahid Nor Hidayah, BA;
Wakil Sekretaris
: Ir. Moh. Aris Munandar;
Wakil Sekretaris
: Sunarwitri;
Wakil Sekretaris
: Banu Iskandar;
Wakil Sekretaris
: Hadi Sutikno
Wakil Sekretaris
: Eko S;
Wakil Sekretaris
: Rahmadi;
Wakil Sekretaris
: Iskandar, A.Md.
Bendahara
: Sardi;
Wakil Bendahara
: Abdul Karim, SH;
Wakil Bendahara
: Drs. H. Suseno;
Wakil Bendahara
: H. Wardoyo;
Wakil Bendahara
: Hj. Rodhiyatun; commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Bendahara
: Etiek Rahmawati;
Wakil Bendahara
: Muh. Sudarso, S.Pd.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri berkantor di Jln. Diponegoro No. 90 Pokoh Rt. 03/IV Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah 57615 Telp. 0273-325666.
2.5. Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Para Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta) yang saat ini bertugas, disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Nomor : PAN/11/A/Kpts/K-S/098/XII/2009. Adapun susunan Pengurus Harian berdasarkan SK tersebut yaitu sebagai berikut:
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kabupaten Kota Surakarta Periode 2005-2010
Dewan Pimpinan Daerah Ketua
: H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag;
Wakil Ketua
: Bekti Suharto, SH, M.Hum;
Wakil Ketua
: M. Hatta Panwar;
Wakil Ketua
: Mochammad Muslich, ST;
Wakil Ketua
: Zainal Arifin; commit to user : Triyono;
Wakil Ketua
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Ketua
: Herbudi Nooriyadi;
Wakil Ketua
: Dra. Hj. Siti Nur Zulaikha;
Wakil Ketua
: Agus Setiawan, SH;
Wakil Ketua
: Liliek Djaliyah MAS, SH, MH;
Wakil Ketua
: Abdul Alim;
Wakil Ketua
: Laila Istiana Diana Savitri, SE.
Sekretaris
: Muh. Syaiful Syahri, S.Ag;
Wakil Sekretaris
: Fajar Nugroho, S.Pd;
Wakil Sekretaris
: Drs. Henry Budiono;
Wakil Sekretaris
: Syaiful Kayat, SE;
Wakil Sekretaris
: Wimbo Triatmo, S.Pd;
Wakil Sekretaris
: H.M Sahil Al Hasni, SH;
Wakil Sekretaris
: M. Kurniawan Budi W, S.Ag, SH, MH;
Wakil Sekretaris
: dr. Andri Putranto;
Wakil Sekretaris
: Retno Wahyuni, BA;
Wakil Sekretaris
: Sumanto, S.Sos;
Wakil Sekretaris
: Eko Wahyudi, SH;
Wakil Sekretaris
: Epi Rizandi;
Wakil Sekretaris
: Ana Mawar Satyawati, S.Ag.
Bendahara
: Drs. Muhammad Asmaun;
Wakil Bendahara
: H. Fauzan Adzima, SE, MM, AK; commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Bendahara
: Eko Prasetyo, SE;
Wakil Bendahara
: Zuhdi Effendi;
Wakil Bendahara
: Muhammad Irsyam;
Wakil Bendahara
: Ismadi Fuad Al Fahmi, S.Ag;
Wakil Bendahara
: Muhammad Hidayat, AKt;
Wakil Bendahara
: Arme Mahdi, S.Pd;
Wakil Bendahara
: Hj. Siswindarti, SE.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta berkantor di Jln. Brigjen Slamet Riyadi No. 499 Surakarta, Jawa Tengah Telp. (0271) 711209.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III PAPARAN DATA KUESIONER, WAWANCARA DAN OBSERVASI
3.1 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Independen Iklim Komunikasi Oganisasi Dalam sub bab 3.1 ini akan diuraikan data variabel independen Iklim Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah disajikan pengertian iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. Untuk mengetahui hal itu, digunakan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Supportiveness, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer A.1 dan A.2; 2. Partisipasi membuat keputusan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer A.3 dan A.4; 3. Kepercayaan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer A.5 dan A.6; 4. Keterbukaan dan keterusterangan, yang diperoleh melalui user jawaban pertanyaancommit nomertoA.7 dan A.8.
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masing-masing indikator terdiri dari dua pertanyaan. Jawaban dari tiap responden nantinya dikategorikan menjadi tiga kategori dengan ketentuan penilaian sebagai berikut: a. Jawaban Setuju memperoleh nilai 3; b. Jawaban Cukup Setuju memperoleh nilai 2; c. Jawaban Tidak Setuju memperoleh nilai 1. Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan nomer A.1 sampai dengan nomer A.8.
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri 3.1.1.1 Supportiveness Supportiveness yang dibahas disini adalah penting tidaknya informasi yang diterima dari bawahan bagi pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan
Tabel II Tanggapan responden terhadap informasi dari bawahan kepada atasan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
8
80%
2.
Cukup setuju
2
20%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel II di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan. Informasi dari bawahan dapat digunakan sebagai referensi strategis dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan di dalam suatu organisasi. Oleh karena itu sebaiknya atasan memberikan porsi perhatian yang cukup atas informasi dari bawahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan antara lain dikarenakan informasi itu perlu, sebagai bahan kajian, sebagai referensi untuk mengambil suatu kebijakan; dan sekecil apapun informasi itu, itu merupakan suatu bank data untuk strategi dan langkah-langkah yang akan diambil DPD untuk mengambil suatu kebijakan. Dan terungkap pula alasan 20% responden yang lain menyatakan cukup setuju karena kadang Ketua DPD PAN Wonogiri nampak kurang merespon informasi dari bawahan tersebut. Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri selalu berusaha memandang penting informasi yang diterima dari bawahannya dan kalaupun beberapa informasi tidak terlalu dipandang penting, itu hanya karena masalah skala prioritas saja dan walau kadang Ketua DPD PAN Wonogiri nampak kurang merespon informasi dari bawahan tersebut hal itu dikarenakan ketua memiliki skala prioritas dan memang tidak semua informasi harus ditanggapi secara serius.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota
Tabel III Tanggapan responden terhadap pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
7
70%
2.
Cukup setuju
3
30%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.2 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel III di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan. Saran atau laporan dari anggota atau bawahan memiliki posisi strategis pada proses perumusan dan penetapan kebijakan di dalam organisasi. Oleh karena itu
sebaiknya
pimpinan
senantiasa
berusaha
mendengarkan
secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota atau bawahan tersebut agar kebijaksanaan dapat dirumuskan dan dibuat secara maksimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota antara lain dikarenakan informasi-informasi dari bawah secara vertikal, dan informasi dari pusat menjadi sangat penting untuk membahas suatu program, membuat suatu kebijakan sehingga apa yang diputuskan benar-benar mengakomodir seluruh elemen yang ada di internal partai. Dan 30% responden yang lain menyatakan cukup setuju didasari bahwa tidak semua saran atau laporan masalah yang diajukan anggota tersebut ditindaklanjuti oleh Ketua DPD PAN Wonogiri. Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena ketua selalu berusaha mencerna dan menindaklanjuti saran atau laporan masalah tersebut sesuai skala prioritasnya. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat supportiveness yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.1 dan nomer A.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut
ini
adalah
hasil
penggolongan
data
indikator
tingkat
supportiveness yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel IV Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
8
80%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel IV tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 80% responden memiliki tingkat supportiveness yang tinggi; 20% responden memiliki tingkat commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
supportiveness yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat supportiveness yang rendah. Tingkat supportiveness yang tinggi dari atasan kepada bawahan dapat menumbuhkan perasaan dihargai dan dianggap penting di dalam diri bawahan atau anggota. Maka menjadi sangat penting untuk menjaga agar tingkat supportiveness dalam level yang baik didalam organisasi untuk menunjang perkembangan dan keberlangsungan suatu organisasi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat merasakan bahwa informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh
pimpinan
dan
merasakan
bahwa
pimpinan
mendengarkan
secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa tingkat supportiveness yang tinggi yang dirasakan oleh mayoritas anggota DPD PAN Wonogiri yaitu 80% responden dikarenakan Ketua DPD PAN Wonogiri secara garis besar telah memberikan respon-respon positif dan menindaklanjuti informasi dari bawahannya. Sedangkan 20% responden yang lain yang merasakan tingkat supportiveness yang sedang kemungkinan karena merasa usul-usul darinya kurang direspon oleh ketua. Dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang sepantasnya tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri tinggi karena memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri selalu berusaha memandang penting informasi yang diterima dari commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bawahannya dan kalaupun beberapa informasi tidak terlalu dipandang penting, itu hanya karena masalah skala prioritas saja dan karena memang benar Ketua DPD PAN Wonogiri mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena ketua selalu berusaha mencerna dan menindaklanjuti saran atau laporan masalah tersebut sesuai skala prioritasnya.
3.1.1.2 Partisipasi membuat keputusan Partisipasi membuat keputusan yang dibahas disini adalah mengenai keadaan dimana semua bagian dalam tingkatan organisasi diajak berkomunikasi, berkonsultasi, dan terlibat dalam pengambilan keputusan bersama mengenai semua kepentingan yang berhubungan dengan keorganisasian. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi
Tabel V Tanggapan responden terhadap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
7
70%
2.
Cukup setuju
2
20%
3.
Tidak setuju
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel V di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi. Partai Amanat Nasional adalah organiasi yang bersifat kolektif kolegial, sehingga sudah seharusnya para anggotanya diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi yang sesuai dengan porsi wewenangnya masing-masing. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 20% lainnya menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi antara lain dikarenakan keputusan di DPD PAN Wonogiri adalah keputusan kolektif jadi keputusan itu bukan keputusan seorang pimpinan. Karena DPD PAN Wonogiri adalah suatu organisasi kolektif sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu forum dimana didalamnya, masing-masing anggota mempunyai hak bicara. Dan 10% lainnya menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas dikarenakan ia kurang mendapatkan kesempatan yang cukup untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan di DPD PAN Wonogiri. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang benar anggota di DPD PAN Wonogiri diberi banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam forum formal maupun non formal.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya
Tabel VI Tanggapan responden terhadap anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
6
60%
2.
Cukup setuju
3
30%
3.
Tidak setuju
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.4 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel VI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden). Untuk meningkatkan kinerja, anggota atau bawahan dapat mengambil beberapa cara, salah satunya yaitu dengan senantiasa berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 30% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden) antara lain dikarenakan di DPD PAN Wonogiri memang sudah seharusnya suatu kebijakan itu harus dikomunikasi atau dikonsultasikan kepada pimpinan. Dan sebagian kecil lainnya yaitu 10% menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas memang karena berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya karena yang bersangkutan kurang memiliki waktu untuk itu. Dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang benar sebagian besar anggota DPD PAN Wonogiri berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya dengan sesama anggota baik melalui forum formal maupun non formal dan hal itu penting agar tugas mereka dapat dijalankan dengan baik. Dan karena beberapa anggota DPD PAN Wonogiri adalah orang yang sangat sibuk sehingga dapat dimaklumi jika tidak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat partisipasi membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.3 dan nomer A.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya:
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat partisipasi membuat keputusan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel VII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
8
80%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel VII tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 80% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
73 digilib.uns.ac.id
tinggi; 20% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang rendah. Pada hakikatnya, kebijakan atau keputusan di dalam organisasi akan dilaksanakan oleh semua pihak atau anggota yang terkait. Oleh karena itu maka atasan sudah seharusnya melibatkan para anggota yang terkait dalam proses pengambilan kebijakan atau keputusan. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat merasakan bahwa anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi dan anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa mayoritas responden yaitu 80% responden yang memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang tinggi dan 20% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang sedang dikarenakan pada dasarnya seluruh anggota memiliki hak dalam pembuatan keputusan di DPD PAN Wonogiri. Berdasarkan observasi, penulis menilai bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan memang tinggi, hal itu ditandai dengan adanya kesempatan yang cukup banyak untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan di DPD PAN Wonogiri dan para anggota juga sering berkomunikasi dan berkonsultasi commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengenai kebijakan organisasi baik secara formal maupun non formal dan memang benar dasarnya seluruh anggota DPD PAN Wonogiri memiliki hak dalam pembuatan keputusan di DPD PAN Wonogiri.
3.1.1.3 Kepercayaan Kepercayaan yang dibahas disini adalah ada tidaknya rasa percaya dalam organisasi yang meliputi kepercayaan pimpinan pada bawahan atau semua anggota dan juga sebaliknya. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut: 3.1.1.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas
Tabel VIII Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
6
60%
2.
Cukup setuju
4
40%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 untuk DPD PAN Wonogiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
Tabel VIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas. Pelimpahan tugas atau wewenang oleh atasan kepada bawahan sudah seharusnya disertai dengan kepercayaan. Hal itu ditujukan agar pelaksanaan tugas atau wewenang tersebut dapat berjalan secara maksinal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden dan 40% yang lain menyatakan cukup setuju di DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas, antara lain dikarenakan responden merasa selama ini ketika diberi kepercayaan oleh pimpinan, responden amanah. Pimpinan juga selalu memberikan saran pada anggota dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan wajar jika pimpinan memberikan saran karena memang jika amanah tidak disertai saran ditakutkan akan terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dan perbedaan penilaian antara setuju dan cukup setuju hanyalah soal perasaan saja. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa benar Ketua DPD PAN Wonogiri mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas walaupun memang ketua masih memberikan pengawasan terhadap kepercayaan yang ia berikan tersebut. commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian
Tabel IX Tanggapan responden terhadap anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
5
50%
2.
Cukup setuju
5
50%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.6 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel IX di atas memperlihatkan bahwa responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responeden) memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian. Rasa saling percaya di dalam suatu organisasi dapat menciptakan iklim yang lebih kondusif di dalam organisasi tersebut. Maka oleh karena itu rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota di dalam organisasi harus terus dipupuk. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responeden) memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, antara lain dikarenakan responden merasa bahwa pengurus telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan kinerja. Berdasarkan hasil observasi penulis, memang benar para anggota DPD PAN Wonogiri memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian walaupun aspek pengawasan tetap diperhatikan dan dijaga. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepercayaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.5 dan nomer A.6, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel X Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
6
60%
2.
Sedang
4
40%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel X tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 60% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi; 40% responden memiliki tingkat kepercayaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat kepercayaan yang rendah. commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota yang semakin tinggi di dalam suatu organisasi dapat menciptakan iklim yang makin kondusif pula di dalam suatu organisasi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat merasakan bahwa atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi karena responden menilai bahwa ketua adalah pribadi yang amanah dan pengurus telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan kinerja. Dan 40% lainnya memiliki tingkat kepercayaan yang sedang karena merasa beberapa anggota belum bisa benar-benar diberi kepercayaan penuh atas jabatanya karena kapasitas yang kurang. Penulis menilai bahwa tingkat kepercayaan di
DPD PAN Wonogiri
memang tinggi ditandai jarangnya timbul rasa curiga dan tidak percaya di DPD PAN Wonogiri. Dan memang benar beberapa anggota belum mendapatkan jabatan yang sesuai dengan kapasitasnya.
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.1.4 Keterbukaan dan keterusterangan Keterbukaan dan keterusterangan yang dibahas disini berkaitan dengan kesempatan anggota dalam menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, serta mengenai pimpinan yang selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
3.1.1.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia Tabel XI Tanggapan responden terhadap anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
4
40%
2.
Cukup setuju
6
60%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 untuk DPD PAN Wonogiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
Tabel XI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 60% responden menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Memang tidak semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, tentu saja kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran mereka di dalam organisai. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi
yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, antara lain dikarenakan saat pertemuan tidak semua pengurus bisa datang sehingga penyebaran informasi hanya di orang-orang tertentu saja. Dan 40% responden lainnya menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia dikarenakan arus informasi di DPD PAN Wonogiri bersifat sangat terbuka. Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia karena arus informasi di DPD PAN Wonogiri memang bersifat cukup terbuka.
3.1.1.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Tabel XII Tanggapan responden terhadap pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
5
50%
2.
Cukup setuju
5
50%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Keterbukaan pimpinan untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi dan semua itu dapat lebih menyehatkan organisasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan setuju dan 50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan
selalu
mengkomunikasikan
informasi
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia antara lain dikarenakan memang ketua melakukan tranfer informasi melalui forum-forum, melalui rapat-rapat, melalui kegiatan resmi maupun tidak resmi. Berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menilai bahwa Ketua DPD PAN Wonogiri memang sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia melalui berbagai forum baik formal maupun non formal.
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.7 dan nomer A.8, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
5
50%
2.
Sedang
5
50%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel XIII tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 50% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi; 50% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang rendah. Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi didalam organisasi dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi tersebut. Semua itu pada akhirnya dapat memberikan manfaat positif bagi organisasi tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat merasakan bahwa anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas,commit baik to individu, user antar anggota, antar bagian,
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia dan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan 50% responden di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi dikarenakan pimpinan berusaha selalu mengkomunikasikan informasi tentang kepada DPD PAN Wonogiri seluruh anggota. Dan 50% responden yang lainnya di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang sedang karena merasa bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri masih perlu ditingkatkan lagi. Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri dapat dinilai tinggi karena para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugasnya, karena arus informasi di DPD PAN Wonogiri memang bersifat cukup terbuka namun memang masih dapat ditingkatkan lagi.
3.1.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertanyaan dari kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 di DPD PAN Wonogiri diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri. Dari 8 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 24, skor terendah 8, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
24 – 8 3
= 16 3 = 5,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XIV Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
8
80%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 80% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Wonogiri. Iklim komunikasi yang baik dan kondusif di dalam suatu organisasi dapat mendukung kinerja mereka dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 80% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi dikarenakan iklim komunikasi di DPD PAN Wonogiri senantiasa berusaha dijaga oleh para anggota DPD PAN Wonogiri. Dan 20% responden di DPD PAN Wonogiri lainnya merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang sedang di DPD PAN Wonogiri dikarenakancommit iklim komunikasi di DPD PAN Wonogiri masih to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal koordinasi dan kerbukaan dalam berpolitik. Dari hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi sudah cukup baik hal ini ditandai dengan sedikitnya masalah yang timbul dalam hal koordinasi, tingginya tingkat kepercayaan, dan baik antara Ketua maupun para anggota DPD PAN Wonogiri cukup aktif dalam berkomunikasi baik formal maupun non formal.
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta 3.1.3.1 Supportiveness Supportiveness yang dibahas disini adalah penting tidaknya informasi yang diterima dari bawahan bagi pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan
Tabel XV Tanggapan responden terhadap informasi dari bawahan kepada atasan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
Persentase
1.
Setuju
10
100%
2.
Cukup setuju
0
0%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 100% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan. Informasi dari anggota di DPD PAN dapat digunakan sebagai referensi untuk menangkap keinginan rakyat. Oleh karena itu sebaiknya atasan memberikan porsi perhatian yang cukup atas informasi dari bawahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan commitinformasi to user yang diterima dari bawahan
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipandang cukup penting oleh pimpinan, yaitu antara lain karena suatu partai kalau ingin besar maka harus mendengar apa yang diharapkan dan menjadi keinginan masyarakat. Dan yang paling dekat dengan masyarakat yaitu pengurus yang ada dipaling bawah, mereka adalah ujung tombak partai yang dekat dengan masyarakat, yang langsung berkomunikasi dengan masyarakat, dan mengetahui apa yang menjadi keinginan masyarakat sehingga informasi dari mereka menjadi penting agar pengurus partai tidak salah langkah dalam membesarkan partai. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, penulis menilai memang benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta memandang cukup penting informasi yang diterima dari bawahan walaupun tidak semua informasi itu mendapatkan perhatian yang sama.
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota
Tabel XVI Tanggapan responden terhadap pimpinan mendengarkan saran yang diajukan anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
9
90%
2.
Cukup setuju
1
10%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XVI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 90% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. Saran atau laporan dari anggota atau bawahan memiliki posisi strategis sebagai bahan dalam perumusan dan penetapan kebijakan di dalam organisasi. Oleh karena itu sebaiknya pimpinan senantiasa berusaha mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota atau bawahan tersebut agar kebijaksanaan dapat dirumuskan dan dibuat secara maksimal. commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju pada
pernyataan
yang
menyebutkan
pimpinan
mendengarkan
secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota, antara lain yaitu karena kewajiban pimpinan itu sebisa mungkin mendengarkan aspirasi dari anggota sehingga bisa dijadikan produk ketetapan rapat atau sebagai masukan untuk produk ketetapan tersebut. Dan 10% sisanya menyatakan cukup setuju dengan pernyataan diatas dikarenakan mungkin merasa saran atau laporan masalah yang ia sampaikan kurang mendapat perhatian dari ketua. Dari hasil observasi penulis, memang benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena banyak saran dari anggota yang akhirnya di tindaklanjuti oleh ketua baik secara pribadi maupun forum-forum di DPD PAN Kota Surakarta. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat supportiveness yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.1 dan nomer A.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya:
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut
ini
adalah
hasil
penggolongan
data
indikator
tingkat
supportiveness yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XVII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
Persentase
1.
Tinggi
10
100%
2.
Sedang
0
0%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian di Tabel XVII tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 100% responden memiliki tingkat supportiveness yang tinggi; 0% responden commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki tingkat supportiveness yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat supportiveness yang rendah. Tingkat supportiveness yang tinggi dari atasan kepada bawahan dapat menumbuhkan perasaan dihargai dan dianggap penting di dalam diri bawahan atau anggota. Maka menjadi sangat penting untuk menjaga agar tingkat supportiveness dalam level yang baik didalam organisasi untuk menunjang perkembangan dan keberlangsungan suatu organisasi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan bahwa informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh
pimpinan
dan
merasakan
bahwa
pimpinan
mendengarkan
secara
berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 100% responden memiliki tingkat supportiveness yang tinggi dikarenakan ketua telah menghargai informasi dari bawahan dan kewajiban pimpinan untuk sebisa mungkin mendengarkan aspirasi dari anggota sehingga bisa dijadikan produk ketetapan rapat atau sebagai masukan untuk produk ketetapan telah dijalankan dengan baik. Setelah
mengadakan
observasi,
penulis
menilai
bahwa
tingkat
supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta telah sangat baik karena memang benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta memandang cukup penting informasi yang commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diterima dari bawahan walaupun tidak semua informasi itu mendapatkan perhatian yang sama dan karena memang benar Ketua DPD PAN Kota Surakarta mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota karena banyak saran dari anggota yang akhirnya ditindaklanjuti oleh ketua baik secara pribadi maupun forum-forum di DPD PAN Kota Surakarta.
3.1.3.2 Partisipasi membuat keputusan Partisipasi membuat keputusan yang dibahas disini adalah mengenai keadaan dimana semua bagian dalam tingkatan organisasi diajak berkomunikasi, berkonsultasi, dan terlibat dalam pengambilan keputusan bersama mengenai semua kepentingan yang berhubungan dengan keorganisasian. Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi
Tabel XVIII Tanggapan responden terhadap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
8
80%
2.
Cukup setuju
2
20%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XVIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi. Untuk meningkatkan iklim yang demokratis dalam organisasi maka setiap anggota perlu diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat yang seluasluasnya sesuai peran dan wewenangnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN commit Kota Surakarta to user terungkap bahwa mayoritas
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi dikarenakan banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya di DPD PAN Kota Surakarta dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi tersebut berupa kesempatan untuk berpendapat, kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, usulan, pertanyaan, klarifikasi tentang kepartaian baik dalam rapat formal maupun pertemuan non formal. Dan 20% responden lainnya menyatakan cukup setuju dengan pernyataan diatas dikarenakan mereka merasa seharusnya bisa lebih banyak lagi mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang benar anggota diberi berbagai kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam forum formal maupun non formal.
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya
Tabel XIX Tanggapan responden terhadap anggota berkomunikasi mengenai kebijakan organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
7
70%
2.
Cukup setuju
2
20%
3.
Tidak setuju
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XIX di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden). Selain untuk meningkatkan kinerja, anggota atau bawahan yang senantiasa berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka masing-masing juga dapat berguna sebagai ajang evaluasi suatu kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan setuju dan 20% responden menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan anda (responden), antara lain yaitu karena di partai itu, komunikasi dengan pimpinan dan anggota itu penting dalam rangka pemantapan. Dan bila biasanya anggota berkomunikasi lalu tiba-tiba anggota tidak berkomunikasi maka ada kemungkinan telah terjadi suatu masalah, atau perasaan tidak enak, atau kemungkinan-kemungkinan yang lain. Dan 10% lainnya menyatakan tidak setuju pada pernyataan tersebut diatas dikarenakan kendala kesibukan pribadi. Berdasarkan dari hasil observasi penulis, penulis menilai memang benar sebagian besar anggota
DPD PAN Kota Surakarta berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya dengan sesama anggota baik melalui forum formal maupun non formal dan hal itu penting agar tugas mereka dapat dijalankan dengan baik walau kadang kesibukan pribadi menghalangi mereka untuk itu. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat partisipasi membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.3 dan nomer A.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat partisipasi membuat keputusan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XX Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat partisipasi membuat keputusan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
9
90%
2.
Sedang
1
10%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian di Tabel XX tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 90% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang tinggi; 10% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
102 digilib.uns.ac.id
sedang; dan 0% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang rendah. Pada hakikatnya, kebijakan atau keputusan di dalam organisasi akan dilaksanakan oleh semua pihak atau anggota yang terkait. Oleh karena itu maka atasan sudah seharusnya melibatkan para anggota yang terkait dalam proses pengambilan kebijakan atau keputusan Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan bahwa anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi dan anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 90% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang tinggi dikarenakan banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya di DPD PAN Kota Surakarta dan responden berpendapat bahwa di partai itu, komunikasi dengan pimpinan dan anggota itu penting dalam rangka pemantapan. Dan 10% responden memiliki tingkat partisipasi membuat keputusan yang sedang karena merasa partisipasinya dalam pembuatan keputusan di DPD PAN Kota Surakarta belum maksimal. Berdasarkan observasi, penulis menilai bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta memang tinggi dikarenakan memang commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
benar anggota diberi berbagai kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi baik secara lisan maupun tertulis dalam forum formal maupun non formal
3.1.3.3 Kepercayaan Kepercayaan yang dibahas disini adalah ada tidaknya rasa percaya dalam organisasi yang meliputi kepercayaan pimpinan pada bawahan atau semua anggota dan juga sebaliknya. Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
3.1.3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas Tabel XXI Tanggapan responden terhadap atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
8
80%
2.
Cukup setuju
2
20%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 untuk DPD PAN Kota Surakarta commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XXI di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas. Pelimpahan tugas atau wewenang oleh atasan kepada bawahan sudah seharusnya disertai dengan kepercayaan. Hal itu ditujukan agar pelaksanaan program-program bersama dapat berjalan secara maksinal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas, yaitu antara lain karena atasan sebagai seorang pimpinan itu harus percaya kepada rekanan atau dibawahnya (anggota yang lain) untuk mendukung jalannya dan suksesnya program-program bersama. Dan alasan 20% responden yang menyatakan cukup setuju pada pernyataan tersebut diatas antara lain karena tidak semua pengurus memiliki kemampuan yang sesuai jabatannya. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa nuansa kepercayaan sangat kental terasa di DPD PAN Kota Surakarta walaupun sama dengan di DPD PAN Wonogiri, kepercayaan itu tetap didampingi pengawasan dari ketua. Dan memang tidak semua pengurus memiliki kemampuan yang sesuai jabatannya.
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian
Tabel XXII Tanggapan responden terhadap anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
6
60%
2.
Cukup setuju
4
40%
3.
Tidak setuju
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XXII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian. Rasa saling percaya di dalam suatu organisasi dapat menjaga keharmonisasian antara pimpinan dengan anggota maupun diantara sesama anggota di dalam organisasi tersebut. Maka oleh karena itu rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota di dalam organisasi harus terus dipupuk. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, yaitu antara lain karena harus ada sinkronisasi antara pimpinan, bawahan, atau yang setara untuk menjaga keharmonisasian antara pimpinan dan anggota. Dan alasan 40% responden yang menyatakan cukup setuju dengan pernyataan diatas mungkin berhubungan dengan kapasitas anggota yang kadang belum sesuai dengan jabatannya. Penulis menilai memang benar anggota DPD PAN Kota Surakarta memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota dalam taraf baik hal ini dikarena Ketua DPD PAN Kota Surakarta adalah orang yang amanah dan karena para anggota DPD PAN Kota Surakarta telah diusahakan ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan kapasitasnya. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepercayaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.5 dan nomer A.6, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
9
90%
2.
Sedang
1
10%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian di Tabel XXIII tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 90% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi; 10% responden memiliki commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat kepercayaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat kepercayaan yang rendah. Rasa saling percaya antara anggota dengan atasan maupun anggota dengan sesama anggota yang semakin tinggi di dalam suatu organisasi dapat menciptakan iklim yang makin kondusif pula di dalam suatu organisasi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan bahwa atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa mayoritas responden atau 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dikarenakan harus ada sinkronisasi antara pimpinan, bawahan, atau yang setara untuk menjaga keharmonisasian antara pimpinan dan anggota dan karena atasan sebagai seorang pimpinan itu harus percaya kepada rekanan atau dibawahnya (anggota yang lain) untuk mendukung jalannya dan suksesnya program-program bersama. Dan 10% responden memiliki tingkat kepercayaan yang sedang mungkin berhubungan dengan kapasitas anggota yang kadang belum sesuai dengan jabatannya. Berdasarkan
observasi,
penulis
menilai
bahwa
memang
tingkat
kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta memang memuaskan ditandai dengan commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nuansa kepercayaan sangat kental terasa di DPD PAN Kota Surakarta walaupun sama dengan di DPD PAN Wonogiri, kepercayaan itu tetap didampingi pengawasan dari ketua dan jarang munculnya isu-isu ketidakpercayaan dikalangan anggota DPD PAN Kota Surakarta.
3.1.3.4. Keterbukaan dan keterusterangan Keterbukaan dan keterusterangan yang dibahas disini berkaitan dengan kesempatan anggota dalam menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, serta mengenai pimpinan yang selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Hasil dari responden dapat ditunjukkan sebagai berikut:
commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.4.1. Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Tabel XXIV Tanggapan responden terhadap anggota menerima informasi, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
8
80%
2.
Cukup setuju
1
10%
3.
Tidak setuju
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XXIV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Memang tidak semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengancommit publik,totentu usersaja kecuali untuk informasi yang
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bersifat rahasia. Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran mereka di dalam organisai. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD PAN Kota Surakarta yang tidak mau disebutkan namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju dan 10% menyatakan cukup setuju pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) dapat menerima informasi
yang dapat
memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, yaitu antara lain karena seringnya koordinasi antar pengurus setiap seminggu sekali diadakan rapat. Dan selain melalui rapat, juga dilakukan pencarian informasi antar pengurus melalui telepon. Dan untuk 10% responden yang lain yang menyatakan tidak setuju pada pernyataan tersebut diatas dikarenakan responden tersebut merasa beberapa anggota yang lain kadang menutup-nutupi beberapa informasi. Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia karena arus informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang bersifat sangat terbuka.
commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia
Tabel XXV Tanggapan responden terhadap pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Setuju
8
80%
2.
Cukup setuju
1
10%
3.
Tidak setuju
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.8 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XXV di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Keterbukaan pimpinan untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tugas kepada anggota, kecuali untuk informasi rahasia dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi dan semua itu dapat lebih menyehatkan organisasi tersebut. commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD PAN Kota Surakarta yang tidak mau disebutkan namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan setuju dan 10% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup
setuju
pada
pernyataan
yang
menyebutkan
pimpinan
selalu
mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, yaitu antara lain karena semua pengurus harus mengetahui permasalahan-permasalahan yang penting yang menyangkut kepartaian ataupun individu dari masing-masing pengurus yang ada kaitannya dengan partai (Partai Amanat Nasional) karena partai itu adalah kolektif kolegial. Dan pimpinan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia tersebut melalui rapat sebagai sarana yang resmi. Dan 10% responden lainnya menyatakan tidak setuju pada pernyataan diatas dikarenakan ia merasa ketua dalam beberapa kesempatan tidak memberitahukan beberapa informasi strategis kepada semua anggota secara proporsional. Berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menilai bahwa Ketua DPD PAN Kota Surakarta memang sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia melalui berbagai forum baik formal maupun non formal. commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.7 dan nomer A.8, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
9
90%
2.
Sedang
0
0%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari
pengkategorian
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 90% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi; 0% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang sedang; dan 10% responden memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang rendah. Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi didalam organisasi dapat memperlancar arus informasi di dalam organisasi tersebut. Semua itu pada akhirnya dapat memberikan manfaat positif bagi organisasi tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan bahwa anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas,commit baik to individu, user antar anggota, antar bagian,
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia dan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan dengan salah satu anggota DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi dikarenakan seringnya koordinasi antar pengurus setiap seminggu sekali diadakan rapat dan karena semua pengurus harus mengetahui
permasalahan-permasalahan
yang
penting
yang
menyangkut
kepartaian ataupun individu dari masing-masing pengurus yang ada kaitannya dengan partai (Partai Amanat Nasional) karena partai itu adalah kolektif kolegial. Sedangkan alasan 10% responden yang memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang rendah karena responden tersebut merasa beberapa anggota yang lain kadang menutup-nutupi beberapa informasi dan karena ia merasa ketua dalam beberapa kesempatan tidak memberitahukan beberapa informasi strategis kepada semua anggota secara proporsional. Setelah melakukan observasi, penulis menilai memang benar tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dinilai tinggi karena memang benar para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang bersifat rahasia karena arus informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang bersifat sangat terbuka dan karena Ketua DPD PAN Kota Surakarta memang sangat terbuka mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia melalui berbagai forum baik formal maupun non formal.
3.1.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban pertanyaan dari kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 di DPD PAN Kota Surakarta diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan
interval kelas dari skor jawaban variabel
independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 8 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 24, skor terendah 8, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi – nilai terendah Interval kelas = Jumlah Kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
24 – 8 3
= 16 3 commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= 5,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta.
Tabel XXVII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
Persentase
1.
Tinggi
10
100%
2.
Sedang
0
0%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk DPD PAN Kota Surakarta Berdasarkan pengolahan data di Tabel XXVII diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Kota Surakarta. commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Iklim komunikasi yang baik akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi yang baik harus senantiasa diperjuangkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa mayoritas responden atau 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi dikarenakan aspek-aspek iklim komunikasi organisasi yang baik diusahakan untuk dikembangkan dan dijaga oleh semua jajaran DPD PAN Kota Surakarta hingga sampai pada taraf seperti ini dan karena ketua senantiasa berusaha menciptakan hubungan komunikasi yang baik dengan para anggotanya. Dari hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi sudah cukup baik hal ini ditandai dengan sedikitnya masalah yang timbul dalam hal koordinasi, tingginya tingkat kepercayaan, dan baik antara Ketua maupun para anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat aktif dalam berkomunikasi baik formal maupun non formal.
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.1.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
3.1.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator supportiveness di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXVIII Tabel perbandingan tingkat supportiveness terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
8
80%
10
100%
2.
Sedang
2
20%
0
0%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel XXVIII dan Chart I di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat supportiveness yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.1 dan No. A.2 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat supportiveness di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat supportiveness di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan dan pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diajukan anggota, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXIX Tabel perbandingan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
8
80%
9
90%
2.
Sedang
2
20%
1
10%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
123 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel XXIX dan Chart II di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat partisipasi membuat keputusan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.3 dan No. A.4 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi membuat keputusan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi dan anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
relevan dengan kedudukannya, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepercayaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXX Tabel perbandingan tingkat kepercayaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
6
60%
9
90%
2.
Sedang
4
40%
1
10%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
125 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel XXX dan Chart III di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 60% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepercayaan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.5 dan No. A.6 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepercayaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepercayaan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas dan anggota commit to user memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota organisasi
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas keorganisasian, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.5.4 Perbandingan penilaian tingkat indikator keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXXI Tabel perbandingan tingkat keterbukaan dan keterusterangan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
5
50%
9
90%
2.
Sedang
5
50%
0
0%
3.
Rendah
0
0%
1
10%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel XXXI dan Chart IV di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri dan 90% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.7 dan No. A.8 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat keterbukaan dan keterusterangan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal anggota
dapat
menerima
informasi
yang
dapat
memudahkan
dalam
mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia dan pimpinan
selalu
mengkomunikasikan
informasi
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.1.6
Perbandingan
Pengkategorisasian
Variabel
Independen
Iklim
Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel XXXII Tabel perbandingan tingkat variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
8
80%
10
100%
2.
Sedang
2
20%
0
0%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 sampai dengan No. A.8 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel XXXII dan Chart V di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. A.1 sampai dengan No. A.8 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan disemua indikator dalam variabel iklim komunikasi organisasi, tingkatannya di di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri. commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Dalam sub bab 3.2 ini akan diuraikan data variabel dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah disajikan pengertian kepuasan komunikasi organisasi yaitu semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Untuk mengetahui hal itu, digunakan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Kepuasan
dengan
pekerjaan,
yang diperoleh
melalui
jawaban
pertanyaan nomer B.1 dan B.2; 2. Kepuasan dengan ketepatan informasi, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer B.3 dan B.4; 3. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer B.5 dan B.6; Masing-masing indikator terdiri dari dua pertanyaan. Jawaban dari tiap responden nantinya dikategorikan menjadi tiga kategori dengan ketentuan penilaian sebagai berikut: a. Jawaban Puas memperoleh nilai 3; b. Jawaban Cukup Puas memperoleh nilai 2; c. Jawaban Tidak Puas memperoleh nilai 1. commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan nomer B.1 sampai dengan nomer B.6.
3.2.1 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri 3.2.1.1 Kepuasan dengan pekerjaan Kepuasan dengan pekerjaan yang dibahas disini berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
3.2.1.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban
Tabel XXXIII Tanggapan responden terhadap kepuasan dengan jabatan yang diemban Nomer
Penilaian atau Kategori
F
1.
Puas
4
40%
2.
Cukup Puas
5
50%
3.
Tidak Puas
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 untuk DPD PAN Wonogiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
132 digilib.uns.ac.id
Tabel XXXIII tentang kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan cukup puas terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri. Kepuasan dengan jabatan berhubungan erat dengan apa yang dicitacitakan seseorang terhadap suatu jabatan dan keuntungan yang didapat dari jabatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 40% menyatakan puas dengan jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri, antara lain karena ditempatkan di posisi yang sesuai dengan kapasitasnya; saat masuk tidak mempunyai cita-cita untuk meraih posisi Ketua, Sekretaris, maupun Bendahara yang sering diperebutkan; dan bisa mengaktualisasikan keilmuannya. Dan 10% menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan merasa ia ditempatkan pada posisi yang kurang sesuai dengan kapasitasnya. Menurut observasi yang dilakukan penulis, penulis menilai tingkat kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri cukup baik. Hal itu ditandai dengan jarang timbulnya protes dari anggota commit to user
DPD PAN
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban. Dan memang benar bahwa tidak semua anggota telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kapasitasnya
3.2.1.1.2 Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban
Tabel XXXIV Tanggapan responden terhadap kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban Nomer
Penilaian atau Kategori
F
1.
Puas
3
30%
2.
Cukup Puas
5
50%
3.
Tidak Puas
2
20%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.2 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel XXXIV tentang kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan cukup puas terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap keuntungan yang anda (responden) dapat dari jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
134 digilib.uns.ac.id
Kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga dapat menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu
jabatan yang
diemban. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri, Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN Wonogiri, dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 30% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan puas terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap keuntungan yang anda dapat dari jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri, antara lain karena walaupun keuntungan secara material hampir tidak ada namun bisa mendapatkan keuntungan secara keilmuan. Terungkap juga alasan kenapa responden menyatakan cukup puas puas terhadap jenis jabatan yang diemban, antara lain karena atas dasar kesadaran bahwa kerja di partai itu adalah kerja ikhlas bukan karena dapat imbalan apa-apa tapi karena perjuangan jadi walaupun tidak mendapatkan honor, tetap saja merasa ikhlas. Kemudian keuntungan selain keuntungan mateial yang didapatkan responden antara lain yaitu dapat menegakkan kebenaran yang bernilai pahala dan kepuasan batin. Dan 20% responden menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas karena jabatan di DPD PAN Wonogiri tidak mampu memberikan jaminan karir yang baik. commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri tidak akan memuaskan bila hanya dihitung dengan keuntungan materi saja karena dalam partai politik, keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban lebih berupa keuntungan moril antara lain kepuasan dan ilmu. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.1 dan nomer B.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XXXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
3
30%
2.
Sedang
6
60%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel XXXV tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong sedang. Dimana 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi; 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang sedang; dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang rendah. Ketidakpuasan terhadap suatu jabatan yang diemban dapat diungkapkan melalui beragam cara antara lain pengunduran diri, protes, mengeluh, dan masih banyak lagi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri cukup merasakan kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri. commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang sedang dan 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi dikarenakan walaupun keuntungan atas pekerjaan berupa materi sangat minim, namun ada keuntungan yang lain yaitu kepuasan dan keuntungan secara keilmuan. Sedangkan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang rendah dikarenakan ia merasa jabatan di DPD PAN Wonogiri tidak mampu memberikan jaminan karir yang baik dan dikarenakan ia merasa ditempatkan pada posisi yang kurang sesuai dengan kapasitasnya. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong cukup memuaskan, hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban walau memang benar bahwa tidak semua anggota telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kapasitasnya
3.2.1.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi Kepuasan dengan ketepatan informasi yang dibahas disini adalah mengenai tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi. commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
3.2.1.2.1 Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan
Tabel XXXVI Tanggapan responden terhadap kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
5
50%
2.
Cukup Puas
3
30%
3.
Tidak Puas
2
20%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel XXXVI di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang anda (responden) rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri secara keseluruhan. Kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi yang dirasakan oleh para anggotacommit harus to mendapatkan perhatian utama oleh para user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pihak terkait. Hal itu dikarenakan ketidakpuasan atau kepuasan para anggota terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi dapat sangat mempengaruhi jalannya pelaksanaan tugas dalam organisasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan puas dan 30% responden menyatakan cukup puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang anda (responden) rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri secara keseluruhan antara lain dikarenakan memang setiap ada informasi, langsung dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang mengendap (berhenti). Sedangkan 20% responden menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan masih cukup banyak informasi yang dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi di DPD PAN Wonogiri seharusnya berada pada tingkat memuaskan karena para pengurus DPD PAN Wonogiri cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi.
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.1.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi
Tabel XXXVII Tanggapan responden terhadap kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
5
50%
2.
Cukup Puas
3
30%
3.
Tidak Puas
2
20%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.4 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel XXXVII tentang kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Wonogiri yaitu 50% responden menyatakan puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri. Kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain kesesuaian dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan proses atau cara bagaimana kebijaksanaan tersebut diambil. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasancommit mayoritas responden yaitu 50% responden di to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DPD PAN Wonogiri menyatakan puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri, antara lain dikarenakan kebijakan pimpinan terutama di DPD PAN Wonogiri telah sesuai dengan harapan, sesuai dengan pemikiranpemikiran anggota sehingga tidak bertentangan. Walaupun implementasinya kadang memang tidak sesuai dengan yang diharapkan namun itu masih berada dalam tataran bisa diterima. Dan 30% responden yang lain menyatakan cukup puas karena memang kenyataan bahwa tidak semua kebijakan dapat mengakomodir kepentingan semua anggota. Serta 20% responden yang lain menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan beberapa kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan baik. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi sedang selayaknya memuaskan karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota. Dan memang benar bahwa tidak semua kebijakan yang telah ditetapkan, dapat dijalankan dengan baik. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.3 dan nomer B.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya:
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XXXVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
5
50%
2.
Sedang
4
40%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel XXXVIII tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana 50% responden dicommit DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan to user
perpustakaan.uns.ac.id
143 digilib.uns.ac.id
dengan ketepatan informasi yang tinggi; 40% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang; dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah. Kepuasan terhadap ketepatan informasi adalah sangat penting dalam kehidupan suatu organisasi. Informasi yang ditranfer kepada anggota harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga dapat menunjang dan meningkatkan kinerja anggota. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri sangat merasakan kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan dan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 50% responden di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang tinggi dan 40% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang dikarenakan di DPD PAN Wonogiri memang setiap ada informasi, langsung dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang mengendap (berhenti) dan kebijakan pimpinan terutama di DPD PAN Wonogiri telah sesuai dengan harapan, sesuai dengan pemikiran-pemikiran anggota sehingga tidak bertentangan. Dan 10% responden yang lain memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah dikarenakan masih cukup banyak informasi yang commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri dan karena beberapa kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan baik. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri sudah sepantasnya berada pada taraf tinggi karena para pengurus DPD PAN Wonogiri cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena kebijaksanaankebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota. Dan memang benar bahwa tidak semua kebijakan yang telah ditetapkan, dapat dijalankan dengan baik.
3.2.1.3 Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang dibahas disini adalah kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan dalam menyampaikan informasi dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.1.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada
Tabel XXXIX Tanggapan responden terhadap kepuasan penggunaan media komunikasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
2
20%
2.
Cukup Puas
7
70%
3.
Tidak Puas
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel XXXIX di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam menyampaikan informasi kepada anda (meliputi telephone, sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya). Terdapat berbagai bentuk media komunikasi bagi suatu organisasi, antara lain yaitu media formal, media non formal, rapat formal serta pertemuanpertemuan non formal. Telepon, handphone dan email dapat juga menjadi salah satu pilihan untuk berkomunikasi di dalam suatu organisasi. commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri, dengan Bpk. Sri Prasetyo selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Wonogiri dan dengan seorang anggota DPD PAN Wonogiri yang tidak mau disebut namanya terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 20% responden menyatakan puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam menyampaikan kepada anda (meliputi telephone, sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya), antara lain karena di DPD PAN Wonogiri, undangan tidak harus dengan surat formal. Hal itu dikarenakan pengaruh faktor geografis yang relatif terlalu luas sehingga jika melalui surat kemungkinan terlalu lama akhirnya menggunakan alat komunikasi yang lain yaitu melalui Short Message Service (SMS). Sedangkan 10% responden yang menyatakan tidak puas terhadap pernyataan diatas dikarenakan ia merasa seharusnya undangan forum formal seharusnya menggunakan media formal pula yaitu surat resmi. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan penggunaan media komunikasi di DPD PAN Wonogiri yang mayoritas berada pada taraf cukup puas bisa dipahami karena tidak banyak pilihan media komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri dikarenakan luasnya wilayah kabupaten Wonogiri, beratnya medan jalan di wilayah Wonogiri, dan sinyal seluler yang masih kurang memadai. commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
.2.1.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi
Tabel XL Tanggapan responden terhadap kepuasan atas efisiensi media komunikasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
3
30%
2.
Cukup Puas
6
60%
3.
Tidak Puas
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri Tabel XL di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi harus dilakukan secara efisien. Jika tidak maka dapat menimbulkan perasaan bahwa telah membuang-buang waktu di diri para anggota di dalam organisasi tersebut. Penggunaan media komunikasi harus mempertimbangkan banyak aspek yang terkait, antara lain biaya, waktu, dan ketepatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
148 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Wonogiri menyatakan cukup puas dan 30% responden menyatakan puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi antara lain dikarenakan media tersebut (Short Message Service (SMS)) itu hemat biaya, hemat waktu, dan tepat sasaran. Sedangkan 10% responden menyatakan tidak puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi dikarenakan seharusnya pihak DPD PAN Wonogiri masih dapat mengusahkan surat resmi bisa digunakan dalam persiapan forum-forum formal alih-alih menggunakan SMS. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan atas efisiensi media komunikasi di DPD PAN Wonogiri seharusnya berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang digunakan di DPD PAN Wonogiri sudah sangat efisien dibandingkan surat menyurat dalam menghadapi kendala geografis wilayah kabupaten Wonogiri. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.5 dan nomer B.6, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
Tabel XLI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
3
30%
2.
Sedang
6
60%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian di Tabel XLI tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri tergolong commit to usersedang. Dimana 30% responden
perpustakaan.uns.ac.id
150 digilib.uns.ac.id
memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang tinggi; 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi sedang; dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah. Efisiensi dalam penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat menghemat waktu, mengatasi hambatan jarak dan waktu, menjaga ketepatan dalam penyampain informasi, dan masih banyak lagi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Wonogiri cukup merasakan kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang sedang karena walau sebenarnya untuk forumforum formal sebaiknya digunakan surat undangan formal namun mereka tidak mempermasalahkan jika hanya lewat SMS. Dan 30% responden di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang tinggi karena merasa sudah sangat puas dengan komunikasi via SMS dan telepon di DPD PAN Wonogiri terutama dalam hal undangan hemat biaya, hemat waktu, dan tepat sasaran. Sedangkan 10% responden memiliki commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah dikarenakan seharusnya pihak DPD PAN Wonogiri masih dapat mengusahkan surat resmi bisa digunakan dalam persiapan forum-forum formal alih-alih menggunakan SMS. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dapat dinilai sedang karena tidak banyak pilihan media komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri dikarenakan luasnya wilayah kabupaten Wonogiri, beratnya medan jalan di wilayah Wonogiri, dan sinyal seluler yang masih kurang memadai.
3.2.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban pertanyaan dari kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 di DPD PAN Wonogiri diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri. Dari 6 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 18, skor terendah 6, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
18 – 6 3
= 12 3 =4
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2; Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1; Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri.
commit to user
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XLII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
3
30%
2.
Sedang
5
50%
3.
Rendah
2
20%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 50% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang sedang di DPD PAN Wonogiri. Kepuasan komunikasi berkaitan erat dengan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan, kepuasan atas informasi dan kepuasan atas media komunikasi yang dilibatkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Sardi selaku Bendahara DPD PAN Wonogiri dan Bpk. Abdul Karim, SH selaku Wakil Bendahara DPD PAN Wonogiri terungkap bahwa alasan mayoritas responden atau 50% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang sedang dan 30% responden di DPD PAN Wonogiri merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Wonogiri antara lain dikarenakan walaupun keuntungan atas pekerjaan berupa commit to usermateri sangat minim, namun ada
perpustakaan.uns.ac.id
154 digilib.uns.ac.id
keuntungan yang lain yaitu kepuasan dan keuntungan secara keilmuan, dikarenakan memang setiap ada informasi, langsung dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang mengendap (berhenti), dikarenakan kebijakan pimpinan terutama di DPD PAN Wonogiri telah sesuai dengan harapan, sesuai dengan pemikiran-pemikiran anggota sehingga tidak bertentangan, karena di DPD PAN Wonogiri, undangan tidak harus dengan surat formal tetapi melalui Short Message Service (SMS), dan dikarenakan media tersebut (Short Message Service (SMS)) itu hemat biaya, hemat waktu, dan tepat sasaran. Sedangkan 20% responden lain merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang rendah di DPD PAN Wonogiri dikarenakan dikarenakan ia merasa ditempatkan pada posisi yang kurang sesuai dengan kapasitasnya, karena jabatan di DPD PAN Wonogiri tidak mampu memberikan jaminan karir yang baik, dikarenakan masih cukup banyak informasi yang dibutuhkan yang sulit ia dapatkan di DPD PAN Wonogiri, dikarenakan beberapa kebijakan yang telah ditetapkan, tidak dijalankan dengan baik, ia merasa seharusnya undangan forum formal seharusnya menggunakan media formal pula yaitu surat resmi, dan dikarenakan seharusnya pihak DPD PAN Wonogiri masih dapat mengusahkan surat resmi bisa digunakan dalam persiapan forum-forum formal alih-alih menggunakan SMS. Menurut observasi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menilai kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri sudah cukup memuaskan hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN Wonogiri berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban, karena para pengurus commit to user
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DPD PAN Wonogiri cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Wonogiri ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota, karena memang tidak banyak pilihan media komunikasi yang dapat digunakan di wilayah Wonogiri dikarenakan hambatan geografis dan sinyal seluler yang masih kurang memadai.
3.2.3 Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta 3.2.3.1 Kepuasan dengan pekerjaan Kepuasan dengan pekerjaan yang dibahas disini berkaitan dengan hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri. Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
commit to user
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.3.1.1 Kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban
Tabel XLIII Tanggapan responden terhadap kepuasan dengan jabatan yang diemban Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
7
70%
2.
Cukup Puas
3
30%
3.
Tidak Puas
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XLIII di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda (responden) emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta. Ketepatan dalam penempatan seseorang untuk suatu posisi atau jabatan berdasarkan bakat dan kemampuan yang dimiliki dapat pula menimbulkan kepuasan terhadap jabatan yang diemban. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden commit di DPDtoPAN userKota Surakarta menyatakan puas
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan dengan jenis jabatan yang anda (responden) emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta, antara lain karena merasa bahwa telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Dan 30% responden lainnya menyatakan cukup puas atas pernyataan tersebut diatas yaitu karena jabatan itu dapat memberi kesempatan untuk berkontribusi kepada DPD PAN Kota Surakarta jadi mau tidak mau ia harus menerima jabatan itu. Menurut observasi yang dilakukan penulis, penulis menilai tingkat kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban di DPD PAN Kota Surakarta cukup baik. Hal itu ditandai dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban.
commit to user
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.3.1.2 Kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban
Tabel XLIV Tanggapan responden terhadap kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
3
30%
2.
Cukup Puas
7
70%
3.
Tidak Puas
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XLIV tentang kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden menyatakan cukup puas terhadap jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap keuntungan yang anda (responden) dapat dari jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta. Berdasarkan pengamatan penulis, kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban di DPD PAN Wonogiri maupun DPD PAN Kota Surakarta lebih dipengaruhi oleh keuntungan moril. commit to user
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap keuntungan yang anda (responden) dapat dari jenis jabatan yang anda emban di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta, antara lain yaitu walaupun pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan. Dan responden lebih mendapatkan keuntungan moril antara lain kepuasan batin. Dan alasan 30% responden lainnya di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap pernyataan tersebut diatas dengan alasan yang sama yaitu walaupun pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa memang kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban di DPD PAN Kota Surakarta tidak akan memuaskan bila hanya dihitung dengan keuntungan materi saja karena dalam partai politik, keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban lebih berupa keuntungan moril. commit to user
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.1 dan nomer B.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XLV Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
7
70%
2.
Sedang
3
30%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi; 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang sedang; dan 0% responden memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang rendah. Kepuasan terhadap suatu jabatan yang diemban dapat meningkatkan loyalitas di diri para anggota terhadap organisasi tempat mereka mengemban jabatan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatantoyang commit user diemban di DPD PAN Wonogiri.
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi karena merasa bahwa telah ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya dan dikarenakan walaupun pengurus DPD PAN Kota Surakarta untuk pribadi tidak ada keuntungan material yang diterima namun karena ketertarikan untuk berjuang demi amanah maka responden tidak mempermasalahkan keuntungan material yang tidak didapatkan. Sedangkan 30% responden lainnya memiliki tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang sedang dikarenakan karena jabatan itu dapat memberi kesempatan untuk berkontribusi kepada DPD PAN Kota Surakarta jadi mau tidak mau ia harus menerima jabatan itu. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong cukup memuaskan, hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban.
3.2.3.2 Kepuasan dengan ketepatan informasi Kepuasan dengan ketepatan informasi yang dibahas disini adalah mengenai tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi. commit to user
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
3.2.3.2.1 Kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan
Tabel XLVI Tanggapan responden terhadap kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
8
80%
2.
Cukup Puas
2
20%
3.
Tidak Puas
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XLVI tentang kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 80% responden menyatakan puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang anda rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta secara keseluruhan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
164 digilib.uns.ac.id
Kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi yang dirasakan oleh para anggota harus mendapatkan perhatian utama oleh para pihak terkait. Hal itu dikarenakan ketidakpuasan atau kepuasan para anggota terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi dapat sangat mempengaruhi jalannya pelaksanaan tugas dalam organisasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan yang anda rasakan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta secara keseluruhan, yaitu antara lain karena di DPD PAN Kota Surakarta mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme yang ada, dan aliran informasi di DPD PAN Kota Surakarta memang sudah bagus. Dan 20% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan dikarenakan informasi yang tersedia sesuai dengan yang ia butuhkan walaupun kadang beberapa informasi tidak bisa ia dapatkan. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan atas informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi di DPD PAN Kota Surakarta seharusnya berada pada tingkat memuaskan karena para commit to user
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengurus DPD PAN Kota Surakarta sangat terbuka dalam hal informasi dan komunikasi.
3.2.3.2.2 Kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi
Tabel XLVII Tanggapan responden terhadap kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
4
40%
2.
Cukup Puas
3
30%
3.
Tidak Puas
3
30%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XLVII tentang kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta cenderung memperlihatkan hasil yang merata yaitu 40% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas;
30%
responden menyatakan cukup puas; dan 30% responden menyatakan tidak puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
166 digilib.uns.ac.id
Kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain kesesuaian dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan proses atau cara bagaimana kebijaksanaan tersebut diambil. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 40% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi (DPD PAN Kota Surakarta), yaitu antara lain karena di DPD PAN Kota Surakarta, setiap akan mengambil keputusan itu dilakukan rapat dan karena di internal Partai Amanat Nasional keputusan itu diambil secara kolektif kolegial sehingga dapat diyakini bahwa apa yang diputuskan secara kolektif kolegial itu akan lebih baik hasilnya. Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu responden yang menjawab cukup puas yaitu Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta, dapat diketahui alasan 30% responden menyatakan cukup puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu karena pimpinan (Bpk. H. Hami Mujadid Irsyad, S.Ag selaku Ketua DPD PAN Kota Surakarta) orangnya terbuka, amanah, dan tidak otoriter; dan karena pengambilan keputusan di DPD PAN Kota Surakarta diambil secara kolektif kolegial. Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu responden yang menjawab tidak puas, dapat diketahui alasan 30% responden lainnya merasa tidak puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta yaitu karena kadangcommit to user
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta. Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai
bahwa
memang benar di DPD PAN Kota Surakarta keputusan itu diambil secara kolektif kolegial, Ketua DPD PAN Kota Surakarta adalah orang yang terbuka, amanah, dan tidak otoriter, dan kadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.3 dan nomer B.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel XLVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
6
60%
2.
Sedang
3
30%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang tinggi; 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang; dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah. Kepuasan terhadap ketepatan informasi adalah sangat penting dalam kehidupan suatu organisasi. Informasi yang ditranfer kepada anggota harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga dapat menunjang dan meningkatkan kinerja anggota. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar commit to user
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
organisasi secara keseluruhan dan kepuasan terhadap kebijaksanaan yang diterapkan di dalam organisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan Bpk. Drs. Muhammad Asmaun selaku Bendahara DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang tinggi dikarenakan kebijakan pimpinan terutama di DPD PAN Kota Surakarta telah sesuai dengan harapan. 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang sedang dikarenakan Ketua DPD PAN Kota Surakarta orangnya terbuka, amanah, dan tidak otoriter; dan karena pengambilan keputusan di DPD PAN Kota Surakarta diambil secara kolektif kolegial. Serta 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang rendah dikarenakan karena kadangkadang masih ada unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta sudah sepantasnya berada pada taraf tinggi karena para pengurus DPD PAN Kota Surakarta cukup terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Kota Surakarta ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota dan memang Ketua DPD PAN Kota Surakarta orangnya terbuka, amanah, dan tidak otoriter. commit to user
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.3.3
Kepuasan
dengan
efisiensi
bermacam-macam
saluran
komunikasi dalam organisasi Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang dibahas disini adalah kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan dalam menyampaikan informasi dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut:
3.2.3.3.1 Kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada
Tabel XLIX Tanggapan responden terhadap kepuasan penggunaan media komunikasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
7
70%
2.
Cukup Puas
2
20%
3.
Tidak Puas
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 untuk DPD PAN Kota Surakarta Tabel XLIX tentang kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 70% responden commit menyatakan to userpuas terhadap penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id
171 digilib.uns.ac.id
komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam menyampaikan kepada anda (meliputi telephone, sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya). Terdapat berbagai bentuk media komunikasi bagi suatu organisasi, antara lain yaitu media formal, media non formal, rapat formal serta pertemuanpertemuan non formal. Telepon, handphone dan email dapat juga menjadi salah satu pilihan untuk berkomunikasi di dalam suatu organisasi. Dan di DPD PAN Kota Surakarta, Short Message Service atau SMS adalah media yang populer digunakan untuk berkomunikasi antar sesama anggota. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap cara atau media yang digunakan pimpinan, rekan sekerja, rekan di bagian lain, rekan sekelas, dan atau lain kelas dalam menyampaikan informasi kepada anda (meliputi telephone, sms, surat, memo, langsung, dan sebagainya), antara lain karena penggunaan telepon dan Short Message Service (SMS) dirasa telah memuaskan karena informasi bisa disampaikan secara langsung. 20% responden lainnya di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi commit to user
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghemat waktu. Sedangkan 10% responden lainnya di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan tidak puas terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dikarenakan pemakaian SMS atau telepon kadang tidak layak digunakan seharusnya memakai surat tertulis secara formal dalam beberapa kegiatan komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta seharusnya berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang digunakan di DPD PAN Kota Surakarta sudah sangat efisien dibandingkan surat menyurat demi menghemat waktu.
3.2.3.3.2 Kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi
Tabel L Tanggapan responden terhadap kepuasan atas efisiensi media komunikasi Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Puas
6
60%
2.
Cukup Puas
3
30%
3.
Tidak Puas
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
173 digilib.uns.ac.id
Tabel L tentang kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi di atas, memperlihatkan bahwa mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden menyatakan puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi harus dilakukan secara efisien. Jika tidak maka dapat menimbulkan perasaan bahwa telah membuang-buang waktu di diri para anggota di dalam organisasi tersebut. Penggunaan media komunikasi harus mempertimbangkan banyak aspek yang terkait, antara lain biaya, waktu, dan ketepatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden yaitu 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi dan 30% responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan cukup puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, yang diwakili oleh pernyataan yang menyebutkan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, antara lain karena dengan telepon dan Short Message Service (SMS) karena informasi bisa diterima secara langsung sehingga saat akan ada suatu pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan alasan 10% lainnya responden di DPD PAN Kota Surakarta menyatakan tidak puas terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi commit to user
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikarenakan SMS dan telepon memang kurang formal jika berhubungan dengan acara-acara formal di DPD PAN Kota Surakarta. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa kepuasan atas efisiensi media komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta seharusnya berada pada taraf memuaskan karena SMS dan panggilan telepon yang digunakan di DPD PAN Kota Surakarta sudah sangat efisien dibandingkan surat menyurat demi menghemat waktu. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang diwakili oleh pertanyaan nomer B.5 dan nomer B.6, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengklasifikasian dan penentuan kelas interval mengacu pada ketentuan yang ada di definisi operasional Bab I terdahulu, adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Berikut ini adalah hasil penggolongan data indikator tingkat kepercayaan yang diukur dengan dua item pertanyaan:
commit to user
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
7
70%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana 70% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang tinggi; 20% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang sedang; dan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacammacam saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah. Efisiensi dalam penggunaan media komunikasi di dalam suatu organisasi dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat menghemat waktu, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
176 digilib.uns.ac.id
mengatasi hambatan jarak dan waktu, menjaga ketepatan dalam penyampain informasi, dan masih banyak lagi. Maka dapat dikatakan bahwa anggota DPD PAN Kota Surakarta sangat merasakan kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang tinggi dikarenakan dengan telepon dan Short Message Service (SMS) karena informasi bisa diterima secara langsung sehingga saat akan ada suatu pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan alasan 30% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang sedang dikarenakan dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu. Serta alasan 10% responden memiliki tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang rendah dikarenakan pemakaian SMS atau telepon kadang tidak layak digunakan seharusnya memakai surat tertulis secara formal dalam beberapa kegiatan komunikasi di DPD PAN Kota Surakarta. Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, penulis menilai bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap commit to user
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DPD PAN Kota Surakarta dapat dinilai baik dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu masih didampingi penggunaan memo atau surat-surat formal untuk acara-acara DPD PAN Kota Surakarta tertentu.
3.2.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban pertanyaan dari kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 di DPD PAN Kota Surakarta diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan
interval kelas dari skor jawaban variabel
dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 6 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 18, skor terendah 6, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
18 – 6 3
= 12 3 =4
commit to user
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2; Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1; Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta.
Tabel LII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
6
60%
2.
Sedang
4
40%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk DPD PAN Kota Surakarta Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Kota Surakarta. commit to user
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepuasan komunikasi berkaitan erat dengan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan, kepuasan atas informasi dan kepuasan atas media komunikasi yang dilibatkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Bekti Suharto, SH, M.Hum selaku Wakil Ketua DPD PAN Kota Surakarta dan dengan Bpk. Syaiful Kayat, SE selaku Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Surakarta terungkap bahwa alasan mayoritas responden di DPD PAN Kota Surakarta yaitu 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan dengan telepon dan Short Message Service (SMS) yang digunakan di DPD PAN Kota Surakarta membuat informasi bisa diterima secara langsung sehingga saat akan ada suatu pembahasan, responden bisa mempunyai bahan. Dan alasan 40% responden yang merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang sedang di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu. Menurut observasi yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menilai kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta sudah cukup memuaskan hal ini ditandai dengan dengan jarang timbulnya protes dari anggota DPD PAN Kota Surakarta berkenaan dengan jenis jabatan yang diemban, karena para pengurus DPD PAN Kota Surakarta sangat terbuka dalam hal informasi dan komunikasi dan karena kebijaksanaan-kebijaksanaan DPD PAN Kota Surakarta ditetapkan secara kolektif dan berusaha mengakomodir pendapat anggota, serta commit to user
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikarenakan pemakaian SMS dan telepon dapat dimaklumi demi menghemat waktu.
3.2.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
3.2.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LIII Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan pekerjaan terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
3
30%
7
70%
2.
Sedang
6
60%
3
30%
3.
Rendah
1
10%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
181 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LIII dan Chart VI di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan dengan pekerjaan yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.1 dan No. B.2 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal kepuasan dengan jenis jabatan yang diemban dan kepuasan terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diemban, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di commit DPD PAN Wonogiri. to user
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LIV Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
5
50%
6
60%
2.
Sedang
4
40%
3
30%
3.
Rendah
1
10%
1
10%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
183 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LIV dan Chart VII di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 50% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.3 dan No. B.4 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan ketepatan informasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan baik dalam hal kepuasan terhadap informasi yang tersedia dan diterima seputar organisasi secara keseluruhan, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri. commit to user
184 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.5.3 Perbandingan penilaian tingkat indikator kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LV Tabel perbandingan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi terhadap DPD PAN Wonogiri dengan terhadap DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
3
30%
7
70%
2.
Sedang
6
60%
2
20%
3.
Rendah
1
10%
1
10%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
185 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LV dan Chart VIII di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 70% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi dalam organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.5 dan No. B.6 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacammacam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Wonogiri masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan dengan efisiensi bermacamcommit to user macam saluran komunikasi dalam organisasi di DPD PAN Kota Surakarta
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikarenakan baik dalam hal kepuasan terhadap penggunaan media komunikasi yang ada dan kepuasan terhadap efisiensi media untuk menyebarluaskan informasi dalam organisasi, tingkatannya di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.2.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LVI Tabel perbandingan tingkat variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri f
DPD PAN Kota Surakarta
persentase
f
persentase
1.
Tinggi
3
30%
6
60%
2.
Sedang
5
50%
4
40%
3.
Rendah
2
20%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 sampai dengan No. B.6 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
187 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LVI dan Chart IX di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Menciptakan suatu tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi tidaklah mudah. Hal ini membutuhkan kerja sama yang solid dari semua anggota organisasi. Kearifan dari pimpinan pun sangat dibutuhkan. Berdasarkan data dari jawaban responden di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta atas item pertanyaan No. B.1 sampai dengan No. B.6 dalam kuesioner, dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan commit to user komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dikarenakan disemua
188 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
indikator dalam variabel kepuasan komunikasi organisasi, tingkatannya di di DPD PAN Kota Surakarta lebih tinggi daripada di DPD PAN Wonogiri.
3.3 Paparan Data Dan Analisis Tentang Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Dalam sub bab 3.3 ini akan diuraikan data variabel kontrol Status Sosial Ekonomi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri (DPD PAN Wonogiri) dan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta (DPD PAN Kota Surakarta). Pada bagian terdahulu telah disajikan pengertian status sosial ekonomi yaitu kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat mencakup tiga bidang yaitu pendidikan. Untuk mengetahui hal itu, digunakan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Pendidikan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer C.1; 2. Pekerjaan, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomer C.2. Kemudian tiap jawaban respoden atas kuesioner terkait indikator status sosial ekonomi di atas diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jawaban a memperoleh nilai 3; b. Jawaban b memperoleh nilai 2; c. Jawaban c memperoleh nilai 1. Di dalam bab ini, penulis sajikan tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-indikator seperti di atas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan nomer C.1 dan nomer C.2. commit to user
189 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.1 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri a. Pendidikan Pendidikan yang dibahas disini berkaitan dengan tingkat pendidikan formal terakhir anggota DPD PAN Wonogiri. Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut:
Tabel LVII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan Nomer
Jawaban
f
Persentase
1.
a
8
80%
2.
b
2
20%
3.
c
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat pendidikan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.1 dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 3; Sedang, jika memiliki skor nilai 2; Rendah, jika memiliki skor nilai 1. commit to user
190 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri.
Tabel LVIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
8
80%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana mayoritas reponden di DPD PAN Wonogiri atau 80% responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi, dan 20% responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU. Orang-orang berpendidikan tinggi banyak diestimasikan sebagai orang yang pandai dalam bekerja, kritis, maupun pandai dalam berorganisai sehingga anggota-anggota yang berpendidikan tinggi adalah potensi dan aset bagi organisasi tempat mereka bernaung.
commit to user
191 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pekerjaan Pekerjaan yang dibahas disini adalah mengenai pekerjaan responden di luar organisasi (DPD PAN Wonogiri). Hasil dari responden di DPD PAN Wonogiri menunjukkan sebagai berikut: Tabel LIX Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan Nomer
Jawaban
f
Persentase
1.
a
6
60%
2.
b
4
40%
3.
c
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.2 dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 3; Sedang, jika memiliki skor nilai 2; Rendah, jika memiliki skor nilai 1. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri. commit to user
192 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LX Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
6
60%
2.
Sedang
4
40%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri Pekerjaan yang tinggi erat hubungannya dengan nilai kompetensi yang tinggi pula. Banyaknya orang-orang berpekerjaan yang tinggi didalam organisasi seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dapat membawa implikasi baik dan dapat pula membawa implikasi buruk bagi organisasi, hal ini berkaitan dengan pembagian waktu dan konsentrasi bagi pekerjaan utama mereka dan bagi PAN. Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri tergolong tinggi. Dimana mayoritas reponden di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, atau pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta. Dan 40% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan.
commit to user
193 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.2 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol
Status
Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri, jawaban-jawaban pertanyaan dari kuesioner No. C.1 dan No. C2 di DPD PAN Wonogiri diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan interval kelas dari skor jawaban variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri. Dari 2 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 6, skor terendah 3, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
6–2 3
=
4 3
= 1,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. commit to user
194 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri. Tabel LXI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
9
90%
2.
Sedang
1
10%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 90% responden di DPD PAN Wonogiri berstatus sosial ekonomi tinggi. Dari analisis sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri memiliki kecenderungan sedang.
3.3.3 Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta
a. Pendidikan Pendidikan yang dibahas disini berkaitan dengan tingkat pendidikan formal terakhir anggota DPD PAN Kota Surakarta. Klasifikasi untuk masingmasing indikator sama dengan halaman commit189. to user
195 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut: Tabel LXII Tanggapan responden terhadap tingkat pendidikan Nomer
Jawaban
f
Persentase
1.
a
9
90%
2.
b
1
10%
3.
c
0
0%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Tabel LXIII Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pendidikan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
9
90%
2.
Sedang
1
10%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Kota Surakarta Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di DPD PAN Kota commit Surakarta tergolong tinggi. Dimana mayoritas to user
196 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
responden di DPD PAN Kota Surakarta atau 90% responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi dan 10% responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU .
b. Pekerjaan Hasil dari responden di DPD PAN Kota Surakarta menunjukkan sebagai berikut: Tabel LXIV Tanggapan responden terhadap tingkat pekerjaan Nomer
Jawaban
f
Persentase
1.
a
6
60%
2.
b
3
30%
3.
c
1
10%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator tingkat pekerjaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer C.2 dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun pengklasifikasiannya: Tinggi, jika memiliki skor nilai 3; Sedang, jika memiliki skor nilai 2; Rendah, jika memiliki skor nilai 1. (Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta).
commit to user
197 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXV Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat pekerjaan Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
6
60%
2.
Sedang
3
30%
3.
Rendah
1
10%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Akan menjadi tidak baik bagi DPD PAN bila amanat atau jabatan yang telah diberikan di DPD PAN dikesampingan atau ditinggal oleh anggotanya demi pekerjaan lain di luar DPD PAN. Dari pengkategorian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta tergolong tinggi. Dimana mayoritas reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau 60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta. 30% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan. Dan 10% responden memiliki tingkat pekerjaan yang rendah yaitu petani, nelayan, pengrajin, atau operator alat industri atau alat berat.
commit to user
198 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.4 Penyajian Pengkategorisasian Nilai Data Variabel Kontrol
Status
Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta Selanjutnya untuk mengetahui secara keseluruhan variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta, jawaban-jawaban pertanyaan dari kuesioner No. C.1 dan No. C.2 di DPD PAN Kota Surakarta diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah menentukan
interval kelas dari skor jawaban variabel kontrol
status sosial
ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta. Dari 2 pertanyaan yang diberikan, skor tertinggi adalah 6, skor terendah 3, dan jumlah kelas yang ditentukan 3. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi – Nilai terendah Interval kelas = Jumlah kelas
(Sofiati, 2010: 74). =
6–2 3
=
4 3
= 1,33
Dari ketentuan diatas, klasifikasi untuk masing-masing indikator menjadi: Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. commit to user
199 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta.
Tabel LXVI Tabel pengkategorisasian pendapat responden mengenai tingkat variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
f
1.
Tinggi
8
80%
2.
Sedang
2
20%
3.
Rendah
0
0%
10
100%
Jumlah
Persentase
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD PAN Kota Surakarta Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat dikatakan bahwa mayoritas atau 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta berstatus sosial ekonomi sedang. Berbagai point dalam indikator status sosial ekonomi dapat sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota di organisasi tempatnya bernaung. Salah satu contohnya yaitu anggota yang sudah sangat terbebani dengan pekerjaan di luar organisasnyai akan sangat kesulitan dalam memaksimalkan perannya di organisasi tempatnya bernaung. commit to user
200 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.5 Perbandingan Penilaian Antar Indikator Dalam Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
3.3.5.1 Perbandingan penilaian tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXVII Tabel perbandingan tingkat pendidikan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri F
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
8
80%
9
90%
2.
Sedang
2
20%
1
10%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
201 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LXVII dan Chart X di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Wonogiri masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat indikator pendidikan di DPD PAN Kota Surakarta, dimana mayoritas reponden
di DPD PAN Wonogiri atau 80%
responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi dan 20% responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU dan Dimana mayoritas reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau 90% responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi setara tamat Perguruan Tinggi atau Akademi dan 10% responden memiliki tingkat pendidikan yang sedang yaitu tamat SMU.
commit to user
202 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.5.2 Perbandingan penilaian tingkat indikator pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXVIII Tabel perbandingan tingkat pekerjaan di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri F
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
6
60%
6
60%
2.
Sedang
4
40%
3
30%
3.
Rendah
0
0%
1
10%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
203 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LXVIII dan Chart XI di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat indikator taraf pekerjaan di DPD PAN Wonogiri sama dengan dengan tingkat indikator taraf pekerjaan di DPD PAN Kota Surakarta, dimana mayoritas reponden di DPD PAN Wonogiri atau 60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, atau pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta dan 40% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan. Dan dimana mayoritas reponden di DPD PAN Kota Surakarta atau 60% responden memiliki tingkat pekerjaan yang tinggi setara legislator, profesional, tenaga ahli atau teknisi, pemimpin atau ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, 30% responden memiliki tingkat pekerjaan yang sedang yaitu pekerja di bidang jasa semisal di bidang angkutan umum, pedagang atau pekerja di bidang perdagangan serta 10% responden memiliki tingkat pekerjaan yang rendah yaitu petani, nelayan, pengrajin, atau operator alat industri atau alat berat.
commit to user
204 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.6 Perbandingan Pengkategorisasian Variabel Kontrol
Status Sosial
Ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXIX Tabel perbandingan tingkat variabel status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dengan di DPD PAN Kota Surakarta Nomer
Penilaian atau Kategori
DPD PAN Wonogiri F
persentase
DPD PAN Kota Surakarta f
persentase
1.
Tinggi
9
90%
8
80%
2.
Sedang
1
10%
2
20%
3.
Rendah
0
0%
0
0%
10
100%
10
100%
Jumlah
Sumber: Data primer, kuesioner No. C.1 dan No. C.2 untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
commit to user
205 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data di Tabel LXIX dan Chart XII di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 90% responden di DPD PAN Wonogiri dan 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tergolong tinggi. Berbagai point dalam indikator status sosial ekonomi dapat sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota di organisasi tempatnya bernaung. Salah satu contohnya yaitu anggota yang sudah sangat terbebani dengan pekerjaan di luar organisasnyai akan sangat kesulitan dalam memaksimalkan perannya di organisasi tempatnya bernaung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
206 digilib.uns.ac.id
3.3.7 Rangkuman · Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Hasil dari olah data tentang variabel independen iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta terlihat bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% responden di DPD PAN Wonogiri dan 100% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
· Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Hasil dari olah data tentang variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta terlihat bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri juga masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% responden di DPD PAN Wonogiri dan 60% responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing.
· Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Hasil dari olah data tentang variabel kontrol status sosial ekonomi terlihat bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat status sosialtoekonomi di DPD PAN Kota Surakarta, commit user
207 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu 90% responden di DPD PAN Wonogiri dan 80% responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tergolong tinggi.
commit to user
208 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
Sebagaimana telah dijabarkan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010 dan untuk mengetahui apa yang menjadi penunjang dan kendala dalam hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta Tahun 2010. Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut maka akan dijabarkan data dan akan dilakukan analisis atas data tersebut. Dalam hal ini akan digunakan teknik tabulasi yang kemudian dihubungan dengan teori yang telah termuat di Bab I. Namun sebelum dimasukkan kedalam tabel tabulasi silang, data dari kuesioner dibagi tingkatannya dengan ketentuan sebagai berikut: ·
Ketentuan untuk klasifikasi variabel iklim komunikasi organisasi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 18,68 – 24,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 13,34 – 18,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 8 – 13,33. ·
Ketentuan untuk klasifikasi variabel kepuasan komunikasi organisasi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 14,2 – 18,2; Sedang, jika memiliki skor nilai 10,1 – 14,1; commit to user Rendah, jika memiliki skor nilai 6 – 10.
209 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Ketentuan untuk klasifikasi variabel status sosial ekonomi:
Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,68 – 6,01; Sedang, jika memiliki skor nilai 3,34 – 4,67; Rendah, jika memiliki skor nilai 2 – 3,33. Hasil penilaian berdasarkan kuesioner dapat dilihat di lampiran pada Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri, Tabel Distribusi Skor Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri, Tabel Distribusi Skor Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri, dan Tabel Distribusi Skor Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta.
commit to user
210 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXX Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Wonogiri n : 10 Nomer Responden
Tingkat Iklim
Tingkat Kepuasan
Tingkat Status
Komunikasi
Komunikasi
Sosial Ekonomi
Organisasi
Organisasi
KPW.1
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPW.2
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPW.3
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPW.4
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPW.5
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPW.6
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPW.7
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPW.8
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPW.9
Sedang
Rendah
Sedang
KPW.10
Sedang
Rendah
Tinggi
Sumber: Data Primer
commit to user
211 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXI Nilai-Nilai Tingkat Variabel Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Komunikasi Organisasi, dan Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 Nomer Responden
Iklim Komunikasi
Kepuasan
Status Sosial
Organisasi
Komunikasi
Ekonomi
Organisasi KPS.1
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPS.2
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPS.3
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPS.4
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPS.5
Tinggi
Sedang
Sedang
KPS.6
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPS.7
Tinggi
Tinggi
Tinggi
KPS.8
Tinggi
Sedang
Sedang
KPS.9
Tinggi
Sedang
Tinggi
KPS.10
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sumber: Data Primer Berdasarkan data diatas maka dapat disusun tabel tabulasi silang sebagai berikut:
commit to user
212 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri (τxy)
Tabel LXXII Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Wonogiri n : 10 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
30%
50%
0%
Komunikasi
Sedang
0%
0%
20%
Organisasi
Rendah
0%
0%
0%
Sumber : Data Primer Jika dihubungkan dengan temuan De Wine dan Barone yang menemukan bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim organisasi akan bertambah positif secara umum, maka hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung temuan De Wine dan Barone tersebut dikarenakan di DPD PAN Wonogiri saat tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung tinggi, maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat itu cenderung tinggi dan sedang. Dan saat tingkat kepuasan komunikasi organisasi turun pada tingkat commit to user
213 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rendah maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat itu turun menjadi sedang. Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
4.2 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri (τzx)
Tabel LXXIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri Status Sosial Ekonomi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
80%
0%
0%
Komunikasi
Sedang
10%
10%
0%
Organisasi
Rendah
0%
0%
0%
Sumber : Data Primer
commit to user
214 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat pekerjaan, pendidikan sebagai indikator dalam variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada iklim komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut: ·
Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau
pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif (http://forumfikom.blog.com). ·
Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat
yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaikbaiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan
dirinya,
masyarakat
dan
tanah
airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung teori-teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para responden commit to user
215 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi pula. Dan saat responden di di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat status sosial ekonomi yang sedang maka tingkat iklim komunikasi organisasi juga sedang. Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
commit to user
216 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Wonogiri (τzy)
Tabel LXXIV Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Wonogiri Status Sosial Ekonomi Tinggi
Sedang
Rendah
Kepuasan
Tinggi
30%
0%
0%
Komunikasi
Sedang
50%
0%
0%
Organisasi
Rendah
10%
10%
0%
Sumber : Data Primer Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada kepuasan komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut: Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan kepuasaan atas pekerjaannya terutama berhubungan dengan penyampaian commityang to user
217 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aspirasi. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan positif dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni Muhammad (http://digilib.petra.ac.id). Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung teoriteori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi pula. Dan saat responden di di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat status sosial ekonomi yang sedang maka tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung menurun menjadi sedang bahkan rendah. Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
commit to user
218 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.4 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Wonogiri (τxy.z)
Tabel LXXV Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Wonogiri n:9 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
33,33%
55,56%
0
Komunikasi
Sedang
0
0
11,11%
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi)
commit to user
219 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXVI Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Wonogiri n:1 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
0
0
0
Komunikasi
Sedang
0
0
100%
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang sedang)
commit to user
220 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXVII Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Wonogiri n:0 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
0
0
0
Komunikasi
Sedang
0
0
0
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXX (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah) Jika dihubungkan dengan teori-teori korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi, yaitu sebagai berikut: Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan kepuasan komunikasi antara lain: ·
Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi. commit to user
221 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah. Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah (Kurnia, 2010: 3). Maka hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dapat mendukung teori-teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Wonogiri, mayoritas para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi dan sedang pula. Dan saat responden di di DPD PAN Wonogiri memiliki tingkat status sosial ekonomi yang lebih rendah maka tingkat iklim komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung lebih rendah pula. yaitu ditandai ada reponden yang merasakan tingkat kepuasan komunikasi yang rendah saat status ekonominya pada tingkat sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri.
commit to user
222 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.5 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τxy)
Tabel LXXVIII Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi di DPD PAN Kota Surakarta n : 10 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
60%
40%
0%
Komunikasi
Sedang
0%
0%
0%
Organisasi
Rendah
0%
0%
0%
Sumber : Data Primer Jika dihubungkan dengan temuan De Wine dan Barone yang menemukan bahwa apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim organisasi akan bertambah positif secara umum, maka hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung temuan De Wine dan Barone tersebut dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta saat tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung tinggi maka tingkat iklim komunikasi organisasi ditempat itu cenderung tinggi pula. commit to user
223 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
4.6 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τzx)
Tabel LXXIX Tabulasi Silang Hubungan Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta Status Sosial Ekonomi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
80%
20%
0%
Komunikasi
Sedang
0%
0%
0%
Organisasi
Rendah
0%
0%
0%
Sumber : Data Primer
commit to user
224 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat pekerjaan, pendidikan sebagai indikator dalam variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada iklim komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut: ·
Himawan Sudarso menuliskan, seseorang dengan tingkat jabatan, posisi, atau
pekerjaan yang lebih rendah biasanya memiliki sikap sungkan kepada orang dengan tingkat jabatan, posisi, atau pekerjaan yang lebih tinggi atau atasannya, hal tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya iklim komunikasi dalam suatu perusahaan dan dalam beberapa kasus, sikap sungkan itu dapat berakibat negatif (http://forumfikom.blog.com). ·
Pendidikan menurut Soerjono Soekanto: “Pendidikan merupakan suatu alat
yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaikbaiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”. Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan
dirinya,
masyarakat
dan
tanah
airnya.
(http://salsabilashafiraadin.blogspot.com). Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung teoriteori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta, mayoritas para commit to user
225 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi pula. Dan saat beberapa responden di DPD PAN Kota Surakarta yang tingkat status sosial ekonominya yang sedang, tingkat iklim komunikasi organisasi masih tinggi. Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
commit to user
226 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.7 Analisis Korelasi Antara Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Di DPD PAN Kota Surakarta (τzy)
Tabel LXXX Tabulasi Silang Hubungan Variabel Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Variabel Status Sosial Ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta Status Sosial Ekonomi Tinggi
Sedang
Rendah
Kepuasan
Tinggi
60%
0%
0%
Komunikasi
Sedang
20%
20%
0%
Organisasi
Rendah
0%
0%
0%
Sumber : Data Primer Jika dihubungkan dengan teori-teori dimana tingkat variabel status sosial ekonomi berpengaruh pada kepuasan komunikasi organisasi, yaitu berikut: Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya. Atau dengan kata lain, status sosial ekonomi berpengaruh positf dengan kemampuan seseorang dalam menyarankan penyempurnaan dan dengan kepuasaan atas pekerjaannya terutama yang berhubungan dengan penyampaian aspirasi. Dapat dikatakan bahwa statusto sosial commit user ekonomi berhubungan positif
227 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan kepuasan komunikasi karena kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan dan kepuasan dengan pekerjaan adalah indikator-indikator dalam kepuasaan komunikasi menurut pendapat dari Arni Muhammad (http://digilib.petra.ac.id). Maka hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung teori-teori tersebut diatas dikarenakan di DPD PAN Kota Surakarta, mayoritas para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi pula. Dan saat responden di di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang sedang maka tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung menurun menjadi sedang bahkan rendah. Karena data dari mayoritas responden dapat mendukung teori tentang hubungan variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar dimana saat tingkat salah satu variabel tinggi maka tingkat variabel yang lain cenderung tinggi pula dan begitu pula sebaliknya.
commit to user
228 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.8 Analisis Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Di DPD PAN Kota Surakarta (τxy.z)
Tabel LXXXI Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Tinggi Di DPD PAN Kota Surakarta n:6 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
6
0
0
Komunikasi
Sedang
0
0
0
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi)
commit to user
229 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXXII Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Sedang Di DPD PAN Kota Surakarta n:4 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
2
2
0
Komunikasi
Sedang
0
0
0
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang sedang)
commit to user
230 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel LXXXIII Korelasi Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Dependen Kepuasan Komunikasi Organisasi Yang Dikontrol Oleh Variabel Kontrol Status Sosial Ekonomi Yang Rendah Di DPD PAN Kota Surakarta n:0 Kepuasan Komunikasi Organisasi Tinggi
Sedang
Rendah
Iklim
Tinggi
0
0
0
Komunikasi
Sedang
0
0
0
Organisasi
Rendah
0
0
0
Sumber : Tabel LXXI (data responden yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah) Jika dihubungkan dengan teori-teori korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi, yaitu sebagai berikut: Ahmad Kurnia menjelaskan bahwa iklim komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesenjangan kepuasan komunikasi antara lain: ·
Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya
mereka ke individu-individu yang status ekonomi sosialnya lebih tinggi. commit to user
231 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Orang-orang dengan status ekonomi sosial tinggi pada umumnya lebih banyak
berkomunikasi satu dengan yang lain yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah. ·
Orang dengan status ekonomi sosial lebih tinggi pada umumnya lebih
mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus ekonomi sosial lebih rendah (Kurnia, 2010: 3). Maka hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi yang dikontrol oleh variabel kontrol status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta dapat mendukung teori-teori tersebut diatas dikarenakan di Kota Surakarta, mayoritas para responden dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi juga merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi yang cenderung tinggi dan sedang pula. Dan saat responden di di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang lebih rendah atau sedang maka tingkat iklim komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi organisasi cenderung lebih rendah pula yaitu ditandai ada reponden yang merasakan tingkat kepuasan komunikasi yang sedang saat status ekonominya pada tingkat sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta.
commit to user
232 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.8 Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di DPD PAN Kota Surakarta
Tabel LXXXIV Perbandingan Hubungan Antar Variabel Di DPD PAN Wonogiri Dan Di DPD PAN Kota Surakarta DPD PAN Wonogiri
DPD PAN Kota Surakarta
Τxy
kuat dan sejajar
kuat dan sejajar
Τzx
kuat dan sejajar
kuat dan sejajar
Τzy
kuat dan sejajar
kuat dan sejajar
τxy.z
Signifikan
signifikan
Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi (τxy) di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta itu sama-sama kuat dan sejajar, hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi (τzx) di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta itu sama-sama kuat dan sejajar, hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi (τzy) di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta itu sama-sama kuat dan sejajar, dan dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi commit to user
233 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi (τxy.z) di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota .
commit to user
234 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif tentang iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta, serta pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dikatakan bahwa tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 80% atau 8 responden di DPD PAN Wonogiri; dan 100% atau 10 responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat iklim komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Hal tersebut dikarenakan tingkat supportiveness, tingkat kepercayaan, serta tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tercipta di DPD PAN Wonogiri tidak sebaik yang tercipta di DPD PAN Kota Surakarta; 2. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN to user Wonogiri lebih rendah commit jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan
235 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 30% atau 3 responden di DPD PAN Wonogiri; dan 60% atau 6 responden di DPD PAN Kota Surakarta merasakan tingkat kepuasan komunikasi organisasi yang tinggi di DPD PAN mereka masing-masing. Hal tersebut dikarenakan tingkat kepuasan dengan pekerjaan dan tingkat kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi dalam organisasi yang tercipta di DPD PAN Wonogiri tidak sememuaskan yang tercipta di DPD PAN Kota Surakarta; 3. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta dapat dikatakan bahwa tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu 90% atau 9 responden di DPD PAN Wonogiri dan 80% atau 8 responden di DPD PAN Kota Surakarta memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tergolong tinggi; 4. Berdasarkan analisis data didapatkan hasil sebagai beriktu: ·
Hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar;
·
Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
·
236 digilib.uns.ac.id
Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri itu kuat dan sejajar;
·
Dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri;
·
Hubungan antara variabel kepuasan komunikasi organisasi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar;
·
Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar;
·
Hubungan antara variabel status sosial ekonomi dengan variabel kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta itu kuat dan sejajar;
·
Dapat disimpulkan bahwa benar ada pengaruh dari variabel kontrol status sosial ekonomi dalam korelasi antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan variabel dependen kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta.
5. Ada beberapa faktor yang mendukung iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri menjadi baik dan memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
237 digilib.uns.ac.id
a. Karena Ketua telah memandang cukup penting informasi dari bawahan sebagai sebagai bahan kajian, sebagai referensi untuk mengambil suatu kebijakan; b. Karena setiap anggota DPD PAN Wonogiri diberi hak bicara dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam suatu forum; c. Karena anggota DPD PAN Wonogiri merasa bahwa Ketua DPD PAN Wonogiri benar-benar memberikan kepercayaan kepada anggota dalam pelaksanaan tugas masing-masing; d. Karena ada rasa percaya diantara anggota DPD PAN Wonogiri; e. Karena penempatan anggota sebagai pengurus DPD dirasa telah sesuai dengan kapasitasnya sehingga mampu memaksimalkan kinerjanya; f. Karena Ketua DPD PAN Wonogiri telah melakukan tranfer informasi melalui forum-forum, melalui rapat-rapat, melalui kegiatan resmi maupun tidak resmi. 6. Ada beberapa faktor yang menghambat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri menjadi baik dan memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: a. Dikarenakan saat pertemuan tidak semua pengurus bisa datang maka tidak semua pihak yang berkepentingan dapat mendapatkan informasi yang sama; b. Faktor geografis Kabupaten Wonogiri yang relatif luas dan faktor jarak tempat tinggal antar anggota yang relatif berjauhan menjadi commit to user
238 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tantangan dan kendala tersendiri dalam proses komunikasi di DPD PAN Wonogiri; c. Faktor kesibukan pengurus diluar tugasnya di DPD PAN Wonogiri juga menjadi tantangan dan hambatan tersendiri dalam komunikasi dan konsolidasi kepartaian di DPD PAN Wonogiri. 7. Ada beberapa faktor yang mendukung iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta menjadi baik dan memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: a. Karena Ketua DPD PAN Kota Surakarta telah memberikan perhatian yang cukup atas informasi dari bawahannya; b. Karena adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya di DPD PAN Kota Surakarta dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan organisasi tersebut berupa kesempatan untuk berpendapat, kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, usulan, pertanyaan, klarifikasi tentang kepartaian baik dalam rapat formal maupun pertemuan non formal kepada semua anggota; c. Karena adanya kepercayaan dari Ketua DPD PAN Kota Surakarta kepada anggota DPD PAN Kota Surakarta yang lain sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas; d. Karena ada rasa percaya diantara anggota DPD PAN Kota Surakarta; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
239 digilib.uns.ac.id
e. Karena anggota DPD PAN Kota Surakarta dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas; f. Karena di DPD PAN Kota Surakarta sering diadakan koordinasi antar pengurus setiap seminggu sekali dalam bentuk rapat. Dan selain melalui rapat, juga dilakukan pencarian informasi antar pengurus melalui telepon. 8. Ada beberapa faktor yang menghambat iklim komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta menjadi baik dan memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: a. Faktor kesibukan pengurus diluar tugasnya di DPD PAN Kota Surakarta juga menjadi tantangan dan hambatan tersendiri dalam komunikasi dan konsolidasi kepartaian di DPD PAN Kota Surakarta. 9. Ada beberapa faktor yang mendukung kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri berada pada taraf memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: a. Faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional membuat para anggota DPD PAN Wonogiri cenderung loyal dan ikhlas mengabdi di DPD PAN Wonogiri. Dan karena atas dasar kesadaran bahwa kerja di partai itu adalah kerja ikhlas bukan karena dapat imbalan apa-apa tapi karena perjuangan jadi walaupun tidak mendapatkan honor atau gaji, anggota tetap saja merasa ikhlas. Karena anggota commit to user
240 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merasakan keuntungan yang lain yaitu dapat menegakkan kebenaran yang bernilai pahala dan kepuasan batin terkait keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya; b. Karena di DPD PAN Wonogiri saat ada informasi, langsung dikomunikasikan kepada seluruh anggota dan pengurus ditingkat kabupaten dan tingkat kecamatan jadi tidak ada informasi yang mengendap (berhenti); c. Kebijakan pimpinan di DPD PAN Wonogiri yang telah sesuai dengan harapan dan sesuai dengan pemikiran-pemikiran anggota dapat meminimalisir pertentangan walaupun implementasinya kadang memang tidak sesuai dengan yang diharapkan namun itu masih berada dalam tataran bisa diterima; d. Karena di DPD PAN Wonogiri, undangan tidak harus dengan surat formal karena ada pengaruh faktor geografis yang relatif terlalu luas sehingga jika melalui surat kemungkinan terlalu lama akhirnya menggunakan alat komunikasi yang lain yaitu melalui Short Message Service (SMS) dipandang cukup memuaskan; 10. Yang menjadi kendala dalam penciptaan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri, yaitu antara lain: a. Susahnya meraih ketepatan dalam penempatan anggota untuk jabatan di DPD PAN Wonogiri yang sesuai kapasitas pribadinya dapat sangat mempengaruhi kepuasan dengan jabatan yang diemban;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
241 digilib.uns.ac.id
b. Susahmya menjalankan kebijkan agar sesuai dengan harapan dapat sangat mempengaruhi kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi. 11. Ada beberapa faktor yang mendukung kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta berada pada taraf memuaskan di mata para anggotanya, yaitu antara lain: a. Faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional membuat para anggota DPD PAN Kota Surakarta cenderung loyal dan ikhlas mengabdi di DPD PAN Kota Surakarta. Dan karena adanya pengaruh faktor kecintaan terhadap Partai Amanat Nasional itu juga, maka walaupun keuntungan material yang didapat oleh anggota DPD PAN Kota Surakarta relatif minim, anggota tetap merasa puas terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya; b. Karena di DPD PAN Kota Surakarta mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme yang ada, dan aliran informasi di DPD PAN Kota Surakarta dirasakan oleh anggotanya sudah bagus; c. Karena di DPD PAN Kota Surakarta, setiap akan mengambil keputusan itu dilakukan rapat dan karena di internal Partai Amanat Nasional keputusan itu diambil secara kolektif kolegial sehingga dapat diyakini bahwa apa yang diputuskan secara kolektif kolegial itu akan lebih baik hasilnya. commit to user
242 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Karena penggunaan telepon dan Short Message Service (SMS) dirasa oleh anggota DPD PAN Kota Surakarta telah memuaskan karena informasi bisa disampaikan secara langsung. 12. Yang menjadi kendala dalam penciptaan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Kota Surakarta, yaitu antara lain: a. Susahnya meraih ketepatan dalam penempatan anggota untuk jabatan di DPD PAN Kota Surakarta yang sesuai kapasitas pribadinya dapat sangat mempengaruhi kepuasan dengan jabatan yang diemban; b. Susahmya menjalankan kebijkan agar sesuai dengan harapan dapat sangat mempengaruhi kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi; c. Unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta dapat menghambat kepuasan atas kebijaksanaan di dalam organisasi tersebut.
B. Saran Pada akhir penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran yang peneliti harapkan akan berguna. 1. Untuk DPD PAN Wonogiri: a. Untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam penempatan seseorang untuk suatu posisi atau jabatan berdasarkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya;
commit to user
243 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Untuk lebih memperluas akses bagi anggota kepada informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Memang tidak semua informasi boleh diketahui semua pihak namun sudah seharusnya para anggota dapat dengan mudah menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik, tentu saja kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia. Tujuannya tentu saja agar mereka dapat memaksimalkan peran mereka di dalam organisai; c. Menjaga, mengembangkan dan menfaatkan kecintaan anggota kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan pencapaian cita-cita bersama dalam partai dengan sebaik-baiknya demi menjaga kepuasan anggota terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga dapat menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu jabatan yang diemban. Dan jika satu kali saja kecintaan tersebut dikhianati maka akan sangat sulit untuk meraihnya kembali. Dan karena kecintaan tersebut akan dapat menciptakan loyalitas dalam diri anggota;
commit to user
244 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan memuaskan di DPD PAN Wonogiri, karena semuanya masih bisa menjadi lebih baik lagi. 2. Untuk DPD PAN Kota Surakarta: a. Agar
meningkatkan
komunikasi
dan
konsultasi
mengenai
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan masingmasing anggota DPD PAN Kota Surakarta; b. Tingkat keperyaan antara anggota harus ditingkatkan. Setiap anggota harus berusaha lebih keras lagi agar anggota yang lain dapat lebih mempercayaian dalam hal kemampuan menjalankan tugas keorganisasian; c. Meningkatkan ketepatan dalam penempatan seseorang untuk suatu posisi atau jabatan berdasarkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya; d. Menjaga, mengembangkan dan menfaatkan kecintaan anggota kepada Partai Amanat Nasional dalam rangka memaksimalkan pencapaian cita-cita bersama dalam partai dengan sebaik-baiknya demi menjaga kepuasan anggota terhadap keuntungan yang didapat dari jenis jabatan yang diembannya karena kepuasan atas keuntungan yang didapat dari jabatan yang diemban tidak melulu berhubungan dengan keuntungan material. Keuntungan moril juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
245 digilib.uns.ac.id
dapat menjadi salah satu keuntungan yang dapat didapat dari suatu jabatan yang diemban. Dan jika satu kali saja kecintaan tersebut dikhianati maka akan sangat sulit untuk meraihnya kembali. Dan karena kecintaan tersebut akan dapat menciptakan loyalitas dalam diri anggota; e. Lebih meningkatkan kualitas dan keterwakilan anggota dalam kebijaksanaan di dalam organisasi dan meminimalisir unsur kepentingan beberapa pihak yang terus dipaksakan kepada DPD PAN Kota Surakarta yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur partai; f. Menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik dan memuaskan di DPD PAN Kota Surakarta, karena semuanya masih bisa menjadi lebih baik lagi.
3. Untuk Penelitian Lanjutan: Berbagai variabel telah diteliti oleh penulis dalam penelitian tentang iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta ini, namun masih banyak variabel-variabel lain yang dapat diteliti di kedua organisasi tersebut. Variabel-variabel yang masih dapat diteliti di kedua organisasi politik itu antara lain jaringan komunikasi yang terbentuk di dalam kedua organisasi commit to user
246 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut dan jaringan komunikasi yang terjalin antara kedua DPD PAN tersebut dengan pengurus partai di bawahnya. Maka oleh karena itu penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan mengangkat dan mengkaji lebih lanjut variabel jaringan komunikasi di kedua DPD PAN tersebut sehingga dapat dilihat dengan lebih detil kegiatan komunikasi yang terjadi kedua DPD PAN tersebut, yaitu di DPD PAN Wonogiri dan di DPD PAN Kota Surakarta.
commit to user
247 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ALUR PEMIKIRAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Wonogiri dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Surakarta Tahun 2010)
Runtuhnya Orde Baru DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta
Bermuculan banyak Partai Berdiri Partai Amanat Nasional (PAN)
Adanya iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi
Olah Data Dengan Koefisien Korelasi Rangking Partial Kendall dan Tabel Q (Siegel, 1997: 337)
Pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, observasi, dan penelusuran literatur
·
·
·
·
Hasil: Tingkat iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi di DPD PAN Wonogiri lebih rendah jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta; Tingkat status sosial ekonomi di DPD PAN Wonogiri lebih tinggi jika dibandingkan dengan di DPD PAN Kota Surakarta. Saran: Untuk DPD PAN Wonogiri dan DPD PAN Kota Surakarta agar menjaga dan meningkatkan semua kegiatan yang menyangkut iklim komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi, karena walaupun keduanya telah berada pada taraf baik; Untuk Penelitian Lanjutan, penulis mengharap akan ada penelitian lain di masa datang yang akan mengangkat dan mengkaji lebih lanjut commit to user variabel jaringan komunikasi di kedua DPD PAN tersebut.
248 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MATRIK PERBANDINGAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI DPD PAN WONOGIRI DAN DI DPD PAN KOTA SURAKARTA
No.
Aspek
DPD PAN Wonogiri
DPD PAN Kota Surakarta
1.
Iklim Komunikasi
Cukup terbuka
Sangat terbuka
Kepuasan Komunikasi
Taraf Kepuasan
Taraf Kepuasan
Organisasi
Komunikasi Organisasi: Komunikasi
Organisasi 2.
3.
Status Sosial Ekonomi
Sedang
Organisasi: Tinggi
Taraf Status Sosial
Taraf Status Sosial
Ekonomi: Tinggi;
Ekonomi: Sedang;
4.
Pertemuan formal
Kurang intens
Sangat intens
5.
Kantor sekretariat
Kurang aktif
Sangat aktif
6.
Penyebaran informasi
Lebih melalui
Lebih melalui
kepada anggota
pertemuan informal
pertemuan formal
Alat komunikasi yang
Panggilan telepon, sms, ·
Panggilan telepon
sering digunakan
dan pertemuan rutin
dan sms
7.
commit to user
·
Pertemuan rutin
249 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam intensitas yang minim 8.
Intensitas komunikasi
Relatif kurang intens
dan tatap muka antar pengurus
commit to user
Relatif lebih intens