AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBENTUK GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre Jakarta)
Disusun oleh: Ayudhia Harumi Pawestri D1213018
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI – NON REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBENTUK GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre Jakarta)
Ayudhia Harumi Pawestri Adolfo Eko Setyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Good Corporate Governance (GCG) becomes a system concepts that can give a positive influence on the development of the company. The implementation of this concept are the principles of good GCG which can be a guidline to do. The application of the principles of Good Corporate Governance in PT Ritra Konnas Freight Centre is reflected in the activities of communication in the organization. This research aimed to know the organization's communication activities conducted by PT Ritra Konnas Freight Centre in establishing Good Corporate Governance. The method used is descriptive qualitative, which mean that the author described the activity of organizational communication at PT Ritra Konnas Freight Centre in establishing Good Corporate Governance based on facts and data collected through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used in this study is a model of Miles and Huberman. The results of this study indicated that the organization communication in PT Ritra Konnas Freight Centre can established good corporate governance (GCG). The company always tried to fulfill their all stakeholders' interest by establish and maintain communication, both internally and externally, according to the principles of Good Corporate Governance. The conclusion of this research in generally, organizational communication activities conducted at PT Ritra Konnas Freight Centre is in conformity with the principles of Good Corporate Governance. On the other hand, the application is not completely perfect, because there are still shortcomings in some aspects of organizational communication such as the evaluation of customer satisfaction. Keywords: Organization Communication, Good Corporate Governance, Communication Activiy 1
Pendahuluan Dalam membangun sistem yang baik perusahaan perlu membangun dan menjaga komunikasi pada setiap publik internal mereka. Komunikasi yang baik bagi perusahaan dapat didukung dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Istilah Good Corporate Governance semakin popular mengingat peranannya sangat penting untuk perkembangan perusahaan. GCG memotivasi manajemen perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan stakeholder sehingga pada akhirnya perusahaan mendapatkan kepercayaan dari stakeholder. Kepercayaan dari stakeholder itulah yang mampu menjaga eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnis. Perusahaan yang tidak menerapkan sistem Good Corporate Governance dengan baik lebih berpotensi mengalami kemunduran atau bahkan jatuh (collapse). Misalnya saja yang terjadi pada maskapai penerbangan Adam Air. Adam Air merupakan sebuah perusahaan maskapai penerbangan yang pernah berhasil mendapatkan penghargaan Top Brand 2008 Low cost carrier and connection. Sayangnya, pada tahun 2008 perusahaan jasa ini resmi ditutup. Faktor-faktor yang menyebabkan Adam Air bangkrut meliputi isu adanya korupsi yang terjadi di jajaran manajemen perusahaan, kurangnya kejelasan pada kontrak kerja, proses penyebaran informasi yang tertutup, dan perusahaan masih lebih memperhatikan kepentingan pemegang saham saja (Gunadarma, 2013:18). Penerapan Good Corporate Governance berlandaskan pada prinsip-prinsip GCG yaitu Transparasi, Independensi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, dan Kewajaran. Dalam penerapannya prinsip-prinsip tersebut terlaksana apabila manajemen perusahaan mampu membangun dan menjaga proses komunikasi yang baik dalam organisasi mereka. Pengelolaan suatu perusahaan yang baik bisa terjadi bila didalamnya terdapat aktivitas komunikasi yang efektif pada masingmasing anggota organisasi. Seperti yang dilakukan oleh PT Ritra Konnas Freight Center dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance.
2
Pengelolaan perusahaan perlu dibangun mulai dari internal perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang baik bukan menjadi tanggung jawab salah satu pihak manajemen perusahaan. Perusahaan memerlukan kerja sama baik antara jajaran direksi, manajer, dan karyawan untuk menjaga kondisi perusahaan. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara tidak langsung mempengaruhi interaksi anggota perusahaan demi kelancaran pergerakan perusahaan. Hal ini bertujuan agar setiap anggota perusahaan dapat memiliki pedoman yang sama dalam berperilaku. Berdasarkan pemaparan kondisi perusahaan ini maka terdapat gambaran bahwa Good Corporate Governance memiliki peranan penting dalam memajukan perusahaan. Good Corporate Governance memiliki prinsip-prinsip yang perlu diterapkan pada proses manajemen. Dalam penerapannya, aspek komunikasi memiliki andil besar atas berhasilnya pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance. PT Ritra Konnas Freight Center sebagai anak perusahaan dari perusahaan-perusahaan besar di dalam dan luar negeri menjadi cerminan memiliki manajemen
yang
baik
seperti peruhaan-perusahaan yang
menaunginya.
Perusahaan ini menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance melalui aktivitas-aktivitas komunikasi dalam organisasi mereka. Hal itu yang membuat sejak tahun 1996 hingga saat ini perusahaan masih berjalan dengan baik.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana aktivitas komunikasi organisasi dalam membentuk good corporate governance yang dilakukan oleh PT Ritra Konnas Freight Center Jakarta?”
Kajian Teori Dalam penelitian ini teori-teori yang akan dijelaskan diantaranya meliputi komunikasi,
komunikasi
organisasi,
dan
Good
Corporate
Governance.
Komunikasi dalam konteks penelitian ini mencakup aktivitas komunikasi
3
organisasi dalam membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre Jakarta. 1. Komunikasi Organisasi Definisi mengenai komunikasi juga sering dikaitkan dengan konteks komunikasi yang mengikatnya. Seperti yang dikatakan oleh Chruden dan Sherman, komunikasi sering disebut sebagai jaringan yang mengikat bersama semua anggota dan kegiatan dalam suatu organisasi (Sumadiria, 2014:6). McLaughlin juga memberikan definisi komunikasi yang merupakan saling menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efektif (Sumadiria, 2014:6). Dari definisi tersebut terdapat gambaran bahwa komunikasi dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang kemudian bisa membentuk sebuah jaringan dan selanjutnya menjadi aktivitas yang berkelanjutan dalam suatu konteks tertentu, dalam hal ini organisasi. Kata organisasi memiliki arti suatu struktur hubungan manusia. Kochler (1976) mengatakan organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Muhammad, 1995:24). Organisasi membentuk sebuah jaringan sistem yang membuat individu-individu didalamnya saling ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu. Ketergantungan tersebut terwujud dalam bentuk koordinasi yang kemudian membutuhkan komunikasi untuk menjalankannya. Kajian ilmu komunikasi dalam organisasi memiliki fokus peninjauan pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi dapat berarti pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2004:54). Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi dalam organisasi berlangsung antar anggota organisasi baik secara formal ataupun informal. Situasi formal pada organisasi merujuk adanya struktur yang jelas dalam sebuah organisasi, sehingga mengharuskan anggota organisasi yang akan berkomunikasi perlu memperhatikan struktur yang ada. Selain itu Goldhaber (1993: 14-15) dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus mendefinisikan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling 4
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah (Ruliana,2014:20). Berdasarkan definisi-definisi mengenai komunikasi organisasi tersebut terlihat bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam sebuah organisasi. Organisasi hampir sulit bertahan jika proses komunikasi didalamnya tidak berjalan dengan baik. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh James Baba Abugre (2011:12) dikatakan bahwa komunikasi organisasi memiliki fungsi penting bagi sebuah organisasi.
Persentase tertinggi sebanyak 37.0% responden mengatakan
komunikasi digunakan untuk mengirimkan instruksi, 30.9% mengatakan komunikasi digunakan sebagai informasi dasar yang dibutuhkan untuk bekerja, 12.9% mengatakan komunikasi digunakan untuk memecahkan permasalahan kerja, 9.9% menyatakan komunikasi digunakan sebagai team building, dan 9.3% mengatakan komunikasi digunakan untuk memotivasi staf dalam bekerja. Aktivitas komunikasi organisasi terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal. Dimensi komunikasi internal meliputi komunikasi yang terjadi antara publik internal perusahaan. Lawrence D. Brennan, dalam Effendy (2005) mengatakan komunikasi internal sebagai berikut (Ruliana, 2014:94): Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi guna terwujudnya tujuan perusahaan dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan itu berlangsung secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan (operasi dan manajemen) berlangsung. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi yang berlangsung dari atas ke bawah atau bawah ke atas. Komunikasi ini biasanya berlangsung antara pimpinan ke bawahan atau sebaliknya. Untuk komunikasi downward terdapat lima jenis tipe yaitu: a. Instruksi Kerja Komunikasi yang merujuk pada pengarahan tugas-tugas khusus. b. Rasio Kerja Komunikasi yang merujuk pada hasil pemahaman terhadap tugas dan hubungan dengan pengaturan lainnya 5
c. Prosedur dan Pelaksanaan Komunikasi tentang kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, regulasi dan manfaatmanfaat yang ada d. Umpan Balik Komunikasi untuk menghargai individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik e. Doktrin atas Tujuan Komunikasi yang dirancang dengan karakter ideologi yang memberikan motivasi karyawan tentang pentingnya suatu misi organisasi secara keseluruhan (Ruliana, 2014: 94-95). Komunikasi vertikal bukan hanya komunikasi downward, tetapi juga meliputi komunikasi upward. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pesanpesan dalam komunikasi downward biasanya meliputi instruksi kerja dari pimpinan kepada bawahan, penjelasan mengenai tujuan perusahaan, Sedangkan untuk komunikasi upward terjadi dalam konteks memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan terkait organisasi kepada pimpinan. Pada komunikasi internal juga terdapat istilah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal merupakan komunikasi mendatar yang terjadi antara para karyawan atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara. (Ruliana,2014:97). Komunikasi antara karyawan dengan karyawan, manajer keuangan dengan manajer operasional, atau komunikasi antara jajaran direksi merupakan contoh komunikasi horizontal. Dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus dijelaskan bahwa komunikasi horizontal memiliki fungsi untuk: a. Memperbaiki koordinasi tugas b. Upaya pemecahan masalah c. Saling berbagi informasi d. Upaya pemecahan konflik e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama
6
Dalam pelaksanaan komunikasi vertikal dan horizontal tidak jarang terjadi komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal disebut juga komunikasi silang merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara pimpinan seksi tertentu dengan pegawai seksi lain (Effendy, 2011:125). Di lain sisi, peran komunikasi internal organisasi perlu didukung dengan melakukan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal diartikan sebagai semua cara yang dilakukan oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan khalayak yang dijadikan sasaran organisasi (Ruliana, 2014:108). Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa komunikasi ekternal terjadi baik dari organisasi kepada khalayak ataupun sebaliknya. Komunikasi eksternal menjadi bagian dari terlaksananya komunikasi organisasi. Fox (2006) mengatakan pada sebuah jurnal yang berjudul Organizational Communication as an Important Factor of Company Success: Case Study of Bosnia and Herzegovina: “Business communication can be inside the organization (internal communication) and outside the organization (external communication). Internal Communication is a process where all employees take part unlike external where only some employees take part.” (Spaho, 2011:390) Dalam terjemahan bahasa Indonesia memiliki arti komunikasi bisnis bisa terjadi di dalam organisasi (komunikasi internal) dan di luar organisasi (komunikasi eksternal). Komunikasi internal merupakan sebuah proses dimana semua karyawan memiliki andil, tidak seperti komunikasi ekternal dimana hanya sebagian karyawan saja yang memiliki andil untuk menjalankan komunikasi tersebut. Komunikasi yang berlangsung dari organisasi kepada khalayak bersifat informatif. Dilain sisi terdapat komunikasi dari khalayak ke organisasi yang merupakan feedback dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi sebelumnya. Komunikasi dari khalayak biasanya bersifat langsung (direct communication) dan tidak langsung (indirect communication) (Ruliana,2014:109). 2. Good Corporate Governance Tata kelola perusahaan yang baik dikenal juga dengan istilah Good Corporate Governance (GCG). Dalam beberapa literatur terdapat bermacammacam definisi mengenai GCG. Dalam sebuah jurnal yang berjudul Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia mendefinisikan Good 7
Corporate Governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Kaihatu, 2006:9). Selain itu Good Corporate Governance juga memiliki pengertian sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang saham,/pemilik modal, komisaris, dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Center for European Policy Study (CEPS) mendefinisikan GCG sebagai seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan (Sutedi, 2011:1). Dari definisi-definisi tersebut terdapat inti makna Good Corporate Governance berupa sebuah proses atau sistem pengelolaan perusahaan yang sehat untuk menciptakan value added bagi organisasi. Konsep tata kelola perusahaan yang sehat yaitu tata kelola organisasi yang tentunya bisa menciptakan iklim perusahaan yang baik bagi seluruh stakeholder perusahaan. Konsep ini bisa terlaksana pada suatu perusahaan dengan menerapkan lima prinsip, berupa (Kaihatu, 2006:2): a. Transparency Transparansi
yang
dimaksud
merujuk
pada
keterbukaan
informasi.
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan materiil dan relevan mengenai perusahaan. Transparansi juga merujuk pada penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders (Sutedi,2011:11). b. Accountability Akuntabilitas
meliputi
kejelasan
fungsi,
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
struktur,
sistem,
dan
pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif. c. Responsibility Responsibility atau terjemahan bahasa pertanggungjawaban yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini diwujudkan agar 8
menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi lebih professional, menjunjung etika, dan memelihara lingkungan bisnis yang sehat (Sutedi, 2011:126). d. Independency Independensi atau kemandirian yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e. Fairness Fairness yang memiliki terjemahan kesetaraan dan kewajaran merupakan perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Penerapan Good Corporate Governance yang baik mampu memberikan manfaat positif bagi organisasi atau perusahaan. Beberapa manfaat dari penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance adalah (Wibowo, 2004:98): a. Perbaikan dalam komunikasi b. Minimalisasi potensial benturan c. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi d. Promosi citra korporat e. Peningkatan kepuasan pelanggan f. Perolehan kepercayaan investor
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Nasution (1988;5) penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Sugiyono, 2014:205). Peneliti bermaksud untuk menggambarkan realitas yang kompleks terhadap suatu hal sehingga pendekatan yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif. Pemilihan jenis penelitian deskriptif dikarenakan peneliti ingin memahami situasi sosial secara mendalam yang ada di organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre. Penelitian ini dilakukan pada sebuah organisasi di Jakarta yaitu pada PT Ritra Konnas Freight Centre. Perusahaan yang bergerak pada bidang jasa depo 9
kontainer ini berlokasi di Jakarta Utara. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 9 orang, dimana 6 orang merupakan karyawan PT Ritra Konnas Freight Centre dan 3 orang merupakan pelanggan perusahaan tersebut. Teknik pengambilan sampling dilakukan dengan cara purposive sampling. Peneliti melakukan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu seperti jabatan, pengetahuan, dan pengalaman seseorang. Selain itu, bagi sampel sumber data yang berasal dari pelanggan perusahaan dipilih dengan mempertimbangkan lama waktu kerja sama dengan perusahaan dan jumlah frekuensi penggunaan layanan perusahaan. Peneliti mengumpulkan data-data melalui tiga cara yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya, peneliti menganalisa data dengan menggunakan teknik analisis data Miles & Huberman (1984) yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2014:92).
Sajian dan Analisis Data Penelitian tentang Good Corporate Governance berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan nilai saham perusahaan. Tidak jarang pendekatan yang sering dipakai untuk meneliti Good Corporate Governance ialah dari bidang ilmu bisnis, manajemen, atau keuangan, dan akuntansi. Di tahun 2011 terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Al-Haddad, Al Zurqan, dan Al Sufy di Isra Private University, Jordan, dengan judul The Effect of Corporate Governance on the Perfomance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on Amman Stock Exchange, menggunakan pendekatan aspek manajemen dan keuangan. Aspek-aspek yang dipakai dapat terlihat dari penggunaan istilah seperti Liquidity, Business Risk, Dividens, Earning per Share, dan Return of Assets (Al-Haddad, Al Zurqan, Al Sufy, 2011:61-62). Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan pendekatan aspek komunikasi. Aspek komunikasi tersebut berada pada level komunikasi organisasi, dimana komunikasi merupakan aspek penting yang perlu dijaga dengan baik oleh setiap perusahaan, apalagi untuk mendorong terbentuknya Good Corporate Governance. Implementasi dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre tidak lepas dari adanya peranan komunikasi organisasi. 10
Tidak ada kegiatan kelompok yang terjadi tanpa komunikasi. Proses menjalin dan menjaga komunikasi tersebut merupakan bagian dari mengelola perusahaan yang baik. Dalam gambar berikut ini dapat terlihat hubungan antara komunikasi organisasi dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Skema 1.1 Aspek Komunikasi dalam membentuk Good Corporate Governance
Skema 1.1 menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Good Corporate Governance memiliki keterkaitan dengan aktivitas komunikasi dalam organisasi. Dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terdapat aktivitas komunikasi organisasi yang mendukung didalamnya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness. Berikut uraian aktivitas komunikasi organisasi yang berada dalam prinsip-prinsip Good Corporate Governance:
11
1.
Prinsip Transparansi Implementasi prinsip transparansi
memerlukan serangkaian aktivitas
komunikasi organisasi didalamnya. Keterbukaan informasi dapat terwujud apabila masing-masing individu membiasakan diri untuk membagikan informasiinformasi yang berkaitan dengan perusahaan secara tepat waktu dan akurat. Para Informan penelitian menjelaskan bahwa keterbukaan informasi di PT Ritra Konnas Freight Centre sudah baik. Kepada shareholder informasi yang paling sering disampaikan adalah yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Setiap bulan manajer keuangan akan ke kantor pusat, yaitu kantor pemegang saham PT Ritra Konnas Freight Centre untuk mengurus persetujuan gaji karyawan. Pada kesempatan wawancara dengan manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight Centre 22 Januari 2016, ia juga mengatakan bahwa para pemegang saham PT Ritra Konnas Freight Centre bersikap terbuka dalam membagi informasi terkait kepentingan perusahaan. Berdasarkan penuturan Sri Hartini terlihat bahwa staf dianggap bukan hanya sebagai orang yang bekerja di PT Ritra Konnas Freight Centre saja, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging). Setiap anggota perusahaan sebaiknya memang memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap perusahaan. Keterbukaan memang penting dalam menyebarkan informasi yang berkaitan dengan
kepentingan
perusahaan.
Namun,
informasi
tidak
begitu
saja
disebarluaskan dari pimpinan ke seluruh karyawan. Seperti yang dikatakan Haris, manajer operasional PT Ritra Konnas Freight centre, bahwa informasi yang diperoleh tersebut akan didiskusikan dibagian internal pimpinan-pimpinan perusahaan. Setelah itu baru disebarkan kepada seluruh karyawan sesuai amanah pimpinan dan hak-hak karyawan. Keterbukaan dengan publik eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi
yang
mampu
menjangkau
khalayak
eksternal
perusahaan secara umum. Salah satu media yang dimiliki oleh PT Ritra Konnas Freight Centre adalah website. Sayangnya, hasil observasi peneliti menemukan bahwa website perusahaan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Informasiinformasi yang tertera pada halaman website hanya terdiri dari tiga jenis informasi 12
yaitu halaman beranda, pelayanan, dan kontak perusahaan. Padahal Informasi mengenai Good Corporate Governance PT Ritra Konnas Freight Centre dari tahun ke tahun dapat ditampilkan pada halaman website, sehingga publik eksternal dapat dengan mudah mengetahui perkembangan perusahaan. Hal tersebut dapat berujung pada terciptanya reputasi yang baik bagi perusahaan di mata khalayak. 2.
Prinsip Akuntabilitas PT Ritra Konnas Freight Centre memiliki struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen di perusahaan. Dari struktur tersebut dapat terlihat arah komunikasi secara formal berlangsung baik dari pimpinan ke staf ataupun sebaliknya. Di lain sisi, struktur yang ada tidak menghambat proses komunikasi yang terjadi antar anggota internal perusahaan. Kejelasan struktur dapat terlihat dari bagaimana seorang manajer menerapkan sistem kerja pada divisinya masing-masing. Sistem kerja yang jelas akan membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Sistem kerja yang diterapkan pada divisi operasional PT Ritra Konnas Freight Centre menekankan pada disiplin waktu kerja. Di divisi keuangan pun juga menerapkan sistem kerja yang jelas sesuai struktur dan fungsi anggota PT Ritra Konnas Freight Centre. Setiap alur pengerjaan laporan keuangan dikerjakan secara jelas dan didukung dengan data-data yang akurat untuk mendapatkan hasil yang seimbang antara pemasukan dan pengeluaran. 3.
Prinsip Responsibilitas Prinsip responsibilitas merujuk pada kepatuhan kepada prinsip korporasi,
yaitu aturan-aturan yang dimiliki oleh perusahaan dan dijadikan landasan dalam bekerja di perusahaan. PT Ritra Konnas Freight Centre membiasakan karyawan untuk bekerja sesuai jobdesk mereka masing-masing. Dalam wawancara dengan manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight Centre menyebutkan bahwa setiap karyawan perlu menerapkan kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab apa yg menjadi tugas sesuai Job Description (Sri Nur Harijani, wawancara 22 Januari 2016).
13
Dalam prinsip responsibilitas terdapat penekanan untuk menjunjung adanya penerapan etika dalam bekerja dan menghindari penyalahgunaan kekuasaann. Sebagai staf PT Ritra Konnas Freight Centre, Sri Hartini menjelaskan etika merupakan cerminan diri seseorang. Pribadi seseorang tersebut akan membawa pengaruh pada kinerjanya. Etika yang baik akan mendorong individu bekerja dengan baik sesuai prosedur perusahaan (Staf Keuangan, wawancara 12 Januari 2016). Hal itu juga berarti mendorong individu untuk bekerja secara bersih, tidak melakukan segala bentuk tindakan yang merugikan perusahaan. 4.
Prinsip Independensi Perusahaan secara professional menerapkan tata pengelolaan yang baik tanpa
benturan kepentingan sebagian orang. Manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight Centre mengakui meskipun perusahaan memiliki tiga pemilik saham dari perusahaan-perusahaan besar, namun pemilik saham lokal lebih sering berhubungan dibandingkan dengan pemilik saham di Malaysia, Kontena Nasional. Kemandirian juga berlaku sebagai keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Sesuai dengan misi perusahaan yang ingin menjadikan PT Ritra Konnas Freight Centre sebagai depo peti kemas yang dapat diandalkan dan mampu memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Oleh karena itu, aturan-aturan dari pelanggan yang mendorong kinerja depo agar memberikan pelayanan terbaik kepada mereka masih semaksimal mungkin dipatuhi oleh anggota-anggota perusahaan. Lebih lanjut, manajer operasional mengatakan bahwa pelanggan adalah raja, jadi perusahaan akan selalu berusaha memenuhi keinginan pelanggan. 5.
Prinsip Fairness Prinsip Fairness dapat ditinjau dari bagaimana perusahaan melakukan
pemenuhan hak kepada anggota perusahaan berdasarkan perjanjian atau kontrak kerja dan peraturan undang-undang yang berlaku. Dalam tata kelola perusahaan yang baik harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Apabila anggota perusahaan telah melaksanakan kewajibannya memenuhi kepentingan perusahaan, maka ia berhak mendapatkan hal-hal yang telah menjadi haknya sebagai karyawan. Dari tahun ke tahun perusahaan selalu mengikuti perubahan peraturan 14
pemerintah terkait upah minimum pegawai. Menaikkan upah pegawai merupakan salah satu cara yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik lagi dalam memenuhi kewajiban di perusahaan. Namun, dalam hal pemenuhan hak-hak pegawai tentu manajemen juga mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku. Dalam wawancara 22 Januari dengan manajer keuangan, Sri Nur Harijani mengatakan bahwa peraturan perusahaan yang sesuai Departemen Ketenagakerjaan menjadi acuan perusahaan dalam memenuhi hak-hak anggota perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dilakukan oleh PT Ritra Konnas Freight Centre tercermin dalam aktivitas-aktivitas komunikasi organisasi yang mereka lakukan setiap hari. Manajemen berusaha semaksimal mungkin melakukan koordinasi saat bekerja untuk kelancaran pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan media yang digunakan manajemen PT Ritra Konnas Freight Centre untuk menjalin dan menjaga komunikasi yang baik dengan pemilik saham. Pemilik saham akan mengetahui sejauh mana PT Ritra Konnas Freight Centre berkembang dengan mendengarkan secara lisan informasi-informasi terbaru dari manajer-manajer perusahaan. Sebagai tambahan, manajer keuangan memberikan penjelasan pencapaian PT Ritra Konnas Freight Centre setiap tahunnya secara tertulis melalui laporan keuangan perusahaan. Manajer keuangan sangat menjaga keakuratan data-data yang ada di laporan keuangan perusahaan dengan cara rutin melakukan koordinasi dengan staf dan manajer operasional dalam hal pengumpulan data-data tersebut. Oleh karena itu, kesadaran staf dan manajer akan peranan, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing sangat perlu diterapkan agar proses bekerja berjalan lancar. Semua itu perlu dikomunikasikan secara berkesinambungan pada setiap anggota perusahaan.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai aktivitas komunikasi organisasi dalam mengimplementasikan prinsip Good Corporate Governance (Studi Deskriptif Aktivitas Komunikasi Organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre dalam 15
Mengimplementasikan Prinsip Good Corporate Governance), dapat diperoleh kesimpulan bahwa PT Ritra Konnas Freight Centre mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dengan didukung aktivitas
komunikasi organisasi secara internal dan eksternal, serta formal dan informal. Kesimpulan penelitian tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 1. Prinsip Transparansi PT Ritra Konnas Freight Centre membiasakan seluruh karyawannya untuk membagikan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan secara tepat waktu dan akurat. Para manajer menjalankan fungsi komunikasi organisasi dalam bentuk pelaksanaan koordinasi pada setiap karyawan. Komunikasi organisasi yang ada pada pelaksanaan prinsip transparansi di PT Ritra Konnas Freight Centre tidak hanya dilakukan pada komunikasi internal saja, tetapi juga komunikasi eksternal. Perusahaan melakukan koordinasi dengan anggota internal, termasuk pemegang saham, dan membagi informasi secara berkelanjutan dengan pihak eksternal perusahaan. 2. Prinsip Akuntabilitas Prinsip Akuntabilitas yang berfokus pada kejelasan fungsi dari masing-masing anggota telah diterapkan relatif baik oleh PT Ritra Konnas Freight Centre. Dalam mengimplementasikan prinsip tersebut perusahaan melakukan komunikasi formal. Para manajer memastikan staf mereka untuk mengerti apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Proses komunikasi yang diterapkan dalam melakukan prinsip akuntabilitas yaitu dengan menggunakan media memo, tulisan (struktur organisasi), dan bertatap muka langsung. 3. Prinsip Responsibilitas Prinsip responsibilitas berkaitan dengan bagaimana pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder mereka. Peranan komunikasi organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre yang terdapat dalam mengimplementasikan prinsip tersebut berlangsung baik secara internal dan eksternal. Penanaman nilai etika pada setiap karyawan menjadi poin penting yang dilakukan jajaran top
16
manajemen dalam bekerja. Hal tersebut berlangsung dalam komunikasi formal ke bawah (atasan-bawahan). 4. Prinsip Independensi PT Ritra Konnas Freight Centre melakukan pengelolaan terhadap perusahaan secara mandiri, meskipun ia lahir dari tiga pemilik saham yang memiliki perusahaan-perusahaan besar. Peranan komunikasi organisasi yang terdapat dalam prinsip tersebut dapat terlihat pada komunikasi internal perusahaan antara manajemen PT Ritra Konnas Freight Centre dengan shareholders (pemegang saham). 5. Prinsip Fairness Penerapan prinsip Fairness pada PT Ritra Konnas Freight Centre dilakukan dengan memberikan perlakuan setara pada setiap anggota perusahaan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Sebagai bentuk timbale baliknya, manajemen memberikan hak karyawan berupa upah dan tunjangan yang sesuai bagi mereka. Dalam pemberian upah manajemen melakukan komunikasi berkelanjutan secara eksternal dengan pemerintahan untuk menyesuaikan standar upah sesuai UUD yang berlaku dan menyampaikan kepada pihak internal perusahaan bila terdapat perubahan-perubahan aturan dari pemerintahan tersebut.
Saran Berdasarkan hasil penelitian Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre Jakarta memberikan tanggapan positif dan negative, maka berikut saran untuk PT Ritra Konnas Freight Centre dalam menerapkan tata kelola yang baik bagi perusahaan: 1. Menjaga sikap kepemimpinan (leadership) bagi General Manager dan manajer-manajer PT Ritra Konnas Freight Centre untuk mengelola publik internal dan eksternal perusahaan 2. Meningkatkan penggunaan teknologi dalam bidang media komunikasi sebagai upaya untuk menjalin dan menjaga komunikasi dengan publik eksternal perusahaan. 17
3. Mempertahankan aktivitas-aktivitas komunikasi yang efektif dalam organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan publik internal perusahaan.
Daftar Pustaka Company profile PT Ritra Konnas Freight Center, (2014). Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Ruliana, Poppy. (2014). Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sumadiria, Haris. (2014). Sosisologi Komunikasi Massa. Bandung:Simbiosa Rekatama Media. Wibowo, Eddi, dkk. (2004). Memahami Good Government Governance & Good Corporate Governance. Yogyakarta: Cipta Mandiri. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Abugre, James Baba. (2011). Appraising The Impact of Organizational Communication on Worker Satisfaction in Organizational Workplace. Ghana: University of Ghana Business School, Logon, Accra. Vol 1. http://www.scientiasocialis.lt/pmc/files/pdf/Abugre_Vol.1.pdf. diakses pada 12 Maret 2016. Al-Haddad, Waseem “mohammad yahya”, Saleh Taher Alzurqan, Fares Jamil Al Sufy. (2011). The Effect of Corporate Governance on the Perfomance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical study on Amman Stock Exchange. Jordan: Isra Private University. Vol.1 No.4. http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._4;_April_2011/8.pdf diakses pada 12 Maret 2016. Gunadarma, Devi Mustika. (2013). Contoh Kasus Pelanggaran Etika di Perusahaan. https://devimustikagunadarma.wordpress.com/2013/11/08/kasuspelanggaran-etika/ diakses pada 6 Oktober 2015. Kaihatu, Thomas S. (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya. Vol 8 No 1. 2006. http://ced.petra.ac.id/index.php/man/article/viewFile/16505/16497 diakses pada 6 Oktober 2015. Spaho, Kenan. (2011) Organizational Communication As An Important Factor of Company Success: Case Study of Bosnia and Herzegovina. Bosnia and Herzegovina: Center for Technological and Economical Development. ol.4 No.2. http://www.saycocorporativo.com/saycouk/bij/journal/vol4no2/case_2.pdf diakses pada 12 Maret 2016 18