POLA INTERAKSI SOSIAL IBU DALAM PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT ANAK
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
ADISTI MAULIARATRI F 100 080 023
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
POLA INTERAKSI SOSIAL IBU DALAM PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT ANAK Adisti Mauliaratri Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dr. Moordiningsih, M.Si
[email protected]
Namun seiring dengan proses modernisasi antara lain ditandai dengan bergesernya peran dan fungsi keluarga. Banyaknya ibu yang tidak hanya berfungsi sebagai pendamping suami dan pengasuh anak dalam keluarga, tetapi juga berfungsi sebagai pencari nafkah. Oleh karena itu, ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar menitipkan anaknya ke pembantu atau anggota keluarga seperti nenek atau saudara kandung. pengasuhan yang baik membutuhkan waktu dan usaha, bukan hanya jumlah waktu yang dihabiskan orang tua bersama anak tetapi kualitas pengasuhan yang lebih penting. Sehingga perlu adanya interaksi sosial antara ibu dengan anak agar anak dapat menyalurkan bakat dan minatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola interaksi social ibu dalam pengembangan bakat dan minat anak. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yaitu subjek yang berdasarkan karakteristik sebagai berikut: (a) ibu bekerja minimal 6 jam sehari, (b) mempunyai anak berusia 6-12 tahun. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum ibu bekerja menyiapkan sarapan, dan makan siang anak sehingga anak ketika pulang sekolah bisa langsung makan, sore hari dan malam hari ibu memantau anak belajar. Ibu juga mengantarkan anak untuk les di bidang yang diminati seperti les tari dan renang. Ibu mengetahui anak mempunyai bakat dan minat awalnya mengamati keseharian anak kemudian anak pernah mengikuti dan diikutkan tes bakat dan minatnya seperti tes fingerprint. Sehingga ibu dapat mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minat anak dengan memasukkan ke lembaga yang berkompeten seperti sanggar tari Meta Budaya, klub sepak bola. Tetapi beberapa ibu menyalurkan bakat dan minat anak di rumah dengan mengajarinya sendiri misalnya memasak, menggambar.
Kata Kunci : Pola interaksi sosial, Bakat, Minat
LATAR BELAKANG
Namun
Anak merupakan makhluk
proses
seiring
modernisasi
dengan
antara
lain
yang membutuhkan kasih sayang,
ditandai dengan bergesernya peran
pemeliharaan,
dan
tempat
bagi
dan fungsi keluarga. Banyaknya ibu
perkembangannya.
Anak
juga
yang tidak hanya berfungsi sebagai
merupakan
yang
masih
pendamping suami dan pengasuh
bersih dan peka terhadap rangsangan
anak dalam keluarga, tetapi juga
atau stimulus yang berasal dari
berfungsi sebagai pencari nafkah.
lingkungan. Semakin dini stimulus
Menurut data Badan Pusat Statistik
yang diberikan, semakin banyak
(BPS) tahun 2011 jumlah perempuan
peluang
menjadi
bekerja mencapai 44.645 juta orang
pengalaman untuk hidup. Menurut
(Shety, 2011). Oleh karena itu, ibu
Desmita (2010) bahwa anak usia
yang memiliki anak usia sekolah
sekolah dasar (usia 6-12 tahun) daya
dasar
pikir
kearah
pembantu atau anggota keluarga
dan
seperti nenek atau saudara kandung
objektif. Daya ingatnya menjadi
karena untuk mendidik, memantau
sangat kuat, sehingga anak benar-
perkembangan
benar berada dalam suatu stadium
mendengarkan perasaan anak pun
belajar. Hal ini minat anak akan
nyaris tidak ada waktu. Orang tua
bertambah
dengan
dalam mengembangkan bakat dan
meluasnya minat maka bertambah
minat anak, anak sering tertekan
pula pengertian tentang manusia
dengan beban yang diberikan orang
serta objek-objek yang sebelumnya
tua untuk menjadi individu yang
kurang
serta
diinginkan orang tua dan bukan
individu mulai memperlihatkan bakat
menjadi individu yang diinginkan
seperti
yang
anak (Sadewo, 2009). Selain itu,
kompleks, rumit, dan cepat untuk
orang tua terus menerus dihujani
menghasilkan karya kerajinan yang
informasi
bermutu
mendalami dan menemukan cara
pribadi
untuk
anak
berfikir
belajar
berkembang
konkrit,
luas
berarti
rasional,
dan
bagi
anak
gerakan-gerakan
bagus
atau
memainkan
instrument musik tertentu.
menitipkan
tanpa
anaknya
atau
ke
sekedar
berkesempatan
yang menguntungkan bagi anak-anak
sehingga anak lebih akrab dengan
di bidang psikologi perkembangan
televisi, internet atau game (SoloPos,
dengan judul Pola Interaksi Sosial
11 Februari 2012).
Ibu Dalam Pengembangan Bakat
Namun
demikian,
Dan Minat Anak.
perempuan tidak boleh melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu di dalam rumah tangga
TINJAUAN PUSTAKA A. Bakat
khususnya dalam mendidik anak-
Bakat
adalah
anak. Seto Mulyadi (dalam Tim
karakteristik
Pustaka Familia, 2007) memaparkan
kapasitas seseorang untuk menguasai
bahwa bukan hanya situasi dan
suatu pengetahuan khusus (dengan
kondisi saja yang mendukung, tetapi
latihan),
aspek penerimaan, rasa aman, dan
serangkaian respon yang terorganisir
bebas secara psikologis bagi setiap
(Fudyartanta,
anak juga sangat penting. Apapun
Hawadi
bakat dan minat anak, baik dalam
bakat adalah kapasitas untuk belajar
akademik
dan
maupun
nonakademik,
yang
konsistensi menunjukkan
keterampilan,
2010).
(dalam
baru
akan
atau
Menurut
Nuryanti, 2008)
muncul
setelah
orang tua menghargainya sehingga
melalui proses latihan dan usaha
tumbuh rasa percaya diri maka anak
pengembangan. Bakat tidak serta
tidak akan menemukan kesulitan
merta muncul dan dapat terlihat pada
dalam
anak. Setelah anak diberi kesempatan
mengembangkan
potensi
dirinya.
untuk berlatih dan mencoba barulah Berdasarkan uraian di atas,
maka rumusan
penulis masalah
mengemukakan yang
bakat anak dapat terlihat dan dapat terus dikembangkan. Anak berbakat
didapat
akan memberikan hasil yang jauh
sebagai landasan penelitian adalah
lebih baik daripada anak yang sejak
“bagaimana pola interaksi social ibu
awal tidak menyimpan bakat dalam
dalam pengembangan bakat dan
bidang tersebut.
minat anak?”. Berkaitan dengan
Menurut Fudyartanta (2010)
rumusan masalah tersebut, maka
menyebutkan bahwa
bakat akan
penulis ingin melakukan penelitian
dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah
pokok yaitu melakukan kegiatan
faktor
yang
kematangan
fisik
atau
dipilih
sendiri
dan
sehingga
dapat
kedewasaan biologis, peningkatan
menyenangkan
kualitas
fisik.
membentuk suatu kebiasaan dalam
Kematangan juga terjadi dalam segi
diri seseorang. Sutjipto (dalam Dani
mental
Artinya,
2010) menjelaskan bahwa minat
semakin seseorang dapat
adalah kesadaran seseorang terhadap
bahwa
keterampilan
psikologisnya.
mencapai
kematangan
fisik
dan
suatu objek, orang, masalah, atau
mental, maka bakatnya juga akan
situasi
mengalami perkembangan. Selain
dengan dirinya.
itu, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan
bakat
seseorang.
Lingkungan yang baik, pendidikan yang
baik
akan
yang
bersangkutan.
kaitan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak yaitu:
menunjang
individu-individu
mempunyai
Desmita (2010) menjelaskan
1. Faktor intern
perkembangan bakat-bakat yang ada pada
yang
a).Faktor kesehatan, Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap minat anak. Bila
seseorang
kesehatannya
terganggu misal: sakit pilek, demam,
B. Minat Ginting (dalam Dani, 2010) mengungkapkan
minat
mengakibatkan cepat lelah, tidak
sebagai kesukaan terhadap kegiatan
bergairah dan tidak bersemangat
melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti
untuk melakukan aktivitas. Demikian
minat berhubungan dengan
nilai-
halnya jika kesehatan rohani (Jiwa)
seseorang
seseorang kurang baik, misalnya
mempunyai pilihan dalam hidupnya.
mengalami perasaan kecewa karena
Minat
daya
putus cinta atau sebab lainnya, ini
mengarahkan
bisa mengganggu atau mengurangi
nilai
yang
definisi
pusing, batuk dan sebagainya, dapat
membuat
berfungsi
penggerak seseorang
yang
sebagai
melakukan
kegiatan
tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat
mempunyai
karakteristik
semangat. b). Cacat tubuh yakni sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh.
2. Faktor ekstern
Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah
Faktor keluarga, minat anak
kaki, lumpuh dan sebagainya bisa
bisa
dipengaruhi
oleh
keluarga
mempengaruhi minat, siswa yang
seperti cara orang tua mendidik,
cacat minat juga terganggu.
seperti mendidik anak tidak baik jika
c). Faktor Psikologis
terlalu dimanja dan juga tidak baik
a. Perhatian, Untuk mencapai
jika mendidik terlalu keras. Suasana
hasil minat yang baik, maka anak
rumah dimaksudkan adalah situasi
harus mempunyai perhatian terhadap
atau kejadian-kejadian yang sering
bahan yang dipelajarinya, jika bahan
terjadi di dalam keluarga, dimana
atau materi tidak menjadi perhatian
anak berada pada keluarga yang
anak, maka minat yang timbul pun
besar
akan rendah, jika begitu akan timbul
penghuninya, suasana rumah yang
kebosanan, anak tidak bergairah, dan
tegang,
bisa jadi anak tidak lagi suka dengan
biasanya menyebabkan anak bosan
bahan yang dipelajarinya.
di rumah, dan sulit berkonsentrasi
b. Kesiapan, kesediaan untuk
dan
terlalu
ribut,
sering
banyak
cekcok,
serta keadaan ekonomi keluarga.
memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri
C. Interaksi Sosial
seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan,
karena
Interaksi hubungan
antara
sosial
ialah
individu
satu
kematangan berarti kesiapan untuk
dengan yang lain, individu satu dapat
melaksanakan kecakapan. Jika tarif
mempengaruhi individu yang lain
pertumbuhan
telah
atau sebaliknya. Didalam interaksi
memungkinkannya, potensi-potensi
sosial kemungkinan individu dapat
jasmani atau rohaninya telah matang
menyesuaikan dengan yang lain atau
untuk menerima karena jika anak
sebaliknya (Walgito, 2002). Bonner
yang belajar itu sudah ada kesiapan,
(dalam
maka hasil minat itupun akan lebih
sosial adalah suatu hubungan antara
baik dari pada anak yang belum ada
dua atau lebih individu manusia, di
kesiapan.
mana kelakukan individu yang satu
pribadi
Santoso,
2010)
interaksi
mempengaruhi, memperbaiki
mengubah, kelakukan
atau
individu
yang lain, atau sebaliknya. Menurut
sikap,
tingkah
laku
orang
tua
dijadikan sama oleh anak sendiri dan menggunakan sistem norma dan
(dalam
sikap orang tuanya itu dalam tingkah
Gerungan, 1987) faktor-faktor yang
lakunya sehari-hari apabila anak
mempengaruhi interaksi sosial yaitu:
menghadapi
a. Faktor
Bonner
Imitasi,
dorongan
untuk meniru orang lain. Hasil
situasi-situasi
yang
baru. d. Faktor
Simpati,
perasaan
peniruan/imitasi dari proses interaksi
tertariknya orang yang satu terhadap
sosial
yang lain. Simpati timbul tidak atas
adalah
tiap-tiap
individu
memiliki tingkah laku ringan dan
dasar
dengan tingkah laku yang ringan
berdasarkan
tersebut
akan
Timbulnya simpati itu merupakan
timbul saling pengertian dan saling
proses yang sadar bagi diri manusia
tertarik
Saling
yang akan terjalin saling pengertian
pengertian yang memperkuat dan
yang mendalam antara individu satu
memperlancar interaksi sosial yang
dengan individu yang lain.
tiap-tiap
satu
sama
individu
lain.
sedang berlangsung antarindividu b. Faktor Sugesti, suatu proses dimana seorang individu menerima suatu
cara
penglihatan
logis
rasional,
tetapi
penilaian
Menurut
perasaan.
Huky
mengemukakan
ada
(1982)
dua
aspek
interaksi sosial, yaitu:
atau
1. Kontak Sosial, terjadi bila
pedoman-pedoman tingkah laku dari
ada respon timbal balik dan suatu
orang lain tanpa kritik terlebih
penyesuaian tingkah laku secara
dahulu
batin terhadap tindakan orang lain.
c. Faktor Identifikasi, dorongan
Kontak
terjadi
tidak
hubungan
harus
untuk menjadi identik (sama) dengan
mengadakan
badaniah.
orang lain. Identifikasi itu berarti
Perkembangan
kecenderungan atau keinginan dalam
melakukan hubungan menggunakan
diri anak untuk menjadi sama seperti
alat-alat komunikasi. Suatu kontak
ayah atau ibunya. Dalam proses
dapat bersifat primer atau sekunder.
identifikasi itu seluruh sistem norma,
Kontak perimer terjadi apabila yang
teknologi
dapat
mengadakan
hubungan
langsung
bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder
dapat
dilakukan
langsung.
Hubungan-hubungan
sekunder
tersebut
dapat
secara yang
dilakukan
melalui alat-alat telepon, telegraf, radio,
Pengembangan
2. Komunikasi,
dasar
dalam
interaksi sosial, karena tidak adanya komunikasi, manusia tidak dapat saling memberi reaksi satu sama lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Robert (dalam Santoso, 2010)
Orang
tua
suasana
proses
interaksi sosial berlangsung dan masing-masing
individu
anaknya tumbuh dan berkembang secara optimal. Orang tua khususnya ibu sangat berperan penting dalam
b. Aksi/interaksi, suatu tingkah laku dari individu yang tampak. berawal
dari
tindakan
seseorang. Tindakan itu mengundang orang
lain
untuk
anak
seperti
mengembangkan bakat dan minat. Terkadang
ibu
tentang bakat
tidak
mengerti
dan minat anak-
anaknya. Tanpa ibu sadari apa yang telah dilakukan adalah keinginan sendiri bukan merupakan keinginan
adanya interaksi dengan melakukan pendekatan
dalam
bentuk
komunikasi langsung yang intensif antara ibu dengan anak sehingga
menunjukkan tingkah lakunya
Interaksi
menginginkan
anaknya. Hal semacam ini perlu
aspek interaksi sosial yaitu: a. Situasi,
Dan
Minat Anak
pendidikan
dst.
Bakat
menanggapi.
Misalnya, di tengah macetnya lalu lintas, pengendara motor menyerobot
keinginan
diantara
keduanya
sehingga dapat tersampaikan dengan jelas. Mengkomunikasikan dengan anak perlu menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan diserap. Interaksi yang dilakukan ibu kepada anak tersebut bukan seberapa sering dan lamanya bertemu, tetapi kualitas
mobil angkot (aksi)
mengajarkan anak-anaknya menjadi lebih penting. Meskipun ibu bersama anak-anak hanya D. Keterkaitan Antara Interaksi Sosial
Ibu
Dalam
sebentar namun
menikmati dan memberikan waktu bersama-sama dengan anak harus
dilakukan secara optimal. Ibu perlu memperkaya minat anak, sehingga anak tidak hanya terpaku dengan satu
METODE PENELITIAN A. Identifikasi Gejala Penelitian
minat saja. Anak yang berminat pada
Gejala penelitian yang akan
sepak bola misalnya, sebaiknya juga
diteliti adalah pola interaksi sosial
dikenalkan dengan kegiatan lain dan
ibu dalam pengembangan bakat dan
mengenalkan anak kepada teman-
minat anak
teman
B. Definisi Operasional Gejala
sebaya
yang
mempunyai
beragam minat dan bakat. Anak yang
Penelitian
mempunyai bakat biasanya juga mampu
memotivasi
untuk
mempelajari
diri hal-hal
Definisi operasional interaksi
sendiri
sosial ibu kepada anak adalah kontak
yang
atau hubungan komunikasi yang
sangat disukainya. Anak yang senang
terjadi
bermain piano atau berenang tidak
sehingga dapat saling mempengaruhi
hanya berlatih saat gurunya datang.
satu sama lain. Hal ini merujuk
Anak
pendapat dari (Walgito, 2002)
akan
berlatih
piano atau
berenang tanpa disuruh. Sayangnya tidak
semua
berjalan
beriringan
antara
ibu dengan anak
Interaksi hubungan
antara
sosial individu
ialah satu
antara bakat dan minat. Ada anak
dengan yang lain, individu satu dapat
berbakat
yang
berminat
ternyata
tidak
mempengaruhi individu yang lain
dengan
bakat
yang
atau sebaliknya.
dimilikinya.
Anak
harus
diberi
kesempatan
secara
bebas
untuk
Subjek dalam penelitian ini
dengan
dipilih secara purposive yaitu dengan
didukung lingkungan sekitar yang
karakteristik: (a) ibu bekerja minimal
memberi dukungan, arahan serta
6 jam sehari, (b) mempunyai anak
motivasi kepada anak agar dapat
berusia 6-12 tahun
menampilkan
dirinya
C. Subjek Penelitian
mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki
dengan
memberikan
stimulasi dan menawarkan berbagai pilihan.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara
mempunyai bakat dan minat dengan
2. Observasi
pengamatan kegiatan anak sehari-
E. Uji Keabsahan Data Uji
keabsahan
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik auditing
yaitu
proses
hari atau pernah mengikuti tes bakat minat misalnya tes fingerprint.
penentuan
Sebenarnya bakat diartikan
keabsahan yang dilakukan auditor
sebagai kemampuan bawaan tanpa
(pembimbing)
banyak campur tangan orang lain
serta
berunding
dengan auditi (peneliti) karena jika
yang
terjadi kekeliruan, dapat dibicarakan
mempunyai hubungan dengan faktor
kemudian diperbaiki.
keturunan yaitu dari orang tua. Bakat
F. Metode Analisis Data
biasanya beriringan dengan minat
Penelitian
ini
bersifat
diberikan
sehingga
minat
oleh
dapat
Tuhan
diartikan
kualitatif maka analisis data yang
sebagai keinginan yang mempunyai
digunakan adalah analisis data secara
tujuan
induktif.
berusaha untuk mencapai apa yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat pembahasan
mengenai
Pola Interaksi Sosial Ibu Dalam Pengembangan dan Minat Anak. Setiap pagi Ibu mempersiapkan anak untuk
berangkat
membuatkan malam
sekolah
sarapan,
harinya
seperti
sore
atau
memantau
anak
belajar, mengantar anak untuk les renang, les tari. Ketika ibu bekerja, anak dipantau dan dijaga oleh sanak saudara seperti kakek atau neneknya, pakdhe,
bulik.
Ibu
cita-cita
sehingga
diinginkan. Bakat dan minat anak
PEMBAHASAN
diuraikan
dan
disamping
bekerja, ibu dapat mengetahui anak
tersebut disalurkan oleh ibu dengan mengikutkan
ekstrakurikuler
di
sekolah atau tempat khusus seperti sanggar tari atau klub sepak bola dan ada juga ibu yang menyalurkan bakat dan minatnya di rumah seperti meminta
memasak,
mengajari
menggambar dan mewarnai. Bakat dan minat anak diperlukan dukungan dari orang tua agar bakat dapat terasah secara optimal. Namun, hal itu tidak berjalan beriringan. Anak sudah
berbakat
dan
mempunyai
minat dalam satu bidang, tetapi orang tua kurang mendukung bakat
minat dari anak. Sehingga orang tua memberi
pengertian,
pengarahan,
dan terbuka dengan alasan yang logis dan
pelan-pelan
analisis
data
dapat
disimpulkan bahwa tidak semua ibu mengetahui bakat dan minat anak.
terjadi
Ibu yang mengetahui bakat
perbedaan dengan anak. Komunikasi
dan minat anaknya melalui pola
tersebut tidak semua anak dapat
interaksi antara ibu dengan anak
langsung memahaminya sehingga
terkait
anak
dan
minat yaitu 6 ibu yang mengamati
menggerutu ketika minatnya tidak
bakat minat anak dari kegiatan
tersalurkan.
sehari-har, 1 ibu yang mengikutkan
akan
bila
Hasil
memberontak
perkembangan bakat dan
Orangtua perlu memperkaya
tes bakat minat. Ketika ibu yang
minat anak. Jangan sampai anak
mengerti tentang bakat dan minat
hanya terpaku dengan satu minat
kemudian
saja. Anak yang berminat pada
minat anak berbeda-beda yaitu 2 ibu
sepakbola, misalnya, sebaiknya juga
yang mengikutkan anaknya ke ekstra
dikenalkan dengan kegiatan lain dan
di sekolah, 2 ibu yang memasukkan
mengenalkan anak kepada teman-
anak ke klub sepak bola, 1 ibu yang
teman
mempunyai
memasukkan anak ke sanggar tari, 1
beragam minat dan bakat. Selain itu,
ibu yang kebingungan memfokuskan
anak juga membutuhkan liburan saat
anak karena anak cepat bosan, 1 ibu
weekend agar anak tidak bosan dan
yang mengikutkan anaknya setiap
jenuh dari kegiatan padat untuk
ada
belajar, maka anak merasa puas
mewarnai. Selain itu, 2 ibu yang
untuk bermain di saat santai. Tetapi
tidak mengerti tentang bakat minat
orang tua mengeluhkan bakat dan
anak, ibu memperbolehkan anak
minat anak sukar untuk difokuskan
melakukan kegiatan yang diinginkan.
sebaya
yang
maka salah satu kendala untuk
lomba
menggambar
Ibu
mengembangkan bakat anak lebih ke
pengganti
masalah biaya yang mahal.
nenek
KESIMPULAN
mengembangkan
membutuhkan yaitu
atau
mengawasi memantau,
dan
peran
pakdhe,
budhe,
kakeknya
untuk
anak dan
bakat
bermain,
menemani
anak
menonton televisi. Peran pengganti
Ancok, D. 2004. Psikologi terapan
orang tua tidak membantu dan
(Mengupas Dinamika
merangsang bakat dan minat anak.
Kehidupan Umat Manusia). Yogyakarta: Darussalam Offset Asmani,J.M.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan,
(2009).
Manajemen
strategis pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: Diva Press
maka penulis memberikan saran antara lain: 1.
Clara. (2010). Cara mengenali dan
Bagi orang tua agar lebih
mengasah
bakat
anak.
memahami, memberi waktu kepada
http://kesehatan.kompas.com/r
anak,
dan
ead/2010/03/10/08065762/Cara
kesempatan kepada putra-putrinya
.Mengenali.dan.Mengasah.Bak
untuk
at.Anak. Diakses pada tanggal
memberi
dukungan
bersosialisasi
dengan
lingkungan sekitar sehingga bakat
3 Mei 2012 pukul 13.30 WIB
dan minat anak dapat diketahui, diarahkan dan dikembangkan ke depannya 2.
Dani. (2010). Anakku hebat!Kiat-kiat jitu memaksimalkan potensi
Bagi peran pengganti orang
tua agar lebih memberikan stimulus
anak
sejak
dini.
Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka
kepada anak ketika ibu sedang bekerja 3. lebih
Desmita. Bagi peneliti selanjutnya agar mengungkapkan
dan
menjabarkan lebih lanjut yang belum diungkapkan dalam penelitian ini mengenai bakat dan minat anak
(2010).
perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendy,
O.U.
(1995).
komunikasi:Teori
Ilmu dan
praktek.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA
Psikologi
Fatimah.
(2011).
Peranan
perempuan dan perlindungan
Inspired Kids. 11 Juli, 2010. Ayah bukan pencari nafkah utama
anak. http://nurisfm.blogspot.com/20
Moekijat. (1993). Teori komunikasi.
11/12/acara-talkshow-kkg-
Bandung:
kementrian-peranan.html.
Maju
Diakses
pada
tanggal
Penerbit
Mandar
15
Februari 2012 pukul 19.30 WIB
Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian
kualitatif
(Edisi
revisi). Bandung: PT.Remaja Feldman,
O.P.
(2009).
development manusia).
Human
(perkembangan
Jakarta:
Penerbit
salemba humanika
Rosdakarya Munandar, U. 2009. Pengembangan kreativitas
anak
berbakat.
Jakarta: Rineka Cipta
Fudyartanta, K. (2010). Test bakat dan perskalaan kecerdasaan.
Nuryanti,L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT.indeks
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Poewandari,E.K. (1998). Pendekatan Gerungan, W.A. (1987). Psikologi sosial. Bandung: PT. Eresco
kualitatif
dalam
penelitian
psikologi.Jakarta:LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas
Huky,
W.
(1982).
Pengantar
Indonesia
sosiologi. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
Powell,
D.R.
(2003).
Relations
between families and early Hurlock, E.B. (1993). Perkembangan anak. Erlangga
Jakarta:
childhood program, 141-154
Penerbit Ratnaningsih. (2011). Kiat memicu potensi
anak.
http://pakekiko.wordpress.com/
2011/07/05/kiat-memicu-
Surya,
potensi-anak/#more-823.
konseling. Bandung: Pustaka Bani
Diakses
pada
tanggal
15
M.
(2003).
Psikologi
Quraisy
Februari 2012 pukul 22.00 WIB
Solopos,
11
Februari
Pengasuhan Sadewo, A.S. (2009). Mudahnya
2012.
Anak
Era
Konsumerisme
mendidik anak beda karakter dan bakat, beda perlakuan. Jakarta:Penebar Swadaya
Tim
Pustaka
Familia.
(2007).
Warna-warni kecerdasan anak. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Santoso.
(2010).
Teori-teori
psikologi sosial. Bandung:PT Refika Aditama
Vera. (2012). Biar anak memilih bakat dan minatnya sendiri. http://www.politikindonesia.co
Santrock,J.W.
(2007).
Perkembangan ketujuh
anak
jilid
edisi kedua.
Jakarta:Erlangga
m/index.php?k=wawancara&i= 32828Vera%20Hadiwidjojo:%20Biar %20Anak%20Memilih%20Ba kat%20dan%20Minatnya%20S
Shety. (2011). Tanpa perempuan, tak ada
pembangunan.
endiri. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 pukul 18.30 WIB
http://www.aidsindonesia.or.id/ tanpa-perempuan-tak-ada-
Walgito, B. (2002). Psikologi sosial
pembangunan-kompascom.html.
Diakses
(suatu pengantar). Yogyakarta: pada
tanggal 14 Maret 2012 pukul 17.00 WIB
Penerbit Andi