perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK, PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh Septalia Isharyanti S021308076
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2015 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK, PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh Septalia Isharyanti S021308076
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2015 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERNYATAAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Tesis yang berjudul “Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak, Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Pada Anak” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka penulis bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No.17, tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) penulis tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat PPsUNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat PPs-UNS. Apabila penulis melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka penulis bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta,
Juli 2015 Mahasiswa,
Septalia Isharyanti
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BIODATA NAMA
: SEPTALIA ISHARYANTI
TEMPAT TGL LAHIR
: KENDAL, 9 SEPTEMBER 1989
ALAMAT
: JL. PAHLAWAN II GG. MAWAR RT/RW 02/03 NO. 38, LANGENHARJO, KENDAL, 51314
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1995 - 2001 2001 – 2004 2004 – 2007 2008 – 2011 2011 – 2012 2013 – 2015
: SDN 01 LANGENHARJO KENDAL : SMP NEGERI 02 KENDAL : SMA NEGERI 01 KENDAL : DIII KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SMG : DIV BIDAN PENDIDIK POLTEKKES KEMENKES SMG : UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK, PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK Septalia Isharyanti1, Ismi Dwi A Nurhaeni2, Diffah Hanim3 Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana UNS
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Periode anak merupakan masa penting dalam proses tumbuh
kembangnya. Perkembangan anak sangat kompleks terdiri dari proses biologis, sosioemosional dan kognitif. Diperkirakan lebih dari 200 juta anak mengalami kegagalan dalam mencapai potensial perkembangan kognitif. Rendahnya tingkat perkembangan kognitif pada masa anak berpengaruh terhadap kesejahteraan pada masa dewasa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak. Metode : Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 ibu dan 80 anak prasekolah (15-20 subyek per variabel). Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan Regresi Logistik. Hasil : Umur ibu mayoritas berada pada rentang 20-34 tahun (80,0%) yaitu kategori usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar yaitu pendidikan menengah (46,3%),sehingga ibu mudah mengakses informasi kesehatan anak. Pekerjaan ibu sebagian besar yaitu ibu rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk mengasuh anaknya. Status gizi anak sebagian besar pada kategori gizi baik (83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak sebagian besar adalah baik (65%), anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan mudah. Pola asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis (46,3%), hubungan interaksi antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara status gizi dengan perkembangan kognitif anak (p=0,011), interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif anak (p=0,000), pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak (p=0,030), pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak (p=0,023). Diperlukan perhatian yang lebih dalam proses tumbuh kembang anak untuk dapat mencapai perkembangan kognitif yang maksimal. Kata kunci : status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, pendidikan ibu, perkembangan kognitif anak
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE ASSOCIATION OF NUTRITIONAL STATUS, SOCIAL INTERACTION, PARENTING OF CHILDREN, AND EDUCATION OF MOTHER WITH COGNITIVE DEVELOPMENT OF CHILDREN Septalia Isharyanti1, Ismi D. A.Nurhaeni2, Diffah Hanim3 Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana UNS
[email protected] ABSTRACT Background : Childrenhood was a crucial period in the process of its growth and development. The development of children was very complex, consist of process of biology, socioemotional and cognitive. It’s estimated more than 200 million children were faced to the failure to reach the potency of cognitive development. Low of cognitive development in childrenhood would affect the welfare of adulthood. This purpose of study was to analyze the association of nutritional status, social interaction, parenting of mother and education of mother with cognitive development of children. Method : This study was analytic observational with the approach of cross sectional. Location this study in region of Puskesmas Kebakkramat I, District of Karanganyar. The sample in this study was 80 of children and 80 of mothers (15-20 subject by variabel). The collecting of data with questionnaire and observation. Data analyze used Regretion Logistic. Result : The mayority of mother’s age between 20-34 years (80,0%) and it’s reproductive age. The mayority of mother’s education was intermediate (46,3%), so mothers could receive the information of children health well. The mayority of mother’s work was housewife, so mothers had much time to treat their children (55,0%). The mayority of children’s nutritional status between at good category (83,8%) based on the measurement of BB/U. The mayority of children’s interaction social was good (65%), so the children could adapte to environment well. The mayority of parenting of children was authoritative (46,3%), whether the interaction between mother and children could intertwin easily. The Conclusion : There’s positive association and significant statistically between the children’s nutritional status and the cognitive development (p=0,011), the children’s social interaction with the cognitive development (p=0,000), the parenting of children with the cognitive development (p=0,030), the mother’s education with the cognitive development (p=0,025). It’s needed much attention for the growth and development of children so can reach the cognitive development optimally. Keyword : the status of nutritional, thecommit interaction of social, the parenting of children, to user the education of mothers, the cognitive development of children vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya yang tidak bisa ternilai. Shalawat dan salam kita ucapkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Tesis dengan judul “Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Ibu, dan Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Kognitif Anak” ini dapat tersusun atas bantuan berbagai pihak, instansi terkait maupun materiil. Untuk itu, perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati menghaturkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc., PhD selaku dosen, pembimbing, penguji serta Kepala Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. Ir. Ruben Darmawan, dr, Ph.D selaku penguji, atas masukan dan arahan bagi penulis. 5. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni M.Si selaku pembimbing I, atas bimbingan, masukan, pengarahan dan motivasi bagi penulis. 6. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si selaku pembimbing II, atas bimbingan, masukan, pengarahan serta motivasi bagi penulis. 7. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua dan kakakku tercinta serta saudara saya yang selalu memberikan dukungan secara materiil serta doa yang tulus kepada penulis. 8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan serta membantu dalam penyelesaian tesis ini. Sebagai buah karya manusia, penulis menyadari tulisan ini tak luput dari segala kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap adanya masukan kritikan serta saran yang membangun demi perbaikan karya ini. Surakarta, commit to user
viii
Penulis
Juni 2015
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...........................................................
iii
KEASLIAN PENELITIAN ............................................................................................
iv
BIODATA .....................................................................................................................
v
ABSTRAK .....................................................................................................................
vi
ABSTRACT ...................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
4
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................
4
D. Manfaat ........................................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ..................................................................................................
6
1. Status Gizi ................................................................................................
6
2. Interaksi Sosial .........................................................................................
7
3. Pola Asuh ................................................................................................. commit to user 4. Pendidikan ................................................................................................
8
ix
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Perkembangan ..........................................................................................
12
6. Perkembangan Kognitif ...........................................................................
12
7. Anak Usia Prasekolah ..............................................................................
18
8. Hubungan Antar Variabel ........................................................................
18
B. Penelitian Relevan ........................................................................................
20
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................
23
D. Hipotesis .......................................................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ......................................................
24
D. Variabel ........................................................................................................
25
E. Definisi Operasional .....................................................................................
25
F. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
26
G. Instrumen Penelitian .....................................................................................
26
H. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................................
28
I. Pengolahan Data ..........................................................................................
29
J. Analisis Data ................................................................................................
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian ...................................................................
31
B. Pengujian Hipotesis ......................................................................................
33
C. Pembahasan ..................................................................................................
37
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................
40
B. Implikasi......................................................................................................
41
C. Saran............................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan..............................
11
Tabel 2.2
Tingkat pencapaian perkembangan kognitif ............................................
15
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner variabel pola asuh ....................................................
27
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner variabel interaksi sosial.............................................
27
Tabel 4.1
Distribusi Umur Ibu .................................................................................
31
Tabel 4.2
Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu ...........................................................
31
Tabel 4.3
Distrbusi Pekerjaan Ibu ............................................................................
32
Tabel 4.4
Distribusi Kategori Status Gizi Anak.......................................................
32
Tabel 4.5
Distribusi Interaksi Sosial Anak ..............................................................
32
Tabel 4.6
Distribusi Pola Asuh Anak ......................................................................
33
Tabel 4.7
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak .................
33
Tabel 4.8
Hubungan Interaksi Sosial Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
34
Tabel 4.9
Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak............
34
Tabel 4.10
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak 35
Tabel 4.11
Analisis Regresi Logistik Ganda..............................................................
commit to user
xi
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................
commit to user
xii
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Jadwal Penelitian
Lampiran II
Kuesioner Penelitian
Lampiran III
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran IV
Balasan Surat Ijin Pendahuluan dari Kesbangpol, Bappeda, Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Lampiran V
Data Penelitian
Lampiran VI
Output SPPS versi 17.0
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masa periode anak merupakan masa yang penting dalam proses tumbuh kembangnya. Dalam masa ini diupayakan mampu berjalan dengan optimal agar kelak dewasa nanti bisa menjadi manusia yang sehat baik fisik dan psikologis. Untuk menjadi generasi bangsa yang berkualitas diperlukan proses pembelajaran yang baik dan berkesinambungan sejak dini. Pola perkembangan anak sangatlah unik, pola yang kompleks terdiri dari proses biologis, kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2010). Perkembangan kognitif adalah perkembangan yang menunjukkan perubahan struktur atau proses mental yang terjadi sebagai hasil individu menerima informasi dan membangun pemahaman secara mental (Schunk, 2012). Perkembangan kognitif mencakup perkembangan bahasa dan visual motorik. Perkembangan kognitif melibatkan tiga komponen yaitu atensi, pengolahan informasi, dan memori (Damayanti & Herlina, 2009). Sebuah penelitian menyatakan bahwa rendahnya tingkat perkembangan kognitif pada anak usia dini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan pada masa dewasa nanti (Paxson & Schady, 2007). Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Venom tahun 1976 bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif pada anak lebih cepat pada tahun tahun pertama kehidupan dan 92% kapasitas intelektual orang dewasa didapatkan sebelum mencapai umur 13 tahun (Chowdhury & Ghosh Tusharkanti, 2009). Dalam proses tumbuh kembang, diperlukan zat makanan yang adekuat yang bisa memenuhi kebutuhan gizi anak (Depkes, 2005). Status gizi berhubungan signifikan dengan tingkat perkembangan kognitif. Semakin meningkat status gizi makan akan semakin meningkat pula tingkat perkembangan kognitif (Solihin dkk, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nahar dkk di Bangladesh menyatakan bahwa standar perawatan gizi yang dikombinasikan dengan intervensi psikososial pada anak-anak kekurangan gizi mampu mengurangi efek negatif kekurangan gizi pada perkembangan kognitif anak-anakcommit berusiato6-24 user bulan (Santrock, 2011). Namun,
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian lain yang dilakukan oleh Santos menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara perkembangan kognitif dan status gizi. Ada pengaruh yang lebih kuat dari faktor sosial ekonomi dan psikososial anak yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Malnutrisi tidak akan mempengaruhi perkembangan kognitif awal ketika anak sudah terintegrasi dalam lingkungan yang buruk dengan sumber daya pendidikan dan ekonomi yang tidak memadai (Santos, et al, 2008). Dalam proses perkembangan anak, selain adanya proses kognitif juga dibutuhkan proses sosioemosional yang bisa dibangun melalui interaksi sosial. Interaksi sosial sangatlah penting dimana pengetahuan yang dibangun antara dua orang atau lebih (Schunk, 2012). Interaksi sosial dibutuhkan anak untuk mengenal lingkungannya
dimana
ia
tinggal
karena
akan
sangat
mempengaruhi
perkembangannya. Interaksi sosial sebaiknya diajarkan pada anak sedini mungkin karena peningkatan keahlian sosial akan lebih mudah jika anak berusia dibawah 10 tahun (Santrock,2010). Perkembangan kognitif tidak hanya terjadi secara bertahap, budaya dan interaksi sosial juga berperan penting dalam perkembangan kognitif anak. Interaksi sosial dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan membangun pengetahuan dengan orang lain melalui kegiatan-kegiatan yang kooperatif (Santrock, 2011). Orangtua selalu mempunyai andil dan tanggung jawab yang besar terhadap setiap perkembangan anak mereka. Anak tumbuh dalam keluarga dengan latar belakang yang berbeda-beda dan orangtua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh anak. Orangtua memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan anak, terlibat secara langsung dengan anak-anak dan merangsang perkembangan kognitif anak mereka (Santrock, 2011).
Perkembangan anak bergantung pada
kepekaan dan ketanggapan ibu dalam mengasuh anaknya (Noordiati dkk, 2011). Perkembangan anak yang progresif tidak lepas dari pengaruh orangtua. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi) besar terhadap perkembangan kognitif anak. Hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak berbanding lurus. Semakin tinggi pendidikan ibu, maka akan semakin tinggi pula kemampuan kognitif anak (Hastuti dkk, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Anak usia prasekolah merupakan masa dimana anak dipersiapkan untuk mulai mengenal lingkungan sekolah dan belajar. Pada masa ini terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berpikir (Depkes, 2005). Dalam perkembangannya anak usia pra sekolah sering dihadapkan dengan defisiensi gizi yang secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan kognitifnya. Pada tahun 2003 prevalensi gizi buruk pada anak usia pra sekolah 8,3% dan gizi kurang 27,5%, sedangkan pada tahun 2001 prevalensi stunting laki-laki sebesar 46,6% dan perempuan 45,5% (Sunarti, 2013). Angka prevalensi kekurangan gizi anak di Jawa Tengah pada tahun 2010, adalah sebesar 15,7% sedangkan target MDGs adalah sebesar 15,5% (Riskesdas, 2010). Sebuah penelitian menyatakan bahwa diperkirakan lebih dari 200 juta anak dengan usia di bawah lima tahun mengalami kegagalan dalam mencapai potensial perkembangan kognitif yang optimal karena kemiskinan, kesehatan dan gizi yang buruk serta kurangnya perawatan (Mc Gregor et al, 2007). Sekitar 12-16% anakanak di Amerika Serikat mengalami gangguan perkembangan dan perilaku. Gangguan komunikasi dan gangguan kognitif adalah bagian dari gangguan perkembangan yang terjadi pada 8% anak (Dhamayanti dan Herlina, 2009). Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah anak balita dan anak usia pra sekolah pada tahun 2009 sebanyak 2.239.357. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak usia pra sekolah sebesar 53,44 % pada tahun 2006, 33,58 % pada tahun 2007, 44,76 % pada tahun 2008, dan mengalami kenaikan sebesar 50,29 % pada tahun 2009 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak sebesar 35,66%. Data tersebut masih jauh dari target cakupan Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 95 %. Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang mempunyai cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah pada tahun 2009 yaitu sebesar 95,58% melebihi cakupan Standar Pelayanan Minimal sebesar 95% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan jumlah anak usia dini (0-6 tahun) di Kabupaten Karanganyar yang belum terlayani masih rendah commit to user yaitu sebesar 39,18% (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Puskesmas
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
Kebakkramat I merupakan Puskesmas yang mempunyai cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 2014 sebanyak 80,92%. Puskesmas Kebakkramat mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari lima desa antara lain Kemiri, Nangsri, Macanan, Kebak dan Waru (Laporan Bulanan Puskesmas Kebakkramat I, 2014). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan status gizi anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Antara Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Ibu, Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Kognitif Anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar.” ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. b. Menganalisis hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. c. Menganalisis hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. d. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. e. Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang adanya hubungan status gizi anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi panduan bagi kader dan petugas Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan status gizi, pelayanan tumbuh dan kembang anak, serta pola asuh makan gizi seimbang pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Status Gizi Definisi dari status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Hermawan, 2006). Status gizi merupakan akibat keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut / keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh (Supariasa, 2002). Ada beberapa pendekatan untuk mengkaji status gizi, antara lain : antropometri, biokimiawi, pemeriksaan klinis, dan pengkajian makanan (Gybney, 2008). Antropometri adalah pengukuran besar dan komposisi tubuh. Pengukuran ini paling sering digunakan untuk menilai status gizi secara langsung. Ada beberapa macam pengukuran antropometri, antara lain : massa tubuh, pengukuran panjang, komposisi tubuh ((Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2013). Indeks antropometri merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut : BB/U (berat badan terhadap umur), TB/U (tinggi badan terhadap umur), BB/TB (berat badan terhadap tinggi badan), LILA/U (lingkar lengan atas terhadap umur) (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2013). Klasifikasi status gizi mengacu pada nilai z score BB/U, yaitu sebagai berikut : a. Status gizi lebih, dengan kriteria z score lebih dari 2 SD b. Status gizi baik, dengan kriteria z score antara – 2 SD hingga 2 SD c. Status gizi kurang, dengan kriteria z score antara – 3 SD hingga – 2 SD d. Status gizi buruk, dengan kriteria z score kurang dari – 3 SD (World Health Organization, 2006). commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk indikator TB/U adalah sebagai berikut : a. Sangat pendek, dengan kriteria z score < - 3SD b. Pendek, dengan kriteria z score antara -3SD hingga < -2SD c. Normal, dengan kriteria z score ≥ -2SD Tinggi badan per umur digunakan untuk mengetahui indeks status gizi pada keadaan yang telah lalu (Alamsyah dan Muliawati, 2013). Uji biokimiawi mengukur jenis protein viseral dan somatik. Dengan parameter masing-masing adalah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit. Parameter protein somatik bisa juga dilihat dengan mengukur lingkar pertengahan lengan atas. Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang di harus diperhatikan antara lain kulit, rambut, gusi, bibir, lidah, mata, dan alat kelamin. Pengkajian makanan bisa dilakukan dengan 24-hour food recall/record, food frequency questionnaire, food history. Menurut Soekiman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional (Depkes RI, 2000), faktor faktor yang mempengaruhi status gizi anak antara lain adalah penyakit infeksi, pola pemberian makan, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta perawatan anak sakit. 2. Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan bisa terjadi antara individu, antara kelompok dan antara individu-kelompok (Fitriyah, 2014). Bentuk interaksi sosial bisa dibedakan menjadi dua. Berdasarkan jumlah pelakunya : individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Menurut proses terjadinya, interaksi sosial dibagi menjadi 4 antara lain : a. Imitasi dengan meniru cara orang lain. Salah satu proses belajar yang mengikuti perilaku orang lain. Imitasi dibedakan menjadi 2, yaitu imitasi negatif dimana bentuk imitasi yang mendorong seseorang meniru perilaku menyimpang dan imitasi positif yang mendorong seseorang berperilaku sesuai norma yang berlaku (Sunaryo, 2004). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
b. Identifikasi dengan menirukan menjadi sama dengan orang yang disukai. Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain (Soekanto, 2000). c. Sugesti merupakan proses interaksi yang memberikan pengaruh kepada orang lain agar mengikuti tanpa berpikir panjang (Sunaryo, 2004). d. Simpati merupakan adanya perasaan tertarik kepada orang lain secara sadar karena keseluruhan cara berperilaku dari orang tersebut (Gerungan, 2004). Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial antara lain adanya kontak sosial yang bisa terjadi antar perorangan, antar kelompok atau antar perorangan dan kelompok (Sudarma, 2008). Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok dengan kelompok lainnya. Kontak sosial bisa terjadi dalam bentuk positif yang mengarah kerjasama sedangkan bentuk negatif mengarah pada konflik (Tim Mitra Guru, 2007). Faktor yang kedua adalah komunikasi sosial, dimana dimaksudkan berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsung secara komunikatif (Fitriyah, 2014). Komunikasi merupakan tafsiran yang diberikan seseorang terhadap perilaku orang lain serta perasaan yang ingin disampaikan kepada orang tersebut (Soekanto, 2000). Bentuk interaksi sosial ada tiga, antara lain : kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Kerjasama adalah bentuk usaha antar orang perorangan terhadap kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat berkembang apabila orang orang didalamnya dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama atas kesadaran dan iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerjanya (Soekanto, 2000). Bentuk kedua yaitu akomodasi, merupakan usaha usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan dalam rangka mencapai kestabilan. Asimilasi adalah usaha saling menghargai untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada (Soekanto, 2000). 3. Pola Asuh Pola asuh merupakan interaksi antara orangtua dengan anak yang meliputi ekspresi sikap, nilai, perhatian dalam membimbing, mengurus dan melatih anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Pola asuh juga bisa diartikan dengan semua aktivitas orang tua yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007). Praktik pengasuhan mempunyai pengaruh penting teradap kesejahteraan anak, harga diri yang positif, kesehatan mental, kepuasan hidup, kebahagiaan dan perkembangan moral (Lestari, 2012). Praktik pengasuhan mempunyai beberapa aspek antara lain : Kontrol dan pemantauan; kontrol merupakan penekanan terhadap batasan-batasan yang diberikan orangtua kepada anaknya, dengan adanya batasan anak perlu mendapat pemantauan sebagai pengembangan kontrol terhadap anak. Dukungan dan keterlibatan; mencerminkan adanya ketanggapan orangtua atas kebutuhan anak, keterlibatan orangtua sangat diperlukan ketika orangtua berpartisipasi aktif dalam pengasuhan anak dengan bermain, mengisi waktu luang bahkan kontribusi substantif dalam perawatan dan supervisi (Williams dan Kelly, 2005). Komunikasi; komunikasi yang baik antara orangtua dan anak dapat mempengaruhi psikososial positif anak. Kedekatan; cenderung adanya kehangatan dalam pengasuhan. Kedisiplinan; upaya orangtua untuk melakukan kontrol terhadap anaknya. Gaya pengasuhan menurut Baumrind dalam Santrock, 2011 dibagi menjadi empat, antara lain : a. Pola asuh otoriter (authoritarian parenting) Gaya asuh yang bersifat membatasi dan menghukum. Orangtua dengan pola asuh otoriter memerintahkan anaknya untuk mengikuti petunjuk mereka dan menghormati mereka dengan membatasi anak serta tidak mengijinkan anak untuk banyak bicara. b. Pola asuh otoritatif (authoritative parenting) Gaya asuh yang mendorong anaknya untuk menjadi independen tetapi masih membatasi dan mengontrol tindakan anaknya. Adanya tukar pendapat antara orangtua dan anak dengan sikap orangtua yang membimbing dan mendukung anaknya. c. Pola asuh yang mengabaikan (neglectful parenting) Gaya pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Anak-anak dari orangtua yang mengabaikan, mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspekcommit lain dari kehidupan orang tua mereka adalah to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak dari orang tua yang mengabaikan memiliki pengendalian yang buruk, tidak memiliki kemandirian yang baik, dan tidak termotivasi untuk berprestasi. d. Pola asuh yang memanjakan (indulgent parenting) Gaya asuh dimana orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak memberi batasan pada perilaku anaknya. Orangtua percaya bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan menciptakan anak yang kreatif dan percaya diri. Hasilnya adalah anak-anak ini biasanya tidak belajar untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Orang tua dengan pola asuh yang memanjakan tidak mempertimbangkan perkembangan diri anak secara menyeluruh (Santrock, 2011). Pendapat lain mengatakan, ada tiga pembagian pola asuh yaitu pola asuh otoriter, permisif dan otoritatif / demokratis (Djiwandono, 2006). a. Otoriter Adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orangtua seperti ini mempunyai sikap penerimaan rendah namun kontrolnya yang tinggi (Yusuf, 2010). b. Permisif Orangtua memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak mereka dan menempatkan harapan-harapan kepada anak mereka. Orangtua mempunyai sikap penerimaan yang tinggi namun kontrolnya rendah, serta memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya (Yusuf, 2010). c. Otoritatif / demokratis Pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku
anak-anaknya
tetapi
bersikap
responsif.
Pengasuhan
otoritatif
diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, bermoral standar, kematangan pikososial, kemandirian, sukses dalam belajar dan bertanggung jawab secara sosial.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.1 Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan Penerimaan / Ketanggapan
Tinggi
Tinggi
Rendah
(Otoritatif) Tuntutan yang masuk akal, penguatan yang konsisten, disertai kepekaan dan penerimaan pada anak.
(Otoriter) Banyak aturan dan tuntutan, sedikit penjelasan, dan kurang peka terhadap kebutuhan dan pemahaman anak
(Permisif) Sedikit aturan dan tuntutan, anak terlalu dibiarkan bebas menuruti kemauannya.
(Tak Peduli) Sedikit aturan dan tuntutan, orangtua tidak peduli dan peka pada kebutuhan anak.
Kontrol/Tuntutan
Rendah
Sumber : Shaffter, 2002 4. Pendidikan Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal dibagi menjadi 3, yaitu : pendidikan dasar yang terdiri atas SD/MI dan SMP/MTs, pendidikan menengah yang terdiri atas SMA/MA dan SMK/MAK, serta pendidikan tinggi yang terdiri atas akademi, institut, sekolah tinggi dan universitas (Hasbullah, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
5. Perkembangan Dalam perkembangan manusia terdapat tugas tugas perkembangan sesuai dengan fase perkembangannya. Menurut Buhler tahun 1930, fase perkembangan antara lain : a. Fase pertama (0-1 tahun) Fase dimana difokuskan pada melatih fungsi motorik dan mengamati berbagai objek di luar dirinya. b. Fase kedua (2-4 tahun) Pada fase ini, anak mulai mengenal benda-benda di luar dirinya disertai dengan pemahaman subyektif yang seolah-olah benda tersebut bisa merasakan keadaan si anak. Sebagai contoh, anak suka melakukan perbincangan dengan boneka atau hewan. c. Fase ketiga (5-8 tahun) Anak mulai mengenal lingkungan luar dan bersosialisasi dengan masyarakat karena anak mulai memasuki dunia sekolah. Dalam proses sosialisasi ini, sangat dibutuhkan adanya interaksi sosial. d. Fase keempat (9-11 tahun) Masa dimana adanya sudut pandang obyektivitas tertinggi. Anak mulai bisa mengeksplor dan lebih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga anak cenderung untuk menemukan pribadinya sendiri. e. Fase kelima (14-19 tahun) Akhir dari perkembangan anak, lebih bisa bersikap secara subyektif atas kesadaran dan mampu mengarahkan pada permasalahan yang lebih konkret (Sobur, 2003). 6. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget, perkembangan atau kemampuan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak (Santrock, 2010). Menurut Piaget kognitif mengalami beberapa proses yaitu skema dimana sebuah konsep atau kerangka commit yang eksis di dalam pikiran seseorang yang to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Proses yang kedua adalah asimilasi, suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi merupakan suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Dan ekuilibrasi adalah mekanisme untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya. Pergeseran ini terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif dalam usahanya memahami dunia (Santrock, 2010). Teori Piaget terdiri dari empat tahap, yaitu: sensorimotor, pra operasional, operasional konkret dan operasional formal. Tahap Sensorimotor berlangsung sejak kelahiran sampai usia 2 tahun. Dalam tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra mereka dengan gerakan motor mereka. Tahap pra operasional adalah tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Operasi disini dimaksudkan adalah kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik (Yusuf, 2014). Tahap ini bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu : subtahap fungsi simbolis, terjadi kira-kira antara usia dua sampai empat tahun. Dalam subtahap ini, anak kecil mulai bisa mempresentasikan objek yang tak hadir. Penggunaan bahasa yang mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain. Tahap yang kedua adalah subtahap pemikiran intuitif, dimulai sekitar umur empat sampai tujuh tahun. Pada subtahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga, dimulai umur tujuh tahun sampai sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan berkaitan dengan objek konkret nyata. Tahap operasional formal, tahap ini muncul pada usia sebelas tahun hingga masa dewasa nanti. Individu commit sudah mulai to usermemikirkan pengalaman di luar
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis (Santrock, 2010). Untuk menilai perkembangan kognitif anak, digunakan instrumen tes kertas dan pensil yang diadopsi dan dikembangkan oleh Bakken berdasarkan teori Piaget. Dalam instrumen tersebut dijelaskan beberapa tugas sesuai tahapan perkembangan kognitif anak. Tugas yang berhubungan dengan tahap sensorimotor menilai reaksi sirkuler sekunder, eksplorasi sistematis, dan transisi dari tahap sensorimotor atau tahap pra operasional (Crain, 2005). Pemikiran pra konseptual, penerimaan perspektif dan permanen konsep adalah tugas-tugas yang sebaiknya diberikan kepada anak yang berada pada tahap pra operasional awal. Tugas konservasi jumlah, kuantitas berkelanjutan, masa, berat dan volume sebaiknya digunakan untuk menilai anak dalam tahap operasional konkret. Untuk anak pada tahap operasional formal seharusnya diberikan dengan menilai tugas konservasi volume, sistem kombinasi operasi dan kemampuan menggunakan alasan deduktif (Dugan, 2003). Menurut Piaget pertumbuhan mental terdiri dari dua unsur yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan merupakan perubahan struktur, beda halnya dengan belajar terjadi perubahan isi didalamnya. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu heriditas, pengalaman, transmisi sosial dan ekuilibrasi.
Heriditas
diyakini
Piaget
berkaitan
dengan
faktor
kematangan internal yang akan berkembang dari tahun ke tahun. Kematangan mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu menjelaskan segala sesuatu tentang perkembangan intelektual. Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur kognitif. Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya terhadap pola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan orang tua, informasi dari buku, meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi sosial. Kebudayaan dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan kognitif, seperti dalam berhitung atau membaca. Anak dapat menerima commit to user transmisi sosial apabila dalam keadaan mampu menerima informasi
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
catatan
anak
harus
memiliki
struktur
kognitif
yang
memungkinkan terlebih dahulu. Faktor keempat adalah ekuilibrasi, merupakan keadaan dimana setiap individu akan ada proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan faktor heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Adanya ekuilibrasi karena anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Hasil dari interaksi itu anak akan berproses apabila dihadapkan pada situasi yang mungkin tidak dapat menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang dan secara aktif anak akan mengubah pola penalarannya untuk dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan stimulus baru yang disebut ekuilibrasi (Syaodih, 2015). Tabel 2.2 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif No. 1.
Usia 0 - 3 bulan
a. b.
2.
3 – 6 bulan
3.
6 – 9 bulan
4.
9 – 12 bulan
a. b. c. d.
5.
12 – 18 bulan
a. b. c. d.
a. b. a. b. c.
e. 6.
18 – 24 bulan
a. b.
Perkembangan Kognitif Mampu membedakan apa yang diinginkan (ASI, susu dari botol, atau kempong/pacifier). Berhenti menangis setelah digendong atau diberi susu. Memperhatikan dan memilih permainan yang diinginkan. Mengulurkan kedua tangan untuk digendong. Mengamati benda-benda yang bergerak. Berpaling ke arah sumber suara. Mengamati benda-benda yang kemudian dipegang dan dijatuhkan. Memahami perintah sederhana. Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil. Mencoba mencari benda yang disembunyikan. Mencoba membuka atau melepas benda yang tertutup. Menyebutkan beberapa nama benda. Menanyakan nama benda yang belum dikenal. Membedakan ukuran benda (besar-kecil). Mengenal beberapa warna primer (merah, biru, kuning) Menyebut nama sendiri dan orang orang yang dikenalnya. Mempergunakan alat permainan dengan cara semaunya. commit to user Meniru gambar wajah orang.
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
c. Memahami konsep angka dan hitungan sederhana. d. Memahami prinsip milik orang lain. 7. 2 – 3 tahun a. Menyebut bagian-bagian suatu gambar (wajah orang, mobil, binatang dan lainnya) b. Memahami prinsip ukuran (besar-kecil, panjangpendek). c. Mengenal kembali bagian-bagian tubuh (lima bagian) d. Mengenal tiga macam bentuk geometri, seperti lingkaran, segitiga dan persegi empat. 8. 3 – 4 tahun a. Menempatkan benda dalam urutan berdasarkan ukuran (paling kecil-paling besar). b. Menemukan / mengenali bagian yang hilang dari suatu pola gambar (wajah orang, mobil dan lainnya) c. Mengekspresikan diri. d. Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama (misalnya perbedaan antara buah rambutan dan pisang, perbedaan antara ayam dan kucing). 9. 4 – 5 tahun a. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk, warna, atau ukuran. b. Menyebutkan beberapa angka dan huruf. c. Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (misalnya kursi sebagai mobil). d. Mengenal sebab-akibat tentang alam sekitar. 10. 5 – 6 tahun a. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsinya (misalnya pensil untuk menulis). b. Menunjukkan kegiatan yang bersifat eksploratif dan menyelidik. c. Mencari alternatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam suatu aktivitas. d. Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan bersama teman-teman. e. Menunjukkan inisiatif dan kreativitas dalam memilih tema permainan. Sumber : Ali Nugraha, dkk (2011) dalam Wiyani (2014) Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain : sosial ekonomi keluarga, pendidikan orangtua, pola interaksi ibu. Faktor sosial ekonomi merupakan masalah yang sering ditemukan, kemiskinan berhubungan dengan masalah kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Wong menyatakan bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak menguntungkan bagi perkembangan anak. Pendidikan orangtua merupakan faktor prediktor yang kuat terhadap skor tes akademik dan kognitif anak (Klebanov and Gunn, 2006). Pola to user banyak dengan perkembangan interaksi ibu digambarkan jugacommit berkontribusi
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kognitif anak. Anak yang mendapatkan lebih banyak kasih sayang ibu selama masa kehamilan akan mempunyai kemampuan intelegensi yang lebih baik (Bulut, 2013). Menurut
Wiyani
(2014)
mengatakan
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak, baik faktor internal maupun faktor eksternal. a. Faktor Internal 1) Faktor hereditas Manusia yang lahir sudah dibekali potensi yang tidak bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor bawaan yang akan menentukan perkembangannya kelak. 2) Faktor kematangan Organ manusia sudah mencapai tahap mampu menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik. 3) Faktor minat dan bakat Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya. Bakat merupakan sesuatu yang inherent dalam diri seseorang dan lebih ke arah potensial daripada kemampuan / kapasitas (Anastasi, 1999). b. Faktor Eksternal 1) Faktor lingkungan Taraf intelegensi manusia dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari lingkungan sekitar. 2) Faktor pembentukan Segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi kognitifnya. Terdapat dua faktor pembentukan yaitu pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar) (Susanto, 2011). 3) Faktor kebebasan Keleluasaan manusia untuk berpikir tanpa ada tekanan dan paksaan. Ini berarti anak sebaiknya dapat memilih cara tertentu untuk menyelesaikan dan memilih masalah sesuai kebutuhannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
7. Anak Usia Prasekolah Anak usia prasekolah mempunyai rentang umur 60 - 72 bulan. Pada masa prasekolah, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berpikir (Depkes, 2005). Masa prasekolah merupakan periode penting ketika kognitif anak mulai terlihat adanya perkembangan dan waktu yang tepat untuk anak mempersiapkan diri memasuki sekolah (Hidayat, 2005). Dalam fase ini anak mulai memiliki kesadaran mengenai jenis kelamin, belajar buang air, dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (Yusuf, 2014). Anak usia pra sekolah lebih dikenal dengan anak usia dini. Dalam perkembangan anak usia dini berhubungan dengan perubahan psikis dan bersifat kualitatif. Lima aspek perkembangan anak usia dini antara lain kognitif, emosi, sosial, bahasa, moral dan agama (Wiyani, 2014). Anak mulai dikenalkan lingkungan diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu diluar rumah bersama temannya. Selain itu pada masa ini, anak dipersiapkan untuk sekolah. Panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Orangtua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan (Depkes, 2005). 8. Hubungan Antar Variabel Perkembangan anak bisa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diperoleh anak. Masalah kurang gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak yang kemudian dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif (Levitsky & Strupp, 1995). Kurang gizi di masyarakat tidak hanya mempengaruhi perkembangan anak secara normal tetapi juga akan berdampak terhadap kesehatan ibu. Kondisi gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran (Chowdhury & Gosh, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan Tarleton tahun 2006 di Bangladesh menyatakan bahwa stunting dan gizi kurang secara signifikan berhubungan dengan skor RCPM serta perkembangan commit tokognitif user pada anak.
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial (Psaltis & Duvven, 2006). Perkembangan kemampuan sosial anak dimulai sejak periode usia pra sekolah hingga akhir sekolah yang ditandai dengan meluasnya pergaulan dan lingkungan sosial anak yang mulai melepaskan diri dengan keluarga (Monks dkk, 2003). Ibu merupakan orang terdekat bagi anak-anaknya. Peran ibu dalam memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak sangatlah besar. Ibu bertanggung jawab penuh untuk mengasuh anak, pengaruh hubungan antara ibu dan
anak
perlu
mendapatkan
perhatian
dalam
pengawasan
terhadap
perkembangan anak (Tirtarahardja & Sula, 2000). Pola asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak. Perbedaan pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Anita tahun 2009, adanya perbedaan perkembangan pada anak usia 48-60 bulan antara kelompok yang diasuh dengan pola asuh otoriter, demokrasi dan liberal. Pola asuh yang dinilai baik adalah pola asuh demokrasi. Gaya pengasuhan anak perlu diterapkan secara fleksibel disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang dihadapi (Lestari, 2012). Pendidikan ibu sangat berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu (Khomsan, 2002). Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
B. Penelitian Relevan Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dengan penelitian lainnya, hanya berbeda dalam hal waktu penelitian, tempat, jenis penelitian, metode dan responden. Berikut beberapa judul penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian ini antara lain : 1. Perignon, et al (2014), melakukan penelitian yang berjudul “Stunting, Poor Iron Status and Parasite Infection Are Significant Risk Factors for Lower Cognitive Performance in Cambodian School-Aged Children”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai status antropometri dan gizi mikro pada anak anak sekolah di Kamboja dan hubungannya dengan tingkat kognitif anak. Desain penelitian menggunakan randomized controlled trial, stratificaty sampling, sampel adalah anak sekolah umur 6-16 tahun berjumlah 2443. Hasil penelitian ini adalah tingkat kognitif anak anak sekolah di Kamboja sangat multifaktorial, berhubungan signifikan dengan status gizi dan infeksi parasit. 2. Hastuti, dkk (2010), melakukan penelitian dengan judul “Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun pada Keluarga Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan nilai anak dengan stimulasi psikososial pada keluarga rawan pangan, menganalisis hubungan stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif anak pada keluarga rawan pangan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak pada keluarga rawan pangan. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif , pemilihan sampel dengan purposive sampling . Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata dan positif antara nilai anak dengan stimulasi psikososial anak. Selain itu terdapat hubungan nyata dan positif antara stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif anak. Terdapat pengaruh yang signifikan antara lama pendidikan ibu, lama pendidikan prasekolah anak, pengeluaran per kapita per bulan dan stimulasi anak. 3. Rahayu, dkk (2003), melakukan penelitian yang berjudul “Pola Pengasuhan, Status Gizi dan Kemampuan Kognitif Anak Usia Sekolah di Lingkungan Pesantren dan Keluarga Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui commit to pola user pengasuhan anak di lingkungan
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pesantran dan keluarga, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak di lingkungan pesantren dan keluarga, mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap status gizi dan kemampuan kognitif anak usia sekolah di lingkungan pesantren dan keluarga. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan analitik observasional, pemilihan sampel dengan cara purposive sampling sejumlah 62 anak berumur 10-11 tahun. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pola pengasuhan keluarga lebih baik daripada pola pengasuhan di pesantren, faktor yang berpengaruh terhadap status gizi adalah lingkungan pengasuhan, faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kognitif adalah interaksi pengasuh anak. 4. Park, et al (2011), melakukan penelitian yang berjudul “The Impact of Nutritional Status and Longitudinal Recovery of Motor and Cognitive Milestones in Internationally Adopted Children”. Penelitian ini menunjukkan bahwa baik malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan psikomotor. 5. Khomsan, et al (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Growth, Cognitive Development and Psychosocial Stimulation of Preschool Children in Poor Farmer and Non-Farmer Households”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak pra sekolah. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam keluarga petani, 28,6% anak gizi kurang, 12,1% anak kurus, dan 30,7% anak pendek, sedangkan pada keluarga non petani 31,3% anak gizi kurang, 15,3% anak kurus dan 35,5% anak pendek. Prosentase anak yang mencapai perkembangan kognitif pada kategori tinggi pada keluarga petani sebesar 8% dan pada keluarga non petani sebesar 17,4%. Meskipun demikian, lebih dari setengah anak di kedua kelompok mempunyai skor perkembangan kognitif yang rendan (<60%). Tes korelasi menunjukkan bahwa lamanya pendidikan ibu, stimulasi psikososial, partisipasi dalam pendidikan usia dini dan status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif anak. Ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu, stimulasi commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
psikososial dan partisipasi dalam pendidikan usia dini serta status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif anak. 6. Marques L, et al (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Determinant of Early Cognitive Development : Hierarchical Analysis of A Longitudinal Study. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara status antropometri, kondisi sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah terhadap perkembangan kognitif anak usia 20 sampai 42 bulan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya pendidikan usia dini adalah prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain terletak pada variable bebas yaitu status gizi dengan indikator yang digunakan adalah BB/U pada kategori gizi baik dan gizi buruk, serta adanya penambahan variabel interaksi sosial dan pola asuh ibu. Penelitian ini menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian lain yaitu anak usia pra sekolah 60-72 bulan.
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Status Gizi
Interaksi Sosial
Pola Asuh Anak
Pendidikan Ibu
Perkembangan Kognitif Anak
Faktor Internal Kognitif : a. Hereditas b. Kematangan organ c. Minat dan bakat
Faktor Eksternal Kognitif : a. Lingkungan b. Pembentukan diri c. Kebebasan
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak, dan Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Kognitif Pada Anak
D. Hipotesis Ha : Ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak. Ho : Tidak ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I. Waktu penelitian mulai bulan April-Juni tahun 2015. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi target adalah anak usia pra sekolah di Kabupaten Karanganyar. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah anak usia prasekolah dengan rentang umur 60 - 72 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar berjumlah 895 anak (laki-laki = 435 dan perempuan = 460). 2. Teknik Sampling dan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling. Ukuran sampel diperkirakan menurut desain analisis data yang akan dilakukan, yaitu analisis multivariat yang melibatkan 4 variabel independen. Dalam model analisis multivariat dibutuhkan 15-20 subjek penelitian per sebuah variabel independen. Jadi dalam penelitian ini minimal dibutuhkan 4 x (15 hingga 20 subjek) = 60 hingga 80 subjek penelitian (Murti, 2013). Pada penelitian ini jumlah sampel yang dibutuhkan peneliti adalah sebanyak 80 ibu dan 80 anak prasekolah. Kriteria inklusi dalam penelitian ini : a. Ibu yang mempunyai anak usia 60-72 bulan b. Anak laki-laki maupun perempuan c. Anak sehat lahir normal Kriteria eksklusi dalam penelitian ini : a. Ibu yang pindah rumah dari Kebakkramat saat penelitian b. Anak yang mengalami gangguan kesehatan seperti down syndrome, autis c. Anak mengalami kesakitan saat penelitian berlangsung commit to user
24
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk menentukan jumlah sampel dari keseluruhan populasi dengan menggunakan metode alokasi proporsional yaitu dengan rumus : n
n Keterangan : ni
=
besar sampel pada masing-masing desa
Ni =
jumlah anak pada masing-masing desa
N
=
besar populasi
n
=
besar sampel
Berdasarkan rumus diatas,jumlah sampel dari masing-masing desa di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I yaitu : 1. Desa Kemiri
: 173/895 x 80 = 15,5 = 16
2. Desa Nangsri : 172/895 x 80 = 15,4 = 15 3. Desa Macanan : 164/895 x 80 = 14,7 = 15 4. Desa Kebak
: 170/895 x 80 = 15,2 = 15
5. Desa Waru
: 216/895 x 80 = 19,3 = 19
D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas adalah status gizi, interaksi sosial, pola asuh, dan pendidikan ibu. 2. Variabel terikat adalah perkembangan kognitif anak. E. Definisi Operasional 1. Status Gizi Definisi
: keadaan gizi anak usia 60-72 bulan yang diukur melalui antropometri berdasarkan BB/U.
Alat ukur
: Z-score
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : BB/U dengan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih. 2. Interaksi Sosial Definisi
: hubungan timbal balik anak dengan orang lain
Alat ukur
: kuesioner
Skala data
: kategorik
commit to user Klasifikasi : baik (nilai skor ≥ 7), kurang (nilai skor < 7).
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pola asuh ibu Definisi
: penerapan cara ibu dalam mendidik dan mengasuh anak
Alat ukur
: kuesioner
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : pola asuh demokratis, permisif, otoriter. 4. Pendidikan ibu Definisi
: pendidikan
formal
ibu
yang
pernah
dicapai
berdasar
kepemilikan ijazah terakhir yang diakui pemerintah. Alat ukur
: checklist
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : dasar (SD-SMP), menengah(SMA), tinggi (PT/Akademi) 5. Perkembangan kognitif Definisi
: kemampuan berpikir anak
Cara ukur
: kuesioner
Klasifikasi : kognitif baik (nilai skor ≥ 7) dan kognitif kurang (nilai skor < 7). F. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner meliputi data identitas ibu dan anak, interaksi sosial, pola asuh dan tingkat pendidikan ibu. Data antropometri anak diperoleh dengan mengukur berat badan menurut BB per umur dengan menggunakan timbangan ketelitian 0,1 kg. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dan Puskesmas Kebakkramat 01 yang berhubungan dengan lokasi penelitian. G. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur dengan cara subjek diberikan beberapa pertanyaan kepada responden (Hidayat, 2007).Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari : 1. Kuesioner karakteristik responden yang terdiri dari nama ibu, umur ibu, tingkat pendidikan ibu, nama anak, umur anak. 2. Status gizi anak berdasarkan BB/U anak ditimbang dan dicatat langsung. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Kuesioner pola asuh ibu terdiri dari 30 item pernyataan favourable dan unfavourable. Penilaian pilihan pernyataan favourable yaitu 1 bila ya dan 0 bila tidak, sedangkan pada pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya. Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner variabel pola asuh Variabel Pola Asuh Ibu
Indikator a. Otoriter
Favourable 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20
b. Permisif
4.
Unfavourable
Jumlah
6,9
10
13, 19
10
22, 23, 25, c. Demokratis 26, 27, 28, 21, 24 10 30 24 6 30 Total Kuesioner interaksi sosial anak, terdiri dari 11 pernyataan. Penilaian pilihan pernyataan favourable yaitu 1 bila ya dan 0 bila tidak, sedangkan pada pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya. Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner variabel interaksi sosial
Variabel Interaksi Sosial
Indikator Favourable Unfavourable 2, 3, 11 1 a. Bentuk interaksi sosial Individu-individu Individu-kelompok Kelompokkelompok b. Proses terjadinya interaksi Imitasi Identifikasi Sugesti Simpati
4, 5
c. Tahapan interaksi sosial Kerjasama Akomodasi Asimilasi
9
Total
5
Jumlah
3
6, 7 4
8, 10 3
commit to user
5
10
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Kuesioner perkembangan kognitif anak terdiri dari 10 item pernyataan. Kuesioner ini diadopsi dari instrumen paper and pencil test oleh Bakken berdasarkan teori Piaget. Penilaian pertanyaan yaitu nilai 1 bila jawaban benar dan niai 0 bila jawaban salah.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan jumlah 20 responden. Untuk perhitungan tiap-tiap item pernyataan akan dibandingkan dengan tabel nilai product moment. Jika r hitung
≥ koefisien nilai tabel kritis r yaitu pada
taraf signifikan 5 % maka instrumen yang diuji dinyatakan valid (Sugiyono, 2012). Berdasarkan hasil uji validitas ditemukan 2 item pertanyaan tentang pola asuh ibu yang mempunyai nilai r hitung < r tabel product moment dengan taraf signifikansi 5 % r tabel, N = 20 (0,444) yaitu pertanyaan nomor 5 (-0,290 < 0,444) dan nomor 11 (-0,350 < 0,444). Dengan demikian dua pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang digunakan item pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32. Uji validitas pernyataan interaksi sosial ditemukan 2 item pernyataan mempunyai nilai r hitung < r tabel Product Moment dengan taraf signifikansi 5 % r tabel, N = 20 (0,444) yaitu item pernyataan nomor 4 (0,030 < 0,444) dan 9 (0,026 <0 0,444). Dengan demikian dua pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang digunakan item pertanyaan nomer 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12. 2. Uji Reliabilitas Pada uji reliabilitas pengujian instrumen dilakukan dengan tekhnik Alpha cronbach. (Arikunto, 2010). Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya mempunyai karakteristik sama dengan tempat penelitian yang akan dilaksanakan, dengan tujuan distribusi hasil pengukuran mendekati normal. Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai alfa minimal sebesar 0,7 (Riwidikdo, 2009). Hasi uji validitas dalam penelitian pada kuesioner pola asuh anak dan commit to ini user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
interaksi sosial anak masing-masing sebesar 0,9 dan 0,793 sehingga kedua kuesioner tersebut dikatakan reliabel karena masing masing besarnya > 0,7. I. Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Editing Untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian dan kejelasan jawaban. Koreksi dilakukan di lapangan setelah pengisian kuesioner selesai. Hal ini bertujuan agar kesalahan atau kekurangan data yang ditemukan dengan segera dapat dilakukan perbaikan. 2. Coding Coding dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel kerja untuk mempermudah pembacaan. 3. Scoring Scoring dilakukan dengan memberikan nilai pada data sesuai dengan skor yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang tersusun kemudian memberikan total score dari semua jawaban. 4. Tabulating Menyusun data ke dalam tabel untuk memudahkan dalam menganalisa data ke program SPSS versi 17.0. J. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel bebas yaitu status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan menurut jenis data masing-masing dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Perhitungan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan rumus : P=
x x100% n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
Keterangan : P
=
Persentase
x
=
Total nilai responden.
n
=
Total nilai max
100
=
Bilangan tetap (Arikunto, 2010)
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment apabila data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi tidak normal analisis bivariat dengan uji chi-square dengan ketentuan apabila nilai sig (p)< 0,05 maka dikatakan ada hubungan yang signifikan dan apabila nilai sig (p)> 0,05 maka dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan. Tujuan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak, hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. 3. Analisis Multivariat Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Uji statistik yang digunakan untuk perolehan data yaitu dengan menggunakan regresi logistik. Adapun rumus regresi logistik adalah sebagai berikut : In
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan : P = Probabilitas untuk kognitif baik 1-P = Probabilitas untuk kognitif kurang X1 = Status gizi ( 0 : buruk ; 1 : kurang; ; 2: baik ; 3 : lebih) X2 = Interaksi sosial ( 0 : baik ; 1 : kurang) X3 = Pola Asuh ( 1 : otoriter ; 2 : permisif ; 3 : demokratis) X4 = Pendidikan Ibu ( 0 : dasar ; 2 : menengah ; 3 : tinggi) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian 1. Umur Ibu Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi umur Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Umur Ibu Umur Ibu 20 - 34 tahun ≥ 35 tahun Jumlah Sumber : data primer, 2015
n 64 16 80
% 80,0 20,0 100
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa mayoritas subjek berusia antara 20 tahun sampai 34 tahun yaitu termasuk kategori usia reproduktif. Periode reproduksi sehat pada wanita berada pada rentang umur 20 – 35 tahun (Manuaba, 2002). 2. Pendidikan Ibu Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi tingkat pendidikan Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Pendidikan n Pendidikan Tinggi 18 Pendidikan Menengah 35 Pendidikan Dasar 27 Jumlah 80 Sumber : data primer, 2015
% 22,4 43,8 33,8 100
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat pendidikan menengah sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan anak karena tidak ada responden yang buta huruf. 3. Pekerjaan Ibu Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi pekerjaan ibu dapat dilihat padaTabel 4.3.
commit to user
31
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Ibu Jenis Pekerjaan IRT/Tidak bekerja PNS Wiraswasta Jumlah Sumber : data primer, 2015.
n 44 5 31 80
% 55,0 6,2 38,8 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas subjek merupakan Ibu Rumah Tangga yang secara formal tidak bekerja tetapi mereka bisa bekerja di rumah selama 24 jam/hari. 4. Status Gizi Anak Hasil pengukuran status gizi anak dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Kategori Status Gizi Anak Status Gizi n Gizi lebih 2 Gizi baik 67 Gizi kurang 11 Jumlah 80 Sumber : data primer, 2015.
% 2,5 83,8 13,8 100
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata anak memiliki status gizi baik berdasarkan pengukuran BB/U. Namun, satus gizi tersebut hanya berlaku pada waktu penelitian (April-Juni 2015) karena pengukuran BB/U bersifat sesaat. 5. Interaksi Sosial Anak Hasil kategori interaksi sosial anak dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Interaksi Sosial Anak Interaksi Sosial Anak n Baik 52 Kurang 28 Jumlah 80 Sumber : data primer, 2015.
% 65,0 35,0 100
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa mayoritas interaksi sosial anak pada kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (65%). Anak dengan interaksi sosial yang kurang mempunyai hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain, pengaruh lingkungan sosial juga berkontribusi terhadap cara anak berinteraksi dengan orang lain.
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Pola Asuh Anak Hasil kategori pola asuh anak dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Pola Asuh Anak Pola Asuh n Demokratis 37 Permisif 23 Otoriter 20 Jumlah 80 Sumber : data primer, 2015.
% 46,3 28,8 25,0 100
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa rata-rata pola asuh ibu kepada anak termasuk pola asuh demokratis yaitu orang tua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak. B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Bivariat a. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak Perkembangan kognitif Total p Status gizi Baik Kurang n % n % n % Lebih 0 0 2 2,5 2 2,5 Baik 54 67,5 13 16,3 67 83,8 0,000 Kurang 1 1,3 10 12,4 11 13,7 Total 55 68,8 25 31,2 80 100 Sumber : data primer, 2015. Tabel 4.7. menunjukkan nilai hasil uji Chi-Square bahwa ada hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila status gizi anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik. b. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8 Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Perkembangan Kognitif Interaksi Sosial Baik Kurang n % n % Baik 47 58,8 5 6,3 Kurang 8 10,0 20 25,0 Total 55 68,8 25 31,3 Sumber : data primer, 2015.
Total n 52 28 80
p
% 64,8 35,2 100
0,000
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Chi-Square bahwa ada hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif. Artinya apabila interaksi sosial anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik. c. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna. Tabel 4.9. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak Pola asuh anak
Perkembangan Kognitif Baik Kurang n % n %
Demokratis 28 35,0 Permisif 18 22,5 Otoriter 9 11,2 Total 55 68,7 Sumber : data primer, 2015.
9 5 11 25
11,2 6,3 13,8 31,3
Total n
%
37 23 20 80
46,2 28,8 25,0 100,0
p
0,030
Tabel 4.9. menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila pola asuh anak baik maka perkembangan kognitif anak juga akan baik. d. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak Perkembangan kognitif Pendidikan Ibu Baik Kurang n % n % Tinggi 16 20,0 2 2,5 Menengah 29 36,3 6 7,4 Dasar 10 12,5 17 21,3 Total 55 68,8 25 31,2 Sumber : data primer, 2015.
Total n 18 35 27 80
% 22,5 43,7 33,8 100
p
0,000
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji Chi-Square bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, pendidikan ibu tinggi maka perkembangan kognitif anak juga akan baik. 2. Regresi Logistik Ganda Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak, tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari Tabel 4.11. Tabel 4.11. Analisis regresi logistik ganda status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak Variabel
OR
Status Gizi Anak 11,65 Interaksi Sosial Anak 71,69 Pola Asuh Anak 3,16 Tingkat pendidikan Ibu 4,14 N observasi 80 -2 log likelihood 43,06 Nagelkerke R 2 71,1% Sumber : data primer, 2015.
CI 95% Batas bawah Batas atas 1,76 77,18 9,61 534,61 1,12 8,90 1,22 14,05
p Uji Wald 0,011 0,000 0,030 0,023
Nilai Odd Ratio variabel status gizi sebesar 11,65 berarti bahwa anak dengan status gizi yang baik mempunyai kemungkinan 11,65 kali lebih besar untuk mendapatkan perkembangan kognitif yang baik daripada anak dengan status gizi kurang atau lebih. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 11,65; CI=95%; 1,76 hingga 77,18; p = 0,011). commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai Odd Ratio variabel interaksi sosial anak sebesar 71,69 berarti bahwa anak dengan interaksi sosial yang positif mempunyai kemungkinan 71,69 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif daripada anak dengan interaksi sosial yang negatif. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 71,69; CI=95%; 9,61 hingga 534,61; p = 0,000). Nilai Odd Ratio variabel pola asuh anak sebesar 3,16 berarti bahwa pola asuh demokratis mempunyai kemungkinan 3,16 kali lebih baik dalam perkembangan kognitif anak daripada pola asuh otoriter. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 3,16; CI=95%; 1,12 hingga 8,90; p = 0,030). Nilai Odd Ratio variabel tingkat pendidikan ibu sebesar 4,14 berarti bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 4,14 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif anak daripada ibu dengan pendidikan dasar. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 4,14; CI=95%; 1,22 hingga 14,05; p = 0,023). Nilai Negelkerke R2 sebesar 71,1% berarti bahwa keempat variabel bebas (status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak dan tingkat pendidikan ibu) mampu menjelaskan perkembangan kognitif pada anak sebesar 71,1% dan sisanya yaitu sebesar 28,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
C. Pembahasan 1. Hubungan Status Gizi Anak dengan Perkembangan Kognitif Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), dimana kebutuhan gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Kondisi gizi yang tidak baik dapat mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran sehingga akan menganggu perkembangan kognitifnya (Chowdhury & Gosh, 2009).
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Perignon et al (2014), bahwa tingkat kognitif anak sekolah, berhubungan signifikan dengan status gizi dan infeksi parasit. Penelitian lain yang mendukung adalah Park et al (2011) dimana, malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan psikomotor. Sedangkan hasil penelitian Khomsan et al (2013), status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif dimana anak dengan status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif nya. 2. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa semakin baik interaksi sosial anak dengan orang lain maupun lingkungan dimana anak tersebut tinggal makan semakin baik pula perkembangan kognitifnya (Khomsan, et al., 2013). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Marques et al (2008) yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya pendidikan usia dini adalah prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak. Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial yang dimulai sejak periode usia pra sekolah dimana anak mulai dikenalkan dengan lingkungan diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu bersama temannya. Pada masa ini, panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik (Monks dkk, 2003., Psaltis & Duvven, 2006). Dengan melakukan interaksi, anak akan mampu mendapatkan gambaran mengenai apa yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya. Semakin anak sering berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan semakin mudah mengerti apa yang menjadi harapan lingkungan sosialnya (Ibung, 2009). 3. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (p = 0,030), pola asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak, termasuk perbedaan pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Pola asuh anak merupakan semua aktivitas yang dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007). Rahayu, dkk (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh mengenai pola pengasuhan anak terhadap tingkat kemampuan kognitif anak, hal ini berarti bahwa semakin baik pola pengasuhan ibu maka semakin baik pula kemampuan kognitif anaknya. Ibu yang selalu bisa memberikan waktu luang untuk anaknya dapat memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anaknya sehingga dapat memilih cara atau gaya dalam pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang dihadapi (Lestari, 2012). 4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Khomsan et al (2013), bahwa pendidikan ibu perkembangan kognitif anak.
yang lebih baik
commit to user
akan meningkatkan
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Keterbatasan Penelitian Populasi bersifat homogen karena yang diteliti hanya pada kelompok umur 6072 bulan saja dimana sama-sama kelompok usia pra sekolah dan subjek diambil secara
proportional
sampling
akibatnya
hasil
penelitian
ini
tidak
bisa
menggambarkan kondisi semua populasi di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I. Jadi, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana tidak memberikan intervensi kepada subjek penelitian karena hanya diukur dari status gizi sesaat berdasarkan BB/U bukan TB/U. Outcome penelitian ini belum dapat dijadikan pedoman kebijakan dalam perbaikan status gizi berdasarkan BB/U dengan perkembangan kognitif anak, karena tidak dapat melihat riwayat pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak secara keseluruhan hanya pada satu waktu tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Umur ibu rata-rata berada pada rentang 20-34 tahun (80,0 %) dan merupakan kategori usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar merupakan pendidikan menengah yaitu SMA/SMK (46,3%), sehingga ibu mudah mengakses informasi mengenai kesehatan anak. Pekerjaan ibu sebagian besar tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk mengasuh anaknya. Pola asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis (46,3%), dimana hubungan interaksi antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik. Status gizi anak sebagian besar berada pada kategori gizi baik (83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak masih ada yang kurang (35%) artinya anak memiliki hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain. 2. Ada hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,003 < 0,05. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05. 3. Ada hubungan yang positif dan secara statistik signifikan dari status gizi anak (OR= 14,44; CI=95%; 1,11 hingga 188,44; p = 0,042), pola asuh anak
(OR=
8,28; CI=95%; 1,91 hingga 35,99; p = 0,005), interaksi sosial anak (OR= 0,09; CI=95%; 0,02 hingga 0,52; p = 0,006), tingkat pendidikan ibu (OR= 2,95; CI=95%; 1,14 hingga 7,59; p = 0,025) dengan perkembangan kognitif anak.
commit to user
40
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi 1. Implikasi Teori Penelitian ini memiliki implikasi teoritis bahwa teori Piaget dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Proses perkembangan yang melibatkan faktor hereditas, pengalaman, transmisi sosial dan ekuilibrasi sudah tercakup dalam variabel penelitian. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam kebijakan pembangunan SDM yang terkait dengan peningkatan perkembangan kognitif anak. Dalam penelitian ini secara metodologi diperlukan pertimbangan dengan bantuan dari guru TK untuk membacakan kuesioner karena anak usia 56 tahun masih membutuhkan komunikasi dari orang-orang yang dikenalnya secara dekat. C. Saran Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi Ibu Disarankan untuk dapat memperhatikan tumbuh kembang anaknya, melakukan pola pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan karakter anak dan keadaan anak sehingga dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. 2. Bagi Kader Disarankan untuk mengadakan pemantauan pada anak usia pra sekolah mengenai status gizi maupun tumbuh kembangnya dalam upaya peningkatan kognitif anak melalui Kartu Menuju Sehat sebagai alat deteksi dini. 3. Bagi Puskesmas Disarankan untuk melakukan monitoring dan evaluasi mengenai status gizi anak dan perkembangan kognitif anak di wilayah kerjanya dengan cara memberikan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) secara rutin dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan anak dan juga perkembangan kognitifnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Dedi & Ratna Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika Anastasi, Anne. 1999. 6th edition Psychological Testing. New York : Macmillan Publishing Co.,Inc. Ariani dan Yosoprawoto, M. 2012. Usia Anak dan Pendidikan Ibu Sebagai Faktor Resiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume 27 No 2 Agustus 2012. Arikunto, S. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Chowdhury, S. D & Ghosh Tusharkanti. 2009. Nutritional And Socioeconomic Status in Cognitive Developmental of Santal Children of Purulia District, India. Department of Physiologi. University of Calcuta, India. Dhamayanti, Meita & Herlina Murfariza. 2009. Skrining Gangguan Kognitif dan Bahasa dengan Menggunakan Capute Scales (Cognitive Adaptive Test/Clinical Linguistic & Auditory Milestone Scale-Cat/Clams). Bagian Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sari Pediatri Volume 11 Nomor 3 Oktober 2009. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok : Rajagrafindo Persada. Departemen Kesehatan, RI. 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005. Jakarta : Depkes RI. ____________________. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dinas Kabupaten Karanganyar. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2009. Diakses melalui www.dinkesjatengprov.go.id pada tanggal 30 Oktober 2014. Dinas Pendidikan Povinsi Jawa Tengah. 2012. Kerangka Besar Pengembangan PAUD Terpadu Dengan Pendekatan Holistik Integratif Periode 2013-2018. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah – UNICEF. Djiwandono, Sri E W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo. ______________. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo. Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial.commit Bandung : PT Refika Aditama. to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Ibung, Dian. 2009. Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Hasbullah. 2006. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hastuti, dkk. 2010. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-3 Tahun pada Keluarga Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga & Konseling, vol.3, no.1, hlm.27-34, ISSN :1907-6037. Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI. Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika. ________________. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Iswidharmawanjaya dkk. 2008. Panduan bagi Orang Tua Untuk Menyiapkan Anak Usia Dini. Jakarta : Elex Media Komputindo Khomsan A. Faisal A, Neti H, Nani S, & Oktarina. 2013. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. IPB Press, Bogor. Klebanov, P. & Brooks-Gunn, J. 2006. Cummulative, Human Capital, and Psychological Risk in The Context of Early Intervention. Annals New York Academy of Sciences, 1094, 36-82 Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta : Kencana. Levitsky DA, Strupp BJ. 1995. Malnutrition And The Brain: Under-Nutrition And Behavioral Development In Children. J Nutr 125: 2212S – 2220S. Manuaba, I Gede Bagus. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan. McGregor SG, Cheung YB, Cueto S, Glewwe P, Richter L, Strupp B. Developmental Potential In the First 5 Years for Children in Developing Countries. Lancet, 2007;369(9555):60-70. Monks, FJ, Knoers, AMP & Haditono, SR. 2003. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta : Gajah Mada University Press Murti, Bhisma. 2013. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penlitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Musaheri. 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta : IRC iSoD. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
Noordiati, Hakimi.M, Wibowo.T,. 2011. Hubungan Kepekaan Serta Ketanggapan Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 1, halaman 18-23. Park, Hyun, Denise Bothe, Eva Holsinger, H. Lester Kirchner, Karen Olness and Anna Mandalakas. 2011. The Impact of Nutritional Status and Longitudinal Recovery of Motor and Cognitive Milestones in Internationally Adopted-Children. Diakses melalui www.ncbi.nlm.nih.gov Paxson, C & Schady, N. 2007. Cognitive Development among Young Children in Ecuador: The Roles of Wealth, Health, and Parenting. The Journal of Human Resources, Vol. 42, No. 1 (Winter, 2007), pp. 49-84. University of Wisconsin Press Perignon, Marlene. 2014. Stunting, Poor Iron Status and Parasite Infection Are Significant Risk Factors For Lower Cognitive Performance in Cambodian SchoolAged Children. Diakses melalui journals.plos.org Psaltis, C. & Duveen, G. 2006. Social Relations and cognitive development: The influence of conversation types and representations of gender. European Journal of Social Psychology,36: 407-430. Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Saffer, D.R. 2002. Developmental Psychology : Childhood & Adolescent. Sixth Edition. USA : Wadsworth/Thomson Learning, Inc. Santos L.M, Neves dos Santos D, Bastos AC, Assis AM, Prado MS, Barreto ML.. 2008. Determinantsof Early Cognitive Development : Hierarchical Analysis of A Longitudinal Study. Cad. Saude Publica. Rio de Janeiro : Universidade Federal da Bahia, Brasil. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana. _____________. 2011. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika. _____________. 2011. Masa Perkembangan Anak Children. Jakarta : Salemba Humanika. Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition. United States of America : Pearson. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV Pustaka Setia. Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Solihin, Rindu Dwi Malateki, Faisal Anwar & Dadang Suandar.. 2013. Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia commit to user Prasekolah. Penelitian Gizi dan Makanan, vol.36, hlm. 62-72.
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Sulut, Befa. 2013. Intelligence Development Of Socio-Economically Disadvantaged Pre-School Children. Anales de Psicología, 2013, vol. 29. Sunarti. 2013. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi Anak Pra Sekolah di Sekolah dengan Model School Feeding dan Non Feeding School. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, No 2. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Prenada Media Group. Syaodih, Ernawulan. 2008. Perkembangan Anak Usia Dini. www.scribd.com. Diunduh pada tanggal 11-9-2015 jam 12.00 WIB. Tim Mitra Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi Untuk SMP dan MTs. Jakarta : Penerbit Erlangga. Tirtarahardja, U & La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. William, S.K & Kelly, F.D. 2005. Relationships Among Involvement, Attachment, And Behavioral Problems In Adolescence : Examining Father’s Influence. Journal of Early Adolescence. 25(2), 168-196. DOI : 10.1177/0272431604274178. Wiyani, Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini : Panduan bagi Orang Tua dan Pendidik PAUD dalam Memahami serta Mendidik Anak Usia Dini. World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards : Length/Height-ForAge, Weight-For-Age, Weight-For-Age, Weight-For-Height And Body Mass IndexFor Age : Methods And Development. Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. ______________. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
commit to user
Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Lampiran V :
DATA PENELITIAN
NO
UMUR IBU
KOD
PEND. IBU
KOD
PEKJ. IBU
KOD
JK
KOD
UMUR AN.
BB ANAK
1
22
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
61 bulan
2
34
1
D3
3
IRT
1
L
1
66 bulan
3
28
1
SMK
2
IRT
1
L
1
4
39
2
SMK
2
Wiraswasta
2
L
5
22
1
S1
3
Wiraswasta
2
6
33
1
SD
1
IRT
7
33
1
SD
1
8
37
2
SMA
BB / U Z SCORE
NILAI
STATUS GIZI
KOD
21
0,90
positif
baik
1
23
1,30
positif
baik
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
1
60 bulan
20
0,50
positif
baik
1
L
1
60 bulan
18,5
0,10
negatif
baik
1
1
L
1
60 bulan
18,3
0,20
negatif
baik
1
Wiraswasta
2
P
2
62 bulan
13
2,50
negatif
kurang
0
2
Wiraswasta
2
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
9
25
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
10
31
1
SMP
1
IRT
1
P
2
61 bulan
21,5
1,30
positif
baik
1
11
23
1
SMP
1
IRT
1
P
2
70 bulan
25
1,80
positif
baik
1
12
37
2
D3
3
Wiraswasta
2
P
2
71 bulan
24,3
1,50
positif
baik
1
13
30
1
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
13
2.4
negatif
kurang
0
14
27
1
D3
3
IRT
1
P
2
64 bulan
22
1,30
positif
baik
1
15
29
1
SMK
2
Wiraswasta
2
P
2
62 bulan
20
0,70
positif
baik
1
16
30
1
SMP
1
IRT
1
P
2
63 bulan
14,5
2,10
negatif
kurang
0
17
29
1
S1
3
Wiraswasta
2
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
18
32
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
19
23
1
SMP
1
IRT
1
P
2
62 bulan
13,6
negatif
kurang
0
20
24
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
19
0,50
positif
baik
1
21
27
1
S1
3
IRT
1
P
2
60 bulan
20,7
1,10
positif
baik
1
2,20
22
30
1
D3
3
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
18,6
0,30
positif
baik
1
23
29
1
SMK
2
Wiraswasta
2
L
1
60 bulan
19,3
0,30
positif
baik
1
24
24
1
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
69 bulan
25
1,90
positif
baik
1
25
27
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
64 bulan
23,3
1,70
positif
baik
1
26
31
1
D3
3
IRT
1
L
1
63 bulan
21,1
0,80
positif
baik
1
27
29
1
SMK
2
IRT
1
P
2
66 bulan
24,3
1,90
positif
baik
1
28
26
1
S1
3
IRT
1
P
2
63 bulan
18,2
0,03
positif
baik
1
29
28
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
21
0,70
positif
baik
1
30
37
2
S1
3
IRT
1
P
2
60 bulan
18
0,11
positif
baik
1
31
28
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
65 bulan
21,2
0,90
positif
baik
1
32
31
1
SMP
1
PNS
3
P
2
65 bulan
22,1
1,20
positif
baik
1
33
29
1
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
14
2,20
negatif
kurang
0
34
39
2
SD
1
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
13
2,40
negatif
kurang
0
35
33
1
SMP
1
Wiraswasta
2
L
1
66 bulan
26,2
2,50
positif
lebih
2
36
35
2
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
66 bulan
27
2,80
positif
lebih
2
37
34
1
SD
1
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
38
24
1
SMK
2
IRT
1
L
1
63 bulan
22
1,10
positif
baik
1
39
37
2
SMP
1
IRT
1
L
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
40
30
1
SMA
2
IRT
1
P
2
70 bulan
24
1,50
positif
baik
1
41
27
1
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
14
2,20
negatif
kurang
0
42
29
1
D3
3
IRT
1
P
2
60 bulan
18
0,10
positif
baik
1
43
30
1
SMA
2
IRT
1
P
2
64 bulan
20,1
0,60
positif
baik
1
44
29
1
SMA
2
PNS
3
P
2
62 bulan
20.7
0,96
positif
baik
1
45
40
2
SD
1
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
14,5
2,10
negatif
kurang
0
46
30
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
23
1,50
positif
baik
1
47
38
2
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
48
27
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
61 bulan
18
0,07
positif
baik
1
49
30
1
SMP
1
IRT
1
L
1
66 bulan
20
50
29
1
SMA
2
IRT
1
L
1
62 bulan
19,3
51
24
1
D3
3
Wiraswasta
2
L
1
60 bulan
52
27
1
SMA
2
IRT
1
L
1
53
31
1
SMA
2
IRT
1
L
54
29
1
SMA
2
IRT
1
L
55
22
1
SMP
1
Wiraswasta
2
56
34
1
SMP
1
IRT
57
28
1
SMP
1
58
39
2
SMP
59
22
1
60
33
61 62
0,12
positif
baik
1
0,12
positif
baik
1
19,6
0,40
positif
baik
1
60 bulan
19
0,10
positif
baik
1
1
60 bulan
18,3
negatif
baik
1
1
62 bulan
18,9
0,10
positif
baik
1
P
2
63 bulan
13,9
2,10
negatif
kurang
0
1
P
2
63 bulan
20
0,70
positif
baik
1
Wiraswasta
2
P
2
61 bulan
20,1
0,80
positif
baik
1
1
Wiraswasta
2
P
2
65 bulan
21
0,90
positif
baik
1
SMP
1
IRT
1
P
2
65 bulan
20,6
0,70
positif
baik
1
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
66 bulan
20
0,50
positif
baik
1
33
1
SMA
2
IRT
1
P
2
60 bulan
17,8
0,04
positif
baik
1
37
2
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
22
1,10
positif
baik
1
63
25
1
SMA
2
IRT
1
P
2
66 bulan
21
0,80
positif
baik
1
64
31
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
65
37
2
S1
3
PNS
3
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
66
37
2
SMA
2
IRT
1
L
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
67
22
1
SMA
2
wiraswasta
2
L
1
62 bulan
20,6
0,60
positif
baik
1
68
34
1
D3
3
PNS
3
L
1
60 bulan
19,6
0,38
positif
baik
1
69
28
1
SMK
2
IRT
1
L
1
60 bulan
19
0,10
70
39
2
SMK
2
IRT
1
L
1
60 bulan
18,6
71
22
1
SMK
2
wiraswasta
2
P
2
65 bulan
23,1
72
33
1
D3
3
wiraswasta
2
L
1
62 bulan
73
33
1
SMP
1
IRT
1
P
2
74
37
2
SMA
2
IRT
1
L
75
25
1
SMA
2
IRT
1
L
0,20
positif
baik
1
negatif
baik
1
1,60
positif
baik
1
20,8
0,70
positif
baik
1
67 bulan
23,1
1,40
positif
baik
1
1
66 bulan
23
1,30
positif
baik
1
1
68 bulan
24
1,50
positif
baik
1
0,05
76
31
1
SD
1
IRT
1
L
1
67 bulan
15
2,20
negatif
kurang
0
77
24
1
D3
3
wiraswasta
2
L
1
68 bulan
22,7
1,00
positif
baik
1
78
37
2
D3
3
IRT
1
L
1
63 bulan
20,3
0,40
positif
baik
1
79
22
1
SMP
1
IRT
1
L
1
63 bulan
14,6
2,10
negatif
kurang
0
80
23
1
D3
3
PNS
3
P
2
61 bulan
20
0,80
positif
baik
1
POLA ASUH IBU
NO 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Y
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Z
KOD
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
4
2
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
5
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
1
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
5
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
6
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
8
3
6
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
7
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2
2
7
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
7
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
8
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
3
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
3
1
9
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
7
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
7
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
4
1
11
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
1
12
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
13
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
7
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
14
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
16
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
1
17
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
7
2
18
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
6
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
3
19
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
5
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
7
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
8
3
20
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
2
21
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
22
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
7
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
7
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
23
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
7
2
24
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
2
25
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
7
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
1
26
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
1
27
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
4
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
6
3
28
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
4
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
1
29
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
7
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
3
2
30
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
5
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
3
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
3
31
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
6
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
2
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
3
32
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
8
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
6
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
33
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
8
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
4
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
3
34
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
6
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
7
3
35
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
3
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
7
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
5
2
36
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
7
2
37
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
38
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
7
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
3
39
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
40
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
41
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
6
2
42
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
7
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
43
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
8
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
44
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
2
45
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
6
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
5
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
4
1
46
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
47
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
3
48
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
2
49
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
50
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
8
2
51
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
7
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
7
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
52
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
8
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
53
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
2
54
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
5
2
55
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
8
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
56
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
5
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
57
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
58
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
8
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
5
1
59
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
8
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
3
60
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
8
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
61
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
62
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
63
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
8
2
64
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
7
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8
2
65
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
2
66
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
8
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
3
2
67
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
6
1
68
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
7
2
69
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
2
70
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
7
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
71
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
6
2
72
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
7
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
73
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
74
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
7
1
75
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
3
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
76
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
6
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
6
1
77
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
4
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
5
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
3
78
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
5
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
6
1
79
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
6
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
7
3
80
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
6
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
NO
1 2 3 4
INTERAKSI SOSIAL ANAK 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1
3 0 0 0 1
4 1 1 1 1
5 0 1 1 1
6 0 1 1 0
7 1 0 1 1
8 1 1 1 1
9 0 0 0 1
10 1 1 1 1
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK 11 1 1 1 1
X 7 8 9 9
KOD 1 1 1 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
Y 7 7 7 7
KOD 1 1 1 1
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
8 5 5 7 7 8 5 7 5 8 7 8 7 8 9 7 9 7 8 7 5 5 6 5 5 6 5
1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
7 6 5 7 7 5 5 7 6 7 7 6 7 7 6 7 7 7 7 7 6 7 5 5 5 6 6
1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
5 6 6 6 5 8 4 7 8 7 7 7 8 4 8 7 8 9 9 9 7 8 6 6 6 2 6
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 1 0 1
0 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 0 1 0
5 5 5 5 5 7 5 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 5
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 MEAN MEDIAN
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
4 5 5 8 9 9 9 8 7 7 8 9 5 4 8 8 8 7 8 6 10 10 6,91 7
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
MEAN MEDIAN
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 6 7 6,53 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
LAMPIRAN VI OUTPUT HASIL OLAH SPSS UMUR IBU Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20-34
64
80.0
80.0
80.0
=> 35
16
20.0
20.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
PEKERJAAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
IRT
44
55.0
55.0
55.0
wiraswasta
31
38.8
38.8
93.8
PNS
5
6.3
6.3
100.0
Total
80
100.0
100.0
STATUS GIZI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
11
13.8
13.8
13.8
baik
67
83.8
83.8
97.5
lebih
2
2.5
2.5
100.0
UMUR IBU Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20-34
64
80.0
80.0
80.0
=> 35
16
20.0
20.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
INTERAKSI SOSIAL Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
28
35.0
35.0
35.0
baik
52
65.0
65.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
PENDIDIKAN IBU Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
dasar
27
33.8
33.8
33.8
menengah
35
43.8
43.8
77.5
tinggi
18
22.5
22.5
100.0
Total
80
100.0
100.0
POLA ASUH Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
otoriter
20
25.0
25.0
25.0
permisif
23
28.8
28.8
53.8
demokratis
37
46.3
46.3
100.0
Total
80
100.0
100.0
KOGNITIF ANAK Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
25
31.3
31.3
31.3
baik
55
68.8
68.8
100.0
Total
80
100.0
100.0
Jenis Kelamin Anak Frequency Valid
Percent
laki-laki
32
perempuan
48
Total
80
Valid Percent 40.0
Cumulative Percent 40.0
40.0
60.0
60.0
100.0
100.0
100.0
Umur Anak Frequency Valid
Percent
60 -66 bulan
88.8
88.8
88.8
9
11.3
11.3
100.0
80
100.0
100.0
UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
80 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Cumulative Percent
71
> 66 bulan Total
Valid Percent
.0000000 .66888775
Absolute
.265
Positive
.265
Negative
-.150 2.368 .000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
80 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
.0000000 .66888775
Absolute
.265
Positive
.265
Negative
-.150 2.368 .000
CROSSTAB Case Processing Summary Cases Valid N status_gizi * kognitif_anak
Missing
Percent 80
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
80
status_gizi * kognitif_anak Crosstabulation kognitif_anak kurang status_gizi
kurang
10
1
11
Expected Count
3.4
7.6
11.0
12.5%
1.3%
13.8%
13
54
67
20.9
46.1
67.0
16.3%
67.5%
83.8%
Count
2
0
2
Expected Count
.6
1.4
2.0
2.5%
.0%
2.5%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
Count Expected Count % of Total
Lebih
% of Total Total
Total
Count
% of Total Baik
baik
Count Expected Count
Percent 100.0%
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
% of Total
N
31.3%
Total
Percent 68.8%
N
Percent
100.0%
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
26.742
2
.000
Linear-by-Linear Association
10.318
1
.001
Pearson Chi-Square
27.000
N of Valid Cases
80
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,63.
CROSSTAB Case Processing Summary Cases Valid N
Percent
Missing N
Percent
Total N
Percent
Case Processing Summary Cases Valid N interaksi_sosia *
Missing
Percent 80
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
80
kognitif_anak
interaksi_sosia * kognitif_anak Crosstabulation kognitif_anak kurang interaksi_sosia
kurang
20
8
28
Expected Count
8.8
19.3
28.0
25.0%
10.0%
35.0%
5
47
52
16.3
35.8
52.0
6.3%
58.8%
65.0%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
Count Expected Count % of Total
Total
Total
Count
% of Total baik
baik
Count Expected Count % of Total
Chi-Square Tests
Percent 100.0%
Value Pearson Chi-Square b
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df a
1
.000
29.554
1
.000
32.950
1
.000
32.368
Continuity Correction
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.000
Linear-by-Linear Association
31.963
N of Valid Cases
1
.000
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,75. b. Computed only for a 2x2 table
CROSSTAB Case Processing Summary Cases Valid N pola_asuh * kognitif_anak
Missing
Percent 80
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
pola_asuh * kognitif_anak Crosstabulation kognitif_anak kurang
baik
Total
Percent 80
100.0%
pola_asuh
Otoriter
Count
11
9
20
Expected Count
6.3
13.8
20.0
13.8%
11.3%
25.0%
5
18
23
7.2
15.8
23.0
6.3%
22.5%
28.8%
9
28
37
11.6
25.4
37.0
11.3%
35.0%
46.3%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
% of Total Permisif
Count Expected Count % of Total
Demokratis
Count Expected Count % of Total
Total
Count Expected Count % of Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.030
Likelihood Ratio
6.709
2
.035
Linear-by-Linear Association
4.604
1
.032
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
7.045
80
pola_asuh * kognitif_anak Crosstabulation kognitif_anak kurang pola_asuh
Otoriter
11
9
20
Expected Count
6.3
13.8
20.0
13.8%
11.3%
25.0%
5
18
23
7.2
15.8
23.0
6.3%
22.5%
28.8%
9
28
37
11.6
25.4
37.0
11.3%
35.0%
46.3%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
Count Expected Count % of Total
Demokratis
Count Expected Count % of Total
Total
Total
Count
% of Total Permisif
baik
Count Expected Count
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,25.
CROSSTAB Case Processing Summary Cases Valid
Missing
Total
N pendidikan_ibu *
Percent 80
N
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 80
kognitif_anak pendidikan_ibu * kognitif_anak Crosstabulation kognitif_anak kurang pendidikan_ibu
dasar
17
10
27
Expected Count
8.4
18.6
27.0
21.3%
12.5%
33.8%
6
29
35
10.9
24.1
35.0
7.5%
36.3%
43.8%
2
16
18
5.6
12.4
18.0
2.5%
20.0%
22.5%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
Count Expected Count % of Total
tinggi
Count Expected Count % of Total
Total
Total
Count
% of Total menengah
baik
Count Expected Count % of Total
Chi-Square Tests
100.0%
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
19.152
2
.000
Linear-by-Linear Association
15.521
1
.000
Pearson Chi-Square
19.279
N of Valid Cases
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,63.
Logistic Regression Case Processing Summary a
Unweighted Cases Selected Cases
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 80
100.0
0
.0
80
100.0
0
.0
80
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
kurang
0
baik
1
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b
Predicted kognitif_anak Observed Step 0
kognitif_anak
kurang
baik
Correct
kurang
0
25
.0
baik
0
55
100.0
Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Percentage
68.8
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E. .788
Wald
.241
df
10.685
Sig. 1
.001
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
status_gizi
10.449
1
.001
interaksi_sosia
32.368
1
.000
pendidikan_ibu
15.717
1
.000
4.662
1
.031
45.459
4
.000
pola_asuh Overall Statistics
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
Step
Sig.
56.312
df
Sig. 4
.000
Exp(B) 2.200
Block
56.312
4
.000
Model
56.312
4
.000
Model Summary
Step 1
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood 43.062
a
.505
.711
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Table
a
Predicted kognitif_anak Observed Step 1
kognitif_anak
kurang Kurang Baik
Overall Percentage a. The cut value is ,500
Percentage
baik
Correct
16
9
64.0
6
49
89.1 81.3
Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) B Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
status_gizi
2.455
.965
6.475
1
.011
11.648
1.758
77.186
interaksi_sosia
4.272
1.025
17.371
1
.000
71.694
9.615
534.613
pendidikan_ibu
1.421
.623
5.195
1
.023
4.141
1.220
14.055
pola_asuh
1.150
.529
4.728
1
.030
3.158
1.120
8.906
-8.551
2.401
12.682
1
.000
.000
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: status_gizi, interaksi_sosia, pendidikan_ibu, pola_asuh.
Validitas Pola Asuh X p1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
p2
Sig. (2-tailed)
.037 20 *
Pearson Correlation
.497
Sig. (2-tailed)
.026
Pearson Correlation
20 .586
**
.007 20 *
Pearson Correlation
.454
Sig. (2-tailed)
.044 20 *
Pearson Correlation
.484
Sig. (2-tailed)
.030
N
20 *
Pearson Correlation
.493
Sig. (2-tailed)
.027
N p9
*
.470
N
p8
20
Pearson Correlation
N
p7
*
.033
Sig. (2-tailed) p6
20
Sig. (2-tailed)
N p5
.007 .478
N p4
**
Pearson Correlation N
p3
.586
20 *
Pearson Correlation
.535
Sig. (2-tailed)
.015
N
20
p10
.492
Sig. (2-tailed)
.027
N p11
20 .482
Sig. (2-tailed)
.032 20 .506
Sig. (2-tailed)
.023 20 .484
Sig. (2-tailed)
.030
Pearson Correlation
20 .753
Sig. (2-tailed)
20 *
Pearson Correlation
.478
Sig. (2-tailed)
.033
N x
**
.000
N p15
*
Pearson Correlation N
p14
*
Pearson Correlation N
p13
*
Pearson Correlation N
p12
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
20
x p16
.507
Sig. (2-tailed)
.023
N p17
*
Pearson Correlation
20 *
Pearson Correlation
.507
Sig. (2-tailed)
.023
N p18
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
p19
Pearson Correlation
.004 20 *
.027 20 *
Pearson Correlation
.531
Sig. (2-tailed)
.016
Pearson Correlation
20 .634
**
.003 20 *
Pearson Correlation
.497
Sig. (2-tailed)
.026
N
20 *
Pearson Correlation
.492
Sig. (2-tailed)
.027
N
20 *
Pearson Correlation
.502
Sig. (2-tailed)
.024
N p27
**
Sig. (2-tailed)
N
p26
.613
.493
Sig. (2-tailed)
p25
20
Pearson Correlation
N
p24
*
.039
N
p23
20
Sig. (2-tailed)
N
p22
.005 .465
Sig. (2-tailed) p21
**
Pearson Correlation N
p20
20 .605
Pearson Correlation
20 .482
*
Sig. (2-tailed)
.032
N p28
20 .534
Sig. (2-tailed)
.015
N p29
20 .484
Sig. (2-tailed)
.030 20
Pearson Correlation
.753
Sig. (2-tailed)
**
.000
N x
*
Pearson Correlation N
p30
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
20
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .910
N of Items 30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28
16.8000 17.0500 16.8500 17.1000 16.8000 16.7500 17.2500 17.2000 17.0000 17.1500 17.3000 17.1500 16.9500 16.9000 17.0500 17.0000 17.0000 17.0000 17.0000 16.8500 17.2000 16.7500 17.0000 17.1000 17.1500 16.8500 17.3000 17.0500
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 54.063 54.050 54.555 53.884 54.063 55.145 54.197 53.958 53.789 53.924 54.221 53.818 54.155 52.411 54.050 53.895 53.895 53.158 54.211 53.608 53.958 54.724 52.947 53.884 53.924 54.345 54.326 53.629
.544 .427 .421 .447 .544 .411 .427 .448 .471 .444 .444 .459 .433 .717 .427 .456 .456 .560 .412 .570 .448 .490 .590 .447 .444 .454 .428 .485
Cronbach's Alpha if Item Deleted .907 .908 .908 .908 .907 .908 .908 .908 .908 .908 .908 .908 .908 .904 .908 .908 .908 .906 .909 .906 .908 .907 .905 .908 .908 .908 .908 .907
p29 p30
16.9500 16.9000
54.155 52.411
.433 .717
Scale Statistics Mean 17.6000
Variance 57.516
Std. Deviation 7.58392
N of Items 30
.908 .904
Correlations X I1
.530
Sig. (2-tailed)
.016
N I2
Sig. (2-tailed)
.013
Sig. (2-tailed)
.012 *
.461
Sig. (2-tailed)
.041
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
20 .684
**
.001 20 .694
**
.001 20 *
Pearson Correlation
.539
Sig. (2-tailed)
.014
N I8
20
Pearson Correlation
N
I7
*
.552
Sig. (2-tailed) I6
20
Pearson Correlation
N I5
*
.545
N I4
20
Pearson Correlation N
I3
*
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
20 .632
**
.003 20
I9
.552
Sig. (2-tailed)
.012
N I10
20
Pearson Correlation
.587
Sig. (2-tailed)
20 *
Pearson Correlation
.517
Sig. (2-tailed)
.020
N X
**
.007
N I11
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
20
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.793
11
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10
5.8000 5.9000 6.0000 6.0500 6.1000 5.9000 6.4000 5.8500 6.0000 6.0000
Scale Variance if Item Deleted 7.853 7.674 7.579 7.839 7.147 7.253 7.832 7.503 7.579 7.474
Corrected ItemTotal Correlation .421 .420 .418 .311 .576 .599 .431 .530 .418 .460
Cronbach's Alpha if Item Deleted .780 .780 .780 .792 .762 .760 .779 .769 .780 .775
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11
Scale Variance if Item Deleted
5.8000 5.9000 6.0000 6.0500 6.1000 5.9000 6.4000 5.8500 6.0000 6.0000 6.0000
Corrected ItemTotal Correlation
7.853 7.674 7.579 7.839 7.147 7.253 7.832 7.503 7.579 7.474 7.684
.421 .420 .418 .311 .576 .599 .431 .530 .418 .460 .378
Scale Statistics Mean 6.6000
Variance 8.989
Std. Deviation 2.99825
N of Items 11
Cronbach's Alpha if Item Deleted .780 .780 .780 .792 .762 .760 .779 .769 .780 .775 .785
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user