Pola interaksi Sosial Terhadap Perkembangan Usaha Salon (Suatu Studi di kelurahan Tenda Kecamatan Hulondhalangi Kota Gorontalo)
ABSTRAK
Bolyus Diu. Nim : 281410054 2014 Pola Interaksi Terhadap Perkembangan Usaha salon Di Kelurahan Tenda Kecamatan Hulondhalangi Kota Gorontalo. Pembimbing I, FARID Th. MUSA, S.Sos, MA dan Pembimbing II, FUNCO TANIPU, ST, MA Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Pola Interaksi Terhadap Perkembangan Usaha Salon Di Kelurahan Tenda Kecamatan Hulondhalangi Kota Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah informan yang didasarkan pada kriteria (1) subjek cukup lama dan intensif menyatu dengan medan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian, (2) subjek yang masih aktif terlibat lingkungan aktifitas menjadi sasaran peneliti, (3) subjek yang masih mempunyai banyak waktu untuk diminta keterangan atau informasi (4) subjek yang tidak mengemas informasi, tetapi relatif memberikan informasi yang sebenarnya akurat, dan (5) subjek yang tergolong asing bagi peneliti. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. (Kata Kunci : Perempuan Pekerja Jasa Usaha Rebonding). Bolyus Diu, Farid Th.Musa, S.Sos,.MA (Pembimbing 1) dan Funco Tanipu,ST.,Ma (pembimbing II). Bolyus Diu. Nim: 281410054 2014 Interaction Pattern Against Business Development Salon In Tent Village Hulondhalangi District of Gorontalo. Supervisor I, FARID Th. MUSA, S. Sos, MA and Advisor II, FUNCO TANIPU, ST, MA Department of Sociology, Faculty of Social Sciences, University of Gorontalo Negri. This study aimed to describe the pattern of interaction Against Salon Business Development at Tent Village Hulondhalangi District of Gorontalo. This research is a qualitative descriptive study. Source of research data is based on criteria informants (1) the subject of a long and intensive field blend with targeted research activities, (2) subjects who are still actively involved in environmental activities were targeted research, (3) a subject that still has plenty of time to requested information or information (4) subjects who did not resemble the information, but the actual relative provide accurate information, and (5) foreign subjects belonging to the researchers. Data collection techniques in this study using interviews, observation, documentation. Analysis techniques used is qualitative analysis. (Keywords: Working Women Business Services Rebonding).
Bolyus diu. Nim. 281 410 054, Pembimbing I, Farid Th. Musa, S.Sos, MA dan Pembimbing II, Funco Tanipu, ST, MA
PENDAHULUAN Kecamatan Hulondhalangi merupakan salah satu kecamatan dimana wilayahnya berbatasan dengan beberapa Kecamatan yang ada di kota Gorontalo. Secara geografis, Kecamatan Hulondahalangi mempunyai luas wilayah 10,97 km2 atau 17,08 % dari luas kota gorontalo. Kecamatan Hulondhalangi dibagi menjadi 5 kelurahan yang terdiri 18 Rw dan 39 Rt. Berdasarkan posisi geografisnya,Kecamatan Hulondhalangi memiliki batasbatas yakni Sebelah utara-Kecamatan Kota Selatan,Sebelah timur-Kecamatan Dumbo raya ,Sebelah selatan-teluk tomini ,Sebelah barat-Kecamatan Kota Barat. Kelurahan Tenda adalah Ibu Kota dari Kecamatan Hulondhalangi. Kelurahan Tenda merupakan Kelurahan dengan jumlah RW terbanyak di Kecamatan Hulondhalangi yakni masing-masing sebanyak 10. Dari beberapa kelurahan yang berada di Kecamatan Hulondhalangi hanya 1 Kelurahan yang mempunyai daya tarik tersendiri dari pandangan masyarakat kalangan manapun yaitu Kelurahan Tenda, karena Kelurahan Tenda merupakan pusat dimana para masyarakat untuk melakukan Rebonding rambut, dan perlu untuk diketahui bahwa usaha Rebonding di Kampung Tenda ini adalah Usaha musiman sehinnganya para Pihak pemerintah daerah belum memungut pajak usaha salon rebonding Tenda. Tidak ditetapkan karena pertimbangan usaha jenis ini adalah usaha musiman. dan kebanyakan dari mereka dari para keluarga ekonomi menengah ke bawah yang paling banyak membuka usaha Rebonding di Kampung Tenda Tersebut.
KAJIAN TEORI Fenomenologi Sebagai teori yang bernaung dibawah paradigma definisi sosial, fenomenologi maju selangkah lagi dengan mengatakan bahwa kenyataan sosial itu tidak bergantung kepada makna yang diberikan oleh individu melainkan pada kesadaran subyektif siaktor. Tujuan dari fenomenologi adalah menganalisis dan melukiskan kehidupan sehari-hari atau dunia kehidupan sebagaimana disadari oleh aktor dalam melakukan studi ini seorang individu harus mengurunkan (bracketing off) atau meninggalkan semua asumsi atau pengetahuan yang sudah ada tentang struktur sosial dan mengamati sesuatu secara langsung. Pendukung teori ini berpendapat bahwa sekalipun orang melihat kehidupan sehari-hari seperti terjadi begitu saja, namun analisis fenomenologi bisa menunjukan bagaimana dunia sehari-hari itu tercipta.1 Dalam hal ini para fenomenologi berkiblat pada karya-karya Filsuf asal Jerman Edmund Husserl (1859-1938) yang disebut sebagai Bapak Fenomenologi. Terdapat salah satu pokok pikiran Husserl yang menjadi dasar dari fenomenologi modern yaitu “keprihatinannya terhadap penciptaan dunia kehidupan (sehari-hari) menghantar para ahli untuk mempertanyakan bagaimana manusia menciptakan rasa realitas dan bagaimana rasa realitas ini dipertentangkan dengan sesuatu yang benar-benar rill”.2 Sehingganya, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa teori Fenomenologi sangat relevan digunakan untuk kajian-kajian sosiologis terutama mengenai fenomena dalam sebuah realitas sosial yang terjadi, karena dengan teori fenomenologi tersebut akan didapat sebuah gambaran dari fenomena dalam sebuah realitas sosial yang diakibatkan oleh prilaku masyarakat itu sendiri, bukan hanya saja berdasarkan penglihatan secara langsung, tetapi juga menganalisis lebih mendalam
1 2
Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal.126 Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal.132
bagaimana sebuah realitas sosial tersebut bisa terjadi.Untuk mengetahui apa itu pelayanan lebih lanjut, maka akan diuraikan beberapa pengertian tentang pelayanan oleh beberapa para ahli.
Interaksionisme Simbolik Salah satu persoalan yang sering kali muncul dalam teori-teori sosial ialah tentang
hubungan antara individu dan masyarakat. Bagaimana masyarakat ‘membentuk’ individu-individu atau sebaliknya bagaimana individu-individu menciptakan, mempertahankan, dan mengubah masyarakat? Dalam hal apa saja masyarakat dan kepribadian mempunyai hubungan timbal balik tetapi juga terpisah satu sama lain? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak bisa dijawab oleh teori-teori macro seperti fungsionalisme atau teori konflik. Itulah sebabnya muncul minat baru untuk mempelajari prosesproses yang terjadi antara individu dengan individu dan antar individu dengan masyarakat. Dalam hal ini, perhatian baru lebih diarahkan kepada pemahaman tentang proses-proses interaksi sosial dan akibat-akibatnya bagi individu dan masyarakat. Hal seperti inilah yang menjadi pokok perhatian dari perspektif Interaksionisme Simbolik.3
Perubahan Sosial Secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.4 Kehidupan manusia itu adalah proses dari satu tahap hidup ke tahap yang lainnya, karena itu perubahan sebagai proses dapat menunjukan perubahan sosial dan perubahan budaya, atau berlaku kedua-duanya pada suatu runtutan prose situ, adapun perubahan suatu 3
Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal : 95 4 Haryanto, Pengertian Perubahan Sosial. 2012. http://belajar pisikologi.com/ pengertian-perubahansosial/. Diakses tanggal 18 Januari 2014.
proses, tanpa mebicarakan dahulu seperti apa prosesnya, lebih singkatnya perubahan sosial dapat diartikan sebagai “development” atau perekmabangan yang merupakan perubahan tertuju kepada kemajuan keadaan dan kehidupan anggota masyarakat. Sehingga akan dinikmati pula oleh individu, tujuan pembangunan itu adalah pemanfaatan kemajuan teknologi dan ilmu dalam memperbaiki keadaan materi- mental manusia, sehingga martabat manusia dapat diangkat. Proses dan makna sosial pada hakikatnya ialah perjalanan kehidupan suatu masyarakat yang ditunjukan oleh dinamikanya, baik mengikuti evolusi biologis dalam daur hidup, maupun perubahan tingkah laku dalam menghadapi situasi sosial mereka. Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki
pengaruh luas maupun terbatas. Disamping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat. Adapun perubahan sosial menurut Astrit Susanto (Garna Judistiara.1992) perubahan sosial ialah perubahan masyarakat menjadi kemajuan masyarakat dengan suatu pola masyarakat yang sesuai bahkan dapat menguasai kemajuan teknologi, dan menghindari bahaya dari degradasi dari martabatnya. Lebih lanjut ia menekankan pada proses pembentukan norma baru dan adaptasi terhadap keadaan yang baru, atau proses perubahan sosial pada dasarnya ialah perubahan norma-norma masyarakat. Alasan yang dikemukakan adalah : Karena perubahan norma dan proses pembentukan norma baru merupakan inti dari usaha mempertahankan persatuan hidup berkelompok, dengan sendirinya proses perubahan masyarakat merupakan proses disintegrasi dalam banyak bidang, sehingga demi kemajuan harus diusahakan adanya re-integrasi yaitu penampungan kembali dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang lebih cocok dengan kebutuhan baru masyarakat dimana norma-norma yang lebih cocok ini akan merupakan ikatan dari masyrakat yang baru atau lebih luas.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Secara spesifik, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena memungkinkan peneliti melakukan penghayatan/pemaknaan terhadap fenomena yang terjadi di salon kecantikan tersebut atau berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa.
5
Garna Judistiara, Teori-Teori Perubahan Sosial, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran: Bandung. 1992, Hal:5.
Adapun gejala-gejala yang dimaknai peneliti meliputi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang mencakup aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara holistik. Situasi sosial dilokasi penelitian. Dengan kata lain, mencakup seluruh pandangan, fikiran, sikap dan perasaan para subjek penelitian (para informan), dan juga meliputi data dokumen institusi yang diobservasi. Gejala-gejala tersebut dipahami/dihayati sebagai satu kesatuan yang utuh, satu sama lain saling memiliki keterkaitan, keterhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga data yang diteliti bersifat holistik dan integralistik (satu kesatuan yang utuh). Kemudian setelah dilakukan pencandraan (pemaknaan data), data yang telah terkumpul, tim peneliti menggambarkan dalam bentuk uraian/kata-kata yang disusun menurut sistematika penelitian ilmiah.
Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau informasi dari
hasil wawancara dengan pihak terkait dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan atau data sekunder data seperti, dokumen dan lain-lain6. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Data Primer yaitu data yang diambil langsung dari lapangan melalui hasil wawancara dengan masyarakat dan pihak terkait yang paham dengan permasalahan penelitian, agar data yang diperoleh dapat dipercaya dan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Kemudian yang menjadi sumber data berjumlah 8 orang, alasannya penentuan 8 orang sebagai sumber data tersebut, mewakili dari seluruh masyarakat karena yang dipilih sebagai sumber data dirasa sangat mampu untuk memberikan informasi terkait masalah yang jadi topik penelitian, sehingga yang 6
.Moleong, j Lexy. Metodolgi Penelitian Kualitatif. 2007, PT Remaja Rosdakarya : Bandung. Hlm 157
dijadikan sumber data tersebut hanya orang-orang tertentu saja yang paham dengan kondisi objek penelitian tersebut. Data Sekunder yaitu data yang diambil berupa dokumen-dokumen kepustakaan, kajian-kajian teori, karya ilmiah, jurnal yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: Observasi Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data ini dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga, benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan baik7. Observasi menurut hemat penulis adalah suatu langkah teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara mengamati dan mengkaji tingkah laku atau keadaan lapangan yang akan diteliti sambil berperan serta dalam aktivitasnya, sehingga ketika kita
7
64.
Lihat Nasution dalam Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung.hal
menemukan kendala mengenai permasalahan yang akan diteliti di lapangan, kita dapat kapan saja membenahinya. Fokus dari observasi ini yaitu, keadaan lapangan yang menjadi objek penelitian tersebut, agar, peneliti lebih menguasai dan mudah untuk melakukan penelitian. Sehingga berbagai permasalahan yang ditemui di lapangan akan cepat diselesaikan. Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi, dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas)8. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, melakukan observasi terhadap tempat, pelaku, object, dan aktivitas yang ada pada lokasi penelitian tersebut. Misalnya: Tempat, yaitu ruang dalam aspek fisiknya. Pelaku, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial. Aktivitas, yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang. Object, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu . HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan geografis Kecamatan Hulondhalangi dalam angka 2014, Kecamatan Hulondhalangi merupakan salah satu kecamatan dimana wilayahnya berbatasan dengan beberapa Kecamatan yang ada di kota Gorontalo. Secara geografis, Kecamatan Hulondahalangi mempunyai luas wilayah 10,97 km2 atau 17,08 % dari luas kota gorontalo. Kecamatan Hulondhalangi dibagi menjadi 5 kelurahan yang terdiri 18 Rw dan 39 Rt.
8
Lihat Spradley dalam Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. CV. ALFABETA: Bandung.hal .229.
Berdasarkan posisi geografisnya,Kecamatan Hulondhalangi memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara –Kecamatan Kota Selatan
Sebelah timur – Kecamatan Dumbo raya
Sebelah selatan – teluk tomini
Sebelah barat – Kecamatan Kota Barat Pemerintahan
kecamatan
hulondhalangi
dalam
angka
2014,
Kecamatan
Hulondhalangi terdiri dari 5 Kelurahan, 18 Rukun warga (RW), dan 39 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan Tenda adalah Ibu Kota dari Kecamatan Hulondhalangi. Kelurahan Tenda merupakan Kelurahan dengan jumlah RW terbanyak di Kecamatan Hulondhalangi yakni masing-masing sebanyak 10. Kelurahan Tenda terkenal dengan kampunya yang sangat unik yaitu hampir disetiap rumah mempunyai usaha jasa Salon Rebonding yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Adapun sejarah singkat dari kampung Rebonding di Kelurahan Tenda Kecamatan Hulondhalangi Kota Gorontalo, dimana kampung ini dulu sebelum tahun 2000 -an adalah kampung yang mayoritas pekerjaanya adalah nelayan, dan istilah kampung rebonding diawali dari ibu wati yang pertamakalinya memulai usaha di kampung Tenda tersebut. Sebelum Ibu Wati memulai usahanya di Kampung Tenda, beliau telah mempunyai pengalaman dari Poso dan diterapkannya di Kelurahan tenda. Kampung Tenda ini memang berbeda dengan tempat-tempat lainnya. `Usaha salon Rebonding merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang dapat memberikan konstribusi terhadap perempuan untuk menambah penghasilan atau pendapatan ekonomi keluarga sehingganya dari kehidupan ibu rumah tangga pengusaha
Rebonding ini nampak sekali terjadi perubahan sosial terhadap kehidupan keluarga dan lingkungan sosial masyarakat. yaitu diantaranya : 1.) Dari Segi Ekonomi : perubahan besar terjadi dalam kehidupan keluaraga pengusaha rebonding yaitu dari segi ekonomi keluarga, dimana terlihat bahwa dengan adanya pekerjaan ini, ibu rumah tangga dapat memberikan penghasilan atau dapat menambah penghasilan dalam keluaraga jika dilakukan setiap hari, sehingga terjadi peningkatan pendapatan, dimana ada perbedaan sebelum
bekerja dan selama bekerja, adapun
perubahan terjadi pada para perempuan yang hanya menjadi pembantu rumah tangga dengan pekerjaan mencuci dan memasak dirumah pegawai-pegawai kantor yang gajinya tidak mampu untuk membayar hutang sekaligus kebutuhan sehari-hari. 2.) Dari segi SDM sumber daya manusia, Usaha Rebonding ini mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi para ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang, demi menambah penghasilan keluarga. Sehingganya Usaha rebonding ini memberikan perubahan sosial terhadap masyarakat di Kelurahan Tenda Kecamatan Hulondhalangi Kota Gorontalo khususnya para ibu rumah tangga yang telah melakukan Usaha Rebonding, yaitu dapat membantu memberikan kontribusi ekonomi terhadap keluarga mereka. 3.) Dari Segi Kebutuhan : perubahan itu terjadi dari segi kebutuhan ibu rumah tangga, dimana sudah mampu membeli barang-barang dan alat-alat rumah juga peralatan dapur yang cukup. ada suatu perubahan yang terjadi dari sebelum bekerja dan setelah bekerja sebagai pengusaha Rebonding, yang tadinya belum ada pemikiran untuk membuka Usaha Rebonding, ibu rumah tangga dapat membeli kebutuhan rumah tangga hanya
sebatasnya. Sehingganya pekerjaan ini memberikan perubahan besar terhadap kebutuhan ibu rumah tangga. 4.) Dari segi Pendidikan : dimana perubahan terjadi dari segi pendidikan, para pengusaha Rebonding ini sudah mampu memberikan perubahan dari tingginya pengangguran, dimana mereka sudah mampu menyekolahkan anak-anaknya. sekalipun sekolah sudah ada tunjangan dari pemerintah yaitu sekolah gratis namun segela keperluan anak-anak juga sangat membutuhkan uang sehingganya dengan adanya usaha Rebonding orang tua sudah mampu menyekolahkan anak-anak mereka, bukan hanya dari SD sampai SMA saja namun ada juga sampai keperguruan tinggi, terlihat bahwa ada beberapa anak dari mereka yang sudah menginjak sampai pada perguruan tinggi, sekalipun hanya dengan mengandalkan bekerja sebagai Pengusaha Rebonding. 5.) Dari segi Keterampilan : dimana perubahan terjadi dari segi keterampilan, para pengusaha Rebonding pada awalnya belum memilki keahlian ataupun keterampilan dalam hal pelurusan rambut tetapi sekarang di kampung tenda telah diadakan pelatihan khusus para ibu-ibu rumah tangga yang telah membuka usaha rebonding di kampung tenda tersebut. Sehingganya tidak heran bahwa para pengusaha rebonding di kampung tenda tersebut memiliki daya tarik tersendiri dari masyarakat kota gorontalo maupun diluar daerah gorontalo. Kesimpulan Dari paparan diatas terkait dengan berbagai macam fenomena dan realitas kehidupan ibu rumah tangga pengusaha salon rebonding, maka dengan ini peneliti merumuskan suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Melihat adanya kehidupan masyarakat ibu rumah tangga pengusaha jasa rebonding dimana ketahui bahwa tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan sangat berpengaruh pada kualitas hidup, dalam hal ini kesejahtreraan ibu rumah tangga pengusaha jasa rebonding tidak memiliki pendidikan yang memadai, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan serta tidak memiliki keterampilan atau skill selain membuka usaha rebonding di rumah mereka masing-masing. 2. Keterlibatan perempuan bekerja sebagai pengusaha jasa salon rebonding merupakan sumbangan besar bagi pendapatan rumah tangga sehingga peran perempuan dalam bidang ekonomi cukup besar. 5.2 Saran Adapun saran yang penulis sampaikan terkait dengan apa yang menjadi pembahasan 1. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri, dan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural. 2. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar .
DAFTAR PUSTAKA Buku : Moleong, j Lexy. Metodolgi Penelitian Kualitatif. 2007, PT Remaja Rosdakarya : Bandung. Hlm 157 Lihat Nasution dalam Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung.hal 64. Lihat Spradley dalam Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. CV. ALFABETA: Bandung.hal .229. Hidayah Nur, SKRIPSI. Eksistensi Buruh Gendong Sebagai Pilihan Pekerjaan Disiktir Informal, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 1998, Hal. 20. Maleong, Lexy J. metodologi Penelitian Kualitatif andung: Remaja Rosdakarya, 2007). hlm, 186 Prof.Dr.Sugiono.Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif Dan R & D,Alfabeta Bandung,2011,Hlm 247. Rebita Ajun Fitriyanti, SKRIPSI, Perilaku Perempuan Pelaku Rebonding Rambut Dalam Kaitannya Dengan Stratifikasi Ssosial, Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, Hal 119
Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal.126-132 Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal.126 Bernard Raho, SVD. Teori Sosiologi Modern.2007. Hal.132