POLA ASUH MAKAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI BALITA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN CADASARI, KABUPATEN PANDEGLANG
RENI RAHMAWATI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pola asuh makan, konsumsi pangan dan status gizi balita rumah tangga miskin di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014
Reni Rahmawati NIM I14100119
ABSTRAK RENI RAHMAWATI. Pola Asuh Makan, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi Balita Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Dibimbing oleh BUDI SETIAWAN. Tujuan umum penelitian adalah untuk mempelajari gambaran pola asuh makan, konsumsi pangan dan status gizi balita pada rumah tangga miskin. Desain penelitian adalah cross sectional studi dengan 83 subjek balita di Kecamatan Cadasari pada bulan Februari—Maret 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa 57% ibu memiliki pola asuh makan kategori sedang. Keragaman konsumsi pangan subjek kategori sedang. Tingkat kecukupan energi subjek sebesar 89%, sedangkan tingkat kecukupan protein 97%. Status gizi subjek 88% normal dan 12% status gizi kurang. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu (p<0.05), pendapatan berhubungan positif dengan skor keragaman konsumsi (p<0.05). Uji korelasi Chi-Square menunjukkan hubungan positif antara pengetahuan gizi ibu dan pola asuh makan (p<0.05), pendapatan berhubungan positif dengan tingkat kecukupan protein (p<0.05). Hasil studi menunjukkan bahwa pola asuh makan berpengaruh pada status gizi balita dengan nilai odd ratio 1.20. Kata kunci: balita, konsumsi pangan, pola asuh makan, rumah tangga miskin, status gizi
ABSTRACT RENI RAHMAWATI. Eating Pattern, Food Consumption, and Nutritional Status of Children Under Five Years from Poor Household in Cadasari, District Pandeglang. Supervised by BUDI SETIAWAN. The objective of this study was analyze the relationship between eating pattern, food consumption and nutritional status of children from poor households. This study used cross sectional study design with 83 children under five years old as subject. Study was conducted in Cadasari and two subdistrict were selected in February to March 2014. Descriptive analysis showed that eating pattern of mothers (57%) categorized as medium. Dietary diversity score of subject categorized as medium. The level of suffeciency of energy as many as 89%, while the level of suffeciency of protein as many as 97%. Nutritional status of subject 88% categorized as normal and 12% were underweight. The Spearman test showed that educational status with nutrition knowledge of mothers had significant correlation (p<0.05), the test also showed that income had significant correlation with dietary diversity score (p<0.05). The Chi-Square test showed a positive correlation between nutrition knowledge and eating pattern (p<0.05), the test also showed that income had positive correlation with protein sufficiency (p<0.05). The study showed that parenting had significantly affect to the nutritional status of children with odd ratio 1.20. Key words: children under five years, eating pattern, food consumption, nutritional status, poor household
POLA ASUH MAKAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI BALITA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN CADASARI, KABUPATEN PANDEGLANG
RENI RAHMAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Pola Asuh Makan, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Balita Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang Nama : Reni Rahmawati NIM : I14100119
Disetujui oleh
Dr Ir Budi Setiawan, MS Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Rimbawan Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, atas berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Maret 2014 dengan judul Pola Asuh Makan, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Balita Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada: 1. Dr Ir Budi Setiawan MS selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis 2. Dr Rimbawan selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat 3. Staf dosen dan administrasi Departemen Gizi Masyarakat 4. Camat dan Staf Kecamatan Cadasari 5. Kepala Desa dan Staf Desa Kaduengang dan Desa Cadsari 6. Teman seperjuangan GM 47 atas kebersamaan, cinta dan suka dukanya 7. Teman-teman CSS MoRA IPB dan teman-teman Srikandi atas kekeluargaan dan semangatnya Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta atas segala dukungan moril, materil, doa, dan kasih sayangnya. Penulis menyadari dalam penulisan karya ilmiah penelitian ini masih jauh dari sempurna. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, Juli 2014
Reni Rahmawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
KERANGKA PENELITIAN
2
METODE PENELITIAN
4
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
4
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
4
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
4
Pengolahan dan Analisis Data
5
Definisi Operasional
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
8
Keadaan Umum Keluarga
9
Pengetahuan Gizi dan Pola Asuh Makan
12
Karakteristik Balita
14
Keragaman Konsumsi Pangan Balita
15
Tingkat Kecukupan Zat Gizi Balita
17
Status Gizi Balita
21
SIMPULAN DAN SARAN
22
Simpulan
22
Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
27
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data 2 Klasifikasi dan sumber data yang digunakan 3 Klasifikasi umur orangtua contoh 4 Kategori besar keluarga contoh 5 Sebaran tingkat pendidikan orangtua contoh 6 Sebaran jenis pekerjaan orangtua contoh 7 Kategori pengetahuan gizi responden di lokasi penelitian 8 Kategori pola asuh makan 9 Karakteristik balita di lokasi penelitian 10 Kelompok dan jenis pangan yang dikonsumsi balita hasil olah recall 11 Tingkat kecukupan energi dan protein 12 Tabulasi silang besar keluarga dan kecukupan energi hasil olah recall 13 Tabulasi silang besar keluarga dan kecukupan protein hasil olah recall 14 Tingkat kecukupan vitamin contoh hasil olah recall 15 Tingkat kecukupan mineral contoh 16 Frekuensi konsumsi pangan pokok dan pangan sumber protein 17 Frekuensi konsumsi sayuran, buah-buahan, dan jajanan (kali/minggu) 18 Status gizi balita menurut simpangan baku (z-skor) BB/U
5 7 10 10 11 11 12 13 15 16 17 18 18 18 19 20 21 21
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 2 Sebaran balita menurut skor keragaman konsumsi pangan (DDS)
3 16
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Hasil analisis korelasi Spearman pendidikan dan pengetahuan gizi Hasil uji korelasi Spearman DDS dan pendapatan keluarga Hasil uji korelasi Chi-square Hasil analisis binari logistik Uji t-test tingkat kecukupan protein balita laki-laki dan perempuan
27 27 27 28 28
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah gizi dikenal sebagai masalah yang multikompleks karena banyaknya faktor yang terlibat, dan saling mempengaruhi antara satu faktor dengan faktor lainnya. Pengkajian terhadap faktor-faktor penyebab masalah gizi dianggap penting, agar program yang akan dikembangkan terkait perbaikan gizi masyarakat dapat berjalan dengan baik. Data Biro Pusat Statistik Provinsi Banten (2013) menyebutkan bahwa Kabupaten Pandeglang memiliki persentase penduduk miskin sebesar 9.27%, dan merupakan persentase tertinggi dari semua kota yang ada di Provinsi Banten. Selama ini masalah gizi diantaranya disebabkan oleh kemiskinan dan banyak dikaitkan dengan rendahnya pemenuhan konsumsi yang berimplikasi pada rendahnya status gizi. Pola pikir UNICEF juga menyebutkan bahwa kemiskinan merupakan masalah pokok yang menyebabkan munculnya status gizi buruk Penelitian yang pernah dilakukan oleh Meitasari (2008) pada rumah tangga miskin nelayan menyebutkan bahwa keluarga miskin nelayan rata-rata asupan energi per kapita per hari hanya 1573 kkal, lebih kecil dibandingkan ratarata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per hari yang dianjurkan yaitu sebesar 2037 kkal. Hal ini kian menguatkan bahwa kemiskinan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya konsumsi pangan dan dapat berimplikasi terhadap status gizi. Disisi lain, kemiskinan tidak sepenuhnya menjadi faktor penentu status gizi karena suatu penelitian menarik yang pernah dilakukan oleh Supriatin (2004) menyebutkan bahwa pada keluarga dengan ekonomi rendah namun memiliki pola pengasuhan yang baik terbukti dapat mengoptimalkan kualitas status gizi balita. Pada umumnya, pangan yang dikonsumsi balita tergantung dari pangan yang diberikan ibu. Artinya, pola pengasuhan memiliki kaitan erat dengan konsumsi balita dan berdampak pada peningkatan status gizi balita. Pemenuhan konsumsi yang baik pada balita mutlak harus dilakukan, mengingat fakta bahwa kurang gizi pada masa ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Keanekaragaman konsumsi pangan berperan penting untuk mengatasi masalah gizi. Steyn et al. (2006) menyebutkan bahwa konsumsi anekaragam makanan pada anak, berhubungan positif dengan baiknya pertumbuhan anak. Pada beberapa Negara, program terkait keanekaragaman pangan direkomendasikan secara global serta tertuang dalam pedoman gizi (Marlina 2011). Beberapa studi di Negara berkembang menyebutkan bahwa mengonsumsi aneka ragam pangan dapat memperbaiki kualitas gizi makanan dan berpengaruh terhadap tingkat kecukupan zat gizi (Kennedy et al. 2007; Steyn et al. 2006; Moursi et al. 2008). Penelitian terkait gambaran konsumsi pangan balita pada rumah tangga miskin termasuk didalamnya keanekaragam pangan, tingkat kecukupan zat gizi dan kebiasaan makan di wilayah Pandeglang belum banyak diteliti lebih lanjut. Hal ini dianggap penting mengingat fakta bahwa kelompok balita merupakan kelompok rawan masalah gizi, oleh karena itu penelitian terkait pola asuh makan, konsumsi balita dan hubungannya dengan status gizi di wilayah miskin Pandeglang menarik untuk diteliti.
2 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pola asuh makan, konsumsi pangan dan status gizi balita rumah tangga miskin di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan karakteristik keluarga contoh (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga) dan karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan berat badan). 2. Mempelajari pola asuh makan balita dan menganalisis hubungannya dengan pengetahuan gizi ibu. 3. Mempelajari tingkat kecukupan zat gizi dan keragaman konsumsi pangan balita. 4. Mengetahui hubungan pendapatan dan jumlah anggota keluarga dengan tingkat kecukupan energi dan protein balita. 5. Mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi balita. 6. Mempelajari pengaruh karakteristik keluarga, pola asuh makan, dan tingkat kecukupan energi dan protein terhadap status gizi.
Manfaat Penelitian Informasi yang didapat diharapkan dapat menjadi masukan bagi keluarga agar dapat menyiasati pemenuhan konsumsi balita guna menghindari masalah gizi pada anak. Informasi ini juga dapat memberikan gambaran terkait variasi konsumsi pangan balita di wilayah pedesaan Pandeglang, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan promosi diet gizi seimbang dengan memperhatikan keragaman pangan yang dikonsumsi. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan dan status gizi balita, kedepannya informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keluarga khususnya dalam pemberian konsumsi pangan yang baik dan bermutu untuk tumbuh kembang anak. Setelah mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan konsumsi, selanjutnya Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang lebih terarah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat melalui pemenuhan konsumsi dan pengentasan masalah gizi.
KERANGKA PENELITIAN Konsumsi pangan yang baik untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas pada hakekatnya harus dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan sampai usia dua tahun atau disebut golden age. Pangan yang mengandung cukup zat gizi sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal pada balita. Karakteristik rumah tangga terdiri dari umur orangtua, jumlah
3 anggota keluarga, pendidikan orangtua, tingkat pendapatan, dan pengetahuan gizi ibu. Pengetahuan gizi ibu berpengaruh terhadap pola asuh makan yang menentukan jenis dan jumlah pangan yang akan dikonsumsi anggota keluarga termasuk penyediaan makan anak balita. Pengetahuan gizi ibu dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Sementara itu, tingkat pendidikan orangtua dapat menunjukkan peluang memperoleh suatu pekerjaan yang selanjutnya akan menentukan besarnya pendapatan keluarga dan daya beli keluarga terhadap pangan yang akan dikonsumsi. Jumlah anggota rumah tangga berkaitan dengan alokasi pengeluaran pangan dan non pangan rumah tangga. Pada kasus rumah tangga dengan pendapatan yang rendah kemungkinan untuk memenuhi kebutuhaan pangan lebih besar dibanding non pangan. Pola konsumsi seseorang turut dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi keluarga dan ketersediaan pangan pada tingkat rumah tangga, sedangkan pada balita konsumsi pangan tergantung dari pangan apa yang diberikan oleh ibu. Konsumsi pangan balita dapat dinilai dengan melihat kualitas dan kuantitas pangan, kuantitas pangan yang dikonsumsi merupakan persentase jumlah energi, protein, dan zat gizi lainnya yang dikonsumsi oleh anak dalam satu hari yang kemudian dibandingkan dengan tingkat kecukupannya, sedangkan kualitas pangan diukur menggunakan instrument dietary diversity score (DDS). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi dan status gizi dapat dilihat pada Gambar 1. Karateristik Keluarga Umur orangtua, Pendapatan, Pengeluaran, Pendidikan orang tua, Pekerjaan orangtua, Besar Keluarga, Pengetahuan gizi ibu
Kebiasaan makan keluarga
Ketersediaan Pangan
Pola Asuh Makan -ke
Karateristik Balita Umur, Berat Badan
Konsumsi Balita
Status Gizi Balita
Riwayat Kesehatan Balita
-ke -ke Gambar 1 Kerangka pemikiran
-ke
: Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti
4
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dimana pengamatan terhadap variabel bebas dan terikat dilakukan secara bersamaan. Pemilihan Kecamatan Cadasari dilakukan secara purposif dengan pertimbangan 1) jumlah rumah tangga miskin pada kecamatan ini cukup tinggi menurut data Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang tahun 2013, 2) jumlah balita yang tinggal di kecamatan ini cukup banyak, 3) kemudahan untuk diakses dari segi lokasi maupun perizinan. Desa Kaduengang dan Desa Cadasari dipilih secara purposif dan merupakan desa terbanyak penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2014.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah anak usia di bawah lima tahun (balita) yang tinggal di lokasi penelitian berasal dari keluarga miskin, keluarga lengkap atau utuh yang tinggal dalam rumah tangga yang sama mempunyai anak balita (anak usia 13 bulan sampai 60 bulan), balita tidak memiliki riwayat sakit selama satu bulan terakhir dan bersedia untuk dijadikan contoh. Populasi balita yang memenuhi kriteria tersebut sebanyak 408 orang. Riskesdas Provinsi Banten (2010) menyatakan bahwa prevalensi status gizi buruk balita di Banten sebesar 4.8%, sehingga estimasi jumlah minimal sampel yang dibutuhkan sebanyak : n= n= n = 71 orang Keterangan: = Nilai z pada derajat kepercayaan , derajat kemaknaan 5% d = Kesalahan yang dapat ditolerir (5%) P = Estimasi proporsi status gizi buruk (4.8%) Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, jumlah sampel balita minimum adalah 71 orang. Jumlah balita yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 83 balita untuk dua desa dipilih secara acak. Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data primer mencakup karakteristik rumah tangga, karakteristik anak balita, konsumsi pangan anak balita, pengetahuan gizi ibu, dan pola asuh makan balita didapat dengan wawancara menggunakan kuisioner kepada ibu contoh. Data berat badan diukur dengan menggunakan timbangan merk Camry kapasitas 100 kg, tingkat ketelitian 0.1 kg. Data sekunder adalah data tentang keadaan umum
5 geografis dan sosial ekonomi masyarakat yang diperoleh dari Kantor Desa masing-masing lokasi penelitian dan pengamatan langsung lokasi. Secara keseluruhan, jenis dan cara pengumpulan data disajikan di Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Primer
Variabel Karakteristik Keluarga
Karakteristik Balita
Konsumsi Balita
Pola Asuh Makan Balita
Sekunder
Status Gizi Balita Gambaran umum lokasi penelitian
Data yang dibutuhkan Pendapatan, Pengetahuan gizi ibu, Pengeluaran Pangan, Pendidikan orangtua, Pekerjaan orangtua, Besar Keluarga Umur, Jenis Kelamin, Berat Badan lahir, berat badan saat ini Jumlah konsumsi pangan, jenis pangan, Frekuensi konsumsi pangan, frekuensi konsumsi menurut kelompok pangan Jenis makanan, frekuensi pemberian dan waktu pemberian makanan Berat badan balita
Metode Wawancara (kuisioner)
Wawancara dan pengukuran (kuisioner) Recall 2 x 24 jam dan Food Frequency Quistionnaire
Wawancara (kuisioner) Penimbangan Wawancara
Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi entry, coding, editing, cleaning dan analisis. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2010 dan Statistical Program Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel, dan diagram batang untuk menjawab tujuan penelitian. Konsumsi pangan balita secara kuantitatif diperoleh dari metode food recall 1x24 jam selama dua hari yang meliputi jumlah dan jenis pangan dalam gram atau URT, kemudian dikonversi menjadi energi dan zat gizi dengan acuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Perhitungan kandungan zat gizi dalam makanan menggunakan rumus : Kgij = B j x Gij x BDDj 100 100 100
Keterangan : Kgij = Kandungan zat gizi-I dalam bahan makanan-j yang dikonsumsi (g) Bj = Berat bahan makanan-j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj = Persen bahan makanan-j yang dapat dimakan (%BDD).
6 Angka kecukupan gizi dihitung menggunakan rumus : AKGI = Ba x AKG Bs Keterangan : AKGI = Angka kecukupan zat gizi yang dicari Ba = Berat badan aktual sehat Bs = Berat badan standar AKG = Angka kecukupan energi atau protein yang dianjurkan AKG 2013 Kecukupan mineral dan vitamin tidak menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi, protein dan zat gizi lainnya diperoleh dengan membandingkan konsumsi zat gizi aktual dengan angka kecukupan yang dianjurkan. Rumus umum yang digunakan adalah: TKG = K x 100 AKGI Keterangan : AKGI = Angka kecukupan zat gizi yang dicari TKG = Tingkat kecukupan zat gizi K = Konsumsi zat gizi Konsumsi pangan secara kualitatif meliputi kebiasaan dan keragaman konsumsi pangan. Data frekuensi pangan digunakan untuk menggali informasi terkait kebiasaan makan. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi makan dilihat selama satu bulan terakhir. Keragaman konsumsi pangan dianalisis dengan menggunakan indikator dietary diversity score (DDS) yang dihitung melalui pemilihan secara random data recall 1x24 jam dari 2x24 jam data recall yang diperoleh (Marlina 2011). Prinsip penilaian keragaman konsumsi pangan melalui dietary diversity score (DDS) adalah dengan mengelompokan pangan yang dikonsumsi ke dalam sembilan kelompok pangan yang dianjurkan oleh FAO (Kennedy 2006) yaitu sebagai berikut: 1) serealia dan umbi-umbian, 2) buah dan sayur sumber vitamin A, 3) buah-buahan, 4) sayuran, 5) kacang-kacangan, 6) produk olahan susu, 7) daging, ikan dan unggas, 8) telur, serta 9) lemak dan minyak. Kelompok pangan yang dikonsumsi diberi nilai 1 sedangkan kelompok pangan yang tidak dikonsumsi diberi nilai 0. Cut off point untuk keragaman diet dilihat dari skor total, yaitu rendah jika skor <4 dan baik jika skor total ≥6 (FAO 2011). Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu : 1. Korelasi Spearman menguji hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan tingkat pendidikan. Uji ini juga digunakan untuk melihat hubungan antara skor keragaman konsumsi dengan pendapatan keluarga. 2. Korelasi Chi-Square menguji hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan pola asuh makan. Uji ini juga dilakukan untuk melihat hubungan antara besar keluarga dan tingkat pendapatan dengan tingkat kecukupan energi dan protein. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi balita dilakukan dengan analisis binari logistik. Analisis perbedaan tingkat kecukupan energi dan protein balita laki-laki dan perempuan menggunakan uji beda t-test. Tabel 2
7 menjelaskan cara pengategorian data atau cut off yang digunakan berdasarkan sumber yang diacu. Tabel 2 Klasifikasi dan sumber data yang digunakan No 1.
Variabel Besar keluarga
2.
Pendapatan
3.
Umur orangtua
Kelompok usia remaja (<20 tahun), dewasa muda (20—30 tahun), dewasa madya (31—50 tahun), dan dewasa lanjut (>50 tahun)
4.
Jenis pekerjaan orangtua
5.
Tingkat pendidikan keluarga
Tidak bekerja, PNS atau ABRI, pedagang, buruh, guru TKS/Sopir Tidak sekolah, tamat SD/sederajat, tamat SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat dan perguruan tinggi
6.
Pengetahuan gizi
Terdapat 10 pertanyaan correct answer multiple choice diberi skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah dan tidak tahu. Kategori baik jika total persentase (>80%), sedang (60—80 %), dan kurang (<60%)
Khomsan (2000)
7.
Pola asuh makan
Pola asuh kurang jika persentase (˂60%), sedang (60—80%), dan baik jika nilai (˃80%)
Ulfa dan Latifa (2007)
8. 9.
Umur balita Keragaman konsumsi
10.
Tingkat kecukupan energi dan protein balita
Umur 13—36 bulan, dan 37—60 bulan Kurang beragam skor (<4 dan sedang (4—5) dan beragam (≥6) Tingkat kecukupan energi dan protein dikategorikan menjadi defisit tingkat berat (<70 %), defisit sedang (70—79%), defisit ringan (80—89%), cukup (90—119%), lebih (≥120%)
11.
Tingkat kecukupan vitamin dan mineral Status gizi balita
12.
Klasifikasi Keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5—7 orang) dan keluarga besar (≥8 orang). Miskin (