Pokok Bahasan VI
EKONOMI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Deskripsi Singkat Dalam Bab Perencanaan P-DAS, telah diuraikan bahwa ada tahapan dalam perencanaan yang tujuannya adalah mengevaluasi alternatif-alternatif kegiatan/proyek untuk merangking proyek. Salab satu bentuk evaluasi tersebut adalah evaluasi ekonomi, Dalam bab ini akan didiskusikan antara lain: (1) kegunaan analisis finansial dan analisis ekonomi dalam P-DAS, (2) perbedaan antara analisis finansial dan analisis ekonorni dalam P-DAS, (3) identifikasi Input dan Output kegiatan / proyek P-DAS, (4) menilai Input dan Output P-DAS, (5) mernbandingkan Costs dan Benefits suatu Proyek P-DAS. Relevansi Bab ini Dengan Kegunaan Mahasiswa Bab ini merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan P-DAS. Karena mahasiswa diharapkan nantinya mampu melakukan kegiatan perencanaan P-DAS, maka dengan mempelajari contoh-contoh yang dihenkan dalam bab ini akan mendorong mahasiswa mengembangkan aspek mi dengan dukungan ilmu lain (Ilmu Ekonomi) yang juga diajarkan di Fakultas Kehutanan. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami fungsi dan metode evaluasi ekonomi dalarn P-DAS umumnya dan P-DAS di Indonesia khususnya. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengetrapkan dan mengembangkannya dalam praktek.
Materi Pokok Bahasan Vl Pendahuluan Pada dasarnya, ilmu ekonomi berkaitan dengan alokasi barang-barang yang langka didalahi upaya untuk mendapatkan rnanfaat yang diinginkan baik oleh private atau Pada tingkat nasional, Lemckert (1991) mengatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu menganalisis penggunaan sumberdaya yang langka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (P-DAS) di Indonesia. banyak melibatkan pemerintah dan kegiatannya seringkaii memerlukan/menggunakan sumberdaya yang dalam upaya secara private/swasta atau umum/masyarakat dan yang akan memberikan manfaat (benefit) kepada private dan atau masyarakat. Jadi kedua jenis manfaat tersebut perlu dikaji benar-benar. Pengertian ini penting bagi mereka (private/swasta dan masyarakat Universitas Gadjah Mada
1
pemerintah) yang mengalokasikan budget untuk kegiatan-kegiatan P-DAS mereka perlu mengetahui mengenai nilai finansial dan ekonomi dan apa yang sedang mereka ajukan (proposal), seberapa banyak biaya yang diperlukan dan bagaimana aliran pembiayaan (lermasuk re inveslasi) di jadualkan, Mereka. ilu juga perlu mengetahui nilai finansial atau ekonomi sehingga mereka dapat memilih alternatif yang paling efektif pembiayaannya atau alternatif secara finansial atau ekonomis paling efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Efek Finansial dan Ekonomi Terhadap Pengambil Keputusan Penilaian finansial dan ekonomi terhadap proyek-proyek P-DAS bertujuan untuk memberikan jawaban-.jawaban yang tepat dan mengena terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut yang sering diajukan oleh pengambil keputusan: 1. Apakah manfaat/keuntungan (benefit) ekonomi lebih besar dari pada biaya (cost)
Tabel 1. Perbandingan antara Analisis Finansial dan Ekonomi
Fokus
Tujuan
Analisis Finansial
Analisis Ekonomi
manfaat untuk private atau group
manfaat untuk masyarakat
yang berkaitan
secara keseluruhan
petunjuk untuk memilih atau
melihat jastitikasi investasi
melaksanakan proyek (bagi yang
pemerintah terhadap
berkaitan)
efisiensi ekonomi
Analisis Finansial
Analisis Ekonomi
harga pasar
mungkin menggunakan
Lanjutan Tabel 1.
Harga
shadow price Pajak
cost/biaya produksi
transfer payment & bukan biaya. ekonomi
Subsidi
sumber pendapatan
transfer payment & bukan biaya ekonomi
Bunga dan
cost/biaya financial
transfer payment & bukan
pengembalian
biaya ekonomi (kecuali
pinjaman
pinjaman dan luar)
Discount rate
bunga yang berlaku di pasar atau
sifatnya hypothetic
Distribusi income
bank yang berkaitan
didasarkan pada
dapat diukur
pertumbuhan ekonomi tidak diperhatikan (dapat
Universitas Gadjah Mada
2
dilakukan analisis lain)
Beberapa istilah dalam Tabel 1 perlu didefinisikan. Pertama, efisiensi ekonomi mengacu pada hubungan antara benefit (manfaat) dan cost (biaya) ekonomi. Ahli ekonomi seringkali melihat efisiensi ekonomi dalam kontek yang mereka sebut sebagai nilai sekarang ―present value‖, ini semata-mata membawa semua benefit dan cost pada suatu titik waktu, dalam hal ini saat sekarang, dengan cara mendiskontonya, dengan menggunakan tingkat/ suku bunga yang dapat diterinia. Apabila nilai benefit sekarang adalah lebih besar dari pada nilai cost sekarang untuk suatu proyek, dan tidak ada cara yang lebih murah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan, maka proyek itu dipandang sehagai pengguna sumberdaya yang efisien, Istilah kedua yang memerlukan penjelasan adalah shadow price. Ini merupakan nilai atau harga yang dimaksudkan oleh ahli ekonomi untuk merefleksikan willingness to pay yang riil dan masyarakat akan barang-barang dan jasa tertentu, Transfer payment mengacu pada fakta akan adanya kontrol akan sumberdaya ditransfer dan suatu individu atau grup kepada individu atau grup lain. Jadi, tax atau pajak adalah suatu transfer untuk seluruh proyek‘? Bagaimana dengan masing-masing komponen penyusunnya? 2. Apakah pengaruh anggaran atau budget suatu proyek terhadap badan-badan pengelola dan swasta yang terlibat? 3. Apakah proyek akan menaikkan stabilitas ekonomi di daerah yang dipengaruhinya? Apakah proyek tersebut merniliki pengaruh terhadap keseimbangan pembayaran? 4. Apakah proyek itu akan menarik terhadap berbagai badan swasta (yang berada di daerah hulu)? Siapakah yang akan memasok sumberdaya sehingga proyek dapat bekerja? Perbedaan antara Penilaian Finansial dan Ekonomi Perbedaan antara penilaian finansial dan ekonomi harus dipahami. Analisis ekonomi menilai apakah proyek akan menghasilkan keuntungan bersih terhadap masyarakat secara keseluruhan. Analisis finansial menilai pengeluaran dan penerimaan yang aktual yang berhubungan dengan proyek; ini juga berurusan dengan siapa yang membiayai dan menerima imbalan, jadi, berkaitan dengan apakah ada yang akan tertarik bekerja sarna dengan proyek - persyaratan yang penting untuk kelestarian proyek. Penilaian finansial herkaitan erat dengan barang-barang dan jasa yang berorientasi pasar, aliran uang -inflow dan outflow- yang aktual, siapa yang dibayar dan siapa yang membayar. Barang-barang dan jasa yang berorientasi pasar mengacu pada yang secara terbuka dibeli dan dijual, oleh sebab itu, memiliki harga pasar tertentu yang melekat padanya. Penilaian ekonomi juga memperhatikan dengan barang-barang dan jasa yang Universitas Gadjah Mada
3
berorientasi pasar, tetapi bertujuan untuk meniiainya dalam kontek kernauan riil masyarakat untuk membayarnya. Kadang-kadang. nilainya berbeda. dengan harga pasar. Selain itu, analisis ekonomi rnernasukkan manfaat/keuntungan dan biaya yang tidak diperjual-belikan di pasar sebagai contoh, usaha untuk memasukkan pengaruh kesehatan, pencegahan banjir. manfaat keindahan. konservasi wildlife, dll. Komponen-komponen utama dan penilaian finansial dan ekonomi dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan antara Analisis Finansial dan Ekonomi
Fokus
Tujuan
Analisis Finansial
Analisis Ekonomi
manfaat untuk private atau group
manfaat untuk masyarakat
yang berkaitan
secara keseluruhan
petunjuk untuk memilih atau
melihat jastitikasi investasi
melaksanakan proyek (bagi yang
pemerintah terhadap
berkaitan)
efisiensi ekonomi
Analisis Finansial
Analisis Ekonomi
harga pasar
mungkin menggunakan
Lanjutan Tabel 1.
Harga
shadow price Pajak
cost/biaya produksi
transfer payment & bukan biaya. ekonomi
Subsidi
sumber pendapatan
transfer payment & bukan biaya ekonomi
Bunga dan
cost/biaya financial
transfer payment & bukan
pengembalian
biaya ekonomi (kecuali
pinjaman
pinjaman dan luar)
Discount rate
bunga yang berlaku di pasar atau
sifatnya hypothetic
Distribusi income
bank yang berkaitan
didasarkan pada
dapat diukur
pertumbuhan ekonomi tidak diperhatikan (dapat dilakukan analisis lain)
Beberapa istilah dalam Tabel 1 perlu didefinisikan. Pertama, efisiensi ekonomi mengacu pada hubungan antara benefit (manfaat) dan cost (biaya) ekonomi. Ahli ekonomi seringkali melihat efisiensi ekonomi dalam kontek yang mereka sebut sebagai nilai sekarang ―present value‖, ini semata-mata membawa semua benefit dan cost pada suatu titik waktu, dalam hal ini saat sekarang, dengan cara mendiskontonya, dengan menggunakan tingkat/ suku bunga yang dapat diterinia. Apabila nilai benefit sekarang adalah lebih besar dari pada Universitas Gadjah Mada
4
nilai cost sekarang untuk suatu proyek, dan tidak ada cara yang lebih murah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan, maka proyek itu dipandang sehagai pengguna sumberdaya yang efisien, Istilah kedua yang memerlukan penjelasan adalah shadow price. Ini merupakan nilai atau harga yang dimaksudkan oleh ahli ekonomi untuk merefleksikan willingness to pay yang riil dan masyarakat akan barang-barang dan jasa tertentu, Transfer payment mengacu pada fakta akan adanya kontrol akan sumberdaya ditransfer dan suatu individu atau grup kepada individu atau grup lain. Jadi tax atau pajak adalah suatu transfer payment, kontrol akan suatu sumberdaya sama dengan jumlah tax yang ditransfer dan individu yang membayar tax ke pemerintah. Serupa dengan itu adalah subsidi yang juga merupakan suatu transfer payment. Karena analisis ekonorni melihat benefit dan cost untuk seiuruh masyarakat, tanpa membedakan antara pembayaran dan penerimaan individual, tax tidak dipandang sebagai biaya ekonomi, tetapi lebih sebagai suatu transfer payment, yang tidak mernpengaruhi cost. Sebaliknya, didalam analisis tinansial, tax adalah cost bagi mdividu yang membayarnya. dan oleb karena itu dimasukkan dalam perhitungan. Discount rate digunakan untuk menyamakan atau menormalisasikan cost dan benefit yang terjadi pada waktu yang berlainan sehingga mereka akan mereficksikan nilai pada waklu yang bcrsamaan, Diskonting mengasumsikan bahwa nilai rupiah masyarakat akan cost dan benefit saat ini lebih tinggi dan pada nilai rupiah cost yang dibayar atau benefit yang ditenima di waktu yang akan datang. Asumsi ini umumnya benar di sebagian besar masyarakat.
Proyek P-DAS Suatau rencana (a plan) memuat unsur-unsur yang diperlukan untuk memberikan arahan bagi embuat keputusan. Sebuah rencana tidak dapat diimplementasikan sebelum diterjemahkan kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya spesifik; yang terakhir ini biasanya dikenal sebagai proyek. Suatu contoh dalam kasus rencana tataguna lahan; penggunaan lahan yang maksimum disuguhkan dalam peta kesesuain lahan, dan dan peta tersebut si perencana mengemhangkan eta tataguna lahan yang optimal. Peta ini kemudian di overlay dengan pola yang menunjukkan tataguna lahan yang masih berlangsung (present land use), Tentunya ada perbedaan dan yang ada dengan yang optimal tadi. Katakanlah, suatu perubahan dan yang ada ke yang optimal akhirnya disanankan untuk dilaksanakan. Kemudian suatu mekanisme untuk meiaksanakannya dikembangkan dengan sedetail mungkin, seperti kapan (when), bagaimana (how), dan berapa biayanya (what cost). Mekanisme semacam itu disebut proyek. Projek memberikan bentuk yang konkrit dan sebuah perencanaan, memberikan informasi yang rinci (dciail) lenlang ukuran dan lokasi, biaya. dan keuntungan/manfaat (costs Universitas Gadjah Mada
5
and benefits). Tanpa projek, sebuah rencana adalah kosong, karena tidak ada atau kekurangan alat untuk mencapai tujuannya. Sebuah projek dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang terkecil dan paling rinci, yang dapat dilaksanakan secara terpisah dan projek lainnya. Sebuah contoh dapat diambil dan sebuah rencana daerah aliran sungai yang salah satu tujuannya misalnya adalah menekan perlumpuran sungai. Untuk mencapainya, lahan hutan seharusnya dihutankan kembali dan lahan-lahan yang miring seharusnya di teras. Di sini tujuan akhirnya sama, tetapi dua macam kegiatan dapat dilakukan secara terpisah. Bahkan yang satu dapat dilaksanakan walaupun yang Iainnya tidak dikerjakan. Dalam masalah ini ada dua projek yang jelas berbeda. Sebuah rencana biasanya berisi beberapa projek, mungkin berupa kegiatankegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama, atau mungkin berupa alternative-alternatif untuk melakukan sebuah kegiatan. Dalam contoh di atas penlumpuran sungai dapat dikurangi melalui terasering, penghutanan kembali, pembangunan kantong-kantong lumpur, atau kombinasinya. Kegiatan reboisasi pada gilirannya akan memberikan hasil-hasil lain, seperti kayu bakar, pulpwood, dll, masing-masing dengan kapasitasnya sendiri dalam memuaskan kebutuhan masyarakat. Umumnya tidak semua projek dan sebuah rencana atau perencanaan dapat dilaksanakan dengan alasan terlalu mahal atau keterbatasan dana. Langkah pertama, tentunya memilih projek-proyek yang paling banyak menyokong tercapainya tujuan. Untuk ini projek projek harus dievaluasi sebelum diimplementasikan, didalam upaya untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh mereka memuaskan kebutuhan masyarakat. Kemudian,
apakah dananya bisa tersedia untuk membayar kegiatan-kegiatannya.
Sementara projek yang satu mendapat priotitas unluk dilaksanakan, yang lain-lainnya ditahan dulu sampai dananya tersedia. Kegiatan evaluasi tensebut hendaknya berjalan terus hersama-sama dengan kegiatan monitoring selama impiementasi projek dan atau pada saat evaluasi akhir. Monitoring seharusnya memberikan feedback untuk perbaikan sebuah rencana dan projek. evaluasi akhir juga akan memberikan informasi yang berharga bagi perencanaan berikutnya atau orang lain. Pada awalnya, evaluasi pada prinsipnya didasarkan pada aspek teknis, sementara aspek ekonominya ditinjau secara umum saja. Tetapi pada tahap akhir, evaluasi ekonomi menjadi lebih penting. setelah evaluasi teknisnya dianggap cukup Iengkap. Dimuka telah disebutkan bahwa ada 4 macam evaluasi ‗yang biasanya dilaksanakan, yaitu evaluasi teknis, ekonomi, finansial dan institusional,
Universitas Gadjah Mada
6
Tehnik Evaluasi Pertama. semua bentuk biaya (costs) dan manfaat (benefits) dibawa ke satu titik waktu untuk memungkinkan mereka dapat/mudah diperbandingkan. Sebagai contoh, seseorang ingin mengetahu apakah lebih menarik menerima uang sejumlah Rp. 1000,sekarang atau Rp. 4000,- sepuluh tahun kemudian. Rumus untuk menghitungnya adalah:
Nilai sekarang
1 x Nilai pada tahun ke n (nilai masa datang) ( 1 i) n
Disini a adaiah suku bunga tahunan (annual interest rate) yang dipilih dan n adaiah periode waktu (tahun) sampai nilai di masa akan datang (future worth) direalisasikan, Pada contoh tersebut di atas, pilihlah annual interest rate 15%, dengan rumus tersebut dapat diperoleb bahwa besarnya nilai sekarang (precent worth) dan Rp. 4000,- adalah Rp. 988,jadi tawaran pertama untuk menerima Rp. 1000,- akan sedikit lebih menarik, Telapi kalau pilihlah annual interest rate nya 12%, maka besarnya preecent worth dari Rp. 4000,- adalah Rp. 1288,-; tentunya mi akan lebih menanik untuk menunggu sepuluh tahun keniudian. Perhitungan
(discounting)
lersebut
di
atas
mempunyai
keuntungan
bahwa
perbandingan nilai saat ini dengan nilai di masa mendatang dapat dikerjakan. Keuntungan lainnya adalah bahwa kita bisa menimbang antara cost dan benefit yang terjadi pada saat projek akan dimulai, dengan catatan bahwa harga-harga/nilainya bisa diketahui dengan pasti. tetapi biasanya nilai-nilai cost dan benefit di masa mendatang melibatkan unsur ketidakpastian, dan discounting tersebut akan mengurangi arti dan ketidakpastian itu. Kedua keuntungan tersebut sangat penting artinya dalam projek-projek di bidang PDAS, yang sering rnelihatkan jarak waktu yang cukup panjang antara cost yang ditanam saat mi dengan benefit yang diharapkan di masa mendatang. Discounting seringkali dikerjakan saat sebelurn projek dimulai, yakni tahun ke 0, ini adalah praktek yang dipakai oleh Bank Dunia. Tetapi beherapa bank pembangunan ada yang menggunakan discounting tahun ke 1, tahun pertama dan projek. Dalam beberapa kasus, niiai di masa yang akan datang dan benefit diketahui lebih baik dan pada nilai cost di awal-awal project dalam hal ini cost dan benefit diperhitungkan di suatu titik di masa mendatang, cara ini disebut sebagai compounding. Contoh dari penggunaan cara compounding adalah pada projek pengeboran minyak. Dalam kasus ini cost dan sumursumur pengeboran mungkin tidak pasti, sementara harga dan minyak yang akan dihasilkan oleh sumur tersebut mungkin dapat diperhitungkan. Periode waktu yang digunakan dalam discounting adalah umur dan projek, kalau projek tersebut mempunyai umur yang tentu. Ada juga projek yang tidak pasti umurnya / periodenya, seperti kasus pengenaian varietas tanaman jagung. Dalam hal ini akan ada aliran benefit yang konstan, dan biasanya peniode discountingnya diambil 30 tahun. Di
Universitas Gadjah Mada
7
bidang kehutanan seringkali akan melibatkan periode yang panjang, bahkan Iebih dari 30 tahun. Ada tiga parameter yang biasanya digunakan untuk. menentukan efek dan suatu projek: -
Benefit—Cost ratio (B/C)
-
Net Present Value (NPV)
-
Internal Rate of Return (IRR) Masing-masing cara tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian. B/C dan NPV
menggunakan interest rate yang dipilih oleh perencana (planner), dan pemilihan ini mungkin akan mempengaruhi rangking dan projek. Ambillah dua buah projek yang sama-sama menarik pada discounting rate 8%; projek yang satu membutuhkan investasi awal yang besar dari biaya operasi tahunan yang rendah, sementara yang lainnya memerlukan investasi awal yang rendah dan biaya operasi tahunan yang besar. Apabila discounting rate yang digunakan dirubah ke arah yang lebih besar dari 8%, 12%, 15%, dan seterusnya, maka cost projek yang kedua akan Iehjh menarik dan ada projek pertama dan sebaliknya (Tabel 2). Jadi kalau interest rate yang dipilih tidak sesuai dengan situasi ekonomi, kesalahan pemilihan projek mungkin sekali akan terjadi. Discount rate yang digunakan seharusnya sama untuk semua projek dan ini disebut sebagai Social Discount Rate,
Tabel 2. Present worth of cost dengan berbagai suku bunga.
Unluk evaluasi finansial, discounting rate yang digunakan biasanya adalah rate yang digunakan
oleh
bank
yang
bersangkutan.
Untuk
evaluasi
ekonomi
seharusnya
menggunakan manginal interest rate. Nilainya biasanya diperhitungkan dari pertumbuhan ekonomi dan sifatnya hypothetic. Nilainya berkisar antara 8 sampai 14% untuk negara berkembang; untuk negara maju ratenya lebih rendah dari itu. Untuk projek kehutanan di
Universitas Gadjah Mada
8
Indonesia. menggunakan nilai 12% untuk evaluasi finansial dan 15% untuk evaluasi ekonomi (Hartono Wirjodarmodjo, 1983). Benefit-Cost ratio (B/C) B/C rasio merupakan perbandingan nilai sekarang antara cost dan benefit dan sebuah projek. dan rumusnya adalah sbb.:
Apabila B/C > 1, suatu kondisi surplus akan dihasilkan oleh projek, dan projek seharusnya dilaksanakan. Apabila B/C - 1, projek sifalnya netral dan bila dilaksanakan situasi ekonorni tetap tumbuh pada kondisinya sekarang. Apabila B/C < 1, ini akan berarti kehilangan dan projek seharusnya tidak diiaksanakan. Sebenarnya B/C rasio tidak dapat dipakai untuk merangking projek, sebagai dicontohkan berikut. Di suatu hutan tanaman industri, pohon-pohonnya dapat dijual setelah ditebang atau sebelum ditehang. Pada kasus pertama harga jualnya adalah 100. biaya untuk penebangan, pengangkutan dan penjualan adalah 1. Pada kasus yang ke dua, harga jualnya adalah 50, biaya penjualan 1, dan pembeli yang mengerjakan sisanya. Dari kedua cara. dsb., pemilik hutan akan mendapatkan keuntungan yang sama. yaitu sebesar 49, jadi ke dua nya sama-sama menarik. Apakah masalahnya akan lain bila ke dua alternatif tersehut dihitung B/C rasionya? B/C rasio untuk kasus yang pertama adalah 100/51 = 1.96, sementara kasus yang ke dua, B/C rasionya adalah 50/1 = 50. B/C rasio 50 ini tentunya tidak menunjukkan bahwa alternatif yang ke dua akan lebih menarik dari pada yang pertama. Dalam hal ini keduanya semata-mata menunjukkan bahwa keuntungan akan diperoleh dan projek musti berjalan terus. B/C rasio mungkin dipakai untuk proyek-proyek dengan proporsi yang besar dari benefit langsung yang sulit untuk dikuantitatipkan, dan umumnya berhubungan dengan projek-projek pemerintah. Sepanjang marginal rate yang dipakai, B/C> 1 sudah cukup untuk menentukan pelaksanaan dan projek, tanpa melihat rangking dan projek.
Contoh cara menghitung B/C ratio pada HTI Pinus. Input Th.
(costs)
Ke:
xRp10.000
Biaya Manajemen xRp 10.000
Discounted / present value (i = 7%): Benefits
Costs
Manajemen Benefits
xRp 10.000
xRp10.000
xRp 10.000
xRp 10.000
Universitas Gadjah Mada
9
0 1
500.00
5.00
2
100.00
5.00
3
150.00
5.00
4 5
5.00 50.00
131.02
500.00
5.00
93.46
4.67
4.37
4.37 4.08
38.14
3.81
5.00
3.56
6
5.00
3.33
7
5.00
3.11
8
5.00
2.91
9
5.00
2.72
10
5.00
2.54
11
5.00
2.38
12
5.00
2.22
13
5.00
2.07
14
5.00
1.94
15
5.00
16
5.00
1.69
17
5.00
1.58
18
5.00
1.48
19
5.00
20
5.00
1.29
21
5.00
1.21
22
5.00
1.13
23
5.00
1.05
24
5.00
0.99
25
5.00
26
5.00
0.86
27
5.00
0.80
28
5.00
0.75
29
5.00
0.70
30
5.00
365.00
1.81
430.00
132.29
1.38
495.00
111.12
0.92
6800.00 762.62
91.20
0.00
893.30
66.39
1227.91
Total cost = 762.62 + 66.39= Total
829.01
1227.91
Universitas Gadjah Mada
10
benefits= B/C = 1227.91 / 829/01=
1.48
Dalam contoh di atas biaya manajemen (biaya tetap) setiap tahunnya didiskonto dengan rumus:
Nilai sekarang (Vo)
1 x Nilai pada tahun ke n (Vn) ( 1 i)n
Ada cara lain untuk menghitung n dari biaya yang sifatnya tetap dengan rumus sebagai berikut :
Vn
(1 i) n 1 i
Vo a
(1 i ) n 1 i(1 i) n
Dalam hal ini : Vn
= nilai pada tahun ke n
a
= pembayaran tahunan
i
= suku bunga
Vo
= nilai sekarang
Jadi contoh di atas dapat disederhanakan sbb :
Th Ke : 0 1 2 3 4 5 15 20 25 30
Cost X Rp. 10.000
Benefits X Rp. 10.000
Discounted / present value (I = 7%) Costs Benefits X Rp. 10.000 X Rp. 10.000 500.00 93.46 131.02
500.00 100.00 150.00
40.81 50.00 365.00 430.00 495.00 6800.00 Total :
762.62
132.29 111.12 91.20 893.30 1227.91
Universitas Gadjah Mada
11
Nilai sekarang dari bioaya manajemen tahunannya :
Vo 5
(1 0.07)30 1 66.39 0.07(1 0.07)30
Jadi total Costs nya = 762.62 + 66.39 = 819.01 Total Benefitnya
= 1227.91
B/C – 1227.91 / 819.01 – 1.48 Net Present Value (NPV) NPV memberikan discounted value dari net benefit, rumusnya adalah sbb : n
n Bt Ct atau t t t 0 (1 i ) t 0 (1 i )
NPV n
NPV t 0
Bt Ct (1 i) t
Dalam hal evaluasi ekonomi, NPV menunjukkan nilai kontribusi projek tehadap GNP (Gross National Product). NPV dapat dipakai untuk merangking beberapa projek yang berheda nilai NPV nya, dan tentunya projek dengan NPV terbesar akan mendapatkan prioritas pertama untuk dilaksanakan. Kelemahannya adalah bahwa projek harus dibuat komparabel sebelum dirangking. Ambillah contoh hutan tanaman kayu bakar dan hutan tanaman kayu perkakas. Ke dua hutan tanaman ini mempunya rotasi yang berbeda, yang pertama rotasinya katakanlah 3 tahun dan yang terachir 60 tahun hal ini menyulitkan untuk diperbandingkan, karena setelah kayu bkar dipanen nampaknya tidak mungkin untuk membiarkan lahan tetap merana selarna 57 tahun; ini akan memberi kecenderungan yang besar untuk memilih alternatif yang ke dua. Dalam kasus ini nampaknya bahwa alternatif pertama musti dihitung untuk 20 x rotasi untuk mendapatkan periode yang sebanding dengan alternatif ke dua.
Contoh menghitung NPV sebuah usaha persewaan pompa air : Nilai NPV dari contoh tersebut adalah Rp. 4.261.000
Universitas Gadjah Mada
12
Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan cara lain untuk merangking projek. Rumusnya bisa diambilkan dari rumus NPV tersebut di atas :
di sini ―x‖ adalah nilai IRR yang dapat diperbandingkan dengan rate yang lainnya. Nilai rate yang tertinggi tentunya akan memberikan sumbangan yang terbesar untuk pembangunan, katakanlah nilainya lebih besar dan nilai marginal rate. Satu-satunya kelemahan dan IRR adalah menganggap bahwa dana akan tersedia sepanjang umur projek, dan dapat diinvestasi kembali dengan profitabilitas yang sama, dengan anggapan bahwa tidak perlu mengidentikkan durasi alternatif-alternatif‘ yang berbeda. Metode untuk mencari TRR adalah dengan proses yang bersifat iteratif, di mana NPV secara suksesif dihitung pada discount rate yang berbeda. Setelah menghitung NPV dengan discount rate yang mungkin sesuai, NPV berikutnya dihitung dengan rate yang besarnya tidak melebihi 4 point dan pada rate pertama yang dipakai. Cara ini diulang sarnpai suatu NPV yang nilainya negatif diperoleh (atau kalau NPVnya sudah negativ, rate yang diambil berikutnya adalah yang lebih rendah sampai suatu NPV yang nilainya positif diperoleh). IRRnya kemudian adalah:
dengan ip adalah discount rate tertinggi yang masih memberikan NPV yang positif dan ∆i adalah angka yang diambil untuk menghitung NPV berikutan (suksesif). Garis yang menggambarkan nilai-nilai NPV pada i yang berlainan akan merupakan lengkung, sementara perhitungan IRR di atas merupakan hubungan linear.
Universitas Gadjah Mada
13
Hal tersebut berarti bahwa IRR perhitungan agak overestimate. Kejadian ini dapat dikurangi
dengan
rnenggunakan
interval
rate
yang
lebih
kecil
dalam
proses
penghitungannya.
Contoh menghitung IRR Hitung IRR untuk usaha persewaan pompa air berikut ini :
Dengan mengambil ∆i = 5%, maka dengan cara seperti tersebut dalam tabel akan diperoleh harga-harga sbb :
Parameter mana yang akan dipilih untuk memainkan peranan dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif projek bergantung pula pada faktor-faktor lain. Beberapa masalah mungkin muncul apabila alternatif-alternatif projek memerlukan investasi yang perbedaanya besar, ukurannya sangat berbeda, atau bersaing akan faktor produksi yang langka, seperti ketersediaan personil yang berkualitas/ sesuai misalnya. Bila masalahmasalah ini tidak ada, biasanya IRR merupakan parameter yang dipakai untuk menilai alternatif-alternatif projek. Apabila evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa suatu projek cukup menarik dan seharusnya dikerjakan, kemudian evaluasi finansial musti dikerjakan pula, dalam hal adanya pihak swasta yang akan terlibat dalam pembiayaan dan memperoleh keuntungan. Universitas Gadjah Mada
14
Pihak swasta, dalam projek watershed umumnya adalah petani, dalam perhitungan tidaklah akan menggunakan shadow price, atau benefit yang dihasilkan untuk pihak-pihak lain selain investor (dalam hal ini si petani), dan hasilnya secara finansial mungkin tidak menarik. Dalam kasus ini tentunya tidak mungkin mengajak mereka untuk berpartisipasi. Pemerintah seharusnya mencari jalan keluar untuk membuat projek secara finansial menarik, misalnya dengan memberi subsidi atau pajak. Cara ini tidak akan merubah nilai ekonomi projek, yang terjadi hanyalah distribusi benefit saja. Setelah semua evaluasi dikerjakan, pihak perencana dan pembuat kebijakan akan mengetahui alternatif projek yang akan menguntungkan; terutama pengaruh projek terhadap ekonomi daerah atau secara nasional. Kalau tujuan akhimya adalah pertumbuhan GNP, pemilihan projek yang akan dilaksanakan menjadi jelas. Dengan menggunakan real prices untuk pekerja, peralatan/ mesin-mesin, kapital asing, energi, dsb., evaluasi akan menunjukkan seberapa besar pengaruh projek akan diperoleh, seberapa banyak lapangan kerja yang akan tersedia berserta kualifikasinya, seberapa banyak hasil (kayu, makanan, dsb.) akan diproduksi. Tetapi ada faktor-faktor lain yang sulit dinilai/ diukur. Sebagai contoh, pemerintah mungkin akan memeratakan pendapatan penduduk. Dalam hal ini, projek-projek yang menggunakan tenaga kerja banyak tentunya akan lebih menarik dari pada yang menggunakan mesin dengan sedikit staf yang berkualitas pada biaya yang setara.
Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi dalam P-DAS
Projek
seharusnya
dievaluasi
dalam
upaya
untuk
meranking
prioritasnya.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa untuk kepentingan tersebut input dan output sebuah projek harus dibuat komparabel dan biasanya diubah ke dalam bentuk moneter. Perubahan ini kadang-kadang sukar atau malahan tidak mungkin untuk dikerjakan. Sebagai contoh projek pendidikan dan keehatan, yang umumnya hanya inputnya yang dapat dikuantitatifkan; dan alternatif dengan cost yang termurah akan mendapat prioritas pertama. Beberapa projek akan menghasilkan berbagai barang-barang yang sifatnya kuantitatif (tangible), seperti makanan, kayu, atau hasil-hasil industri, yang dapat dengan mudah dirupiahkan untuk diperbandingkan. Projek-projek daerah aliran sungai biasanya melibatkan campuran dari keduanya. Seberapa jauh projek dapat menambah atau mempengaruhi pembangunan yang sedang berlangsung sangat penting dalam evaluasi ekonomi. Untuk itu situasi dimana sebuah projek dilaksanakan disebut ―with case‖ dan situasi yang berasal hanya dari pembangunan yang sedang berlangsung disebut sebagai ―without case‖. Perbedaan antara with case dan without case adalah nilai yang disumbangkan oleh projek. Universitas Gadjah Mada
15
Contoh with case dan without case 1) Nilai yang disumbangkan dengan adanya road-maintenance adalah kualitas jalan yang dapat dipertahankan.
2) Nilai yang disumbangkan dengan adanya proyek irigasi adalah perbedaan produksi (ton/ha.) with and without project
3) Nilai peningkatan kualitas air sungai yang disumbangkan dengan adanya proyek reboisasi dan pembangunan check-dam.
Universitas Gadjah Mada
16
Didalam upaya mengkalkulasi net benefit sebuah projek, cost dan benefit harus diestimasi sepanjang umur projek. Suatu pemilahan antara cost dan benefit yang langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) musti dibuat. Nilai-nilai langsung penting untuk evaluasi ekonomi dan finansial, sementara nilai-nilai yang tidak langsung penting untuk evaluasi ekonomi saja. Cost Iangsung suatu projek meliputi investasi awal, re-investasi yang diperlukan sebelum umur projek berakhir. Kehilangan fasilitas atau produksi yang ada dimasukkan ke dalam cost projek. Suatu contoh pada projek pembuatan hutan industri yang menempati lahan semak belukar. Kayu bakar dan makanan ternak yang dihasilkan lahan tersebut harus dipandang kehilangan dengan adanya projek. Operasi dan pemeliharaan jelas merupakan cost, kemudian juga kantor atau perumahan untuk pekerja projek. Cost tidak langsung suatu projek meliputi cost untuk lingkungan, seperti polusi, dan cost yang ditimbulkannya, cost yang berasal dari multiplier effects. Seperti kasus suatu projek yang melibatkan unsur kredit dan bank. Bank yang bersangkutan mungkin harus membangun kantor cabang di sekitar projek, yang tidak mungkin akan dibangun bila tidak ada projek, sementara biayanya tidak disokong oleh projek. Benefit langsung dinyatakan sebagai nilai barang-barang yang dihasilkan atau pelayanan yang diberikan atau kerusakan yang dapat dicegah oleh projek. Benefit tidak langsung dalam projek-projek tata guna lahan bisa bersifat tradisional atau effek dinamik sekunder. Benefit tidak Iangsung yang bersifat tradisional muncul dari penggunaan shadow prices untuk input dan output, dalam kasus market prices tidak mencerminkan nilai barangbarang atau pelayanan yang riil. Suatu contoh adalah hal tenaga kerja. Apabila pekerja bekerja untuk projek, upah hariannya yang normal harus dibayar, dan jumlah tersebut tertuang di dalam evaluasi finansial. Tetapi di daerah dimana pengangguran adalah hal yang umum, ahli ekonomi akan tertarik untuk memasukkan kedalam barang-barang atau pelayanan yang dihasilkan oleh pekerja-pekerja yang seharusnya ada, seandainya tidak ada projek. Seseorang yang menganggur, tidak menghasilkan apa-apa, dan memasukkan dirinya kedalam projek, tidaklah mengambil sesuatu dan masyarakat. Dalam kasus ini nilai riil atau ekonomis terhadap projek, yang juga disebut opportunity cost, adalah nul. Menganggur sepajang tahun mungkin jarang, tetapi setengah menganggur lebih umum, terutama pada musim kering. Dalam hal ini nilai riil dari buruh dalam without case diasumsikan terletak antara nilai pasar dan nul. Benefit tidak langsung yang sifatnya tradisional lainnya adalah apa yang disebut sebagai multiplier effect. Sebuah projek mungkin akan memunculkan pekerjaan dimanamana. Sebagai contoh, mungkin melalui peningkatan kebutuhan transportasi untuk produksi, atau peningkatan kebutuhan pupuk. Suatu contoh dan efek dinamik sekunder ialah Universitas Gadjah Mada
17
pembangunan jalan. Melalui jalan tsb. daerah pertanian atau hutan akan memperoleh akses yang lebih mudah dan akan mempengaruhi harga dan berikutnya akan mempengaruhi pola pertanian. Adanya kemungkinan untuk menjual hasil tsb. akan mendorong petani untuk menggeser swasembada pangan menjadi sistem pertanian yang pasar oriented; yang akan banyak mempengaruhi peningkatan income dimana-mana. Pendek kata pembangunan jalan akan mempengaruhi ekonomi. Pengaruh ini tentunya akan sulit atau tidak mungkin diukur.
Ringkasan Costs and Benefits Costs : Tangible: -
investasi awal : pembelian pompa, pengadaan bibit tanaman, dll.
-
re- investasi
-
loss of existing production
-
biaya operasional dan pemeliharaan : pembelian spare-part, bahan bakar,
: penggantian pompa
pupuk, penyulaman tanaman yang mati, dll. Intangible: -
lingkungan: polusi air dan udara
Benefits: Tangible: langsung (direct) : nilai barang-barang dan jasa, kerusakan yang terhindarkan (untuk analisis finansial). tidak langsung (indirect): -
shadow price,
-
opportunity cot
-
multiplier effects
-
efek dinamik sekunder. intangible:
-
peningkatan kualitas air untuk air minum,
-
udara yang bersih (bebas CO2)
Contoh Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi: 1) Buatlah Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi (B/C rasio dan NPV) untuk proyek hutan tanaman kayu komersial yang dikembangkan pada lahan belukar berikut ini.
Universitas Gadjah Mada
18
Kegiatan pengembangan hutan tanarnan: -
penanaman dikerjakan pada musim hujan
-
perneliharaan dikeijakan pada musim hujan
-
penjarangan dikerjakan pada musim kemarau
-
pernanenan dikerjakan pada musim kernarau
With Project Dengan adanya hutan tanaman akan: 1) Memberikan hasil-hasil sbb.: - hasil kayu pada tahun ke 10, 15, 20, 30 dan tahun ke 40 (Tabel 1a.). - peningkatan percolasi air hujan 100 mm/ha/th.; harga air Rp. 2.000./mm 2) Hasil kayu bakar yang hilang Rp. 160.000./ha/th. 3) Membutuhkan tenaga kerja sebagaimana dalam Tabel 1.a.
Analisis Finansial Tabel AF-1. Actual costs and benefits untuk analisis finansial.
Universitas Gadjah Mada
19
Input Proyek P-DAS Kolom 4 dalam Tabel AF-1. memuat input proyek. Dalam proyek-proyek P-DAS jenisjenis input tersebut bermacarn-macam diantaranya dapat dilihat dalam Tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Beberapa jenis input pada proyek P-DAS
Tabel AF-2.
Menghitung nilai B/C rasio dan NPV dari proyek bila diambil suku bunga i =10%dan i= 12%.
Dari perhitungan tersebut, pada tingkat/suku bunga i = 10 % proyek akan memberikan B/C rasio dan NPV masing-masing 0.86 dan - Rp. 414.400./ha dan pada tingkat/suku bunga i = 12 % proyek akan memberikan B/C rasio dan NPV masing-masing 0.61 dan -Rp. 1.081.200./ha; artinya secara finansial proyek merugi.
Universitas Gadjah Mada
20
Analisis Ekonomi Tabel AE-1. Actual costs and benefits untuk analisis ekonomi.
Dalam analisis ekonomi ini kita perlu memperhitungkan/ memasukkan nilai kayu bakar yang hilang Rp. 160.000./m3/th. dan benefit yang berasal dari air perkolasi 100 mm/th seharga Rp. 2.000./mmlth, atau Rp. 200.000./th. 1) Menghitung nilai kayu bakar yang hilang: Rumus yang digunakan:
Dimana :
Universitas Gadjah Mada
21
Nilai yang hilang Rp. 1.721.100. Ini masuk ke Cost dalam tabel AE-2 1)
Menghitung nilai perkolasi: Rumus yang digunakan:
Dimana:
Nilai air perkolasi Rp. 1.955.800. ini masuk ke Benefit dalam tabel AE-2
Tabel AE-2. Menghitung nilai B/C rasio dan NPV dan proyek bila diambil suku bunga i=10%
Universitas Gadjah Mada
22
Dari perhitungan tersebut, pada tingkat suku bunga i=10% proyek akan memberikan B/C rasio dan NPV masing-masing 1.09 dan + Rp. 376.000. ; artinya secara ekonomi proyek menguntungkan.
Mengkuantifikasi Output Contoh perhitungan Analisis Ekonomi di atas telah memasukkan suatu output proyek yang memberikan manfaat kepada masyarakat yaitu harga air perkolasi yang akan meningkat dengan adanya proyek. Brooks dkk. (1992) menunjukkan jenis-jenis output (benefits) proyek P-DAS yang perlu diperhitungkan dalam analisis ekonomi (Gambar 1, 2 dan 3).
Universitas Gadjah Mada
23
Universitas Gadjah Mada
24
Universitas Gadjah Mada
25
2) Untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar, sebuah desa membuat suatu usulan proyek pengembangan hutan tanaman ekaliptus. Di dalam proposal disebutkan bahwa panen pertama akan dilakukan pada tahun ke empat, dan kemudian akan diikuti lagi dua kali panen pada tahun ke tujuh dan tahun ke sepuluh. Setiap sepuluh tahun akan dilakukan penanaman kembali. Kepala Desa sebagai penanggung jawab proyek dapat meminjam uang di bank dengan bunga 10%. BRLKT akan menjamin pinjaman tersebut, sehingga tidak perlu melibatkan resiko yang mungkin terjadi. Tidak ada persentase yang diperhitungkan untuk administrasi. Kayu bakar akan dijual dengan harga Rp. 70.000.-/m3 yang merupakan harga ril. Nilai input juga merupakan harga riil. Pemerintah menyatakan bahwa upah minimum untuk pekerja adalah Rp. 20.000.- per hari. Di wilayah tersebut tidak ada underemployment, tetapi ada 20% yang unemployment. Inflasi diperkirakan 4%. Lahan yang akan dihutankan adalah milik petani kaya yang menggunakan lahan itu untuk menanam ketela yang menghasilkan keuntungan bersih Rp. 400.000.-/ tahun. Ia menghendaki sewa Rp. 50.000.-/ tahun. Discount rate ekonomi adalah sebesar 8%. Kepala Desa tersebut telah membuat tabel cost dan benefit sbb.:
Universitas Gadjah Mada
26
Pertanyaan: 1. Buatlah evaluasi finansial untuk Kepala Desa 2. Buatlah evaluasi ekonomi untuk BRLKT.
1)- Analisis finansial untuk Kepala Desa Tabel AF-a. Actual costs and benefits untuk analisis finansial.
Tabel AF-b. Menghitung nilai B/C rasio dan NPV dan proyek bila diambil suku bunga i=10%
Universitas Gadjah Mada
27
Dari perhitungan tersebut, pada tingkat/ suku bunga i = 10% proyek akan. memberikan B/C rasio dan NPV masing-masing 0.76 dan - Rp. 270.980./ha ; artinya secara finansial proyek merugi. 1. Analisis ekonomil untuk BRLKT Tabel AE-a. Actual costs and benefits untuk analisis ekonomi.
Tabel AE-b. Menghitung nilai B/C rasio dan NPV dan proyek bib suku bunga i = 8 %
Universitas Gadjah Mada
28
Dari perhitungan tersebut, pada tingkat/ suku bunga i = 8 % proyek akan memberikan B/C rasio dan NPV masing-masing 1.43 dan + Rp. 2.902.800. ; artinya secara ekonomi proyek menguntungkan. Latihan Soal-Soal 1. Sebutkan beberapa contoh input kegiatan/ proyek P-DAS. 2. Jelaskan perbedaan antara analisis finansial dan analisis ekonomi di dalam pengelolaan daerah aliran sungai. 3. Buatlah flow-chart untuk menilai benefits proyek konservasi tanah, atau proyek peningkatan wateryield, atau proyek peningkatan kualitas air sungai.
Referensi Brooks, K.N., P.F. Ffolliott, H.M. Gregersen, A.L. Lundgren dan R.M. Quinn. 1990. Manual on Watershed Management Project Planning, Monitoring and Evaluation. A publication of ASEAN-US Watershed Project College, Laguna Philippines 4031. Brooks, K.N., P.F. Ffolliott, H.M. Gregersen, dan J.L. Thames, 1992. Hydrology and the Management of Watersheds. Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Lemckert, D. 1991. Economic Aspects of Watershed Management. School of Watershed Management, Republic of Indonesia, Ministry of Forestry, Center for Forestry Education and Trainning. Bogor.
Universitas Gadjah Mada
29