[Podcast] GIYOMI.ID, Bermula dari Reseller Sekarang Jadi Trendsetter RADIO UNAIR – Berani dan tidak takut resiko merupakan modal awal menjadi seorang wirausahawan. Tidak ada batasan umur untuk memulai sebuah usaha. Asal ada niat dan keberanian untuk memulainya. Apalagi di usia muda, seseorang bisa mengasah kreatifitas dan Inovasi untuk berwirausaha. Meldy, alumni Fakultas Hukum UNAIR dan adiknya, Nadia, seorang mahasiswi Fakultas Vokasi ini masih terbilang cukup muda pada saat menjajaki dunia wirausaha. Bermula menjadi reseller barang seperti case handphone dan baju-baju dari supplier, kini mereka berdua telah memiliki brand fashion lokal bernama GIYOMI.ID.
Produk GIYOMI.ID Awalnya, tidak pernah terfikir di benak mereka untuk membuat sebuah brand sendiri. Namun melihat besarnya peluang pasar, mereka memutuskan menjajal kesempatan ini. Jalur fashion dipilih karena baju merupakan barang yang paling dicari konsumen. Tak hanya itu, sebagai mahasisiwi, mereka juga melihat keadaan di mana anak kuliahan lebih suka memakai kemeja untuk dipakai saat kuliah maupun acara formal. Dengan dukungan sang mama, mereka berdua mulai mencari bahan kain dan penjahit. Setelah itu, mereka mulai memasarkan produknya di antaranya dengan promosi dari mulut ke mulut, mengikuti Bazaar, dan mempublikasikannya di Instagram. Saat ini, mereka masih fokus dengan produk kemeja. Setelah produknya banyak peminat, mereka memproduksi dalam jumlah besar. GIYOMI.ID tak hanya memproduksi kemeja, ada juga blouse, jogger pants, dan rok. Segmentasi mereka sebagian besar adalah kaum wanita. Brand GIYOMI.ID sudah dikenal masyarakat luas, terbukti dengan banyaknya follower akun instagram mereka yang mencapai 50 ribuan. Beberapa artis pernah di-endorse GIYOMI.ID. Tak hanya itu, GIYOMI.ID juga memiliki offline store yang ramai dikunjungi setiap harinya di Jalan Kertajaya. (*) Penulis: Faridah Hari
Program Fast Track Semester Pertama di FST Menunjukkan Tren Positif UNAIR NEWS – Departemen kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) membuka program fast track. Program ini memungkinkan mahasiswa program studi (prodi) Kimia untuk menyelesaikan program strata 1 (S-1) dan magister (S-2) sekaligus dalam waktu total 5 tahun. Fast track pada program studi Kimia merupakan yang pertama di FST. Langkah ini merupakan upaya akselerasi untuk mempercepat mahasiswa mendapat gelar master. Dr. Purkan, M. Si, selaku ketua departemen kimia menjelaskan, program ini dibuka untuk memfasilitasi mahasiswa dengan kemampuan akademik sangat baik. Sehingga, mampu belajar cepat dan mempersingkat masa studinya. “Teknisnya, pada semester tujuh, mahasiswa S-1 sudah bisa mengambil mata kuliah semester satu pada program S-2. Sehingga S-1 dan S-2 bisa diselesaikan dalam waktu lima tahun saja,” tutur Purkan pada Selasa (25/01). “Program ini sudah berjalan satu semester. Enam mahasiswa yang sudah mengikutinya (mengambil mata kuliah semester satu program S-2) menunjukkan hasil yang memuaskan,” imbuh dia. Purkan menambahkan, ada beragam persyaratan akademik untuk bisa mengikuti program ini. Yakni, mahasiswa harus sudah menyelesaikan enam semester dengan total satuan kredit semester (SKS) minimal 105 dan memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) lebih atau sama dengan 3,51. Juga, nilai Test of English as Foreign Language (TOEFL) lebih atau sama dengan 475. Program ini juga dibuka untuk mahasiswa Kimia, dari perguruan tinggi(PT) lain. Dengan catatan, PT tersebut harus telah
terakreditasi A dan mahasiswanya bersedia mengikuti perkuliahan di FST UNAIR. Dan tentu saja telah memenuhi berbagai persyaratan akademik yang telah ditentukan. Namun, hingga saat ini mahasiswa fast track baru berasal dari UNAIR saja. Fast track ini memberikan fasilitas tambahan bagi mahasiswa. Yakni, digratiskan biaya SOP di tahun pertama S2. Mahasiswa hanya perlu membayar SOP semester 7 dan 8 sesuai dengan SOP program S1-nya. Satu tahun pertama jalannya fast track menentukan kelanjutan mahasiswa dalam program ini. Jika IPK untuk 15 sks program S2 di tahun pertama mereka <3,50, akan dibatalkan dari program fast track, untuk dialihkan ke S-2 reguler. Hal ini, menurut Purkan, untuk menjaga kualitas lulusan fast track. Yang diharapkan memiliki nilai akademik yang sangat baik atau excellent. (*) Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Rio F. Rachman
S2 Media dan Komunikasi Rilis Kumpulan Artikel Penulis Nasional UNAIR NEWS – Program Studi S2 Media dan Komunikasi merilis dua kumpulan artikel ilmiah populer bulan ini. Ada dua buku yang diterbitkan. Yakni, Komunikasi Profesional dan Media & Politik. Tidak kurang dari 59 penulis berkontribusi dalam dua kumpulan
tersebut. Mereka berasal dari kalangan akademisi, mahasiswa pasca sarjana, pemerhati media dan komunikasi, praktisi, serta lain sebagainya. Mereka berasal dari beragam kampus negeri maupun swasta. Baik dari lingkup pulau Jawa maupun dari luar pulau Jawa. Yang jelas, buah pemikiran mereka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena bersandar pada kaidah akademik. “Kami mengemasnya dengan struktur dan gaya populer. Biar semua kalangan dapat menikmati. Bahasanya kami olah seringan mungkin,” kata perwakilan tim redaksi Rizma Dewi S. Kom., M. Med.Kom. saat diwawancarai Selasa lalu (26/1). Rizma mengatakan, redaksi sedang dalam proses distribusi buku untuk para penulis. Sebagian disebarkan ke sejumlah akademisi dan kampus. Ada pula yang dijual sehingga bisa dinikmati publik. Harapannya, kumpulan artikel ini dapat menjadi penambah khazanah pustaka tanah air. Khususnya, di bidang media, komunikasi, dan retorika politik. Dengan demikian, wawasan dan sudut pandang di ranah tersebut akan lebih luas dan berwarna. (*) Penulis: Rio F. Rachman