Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
PICTURE BOOK SOSIALISASI MOTIF DAN KISAH PENCIPTAANBATIK TRUNTUM Pandu Sotya Kusuma
Alvanov Zpalanzani ST., MM.
Program Studi Sarjana Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : Batik, Digital Media, illustration, digital storytelling
Abstrak Batik merupakan salah satu kerajinan tradisional bangsa Indonesia yang sangat beragam jenisnya dan memiliki ragam hias yang beranekaragam. Batik Truntum adalah salah satu ragam hias batik dari Jawa Tengah yang terus diperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia sendiri dalam berbagai bentuk kemasan, dan medianya, dan ilustrasi adalah salah satunya. Tidak hanya media cetak, media digital sudah menjadi alternatif untuk memperkenalkan keanekaragaman jenis kerajinan tradisional batik. Perancangan picture book sosialisasi motif dan kisah penciptaan Batik Truntum adalah salah satu upaya untuk memasyarakatkan batik, khususnya Batik Truntum. Dengan mengadaptasi kisah penciptaan motif Batik Truntum, dan menjadikan motif Batik Truntum sebagai sumber eksplorasi visual, makalah ini menyajikan proses kreatif dalam perancangan picture book Batik Truntum.
Abstract Batik is one of Indonesia art craft with very large number of variety and its type of motive as well. Batik Truntum is one of Batik from centre Java that still promoted through several ways and media. Digital media is started to be used as the way to promote the Batik especially Batik Truntum. The design of picture book to socialize pattern and stories behind Battik Truntum pattern development is one of efforts to educate people. This paper depicts the process of story adaptation and pattern based visual exploration in elaborating digital picture book.
Pendahuluan Latar belakang dari produk yang dubuat dalam tugas akhir yang penulis buat, adalah batik merupakan salah satu kerajinan tradisional Indonesia sangat beragam jenisnya. Selain beragam jenisnya, batik saat ini sangat populer dan mendunia, sampai saat ini batik terus diperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Selain motifnya yang beragam dan khas, batik juga memiliki kisah yang menarik dalam penciptaan motif hiasnya. salah satu jenis batik yang memiliki kisah menarik dibalik penciptaannya adalah Batik Truntum dari Jawa Tengah, karena selain kisahnya yang romantis, masih beredar beberapa versi kisah penciptaanya, ini sangat menarik untuk dijadikan inspirasi dalam mengembangkan cerita dibalik penciptaan Batik Truntum. Batik Truntum memiliki motif yang manarik dengan pola yang jelas, serta memiliki kisah dengan cerita dan alur yang kuat dan jelas untuk diangkat, dalam kisah terdapat awal, konflik, dan akhir yang menarik. Dalam kisah Truntum juga terdapat potensi untuk pengembangan ceritanya, terutama pada bagian konflik kisah. Batik Truntum juga memliki makna yang sakral dalam pernikahan adat jawa. Motif Batik Truntum digunakan dalam kegiatan pernikahan adat Jawa tengah. Batik Truntum dipakai dalam bentuk kain oleh orang tua kedua pengantin tepatnya pada presesi midodareni dan panggih. Dalam hal ini Truntum diartikan sebagai “pembimbing” atau “pemberi petunjuk” dengan harapan nantinya orang tua akan terus bisa memberikan petunjuk kepada anak mereka yang telah menikah dan memulai kehidupan yang baru dengan keluarga yang baru. Dalam memperkenalkan kerajinan batik juga terdapat media yang sangat beranekaragam, mulai dari media cetak seperti buku, majalah, dan lainnya. Dalam perkembangannya media elektronik mulai marak digunakan untuk memperkenalkan Batik kepada masyarakat, melalui situs internet, ebook dan picture book. Pada dasarnya picture book memiliki pengertian yang dekat dengan ebook yaitu buku yang dipublikasikan secara digital, seperti halnya buku biasa yang terdiri dari teks, gambar, atau teks saja, bisa juga hanya berisi gambar hanya saja dalam format digital (tidak print), dan dalam penggunaannya membutuhkan alat bantu untuk membacanya seperti komputer ataupun alat-alat elektronik lainnya yang mendukung. Tetapi perbedaannya terletak dalam penggunaan animasi sederhana yang terdapat di dalamnya dan tentunya akan memperjelas beberapa bagian dalam kisah utuh tersebut. Dan untuk pendukung tersampainya cerita dan pensuasanaan cerita, dalam picture book juga dapat ditemuakan audio/musik pendukung, tentunya akan membantu dalam proses penyampaian cerita kepada konsumen. Dalam media ebook terdapat beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan dalam memperkenalkan ragam hias dan kisah penciptaan motif Batik Truntum. Media digital (ebook/picture book) memiliki kelebihan dalam proses penyebarannya, penyebaran akan sengat mudah dan cepat dilakukan, contohnya melalui internet kita bisa sharing melalui media sosial, mengunduh, email atau juga kita dapat menyebarkannya melalui transfer data melalui flash disk, cd. Sosialisasi akan lebih mudah, cepat dan efektif. Masalah yang dangkat oleh penulis adalah bagaimana cara memperkenalkan ragam hias Batik Truntum dengan menggunakan media picture book. dalam pembuatan produk, penulis bertujuan untuk membuat picture book yang dapat menjadi media pengenalan motif hias dan kisah penciptaan Batik Truntum yang komunikatif. Penulis membatasi permasalahan dalam pembuatan produk yaitu hanya membuat produk picture book akan mengangkat dan mempopulerkan ragam hias Batik Truntum. Dengan mengadaptasi kisah dibalik penemuan motif Batik Truntum, dan menjadikan motif batik sebagi sumber eksplorasi visual.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Nama Penulis ke-1
1. Proses Studi Kreatif Hasil dari survey yang dilakukan kepada target pasaran dan beberapa penulis buku serta studi literasi yang dilakukan, didapatkan bahwa produk yang akan dibuat adalah sebuah eBook yang merupakan picture book digital dengan sedikit tambahan animasi atau yang dikenal dengan nama picture book yang dikemas dalam program berbasis flash. Kisah yang diangkat adalah adaptasi dari sejarah penciptaan motif Batik Truntum, yang bertujuan untuk memperkenalkan lebih luas lagi ragam hias Batik Truntum, penulis juga ingin agar para konsumen tidak hanya mengetahui rupa dari Batik Truntum, tetapi konsumen juga mengetahui bahwa kisah dibalik penciptaan motif Batik Truntum sangat menarik, dan dapat dikembangkan/dieksplor melalui media yang lebih mudah dijangkau dan disebarluaskan. Gaya Visual dalam produk yang akan digunakan adalah visual dengan warna-warna blocking sederhana dengan pendekatan realis pada cara penggambarannya. Desain karakter, background adegan dan elemen-elemen visual pendukung lainnya mengadaptasi bentuk motif Batik Truntum, dengan penyesuaian tertentu. Cara bercerita yang akan digunakan sama konsepnya dengan picture book, yang terdiri dari ilustrasi dan animasi, yang disertai dengan teks cerita. Aplikasi animasi akan dijumpai pada tiap halaman untuk menunjang penyampaian kisah.
2. Hasil Studi dan Pembahasan Dalam produk yang dibuat, penulis melakukan sedikit pengembangan dalam kisahnya yang masih merujuk kepada cerita sesungguhnya, yaitu menambahkan unsur fantasi dalam kisah sebenarnya. Kisah yang sesungguhnya adalah kisah mengenai Kanjeng Ratu Beruk, permaisuri Sri Susuhunan Paku Buwono III. Dalam kesedihan dan keprihatinan yang sangat dalam karena tidak lagi memperoleh cinta kasih Sri Baginda, Kanjeng Ratu Beruk menciptakan suatu pola batik dengan disertai doa dan permohonan rahmat kepada Sang Pencipta agar Sri Baginda kembali mencintainya (Ubatik, 2010). Doa Permaisuri terkabul. Pada suatu hari Sri Susuhunan hadir ditempat permaisuri membatik. Kehadiran Sri Baginda ternyata diikuti oleh kehadiran Sri Baginda pada hari-hari berikutnya. Setelah menyaksikan hasil akhir wastra batik karya permaisuri, Sri Baginda memanggil Kanjeng Ratu Beruk kembali ke Istana. Permaisuri mengabadikan peristiwa "kembali tumbuhnya cinta kasih Sri Baginda" dan "kembali berkumpulnya Sri Baginda-Permaisuri" dangan memberi nama truntum. Makna dari Truntum sendiri adalah cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang “tumaruntum”. Dalam karya ini dilakukan pengembangan kisah dalam konflik cerita aslinya yaitu, dengan memunculkan tokoh selir jahat yang merupakan jelmaan dari Raksasa mendung yang akan mengancam kedamaian kerajaan dan hubungan antara raja dan ratu. Pada bagian akhir cerita Selir jahat berhasil membuat Sang Ratu diasingkan dihutan yang terpencil. Sang selir jahat hendak menyingkirkan Sang Ratu untuk selamanya, karena selir jahat meduga bahwa sang ratu telah mengetahui seluruh rencana jahatnya. akhirnya sang selir jahat menunjukan wujud aslinya dan menyerang sang ratu. Tetapi peperangan berhasil dimenangkan oleh sang ratu berkat bantuan para bintang yang mengagumi batik buatan sang ratu. Gaya visual yang digunakan dalam eBook yang dibuat adalah gaya minimalis dengan pewarnaan blocking sederhana. Gaya visual ini dipilih Karena dari hasil survey yang dilakukan oleh penulis gaya visual ini sudah bisa menyampaikan kisah dengan baik, detail dalam tokoh tidak terlalu dibutuhkan karena tujuan utama dari penulis adalah tersampainya pengetahuan mengenai bentuk rupa motif Batik Truntum dan juga kisah penciptaannya kepada konsumen. Penulis akan melakukan penekanan detail pada unsur motif Batik Truntum dalam unsur visual pada beberapa bagian cerita, seperti diaplikasikan pada background dalam adegan, aksen pada bangunan, desain karakter dan lain-lain. Dalam hal ini teori Semiotic Translation (Peirce, 1991) diaplikasikan, yaitu dengan mengadaptasi bentuk daasar motif Batik Truntum kedalam elemen-elemen pada kisah Truntum, Berikut contoh eksplorasi dan adaptasi motif batik Truntum:
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
kemudian pada bagian perancangan karakter, penulis merancang tokoh-tokoh protagonis dan antagoni. Salah satu tokoh protagonis dan merupakan tokoh utama adalah Karakter Ratu, Ratu adalah tokoh utama dalam kisah ini, dirancang dengan penampilan khas ratu jawa, dengan penambahan kreasi dalam desain pakaian yang merupakan adaptasi dari pakaian tradisional kebaya, rambut/sanggul khas jawa tengah dan perhisan/aksesoris khas jawa tengah yang digunakan. Penggunaan nuansa biru adalah sesuai dengan warna dominan yang digunaka dalam Batik Truntum pada umumnya. Desain ratu ini akan dimunculkan pada tiap adegan dalam kisah, kecuali pada bagian akhir kisah dimana ratu dan pasukannya berperang melawan Raksasa mendung dan pasukan jahatnya. Berikut gambar tokoh ratu: kemudian terdapat tokoh protagonis yang penulis rancang, yaitu Karakter Bintang, Karakter bintang adalah karakter fantasi yang muncul dalam pengembangan cerita aslinya. Peran tokoh ini adalah penolong ratu ketika ratu sedang berperan dengan Raksasa mendung. Inspirasi rancangan tokoh bintang penolong adalah motif Batik Truntum itu sendiri, bisa dilihat pada bagian kepala, kepala Bintang sama dengan motif Batik Truntum, berikut gambar rancangan tokoh Bintang penolong: kemudian untuk karakter antagonis salah satunya adalah karakter Ratu Mendung. Karakter Ratu mendung merupakan karakter fiksi dari kisah yang sudah dikembangkan. Ratu Mendung adalah ratu dari Kerajaan Mendung yang mengancam kedamaian dan keaamanan Kerajaan Truntum. Sosok perempuan cantiknya hanyalah penyamaran, sosok aslinya adalah seorang Raksasa Mendung jahat yang membawa kegelapan dan kehancuran. Ratu mendung sebenarnya memiliki wujud asli yaitu seorang Raksasa yaitu Karakter Raksasa mendung Tokoh ini adalah sumber konflik dalam kisah ini. Ia menyamar menjadi ratu cantik yang merayu sang raja, dan menghasut Raja hingga Raja tega mengusir Ratu yang ia cintai. Raksasa Mendung membawa kegelapan dan kehancuran. Di akhir kisah Truntum ini ia dikalahkan oleh Ratu melalui bantuan Bintang Penolongnya. dan masih terdapat beberapa karakter protagonis dalam kisah “TURNTUM” yaitu Raja, Prajurit kerajaan, dan karakter antagonis, sperti Prajurit Mendung, dan Iblis Mendung. Kemudian dalam proses pembuatan produk, terbagi dalam dua tahap utama, yaitu pembuatan ilustrasi-ilustrasi adegan yang dibuat dalam bentuk aset-aset per objek dalam tiap adegan, lalu aset-aset tersebut disusun untuk dijadikan animasi sederhana, Semua adegan/ilustrasi berananimasi yang telah jadi, disatukan dalam satu file/media Flash, pembaca dapat menjalankannya di komputer yang memadahi untuk menjalankan Flash dengan actionscript 2.0.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Nama Penulis ke-1
Gambar 2. Tokoh Ratu, dalam kisah Truntum
Gambar 4. Tokoh Ratu Mendung jelmaan Raksasa Mendung, dalam kisah Truntum
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Gambar 3. Tokoh
Bintang Penolong, dalam kisah Truntum
Gambar 5. Tokoh Raksasa Mendung, dalam kisah Truntum
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6
Nama Penulis ke-1
Gambar 6. Contoh pembuatan elemen-elemen ilustrasi secara terpisah, yang kemudian dijadikan gambar aset untuk dianaimasikan.
Gambar 7. Gambar tampilan menu utama “TRUNTUM”. terdapat dua menu pilihan utama yaitu, “cerita sesungguhnya” dan “TRUNTUM”
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
Gambar 1. Proses aplikasi adaptasi motif Batik Truntum dalam perancangan karakter dalam ceirta, background adegan, dan elemen-elemne visual adegan-adegan dalam kisah “TRUNTUM”
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8
Nama Penulis ke-1
Penutup / Kesimpulan 1. Dari permasalahan yang diangkat yaitu bagaimana mensosialisasikan motif dan kisah penciptaan motif Batik Truntum. Didapatkan bahwa dengan media picture book “TRUNTUM”, proses sosialisasi motif dan kisah penciptaan Batik Truntum sudah terjadi dengan efektif sesuai dengan target pasaran, motif dan kisah penciptaan Batik Truntum sudah terlihat dengan jelas dalam produk tugas akhir yang dibuat.
2. Rekomendasi dan strategi penyempurnaan produk: a. Pada produk yang penulis rancang terdapat kelemahan dalam pemilihan warna yang penulis pilih untuk membangun nuansa tertentu pada cerita. Kesan jawa memang sudah didapatkan dari pakaian, dan atributatribut yang tokoh-tokoh gunakan, tetapi kesan jawa dapat diperkuat melalui implementasi pada elemen cover kemasan produk ketika nanti dijual dipasaran dalam bentuk CD. b. Storytelling terkesan tanggung, karena kurangnya penggarapan secara maksimal pada adegan animasi-animasi dalam produk. Penambahan elemen sound effect dalam beberapa adegan dan musik khas jawa dapat membangun kesan jawa, dan dapat menarik minat konsumen. c. Strategi pemasaran yang dikembangkan diusahakan agar lebih terintegrasi dengan pemasaran dan paket penjualan Batik Truntum secara simultan. d. Pengembangan konten pada media-media digital dan mobile dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan apresiasi masyarakat pada picture book dan khususnya pada Batik Truntum.
Daftar Pustaka Eisner,Will.1994. Comics & Sequential Art.Los Angeles: Poorhouse Press Kiefer, Barbara Z. 2010. Charlotte Huck's Children's Literature.New York, McGraw-Hill Oxford. 2010. Oxford: Dictionaries.Oxford University Press. Peirce, Charles S. 1991. Peirce on Signs: Writings on Semiotic. The University of North Caroline Press. Putra,Laweyan.2009.asal muasal wastra batik truntum.www.putra-lawayan.co.id,12 April 2012 Shersono,Hery.2006. Desain Bordir Motif Batik.Jakrta:PT Gramedia Pustaka Utama Ubatik.2010.motif batik truntum.ubatik.wordpress.com,10 April 2012
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9