e-mail :
[email protected], sites : http://lpmhimmahuii.org
Edisi Pesta | Tahun Ke-14| Agustus 2011
Pesta di Bulan Suci
sabtu (6/8). pelaksanaan pesona ta’aruf (Pesta) pada 2011 ini Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. selain dari konsep acara, Pesta kali ini dilaksanakan pada bulan Ramadhan.
M Naufal Fakhri | KOBARkobari
Dilaksanakannya Pesona ta’aruf (Pesta) pada bulan ramadhan membuat konsep acara dimodifikasi dari tahun lalu. Bagaimanakah pelaksanaannya?
Oleh Bastian Galih Istyanto Kampus Terpadu, Kobar Tahun ini Pesona Ta’aruf universitas Islam Indonesia (Pesta UII) kembali digelar pada Sabtu (06/08). Tema Pesta kali ini adalah menumbuhkembangkan kemandirian guna membentuk mental mahasiswa yang rahmatan lil’alamin. Melihat kenyataan yang ada dilingkup kampus dimana lembaga mulai kesulitan mencari generasi baru. Padahal sejatinya lembaga merupakan tempat pembelajaran mahasiswa akan kemandirian. Diungkapkan Ketua Steering Committee (SC) Pesta, M. Najihuddin, tujuan Pesta tahun ini lebih dititik tekankan pada perkenalan lembaga di UII. Harapannya hal ini akan memancing peserta ikut kelembagaan. “Karena kita punya keyakinan untuk mengajarkan
aktualisasi potensi dan menjadi orang bermanfaat bermaslahatan bagi umat,” ujarnya. Di hari pertama acara utama yang diselenggarakan seperti stadium general, seminar lembaga, siraman rohani, focus group discussion, dan ajang kreativitas. Sesuai jadwal, acara di mulai pukul 07.00 dan selesai pukul 17.00 WIB. Konsep tahun ini jelas berbeda dari tahun yang lalu. Karena waktu yang dilaksanakan pun berbeda, karena sekarang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Penyesuaian ini terlihat dari acara-acara yang dilaksanakan, seperti focus group discussion (FGD) dan siraman rohani. Acara yang digadang mengandung rahmatan lil‘alamin. Menurut LEM sebagai penanggung jawab acara, peserta dan panitia tidak
akan sulit dikumpulkan apabila Pesta dilaksanaan pada bulan ramadhan. Namun apabila dilaksanakan setelahnya dikhawatirkan mahasiswa-mahasiswi baru (maba-miba) serta panitia terlambat untuk kembali ke UII. Pertimbangan lain pun dilihat dari waktu pelaksanaan Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI) yang bertepatan pada bulan ramadhan. Menurut Fandi Ahmad, koordinator komisi C, persiapan yang dilakukan OC seperti background panggung dan Perizinan telah dilakukan sejak awal juni 2011. “Begitu pula dengan konsepnya” tambah Bambang Hartoyo selaku koordinator komisi B Pesta. Anjasmara, Ketua Organizing Committee (OC) mengatakan acara Pesta lebih banyak di dalam ruangan, seperti halnya seminar lembaga. Seminar lembaga ini menurutnya akan membuat
lebih banyak promosi kepada mabamiba. Untuk yang bersifat lapangan, ada penampilan Marching Band, Mapala, Himmah, Merpati Putih dan sebagainya. Dengan adanya acara yang bersifat lapangan, diungkapkan Anjasmara, peserta dapat mencari tempat-tempat yang dirasa teduh. “Ini dilakukan untuk menghargai maba-miba yang sedang menjalankan ibadah puasa,” ujarnya. Untuk mensiasati kendala yang telah diprediksi sebelumnya, seperti acara yang molor, semua aktivitas akhirnya dilakukan hanya disekitar kahar. Panitia telah memiliki tiga rencana untuk mensiasati masalah waktu. Mabamiba dapat melaksanakan kunjungan stand lembaga pada saat ishoma secara bergantian. Panitia bekerjasama dengan satpam bagi pengkondisan jalan di sekitar kampus ini. Menurut Bambang bentakan yang biasa dilakukan oleh Satuan Penertib Lapangan (SPL) pada Pesta kali ini ditiadakan. Tugas penertiban maba-miba akan di ambil alih pemandu barisan yang berjumlah 35 orang dari 135 panitia SC dan OC. Bambang memperkirakan peserta Pesta sekitar 4567. “Itupun pihak rektorat menyatakan masih dapat
bertambah 500 peserta lagi” ungkap M.najihuddin. Untuk masalah lahan parkir, difungsikanlah lapangan bola yang terletak di selatan D3 Ekonomi. Tetapi panitia tidak mempersalahkan hal ini. Mereka mempertimbangkannya karena itu merupakan lapangan terluas di area kampus UII. Dan mereka melihat pihak Rektorat telah biasa menggunakanya sebagai lahan parkir ketika ada wisuda. Terlihat di hari pertama pelaksanaan ospek universitas, masih banyak pedagang yang menjajakan penganan ramadhan di boulevard. Panitia menjelaskan hal ini sebatas memperingatkan saja dan belum ditindak lanjuti. Berkaca dari akhir pelaksanaan Pesta tahun lalu, kemacetan mewarnai sepanjang boulevard hingga jalan kaliurang di timurnya. Tak ayal ditambah dengan ramainya jual beli di sepanjang boulevard, kesemrawutan jalan tak terhindari. Menyangkut masalah dana Fandi menjelaskan semua berasal dari uang mahasiswa yang di keluarkan oleh Keluarga Mahasiswa UII. “Karena PESTA merupakan hajatanya,” ujarnya. Dana turun sesuai kebutuhan perdepartemen dan menurutnya semua dana belum turun
hingga hari pertama Pesta ini. Fandi mengatakan pihaknya membutuhkan dana agar turun. Fandi menambahkan kebutuhan dana yang diperlukan untuk acara Pesta sekitar 40 juta dan pastinya patokan dana masih rahasia panitia. Ditanya mengenai dana dari pihak sponsor, panitia menjelaskan hal itu hanya bersifat dana penyelamat saja. Sebagai tambahan maba-miba memiliki bekal yang harus dibawa saat menghadiri Pesta. Yakni Bee Jelly dan sembako. Bee Jelly sendiri dimaksudkan untuk bakti sosial. Dan mengapa Bee Jelly dipilih karena minuman tersebut itu merupakan sponsor Pesta 2011.q
Reportase bersama Moch. Ari Nasichuddin dan Muhammad Hanif Alwasi
“Kami menerima hak jawab jika ada pihak - pihak tertentu yang keberatan dengan pemberitaan Kobarkobari”.
Bulan ramadhan telah tiba. Seluruh muslim di dunia berlomba-lomba tuk meningkatkan ibadahnya. Ibadah tidak hanya diatas sajadah. Silaturahim, berteman, berkawan ialah suatu rangkaian sinonim yang mempunyai arti ibadah. Pesta 2011 bertepatan saat bulan ramadhan. Bulan yang ditunggu berjuta-juta umat muslim di dunia. Berbanggalah maba (mahasiswa baru) dan miba (mahasiswi baru) 2011, kalian ber’pesta’ pada bulan yang mulia. Yang belum tentu dapat dirasakan oleh adik – adik kalian nanti. Silaturahim bernama Pesona Ta’aruf telah menjadi ladang ibadah kalian. Buang rasa kesal, gerutu, sedih kalian!. Mari berpesta dengan bermandikan pahala yang terkandung dalamnya. Akhti yadid dan ukhti yadid siap menyambutmu kawan!. Senyum merekalah yang nanti mengiringi langkahmu menghabiskan waktu diepisode berjudul mahasiswa. Tangan merekalah yang nantinya menggandengmu menemukan ilmu – ilmu Allah yang tersembunyi di bangku kuliah. Dan cinta merekalah yang akan menjadi obat saat kau jatuh nanti. Maka dengan berucap ‘Bismillah’ mulailah rangkaian pestamu ini dengan rasa ikhlas. Niscaya imbalan silaturahim yang dijanjikan Sang Robbi mutlak akan menjadi milikmu ! Dewan Redaksi: M. Jepry Adisaputro, Wening Fikriyati . Pemimpin Redaksi: Anugerah I. R. Paputungan Sekretaris Redaksi: Lufthy Z. Redaktur Foto: Setiyaji Widiarto. Staf Redaksi: Bayu Hernawan, Fajar N. S., Zaitunah Dian S., Deden A. Fotografi: Ahmad Ikhwan Fauzi, T. Ichtiar Khudi A., Putri D. A., M Naufal F. Penelitian dan Pengembangan: Rahmi Utami Handayani, Rina Sari Utami., Nuraini A. L., Khairul Fahmi, ��������������� Nur Haris Ali.� Rancang Grafis: Indira Prydarsini, Robby S., Perdana K. W. J. P., Yusuf W. Perusahaan: Ricky Riadi Iskandar, Siti Maemunah, RR. Flaury Calista D. P., Fitri A., Gesta D. B. PSDM: Rama Pratyaksa, A. Pambudi W., Arrofin Damaswara, Adib Nur S. Jaringan Kerja: Wahyu Septianti, Dwi Kartika Sari., Diana W. N. , B. Kindy Arrazy. Magang: Moch. Ari N., Bayu Putra P., Mellysa Virgin N.R., Fauziyah Dani F., Robithu Hukama, Alissa Nur Fathia, M. Hanif Alwasi, Galih Sapta W., Indah Eka S., Novita Agustiana, Erlita F., Citra Ayu Lestari, Herlina, Aulia Choiril F., Bastian Galih I., Dinar Sukma P., Dyah Ayu A., Fitri Andriani F., Embrie Nglun B., Nur Karuniati, M. Khoirul Anshor, Aldino Friga P.S., Silvia Wulandari, M. Alfan Pratama, M. Jeffry A. F., Aji Kurniawan, Rizal Kurniadhi, Marshallino P., M. Marjan Marhum, Achmad Mambaun, Yuliza A., Nadhio Andromeda M., Rafi Dinul Haque, Syafikah Nurul Atiyah, Fitria Nur jannah, Katrin Alifa P., Nahar Prasetyo R., Adhitya Trustha W., Hasta Mufti S., Septiandi Nugroho., Maya Indah C. Putri., A. Satria Budiman. Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No.1 Jogjakarta. Telp (0274) 3055069, 085643830277 (Mona, Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email:
[email protected],http://lpmhimmahuii.org.
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
Sebagian Keluarga Mahasiswa (KM) UII Memetik Untung KM UII ialah sebutan untuk sistem pemerintahan mahasiswa di UII. Sebagian dari KM UII ikut mendirikan stand atribut. Keberadaan stand atribut yang tak pernah absen dari acara Pesona Ta’aruf (Pesta) dimanfaatkan untuk meraup keuntungan, demi tujuan yang berbeda–beda. Kali ini, apa saja tujuan mereka?
Oleh Moch. Ari Nasichuddin Sama halnya dengan Pesta tahun lalu, Pesta tahun ini juga diramaikan dengan orang-orang yang membagi-bagikan selebaran cocard. Selebaran cocard itu berisi tawaran jasa pembuatan cocard. Para penyebar selebaran cocard sudah datang sejak kuliah perdana belum dimulai. Mereka datang sedini itu dengan maksud membagikan selebaran untuk Maba (Mahasiswa Baru) dan Miba (Mahasiswi Baru). Di sebelah utara Masjid Ulil Albab, kami menemui Guruh Ghifar Zalzalah, salah seorang pembagi selebaran. Guruh mengungkapkan, tujuannya membagikan selebaran cocard kepada maba-miba ialah untuk membantu maba-miba yang malas membuat cocard. Keuntungan hasil penjualan cocard nantinya dialokasikan untuk tambahan dana malam keakraban (makrab) Jurusan Manajemen. Guruh berkata, sejauh ini antusiasme maba-miba untuk memesan cocard di standnya masih biasa saja. Padahal dia menetapkan harga yang tidak menyaingi stand-stand lain, karena setiap stand sudah punya patokan harga sendiri sendiri. “Kami mempersiapkan (stand ini) selama 2 minggu. Sejauh ini tidak tahu ada izin atau nggak, kalau digusur ya pindah,” kata Guruh. Informasi tentang atribut yang digunakan saat Pesta didapatkan Guruh dari temannya yang menjadi maba. Guruh baru mengerjakan atribut Pesta jika sudah ada maba yang memesan. Bicara soal modal, Guruh dan teman – temannya tidak melakukan perhitungan tersendiri. “Dana untuk modal kami dapat dari iuran pribadi teman – teman, Mas . .” tambahnya. Lain Guruh lain pula dengan Nanda Kirana, mahasiswa Ilmu Hukum 2010 yang juga anggota MB (Marching Band). Tujuan Nanda menerima pemesanan atribut Pesta ialah untuk menambah dana kas MB, sekaligus mempromosikan MB kepada maba-miba. “Ada program kerja tambahan dari MB untuk mencari dana, untuk dijadikan tambahan membiayai kejuaraan,” ujar Nanda. Ketua MB, Galih Cahya Purnama membenarkan hal tersebut, Menurutnya, menjual atribut menjadi salah satu kegiatan untuk menggalang dana. Kegiatan itu juga bermaksud untuk mempromosikan MB. ” Setiap tahun kami memang ada,“ ujarnya.
Menurut Guruh Ghifar Zalzalah Keuntungan hasil penjualan cocard nantinya dialokasikan untuk tambahan dana malam keakraban (makrab) Jurusan Manajemen.
Mengenai harga cocard, stand MB mematok harga 80 ribu untuk 2 hari. “Antusiame dari maba cukup besar. Tapi kami menyediakan sebisa kami, kalau sudah tidak kuat ya kami tolak,” ucap Galih. Ketika ditanya soal perizinan, Galih mengaku tidak ada izin untuk mendirikan stand. Ada juga Ratih Surya, mahasiswa Jurusan Arsitek 2010. Ratih mengaku membagikan selebaran pembuatan cocard hanya berangkat dari pribadi dan teman – temannya, tidak berangkat dari organisasi atau perkumpulan manapun. Oleh karena itu, Ratih baru menyiapkannya sehari sebelum Pesta. “Tenaganya dari teman – teman sendiri, kami tidak mau mematok harga terlalu mahal,” tutur Ratih. Ratih juga mengaku kalau ia belum mengetahui apa saja atribut Pesta kali ini. Senada dengan Guruh, dalam hal pemesanan Ratih tidak menyiapkan atribut terlebih dahulu, tapi menunggu ada yang memesan. Keuntungan hasil penjualan cocard itu nantinya akan dimanfaatkan sendiri oleh Ratih dan teman–temannya. Ratih juga mengatakan bahwa ia tidak tahu-manahu soal perizinan membuka stand. Sementara itu, M. Khairur Raziq, salah seorang awak stand Teknis Sipil mengaku sudah mendapat izin dari Bachnas,
Wakil Rektor 3 UII. Namun, setelah kami konfirmasi melalui telepon, Bachnas mengaku tidak pernah merasa memberi izin. Tapi Bachnas menyerahkan perihal peminjaman tempat kepada Direktorat Sarana dan Prasarana. Soal selebaran cocard, Bambang Hartoyo selaku Komisi B Organizing Committee (OC) Kepanitiaan Pesta 2011, mengaku sudah berunding dengan LK (Lembaga Khusus). Tidak dapat dipungkiri, rata-rata penjual cocard berasal dari jurusan yang ada di bawah naungan KM UII. “Jadi seharusnya yang bertindak itu KM,” imbuh Bambang. Mengenai legalitas stand, Bambang berkata panitia tidak bisa melegalkan ataupun melarangnya. Tentang adanya maba yang tertipu, Bambang menuturkan itu bukan ranah panitia. Agar tidak terjadi penipuan semacam itu, panitia sudah memberi solusi dengan mengonsepkan atribut yang simpel. Melalui atribut yang simpel diharapkan mahasiswa baru dapat membuatnya sendiri. Pernah panitia mempunyai usulan untuk mengelompokan semua stand pencari dana makrab pada satu stand. Tetapi usul itu tidak direalisasikan karena melekatkan kesan komersil pada panitia. Bagaimana komentar maba-miba tentang selebaran cocard ini? Bagas Dwi Waskita, maba Jurusan Teknik Industri menyatakan, selebaran cocard sangat membantu dirinya dalam menyiapkan bahan – bahan pesta. Begitu juga dengan Ria Anggraeni miba jurusan Teknik Sipil. Dia bekomentar, jika ada yang gampang mengapa harus mencari yang sulit. “Dari temanku, aku sudah tahu kalau nantinya disuruh bikin cocard. Namun, sejauh ini saya belum pesen,” ujar miba asal Kalimantan itu. Orang tua maba bernama Maryani juga melontarkan pendapatnya. Adanya selebaran cocard itu sangat membantu dirinya dan anaknya. “Kalau pengen tidak repot ya kami beli saja. Mengingat kami orang jauh yang tidak tahu jalan, jadi sangat membantu,” ungkapnya. Mengenai mahal atau tidaknya harga, orang tua Maryani tidak dapat berkomentar apapun. Mengingat dia juga belum tahu bahan–bahan apa saja yang dibawa saat pesta nanti.q
Reportase bersama M. Hanif Alwasi, Maya Indah Cahsindayo P., Alissa Nur Fathia
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
Mari Berorganisasi Karena pertimbangan puasa, stadium general dilaksanaan di Auditorium Kahar Muzakkir. Namun tidak seluruh mahasiswa baru tidak ikut masuk.
Oleh Maya I. Cashindayo
M Naufal Fakhri | KOBARkobari
sabtu (6/8), Eko Prasetyo memberikan kuliah umum dalam pesona ta’aruf (Pesta) 2011.
Kampus Terpadu, Kobar Sabtu (06/08), Untuk pertama kalinya dalam sejarah Universtas Islam Indonesia (UII), kegiatan penyambutan mahasiswa baru atau Pesona Taaruf (Pesta) diadakan saat bulan suci ramadhan. Mahasiswa baru ini terlihat antusias mengikuti jalannya kegiatan Pesta. Hal ini dinilai ketika acara stadium general berlangsung. Banyak mahasiswa maupun mahasiswi baru (maba-miba) yang berlomba mengajukan pertanyan kepada pembicara saat stadium general berlangsung. Eko Prasetyo, yang merupakan alumnus Fakultas Hukum (FH UII) serta pimpinan Pusat Studi Hukum dan HAM (PUSHAM UII) menjadi pembicara di stadium general (kuliah umum) siang itu. “Sebelumnya kami menghubungi pak Busyro Muqoddas, Mahfud MD, Suparman Marzuki dan Pak Harun Alamsyah. Tapi beliau menolak karna kesibukan” terang M. Najihuddin, ketua SC Pesta kali ini. Sebelumnya Busyro setengah menyanggupi menurut najihuddin, namun mendadak ketua KPK ini ke tanah suci untuk umroh. Stadium General tidak diselenggarakan di halaman FPSB seperti yang sudah-sudah. Gedung Kahar
Muzakkir, yang pada tahun lalu hanya menjadi pos kesehatan pun diberdayakan sekarang. “Di kahar Muzakkir aja, kasian puasa, panas,” ungkap Najihuddin. Fungsi dan Peran Mahasiswa UII dalam Mewujudkan Masyarakat Madani, tema kali ini. Dengan mengenakan batik serta dipadu celana kain hitam, Eko pun mulai membuka kuliahnya pada pukul 09.30 WIB. Dengan suara lantang ia berkata “Selamat tinggal masa-masa SMA yang menakutkan dan menjengkelkan. Selamat tinggal UAN yang gak mutu.” Dengan bahasa yang lugas Eko mulai bercerita mengenai penderitaan TKW yang berada di negeri jiran, Malaysia. Dengan sedikit bercanda ia membuka pertanyaan mengenai TKW yang diberikan telepon genggam, dan dijawabnya sendiri, “Emang kalo mau diperkosa sms dulu,” ujarnya. Sekitar 60 menit, siang itu kuliah diisi dengan motivasi untuk mabamiba. Eko berpendapat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu untuk membangun bangsa, jangan mudah tertipu oleh slogan atau iklan. Demonstrasi sendiri menurutnya itu perlu karena hal ini merupakan pernyataan atas keinginan kita. Iya atau tidak. Kecerdasan intelektual dari sudut pandang Eko tidak semata didapat dari perkuliahan. Disebutkannya bahwa organisasi lah yang diperlukan. Sebagai pembanding dia mengambil contoh dari film Social Network, film yang diadaptasi dari kisah nyata. Tokoh utamanya, yaitu Bill Gates merupakan seorang penemu facebook. Meskipun Bill, tidak berhasil dalam perkuliahannya di Universitas Harvard tapi seluruh penduduk di muka bumi bisa merasakan mafaat atas apa yang dia ciptakan. “Dia (Bill Gates) tidak selesai kuliah di harvard, tapi bisa kita lihat sekarang pengaruh dia di dunia,” ujar Eko. Seakan hafal dialog film Social Network. Eko mengulang dialog yang diucapakan Bill Gates saat mengisi ceramah di harvard, “Aku berdiri disini karena tidak duduk seperti kalian. Aku berdiri disini karena tidak seperti kalian.” Setelahnya, untuk kesekian kali ia kembali menyerukan, “Belajarlah berorganisasi,” semangatnya. Seperti yang disinggungnya di awal mengenai ketidakmutuan UAN,
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
ia pun mulai mengkritisi kembali soal pola pendidikan di Indonesia. Menurut pria berkacamata ini UAN sendiri bukan merupakan penentu kelulusan. UAN disini merupakan penentu mutu lembaga pendidikan itu sendiri. Semisal contoh kasus yang ada, seorang siswa yang merupakan juara olimpiade justru di saat UAN tidak lulus. Yang mengetahui layak tidaknya seseorang lulus UAN yakni guru mereka masing-masing menurut Eko. Berbagai pertanyan maupun pernyataan pun diajukan oleh maba maupun miba. Salah satunya adalah Hilal, mahasiswa baru ilmu hukum. Hilal mengajukan pernyataan bahwa yang dibutuhkan saat ini bukan hanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul melainkan pula SDM yang berakhlak. Dan atas apresiasinya inilah Hilal berhasil meraih sebuah bingkisan kecil dari Eko. Tanggapan pun datang dari Rezki Pratama, mahasiswa baru FIAI. Menurutnya pembicara kali ini sangat menarik, sehingga ia mampu termotivasi. Tetapi ia menyayangkan karena tak semua maba maupun miba bisa mengikuti stadium general secara nyaman. “Masih banyak yang diluar, desak-desakan lagi. Semoga selanjutnya lebih bisa terorganisir,” keluhnya. Pernyataan Rezki pun diamini oleh Vinda Karunia, mahasiswi baru Fakultas Ekonomi yang berada di luar ruangan. “Cuma denger dikit. Orang aku di luar mbak. Tapi bagus kok.” Vinda mengharapkan agar maba serta miba kedepannya mampu dikoordinir secara lebih terarah. Harapan serupa juga diungkapkan oleh Suryo, mahasiswa baru Fakultas Hukum. “Tempat atas kan masih ada? Kenapa gak dimaksimalin? Aku aja mesti desek-desekan buat bisa masuk kedalam” tutupnya.q
Reportase bersama M. Hanif Alwasi, Maya Indah Cahsindayo P., Alissa Nur Fathia
BUMI CINTA: Petualangan seorang santri salaf di negeri pengakses situs porno terbanyak di dunia. Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal Halaman
:Bumi Cinta : Habiburrahman El-Shirazy : Author Publishing : Pertama, Maret 2010 : 546 Halaman
Oleh Moch. Ari Nasichuddin Muhamad Ayyas ialah seorang alumni pesantren salaf di kajoran magelang. Setelah lulus dari pesanten, dia melanjutkan studinya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun hanya setahun dia kuliah disana karena dia diterima di Universitas Islam Madinah, setelah ia coba–coba tes masuk pada salah satu dosen di universitas tersebut. Selesai menyelesaikan studi S1 nya di Madinah, dia mengambil S2 di India. Suatu ketika Ayyas begitu biasanya ia dipanggil harus pergi ke Rusia untuk melakukan riset demi mendukung tesisnya tentang kehidupan umat islam rusia di zaman pemerintahan stalin. Dan cerita pun dimulai ketika Ayyas harus hidup berbulan – bulan di Rusia yang menurut riset sebagai Negara pengakses film porno tertinggi di dunia. Selama di Rusia, Ayyas akan tinggal di kota Moskwa yang terkenal kehidupan bebasnya bersama Yelena Alexandrova dan Linor E. J. Lazarenko. Yelena sendiri adalah seorang berprofesi sebagai pemandu wisata plus – plus kelas wahid yang tidak percaya akan adanya tuhan, sedangkan Linor adalah seorang yahudi yang berprofesi sebagai jurnalis sekaligus agen dari mosad. Belum lagi Ayyas harus menghadapi godaan keanggunan doktor pembimbingnya seorang gadis jelita pakar sejarah jebolan Cambridge yang bernama Anastasia Palazzo.
Di Rusia Ayyas harus sekuat mungkin menjaga imannya dari nonik – nonik Rusia yang dikenal sangat jelita dengan kehidupan bebasnya. Jika sebelumnya dia tinggal di Madinah dan India yang dimana-mana terdengar adzan sehingga dia masih bisa menjaga iman dan waktu sholatnya. Namun saat ini dia harus tinggal selama 6 bulan di negeri yang dulunya terkenal sebagai negeri beridelogi komunis tersebut. Konflik pun dimulai antara kekuatan iman yang kuat dengan kehidupan free sex radikal. Belum lagi dia tinggal satu apartemen namun beda kamar dengan Yelena dan Linor. Meskipun beda kamar, namun Ayyas sangat terganggu dengan busana yang dikenakan oleh mereka berdua yang selalu buka bukaan meskipun saat itu Rusia sedang dilanda musim dingin. Ayyas sendiri tahu kapasitas imannya seperti apa dan dia menyadari laki–laki manapun
akan tergoda jika menghadapi gadis jelita seperti mereka. Bagaimanakah Ayyas menghadapi segala rintangan iman itu ?? Akankah dia dapat memegang tujuannya awal saat ingin pergi kerusia ? Akankah dia akan bernasib sama seperti sahabatnya Devid yang dulu masih menjaga adat ketimuran, namun setelah hidup bertahun – tahun di Rusia dia menjadi penganut kehidupan bebas ? Kisah diatas diambil dari novel Bumi Cinta karya novelis No. 1 di Indonesia dan peraih penghargaan SASTRA NUSANTARA TingkatAsia Tenggara yaitu Habiburrahman El Shirazy atau biasa di panggil kang Abik. Dalam menulis novelnya, kang abik selalu mengambilnya dari hasil tadabbur terhadap ayat – ayat suci Allah dalam AlQuraanul Karim. Beliau menjadikan novel yang ditulisnya sebagai wajihah atau sarana dalam membumikan ayat – ayat suci Al-Qur’an. Pada novel Bumi Cinta ini, Kang Abik mentadabburi dari QS. Al Anfal [8]: 45-47. Yang intinya novel menjadi contoh penuntun bagaimana seorang beriman menghadapi ujian (musuhmusuh iman) yang mahaberat. Free sex dan pergaulan bebas sudah mewabah di bumi Indonesia dan sedang menjamur di sekeliling kita. Kalau kita tidak berhatihati, niscaya iman kita bisa melayang saja. Na’udzubillahi min dzaalik ! Nah, bagaimana seorang Ayyas dapat menjaga imannya atas godaan nafsu setan dapat kita simak dalam novel ini. Perpaduan romantisme Shidney Sheldon dan suspens ala Frederick Forsyth akan memandu anda dalam membaca novel ini. Selamat Membaca !.q
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
Pestaku dira Pesta 2011... tidak terlihat di dalam nya sinyal-sinyal semangat sepi.. lesu.. tidak adakah semangat dalam jiwa untuk menyambut diri kita sendiri menuju kampus yang akan menjadi tempat kita menimba ilmu tempat mengembangkan diri tempat menguatkan mental
Iuran Buka Puasa
M. Hanif Alwasi�������������� | KOBARkobari
Pengumpulan Sembako
ramadhan.. puasa... itu lah yang menjadi sebagian alasan bukan kah segala yang kita kerjakan di bulan ini menjadi ibadah? alangkah baiknya jika dilakukan dengan ikhlas dan optimal?
Alissa Nur Fathia | KOBARkobari
Pesta maba miba Teguran Telat
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
Moch. Ari N.asichuddin | KOBARkobari
amadhanMu ramadhan.. puasa.. seharusnya tidak menjadi alasan atas padamnya semagat adakah Allah memerintahkan suatu ibadah untuk melemahkan hambaNya? kawan.. seharusnya kita bisa menunjukkan bahwa puasa bukanlah alasan untuk menjadi lemah atau pun malas seharunya kita bisa menunjukkan bahwa kita adalah pemuda kuat penerus bangsa yang tidak akan lemah yang semangatnya tidak akan rapuh atas alasan apapun
Pelanggaran Ringan
M. Hanif Alwasi | KOBARkobari
Narasi oleh Herlina
Baca Qur’an
Moch. Ari N.asichuddin | KOBARkobari
Bayu Putra P. | KOBARkobari
Memanfaatkan Teknologi
Moch. Ari N.asichuddin | KOBARkobari
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
Lembaga yang Tidak Berpesta Sebagai bagian dari mahasiswa, Resimen Mahasiswa (Menwa) masih tidak mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam ajang Pesta. Apa alasannya?
Oleh Ahmad Satria Budiman Kampus Terpadu, Kobar Mobil pick up tua berwarna hijau itu terparkir di sana. Merknya Toyota. Di balik mobil tersebut, ada sebuah kantor lembaga mahasiswa. Beberapa topi gaya militer terlihat di atas meja depan pintu masuknya. Melangkah ke dalam, potret-potret berseragam tentara terpampang di dinding dan di kertas struktur organisasinya. Ada tiga ruangan di sana: ruang penerimaan tamu, ruang komandan, dan ruang staf. Sebuah papan nama jelas sekali menampilkan kantor apa itu sebenarnya: Markas Komando – Resimen Mahasiswa Mahakarta – Satuan Resimen Mahasiswa – Universitas Islam Indonesia. Menwa merupakan salah satu unit penyaluran minat dan bakat yang ada di Universitas Islam Indonesia (UII). Namun demikian, dalam acara Pesona Ta’aruf (Pesta) 2011 tidak ditemukan perkenalan secara langsung oleh menwa. Baik itu pada Seminar Kelembagaan, Aksi Lembaga Mahasiswa, maupun Kunjungan Stand Lembaga. Kejadian ini bukan kali pertama. Sudah sekitar lima tahun belakangan, menwa memang tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan Pesta. “Ada pandangan kalau menwa di kampus itu lebih kepada intel rektorat. Menwa lebih dipandang dari segi militerismenya, padahal tidak sepenuhnya seperti itu,” terang Vendy Prabowo dalam menanggapi penyebab kemungkinan tidak ikutnya menwa dalam rangkaian acara Pesta. Ditanyakan maksud dari ‘intel rektorat’, sembari tersenyum Vendy memaparkan, “Kalau ada aksi (demo) yang dilakukan lembaga lain, dalangnya dilaporkan ke rektorat oleh menwa. Padahal tidak ada pengertian semacam itu.” Meskipun terkesan militer, tidak ada kesan keras ataupun bengis dalam nada bicaranya. Ramah, santai mengalir begitu saja. Komandan Menwa ini lebih lanjut menjelaskan bahwa unsur militer di dalam menwa hanya pada aspek pendidikannya saja yang dilaksanakan di daerah Magelang, Jawa Tengah. Menwa adalah semimiliter yang selain menuntut fisik yang kuat, otak juga harus mampu berpikir cepat. Menwa biasanya diterjunkan ke lokasi-lokasi yang terkena bencana alam untuk memberikan bantuan cepat tanggap. Vendy mengaku jika lembaganya sudah mengajukan izin kepada panitia untuk ikut serta membuka stand lembaga. Bahkan rektorat pun sudah mengizinkan. Melalui stand, mahasiswa Ilmu Hukum
2007 tersebut berharap, menwa dapat lebih mudah melakukan sosialisasi kepada maba-miba. Namun karena memperoleh beragam reaksi pro dan kontra, hasil rapat di Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) beberapa waktu lalu memutuskan, menwa tidak mendapat jatah stand. Lagi-lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Keingintahuan dan alasan itu jelas sekali ingin diketahui. Apapun keputusannya, menwa menerima hasilnya dengan lapang dada dan tangan terbuka. Menwa tetap menjalin kerja sama dan silaturrahmi yang baik antar lembaga. Menwa menganggap bahwa kesempatan itu belum datang saja. Harapan untuk bisa masuk stand ke depannya tetap masih ada.
“Ada pandangan kalau menwa di kampus itu lebih kepada intel rektorat. Menwa lebih dipandang dari segi militerismenya, padahal tidak sepenuhnya seperti itu,” terang Vendy Prabowo.
Dalam jumpa pers antara pihak Panitia Pesta 2011 dengan temanteman pers yang berlangsung di Kantor LEM, beberapa orang menegaskan hal tersebut. Seperti diwakili Ketua Steering Committee Pesta 2011, Muhammad Najihuddin, “Kalau semua lembaga di KM UII setuju mengikutkan menwa, tentu akan diikutkan. Tetapi kalau tidak ada kesepakatan, panitia tidak bisa mengambil tindakan.” KM UII adalah kepanjangan dari Keluarga Mahasiswa UII. Beberapa lembaga yang termasuk di dalamnya antara lain, Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) Universitas, LEM Universitas, Marching Band, Mapala, LPM Himmah, dan Kopma Universitas. Selanjutnya, lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan istilah “organisasi internal”. Menwa sendiri tidak termasuk di dalamnya sehingga dikenal dengan istilah “organisasi eksternal”. Secara struktur, keberadaan menwa berada langsung di bawah rektorat. Segala
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
bentuk laporan pertanggungjawaban, baik itu kegiatan dan keuangan, langsung diserahkan kepada rektorat. Berbeda dengan lembaga-lembaga di bawah naungan KM-UII dimana laporannya diserahkan kepada DPM sebagai pemegang posisi tertinggi di jajaran KM UII. “Panitia tidak bisa mengambil keputusan sepihak. Apabila KM-UII menyetujui organisasi eksternal boleh masuk stand, panitia tidak masalah. Asalkan itu tadi, teman-teman di KMUII setuju terlebih dahulu,” tambah Anjasmara selaku Ketua Organizing Committee Pesta 2011. Kegiatan Pesta 2011 merupakan program KM-UII dimana LEM bertindak sebagai eksekutornya. Semua kebijakan terkait Pesta 2011, tetap berdasarkan keputusan dari KM-UII yang disampaikan melalui DPM. Menanggapi hal ini, Wakil Rektor III UII, Bachnas, mengiyakannya. “Memang ada lembaga mahasiswa yang KM, dan menwa bukan KM, itu benar.” Ditemui selepas acara pembukaan Pesta 2011, Bachnas mengatakan bahwa meskipun berbeda, dalam melakukan aktivitas tidak berarti harus terpisah-pisah. Pihak rektorat sudah berkoordinasi dengan KM-UII, namun kebijakan sepenuhnya tetap ada di tangan KM UII. “Ajang Pesta ini adalah pestanya UII, cobalah dibuat agar semua lembaga ikut merasakan meriahnya Pesta. Tetapi sekali lagi, saya tidak bisa mencampuri lebih dalam lagi teknisnya. Saya hanya sebatas memberikan saran, seperti orang tua memberikan saran kepada anaknya,” ujarnya bijak. Lebih jauh, Bachnas menerangkan sejarah menwa. Merunut secara historis, keberadaan menwa dahulu kala erat kaitannya dengan tentara. Akibat kondisi politik yang kurang kondusif saat itu, mahasiswa yang berbau kemiliteran sering dianggap negatif olah mahasiswa lainnya sehingga kurang disenangi. “Kita harus berpikir dewasa dan luas, jangan saling mengkotak-kotakkan.” Ketua DPM, Herdika Eko Prasetya, yang dimintai keterangannya terkait tidak adanya jatah menwa di stand lembaga, menjelaskan bahwa masalah itu sudah menjadi bahan pembicaraan beberapa saat lalu. Berdasarkan hasil musyawarah, karena menwa tidak berada di lingkup KMUII, KM UII tidak bisa mengakomodirnya. “Pada intinya, semua lembaga di bawah naungan KM UII harus sepakat lebih dulu. Jika tidak ada kesepakatan, tidak bisa diambil keputusan,” jelas Dika. Pendekatan emosional antara menwa dan KM-UII dirasa Dika memang masih
kurang. Namun demikian, i’tikad (niat) baik sudah ditunjukkan menwa untuk bisa berpartisipasi dalam ajang Pesta. DPM mengacu kepada Peraturan Dasar (PD) KM-UII. Untuk mengontrol bawahannya dalam menjalankan PD tersebut, tentu harus dicontohkan dulu dari yang di atas, yaitu DPM. Dan berdasarkan PD itu, menwa bukan termasuk KM UII. Peraturan yang dibuat sudah sejak dulu ada dan selalu ada masukanmasukan untuk menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Karena tidak mungkin memasukkan orang di luar UII untuk menjadi KM UII, menwa dikatakan bukan termasuk KM UII. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun mendatang, menwa bisa berpartisipasi melalui stand lembaga di ajang Pesta. “Intinya, pendekatan terlebih dahulu dari menwa kepada lembaga-lembaga KM UII yang lain. Mufakat itu supaya PD yang digunakan benar-benar ditegakkan,” tegas Dika. Beberapa maba-miba yang ditanya seputar pengetahuannya tentang menwa memiliki pendapat yang berbeda. Janni Ahmad dari Ilmu Hukum menyatakan belum tahu apa itu menwa. Ia penasaran karena memang tidak ada stand menwa pada saat kunjungan lembaga. “Kayaknya perlu ada (stand menwa), biar yang lain juga pada tahu,” sarannya. Berbeda dengan Sonia Falah Bahariva. Miba Teknik Kimia ini memang pernah mendengar istilah menwa, namun belum paham betul. Karena sama-sama penasaran, ia pun ikut menyarankan supaya ke depannya stand menwa diadakan. “Menwa harus lebih eksis agar mabamiba kenal,” katanya.q
Reportase Bersama Fauziyah Dani F. dan Mellysa Virgin N.R.
Erlita F | KOBARkobari
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
10
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
iklan
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011
11
12
KOBARKOBARI EDISI PESTA // XIV // AGUSTUS 2011