Perundingan Kerja Sama Internasional dalam Perdagangan Jasa 1. Jasa dalam Pencapaian Nawa Cita 6. Usulan Penguatan Sektor Jasa dan Perdagangan Jasa
2. Profil Jasa dan Perdagangan Jasa Indonesia
Perdagangan Jasa dalam Mendukung Nawa Cita untuk Peningkatan Daya Saing Perekonomian
5.
3.
Kerja Sama PI dan Kinerja Ekonomi Jasa
Kinerja Sektor Jasa Indonesia di antara Mitra 4. Kerangka Kerja Sama Perdagangan Jasa Internasional
Jasa dalam Pencapaian Nawa Cita • Arah: pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pencapaian daya saing perekonomian • Jasa penting dan strategis dalam pencapaian sasaran pada Nawa Cita
•
•
Membangun Indonesia dari Pinggiran (Agenda 6.3) • Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi, SDM, konektifitas, peningkatan arus perdagangan eksim Pengembangan perekonomian daerah tertinggal dan pedesaan: aksesibilitas, SDM, energi baru, perumahan, pendidikan, keuangan desa, kesehatan, pengelolaan SDA dan lingkungan, ekonomi kawasan pedesaan Pembangunan KTI/kawasan strategis: potensi ekonomi wilayah terutama maritim, konektifitas, SDM & iptek, iklim investasi dan usaha Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia yang produktif dan berdaya saing (Agenda 6.5)
•
• •
Peningkatan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah serta tinggi, dan jaminan kualitas pelayanan pendidikan Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat Peningkatan peran swasta
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi (Agenda 6.7): pangan, ketahanan air, energi, SDA, lingkungan hidup, ekonomi maritim dan kelautan,keuangan • Perwujudan Tol Laut, SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas serta peningkatan wawasan dan budaya bahari
Jasa-jasa Pendukung • • • • • • • • • • • • • • •
Transportasi Energi Komunikasi Konstruksi Bisnis Distribusi Pendidikan Kesehatan Lingkungan & Pendukung Lingkungan Keuangan Pariwisata Pendukung Manufaktur Logistik Pendukung Ekonomi Kreatif Lain-lain
Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan (Agenda 6.6.1) •Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem multimoda • Peningkatan kinerja industri transportasi nasional, Logistik Nasional & konektivitas global • Penyediaan layanan pita lebar & literasi TIK nasional Membangun Transportasi Umum Massal (Agenda 6.6.2)
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Agenda 6.6.8) • Peningkatan agro industri, industri manufaktur, pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM dan koperasi
Pengembangan Kapasitas Perdagangan Nasional (Agenda 6.6.9) • Efisiensi jalur distribusi • Logistik dan distribusi • Peningkatan ekspor • Peningkatan daya saing dan keterkaitan rantai nilai global • Peningktan kuantitas dan kualitas ekspor jasa
Membangun Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Agenda 6.6.3) Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan (Agenda 6.6.6) Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja (Agenda 2 6.6.10)
Profil Jasa dan Perdagangan Jasa Indonesia
Berkembang menjadi sektor penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia Peran sektor jasa: value added bagi output, kualitas hidup, kesejahteraan komunitas, & pengembangan ekonomi (efisiensi, produktifitas, dan daya saing) Peran jasa dan jasa dalam GVC Kontribusi nilai tambah jasa dalam manufacturing dan pengaruh multiplier
Perdagangan bertumbuh
jasa
Indonesia:
potensial
dan
Perkembangan ekspor & impor Indonesia
3
Kinerja Sektor Jasa Indonesia di antara Mitra
Back Slide 5
• Nilai tambah sektor jasa Indonesia pada PDB (<40 %) lebih rendah dibanding negara mitra ekonomi (rata-rata APEC: 58 %) • Sumbangan perdagangan jasa Indonesia pada PDB (2013: 6.67 %) lebih rendah dibanding beberapa negara/ ekonomi termasuk rata-rata dunia (12.16%) Lihat hubungan (-) STRI dan ekspor manufacturing
• Secara sektoral, penyediaan jasa Indonesia (keuangan, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan/ wisata medis, konstruksi, IT) masih rendah dibanding beberapa Mitra ekonomi • Nilai tambah jasa pada produk manufacturing yang diekspor untuk Indonesia terendah (<18 %) dibanding APEC (27.5 %) pada tahun 2009 • Nilai sumbangan jasa pada industri otomotif Indonesia tinggi, namun lebih rendah pada tingkat global • Pasar sektor jasa Indonesia sangat restriktif 4
Back Slide 5
Kerangka Kerja Sama Perdagangan Jasa Internasional Kesepakatan kerja sama perdagangan jasa internasional Indonesia belum banyak dan tidak dalam Diantara Uruguay Round dan Peraturan berlaku lihat STRI dan GATS Water
Indonesia belum mampu memanfaatkan secara optimal komitmen Mitra ekonomi Indonesia memiliki kesulitan untuk memutuskan kerja sama yang lebih komprehensif dengan Mitra pada perundingan yang sedang berlangsung Indonesia belum aktif mencari Mitra dan defensif dengan tawaran-tawaran perundingan
Kerja Sama PI dan Kinerja Ekonomi Jasa Indikasi: akibat kerja sama PI jasa yang terbatas (slide 4) terhadap kinerja ekonomi jasa Indonesia yang tetap rendah (slide 3) Lingkungan/kebijakan sektor jasa belum prokompetitif • Domestic enabling factors masih terbatas • Kebijakan restriktif Kerja sama PI jasa Indonesia terbatas dan tidak dalam (slide 4) • Proliferasi kerja sama preferensial/FTA termasuk sektor jasa • Keterlibatan Indonesia pada FTA jasa sangat terbatas dibanding negara lain (8 forum) • Kedalaman komitmen sektor jasa terbatas pada seluruh moda • Pendekatan dan modalitas: kaku (not flexible)
Kinerja jasa Indonesia dibanding beberapa negara: lebih rendah (slide 3) • Nilai perdagangan jasa (% of GDP) • Nilai ekspor jasa (rata-rata APEC) • Nilai jasa pada ekspor barang manufacturing • Nilai tambah jasa terhadap PDB (rata-rata APEC) • Indikator ekonomi beberapa sektor jasa, a.l.: keuangan, pendidikan, kesehatan, konstruksi, IT • Komponen jasa pada barang/sektor ekonomi (terhadap global)
Nilai dan kualitas perdagangan jasa dan non jasa Indonesia
Diskusi: perlukah pengembangan domestic enabling factors dan liberalisasi sektor jasa serta peningkatan kerja sama PI sektor jasa yang lebih luas untuk memecahkan masalah di atas? 6
Usulan Penguatan Sektor Jasa dan Perdagangan Jasa Tantangan pengembangan jasa Indonesia: Perlakuan jasa sebagai economic products bukan hanya public products terbatas Selama ini kerangka pembangunan jasa secara komprehensif belum tersedia Peraturan perundangan menekankan eksternalities dan non ekonomi dari pada persaingan usaha
Langkah-langkah pengembangan jasa Kesepahaman Pemerintah termasuk K/L dan stakeholders terkait Penyusunan Roadmap sektor jasa Blueprint jasa Malaysia Liberalisasi jasa di Tiongkok Peraturan perundangan mendukung peran bisnis (domestic enabling factors) Penyusunan strategi dan posisi runding yang komprehensif 7
Hyperlink
8
Back
9
10
Back
Sumbangan Jasa untuk Sektor Ekonomi
11
Ekspor & Impor Jasa Indonesia (Mode 1: Cross-border Trade) 3 teratas ekspor jasa : 1. Travel services: accommodation, food and beverages, entertainment, domestic transportation in countries visited 2. Other business services: Merchanting and other trade related services, operational leasing and Miscellaneous business, professional and technical services 3. Freight transportation services: carriage or transportation of goods and related to export and import of goods 3 teratas impor jasa: 1. Freight Transportation 2. Other Business Services 3. Tourism and Travel Related Services
Source: Bank Indonesia
12
Wholesale and Retail Exporters (Mode 3) No
Nama Waralaba/ Business
Tipe Waralaba / Business
Negara Tujuan ekspor
1
Metro department store
Department store
Singapore, Malaysia, China
2
Alfamart
Grocery retail
Vietnam (*block by regulation)
3
Es Teler 77
Fast food restaurant
Malaysia, Singapore, Australia
4
J.Co Donuts & Coffee
Bakery retail
Malaysia and Singapore
5
Edward Forrer Shoes
Shoes chain store
Australia, Malaysia, Hawaii
6
Ayam Bakar Wong Solo
Restaurant
Malaysia
7
Bakso Kota Cak Man
Restaurant
Timor Leste
8
Kebab Turki Baba Rafi
Restaurant
Malaysia
Construction Services Exporters (Mode 3) No
Nama Perusahaan
Tipe
Negara Tujuan Ekspor
1.
PT. Adhi Karya
Contractors
Oman, singapore
2.
PT. Wijaya Karya
Contractors
Algeria, Iraq, Myanmar, Brunei and Comoros
3.
PT. Bumi Resources
Mining Services
China, India, Japan, Taiwan, Philippines, Yemen, Mauritania, Malaysia, Hong Kong, Philippines, Thailand, Korea, Chile
Tourism Services Exporters (Mode 3) No
Nama Perusahaan
Tipe
Negara Tujuan Ekspor
1.
Santika Indonesia Hotels and Resorts
Hotel
Singapore
2.
Aston International
Hotel
South-east Asian Countries
3.
Taman Sari Royal Heritage Spa
Spa
Japan, Malaysia, Czech Republic, Bulgaria and Canada
4.
Martha Tilaar
Spa
Malaysia, Singapore
13
Transportation Services Exporters: Maritime and Inland waterway Transportation (Mode 3) Company Samudera Indonesia Meratus Lines Salam Pacific Indonesia Lines Temas Lines Djakarta Lloyd Andhinka Lines Ritra Logistics Berlian Laju Tanker Adhimas Putra Perkasa Rig Tenders Indonesia Sea Horse Indonesia Surya Prima Bahtera Pan-United Shipyard Kumala Indonesia Batam Expresindo Shipyard
Back
Operation Maritime freight Maritime freight Maritime freight Maritime freight Maritime freight; maintenance and repair Maritime freight Maritime freight Maritime freight Rental of vessel with crew Inland waterways pushing and towing Internal waterways pushing and towing Maritime maintenance and repair Maritime maintenance and repair Maritime maintenance and repair Maritime maintenance and repair
Indonesia Transportation Services Exporters : Air Transportation (Mode 2 & 3) Company GMF Aeroasia
GMF Professional Aviation Services(part of GMF Aeroasia) Gapura Angkasa
JAS Airport Services/Cardig Aero Services
Operation Maintenance and repair. Services aircraft from (i.e. exports to) Malaysia, Thailand, Singapore, China, Chinese Taipei (Taiwan), Japan, Hong Kong China, South Korea, Australia, United States, Netherlands, Ireland, Iceland, United Kingdom, France, Spain, Greece, United Arab Emirates, Saudi Arabia, Bangladesh, Armenia, Kenya, Nigeria, South Africa, Ukraine, Yemen, Pakistan, and India. Maintenance and repair. Equipped to provide export services in the education of flight personnel and outsourcing on certification, inspection, maintenance engineer, maintenance technician as well as aircraft engineering services. Services auxiliary- ground and cargo handling. Exports through Mode 2 to a number of airlines from: Singapore, Malaysia, Myanmar, Vietnam, China, Thailand, Brunei, Australia, South Korea, Netherlands, Hong Kong China, United States, Qatar, Russia Services Auxiliary- ground and cargo handling. Exports through Mode 2 to Malaysia, Chinese Taipei, India, China 14 PRC, Hong Kong China, United States, United Kingdom, United Arab Emirates, Philippines, Singapore, Netherlands, Kuwait, Germany, Australia, Qatar, Turkey, Macau, Yemen, Sri Lanka and Japan.
Back
Trade in Services (% of GDP) No.
Country Name
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Argentina
6,26
6,13
6,32
6,18
6,01
6,07
5,94
5,52
5,46
2 Australia
8,88
8,88
9,68
8,86
8,98
8,59
8,18
7,72
7,74
3 Belgium 4 Brazil
28,37 27,96 30,48 33,02 33,78 36,49 35,91 39,48 41,56 4,36
4,28
4,47
4,69
4,61
4,39
4,62
5,37
5,58
5 Brunei Darussalam
18,11 17,07 17,39 15,77 21,89
6 Cambodia
27,96 29,26 26,04 23,45 25,40 26,67 31,52 33,64 34,41
7 China
7,68
7,92
7,95
7,19
6,08
18,42
6,16
5,79
6,05
5,92
8 France
10,11 10,12 10,22 10,12 12,89 13,46 14,49 16,40 17,31
9 India
11,91 13,48 12,65 15,83 12,69 13,57 14,30 14,99 14,66
10 Indonesia
12,69
11 Israel
21,74 22,43 22,14 20,99 19,36 18,91 18,54 20,29 18,58
12 Germany
12,92 13,55 13,63 14,12 13,79 14,31 14,48 14,95 15,70
13 Japan 14 Korea, Rep. 15 Lao PDR 16 Malaysia
5,27
9,76
5,76
8,96
6,43
8,90
6,60
6,97
5,49
6,08
5,39
6,33
5,30
6,60
5,36
6,67
6,23
12,31 12,62 13,94 18,88 17,20 16,52 16,14 17,36 16,17 8,89
7,56
7,62
9,36
9,14 10,78 10,67
9,79 11,70
29,06 27,49 29,83 26,42 27,57 26,05 25,67 26,31 26,95
17 Myanmar 18 Netherlands
23,06 22,41 21,65 21,67 21,07 21,87 22,64 24,27 25,20
19 New Zealand
16,30 16,26 15,69 17,09 15,89 15,21 15,50 14,90 14,04
20 Philippines
14,63 14,44 14,09 13,90 13,82 14,93 13,92 13,87 14,28
21 Russian Federation 22 Singapore 23 South Africa
9,07
8,28
8,04
8,11
8,93
8,16
7,85
8,49
9,47
80,52 84,99 83,73 94,08 86,26 85,46 84,21 87,13 87,07 9,10
9,75 10,14 10,41
9,09
8,66
8,29
8,27
8,37
24 Thailand
26,50 27,62 27,60 29,02 25,28 24,88 27,11 28,07 29,51
25 United Kingdom
15,36 15,96 16,57 17,61 17,56 17,66 18,33 18,20 17,93
26 United States 27 Vietnam World Source: w w w .w orldbank.org
5,17
5,47
5,95
6,40
6,24
6,50
6,85
6,84
6,86
15,01 15,38 16,55 15,09 13,16 14,99 15,30 14,20 13,07 10,69 11,12 11,72 12,10 11,49 11,49 11,64 11,79 12,16
Back
Sektor keuangan masih dangkal
Pendidikan tinggi belum memadai Tertiary Education Enrollment 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 2005 2008 2013
Sumber : World Bank
Indonesia 18.0 21.0 31.5
Malaysia 27.9 33.7 36.0
Thailand 44.2 47.7 51.2
South Korea 93.5 101.8 98.4
Sumber : UNESCO
Sektor keuangan belum memadai
Pendidikan tinggi tidak kompetitif 60000 50000 40000 30000 20000 10000
0 Students Hosted Students Abroad Sumber : World Bank
18
Sumber : UNESCO
Indonesia 7235 34999
Singapore 48938 21777
Malaysia 55579 56203
Thailand 20309 24491
Jumlah pekerja kesehatan masih rendah
Sumber : World Health Organization
Jasa telekomunikasi belum mencukupi Fixed broadband subsciption/ 100 inhabitants
15.0 10.0 5.0 0.0
Indones Cambo Malaysi Thailan ia dia a d 2003 0.0 0.0 0.4 0.0 2008 0.4 0.1 4.8 3.1 2013 1.3 0.2 8.2 7.4
19
Sumber: International Telecommunication Union
Viet Nam 0.0 2.3 5.6
China 0.9 6.2 13.6
Information and Communication Technology Infrastructure Indicators Use Indicators (2007) Internet Fixed users per broadband No Economy 100 subscribers inhabitants per 100 inhabitants 1 Australia 69.0 23.3 2 Brazil 35.2 3.5 3 Brunei Darussalam 48.2 2.9 4 Cambodia 0.5 0.1 5 China 16.0 5.0 6 France 64.0 25.2 7 Germany 72.0 23.7 8 India 6.9 0.3 9 Indonesia 5.6 0.1 10 Japan 68.9 22.1 11 Korea, Rep. 76.3 30.5 12 Lao PDR 1.7 0.1 13 Malaysia 55.7 3.8 14 Myanmar 0.1 15 Netherlands 84.0 33.5 16 New Zealand 70.0 20.4 17 Philippines 6.0 0.6 18 Singapore 68.0 20.2 19 South Africa 8.2 0.8 20 Thailand 21.0 1.4 21 United States 72.5 24.0 22 Vietnam 20.5 1.5 Source: ITU (2009) Note: PPP$ - U.S dollars at purchasing power parity. - not available a. Additional gigabyte: US$72.80 b. Additional gigabyte: US$156 c. Additional gigabyte: US$169 *Monthly subscribers (PPP$)
Back
Acces Indicators (2007) Fixed Internet Proportion Broadband bandwidth households Tariffs per internet with Residential user (bit/s) computer (%) (2008)* 8,035 2,955 2,954 3,571 1,735 46,086 35,487 441 923 5,415 1,353 1,880 1,791 2,350 92,832 6,569 1,887 34,655 852 1,645 15,341 704
73.0 20.8 66.6 4.1 39.1 62.0 79.0 3.7 8.1 85.0 80.0 6.7 35.9 1.8 86.0 75.7 18.3 79.0 14.8 27.2 70.2 10.1
21.0 56.5 271.8 36.8 27.4 28.3 16.4 42.5 28.0 26.6 772.0 37 28.2 25.9 45.0 29.0 47.2 36.1 15.0 53.2
20
How does Indonesia’s Use of Services Compare with Global Practice
Back
Indonesia’s shares of services for automotive sector is only 12.5 %
Penggunaan jasa di otomotif tingkat global 3 x lebih besar drpada Indonesia
21
Uruguay Round – 73 sub-sectors
Komitmen Jasa Indonesia pada Multilateral dan Preferential
IJEPA – 77 subsectors AFAS 9 – 97 subsectors AANZFTA - 84 subsectors AKFTA - 78 subsectors AIFTA - 72 subsectors ACFTA - 28 subsectors AJCEP- 63 subsectors 22
Asian Development Bank
FTA Status by Country/Economy, 2015 Sumber : ASIA REGIONAL INTEGRATION CENTER
COUNTRY/ECONOMY Argentina Australia Brazil Brunei Darussalam Cambodia Chile China, People's Republic of EU India Indonesia Japan Korea, Republic of Lao PDR Malaysia Myanmar New Zealand Philippines Russia Singapore South Africa Thailand US Viet Nam
Under Negotiation Framework Agreement signed Negotiations launched Signed but not yet In Effect Signed and In Effect TOTAL 16 16 0 8 0 11 19 16 16 0 4 1 8 13 0 3 0 6 9 18 18 0 8 0 14 22 37 37 1 14 0 13 28 0 7 1 9 17 0 9 1 14 24 0 8 2 12 22 0 3 0 8 11 0 7 1 13 21 1 4 0 6 11 0 6 1 10 17 0 4 0 7 11 9 9 0 11 1 21 33 4 4 1 8 1 12 22 11 11 0 8 0 8 16
23
Index scores for GATS and “best” PTA Commitments
Back
Moda 1 1 2 3
Argentina Australia Bahrain Brunei Darussalam Canada Chile China China-Taipei Colombia Costa rica European Union India Indonesia Japan Korea Malaysia Mexico New Zealand Pakistan Peru Philipines Singapore Switzerland Thailand United States Uruguay Vietnam
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
GATS 29,6 51,8 16,2
PTA 63,7 80,3 77,6
8,8 45,1 11,6 40,1 58,3 19,7 4,2 50,9 31,0 18,3 43,5 41,0 25,9 32,9 50,7 16,4 19,7 11,6 33,8 52,8 12,0 54,2 15,1 32,0
35,2 62,3 68,0 44,4 68,3 75,4 69,7 59,0 34,5 54,1 62,9 64,7 44,8 51,9 59,5 30,1 80,9 31,8 77,7 72,7 36,6 67,5 39,4 37,5
7,2 40,1 28,0 38,5 65,0 35,9 3,0 59,7 34,0 16,3 61,7 56,1 28,9 47,7 57,9 23,8 41,9 20,9 41,1 66,3 26,3 56,6 17,8 36,2
27,6 55,8 78,6 55,4 74,8 89,0 75,8 69,7 45,5 38,0 76,2 76,2 48,8 63,3 67,4 37,9 90,0 47,5 85,3 80,9 42,8 70,1 50,2 39,3
90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
GATS PTA Argentina Australia Bahrain Brunei Darussalam Canada Chile China China-Taipei Colombia Costa rica European Union India Indonesia Japan Korea Malaysia Mexico New Zealand Pakistan Peru Philipines Singapore Switzerland Thailand United States Uruguay Vietnam
Negara
Moda 3 GATS PTA 37,5 75,0 62,0 84,6 39,0 89,6
Moda 3 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
GATS PTA
Argentina Australia Bahrain Brunei Darussalam Canada Chile China China-Taipei Colombia Costa rica European Union India Indonesia Japan Korea Malaysia Mexico New Zealand Pakistan Peru Philipines Singapore Switzerland Thailand United States Uruguay Vietnam
No
Moda 1
24
Liberalisasi Jasa di Malaysia •
Malaysia menempatkan jasa sebagai sektor yang sangat penting, Blueprint, 2009:
• • •
“The Government will take steps to liberalise the sector to attract more investment, bring in professionals and technology as well as strengthen competitiveness” “In our effort to restructure the nation’s economy, in line with global trends, the focus will be on the services sector as it has potential to continue expanding and contribute significantly to economic growth..”
Industrial Master Plan Kedua (IMP2), 1996-2005, promosi jasa terkait manufaktur: perkembangan jasa pada rantai nilai manufaktur; Industrial Master Plan Ketiga (IMP3), 2006-2020, adalah “Malaysia – Terhadap Daya Saing Global” Tujuan: mencapai daya saing global jangka panjang melalui transformasi dan inovasi sektor jasa dan manufaktur, sektor jasa ditargetkan sebagai mesin baru pertumbuhan Dalam menyiapkan sektor untuk liberalisasi, pemerintah berusaha untuk: Memperkuat peraturan dalam negeri Untuk sektor-sektor yang tidak diatur, peraturan dianjurkan atau jika perlu, memberi masukan pada Pemerintah mengenai persyaratan pengaturan Mengkaji peraturan-peraturan yang menghalangi ekspor jasa Mengidentifikasi isu-isu yang menghalangi pertumbuhan dan pengembangan sub-sektor jasa. Isu dapat ditujukan ke Malaysian Services Development Council (MSDC) untuk daya saing jangka panjang. Mengajukan insentif yang dapat membantu industri agar menjadi lebih kompetitif. Insentif saat ini tersedia melalui Malaysia External Trade Development Corporation and the Small and Medium Enterprises Corp. Berusaha melakukan merger dan akuisisi untuk memperkuat industri. Mengusahakan MRA dengan negara-negara yang berdagang, khususnya di antara negara ASEAN dan negara mitra FTA. Membangun kapasitas lokal dan mengidentifikasi pasar-pasar khusus di wilayah-wilayah di mana Malaysia memiliki keuntungan komparatif. Mengeksplorasi kesempatan akses pasar di luar negeri melalui kemitraan.
Liberalisasi Jasa di Tiongkok
Back
• Tiongkok telah menjalankan reformasi penting dalam sektor jasa • Lingkungan perubahan: keanggotaan di WTO yang terkait dengan liberalisasi, seperti batasan kepemilikan asing dihilangkan pada periode phase-in • Gambar dibawah: biaya dalam perdagangan jasa turun drastis setelah 5 tahun keanggotaan
STRI dan Water in the GATS
Back Back Back Slide 3 Slide 5 Slide 6
STRI Indonesia
LAMPIRAN
29
Pengembangan Roadmap Sektor Jasa • Upaya dalam pengembangan kapasitas perdagangan pada RPJMN 2015-2019 • Pengembangan Roadmap jasa strategis untuk peningkatan peran jasa sebagai produk ekonomi serta pengembangan sektor jasa sendiri: Pemetaan produk serta strategi dalam pengembangan perdagangan jasa Strategi dalam kerja sama internasional untuk pengembangan perdagangan jasa Address isu dan elemen yang komprehensif untuk pembangunan sektor jasa Fokus: membangun sektor jasa dengan meningkatnya peran swasta dalam penyediaan jasa yang bernilai tinggi dan kompetitif, sektor tersebut akan menjadi sektor unggulan ekonomi termasuk dalam perdagangan jasa internasional Isu-isu lain: perlindungan konsumen, kompetisi serta isuisu sensitif sektor jasa termasuk eksternalities
Pengembangan Roadmap Sektor Jasa Peran Pemerintah dalam meningkatkan daya saing jasa: • Penyiapan regulasi yang mendukung kompetisi sekaligus mempertimbangkan adanya public goods/externalities • Kebijakan umum yang mendukung domestic enabling factors penciptaan lingkungan mendukung bisnis: labor skills, management and enterpreunal skills, trade-related infrastructure, governance dan business environment
Organisasi Kemendag
Back
• Arah pembangunan sektor jasa seperti pada RPJMN 2015-2019 perlu didukung seluruh K/L terkait termasuk Kemendag • Terlebih Amanat UU No.7 2014 tentang Tugas dan Fungsi Pemerintah dalam Pembangunan Perdagangan termasuk jasa • Organisasi Kemendag seharusnya dapat mengaddress seluruh tugas dan fungsi tersebut dan ditunjukkan dengan tugas dan fungsi setiap Unit Kerja terkait • Assesment: terdapat gap antara UU No 7/2014 dengan Tugas dan Fungsi Kemendag saat ini. Hal ini dapat mempengaruhi pencapaian tujuan RPJMN 2015-2019 pembangunan sektor jasa
Jasa sebagai Input dan Output pada Agenda Nawa Cita Input Jasa
• Pariwisata (Bahari) dan Rekreasi • Keuangan • Bisnis (R&D, incidental to fishing, dan CRS) • Konstruksi • Lingkungan • Komunikasi • Transportasi
• Pendukung Manufaktur • Lain-lain
Agenda
• Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan (Agenda 6.7.5) Perwujudan Tol Laut, SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas serta peningkatan wawasan dan budaya bahari • Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan (Agenda 6.6.1) Peningkatan Pengembangan , Pelayanan & Sistem komunikasi Transportasi • Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Agenda 6.6.8) Akselerasi Pertumbuhan Industri Manufaktur, Pariwisata & Ekonomi Kreatif • Pembangunan Pendidikan (Agenda 6.5.2) dan Kesehatan (Agenda 6.5.3) Peningkatan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah, dan jaminan kualitas pelayanan pendidikan. Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat • Agenda lain
Output Jasa
• Pariwisata (Bahari) • Bisnis (R&D, incidental to fishing, dan CRS) • Komunikasi
• Konstruksi • Pendukung Manufaktur • Distribusi • Transportasi • Lingkungan
• Keuangan • Lain-lain
34