1 2 PERUMUSAN KEBUAKAN PEMBENTUKAN KANTOR PELA YANAN PERIZINAN DI KABUPATEN OGAN KOMEIUNG t1lu TE SIS Oleh: RIZA IRl'AN ~ 2811J1lll32 PROGRAM PASCASAR...
Menyetujui, Ketua Program Studi Magister Administrasi Publik
• Dr, Kgs.
'
·----
bri, M.Si NIP 131 918 218
IJALAMAN PERNVATAAN
Saya yang bertanda tangan di bitwith ini : Nam 11 Tempat Clan tmggal Jahir
Program Studi NTM Menyatak<111
: : : :
Riza Irfan Palembang, 03 Okrober 1978 Mogistcr Administr..,.i Publik 200l!2UI I 032
dengan sesungguhnya bahwa :
1. Seluruh data, informasi, inlerpretasi sena pernyataan dalam pembahasan d.:m kesimpulan yang disajikan dalarn karya ilmillh ini, kecuali yang disebutkan sumbernya adaloh m•rupalc<mh~sil pengamaran, penelitian, pengolahan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari pernbimbing yang ditetapkan. 2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan bclum pernah diajukan untuk. mcndapal gcb.r
akademik, baik di Univcrsitas Sriwijaya maupun di perguruan
tingb-ilainnya. Demikian pemyataan ini dihu111 dengen sebcnar-bcnamya dan apabila dikemudian l!ari ditcmukan adanya bulcti ketidakbcnaran dalam pemyataan tersebut diatlls, maka says bersedia menerirna sanksi akadcmis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh mcJalui J)l.-'tlgajuari karya ilmiah ini.
Palembang, Agustus 2009 Yang membuat pernyaiaan
Riza Jrfan NIM. 20ll82011032
iv
Mouo :
"Bekerja, flidup lkhlas den BermunfaatBagi Masyaraka;"
Tai.t ;,,1 llupersu1buli/cun kcp11dll: •l> Ayahnnda H. Amir Sy3rifuddin clan lbunda (Alm) Ora. HJ. Muhimmah }'llng
tercinta, terirna kasih atas segala dea, kasih sayang, dan pengorbanan vang tiada Iara.
.:• Istriku Nentmg Kurniati, SF. dan polraku Muhammad h>SlilJ Pra111ma, yang selalu setio mendamping] dan memheriku semangat lahir dan berhin.
•>
Saudara-saudaralc.u, Rini>. Asref, Amril, Mutia, Fauzan dan 1.cni alas
dukungan dan doa-doa nya selama ini
\'
ABSTRACT A policy which requires that C•'l:ty local government areas to fonu devices that manage al I forms of non-permit services and licensing in the area with" one stop service system a~ mandatc-d by the Mini>kr of' l l<Jf~ .\m,;., Rc~ulation No. 2,1 Year 2\lCJ(, o» Guideline. foe ln1<.:grated On< Swp S~ice' Op.:r:ilio11, kt! the Government Ogan Ko.ncnng Uu C1>1isidcr it necessary 111 fornwlaie a policy •.c11i:ig organ int ion, whrch formed an integrat~ license scrv-ce otr..:c;,. But rhe results of the tormuiation, there is srill a gap where the Otllce of (he tarr_et fiinction only partially manage !ii<;; licensine service, In •hi> thesis, the author discusses the Policy formulation precess of the formation or l .icensing Services Office, and then wanted W know tbe actt)r> who pla) a role in policy fonnulalion and nod the factors supporting and inhibiting in tho formulation of these policies. From the results of this ~rudy indicate that the policy fonnu)ation stage involves three phases. ft consists of gowrnment policy agenda, policy formulation stage and the policy-dc1ermining step. lo the policy issue identillcati()n stnge, tbe actors only dld en adrninistnltivc re..-iew anti immediotely brought the issue lnto 1h.e policy n11cnd~ t'f govemn11:n1. from ihc fonnulation of this policy the actor who or'&inated the smrring role alld official uf lhc executive am/ the Jegislstu~. Meanwhile, in fomtulsdng thi~ policy the fftCfOC'3 supµorting are t!lc exsrence of Pcm1cndugri No. 2-112006. the entry of the problem~ i~ not through a competitive process, the a~<1i!ability of 11\re" altcmativc policies. ani tho: polidcal support from legi~.h1cive, while (he block faclor was Ille weakness ofundcr.;tAnding covering policy issues, lack of community pa.rticipation, budget constraints. bureaucr.. tic reslstanco, the implementation of PP 8 / '2003 is noc running optimally and limited time, As a writer brain~tonning cmpbas~d tha1 Ibis policy should involve tht: maxlmom public participation in the fonnulaclon process, ~specially from academics and practitioners. the need for sufficient funds budget• of such a policy of pre phase manuscript academic and public discussion AoiJ formulation of a policy issue is one of the mosi important steps IQ ensure that the actors can actually t1nd the main problemsencom1~rct.l.
ABS'IRAK
Adanya kebiiakan Y8llg rnewajibkan agar scrap pemeriniah daerah membcnmk perangkat daerah yang mengetota semua bentuk pelayanan peeizinan dan noo perizinan di dacrah dcngan ~~em layanan satu pintu sebagaimaoa amanat Peraturan Menteri Dalem Negai Nomvr 24 Tabun 2006 tentang Pedoman P<"llyelengg-.iraan Pelayanan Tl!fj)lldu S:it11 Pimu, rnenyebcbkan PemerintlJh Kahuperen Ogan Komering Ulu mcD1andang pcrlu merumuskan kebijakan penataan organisasi, yaitu rncmbentuk kantor pclayanan perizinan terpadu, Namun dou-i hasil perumusan, masih terdapat kcsenjangan target diir1ana Kantor banya berfungsi mcngelota selnigian pelayanan penzinan. Dalam tesis in~ perwlis mroibahai proses perumusan kebijakan pembentukan
Kantor Pclayanan Perrzinan, dan setelab itu ingin menge:1:ihui para ak"tot ynng berperan dalam pcrumusa» J.:ebijalum serta meoemukan faktor-fakiorpcndukung dan pcnghambat dalarn percmusan kebijakan tersebut. Dari basil penelinan ini meaunjukkanbahwa perumusan kebijakan meliputi tiga tahapsn yaitu tahap agenda kebijakao pemerlarah, tahap perumusan kebijakan dan rahap penetapan kebijakan. Sedan.glean pada tahap ideotifikesi Dllisalah kehijakan, Tim Perumus hattya melalru!Qm kajian administratif dan Jang.<1mg rnern bawa isu ke-bijakan ked.slam a8Cf1(la kebijahn pemerin~. Dari perumusau kebijakan ini akior yans betpE{3n berasal dari pemeran serta resmi yakni pihak eksckutif dan legistatif. ~llllgkan daJam pcrurnussn kebijakan ini yang incnjadi faktor-faktor pend111
k<:bijakon clapat bcnar-bo.:nar menemukan pokok permasalaban yang dihadapi.
vii
KATA Pf:NGANTAR Pi!ii >yukur kchaJira1 1\llall SWl' mas <;~gala limpahan rahmat, ridho dun karuma'.Jra. tlan tcririug pu1a $halawat dan Sll1a111 kcpada junjungan Nabi Be;,ar Muha1n01ttll SAW. kelu~rga, para sahaber dan pen1:1ikut-pengikntnya, sehingga l'enoli~ dupM n1cn~·~lc,aikan pen)·w;una11 lc~i-; yang t.crjudul "Pt'rtl/'111.•1111 Kel>ijalum Pembentukun K11111or Pelay11111111 Perizinsn di K11l>11p11tm Oga11 lfmrwrilll( U/u". Tc''' ini disu-am datum rangka memer1uh1 se!)llg1a1\ pcr~yararan dalam mcnyc.Jes..ikttll pcrnJidikan Magister Sains pada Program Studi Magis1er Administrasi Publik, Program P~sc"surjana Universitas Sriwijayn. Penyelesaian dalam tesis iui tak terlepa, dari d11J..:u"gan herbagai pihak :yang telah mcmberikan hMl\1an baik moril m•urun rm1teril kepada rcnulis. Oleh karcna itu, pcnulis menyarnpaihn rasa homiai, pcngbargaan dan ucapan terinia ka~ih yang
sebesar-besarnya kepada :
I . Kepala Pusbjndiklarroo
Soppo>'la.s.. yang telah mcmfasililasi clan memberjkan
pch1ang bagi pcnulls untuk 1neluajutkan pcndidilrnn $2 di Program Mogfatcr Administra~i Publik, P.<1i.cnsaijuna \Jn:ui: 2. Dupati Og1111 Komcring Ulu. atas seg11la kesem\:)atan d11n kepercayaan yang diberikan ke(lllda pcnulis 11ntuk mdak~anaknn tugas ~l11iar; 3. Dircl\.tur Program P&sca:lllrjana \Jniverslias Sriwijaya, atas seB11h\ bant1aannya dan Jce1er~diaan fo~ilim.~ pendidikan yang dibcrik;in;
~. Sekda Kabupa1en Ogan Komering Ulu, atas seaala b1mtua11 lzin dan keporcnyaan yang dibcrikan kcpada pcnuli~; S. Bal)l11c. Or . .Kg:1, M. S1>bri, M.Si, seillku Ketua Prograin Studl MAY, yang tclah memborikan se11ala bannian, arahact dan blnann ~clama penulis mcnempult pc11didikan; 6. ll~pak Dr. M. H. 'lbamrin, M.Si, .selaku Pemblmbing I yang telali moinberiklln bimhingan 11kadcmis, arahan, dan mnsukllfl sehingga pe11ulis menyl'lt:Slllknn resls
iui: 7. Rapak. 0111. 011101 Budiarte, MS, selaku Pembimbing II ylu:lg juga tclah bcrscdia rncJuangkan wal<:lu unluk mcmherikan bimbinga11 dan masuken kepada penulis;
8. Scluruh Dosen dan Sraf Program Studi 1'vf.AP Univcrsuas Sriwijaya y1111g telah 111emb<:rikan i!mu
yang ikltlas dan bermanfuat
aWs
kcrja!ialTJa dan bamuan data yau~ diheriken dilapangan.
10. Tcman-tcman seangkatan, terima kasih atas mnti•usi dan dukll.(lgannya; JI. Sem1111 pillak yang tcla!I membamu pcnulls rncnyelyadari tcsi~ ini mas ill bnnyak kck11mnga1111y~. untuk hu saran dan Jnasukal) dari per11b11ea ~11ga1 penu)is harapkan. Akhlmya. semoea tesis ini bisa
berma11fuat hagi kita l\etnlla. Amin.
l'alembllng,
/\gustus 2009
Pe11ulis
viii
RJWAYAT HIUtP Pcnulis mcrupakan
ilri
kchma dari 111j11h bersaudara dari pasill'Jganorang tua
Ayah bernama II. AJTiir Sylirifuddin dan lf>u (Alm) Dra. Hj. Muhimmah. Pcnulis
dilahirkan di Kora Palembang. pada tanggal .1 Oktober 1117&. Pcnuhs rncnarnatkan pcndidikan sekolah dasar Ji SD :-icgcri 23 Palembang pada tahun 1991, Jain pada tahun 1994 pcnalis mcnametkan pcndidikan sckolah menengah penama di 'iMP Muhammedlyah
I Palembang, kemudian pcnulis
1nclanjutkun pendidikan ke sekulah laniutan tingkat atas di SMU Negcri 2 Palembang da.u selesai pada tahun 1997. Setetah itu penulis menempuh !X)ndidikan Ice perguruan tinggi dan pada akhir tahun 2002 menamatkan Pendidiknn SI pada
fialrnlla~ Ekonomi Jurusan
A kuntansi,
Univcrsitas Muhlllllmndiyah Palembang.
Pada tahun 2003 penulis diterima bckerja scbagai wiuta.wan di Sura\ Kabat
Harian Surnarera Ekspress, ~alah satu media Group Jawa Pos. Lalu pada akhir tahu11 2004 penulis memurusk1111 tu11uk mengikuti selcksi penenmaan Pegawai "legeri Sipil Daerah dan diterima. Sampai saat ini penulis masih mengabdi dan bekerja di lingku"gan Pem.:rintab Uacrah Kabupaten Ogan Komermg Ulu. Pada tahun 2006 penulis menikah dan dil:aruniai sotu orang puua. Sc!anjutnyH pa'h tnhun 2008 penulls mcndapatkan beasiswa dari Pusllindiklntrcm Bappenas untuk melanjutkan pendidikan 82 pada Program Maglster Administrasi Publik, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
A. Kam or Pelayanan Perizinan Kah. OK U B. Kebutuhan Kantor don Tata Ruanll .!tlayanan Terpadu
KAH V
64 66
C:.Strulttur Organisasi clan Uraian Tugas Ka1itor Pelayanan Perizfnan Kabupaten OKU . I. StrukturOrg;1ni~asi .. 2. Uraian 'I Lgas..................................................
68 68 711
D.Mckanis111c Pelayanan J'erizinan di Kunlor Pclayanan l'eridnamKabupatenOKI!.....................
74
llASIL DAN PF..MRAJIASAN................................. Kebjjakan Pembcntukan Ki1nl()1 Pelayaean Perizinan di Kabupaten OKU I. Tahap Tdemifikasi Masalah Kebijakao
so
A.Perumusan
2. Tahap Agenda Kebijakan 3. Tahap Fonnutasi Kebijakan.................................
4. 'l'ahap Penetapa» Kebijal:an................................. B.Pihllk-pihok yang Bcrpenm Dalam l'(-rumusan Kebijakan Pemoemukan Kantor Pelayanan PerizinanKabupatenOKU....................................... C.Fal<.tor Pcndukung dan Penghambat Perumusan .Kebija.kan Pcmbentukan
80
82 92 98 I 09 I 18
Dalam Kantor
l'elayanan Perizinan Kabupaten OKU........ ... .. . ..
121
BAB VI PENUTUP.....................................................................
1:'12
A. Kesimpulan...............................................................
B. Saran.......................................................................... DAFl'AR PlTSTAKA LAMl'lRAN
xi
132
134
OAFTAR TABEL Hal:oman Tiibel I
Daftar Jenis l'elayamn l\.>rizinan dr Kantor ~!a~1111an Pc:ri1.ir.an Kabupaten OfClf
Tabel2
..
7
Daftar Jenis Pelayanan Perizinan
De.um Dikclola Secara Teq>adu Satu Pintu
.
8
Tabet 3
laporan Kegiatan Pelayanan Perizinan Kabupatcn OKU
:Struktur Organisasi Kantt1r Pelayanen Perlzinan OKU.......
69
Oambar 11
Sk~ma Masalah Kcbijakan Pembentuken l'emngkat
l'rarnbar
'5
Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu
.
87
Gamb-.1r 12
Tahap AgenJa Kebijllkan
.
98
Gamhar 13
Tahap Perumusan Kcbijaka11
.
103
Oambar 14
Srruktur Organisasi UPT-SJ>
.
108
(i•mllar 15
Proses Penctapan Kel>ijaknn
.
lll
xiii
llAB I l'ENDAHUJ,UAN
A.. Larar BdakllRf.l Masalah Proses rcformasi telah membawa perubahan paradigma pemerint;than dari government menjadi governance. Revitalisas, daa reposi•i kelembagaan pemcrintah daereh tclah dilakukan mcngawali proses desentralisasi (otonomi daerah) sebagai bagien dari proses menuju governance. Desemratisasi umuk mcngoptimalkan fungsi pemcrintahan,
mcliputi
pclayanan,
penganiran
dan
pemberdayaan
yang
cliformulasikan d3lam kebijakan publik. serta bcrorienrasi pada kebutuhan masyarakat, Optimalisas.i fung.si pemerintahan dapet diwujudkan jika para pejabat sensitif dan responsif rcrhadap peluang dao tantangan bani, mampu melakulum terobosan, pemikiran kreauf dan inovalif, memiliki wawasan futuristik dao sistemlk amisipatif meminimalkan resiko dan mengoptirne.lkan sumber daya potensial (Pl\)!)<:nko & Pavlln, 1991 ). Dengan dcmikian olonomi daerah hlllUs diartikan sebagai upaya menciptakan kemampuan mondiri dari masyarakat daerah, bukan hanya pemerintan dae.rah. Oleh sebab
[tu
otonomi bennnkna
pcmanfaaran
sumber
daya daerah
dengan
mernperhatikan kepen1ingan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dcngan
kearifan lokal (Joe Fernandes, dkk, 2002). Penerapan desentrafisasi rnasih sebatas sebagai upayn mcningkatken PAD. Komltmen untuk memperbaiki kondisi ma.'l}ar:ll:at lokal secara nyata dan sistemik mclalui perbaikan kinerja organisasi can layanan publik relatif masih rendah. Tidak
I
2
sedikit fakta yang diemplikasika» media mcnunjukan bahwa kualitas tayanan publik belurn mengalami pcningkatan yang signifikan dengan peningkatan belanja daerah, pcningkaran beban masyarokat yang berupa kenaikan Miak dan biaya layanan ( Wahyud: Kumorceomo, 2005).
Rculiw rcrscbut meuuujukkan. bahwa layanan
publik sehagoi bagian yang sanga1 penting dari pcran negara dalam t.atanan denokrasi bclum dnpat dioprimalkan, Padahal layanen poblik mcnjadi indikator urama sejauh mana suatu pemerimahan telah menjalankan rnandat yang diberikan takyat kepada penyelenggara negara. Layanan publik merupakan suatu arena transaksi paling nyata dan intensif antara lllk}at dengan pemerinrah, interaksiaktif
amara pemberi dun penerima layanan merupakan holgian ~ting dari proses membangun punisipasl dan akuntabiliUK publlk. l'.:layaaM publil( diartikao sebagui ~la
bentuk kegiatan pelayanan urnum
yang dilaksanaklln oleb ill!>tart:1i pemerlnlaltan di pusat, di daerah, maupun di
lingkun8$11 badan usaha mllik negara.ldacntb dalam bentuk barang dan atau jesa, ~k dalam rangka upaya pemenuhan kcbutuhan masyaroht maupon dalam rangka
pclaksanaan ketentuan peraturan perundang·un~=
(1,AN, 1998). Pelayanan
publik ini juga dilaksanakan dalam suatu rangkaiw:ikcgiacan yang bersifat sederhana, rerbuka, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau (Scdatyanti, 2004). Pelayanan publik ilu hasil dari proses politik yang ditindaklanjuti oleh hlrokrasi pemerintah, Layanen pobfik memiliki karakteristik yang berbcda dnri kebijakan lainnya. Fokus utama tran..
3
rnilik umum (common guod)yang biaya produksinya sering kali kurang atau bahkan
tidak .,fisien sccara linansial, l7ahkan baraag atau jasa yang dirrans11ksikan'ukar
dnrkur {intangible). l'enin;:l-.atan kual.tas pclayanan umum terma!>llk pclayanan pcrizinan dan non perizinan oleh aparatur pemerintah sudah merupakan tuntutan rnasyarakar di era reforrnasi sekaraag ini, dimana masyarakat sudah rnulai kritis dan rnengcrti nkan haknya sebagai warga negara dan
walJ(a
masyakanu. Kualitas pelaysnan adalah
suatu kondisi dinamis yang bcrhubimgan dengao produk, jasa, manusin, proses dan
lingkungan yung memmuhi atau babkan mungkin melebilli harspan (Cocrscb clan Davis dalam LANRT, 2003). Kualilas pelayanan hcndaknya dapat memenuhi keburuhan para petanggan, dan SllS8nlll dari pengelolaan pelayanan itu adalah kepuasan pelanggan I Jronsumen I masya.rakat Iues, Pcnyelenggaraan
Pelayanan
Terpadu
Satu
Pintu
(PPTSP)
dianggap
merupakan salah satu jawaban terbaik perwujudan dari reformasl pelayanan publik dan kompetensi pelayanan prima
serta
1TlCl'U]lakan salah sstu paradigms baru dalam
pclayanan umum, Dengan adanya penerapan pola pe)ayanan terpadu satu pintu, rnaka masyarakat telah maidapatluio kemudahan dalam mengurus sesuatu jenis pelayanan pc..V.inan maupun non periziaan, melalui proses pelayanan yang Jcbih cepat, murah, rnudah, transparan, posti dan terjaagkau, ln~m1k;i pembenrukan kebijakan Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu nu sendiri awalnya hadir melalui adanya kebijakan dari pemerintah pusar terkait upaya untuk mcmperbaiki ildim investasi di tanah air kita, Perkcrnbangan Investasi
usaha yang
sulit membawa dampak bagi
kondisi pertumbuhan
perckonomian
bangsa
yang
lamban.
Tctben;ulo!)
kondisi
ini salah
satunya
bersumber dari rnasih rnelckatnys citra buruk pada sistcm pelayenan birokrasi yang
ditcrapkas, Tidak sedikh kita dengar kabar keluhan dari para pcngusaha/ir,.·eslor terh:ait banya"nya meja ;.a11g hams mereka loowati tarkala akan rncngurus Jan
mcngantongi suatu izin, bahkao teepaksa harus sering hnlak balik dari satu kanror ke kantor lain hanya untuk mengurus suatu layaaan perizinan. lni scmua dikarenakan
praktik birokrasi ylillg kurascg lr.msparan.. terlalu kompleks dan berbelit-beht. Tentu ssju hal ini rnembuat masyarakar
menjadi merasa dipennainkan oleb aparat
pemerintah, sehingga kincrja pelayanan umum secara keseturuhan menjadi buruk. Bagi kalangan dunia usoha, masalah )11118 sering dikeluhkan adalah
ketidakielasan prosedur, biaya dan wakru pemrosesan i<:in yang tidak pascl selesainya, sehingga biaya yang dikeluarkan pada akhirnya tinggi. Bagi masyanakac, kondisi sepern ini men~babkan
kepm:a)'3Rll kepada pemerintah menunm, dan
menurunnya tingkat kepercayaan ini SCC8l1l tidak !an~ung berimbas kepada turunnya rninat usahawan dalarn membuka
lapanga11 usaha, akibamya pengangguran
meningkat, pro
Pernerintah kemudian menyadati perlu adanya suezu upaya penycderhanaan proscdur pelayanan, khususnya OOgi para pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi, agar
menggiallao kembaii sernangat berwirausaha, membuks lapangan kerjo., mcngurangi angka pcngangguran dan mendoogkrak angl<:t pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai tujuan iru rnaka pemerintah pusat teleh mengcluerkan kbijakan lnstruksi
5
Presiden No1T1£1r 3 Tahun 2006 tentang paket kebijak~u perbaikan iklim investas] )':lng bertujuan kebijakan
entuk
meningkatkan
pertumbuhan
itu kemudian menuntun pemcrintah
ekouomi
agar menemukan
Indonesia.
Dalam
langkah·l~ngk.ah
>t:lanjutr.ya yang periu ditindaklaojut) oleh Kememcrian Dalarn Negcn aga1 segera mengambil tinilakun kebijskan yang lebih knnkrcl dun nyara. Langkah tindakan yang diamhil oleh Mcn1eri Dalam Negeri itu adalah rnembuat pedoman penycmpurnaan dan pcnyederhanaan
pemberian i7.in hag] Usaha Kocil Menengab dan Koperasi
(UKMK) dan pengembangan slstem pelayanan safu pinru. Sehingga pada akhimya dikeluarkanlah Kebijakan Peraturan Menteri Dalam Ncgerl Nomor 24 Tahun 2006
lentang Pedoman Penyclenggaraan f'elayanan Tcrpadu Satu Puuu. Dalam 11.tbijakan iru, pad.a dasamya mengamanatkan kepada setlap hupatl atuu walikola umuk wujib melakukea penyederllanaan penytlen&garaan pelayanan
terpadu dalam satu pintu. Fial ini sebailitimana tcrmaktub dalam PaSlll 29 Pennendagrl Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedom1111 Pc::nyelenggam.m PelaylWUl Tcrpadu Saru Pintu yang berbunyi; "Dengon dik-'tapkannya peraturan ini, bagi pcmerlmab dacrah yMg belum o:ncmpunyai PJ7TSP wajib membentuk perangkat duerah tersebut paling tambar l (~atu) tahun seja~ .Pcratu1110 M~nleri inl ditctapkan", Dalam ketentuan
umumnya
secara jelas rnemuat aturan babwa yang
dirnaksud dengan Pcrungkat Oaerah Penyeleoggara Pelayanan Terpadu Sam Pinru (Pf'TSP) adalah perangkat pemennrah daerah yang memiliki tugas pol.vk dan fimgsi
mengclota semua bcotuk pelayaaan perizinan clan non perizinan di daaah rlengan si;,1en1 layanen satu pintu. Sedangkan
duekankan
dalam Pasal 4 Ayat 2 neratoran tersebut
kembah bahwii penyederhanaan
penyctenggataan
pelayanan dimaksud
6
adalah penyederhenaan
yang rncncakup pclayanan atas permohonan pcrizin~n dan
non perizman. Dengan dem ikian pada dasamya sudah cukup [elas hahwa salah satu acuan knnsideran pcraturao bagi Pemerirttah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam
rnernbuat
l..chijakan
Pembentukan
Organisas.
daan Tata Kerj• Kantor
Pelayanan Perizinan di Kabupalcn Ogan l
Merespon kebijak:in diaras, hehcm111a pemerinlah da~:ili telah menKCIUarkan kebijaksanaan
untllk membenruk pelayan.1J1 satu pintu, dimana
dengan model
tersebut masylll'llkat dalam rnengurusi perizinan mauJ)!ln non perfainan hanya perlu mendatangi Dinas atau Kantor 'PT!il' umuk mengurus semua bentuk po!aynnan perizinan dan non pcrizinan yang dikeluarkon oleh pemerintnh tlllel'nh. Bentukbentuk pelayeoan terpadu yang 1elah dfbenruk di beberapa daerah ten:ebul. saling berbeda model,
ruang lingkup, mel(llflismc
dan proseeur dari masing-masing
pelayanan perl~.inan, tak terkct1111Ji yang adM Iii Kabupatcn Ogan 'Komering IJ!u. Oalam mcmbenruk Pela1am111 Te<padu Satu Pintu, Pemerintah Uaerah
Kabupaten Ogan Korocring Ulu telsh 111cngeluarl;.11n kcbijnk.an Perarcran Daerah Nomor 13 TahWJ 2007 tentang Peml>entukan 0rglJhisasi daa Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Kabupalen Ogan Kometiog Ulu. Pembentukan kimtor pelayanan krpadu yang dila.kukan oleh Pemerintah l'llteroh JUJbupaten OKU adalah berbentuk Kantor Pelayanan Perizinan. Kebijakan perda itu hanya memutl!$kan aturnn mengenai pembentukan organisasi
clan tata kcrja kantor pelayanan yang tugasnya lianya mencakup
J)l,,'llgelolaan scbagian pelayanan perizinan, sedangkan jenis pclayanan perizinsn yang
7
lain scna hal-hal yang mencakup pelayanan
11011
perlzlnan sebagaimana kcwajiban
cfalam membennik J>PTSP tidok dilakukan, Dengan kondisi sepern ini mengandung makna hahwa adanya lr.c•-e1!,jangan target dari garis k.ebijllkan yani:t duetapkan Permendagr! dengan kebijakan Perda yang <.litcu1rka~ pemeriman daeran Kabupetcn
OK.U. Adapen jenis pelayi1nan perizinan yang dikcloln Kantor Pelayanan Perizinan KnbupatenOgan Komcring lllu 1,..rliha1 dalam tabel I berikut ini : Tabel l
Dall:ar Jcnis Pclayensn Perizinan di Kantor Pelayanlln Pcrizinan J
I 2 3 4 5 6
7 8 9 10 I1
12 13 J4
15
Jenis Pel.ayonan Perizinan h:ln Usaha Angkutan Umum lzin Trayek ltin lJsalul Hotel Jan Restoran lzin !ls.aha Rekreasl dan Hiburao Umum lzin M~n
16
Dori data diatas mengungkitpkan bahwa Kantor Pelayanan Perizinan Kabupatcn OKU banya mengelola sehanyak 17 jcnis perizinan, i;edongkan diketahu] masih cukup banyak jenis oelayanaa perizinan maupun non pcrizinan yang bclum dikelola. Namun demikian percmusan
kcbijakan pemoontu\(an Penyelenggara
Pl)layanan Tcrpadu Satu Pinlu sudah diupayakan olch Pernerintan Daerah Kal>upalen
Ogan Komering lllu. tetapi Icmbage yang dibentuk hanya berfungsi sebatas mclayani
1nasyarakat dalam bidang pcnzinan. Fungs] dau lugasnya betum menyenfuh pada semua bentuk pelaynnan perizinan dan non perizioen. Befum dilakukannya pcngelolaafl semua beruuk J>!!laJlem layanan satu pinru menafsirkan baflwa kebjjakan pembentukan Kantor Pclay1man Perizman KabupatenOKTl belum sepenuhnya sejalan dengan kctentuan Penuendagr! Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman l'enyelenggaraJtn Pelayanan Terpadu Sa1u Pintu. Adapun beberapa jenis pelayanan perizinan d.nn non perizinan yang belum dikelola oleb Kantor Pelayansn Perlzinan Kabupaten OKI J sebagaimana terdapat dalarn label 2 berikut ini :
'fobel2 Dallar Jenis Pelaya1111n l'eri2i11an dan Nori l'erb.inon Yonn Delwn Dike Iola ~tll:ara 'fcl}!lillu::_ No Jen is Pelayanan TMd.n Oaflar Perusahaan Pelayanan KTP, KK dan Akta Capil 3 b:ln Penutupan Jalllll 4 lzin Prlnsip S lzin Lokasi 6 Tanda Daftar Gudang (TDenelirian/Penyelidikan/Eksplorasi Alr Tanah 14 Izin Pcmboran Air Tanah J 5 lzln Penurapan Mata Air 16 lzin PengambilanAirTanah 17 lzin Peruzambilan Mata Air
Darl adanyn kcscnjang$n 1111ge1 ilu m11ka muncut usulan draft pcrubahan rancangan peramran daerah 1entang pemh¢utulum organi~asi dan tata k~'rja kantor pelayanan perizinan KabupDten OKU mcnjadi pembeutukan or11anisasi dan tata kerja l:lwlim Pelayanan [crpadu Kabupaten OKU. Draft pcruh11ha11 raperda rni diusutkan
oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizjnan Kabupaten OKlJ. Dalam kurun waktu yang rolatif singkat, Kepaho Kantor Pelayansn Pcrizinan Kabupaten OK(} telah mengaiukan usul draft perubshan rancangan peraturan daerah tentang pcmbcntukan erguu isasi dan Ulla kerja Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, UsuIan draft pel\lhahan raperda benmk organisasi pelayanan perizinan dari kantor menjadi badnn ini
optimal, Dcngan Status yang masih berupa kanlor posisi kewcnangannya terbates sehingga ada rasa "tebih rendah". Kesulitan kornunikasi akibat timpangnya status
eselon jabatan ini dengan dinas/baclan lt:ikait menirnbelkan rasa "inferioruas'' untuk mclaksanakan kewenangan secara utuh. Dampaknya masih terdapat adanya perizinan
10
yang masih d(lwloLi olch in!itaMi asal, Tar(k-memuil( urusan petayanan perizinan antara pihak pc<1gelola as,al dcngan Kantor Petayanan Pcriziaun Kabupaten Ogan
Kmnllriflg lllu maslh kcrap terjadi. Wal&upun proses pcngclo!Han perizman s11dah berada dal11111 kewcnangan Kantor Pctayanan l'criLinan Kab\•p»l\:n OKU. nann.n sebagian pihak in!tttlnsi pengelola asal belum sepenuhnya menyerahkau urusan
perizman terscbut pada KMlor Pelayanan Perfzinsndi Kabupaten OKU. Dalam laporan hasil kegiaten bulan April 2009. sejak Kantor Pclayanan
l'eriiinan Kabuparen Ogan Komering Ulu mulni efektif beroperasl lunggnl 2 Maret 2009 dapat terlihat jelas bahwa kegiatan pelayanan perb.inan di Kantor Pelayanan l'cl'i:c.i111111 K.abuparcn
Dari rabcl diatlls dap,11 kira kcfah1.1i bahwu pcnerimA..n perizinan sepanjang butan ilu hanya sebanyak 35 bcrkas saju yang releh selesai diproses. Sebagian bcsar
perizinan yang diprose; berasal dari !:Lin Ganggue» {HO) sebanyak 23 berkas oan rzin SIUP 9 berkas, sedangkan berkas izin yang lnin masih sanga; scdikit bahkan
belum ada sama sckali, Kemudian ketiga dikatakannya bahwa PPTSP dapat ditetapkan bcrbentuk Bot.l~n karena varlabcl bessran organisasi pemngkar daerah lelah mencaps! nilni skor lebih dttti rujuh puluh. Hal i11i berarti peni11gka1an status kamor pelayanan periz:innn mcqjlldl baden sudah layak untuk dtlakukan. Hal inJ sesual dengiln Peraturan Mcnte.-i
Dnlom Negeri Nomo .. 20 Tahun 2008 Tcntang l:'edoman Organlsa.~i dan Teta 1(,,rja Unit Pelayeacn l'erlzinarl Terpadu di Daerah. Dengao starusnya yang aken diubali
meajadi badan meka dikwk&Mya akau memillki nilal lebih d!mana pelayanan pcrizinAn dan oon perizinan blsa rrMOajndi satu pintu. Dari regi adtninlscrasi bisa lebih memangkas jalur yang tidak efoktif. Namun usulan draft ini belum mendajXitkon sinyai positif dari Bagian Organisasi. Usulan draft rembahan raperda status kantor menjadi badan terscbut belum ditanggapi serius karena diaoggar belum merniliki alasan yang jelas, sehingge usulan tersebut masih berjalan di tempat. Pihak Pe.rncrintsh Kabupaten OKU belum bisa n1enindaklanjuli usulan perubahao ini dikarcnakan alasan yang dinila] cukup tepa,
yaitu
kantor
tersebut bani berdiri
den
helum diketahui
efektifitas
implementasinya. Pihal<. ~ksekutif menilai masih adanya penzma» yang dikeloia
12
instansi asal disebabkaa oleh pcrsoalan teknis belum adanya berita acara serah terima perizinan dari instansi terluit dengon Kantor Pclayananan Perizinan Kabupaten
OKU. Di,;ini f'.-neliti mengimepreracikan pcnyebab munculnya fc:nomcna-fonon1ena tersebut (kcsenjangan
target. draft perubahan raperda clan tarik mcnarik pcngclolaun
izin) ad.ti ah akibat adanya perma~fahan pada tataran perumusan kebijakan. Budi pendefenisian
Winamo
(2002)
mengatakan;
ke~gnlan dalarn
mernaknai
konsep
masalah kebijilkan. delam lal.ar.ln awal proses perumusan tebijQkaij
publik ak&t berpengaruh pada l:cbijann publilc sccara umum. 'Proses pendefenislan
masalah kebijakan merupakan suatu proses yanjl fundamental, karena kekeJiruan Jrunm mencmukan masaleh kebijllk.an yang iepat alul.ll berpengarub pada prosesproses kebijo1
!. I<ehijakan
(2007) juga mcojc:laskan bahwa suam Jccbljakan
!tu hisa
yang u.nggul apabila mempunyai tig~ ciri ut.ama yalru ; iru harus c~nlas cutfuya mcmecab.lwl ma~•h1.h pada inti
publik fokus pada lsu kebijakoo yang heodak dikelola dalem kcbijakon publik
daripada pcpularitasnya sebagai peng,ainbil k.eputusnn kebijahn.
2. Kebijakan itu harus bijaksana artinya ridal.. mcnghasilkan masalah ooru yang leuih besar daripada pengambil
kepuiusan
masalab
yang
kebijllkan
kesalahan y~ng tidalc perlu.
dipecahkan. Kebijaksanaan membuat
publik udak menghindarlcan
diri dari
13
3.
Membcri harapan aninya mcmbcrikon harapan kepada scluruh warga bahwa mereka dapat mcmesuki hari esok lebih baik dari hari ini. Dengan mernberikan
harapan,
kebijokan
publik me1yadi
alat
transfer
bagi
kesejahteraan dalarn kehidupaa bersama. Mcmbenkan harapan juga berarti membangun
kehidupsn
yang
produktif sehingga
kebijakan
dttpat
dilaksanaka» sccara selj11np/ementcd. Faktor kunci 1elanjut11ya unrulc membangun excellent public policy adalah menjadikan setiap dimensl proses kchijakan public align Jan bersinergi, Artiny11, Jiperlukan proses perumusan kcbijakao yang unggul, unmk mcnghasilk.an rumusaa kebijakan yang unggul. Adanya fenomena-fencmena telSCbut dlates iniloh. yang kernudian membuat
ponul!s t.:irtarik untuk mcngelllhui perumesen kebijakan telltang pembentukan Kantor PelayMan Perizinon di Kabupaten Ogan KomeringUlu sehingga menghasilkan suatu kebijo.kao yang belum liru:ar dellpJI k.:bijlllan yang lebih tinitgi. Perubahan peradlgma pelayaoan publik yang saet hti berjalan bcgltu llimunis rnenunl\11 pare pemhuat
kcbijakan
di level daerah harus lcbih bersikap peka dan responslf;
Pembcotulam kebijalrnn di tingkat daerah yang belum scjalan deugan semangat perub8han seperti yal'lj! telah
digarislcan do.Jam
aturan
yang
kbilt tinggi
mengil'ldikasikon pu\a bahwa masih tenll1f'3t adsnya kondisi-kondisi atau kecdalakendala tertentu di tinglurt lokal yang belum teratasi dengan baik. Ungkapan ini sejalan dengan pemyataan dari seorang pakar kebijakan pubiik, lrfan Islamy (2003) yang mcnyatakan, dalam merumuskan suatu kebijakan, apalagi kebljakan ncgara, bukanlah su~tu proses yang rnudan. Hal ini discbabkan