Perubahan Pandangan Tokoh Utama Terhadap Sumo Dalam Naskah Film Shiko Funjatta Karya Suo Masayuki Oleh: Taufik Gusti Pratama Abadi 1 ABSTRAK Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis merasa tertarik untuk menganalisis naskah film Shiko Funjatta karya Suo Masayuki dengan menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Yamamoto Shuhei adalah tokoh utama dalam naskah film ini, keterlibatannya dalam klub sumo merupakan suatu keterpaksaan sebagai syarat untuk lulus kuliah. Berbagai hal yang dialaminya selama bergabung dengan klub telah merubah pandangannya terhadap sumo. Penulis menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Dalam pembahasan analisis akan dibahas mengenai perubahan pandangan Yamamoto Shuhei yang pada awalnya tidak tertarik pada sumo hingga akhirnya mencintai sumo dan faktor-faktor lingkungan di sekitarnya yang mempengaruhi perubahan pandangan tersebut. Kata Kunci: Naskah Film, Sumo, Sosiologi Sastra, Tokoh Utama
1
Mahasiswa jurusan Sastra Jepang FIB, tahun lulus 13 Juli 2012
ABSTRACT In this research, writer interests for analyzing the Shiko Funjatta scenario by Suo Masayuki with using literature sociology approaches. Yamamoto Shuhei is the main character in this scenario, his involvement in the sumo club is a necessity as a requirement for graduation. Various things that happened while he joined the club change his thought towards sumo. Writer uses literature sociology approach. In the analysis study writer discuss about Yamamoto Shuhei’s change of thought towards sumo which dislike it on the beginning, but loves it in the end, and his neighborhood factors that change his thought towards sumo. Keywords: Scenario, Sumo, Literature Sociology, Main Character
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skenario atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Naskah film merupakan salah satu karya sastra yang memiliki kesamaan struktur dengan drama. Sebuah naskah film juga memiliki latar, plot, penokohan, dan tema. Shiko Funjatta mengisahkan tentang klub sumo Universitas Kyoritsu yang hampir bubar karena kekurangan anggota. Di universitas ini mahasiswanya lebih tertarik pada olahraga barat dari pada sumo. Profesor Anayama, yang dulu pernah menjadi juara sumo universitas memaksa mahasiswa tingkat akhir, Yamamoto Shuhei, untuk bergabung di klub sumo yang hampir bubar ini, jika tidak dia tidak akan pernah lulus kuliah. Shuhei bertemu dengan Aoki, Haruo, Tanaka, dan Smiley. Mereka memulai latihan untuk menghadapi kompetisi meskipun tidak seorang pun dari mereka peduli pada sumo. Tetapi lambat laun mereka merasakan rasa cinta dan hormat pada sumo. B. Pembatasan Masalah 1. Bagaimana perubahan pandangan Yamamoto Shuhei terhadap sumo? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan Yamamoto Shuhei pada akhirnya menyukai sumo? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan perubahan pandangan Yamamoto Shuhei terhadap sumo. 2. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan Yamamoto Shuhei pada akhirnya menyukai sumo.
PEMBAHASAN Pendekatan
terhadap
sastra
yang
mempertimbangkan
segi-segi
kemasyarakatan oleh beberapa penulis disebut “sosiologi sastra”. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya, sedangkan bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan. Sumo merupakan olah raga tradisional Jepang. Pada zaman Edo (16001868), sumo mulai dipertunjukkan sebagai tontonan dalam festival yang diadakan di jinja-jinja. Baru pada waktu menjelang berakhirnya zaman Meiji (1868-1912), yaitu pada awal abad ke-20, sumo disebut sebagai olah raga nasional. Dalam naskah film Shiko Funjatta, Yamamoto Shuhei adalah tokoh utamanya. Shuhei lebih memilih olah raga scuba dive dibandingkan sumo.
(1) 秋平「やっぱ、沖縄、スキューバだよな」 *小さく歌いながら入口の方へ歩いて行く秋平。 秋平「プールサイドに夏がくりゃ♪...イエイエイエイエイ..イ エイ イエイ いいわー♪」
Shuuhei: Yappa, Okinawa, sukyuuba dayona. *Chiisaku utainagara iriguchi no hou e aruite-iku Shuhei. Shuuhei: Puurusaido ni natsu ga kurya♪…… ie ie ie iei… iei… iei… iiwaa♪ Shuhei: Memang kalau scuba diving itu di Okinawa! *Shuhei yang berjalan ke arah pintu masuk sambil bernyanyi kecil. Shuhei: Musim panas tiba di pinggir kolam renang♪......ye ye ye yey yey yey♪ (シコふんじゃった:160) (2) 夏子「誤解しないでね。穴山さんは本当に相撲が好きなの。 だから、相撲なんてどうでもいいと思っているあなた達に本当 の相撲を考えたいとは思わないの」 秋平「...」
夏子「あたし、本当の相撲が見たい。だから、勝手かもしれないけど みんなに真剣に相撲を取ってもらいたいの」 秋平「勝手だね。見たかったら自分で取れよ。悪いけど相撲なんて最 低だね」
Natsuko: Gokai shinaide ne. Anayama-san wa hontou ni sumou ga suki nano. Dakara, sumou nante doudemo ii to omotteiru anata-tachi ni hontou no sumou o kangaetai to wa omowanai no. Shuuhei: . . . . . . . Natsuko: Atashi, hontou no sumou ga mitai. Dakara, katte kamoshirenai kedo minna ni shinken ni sumou o totte moraitaino. Shuuhei: Katte dane. Mitakattara jibun de toreyo. Warui kedo sumou nante saitei dane.
Natsuko: Jangan salah paham. Anayama-san sangat menyukai sumo. Tetapi kalian semua tidak peduli sama sekali, jadi dia tidak punya keinginan untuk melatih kalian. Shuhei: . . . . . . . Natsuko: Aku ingin melihat sumo yang sebenarnya. Mungkin ini egois, tapi aku ingin kalian semua sungguh-sungguh. Shuhei: Itu egois. Kalau ingin melihatnya cobalah sendiri. Maaf walau terdengar buruk, tapi sumo itu paling rendah. (シコふんじゃった:160) A. Perubahan Pandangan Yamamoto Shuhei Terhadap Sumo (3)
*秋平は初めて土俵に上がった時と違い、落着いて美しい仕切 りをした。勿論塩も撒いた。 応援団「フレー、フレー、しゅーへい!」 *秋平、立ち合い一気の寄りで圧勝。 *ガッツポーズを決める。 知恵「ヤッター! 勝ちました。教立が初めて勝ちました」
*大喜びの応援団と OB。 *喜びを隠そうとする熊田。 穴山「よし、面白くなってきた」
*Shuuhei wa hajimete dohyou ni agatta toki to chigai, ochitsuite utsukushii shikiri o shita. Mochiron shio mo maita. Ouendan: Furee, Furee, Shuuhei! *Shuuhei, tachiai ikki no yori de asshou. *Gattsu poozu o kimeru. Chie: Yattaa! Kachimashita. Kyouritsu ga hajimete kachimashita. *Ooyorokobi no ouendan to OB. *Yorokobi o kakusou to suru Kumada. Anayama: Yoshi, omoshiroku natte kita.
*Shuhei berbeda dengan ketika pertama kalinya naik dohyo, dia bersikap tenang dan melakukan hormat dengan bagus. Tentu saja garam pun ditaburkan. Pemandu sorak: Hore! Hore! Shuhei...! *Shuhei, dengan serta-merta menang telak. *Dan dia menunjukkan pose kemenangan. Chie: Akhirnya! Menang! Kyoritsu menang untuk pertama kalinya. *Pemandu sorak dan para alumni bersukacita. *Kumada berusaha menyembunyikan kegembiraannya. Anayama: Ya! Ini jadi menarik. (シコふんじゃった:171) Kutipan (3) menunjukkan perubahan pandangan Yamamoto Shuhei terhadap sumo. Di sini disebutkan bahwa Shuhei lebih bersikap tenang ketika naik ke atas dohyo dan serta-merta menang telak. Hal ini menunjukkan bahwa Shuhei
lebih serius dalam bertanding sumo. Dibandingkan dengan kutipan (1) dan (2) dimana sikap Shuhei yang masih membayangkan scuba diving dan menganggap rendah sumo. B. Faktor Yang Menyebabkan Yamamoto Shuhei Menyukai Sumo 1. Rasa cinta Aoki terhadap sumo (4) 青木「オレは今年で大学八年目だ。しかも浪人している。オレは子供 の頃から相撲が大好きだった....」
Aoki: Ore wa kotoshi de daigaku hachinenme da. Shikamo rounin shiteiru. Ore wa kodomo no koro kara sumou ga daisuki datta. . . .
Aoki: Tahun ini saya sudah delapan tahun kuliah. Ditambah pernah menganggur dulu pula. Saya sejak kecil sangat mencintai sumo. . . (シコふんじゃった:145) (5) 熊田「...いいか青木! てめえのことだぞ。オカマみてえにブル ブルブルブル震えやがって。お前勝った事あんのか? 四年間 相撲を取って一度も勝ったことがねえなんてオレには信じらん ねーよ。それでよく相撲が好きだなんて言ってられんな」 *青木、俯いたまま必死に耐えているが、ついに涙がこぼれる。
Kumada: . . . . Iika Aoki! Temee no koto dazo. Okama mitee ni buruburu buruburu furueyagatte. Omae katta koto annoka? Yonenkan sumou o totte ichido mo katta koto ga nee nante ore ni wa shinjiranneeyo. Sorede yoku sumou ga suki da nante itterarenna. *Aoki, utsumuita mama hisshi ni taeteiru ga, tsuini namida ga koboreru. Kumada: Ngerti Aoki! Ya kau Aoki. Gemetaran kayak banci. Pernahkah kau menang? Aku tak percaya, ikut sumo selama empat tahun dan belum pernah menang satu kalipun dan kau masih berkata menyukai sumo. *Aoki menahan kesabaran sambil menundukan kepalanya, akhirnya air matanya menetes.
(シコふんじゃった:152)
Kutipan (4) menunjukkan perkataan Aoki kepada Shuhei. Aoki adalah satu-satunya anggota klub sumo sebelum Shuhei bergabung. Aoki memilih tetap bertahan di universitas selama delapan tahun untuk menjaga klub sumo supaya tidak ditutup. Kutipan (5) menunjukkan keadaan ketika Aoki menangis karena Kumada, alumni klub, menghina rasa cinta Aoki pada sumo, karena selama bermain sumo Aoki belum pernah sekalipun menang. 2. Persaingan dengan Ken (6) ケン「おい、おめえら、相撲をなめてんのか。今度ふざけたマネした らぶっ殺すからな。覚えとけ」
Ken: Oi, omeera, sumou o nametennoka. Kondo fuzaketa maneshitara bukkorosukarana. Oboetoke.
Ken: Hei kalian, apakah kalian mengejek sumo? Apabila kalian menghinanya lagi, kami akan membunuh kalian. Ingat itu. (シコふんじゃった:151)
(7) ケン「腕白相撲選手権に目標をかえたんでねーの」 本橋「ただのイジメでねーの」 ケン「何が名門復活だ。相撲を嘗めんのもいい加減にしろ」
Ken: Wanpaku sumou senshuken ni mokuhyou o kaetandenee no. Motohashi: Tada no ijime denee no. Ken: Nani ga meimon fukkatsu da. Sumou o namenno mo ii kagen ni shiro.
Ken: Mereka bisa memenangkan liga sumo anak kecil.
Motohashi: Mereka hanya penganiaya! Ken: Apanya yang “Kembalinya Keluarga Terhormat”. Berikan sumo rasa hormat! (シコふんじゃった:167)
Kutipan (6) menunjukkan perkataan Ken, anggota klub sumo Universitas Hokuto, kepada Shuhei ketika dia memakai kembali antingnya setelah selesai bertanding. Kutipan (7) menunjukkan hinaan Ken kepada Shuhei dan temantemannya ketika mereka berlatih tanding melawan anak-anak SD. Ejekan-ejekan kepada Shuhei dan klub sumo Universitas Kyoritsu tersebut telah memberikan motivasi lebih pada Shuhei untuk serius berlatih sumo demi mengalahkan Ken.
3. Idealisme Smiley (8) スマイリー「確かに相撲は日本の国技かもしれません。でもスポーツ ではありません.....オーケー。相撲がスポーツな ら、まわしの下にパンツをはいてもオーケーですね。で も誰もはかない」 秋平「なんでパンツはくの?」 スマイリー「オーケー。他人に自分のオシリを見せたいとは思わない し、他人のオシリを見たいとも思わない。 青木「それはその、昔からのしきたりっていう...」 スマイリー「あっ、しきたり、オーケーわかります。日本人、いつで もそう言う。これはそういうしきたりだから、そういう 決まりだから...
Smiley: Tashikani sumou wa Nihon no kokugi kamoshiremasen. Demo supootsu dewa arimasen. . . . . . Ookee. Sumou ga supootsunara, mawashi no shita ni pantsu o haitemo ookee desune. Demo dare mo hakanai. Shuuhei: Nande pantsu haku no? Smiley: Ookee. Tanin ni jibun no oshiri o misetai to wa omowanaishi, tanin no oshiri o mitai to wa omowanai. Aoki: Sore wa sono, mukashi kara no shikitari tte iu. . . . . Smiley: Aa, shikitari, ookee wakarimasu. Nihonjin, itsudemo sou iu. Kore wa sou iu shikitari dakara, sou iu kimari dakara. . . . .
Smiley: Memang sumo mungkin adalah permainan nasional kalian tetapi bukanlah olah raga..... Ok. Kalau sumo adalah olah raga, mereka bisa mengenakan celana di bawah mawashi. Tapi tidak ada yang melakukannya. Shuhei: Kenapa harus memakai celana dalam? Smiley: Ok. Saya tidak ingin memperlihatkan pantat saya pada orang lain dan saya tidak ingin melihat pantat orang lain. Aoki: Itu adalah bagian dari tradisi zaman dulu.... Smiley: Oh tradisi? Ok saya mengerti. Orang Jepang selalu berkata demikian. Ini adalah tradisi, ini telah ditentukan.... (シコふんじゃった:155)
(9) 穴山「あと一つ勝てば優勝だ。ここまできたら優勝しよう。地獄を思 い出せ。自信を持って闘え。今日のお前達なら勝てる」 *秋平、てっぽうをしているスマイリーを見つめる。 ×
×
×
放送委員「東、今井君。西、スマイリー君」 林「礼、東の....」 スマイリー「Wait,wait.今、出る!」 *タイツを破り捨て、立ち上がるスマイリー。
Anayama: Ato hitotsu kateba yuushou da. Koko made kitara yuushou shiyou. Jigoku o omoidase. Jishin o mottetatakae. Kyou no omae-tachi nara kateru. *Shuuhei, teppou o shiteiru Smiley o mitsumeru. ×
×
Housou-iin: Higashi, Imai-kun. Nishi, Smiley-kun. Hayashi: Rei, higashi no . . . . . Smiley: Wait, wait. Ima, deru! *Taitsu o yaburisute, tachiagaru Smiley.
×
Anayama: Kalau sekali lagi menang kita jadi juara. Kita bisa melakukannya. Ingat saat latihan “neraka”. Percaya dirilah! Kalau kalian yang hari ini bisa menang. *Shuhei, mengamati Smiley yang sedang memukul-mukul teppo. ×
×
×
Penyiar: Di timur, Imai. Di barat, Smiley. Hayashi: Hormat, barat yang . . . . . Smiley: Wait, wait. Sekarang saya ikut! *Smiley berdiri, merobek celana dalamnya. (シコふんじゃった:172-173) Smiley adalah mahasiswa dari Oxford yang sedang menjalani pertukaran pelajar. Kutipan (8) menunjukkan percakapan antara Smiley, Shuhei, dan Aoki. Smiley berpendapat bahwa sumo bukanlah olah raga, sumo hanyalah sebuah permainan nasional Jepang. Smiley memperdebatkan para pesumo yang hanya menggunakan mawashi dan mempertontonkan pantat mereka.
Kutipan (9) menunjukkan ketika akhirnya Smiley mau merobek celana dalamnya yang dia gunakan berbarengan dengan mawashi. Shuhei yang melihat hal ini berpikir bahwa Smiley yang pada awalnya tidak mau memperlihatkan pantatnya pada orang lain, demi bertanding sumo akhirnya dia rela melepas celana dalamnya dan hanya menggunakan mawashi. Faktor-faktor yang mempengaruhi Shuhei sehingga menyukai sumo lebih banyak disebabkan pengaruh lingkungan sekitar. Aoki yang menceritakan alasannya bertahan di klub sumo selama empat tahun. Ken yang selalu menghina klub sumo Universitas Kyoritsu. Serta Smiley yang memiliki idealisme. Semuanya mempengaruhi pandangan Shuhei terhadap sumo.
SIMPULAN Setelah pada bab sebelumnya dibahas mengenai analisis naskah film Shiko Funjatta karya Suo Masayuki, maka dapat dibuat kesimpulan seperti berikut: 1. Pandangan awal Yamamoto Shuhei yang tidak menyukai sumo seperti digambarkan dalam naskah film Shiko Funjatta merupakan gambaran umum anak muda Jepang saat itu dilihat dari sudut pandang sosiologi sastra. Mereka lebih menyukai jenis-jenis olah raga barat seperti Amefuto ataupun Scuba Diving dan meninggalkan olah raga tradisional. Shuhei menekuni sumo karena permintaan dari Profesor Anayama, dosen pembimbingnya, sebagai syarat kelulusan. Shuhei yang pada awalnya melakukan sumo dengan setengah hati hanya untuk memenuhi syarat tersebut lambat-laun mulai menyukai dan serius melakukan sumo. Ketika syarat yang diminta Profesor Anayama telah dipenuhi dan dia bisa bebas meninggalkan klub, Shuhei malah memilih untuk bertahan satu tahun lagi di klub sumo. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pandangan Yamamoto Shuhei terhadap sumo datang dari orang-orang di sekitarnya. a. Aoki, yang menyukai sumo sejak kecil dan rela berkorban delapan tahun kuliah untuk menjaga klub sumo tidak ditutup. Rasa cintanya yang dalam terhadap sumo telah mempengaruhi Shuhei sehingga dia mau bertahan di klub sumo lebih lama. b. Ken, kapten klub sumo Universitas Hokuto yang selalu menghina klub sumo Universitas Kyoritsu, telah menimbulkan rasa persaingan dalam diri Shuhei sehingga dia sanggup berlatih sekeras apapun untuk menang dari Ken. c. Smiley, mahasiswa asing yang idealis yang awalnya mengatakan sumo hanyalah sebuah pertunjukan orang-orang telanjang. Namun pada akhirnya dia pun rela bertanding tanpa celana dalamnya dan bertelanjang hanya mengenakan mawashi. Melihat orang asing yang rela berkorban seperti ini, Shuhei semakin menyukai sumo.
DAFTAR SUMBER Escarpit, Robert. 2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hasanuddin. 1996. Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa. Masayuki, Suo. 2008. 周防正行作品集. Tokyo: Sakka Kyoukai. Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.