PERUBAHAN FISIK TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI PERUMAHAN BTP BLOK AE MAKASSAR
PHYSICAL CHANGES IN HOUSE LIVING OF BTP HOUSING BLOCK AE MAKASSAR
Andi Endang Trisma 1, Shirly Wunas 2, Ria Wikantari 2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10, Makassar 90245 2 Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10, Makassar 90245
Alamat Korespondensi : Andi Endang Trisma Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 HP. 081 241 999 529 Email :
[email protected]
ABSTRAK Rumah sebagai lingkungan terdekat manusia harus memenuhi syarat yang layak untuk dihuni. Penelitian ini bertujuan mengkaji perubahan fisik tata ruang dalam rumah tinggal, dan faktor yang mempengaruhi perubahannya. Dilaksanakan di Perumahan BTP Blok AE RT.1 Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya Makassar, Sulawesi Selatan. Pada bulan agustus - nopember 2014. Analisis secara deskriptif, data diperoleh melalui survey, wawancara, dengan menggunakan kuisioner. Pengambilan sampel secara purposive sampling mewawancarai tiga puluh penghuni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pertambahan kebutuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan keluarga atau pertambahan sanak keluarga serta status pendidikan penghuni yang relatif tinggi mempengaruhi tingkat pendapatan yang mendorong dan memicu penghuni dalam melakukan perubahan ruang untuk mencerminkan jati diri penghuni yang ingin memiliki rumah yang berbeda dengan rumah disekitarnya. Dan variasi perbedaantingkat perubahan ruang dalam yang terjadi dilapangan yaitu padatipe perubahan 1 lantai keseluruhan dan perubahan 2 lantai, lebih banyak melakukan perubahan ruang secara keseluruhan yaitu merombak total denah awal untuk memenuhi kebutuhan ruang yang mereka inginkan namun tidak memberi solusi kenyamanan pada penghuni, karena perubahan ruang yang terjadi sebahagian besar memanfaatkan seluruh lahan yang ada untuk dijadikan ruang tanpa ada areaservis dan sirkulasi yang disediakan menjadikan ruang terkesan sumpek dan sedikit gelap terutama pada area kamar tidur, ruang makan, dapur , KM/WC dan tempat cuci. Berbeda pada tipe perubahan 1 lantai sebagian, yang cenderung hanya melakukan perubahan ruang disebabkan oleh faktor kebutuhan saja sehingga area servis dan sirkulasi cukup memberikan kenyamanan dalam ruang namun pada tipe ini penghuni tidak terlalu memikirkan tingkat kenyamanan pada elemen-elemen material yang digunakan karena rumah yang mereka huni masih status sewa/kontrak dan hak pakairumah keluarga. Kata Kunci: Ruang Dalam, Perubahan, Rumah Tinggal.
ABSTRACT Home as the closest human environment to human must comply with certain standarts. The aims of the study were to assess the physical layout changes in the recidence and Factors affecting changes. The research was conducted in Block AE BTP Housing RT.1 Paccareakkang Village, Biringkanaya District of Makassar, South Sulawesi, from August up to the November 2014. Method used in this research is descriptive method. Data were collected trough surveys, interviews, with questionnaires. Sampling respondents were determined by purposive sampling method interviewing thirty occupants.The results of the research indicated that an increase caused by growing needs of the family or relatives accretion and educational status affects occupants of relatively high income levels and encourage room changes reflects the occupants’ identity to have different house from surrounding houses. Variations of change levels in the field from type 1 and a change to 2nd floor, or completely overhauled from the initial plan to meet the needs of space do not provide comfort of the occupants, because space changes occupy all avalaible land for rooms without service areas and air circulation which made rooms seem cramped and dark, especially in the bedroom area, dining room,khitchen, toilet and washing facilities. In contrast to the 1 floor type of change, which only tends to make changes due to space factor. It only needs changes to the service area and air circulation to provide enough room comfort, but occupants of this type are not much concerned with level of comfort of the elements of material used for their homes but with the occupancy status and the right to use the family homes since the current status are still with contracting and leasing status.
Keywords : Interior, Change , House, Living.
PENDAHULUAN Rumah sebagai lingkungan terdekat manusia harus memenuhi syarat layak huni. karena merupakan ruang dimana manusia dapat melakukan kegiatan didalamnya (Badudu, 1990). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974. tentang peningkatan taraf hidup rakyat indonesia maka pemerintah pusat membuat suatu rancangan rumahuntuk memenuhi standar minimal yang diseragamkan, akibatnya seiring waktu dan kebutuhan, banyak rumah baik
sebelum
maupun
pasca
huni
mengalami
perubahan
yang
dilakukan
oleh
pemiliknya.(Ridwan , 2004),Keseragaman bentuk rumah yang dikembangkan oleh developer, tidak bisa mewadahi perilaku penghuni untuk proses adaptasi atau merubah lingkungannya. (Van-de-Ven, 1995), menjelaskan bahwa menciptakan ruang haruslah dengan cara yag benarbenar direncanakan dan dipikirkan dengan baik. Perumahan kebanyakan telah kehilangan makna awal sebagai wadah kebutuhan akan rumah tinggal karena di bangun mendesak dan dalam jumlah yang banyak, serta didukung oleh revolusi industri. Akibatnya kebutuhan dan nilai-nilai budaya masyarakat kurang diperhatikan. Maka dari itu pemilihan lingkungan perumahan diharapkan mampu memberi perbandingan keadaan dengan perumahan-perumahan di Indonesia pada umumnya(Salura, 2001). Dalam pembentukan hunian ada beberapa hal yang tidak bisa di standarisasi seperti kebutuhan dasar manusia,posisi dan peranan wanita, serta peranan memiliki harga diri terhadap ruang yang menjadi wilayahnya, karena jika dilihat dari kebutuhan masing-masing penghuni akan memiliki perbedaan (Rapoport , 1969). Perubahan fisik rumah banyak di pengaruhi oleh faktor antara lain, adanya pertambahan kebutuhan yang di sebabkan oleh pertumbuhan keluarga atau pertambahan sanak keluarga yang menumpang tinggal, sebagai cerminan jati diri karena keinginan penghuni untuk memiliki rumah yang berbeda dengan rumah disekitarnya serta budaya dan lingkungan dimana manusia itu tinggal.Mengacu pada karya psikolog ekologi Roger Beker. sasaran dari perancangan arsitektural adalah menciptakan bentuk yang memuaskan perilaku. Ketepatan suatu bentuk tergantung pada sejauh mana ia cocok dengan konteks perilaku, sosial dan budayanya(Snyder et al., 1991).Perletakan tata ruang turut mempengaruhi perilaku penghuninya terutama mengenai privasi, maka akan terjadi respon oleh penghuni untuk menjaga privasidengan mengadaptasi rumah tinggalnya. (Taufikurahman, 2010). Privacy adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu
kesendiriannya
(Sarwono, 1992). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana
perubahan tata ruang dalam yang terjadi pada perumahan BTP Blok AE Makassar.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian terletak di Perumahan BTP Blok AE Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar Sulawesi Selatan. Lokasi difokuskan pada type rumah 21 di RT 01, selain menjadi tipe terkecil dalam perumahan, juga termasuk tipe yang paling banyak melakukan perubahan ruang dalam oleh penghuninya. mengingat kebutuhan ruang dalam yang di sediakan sangatlah terbatas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 1988). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh tipe rumah 21 (gambar.1) yang telah mengalami perubahan fisik tata ruang dalam.Penentuan sampel dengan penunjukan langsung dilapangan (purposive sampling) ditetapkan 30. Analisis Data Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan teknik analisis deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan situasi yang berhubungan dengan objek penelitian. Kemudian data di organisasikan dan disimpulkan sesuai dengan variabel- variabel penelitian pada setiap jenis rumah.
HASIL Hasil Analisis Berdasarkan Karateristik Responden Tingkat pendidikan responden cukup tinggi didominasi oleh SMA dan S1, untuk jumlah penghuni terdapat kenaikan jumlah anggota keluarga disebabkan karena pertumbuhan anak dan bertambahnya sanak saudara/kerabat dekat yang ikut menghuni rumah dan status kepemilikan rumah untuk tipe perubahan 1 lantai keseluruhan dan 2 lantai adalah seluruhnya kepemilikan sendiri sedangkan untuk perubahan 1 lantai sebagian, adalah status sewa/kontrak dan hak pakai rumah keluarga.
Pekerjaan dan pendapatan keluarga didominasi oleh kepala keluarga namun terlepas dari itu sebagian istri dari responden juga memiliki pekerjaan sendiri dan usaha sampingan di dalam kompleks hunian yang ikut membantu pendapatan keluarga. Untuk lama huni 50% responden sudah menetap selama 5-10 tahun, dimana sebagian dari penghuni memilih untuk melakukan perubahan ruang setelah mereka tinggal dengan dan mendesain ruang yang mereka butuhkan sesuai dengan ide serta kemampuanya, dan hanya sedikitdari mereka yang menggunakan jasa arsitek. Dari segi religi dan suku, sebagian besar penghuni menganut agama islam dan didominasi oleh suku bugis dan Makassar. Hasil Analisis Berdasarkan Kajian Ruang Dalam Berdasarkan kajian, ruang dalam dibagi menjadi 3 type ruang yang mewakili sampel yaitu perubahan 1 lantai sebagian (gambar.2), perubahan 1 lantai keseluruhan (gambar.3) dan perubahan 2 lantai (gambar.4). Dimana pada tipe perubahan ruang 1 lantai sebagian, lebih dominan melakukan perubahan pada KM/WC, dapur dan ruang makan, sedangkan pada tipe perubahan 1 lantai keseluruhan lebih dominan melakukan perubahan pada ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur dan KM/WC dan untuk perubahan 2 lantai, perubahannya lebih dominan pada ruang tidur dan KM/WC serta penambahan ruang serba guna pada lantai 2. Hasil Analisis Berdasarkan Perubahan Ruang Perubahan ruang berdasarkan jumlah penghuni 4-5 orang lebih banyak melakukan perubahan ruang pada tipe perubahan1 lantai dan jumlah penghuni > 6 orang lebih dominan melakukan perubahan pada tipe 2 lantai. Perubahan fungsi ruang terjadi pada ruang tamu menjadi tempat usaha kemudian menjadi gudang, tempat usaha dan kamar tidur berubah fungsi menjadi gudang, garasi dan teras berubah fungsi menjadi tempat usaha. Perubahan ruang menjadi multi fungsi juga banyak terjadi terutama pada garasi multifungsi menjadi teras, ruang makan multifungsi menjadi dapur, balkon menjadi tempat jemuran bahkan adapula ruang tamu menjadi garasi. Hasil Analisis Berdasarkan Faktor Pengaruh Faktor pengaruh yang terjadi akibat dari perubahan fisik tata ruang dalam yaitu tidak adanya space untuk area , berdampak pada sirkulasi dalam ruang yang melewati arah pintu masuk saja. dalam hal ini hanya posisi ruang yang berada pada bagian depan saja yang dapat menyuplai udara dan sinar matahari langsung lewat bukaan (pintu, jendela,ventilasi).
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan ruang yang terjadi diklasifikasikan dalam 3 type perubahan ruang, yang mana pada type perubahan 1 lantai keseluruhan dan 2 lantai, penghuni melakukan perubahan ruang secara keseluruhan dengan merombak total denah awal kemudian melakukan penambahan dan perlebaran luas ruang baik secara horisontal maupun secara vertikal,denganmemanfaatkan seluruh luas area yang tersedia.Sedangkan pada type perubahan 1 lantai sebagian penghuni hanya melakukan penambahan kebelakang memanfaatkan kelebihan tanah yang ada. Adapun faktor yang ikut mempengaruhi perubahan tata ruang dalam yaitu adanyapertambahan jumlah anak, sanak keluarga dan kerabat yang memicu bertambahnya jumlah penghuni yang membutuhkan ruang lebih banyak, tingkat pendidikan penghuni yang relatif tinggi dapat meningkatkan pendapatan sehingga memicu penghuni untuk melakukan perubahan terhadap ruang untuk mencerminkan jati diri dengan keinginan memiliki rumah yang berbeda dengan rumah disekitarnya Selain perubahan fungsi ruang dari garasi dan teras menjadi tempat usaha, juga banyak terjadi perubahan multifungsi, yaitu pada garasi multifungsi menjadi teras, ruang makan multifungsi menjadi dapur, balkon menjadi tempat jemuran bahkan adapula ruang tamu menjadi garasi, ini menunjukkan bahwa penghuni lebih memilih ruang publik untuk di jadikan ruang multifungsi untuk mewadahi segala kebutuhan ruang yang di butuhkan.Akibat dari perubahan fisik tata ruang dalam karena kurang tersedianya bukaan dan area servis maka berdampak pada sirkulasi dalam ruang yang hanya melewati arah pintu masuk saja. dalam hal ini hanya posisi ruang yang berada pada bagian depan saja yang dapat menyuplai udara dan sinar matahari langsung lewat bukaan sehingga ruang yang tidak cukup tersuplai, alternatif pilihan hanya pada AC dan Lampu Listrik. Yang menjadikan ruang terkesan sedikit sumpek dan gelap terutama pada ruang tidur, dapur, ruang makan dan KM/WC.
KESIMPULAN & SARAN Perubahan fisik tata ruang dalam rumah tinggal yang terjadi di disebabkan adanya perubahan fisik ruang yang dikategorikan pada perubahan dengan cara bongkar total untuk perubahan 1 lantai keseluruhan dan 2 lantai, bongkar sebagian untuk perubahan 1 lantai sebagian. Adapun perubahan ruang yang terjadi yaitu KM/WC, dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu dan ruang tidur. Dan faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah adanya pertambahan jumlah anggota keluarga, peningkatan pendapatan dan tingkat pendidikan penghuni. Pada penelitian ini, penulis menyarankan kepada pihak pengembang dalam upaya penyediaan perumahan untuk tidak hanya terpaku pada desain standar yang telah
di seragamkan tetapi sebaiknya merancang rumah yang
bersifat fleksibeldengan
mempertimbangkan segi kenyamanan dan sirkulasi yang baik, dan memungkinkan adanya perubahan di kemudian hari oleh pemiliknya, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Sehingga rumah tersebut nantinya dapat berfungsi secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA Badudu (1990). KamusBesar Bahasa Indonesia Nazir(1988). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Jakarta PP Nomor 29 Tahun 1974. tentangPerum Perumnas dan Bank Tabungan Negara Rapoport (1969). House, Form and Culture. Englewood Cliffs. NJ : Prentice Hall. Ridwan(2004). Menelusuri Pengaruh Tata Ruang Terhadap Perilaku Penghuni Pada Perumahan Real Estate (Studi Kasus : Perumahan Sektor V Bintaro Jaya). NALARs Volume 3 nomor 2 juli 2004:95. Salura (2001). ber-Arsitektur : Membuat, Menggunakan, Mengalami dan Memahami Arsitektur. Architecture and Communication, Bandung. Sarwono (1992). Psikologi Lingkungan.Grasindo, Jakarta. Snyder, et al., (1991). Pengantar Arsitektur. Erlangga, Jakarta. Taufikurahman (2010) Perubahan PolaTatanan Rumah Tinggal Sebagai Akibat Kegiatan Industri Rumah Tangga (Studi Kasus Pengrajin Logam di Desa Ngingas Kecamatan WaruKabupaten Sidoarjo). Hal. 75-76 Van-de-Ven (1995). Ruang dalam Arsitektur edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gambar 1. Denah Awal Type 21 BTP Blok AE Makassar Sumber : Perumnas BTP 2014
Gambar 2. Denah Type Perubahan 1 Lantai Sebagian Sumber : Data Peneliti 2014
Gambar 3. Denah Type Perubahan 1 Lantai Keseluruhan Sumber : Data Peneliti 2014
Gambar 4. Denah Type Perubahan 2 Lantai Sumber : Data Peneliti 2014