J. Agrivigor 11(2): 251-261, Mei – Agustus 2012; ISSN 1412-2286
PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN SERAPAN N TANAMAN YANG DIAPLIKASI PUPUK N ANORGANIK DAN MIKROBA PENAMBAT N NON-SIMBIOTIK Vegetative growth and N uptake rice plant of application fertilizing N inorganic and microbial fixation non-symbiotic N Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan E-mail:
[email protected] Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Makassar, 90245. Telp (0411) 586014
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Jurursan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin yang berlangsung dari Februari hingga Mei 2012, dilaksanakan dalam skala pot dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor I adalah varietas padi hasil radiasi dan non-radiasi yang terdiri aatas empat jenis, yaitu: varietas Pandan Putri, Sidenok, Ciliwung dan Ciherang. Faktor kedua adalah paket pemupukan N-organik + mikroba penambat N non-simbiotik yang teridiri dari 10 paket, yaitu: dosis N rekomendasi, 0,5 dosis N rekomendasi + 2.5 L Azospirillium sp., 0,5 dosis N rekomendasi + 5,0 L Azospirillium sp., 5,0 L Azospirillium sp., 0,5 dosis N rekomendasi + 2.5 L Azotobacter sp., 0,5 dosis N rekomendasi + 5,0 L Azotobacter sp., 5,0 L Azotobacter sp., 0,5 dosis N rekomendasi + 2.5 L Azospirillium sp. + 2.5 L Azotobacter sp., 0,5 dosis N rekomendasi + 5,0 L Azospirillium sp. + 5,0 L Azotobacter sp., dan 5,0 L Azospirillium sp.+5,0 L Azotobacter sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Bestari, Sidenok, Ciherang dan Ciliwung memberikan respon yang signifikan dari aplikasi paket pemupukan 5.0 L Azospirillum sp.;. ½ dosis N rekomendasi + 2.5 L Azotobacter sp.; ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azotobacter sp.; 5.0 L Azotobacter sp., ½ dosis N rekomendasi + 2.5 L Azospirillum sp. + 2.5 L Azotobacter sp. terhadap berat kering tajuk dan akar tanaman serta serapan N yang lebih tinggi.
Kata kunci: padi, nitrogen, dan mikroba fiksator.
ABSTRACT
The experiment was conducted in the screen house Jurursan Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Hasanuddin from February to Mei 2012. The experiment was conducted in pot scale in the form of two-factor factorial experiment arranged in a randomized block design (RBD). The first factor is the yield rice varieties radiation and nonradiation aatas consisting of four types, namely: Putri Pandan varieties, Sidenok, Ciliwung and Ciherang. The second factor is packet-organic fertilizer N + N fastening non-microbial symbiotic consist of 10 packets, which is: dose N recommendations; 0.5 doses of N recommendations + 2.5 L Azospirillium sp.; 0.5 doses of N recommendations + 5.0 L Azospirillium sp.; 5.0 L Azospirillium sp.; 0.5 doses of N recommendations + 2.5 L Azotobacter sp.; 0.5 doses of N recommendations + 5.0 L Azotobacter sp., 5.0 L Azotobacter sp.; 0,5 doses of N recommendations + 2.5 Azospirillium sp. + 2.5 L Azotobacter sp.; 0.5 0 doses of N recommendations + 5. L Azospirillium sp. + 5.0 L Azotobacter sp.; and 5.0 L Azospirillium sp. + 5.0 L Azotobacter sp. The results showed that the varieties Bestari, Sidenok, Ciherang and Ciliwung provide a significant response from the application package 5.0 L Azospirillum sp ; 0.5 doses of N recommendations + 2.5 L Azotobacter sp ;. 0.5 doses of N recommendations + 5.0 L Azotobacter sp ; 5.0 L Azotobacter sp., 0.5 doses of N on + 2.5 L Azospirillum sp. + 2.5 L Azotobacter sp. the canopy and root dry weight of plants and higher N uptake.
Keywords: rice, nitrogen, Azospirillium sp., and Azotobacter sp.
PENDAHULUAN
makanan pokok lebih dari 95% penduduk Indonesia. Kebutuhan beras nasional dewasa ini telah menyentuh
Padi merupakan komoditas pertanian yang menghasilkan beras sebagai
251
Serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N angka lebih dari 30 juta ton per tahun. Sehingga produksi padi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi dalam pengadaan produksi padi semakin berat, antara lain; laju pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi beras yang relatif masih tinggi, sebagian lahan sawah yang subur telah beralih fungsi untuk usaha lainnya, dan tingkat produktivitas lahan sawah yang menurun akibat rendahnya kandungan bahan organik tanah. Penggunaan pupuk organik saat ini diperuntukkkan untuk mengurangi degradasi lahan disamping memperbaiki kondisi lahan sawah dengan jalan penyediaan unsur hara bagi tanaman padi. Dengan adanya terobosan tersebut, secara nasional diasumsikan bahwa produksi padi di Indonesia hingga tahun 2020; diproyeksikan 61,30 juta ton (tahun 2010), 63,82 juta ton (tahun 2015), dan 66,45 juta ton gabah (tahun 2020) (Anonim, 2008). Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, terutama padi telah dijadikan sebagai barometer keberhasilan pembangunan nasional khususnya di sektor pertanian. Hal ini sangat beralasan mengingat pada tahun 2009 produksi padi Provinsi Sulawesi Selatan diperkirakan sebesar 4,14 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), yang terdiri dari padi sawah 4,11 juta ton dan padi ladang 0,03 juta ton. Selain itu, Sulawesi Selatan pada tahun 2010 melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan mencanagkan program over stock beras 2,0 juta ton pertahun. Hal ini didukung oleh potensi luas lahan sawah Sulawesi
Selatan seluas 581.200 ha dengan target produksi 5.104.875 Ton GKG, dibagi dalam dua musim tanam, yaitu MT. 2009/2010 seluas 439.039 Ha dan MT. 2010 dengan luas tanam 454.475 Ha. Untuk mencapai target tersebut, maka dilakukan strategi pencapaian melalui; peningkatan produksi, perluas-an areal,pengamanan produksi, penguat-an kelembagaan dan pembiayaan. Pencapaian target produksi padi dengan usaha pe-ningkatan produksi, salah satu usaha adalah pemupukan berimbang dan penggunaan bahan organik (Halide, 2010). Salah satu cara untuk mengembalikan kondisi kesuburan tanah seperti semula adalah dengan menambahkan bahan organik ke tanah pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan organik dapat diperoleh dari pupuk organik yang dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain; sisa panen (jerami, brangkasan tanaman legum (kacang tanah dan kedelai), tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa, serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk hijau (Yang, 2001). Selanjutnya Alwi dan Nazemi (2000), mengatakan bahwa limbah tanaman seperti jagung, padi, kacang tanah, dan sabut kelapa sangat berpotensi sebagai sumber hara. Potensi limbah pertanian dari sisa tanaman (pangkasan tanaman/brangksan legum), sisa hasil panen, dan kotoran ternak (ternak besar dan ternak unggas), dapat dijadikan sebagai sumber bahan organik. Bahan baku organik tersebut, terlebih dahulu dilakukan penanganan, salah satunya adalah pembuatan kompos.
252
Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan Menurut Dachlan, Zakaria, Pairunan, iradisi dan iradiasi sinar gamma. Komdan Syam’un (2012) bahwa aplikasi pos kulit buah kakao, label, kantong kompos jerami padi dan inokulasi Azoplastik, mulsa plastik, dan pupuk -1 tobacter sp. 5.0 L ha meningkatkan hasil organik cair. gabah kering panen per hektar sebesar Alat-alat yang digunakan pada 34,65% dan hasil gabah kering giling per penelitian ini berupa kamera, skop, canghektar sebesar 37,99%. kul, alat semprot, sabit, meteran, timSelain itu, dalam upaya efisiensi bangan, tampi, dan alat tulis-menulis. penggunaan pupuk khususnya nitrogen Penelitian ini dilakukan dengan mengpada pertanaman padi adalah pemangunakan rancangan faktorial dua faktor. faatan isolat bakteri Azotobacter sebagai Faktor I adalah varietas padi hasil radiasi pupuk hayati guna mengurangi penudan non-radiasi (V) terdiri atas 4 jenis runan kesehatan tanah akibat adanya yaitu varietas Pandan putri/Bestari (v1), input bahan kimia sintetik. Azotabacter varietas Sidenok (v2), varietas Ciliwung dikenal sebagai agen pemfiksasi dinitro(v3), dan varietas Ciherang (v4). Faktor II gen (N2), yang dapat mengkonversi diadalah paket pemupukan N anorganik + nitrogen menjadi ammonium melalui mikroba penambat N non-simbiotik (N) reduksi elektron dan protonasi gas nitroyang terdiri dari 10 paket yaitu dosis N gen. Azotobacter merupakan bakteri perekomendasi (n0), ½ dosis N rekomennambat N non simbiotik, hidup bebas di dasi + 2.5 L Azospirillium (n1), ½ dosis N daerah perakaran tanaman, tidak berrekomendasi + 5,0 L Azospirillium (n2), simbiosis dengan tanaman tertentu se5,0 L Azospirillium (n3 ), ½ dosis N rekoperti halnya pada Rhizobium dengan mendasi + 2.5 L Asotobacter (n4), ½ dosis tanaman legum. Pemanfaatan Azotobacter N rekomendasi + 5,0 L Asotobacter (n5), sebagai salah satu species rizobakteri 5,0 L Asotobacter (n6), ½ dosis N rekotidak hanya sebagai sumber hara nitromendasi + 2.5 L Azospirillium + 2.5 L Azogen, tetapi juga menghasilkan fitohortobacter (n7), ½ dosis N rekomendasi + 5,0 mon (auksin, sitokinin dan giberelin) L Azospirillium + 5,0 L Asotobacter (n8), yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. dan 5,0 L Azospirillium + 5,0 L Azotobacter Beberapa keuntungan dengan meman(n8). Dari kedua faktor tersebut terdapat faatkan Azotobacter ini adalah; a) tidak 4 x 10 = 40 kombinasi perlakuan. Masingberbahaya bagi lingkungan, b) penggumasing kombinasi perlakuan diulang naannya tidak menimbulkan pencemarsebanyak 3 kali yang terdiri dari 2 unit an, c) harga relatif murah, dan d) tektanaman (pot) sehingga secara keseluruhnologinya sederhana (Khairul, 2001). an terdapat 40x3x2=240 unit percobaan (pot). Parameter yang diukur pada peBAHAN DAN METODE nelitian tahap pertama ini meliputi komPenelitian dilaksanakan dari ponen vegetatif (jumlah anakan dan berat Februari sampai Juni 2012 di rumah kasa kering tanaman), analisis kandungan N Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas (tanah dan jaringan tanaman pada umur Pertanian Universitas Hasanuddin. 30 HST). Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi : benih padi non
253
Serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N pada setiap varietas dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji JBD pada Tabel 1 menunjukkan bahwa penggunaan varietas Bestrai (v1) memberikan tinggi tanaman yang tertinggi dan berbeda nyata dengan seluruh varietas lainnya (v2, v3 dan v4).
HASIL DAN PEMBBAHASAN Tinggi Tanaman Sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sanga nyata terhadap tinggi tanaman padi. Sedangkan paket pemupukan dan interaksi antara varietas dan paket pemukupan tidak berpengaruh nyata. Tinggi tanaman padi
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman padi (cm) pada perlakuan varietas, 30 HST Varietas Pupuk n0 n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 n8 n9 Rata-rata
v1 74.00 72.33 72.67 71.67 71.00 83.33 72.67 76.00 74.00 75.33 74.33b
v2 72.00 65.00 61.00 59.33 68.33 72.00 61.33 59.67 68.00 70.00 65.67a
v3 58.00 57.00 57.33 63.00 60.33 62.00 58.33 62.33 55.33 50.33 58.40a
v4 53.33 65.67 60.67 60.67 66.33 59.33 62.33 57.00 60.67 55.00
Rata-rata 64.33 65.00 62.92 63.67 66.50 69.17 63.67 63.75 64.50 62.67
60.10a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris (a dan b) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01= 7.75; 8.08; 8.30.
Tabel 2. Rata-rata jumlah tanaman per rumpun pada perlakuan varietas, 30 HST Pupuk n0 n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 n8 n9 Rata-rata
Varietas v1 1.67 1.67 1.00 3.00 1.33 1.33 1.00 1.67 1.67 1.33 1.57a
v2 2.67 2.33 3.67 2.00 2.33 3.33 2.00 3.67 3.33 1.67 2.70b
v3 3.00 2.33 2.33 3.33 2.33 2.33 2.67 2.00 2.33 2.67 2.53ab
v4 3.00 2.00 3.00 2.67 3.00 3.67 3.00 3.00 3.33 3.33 3.00b
Rata-rata 2.59 2.33 2.50 2.75 2.42 2.67 2.17 2.59 2.67 2.25
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom (a dan b) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01= 1.06; 1.10; 1.13.
254
Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan Jumlah tanaman per rumpun Berat Kering Tajuk Tanaman Jumlah tanaman per rumpun 30 Sidik ragam menunjukkan bahwa HST dan sidik ragamnya disajikan pada perlakuan berbagai varietas padi dan Tabel Lampiran 2a dan 2b. Sidik ragam paket pemupukan berpengaruh sangat menunjukkan bahwa varietas berpenganyata terhadap berat kering tajuk tanamruh sanga nyata terhadap jumlah tanaman padi. Berat kering tajuk tanaman padi an per rumpun. Sedangkan paket pemupada berbagai varietas dan paket pemupukan dan interaksi antara varietas dan pukan dapat dilihat pada Tabel 3. paket pemukupan tidak berpengaruh Hasil uji JBD pada Tabel 3 menunnyata. Jumlah tanaman per rumpun jukkan bahwa penggunaan varietas pada setiap varietas dapat dilihat pada Sidenok dengan paket pemupukan ½ Tabel 2. dosis N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum Hasil uji JBD pada Tabel 2 menun+ 5.0 L Azotobacter (v2n8) memberikan jukkan bahwa varietas Ciherang (v4) berat kering tajuk tanaman terbesar (1.36 memberikan jumlah tanaman per rumg) dan berbeda nyata dengan varietas pun yang terbanyak dan berbeda nyata Sidenok dengan paket pemupukan 5.0 L dengan varietas Bestari (v1), namun Azospirillum + 5.0 L Azotobacter (v2n9) tidak berbeda nyata dengan varietas yang memberikan berat kering tajuk Sidenok (v2) dan Ciliwung (v3). terendah (0.51 g).
Tabel 3 Rata-rata berat kering tajuk tanaman padi (g) pada berbagai varietas, dan paket pemupukan, 30 HST Varietas
Rata-rata
Pupuk
v1
v2
v3
v4
n0
0.80 abcdef
1.29de
1.12 bcde
0.56ab
0.94
n1
1.03 abcdef
0.90 abcdef
0.71abc
0.70abcd
0.84
n2
0.78 abcdef
0.88 abcdef
0.94 abcdef
0.97 abcdef
0.89
n3
1.12bcde
0.84 abcdef
1.12 bcde
0.99 abcdef
1.02
n4
0.75abcde
0.90 abcdef
0.76 abcde
1.30ef
0.93
n5
1.02 abcdef
1.35ef
0.95 abcdef
1.23cde
1.13
n6
0.71abcd
0.69abc
0.67abc
0.85 abcdef
0.73
n7
1.24cde
0.85 abcdef
0.64ab
0.60b
0.83
n8
0.75 abcde
1.36ef
0.61ab
0.69abcd
0.85
n9
0.81 abcdef
0.51a
0.65abc
0.73abcde
0.68
Rata-rata
0.90
0.96
0.82
0.90
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan kolom (a, b….) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01 = 0.47, 0.49, 0.51, …………… 0.61.
255
Serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N Berat Kering Akar Tanaman Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai paket pemupukan dan penggunaan berbagai varietas padi dan paket pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering akar tanaman padi. Berat kering akar tanaman padi pada berbagai varietas dan paket pemupukan dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil uji JBD pada Tabel 4 menunjukkan bahwa penggunaan varietas Sidenok dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azotobacter (v2n5) memberikan berat kering akar tanaman tertinggi (0.77g) dan berbeda nyata dengan varietas Ciliwung dengan paket
pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum + 5.0 L Azotobacter (v2n8) yang memberikan berat kering tajuk terendah (0.25 g). Kandungan N tanah Berat kering tajuk tanaman padi 30 HST dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 5a dan 5b. Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai varietas padi dan paket pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering tajuk tanaman padi. Berat kering tajuk tanaman padi pada berbagai varietas dan paket pemupukan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Rata-rata berat kering akar tanaman padi (g) pada berbagai varietas, dan paket pemupukan, 30 HST Pupuk
Varietas v1
v2
v3
v4
Rata-rata
n0
0.37abcd
0.35abc
0.40abcd
0.36abcd
0.37
n1
0.54bcdef
0.34abc
0.48abcde
0.42abcde
0.45
n2
0.32abc
0.48abcde
0.63def
0.47abcde
0.48
n3
0.43abcde
0.38abcd
0.49abcde
0.42abcde
0.43
n4
0.27ab
0.40abcd
0.37abcd
0.56cdef
0.40
n5
0.46abcde
0.77f
0.43abcde
0.57cdef
0.56
n6
0.41abcde
0.27ab
0.46abcde
0.47abcde
0.40
n7
0.50abcde
0.48abcde
0.40abcd
0.48abcde
0.47
n8
0.32abc
0.68ef
0.25a
0.41abcde
0.42
n9
0.49abcde
0.48abcde
0.46abcde
0.47abcde
0.48
0.41
0.46
0.44
0.46
Rata-rata
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan kolom (a, b….) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01 = 0.22, 0.23, 0.24, …………… 0.28.
256
Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan Tabel 5. Rata-rata kandungan N tanah (%) pada berbagai varietas, dan paket pemupukan, 30 HST Varietas Pupuk
v1
v2
v3
v4
Ratarata
n0
0.27 k
0.23 fghi
0.22 defgh
0.19abcd
0.23
n1
0.23 efghi
0.21 cdefg
0.22 defghi
0.22 defghi
0.22
n2
0.21 defg
0.24ghi
0.23 efghi
0.18abc
0.22
n3
0.21 defg
0.24 ghi
0.23 efghi
0.21 defg
0.22
n4
0.17a
0.23 fghi
0.27 k
0.25 ijk
0.23
n5
0.22 defg
0.23 fghi
0.28 k
0.24 ghij
0.24
n6
0.21 cdefg
0.23 efghi
0.28 k
0.23 fghi
0.24
n7
0.22 defgh
0.21 cdefg
0.23 efghi
0.20 abcde
0.22
n8
0.17a
0.23 fghi
0.18ab
0.20bcdef
0.20
n9
0.26jk
0.24 ghij
0.25 hijk
0.23 efghi
0.25
0.22
0.23
0.24
0.22
Rata-rata
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan kolom (a, b….) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01 = 0.025, 0.027, 0.027, …………… 0.033.
Hasil uji JBD pada Tabel 5 menunjukkan bahwa penggunaan varietas Ciliwung dengan paket pemupukan 5.0 L Azotobacter (v3n6) dan varietas Ciliwung dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azotobacter (v3n5) memberikan kandungan N tanah terbesar (0.28%) dan berbeda nyata dengan varietas Bestari dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 2.5 L Azotobacter (v1n4) dan varietas Bestari dengan pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum + 5.0 L Azotobacter (v1n8) yang memberikan kandungan N tanah terendah masingmasing sebesar 1.7%.
dilihat pada Tabel 6. Hasil uji JBD pada Tabel 6 menunjukkan bahwa penggunaan varietas Ciherang dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum (v4n2) memberikan serapan N tanaman tertinggi (1.53%) dan berbeda nyata dengan varietas Bestari dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 2.5 L Azospirillum (v1n1) dan varietas Ciherang dengan pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 2.5 L Azospirillum (v4n1) yang memberikan serapan N tanah terendah masing-masing sebesar 1.10%.. Peningkatan berat kering tajuk dan akar tanaman berhubungan dengan pertambahan jumlah anakan per rumpun tanaman dan tinggi tanaman Semakin meningkat jumlah anakan per rumpun dan tinggi tanaman, semakin meningkat pula berat keringnya. Berat kering tajuk dan akar tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan penggunaan varietas Sidenok dengan paket pemupukan ½
Serapan N tanaman Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai varietas padi dan paket pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap serapan N tanaman padi. Serapan N tanaman padi pada berbagai varietas dan paket pemupukan dapat
257
Serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N dosis N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum + 5.0 L Azotobacter (v2n8) dan penggunaan varietas Sidenok dengan paket pemupukan ½ dosis N rekomendasi + 5.0 L Azotobacter (v2n5). Hasil ini seiring dengan terbentuknya jumlah tanaman per rumpun yang lebih banyak pada varietas Sidenok dan Ciherang 30 HST. Demikian dengan terjadinya peningkatan tinggi tanaman pada varietas Bestari dan Sidenok. Peningkatan tinggi tanaman, jumlah tanaman per rumpun, berat kering tajuk dan akar tanaman berkaitan erat dengan aktivitas pembelahan sel, pembesaran dan diferensiasi dari sel. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel antara lain
disebabkan karena adanya ketersediaan N bagi tanaman. N merupakan komponen penyusun klorofil, asam amino dan protein yang merupakan bagian penting dalam plasma sel. N sangat dibutuhkan oleh tanaman pada awal pertumbuhan hingga pembentukan anakan maksimum hingga awal pembentukan malai pada tanaman padi. Menurut Gardner et al. (1991), salah satu faktor lingkungan biologis yang dapat meningkatkan ketersediaan N bagi tanaman adalah pemanfaatan bakteri penambat N2. Rao (1994) menyatakan bahwa inokulasi Azotobacter sp. Atau Azos-pirillum dalam jumlah yang signifikan baik pada tanah maupun pada biji efektif dalam meningkatkan partumbuhan dan hasil tanaman budidaya.
Tabel 6 Rata-rata serapan N tanaman (%) pada berbagai varietas, dan paket pemupukan, 30 HST Varietas Pupuk
Rata-rata
v1
v2
v3
v4
n0
1.14a
1.25ab
1.25ab
1.40bc
1.26
n1
1.10a
1.13a
1.13a
1.10a
1.12
n2
1.33bc
1.12a
1.13a
1.53c
1.27
n3
1.52bc
1.38bc
1.30bc
1.27bc
1.37
n4
1.49bc
1.18a
1.23a
1.08a
1.25
n5
1.24a
1.23a
1.39bc
1.09a
1.24
n6
1.16a
1.26bc
1.27bc
1.16a
1.21
n7
1.18a
1.30bc
1.26bc
1.17a
1.23
n8
1.24a
1.28bc
1.32bc
1.19a
1.26
n9
1.39bc
1.24a
1.10a
1.14a
1.22
1.28
1.24
1.24
1.21
Rata-rata
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan kolom (a, b….) berarti berbeda nyata pada taraf uji JBDα 0.01 = 0.23, 0.24, 0.24, …………… 0.23.
258
Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan Selain karena kemampuannya Azotobacter sp., ½ dosis N rekomendasi + untuk menambat N2 atmosfer, Azo2.5 L Azospirillum sp., + 2.5 L Azotobacter tobacter sp. juga diketahui mampu mensp. terhadap berat kering tajuk dan akar sintesis vitamin B, asam indol asetat dan tanaman serta serapan N yang lebih giberelin. Kemampuan inilah yang memtinggi dibandingkan dengan perlakuan berikan pengaruh yang menguntungkan lainnya. dalam meningkatkan tingkat perkecam UCAPAN TERIMA KASIH bahan, pertumbuhan bibit, dan pertumUcapan terimah kasih disampaikan buhan vegetatif tanaman. Peranan Azokepada saudara Nurfajrin, Nining dan tobacter sp. dan Azopirillum sp. TerhaNuraeni yang banyak membantu mulai dap peningkatan berat kering tajuk dan proses awal sampai penelitian ini berakar tanaman tanaman, jumlah anakan akhir khususnya dalam mengambil dataper rumpun dan tinggi dapat dilihat dari data penelitian lapangan. Ucapan terima hasil pengamatan terhadap kandungan kasih disampaikan pula kepada Bapak N tanah dan serapan N pada tanaman. Direktur Direktorat Penelitian dan Meskipun penggunaan varietas CihePengabdian pada Masyarakat (DP2M) rang dengan paket pemupukan ½ dosis DIKTI yang telah membiayai penelitian N rekomendasi + 5.0 L Azospirillum ini. (v4n2) memberikan nilai serapan N tertinggi, namun tidak berbeda nyata DAFTAR PUSTAKA dengan penggunaan varietas Sidenok Alwi, M. dan D. Nazemi. 2000. Pemdengan paket pemupukan ½ dosis N berian brangkasan kedelai dan rekomendasi + 5.0 L Azospirillum + 5.0 L pupuk N untuk meningkatkan Azotobacter (v2n8). Serapan N oleh tahasil jagung di lahan gambut. Pros. naman dapat meningkat dengan terSimposium Nasional dan Kongres sedianya N dalam tanah dan keterseVII Peragi, Bogor. hlm. 253-259. diaan N dalam tanah antara lain dapat Anonim, 2008. Peningkatan produksi diberikan oleh aktivitas mikroba fiksator padi menuju 2020. Menteri Perdalam tanah, seperti Azotobacter sp. dan tanian Republik Indonesia. DeparAzospirillum sp. temen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta. KESIMPULAN Brady, N.C., and H. O. Buckman. 1983. Pertumbuhan dan serapan N dari setiap The nature and properties of soils. varietas yang digunakan memberikan Mac-millan Publishing Co., Inc, respon yang berbeda pada setiap paket New Delhi. pemupukan N anorganik dan N hayati. Dachlan, A., B. Zakaria, A. K. Pairunan, Varietas Bestari, Sidenok, Ciherang dan Inokulasi dan E. Syam’un .2012. Ciliwung memberikan respon yang sigAzotobacter sp. dan kompos limbah nifikan dari aplikasi paket pemupukan per-tanian terhadap pertumbuhan 5.0 L Azospirillum sp., ½ dosis N rekodan produksi padi sawah.J. mendasi+ 2.5 L Azotobacter sp., ½ dosis N Agrivior 111(2): 117-128 rekomendasi + 5.0 L Azotobacter sp., 5.0 L
259
Serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N De Datta, S.K., 1981. Principles and practices of rice production. John Wiley and Sons, Inc. New York. Dermiyati. 1997. Pengaruh mulsa terhadap aktivitas microorganisme tanah dan produksi jagung hibrida C-1. J. Tanah tropika 5: 63-68. Fauziati, N., R. Simatupang dan Hariunsyah. 1995. Peningkatan produktivitas jagung di lahan kering melalui penggunaan bahan organik. Sem. Hasil Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Malang. Hlm: 155-121. Gardner, F.P., R.B. Pierce, and R.L. Mitchel. 1991. Physiology of crop plants (Fisiologi tanaman budidaya, alih bahasa oleh Susilo). UI Press. Jakarta. Goenarto, L. 2000. Microba rhizosfer : Potensi dan mafaatnya. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 19 (2): 39-48. Hakim N., M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, N. Sutopo, M. Rusdi, M. Diha, Go Ban Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas Lampung. Lampung. Halide, L. 2010. Program over stock beras 2,0 juta ton pertahun. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sul-Sel. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Enhancing Capacity Through Global Food Partnership, the Works of Roma Base Un food Agencies and the Reflections of Indonesian Government Agencies,
Academians/scholars, researchers and Private Sectors di Makassar, Conducted by Embassy of the Republic of Indonesia in Rome and Hasanuddin University, Makassar 1 Juli 2010. Hasanudin, 2003. Peningkatan ketersediaan dan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung melalui inokulasi mikoriza, azotobakter dan bahan organik pada ultisol. J. Ilmu Pertanian Indonesia. Jumin, H., B. 1994. Dasar-dasar agronomi. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Junita, F., S. Muhartini dan D. Kastono. 2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pakchoi. Ilmu Pertanian IX (1) : 37-45. Kartasapoetra, A.G., dan S. Sastroatmodjo, 1993. Mikrobiologi tanah. Rineka Cipta, Jakarta. Khairul, U. 2001. Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan produksi pertanian. Makalah Falsafah Sains. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Rao, N.M.S.1982. Biofertilizers in agriculture. Oxford & BH Publishing Co, New Delhi. ___. 1995. Soil microorganisme and plant growth. Third Edition. Science Published. USA. Sakhidin, S. R. Suparto, dan Y.A. Nurwanto. 1998. Penggunaan urea tablet untuk meningkatkan hasil padi tanam benih langsung dan pengaruhnya terhadap hasil padi ratun (Efek Residu). Majalah
260
Elkawakib Syam`un, Kaimuddin, dan Amirullah Dachlan Ilmiah Universitas Jenderal Wood, M. 1995. Environmental soil Soedirman. 24 (2): 1-10. biology. Blackie Academic and Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan peProessional, London. mupukan. CV. Simplex. Jakarta. Yang, S.S. 2001. Recent advances in Siswono, W.H. 2006. Swasembada composting. In the Proc of Issues In pangan dan pertanian berkethe Management of Agricultural lanjutan tantangan abad dua satu: Resources. Food & Fertilizer Pendekatan ilmu tanah tanaman Tecnology Center. Taiwan. ROC. dan pemanfaatan iptek nuklir. Yoshida, S. 1981. Fundamental of rice Badan Tenaga Nuklir Nasional. crop science. IRRI, Philippines. Jakarta. Thamrin. 2000. Perbaikan beberapa sifat fisik dan typic kanhapludults dengan pemberian bahan organik pada tanaman padi sawah. Skripsi. Faperta, Universitas Padjajaran. Bandung.
261