Pertemuan III
Mengutuk Pohon Ara (Matius 21:18-22)
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
27
Doa Pembuka Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.
Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberikan penjelasan.
Mukjizat Yesus mengutuk pohon ara sehingga menjadi kering, merupakan lambang kenabian, seperti tindakan para nabi di dalam Perjanjian Lama (1Raj. 11: 26-32), yang menggunakan benda atau tindakan sebagai lambang untuk menyampaikan pesan Allah. Tindakan Yesus ini harus dipahami dalam kaitannya dengan perikop sebelumnya, yaitu Yesus menyucikan Bait Allah (Mat. 21:1217). Pengutukan pohon ara ini merupakan lambang yang dipergunakan oleh Yesus untuk menyatakan apa yang akan terjadi dengan Bait Allah. Penyucian Bait Allah
Menjelang Paskah Yesus pergi ke Yerusalem, sama seperti semua orang Yahudi lainnya, untuk merayakan pembebasan Bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Ketika memasuki Bait Allah, Yesus mendapati halaman Bait Allah sangat ramai dan penuh orang yang berdagang. Ia mengusir para pedagang dan menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. 28
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah
Di tengah kerumunan orang banyak itu, Yesus mengatakan, “Rumah-Ku seharusnya menjadi rumah doa, tetapi kamu telah merubahnya menjadi sarang penyamun.” Pada zaman kuno, para penyamun menggunakan gua-gua di pegunungan sebagai tempat persembunyian untuk menghindari hukuman. Yesus menegur orang-orang Yahudi yang memeras dan menindas orang asing, para janda, maupun anak yatim, untuk kepentingan pribadi mereka. Kemudian mereka bersembunyi di Bait Allah untuk menghindari penghakiman Allah. Mereka yakin bahwa Bait Allah adalah jaminan keselamatan mereka, sehing-ga apa pun salah dan dosa mereka, asal mereka membawa kurban persembahan ke Bait Allah, dosa mereka akan diampuni oleh Allah! Yesus menyucikan Bait Allah untuk menyampaikan pesan bahwa bukan persembahan, melainkan ting-kah laku dan perbuatanlah yang berkenan kepada Allah.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
29
Sesudah menyucikan Bait Allah, Yesus pergi ke Betania, yang terletak di Bukit Zaitun, dan bermalam di situ. Mengutuk Pohon Ara
Keesokan harinya, ketika berjalan kembali ke Yerusalem, Yesus merasa lapar. Di pinggir jalan, Ia melihat sebatang pohon ara lalu menghampirinya. Ia berharap mendapatkan buah ara untuk dimakan. Tetapi Ia tidak menemukan apa-apa karena waktu itu memang bukan musimnya berbuah (bdk. Mrk 11:13). Lalu Ia mengutuk pohon ara itu, sehingga menjadi kering. Mengapa Ia mengutuk pohon ara itu? Apakah karena Ia lapar dan kecewa? Tindakan Yesus ini berhubungan dengan peristiwa penyucian Bait Allah di hari sebelumnya. Tindakan Yesus mengutuk pohon ara ini menggambarkan tindakan kenabian. Pohon ara itu melambangkan ibadah di Bait Allah. Banyak perayaan dilangsungkan dan banyak kurban dipersembahkan, tetapi tidak menghasilkan buah
Pohon ara dan buahnya
30
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
dalam kehidupan. Mereka rajin beribadah di Bait Allah, tetapi tetap melakukan hal-hal yang tidak berkenan pada Allah: mereka tidak melakukan kehendak Allah dan tidak mengasihi sesama. Seperti pohon ara yang tidak berbuah itu dikutuk dan menjadi kering, demikianlah yang akan dilakukan Tuhan atas Bait Allah. Tempat yang dianggap paling suci oleh orang Yahudi itu akan dihancurkan dan tidak akan dapat dipergunakan lagi untuk beribadah. Hal ini menjadi kenyataan pada tahun 70 M, ketika Bait Allah dihancurkan oleh pasukan Romawi. Kekuatan Iman
Tindakan Yesus ini membuat para murid tercengang, “Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?”Reaksi ini menandakan bahwa para murid masih belum begitu percaya akan kehebatan Yesus, meskipun Yesus telah sering membuat mukjizat. Karena itu, Ia mengingatkan bahwa mereka dapat melakukan apa yang telah diperbuat-Nya, asalkan percaya kepada-Nya dan tidak bimbang. Bahkan, jika para murid berkata kepada gunung ini, “Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Hal itu akan terjadi.” Mereka masih berada di Bukit Zaitun dan dari bukit itu mereka dapat melihat Laut Mati di kejauhan. Dengan kata lain, orang yang percaya dapat berkata kepada Bukit Zaitun untuk terangkat dan terbuang ke dalam Laut Mati dan hal itu akan sungguh-sungguh terjadi. Dengan ucapan ini, Yesus menyatakan bahwa iman sanggup melakukan hal-hal yang tampak mustahil bagi manusia. Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
31
Bagaimana mungkin iman dapat memiliki kekuatan yang demikian dahsyat? Iman bukanlah kekuatan sugestif yang sanggup melakukan sesuatu yang tampak mustahil. Iman merupakan penyerahan diri yang sepenuhnya kepada Allah dan membiarkan Allah melakukan kehendak-Nya. Dialah yang sebenarnya melakukan hal-hal yang dahsyat dan tampak mustahil bagi manusia, karena dialah Pencipta dan Penguasa alam semesta. Iman kepada Allah terungkap ketika orang berdoa kepada Allah. Pada kesempatan ini Yesus mengajarkan kuasa Allah dalam menanggapi doa yang disampaikan oleh orang yang memiliki iman. “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” Allah mengetahui apa yang diperlukan manusia bahkan sebelum ia memintanya. Allah sepenuhnya bersedia menanggapi doa yang disampaikan dengan keyakinan kepada-Nya.
a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini. b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat diteladan dari Yesus (perilaku, sikap) dan apa yang dapat dipelajari dari Sabda-Nya (bukan untuk mengajar orang lain). c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya. d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.
32
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
Hasil Renungan:
______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________________________________________
a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut. b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami.”
Doa:
________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________
Doa Penutup Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
33