PROSPEK PENGEl.\,fBANGA~ KOMODlTAS PERT A NIAN UNGGULA.l'i DI BANDUNG BAR.\T: KAJLAN DARI
PERSPEKTIF PE~GE~ffiANGA:'ll \\'ILA VAH
TESIS Karya Tulis Scbagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dari lnstirut Teknologi Bandung
Oleb
IRA CHOJ::Rli\H SLGITO l\T\f: 25405052
PROGRA!\1 STUDI PERENCANAAN \\1LA YAH DAN KOTA SEKOLAll A.RSITEKft.:R, l'l:IU:'\CA ~ ..\A:-1, DAN PI:l\GE:\'IBAJ'\GA..N KL61JAKAN
f~STITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2006
PROSPEK PEl\GEi\{BANGAN KOMODITAS PERTANl.<\l\ UNGGl!LAN 01 BA~rnUNG BARA T: KAJL\N DARI PERSPEKTIF PE'.'IGEMBANGA\' \VJLA YAH
ffiA CHOERJAH St:GITO
Nll\1: 25405052
Pembimbiog, J
Ir. HASTU PR..\BATMODJO, l\fS.. Ph.D.
~IP. 131 476 608
Sesungguhnya dibalik kesukaran itu ada kemudahan, dan sesudah kesulitan terdapat kemudahan. (Q.S. Al Insyirah: 5-6)
'Iesis ini k,u persem5afzR.,an un~suamif...u
tercinta: 'J{ursyamsi, dan anak.;anaiJ••u tersayane: 'Nwjifian Xa5i5a, Wur'Muliammatf (jnifari, Nur Syija}lzqia dan 'Nur'.Mufiammatf'Naufa{'}{umiserta I5unaayane tak_/efafz merufcaR._an: 1(j. J{a
ABSTRAK PROSPF.K PRNGEl\ffiANGANKOMOntTAS PERTANIAN UNGGULAN DI BANDUNG BARA T: .KAJL>\N DARI l'ERSPEKTIF PENGEMBANGA~ \VlL\\'AH
Pcngembangan wilayah adalah upaya untuk mernacu perkembangan sosial ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah, berdasarkan issue wilayah dan potensi sumbcrdaya alam lokal yang ada, Bagaimana potensi dikembangkan sehingga wilayah dapal tumbuh lebih cepat, dijelaskan dengan teori basis ekonomi (economic base) atau basis ekspor ( export base). Kegiatan basis ini dibutuhkan dalam pcngcmbangan wilayab sebagai penggcrak utama penghasil efek pengganda Bandung Bagian Baral, bagian dari Kabupaten Bandung, merupakan wilayah pertanian potensial dilihai dari jumlah produksi dan kontribusinya terhadap Kabupaten Bandung. Adanya rencana pemekaran Bandung Bagian Barat menjadi kabupaten sendiri, menjadikan perlu kiranya dikctahui komoditas pcrtanian unggulan yang mempunyai potensi ekspor untuk menjadi penggerak utama, yang dapat meuimbulkan efek pengganda dalam meningkatkan perekonornian wilayah tersebut, U ntuk rnengetahui kornoditas pertanian unggu Ian dan prospeknya dalarn pengernbangan wilayah Kabupaten Bandung Bagian Baral, maka dilakukan analisis terhadap komoditas pcrtanian tanaman pangan dan perkebunan dari sisi penyediaan dan permintaan. Dari sisi penyediaan, komoditas unggulan dilihat dari kriteria: jumlah produksi, pertumbuhan produksi, produkrivuas, poiensi ekspor dan pengenalan petani terhadap kornoditas pertanian yang ditanam. Sedangkan dari sisi pcrmintaan, kriteria unggulan adalah: ukuran pasar, Jaju permmhuhan permintaan pasar dan jangkauaa pasar. Unruk mengerahui komodltas unggulan berdasarkan kriteria potensi ekspor, rnaka dilakukan analisis LQ (Location Quotient), untuk mengetahui komoditas basis, dan dilanjutkan dengan anal isis DiR iDifferenua: Shift); untuk mengetahui komoditas yang pcrkembangannya lebih pesat daripada perkembangan komoditas sejenis di wilayah yang lebih luasnya yaitu Kabupaten Bandung. Kernudian dilanjutan dengan analisis skoring untuk scrnua kritcria penvediaan dan pcrmintaan. Dari analisis pcnycdiaan-pcrmintaan, dengan metoda skoring, maka berhasil diidentifikasi komoditas perranian unggulan, yaitu: jagung, ubi kayu, tomat, cabe, buncis, pisang, al pukat, gladiol, krisan, teh dan kelapa. Komoditas unggulan tersebut mcmpunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang, yaitu keterkaitan pada sektor industri hulu, bilir, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor transportasi, sehingga mampu menggerakan sektor ekonomi lainnya. Dalam pengernbangaunya, komoditas unggulan tersebut menghadapi bcberapa harnbatan dari aspek fisik, sosial budaya, ekonomi, sarana prasarana serta kelembagaan. Berdasarkan analisis keterkaitan clan hambatan, maka kornoditas pertanran unggulan di Bandung Baral rnempunyai prospck untuk dikembangkan dalam peningkatan perekonomian wilayah sehingga berperan dalam pengembangan wilayah
l Ipayu peningkatan
unggulan
sebagai basis
kemampuan
pengernbangan
kornoditas
pertanian
untuk pcngernbangan wilayah diidentifikasi
pendekatan sebagai berikut:
melalui
(i) peningkatan kualitas sumberdaya lahan; (ii)
peningkatan lmalitas surnberdaya rnanusia; (iii) peningkatan sarana da11 prasarana pendukung kegiatan perianian; (iv) pemberdayaan kelembagaan pendukung pertanian. Kata kuoc.i: unggulan
pe11gembaoga11
wilayab,
pcmbangunan
pertanian,
komoditas
ABSTRACT PllOSPECT OF PRE-E:\1JNENL1GRICULTURALC011'.010DITY JJt.'111:.LVl'MliN/' IN WH.STIIANDUNG: A STUDY FR01\f TllE PERSPECTIVE
OF REGIONAL DEVELOP111ENT. Regional development is an effort lo promote social and economica' growth /0 reduce differences be/ween regions based on regional issue and existing focal na1111·1ii resources po1encr. Ho11 potency is developed so that the region can grow faster is
explained us!n,(( eccnomlc-based 11r expon-based theory. Ac1i1·i1J· of the bases is required i11 regioua! development as primary !rigger that can generate multiplier 1'ffe1·t. The we.11er11 part ofBandung, pan ofBandung Regency, is ii potential agricultural region seen fromthe c111101ml cfproduction and ifs co111rib111io11 10 !Jc111du11g Regency. Thefact thn! there is a plan lo 111m the western part of Bandung into its own regency has made it necessary to Identify the pre-emlnent ci}!.ricultural commodity with export potentia! to become primary tri}!.J!.Cr, which may create multiplier cffec: in increase the economy of //w area. To .find 0111 the pre-eminent agricuttura! commodity and /JS prospect In rhe developmem o/ W~s1em part of Ba11d1m,l!, Regency. an analysis towards the food crop agriculture commodity and plantatum from the aspects oj .wpply and demand 1w1.1 conducted. From th« supp!» aspect, pre-eminent commodity is observed from these criteria: a11101m1 of productlon, growth 1l production, productivity, export potency and farmer recognition 10 planted agriculturai commodity. While from the s1111ply aspect, the prc:-e111/11e111 criteria is asfallows: 111,1rkc1 size, grQw/h rate ofmarke: size, 11111rket demand and marker reach. To find 011/ the pre-eminent commodity based 011 the cnteria ofexport potency. cm /,Q (Loctuion Quotient) was conducted. 10 find 0111 base m111111odi1y, 011.I 11·(,,r .fo!lrlll'ed by Dill (Di!J~rc111/ril Sii!/i) analysts. 111 find 0111 which commodity has mor~ rapid growti. compared to tile growth of similar cn111modil)' on rile wider area nwne/y flmu/1111g Regency. Then, it 11•as /iJ!lowed hy scoring analysis for all criteria of supply and demand. From the analysis of supply· demand; wut: .1cor!11g 11111/hocl. pre-eminent agric11f111ml conunodltles were identijied: maize cm.1·t111(1. 1onw10. chilli, chickpeu. banana. avocado, g{(idto/us. C•J'.Wlllhtm11111. IC(I and COCl>l/111, Ifie prf·e111i11e11/ commodtties have forward and backward linkages: upstream and downstream indusuia) sectors. commercial sector, service sector and transportation sector, thus able lo trigger oilier eco110111ic sectors. in the development, the preeminent connuodities face several obstactes from physical. socio culturol, eco110111ic, irfra-structure and instittuional aspects. Based 011 linkage and obstacle analysis, the pre-e111i11e11! agricultural commodity in West /Ja11d1111g has prospects lo /)(1 developed having a role i11 regional development. 71H~ el.f("·t 10 increase I/Ji! ahili1y of pre-eminent agricnhura! commodity development ma base fur regional devclopmens Is idemtjled through approaches as follows: (i) land resource quality increase; (1i) l11111wn resource qualify increase: (iii) agricultural activuy support infrastructure increase; (iv) agrtcutturat support tnsutution f11 the inc:r·e(1se u.f're\~/v11(,1/ economy. thus
involvement.
Keywords:
regional
development,
agricultural
commodities.
II
development,
pre-eminent
KATA Pf.NGANTAR
Dengan menycbut nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maba Penyayang, Alhamdulillah puji syukur atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelcsaikan penulisan tesis dan menyelesaikan rangkaian pendidikan di Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, lnsutut Teknologi Bandung. Tesis dcngan judul : Prospek Pengembangan Komoditas Penanian Unggulan di Bandung Barat: Kajian dari Perspektif Pengembangan Wilayah, ini pcnyusunannya tidak terlepas dari peran dan dukungan bcrbagai pihak.
dalam
Untuk itu
penulis sampaikan hormat dan terimakasih kepada: 1.
Ir. Hastu Prahatmodjo, 11.1~ , Ph.D., sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, nasihat dan sarannya, sclama pcnulisan tesis ini,
2.
DR. Ir. Uton Rustan Harun, MS., sebagai dosen wali dan dosen penguii, serta Ir. Teti Anniati Agro, 1-lES, Ph.D., sebagai dosen penguji yang telah
memberikan arahan dan masukan hingga pcnulis dapat rnenyelesaikan tesis ini. 3.
Prof. Ir. Tommy Firman, MSc., Ph.D.,
sebagai dosen pembahas naskah awal
dengan masukan saran, kritik dan nasihat yang diberikan menjadi input untuk menyernpurnakan rests ini.
4.
Drs. Arief Rosyidie, MSP., M.Arch., Ph.D., sebagai dosen Studio Pcrencanaan Wilayah TT (Studio Tesis) dan Jr. Mangisi Irene P., 11.Sc., sebagai dosen Studio Perencanaan Wilayah I atas kesabaran, bimbingan dan arahannya, hingga peuulis terpacu untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
5.
Para Dosen, semua staf Tata Usaha, Perpustakaan, dan Labscan atas bantuan selama pcndidikan program magister dan pcnyelesaian tesis ini.
6.
Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) atas bantuan beasiswa yang ditcrima sclama pendidikan program magister ini,
?.
Scluruh jajaran Pcmcrintah Dacrah Kabupatcn Sumcdang, aias kcscmpatan yang
diberikan pada penulis untuk dapat mencmpuh pcndidikan magister ini. 8.
Seluruh jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung atas informasi, data dan bantuannya selama survei dan pcngurnpulan data.
9.
Rekan-rekan MP\VK 2005, terutama rekan-rekan di Studio Perencanaan Wilayah,
atas kerjasama, bantuan
tv
dan dukungan
yang diterima selama
pendidikan program magister dan selama penyelesaian tesis ini, terutama untuk: Agus Taofik, atas semua dukungan dan banruannya, untuk Neneng, atas semua masukan ke PL-annya, untuk Deti, atas pcngalaman lembur bersama. 10
Untuk snami, anak-anak dan orang tua penulis, atas doa, dukungan, perhatian, pengcrtian, pengorbanan dan kesabarannya selama ini.
11.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan saiu persatu, atas sumbangsih bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan maupun tesis ini, semoga menjadi amal ibadah,
Karya tulis ini disadari masih jauh dari sempuma, sehingga kritik dan saran diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis, untuk penyempurnaannya maupun bagi tambahan pengetahuan dan wawasan, Akhimya, pcnulis bcrbarap semoga karya rulis ini bermanfaat bagi sernua pihak yang berkepentingan,
Bandung, September 2006
Penulis
v
DAFTAR lSl
Halaman ABS'l'RAK
.
ABSTRACT
II
PEDOMA~ PENGGUNAAN TES IS KATAl'ENUANTAR
..
.. ..
_
D/\FT AR ISi
.. . .. .. . _.
111
. ..
lV
...................................................
VI
DAFT ART ABEL
..
DAFT AR GAMBAR
.
Vlll
x
DAFT AR LAMPlKAN
.
xi
Rah I
Pendahuluan
.
I. I
. . .
I I 3 4 5
6 8
Bab IJ
1.2 1.3 J .4 1.5
Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dao Sasaran Manfaat. .. . Ruang Lingkup Penelitian
1.6
Kerangka Pemiklran
.
1.7
Metode Penelitian
.
JO
1.8
Sistematika Pcrnbahasan
.
15
.. .
17 17
.
22
. _. ~· ······--· .
LandasanTcori................ .. 2.1 Pengembangan Wilayah Berbasis l'ertanian 2.2 Perun Kornoditas Unggulan dalam Pengembangan Wilayah 2.3
Penentuan Komoditas Unggulan
2.4
Rangkuman
,.
Bab 111 Gambaran Umum Wilayah . . 3.1 Gambaran Umumwilayah 3.1. l Lctak Gcografis dan Administrasi J.1.2 Karakteristik Fisik Wilayah.............. 3.1.3
Karakteristik Penduduk
3. I. 4
Karakteristik Perekonomian
26
..
., ..
.
31
.. .. .. ..
_,_, "
.
37 40
~· ..
33
33
34
3.1.5
3.2 3.3
Karakteristik Sarana, Prasarana dan Lcmbaga Pendukung Pertanian . I)eugem bangan I' ertaruan
..
43 48
3.2.1
.
50
..
53
Perrnintaan Pasar Terhadap Produk Pcrtanian
Rangkuman
VI
Hab l V
Prospek Pengembangan Komodiras Pertanian Unggulan di
Band ung Barat . . .. . .. . . . 4. l Peneruuan Kornoditas Pcrtanian Lnggulan dari Aspek I'enyediaan 4.1.1 4.1.2 4.1) 4.1.4
.
54 55
Analisis Produksi.............................................................
55
Analisis Produktivitas Analisis Laju Perturnbuhan Produksi
.. .
55
Analisis Potensi Ekspor
..
56
..
56
. .
57
.
59
4.2.2
Analisis Perturnbuhan Pasar . Analisis Jar.gkauan Pasar . 4.7.4 Hasil Analisis Komoditas Unggulan dari Sisi Pennmtaan............................................................. Penentuar; Komoditas Unggulan dari Aspck Penycdi aan· Penni ntaan .. .. . ...... .. Kcterkaitan ke Depan dan ke Belakang Komoditas Unggulan
59
4.2.3
59
Hambatan dalam Pcngembangan Komoditas Unggulan.............
64 82
55
4.1.:i
4.2
Analisis Pcngcnalan Petani Terhadap Komoditas Pcrtanian 4.1.6 l lasil Analisis Komoditas Unggulan dari Sisi Pcnyediaan Pcncntuan Komoditas Unggulan dari Aspek Permintaan 4.2.1
4.3 4.4 4.5
4.6 4.7
Analisis Ukuran Pasar
Prospck Pcngembangan Komoditas Unggulan Pengcrnbangan Wilayah Berbasis Komoditas Unggulan............ 4.7. I Peningkatan Kualitas Surnbcrdaya Laha11.................... 4.7.2 Pcnmgkatan Kualitas Surnberdaya Manusia 4.7.3
4.8 Bab V
Kesimpulan
Saran
84 85
Pernberdayaan Kelc111 bagaau Pcndukung
87 89 90
~..................................
90
~···~........................................
93
DAFTAR PUST AKA Li\MPIRAN
64
Peningkatun Kualitas Sarana dan Prasarana
Kcsimpulan dan Saran 5.2
60
83
Pcngembangan Pertan ian . . . . . . . . . .. . . . . .. Rangkuman ~.....................................
5.1
60
82
Pendukung Pertanian 4. 7.4
57
95
...........................................
vii
,
.
99
DA.fTART ABEL
Halaman Tabet 3-1.
Luas Kecama:an di Bandung Barat T ahun 200-l
.
34
Tahel 3-2.
Kesesuaian Laban di Bandung Barat
.
36
Tabel 3-3.
Rencana Penggunaan Areal Pcrtanian Lahan Keri ng
..
Tabel 3-4.
Luas Wilayah, Penduduk, dan Kepadatan Bandung Barat
.
38
Tabel J-5.
Penduduk I 0 tahun keatas Menurut Pendidikan
.
39
Tabcl 3-6.
PDRB Bandung Barat Tahun 2001-2004
..
41
Tabel 3-7.
Panjang Jalan Menurut Kondisinya di Kabupaten Bandung
.
44
Tabcl 3-8.
Si stem lrigasi Areal Sawah di Bandung Barar.
.
45
Tabel 3-9.
Sarana Perekonomian di Bandung Barat Tahun 2004
..
46
.. . .
Tabel 3-10. I .embaga Pendukung Pengembangan Pertanian di Bandung Barat Tahun 2004
Tabel 3-11.
.
47
Kontribusi Produksi Pertanian d1 Bandung Barat T erhadap Kabupaten Bandung........... ..
Tabel 3-12.
49
Jangkauan Pemasaran Komoditas Pcrtanian Bandung Barat Tahun 2004
.
label 3-!3. Volume Perdagangan Komoditas Pertanian di Bandung Baral......... Tahel 4-l
..
5S
J\nalisis Permintaan Komoditas Penanian Unggulan
Di Bandung Barat T ahun 2004 Tabel 4-3.
..
62
Sentra Komoditas Penanian dan Perkcbunan Unggulan
Di Bandung Bard! .. Tahel 4-5.
.. ..
64
Kererkaitan Komodiras Ilnggulan dengar Sektor l ainnya Di Bandung Barat
Tabel 4-6.
61
Komoditas Pertanian dan Perkebunan Unggulan Vi Bandung Barat . ..
Tabel 4-4.
52
Analisis Penyediaan Komoditas Pertanian Unggulan Di Bandung Barat tahun 2004
Tabel 4-2.
51
..
72
Permasalahan dari Sisi Penyediaan dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan di Bandung Baral...............................
viii
76
Tabet 4-7.
Permasalahan dari Sisi Permintaan
dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan di Bandung Baral............................................ Tabel 4-8.
78
Perrnasalahan dari Sisi Penyediaan yang Dihadapi dalarn Pengembangan Setiap Kornoditas Unggulan di Bandung Baral...............................................................................
Tabcl 4-9.
79
Permasalahan dari Sisi Permintaan yang Dihadapi dalam Pcngembangan Setiap Komoditas Unggulan di Bandung Baral..................................
.. ..
.
Tabel 4-10. Luas Areal Pcrkebunan di Bandung Barat., Tabel 4-11. Akseslbtlitas Wilayah di Bandung Baral.. Tabet 4-12.
..
80 84
.,........ .
86
Prospek Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Pertanian unggulan di Bandung Barar
ix
88
DAFTAR GAMBAR
I lalarnan Gambar 1.1.
Peta Adrninistrasi Bandung Barat.,
.
7
Gambar l .2.
Kerangka Pikir
.
9
Gambar2.t.
Ragan Metoda Seleksi Komoditas Unggulan
Gambar 3. l.
Grafik Pcrsentase Penduduk Menurut Pekerjaan di Bandung Barat
Gambar 3.2.
28
.. .
,, .. ,........................
42
Grafik Distribusi Prosentase Sektor Ekonomi PDRB AD~fK Bandung Barat Tahun 2001-2004
Garnbar 3.4.
40
Grafik Perkembanganl'DRB .A.DHK di Bandung Barat Tahun 2001-2004
Gambai 3.3.
..
..
43
Grafik Produksi Pertanian Tanarnan Pangan Di Bandung Barat T ahun 2004
Gambar 4. t.
Peta Serura Komoditas Jagung di Bandung Barat
Gambar 4.2.
Peta Sentra Komoditas Ubi kayu d; Bandung Ha rat
Gambar4.3.
Peta Scntra Komoditas Tomat, Cabe dan Buncis
50 ..
65
..
di Bandung Barat
65
..
67
Gambar 4 .4.
Peta Scntra Komoditas Pisang dan Alpukar di Bandung Baral ..
68
Gambar 11.5.
Peta Senna Komoditas Gladiol dau Krisan di Bandung Barat
69
Gambar 4.6.
Peta. Sentra Kornoditas Tch di Bandung Barat
70
Garnbar 4.7.
Peta Sentra Komoditas Kelapa di Bandung Baral
71
Gambar 4.8.
Rantai Pemasaran Produk Pcrtanian Tana man Pangan di Bandung Barat
x
78
l>AFTAR LAt.fPCBAN
Hal am an Lampiran A. l
Tabet Produksi Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Bandung Barat
Lampi ran A.2
.
99
Tabet Pertumbuhan Produksi Komoditas Pertanian clan Perkebunan di Bandung Barat ........
Lampiran A.3
.
........
102
~.............
I 03
Tabet Potensi Ekspor Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Bandung Baral
Lampiran A.5
Tabet Analisis Shift-Share Kornoditas Penanian dan Perkebunan di Bandung Barat .
Lampiran A.6
l OJ
Tabet Prnduktivitas Komoditas Pertanian dan Pcrkcbunan di Bandung Barat
Lampiran A.4
..........
104
Tabet Pengenalan Petani terhadap Komoditas Pcrtaman dan Perkebunan di Bandung Barut .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. . 105
Lampiran B.
Tabel Ukuran dan Jangkauan Pasar Kornoditas Pertanina dan Perkebunan di Bandung Barnt
Larnpiran C. t
Tabel Analisis Pernbobotan Sisi Suplai Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Bandung Baral
Lampiran C.2
106
.,....
I 07
Tabet Analisis Pembobotan Sisi Demand Komoditas l'ertanian dan Perkebunan di Bandung Barat . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. l 08
Lampi ran C.3
Tabet Analisis Pembobotan Supply-Demand Kornoditas Pertanian dan Pcrkebunan di Bandung Baral .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. . I 09
1( I
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah adalah upaya unruk memacu perkembangan ekonomi dan mengurangi
kesenjangan antar wilayah,
dan berkelanjutan
sangat tergantung
Pengembangan
dari kemampuan
mendorong perturnbuhan ekonomi wilayahnya
wilayah yang optimal sumberdaya alam dalam
Pembangunan merupakan upaya
sadar untuk mengelola dan rnemanfaatkan surnber daya guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat (Sugandhy,
1999). Sumberdaya alam dominan berbeda untuk
tiap wilayah, sehingga basis ekonominya pun akan berbeda pula (Firman, 1999) Pengembangan wilayah dimasa rnendatang harus merupakan suatu kerangka
untuk tindakan-tindakan bagi terbentuknya suatu Pembangunan Lokal (Local Developments; yang diartikan sebagai penumbuhan suatu lokalitas secara sosialekonomi dengan Iebih mancliri, berdasarkan poiensi-potcnsi
yang dimilikinya,
baik sumber daya alam, geografis, kelembagaan, kewiraswastaan pendidikan tinggi, asosiasi profesi maupun lainnya (Firman, 1999) Bagairnana wilayah dapat berkembang, secara konscpsional dijclaskan dengan teori basis ekonomi (economic base) atau basis ekspor ( export base). Menurut Glasson
(1977),
perekonomian
regional
dibagi menjadi
dua sektor,
yaitu:
kegiatan bukan basis ( yang menyediakan barang yang dibutuhkan dalam wilayah tcrsebut) dan kcgiatan basis ( yaitu kegiatan mengekspor barang dan jasa keluar wilayah terscbut). Kcgiatan basis inilah yang dapat mcnjadi penggerak utama (prime mover) ekonomi yang mcnghasilkan cfck pengganda (multtpher effects). Kegiatan non basis menjadi pendukung kegiatan basis. North ( 1966) dalam Dannawa (l 999i memperkenalkan tcori basis ekspor sebagai pendekatan
untuk
menjelaskan
pertumbuhan
wilayah dengan argumentasi
pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh exploitasi manfaat alamiah dan pcrtumbuhan basis ekspor.
Jni berarti tumbuh kembangnya suatu wilayah
diientukan oleh kegiatau kegiatan ekspornya. Ekspor akan tetjadi apabila wilayah
2
rnampu rnenghasilkan produksi berdaya saing tinggi di pasar eksternal. Untuk itu dalam
mcnjamin perkernbangan wilayah ada dua kegiatan
yang harus
dikernbangkan bersama, yaitu pcningkaran kemampuan pcnyediaan (supply) produksi dengan basis surnberdaya lokal dan intcraksi dengan wilayah eksternal untuk mempcrluas pasar yang dapat memngkatkan permintaan (demand) atas barang yang diproduksi, Sincrgi
kedua kegiatan itu akan dapat menimbulkan
dampak besar dalam pcngcmbangan wilayah Bcrdasarkan I 11 J No 32/2004 tentang Pcmerintahan Daerah dan UU No. 33/2004 tcntang Perimbangan Keuangan Antara Pcmerintah Pusat dan Daerah serta Perda Provinsi Jawa Rarat No. 2/2003 tentang RTRW provinsi yang mengamanatkan adanya 8 kawasan unggulan, keunggulan dan kekhasan masing-rnasing kawasan
yang patut menjadipcrhatian.
Kawasan andalan rersebut diantaranya melipuu
kawasan andalan cekungan Bandung. Ini adalah kawasan perkotaan yang terletak
di cekungan Bandung yang mencakup Kota Bandung (seluruhnya), Kabupaten Bandung (scluruhnya), Cimahi dan Kabupaten Surnedang (Kccamatan Jatinangor.
Cimanggung, dan Faniungsari). dengan kcgiatan utama kegiatan pengembangan somber daya rnanusia, jasa, ugribisnis, pariwisata dan industri. Bandung
Baral adalah bagian dari Kabupatcn Bandung, merupaknn wilayah
pertaman
tanaman pangan dan pcrkcbunan
yang potensral drlihat
produksi dun kontribusinya terhadap Kabupaten Bandung.
dart jumlah
Sehubungan dengan
adanva rencana pemekaran Bandung Barat rnenjadi kabupaten sendiri, maka perlu
kiranya diketahui
potensi ekspor yang dimilikinya untuk menjudi penggeruk
utama (pr1111(! mover) sehingga dapat menimhulkan multiplier effect dalarn meningkatkan perekonomian wilayah, dalam rangka pengembangan wilayah torscbut,
Bcrdasarkan
pcmikiran
ini, rnaka pengcmbangan pertanian dan
perkebunan di wilayah Handung Baral sebagai basis ckonomi sangat rclcvan,
dengan pertirnbangan: Merupakan sumberdaya alam yang dorninan
Menyerap sebagian besar tenaga kerja Menghasilkan efek pengganda
Mendorong perkembangan sektor lain.
3
Uatuk mendorong pertumbuhan
clan pengembangan ekonorm di Handung Baral,
perlu dikaji pengembangan komoditas pertanian unggulan, yang memiliki: -
Kemampuan produksi untuk rnemenuhi kebutuhan internal Kemampuan produksi untuk memenuhi kebutuhan ekstcmal (ckspor)
Kategori komoditas unggulan adalah : a.
Komoditas unggulan komparatif : komoditas yang diproduksi dengan dukungan sumber daya alam, di mana daerah Jain tak mampu rnemproduksi produk sejerus. Atau pula, kornoditas basil olahan yang memiliki dukungan bahan baku yang tersedia di lokasi tertemu
h.
Komoditas unggulan kompelitif : komoditas yang diproduksi dengan cara yang efisien dan efektif. Komoditas tersebut telah memiliki nilai tambah dan daya saing usaha, baik dari aspek kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas dan harga.
c.
Komoditas unggulan spcsifik : komoditas yang dihasilkan dari basil inovasi dan kompetensi pengusaha. Produk yang dihasilkan memiliki kcunggulan karena karakter spcsifiknya.
d.
Komoditas unggulan strategis : komoditas yang unggul karena memiliki peran penting dalam kegiatan sosial dan ekonomi.
Pertanian ditetapkan sebagai sektor kegiatan utama karena mampu menjalarkan pertumbuhan kc sektor lain. Bila pertanian dikelola secara optimal maka dapat rncndorong perkembangan wilayah.
Pertanian merupakao salah saiu faktor strategis di Bandung Barat. Bagaimana pertaruan ditingkatkan, sangat tetkait dengan proses produksi hingga pemasaran. Kegiatan tcrscbut harus bcrperan optimal dalam pengembangan wilayah melalui kernarnpuan rnendorong turnbuhnya focal mtdttplter dengan kegiatan ckonomi lainnya,
l.2 Perumusan Masalab
Di Kabupaten Bandung khususnya bagian barat, pendapatan dari sektor pertanian mcncmpati pcringkat utarna. Scktor pertanian mcnjadi pcnting, karcna mcmiliki peran sebagai penghasil pangan, bahan mentah clan bahan baku industri, peoyedia
4
lapangan kerja dan lapangan usaha. sumber devisa serta pelestari fungsi lingkungan, Berdasarkan perun penringnya itu, pertanian perlu dikembangkan. Penanian merupakan scktor yang mempunyai kontribusi besar PDR.B dan lapangan kerja d1 Kabupaten Bandung, tetapi bclum mampu rneningkatkan kesejahteraan masyarakamya.
Untuk itu hams dicari
komoditas pertanian
tanarnan pangan dan perkebunan unggulan yang mcmpunyai prospek yang baik pcngaruh
besar terhadap
pcngcrnbangan
wilayah.
Kcberhasilan
budidaya
komodiras unggulan berpengaruh terhadap pemngkatan kesejahtcraan ekonorni masyarakat scrta pcrkernbangan wilayah, Bcrdasarkan latar bclakang yang diurnikan diatas, rnaka rumusan permasalahan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: A1>a komodltas pertanlan dan pcrkebunan unggulan dan baeaimana prospek pengcmbangan komodltas terscbut di Bandung Rar.11? Kornoditas pcrtanian unggulan di Bandung Barat ditentukan berdasarkart
a. pcnycdiaan/suptainya, dengan parameter: • •
jumlah produksi produktivitas
•
perturnbuhan produksi
•
potensi ekspor
• pengenalan perani tcrhadap komoditas yang duanarn b. permintaan pasar, baik di lingkungan internal Bandung Oarat, ataupuu di lingkungan eksternalnya yaitu Kab. Bandung keseluruhan, Jawa Barnt atnu Nasional dengan parameter: • •
Ukuran pasar Pertumbuhan pasar
•
Jangkauan pa.~ar
1.J Tujuan dan Sasaran Penelitian Penelitian
ini rnempunyai lujuan untuk menemukan
pcrkcbunan unggulan yang mempuuyai
komoditas pertanian dan
prospeknya pengembangan yang baik
untuk pengembangan wilayah Bandung Barat.
5
Berdasarkan cujuan diatas, maka sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Teridcntifikasinya kornoditas pcnanian dan perkebunan unggulan berdasarkan sisi penycdiaan dan sisi permintaan. b. Tcridcruifikasinya prospek pengcmbangan komoditas pertanian unggulan. c. Tersusunnya arahanirekomendasi pengcmbangan wilayah berbasis komoditas unggulan tcrsebut dari segi wilayah.
1.4 Manfaat Peoelitian
Bcrdasarkan perumusan masalah dan tuJuan penelitian d1 atas, pcnelitian
ini
diharapkan marnpu mcngidcruifikasi kritcria-kritcria yang berpengaruh dalam penemuan komoditas unggulan suatu wilayah, sehingga dapat mcmbenkan solusi terhadap pcrmasalahan yang dihodopi. Hasil pcnclitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bcrmanfaat bagi Pemcnntah Kabupaten
Bandung khususnya dinas dan instansi terkait dan para
petani, dalam mengcmbangknn komoditas pcnanian dan pcrkcbunan unggulan dalam rangka menyongsong keberadaan Kabupaten 8andung l3ag1an 13arat. l.S l~uang I .ingkup Penelitian
a.
Lingkup Materi Penelitian Kuang Lingkup maten penehnan yang dilakukan dt dibatasr pada aspck-
aspek sebagai berikut: Aspek penyediaan (.tupply) Maleri penel itian untuk aspek penyediaan adalah dengan penentuan komoditas pcrtanian dan pcrkcbunan unggulan, dilihat dari: jumlah produksi, produktivitas, pertumbuhan produksi, potensi ekspor dan pcnlaku pctani dalam pcngcnalan dan pcmilihan pcnanaman komoditas pcrtanian dan pcrkcbunan .. Aspek permintaan (demand) adalah dengan melihat
ukuran pasar,
pcnumbuhan pa!>ar sci la jangkauan pasar. Aspek penyediaan dan pennintaan pada komoditas pertanian dan perkebunan saja.
6
b. Ruang Liogkup \1\'ilayah Peaelitian Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah 15 kecamatan di wilayah , yang direncanakan akan dimekarkan menjadi kabupaten terseadiri, yaitu Cililin, Cihampelas, Sindangkerta, Gununghalu, Rongga, Cipongkor, Batujajar, Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, Padalarang, Cipatat, Cipeundeuy dan Cikalongwetan. Alasan pemilihan wilayah penelitian di 15 kecamatan di adalah: Adan ya rencana pemekaran Bandung Barat menjadi Kabupaten tersendi ri Secara topografidan iklim, wilayab Bandung Barat cocok untuk kegiatan pertanian (Analisis Studio Perencanaan Wilayah, 2006) Tingkat kemiskinan penduduk di wilayah Bandung Baral ini tinggi, dengan matapencaharian utama di bidang penanian (analisis Studio Perencanaan Wilayah, 2006) • Wilayah Bandung Baral tidak terlalu jauh dari Kota Bandung, sehingga udak terlalu suli: dalam mencari data-data yang diperlukan, Peta wilayah penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1.
7
•
•< l } . ,
~~~.Jlli
••"
.,
ff!I
f I . ~ 11
-
~-
.!
lJ
•• • •
I
.. ,-..
~•
II g
i!
~
(
,'
.
,
. •. • ,
"
~
••
\..J
.
•
e•
•i:~~ :tr•I
•
•,
·l:i1 It: .
il·jl
~
••
i
l I"!
•
..
,.,
!
1.6 Kerangka Pikir Kerangka pikir penelitian adalah ala! bantu untuk memudahkan dalam proses dan tahapan kegiatan penelitian serta memudahkan melihat keterkaitannya kerangka
pengembangan
wilayah di Bandung Barat. Sebagaimana
dalarn wilayah-
wilayah lainnya, Bandung Barat mempunyai karakterisrik wilayah yang spesifik Wilayah
ini didominasi oleh kegiatan pcrtanian, Jsu pemekaran wilayah harus
diantisipasi dengan mernpersiapkan sektor-sektor yang dapat menjadi penggerak utama bagi pcngcmbangan wilayah. Salah satu sektor penting di wilayah
ini
adalah pertanian yang berperao sebagai maiapencaharian utarna, penyerap tenaga kerja sehingga dapat menjadi penggerak utama bagi Bandung Barat,
Aspek yang dipertimbangkan dalam pcncntuan korooditas pertanian
Aspek-aspck tersebut dikaji dengan keterkaitan dan hambatan yang dibadapinya, sehingga menghasilkan suatu rekomeodasi tentang komoditas unggulan yang paling prospektif uruuk dikembangkan di Bandung Barat.
9
RTRW Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung Bagian Baral
1
I
Karakterisuk Wilayall
-
.
Pengembangan Wilayah
•
i Pertaruan
J. Pe11cn11r.in
Komoditas Unsgulan I
Aspck
Penyediaan ~
.
+
Kn!<m
~nl~
hi"'3h Vf'xlit..f.1
•
l't~ul:tl\;uas
.
P..1tat_<1.1 t..-,.tf!«
•
I
Aspek
Permintaan
• t.Auran1)1$l!r • !'eatw11bul11n l'QIMr • J:111;gL:aw.11~&Qr
P ."Ih.snl:"'1.:n l~G
• ""'t~nl..u
""''"
1
• ~
•
.
K~14'tl-:ut.u1
ll1.1mhitm
Komoditas Unggulan
-
I
•
Rekomcodasi Peegenbangan Komodiias Unggulan
Gambar 1.2. Bagan Kerangka Pikir Prospek Pengembangao Komoditas Pertanian lJnggulan di Kahupaten Bandung Ragian Barat
10
l.7 Metoda Penetitian Unruk mencapai tujuan dan sasaran yang dirurnuskan serta menjawab pertanyaan penclitian, maka tahap-tahap yang akan dilakukan dalarn penelitian iru adalah: 1. 7. I Studi literatur Tahap ini dilakukan, pengembangan
terutama berkaitan dengan perspektif teori
wilayah berbasis
pertanian,
penenruan
komoditas
unggulan dilihat dari bebcrapa kriteria ekonorni dan sosial, serta peran komoditas unggulan dalarn pengernhangan wilayah Melalui perspektif teori akan diperoleh garnbaran tertcntu aspck yang perlu mcnjadi acuan dalam analisis sclanjutnya. 1.7.2. PengumpulanData Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait, Jenis dan sumber data sekunder yang digunakan dalam analisis adalah: a. Data karaktenstik fisik wilayah, meliputi: Peta administrasi wilayah Sumber data : Bappeda Kabupaten Bandung b. Data penyediaan danperminraan komoditas pertanian, meliputi: - Data penyediaan/produksi, yaitu: • jumlah produksi dan luas lahan komoditas pertaniau tiap kecamatan
•
pcrtumbuhan produksi yaitu kemampuan penyediaau produksi tiap tahuun ya • potensi ekspor, yaitu kemampuan produksi yang diekspor ke luarwilayah Bandung Baral, baik regional maupun nasional, • pengenalan pctani tcrhadap komoditas yang ditanam Data permintaan pasar dan di wilayah Kabupaten Bandung Bagian Baral dan wilayah yang lebih luasnya (regional dan nasional), secara lengkap data yang diperlukan adalah sebagai berikut: •
Ukuran pasar. yaitu besarnya
permintaan
pasar tcrhadap
komoditas tersebut
•
Perrumbuhan pasar, yaitu perubahan permintaan pasar setiap tahun
•
Jangkauan pasar, yaitu wilayah pcmasaran komoditas tersebut
11
Sumbcr
data : Bappeda Kabupaten Bandung, Dinas 1-'crtanian,
Dinas Perdagangan
dan lndusrri,
Dinas Perhubungan serta BPS
Kabupaten Bandung. c.
Data
kebijakan
dan
inforrnasi
kelembagaan
tcrkait
dengan
pengcmbangan wilayah berbasis pertanian, meliputi : Data kebijakan Cekungan Bandung, RTRW Kabupatcn. Sumber data : Bappcda Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung
I.7.3. Mctoda Analisis - Analisis Aspck Pcoycdiaan Analisis trend produksi clan luas tanam sclama periode 5 tahun terakhir akan rnenunjukkan kestabilau dan atau fluktuasi suatu dacrah dalarn mcmproduksi komoditas tertemu. Untuk mcnentukan komoditas pertanian tanaman pangan potensial yang
menjadi basis utama dan kcmampuan penyediaannya (.wr>ply) di Bandung
Baral, digunakan Mctoda LQ (location quotient), kemudian Differc11tial Share (Di R ), Analisis LQ adalah untuk earn pcrrnulaan untuk mcngctahui kcmampuan
Bandung Baral dalam menyatakan pcrbandingan
kcgiatan atau scktor pertanian, relatif anrara
Teknik mi
produksi sektor pertunian di
l3adtmg l3arat dcngan di wilayah yang lebih luas, yaitu Kabupatcn Bandung. Perbandingan dapat ditulis secara maternatis sebagai berikut:
LQ -
Si/Ni SIN
Keterangan: Si= jumlah produksi komoditas pertanian tertentu di Bandung Barat S - jumlah produksi scluruh komoditas pcrtanian di Bandung 13aral Ni= jumlah produksi komoditas pertanian tertentu di Kabupaten Handung N = jurnlah produksi seluruh komoditas pertaruan di Kabupaten Bandung
17
lnterpretasi nilai LQ adalah: Jika LQ > I, wilayah Bandung Barat mcngekspor komoditas pertanian tertentu ke luar wi I ayah, Jika
LQ
I,
produksi komoditas pertanian tertentu hanya rnampu memenuhi kebutuhan di dalam wilayah
Jika
LQ < l, wilayah Bandung Baral mernbutuhkan impor dari luar wilayab untuk mcmenuhi keburuhan prodaksi komoditas pertanian terlentu.
Analisis
shifi-shareldifferemial
shift
juga
digunakan
untuk
membandingkan perbedaan laju perturnbuhan berbagai sektor (pcrtanian) di daerah penelitian dengan wilayah nasional/wilayah yang lebih Juasnya, dalam ha) ini antara Bandung Barat dengan Kabupaten Bandung secara keseluruhan, dan dikemukakan deugan notasi sebagai berikut ini.
uE
=
Pertambahan. angka akhir (tahun t) dikurangi dengan angka awal (tahun L-n}
N
= National atau wilayah nasional/wilayah yang lebih tinggi
jenjangnya r
- Region atau wilayah analisis
E
= jumlah produksi
- Sektor yang diamau (pertanian) t
= Tahun
t-n
= Tahun awal
1
+n
= Tahun proyeksi
Ns
=National share
P
= Proportional share
D
- Differentialsl11ft
Pcranan National share adalah seandainya pertambahan produksi regional sektor i tersebut sama dcngan propors.i pertarnbahan produksi nasional secara rata-rata. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Ns '·' = E r.t.r-n (E N.1 IE
N.1 ..,)-
E r,1.t·n
13
t'roportional share adalah melibat pengaruh sektor i secara nasional terhadap pertumbuhan produksi sektor i pada region yang dianalisis. Hal int dapat dituliskan scbagai berikut P r,1,t
=
{(E N.1.1 IE
N, ~1-n
)- (E N.1/EN,1..,)}XE1j_
t-n
Differential shili menggarnharkan pcnyimpangan antara pertumbuhan sckror i di wilayah analisis tcrbadap pertumbuhan sektori secara nasional. Hal ini dapat dituliskan sebagai berilrut. D r,1,l ~fE r,1,1· -(EN• ,a.c /EN ,l,t-ft )E.,
r,i,l·u
Perlu diingat bahwa apabila kna hendak melihat pengaruhnya tcrhadap seluruh wilaynh onnlisis maka angka urnuk masing-masing sel.Lu1 harus ditambahkan, Persamaan untuk seluruh wilayah adalah sebagai berikut. ti E, (Ns
1
P, + D,) di mana;
.... • P,,, -I: ({~N,_1/EN;.1 .. ) (EN
...
I
-/E!',1 ... )) xE,..,1 .. l
n
D,,, =I: [{E,,,,-(l;l'.,..1
xE,.,,,.J
!F.N,,0)-
1 I
lnterpretasi dari nilai DiR adalah Jika Vil< +, maka ungkat perkembangan produksi komoditas pertanian dan perkebunan
di
Bandung Baral
pcrkembangan rata-rata
komoduas
lebih
pesat dari
sejenis di wilayah
Kabupaten Bandung secara keseluruhan. Jika DiR - . maka tingkat perkembangan produksi komoditas pertanian clan
perkebunan
di
Bandung Barat lebih
rendah dari
perkembangan rata-rara komoditas sejenis di Kabupaten Bandung. rarameter-parameter
metoda
skoring
kriteria
kornoduas unggulan
sehingga didapat kumoditas
di analisis
penanian
dengan
unggulan
berdasarkan aspek pcnyediaan (.mpply) dan permintaan (demand).
14
Kererkaitan dan kendala-kendala yang menghambat pengernbangan komoditas
pertanian
menjadi
kornoditas
unggulan
dalarn konteks
pengembangan wilayah juga ditinjau. Tujuan dari skoring/pembobotan parameter yang menjadi kriteria komoditas unggulan adalah untuk menyatakan tingkat kepentingan. lni merupakan metode paling scderhana untuk mengkaji bobot kepentingan dcngan cara member] peringkai sesuai
urutan kcpentingannya. Penclitian ini digunakan sistem peringkat Straigh!
Ranking. yaitu pemboboian yang dihcrikan dari yang paling tinggi, sedang dun rendah. Setelah dianalisis
maka didapal kornoditas pertanian unggulan dilihat
secara produksi,
Komoditas
pertanian
yang scsuai dengan kriteria
unggulan kcmudian dikaji permuuaan pasarnya. - Analisis Permintaan l'nsar Dilakukan
untuk mcngetnhui:
permlntaan
ukuran perminraan
pasar serta jangkauan
pemasaran
pasur, pcrtumbuhan terhadap
kornoditas
pertanian tersebut. Tingkat permintaan
ekstcrnal
sangat menenrukan
apakah komoditas yang dikcmbangkan
rnempunyai pcluang sebagai
sumber penumbuhan ekonomi wilayah. Dilihat dari nilai ekonomis sena
permintaan pasar yang tinggi ini, maka dapat ditentukan komoditas pertanian unggulan. Analisis Gabungan Untuk menentukan
prioritas komoditas
unggulan
digunakan
aualisrs
gabungan antara penawaran dan perrnintaan (Natawidjaja et ai., 2002). Analisis
uu
menggabungkan
penawarun
sebagai
faktor
yang
mcmpengaruhi keberadaan kornodiras unggulan tenentu dan pennintaan sebagai faktor yang rncnccrminkan tarikan terhadap komcditas unggulan tertentu, Faktor yang merupakan sisi penawaran tcrdiri dari aspck: •
Jumlah produksi suatu komoditas.
•
Produktivitas (jumlah produksi kornoditas pertanian per satuan luas tanam ). Pertumbuhan produksi, yaitu pcruhahan jurnlah produksi seriap tahun
•
15
• Potcnsi ckspor, yaitu jumlah kornoditas pertanian yang diekspor keluar wilayah penelitian, baik regional, nasional maupun internasional. • Pengenalan petani terhadap komoditas pertanian Faktor permintaan produksi terdiri dari aspek: • Ukuran pasar, yaitu besarnya pcrmintaan pasar tcrhadap kornoditas pertanian tcrsebut. • Perturnbuhan pasar, yaitu perubahan permintaan pasar setiap tahun • Jangkauan pasar, yaitu wilayah pernasaran yang dijangkau oleh komodita:s tersebut, Untuk setiap aspek dilakukan penilaian (skor) semua komoditas. Nilai tersebut kemudian digunakan untuk menentukan komoditas unggulan. Analisis secara keseluruhan dan arahan pengembangan komoditas pertanian potensial dalam kerangka pengcmbangan wilayah. Pada iahap ini, seluruh has ii anal is is. dikaj i bersama dengan keterkaitan dan kendala yang dihadapi, sehmgga terlihat kemungkinan dan arahan peuerapan basil analisis pengembangan komoditas
pertanian dan
pcrkebunan unggulan di wilayah Bandung Baral. 1.7.4.
Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi Pada tahap ini ditarik kcsimpulan yang merupakan jawaban dari
pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran. Rekornendasi merupakan halhal yang dapat dilakukan terkait dengan adanya temuan pcnclirian 1.1! Sistematika Pembahasan Laporan penelinan ini disusun secara sisternatik dalam beberapa bagian yang rnerupakan satu kcsaruan. Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian, laporan dijabarkan dalam lima bab. Secara garis besar, tcrdiri dari: BAB I
Pendahuluan Menjelaskan tentang latar bclakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penclitian, ruang lingkup penelitian, metodc penelitian, keraugka
pemikiran dan sisternatika pembahasan.
16
B.i\B IJ Landasan Teori Bab ini menguraikan teori dan konscp pengembangan wilayah, pengembangan
penanian serta penentuan dan peran komoditas
unggulan. Melalui perspektif teori akan diperoleb gambaran bcrbagai aspek penting yang perlu dikaji dalam pengembangan wilayah dengan berbasis pengernbangan pertanian, B.i\B Ill Gambaran Umum Wilayah Bagian ini akan memberikan garnbaran meagenai karakteristik wilayah studi, meliputi kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah gambaran umum wilayah dari posisi geograftsnya, adrninistrasi,
fungsional,
kebijakan, karakteristik fisik wilayah. Kondisi ekstemal
menjelaskan
gambaran kedudukao wilayah penelitian dalam wilayah
yang lebih besamya, yaitu Kabupaten Bandung dan sekitarnya. BAB JV Analisis Prospek Pengembangan Korooditas Pertanian dan Perkebunan Unggulan di Bandung Baral. Bab ini merupakan
pokok bahasan penelitian, yaitu penentuan
komoditas pertanian dan perkebunan unggulan di Bandung Barat. Bagian ini menganalisis penentuan komoditas unggulan dilihat dari kemampuan produksi/.mpp/ydan demand, keterkaitan (linkages) serta harnbatannya yang berhubungan dengan proses pengembangan wilayah d1 Bandung Barat. BAB V
Kesimpulan dan Saran Bab ini menyimpulkan basil pembahasan yang telah dilakukan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, diberikan rekomendasi basil studi yang dilaksanakan.
Bab II Landasan Teori
Prospek pengembangan komoditas pcnanian
dan perkebunan unggulan di
Bandung Barat perlu ditunjang olch rcori yang relevan dcngan pokok kajian yang ditcliti, Pada bab ini diumikan tentang pengembangan wilayah berbasis pertanian, peran komoditas unggulan dalam pcngcmbangan wilayah. dan kriteria-kriteria penenruan komoditas unggulan 2.1 Pengembangan \Vilayah Bcrbasis Pertanian Pcngcmbangan wilayah mcrupakan suatu upaya umuk mcugcrnbangkan taraf kehidupan masyarakat d1 suatu wilayah scna unruk memeraiakan pembangunan dan hasil hasilnya (1 ladisarosa dalam Solihin, 2002) Pengembangan wilayah yang optimal dan berkesinambuugan sangat tergantung dari kernarnpuan sumberdaya alam dalarn mendorong pertumbuhan el:.onomi wilayahnya,
Keberadaan sumberdaya alam sangat beragam antar wilayah.
sehingga basis ckonominya berbeda-beda terganiung sumberdaya yanc dorninan. Bagaimanu pengembangan wilayah dilaksanakan tergantung kepada pendekatan dan sumber sumber ekonominya (Darmawa. 1999).
Pengembangan wilayah mencakup aspek :sosial. ekonomi dan lingkungan, Yang dianggap sebugai penggcrak
pertumbuhan
dan pcrkcmbangan wilayah adalah
ekonomi. Hal ini dapat dipabanu mengingat setiap aspek kehidupan sclalu terkau dengan ekonomi.
sehingga
maju mundurnya suatu wilayah salah satunya
tergaruung pada keberlanjutan aspek ekonomi wilayah, (Hadisarosa
dalam
Solihin , 2002) Rai;aimana ckononu dikembangkan schingga wilayah dapat tumbub Jebih cepat.
secara konscpsional dapat dijclaskan mdalui tcori basis ckonomi (economic basi:) atau basis ckspor (expon buses. Glasson ( 1978) rncmbagi perckonomian wilayah mcnjadi dua sekior, yaitu:
L8
(i)
kegiaian bukan basis. yaitu kegiatan yang menyediakan barang yang dibutuhkan di dalam wilayah
(ii) kegiatan-kegiaian basis, yain, kegiatan mcngekspor barang dan jasa ke luar
wilayah. Kegiatan basis sangat dibutuhkan dalam pengernbangan wilayah karcna sebagai penggerak pertama (prtm« nuwer) dimana setiap perubahan mempunyai efck pcngganda (multiplier e!fecJ)
tcrhadap perekonomian wilayah,
sedangkan
kegiatan non basis lebih bersifat sebagai pendukung kegiatan basis. North dalam Darmawa ( 1999) menjelaskan bahwa penumbuhan wilayah ditentukan oleh eksploitasi kernanfaatan-kcmanlaatan alamiah clan penumbuhan basis ekspor, yang selanjumya dipengaruhi oleh tingkat pcrmintaan dari luar (exrenwl).
Permintaan dari lua1 tcrhadap produk ckspor suaru daerah sebagai
peneniu yang strategis bagi penumbuhan regional Beraru, tumbuh kembangnya suatu wilayah sangat ditcntukan oleh kegiatan-kcgiatan ekspor. Teori North lcbih menekankan pada pertumbuhan wilayah yang sangai tergantung pada permintaan yang datangnya dari luar (exogenous clc111a11d). Ekspor tcrjadi bila wilayah mampu menghasilkan produksi hcrdaya .~ainc tinet,ri Untuk
rnenjamin pcrkcrnbangan wilayah, ada dua kcgiatan
dikembangkan
yang harus
secara bersarnaan yaitu penmgkatan kemampuan rncnyediakan
(supply) produk bcrbasis sumberdaya lokal dan mcmpcduas pasar yang dapat
meningkatkan perrnintaan (demand) atas barang vang diproduksi,
Sinergi dari
kedua kcgiatan tersebui akan memberikan darnpak yang besar terhadap perkcmbangan wilayah.
Hal terscbut sesuai dengan pendapat Glasson ( 1978)
yang menyatakan perturubuhan wilayah dapat terjadi sebagai akibat penentu-
pcncntu endogen maupun eksogen. Tidak semua wilayah mampu menghasilkan basis ckspor dalam [enis clan volume yang besar. karena sangal tcrgantung dari kcmampuan sumberdaya alarn/wilayahnya.
Dcngan kcmampuan sumbcrdaya
yang bcragam, maka pengembangan basis eksporuya disesuaikau dengan
sumberdaya yang dominan yang dapat mcmberikan pcran optimal dalarn pengembangan wilayah Menurut Friedman dan Alonso dalam Darmawa (1999)
investasi dan perkernbangan ekspor suatu wilayah mcmcgang pcran pcnting dalam
19
pernbangunan ekonomi karena selain menghasilkan pendapatanjuga menciptakan efek pengganda (mul11pher ejf<:cts) pada keseluruhan perekonomian wilayah. Dalarn analisisnya, teori ini menekankan dua aspek pokok, yaitu: pentingnya pcranan kekayaan alam suatu wilayah pada
berbagai tingkat pernbangunan
ekonomi dan faktor-faktor yang mempengarubi besarnya efek pengganda dari sektor ekspor terhadap keseluruhan perekonomian wilayah. Dari konsep tcrsebut, maka pengernbangan penanian tanaman pangan di wilayah Bandung Barat sebagai basis ekonomi sangat relevan, dengan dasar pertimbangan: Mcrupakan sumberdaya alam yang dominaa Menyerap sebagian besar tenaga kerja Menghasilkan efek pengganda Mendorong perkembangan sektor Jain. Sesuai dengan pcmikiran diatas, maka unruk mendorong pcrtumbuhan dan pengembangan ekonorni di Bandung Barat mclalui prospek pertanian tanaman
pangan yang potensial, kemampuannyadilihat dari scgi: Kcmampuan produksi untuk memenuhi kebutuhan internal Kemarnpuan produksi untuk memenuhi kebutuhan eksternal (ekspor) Pengembangan wilayah dengan menggunakan pendckatan basis ckspor, harus mampu menjaga perkembangan ekspor.
Disamping ekspor, kemarnpuan
pemenuhan pasar dalam wilayah melalui produk substitusi impor juga penting, karena peran ekspor akan terbatasbila impor besar. Pcntingnya substnusi i.mpor
dikemukakan oleh Hoover dalam Darmawa ( 1999), bahwa dalam suatu mekanisme pcngganda ckspor daerah, maka pengeluaran untuk impor
menggambarkan kebocoran
pendapatan
suatu
daerah,
schingga
setiap
pertambahan imper akan memperkecil pengganda ekspornya, Suatu daerah yang dapat rnembangun produksi setempat guna memenulli
pcrmimaan yang
sebelumnya dt imper, akan memperoleh manfaat ekonomi sama besarnya dcngan
pcngaruh ekspor. Untuk mcndorong pertumhuhan ekonomi di Bandung Barat melalui prospek pengembangan kornoditas penaniannya, harus dilihar dari
berbagai sisi,
diantaranya ditiajau dari kemampuan untuk memenuhi pcrmintaan pasar internal
20
dan pennintaan dari luar (ekspor). Makin besar ckspor, makin besar perannya dalarn pengembangan wilayah, Ekspor sebagai salah satu mckanisme untuk mendorong pengembangan wilayah sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan pertanian. Kcgiatan pertaruan yang
menjadi pilihan harus memenuhi kriteria; secara teknis sesuai, dapat memberikan rnanfaat, meningkatkan produksi clan mendayagunakan investasi, meningkatkan scktor lain dan wilayah sekiiarnya, meningkatkan fungsi lindung, meningkatkan pendapatan, menciptakan kesempatan kerja dan ekspor.
Kernampuan ekspor
sebagai salah satu syarat menunjukkan adanya komitmcn yang kuat tentang pentiugnya pengelolaan sumberdaya lahan secara optimal sehingga rnembcri manfaat yang besar tcrhadap pengemhangan wilayah. Pengembangan seyogyauya
wilayah yang menggunakan isu wilayah sebagai dasar
menjadi
acuan
bagi
sektor-sektor
pembangunan secara keseluruhan (Firman.
1999).
dalam
rnencapai
tujuan
Pengembangan sektor
pertanian di Bandung Barat harus menggunakan isu-isu wilayah sebagai dasar pelaksanaan kcgiatannya. Berdasarkan rencana strategis, Kabupaten Bandung menetapkan pcrtanian, industri dan pariwisata serta perdagangan, hotel dan restoran serta jasa sebagai kegiaran yang diharapkan menjadi penggerak utama
pertumbuhan wilayah. Di negara berkembang, pertanian menjadi rulang punggung perekonomian baik
sebagai penghasil komoditas perdagangan dalam wilayah, maupun untuk ekspor. Menurut Todaro (I 985), kebanyakan negara maju, kurang dari 15% pendapatan ekonominya bcrasal dari pcrtanian, scdangkan untuk negara berkernbang angka nu lazimnya 30% - 50%. Kemampuan pertanian yang besar dalam perckonomian menentukan maju mundurnya wilayah, Penanian sebagai sektor utama, bila dikclola secara optimal dapat menjadt pendoroug perkembangan wilayah.
Di negara yang tidak mempunyai sumbcr
ckonorru non pertanian naiknya produksi pcrtanian dapat menyebabkan, kcgiatan ekspor guna mcnambah devisa untuk impor barang-barang kapital yang penting untuk pembangunan. Menurut Mosher (I %6) ada lima faktor utama yang barns
21
dipenuhi dalam mensukseskan pembangunan pertanian, yaitu: adanya pasar basil pertanian, di
secara lokal, adanya insentif produksi bagi petani dan tersedianya rransportasi yang mcma
wilayah
harus sesuat dengan
dan mempenimbangkan
karaktcristik wilayah yang
perkcmbangan regional yang terjadi
(Sujarto, 1999). Pada wilayah tersebut harus dapat rnengakar pada kegiatan sosial dan ekonomi sebagian besar masyarakat dengan tetap memperhatikan daya dukung sumberdaya yang tersedia dan memanfaatkan peluang yang ada. Untuk kawasan perdesaan, aktivitas ekonomi masyarakat sebagian benumpu pada alam, seperti penanian, peternakan, kehutanan dan lainnya. Oleh karena itu, upaya pengembangan
wilayah
harus
berorientasi
pada
kelcstarian
alam
agar
pembangunan dapat berkembang berkelaruutan.
Pengernbangan kawasan perdcsaan mcngusahakan keberlanjutan seluruh aspek kehidupan masyarakar,
Upaya tersebut pada dasarnya adalah untuk mernenuhi
kebutuhan sckarang tanpa harus mengurangi nilai atau manfaat pada rnasa yang akan datang dengan tanggungjawab ada pada scmua pihak tcrkait.
Upaya ini
memperhatikan keberlanjutan proses dan pemanfaatan sumberdaya maupun hasil hasilnya secara rnerata.
Pcmanfaatan sumberdaya tcrscbut berkaitan dengan
hubungan fungsional antara manusia dan daya dukung I ingkungan. Aktivitas ekonomi dominan masyarakat perdesaan di Indonesia, terulama di Jawa, sebagian
besar pada sektor pertanian, Adanya
dominasi aktivitas terscbui
menunjukkan bahwa optimalisasi pembangunan yang harus ditempuh harus bcroncntasi pada sektor pertanian. Untuk menunjang pengernbangan wilayah yang demikian, oerhatian pembangunan
pcrtanian yang berkelanjutan harus
rnencakup kerangka yang lebih luas mcliputi
aspek ekonomi. sosial dan
lingkungan Upaya pengernbangannya harus dapat menyeimbangkan aspek-aspek tersebut secara proporsionaL Pengembangan
wilayah
yang
berkelanjutan
dapat
dilakukan
dengan
mernanfaatkan peran lingkungan sccara optimal. Optimalisasi iersebut dapat
22
dicapai dengan melakukan pcngembangan surnberdaya manusia dan aktivitasnya. Manusia sebagai subjek dan objek pcmbangunan, sedangkan aktivitas sebagai media dalam mencapai tujuan pcmbangunan.
Berkaitan dengan kawasan
perdesaan, penanian sebagai aktivitas ekonorni dominan merupakan penggerak
utama
tprime mover) pembangunan. Pembangunan pertanian ditujukan
unmk
menciptakan usaha tani dan petani tangguh sebagai landasan bagi pengernbangan kawasan pcdcsaan y11ng berkelanjuian. Pembangunan penanian di negara agraris mempunyai kedudukan penting. Produk-produk ungulan pertanian diharapkan dapat mengangkat perekonomian nasional dan regional. (Saragih dalam Solihin, 2002) Kajian produk unggulan inf adalah menyangkut ukuran dari aktivitas masyarakat wilayab dalam mengolab sumberdaya alam yang dimilikinya. Sementara kajian aspek spasial pun perlu dilakukan untuk menunjukan arah dari kegiatan, sehingga dapat mcnjawab pertanyaan dimana akiivitas itu berlangsung, ke arah mana berkembang dan dimana sebaiknya aktivitas masyarakai tcrscbut dikernbangkan. Pcrcncanaan tata ruang/spasial mempunyai 3 tu1uan yaitu; a)
meningkatkan cfisicnsi pcngguna ruang scsuai daya dukungnya,
b)
rnemberikan kesempatan sectoral untuk berpartisipasi dan berkernbang secara maksimal tanpa konflik,
c)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2 Peran Kornodiras Unggulan dalam Pengembangau \\'ilayab Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki posisi stratcgis, berdasarkan baik pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ckonorni
dan kclembagaan
(penguasaan teknologi, kemarnpuan
sumberdaya
manusia, infrastruktur, dan kondisr sosial budaya setempar), untuk dikcmbangkan di suatu wilayah (Badan Liibang Pcrtanian, 2003). Penetapan kornoditas unggulan di suaru wilayah menjadi suatu keharusan dcngan
pertimbangan
bahwa komoduas-komoditas
yang mampu bcrsaing adalah
komoditas yang diusahakan secara efisicn dari srsr teknologi dan sosial ckonorm
23
serta mcmiliki keunggulan komparauf dan kornpetitif Selain itu, kernampuan suatu wilayah unruk memproduksi dan mcmasarkan scmua kornodiras yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim di witayah tertentujuga sangat tcrbatas, Menurut Tim Fakultas Pertanian UNPAD (1997), suaru wilayah pada umumnya mcmpunyai kcunggulan fisik atau ckonomi dalam rnengernbangkan suatu jcnis komodiias terrenrn Rita suaiu wilayah dipaksakan untuk rnemproduksi berbagai jenis kornoditas meskipun dari sudui pandang fisik wilayah mernungkinkan tindakan tersehut hanya akan merupakan pemborosan dan inefisicnsi sumbcrdaya alam Suatu wilayah hendaknya mampu mengidentifikasi kcunggulan komparatif dan kornpctitif dari hcrhagai komoditas sehingga dapat dipusatkan pada snatu jcnis komoditas tcrtcntu yang paling unggul dan mcnghasilkan surplus ekonorni di wilayah yang bersangkutan
Untuk menentukan
komoditas yang mcmpunyai
keunggulan lebih dari komoditas lain sccera komparatif dan kompctitif dapat dipcrolch mclalui analtsis tcrintcgrasi dari berbagai aspek ekonomi. Dalam pcngcmbangnn komoditas penanian unggulan, selain didasarkan pada aspck ruang, fisik dan ckonomi, yang dilakukan dcngan analisis pcnycdiaan-
permintaan secara ekonomi, pertimbangan kondisi sosial ekonomi masyaraka! khususnya pctani, juga pouting untuk dipcrhatikan mcngingat pctanilah yang paling mcncntukan dalam proses pcngcmbangan wilayah yang berbasis sektor pertanian ini. Sektor perumian mempunyai kontribusi besar dalam pemulihan perekonomian
nasional pasca krisis ekonomi. pertanian tetap tumbuh.
Pada saat sekior-sektor lain mcnurun, sckior
Krisis ekonomi mengungkapkan bahwa pertanian
rnempunyai peran pcnting dalam pcmbangunan, yaitu : i) rnencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, ii) penyedia lapangan kcrja, iii) penyedia bahun baku industri. dan iv) pcnghasil devisa negara (Dillon, 1999). Pctani, scbagai tulang punggung pertanian di Indonesia, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan
Pengernbangan Bahasa (Cetakan Ketiga tahun 1990), adalah orang yang mata pcncahariannya bercocok tanam. Badan Pusat Statistik (BPS) pada saat Sensus
24
Pertanian (SP) 2003 rnemberikan batasan bahwa rumah tangga penanian adalah yang mengusahakan lahan untuk berbagai kegiatan budidaya atau bukan pengguna lahan namun memanfaatkan produk pertanian dalam usahanya (penangkaran, memungut hasil hutan), serta berusaha di bidang jasa pertanian (Buku Al, SP I 003, Angka Nasional Hasil Pendapatan Rumab Tangga). Dengan definisi ini, sekitar 71 ,6 persen rumah tangga yang unggal di pedesaan dikategorikan sebagai pctani, Bila dihitung dari seluruh rumah tangga yang ada, termasuk yang tinggal di perkotaan, jumlah rumah tangga pertanian diperkirakan sckitar 48,7%. Berdasarkan batasan yang digunakan BPS, banyak dijumpai masyarakat perdesaan yang termasuk karegori petani, karena dia memiliki lahan pertanian, Di negara-negara berkcmbang, termasuk Indonesia, scktor pertanian dan para petani terkait dengan kcmiskinan. Menurut Dillon ( 1999), karakterisrik kemiskinan di Asia Tenggara dan Selatan adalah: banyak ditcmukan di perdesaan, pcnghasilaa utama perdesaan dari pcrtanian, berhubungan positif dengan jumlah anggota keluarga dan berhuhungan negatif dengan jumlah pekerja dalam suatu kcluarga, ditandai dengan rendahnya pemilikan aset keluarga, sena berkaitan dengan masalah sosial budaya yang dinamis, Pokok pangkal kemiskman di Indonesia menurut Hadiwigeno dan Pakpahan (1993) adalah.
a. Sumberdaya alam Faktor sumberdaya alam mcnjadi pcnyebab kemiskinan, karena kondisinyu yang kurang subur. b. Teknologi Teknologi merupakan faktorpcnyebab kemiskinan yang paling menonjol. Hal ini karena masih rendahnya pengcnalan dan penerapa teknologi terutama teknologi usaha tani. c. Surnberdaya manusia Masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan
rendah, dengan
produktivitas juga rcndah. Produknvitas rendah, berhubungan dengan adanya tradisirnaupun
pcrilaku yang menghambai seperti cepat puss, tidak ada
rnotivasi untuk rnencoba hal barn, dengan kurangnya motivasi ckonomi
25
sebagai akibat dari kond.isi daerah yang kckurangan prasarana serta arus informasi. d, Prasarana dan pcrmodalan Dcngan kondisi dacrah yang terisolasi maka prasarana transportasi dan arus informas: mcnjadi sangat terbatas, Pembangunan
pertanian
tanaman
menanggulangi masalah kemiskinan,
pangan
dapat
solusi
untuk
Bila ditcliti dengun seksama, selama ini
pernbangunan sektor pertanian belurn memanfaatkan
yang rerscdia, Pembangunan
menjadi
kcseluruhan kesempatan
pertanian dapat dicapai dcngan peningkatan
teknologi pertanian, yang juga perlu disertai dengan pembangunan infrastrukiur dan pernbangunan sumberdaya rnanusia yang memadai. 'Icrkair dengan rnasalah dalam scktor penanian, perlu di kcmbangkan paradigma baru yang bcroriemasi
pada pengembangan agribisnis,
Salah satunya adalah
pcugcmbangan kornoditas pertanian unggulan dalarn skala besar sesuai dengan penniruaan pasar/selcra konsumen (Adriani, 2004). Agribisnis
di Indonesia mcnghadapi
beberapa
keterbatasan
dalarn upaya
pcngembangannya. Salah satu diantaranya adalah kctcrbatasan daiam hal transfer lcknologi pcndukung. Keierbatasan pengalamun, membuat petani cenderung lebih
mernbutuhknn tcknologi yang familiar, basil dan pengembangan teknologi yang sudah ada, Transfer ieknologi untuk mcnunjang produktivitas pcrtanian sering
111c11cmu1 kendala.
Masalah yang terjadi adalah lemahnya kordinasi antar agen
pcmbangunan (para penyuluh di lupungan) dan rendahnya pernnhumnn terhudap
budaya dan lingkungan petani. Dalarn alih teknologi perlu pertimbangan tentang bu
untuk petani dapat terhambat karena cara yang kurang sesuar
dengan budaya setempat. Para agen pembangunan reknologi
pengganri yang menimbulkan
keengganan
mungkin menawarkan Sulit bagi petani untuk
mcncrima pcsan-pcsan para agcn pcmbangunan karcna hal tcrscbur tidak ado dalarn bmgkai acuan mcrcka,
Lebih parah lagi jika para agen pembangunan
26
menggunakan bahasa atau lambang yang suht dunengeni oleh para petani (U11i, 2002). 2.3 Pcncntuan Komoditas Uoggulan
Pcnctapan kornoditas uoggulan di seuap wila) ah perlu dilakukan sebagai acuan dalam penyusunan prioritas program pcmbangunan, mengingat kererbaiasan sumberdaya yang dimiliki. lnovasi tcknologi pertanian juga akan efisien dan efektif karena terfokus pada pcngcmbangan komoduas unggulan daerahnya Penetapan koruoditas unggulan mclalui pcndekatan konsep komparatif dan kompetiuf Empat aspek yang bisa dijadikan indikator pcnctapan komoditas unggulan yartu: •
Bcroriemasi pada masyarakat ipeople ccmeredy;
•
berwawasan lingkungan (environmenudly sounds;
•
Sesuai dengan adat istiadat dan budaya setempat (cu/rurally appropriate );
• Tidak disknminatif. Sementara Said
( 2000) rnenyaiakan bahwa pengembangan agribisnis hams
memenuhi syarat normati f: •
bcrbasis pada surnbcr daya lokal,
•
mcmiliki pasar lokal atau dorncstik dan pcluang ekspor,
•
sena mcnghasilkan keragaman usaha dan menunjang kegiatan ekonomi yang lainnya.
Berdasarkan pada konsep-konsep tersehut diatas, untuk meuetapkan komoditas unggulandilakukan melalui pcndckatan 9 kriteria berikur 1. Berbasiskan sumber daya lokal, schingga mcmiliki kcunggulan komperarif
2. Mcmiliki kelayakan pasar. baik pasar lokal, domestik dan atau memiliki pcluang ekspor. 3. Mcmiliki dukungan sumber daya manusia, kuaruuas dan kualitasnya,
4. Memihki kelayakan finansial sehingga mampu tumbuh dan berkernbang sebagai sumber penerimaan masyarakat.
s.
Merniliki kclayakan teknis, masyarakat setcmpat dapar mengerjakan secaia
•
27
mandiri. 6. Memiliki
kelayakan ekologis, prospek pengembangannya tidak mengganggu
kelestarian
sumberdaya
alam
dan
lingkungan
hidup.
7. Memiliki efek nm!t1p/ieryangbesaryangchc1rikandengan kemampuan menghasilkan keragaman usaha sehingga mampu mendorong kegiatan ekonomi yang lamnya 8. Tidak bertentangan dengan peraturan yang berluku bahkan dapai didukung dengan kehijaksanaan peraturan pernerintah. 9. Didukung dcngan prasarana dan sarana traasportasi, sehingga dapat memperlancar distribusi produksi dan penyaluran sarana produksi. Menurut Bachraen (2003) dari Badan Litbang Pertanian Boger. komoditas unggulan dapat ditentukan dengan rnelihat kriteria-kriteria : •
kecenderungan produksi dan luas tanam,
•
anal isis ekonomi usaha tani komodiras unggulan,
•
dava tarik
•
' ukuran dan pertwnbuhan pasar,
•
marjin laba,
•
tingkat kompetisi,
•
pcngaruh inflasi,
•
kondisi sosial, politik, dan hukum
•
pangsa pasar,
•
perrumbuhan pangsa pasar.
•
kualitas komoditas unggulan,
•
citra komodrtas unggulan,
• jaringan pemasaran, • etektititas promosi, •
penetapan harga,
•
efisiensi biaya.
Penetapan komoditas unggulan menurut Badan Liibang Pertanian Begor {2003) dapar digambarkan seperti dalam gambar bcnkut;
28
A'\l!lS$ l::km: • Lo:al'cnQ..ctle"ll'tOJ • KoofS<>n lcl
Anals._rt B.oaom
fl
~Orrp041 ~
<19•Rll<>RC
J
<'m0021as Karrartasfl an
1J'l9')Ulin
K)mOOitas
P!Oj>rCi
spesfl Dl91ah
P"V'11;
Honlkls> o'8tii setap K~lon
Kc.:nOOU!
nass S4¥)!f ·
Pctons.ril UOIU: Dr.iet~utk.an
'i--__,-..., • Trtre I)<<>_, • Trare uas "'"''
'-------------! r
MailS• ~••lilll1
l(avrJ.an Komocllas
Kebijakan penggunaan lahan ditetapkan dalam UU No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang,
Di dalamnya tersirat bahwa unruk wilayah perdesaan yang
didominasi
kegiatan
oleh
pertanian
pengembangan komoditas-kornoditas
pcrlu arahan
lokasi
pertanian unggulan
ruang
untuk
untuk percepatan
pembangunan wilayah tersebut (Siregar, 2005)
Potensi suatu wilayah untuk pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh si fat I ingkungan fisik dan persyaratan penggunaan tenentu Kecocokan antara srtat lingkungan fisik dengan syarar pengembangan komoditas mernberikan informasi lahan potensial untuk dikcmbangkan scsuai dengan tujuan terscbut, Menurut hasil peneliuan Tim Fakultas Pcnanian UNPAD (1997), secara spesifik komoditas unggulan suaiu wilayah ditentukan oleh: kesesuaian lahan paling tinggi nilai ckonomi paling tinggr, sehingga mcnciptakan efek penggauda bagi wilayahnya dan mempunyai nilai tambah yang tinggi untuk pengembangan wilayah dirnana kornoditas tcrsebut ditanam mcmiliki daya permintaan dari luas wilayah yang besar, sehingga permintaau pasarnya tinggi.
29
Dalam Tap. MPR Nomor JVi\1PR!1999 Temang Garis-Garis Besar Haluan Negara (UBHN) Tahun 1999 - 2004, telah ditentukan berbagai bidang dan isu yang harus menjadi pusat pcrhatian Pemerintah dalam pembangunan nasional dan arah kebijakan yang harus dijadikan lanclasan oleh Pemerintah khususnya dalarn pelaksanaan pembangunan di bidang ckonomi di antaranya adalah; Mengembangkan perekononuan yang berorientasi
global sesuai dengan
kcmajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan kcunggulan komparatif sebagai negara maritim clan agraris, sesuai kompetensi clan produk unggulan di setiap daerah. terutarna pcrtanian dalam arti luas, kehutanan, kclautan, pcrtambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat, Dalam pdaksaraan kegiatan pembangumn di biclang ekonorni, baik nasional, regional maupun daerah (kahupaten),sektor penanan masih merupakan salah satu prioritas. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa; sektorpertanian meiibalkan kekuatan sosial ekonouii yang sangat Iuas, pernbangunan sektor pertanian terkait langsung dengan pembangunan pedesaan, pengentasan kemiskinan, pengcmbangan ckonomi skala kccil dan menengah Dalam Lampiran Undang·unding l\omor 15 Talmo 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas} disebnkan bahwa, pembanguran penanian sebagai salah saiu upaya untuk pembanguran sisem ekoromi kerakyatan dilaksanakan me!alui 2 (dua) program utama, yaitu.
Program Pengembangan Agribisuis Program PeningkatanKetahananPangan, Dalam pelaksanaan pembangunan penanian di Kabuµuen Bandung, kedua program nasioml rersebor dijadi'.{811 sebagai proe....ram peyung, Melalui program iersebu sektor pertanian dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalain jumlah yang cukup serta
mamru menycrap tcnaga kerja sebanyak mungkin sckaligus mcnghasilkan peningkatan pendapatan bagi masyarakat tani dan pemcrintah dacrah_
30
Di negara yang masih mcngandalkan sektor primer. sebagai penggerak utamanya, perranian merupakan
penggerak
pengembangan
wilayah. Produksi pertaruan
menjadi indikator tumbuh kembangoya suatu wilayah. Produk pertanian yang mempunyai nilai
tarnbah lebih (produk unggulao) dapat rneningkatkan
kesejuhteraan para petani, Keunggulan komparaiif dan kompetitif produk inilah yang harus dicari dan dikcmbangkan dalam upaya pengembangan wilayah. Prospek dan pcluang pasar komoditas penanian Indonesia cukup terbuka luas, baik pasar domestik maupun luar negeri Pemngkatan permintaan dalam negeri terjadi karena jumlah penduduk Indonesia yang besar (212 juta jiwa, rahun 2002) dan pertumbuhan penduduk juga cukup tinggi, terjadinya pcrubahan pola
konsumsi masyarakat dari pangan berbasis karbohidrat tinggi ke pangan dengan peningkatan kandungan protein, vitamin, mineral, dan serat, Meningkamya pendidikan juga tclah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pangan sehar, bergizi, berkualitas dan penampilan yang menarik. Dcngan demikian, permintaan akan produk pertanian semakin meningkat dari tabun kc tahun. Peluang ini yang harus dimanfaatkan untuk
mcningkatkan produksi dan kesejahieraan
petaru.
Pernbangunan pertanian perlu dilakukan melalui pendekatan petani bukan hanya
sebagai produsen, namun sekaligus bertindak scbagai pengolah, pcngumpul, dan pernasar/pedagang Pcndekatan
j,j
telah menjadi paradigma dalarn pembangunan
pertanian dewasa ini, Peningkatan produksi, mutu, dan p.roduk berdaya saing diawali dengan pemilihau lokasi yang tepat (cocok sccara agrokhmat, strategis, dan ndak bermasalah).
pemilihan komoditas yang tepat (sesuai dengan lokasi, diminati pasar dan punya prospek pasar baik), U0<1ha yang memenum skala ekonomi (Juas lahan, jenis komoditas.
keterpaduan komoditas), budidaya tanaman dikelola
secara baik,
melakukan kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahnn hasil sccara baik, >Cl La
yang S<1Dg,11 penring ikut melakukan pcmasaran produk sampai ke tangan
konsumen (Bahar, 2003'i. Kemampuan pcrtaruan scbagai penggerak kegiatan ekonomi sangat tcrgantung dari daya saing pasarnya.
Maka salah satu pendekatan dalam pembangunan
31
pertanian adalah bcroricmasi pasar, tcrutama pasar ekspor. Produksi pertanian merniliki tiga peluang pemasaran, yaitu : pasar untuk konsurnsi langsung, pasar bahan baku dan pasar basil olahan. Tidak terpenuhinya ketiga peluang pasar terscbut, akan mengurangi peran sektor pertanian dalam pengembangan wilayah. Menurut Todaro (1984), pcrdagangan antara barang-barang pcrtanian dan pabrik adalah sama penting, tetapi kadang-kadang perdagangan hasil pertanian tidak mcnguntungkan dibandingkan dengan perdagangan barang-barung hasil industri. Hal ini menunjukkan bahwa basil pertanian mempunyai peluang mendorong pengernbangan wilayah jika diekspor dalam bentuk hasil olahan industri dan mempunyai nilai tambah yang tmggi, Pennintaan (demand) pasar terhadap hasil pcrtanian sangai penting, karena dapat menjadi indikator produksi pertanian yang harus digalakkan, Produksi yang tidak ditunjang
olch
permintaan
pasar tidak
akan
merangsang
peningkatan
produktivitasnya, karena pendapatan yang dipcroleh tidak seimbangdengan biaya yang dikcluarkan. Permintaan pasar yang tinggi, akan merangsang produktivitas pertanian dan hasilnya dapat mcningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para perani. Berdasarkan kondisi tersebut, pemasaran produk pcrtanian mcnentukan peran sektor pertanian dalam pcngernbangan wilayah (Darnrawa, T999) 2.4. Rangkuman Pengembangan wilayah bcrbasis pertanian perlu dilakukan karena mempunyai
peran scbagai penggerak pertama (prime mover) yang menghasilkan efek pengganda (mufliplier effect) dan bila dikelola secara optimal dapat mcnjadi pcndorong perkembangan wilayah, Untuk itu perlu dica.ri kornodiras pertanian
unggulan yang berperan mempunyai nilai tarnbah lebih, mendorong ekspor dan mcndorong pcngcmbangan wilayah. Penentuan komoditas unggulan ditentukan oleh beberapa kriteria dilihat dari sisi supply dan demandtive. Dari sisi supply, komoditas pertanian unggulan adalah:
jumlah,
produkrivitas dan pertumbuhan produksi, potensi ekspor serta pengenalan
32
petani terhadap komoditas pertanian ungulan tersebut.
Sedangkan dari sisi
demand, kornoditas perranian unggulan adalah komoditas yang harus memenuhi kriteria: mcmpunyai ukuran, pertumbuhan dan jangkauan pasar yang tinggi serta dapat menimbuJkan keterkaitan ke belakang clan ke depan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dikctahui mengapa pengembangan pertanian menjadi perlu dilakukan dalam hubungannya dengan pengembangan wilayah serta sektor pertanian mana yang harus dikembangkan dalam pengcmbangan wilayah berbasis pertanian uutuk mcningkatkan kesejabteraan masyarakatnya.
Bab
rrr
Gambaran "1ilayah Penelitiao Bandung Barat mempunyai karakteristik wilayah yang unik. Keunggulan alami ini rnenyebabkaan penanian meruadi aktivitas ekonomi yang dominan, Seperti diuraikan pada bab 2, prospek pengembangan komoditas pertanian unggulan di Bandung Barat dilihat dari beberapa kritcria,
Untuk mengetahui kriteria
unggulan, maka perlu diketahui karaktenstik wilayah di Bandung Barat ditinjau dari berbagai aspek terkait. Karakterisrik rersebut diuraikao berdasarkan kondisi gambaran umwn wilayah serta pengembangan pertanian di Bandung Barat. 3.1 Gumbaran Umum Wilayab 3.1.1 Letak Gcografis dan Administrasi Wilayuh Bandung Barat yang menjadi obyek penelitian, tcrdiri dari 15 kecamatan dari 4 ~ kecarnatan secara keseluruhan dalam wilayah administrasi Kabupatcn
Bandung, Sccara geogmfis wilayah ini tcrlctak pa
: Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Cianjur
Bagian Utara
: Berbatasan dengan Kabupatcn Subang, Purwakarta, dan Sumedang
13agian Timur
: Kota Cimahi, Kota Bandung dan Wilayah Kabupatcn Bandung
Bagian Baral
: Kabupatcn Cianjur, Wilayah Kabupaten Bandung
Batasan wilayah penelitian yang hanya terdiri dari 15 Kccamatan, dimaksudkan untuk menyesuaikan rencana pemekaran wilayah menjadi dacrah otonom Kahupaten
Bandung Barnt Dcngan dcmrkian dibarapkan hasil pckcnaan ini
bcrmanfaat bagi pengambil kcbijakan yang bcrwcnang dalam mcncntukan arah dan pola pengcmbangan wilayah ioi. Kecamatan-kecamatan yang dijadikan lokasi penelitan di Bandung Baral d.apat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
34
Tabel 3.1 Luas Kccamatan di Wilayah Bandung Baral Tahun 2004 No.
I
I-
Kecamatan
1 2 3 4 5 6
Cililin Cihamoelas Sindangkerta Gununghalu Ro nag.!!_ Cloonokor 7 Batuiaiar Lembana 9 Paronm;iong 10 Cisanra 11 Naamarah 12 Padalarano q_ Cioatat 14 Cl""'undeuv 15 Cikalongwetan Jumlah
Is
I
Luas Wilayah (Ha) 81 5452 46,.6271 120 3479 160,7962 113, 1200 76 1465 83,6839 98,2654 43.3938 55 3641 36,0858 51,5763 1254969 101.2466 112,0781 1305.7738
Persenlase luas wilayah (%) 6 ..24
-
3.57 922 _12.~.1866 583 6 41 7 53 3,32_ 4,24 2 76 3,95
9€!_1 7 75 8,5!)__ 100 00
S11ml>a1·: K11h11patan !J<md1111g Dolam A11gk(l, WIJ.I
3.1.2 l<araktcrisCik Fisi.k Wilaynh 3.1.2.1 Klim11tologi
Sccara umum wilayah Bandung Barut dipengaruhi oleh iklim tropis dun ik.lim muson, seperti halnya Wilnyah Kabupaten Bandung. Suhu berkisar antara 19240C. Kclcmbaban udara cukup tinggi, antara 78 % pada m.usim hujan dun 70 % pada musim kemarau, Curah hujan tergolong tingg], yaitu berkisar antara 1 .500 -
4.000 mm/tahun (RTRW Kabupatcn Bandung Tahun 2001-2010). Kondisi iklim demikian dapat mcnjadi modal untuk wilayah ini mengembangkan komoditaskomoditas unggulan pertanian. 3.1.2.2. Sumber Daya Air
Seluruh wilayah Bandung Baral mcrupakan bagian DAS Citarum, yang kondisi hidrogeologinya relatif kering jika dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Bandung bagian nmur, dengan debit sungai raia-rata kurang dan 500 m3!detik. Pada bebcrapa kecarnatan debitnya hanya lebih sedikit dari 200 m3/det·ik, (RTRW
35
Kabupaten Bandung 2001-2010).
Sumbcrdaya air yang ada berupa air permukaan
dan air tanah, dimana pada air permukaan terdiri dari sungai dan waduk seperti
waduk Ciburuy di kecamatan Padalarang yang dimanfaatkan untuk irigasi, dengan kapasitas daya tampung air 4 juta meter kubik, waduk Lembang di Kecamatan Lcrnbang dengan kapasitas 3,7 juta meter knbik yang dimanfaatkan untuk irigasi, Bendungan Saguling dan Bendungan Cirata pada Sungai Citarum yang dimanfaatkan untuk PLT A. Karena topograf wilayah Bandung Barat mempunyai kelerengan yang cukup besar, banyak dijumpai terjunan aliran sungai (air terjun), yang mcmpunyai potensi sebagai tenaga listrik hidro baik. skala besar maupun kecil, maupun sebagai obyek wisata seperti curug Panganten di Cisarua.. Sungai yang ada sebagian bcsar mengalir menuju Sungai Citarum sebagai sungai utamanya; dan sebagian besar aimya mengalir sepanjang tahun. Kondisi yang seperti ini menambahkan beban pencemaran dan sedimentasi di Sungai Ciiarum. Potensi sumbcrdaya air di Bandung Barat, dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan air untuk produksi komoditas pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah ini. 3.1.2.3. Sumbcrdaya Laban
Wilayah Bandung Baral. secara geologi sebagian bcsar tersusun aras material Volkanik dan endapan danau yang secara umum mempunyai kesuburan tanah yang baik karena tanahnya mcmpunyai sifat fisik yang gernbur. Masing-masing tanah akan memiliki karakterisiik tersendiri terkait dengan pemanfaatan lahan/tanah tersebut, Untuk wilayah datarau sebagian besar digunakan unluk tanaman pangan sepeni
padi
analisis kesesuaian tanah aktual/tanpa input (KJ'.l{W Kabupaten Bandung tahun 200.J • 2010), diperoleh seperti pada Tabel 3.2 dibawah ini
36
Tabel 3.2 Kesesuaian lahan di wilayah Bandung Barat
Sangat sesuai No.
Kecamtan
untukTPLB danTPLK
I
Padalarang Datujajar Cipatat Ngarnprah Cililin Sindangkerta Cipongkor
2 3 4
s 6
l] 10
Cikalongwetan Cipeundcuy Lembang Cisarua
11 12 13
14
1
Paronzoons
Sangat sesuai
Sesuai untuk TPLB dan
TPL.K: .
2 777,24 4.999,98
114,37
3.406.24 1.252.81 6.239,00 83,07
.
1.011,00 812,23 2.704,67 !01,39
I 435,62
.
Gununahalu Rongga
9
Cukup
.
.
-
74,29 2 494,6'
2 007.49 324, 18 958,61
1.505,80 4n,1s 73,27
untuk
Tanarnan Tahunan 919,41 13,49 l 878,90 12>29
136,86 3.549,85 1.982.10 5.003.}5 2.377,17 5.868,49 2.485,53
. 823,20 .
Sumber : Bappeda Kub. Bandung 200J
Tidak sesuai untuk TPLB, TPtKdan
TT
Waduk/ Bendungan
(Lindung) 1354,39 2.434,6E 7.448,62 1.332,48 3.736,40
1 2 ,j 4 5 6 7 8
9
Lokasi Kecamatan Padaiarang
Batujajar Cipatat Ngarnprah Cililin Si ndangkerta Cipongkor
Gunung hal u Rongga
10 11
Cikalongwetan Cipeundeuy 12 Lcmhang 13 Cisarua 14
Penggunaan Lahan Kesesuaian
I
'
Parongpong
Jumlab S11111ber: Hasil .A11al1s1s. 2006
Th. 2007-2016
Lahan
(Ha)
(Ha)
3.152,6 3.548,6 6Y58,1l. 5.218,63 7.605,90 6.640,97 3.427,93 6.235,75 4.981,24 7.421,71 5.119,38 5. l 19,3.l 356,09 356,0~ 66142,59
27100,0 31301,0 14936,0 I 0681,C 3049,0 17962,0 2784,0 1620,0 1243,0 1570,0 35729,0 1196,0 0,0 2061.0 151232,~
. 1.892,72
S.696,90
.
3.638,80 11 747,f\() 8.263,50 S.266,23 2.829,94 .425,91 .706,43
476.73
4.580,30 .
Tabel 3.3 .. Rencana Penggunaan Areal Pertanian Lahan Kering
No
105,56 805,69 17,92
Luas lahan yang rnasih bisa dirnanfaatkan (Ha) 23.947,33 27.752,33 7 977,82 5.462,37 (4.556,90) 11.321,03 (643,93) (4.615,75 (3.738,24 (5.851,71 J0.609,62 (3.923,38 (356,09) 1.704,91 85.0119,4.l
. . . 2.814,53
-
. .
37
Oil ihat dari ketersediaan lahan yang cukup banyak untuk penanian, maka di wilayah penelitian
pengembangan
komoditas pertanian unggulan diharap
memberikan hasil yang baik, dalam hubungannya dengan pengembangan wilayah yang berbasis pertanian. Unruk wilayah dengan luas areal lahan yang sudah tidak bisa diperluas
lagi, nraka di lakukan intensifikasi
dan diversifiknsi dalarn
meningkatkan kernampuan penyediaan komoditas unggulan, untuk pengernbangan wilayahnya. 3.1.2.4. Kemiringan Kemiringan lcreng wilayah Bandung Barnt dapat dikclompokan ke dalam 3 kelas lcreng yaitu dari 0 % sampai lebih dari 40 % l.okesi-lokasinya sebagai berikut :
J. Kelerengan datar, seluas 387,8 km2 atau 30, 1% terdapat di semua wilayah kecamatan seperti wilayeh Kecaruatan Padularang, B~lujajur,
Ngarnprah,
Cihampelas, Cilihn, Cipatat sebagian l.ernbang, sebagian kecil Rongga dan Gununghalu dan Cipendeuy. 2
Kelerengan landai, seluas 320,713 km1 atau 24,6% terdapat hampir semua kecamatan kecual i l.crnbang
3. Kclcrcngan curam seluas 591,72 km1atau seluas 45,3% tersehar di Kecamatan
Gununghalu,
Cipangkor, Cililin,
Rongga, Cipatar, Sindangkerta, Cikalong
Wctan, Cisarua, Parongpong dan Lernbang, Wilayah pcnelitian sebagaian besar (45,3%) yang memiliki kelerengan curam. Daerah yang curam tidak boleh ditanami ranarnan semusim, Penanaman tanaman semusim perlu dilakukan dengan tumpangsari dengan tanaman keras.
Dengan
cam ini, kendala yang berupa kclerengan dapat diatasi agar dapat ditanami tanaman pertanian unggulan yang dapat rneningkatkan pendapatan scrta bcrperan dalam pengembangan wilayah.
J.l.J
Karakteristik Penduduk
Sumberdaya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam pernbangunan pertanian.
Untuk mcngcrnbangkan
komoditas
pertanian unggulan, peran
38
surnberdaya manusia ini bisa dilihat dari jumlah dan kepadatan penduduk, tingkat pendidikannya serta matapencaharian pcnduduk.
Sccara kuantitas, potensi kepcndudukan di wilayah Bandung Baral cukup besar. Jumlah yang besar ini dapat menjadi potensi sebagai tcnaga kerja pertanian. Jumlah pcnduduk di Bandung Barat pada tahun 2004 berjumlah 1.373629 jiwa {Tabel 3.4). Tabcl 3.4. Luas Wilayah, Jurnlah dan Kcpadatan Peududuk Wilayah Bandung Bagian Barat Tahun 2004 Luas Wilayah Jwnlah Penduduk (km2) (Jiwa) I I Cililin 81,5452 79.469 2 Cihamoelas 46,6271 91.519 3 Sindanzkerta 120,3479 59.850 4 Gununghalu 160,7962 68.133 5 Ronaea 113,1200 52.332 6 Cioonakor 76, 1465 77.883 7 Batuiaiar 83,6839 101.993 i 8 Lembang____ 98,2654 152.120 Paronzpona 43,3938 ,_J 81010 10 Cisarua 55,3_64 I 592.20 11 Ngamorah 36,0858 124.360 12 Padalarana 51,5763 139.289 13 Cioatat 125,4969 111.440 14 Cipeundeuv I l~66 72.267 15 Cikalonzwetan 112,0781 102.744 I 1305,7738 1.373.629 LJumla~ I No.
Kecamatan
Snmber : Kabupaten Bandung Dalam Angka. Z(li.)4
Kepadatan ( iiwa/km2) 975 I 963 497 424 463 1.023
--
--
1219 1.548
1.867 I 070 -·-~ 3 44.L_ 2.701
888
-
71_1 _ 917 I 052
Jika dalam kuantuas, potensi kependudukan di wilayah pcnclitian cukup bcsar, secara kualitas potensinya rnasih rendah. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan masyarakar di wilayah Bandung Baral yang di dorninasi oleh lulusan sekolah dasar (SD). Kualitas penduduk yang rendah ini dapat diatasi dengan mcmberikan •
pcnyuluhan, sehingga dapat rnenjadi petani yang baik .
39
Tabet 3.5. Penduduk I 0 Tahun Ke Aias Menurui Tingkal Pendidikan r.-la1PmdirL1:an No.
K~lll.llln
I
TIB Scl
i/B
I Tl!rn31 SD
SD
SLW
SLTA
l)J I
l
ll
solm;..
Dl1
um
DIV/
Jumlah
~llll&
I
I
Cdilin
2
Ciluenrelas
.
ll 2J8
9510
us
U->lJ
JZJ;9
74SI
IS
6.15
.
.
.
651!16 71923
7 8611
~m
15?4
2116
~4
171
342
~3 733
Gut1ur~h:t'.u
39t
5901
36Sl2
64ll
2(~S
VJ.
.
:1111
ll 074
5
Rcnsse
7111
15.392
219)2
1.156
in
.
4iJ56
G
C1nMWtL·o1
J 40!)
1198~
41.J4S
7
Ba1ulfliar
.
•.4:1-
IS.821
27.732
g
l.<m~-
I ~S)
2101~
61. I~~
l-08
12..)('8
23. IG(t
'" 825 11 •12
29JS1
1 lt(>
. 2))~
.
-
.
60 SlJ 87 637
I• 290
.
470
2190S
1.190
.
12200
324
10
C1iatull
I O\Jl
II.OW
1 !:!!'
~64ll
•m
282
·~
II
N••m•~·•·
1425
11.7SS
lJ OllO
zs 165
2290S
2.COS
24)0
) llO
IOl.27S
12
l'lldal.a.1111&
41!
3022
~JOl$
2;001
19.769
)20
610
.
11 s.2:1•
IJ
C10.1Uit
14
Ci""'""•"'
IS
C:ikaloni.~
9
'
202;(1
Jill
4
'
1611
II.SOI
Silld=nalq:;UI
J
'
-
S17
r&r
Jwnlah
1.240 972
141
llir>IO 6().4?~
48 120
6,4()8
1)206
41
on
13'?$
7.1127
.
.
119
8810~
·
13 (,j.l
2~ l<S
107JS
lJt9
58
S8
SS
S7"1l
27!)
14JO?
43 9(-0
11.0)6
1107
.
.
17.6)8
198..slS
S18"'28 _!JS75!_
1)14)7
S.C·82
4)%
·~
Stmtb•r. Su"'1W, 200.f; Jioluh
82.S7S
I
- --1.117.<>19
7179
Berdasarkan Tabcl 3.5. di atas, terlihat bahwa scbagian bcsar pcnduduk wilayah Bandung Barar 'I ahun 2004 bcrpcndidikan SD yaitu sejumlah 5 l 8.728 orang atau 46,4%, kernudian SLTP 235.758 orang atau 21,1% dan tidak I belurn tarnat SD 198.528 orang atau 17,8%. Sementara jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi (DllDJJ, DIU, DIV/Sarjana) banya berjumlah 17.257 orang ( 1,54%). Kcgiatan pcrtanian, bcrdasarkan data yang diperolch, tcmyata masih rnendominasi pekerjaan penduduk di wilayah penelitian, yaitu 35,5%. Pengernbangan \\1layah harus didasarkan pada basis ekonomi wilayah tcrscbut. Untuk rnenyejahterakan rnasyarakat di wilayah penelitian, maka sekior pcrtanian yang mempunyai nilai
tambah yang besar perlu mendapat perhatian besar.
Untuk lebrh jelasnya,
.
40
komposisi penduduk berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada Clam bar 3. L di
bawah ini: Gembar Ll. Persentase penduduk berumur I 0 tahun ke atas Menurut Jenis Pckcrjaan di Wilayah Bandung Barat
0-
O?l~
o~""""
l
·-
•J<.:.."5'.l'lUtsi eA1gbtl. hT.<JnKi'lf
S'llnher: Sweclt1 Kab11p0!enBat1du11g
3.1.4.
lf}(J./
Karakteristik Perekonomian
Laju perturnbuhan ekonomi Bandung Barat tahun 2001 - 2004
bcrfluktuasi,
Meskipun tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan namun laju perturnbuhan ekonorm Kabupaten Bandung oenderung mengalami peningkatan. Tidak demikian dengan laju perrumbuhan ekonomi wilayah Bandung Barnt yang ccnderung mengalami penurunan. Laju penumbuhan ekonomi wilayah di Bandung Baral berjalan lebib lambat dari laju perrumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung Mcskipun berfluktuasi,
antara tahun 2001-2004
terdapat scktor ekonomi yang
cendcrung mengalami peningkatan PDllli Atas Harga Dasar Koman (ADHK) anrara lain sektor pertanian, pertambangan dan penggahan, listrik, gas dan air bcrsih, scrta sekrorpengangkutan, Pada rentang waktu yang I'
~a111a
sekior ekonomi
sepcrti sektor industri pengolahan. perdagangan, hotel dan restoran. bagunan,
41
keuangan dan jasa-jasa ccndcrung mengalami penurunan PDRB Atas Harga Dasar
Kontan (A DHK ). Tabel 3.6. PDRB Wilayah Bandufl!l Barar Aras Dasar Harga Konstan (Rp. 000) Tahun 2001 - 2004 Tahun
LAPANGAN USAJIA
2001
I Penanianl Agricuhure 2 Penambangsn dan Pengg;tlian
I
2002
255954,61
245633,45
40745,38
45315.56
I
2003
2004
287774, 17
326725,99
36893,07
39349,12
3. lndustri Pengolahan
697613,81
603101,83
640567,81
619083,89
4 L.istrik, Gu dan Air Bersih
109520,27
193990,80
71420,91
J 10885,75
70257,95
109290,12
100984,57
231032.72
250Q22,15
328793,06
310278,29
115909,14
128173,2~
IU619.37
146266,01
8. Keuangan
24145,40
31476,72
44704,00
27677.22
9. Jasa Jasa
92258.62
135334.21
164375,77
132652,10
163707,90
17432911,10
1794133,34
1809521,89
6125741,6
642S771,73
6754824,9
26.73
27,12
26,56
376)090
3900928
4017582
4145967
1,63
1,65
1,G8
1.72
1271563
1314<>22
1336335
1373629
5. Dangunan 6.
Perdagangan, I lotol dan Rcstonsn
7. Pengangkutan
JlH\11.AH PORll Kebupaten Randung Persenrase
PnRB KB1l 1erhadap Kab Bdg
Jumlah Penduduk K1b Bandung (jiwa) PDRB Per Knpita Kab Bandung (Jt p ~iwa) Jumlah l'endudul
K.lll)I)
(jiwa)
I
96603.52
71s1331,86 25,30
l'DR.B Per Kapita KBBB (Jr Rp lji\\11)
1,291
1,33
J,34
1,l2
LPE Kab Bandung
4,7i
4,9)
S,08
S.23
6,46
2,92
0.86
3,91
4.42
I.PE KBBB I.PE Prop Jabar
3.84
~umber; Kabupaten 8a11d1111g Vt1/tJJT1 Anxto TaJn11110()()- 2005 Data Sosiai Eko11omiMu.9ara!at Kubupa1e11 lla11d111igToJnm WnJ - )OM. BI'S Kai> BDG l'VRB l'mpi11siJawa Surat.
}()(JJ
Ditinjau secara sektoral, laju pcrkembangan semua sektor ekonomirlapangan usaha di wilayah Bandung Baral sclama periode 2001-2004
sangat berfluktuasi.
l'ada tahun 2001 besaruya PDRB ADHK sektor pertanian Rp, 255.954.610 tahun 2002 turun mcnjadi sebesar Rp. 245.633.450
sebesar Rp. 287.774.170
pada
pada tahun 2003 naik lagi
dan pada tahun 2004 naik rnenjadi sebesar Rp.
326.725.990. Perkembangan PDR.B ADHK masing-masing sektor ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3. 6.
42
Perkembangan PDRB Atas Harga Dasar Kontan (ADHK) total wilayah Bandung Baral secara umumnya dapat menunjukkan peningkatan walaupun secara regional dilihat dari keseluruhan Kabupaien Bandung, pemngkatarnya kurang signifikan. Secara lengkap pcrkembangan PDRB Atas Harga Dasar Kontan (ADHK) dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut: Gambar 3.2. Grafik Perkembangan POR£. A las Dasar Harga Konstan Wilayah Bandung Barat Tahun 2001 -2004 18fil000
'
1800300
~8
Ii 1750000
/
~ m:cooo
»:
..; 1G~-00C(J
1600000
'43296, 10.
,,.
·--· ·-· ·--'
155)000 2001
7()(12
2033
2001
Tahun
I
PllRB AIJHl(
I
Snmber: Kab111x1w1fla11d1111gDulan: A11glia 7ahnn JOOO
I
2004; diolah.
Scktor industri berkontribusi besar terhadap PDRB wilayah Bandung Bagian Barat, tetapi industn yang berkembang bersifat footloose. Sektor pertanian yang berbasis sumberdaya lokal menempari urutan kedua, harus lcbih dikembangkan lagi untuk meningkatkan kcsejahteraan ekonomi masyarakat khusnnya petani. Ekonomi Bandung Bagian Baral tahun 200~ didominasi oleh sektor industri, disusul oleb sektor pcrtanian kemudian perdagangan, untuk lebih lengkapnya kontribusr sektor ekonomi bcrdasarkan POR!3 ADHK dapat dilihat pada Gambar ''
J.J,
43
Gambar 3.3.
Distribusi Prosentasc Sektnr Rkonomi PDRB ADHK Wilayah Bandung Baral Tahun 2004
2
• 2- PMi'fT!l\'t.'tli.i11hn ;:>nnoo1lM
o ;\
O .t tlehk Gae. li'm 1\11 R\V\t1lt
•
41v.i111t! roni;p>ii:in
5 6kll!ll.1 t•I
• 1
O 6 f'M:t'lg.~·11\Hor; <M H.:$~·f111J
l"ortiaY.li(ut'ln
0 8 Ke •BlllM
• ii Jot• Jlk)il
' S11mher : Kah1t/Xl!Cll /Jwul1111g {)a/am A11r,kr1 7'
3.1. !\. K11raklerisHk
?004
Sarana, Prnsaran~
Keberadaan jaringnn jalan dalam pcngcmbangan komodiras perinnian pangan sangat pcnting,
pengembangan
Kondisi
prasaran jalan
oertanian. Sebaliknya
Pcrtanian
tanaman
yang baik akan mcnunjang
jika kondisi prasarana jalan kurang baik.
maka pengernbangan pertanian akan terhambat. Pemasaran barang-barang produk pertanian hanya dimungkiukan
bilu adu jalan dengan kondisi
balk (Mubyarto,
1989). Di wilayah pcnelitian.
kondisi prasarana jalan mi sudah mencapai harnpir semua
pclosok, hanya kual itasnya yHng masih memerlukan peningkalan. Uruuk lebih jclasnya meugenai kualitas jalan d1 wilayah Bandung Bagian Barat, dapat diliha1 pada Tabcl 3.7 .
.
I•
I
Cl1 P(WWl#\l'Ag~i.J~t~
44
Tabet 3.7. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan di Kabupaten Bandung Tahun 2004 Uraian
Puniang Jnlun (Km)
Nc,;,,11·• L Jonis Permukaan Jalnn a l)u1~nal b. Kerikil c. Tanah
Proninsi
Kabunaten
201,79
1091(>7
3.266.\10
207,79
I 09,1\7
I t)33J 9 I 49.5.18
d. Iulak dinner II. Kond.s: Jalan
u Baik
b. Scdang
200.0()
c, Rusak
cl.
538.53
RLL,,I< HL'fUL
Ill. Keio.< Jalan a. Kdas 1 b. Kelus II c, Kclns 111
201,7')
109,67
16,2~ <'i2.7(1
d. 1'.clas lllA c. Kcl1L< 111 ll r. Kelas uic
250.~0 !))~.~(>
2 022,99
11. Kclas Tidnk dinner .I umlah 'l'ehun 200·1
3.266.90
1 ahun 2l)OJ
6543 Ul
201,79 109.67 X5 40 202.06 ,\'r11nh'1r: Kah11po1c•n 8cnuluug 1;>nlfl111Angle•., 20QJ
Berdasarkan kcntinuitasnya, irigasi yang ada di wilayah Bandung Barat dapat dibedakan menjadi irigasi tcknis, semi-reknis, dnn tadah hujan, Karena perbedaan topograsi dan tata guna lahan, tidak scrnua kccamatan memiliki irigasi tek:nis, rneskipun areal persawahan dapat diternukan di scmua kecamatan di wilayah Bandung Bumi. Berdasarkan Tabcl 3.8. , kccamatan yang mcmiliki irigasi tcknis atau scmi-tcknis adalah Padalarang, Cililin,
Gununghalu. Batujajar. Cipatat
Parornpong, Ngamprah, Lernbang dan Cisarua. Scmentara kecamatan yang tidak rnemiliki irigasi teknis atau serni-teknis adalah Rongga, Sindangkerta, Cipongkor, Cikalongwetan, dan Cipeundeuy. Secara umum, tingkat pcmanfaatan lahan sudah cukup baik, yakni rata-raia di atas 75%, kecuali Kecamatan Oatujajar, termasuk Kecamatan Cihampelas yang secara ayata tidak tnampu memanfaatkan potensi lahan irigasi ymir; ada d1 dacrahnya. Semcntara itu, kccamatan yang ridak memrliki itigasi pemeriutah harus menggunakau sistem irigasi tad.ah hujan yang snngat tergantung pada ketersediaan
45
~·
Tabet 3.8. Sistern Jrigasi Areal Sawah di \Vilayab Bandung Barat .....,.,,. l.UUt.S'(""=I'~~ ,....__ Tahun2004 .9$U-'.lrll~ t.;p.11,AIU#~· U"4o•ll:U.l tvtt;NQAl """"uu:><11 ,..,_. li:oc......._~ 1-.:;o
....
-· ~-- ........·-· -- ·- ·-~- ~· __ ··~-· ·-~~ •---. $
-
"""·oLkN-
,,
:~.-~
~....
"...,........_..
nm ~m
:~-
um
,,..
....
""' ••
-.
~
......
!.........
"'-
iro.o. ••
..,-..,...
.........
.,
"'"'
..... ...."'"'.... ..,.
·r-.·-·.-...__- ... -... r-.1 ..........
........
a•:u
-.....
IU'9
-
. .,_
·-_
---0"'"'""'··---__ ·-· _ ~.... ,. . ...
~row,._.
jo.....,_ .... .._.
""' "'"
-
, ......... .o,...
"""' . .,,.
.._.../kloM tee,,. ~.-
'""' """
14.C\...
•o-
.. _ U OJ<.U~
Lf_e.~JN ...
....
"'"
-
""'
·-
'"'"""---
......
.......
uo~ 11!; ..... ~
U,:o'~--
llfi!'.~lW~ lu..:l
l'!!'!&'--.1'4~-'""'
Q~~---~*
-
I. I
'""'
- .....,
--
I .l'-1.'.r
"".D
"
. ... »
'·-·
....... _.
.. .. . .. .,,. _,.,. ....
,,
·~
.....,
-,'""'
....
..,, .~I
=1
'
T,. ....
''!"""•
.-
.....
r""
-
n1.1:1
.
I """ I ,.,. .... ,,""'. ttJjO
~Q,,...
jc\.... ~ ju~
....-...- ,, ..... ,,....._ .....
f
.
'"" ......
'·"-
........
...... ...
..,.
~Jillt.vool,.
,.._
-........
-.
l"Q
.._1.:,. .....
r..1...""11
.
....
.a,..
1
-
.....,., .,..
~
.. t..1~
•R4""'~
hUD
----
'°"". . ~ • ........... ...~ J.1.....
'""
I
lCQlo
~- .
... .... ----·...- ~--... -.. .... ·.....--_ ~-....-... ......... ~·-..T-n-¥
~.,_ . .,_
-~
u ..... ...,..
ltlt(_."(11"'""'
c.n~
ni ..
"""'
....--
·-· .....
""'
........
eee
""'"
. ,,,.- ,
., .. lttN•
.
--
!tc'>:O
·~
i,MOIX)l
-
46
air hujan, sehingga petani lian}a bisa menanarni sawahnya di musim hujan. Akibatnya, produktivitas yang pa
petani sawah di daerah ini dikategorikan scbagai penduduk miskin, Lcmbaga pendukung pertanian tcrdapat hampir di semua kccarnatan. Jumlahnya sudah rnemadai, namun sccara kualuas, keberadaan lembaga tcrsebut masih kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pelayanannya kurang dirasa masyarakai i.li wilayah Bandung Bagian Rarat. Kclembagaan yang bergerak di sektor pcnanian yang ada di Bandung Barat saat ini dapat dilihat pada Tabcl 3.10. berikut, Tabcl 3.9. Sarana Perekonomian di Bandung Baral 2004 l\o
~
I
Ktumatan
I
Cililin
2
Cihampclu
j
Sinda.iglccru
"s
Gununghalu
6
Cipongl
7
llatujajw
8
Lem bang
9
p"""1Jlpor.g
10
Cisarua
11 12
I u
Puar
Roll883
--
Ngamprab Padalarang
nr..••
14
Cipcund.."\ly
15
Cikalongwetan
Jumlah
Toko/Kios
3
281
2
I :l
3
SIO
I
3
2
647
2
26
6
~16
2
6
s
ns
0
2
I
106
0
2
79
0
10
879
6
17
1377
2
23
I
10
·--~ ol
-I
Koperasi
Bank
•
I
564
-
I
3125
2
2
I
2 •
1~80
9
16
I
3
!
3982
I
I
501
2
14
2.
IO)
2
9
14887
32
155_
I
I
39
Sumber : Kabupatcn BandungDalamAtrgka 2004
I
2
47
Lembaga pendukung pengernbangan pertanian, terdapat hampir di semua kecamatan di Bandung Bagian Barat. 1 lanya sub terminal agribisnis yang belum ada, padahal keberadaannya peming untuk pengembangan pemasaran produk pertanian. Tabel 3.10. Lembaga Pendukung Pengembangan Pertanian di Bandung Barnt
Kecamatan
Nama Lembaza Kelompok Usaha Pelayanan Jasa Aisin (UPJA) Bina Tani Perkumpulan Petani Pernakai Air (P3A) Mitra Cai Sumaiava Kclompok Usaha Pelayanan Jasa Aisin (UPJA) Alarnanah Pcrkumnulan Pctani Pcmakai Air (P3Al Mitra Cai Perkumnulan Petani Pernakai Air (P3A) Mitra Cai Perkumoulan Petani Pcmakai Air (P3A l Mitra Cai Kelompok Usaha Pclayanan Jasa Aisin (UPJ.'\) Mekarsari Porkumpulan Pctani Pcmakal Air (PJA) Mitra Cai l Iirnpunan Jala Teranunu I I liniat) Kelompok Usaha Pelayanan Jasa Aisin (UP.IA)
G unung I Jalu
Rongga J.indan11.kerta Cioonzkcr Cililin
Ciharnpelas
Surnber Rejeld Pcrkumpulan Pctani Pcmnkai Air (P3A) Mitro Cai Ansarck Mckar
Pcrkumpulan Petani Pcmakai Air7P3A) Mitra Cal Gapoktnn Mitra Tani Perkumnulan Petani Pcrnakai Air (P3A) Mitra C11i -Padalarantr Perkum~ulan Pctani Pcmakai Air lP3A) Mitra Cai Gapoktan Tunggal Mandiri Cipatat Perkumpulan Petani Pemakai Air (PJA) Mitra Cai Tina mukti dan Tirta Makrnur Kelompok Tani Hutan (KTH) Ikatan .Penambang__9.rmtat (Ll'C) Perkumoulan Petani Pemakai Air (P3A) Mitra Cai_ Cikalonuwetan GapoktanMitra Tani Cipeundeuy Pcrkumnulan Petani Pemakai Air (PJA) Mitra Cai Halai Bcnih Padi, Palawija, l loltikultura Jambudipa Cisarua Perkumpulau Pctani Pernakai Air (P3~ Mitra Cai Perkumpulan Pcrani Pcmakai Air (P3A) Mitra Cai Lembang Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) ~ Paron<>n~JH! PerkumpuJ.'!n Peiani Pemakai Air (P3A) Mitra_<,::ai . Batuiaiar
Ngamprah
-
Humber: Laporan lll/11111 2004 Dinas Per1a11ia11 Kab. Bandung
.
48
Pclayanan lembaga pendukung pertanian mt tidak mencakup semua lapisan rnasyarakat petani,
Hanya petani yang mcmpunyai akses ke lembaga
pengembangan pertanian tersebut yang mendapat
pelayanan.
Di per I ukan
sosialisasi yang lebih imcnsif agar petani dapal mcnikmati pelayanan lcmbaga pengembangan pertanian tcrsebui. Lembaga-lembaga pendukung pertanian yang ada di Bandung Bagian Barat secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.11 Peran
sarana dan prasarana
serta kclembagaan
sangat
peming
diatas. bagi
pengernbangan pertaman Secara tidak langsung kualitas dan nilai tarnbah suaru kornoditas pertnnian dapat mcnjadi tinggi karena dukungan sarana dan prasarana
serta peran kelembagaan tadi.
Komoditas pertanian dapat merungkatkan
kesejahteraan ekonorm pet.ani jiko aksesibilitas tcrhadap pasar tinggi. Sebaliknya jika akses terhadap pasar rendah atau tokasr pasar sulit dijangkau, petani lchih memilih cara yang mudah Akibatnya, rantai pemasaran menjadi lebih panjang dan nilai jual komodiras pcrtamannya mcniad: rcndah k.arena melalui bcbcrapa tangan pedagang pengumpul 3.2. Pcngcmbangan Pcrtanian Produksi pcrtanian tanaman pangan di wilayah Bandung Barat dan kontribusinya terhadap Kabupaten Bandung seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.12 Komoditas tanarnan palawija, kontribusi wilayah Bandung Bagian Barat yang dominan adalah kacang kedclai
Meskrpen dernikian kebutuhan akan kacang
kedelai di Kabupaten Bandung rnasih besar. Komoditas sayuran berkontribusi cukup signifikan, tcrutarna untuk paprika, sebagian besar!seluruhnya produksi paprika di Kabupaten Bandung berasal dari Wtlayah Bandung Bagian Baral ( 100%). Kornoditas buah-buahan memberikan kontribusi cukup besar, yuitu untuk buah rarnbutan (lS0°1t). Untuk tanaman hias/bunga potong, sebagian besar bahkan bampir scluruhnya ( IOOo.4} disuplai dari Wilayah Bandung Bagian Burnt, terutama dari kecamatan Parongpong, Tanaman obat-obatan (biofumu1ka), berkontribusi besar, yaitu untuk komoditas jahe (80%) dan laos (61 %).
49
Tahel J 11 Konrribus. Prodak Pertanian Bandung Barnt rcrhadap Kab. Bandung No
l
Produl<M (ton)
Produkol {Ion)
Bandung Bora!
!
2004
2004
1
Kelompok Padi Padi KelolT'!)Ok Pa1..,;;a
2
Uagt.rlg
34.~77.00
3
lJbj kayu
4
IJhi j•IM Kaoong kedcloi Kacang tanah Kelompok Sayur.1n B
57.311.00 13.073,00 1.04-0.00 1.126,30
5 6 7
a 9 10 11 12 13 14 IS 16 17 18 19 20 21
22
23 24 25
26 '7 28
29 30 31 32 33
3A 35 36
220.323,00
665220,00
33,63
82.128,00 139.468.00 30.443,00 1.115,00 2.996,00
42,10 41.09 42,9'1 93,27
28.75
34.126,40 18.43300 8 74.32() 15.782,20 4.311.60 7.417.20 1 383.20 6.425.00 3.013.40 38000
30.028.60 40.516,00 266,911,90 91.884,00 t8A33.00 ?61 :!$,20 78.373,60 7.Gn.30 16.148,20 1.756.10 tS.233.70 78,056.20 300,00
37,14 100,00 3,34 20,14 56,18 45,03 78.68 42.18 3,86 100.00
267.8Z4,00 G.561.00 24.195,00 95.35400 2.640 2800
632.595,00 45.248,00 30.238,00 234.100,00 12.556,00 112.00
42,31 21, 13 80,02 40,72 21,03 25.00
13.100.008.00 23.134.030,00 2.153 526.00 2.534.597.00 ~70.000,00
13.100.670.00 23.134.11)9,00 2.249.615,00 2 .538.400,00 470900,00
99.99 100.00 95,73 99,85 100,00
1.376.868.00 51 438.00 23.n4.00 40.335,00 42.00 300,00
1.554.434,00 83.707,00 92216,00 141226,00 16271,00 26.08ll,OO
8ll,58 61,45 25.78 28,56 0,26 1,15
1.544,91 145.84 374,63 47,04 132,09 S50,78 212.49
1.544.91 3.075,50 374,63
100,00 4.74
8.632.10 1.036,90 22.399,60
Cabe Kentang
Sm Kocang pa~•ng Bunds Terung Ketlnun Wort el
Pap1lk11 Kelompok Boeh Plsarg Pel)alo Rnrrl>ubn Alpukal Oonan
oc
Strawbety Kel. Tan. Hl&s Glodlol Krisan 5ed~milam Gel1>ern MyeUr T"""""'n Obot
Jahe Lacs Keno.i,r Kuny'I le"l)uyang Kojbolfng
Konlibusi KBBS Terhodap Kab. Bandu~(',\)
37.59
2.56 8.33
Kel Perltebunan
37
Karet
38 ~9
Tell
40
41 42 43 .l4 ·IS
~
Cs<:aO C
Kar•"
16,90
Ka?C'ag•
22.39 8,02
47
Kenlri Melinjo
48
Lada
64,30 8,40
49
so
Serehwangi Vanill
31,00 2.12
S1
Pinang
1,07
..
SW~>er. SPS KdtN>g, 't000-Z004.
1.228,86
583,31 2115.94 I 3¬ 5,96 44,00 31,50 30,99
100,00
3.83 22.64 4.4,93
15,56 38.41
71.08 25,88
4¬ 66, 48
18,07
10,50 415,00
ijQ,OU
5.25 26,48
7,47 40,38 7,44
50
Tanaman perkebuuan
yang berkontribust
besar terhadap produk Kabupaten
Bandung, adalah kakao (I00°'o) dan melinjo (80%) (Kabupaten Bandung dalam Angka 2000-2004). Koniribusi tanaman pertanian dan perkebunan dari Wilayah Bandung Bagian Barat untuk Kabupaten Bandung secara keseluruhan. cukup besar. Diperlukan
upaya peningkatan produksi komoditas unggulan tersebut agar dapai berdampak nyaia pada pengcmbangan wilayah di Bandung Barat, yang pada gilirannya dapat rneniogkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Produksi masing-rnasing komoditas
pertanian tanaman pangan di wilayah Bandung Barat dapat drlihat pada Gambar berikut ini: Gambar 3.4.
Grafik Produksi Pcrtanian Tanaman Pangan di Bandung Baral Tahun 2000-2004 L0.000,00
:: 20000.CJO .l-Jl-..+-\---------1C.,~-l
.
e"
CL
10.000oo i..-...,_.,-~i:::-4---·~tL---=0.00
1-+-Padi (ton) ~Pal<Mija (ton)
Say Jran (ton)
.~i1mbo!r : Kabupaieu Ba11J1u'I' f>a!am A11gJ-.a7Ui11111 1(1()0 100 /; diolah
Padi mernpunyai kontribusi terbesar dalam produksi pertanian tanaman pangan di Bandung
Barat,
kemudian
urutan beri.kutnya diduduki
oleh palawija
dan
hortikultura berupa sayuran dataran tinggi. Urutan produksi berdasarkan volume tcrsebut ternyata tidak sama dengan j ika didasarkan atas harga jual kornoditas. Harga sayuran lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga padi atau palawija 3.2.1. Pcrmintaan Pasar terhadap Produksi Pertanian Kornodiras pertanian tanaman pangan di wilayah Bandung Barut
dipasarkan
secara internal untuk memenubi keburuhan di dalam wilayah sendiri dan ckstcrnal.
yairu meliputi wilayah Bandung Metropolitan Area. Jawa Barat dun
51
bahkan internasionaL Untuk lebih jelas, berikut lokasi pemasaran
Nasional,
komoditas pertanian dari wilayah Bandung Bagian Barat : Tabel 3.12.
Jangkauan Pernasarnn Kornoditas Pcrtanian Tanarnan Pangan dan Perkebunan Di Randung Ran11 Tahun 2000- 2004
--
Produk
No
I.
Padi
Wilavah Pemasaran Bandung Metropolitan Area, Cibitung (Bekasi)
2.
Palawiia
Bandung Metropolitan Area.
3.
Sayuran
Bandung Metropolitan Area, Jakarta, Bekasi Diekspor ke: Singapura, Taiwan
4.
Buah
Bandung Metropolitan Area, Jakarta, Bekasi Diekspor ke.beberapa Negara di luar negeri
5.
Tanaman Hias
Bandung Metropolitan Area, Jakarta, Bekasi
Perkebunan
Sebagian besar di ekspor ke luar negeri
--
6.
-
-
$11111/wr: l'c11gm11ata11 l.a{Ja11p111 Tim Studio Perencanaon WI/ayah. 2006.
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa pcrmiutaan pasar nkan komoditas pcrtanian cukup bcsar, baik di lingkungan internal Bandung Barnt scndiri, maupun di lingkungan ckstcrnal yang lebih luas, yaitu Bandung Mertopolitan Arca, Jawa Baral, Nasional bahkan imemusional. Pasar untuk komoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan,
menujukkan
permintaan yang tinggi untuk kornoditas padi, palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kcdelai), sayur (tomat, cabe, kentang, wortel dan paprika), buah (pi sang, rambutan dan strawbery), bunga (gladiol, sedap malam .. krisan, gcrbera, anyehr)
dan
tanaman
pcrkebunan.
Untuk
merncnuhinya,
maka
peningkatan
dan
pengcmbangan komoditas pertanian di wilayah Bandung Baral urutlak diperlukan. Peningkatan
dan pengembangan
produksi komoditas pertanian tcrsebut diharap
dapat mcningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani dalam kerangka
pengembangan pertanian.
wilayah
berbasis komoditas
unggulan dan pcmbangunan
52
Tabet 3.13 Volume Perdagangan Kornoditas Pertanian clan Perkebunan Unggulan di Bandung Barat Tahun 2004 No
Jangkauan Pasar
Komoditas
Oomestik (Rp)
23
Kelompok Padi Padi Kelompok Palawlja Jagung Ubi kayu Kacang kedelai Kacang tanah Kelompok Sayuran Bawang daun Bawang merah Kubis Tomal Cabe Kentang Buncis Terung Ketimun 'Nortel Paprika Kelompok Buah Pi sang Pepaya Rambutan Alpukat
24
Durian
25
Strawbery Kel. Tan. Hias Tanaman Obat Jahe Kunyit Lemouyang Kejibeltng Kel Perkebunan Karet Teh
1 2 3 5 6 7
8 9 10 11 12 15 16 17 ·10 19 20 21
:i2
31
34 35
36 37 38 39 40 42 43
44
46 4i 48 50
Cacao Cengk~h Kelapa Kopi Kapok Kemiri Melinjo
Lada
lntemasional (~)
167.072.000.000
647.318
597.500.000 2.295.000.000
12.356.390 52.592.592 538,482
.
2.400.000.000 27.000.000 3.205.000.000 12.610.000 3.050.000.000 1.412.000.000 5.640.000.000
.
. 1.100.000.JOO 4.275.000.000
-
180.000.000
.
38.000.000
-. 16.639.000.000
. .
.
14.385.000.000
.
-
.
-
--
.
-
209.863 8.658 70.516 7.267.032 55.249 453.435 8.798.941 17.887 1.828.444 174.442 106.239
. 467.189 778.506 1.301.371 117.336 785 15.840 95.050 2.670.739 1.843.398 7.247.396 318.328
.
109.154 57.455 116.017.806 201.700.650 16.037.087 39.431.033 294.094.392 1.139.800 1.355 438.207 34.655.993 10.640.698 41.613.991
Van iii Pinang 51 Sumber. D1nas Pertanian, Kab. Bandung; oinas lndag agro Jabar 2004; BP$ Jabar 200d
53
3. 3 Rangkuman Berdasarkan uraian pada bab ini, sec-am mnum wilayah Bandung Baral mcmpunyai kcunggulan yang berpeluang rncnunjang pengembangan komoditas pertanian clan pcrkebunan unggulan. Kcunggulan tersebut diantaranya adalah: posisi wilayah yang stratcgis, kondisi iklim yang sesuai, aktivitas ekonorni dominan pada sektor pertanian, tenaga kerja yang banyak tersedia dan Jembaga pendukung pengembangan pertanian yang tersedia mcncukupi. memiliki
keunggulan, Bandung Baral rnemiliki
Walaupun
kclemahan yang menjadi
tantangan dalam pengembangan komoditas pertanian unggulan.
Kelemahan
rersebut, diamaranya adalah; kondisi lahan yang sebagian besar memilik.i kelerengan diatas 45%, kualitas tcnaga kerja yang rendah, kualitas sarana clan prasarana yang rendah, serta akses petani terhadap lembaga pengembangan pertanian yang rendah. Keadaan tersebut mcnycbabkan pengcmbangan kornoditas pertanian unggulan di Bandung Barat membutuhkan penanganan yang tepat agar dapat berkembang prospektif dalarn peningkatan pengembangan wilayah. Penanganan tersebut harus dapat memanfaarkan keunggulan Bandung Barat secara optimal.
Untuk
menemukan upaya yang tepat, rnaka perlu di lihat berdasarkan kriteria komoditas pertanian unggulan yang ditinjau dari berbagai aspek terkait.
Bab.IV
Prospek Pengembangan Komoditas Pertanian Unggulan di Bandung Barat Pada bab sebelurnnya telah diketahui kriteria-kriteria untuk penentuan kornoditas pertanian unggulan sorta gambaran umum Bandung Barat. Selanjutnya dilakukan
analisis untuk mcngetahui kemampuan produksi komoditas pertanian dan perkebunan di Bandung Barat dengan metoda LQ (Location Quotient). Kemudian parameter-parameter yang menjadi kriteria untuk komoditas unggulan dianalisis dengan metoda skoring unruk menemukan komoduas
pertanian unggulan
bcrdasarkan aspek penycdiaan (supply)dan permintaan (demand). lni diikuri dengan
pernahaman
kendala-kendala
yang
menghambat
pengembangan
komoditas unggulan. Tujuan dari skoring untuk menyatakan tingkat kepentingan berdasarkan penilaian penelili.
Metoda ini merupakan metode paling sederhana
untuk mengkaji bobot kepentingan dengan cara mcrnberi peringkat sesuai urutan kepemingannya. Ada dua macam sistem peringkat, yaitu: Straight Ranking ( 1 = paling pcnting, 2 = kepentingan kedua, dst) dan Inverse Ranking ( 1 = paling tidak penting, 2 - kedua tidak pcnting, dst) Dalam analisis pada penelitian ini digunakan sistern penngkat Straight Ranking, yaitu pembobotan yang diberikan dari yang paling tinggi, scdang dan rendah. Keterkaitan ke depan dan ke belakang dari komodiias unggulan di identifikasi secara kualitatif untuk mclihat sektor mana saja yang dapat digerakan oleh komoduas
un.ggulan terscbut. Kctcrkaitan diidentifikasi
berdasarkan basil
wawancara dengan para pejabat dinas/instansi terkait di Kabupaten Bandung. Kendala-kendala yang mengharnbat pengernbangan komoditas perranian unggulan di idcntifikasi secara kualitatif berdasarkan hasil wawancara dengan para pejabat dmas/instansi terkait di Kabupaten Bandung.
55
4.1, Penentuan Komoditas Pertaniao Unggulan dari Aspek fenyediaan (supply)
Untuk melihat komoditas pertanian unggulan di Bandung Baral dilakukan analisis produksi, produktivitas, laju pcrtumbuhan produksi, potcnsi ekspor dan pengenalan
petani terhadap komoditas pertanian unggulan tersebut, Dalam
perspekrif pengernbangan wilayah, pertumbuhan suatu wilayah didasarkan pada basis ekonomi wilayah tersebut. fndikalor basis ekonomi ini dapat dilihat dari foktor penycdiaan produksi. 4. L.1
Analisis Produk.si
Produksi perranian, yang rneliputi pertanian tanaman pangan (padi, palawija, sayur, buah, bunga potong, tanaman obat) dan tanaman perkebunan rakyat di analisis dengan berdasarkan satuan berat tiap komoditas, .tanaman dengan jumlah produksi yang tinggi diantaranya adalah: padi, kubis, tomat, cabe, sawi, pisang, alpukat, gladiol, krisan, jahe, kunyit, aren, kakao, karet, kelapa dan kopi (Tabel Lampiran CL)
Jumlah produksi ini mempunyai standar satuan berat yang
berbeda untuk tiap kornoditas. Agar dapat dikaj i perbandingan dcngan stander yang relatif sama digunakan variabcl produktivitas, 4.1.2. Analisis Produktivitas
Vanabel produktivitas, yaitu saruan bcrat per satuan luas tanam, dianggap dapat digunakan untuk mcmbandingkan produksi komoditas tanaman pertanian. Dari hasil anatisis (Tabel Lampiran Cl.) diketahui kornodnas pertanian yang mcmpunyai produktivitas tinggi adalah:
jagung, ubi kayu, ubi jalar, bawang
merah, kubis, tomat, cabe, kentang, sawi, buncis, terung, ketimun, wortel, gladiol,
krisan, sedap malam, anyelir. 4.1.3. Analisls Laju Pertumbuhan Produksi Komoditas Pertanian
Variabcl lain yang digunakan sebagai penentu komoditas unggulan adalah laju pertumbuhan produksi.
Kritcria ini mclihat laju pertumbuhan produksi
komoditas pcrtanian, dimana komoditas pcrtanian yang, paling tinggi nilai skor-
56
nya digolongkan scbagai komoditas unggulan, Komoditas pertanian dengan nilai laju pertumbuhan produksi tinggi berdasarkan Tabel Larnpiran Cl. adalah. kedclai, cabe merah, kcntang, sawi, kacang panjang, pisang, pepaya, rambutan, alpukat, gladiol, krisan, kcncur, ieh, kelapa, kemiri, mclinjo dan pinang. 4.1.4.
Analisis Porcnsi Ekspor Produksi Komoditas Pertanian
Potensi ekspor komoditas pcrtanian sangat mcncntukan pengembangan wilayah lJntuk mcngetahui potensi ekspor suatu komoditas pertanian, maka dilakukan analisis LQ (location quotient) untuk mengetahui komoditas pcrtanian yang mempunyai kemampuan ekspor (LQ>l) atau komoditas yang hanya dapat mcmcnuhi kebutuhan di dalam Bandung Barat sendiri (LQ
OiRJ di/fereT111al ,
komoditas pertanian dari Bandung Barat yang memilrki perkembangan produksi lebih tinggi daripada komoditas yang sama di Kabupaten Bandung, DiR> I (posi1if)
menyatakan
bahwa pcrkembangan produksi
komoduas
pcrtaman
Bandung Barat lebih dari rara-rata di Kabupatcn Bandung. Scbaliknya, DiR
untuk kornoditas dengan potensi ekspor tinggi adalah kornoditas dengan nilai LQ > 1 dan DIR ( 1 ). Dari basil analisis yang terdapat di Tabel Lampiran A 4. dan I\ 5. dan Tabel Lampiran Cl.
di ketahui komoditas yang rnempunyai potensi ekspor
tinggr, adalah: ubi kau, ubi jalar, kacang tanah, tomat, cabe, sawi, kucang panjang, buncis, terung, ketimun, paprika. strawbery. anyelir, karet, kakao clan Jada. 4.1.S.
Anallsis l'cngcoalan Pctani tcrbadap Komoditas Pcrtaoiao
Pengenalan petani terhadap komoditas penanian tertentu sangar berpengaruh terhadap produksi dan penyediaan prnduk pertanian kecenderungan
Faktor pengenalan dan
(preferensi) sumberdaya manusia pctani
untuk mcnanam
57
komoditas unggulan ini dipengaruhi oleb beberapa faktor diantaranya: tradisi, pengenalan terhadap teknologi pertanian, tingkat pendidikan dan pengerahuan, prasarana dan permodalan, Dari basil analisis diketahtn petaru mengenal dengan baik terhadap komoditas pertanian (Tabcl Lampiran Cl.): padi, jagung, ubi kayu, bawang daun, tomat, cabe. sawi. kentang, buncis, pisang. alpukat, gerbera, jahe, cengkeh, aren, kclapa, kopi dan meliojo. 4.1.6. Hasil Analisis Komoditas Unggulao dari sisi Penyediaan Bcrdasarkan aoalisis produksi tcrsebut dapat diketabui komoditas pcrtanian dan pcrkebunan unggulan dilihat dari sisi penyediaan/produksi adalah : jagung, ubt kayu, tomat, cabc, kcntang, sawi, buncis, ketimun, rambutan, gladiol, krisan dan kelapa. 4.2. Penentuan Komoditas Pertanian IJoggulao dari Aspek Permintaan (dl!milntl)
Teori basis ekspor meoyatakan bahwa pertumbuhan suatu wilayah sangat ditentukan oleh potensi ekspornya, Dalam pengembangan Bandung Barat perlu lebih didorong kcgiatan pemasaran produksi ke luar wilayahnya, baik regional, nasional maupun intemasional. Menurut North dalam Darmawa (]999), inti dari teori basis ekspor adalah anggapan bahwa pertumbuhan ekonorni wilayah akhirnya berganrung pada permintaan (demand)dari luar wilayah terhadap produk yang dihasilkan. Aspek pennintaan (demand) ini di tentukan deogan beberapa kriteria, yairu: ukuran pasar, yaitu besarnya permintaan pasar terhadap komoditas pcrtanian Pcrtumbuhan pasar, yaitu perubahan permintaan pasar terhadap komoditas
penanian Jangkauan
pasar, yairu wilayah pemasamn (lokal, regional, nasional dan
internasional) yang dijangkau olch komoditas pcnanian Untuk mclihat bcsarnya ukuran pasar atau pcnnimaan pasar tcrhadap kornoditas pertanian dari wilayah Bandung Barat, dilakukan dcngan pendekatan nilai
5&
·-
Pe-
Komoditu
Anall>ls Poton\l PMG""'
ProdUksi ProduUI Kelompolc Podl 1
Pod
Ptodm:tfYltas
a •eee
?-.I
Gabung-a;n Slsl Pen""""bon
.,
v
Kct.omook Pal.o\'efJG 2 1 4 5 5
Ubt k
7 B
Ba·1.anc eaun B<w•ano n~rah
•v
Jai:iun~
v
.,
,~ 11 12 13
I
v
T.!)m::l1
v v
~n~r.q Sawi t<scarHI o;an ane
" ts
I~
., y
Kuo:s C~b(,t
v
v v v v v
., ., v
v
'
v
y
v
y
y
v
y
v
•
v
v
t'enee
y
17 15 I?
v
K!t11Tltl"l
y
v
Yll
y
2')
Prsana
?I
P~p,av;111
22 23
Rarnbutaa /\lf!uk~
2<
0Jr'3n S~a....bery
26 27 23 29 ·30
v
'I
Bunds
25
v
v
K&~~ah Kero Sl\1Jtan
9
v
v y
v
y
• •
v
v v
•
v
v v
' y
Ket. Tm. Hlas Gla:diol
v
Kri$3':'1
v
v v
v
v
v v
I
Sedaomal3m
v
Getbera An\ld1r
.,
v
v
Tanan'lan Obat 31
Jane
32
Lan<
33 3-1 35
Kenet1r Kunvit Lcmnu•te.ft<'I
es
v v
Kciibemo Kel Perkebon.an Kare'!
37 3" 39
v
Teh
.,
•a 41
v
Cen!lkch Aren Ketapa
v
Kool
48
I l'ld~
••50
s.,,etr•·.;inr<> Vann
v
v
Cacao
43 44 45 4$ 41
v v
v v v
v
•
•
'
I
Ka~k. Ka"Oo!a•la Ktmfi M~ll1l10
s•
Pina:'I{;!
K~<er~1g:m· v
v
=
ti"lggl
•
•v
I
.,
v
I
' I
•
v
I I
v
59
perdagangan beberapa komoditas pertanian di tingkat Jawa Barat untuk pasar regional dan ekpor ke luar negeri. 4.2.1. Analisis ukuran pasar Berdasarkan analisis ini, maka didapat kornodiras pertanian yang unggulan, yaitu : kelompok ranaman hias (gladiol, krisan, scdap malam, gerbcra dan anyelir), jahe, tch, kelapa, kopi, kapok, lada dan pinang (Lampi ran C 2.) Pernunraan yang tinggi ini dilihat dari volume pcrdagangan pasar regional dan ckspor. Ternyata yang rnempunyai permintaan pasar tinggi didominasi oleh komoditas
tanaman
perkebunan karena harga pcrmintaan untuk tanaman perkebunan rclatif lcbih tinggi dibandingkan dengan komoditas-komodltas penanian yang lamnya. 4.2.2. Analisis pertumbuhan pasar Analisis ini melihai besarnya permintaan pasar terhadap komoditas pertanian dan perkebunan selarna dua periode dalam hal ini adalah dua tahun. Hasilnya adalah komoditas yang permintaan pasarnya mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, ynitu (Lampiran C 2.) : jagung, ubi kayu, cabc, pisang, krisan, kuuyit, teh, kakao, kelapa, kop', kcmiri dan pinang. 4.2.3. An111isis jangkauan pasar Jangkauan pasar adalah sejauh /sarnpai dimana pemasaran komoditas pertanian dan pcrkcbunan dari Wilayah Bandung Baral, dilihat dari data volume perdagangan di tingkat lokal, regional dan ckspor,
Komoditas pertanian dan
perkebunan dari Wilayah Bagian Baral ternyata hampir semuanya mempunyai
jangkauan pasar yang tinggi, yaitu mulai dari ungkat lokal untuk di dalam wilayah sendiri, tingkat regional di Jawa Baral, maupun ekspor keluar negeri. Kornoditas
yang jangkauan pasarnya tinggi tcrsebut (Lampiran C 2.) diantaranya adalah: padi, jagung, ubi kayu, kacang kcdelai, kacang tanah, bawang daun, bawang mcrah, kubis, tomat, cabe, kentang, buncis, terung, ketimun, wortel, paprika,
sernua kelompok buah-buahan yaitu: pisang, pepaya, rarnbutan, alpukat, durian dan sirawbery,
kelornpok tanaman obat : jahc, kunyi, kejibeling; kelompok
60
tanaman perkebunan: karet, teh, kakao, cengkeh, kelapa. kopi, kapok, kemiri, rnelinjo, lada, vanili dan pinang, 4.2.4. Basil Anulisis Komoditas Unggulao dari sisi Permintaan
Berdusarkan basil analisis pennintaan (demand) pada Lampiran C 2.. maka di ketahui komoditas penanian dan perkebunan unggulan di Wilayah Bandung Baral dari sisi permintaan adalalr jagung, ubi kayu, cube, pisang, jahc, teh, kakao, cengkeh, kelapa. kopi, kapok, lada dan pinang. 4.3. Penenruan Komoditas Pertanian
Unggulan dari Aspek Penyediaan
(supply) dan Permintaa.n (demand)
Setelah didapat nilai untuk komoditas pertanian dan perkebunan berdasarkan sisi penyediaan (wpply)dan sisi perrnintaan (demand), rnaka maka dilakukan analisis dengan menjumlahkan nilai keduanya dan didapat hasil (Lampiran C 3.) kornoditas pertanian dan pcrkcbunan unggulan di Wilayah Bandung Barat dari sisi supply- demand.yaitu: kelornpok palawija : jagung dan ubi kayu kelompok sayuran : tornat, cabe clan buncis kelompok buah-buahan : pisang dan alpukat kelompok tauaman bias : gladiol dau krisan
kelompok tanaman perkebunan : teh dan kelapa Dari kelompok tanaman obat-obatan (biofarmaka), tidak: teridentifikasi tanaman yang mcrupakan unggulan dari sisi penyediaan dan permintaan. Tanaman obai (biofimnaka) diproduksi da!am skala yang kccil dengan rata-rata luas yang tidak terlalu besar . Juga ungkat produkriviras y:mg tidak terlalu tinggi, karena ditanam sebagai sambilan saja, tidak dcngan pemeliharaan intensif
61
T abel 4 2 Anal Isis Permintaan Komoonas Petl..-.an Unggulan dJ Bandung Baro:
No
Komoditas
A.u!lsk: uabUngan
,
Ukuran Pas.ar
Pemnnbuhan
Kelofnonk_Padi Pacu
-b.nnka:uan
Permin:taan
v
Kefompok.PalrNl/tla
2
JaQuno
v
v
v
3
1Jt1 ka\lU
v
v
v
4
s
Uti k~lar Kacang ke
v
6
Kacano ran.an
v
Kclomnr1k '2\/uran
7
a.a-~no d31.Y-l
v
8
3a·N'Cl.na merah
g
v v
10 1· 12
Oete
13 14
1S
Icmat
v v
<entanQ
v v
S3wi "(aca1a aanian~ 3t.lnes
v
r eruee
16 17
{etimuu
13
·,von:el
v v
19
Paprika
v
20
Ketomnnk Buah P1saro
21
Pepava
v
22
Rombumn
y
i2J
,41ou.'
v
2<
ourta.n
v
25
Strawberv
y
v
y
v
v
v
Ket Tan. Hlas
26
GladioJ
y
27
Knson
v
28 29
Sc:hiD malam
v
3{1
Gt:f'DE:ta A11y-ehf Tanam;;n Obat
v v
31
Jane
v
32 33
Laos
3<
Kun'r'!t LeOlCUJa11Q
3G 36
v
v
v
Ke"1C\ff y
Keilbefina Ket Petkebun.an
37
Karet
35 39 40
re1 caeae
v y
v v
v v
v v v
v v
y
y
v
y
y
v
v
v v
v v
v
v
41
Cengket\ Aren
42
Keara
43
l\O~I
4<
Ka~k Kallot:Wl:a Ke-11ili
v
Metinio L3<Ja
v
v
v
v
v
v v
v
4·5 46 47
48 4Q
50
Seret;w3n.,j 'Jel1lin
51
Pinar.a
Keterangan v = M'gl
v v
v
v
62
Tabel 4.3. Komoditas Pertanian dan Perkebunan Unggulan di Bandung Barat Kornoditas unggulan
Komoditas unggulan
Komoditas unggulan dari sisi permintaan
dari sisi penyediaan dan dari sisi penyediaan oermintaan . Jagung, ubi kayu • jagung, ubi kayu - jagung, ubi kayu • Tomat, cabe, - cabe - tomat, cabe, buncis ken tang, sawt, - pt sang pisang, alpukat buncis dan ketimun - jahe - gladiol, krisan - Rambutaa teh dan kelapa - teh, kakao, cengkeh, . G Jadiol dao krisao kclapa, kopi, kapok, . Jada dan pinan~ .... Kela~
-
S11mbcr:Hhasil Anahsis; 201)6
Dari pengamatan di lapangan, komoditas yang produksinya tinggi, mempunyai harga permintaan yang rendah. Oleh karena itu, tidak menjadi komoditas unggulan. Sebaliknya, jika harga tinggi, namun jurnlah yang diproduksi sedikit, komoditas pertanian terseout juga tidak dapat dikategorikan sebagai komoditas unggulan. Dalam kerangka peningkatan ekspor wilayah, maka komoditas bukan unggulan tetapi mempunyai harga dan pcnnintaan pasar yang tinggi dapat dijadikan scbagai komoditas
potensial yang pengembangannya dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah melalui orientasi eskpor. Komoditas potensial yang dapat mernacu ekspor ini, yaitu : paprika, strawberry, jahc, kakao, cengkeh, lada dan vanili.
Dalam penentuan kornoditas unggulan, juga dianalisis kccamatan sentra produk unggulan tersebut, Penentuan perwilayahan kecamatan sentra ini berdasarkan tingginya produktivitas dari komoditas pertanian dan perkebunan unggulan dan basil analists kesesuaian lahan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.2
llasilnya adalab: •
Sentra kornoditas unggulan jagung terdapat di kecamatan: Cipongkor, Barujajar clan Cipatat. Lahan di ke tiga kecamatan tersebut sangat sesuai untuk penanaman komditas jagung, tetapi untuk kecamatan
63
•
Sentra kornoditas uoggulan ubi kayu terdapat di kecamatan: Cipeundeuy, Cipatat dan Barujajar. Lahan di kceamatan Cipeundeuy cukup sesuai untuk peoanaman komoditas ubi kayu, untuk kecamatan Cipatat dan Batujajar lahannya sangat sesuai untuk penanaman kornoditas ubi kayu,
Komoditas unggulan di ke tiga kecamaian
tersebur dapat dikembangkan mclalui intensifikasi dan ckstensifikasi. •
Sentra komoditas unggulan sayuran bcrupa tomat, cabe dan buncis terdapat
di
kecamatan.
Lembang, Parongpong
dan
Cisarua.
Kesesuaian lahannya sangat sesuai. Pengembangannya melalui iuteusifikasi. •
Sentra kornoditas unggulan buah-buahan, yaitu pisang terdapat di di kecamatan Cipatat, dan alpukar tcrdapat di kecamatan Lembang. Kecamatan Cipatat sangat sesuai untuk pcnanaman pisang, sementara Lembang cukup sesuai untuk penanaman alpukat, Pengembangan pisang dapar dilakukan dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi di Kecarnata Cipatat, clan di Kecamatan Lcmbang alpukat dikernbangkan mclalui intensifikasi.
•
Senna komoditas unggulan tanaman hias, yaitu gladiol dan krisan, terdapat di Kecarnatan Parongpong. Kcsesuaian lahan Parongpong
sangat sesuai dan pengembangannya dapat dilakukan dengan cara intcnsifikasi dan ekstensifikasi, •
Senna kornoditas unggulan tanarnan perkebunan, yairu teh di Kecamatan Cikalongwetan dan Cisarua, serta kelapa terdapat di Kecamatan Cipatat, Cikalongwetan, Cipeundeuy clan Cipongkor. Kecamatan Cikalongwetan dan Cisarua sangat sesuai untuk lahan perkebunan teh, dao pengembangannya dapat dilakukan dengan intensifikasr saja.
Untuk komodilas kelapa, Kecamatan Cipatat,
Cipeundcuy, Cipongkor dan Cikalongwetan sangat sesuai untuk lahan pcrkcbunan
kelapa,
pengembangannya dapat dilakukan dengan
intensi fikasi di Kecarnatan Cikalongwetan.
Di kccarnatan Iainnya,
kelapa
imensifikasi
dapat
ekstensifikasi.
di
kernbangkan
dengan
maupun
64
Tabel4.4. Sentra Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Bandung Baral 2004
No
Komoditas
4
Kelompok Palawija Jagung Ubi kayu Kelompok Sayuran TomaJ Cabe
5
Buncis
G
Kelompok Buah Pi sang
I 2 3
7
Alpukat Kel. Tan. Hias
8 9
Gladiol Krisan
Kecamatan Sentra Cipongkor, Batujajar, Cipaiat Cipendeuy, Cipatat, Batujajar Lembang, Parongpong, Cisarua Lembang, Parongpong, Cisarua l.cmbang, Parongpong, Cisarua Cipa tat Lem bang
Parongpong Parongpong
Kel Perkebunao 10 11
Teh
Kelapa
Cikalongwctan, Cisarua Cipatat., Cipeundeuy, Cipongkor, Cikalongwetan
Sumber: hasil analisis; 1006.
4.4 Keterkaitan ke Depan (forward linkages) dan ke Belakang (backward li11k11ges) Komoditas Pcrtanian Unggulan
Keterkaitan
dipahami sebagai kemampuan mcnarik kcgiatan ekonomi lainnya
yang bersurnbcr dari adanya kebutuhan input produksi dan pengolahan outputnya.
Kegiaran pertanian adalah kegiatan yang sangat rerganrung pada input produksi Aktivitas kegiatan yang tiaggi akan memacu sektor yang berfungsi untuk memenuhi produksi. J ika output dihasilkan dengan jumlah tinggi, maka akan
banyak pula sektor yang terpacu kegiatannya,
65
..'
s •
..
Ml
\
-~ \
s•f
-
67
68
i ~
.l
--
0
ill
t
~ 0
L
•
I~~-· .;
~====~
69
I
~~
•..
-.
..
~
•
0
70 ;
~~ ~~ ~: ,-
..<,.~, ·~~# ?~ .~ ~ \! ... ,
,_ 7
~!:5!
~~3e
'1
~l'i,
~~ .r.2
~,~,"'I
!~::
.,._...
~-~c.
."~tt. .,. - '·..•. _,~~a; . , .-~ '~iF.' ~~):t
,-; 1; ti
~~ -o •r
f£:;;
~
...
•l
$ ¥
§ "'~
15 Z: lo.
"
i
•
'
••
I
n
..•• ~ ~
0.
~
n•
,
~
•
"' "''
....___,
71
~
r--
I
••
I
j
""'-----
g>
ll, (/)
.!:in
y
, ~ ~
1
<>
5
v .!l
--)-
•)
\
J
\
I
,,
72
Kererkaitan, kc bclakang rnaupun ke depan dari sektor pertanian dcngan sektor lain dapat menimbulkan multipliers. Informasi ini diperoleh berdasarkan data sekundcr clan konfinnasi dari dinas instansi clan para stakeholdersyang tcrkait dengan sektor pertanian. Kegiatan produksi komoditas pcnanian unggulan di Wilayah Bandung Baral akan mcnarik kegiatan ekonomi lainnya, diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut i111: Tabcl 4.5. Keterkaitan Komoditas Pcrtanian Unggulan dengan Sektor-sektor Lai1111ya di Bandung Baral
-
Komoditas llnggulan
No
Jagung
I.
•
Keterkaitan (li11kaf!,es) Kebelakang Kedepan (backward lmkages) (forward linkages} __ lndustri hulu penghasil • lndustri hilir pengolah sarana produksi: benih, hasil: industri makanan pupuk, obet-obatan, alat olahan, industri budidayn, alat pan en, makanan ternak, indutri alat pengolahan hasil, tepung.
• Scktor pcrdagangan Sektor jasa
•
• Sektor transportasi
• Sek tor transportasi • Sub sektor peternakan
• 2.
Ubi kayu
• lndustri hulu penghasil • Industri hilir
pengolah industri makanan
sarana produksi: beuih,
hasil:
pupuk, obat-obatan, a lat budidaya, a lat panen,
olahan,
•
tcpung. Sektor perdagangan Sektor jasa
•
alut pengolahan basil. Sektor perdagangan Sektor jasa Sektor transporlasi
• •
Sek tor transportasi Sub sektor peternakan
•
lndustri hulu penghasil
• •
I
Sektor perdagangan
• Sektor jasn
industri
makanan ternak. industri
•
I 3.
To mat
I
sarana produksi: bcnih, pupuk, obat-obatan, alat budidaya. a lat panen, alat pcngolahan hasil,
• Sektor pcrdagangan • Sektor jasa • Sektor transoortasi
'
•
lndustri hilir
pcngolah
hasil: industri makanan
olahan, industri saos.
• Sektor perdagangan • Sektor jasa
• Sek tor transportasi
73
4.
-
5.
Cabe
-t-,,-----,---
Buncis
•
Industn hulu penghasil sarana produksi: benih, pupuk, obat-obatan, alat budidaya, alat panen, alat pcngolahan basil. • Sektor perdagangan • Sektor jasa • Sektor transportasi •
• • • 6.
Pisang
•
• • •
Industri hilir pengolah hasil: industn makanan olahan, Sektor perdagangan Sektor jasa Sektor transportasi
lndustri hulu pcnghasil • sarana produksi benih,
Industri hilir pengolah hasil: industri makanan
pupuk,
olahan,
obat-obatan,
alat budidaya, alat • panen, alat pengolahan • basil. • Sektor perdagangan Sektor jasa Scktor transportasi
• lndustri bulu penghasil • sarana produksi: bcnih, pupuk, obat-obatan, alat budidaya, alat panen, •
I
Alpukat
•
I
lndustri hilir pengolah
sarana produksi: benih,
basil: industri makanan olanan, industri bahan
pupuk,
obat-obatan, budidaya,
alat
kosmetik
panen. alat pengolahan
obat-
I• I·
Sektor perdagangan
• •
Sektor perdagangan Sektor jasa
•
Sektor transportasi
•
Industri bulu pcnghasil sarana produksi: benih, • • pupuk, obat-obatan, alat
dan
obatan. Sektor perdagangan Sektor j asa Scktor transponasi
• •
has ii.
Gladiol
olahan,
Industri hulu penghasil • alat
8_
lndustri hilir pengolah basil: industri makanan
Sek.. 'tor perdagangan • Sektor jasa • Sektor transportasi
alat pengolahan hasil. • Sektor perdagangan • Sektor jasa • Sektor traasportasi 7.
Sektor perdagangan Sektor jasa Sektor transponasi
Scktor jasa
1 · Sektor transportasi
budidaya, alat panen, • •
alat pengolahan hasil, Sektor perdagangan Sektor jasa
I
'---'------~-·~Se~kto~rtransportasi -~'---------~
74
9.
• Industri hulu penghasil • Sektor perdagangan sarana produksi: benih, • Sektor jasa
Krisan
pupuk, obat-obatan, • a lat budidaya, a lat panen, alat pengolahan basil. • Sektor perdagangan • Scktor jasa • Sektor transportasi
JO
• lndusm hulu pcnghasrl
leh
I•
sarana produksi: benih, pupuk, obat-obatan, alat budidaya, a lat panen, alat pcngolahan hasil. • Sektor perdagangan • • Sektor jasa • • • Scktor transportasi 11.
Kela pa
-
Sek tor transportasi
lndustn hihr pcngolah hasil tch: industn mmurnan olahan, indutri bahan kosmetik dan obat-obatan. Sektor perdagangan Sektor jasa Scktor transportasi
• Industri hulu penghasil • lndustri hilir pengolah
•
• •
sarana produksi· bcnih, pupuk, obat-obatan, alat budidaya. al al panen, alat pcngolahan hasil. Sektor perdagangan Scktorjasa Sektor transportasi
•
hasil kclapa: industn makanan dan minurnan dalam kemasan, minyak, industri kosmetik dan obat-obatan . lndustri hilir pengolah has ii buah, sabut dan nira kepala.
• Scktor pcrdagangan • Sektor jasa
• Scktortransportasi S11111ha: Ha.
Keterkaitau kumoditas unggulan dengan :;..:l101-sck101 lain akan mendorong terjadinya kegiatan efek pengganda (muf11pler effects) yang dapat mendorong pcrtumbuhan wilayah, Tetapi jika keterkaitan ini terjadi di lunr wilayah, maka akan mcnyebabkan adanya kebocoran (leakages) ke luar wilayah Kctcrkaitan
kebelakang dari komoditas unggulan, yaitu ketcrkaitan
dengan
industri hulu di Bandung Barat bclum menunjukan efek yang signifikan, karena
masih banyak sarana dan input produksi untuk budidaya pertanian di daiangkan
75
dari Juar wilayah, Jika sarana produksi sebagian masih diimpor dari luar wilayah, maka akan tcrjadi kebocoran (leakages)dari biaya input produksi. Sektor lain yang terkair dalarn pengembangan komoditas ungguJan, sepeni sektor perdagangan, jasa dim transportasi schagian besar sudah mampu di dipenuhi dalam wilayah Bandung Barat scndiri. Keterkaitan ke depan (forward /inkagesi diartikan sebagai kemampuan mendorong timbulnya kegjatan lain sebagai efek dari produksi budidaya pertanian yang dihasilkan. Keterkaitan ke depan yang paling penting dalarn mendorong timbulnya multipilicr effectsadalah keterkaitan dengan industri pengolah hasil pertanian, Industri hilir pcngolah basil pertanian mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam pcngembangan wilayah.
Di susul dengan sektor terkait
lainnya, yaitu sektor perdagangan, jasa dan transportasi. Komoditas tanaman palawija, sayur dan buah mempunyai keterkaitan yang besar dengan industri pengolahan makanan, baik industri besar maupun industri skala kecil (home tndustryv.
Keterkaitan dengan indusrri
ini dapat menyebabkan
penyerapan jumlah tenaga kerja. Komoditas tanaman hias mempunyai ketcrkaitan ke depan yang besar dengan scktor jasa, yaitu jasa perangkai bunga dan dekorator bunga potong dau bunga hias. Serura bunga potong dan hias di Jawa Baral hanya ada d1 Begor (Cipanas, Puncak) dan di Bandung Baral, yaitu di Kecarnatan Parongpong. Kornoditas tanaman perkebunan mempunyai keterkaitau yang besar yaitu memberi nilai tambah yang bcsar pada industn pengolahan, sektor jasa dan sektor perdagangan serta transportasi.
Ni lai tarn bah besar ini didapat karena
sektor tanaman perkebunan mempunyai peluang ekspor yang besar. 4.5 Efambatan dalam Pengcmbangan
Komoditas Pertanian l'nggulan
Pengcmbangan komoditas pcrtanian unggulan di Bandung Barat menghadapi
beberapa masalah yang dapat menjadi hambatan. Hambatan tersebut sehaiknya di identifikasi untuk sclanjutnya dicarikan solusinya.
76
Alih fungsi lahan pertanian mempengaruhi produksi komoditas pcrtanian. Luas lahan yang semakin berkurang untuk pertanian, karena adanya konvcrsi lahan pertanian subur menjadi lahan untuk industri atau permukiman,
akan
menycbabkan penurunan produksi. Ditarnbah dengan adanya lahan tidur, yaitu lahan kosong yang tidak digunakan untuk produksi pcrtanian, penurunan potensi produksi akan signifikan,
Potensi lahan tidur unruk pengembangan komodnas
pertanian rm sangat besa r Tabet 4.6
Permasalahan dari Sisi Penyediaan (supply) dalam Pengembangan Komoditas Pcrtanian Unggulan di Bandung Baral ~
No I
2
3 I
4
5
Masalah Pengernbangan komoditas uneaulan Aspek pennasalahan Masalah J?£nvediaan (suovlv) . i\lih fungsi lahan Aspek fisik . Banyaknya lahan tidur . Rendahnya kualitas lahan . Kecilnya kepcrnilikan Johan . Kurangnya sumbcrdaya air . Cuaca tidak dapat diprediksi . Scrangan hama penyakn . Rcndahnya kualitas sumberdaya Aspek sosral budaya manusia . Tradisi mas~amkat . Keterbatasan modal usaha Aspck ckonomi . Mahalnya harga sarana produksi pertanian . Aspek sarana dan prasarana Rendahnya penggunaan teknologi budidaya dan pcngolah hasil produksi - Jaringan jalan sebagai sarana oendukuna tidak memadai . Aspek kelembagaan Keberadaan kclompok tani yang tidak berfuugsi . Kcbijakan pemeri ntah yang kurang rnendukung
Sumber.Hasl!Analisis; 20()6
Kualitas lahan yang rendah, rnenyebabkan produktivitas menurun. Demikian pula
dengan kurangnya suplai air di bcberapa dacrah (bcberapa kecamatan di wilayah sebclah barat Bandung Barat mcmiliki jaringan ingasi yang tidak berfungsi karena banyak yang rusak), cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi, serta serangan
I
l
l
77
harna dan penyakit tanaman juga merupakan penyebab rendahnya produktivitas pertanian. Hal ini dapat diatasi dengan intervensi teknologi.
Harnbatan yang
dihadapi adalah rendahnya pengetahuan para petani pengolah lahan dalam pengcnalan terhadap teknologi budidaya pertanian, Peran para penyuluh (a gen pcmbangunan) saogat diperlukan untuk mcmperkenalkan teknologi budidaya pertanian dengan cara yang dapat dimengerri oleh para petani dan tidak bcrtcntangan dengan tradisi budaya yang dianut olch masyarakaisctcmpat. Di Wilayah Badung Barat, luas rata-rata kepemilikan lahan para petani hanya sekitar 0,29 ha. Padahal rata-rata luas lahan untuk penanian minimal adalah 2-5 ha. Semakin kecilnya luas kepemilikan lahan mi karcoa adanya sistem pewarisan lahan pertanian dari orangtua kepada anak-anaknya. Untuk mcngatasi semakin menyempitnya lahan, usaha tani dengan penanaman satu komoditas sehamparan merupakan alternati f yang dapar direkomendasikan. Untuk pengangkutan sarana produksi dan hasil pertanian di perlukan dukungan sarana dan prasarana jalan. Jaringan jalan ini secara tidak langsung turut mcnentukan kualitas hasil produk penanian. Kualitas jaringan jalan yang rendah dapat menyebabkan sarana produksi pertanian menjadi mahal, atau kualitas hasil produksi mcnjadi turun,
Peningkatan produktivitas produk pertanian tidak hanya diperlukan proses budidaya yang baik, tetapi perlu pula dukungan pemerimah berupa kebijakan yang dapat menjadi insentif bagi para petani dalam proses budidaya dan pernasaran hasinya rnemperoleh
lnsentif kebijakan dapat diberikan dalam bentuk kem udahaa sarana produksi,
permodalan
dan penjaminan pemasaran hasil
pertanian. Dalarn era globalisasi seperti sekarang ini, dimana arus produk pertanian impor begitu deras rnasuk, kebijakan pemenmah berupa perlindungan
terhadap komoditas pertanian lokal menghadapi derasnya arus produk impor yang masuk, dt harap dapat menjadi salah satu alternaiif insentif bagi petani untuk pengcmbangan pertaniannya, Permasalahan yang timbul dalam pemasaran produk pertanian dan perkebuuan unggulan di Bandung Barat adalah rantai pernasaran yang panjang. Rantai yang
78
panjang ini akan menyebabkan biaya antara rnenjadi tinggi. Agar dapat bersaing, maka harga diturunkan dengan konsekuensi nilai tambah yung diterima para petani menjadl rendah.
Panjaognya rantai pemasaran
ini
hanya akan
menguntungkan para pcdagang pengumpul (middlemen). Tabel 4.7 Permasalahan dari Sisi Permintaan (demand)dalam Pengernbangan Komoditas Pertaruan Unggulan di Bandung Barat
----
Masalah Pen embanzan komoditas uneaulan Aspek eermasalahan Masalah oermintaan (demand) Fisik dan prasarana • Rantai pemasaran yang panjang
No I,
• Kurangnya sarana pemasaran
• Mahalnya sarana transportasi
2.
Sosial budaya
• Rendahnya informasi terhadap akses pasar • Rendahnya posisi tawar pctani
3.
Kelembagnan
• Rendahnya
akscs pctani tcrhadap
lcmbaga permodalan • Kurangnya kebijakan berupa insentif untuk pemasaran produk pertanian dan proteksi terhadap derasnya arus produk impor
I S11111bcr: Nasif A11111isl.t, 2006
Gambar4.8. Rantai Pemasaran Produk Pertanian Tanarnan Pangan di Bandung Barat
I (otcl/11;)$h)1a11
f\:lnrl.111 1rurn1
Pe.ani
Sumber : I Iinas l'ertauian Kah. IJa11d1111g, 2006
79
T abel 4. 8 Permasalahan dari Sisi Penyedisan yang Dihadapi dalam Pcngcmbangan Setiap Komoditas Unggulan di Bandung Baral
- - t-..-
.. {&,_qlab
NG
Kc-m0Ci1:11
/Upcl tin-.
11nis.nb11 I
I
Jitt?''IS v
2
2 l
v
!J:ui:c-is
Pi~g
I
Alf.W:M
-
- -
,. -
!I
?
:o
II
- • •
12
I)
•
• - • • • •
'
'
K~lan
IS
•
• ' • • • '
v
..
•
v
• ' •
' ' •
v
'
v
' •
v
.
v
• • • •
•
•
~ v
~ ~;4
,,
..
• v
•
,.
•
..
.. S.-Jr~---boJ,
~.~""'''""""'ll
it<'~)IM9~.irAln~~a'< tb. \Jt(ll~~:. al)e!t,kcc:llali ~ ~ d:mbdt:i J!l;;l';\"lll-;iQI. ~~ ~
dfa:bl)i dal~ fl(lf'.ge'llb.l:"9M lb b(ll~~ ~jd:.~UOll! t.!An.fi:lul. fl!nd;thrya tea.bf bh~ndan
"'
'o'l:il583ft_ P'1i dl~ lbllain pengernlw.g~ ir.olt~atbe~~111Cnaa~ ~ «bnp b!ildl tir2a, ~~fl'r.il~ualAA1. lo\l..,i'I
t.i-t.c~ff·
•
v
• '
•
• '
• •
v
y
•
•
• ' '
v
• • •
•
•
v
16 J.lll.'f9llllf'l:lill9¥&1;1-nocii.:i•s !all.In;;. ---~'!"1"'9d;..,,.u1 atui
~'P"'ll~lli~ficWIGetl'I~~ ~ tJuxk ~.inc6co.1illtim"AI~n ~~lotllllltiioh, b~;:S
~"litn1ualil;,;;.1~
~YMt~ hlCm PE'ft!<~bafQ8'1 t'.lebEI~ 1'lelp-Jl!wmt.a~ •...........$0il!Tfoi lY'ian tds. dtadapi' d""~ 11'!1'~0011'?' 1)1,JUf 809lafl ~fp.AI $ell"1:;$ 'n:Ba':lllt ~,...,,. .. U'.i;,ii ~. -e~llf~ la1~1!llll lll!Al'I
~~
v
C:i!Wi.o
~-~ci:ly;i;i.~ ~~~11pf di1lim ~\lml»f'9ilfl ~
- - - - - ' ' • • • • • •
•
•
-Kri~n
- - )0
•
-
v
9
7
' ' ' '
Ca.lJt:
• '
6
......
Tf'lnat
• l
'
• • • ' • . •
,. J
4
11bi ka.,.u v
l
...,,.. Mhod .._. ~
.b
' •
'
v
v
' ' •
K
- ,. ' ' •
-
y
T
'
v
•
v
'
'
' •
T
•
'
•
..
v
•
•
y
•
v
• • • •
v
...
~W .. J':"'ll$f'tW•lft;O,..l&li
·~~11:.1-td.-........ h~tto:~:.,. ~illf\ i..1iat1.1w~~"'
~, "'~~•an
!Wd'A)}Wl5 dh!dapi d;Ji~ pe:n;~•ban:liln bb:tn DbhfDliixti _,.....,, m~bh ~~tbaa tid.d:, ·~~llf'11~ualll3$13'1:11'1 ~
~i:s:rr•ar~·.a~blnlal'Qn,
~~v.t'~W~~- a;.. ~~~d:;l,:m~,l;.);,gOll s.::t.~l:Mlipuli li'W!Ull lM~l:i~ l:oaM~t~ami>ct"Jfilllr
~~
~~
d!.:ta? t;t:n pcn,gom1»11;iilll lt>e~mc!i;>:llJ!lef'W IN~ .-it:rn..1 ~ ~n:ie-ar-i ait
.
~
Sumber : Nari/A11alisi$, 2006 Keterangan I = alih fungsi lahan
v ~ ads
2 = banyaknya lahan tidur
3 = rendahnya kualiras lahan 4 kecilnya kepemilikan lahan 5 kurangnya surnbcrdaya air 6 = cuaca yang ndak dapat diprooiksi 7 = seranga» hama penyakit 8
rendahnya kualnas sumberdaya
manusia
9 = tradrsi masyarakat I 0 = kererbatasan modal ussba I I = mahalnya harga sarana produksi peruaian I 2 ~ rendahnya ptnggunaan tebtologi budidaya dan peogoliban has'l produksi 13 = jaringan jalan sebagai sarana ~enduk-ung1idak memadai 14 = keberadaan kelompok 1ani yang lidak berfungsi
15 = kebljakan pemerimall yang ridak mendulmog
tidak
80
Fabel 4. 9 Permasalahan dari Sisi Permimaan yang Oibadapi dalam Peagembangan Setiap Ko:noditas Urggulan di BandungBarat Kc.mod;t.as No unggulan
A!pek fislk 1
2
J
logung
v
v
2
Ubi~11
v
•
\
3
,.
Mosalah A>"pck Npct sosbad i.e· 4 s 6 7 v v v v v
,,
Kesimpulan
·.~~ c~ pengerrbe111ga1"1 k:.:;,mocltas jagung mfi?-1isemua 35j)d< ya<>g <1uaspek flsil<.
I. ~~""""" l<.elelll>acaan. \
'
M~ ~
cdarn pcngerrb&ngBt\'l kor."/Qdit~~ubi'k.oyv aspd;yaog d~ y$!1u QSf)eJI: l'iSI"-.
~
sosi~~~d;.1111~
3
Tomat
v
-
v
v
v
\
\
4
Cabe
v
.
v
\
v
v
v
:tasa:ah caam penoerrt)anga:> lc.omoditas to"tl31 mefput $ttnUa asp~ yang Oa..-naii,yaitu :;spe\t fis.i~. ~:al bJrt:ly~dan Jc:fi~~agaai, kect!ah sara!l-s n
\1asaah dcian ~rrban~
<:omo;jjtas jagung
~ll ~nua ~..eio;~ dlamati, yaitlJ as;>ek f.s:K. scsial b..a#ta dan kelemb:C~. kf""...uan$¥ar.
...
.
v
v
v
v
v
Mas.ata!l dalam~~~' wcr•u:Jita~ ffl"''9 n:t!pJt lSC!mil aspck yang d.ama:i, yai?U as.pek flsit.. :SCSiaf ~ ~ keiettbagaa'l,kfa:ah sac-~a
v
v
v
v
v
,.
~ dollan~19etrbar.gan «:!ne>:1t;1" pis:
v
v
v
v
15
Buncis
v
6
Pisan•~
v
'
7
AJpukat
\'
\
dal2m peige~gan .tkat d~. ya1tu =:s;:ick l!Sl'.,
~3'\
~·iiutse«J.ia ~yang
s
Gladifll
.
. .
\'
.
"°""
v
v
M~ -~
Krisan
9
leh
I CJ
.
.
.
.
,.
v
.
\
'
t..1.,,. dan l<eleml>l>goor. dalompe:lgetl'Car-.g¥i
f~:ta
~8:".gny.e
~p~
~O\"l d.~
~~rn"IM...J;n
~a&.1lf9
v
v
v
\'
S1'U9
'"'oduk i:'!:'lp(I(
lt-~8"1 dalertt~ermarig.-i lserwa~-ekt~datrati
~apaiianpcian~
JJ
Kclapa
\
' •
\
•
•
\
l(nsari
~rer~lnfcrmasi pasar da11 p!tmodalan, ;esio ~9'fW.a kebj;i:k.in :::.er..ipa in~~ntf u'l~k N..~31"1 p-ocL)l.~:ri d:m µtot~~• terh;.id;;p
.<e.,,o:it" teh mel!Fot ~-alitaita pemaserea
i:e.rr~
~..,., d
l<:b<Saf t:udayaoan~rnti~aan.
511mher: Hm1/A11alms. 2005 Kecerangan :
-=
rantai pemasaran yang panjang
v =- ada
-.=
tidak
2 3 4 5
kuraognya saraoa pemasaran
6 ~
rendahnya akses petani terbadap lembag.a pennodalan lu• a11g11ya k.ebijakau bewpa inscot:f uotul pewGSai a..1 p
7
mahalnya sarana uansponasi rendahnya 1ufo1masi terhada? al..ses pasar rendabnya posisi ;:awar petari
81
Panjangnya raatai pemasaran ini juga timbul karena kurangnya sarana yang herupa pasar atau sub terminal agribisnis yang menampung dan mernasarkan produk pertanian. Dari label 3.9, sarana perekonomian di Bandung Barat yang bcrupa pasar sudab cukup, yaitu sekitar 2 buah di tiap Kecamatan tetapi fungsinya kurang diberdayakan. Untuk mernasarkan basil, para petani lebih mcrnilih ke pasar di wilayah lain yang lebib jauh. Akibatnya biaya transpotasi juga menjadi semakin mahal. Biaya pcmasaran clan trnnsportasi yang tinggi ini nilai tambah dari produk pertaniau yang didapat para petani menjadi kecil. Pengurangan nilai tambahnya produk pertanian juga disebahkan oleh k urangnya
informasi pasar yang dimiliki petani. Pcran para pcnyuluh dan kordinasi antar kelompok tani sangat diperlukan, untuk meningkatkan pengetahuan petani
terhadap informasi yang seharusnya didapat.
Kurangnya informasi pasar
rnenyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah. Peiani tidak dapat menentukan harga produknya dengan baik. Harga di tentukan olch para pedagang pengurnpul (middlemen). Permasalahan Jain yang dihaclapi dalam pemasaran produk pertanian aclalah modal usaha,
Para petani tidak berani mencoba untuk menanam komoditas lain,
walaupun dianggap unggulan, karena tidak rnau berspekulasi.
Petani lebih
cenderung menanam komoditas yang biasa ditanam, dengan resiko kecil, walaupun permintaan pasarnya tidak terlalu iinggi, dan nilai tambah yang didapar juga tidak terlalu besar. Untuk pernasaran produk pertanian, juga di perlukan adanya kebijakan pemerintah yang dapat menjadi insentif bagi tumbuh clan berkembangnya iklim pemasaran yang kondusif bagi petam. Pernerintah diharap memberikan jaminan pasar bagi komoditas unggulan.
Dalarn era globalisasi seperti sekarang ini, produk impor
bun yak yang masuk ke dalam negcri, Untuk insentif bagi para pctani, diharapkau
ada kebijakan yang mernihak pada para petani kira dalaru perlindungan/proteksi produk yang dihasilkannya tcrhadap serangan produk impor.
82
4.6 Prospek Pengembaogao Komoditas Pertanian Unggutan
Komoditas pertanian dan perkebuoan unggulan di Bandung Baral
dapat
diidcntifikasi sebagai berikut: Dari sisi penyediaan, komoditas unggulao berdasarkan kriteria jumlah produksi. laju perrumbuhan produksi, produktivitas, kemampuan ekspor dan pengcnalan petani teihadap komoditas yang ditanam adalah: jagung, ubi kayu, tomat, cabe, kcnrang, sawi, buncis, ketimun, rambutan, gladiol, krisan dan kclapa. Dari srsi pcrmimaan, komoditas unggulan berdasa.rkan kriteria ukuran pasar, pcnumbuhan pasar dan jaogkauan pasar, maka komoditas unggulan di Bandung Barat adalah: jagung, ubi kayu,cabe, pisang,jahe. 1eh, kakao, cengkeh, kelapa, kopi, kapok, Jada dan pinang Dari sisi penyediaan dan pennintaan, komoditas unggulan di Bandung Sarai adalah: jagung, ubi kayu, tomat, cabe, buncis, pisang, ulpukat, gladiol, knsan, teh dan kelapa, Komodhas pertanian dan perkebunan unggulan tersebut dalarn pcngcmbangannya, mcmiliki keterkaitan kc bclakang dan ke depan yang dapat berkontnbusi dalam proses pengembangan wilayah di Bandung Amal Pengcrnhangannya menghadapi bcbcrapa hambatan, baik dari aspck fisik, sosial budaya, sarana prasarana, ekonomi dan kelembagaan Melihat potensi yang dirnilil..i dan hambatan yang mcnjadi kcndala untu.k pengernbangannya,
Bandung
Baral
rnaka komoditas
mempunyai
pertanian dan perkcbunan unggulan di
prospek
yang
baik
dalam
meningkatkan
perekonornian wilayah yang pada gilirannya dapat berkontribusi bagi peningkatan pengernbangan wilayah. 4.7 Pcngembangan Wilayah Berbasis Komoditas Pertanian dan Perkebunan unggulan.
Pengembangan wilayah harus mcnggunakan isu wilayah tersebut sebagai dasar, Pcngcmbangan
Bandung
Barat perlu menggunakan
kornoditas unggulan.
Berdasarkan ketcrkaitan dan hambatan yang ditimbulkannya, maka upaya
pengernbangan wilayah dengan basis komoditas pertanian dan perkebunan
83
unggulan ini dicapai dengan beberapa pendekatan, yaitu: peningkatan
kualitas
sumberdaya lahan, peningkatan kualitas surnberdaya rnanusia, peningkatan kualitas sarana clan prasarana penduk:ung serta pembcrdayaan kelembagaan pendukung pengembangan komoditas unggulan. 4.7. I Peningkarnn Kualitas Sumherdaya Laban Wilayah Bandung Bagian Barat, merupakan wilayah dengan kesesuaian Jahan yang tinggi untuk tanaman pertanian lahan kering,
Kecarnatan Lernbang,
Parongpong dan Cisarua merupakan wilayah scbagai scnrra tanaman honikultura bcrupa sayuran dataran tinggi, tanaman hias (bunga potong) dan tanaman buah, yaitu alpukat.
Kccamatan Cipatat mempunyai kescsuaian unggi unruk pisang.
Wilayah yang mernpunyai kcsesuaian tinggi untuk. tanaman pcrtanian lahan kcring, ranaman
tahunan (unruk tanaman perkebunan ) terutama terdapat di
Kecamatan Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu, Rongga, Cikalongwetan dan Cipeundeuy.
(RTRW Kabupaten Bandung 2001-2010).
Potcnsi
ini dapai
digunakan untuk peningkatan produktivitas kornoditas pertanian dan pcrkcbunan unggulan baik dcngan cara melakukan perluasan areal tanam/ ekstensifikasi rnaupun
secara uuensitikasi,
yaitu dengan
divcrsifikasi
dan
peningkatan
produktivitas komoditas pcrtanian. Selain untuk tanaman pcrkebunan, wilayah ini juga rnerupakan
sentra tanaman obat (hiofam1aka), tetapi kontribusmya
bclurn
terlalu signifikan karcna tanaman obat (bi<~fl.irmaka) uruuk sernentara ini hanya ditanam sebagai tanaman selingan dengan luas wilayah yang tidak terlalu luas, Sebagian bcsar wilayah (45%) di Wilayah Bandung Baral memiliki
kelcrengan
lebih dari 40"/o. Areal yang masih bisa dhanami untuk tanarnan perkebunan rnasih cukup bcsar yaitu 3286 I 6 ha. Daerah seperu 111i tidak cocok ditauami tanaman musiman, tetapi baik untuk tanarnan keras (perkebunan). Untuk mcnsrasatinya, maka dilakukan
pola tanam tumpangsari, yang rncnggabungkan penanaman
tanamun keras dengan tanaman rendah scmusim sehingga didapat hasil yang berupa komoditas sayuran dan palawija dengan tanaman perkebunan.
84
Tabet 4 10
Luas Laban Areal Perkebunan di Bandung Baral
NO
Kecanatao
luasl.ahim f'eltebunan
Eksisting (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Padala
Ngarnprah Cililin Sindangkaia Cil)ongkot
Gunung llatu Rong~a Cilll!Jongwetan Cipeundeuy
12
Lembang
13
Cisarua
14
ParonnMno
2470 23,5 680.0 130,8 S0,8 374,6 200,0 1626,1 1280,0 3321,6 471,0 813,6 423,0
65.6
Jurnlah 9857 Sumber: S1an.<1ikPerkbutl(Tf11005.
luas Lallai
Per1cebunan HasiAAa!Ss (Ha)
Luas Lahan Yang
Masih bisa dimanfaatkan (Ha)
9672,0 35166,0 27530.0 11243,0 19439,0 25533.0 77407,0 14937,0 459580 23585.0 24860.0 11138,0 5896,0 6059,0
9425,0 35142.5 2685a,O 11112,2 19341,3 25159,4 77117, 1 133&3.9 44676,0 20263.5 2438~.o 10324.5 5473,0 5973.5
338473
328616
Dalam pengcmbangannya, komoditas pertanian dan perkebunan unggulan dapat memanfaatkan sumberdaya lahan yang masih luas tersedia, Pemngkatan produksi dan produktivitas dapat dilakukan dengan intensifikasi dao ekstensifikasi, Untuk lahan dengan kcmiriogan diaras 40%, dapat dilakukan tumpangsari aotara tanaman scmusim dengan tanaman keras. Laban dengan kualitas rendah, seperti kurang terdapatnya sumberdaya air atau kesuburan
tanah yang rendah.dapat diatasi dengan intervensi teknologi.
Teknologi yang digunakan, harus mudah dipaharni oleh para petani dan hams
ramah lingkungan agar pcngcmbaogan pcnanian tidak mcnycbabkan mcnurunnya daya dukung lingkungan. 4.7.2 Peningkatan Kuatitas Sumberdaya Manusia Jurnlab penduduk dalam konteks pengembangan wilayah merupakan modal utarna, Kualitas sumberdaya rnanusia bagi penanian di Bandung Baral jika dilihat
,_
85
dari tingkal peodidikannya masih rendah, Pendidikan penduduk di Bandung Barat didominasi oleh lulusan SD (46%).
Pcrungkaran kualitas dan kemampuan sumberdaya rnanusia dalam wilayah
(endogenous forces) diperlukan agar potensi wilayah dapal dikelola dengan efisien. Peningkatan kualitas pcnduduk dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk sektor pertanian ndak terlepas dari peran para penyuluh di lapangan dalam menyampaikan informasi pertanian kepada petani.
Penyampaian informasi dan
sosialisasi ini dapat dilakukan dalam benruk penyuluhan atau diklar yang dapat dilakukan di balai latihan kcrja atau di kelompok-kelompok tani setempat, dengan menggunakan teknologi dan rnetode yang familiar dan mudah dipahami para petani. Pcran kelornpok tani/ asosiasi profesi/lembaga pengembang pertanian lainnya sangat mendukung pengembangau pembangunan pertanian.
Diharap
semua dapat mengakses informasi yang disalurkan pada kelompok/asosiasi profesi tersebut, tidak hanya untuk bebcrapa orang! kelompok saja. Harapannya, upaya tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertaman., 4.7.3 Peningkatan Kualitas Sarana dan Prssarana Pendukung Pertanian Pernbangunan dan pengernbangan wilayah sangat ditentukan oleh kegiatan ckspornya.
Demikian pula di scktor pertanian, pembangunan dapat terjadi j ika
pernasaran produk per.tanian berjalan baik.
Pemasaran produk basil pertanian
hanya mungkin dilakukan jika ada jalan dengan kondisi yang baik (Mubyarto, 1989). Uutuk itu di perlukan dukungan sarana jalan yang mempunyai kondisi baik.
86
Tabet 4.11 Aksesibilitas Wilayah di Bandung Barat tahun 2004
No
....
Psnjang Jalan
Kecamatan
Laas Wtlayah Road Density (km2) (kmikm2)
(km)
I
Cililin
2
Ciham=las ')
3
Sind••""cna
4).75
120)479
4
Gunungbab
53.25
5
Ron!?s
27.25
6
Cioon>koc
39J5
128.1723
.
I
21,15
7
) &tujaiar
26.9S
8
I J.emb.,,g
3'.40
031
'
Se.Jana
0,36
25,18
Sc
160.7%2
OH
19,SO
Sedan<
113,12
0]4
3.61
76.1465
0.28
10,13
Sedana
33,6839
0.32
17,90
S_e.<Jang
98.2654
0,37
26,39
S:dang
0.50
49,94
Sedane
0.79
100,00
Tmoc-i
0.63
72,01
·r1nP.P.i
40,66
~
125,4969
0.45 02;
9
Pa.ronPoon~
21,90
4),3938
10
Ci=
43,85
5~~~1
-
I
11
Ngompr•h
22.iS
36.0858
12
Padalarang
23.30
51,5763
13
Cipatai
31.55
Ci~unde..y
38,30
101,2.466
0,38
24.20
112 0181
0.22
~ 15
I Cikalooow.,an Jumlah
'
Keterangan
15.26
.
I
Scaling
I
I
--
Scdang
--
..
5,51
s.da~
27,77
Sed!lJ!L
o,oo I
Rendo.o
453.95
1305.77::8 0~35 Sumber : Bappeda Kabupaten BmJ1111g 200./ (diu!ah) Keterangan : rendah (< l.4S); sedang (1,45 - 57.68):tinggi (> 57.68) *) Kecamaran Cihampelas masuk kedalam Kecamatan Cililin
Di wi I ayah Randung Sarai, saran a jaringan jalan sudah mencapai hampir ke scmua pelosok kecarnatan, tctapi dengan kondisi kwang memad.ai di beberapa wilayah. Rasio panjang jalan dan luas wilayah, hanya di kecamatan Cisarua dan Kecarnatan Ngamprah saja yang kondisinya baik. Di beberapa keearnatan lainnya di wilayah Bandung Barat berada pada kondisi readah atau sedang, Peningkaran kualitas sarana jaringan jalan sangat diperlukan dalam pengangkutan input produksi yang sebagian besar di datangkan clari luar wilayah, Selain itu peningkatan sarana jaringan jalan ini jugs diperlukan dalam proses pcngangkutan hasil produksi pertanian umuk pemasaran, baik di dalam wi.layab sendiri atau diekspor keluar wilayah, karena produk pertanian mempunyai sifat tidak dapat
disimpan lama. Jika jaringan jalan berkualitas rcndah, maka akan berpengaruh terhadap lamanya pengangkutan produk dan mcnurunnya kualitas produk yang
87
dihasilkan yang pada akhimya akan menycbabkan rendahnya nilai tarnbah yang dihasilkan produk pertanian tersebut. Peningkatan kualitas sarana janngan jalan perlu dilakukan di daerah dengan rasio jaringan jalan rendah yaitu di wilayah barat Bandung Bagian Barat, yaitu Kecamatan : Cililin, Gununghatu, Rongga, Cipatat dan Cikalongwetan. 4.7.4 Pemberdayaan Kelembagaan Pendukung Pengembangan Pertanian
Kelembagaan yang mendukung pengembangan pertanian, ill Bandung Barat, pada dasarnya sudah cukup. Lembaga pcndnkung pcngcmbangan pertanian ini diantaranya adalah lembaga ekonomi, yaitu lembaga permodalan (bank, koperasi), lcrnbaga pemasaran (pasar dan sub terrmnal agribisrus) dan kelornpok tani atau
asosiasi profesi. Masalah nrnbul karena tidak sernua petani dapat mengakses kelembagaan tersebut untuk keperluan pengembangan produk pertanian dan pemasarannya. Sosialisasi dari para penyuluh diperlukan agar petani menyadari bahwa peran lembaga pendukung perranian sangat besar dalam pengembangan produk pertaniannya.
Peran pemerintah dalam membcrdayakan lembaga pendukung pengernbangan pcrtanian tersebur juga sangat besar. Diharapkaa ada kebijakan pcmerintah yang dapat mcnjadi insenrif agar lembaga pendukung pertanian tcrsebui dapat diberdayakan, antara lain dengan kcbijakan bantuan pennodalan atau berupa penyediaan sarana pernasaran, seperti pembangunan sub terminal agribisnis, yang rnemadai.
Pemerintah pun diharap memberikan proteksi terhadap produk
pertanian lokal dari serangan produk impor yang rnasuk. Pemberdayaan kelembagaan pendukung pengernbangan pertanian ini di harap mampu meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan surnberdaya manusia yang diperlukan untuk pernbangunau pcrtanian, yang pada gilirannya akan sangat bcrpcran dalam proses pengembangan wilayah di Bandung Barat. Bcrdasarkan keterkaitan dan hambatan
yang ditimbulkannya,
maka upaya
pcngernbangan wilayah dengan komoditas perranian dan perkebunan unggulan ini dapat dicapai dengan beherapa pendekatan, yanu: peningkatan
kualitas
sumbcrdaya lahan, pcningkatan kualitas sumbcrdaya rnanusia, peningkatan
88
kualitas sarana dan prasarana pendukung, pemberdayaan kelembagaan pendukung pengembangan komoditas unggulan. Prospek pengernbangan komoditas unggulan di Bandung Barnt dalam konteks pengembangan wilayah dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan seperti yang telah diuraikan.
Dengan mehhat sentra-sentra komoditas unggulan, kualitas
sumberdaya alam dan sumbcrdaya manusia, rnaka dapat diketahui lokasi dirnana pendekatan pengembangan wilayah tersebut schaiknya dilaksanakan.
Secara
spasial kegiatan prioritas tersebut dapat dilihat pada peta-peta diatas Tabel 4.12 Prospek Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Pertanian dan Pcrkcbunan Unggulan di Bandung Bagian Barat
No 1.
Pendekatan Pengembangan Wilayah Pcningkatan kualitas sulllberdaya lahan
2,
Peningkatan kualitas surnberdaya manusia
'.>.
Peningkatan kual itas
4,
sarana dan prasaran iaringan jalan Pemberdayaan kelembagaan peudukung pengernbangan pertanian
U __
--
S11111her: llasil Analists, 200~
-
Rekomcndasi
• intensifikasi,
yaitu untuk wilayah yang tidak dapat di perl uas areal penanamannya, • ekstensifikasi, untuk wilayah yang kesesuaian lahannya ada dan masih dapat dilakukan pcrluasan areal pcnanaman, • diversifikasi, yaitn penganekaragaman kornoditas yang di tanarn dan bernilai tambah tinggi, • pol a tan am satu komoditas sehamparan, untuk meningkatkan skala usaha pcrtanian dalarn rangka mensiasati rendahnya kepemilikan lahan oleh para petani. • intcrvcnsi teknologi, untuk mengarasi masalah kualitas lahan (kurana subur) • penyuluhan, pclatihan dan diktat • pemberdayaan kelompok tani /asosiasi profesi • peningkatan aksesibilitas wilayah dengan cara dan peningkatan kualitas jalan
•
pemberdayaan
lernhaga pcnnodalan dan
pernasaran
•
yang mendorong penjaminan pen gembangan produksi dan produksi sen a pcmasaran hasil pedindungan terhadap arus produk imper. kebijakau/inscuti f
89
4.8 Rangkuman
Komoditas pcrtanian dan perkebunan unggulan di Bandung 13arat
dapat
diidentifikasi sebagai berikut: Dari sisi penyediaan, komoditas unggulan berdasarkan kriteria jumlah produksi, laju pertumbuhan produksi, produktivitas, kemarnpuun ckspor dan pengenalan petani terhadap komoditas yang ditanam adalah: jagung, ubi kayu, tornat, cabe, kentang, sawi, buncis, kerimun, rambutan, gladiol, krisan dan kclapa, Dari sisi permintaan, kornoditas unggulan berdasarkan kriteria ukuran pasar, penumbuhan
pasar dan jangkauan pasar, maka kornoditas unggulan di Bandung Baral adaleh. jagung, ubi kayu.cabe, pisang, jahe, teh, kakao, cengkeh, kelapa, kopi, kapok, lada dan pinang. Dari sisi penyediaan dan pcrmintaan, komoditas unggulau di Bandung Dara! adalah:
jagung, ubi kayu, tomat, cebe, buncis, pisang, alpukar, gladlo],
krisan, tch dan kclapa. Komoditas pertanian dan perkebunan unggulan tcrscbut
dalam pengernbangannya, mcmiliki keterkaitan ke belakang
dapat berkontribusi dalam proses pcngembangan wilayah di Bandung Barar. Pengembangannya menghadapi beberapa hambatan, baik dari aspek lhi~, sosial
budaya, sarana prasarana, ekonomi dan kelembagaan. Pcndckatan yang dapat dilakukan
agar komoditas pertanian unggulan tcrsebut
mempunyai prospek yang baik dalam pengembangan wilayah di Bandung Baral adalah: peningkatan kualitas sumberdaya lahan, peningkatan kualuas sumberdaya manusia,
peningkutan
kualitas saraua dan prasarana sorta pemberdayaan
kelembagann pendukung pengembangan pertanian.
B:ib V Kesimpulan
dan Saran
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan yang dapai berkontribusi lerbadap peningkatan perekonomian wilayah dilihat dari berbagai aspek, yang dilanjutkan dengan mengidenrifikasi
pendekatan yang harus
dilakukan umuk rnengembangkan komoditas tersebut,
Pada bab sebelumnya diketahui kondisi
umuro
wilayah
pengembangan komoditas unggulan di Bandung Barat.
dan prospek
Pada bab ini akan
diuraikan kesimpulan mengenai komoditas pertanian dan perkebunan unggulan, scrta rekomendasi pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan tersebut Dalam melakukan penelitian, banyak kelemahan yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk penyempurnaannya. 5.1 Kesimpulan
1. Komoditas pertanian dan perkebunan unggulan di Bandung Baral dilihat dari sisi penyediaannya (supply) dengan kriteria jumlah produksi, pertumbuhan produksi,
produktivitas, potensi ekspor dan pengenalan petani terhadap
komoditas yang ditanam, dan dari sisi permintaan (demand) dengan kriteria ukuran pasar, pcrtumbuhan pasar dan jangkauan pasar, dengan mcnggunakan metoda skonng, berdasarkan kriteria-kritena diatas, didapat kornoditas unggulan
di
Bandung
Baral
dari
sis:
pcnyediaan/supp/y
dan
pennintaan!demand yairu: jagung, ubi kayu, romat, cabe, buncis, pisang, alpukat, gladiol, krisan, teh dan kelapa. 2. Keterkaitan ke depan clan ke belakang yang ditimbulkan olch komoditas pertanian dan pcrkebunan unggulan tersebut
yang digabungkao deogan
mengkaji harnbatan yang dihadapi dalam pengembangannya, di dapat prospek pengembangan komodiias unggulan di Bandung Barat. Pengembangan kornoditas pertaman dan pcrkebunan unggulan di Bandung Barat mempunyai
prospck yang baik, jika dilihat berdasarkan kemampuan produksi dan
pemasarannya serta kemampuan menggerakkan sektor yang lainnya. Produksi komoditas unggulan rersebut mcmpunyai kontribusi yang besar terhadap
91
produksi di wilayah Kabupaten Bandung.
Jangkauan pasamya pun cukup
luas, baik dornesrik maupun iruernasrooal.
Keterkaitan produk unggulan
tcrsebut juga dapat menggcrakkan sektor Jain. sehingga dibarap dapat meningkatkan pengembangan perekonomian wilayah. 3. Pengembangan wilayah (regional development) berdasarkan pernbangunan
pertanian yang bcrbasis komoduas unggulan di Bandung Barat dapat dilakukan mclalui pcndckatan-pcndckatan, scbagai bcrikut: a) Pcningkatan
kualitas sumbenlaya lahan untuk meningkatkan
produksi
komoditas pertanian dan perkebunan unggulan, dcngan cara yang sesuai dengan
karakteristik
wilayah
rnasing-masing.
pernbangunan wilayah umuk meningkaikan
Cara
1)1:11dcka1a11
kualitas sumbcrdaya lahan
sebagai berikut: (i)
lntensifikasi,
yairu peningkatan produksi
dengan
peningkatan
produktivitas pertanian. Upaya ini dilakukan 1111ruk wilayah yang sudah
udak memungkinkan untuk
pcnanaman, karcna bcrbcntumn
di!akukan
perluasan
areal
dcngan fungsi kawnsan, karena
topografi fisik wilayahnya tidak sesuai atau karena pcruntukan lahannya bukan untuk tanaman pertanian lahan kering, (ii) Ekstensifikasi. yaitu peningkatan produksi dcngan penarnbahan areal penanaman, untuk wilayah yang memi!iki lahan yang masih dapat dilakukan pcnanaman komoditas unggulan. (iii) Divcrsifikasi,
yaitu
peningkatan
penyediaan
produksi
melalui
penganekaragaman komoditas pertanian yang ditanam dalam satu areal. Kornoditas yang di tanarn adalah komoditas yang mcmpunyai nilai tambah tinggi. (iv) Pola tanam satu komodnas sehamparan. untuk rneningkatkan ska la usaha pcnanian dalam rangka mensiasati rcndahnya kepemilikan
lahan oleh para petani. (v) Intcrvensi tcknologi, yaitu penggunaan
tcknologi dalam budidaya
pcrtanian untuk mensiasati kualitas laban yang rendah. Kemampuan petani kurang sesuai dcagan teknologi baru, untuk itu teknologi yang
92
digunakan
harus
yang familiar
sehingga
dapat dengan
mudah
dimengerti dan ditcrima olcb para petani, b) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia, dimaksudkan
agar produksi
komoditas unggulan benumpu pada kernampuan sumberdaya lokal yang berkualuas, sehmgga dapai memperbesar peluang ekspor kc luar wilayah. Peningkatau kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan rnclalui: (i) Penyuluhan, pelarihan dan diktat. bcrtujuan menyarnpaikan informasi pernbangunan dan pcnggunaan tcknologi pertanian pada para petani mclalui para petugas penyuluh lapangan dengan cara yang familiar dan mudah dipahami, scrta tidak bcncntangan dengan adat budaya
setempat, (ii) Pemberdnynan kelompok tani, bertujuan untuk rncmpcrmudah aliran
informasr yang diterima oleb para petani dan meningkatkan posisi tawar para pctani schingga dapat mcningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. c) Peningkatan Kualitas Sarona dan Prasarana Pcndukung Pcrtanian, karcna produk penanisn tidak tahan disimpan lama, maka diperlukan peningkatan aksesibilitas wilayab dengan pcmbangunan sarana dan prasarana jaringan jalan yung baik agur hasil pertanian dapat segera diangkut umuk di ekspor. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana jaringan jalan ini dilakukan di beberapa wiluyah kecamatan di Bandung Bagian Barat, karcna
S'--Ca1a
umum, scrnua kccamatan sudah dilalui jaringan jalan, tctapi kondisinya kurang memadai. Kecamatan yang mempunyai kualitas jalan tinggi hanya di Kecamatan Cisarua dao Ngamprah,
yang lainnya
mcmcrlukan
peningkatan kualitas jaringan jalaa, d) Pemberdayaan Lernbaga Pendukung Pengembangan Pertanian. balk itu lcmbaga kcuangan, lembaga pernasaran (i)
3l3lJ
kebijakan pemerintah.
Pcrnberdayaan lembaga pennodalau dan pemasaran, ini
perlu
dilakukan karcna mcskipun dalam kuanutas jumlahnya sudah memadai untuk wiiayah Kabupatcn Bandung Bagian Barat. tetapi keberadaannya kurang dapat diakses oleh para petani.
Untuk itu
perlu dilakukan sosialisasi dari para penyuluh agar petani rnenyadari
peran lcmbaga
pendukung
pertanian
untuk rneningkatkan
posrsi
tawamya,
(ii) Kebijakan'insentif yang mendnrong pcngembangan produksi dan
pcnjaminan pcmasaran basil produksi scrta pcrlindungan tcrhadap produk impor. Kebijakan pemerintah yang dapat mcnjadi insentif agar lcmbaga pcndukung pcnanian tcrsebut dapat diberdayakan, antara lam dengan kebijakan bantuan permodalan atau berupa penyediaan sarana pemasaran, scpcrti pcmbangunan sub terminal agribisnis, yang memadai sesuai kebutuhan, Pemerintah pun diharap mcmbcrikan pcrlindungan tcrhadap produk imper. 5.2 Saran Berdasarkan basil analisis dan kcsrmpulan diatas, dalam pruspek pcngcmbaugan komoditas pertanian dan pcrkebunan unggulan, maka untuk pengembangan wilayah tregiona! tl.tw:lupmcn1) berdasarkan pembangunan pcrtanian yang bcrbasis komoditas
unggulan di Bandung Barat dapat disarankan atau di
rekomendaslkan bebcrapa hal, scbagai berikut:
Dalam kerangka pcngembangan wilayah. pembangunan pertanian lebih di fokuskan pada pcngcmbangan komoditas pertaninn dan perkcbunan unggu I an yang dapat menmgkatkan ekspor wilayah sehingga memacu pertumbuhan
ckonomi
wilayah,
Komoditas
unggulan yang
mempunyai
prospek
pcngembangan potenslal dari sisi supply-demandtersebut yaitu jagung, ubi kayu, tomat, cabe, buncis, pisang, alpukat, gladiol, krisan, teh dan kelapa. Komoditas
lam yang tidak dikategorikan
sebagai unggulan, tetapi
berdasarkan analisis pennintaan dan harga pasar tmgg1 sebaiknya di kembangkan dengan orientasi ekspor, Prospck pcngcmbangunnya dapat memacu pertumbuhan wilayah. 2. Kescsuaian lahan perlu diperhitungkan dalam peneotuan kornodnas pertaiuau dan perkebunan unggulan.
Jika lahan tidak sesuai unruk pengernbangan
kornoditas pertanian dan perkcbunan (tanaman pertanian Jahan kering), maka perlu
upaya agar pengcmbangan
tersebut
tidak bcrbenturan
kesesuaian lahannya, agar tercapai pembangunan yang berkelanjutan.
dengan
94
3. Pembangunan sarana clan prasarana sena lembaga peodukung pengembangan pcrtanian pcrlu dilakukan berkaitan dengan peran komoditas pertanian unggulan dalam pengembangan wilayah,
Sinergi semua aspek tersebut
diharap dapat mendorong pembangunan pertanian berbasis komoditas uaggulan, dalarn rangka pengembangan wilayah Bandung Barnt rnenjadi kabupaten tersendiri. Pcnclitian ini memiliki kelernahan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk dilakukan penyempurnaannya melalui penelitian berikutnya. Kelemahan penelitian ini meliputi: l.
Penemuan komodiras unggulan hanya mcliputi kornoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan, Untuk melihat komodiras unggulan diharapkan semua komoditas diteliti, termasuk komoditas kehutanan, peternakan dan perikanan, agar hasil yang didapat lebih komprehensif.
2.
Penentuan komoditas unggulan hanya diamati dari analisis ckonomi. Analisis
kesesuaian lahan yang dilakukan hanya sampai pada tingkat kesesuaian untuk lahan pertanian tidak sampai pada kcscsuaian untuk tiap komoditas. Untuk lebih melengkapi, sebaiknya kesesuaian lahan di analisis untuk tiap komoditas pertanian dan perkebunan. 3.
Metoda analisis yang dilakukan,yaitu skoring'pembobotan digunakan untuk menunjukkan bobot nilai parameter yang mcnjadi kriteria unggulan, yang di tentukan oleh peneliti berdasarkan
tingkat kepennngannya,
Untuk
meuganalisis keunggulan suaru komoditas, dapat digunakan metoda analisis lain, diantaranya dcngan metoda RCA iRevea! Cost Analysis). 4.
Data yang digunakan dalarn pcnclitian dari sisi permintaan (demand) adalah data gabungan antara data kuantitatif dengan data kualitatif Data kualitatif digunakan, karena tidak ada data kuautitatif
DAFfAR PUS[AKA
l.
Aladri, 1999, Management Teknologi Untuk' Pengembangon Wilayoh, BPPT, Jakarta.
2.
Badan Litbang Penanian,
2003, Pand11a11
Umum: Pelaksanaan
Pengkajian serta Program Irformasi, Komunikasi. dan Diseminasi cli
BPTP. Sadan Penelitain dan Pengembaogao Penaoiao, Jakarta (Draft Terakhir). 3.
Badao Pereocana Pembangunan Dacrah (BAPEDA), 2005, Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupasen Ba11d1111g, Pemerintah Kabupaten Bandung. Soreang. 4.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung ,2003, Sensus Pertanian
(SP), Sadan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. 5.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung, 2000. Kabupaten Dalam Angka, Sadan Pusat Staristik (BPS) Kabupaten Bandung.
6.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung, 200 l , Kabupaten Dalam Angka, Sadan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.
7.
13adan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung, 2002. Kabupaten Dalam Angka, Badan Pusat Statisnk (BPS) Kabupaten Bandung.
8.
Badan Pusat Statistik (DPS) Kabupaten Bandung, 2003, Kabupaten Dal am
Angka, Badan Pusat Statisuk (BPS) Kabupatcn Bandung. 9.
Baden Pusar Staristik (RPS) Kahupatcn Bandung, 2004, Kab11pa1e.11Dala111 Angka, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung.
10.
Badan Pusat Statisiik (I3PS) Propinsi Jawa Barat, 2000, Jawa Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat.
I I.
Badan Pusat Staristik (BPS) Propinsi Jawa Baral, 200 I . Jawa Bara: Dalam Angka, Badan Pusat Statistik (3PS) Propinsi Jawa Barat
12.
Badan Pusat Sunistik (BPS) Propinsi Jawa Baral, 2002, Jawa Barat Dalam Angka, Badan Pusai Statisnk (BPS) Propinsi Jawa Barat,
96
13.
Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat, 2003, Jawa Baral Dalam Angka, Badan Pusat Stausnk (BPS) Propinsi Jawa Barat.
14.
Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat, 2004, Jawa Barat Dolam Angka, Badan Pusat Statisuk (BPS) Propinsi Jawa Baral.
[5.
Dahar, 2003, Petant Agrobtsms Sebago, ldaman, Artikel dalam Harian Pikrran Rakyat.
16.
Balai Pengkajian Tekoologi Pertanian Jawa Baral, 2005,
Petakan
Kesesuaian Komoduas dengan Lahan. Artikel Pikiran Rakyat 17.
Darmawa, \Vayan., 1999, Prospek Pengembangan Komodttas Pertanian Lohan Kering di Nusa TenggaraBaral, Thesis Magister Perencanaan
Wilayah dan Kota - !TB. Bandung. Tidak dipublikasikan IS.
Dillon H.S. , 1999, Pertanian M11emba11Kf01 Bangsa,
Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta. 19.
Dinas
lndustri dan Perdagangan-Agro, 2005, Rekapitulasi Volume
Perdagangan KomoditasAgro, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Bandung. 20.
Uinas Pertanian Kabupaten Bandung, 200 I. Rencana Strategts Pertanum Kabupaten
Bandung 2001-2005, Pemcrintah Kabupaten Bandung,
Soreang. 21.
Dinas Pertanian Kabupatcn Bandung, 2002, Laporan Tahun 2002, Pemerintah Kabupatcn Bandung, Soreang.
22.
Dinas Pcrtanian Kabupaten Bandung, 2003, Laporan Tahun 2003,
Pernerintah Kabupaten Bandung , Sorcang. 23.
Dinas Pertanian Kabupaien Bandung, 2004, Laporan Ta/11111 200-i, Pemerintah Kabupaten Bandung . Soreang.
24.
Dwi Atmoko Sektiawan, 2005, Ara/?011 Pe11gr:mbu11ga11 Komoditas Pertanton Berdasarkan Analists Kesesuaiun Luhan Di Kabupaten Pasuruan,
Thesis Magistcr Perencanaan Wilayah clan Kota - !TB.
Bandung. Tidak dipublikasikan
97
25.
Firman, Tommy, 1999, Dari Pengembangan Wilayah Ke Pembangunan Lokal, artikcl Kompas.
26.
Glasson, J., 1978, An lntroduction to Regionol Planning, 2nd Edition, Hutchinson.
27.
Hadiwigeno
dan Pakpahan,
1993,
Idcntifikas! Wtluya}: Miskin d1
Indonesia, Prisma 3. 28.
lsard, W. 1960,
Methods of regional analysis: An lntroduaion 111
Regional Science. MIT Press and John Willey & Sons, New York.
29.
Jamal, Erizal., 2003,
Siapakat: Yang Disebut Petani {111?,
Forum
Pcnclitian Agro Ekonorni Volume 21 No l., Bogor.
30.
Musher, A.T., 1966, Me11ggemkan don Memba11g1111 l'crtanian, Syaratsyarot
JJokok Pe111bang1111r111 don
Mademtsasi,
Tcrjcmahan, CV.
Yasaguna, Jakarta. 31.
Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonom! Pertanian, LP3ES, Jakarta, Natawidjaja, R. S., T. Karyani, dan T. I. Noor. 2002, Jdentif/kasl Semra Pcngembangan Agribisnis Komoditas Ungg11/an di Jawa Baral, Jurnal Agrikultura 13 (l):&-17.
'.\3
Peratuan Pcmeri ntah (PP) Nomor: 47 tahun 1997 tentang Rename Toto Ruang Wilayah Nasional.
34.
Peraturan Dacrah (Perda) Propinsi Jawa Baral Nomor: 2 tahun 2003 teniang Rencana Tara Ruang Wilayat: i'ropinsi Jawa Barat lahun 2003.
35.
Pincus,
Jonathan., 1996; Konsep Pengembangan WililJ-Oil Berbasis
Agrlbisflis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani, forum Penelirian Agro
Ekonomi Volume 21 No I, Bogor. 36.
Riyadi, D.S., 2002, Pengembangan wttayah. Teori dan Konsep Dosar,
Prosiding Pengcmbangan Wilayah dun Otonomi Daerah, Jakarta. 37.
Siregar, R., 2005, Arahun Agroindustri du/am Otonomi daerah di
Kabupaten Snnalungun, Artikel Sinar Indonesia Baru.
98
38.
Soemarwoto, Otto., 1996, Analsts Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. 39.
Solihin,
M. Amir., 2002,
Evaluasi Keberlanjutan Usaha Tani
Hortikultura di Kecamatan Lembang Ba11d11nJ!., Thesis
Magister
Perencanaan Wilayah dan Kora - !TB, Bandung, Tidak dipublikasikan. 40
Sugandhy, Aca, 1999, Penataan Ruang. dalum Pengelolaan l.i11gk11ngan Hidup. Gramcdia Group, Jakarta.
41
Sujarto, Djoko, I 999, Pengembangan Witayat«, Planologi, FTSP ITB.
42
Suripin, 2004, Pelesiarian Sumberdaya Alam Tanah don Air, Penerbit Andi, Yogyakarta
43
Tarigan, Robinson,
2004,
!\ko11om1 Regional. Teori dan Aplikasi.
Pcnerbit Bumi Aksara, Jakarta, 44
Tarigan, Robinson, 2004, Perencanaan Pe111ba11gw1a11 Wilayah. Pcncrbit Rumi Aksara, Jakarta.
45.
Tim Pencliti
Fakultas
Pertanian
UNPAD, 1997,
Laporan Akhir
Pengemhangan Komodttas Unggulan Tanamun Pc111gu11 dun Hortikulturu di Jawa Barat Selotan, UN PAO, Bandung. 46.
Tim Penyusun
Kamus Pusnt Pembinaan dan Pengernbangan Bahasa
(Cetakan Ketiga ). 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pusat
Pengcmbangan Bahasa, Jakarta. 47.
Todaro, M., 1998, Pe111ba11guna11 Hko110111i di Dunia ke Tiga, terj. Haris Munandar Ji lid 1, Pencrbit Erlangga, Jakarta.
48.
Uhi, J l.'J'., 2002, Anaitsts Alih Teknotogi Pertanian MasyarakatAsli di Kabupatcn Sorong, (www.rudvct.lripod.go.id.). Diakses tanggal 19 Juni 2006.
49.
Vandasari, 2005; Analists Kesesuatan Lohan Untuk Komodtius Pertuuiun Dalum Pengembangan Wiloyah, Thesis Magister Perencanaan Wilayah
dan Kola - JTB, Bandung, Tidak dipublikasikan. 50.
warpani, S. 1984, Analists Kuta & Daerah. Penerbit ITB, Bandung.
99
.._ 0
...... ;;
..
.~
1
100
e- ti) ("') 0 ,..... q' q' 0 m e- lO 0 O>OlO,..._V,..._O>O>MNM~
-
v
'q'
e-
0 C'i ~ (I)
~ ~ rlVCDN DOON....._ Cl:la:>(()OO,.._~O>C"'>OM~Or-Ol
v~ cO v,..._-No C'i ID N ai v- aS ---N ~
-
"1:1' ~ ,.._ lO-<'>
0
z
"If IL') "r" e- N --O>N
CO
(I')
IOI Lan)piran A 2 Tabel Pem.imb~an Produksf Komoditas Penanta'\ can P~nan Bandll'lg aarar No
Komodltaa
I
Kelo•npok Pad'J Pad1
2 3
Kel<>mp>I\Palaw1f3 Jagu1.g Ub1 lrayu
Pertumbohan Skorlng
Pl'C>dukal (ten)
s.-ngsarat
pertabun
'""'
<'003
2004
Z164~.oo
2103?3.(lO
:nsea.oo
34577 00 5731100 '3tl73,00 1()40,00 1126.30
52639,00 1'800,00 881,00
's
Ub1plar
6
Kaeang tana)\ Keiompok Sayuran
11C2,IO
7
ro•1.eo 1002,00
MJ'J, 10
9
Ba•.vangdaun Sawar1g merah K1.b1s
23SE5-80
22399.60
10
Tt1m:'lt
11
Cab<
12
Xe:ntang
3117300 10816,40 6559,70 125C'6,60 3564,10 ;301.•o '353,30 8391,80
~126,4(! 18'33,00 8'43,20
a
K'°'"9 k•de!ai
13
s.,..;
14 15 18 17
Kacang panjong
18 19
WO
Buncis rt1ung
Ketlrnu• Paprk
1036,00
1,79
sMan9
sedsng 8.88 ied1n9 -.S.7~ f4!nda;h 18,0S th~J 2.20 scd
7,3' 0,41 -6.5•
6.01
s.edeng Sfdlng rendah S.tdtl'\g
69.•a
~250)
tinggl ttngg1 tinggl 20,30 llngg1 l,!>U Hciang 2.21 1ecSan, 0,52 sedan;
30134J 3800J
15, IS
tl\QOI
'8' 107,00 i87t,OO 1$<99,00 eg()83,00 25130,00
267824 03 9'01.03 24195.00
47,71 21,41 :.ti, II 38,07
•"'91
'6,00
:18 Oil
,8511.'°
330.00
15"82.20 •31'
,II()
741; 2')
1383.2)
33,2Q 20,f''
5,43 udan'
Kelompok Buth
20 21
Plseng Pepaya
22
RatmUlll'I>
23 IAIP<Jlllt 24 01.1nan
125
SUtwt>fry
9$35400 2$40,00
1~g~
'"'°'
t11~g1
.aS.49 rtnoah 769 sttJang
K•I. Ton. Hla•
~
0:.td!OI
27
Kn.sen
1~ $t(lf;p ma1am
17g 30 )I
Gerber• Anv~t1r Tanam~n Obat Jatle
$01900900
g~'°°.oc 2:'925e1,00 mro·•.JO
47990000
15127437.JCl
1376a&.OO 51438.00 23774 00 40l3S.OO 4200
LOO$
nisa,:JCJ
Ktnc.ur
1•m.:io
Jo
Ltmpuyang
36 37 38
Kej1beb.ig. Kel Perketxlnan Karet Ttn
39
Cacao
41)
.,
42 43
••45
CengkGh
Aren Ke•a:>a KOj>I
46
Kapok Kapolog• Ktmiri
47
~.te'inio
48
L⪙;
49 50 61
Sereh•J1·ar91 Van iii
.Phang
253~'.00
1081650,00
32 33 3•
K1,;n~d
13105008,00 23134030,00 21$3$26,00
250226,:KI
45,JCl 298,JCl 1504,91 ll2 27 3;'4,53 66,36
12.4.,8~ 798,70 215.4C 16,&Cl 22,40 6,40 80.39 8,40 30,27 2,15 1,2S
300,00
1544,91 145,84 37•.83 47,04 132,0ll 950,78 212.49 11j.Q)
22.:!9 3.C2 800 3.«l 31,CO
2, 12 1,$7
101, 16 132,40 .22,&
t.nggl rendeh
11,8\l
uo1119
tll'IQgl
.s~.63 r<'ndal" .00,9) .n,33
re1'da?' rtnd•t
el.13
t.1n9g1
-03,69
rend et tt$Ud&I
~.61 U,~/
2.6l
• ;)< 71
0,00 -29.12
UC
·.~
19,04
..
0,00 -0,04
5edang
st.,an9 lln9;I seding rendah
et:dang ttnggi re.ndah
sccang rtnOe'!
25,31 •ngg1 39.59 fing91 0,00 sedan;i 1.41l ~e4'ang ~1,d9
rendah
57.60
bn9ijl
!02 LamprranA3 T abel P.rodiJl
Kcmoc('bls
NO
1
K•lompokPad! P<:1dJ Ke!ompc:k ?-al3nija
~
!Jagung
3
Prodvksi
Lu.u
"""' 2004
1a11 .. !hal 2004
ea~at
Procluktlv!W (ton/ba) 2004
Storing
220323.00
~ss~.oo
7,21
™ens
34.577,00 37 311.{iO
2341.00
Ub1ka)'U
14.77 38.44
tlnggl tinggl
4
Ublja:Or
13.073.00
5 6
Kacang. k::edelai Kacano iaoab
26,75 2.00
Stdatl~
3,26
seda°'
1.:>4~.00 , 126.30
K~lompc:* s.~yur~
7
s~ng
6
Sawang mcra, Kubis
9 10 11 12 13 1'-
d;)tJl'I
lona1
Cabe Kentan9
Sawi K3C3ng p3r,jsng
15
Bun~
16 17 16 19
ll!'f.Jny
Ket mun \Vortel Paprika
1'91,00
tinggi
8.532,10
sm.oo
1,60
$~an,
' :)31:).~o
61.00
22.39MO
~.00 574,00
12,80 58.'8
tinsgl tinggi
34.126,40 18.433,00
59,45
tinggi
1354,00
13.61
tinggi
8.7•3.20 15.782.20
69C.OO
22.87
tinggi
4,311,EO 1 •11:;.o i.383.20 6420.00 3.013.•0
441,00 592.00
s.rs
sedan~
12.53
tin99.i tinggi
3&),(0
267.514.CiO g 561,00
moo
ac.oo
2?.:,00 127,00
v:s 17,29 211.'3
tinQ;;l
tmg91
23.73
trnsgi
7,00
54.29
tingg:i
il>'...S7Qa00
0.25
rencah
7757E.OO 1194t.OO 10259C,OO 407(,00 1.00
0,12 2,03 0.93 0,65 4,00
SJ475t.00
24,51 46.96
)(elompck Buah
20 21
Pssan_g P~paya
22
R;:ift'lbJtan
23
~uh'
2• 25
Outlan Strowbory Ket Tan. HJ.as
26
Gladicl
27
Ktl!ian Sed~f. malarn
26 29 30
Gctb~ A.,)-ehr Tan.aman Obat
31
!Jane
33
Lacs Kencuc
34
Kunyit
35 36
Ler,pu)!ang Kerbel1ng Kel Perkebur.an
37
Ken:t
38 39 40
Teh
132
.,
Cacao Cengken Aren
42
Ketapa
43
Ko:>I
44
Kapo~
45 <6 47
Kaj)C!aga
48
49 50 5·
Ke·tnin
24 195.00 95.354,00 2.54->),00 23,00 13.105.0(B,OO 23 13< 033.00 ? 1S...l5?S.OO 2534 597.00 419.SG),00 1 3?5..865,00 5143!1,00
49260C.OC 13003C.OO 130S700C,OO
~.00
sedang sedanQ
onsg1 tin~i fin'~'
16,56 0,19 10,00
reneah tingg1
1.25
sedang
se-oa.ng
600ll:;.oo
0,06 2, 18 0,00
ren-dah se.dang rendah
23 774 00 40.335.00 42.00 303.00
398710,00
tt!J.00
214
sedat'lg
1.544.91 145,04 374.63 47J)4 i32.09 950,78 212,49 15.90
1'71,3-1
1,05 0,09
sedang rer"".dat:
0.62 O,OS
sedans
22.39 6.0:>
18486,00
1562.00 600,94 516,02 403,/1 1357.92
"47,59 35,00 26,56 23,99 276,50
84.30
Se~rt.vc:ng
31,00 2;2
~15.00
1.97
398
Pinang
seden9
o.~1
1097597,00 101' 13,00
M~linJ? Laea
Va11Hi
renoah s.edans
s.~o
..
8.50 5.25
0.33
rendali
renda~
o.•o
secfang
O.H 0,48 0,84 0,33
tendat cendat sedang
rendat
0.30 0,99
f*lldAt
0.01 0,40 0.49
sedans rand ah rendah
1e11C11h
103 :.amp{r&nA 4.
Taoe1 Potensi Ek.spar Komodltas Pe1ta.nian dan Perkeb1..lnan SandLng Sarai tanun 2004
No
Komodltas
Produksl KBB(ton)
I
2 3 4
5 G
Padi .agung Ubl kayu Ubljalar Kacang «"delril
1
K~cang tar-ah Jumlah Bawdfl9 daun
B
Sowang meren
9
K"blS
10 Toma1 11 ca~ 12 Kentang 13 SavA 14 Kacang gan)ar•g IS Bun els 16 Tc rung 17 Ketlmun 18 WOflel 19 Paprika Jumloh
20 Plsang 21 Pepaya 22 Rambutan 23 AIP<Jkal 24 Du1lan 2S StrawQtry Jumh•h 26 Glad1ul
27 VJlsan 28 Sedap malan-
29 Gerbera 30 l\nyel r .Jumtah 31 ..iuno 32 Loos 33 Kt:HOUI 34 Kunyl: 35 Lcripuyang 36 KeJbell~ Jumloh 37 Kal
220323,00 J.4~//,00
57311.00 13073,00 10~0.00 1126,30 321450,30 e632,10 1036,00 22399.60 34126,40 1fl.433,00 8743,20 15782.20 4311 00 7417,20 1383,20 8425.00 3013,40 330,00 132034,00 261624,00 9561,00 24195.00 95354,00 2640.00 28.00 3gQ402,00 1310S008.00 23'1340JO.OO 21~3526,00 2534597,00 479900.00 41407061,00 1316868,00 514:)(),00 23774,00 40335.00 42,00 300,00 1492757,00 1544,91 1~5,8'1 374,63 47,04
650220,00 ~~,~~.00 13$466,00 3C443,00 1115,00 2900,00 &11370,00 30028.60 40516,00 26il911,90 91884.00 1(1433.00 261389,20 78373,60 7877,30 1€148,20 1758,10 15233.70 76056.20 380.00 000780,80 632~95,00 4C248,00 30238.00 234180.00 12556.00 28,00 QS4845,00 13100070,00 23134169,00 2245615,00 2538400,00
'7WCO.OO 41505154,00 155«34,00 831C7,00 92216,00 1•1n6,oo 16271,00
aecee.co
1913942.00 1544.91 3075,50 374,63 1228,86 SEJ 31
LQ
0,9'1, l (
1, 1<
1.20 2,80 1,0~ 1.~ 0,18 0,57
2,56 6.P.6 0,23 1,39 3,81 3, 16 5,42
DIR
ba~
~ed:;,"lg
i73
b.lslo
tinooi
00"'5
seda·1g
noo basis noo basis ba$J$
sedang sooang
(874) 313 (1804) 1.534 (8~9)
1.753 1.530 2.574 2.'270
0,2i
(450)
1,01 0,51 1.91 0,9i 0,50 2.39
(3.320.024) (11.010) \209,877) (1.4-08.552) i109.700)
.
2 (3.09Q.661) 11.0021 (139) (9~ O~U)
(3.803)
.
ba•ls
tliggi U'QQI
basis basis tasls non basis bHll
tmgg1 1lnggl tln~g• sedang llnggl
tJwi~ non IXl91B basis non basis ""'I~ ta•I•
a.dang 9ed9110 sedang sedang sedang 110001 •edong
tasl1
stdang
non basis
ta&IS
.w... g
non t:asis l;asls b
seoang
ilaSIS
sedwig •ed;;rig GCd~Q
3,1E)
(28) (14 680.141) (11719)
0,15
43
n.on basis
3,16
(26)
bOGio
0,12 0,72
47
non basis non bi:lsho
0,5:'
10,50 8.40 31,00 415,00 5,25 2,12 1.97 16,48 Pinarg 1'319,31 35e2,87 Jumlah Surnber Band
sOdang
non bass non basg basis basis
466,.SB
84,3<)
t110{)1
non basis b83is
I~)
o.o·
1,4i
fii1QOI
mi ....
0,00
0.87
Mel1nj0
ba$0S
0,3i
1,14
0.79 0,33
0,49 1,21 2.25
47 48 49 50 51
basts
(101.693) {H264.287) (21.035) 8.300 (2&0.377)
211~,94 136$,96 44.00 :;1 .50 ~0.99
Kemtrl
non basis basis
2.90
1,00 1,00 0.00 1 00 1.00
1koring
(94)
923 2.964
s,ga
Pot.anal Ek•ror
sCdang sedang t•riggi ringJl
('0,268) \3.TO;) 5.983 491
132 (373) (1689) (2) (121 1
46
132,09 S50,78 212,4\l 16.90 22.39 8.«1
Produkol {IO!l) Kab.Bandun9
ba•io noo bato non ~Is non bas~
oasis non tas1s basts basis
sedang
tln~I
sedMg
~edttt•g sedang sedang
&edang 1110.1 1.ig~I tn9;11
scda1111 stelang s«1ang s«1an9 sedang tlnggl
non basis
sedang
(f.\lJ)
basis
"2.53
(62)
oasis
0,24
(39) (S)
non bocitt basis noo tesis
!'.Hi(lno ti~i Ged~ng
1.28 C.24
0
sedeng sedang
104
.,"' "'~
1' % < z
" ~ !!'. ~
z
~
ll
""~ fl, ~
,.~~ l-JL-4~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~-;~ " r
.
~
!
"''1 • J
1 2.H_ .JU !l1 111l HHlHlHHJHHd~HhLnHH1hlnhltHJ t .• • 1 t .. r.
~
~ ......
"::I ~
f
l
~~
.....
~....
~~:::::~~:.~·::
~;:.·~~~~
:<:-.r:ii::11
;1~:::1~'11•
t
,,.
I Hti.. ~
;.ltftli':<'•rtii•t,;·t~a:;
i
l05 (.unJ>irnl A f\.
Tebd l\'tJiomhn l'etano Tuhodlp Komoditts Pm:in,.,,llmilng lbnJ No
i(o»Qdfbt
J..W.
Satori.QC
Pttaol IOnllC) J
Ktlumpol l'lldi ""'11
IOSlSl
lllJ'jll
Ke~>mpot
2
'
j
;
~ 1
l"41Ul'l@ Ubi.,_•,'\I l!bi jal:E! KllWlC ked
8 9
ea,,-anv mcTah
IO
Tmat Call<
II ll tJ I• ll
,,,
K~iti:f
22 lJ
Af..,Ul
24
l)urbn
se....l>n)
28
t
29
(iort)m
~()
Anycli~ Ktl, Taa. Obat
"
,__ '"""
JS
)6
4669
l?
rn
-OS 2•
...wig
111"'1 raidlb
J.-J 2' 16' "l04
rallllh lnb>j; >odool$
ral
69
nndlh
l'M
~
•cw
""""'
l06
-
LlS2
S
Cenp;.ch
2:(11}
lDQll
~J
•W<
Kcoew Ki.a1yd. l.m~ Kejillciq
10
S7'l 26 lfi>
12
.. ,
Jl
fCcl.1pa
i.m
JJ
Kopi Kopol; Ka~
l.«>O
J7 ~8 J9 50 51
""118'
lll6 IH C.SJ
(;....,
..,,
1a.W• f
JI!
J9
.14
;
J>$11
Kam T•b
•S
..•
._
...sq
)8 .IQ
""'tll'Qi "'IJ!
9102 '28
t
•iw ttn
K"'""ll !"'?"'$ BW>:u
(\;pt~· R1111bWn
l)
l'N llZ8 1?7'1
~
l""""1
14
IAS91
"""'
..... 11\l k
IS2 l»-1.
20
32
rrio 119)
56,,;
21
27
JW
~I
...i..is
Tc11.11ar Kc:tlroun V.'orttl J'lprib f
~6
5141
1110 2.119
l(erf.q
17 18 l'I
lS
9)'Jl
K'"iri Mdmjo
Loo. Serc::h\r.vip Vnnili
f'lnullt
HS 11 100
2SU .t&
·~
)43 l3S
~
1aJIJll1
Rn
""""
·~· l~"l
nndah
uooab ~ lOt'.81
,.,.w, ..ding n111!oit
r
106 Larnpiran B. Tabel Jangkauan Pasar Komoditas Pertanian oan Pe'l<ebunan Bandung Baral
No
1 2
o 5 6
7 8 9 10
11
Komodltas
Kelompok Padi Padi Kelompok Palawlja Jagung Ubi kayu Kacang kedelai Kacang tanah Kelompok Sayuran Bawang daun Bawang merah Kubis
Torrat
Jangkauan Pasar oomestlk (Rp} lntemaslonat (S)
167.072 000.000
647.318
597.500000 2.295.000.000
12.395.390 52.592.592 538.482
.
2.400.000.000
.
Skorlng
tinggi lingsi tinggi rend ah finggi
209.863 27000.000 3 205 000.000 12610000 3050000000 1.412.000.000 5.~0.000 000
8.658 70.516 7 267 032 55.249 453.435 8.798.941 17.887 1 828.444 174.442 106.239
lings• lings1 lingsi tinggi tlng\ji tlnggl sedang linggl tlnggl tinggi tinggl
Ca De Kentsng Buncls Terur.g Ketlmun 1.100.000.000 Wort el 4:>75000000 . Paplika 467.189 Kelompok Buah 778.506 linggi 20 Pisang 180.000 000 . 1.301.371 sedang 21 Pe pay a . 117.336 sedang Rambutan 22 765 \Jnggi Alpukat 38.000 000 23 . 15.640 sedang 24 Durian . 95.050 tingg1 St1awbel'j 25 Kel. Tan. Hlas 2.670739 Tanaman Obat 1.843.398 1.247.396 unggi 16 639 000 ooc 31 Jahe 318.328 tinggi 34 Kunyit . . rendah Lempuyang 35 109.154 :inggi 36 Kejbeling Kel Perkebunan 57.455 tinggi 37 Karel 116 017.806 tinggi 38 Toh tiriygi 14.385 000.000 201.700.550 39 Cacao 16~037 087 sedang Cengkeh 40 39.431.033 sedang 42 Kela pa bnggl 294.094.392 Kopi 43 1.139.800 l!n9gi 44 Kapok sedang 1.365 46 Kemiri sedang 438.207 47 Melln[o 34.655.993 tinggi 4S Lada rendan 5:) 10.640.698 Van iii linnni 41.613.991 Pinang 51 Sumoer: Oinas Pertaruan, Kab. Bandung: d111as t'ldag agro Jabar 2004. BPS Jaoar 2004 12 15 16 17 18 19
. .
.
. .
-
-
. .
107
..
·.... -
......,
la:>e!A~fi& Pe.'Tloo~:in$1& S.JrJ~Kt~
f(f400111.ot.J'ad1
'
..,.,,. ''•
Kd~liiial'iP Ubi k!)•J
e
s
,
1
;)bl jtlilf !(.»,'1""1~1
~:t~'Ob'l!lli Kolo~kSa~ 3f,vinlj Ofl;"i
°91Hf'l:!l;jm~I!
' 12 " ...... ~,,4~"0 i(~
:n
T1lrm!
C..Oe Ktn1:t·1;
.."te .....
1S
ltr.irq
"•.•
~11·1.n
>J
J'lsar:J
",,
~ep:l~'C.
22
"' 25
~
,. !I
'IVOn:tl ?Ip(!~
K•lompukl!lu•h
~mtll
~te,. Ket To.11. KiH Gl:idi)i !'(1-·
.
:>_ada:i ma~n.
., " "" 3' "" 3e " ::s i:-> 1!J
~
Arr~...-
Tair..11A.00blt J::l!t
31 ·ll
KfnO.lr )\cny:: .i.effi~Jy9"1:1
f"i(l;UXl"l K•I P•rlo.tbumi" !(ll)~
TM
...
,,"
~.ct!!1'-":I"
~
'<;llfl'.Q:.)ll Kt,"llti M~ri~
5et$'1w:.t'O•
Pett1ln.anaan:!111
. ,. •
,._.,, •
,.,_,ksl N
•
. ... ' , -.. ~ .'
e~~
' ....... ' ' ', "°"" '' ' a ' ' ' """" '' """"' '' ,,' ,_,,.. ' tticcl 3 z s """~ I ,' ,~, 't ' , , ....,.... z,' ',' '"""" '' '' ' ', e , ,' "''O ...,.,. ,,,... ,, ' '' """" ' ?~ere ' '' ..., ... ' ''', ...,,,., ' ' '' l
4;ei;•-.;
l
4sec~ 11 re.-.cel'I
\,f'OOi 1~:."(I
fll'nd'" 11md:!tt
,_
tl';i~I!
~l·c;d
0 3
1
~ rel'deh !!~¥(
1
i!ll»i
-
3
t~~ f~lClln
6i~I
J
2 ong.;il
1
l
tt:u:'ah
~'\:rp
ro.ic~ll
3 ? 2
#'C..Y.Q
?~:ir.t 4 S;('Oa('\ ''C(i!rt; 2111'1QW•
l
1ni;-;1
4 hl"(j\jl
l
4 l!'I~!
3
Gi~I
l l
·~:'l«ih
t(•;;Gi t1W
4~~11'1
'511iOGG! 6b•11.11i
3 3
l
' ,
Jt~'-"'11
·-~
l
"""'
2 2
"'¥9
:neg:
' """'" '' ....... i' """"' '', 1rw ' 'e!li!an \r.Q,i ti'(.d
3
!r.~
!~l,)J
"""" """"'
--· h!!\(,htl
,' l
''
'
''
J
6 rord:ih
2 ref'dal'l
2~•v
6~8")
.e'F'W 6Ka-~ 41~ei C~3i) t W'((;I
e r11n;:oth
7
f!ll(lJh
ren&r.
'
41ilf'IClll
4 'et'S!ill!I
ltllclJh
.'
ti l"'•'d~h 4 l'eNJ~
~l-s«<''Xl
-
'
ij
f.Cd:I~
tl r.!)~! t1 IY~· J ll(Qg>
.
"
6 iiedl.g \i !t"OO 6 ff'c»'
',' ' ''
$ l(Q)
J
hog G 1r'9
'',
Git-ca., 61f°Qd'
'i
9 tr!»
? f,1)¢.)llQ
b-1.o\l ' '""' '-. s 9
i lt'f:Co!f• IUll!;tl:
I
,, ' \
'' , ' '''""" '' , s ,' ,,,.., '' ' '' , ' ' """"' ' '' , ' '""""' e~~ ' '' e. ' ' '' 3 s.~,, ' ' !I s.iO/rtO 9 \It~~ J ~d::I"'
.
'>'
I '' *"di:!~ "~~ , , ~ ;., , ..... ' ' J
s
2
s
'' '
ll"W> $l>'W
!Jl~-d.ot;
J
} i'(ql
J
-3~~
1 l
',
,., , ,' ,
llft'r.d
l
1
~ nf'rlct!
Ii sed~llll ~·cn1th •'.Td:i.'\
3 3 3
~ r;e.J~ng: J.rtn:111'1 $ rern-.i : Sl::l~fl;
£ 1,!l::l11n; !$ rm:l~i
7 1
,,((trj~,
1
':· rcrd;;i
~l'ilc'l~ll~!
9ot!t!I J-..rnbr.f'l'(ldll~ =? r:t$'1U'!'O~"'la~f>IOOJ<&I :3 ?100.kli•IS~ •5 PO:l\1'1,: E~~I
P~:~.:bl'?cur•
-!1 : 4
N
R
~1..a1 :b.::bo!
N~l
Tin:;s:I Sodaro-= Ren~~=
~-
n"t1G•-= S(o;lffll: .. ll:'t~!i!I~
~.;;
•,O
tC~ll'i
'
1~ re:;i:oall
1
'5~1al1 15 ~~:bn
I
'10tl'lilill 1n rnn.1'11'1 10:t?fl~h
~:,~,,
.r..;.;;.;~79 <'Z9
t~·~~..01! 1~1~ l~l~ll 1e1~
Hi•~ll
5
1~
tS.t~
5
'' '
3
3
3
5
2
1t>.tl~
5
rr.c!A.•1
; 5 5 5 5
111u}
3
Hi
5 5 5
3
·-
1
12
·12
"• ".." •• n " c' " "" "".." "• "" "• "' •• ".," ;i
$
52
8
"8• "" ' ' 2 ' ,. ·' • ~ '' ' '' .....tot. ' '• ' ' ' ,. ' '5 " ''1 •5 "' .......--"'. 2' •' •,• .,,, , ; ,,' ' ' >? '' '• • ,." ' ' ' . ''I •'s ' ..... '' '' "a' ,.",, ; '' t•t.W. ' '' ' "t!l 1' 5 """'' ' ' ' ' ' ' ' !' m"'• • • ....~.::.i,.... '• •' .,,",, ' '; '' .., '; '' ,,' ,. ••3 • "' • " : ''• ",", ~1 3 , 1~· •• ' '2" • ,,' ,.,.. 3 """' '""" ; ' • ,,•' <5"' ,• '5• " " •"4-b ' '' ·1 ,, 3 ' ' ..,... >' " '' '•' ''' " 3' s ,,'
:e.-..~h iO l~t l:>ijgl i.c;¥....,h ~Sro~ll ~!)
10lS!'IUll
~ leMal"o ·10 rt
10 tll!,)(li 5~rd11h 10f'-""1!'1i\
I
I
t11e;i;i
t> rro:lalt 5 1efkbh 10 l!\:KJ1 <,O ren:bl'I
~O 1:nt<Jdll
' '
'' ,''
•• mw ' • ... ' '•• ' "''.. ....... ·' '' , sa .........,,. '' '' ,,' .t; ....... ''l •••• ..... •• , ~ ,....., .,... .; ' "" """" ~. .. ,' '•• > " ' • " ·=~:.ii ' • • ,,'' .mw .... , •'
3'
S!m;J;ii '5 rental!
''
' ' '' '
a
_,, T"" .... • " "' • '. .... , • " " ~nelan
.
t~~ll !~ ii:9:1
'' '' '5' '' •is"'" ' ''
' '' .
0 fllt'\1~!1
J
s s
"
' ,, ,.,,. •'s s 's *u1 ,.,,.,,, '' ' ' '' ~o
~ llt:d.311;
'
.._
Pm1111
rtochAtiYitn
,' :?lse(a:i~ 3 ''' ' ,,'"~ 0 1 3 , ' 2t.Kc.,11a ""' 3 ! '' ' '' 2' rercan ,... ', 3, '
l~ll~h
";.ll'Q
l l
,
~l&~ar-; 2 ref\dan
eara
') "'l!llclli
51'il>li1Ji I(} !;r;C))i
5f"l~I 5 '9Rl |
-5 !il'\.'Ui !!~!
10 'el'Jla .. 5qi .3 ·eni:1:1.i
'""''
1
-
5
J
J
1<'llll~
:;
12
,.... }Sol.
J]
1otlc11
-....
••
1-ua!tol•
r.M111
I
l1
1(
I I
-
ln't.l!I
1
..
.
"'~¥!
' 1
l<
~Ul,UI
I
1 '
"!IY:lt:I ""'·l+.
,. l5
108 laimpir~n C 2. Tabel A.'1a!i6is Pemboboton $$.Demand Kum!>di!ag Pttr1anian d~.n P~1kel;lun~ 8;,rd;.1"19' ij.;,r;it
No I
Komod#Qs Kelompok Padl Pa~I Kelompok Palaw~a
•
•
N
seeang
2
2
4
2 2 2 2 2
4 !ir:gg1
2 2
2
'3
"'•UOJ Ubl~ayu
seeang
2
!).e$~og
2
4
Ubljal&r Kaea.rig~&1a1 K.a(a~ ta.nah Ketootpok S•yuron
rendah S«1.a09
1
5 6 7
2
a 9
10 11 12
Oawa.19daun
1endah
1
ea·.. ang merah
sen::fah
l(ub-rs Tomat CSbe K.ent~1"9 Sawl
Seda~
'
~
4
sa::lal)g
i
2
...,.ng sed.aog t!ecltll'.g
2 2 2 2
.
2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 $«Sa1ig 4 !ll'!ggi 4
1ef'ldah
.
16 TeM19
seoa!lg
2
17 Ktt!mun
Ctll'Y.t!h cendah tendah
•• 19
6V!!¢1$
\\'one! Peprtk.B Kelompok Suah
1i&:ltH~
·, 1
20 Plsang
sedang
2
i
21 Pe{)aya 2.Z R3(l'lbUt8"! 23 Alp.;tat
sooang
2
2
fe~at'I
fC!'ldah
1 1
Du1i3n
fOndlh tondah
1 l
2 2 2 2
fi.n;gi 1ifllgl 1f0i;Jgi
3 3 3 3 3
.2
lltQgl 1endal"l
J
•OO.ng seeang
2
Kun)'ll
35 Lempuyang
1cndal"I
36
1er'ldah
2 l 1
2 2 2 2 2 2
rend(lh ll.f'\191
1 3
2
"""O<J sedang sedang 1i.fltlgi lfrggi
2 2
2•
25 Slrawber:t ~6
4 lir.ggi 2 ;cndah 4 seoidah 2 teldah
1endah
'
Ket. Tan. Hlas Gta!iol
27 2S 29
Ktisan Sedap malam
30
All)'t?f-
Ge(bera
lirggi 1if'Ggl
2 2 2
2
Perturntxihan
1e-~ah
2 1
13 14 K•<arg palj•r(l 15
.
Ukuran P•••r
re-cen 2 sedang
re-"'1an
N
"
••
J•nol.au•n l'\.nt'trll N
J tir.gg1
3
5
15
3 3
,3
9 9 3 J
5 5 5 5
1~ 15 1(/
28
tingg1 hnggi
J 3 2 3 3
1~
5
15
Z' 'it:
3 ungg1
~
6 hngg1
3 3
5 5
"
zc zs
~
s
1e 15 15 15
3 J 1 1 3 J 3
5
1!·
5 5 5
15
26 22
5
12
5 15
20
5 5
15
22
1~
3
I~
20 20
3
5 5
3
5
1 1
',
.'1,
J 3 3 3
3 3
3
lingg1 ti~gi rendah
3
U'IQQ!
6 9 J J
tlnggt linggi
1 1
3
2 seden.g
2
3
... tl~!Jl d re-can 2 relCl'al'
3 1
3 3
1 2
3
1
-·~
2 scdaig 2 re-'ldah
3
1 1 1 1
1
2 1<>,~ah
1
6 sedaiip 6 :ir,ggi
2 3 2 2 2
& sedaig 5 sedaig 6 scd1'·'1g
v
3
3 J J J J 3 J 3
4 ciewah 2 r«tdati 4 re<;Oa.h 2 ffSIY.l:at\ 2 r~ah
••
1
~
4 rt-.'1Ctah
"
Toto! Skor
11ngg1
reMan
3 r'enduh
J J 3 3 6
tinggi
11nggr ung91 tlnggJ
,3
• J 3 6
3 3
3 linggt 3 U~gi
3 3
6 5edang 9 M
,}
6
3 3
6 Sed.a11g 6 stdang
Unggl
tinggi 11nggl \lnggt
5
""·1E
22
25
12
1~
z;;
15 •5 ,.15
ze
5 5
15
15
23 20
5
15
2()
2
5 5
10 10
22
2
2 2 2
5 5 5
10
10
22 22
10
2'
6 ilnggJ 3 r~nd~h 3 rereen ~ ll'l!91 3 rereen 3 unggi
3
5 5 5 5 5 5
15
'El 10 12 28 10
3 3 ,3 3 3
3 urgg•
3 3 3 3
3
9 ti1~.~i 9 tit~9i
3
s
3
3 3 3 3
lnggl
sedang
22 20
25
T1n1n\an Obat
31
JaM 32 tees 33 l<e11(V.
34
Ke.;be!IJ'!Q
l
Kel Pertebunan 31 Kgire1
36
!eh
39 cacao 40 Cengkeh
41
Aren 42 Ket:ipa
43 Kopi
44 Kapok 45 Kapolaga 46 Kemiri 47 M:cli1ij.:1 49 t • ee 49 Gerehvt0nsi
~o Vanm 51
Pln;ing
2 3 3 3 1
1"1ggl 11:1ndah n:rn:l~fl hriggl ""191 1endah rend eh
'
3
a I I
'
·~l\!"'91
2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2
2 2
5 S«IO'l\) 2 te"d3h 4 1e"l:::1&h
2
3
1 1
3
~ 1mgg: i re"ldah
3
3 '3 3
2 1e"d3h
,
re!'>dah
If unggi ~ 11r.gg· ~ lirgg 4 1elldah 6 1irg91
6 lirgg:
1 1 1 3 3 3 1 3 3
N
a
'3
3
;
9 tirggi 9 tif'Ggi 9 lit1Q9i 3 n:nd~h
1 3
5
5 5 5 5 5 5
2 liryg; G rol"ld~h 0 !\ed3flg 2 &edang
3
3
9 tifwi
3 2 3
1
)
3 tfr\19i
3
s
2 2
3 3
6 iinggi 6 m;:ing
5
2
~,c:d...')nQ
~
3
6
bq;9
3
3
6 tlrggi !) lif'199f
3 2 3 3
6 ~l.!;;1·19
z
11:1fl'Jl=h
2 1
Ke!cr.lng~l'I
Bobot: ll~ur;1n p1pr P~stu-mb\!Nnp:'.3,s:tr Jal'\gkauen pasar
3
-Ntt1. Ting9I • Sed~tlQ• R11nMti:
3
·~gl 3 sedaog
=
3 2
Sk()I TingQi Sei:!il'l"!J: R~nd1lh ~
5 5
5 5
5 5
5 5 15 5 15
20
15 15
20
15 15
28
5 15 15 15
30 28 12 30 30
27
10
15
15 15 15 10
26
15
23
15
JO
2'
27
19
109 1..amp11'8nC 1 Tabel V.alrik.s Supt.ti OeCTPnc komoct.at- Pettarn1ft :lain Petteb.Jn&n di. 8s'\d1Jng Batst
-111•
NO
.
, ,...,, ...
SM><
Sii«
Penntna.an
Kllornpcl< Po
..
r.... sow
1
Fadl
22
2
Ketompok P.al.t....Ua Jaguoo
28
3
Lbi kayu
4
s
Ubl jAl....r f(2 ea ng k.!det•1
6
KaC3ng bn~h
28 IS 22 20
42
sr
12 60
42
IS<
Ketompok la)U,."
66
pMer151il
&I
75
unggulan
52
80 60
U"tO~•n
3'\
81 81
.s
••
1
eaYl11t\g
8 9
!lav.-an11 ma1'11Ji
10 11
Tomat C•bt Kenta11g
20 23 22 25 26 22
Sa'li'i
12
~1
15
"
Kac:ang pifltart; Euncis
12 20
~
16
Ttrv"G
22
4l
20 20 23
46
12 13
d11111
!Wb~
17
Kefmun
18 19
Wor.ol P11>1kl Ktlompo' 8'11h Pl•ng P•payt A1mb\ml't IJt"li
20 21
22 23
2• 25 26
BO 611 S9
..
'5
n
"
po\'et'INI
po~tttl ~•tn po'9ns1I
BO 53 BO
po.1e~1I
po-t.n&al siottn111
70 Sii
Ul>QOUl•n
'6
llO
pwl•ftfUll
tnwtery
20 23 20 20
Ktt. Tan. H\i~ Otadlo
22 25
22 22
35
S9
:rt
59
22
3&
51
n
II
BO "°'""9•1 41 non~an pc)1tnrial "9 po\tnta.l 61 3' non i.nggulan 52 non~lan
Tanama" Obit J•llt Looo
33 Kercu· 3!5 36
L.tmPIJyanQ
10
Kejbeing Ktl Ptrk1tlun1n
20
31
)Cg"''
38 3!l
l•h
tO
Cengke-h
20 30 28 28
•1
""'" ....... Kapok Kapologo
46 47
Keu"lin Mttltlf"
"'
La\la
~re'nwangi Vaniti
Pira.ng
•
30 30 21
70 TO
~l•n ~ui.n
lG
.,"
:rr
3< 3ll
a
J7
1e
>3
23
2•
=
non~;ul1n
'8
""?1
\#lgggr.Un e >10 poter.sta1 el<X<10 nont.~an=~
unwiA•l"I
SI
$1
26
se
70
potltnt
l6 27 l6 3<
15
polfn•-al
S7
33 2'I 32
28
IW1'
,, $1
3•
Kuryrt
011cao
,,
10 12
31
19 &I 51
46
VWJl•n 1.1~an po*.ential
35
29 30
•• A$
eo
p:Jtcnedl p~MI p:Mntial
.:
Gt1bt111 ~)
•2 •3
79
~
f)O't""''°''
?ft
<8
GI 32
5(
.,,,.,,..., .,...,.w
22
Krl
21
Killario
"'
:)()
_
al
..1
Po»n••' po.Wtl$'11
61
C)Ottnt•I
71 65 6'
t.n!l))ulan pottn••1 potenS1•I n()tt 1 enooutan •.n!Jl)ulln
17 77
66
54 51
.... $0
SI
a se
poi.n.sl111 pot.n&ial f'iOft ung~an
_,,..., pobtl'IU31
poWnsisl r.o11~gul1n noa uiggiubn po'.fn?ai