PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang)
SITI HANI RAHMANITA I34050585
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRACT This research is about perception of community in around PT. IKPP Mills Tangerang to that mills activities based on individual and external factors. Beside that, this research studies about mills effort to influence community in around mills perception that includes communication and corporate social responsibility (CSR). In this research, identification of perceptions is from five aspects includes perception toward mills basic material, machine, and instrument; perception toward mills staff situation; perception toward mills production process; perception toward mills waste; and perception toward mills impact to the social, economic, and environment. The result of this research is most of the respondents have positive perceptions toward mills activities, except toward mills waste. This research useful for mills sustainability guarantee by increase their positive impact to the community in the operation area. Keywords: perception, mills activities aspects, mills efforts to influence community in around mills perception
RINGKASAN SITI HANI RAHMANITA. PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG. Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. (Di bawah bimbingan NINUK PURNANINGSIH). Aktivitas perusahaan di suatu wilayah menimbulkan dampak bagi masyarakat yang ada di sekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Masyarakat sekitar memiliki cara pandang tersendiri untuk memandang aktivitas perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu usaha di wilayah tertentu. Cara pandang tersebut disebut persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu dalam penelitian ini terdiri dari tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, dan karakteristik komunikasi masyarakat sekitar. Faktor lingkungan dalam penelitian ini terdiri dari keterlibatan kelompok, dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan, dan jarak tempat tinggal terhadap perusahaan. Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan adalah adanya upaya perusahaan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar. Upaya perusahaan tersebut terdiri dari penerapan pola komunikasi perusahaan dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun aspek persepsi yang dikaji, yaitu (1) persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; (2) persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan; (3) persepsi terhadap proses produksi perusahaan; (4) persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; (5) persepsi terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan; (6) persepsi terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan; dan (7) persepsi terhadap dampak lingkungan hidup keberadaan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi: (1) persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan dan (2) upaya yang dilakukan perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Lokasi penelitian ini adalah PT. IKPP Mills Tangerang dan masyarakat sekitar PT. IKPP Mills Tangerang yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kualitatif sebagai penunjang metode utama. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini antara lain: (1) tidak tersedianya data sekunder mengenai penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang yang mengakibatkan peneliti tidak dapat menerapkan sistem pengundian dalam menentukan responden penelitian sebagaimana yang seharusnya diterapkan dalam metode simple random sampling. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini diasumsikan homogen dalam hal merasakan dampak aktivitas perusahaan dan (2) keterbatasan untuk mengetahui pendapat obyektif responden terhadap perusahaan karena situasi yang tercipta di masyarakat saat penelitian berlangsung. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif
terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; (2) terdapat 95 persen responden dengan persepsi positif terhadap situasi tenaga kerja perusahaan, (3) terdapat 90 persen responden dengan persepsi positif terhadap proses produksi perusahaan, (4) terdapat 60 persen responden dengan persepsi negatif terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; (5) terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan; (6) terdapat 97,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan; dan (7) terdapat 82,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan. Faktor individu yang berhubungan dengan persepsi tersebut antara lain tingkat kesejahteraan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keterdedahan terhadap penerimaan pesan kegiatan sosial perusahaan, dan keterdedahan kebutuhan informasi tentang perusahaan. Faktor-faktor individu tersebut berhubungan dengan aspek persepsi yang berbeda. Tingkat kesejahteraan dan status sosial berhubungan dengan persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan; tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan keterdedahan dalam penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; keterdedahan dalam penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dan persepsi terhadap proses produksi perusahaan; dan kebutuhan informasi tentang perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan. Adapun faktor lingkungan yang berhubungan dengan persepsi adalah dampak keberadaan perusahaan yang dirasakan oleh responden. Faktor tersebut berhubungan dengan persepsi responden terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan. Selain faktor individu dan faktor lingkungan responden, terdapat pula upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Upaya perusahaan dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang dengan menjalin hubungan komunikasi dan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua upaya perusahaan tersebut memiliki andil besar bagi keberlanjutan keberadaan perusahaan di wilayah tersebut.
PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang)
SITI HANI RAHMANITA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Judul
: Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan,
Kecamatan
Serpong
Utara,
Kabupaten
Tangerang) Nama Mahasiswa
: Siti Hani Rahmanita
Nomor Mahasiswa
: I34050585
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi NIP. 19690108 199303 2 001
Mengetahui, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003
Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (KASUS: RT 005/002 KAMPUNG BARU SELATAN,
KECAMATAN
SERPONG
UTARA,
KABUPATEN
TANGERANG)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2010
Siti Hani Rahmanita I34050585
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan H. Abdul Wasyi dan Hj. Siti Nurjanah. Kakak penulis bernama M. Imam Kurniawan dan M. Reza Salahudin, dan adik penulis bernama M. Auliya Rizqi. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Oktober 1986. Penulis menempuh pendidikan formal di SD Negeri Merdeka 5 Bandung (1992-1993), SLTP Negeri 32 Surabaya (1999-2002), SMA Negeri 9 Surabaya (2002-2005), dan Institut Pertanian Bogor dengan mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat dan minor Ilmu Konsumen (2005-2009). Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan dan kegiatan kepanitiaan. Penulis pernah tergabung dalam Tim Majalah Dinding BEM Faperta Kabinet Metamorfosa sebagai Tim Redaksi pada saat menempuh tahun pertama di IPB yaitu Tahap Persiapan Bersama (TPB) tahun 2005-2006. Kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti penulis selama berada di Departemen KPM FEMA antara lain Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ”Lensa” (2007-2008) dan Divisi Fotografi dan Sinematografi Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera) pada tahun 2007. Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan, seperti kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen KPM IPB sebagai anggota divisi medis (2007), Masa Perkenalan FEMA IPB sebagai divisi medis (2007), dan merupakan panitia publikasi dan dokumentasi pada acara Communication and Comunity Development Expo (COMMNEX) 2008. Penulis memiliki minat di beberapa bidang yaitu antara lain jurnalistik, penulisan, pengembangan kewirausahaan, dan corporate social responsibility, sehingga ingin mendalaminya dengan mengikuti beberapa pelatihan, seminar, dan kompetisi yang terkait dengan bidang-bidang tersebut. Adapun pelatihan dan
seminar yang pernah diikuti penulis antara lain Pelatihan Jurnalistik Metro TV (2007), Pelatihan Jurnalistik Anteve (2008), dan Seminar CSR (2007). Beberapa acara kompetisi yang pernah diikuti penulis antara lain Lomba Cerpen “Art IPB’s Days” (2006), Lomba Bazaar Pojok Enterpreneur “Modal Minimum Hasil Maksimum” yang diadakan oleh Pojok BNI IPB (2007), Bussiness Competition Divisi PSDM BEM FEMA (2008), dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Corporate Social Responsibility (CSR) BRI sebagai rangkaian acara COMMNEX 2008. Salah satu dari beberapa lomba tersebut membuahkan prestasi karena penulis bersama kedua rekan yang tergabung dalam satu tim berhasil meraih Juara 1 LKTM CSR BRI dalam acara COMMNEX 2008.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang)”. Terimakasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih kepada Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia berbagi ilmu dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga penulis dapat lebih memahami mengenai persepsi masyarakat sekitar dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Heru Purwandari, S.P, MSi atas kesediannya untuk menguji skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak perusahaan yaitu Ibu Estetia Permatasari dan pihak masyarakat sekitar yaitu warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat terlaksana. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat sekitar perusahaan yaitu persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang terhadap PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan responden. Selain itu, skripsi ini ini juga mengidentifikasi adanya upaya pihak PT. IKPP Mills Tangerang dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitasnya dengan penerapkan kegiatan komunikasi dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor,
Januari 2010
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya berbagai pihak yang telah turut andil dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan menyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang setulustulusnya, diantaranya kepada: 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannya untuk menguji skripsi ini dan memberikan saran yang berarti. 3. Heru Purwandari, S.P, MSi sebagai dosen penguji wakil Departemen Sains KPM atas kesediaannya untuk menguji skripsi ini dan memberikan saran. 4. Kedua orang tuaku tercinta, H. Abdul Wasyi dan Hj. Rd. Siti Nurjanah, yang telah memberikan segenap kasih sayangnya, motivasi, dukungan moril dan materil sehingga penulis tidak kekurangan suatu apapun, serta kakak-adikku tersayang: Imam, Reza, Rizqi, dan Teh Ririn yang telah menghilangkan segenap kejenuhan dan memotivasiku untuk segera menyelesaikan penelitian ini. 5. Bu Estetia Permatasari, Pak Chandra, dan Pak Andre selaku pihak perusahaan yang telah membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti mengenai PT. IKPP Mills Tangerang. Terima kasih atas penerimaannya terhadap peneliti sehingga penelitian ini dapat terlaksana 6. Seluruh warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam menerima peneliti 7. Taye, Rini, Ika Puz, Puty, Indah, Nunik, Hesti, Rofian, dan Egi. Terimakasih atas segala cerita, semangat dan dukungannya selama ini. 8. Teman seperjuangan: Avira dan Fahmi, terimakasih atas kerjasama, bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama menyelesaikan penelitian ini. Keep fight!
9. Teman kosan abadi: Elen dan Aya, atas segala hal-hal lucu dan seru yang telah kita lewati bersama. 10. Teman sekamarku di asrama putri TPB-IPB A3 kamar 396: Maria, Veby, dan Nindya. Terimakasih atas segala kenangan manis yang telah kita bagi bersama. 11. Keluarga besar Elegant. Mbak-mbak dan adik-adik yang baik: Mbak Nelly, Mbak Retno, Mbak Novi, Mbak Rika, Dini, Syifa, Febri, dan Nindi atas segala dukungan dan do’anya, serta cerita-cerita yang bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman penulis. 12. Seluruh teman-teman KPM 42, yang senantiasa menularkan semangat dan memberikan inspirasi, terimakasih atas segalanya. 13. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan, dan do’a.
Bogor,
Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi ..............................................................................................................i Daftar Tabel .........................................................................................................v Daftar Gambar ....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3
Tujuan Penelitian .........................................................................................4
1.4
Manfaat Penelitian .......................................................................................5 1.4.1 Bagi Penulis dan Kalangan Akademisi ............................................5 1.4.2 Bagi Perusahaan ...............................................................................5 1.4.3 Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait ..............................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................6 2.1
Persepsi ........................................................................................................6 2.1.1 Pengertian Persepsi ..........................................................................6 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................8
2.2
Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar Perusahaan .........................11
2.3
Aktivitas Perusahaan dan Dampaknya terhadap Masyarakat Sekitar...........................................................................................................12
2.4
Upaya Perusahaan untuk Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas Perusahaan........................................................15 2.4.1 Pola Komunikasi Perusahaan ...........................................................16 2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.................................................17
2.5
Kerangka Pemikiran .....................................................................................20
2.6
Hipotesis Uji ................................................................................................22
2.7
Hipotesis Pengarah .......................................................................................23
2.8
Definisi Konseptual .....................................................................................24
2.9
Definisi Operasional ....................................................................................24
ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 31 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................31
3.2
Metode Penelitian ........................................................................................31
3.3
Penentuan Responden dan Informan Penelitian...........................................33
3.4
Metode Pengumpulan Data ..........................................................................33
3.5
Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................35
3.6
Keterbatasan Penelitian ................................................................................35
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI .........................................................37 4. 1 Gambaran Umum Kelurahan Pakulonan .....................................................37 4.1.1 Letak Administrasi dan Kondisi Geografis ......................................37 4.1.2 Kondisi Kependudukan Kelurahan Pakulonan ................................39 4.1.3 Mata Pencaharian Penduduk ............................................................39 4.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk .........................................................41 4.1.5 Kehidupan Beragama .......................................................................41 4.1.6 Ketersediaan Fasilitas Umum ..........................................................42 4.2
Gambaran Umum RT 005/002 Kampung Baru Selatan ..............................47 4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis ...........................................................47 4.2.2 Karakteristik Penduduk ....................................................................49 4.2.3 Infrastruktur dan Suprastruktur ........................................................50
BAB V GAMBARAN UMUM PT. IKPP MILLS TANGERANG ................53 5.1
Sejarah Berdirinya Perusahaan ....................................................................53
5.2
Profil Perusahaan .........................................................................................54
5.3
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ..............................................................54 5.3.1 Visi dan Misi PT. IKPP Tangerang..................................................55 5.3.2 Tujuan PT. IKPP Mills Tangerang...................................................55
5.4
Kebijakan Perusahaan ..................................................................................57
5.5
Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................................57
BAB VI FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN RESPONDEN PENELITIAN ..............................................................58
iii
6.1 Faktor Individu Responden Penelitian .........................................................58 6.1.1 Tingkat Kesejahteraan ......................................................................58 6.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi ..........................................................59 6.1.3 Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar ................................63 6.2 Faktor Lingkungan Responden Penelitian ...................................................83 6.2.1 Keterlibatan Kelompok ....................................................................83 6.2.2 Dampak Aktivitas Perusahaan (Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup) ...................................................................84 6.2.3 Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ...............................................................87 BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG ............................87 7.1
Persepsi Responden terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................87
7.2
Persepsi Responden terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................89 7.3............................................................................................................. Pe rsepsi Responden terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................90 7.4............................................................................................................. Pe rsepsi Responden terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang ..........................................................................90 7.5............................................................................................................. Pe rsepsi Responden terhadap Dampak Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................91 7.5.1 ................................................................................................. Da mpak Sosial ......................................................................................91 7.5.2 ................................................................................................. Da mpak Ekonomi .................................................................................92 7.5.3 ................................................................................................. Da mpak Lingkungan.............................................................................93
BAB VIII HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN PERSEPSI
iv
MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG .............................95 8.1
Hubungan Antara Faktor Individu dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ................................95 8.1.1 ................................................................................................. H ubungan Antara Tingkat Kesejahteraan dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang .........................................................................................95 8.1.2 ................................................................................................. H ubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap PT. IKPP Mills Tangerang .........................................................................................96 8.1.3 ................................................................................................. H ubungan Antara Karakteristik Komunikasi dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ...................................................................................... 103 8.1.4 ............................................................................................... Hub ungan Antara Ekspektasi Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden .............. 114
8.2........................................................................................................... Hub ungan Antara Faktor Lingkungan dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ................................................................................................. 115 8.2.1 Hubungan Antara Keterlibatan dalam Kelompok dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ............................................................ 115 8.2.2 ............................................................................................... Hub ungan Antara Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakan dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ............. 116 8.2.3 ............................................................................................... Hub ungan Antara Jarak Tempat Tinggal terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ................. 118
BAB IX UPAYA PERUSAHAAN DALAM MEMPERBAIKI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR ...................................... 120 9.1
Karakteristik Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang ............................. 120
9.2
Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang ................................................................................................. 122
v
9.3
Pengaruh Upaya Perusahaan dalam Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar....................... 124 9.3.1 Pengaruh Upaya Komunikasi Perusahaan terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar ......................................................... 124 9.3.2 Pengaruh Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar ........................................... 127
BAB XI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 130 10.1 Kesimpulan ............................................................................................... 130 10.2 Saran ......................................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 133 LAMPIRAN ...................................................................................................... 135
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Pola Tahap-tahap Kedermawanan Sosial ...........................................18
Tabel 2.
Data yang Diperlukan dalam Penelitian dan Metode Pengumpulan Data..............................................................................34
Tabel 3.
Luas dan Persentase Lahan Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Penggunaannya ..............................................................38
Tabel 4.
Luas dan Persentase Lahan Berdasarkan Jenis Tanah ........................38
Tabel 5.
Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .................................................................................39
Tabel 6.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kewarganegaraan ...............................................................................39
Tabel 7.
Jumlah dan Persentase Penduduk Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ..............................................................40
Tabel 8.
Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan ..........................................................................................41
Tabel 9.
Jumlah dan Persentase Pemeluk Agama Kelurahan Pakulonan ...........................................................................................42
Tabel 10. Jumlah Sarana Pendidikan Umum......................................................43 Tabel 11. Jumlah Sarana Pendidikan Nonformal ...............................................43 Tabel 12. Jumlah Fasilitator Kesehatan Keluarga ..............................................44 Tabel 13. Jumlah Anggota Kelompok Kepemudaan ..........................................45 Tabel 14. Jumlah Sarana Peribadatan .................................................................45 Tabel 15. Jumlah Niaga di Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenisnya ..............................................................................................46 Tabel 16. Tujuan dan Sasaran PT. IKPP Tangerang ..........................................56 Tabel 17. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Prioritas Kebutuhannya ......................................................................59 Tabel 18. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi .............................................................59 Tabel 19. Persentase Keterdedahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang .................................................................65 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Aspek Penerimaan Informasi Responden Berdasarkan Sumber Penerimaan Informasinya ..............67 Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan ................................69
vi
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kebutuhan Informasi .............................................................................................71 Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber Pencarian Informasi Tentang PT. IKPP Mills Tangerang ..................72 Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penyampaian Umpan-Balik ................................................73 Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Proses Penyampaian Umpan-Balik Kepada PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................................74 Tabel 26. Persentase Karakteristik Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang Menurut Responden..........................................................76 Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Ekspektasinya terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ..........................77 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pemenuhan Ekspektasinya oleh PT. IKPP Mills Tangerang ..............79 Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Penerimaan Responden terhadap Kegiatan Sosial Perusahaan ...............................................................................80 Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Keanggotaan, Keaktifan, dan Pengaruh Kelompok Masyarakat Sekitar .............................................................................84 Tabel 31. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakannya ..................86 Tabel 32. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap Perusahaan ..............................87 Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan yang Digunakan PT. IKPP Mills Tangerang ...............................................89 Tabel 34. Jumlah dan Persentase Reaponden Menurut Persepsinya terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills Tangerang ................90 Tabel 35. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ........................90 Tabel 36. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang ..........................................................................................91 Tabel 37. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Sosial Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................................92
vii
Tabel 38. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Ekonomi Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................................93 Tabel 39. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Lingkungan Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang ...........................................................................................93 Tabel 40. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Kesejahteraan ...................................................95 Tabel 41. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Jenis Kelamin .........................................97 Tabel 42. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Status Sosial ...........................................98 Tabel 43. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendidikan..................................................... 100 Tabel 44. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Jenis Pekerjaan .................................... 101 Tabel 45. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendapatan Individu...................................... 102 Tabel 46. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendapatan Keluarga..................................... 103 Tabel 47. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ............................................... 104 Tabel 48. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Lowongan Pekerjaan PT. IKPP Mills Tangerang ........................... 105 Tabel 49. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan Sosial PT. IKPP Mills Tangerang .................................................. 106 Tabel 50. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Pencarian Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang .............................................................. 108 Tabel 51. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Keinginan Mengetahui Informasi Terbaru Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang ............................... 109 Tabel 52. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Pencarian Kebenaran Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang ............................................ 110 Tabel 53. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Kebutuhan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang .............................................................. 111
viii
Tabel 54. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penyampaian Keluhan Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ............................................... 113 Tabel 55. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam Menanyakan Pendapat Responden ...................................... 114 Tabel 56. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Ekspektasi Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang .............................................. 115 Tabel 57. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Keanggotaan Responden dalam Kelompok ........................................................... 116 Tabel 58. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakan Responden .......................................... 118 Tabel 59. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang .............................................. 119
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Skema Sistem Output Input dalam Proses Industri ..........................13
Gambar 2.
Bagan Kerangka Pemikiran..............................................................22
Gambar 3.
Peta Kampung Baru Selatan.............................................................48
Gambar 4.
Ekspektasi Responden terhadap Perusahaan ....................................78
Gambar 5.
Penerima Sumbangan Sosial Perusahaan Menurut Masyarakat Sekitar ...........................................................................82
Gambar 6.
Dampak Kehadiran Perusahaan terhadap Responden ......................85
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat di sekitarnya, baik positif maupun negatif. Begitupun sebaliknya, pandangan atau tindakan masyarakat sekitar perusahaan dapat mempengaruhi keberlanjutan keberadaan sebuah perusahaan di wilayah tertentu. Interaksi di antara keduanya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan karena mereka berada dalam lingkungan yang sama. Aktivitas perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi, maupun dampak negatif seperti antara lain penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, bagian mana yang lebih menonjol dari kedua dampak tersebut tergantung dari sudut mana masyarakat memandangnya. Apabila dampak positif lebih menonjol dibandingkan dampak negatif di mata masyarakat sekitar, maka hal tersebut tentu akan menguntungkan bagi perusahaan. Hal yang tidak diinginkan adalah apabila yang terjadi merupakan hal yang sebaliknya. Akibatnya, kegiatan perusahaan dan proses produksinya dapat terhambat sebagaimana yang dialami oleh PT. Freeport Indonesia pada tahun 20061. Cara masyarakat sekitar memandang perusahaan disebut sebagai persepsi. Leavitt (1978) menyatakan bahwa persepsi (perception) adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi masyarakat ini dibentuk oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Rakhmat (2005) menyebutnya sebagai faktor personal dan situasional, sedangkan 1
PT. Freeport Indonesia menghentikan sementara kegiatan di kantor dan produksinya pada tanggal 22 Februari 2006 akibat adanya penutupan ruas jalan dan pemukiman karyawan PT. Freeport Indonesia ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg oleh sekitar 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Distrik Tembagapura (Ambadar, 2008).
2
Krech dan Cruthfield (1997:235) dalam Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Kebutuhan merupakan salah satu contoh faktor personal yang membentuk persepsi. Ambadar (2008) menyatakan bahwa sebuah pabrik atau bentuk usaha lain di lingkungan yang tertinggal dari segi ekonomi diharapkan dapat menjadi penolong bagi masyarakat di sekitarnya, sebagai pengaruh dari kehadirannya tersebut. Apabila hal tersebut tidak terjadi, maka masyarakat akan mudah dipengaruhi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan buruk terhadap perusahaan. Hal tersebut mengartikan juga bahwa apabila kebutuhan masyarakat terpenuhi oleh kehadiran perusahaan, maka masyarakat cenderung memiliki persepsi positif terhadap perusahaan sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi oleh pihak lain. Menurut Ambadar (2008), paradigma perusahaan yang hanya berorientasi memperoleh laba (profit) sebesar-besarnya sudah mulai bergeser dan mulai berupaya memberikan dampak positif keberadaannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Lebih lanjut Ambadar (2008) memaparkan bahwa komunitas bisnis di berbagai negara telah semakin menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan suatu perusahaan hanya dapat dipertahankan apabila terdapat keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang mendukungnya. Aktivitas kepedulian perusahaan ini salah satunya diwujudkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Salah satu praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang menonjol di Indonesia menurut Ambadar (2008) adalah penekanan pada aspek pemberdayaan masyarakat (community development), meskipun tanggung jawab sosial tidak hanya merupakan community development. Hal ini sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang berdasarkan data pemerintah masih berada dalam kemiskinan2. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab 2
Data pemerintah menyebutkan jumlah kemiskinan di Indonesia lebih dari 30% populasi, sedangkan pengangguran sudah mencapai 40 juta orang penduduk (Ambadar, 2008).
3
perusahaan sebagai upaya pengembangan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Herlin (2008) adalah untuk mempublikasikan keberadaannya sehingga hubungan yang baik dengan stakeholder (dalam hal ini masyarakat) dapat terwujud dan membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga tidak terjadi konflik. Upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar lainnya adalah melalui penerapan komunikasi perusahaan. Menurut Hadi (2001) hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, komunikasi perusahaan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. PT. Indah Kiat Pulp and Paper Mills (PT. IKPP) Tangerang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang berdiri di tengah masyarakat. Laporan keberlanjutan lingkungan dan sosial Asia Pulp and Paper (APP) untuk Indonesia tahun 2005-2006 menyebutkan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 14001 pada tahun 1996. PT. IKPP Mills Tangerang telah mendapatkan peringkat ”hijau” dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada periode 2006-2007 yang dikembangkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id, 20/10/2009, 19:00). Peringkat tersebut menandakan bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, dan mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery). Selain itu, atas komitmennya untuk melestarikan lingkungan, PT. IKPP Mills Tangerang juga menerima penghargaan lingkungan dari Bupati Tangerang H. Ismet Iskandar dan OHSAS 18001 Awards pada tahun 2007. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh PT. IKPP Mills Tangerang tersebut sejalan dengan komitmennya yaitu untuk menjalankan usahanya secara berkelanjutan, dimana perusahaan menggunakan definisi usaha berkelanjutan Bank Dunia (jms dan brn, 2007). Definisi usaha berkelanjutan tersebut terdiri atas tiga pilar, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Adapun kegiatan sosial yang
4
telah dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin antara lain sunatan massal, program beasiswa, bantuan sarana dan prasarana komunitas sekitar pabrik, dan lainnya. Sejauhmana upaya perusahaan tersebut dapat memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan merupakan hal yang menarik peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Peneliti juga tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat di sekitar perusahaan dan bagaimana upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi
masyarakat sekitar guna menjamin sustainability
perusahaan di wilayah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan? 2. Bagaimana upaya PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi: 1. Persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan. 2. Upaya yang dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar.
5
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi, perusahaan, dan masyarakat serta instansi terkait. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut: 1.4.1
Bagi Penulis dan Kalangan Akademisi Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis dan kalangan akademisi mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu, penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan. 1.4.2
Bagi Perusahaan Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan
mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan dan juga hubungannya dengan upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitarnya. Hal ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat demi keberlangsungan perusahaan di wilayah tersebut. 1.4.3
Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait Masyarakat dapat menambah pengetahuan mengenai aktivitas perusahaan.
Sedangkan bagi instansi terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan keberadaan perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Persepsi Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal mengenai persepsi, yaitu
pengertian persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. 2.1.1
Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005). Lebih lanjut Rakhmat (2005) menyatakan bahwa persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Leavitt (1978) menyatakan pengertian persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya. Atkinson dan Hilgard (1991) sebagaimana dikutip oleh Hadi (2001) menyatakan bahwa sebagai suatu cara pandang atau penilaian, persepsi termasuk proses komunikasi yang timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus itu masuk ke dalam otak, di sini stimulus diartikan, ditafsirkan dan diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Sejalan dengan hal tersebut, Harihanto (2001) sebagaimana dikutip oleh Pandeangan (2005) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah pandangan, interpretasi, penilaian, harapan atau aspirasi seseorang terhadap obyek. Persepsi dibentuk melalui serangkaian proses yang diawali dengan menerima rangsangan atau stimulus dari obyek oleh indera dan dipahami dengan interpretasi atau penafsiran tentang obyek yang dimaksud. Menurut Atkinson dan Hilgard (1983), teori yang berkenaan dengan persepsi adalah teori Gestalt, dimana teori tersebut memiliki prinsip bahwa persepsi bertindak untuk menarik data sensorik menjadi suatu pola keseluruhan (holistic pattern). Oleh sebab itu, keseluruhan lain dengan jumlah/penjumlahan
7
bagian. Prinsip Gestalt tersebut digambarkan melalui fenomena-fenomena persepsi yang dapat digolongkan menjasi 3 kelas/tingkatan, yaitu: 1. Organisasi persepsi (perceptual organization) Organisasi persepsi berkaitan dengan ketergantungan apa yang dihayati dengan hubungan antara bagian konfigurasi stimulus. Contoh asumsinya adalah hukum kesederhanaan (Law of simplicity) yaitu penghayatan berkaitan dengan penafsiran stimulus yang termudah dan termungkin. Fenomena yang termasuk dalam pengorganisasian persepsi adalah dampak gambar dan latar (figure and ground effects) serta pengelompokkan persepsi (perceptual grouping). Salah satu faktor penyebab terjadinya dampak gambar dan latar adalah perhatian selektif (selective attention). 2. Konstansi persepsi (perceptual constancy) Konstansi persepsi berkaitan dengan tendensi agar setiap obyek tampak sama walaupun terdapat perubahan pada stimulus yang mencapai reseptor. 3. Ilusi persepsi (perceptual illusion) Ilusi adalah penghayatan yang salah sehingga keadaannya berbeda dengan keadaan yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan alam dengan bantuan instrumen pengukurannya. Terdapat ilusi fisik (physical) dan ilusi persepsi (perceptual). Ilusi fisik disebabkan oleh faktor eksternal yaitu semua bayangan yang disababkan oleh adanyan penyimpangan stimulus yang mencapai reseptor kita, dan ilusi persepsi adalah ilusi yang timbul dalam sistem persepsi. Terdapat pula ilusi geometrik yang merupakan bagian dari ilusi persepsi yaitu penggambaran garis-garis yang beberapa aspeknya berubah menurut persepsinya. Berkaitan dengan pengertian persepsi, terdapat konsep mengenai persepsi selektif. Konsep persepsi selektif mengemukakan bahwa proses pemberian makna pada stimuli sangat ditentukan oleh karakteristik individu, termasuk harapan. Individu memilih stimuli tertentu dan mengabaikan stimuli lainnya. Salah satu contohnya adalah individu yang memandang perusahaan memberikan dampak positif terhadap dirinya karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan tanggung jawab sosial kepada masyarakat di sekitarnya, dengan mengabaikan dampak
8
negatif kehadiran perusahaan tersebut bagi lingkungannya. Individu tersebut telah melakukan persepsi selektif terhadap perusahaan. Persepsi selektif merupakan suatu jenis kebutuhan psikologis karena membantu orang untuk memelihara keseimbangannya dalam proses untuk mencapai tujuan-tujuannya, meskipun bersifat menipu diri sendiri. Menurut Leavitt (1978) persepsi selektif adalah salah satu cara pertahanan yang digunakan oleh individu untuk menghindari sesuatu hal yang tidak mengenakkan, yaitu pertahanan terhadap masuknya hal-hal yang dapat belum diseleksi yang agak mengganggu keseimbangan (equilibrium) seseorang. Kaidah keseluruhan tentang persepsi yang selektif adalah: (1) orang melihat kepada hal-hal yang mereka anggap akan membantu memuaskan kebutuhan-kebutuhan, (2) mengabaikan halhal yang mengganggu, dan kemudian (3) melihat kepada gangguan-gangguan yang berlangsung lama dan yang meningkat. Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat merupakan suatu hal yang tidak ada. Menurut Mayo (1998:162) sebagaimana dikutip oleh Suharto (2005), masyarakat dapat diartikan dua konsep, yaitu: (1) masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama dan (2) masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama.
2.1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional (Rakhmat,
2005). Krech dan Cruthfield (1997:235) sebagaimana dikutip oleh Rakhmat (2005)
menyebutnya
faktor
fungsional
dan
faktor
struktural.
Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Faktor Fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan halhal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak ditentukan
9
oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut. Selain itu, percobaan yang dilakukan oleh Bruner dan Goodman menunjukkan bahwa nilai sosial suatu obyek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai. Berawal dari hal tersebut, Krech dan Crutchfield (1997) dalam Rakhmat (2005) merumuskan dalil persepsi yang pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Artinya, obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Contohnya adalah pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. b. Faktor Struktural Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Teori Gestalt merupakan prinsipprinsip persepsi yang bersifat struktural yang dirumuskan oleh para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Warthmeimer (1959), dan Kofka. Teori ini menyatakan bahwa
apabila
individu
mempersepsi
sesuatu,
maka
individu
tersebut
mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Indvidu tidak melihat bagianbagiannya, lalu menghimpunnya. Berdasarkan prinsip tersebut, Krech dan Crutchchfield (1997) sebagaimana dikutip oleh Rakhmat (2005) menyatakan dalil persepsi yang kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti, yang memiliki makna bahwa individu mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap, individu akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsinya. Berdasarkan hubungannya dengan konteks, Krech dan Crutchchfield (1997) sebagaimana yang dikutip oleh Rakhmat (2005) menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat-sifat
perseptual dan kognitif dari substruktur
ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat substruktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
10
Selain beberapa faktor tersebut, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor perhatian (Rakhmat, 2005). Andersen (1972:46) dalam Rakhmat (2005) menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Adapun perhatian ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Berdasarkan Rakhmat (2005) faktor eksternal atau faktor situasional terdiri dari stimuli yang diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. Sedangkan faktor internal penarik perhatian antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis dan faktorfaktor sosiopsikologis. Lebih lanjut Rakhmat (2005) menyatakan bahwa motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, dan kemauan, mempengaruhi apa yang individu perhatikan. Menurut Leavitt (1978) persepsi individu ditentukan oleh kebutuhankebutuhan mereka. Individu melihat apa yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan mereka. Hal ini juga dapat berarti bahwa orang melihat apa yang ingin mereka lihat atau melihat apa yang tidak ingin mereka lihat, tetapi tetap sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu. Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara
individu
melihat
dunia
adalah
berasal
dari
kelompoknya
serta
keanggotaannya dalam masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan terhadap cara individu melihat dunia yang dapat dikatakan sebagai tekanantekanan sosial. Maka, Leavitt (1978) menyimpulkan bahwa persepsi merupakan tafsiran individu secara keseluruhan tentang kenyataan, gagasan-gagasan individu tentang apa yang benar dan, untuk sebagian besar, apa yang penting dan apa yang betul berasal dari cara-cara yang telah diajarkan kepada individu tersebut secara selektif untuk melihat dunia. Hadi (2001) mengutip Mar’at (1984) yang menyatakan bahwa persepsi sebagai proses pengamatan yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan. Manusia mengamati suatu obyek psikologik akan dipengaruhi oleh kepribadiannya. Obyek psikologik tersebut dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar dan sosialisasi memberikan bentuk dan struktur
11
terhadap apa yang dilihat, sedangkan pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap obyek psikologi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erwiantono (2004) berkaitan dengan faktor-faktor pembentuk persepsi, dapat diketahui bahwa karakteristik sosial ekonomi berhubungan dengan terciptanya persepsi positif komunitas. Adapun faktor-faktor yang berhubungan tersebut adalah faktor jenis pekerjaan dan satus sosial.
2.2 Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar Perusahaan Berdasarkan Hadi (2001) dan Erwiantono (2004), karakteristik komunikasi masyarakat sekitar berhubungan dengan keterdedahan publik sasaran komunikasi dan ekspektasi komunitas terhadap perusahaan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Keterdedahan publik sasaran komunikasi Hadi (2001) menyatakan bahwa suatu komunikasi publik akan berhasil apabila publik sasaran terdedah oleh aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Keterdedahan komunikasi perusahaan menurut Hadi (2001) adalah kegiatan pencarian informasi dan penerimaan pesan yang dialami anggota komunitas terhadap kegiatan komunikasi perusahaan. 2. Ekspektasi komunitas terhadap perusahaan Menurut Ambadar (2008) suatu bisnis yang bertanggung jawab secara sosial mempertimbangkan tidak hanya ”apa yang terbaik bagi perusahaannya”, tetapi juga ”apa yang terbaik bagi masyarakat umum”. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengetahui apa yang diharapkan oleh masyarakat sekitar terhadap kehadirannya agar dapat memenuhi kebutuhannya. Hadi (2001) mengutip Cutlip dan Center (tt) sebagaimana dikutip oleh Effendi (1998) yang menyatakan bahwa kepentingan komunitas itu tercakup dalam sebelas unsur, yaitu: (1) kesejahteraan komersial, (2) dukungan agama, (3) lapangan kerja, (4) fasilitas pendidikan yang memadai, (5) hukum, ketertiban dan keamanan, (6) pertumbuhan penduduk, (7) perumahan beserta kebutuhannya yang sesuai, (8) kesempatan berekreasi dan berkebudayaan yang bervariasi, (9)
12
perhatian terhadap keselamatan umum, (10) penanganan kesehatan yang progresif, dan (11) pemerintahan ketataprajaan yang cakap. Kepentingan komunitas tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di mana menurut Ambadar (2008) pada awal proses pelaksanaannya dilakukan upaya untuk melihat kebutuhan masyarakat (needs asessment). Adapun Hadi (2001) dalam melakukan penelitiannya merangkum sebelas unsur tersebut menjadi lima kategori, yaitu: (1) peningkatan kesejahteraan sosial (peningkatan taraf hidup, kesehatan dan KB, dukungan agama, kebebasan berekspresi dan berkebudayaan); (2) penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha; (c) penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum; (d) jaminan hukum, ketertiban, dan keamanan; dan (e) penanganan lingkungan hidup yang bijaksana. Kebutuhan yang masyarakat sekitar harapkan dapat terpenuhi oleh perusahaan ini diduga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan salah satu unsur yang mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar adalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut termasuk dalam faktor individu dalam penelitian ini. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erwiantono (2004) menunjukkan bahwa karakteristik komunikasi komunitas berhubungan dengan terbentuknya persepsi positif komunitas. Faktor yang berhubungan tersebut adalah keterdedahan dalam aktivitas penerimaan pesan tentang perusahaan dan pemenuhan ekspektasi komunitas di bidang penanganan lingkungan hidup yang bijaksana.
2.3 Aktivitas Perusahaan dan Dampaknya terhadap Masyarakat Sekitar Aktivitas industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa kategori, secara garis besar adalah sebagai berikut (Kristanto, 2002): a. Industri dasar atau hulu Sifat industri hulu adalah sebagai berikut: padat modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Ciri-ciri lokasinya adalah dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri dan pada
13
umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan. Oleh karena itu, industri hulu
membutuhkan
perencanaan
yang
matang
beserta
tahapan
pembangunannya, mulai dari perencanaan sampai operasional. Selain itu, juga
membutuhkan
pengaturan
tata-ruang,
rencana
pemukiman,
pengembangan kehidupan perekonomian, pencegahan kerusakan lingkungan, dan lain-lain. Adapun dampak dari pembangunan industri ini adalah dapat mengakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek sosial-budaya maupun pencemaran. Terjadi perubahan tatanan sosial, pola konsumsi, tingkah laku, sumber air, kemunduran kualitas udara, penyusutan sumber daya alam, dan sebagainya. b. Industri hilir Industri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Ciri-ciri industri ini adalah mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, padat karya. c. Industri kecil Ciri-ciri industri kecil adalah banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan, memiliki peralatan sederhana, memiliki sistem pengolahan yang lebih sederhana dibandingkan dengan industri hilir, dan padat karya. Namun, industri ini belum memperhatikan sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah. Selain penggolongan di atas, terdapat pula penggolongan berdasarkan program pemerintah untuk memudahkan pembinaan. Penggolongan ini membagi industri dasar menjadi industri kimia dasar dan industri mesin dan logam dasar, sedangkan industri hilir sering juga disebut dengan aneka industri (Kristanto, 2004). Pengelompokkan lainnya secara konvensional yaitu (Kristanto, 2004): a. Industri primer; yaitu industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan. b. Industri sekunder; yaitu industri yang mengubah barang setengah jadi menjadi bahan jadi.
14
c. Industri tersier; yaitu industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri sekunder. Adapun skema sistem input-output dan kemungkinan limbah pada proses industri menurut Kristanto (2004) adalah sebagai berikut: INPUT
PROSES
§ Bahan baku § Tenaga kerja § Mesin dan peralatan § Limbah
§ Industri primer § Industri sekunder § Industri tertier
PROSES § Produk utama § Produk sampingan § Limbah
LIMBAH § Bernilai ekonomis § Tak bernilai ekonomis
Gambar 1. Skema Sistem Output Input dalam Proses Industri Sumber: Kristanto (2002)
Menurut Kartono (2002) dampak sosial perkembangan industri dapat dirasakan sangat luas dan mendalam khususnya pada tiga bidang antara lain: a.
Status buruh dan pekerja
b.
Perubahan pada sifat dan struktur organisasi dari bisnis/usaha/lembaga.
c.
Penambahan kesejahteraan umum. Dampak industri terhadap pekerja atau buruh menurut Kartono (2002)
antara lain dapat dilihat dari adanya jaminan kerja, jaminan keselamatan kerja, dan jaminan kesejahteraan pekerja. Jaminan kerja dapat dilihat dari pemecatan yang tidak dapat dilakukan tanpa adanya alasan yang rasional sebab diatur oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Jaminan keselamatan kerja dapat dilihat dari berkurangnya bahaya-bahaya dari jenis pekerjaan tertentu dengan penyediaan alat-alat pengaman khusus. Jaminan kesejahteraan kerja dapat dilihat dari adanya fonds-fonds kesejahteraan, dana pensiun, uang jaminan hari tua, jaminan sekuritas ekonomi sepanjang hidup apabila kepala keluarga meninggal dunia dalam menjalankan tugas, dan lain-lain. Selain itu, bentuk pekerjaan diusahakan tidak bersifat monoton dan menjemukan, tetapi diusahakan adanya bentuk tugas yang lebih bervariasi dan seringkali diadakan mutasi kerja untuk mencegah timbulnya rasa bosan, apatis, dan putus asa. Kartono (2002) juga mengungkapkan dampak hadirnya industri terhadap masyarakat umum (di luar pekerja), antara lain konsumen dapat menikmati
15
bermacam-macam hasil produksi pabrik dan perusahaan swasta maupun layanan pemerintah. Oleh karena itu, banyak dirasakan peningkatan kesejahteraan dan peningkatan standar manusia pada umumnya, yang disebabkan oleh banyaknya fasilitas dan kesenangan yang bisa dinikmati manusia dengan adanya macammacam produk budaya industri pada masa mutakhir ini. Menurut Kartono (2002) selain dampak positif yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula dampak detrimental (merugikan dan merusak) yang dihasilkan oleh adanya industri. Contohnya, sebagai akibat dari proses overproduksi antara lain timbul gejala-gejala: 1) Nafsu-nafsu yang kuat pada kaum industrialis untuk melakukan ekspansi kekuasaan, memperluas daerah pemasaran dan daerah jajahan, yang mengakibatkan berkembangnya persaingan global, monopoli, ekspansionisme, imperialisme, kolonialisme, perang, dan penjajahan. 2) Masyarakat menjadi semakin konsumtif, tidak produktif (one dimensional man, hanya mampu mengkonsumsi/menghabiskan). 3) Orang suka mengejar kemewahan materiil dengan membeli barang-barang mutakhir dan paling baru yang mahal-mahal, sehingga manusia menjadi ”materieel bejacht” atau mengalami haus materiil yang tidak terpuas-puaskan; menjadi boros dan suka menghambur-hamburkan kekayaannya. 4) Manusia menjadi semakin lemah fisik dan mentalnya oleh pemanjaan dengan fasilitas-fasilitas materiil. 5) Masalah polusi (pengotoran, pencemaran) udara, air, sungai, dan tanah atau lahan pertanian yang menjadi semakin parah.
2.4 Upaya Perusahaan dalam Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar Upaya perusahaan dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi perusahaan dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Upaya perusahaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 2.4.1 Pola Komunikasi Perusahaan Pola komunikasi perusahaan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi publik perusahaan. Adapun pengertian dari komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang di luar
16
organisasi (Muhammad, 2004). Muhammad (2004) mengatakan bahwa tujuan umum dari komunikasi publik yang utama adalah untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi, misalnya mengenai aktivitasaktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Tujuan komunikasi publik lainnya menurut Muhammad (2004) adalah untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umumnya. Selain kedua tujuan tersebut, komunikasi publik juga dapat digunakan untuk memberikan hiburan kepada sejumlah orang. Komunikasi publik merupakan salah satu cara perusahaan menjalin hubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Pemberian informasi kepada publik bertujuan untuk mengubah sikap publik terhadap informasi yang diberikan, misalnya memberikan kesan baik masyarakat terhadap perusahaan (Muhammad, 2004). Dampak dari komunikasi publik yang akan menguntungkan bagi perusahaan menurut Muhammad (2004) contohnya adalah memperbaiki pemasaran produk dan menambah kepercayaan pemberi dana atau pemerintah untuk meningkatkan bantuan terhadap perusahaan tersebut. Menurut Muhammad (2004), sebagian besar organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kejadian-kejadian khusus, pertunjukkan, dan darmawisata. Lebih lanjut Muhammad (2004) menyatakan bahwa bagian hubungan masyarakat
tersebut
membuat
program
komunikasi publik yang akan diadakan baik untuk ke dalam dan ke luar organisasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi publik perusahaan dilakukan oleh bagian Hubungan Masyarakat atau Public Relation (PR). Adapun pola komunikasi perusahaan dapat diidentifikasi berdasarkan model komunikasi publik perusahaan. Menurut Wilson et al sebagaimana dikutip oleh Hadi (2001) terdapat empat model komunikasi yang digunakan dalam komunikasi publik, yaitu: 1. Model publisitas: menekankan pola pesan satu arah dari sumber kepada publik, tanpa terlalu memperhatikan kebenaran informasi yang disampaikan.
17
2. Model informasi publik: bersifat satu arah, namun telah mementingkan kebenaran informasi. Model ini memandang publik sebagai sasaran yang rasional dan apabila diberi cukup informasi yang benar dan lengkap, akan mendatangkan keputusan yang benar pada suatu isu. 3. Model asimetris dua arah: bersifat dua arah dengan mencoba menangkap umpan balik dari publik. Model ini memandang penting untuk mengetahui posisi publik pada isu. Penyampaian pesan menggunakan prinsip persuasi dalam upaya memperoleh dukungan publik. 4. Model ko-orientasi: mengubah orientasi dari publiknya terhadap perusahaan dan menggambarkan bahwa perusahaan dan publiknya bersama-sama menyesuaikan persepsi tentang suatu ide atau sikap.
2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Ambadar (2008) menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) adalah sebuah konsep manajemen yang menggunakan konsep “triple bottom line” yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan, harus seiring dan berjalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial; dan pemeliharaan
lingkungan
hidup
demi
terwujudnya
pembangunan
yang
suistainable (keberlanjutan). Menurut Abidin et al (2003) sumbangan sosial perusahaan dapat dibagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu karitas (charity) dan filantropi. Karitas yakni memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sesaat, sedangkan filantropi yaitu sumbangan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau kegiatan yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat. Berikut merupakan tabel yang memuat pola tahap-tahap kedermawanan sosial yang diungkapkan oleh Saidi (2003) dalam Ambadar (2008):
18
Tabel 1. Pola Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Paradigma
Charity
Philantrophy
Good Corporate Citizenship (GCC)
Motivasi
Agama, tradisi, adaptasi
Norma, etika, dan hukum universal
Pencerahan diri & rekonsiliasi dengan ketertiban sosial
Misi
Mengatasi masalah setempat
Mencari dan mengatasi akar masalah
Memberikan kontribusi kepada masyarakat
Pengelolaan
Jangka pendek, mengatasi masalah sesaat
Terencana, terorganisir dan terprogram
Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan
Pengorganisasian
Kepanitiaan
Yayasan/dana abadi/ profesionalitas
Keterlibatan baik dana maupun sumberdaya lain
Penerima manfaat
Orang miskin
Masyarakat luas
Masyarakat luas dan perusahaan
Kontribusi
Hibah sosial
Hibah pembangunan
Hibah (sosial & pembangunan serta keterlibatan sosial)
Inspirasi
Kewajiban
Kepentingan bersama
Sumber: Saidi (2003) dalam Ambadar (2008).
Tiga kategori bentuk tanggung jawab sosial perusahaan menurut Rudito (2007) sebagaimana dikutip oleh Herlin (2008), yaitu: 1. Public Relations: usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Usaha ini lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang baik tentang perusahaan (brand image) kepada komunitas. Kegiatan yang dilakukan biasanya berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. 2. Strategi defensif: usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya dan biasanya untuk melawan ’serangan’ negatif dari anggapan komunitas atau komentar yang sudah terlanjur berkembang atau bertolak belakang dengan persepsi-persepsi yang ada di komunitas pada umumnya.
19
3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu: melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri. Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahan. Adapun manfaat pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang akan didapatkan oleh perusahaan menurut Ambadar (2008) antara lain yaitu: pertama, perusahaan akan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa memedulikan akibat dari perilaku buruknya. Kedua, kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para manajer dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya. Ketiga, perusahaan etis mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat yang sangat membutuhkan perusahaan tersebut eksis, terutama pelanggan dan karyawannya. Keempat, banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis membuat perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar. Penelitian sebelumnya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Setianingrum (2007). Penelitian ini dilakukan terhadap PT. ISM Bogasari Flour Mills. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan Bogasari tidak hanya dilakukan sekedar sebagai “kewajiban dan kepedulian” perusahaan untuk membantu tetapi sudah lebih peka terhadap keberadaan dan partisipasi dari masyarakat dengan sifat memberdayakan. Kesimpulan ini berdasarkan pada telah terinternalisasinya konsep CSR dan community development pada kebijakan perusahaan tersebut dan tertuang dalam lima falsafah yang dianut Bogasari. Menurut Setianingrum (2007), strategi perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan adalah dengan mengedepankan Panca Bhakti (dasar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan) dan keunggulan yang dimiliki
20
perusahaan. Bentuk-bentuk penerapan CSR yang dilakukan Bogasari yaitu berupa charity dan partisipasi. Adapun manfaat umum pelaksanaan community development Bogasari adalah (1) meningkatkan kesejahteraan dari kapasitas masyarakat dengan mengembalikan sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dari sumber daya yang berasal dari masyarakat kepada masyarakat itu sendiri (jangka panjang), (2) dapat mempromosikan perusahaan untuk membangun citra dan hubungan yang baik terhadap masyarakat sehingga tercipta kelangsungan operasi perusahaan yang sustainable termasuk membantu mengatasi konflik-konflik yang muncul, (3) dapat mendukung keberlanjutan hubungan dan keberhasilan bisnis perusahaan. Penelitian lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan oleh Aprilianti (2007). Penelitian ini dilakukan di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dan komunitas sekitarnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengimplementasian tanggung jawab sosial perusahaan memberikan manfaat, baik bagi pihak perusahaan, masyarakat sekitar, dan pemerintah. Manfaatnya bagi perusahaan adalah terhindar dari hal-hal yang sekiranya akan membahayakan keberlanjutan PT. Antam Tbk UBPE Pongkor, karena masyarakat akan memberikan support positif pada perusahaan dan mengurangi jumlah PETI (Pertambangan Tanpa Izin). Manfaatnya bagi masyarakat adalah secara tidak langsung membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup mereka, baik dalam kualitas SDM maupun ekonomi dan program kemitraan sangat memberi manfaat pada masyarakat karena program ini membantu peningkatan pendapatan warga masyarakat di suatu wilayah. Selain itu,
manfaatnya
bagi
pemerintah
adalah
membantu
pemerintah
dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah.
2.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran yang akan melandasi penelitian ini. Persepsi masyarakat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam tinjauan pustaka, sebenarnya merupakan suatu hal yang terjadi pada diri individu-individu. Adapun persepsi individu tersebut
21
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya (faktor individu) dan faktor yang berasal dari luar dirinya atau lingkungannya (faktor lingkungan). Faktor individu yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, dan karakteristik komunikasi masyarakat sekitar. Adapun faktor lingkungannya antara lain keterlibatan dalam kelompok, dampak aktivitas perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup), dan jarak tempat tinggal responden terhadap perusahaan. Aktivitas perusahaan, mulai tahap input sampai menghasilkan produk, merupakan proses panjang yang memiliki dampak terhadap masyarakat di sekitar perusahaan yaitu di antaranya dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Tujuan utama perusahaan untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya menuntut perusahaan untuk memperhatikan aspek lain dalam melakukan kegiatanya demi menjamin keberlanjutan sebuah perusahaan di wilayah tertentu. Oleh karena itu, selain melakukan proses produksi dengan baik, perusahaan juga dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Upaya perusahaan tersebut dapat berupa menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar dan menyelenggarakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua upaya perusahaan tersebut dapat pula disebut sebagai upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Gambar 2 mengilustrasikan bagan kerangka pemikiran.
22
Upaya Perusahaan untuk Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar 1.
Menerapkan pola komunikasi perusahaan Melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
2.
Faktor Individu 1. 2. 3.
Faktor Lingkungan
Tingkat Kesejahteraan Karakteristik sosial ekonomi Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar a. Keterdedahan terhadap komunikasi perusahaan b. Ekspektasi terhadap perusahaan
Persepsi terhadap Aktivitas Perusahaan 1. Persepsi terhadap bahan baku, mesin dan peralatan perusahaan dalam melakukan produksi 2. Persepsi terhadap situsi tenaga kerja perusahaan 3. Persepsi terhadap proses produksi perusahaan 4. Persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan 5. Persepsi terhadap dampak keberadaan perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup)
1. 2.
3.
Keterlibatan kelompok Dampak aktivitas perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup) Jarak tempat tinggal terhadap perusahaan
Keterangan : Mempengaruhi
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis Uji Berdasarkan kerangka pemikiran yang disajikan di atas, hipotesis uji yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap aktivitas perusahaan: a. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan b. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan c. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap proses produksi perusahaan
23
d. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan e. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan f. Faktor individu berhubungan dengan persepsi terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan g. Faktor
individu
berhubungan
dengan
persepsi
terhadap
dampak
persepsi
terhadap
aktivitas
lingkungan hidup keberadaan perusahaan 2. Faktor
lingkungan
berhubungan
dengan
perusahaan: a. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan b. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap situsi tenaga kerja perusahaan c. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap proses produksi perusahaan d. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan e. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan f. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan g. Faktor lingkungan berhubungan dengan persepsi terhadap dampak lingkungan hidup keberadaan perusahaan
2.7 Hipotesis Pengarah Adapun hipotesis pengarah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan pola komunikasi perusahaan mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar 2. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar
24
2.8 Definisi Konseptual Definisi konseptual yang terdapat dalam penelitian ini mencakup variabel yang akan dianalisis secara kualitatif, yaitu: Upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar: usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk membina hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat sekitar sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Upaya perusahaan ini meliputi penerapan pola komunikasi perusahaan dan pelaksanaa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. 1. Penerapan pola komunikasi perusahaan: ciri-ciri atau pola kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat sekitar, yang dapat dikategorikan menjadi model publisitas, model informasi publik, model komunikasi dua arah, dan model ko-orientasi. Pengklasifikasian tersebut dilakukan dengan menggunakan data sekunder perusahaan dan panduan pertanyaan khusus perusahaan. 2. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan: wujud dari kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar yang akan digolongkan berdasarkan karakteristik tanggung jawab sosial perusahaan (charity, philantophy, dan good corporate citizenship) dan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan tersebut (public relations, strategi defensif, dan keinginan tulus perusahaan). Pengklasifikasian tersebut dilakukan dengan menggunakan data sekunder perusahaan dan panduan pertanyaan khusus perusahaan.
2.9 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini berkaitan dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut: A. Persepsi masyarakat sekitar: persepsi atau cara pandang beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama terhadap
aktivitas
perusahaan
dengan
menyimpulkan
informasi
dan
menafsirkan pesan mengenai perusahaan tersebut. Persepsi dapat diukur berdasarkan pengetahuan dan pengalaman responden terhadap perusahaan.
25
Terdapat lima obyek persepsi akan diukur dengan menggunakan skala likert berskala empat terhadap sebuah penyataan. Skala likert tersebut mencakup pilihan: (1) sangat setuju (SS) dengan skor 4; (2) setuju (S) dengan skor 3; (3) tidak setuju (TS) dengan skor 2; dan (4) sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1. Skor tersebut berlaku bagi pertanyaan positif, sedangkan bagi pernyataan negatif skor akan dibalik. Setelah itu, skor total dari masing-masing variabel persepsi akan digolongkan kembali menjadi dua, yaitu ”positif” (1) dan ”negatif” (0). Lima obyek persepsi masyarakat yang akan dikaji yaitu: a. Persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dalam melakukan produksi: merupakan cara pandang masyarakat sekitar terhadap bahan baku produk, mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi. Persepsi responden akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 7-17 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 18-28. b. Persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan: merupakan cara pandang masyarakat sekitar terhadap situasi tenaga kerja perusahaan. Persepsi responden akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 3-7 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 8-12. c. Persepsi terhadap proses produksi perusahaan: merupakan cara pandang masyarakat terhadap produk utama, produk sampingan, dan limbah yang dihasilkan perusahaan selama proses produksi berlangsung. Persepsi responden akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 7-17 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 18-28. d. Persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan: merupakan cara pandang masyarakat terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Persepsi responden akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 5-12 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 13-20. e. Persepsi terhadap dampak keberadaan perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup): merupakan cara pandang masyarakat terhadap
26
dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang dibawa oleh keberadaan perusahaan di lingkungan mereka. Persepsi responden terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 6-15 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 16-24. Persepsi responden terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 6-15 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 16-24. Persepsi responden terhadap dampak lingkungan keberadaan perusahaan akan digolongkan menjadi ”persepsi negatif” (0) apabila responden memiliki skor total 5-12 dan akan digolongkan menjadi ”persepsi positif” (1) apabila responden memiliki skor total 13-20. B. Tingkat kesejahteraan: faktor internal yang diidentifikasi dari prioritas pengeluaran responden untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu antara lain kebutuhan makan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, ibadah, modal bisnis, pakaian, dan tabungan. Setelah itu, diberikan urutan mulai dari pengeluaran terbesar hingga pengeluaran terkecil. Alternatif lain dalam mengisi variabel ini apabila responden kesulitan untuk mengingat jumlah pengeluaran untuk masing-masing kebutuhan adalah dengan cara langsung memberikan urutan mulai dari pengeluaran terbesar hingga terkecil, tanpa menyebutkan jumlah pengeluaran untuk masing-masing kebutuhan tersebut. Rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran
untuk
non
makanan
(www.datastatistik-indonesia.com,
14/05/2009, 8:56). Responden akan digologkan menjadi kategori ”belum sejahtera” (1) apabila prioritas responden adalah kebutuhan makan dan akan digolongkan menjadi ”sejahtera” (2) apabila prioritas responden adalah kebutuhan selain kebutuhan makan. C. Karakteristik sosial ekonomi: adalah ciri-ciri yang terdapat dalam diri individu yang berkaitan dengan cara pandang individu terhadap suatu obyek, meliputi:
27
a. Umur: selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Variabel ini diukur dengan menghitung selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam tahun. Variabel ini akan digolongkan menjadi ”umur produktif” (15-64 tahun) dan ”umur non-produktif” (65 tahun ke atas). Usia produktif merupakan usia diantara 15-64 tahun dan dapat disebut pula sebagai usia kerja (www.datastatistik-indonesia.com, 17/08/2009, 8:00) b. Jenis kelamin: sifat fisik responden sebagaimana yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki responden, yang dinyatakan dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel ini diukur dengan melihat sifat fisik responden yang dinyatakan dalam dua jenis yaitu laki-laki (1) dan perempuan (2). c. Tingkat pendidikan: jenjang pendidikan formal tertinggi terakhir yang telah diselesaikan oleh responden. Variabel ini diukur dengan mengetahui jenjang pendidikan formal tertinggi terakhir yang telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan respoden akan dikategorikan menjadi dua, yaitu tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi dengan tingkat pendidikan rata-rata responden sebagai tolok ukurnya (emik). Tingkat pendidikan rata-rata responden adalah SMA, sehingga tingkat pendidikan ”rendah” adalah apabila pendidikan formal terakhir responden lebih rendah atau sama dengan SMA dan tingkat pendidikan ”tinggi” adalah apabila pendidikan formal terakhir responden lebih tinggi dari SMA. d. Jenis pekerjaan: jenis mata pencaharian pokok yang dilakukan oleh responden sebagai sumber penghidupannya dan keterkaitannya dengan perusahaan. Variabel ini diukur dengan menanyakan jenis mata pencaharian pokok yang dilakukan oleh responden sebagai sumber penghidupannya dan keterkaitannya dengan perusahaan. Pekerjaan responden tersebut akan dikategorikan menjadi 3, yaitu ”berhubungan langsung dengan perusahaan” apabila pekerjaan responden memiliki keterkaitan langsung dengan perusahaan/pabrik (2), ”tidak berhubungan
28
langsung dengan perusahaan apabila jenis pekerjaan responden tidak memiliki keterkaitan langsung dengan perusahaan/pabrik (1), dan ”tidak bekerja” apabila responden tidak memiliki pekerjaan tetap contohnya ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa, dan pencari kerja (0). e. Tingkat pendapatan: jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh responden setiap bulannya. Variabel ini diukur dengan mengetahui jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh responden setiap bulannya dan dinyatakan dalam rupiah, yang digolongkan menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi berdasarkan rata-rata pendapatan yang sesuai dengan yang didapatkan di lapangan (pendekatan emik). Tingkat pendapatan yang diukur dalam penelitian ini adalah pendapatan individu dan pendapatan keluarga. Adapun penggolongannya, yaitu: (1) Pendapatan individu dikategorikan ”rendah” apabila responden memiliki
pendapatan
individu
≤
Rp
941.250,00
dan
akan
dikategorikan ”tinggi” apabila tingkat pendapatan individu responden > Rp 941.250,00. (2) Pendapatan keluarga responden dikategorikan ”rendah” apabila keluarga responden memiliki pendapatan ≤ Rp 1.941.250,00 dan akan dikategorikan ”tinggi” apabila tingkat pendapatan keluarga responden > Rp 1.941.250,00. f. Status sosial: kedudukan sosial responden di dalam lingkungannya yang dibedakan menjadi tokoh masyarakat dan bukan tokoh masyarakat. Variabel ini diukur dengan mengetahui kedudukan sosial responden di dalam lingkungannya yang dibedakan menjadi ”tokoh masyarakat” (1) dan ”bukan tokoh masyarakat” (2). D. Karakteristik komunikasi responden: ciri-ciri dalam diri individu yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi responden terhadap perusahaan. Faktor ini meliputi keterdedahan terhadap komunikasi publik perusahaan dan pemenuhan ekspektasi masyarakat sekitar oleh perusahaan. a. Keterdedahan terhadap komunikasi perusahaan: aktivitas komunikasi responden terhadap komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan, meliputi kegiatan penerimaan pesan, pencarian informasi, dan penyampaian umpan-
29
balik pesan kepada perusahaan. Variabel ini diukur dengan mengetahui aktivitas penerimaan, pencarian, dan penyampaian umpan-balik pesan oleh responden. Responden dikategorikan ”terdedah” apabila menjawab ”ya” pada pertanyaan mengenai penerimaan pesan, pencarian informasi, dan penyampaian umpan-balik pesan kepada perusahaan. b. Pemenuhan ekspektasi responden oleh perusahaan: kepentingan reponden yang diharapkan dapat dipenuhi oleh perusahaan yang meliputi : (a) peningkatan kesejahteraan sosial (peningkatan taraf hidup, kesehatan dan KB, dukungan agama, kebebasan berekspresi dan berkebudayaan); (b) penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha; (c) penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum; (d) jaminan hukum, ketertiban, dan keamanan; dan (e) penanganan lingkungan hidup yang bijaksana. Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah jawaban yang dipilih responden, dimana setiap jawaban memiliki nilai 1. Setelah itu, ekspektasi masyarakat sekitar terhadap perusahaan akan dibedakan menjadi: (1) ekspektasi tinggi, jika responden memilih 4-5 jawaban yang disediakan, (2) ekspektasi sedang, jika responden memilih 2-3 jawaban yang disediakan, dan (3) ekspektasi rendah, jika responden memilih 0-1 jawaban yang disediakan. E. Dampak aktivitas perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup): dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup dari kegiatan yang dilakukan perusahaan mulai dari tahap produksi hingga menghasilkan produk yang dirasakan oleh responden. Variabel ini diukur dengan memberikan pilihan kepada responden mengenai dampak-dampak yang dirasakannya dan menggolongkannya menjadi: (1) dampak tinggi, jika responden memilih 1217 jawaban yang disediakan, (2) dampak sedang, jika responden memilih 6-11 jawaban yang disediakan, dan (3) dampak rendah, jika responden memilih 0-5 jawaban yang disediakan. F. Keterlibatan kelompok: keanggotaan responden terhadap suatu kelompok tertentu yang dapat mempengaruhi pendapat atau pemikirannya mengenai suatu obyek. Variabel ini diawali dengan pertanyaan saringan yang akan dijawab responden dengan pilihan ”ya” (1) atau ”tidak” (0). Setelah itu, akan
30
digolongkan menjadi ”aktif” (1) dan ”tidak aktif” (0), serta akan dibagi pengaruh kelompok menjadi ”berpengaruh” (1) dan ”tidak berpengaruh” (0). G. Jarak tempat tinggal terhadap perusahaan: merupakan jarak tempat tinggal responden dari dinding pembatas perusahaan yang mempengaruhi responden dalam merasakan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan. Variabel ini diukur dengan mengetahui jarak tempat tinggal responden dari dinding pembatas perusahaan yang dinyatakan dalam kilometer. Jarak tempat tinggal tersebut akan dibagi menjadi 2 yaitu jauh dan dekat berdasarkan jarak rata-rata tempat tinggal responden (pendekatan emik). Tempat tinggal responden terhadap perusahaan akan dikategorikan ”dekat” apabila jarak tempat tinggal responden ≤ 0,5985 Km dan akan dikategorikan ”jauh” apabila jarak tempat tinggal responden > 0,5985 Km.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang dan penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. Lokasi dipilih karena perusahaan yang berdiri sejak tahun 1976 ini telah memberikan dampak, baik yang positif maupun yang negatif, terhadap masyarakat di sekitarnya yaitu penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Hingga saat ini hubungan antara PT. IKPP Mills Tangerang masih terjalin baik dengan masyarakat di sekitarnya tersebut, sehingga lokasi ini dianggap representatif untuk mempelajari persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dan hubungan masyarakat dengan perusahaan di wilayah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Mei 2009 sampai dengan awal bulan Juli 2009.
3.2 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, metode utama yang akan digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan metode kualitatif sebagai penunjang metode utama. Data utama yang akan dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif, dengan didukung oleh data kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei, yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo dan Jannah, 2005). Pertanyaan dalam kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan setengah terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban yang diberikan responden,
32
sedangkan pertanyaan setengah terbuka digunakan untuk memberikan pilihan alternatif jawaban lain kepada responden apabila jawaban yang diinginkan responden tidak terdapat dalam pilihan yang ada. Adapun data kualitatif digunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan untuk menunjang dalam menginterpretasi data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dengan wawancara mendalam kepada responden dan informan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang
terdapat
dalam
kuesioner,
sehingga
dapat
memberikan makna pada tabel-tabel yang akan disajikan.
3.3 Penentuan Responden dan Informan Penelitian Unit analisis yang dipilih dalam penelitian ini adalah individu. Responden yang dipilih merupakan penduduk yang telah berusia 17 tahun dan/atau 17 tahun ke atas di daerah yang berbatasan dengan PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang serta merasakan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Adapun populasi penelitian ini berjumlah 434 orang. Besaran sampel yang digunakan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis (e) sebesar 15 persen adalah 40 orang. Cara perhitungannya adalah:
n ≈ 40 orang
dimana, n = besaran sampel N = besaran populasi e = nilai kritis atau batas ketelitian yang ditentukan.
33
Penggunaan nilai kritis sebesar 15 persen ini disebabkan penduduk di lokasi penelitian didominasi oleh pendatang yang baru pindah ke lokasi dan kurang mengetahui mengenai lingkungan mereka sendiri. Sebagian besar rumah yang terdapat di lokasi penelitian merupakan rumah kontrakan atau rumah yang dijual oleh penduduk asli kepada para pendatang, sehingga sulit untuk menemukan responden yang mengetahui mengenai lingkungannya sendiri. Penelitian ini memerlukan data kualitatif dari masyarakat dan PT. IKPP Mills Tangerang. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan informan dari masyarakat sekitar dan pihak manajemen PT. IKPP Mills Tangerang. Informan yang berasal dari masyarakat sekitar dipilih dengan menggunakan prinsip snowball sampling (bola salju), sedangkan informan dari perusahaan dipilih secara puposive (sengaja). Informan dalam penelitian ini terdiri dari pihak manajemen PT. IKPP Mills Tangerang, tokoh masyarakat setempat, aparatur desa yaitu ketua RT, dan anggota masyarakat yang dinilai lebih mengetahui lingkungannya.
3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Selain itu, data primer juga didapatkan dengan mewawancarai sejumlah informan dengan menggunakan panduan pertanyaan untuk mendukung data hasil survei. Data sekunder didapatkan dari analisis dokumen-dokumen dan pustaka yang berasal dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Sumber-sumber tersebut antara lain dokumen kelurahan dan dokumen perusahaan. Tabel 2 memuat data-data yang diperlukan dalam penelitian dan metode pengumpulannya.
34
Tabel 2. Data yang Diperlukan dalam Penelitian dan Metode Pengumpulan Data No.
Data yang Dikumpulkan
1.
Data monografi
3.
Data monografi Kampung Baru Selatan, Kelurahan Pakulonan PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tangerang Tingkat kesejahteraan
4.
Karakteristik sosial ekonomi
Responden
5.
Responden
7.
Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar terhadap komunikasi perusahaan (keterdedahan dan ekspektasi masyarakat sekitar terhadap perusahaan) Dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan oleh masyarakat (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup) Keterlibatan kelompok
8. 9.
Jarak tempat tinggal responden Pola komunikasi perusahaan
Responden Perusahaan
10.
Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
Perusahaan
11.
1. Persepsi terhadap mesin, bahan baku, dan peralatan yang digunakan perusahaan 2. Persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan 3. Persepsi terhadap proses produksi perusahaan 4. Persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan 5. Persepsi terhadap dampak keberadaan perusahaan (sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup)
Responden
2.
6.
Sumber Data
Profil perusahaan Responden
Metode Pengumpulan Dokumen kelurahan Dokumen perusahaan Kuesioner dan wawancara Kuesioner dan wawancara Kuesioner dan wawancara
Responden
Kuesioner dan wawancara
Responden
Kuesioner dan wawancara Kuesioner Wawancara terstruktur dan dokumen perusahaan Wawancara terstruktur dan dokumen perusahaan Kuesioner dan wawancara
35
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data hasil kuesioner terhadap responden kepala keluarga akan diolah dengan menggunakan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.0). Data tersebut ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Data juga dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan uji Kai Kuadrat (X²). Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur korelasi antar dua variabel yang memiliki tingkat pengukuran ordinal-ordinal, sedangkan uji Kai Kuadrat digunakan untuk mengukur korelasi antar dua variabel yang memiliki tingkat pengukuran nominal-ordinal. Data dari informan akan diinterpretasikan langsung untuk memberikan makna pada data hasil analisis statistik yang telah didapatkan. Adapun kriteria pengujian pada uji Rank Spearman adalah H0 gagal ditolak jika P value > 0,05 dan H0 ditolak jika P value < 0,05 (Priyatno, 2008). Kriteria pengujian pada uji Kai Kuadrat adalah H0 ditolak apabila nilai X² hitung > X² tabel dan H0 gagal ditolak apabila nilai X² hitung < X² tabel (Priyatno, 2008). Sugiyono (2007) sebagaimana dikutip oleh Priyatno (2008) memberikan pedoman untuk menginterpretasi koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi tersebut dibagi menjadi sangat lemah (0,00-0,199), lemah (0,20-0,399), sedang (0,40-0,599), kuat (0,60-0,799), dan sangat kuat (0,80-1,00).
3.6 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, keterbatasan yang disebabkan tidak tersedianya data sekunder mengenai penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. Keterbatasan ini mengakibatkan peneliti tidak dapat menerapkan sistem pengundian dalam menentukan responden penelitian sebagaimana
yang
seharusnya diterapkan dalam metode simple random sampling. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini diasumsikan homogen dalam hal merasakan dampak aktivitas perusahaan, dimana responden tinggal di sekitar wilayah
36
operasional perusahaan sehingga siapa pun yang ditemui pada saat pengambilan data dianggap sama. Berdasarkan asumsi tersebut, maka metode penentuan responden secara simple random sampling dapat dilakukan. Keterbatasan kedua dalam penelitian ini adalah keterbatasan untuk mengetahui pendapat obyektif responden terhadap perusahaan karena situasi yang tercipta di masyarakat saat penelitian berlangsung. Situasi yang tercipta dipengaruhi oleh kasus yang melibatkan sebuah rumah sakit berstandar internasional yang letaknya tidak jauh dari lokasi penelitian ini dan seorang konsumennya (Ibu PM). Kasus tersebut terjadi akibat surat elektronik keluhan Ibu PM mengenai layanan rumah sakit yang dikirimkan kepada beberapa orang temannya tersebar luas di internet. Surat elektronik tersebut dipermasalahkan oleh rumah sakit terkait sebagai tindakan pencemaran nama baik dan pelanggaran terhadap UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) sehingga berakibat kerugian bagi Ibu PM. Kasus tersebut dilaporkan sebagai tindakan pelanggaran pidana dan perdata, sehingga Ibu PM diancam oleh hukuman berganda. Pemberitaan mengenai kasus tersebut menciptakan perasaan takut responden dalam mengungkapkan pendapat yang obyektif mengenai perusahaan. Hal ini diduga mempengaruhi persepsinya terhadap perusahaan.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4. 1 Gambaran Umum Kelurahan Pakulonan Gambaran umum Kelurahan Pakulonan mencakup letak administrasi dan kondisi geografis; kondisi kependudukan; mata pencaharian penduduk; tingkat pendidikan penduduk; kehidupan beragama; dan ketersediaan berbagai fasilitas umum di Kelurahan Pakulonan. 4.1.1 Letak Administrasi dan Kondisi Geografis Kelurahan Pakulonan terletak di sebelah utara Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Jarak Kelurahan Pakulonan dari ibu kota Kecamatan Serpong Utara sekitar empat kilometer yang dihubungkan dengan jalan propinsi. Kelurahan Pakulonan terdiri dari delapan RW dan 32 RT. Batasbatas wilayah Kelurahan Pakulonan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Paku Alam 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pondok Jagung Timur 3. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cisadane 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Jagung. Kelurahan Pakulonan memiliki luas wilayah 218 hektar. Sebagian besar lahan di wilayah Kelurahan Pakulonan digunakan sebagai permukiman/ real estate (71 persen). Selain itu, 13 persen lahan di Kelurahan Pakulonan merupakan kawasan industri. Adapun industri/ perusahaan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan yaitu PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang dan PT. Tugu Pakulonan. Adanya perusahaan dan berbagai fasilitas yang tersedia seiring dengan hadirnya perusahaan tersebut menyebabkan kawasan ini banyak dikunjungi oleh penduduk dari luar daerah yang bertujuan untuk mencari pekerjaan dan kemudian menetap di wilayah tersebut. Selain digunakan untuk dua kepentingan tersebut, lahan di Kelurahan Pakulonan juga digunakan untuk kepentingan bangunan pemerintah, sarana umum berupa kuburan, dan empang. Tabel 3 berikut ini merupakan tabel penggunaan lahan di Kelurahan Pakulonan.
38
Tabel 3. Luas dan Persentase Lahan Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Penggunaannya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penggunaan Lahan Pemukiman/ real estate Kawasan industri Bangunan pemerintah Kuburan Empang Lainnya
Luas Lahan (Ha) Persen (%) 154 71 28,9 13 0,5 0 0,49 0 0,04 0 34,07 16 Jumlah 218 100 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Berdasarkan jenis tanahnya, maka tanah di Kelurahan Pakulonan sebagian besar (74 persen) merupakan tanah milik. Sisanya merupakan tanah Hak Guna Usaha (HGU); tanah negara bebas; dan tanah Hak Guna Bangunan (HGB). Tanah HGU menempati posisi kedua terbesar setelah tanah milik. Hal ini menandakan bahwa tanah di Kelurahan Pakulonan banyak digunakan untuk kegiatan usaha baik oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Tabel 4 menggambarkan mengenai klasifikasi tanah berdasarkan jenisnya di Kelurahan Pakulonan. Tabel 4. Luas dan Persentase Lahan Berdasarkan Jenis Tanah No. 1. 2. 3. 4.
Jenis Tanah Tanah Milik Tanah Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Negara Bebas Tanah Hak Guna Bangunan
Luas Lahan (Ha) Persen (%) 160,2 74 28,4 13 22 10 7,4 3 Jumlah 218 100 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Kondisi jalan di Kelurahan Pakulonan tergolong baik. Terdapat jalan hot mix sepanjang 2,104 Km dan jalan aspal biasa sepanjang 1500 Km. Kondisi jalan yang baik tersebut menggambarkan kemudahan sarana perhubungan bagi penduduk di wilayah tersebut. Hal ini juga menggambarkan kemudahan akses penduduk dari luar daerah ke wilayah tersebut.
39
4.1.2
Kondisi Kependudukan Kelurahan Pakulonan Jumlah penduduk di Kelurahan Pakulonan pada bulan Maret 2009 yaitu
9208 jiwa, terdiri dari 4579 jiwa laki-laki dan 4629 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Pakulonan adalah 1723 KK. Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan berusia 15-45 tahun (42 persen) yang dapat dikategorikan sebagai penduduk berusia produktif. Tabel 5 menggambarkan klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Umur (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persen (%)
0-5 559 6 5-15 852 9 15-45 3811 42 45-65 3801 41 65 ke atas 187 2 Total 9210 100 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan merupakan WNI asli. Selain itu, terdapat pula WNI keturunan dan warga negara asing. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 6. Tabel
6.
Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Kewarganegaraan
Berdasarkan
Jenis
Status Kewarganegaraan
Kelamin
dan
Status Total
WNI Asli WNI Keturunan Warga Negara Asing (WNA) Laki-laki 4534 23 22 4579 Perempuan 4605 17 7 4629 Total 9139 40 29 9208 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
4.1.3
Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Pakulonan bermacam-macam.
Beberapa diantaranya yaitu buruh industri, pedagang, TNI/POLRI, PNS, perangkat desa/kelurahan, dan petani penggarap. Terdapat pula penduduk yang
40
pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh industri (55 persen). Hal tersebut menandakan bahwa kehadiran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama dalam hal mata pencaharian. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa masyarakat membutuhkan perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Penduduk Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jenis Pekerjaan Buruh Industri Pedagang TNI/POLRI Pengangguran Tak Kentara Pengangguran Pegawai Negeri Sipil Pertukangan Perangkat Desa/ Kelurahan Pensiunan PNS Petani Penggarap Pensiunan TNI/POLRI
Jumlah (Orang) Persen (%) 1675 55 869 29 252 8 97 3 86 3 39 1 16 1 11 0 5 0 5 0 4 0 Jumlah 3059 100 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Adanya perusahaan dapat mengakibatkan terbukanya lapangan pekerjaan baru. Salah satunya adalah usaha berdagang. Usaha berdagang merupakan mata pencaharian terbesar kedua setelah buruh pabrik di Kelurahan Pakulonan. Terlihat bahwa 29 persen penduduk di Kelurahan Pakulonan bermatapencaharian sebagai pedagang (Tabel 7). Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani di Kelurahan Pakulonan sangat sedikit, bahkan nyaris tidak ada (0 persen). Sedikitnya penduduk yang bertani di kelurahan tersebut dapat disebabkan oleh terbatasnya lahan pertanian karena sebagian besar lahan di Kelurahan Pakulonan digunakan untuk perumahan/real estate. Banyaknya pertokoan dan pusat perbelanjaan juga menyebabkan penduduk banyak yang bekerja di pertokoan atau pusat
41
perbelanjaan. Hal tersebut menandakan bahwa penduduk Kelurahan Pakulonan tidak tergantung terhadap lahan untuk penghidupan mereka.
4.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk Sebagian besar penduduk di Kelurahan Pakulonan telah mengenyam pendidikan (98 persen), dengan sebagian besar penduduk bependidikan SD (53 persen). Angka buta huruf di Kelulahan Pakulonan cenderung rendah yaitu 2 persen dan terdapat 0 persen penduduk yang mengalami drop out SD. Hal tersebut cukup
membuktikan
bahwa
penduduk
di
Kelurahan
Pakulonan
telah
mementingkan pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pendidikan Pendidikan Dasar / SD SLTP SLTA Sarjana Lengkap/ S1 Taman Kanak-kanak (TK) Buta Huruf Sarjana Muda/ Akademi Drop Out SD
Jumlah (Orang) Persen (%) 739 53 296 21 220 16 52 4 43 3 27 2 15 1 3 0 Jumlah 1395 100 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Berdasarkan Tabel 8, dapat terlihat bahwa hanya sedikit penduduk yang berpendidikan SMA, sarjana muda, dan S1. Ketiga tingkat pendidikan tersebut merupakan tingkat pendidikan yang biasanya diperlukan oleh perusahaan. Hal ini menandakan bahwa masih sedikit penduduk yang dapat memenuhi standar kualitas tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan di wilayah mereka.
4.1.5 Kehidupan Beragama Penduduk di Kelurahan Pakulonan mayoritas memeluk agama Islam (93%). Selain itu terdapat pemeluk agama Protestan, Budha, Kristen Katholik, dan Hindu. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.
42
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Pemeluk Agama Kelurahan Pakulonan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pemeluk Agama Islam Protestan Budha Kristen Katholik Hindu Total
Jumlah (Orang) 8454 425 128 124 13 9144
Persen (%) 93 5 1 1 0 100
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Kegiatan keagamaan di Kelurahan Pakulonan didominasi oleh kegiatan agama Islam. Tercatat selama Bulan Maret 2009 kegiatan pemeluk agama Islam telah 6 kali dilangsungkan di kelurahan. Kegiatan tersebut antara lain mencakup Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 Hijriah dan Peletakkan Batu Pertama Masjid Jabal Nur Bukit Serpong Mas. Kegiatan peringatan Maulid Nabi tersebut diadakan oleh beberapa penyelenggara antara lain Masjid At-taqwa Kampung Baru Utara, Badan Kekeluargaan Masjid (BKM), Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Majlis Ta’lim Arrafah Kampung Wates, PT. Indah Kiat Pulp and Paper Mills Tangerang, dan Dewan Keluarga Masjid Nur Asmaa Ulhusna. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa PT. IKPP Mills Tangerang memiliki perhatian terhadap kegiatan agama di Kelurahan Pakulonan, dalam hal ini kegiatan agama Islam. 4.1.6
Ketersediaan Fasilitas Umum Ketersediaan fasilitas umum di Kelurahan Pakulonan cukup lengkap.
Fasilitas-fasilitas umum tersebut diantaranya mencakup sarana pendidikan (baik pendidikan umum, agama, maupun non formal); sarana pendidikan kesejahteraan keluarga; sarana kesehatan; sarana olah raga, kesenian, dan kepemudaan; sarana peribadatan; dan sarana niaga, industri, pariwisata, dan pengoperasian. Berbagai fasilitas umum tersebut dapat memudahkan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya. Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa fasilitas umum tersebut, yaitu:
43
1) Sarana Pendidikan Umum dan Sarana Pendidikan Agama Sarana pendidikan umum di Kelurahan Pakulonan terdiri dari TK, SD, dan SLTP, sedangkan SLTA belum tersedia. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 10. Salah satu SD tersebut, yaitu SD Negeri Pakulonan 1, terletak di lokasi penelitian yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan dan merupakan salah satu SD penerima sumbangan sosial perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang. Tabel 10. Jumlah Sarana Pendidikan Umum No. 1. 2. 3. 4.
Sarana Pendidikan
Jumlah Sekolah
SLTA SLTP SD TK
1 3 1
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
Sarana pendidikan agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan merupakan sarana pendidikan agama Islam. Sarana pendidikan ini hanya terdiri dari 1 sekolah tsanawiyah. Hal ini menandakan bahwa sarana pendidikan agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan kurang menunjang dan kurang lengkap. 2) Sarana Pendidikan Nonformal Selain sarana pendidikan formal, terdapat pula sarana pendidikan nonformal yang dapat menjadi sarana penduduk dalam mengasah keterampilan. Sarana ini terdiri dari kursus mengemudi, kursus komputer, dan kursus bahasa. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 11. Ketersediaan berbagai fasilitas tersebut di Kelurahan Pakulonan dapat membantu penduduk untuk memenuhi tuntutan keterampilan yang diinginkan perusahaan. Tabel 11. Jumlah Sarana Pendidikan Nonformal No. Sarana Pendidikan Nonformal 1. Kursus Mengemudi 2. Kursus Komputer 3. Kursus Bahasa
Jumlah (Tempat) 1 1 3
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
44
3) Sarana Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Sarana pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) di Kelurahan Pakulonan terdiri dari pokja PKK, kader PKK, anggota PKK (baik yang aktif maupun tidak aktif). Salah satu kegiatan PKK yaitu posyandu, diantaranya yaitu posyandu cabang Cendrawasih, merupakan penerima bantuan tanggung jawab sosial perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang. Terdapat pula beberapa orang kader PKK yang merupakan warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan dan terlibat dalam kegiatan posyandu cabang Cendrawasih. Adapun jumlah sarana kesehatan keluarga di Kelurahan Pakulonan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Fasilitator Kesehatan Keluarga No. 1. 2. 3. 4.
Fasilitator Kesehatan Keluarga Pokja PKK Kader PKK Anggota PKK Aktif Anggota PKK Pasif
Jumlah (Orang) 12 36 30 6
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
4) Sarana Perhubungan/Transportasi Transportasi yang terdapat di Kelurahan Pakulonan terdiri dari kendaraan angkutan dan kendaraan non angkutan. Kendaraan angkutan terdiri dari 3 unit truk dan 5 unit pick up, sedangkan kendaraan non angkutan terdiri dari kendaraan roda empat yaitu sedan (54 unit), jeep (12 unit), dan mini bus (19 unit); dan kendaraan roda dua yang terdiri dari sepeda motor (437 unit) dan sepeda (15 unit). Ketersediaan sarana transportasi tersebut juga didukung oleh kondisi jalan yang telah baik dan beraspal. Berbagai sarana perhubungan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan dapat memudahkan penduduk untuk mengakses informasi dan berhubungan dengan pihak di luar Kelurahan Pakulonan. Sebaliknya, sarana tersebut juga memudahkan penduduk dari luar daerah untuk masuk ke Kelurahan Pakulonan. 5) Sarana Olah Raga, Kesenian, dan Kepemudaan Sarana olahraga yang berkembang di Kelurahan Pakulonan yaitu tenis meja, bola volly, sepak bola, bulu tangkis, dan catur. Satu-satunya kesenian yang
45
berkembang di masyarakat adalah orkes melayu sebanyak 3 grup. Organisasi kepemudaan yang terdapat di masyarakat yaitu KNPI; AMPI/AMS; Pemuda Pancasila; remaja masjid; pramuka yang terdiri dari pembina; penggalang; dan pandega; dan organisasi pemuda partisipasi lokal. Tabel 13 memuat mengenai kelompok kepemudaan yang terdapat di Kelurahan Pakulonan. Tabel 13. Jumlah Anggota Kelompok Kepemudaan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kelompok Kepemudaan Jumlah (Orang) KNPI 6 AMPI/AMS 10 Pemuda Pamcasila 2 Remaja Masjid 85 Pramuka: 1. Pembina 4 2. Pramuka Penggalang 32 3. Pramuka Pandega 105 6. Organisai Pemuda Partisipasi Nasional 150 Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
6) Sarana Peribadatan Sarana peribadatan di Kelurahan Pakulonan terdiri dari masjid, surau, mushola, dan gereja. Apabila dilihat dari keberagaman agama yang terdapat di Kelurahan Pakulonan, maka sarana peribadatan tersebut tergolong kurang memadai. Adapun sarana peribadatan yang tidak tersedia di Kelurahan Pakulonan adalah sarana peribadatan umat Budha yaitu vihara dan sarana peribadatan umat Hindu yaitu Pura. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Sarana Peribadatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sumber:
Sarana Peribadatan
Jumlah
Masjid 4 Surau 11 Mushollah 11 Gereja 1 Vihara 0 Pura 0 Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
46
7) Niaga dan Industri Kegiatan perekonomian di Kelurahan Pakulonan terpusat pada dua bidang yaitu niaga dan industri. Sarana-sarana niaga antara lain mencakup toko, warung, rumah makan/restoran, warung nasi, hotel/motel, pom bensin, toko alat bangunan/material, toko besi/kaca, percetakan, penjahit pakaian, bengkel mobil, bengkel sepeda motor, toko alat kendaraan bermotor, fotokopi, dan foto studio. Berbagai sarana niaga tersebut, selain menggambarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di Kelurahan Pakulonan, juga menggambarkan beragamnya lapangan pekerjaan penduduk Kelurahan Pakulonan di bidang niaga. Tabel 15 menampilkan data mengenai jenis dan jumlah niaga di Kelurahan Pakulonan. Adapun industri yang terdapat di Kelurahan Pakulonan terdiri dari dua perusahaan, yaitu PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) Mills Tangerang dan PT. Tugu Pakulonan. Jenis usaha PT. IKPP Mills Tangerang yaitu memproduksi kertas. Adapun PT. Tugu Pakulonan merupakan perusahaan yang memproduksi karton kemasan. Keberadaan kedua industri tersebut dapat menambah lapangan pekerjaan di Kelurahan Pakulonan. Selain itu, dapat pula turut membantu masyarakat yang berada di sekitar perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Tabel 15. Jumlah Niaga di Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenisnya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis Niaga Toko Warung Rumah makan/restoran Warung nasi Hotel/motel Pom bensin Toko alat bangunan/matrial Toko besi/kaca Percetakan Penjahit pakaian laki-laki Penjahit pakaian perempuan Bengkel mobil Bengkel sepeda motor Toko alat kendaraan bermototor Photo copy Foto studio
Jumlah 101 54 14 13 1 2 2 3 2 2 1 3 3 6 2 2
Sumber: Laporan Bulanan Umum Kelurahan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang Bulan Maret 2009.
47
4.2 Gambaran Umum RT 005/002 Kampung Baru Selatan Gambaran umum lokasi penelitian ini, yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan, mencakup letak dan kondisi georgrafis, karakteristik penduduk, serta infrastuktur dan suprastruktur lokasi penelitian. 4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis RT 005/002 Kampung Baru Selatan terletak di Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, Banten. Kampung Baru Selatan memiliki 5 RT yang berdekatan dengan PT. IKPP Tangerang. Namun, RT 005/002 merupakan RT yang letaknya lebih dekat dengan tembok batas perusahaan sehingga dampak yang ditimbulkan perusahaan diduga lebih dirasakan oleh warga di RT tersebut. RT 005/002 berbatasan dengan PT. IKPP Tangerang di sebelah timur. Adapun batas wilayah Kampung Baru Selatan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Paku Alam 2. Sebelah timur berbatasan dengan Paku Jaya 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Priyang (Desa Pondok Jagung) 4. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cisadane Sungai Cisadane memisahkan Kampung Baru Selatan dengan Kelurahan Pakulonan Barat. Keduanya dihubungkan dengan menggunakan alat transportasi berupa perahu bambu yang biasa pula disebut dengan istilah getek. Kelurahan Pakulonan Barat memiliki wilayah yang berdekatan dengan beberapa perusahaan, termasuk PT. IKPP Mills Tangerang, sehingga sering mendapatkan sumbangan sosial dari beberapa perusahaan tersebut. Keadaan ini dianggap oleh beberapa responden merupakan hal yang menguntungkan, sehingga daerah tersebut dianggap lebih banyak menerima sumbangan dibandingkan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan.
48
Gambar 3. Peta Kampung Baru Selatan RT 005/002 Kampung Baru Selatan berbatasan dengan RT 001/002 di sebelah utara, Sungai Cisadane di sebelah Barat, RT 003/002 di sebelah selatan, dan PT. IKPP Tangerang di sebelah timur. Terdapat kebun milik PT. IKPP Tangerang di daerah yang berbatasan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan yang dapat dimanfaatkan penduduk untuk usaha menanam berbagai sayuran dan beberapa jenis tanaman lainnya, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai sumber kehidupan. Kebun tersebut terletak tepat di belakang PT. IKPP Tangerang. Terdapat pula kebun milik pribadi dan digarap oleh petani penggarap yang merupakan pendatang di wilayah tersebut. Sebagian besar lahan lainnya di RT 005/002 Kampung Baru Selatan digunakan untuk keperluan perumahan. Sungai Cisadane yang berbatasan dengan RT 005/002 Kampung Baru Selatan dulu digunakan penduduk sebagai sumber air utama, sebelum sungai
49
tersebut
tercemar
limbah.
Namun,
sekarang
sebagian
besar
penduduk
menggunakan PAM dan sumur bor sebagai sumber air utama.
4.2.2
Karakteristik Penduduk Penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan tidak jauh berbeda
dengan penduduk Kelurahan Pakulonan pada umumnya. Kesamaan tersebut dapat dilihat melalui jenis tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan antara penduduk di Kelurahan Pakulonan dan RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk yang berusia tua memiliki pendidikan hingga SD, bahkan terdapat pula penduduk yang tidak bersekolah. Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan Ketua RT. Namun, terdapat perbaikan pendidikan sekarang ini karena banyak penduduk yang berusia muda yang dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat SMA/Sederajat.
Terdapat
pula
penduduk
yang
mampu
melanjutkan
pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi. Hal ini serupa dengan karakteristik penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pakulonan dimana penduduk yang memiliki jenjang pendidikan tinggi hanya sedikit. Berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan antara lain bekerja sebagai buruh pabrik dan memiliki usaha sendiri (wirausaha). Adapun wirausaha tersebut mencakup berdagang dan mengontrakkan rumah. Penduduk yang bekerja sebagai pedagang sebagian besar membuka warung di dekat rumahnya atau dekat sekolah dasar yang terletak di RT tersebut. Barang yang mereka jual diantaranya berupa masakan jadi, makanan ringan, dan barang-barang
keperluan
sehari-hari.
Adanya
perusahaan
dianggap
menguntungkan pedagang karena daerah mereka menjadi ramai dan tidak sedikit pegawai pabrik yang mengunjungi warung penduduk pada jam makan siang. Penduduk yang bekerja sebagai pegawai pabrik sebagian besar bekerja di bagian produksi pabrik-pabrik yang berada di dekat wilayah tempat tinggal mereka, termasuk PT. IKPP Tangerang. Hanya sedikit penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan yang berprofesi sebagai petani. Jenis pekerjaan penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan ini serupa dengan jenis pekerjaan penduduk
50
Kelurahan Pakulonan pada umumnya, dimana sebagian besar pekerjaan penduduk tidak tergantung kepada lahan. Penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan diakui oleh sebagian besar warga didominasi oleh pendatang (70 persen) dibandingkan dengan penduduk asli (30 persen), meskipun tidak ada yang mengetahui jumlah masing-masing penduduk secara pasti. Hal ini disebabkan penduduk yang merupakan pendatang seringkali datang dan pergi tanpa melapor kembali kepada pihak RT. Selain itu, penduduk yang merupakan penduduk asli juga banyak yang merelakan tanahnya untuk dijual kepada pendatang sedangkan mereka sendiri pindah ke wilayah lain. Sumber data untuk jumlah penduduk di RT tersebut yang digunakan oleh pihak RT adalah Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Tahun 2009, dimana tercatat terdapat 500 orang pemilih tetap yang terdiri dari 258 orang laki-laki dan 242 orang perempuan. Namun, data tersebut diakui Ketua RT kurang akurat karena masih ada warga yang telah pindah yang masih tercatat di daftar tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan ulang, Ketua RT mengatakan bahwa warga di RT tersebut berjumlah 434 orang, dengan 218 orang laki-laki dan 216 orang perempuan.
4.2.3 Infrastruktur dan Suprastruktur Beberapa sarana yang terdapat di RT 005/002 Kampung Baru Selatan adalah sarana peribadatan berupa mushollah dan sarana pendidikan yaitu sekolah dasar. Jumlah mushollah yang ada di Kampung Baru Selatan adalah lima buah dan jumlah sekolah dasar yang ada di Kampung Baru Selatan adalah 1 buah. Sebuah mushollah dan sekolah dasar tersebut terletak di RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Selain itu, RT 005/002 Kampung Baru Selatan memiliki seluas lahan yang dijadikan makam. Jalan dan saluran air di RT 005/002 Kampung Baru Selatan sudah tergolong baik. Jalan utamanya beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan bermotor. Saluran air di RT tersebut lancar dan bersih. Pembangunan saluran air
51
tersebut mendapatkan sumbangan dari PT IKPP Tangerang berupa bahan-bahan bangunan. Sarana transportasi di RT tersebut terdiri dari sarana transportasi darat dan air. Sarana transportasi air yaitu berupa perahu bambu atau getek yang menghsubungkan RT 005/002 Kampung Baru Selatan dengan Pakulonan Barat yang terletak di seberang Sungai Cisadane. Biaya transportasi air tersebut adalah Rp 1.000,00 untuk sekali penyebrangan. Sebagian besar penduduk Pakulonan Barat yang menyebrang ke wilayah Kampung Baru Selatan adalah siswa yang bersekolah di wilayah Kampung Baru Selatan dan sekitarnya maupun para pekerja. Beberapa kelompok masyarakat yang terdapat di RT 005/002 Kampung Baru Selatan adalah PKK, pengajian, posyandu, kelompok dagang, dan kelompok dana kematian. Kelompok lainnya adalah Forum Pemuda Pakulonan, merupakan perkumpulan pemuda yang tergabung di kelurahan. Pengajian di RT 005/002 tergolong aktif. Pengajian tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu pengajian ibu-ibu setiap RT, pengajian ibu-ibu gabungan antar RT (bergabung dengan RT 003/002),dan pengajian bapak-bapak. Pengajian tersebut mencakup pula arisan warga. Adapun pengajian ibu-ibu per-RT diadakan pada hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu dan arisannya diadakan pada hari Jum’at, sedangkan pengajian bapak-bapak diadakan pada hari Jum’at, Sabtu, Senin, dan Selasa, serta arisannya diadakan pada malam Senin dan Selasa. Kegiatan pengajian tersebut mencerminkan bahwa penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan masih memegang erat nilai-nilai agama. Selain itu, peranan pemuka agama atau guru mengaji masih kuat terasa, dimana pendapat pemuka agama dianggap pendapat yang lebih benar dibandingkan dengan pendapat pribadi penduduk. Selain pengajian, kelompok lainnya yang aktif dan banyak diikuti oleh penduduk adalah kelompok dagang dan dana kematian. Kelompok dagang merupakan perkumpulan pedagang yang terdapat di tiap RT. Perkumpulan tersebut mengadakan kegiatan pengajian dan berdagang, contohnya berdagang nasi, warung kelomtong, dan sebagainya. Dana kematian merupakan kelompok
52
yang menyediakan kain kafan dan uang kematian sebesar Rp 300.000,00 bagi keluarga yang terkena musibah kematian. Kelompok tersebut ada di tiap RT. Anggotanya berjumlah lebih dari 500 orang untuk kelompok dana kematian gabungan di Kampung Baru, sedangkan untuk setiap RT anggotanya lebih dari 200 orang. Setiap bulannya anggota dikenakan iuran Rp 3000,00. . Kegiatan gotong royong sudah jarang dilakukan oleh penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Selain itu, peranan tokoh masyarakat dalam menggerakkan warga juga dinilai kurang oleh beberapa orang penduduk. Kegiatan gotong royong hanya akan dilakukan apabila akan mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan dan menjelang bulan Ramadhan yaitu membersihkan makam. Namun, hal tersebut dilakukan oleh beberapa orang yang telah tergabung dalam kepanitiaan. Penduduk lainnya hanya berkontribusi dengan memberikan uang dan tidak turun langsung dalam melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut. Peranan tokoh masyarakat yang sudah mulai berkurang disebabkan oleh kurangnya wibawa tokoh masyarakat di mata penduduk dibandingkan dengan tokoh masyarakat sebelumnya yang telah meninggal dunia. Tokoh masyarakat dianggap kurang aktif dalam menggerakkan warga untuk melaksanakan kegiatan tertentu dan kurang disegani. Selain itu,terdapat banyak pendatang baru di wilayah tersebut yang jumlahnya melebihi penduduk asli yang kurang mengenal daerah tersebut dan tidak mengetahui keberadaan tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Keberadaan PT. IKPP Tangerang di wilayah tersebut telah membantu pembangunan berbagai sarana yang dibutuhkan oleh penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan, seperti sarana peribadatan, saluran air, dan perhubungan. PT. IKPP Tangerang turut membantu menyumbangkan bahan-bahan bangunan berupa pasir, semen, dan aspal.
BAB V GAMBARAN UMUM PT. IKPP MILLS TANGERANG 5.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp and Paper (PT. IKPP) merupakan salah satu anak perusahaan Sinar Mas Group yang tergabung dalam Asia Pulp and Paper (APP). Selain PT. IKPP, perusahaan lain yang tergabung dalam APP adalah PT. Pindo Deli Pulp and Paper, PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper, dan PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia. PT. IKPP memiliki pabrik kertas dan pulp di Riau dan dua fasilitas manufacturing di Banten yang memproduksi kertas dan produk kemasan. Adapun rinciannya sebagai berikut: 1. PT. IKPP Tangerang yang terletak di Desa Pakulonan, Kecamatan Serpong, Banten. Berdiri sejak tahun 1976. Pabrik ini menghasilkan kertas budaya; 2. PT. IKPP Perawang yang terletak di Desa Perawang, Kecamatan Siak, Kabupaten Bengkalis, Riau. Berdiri sejak tahun 1982. Pabrik ini menghasilkan pulp dan kertas budaya; 3. PT. IKPP Serang yang terletak di Desa Kragilan, Kabupaten Serang, Banten. Berdiri sejak tahun 1990. Pabrik ini menghasilkan kertas industri. PT. IKPP pertama kali didirikan di Tangerang pada tahun 1976 oleh Bapak Soetopo Jananto, seorang pengusaha kelahiran Pematang Siantar, Sumatra Utara. Bapak Soetopo Jananto juga memprakarsai berdirinya PT. Indah Kiat Pulp and Paper Corporation yang bekerjasama dengan dua perusahaan penyedia teknologi proses untuk penggunaan kayu gelondong dari daerah tropis untuk memproduksi kertas tulis dan kertas cetak asal Taiwan, yaitu Chung Hwa Pulp International dan Yuen Foong Yu FG. PT. IKPP mulai dapat beroperasi secara komersial pada tahun 1977. PT. IKPP Tangerang menggunakan dua mesin kertas untuk menghasilkan 100 ton kertas per hari pada bulan April 1979. Permintaan kertas yang meningkat di pasaran membuat PT. IKPP Tangerang menambah satu unit mesin kertas pada bulan Juni 1982, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi hingga 150 ton kertas per hari. Total produksi kertas dari tiga mesin kertas yang dimiliki oleh PT.
54
IKPP Tangerang lebih ditingkatkan lagi menjadi 250 ton kertas per hari mulai bulan April 1988.
5.2 Profil Perusahaan PT. IKPP Tangerang merupakan anak perusahaan Sinar Mas Group yang berada di bawah bendera Sinar Mas Pulp and Paper Products, yaitu unit usaha Sinar Mas Group yang bergerak di bidang industri kertas. Sebagian besar perusahaan dibawah bendera Sinar Mas Pulp & Paper Products telah mendapat sertifikat ISO 14001 dan ISO 9002. Selain fasilitas manufacturing di Tangerang, PT. IKPP memiliki pabrik kertas dan pulp di Riau dan 1 fasilitas manufacturing di Serang. Brand produk yang dihasilkan PT. IKPP antara lain Paperline, Britex, Copy Paper, PPC Paper, Paperon, IK-Plus dan e-Paper. Berdasarkan Sinar Mas Internal Magazine (2007), tingkat penjualan PT. IKPP mencapai 60 persen dari total penjualan. Produk dari PT. IKPP Tangerang kini telah didistribusikan ke lebih dari 20 negara, di antaranya yaitu Hong Kong, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Jepang, India, Ethiopia, Papua Nugini, RRC, Selandia Baru, Vietnam, dan Kamboja. PT. IKPP memiliki komitmen untuk menjalankan usaha secara berkelanjutan. PT. IKPP menggunakan definisi Bank Dunia, yang terdiri atas tiga pilar, yaitu: lingkungan, sosial, dan ekonomi. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan sosial yang dilakukan secara rutin, seperti sunatan massal, pemberian sumbangan daging kurban pada hari raya Idul Adha, pemberian beasiswa, bazar buku murah di sekolah dasar, dan lainnya.
5.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Berikut ini akan dibahas mengenai visi, misi, dan tujuan PT. IKPP Tangerang dalam menjalankan usahanya. Selain itu, akan dibahas pula filosofi PT. IKPP Tangerang yang melandasi tujuan dan sasaran PT. IKPP Tangerang untuk mewujudkan usaha yang berkelanjutan sebagaimana komitmen perusahaan.
55
5.3.1 Visi dan Misi PT. IKPP Tangerang PT. IKPP Tangerang memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Adapun visi PT. IKPP Tangerang adalah : ”we will become a world class enterprise and a global provider of hight squality pulp, paper, and converting product by using the most advance technology and management techniques, for purpose of satisfaying our costumers, creating share holder value, taking care for our employees and sharing of social responsibility” Misi yang dimiliki oleh PT. IKPP Tangerang untuk mencapai visi tersebut yaitu: “to produce world class specialty paper product in 21st century.”Visi dan misi tersebut melandasi PT. IKPP Mills Tangerang dalam melakukan usahanya dan mencapai tujuannya.
5.3.2 Tujuan PT. IKPP Mills Tangerang PT. IKPP Tangerang memiliki tujuan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional yang tercermin dalam filosofi PT. IKPP Tangerang. Adapun filosofi tersebut adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan adalah kebutuhan dasar dari kehidupan dan kewajiban b. Karyawan adalah kunci sukses setiap usaha c. Kepuasan para pemegang saham, investor potensial, pegawai, management, mitra usaha, pemerintah, dan masyarakat harus menjadi prioritas utama d. Landasan operasional haruslah berdasarkan pada keterbukaan, saling menghormati dan management yang berperan aktif e. Kelestarian lingkungan adalah bagian integral dari sistem kerja perusahaaan Filosofi PT. IKPP Tangerang tersebut melandasi tujuannya dalam melakukan usaha. Adapun tujuan dan sasaran PT. IKPP Tangerang secara lebih jelas ditampilkan dalam tabel berikut ini:
56
Tabel 16. Tujuan dan Sasaran PT. IKPP Tangerang No. 1.
Tujuan Perusahaan Meningkatkan kepuasan pelanggan
2.
Mencegah kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit akibat kerja
3.
Menghemat pemakaian sumber daya yaitu air, listrik, steam, dan pulp
4.
Meminimalkan dampak lingkungan dan limbah yang dihasilkan
5.
Memenuhi perundangundangan lingkungan tentang limbah cair, limbah padat, dan udara
6.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
Sasaran Perusahaan § Meningkatkan nilai indeks kepuasan pelanggan melalui survei kepuasan pelanggan (costumer satisfication survey) minimal 3.0 § Mengirim barang kepada pelanggan tepat pada waktunya (on time delivery), minimal 90% § Menurunkan klain pelanggan dengan nilai pembayaran klaim per ton produk terjual maksimal USD/M § Menurunkan jumlah dan hari hilang karena kecelakaan kerja di dalam dan di luar pabrik (dalam jam dan rute sewajarnya) § Jumlah kecelakaan maksimal 20 kasus/tahun § Hari hilang maksimal 144 hari/tahun § Tidak ada insiden kebakaran di seluruh area pabrik § Meniadakan penyakit akibat kerja berdasarkan kriteria yang tercantum dalam undang-undang § Pemakaian sumber daya yang diharapkan adalah sebagai berikut: Ø Air (m³/FMT): Kertas putih =15,5 Kertas warna =23 Ø Listrik (KWH/FMT): Kertas putih =600 Kertas warna =730 Ø Steam (ton/FMT): Kertas putih =2,5 Kertas warna =2,7 Ø Pulp: Kertas putih =0,76 Kertas warna =0,83 § Menjaga kapasitas produksi dengan kualitas produk sesuai dengan spesifikasi minimal 98.000 ton/tahun § Meningkatkan efisiensi produk secara menyeluruh PM 1 = minimal 87% PM 2 = minimal 86% PM 3 = minimal 88% § Mengadakan kerja sama dengan pihak lain dalam pengelolaan sludge IPAL § Meningkatkan rasio oli bekas yang dihasilkan terhadap pemakaian oli minimal 74% § Menjaga kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai (effluent): § Menjaga tingkat kebisingan di daerah tetangga sehingga tidak melebihi 60 dB § Melakukan pemantauan limbah cair, limbah padat, udara lingkungan kerja, dan tingkat kebisingan sesuai perundangundangan yang berlaku § Mengirimkan surat permohonan pengujian ke laboratorium independen sekurang-kurangnya sebulan sebelum tanggal pengujian untuk limbah padat dan udara agar pengujian tepat waktu. Memberikan trainning untuk meningkatkan kemampuan manajerial seluruh karyawan tingkat staf sampai senior supervisor
Sumber: Dokumen PT. IKPP Mills Tangerang, 2008.
57
5.4 Kebijakan Perusahaan PT. IKPP Tangerang memiliki kebijakan yang melandasi kegiatannya. Kebijakan tersebut antara lain: a. Perusahaan akan memuaskan harapan pelanggan dengan usaha perbaikan terus menerus terhadap kualitas produk dan pelayanan b. Perusahaan memprioritaskan kesehatan kerja, pencegahan pencemaran, keselamatan kerja, dan pengendalian pemakaian sumber daya melalui keikutsertaan karyawan c. Manajemen berkomiten untuk terus menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen perusahaan, menerapkan, dan meninjau kembali sasaran perusahaan secara periodik dan memenuhi semua perundang-undangan dan persyaratan lain yang relevan.
5.5 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. IKPP Tangerang merupakan struktur organisasi fungsional. PT. IKPP Tangerang dipimpin oleh seorang kepala pabrik yang membawahi 7 departemen di mana masing-masing departemen tersebut membawahi beberapa seksi. Struktur organisasi ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Bagian dari organisasi perusahaan yang memiliki tugas untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar adalah bagian Humas dan Industrial Relation. Berdasarkan struktur organisasi pada Lampiran 1, dapat diketahui bahwa bagian Humas berada pada Seksi General Affairs. Seksi tersebut merupakan bagian dari Departemen Administrasi. Adapun bagian Humas memiliki tanggung jawab untuk membina hubungan baik antara PT. IKPP Tangerang dengan masyarakat di sekitarnya dan instansi-instansi lain seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Bagian lainnya yang memiliki tanggung jawab dalam membina hubungan dengan pihak lain adalah bagian Industrial Relation. Bagian ini merupakan bagian dari Seksi Personalia (HRD) yang merupakan bagian dari Departemen Administrasi.
BAB VI FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1 Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian ini terdiri dari tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, dan karakteristik komunikasi masyarakat sekitar. Adapun faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut. 8.2.4 Tingkat Kesejahteraan Variabel tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diidentifikasi dari prioritas pengeluaran responden untuk memenuhi kebutuhannya yang mencakup kebutuhan makan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, ibadah, modal bisnis, pakaian, dan tabungan. Responden diminta untuk menyebutkan jumlah pengeluaran mereka selama satu bulan untuk kebutuhankebutuhan tersebut. Adapun responden yang merasa kesulitan untuk mengingat jumlah pengeluaran mereka untuk masing-masing kebutuhan diminta untuk memberikan urutan pengeluaran terbesar untuk masing-masing kebutuhan tersebut, mulai dari kebutuhan dengan pengeluaran yang paling besar hingga pengeluaran yang paling kecil dalam satu bulan tersebut. Tabel 17 menunjukkan beberapa prioritas kebutuhan yang menempati urutan pertama atau merupakan pengeluaran terbesar responden dalam satu bulan. Kebutuhan tersebut antara lain makan, tabungan, perumahan, pendidikan, dan modal bisnis. Responden dalam penelitian ini sebagian besar memprioritaskan kebutuhan makan sebagai pengeluaran terbesar setiap bulannya. Berdasarkan www.datastatistik-indonesia.com (14/05/2009, 8:56), besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Jika sebagian besar pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makan, maka dapat diindikasikan bahwa sebagian besar responden belum sejahtera.
59
Tabel 17. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Prioritas Kebutuhannya § § § § §
Prioritas Kebutuhan Makan Pendidikan Modal bisnis Tabungan Perumahan
Jumlah 28 5 4 2 1 40
Jumlah
Persen (%) Kategori 70 Belum sejahtera 12 Sejahtera 10 5 3 100
8.2.5 Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi dalam penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan status sosial responden. Tabel 18 menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian ini. Tabel 18. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Usia
Kategori
Jumlah
1. Produktif (15-64 tahun): 2. Non-produktif (>64 tahun) Total
Jenis kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
Tingkat pendidikan
1. Tinggi 2. Rendah
Total
Jenis pekerjaan
Tingkat pendapatan: 1. Tingkat pendapatan individu 2.
Tingkat pendapatan keluarga
Total 1. Berhubungan Langsung dengan Perusahaan 2. Tidak Berhubungan Langsung dengan Perusahaan 3. Tidak bekerja Total 1. ≤ Rp 941.250,00 (rendah) 2. > Rp 941.250,00 (tinggi) Total 1. ≤ Rp 1.941.250,00 (rendah) 2. > Rp 1.941.250,00 (tinggi) Total
Status sosial
1. Tokoh masyarakat 2. Bukan tokoh masyarakat Total
40 0 40 15 25 40 4 36 40
Persen (%) 100 0 100 37,5 62,5 100 10 90 100
6
15
16 18 40 23 17
40 45 100 57 43
40 17 23 40 3 37 40
100 43 57 100 7 93 100
60
Adapun penjelasan dari masing-masing variabel sosial ekonomi ini antara lain: 1) Usia Responden dalam penelitian ini memiliki rentang usia mulai dari 17 tahun sampai dengan 53 tahun. Sebagian besar responden berada pada kelompok usia 35-39 tahun (22 persen). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa seluruh responden berada dalam usia produktif. Usia produktif juga menandakan kebutuhan responden akan lapangan pekerjaan apabila responden pada usia tersebut belum bekerja atau tidak sedang menempuh pendidikan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan responden terhadap perusahaan sebagai penyedia lapangan pekerjaan terdekat di lingkungan sekitarnya. 2) Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan (62,5 persen). Hal ini dapat disebabkan oleh waktu penelitian yang sebagian besar dilaksanakan pada jam kerja berlangsung dan pada hari kerja. Sebagian besar responden perempuan tersebut ditemui di rumah masing-masing. Responden perempuan tersebut sebagian besar bekerja tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya sehingga lebih mudah ditemui. Ada yang merupakan ibu rumah tangga, pegawai pabrik, guru di SD di lingkungan tersebut dan pedagang yang berjualan di sekitar rumahnya. Sedangkan responden laki-laki memiliki jam kerja yang lebih lama yaitu hingga sore hari ataupun berada di luar kota pada hari kerja dan hanya dapat ditemui pada hari libur (sabtu dan minggu). 3) Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir tertinggi masyarakat sekitar yang menjadi responden adalah S1. Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA (sederajat). Terdapat pula responden yang tidak pernah bersekolah. Tokoh masyarakat setempat juga mengatakan bahwa sebagian besar warganya bersekolah hingga tingkat SMA. Hanya sebagian kecil warganya yang mampu yang dapat melanjutkan sekolah hingga tingkat yang lebih tinggi.
61
Warga yang mengenyam pendidikan hingga SMA tersebut sebagian besar adalah warga yang berusia muda. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah. 4) Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu
berhubungan
langsung
dengan
perusahaan/pabrik,
tidak
berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik, dan tidak bekerja. Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa terdapat 15 persen responden yang memiliki pekerjaan berhubungan langsung dengan pabrik, 40 persen responden yang memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan pabrik, dan 45 persen responden tidak bekerja. Responden yang memiliki pekerjaan berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik sebagian besar bekerja di bagian produksi di pabrik. Terdapat pula responden yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Responden yang memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik terdiri dari aparat pemerintahan (RT), buruh (bangunan dan lainnya), pegawai toko, mekanik, PNS (kelurahan), guru, wirausaha (pedagang, pemilik rumah kontrakan, dan pemulung), dan guru mengaji (ustad). Responden yang tidak bekerja terdiri dari ibu rumah tangga, pelajar SMA, mahasiswa, dan pencari kerja (pengangguran). Responden yang termasuk dalam pencari kerja (pengangguran) tersebut beberapa diantaranya merupakan pelajar yang lulus SMA pada tahun 2009. Sebagian besar responden merupakan ibu rumah tangga (33 persen). Hal ini dapat disebabkan oleh waktu pelaksanaan penelitian yang sebagian besar dilakukan pada hari kerja dan saat jam kerja berlangsung (12.00-18.00 WIB). Urutan terbanyak setelah ibu rumah tangga adalah wirausaha (15 persen) dan buruh pabrik (15 persen). Responden yang berwirausaha sebagian besar merupakan pedagang yang berjualan di area sekitar rumahnya atau di sekolah dasar di lingkungan tersebut.
62
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja memiliki pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik. Hanya terdapat 6 orang yang pekerjaannya berhubungan secara langsung dengan perusahaan/pabrik. 5) Tingkat Pendapatan Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Responden yang tidak bekerja bergantung pada keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, tingkat pendapatan responden ini akan dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pendapatan individu dan tingkat pendapatan keluarga. Rentang pendapatan individu yang didapatkan di lokasi penelitian adalah Rp 0,00-Rp 5.000.000,00. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (57 persen) memiliki pendapatan individu yang rendah. Artinya, sebagian besar responden memiliki pendapatan di bawah rata-rata pendapatan individu. Rentang pendapatan keluarga responden berdasarkan hasil penelitian adalah Rp 400.000,00-Rp 5.000.000,00. Berbeda dengan tingkat pendapatan individu responden yang cenderung rendah, sebagian besar pendapatan responden (57 persen) memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Artinya, sebagian besar keluarga responden memiliki tingkat pendapatan di atas rata-rata pendapatan keluarga. 6) Status Sosial Variabel status sosial dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tokoh masyarakat dan bukan tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat merupakan orang yang memiliki pengaruh dan disegani di masyarakat, dimana pendapatnya akan didengarkan dan menjadi panutan masyarakat lainnya. RT 005/02 Kampung Baru Selatan merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh pendatang. Pendatang tersebut pada awalnya hanya mengontrak di wilayah tersebut, lalu kemudian menetap hingga saat ini. Penduduk asli sendiri banyak yang merelakan tanahnya untuk didirikan rumah kontrakan ataupun dijual kepada para pendatang, sedangkan mereka pindah ke tempat lain sehingga jumlah
63
pendatang lebih mendominasi dibandingkan dengan jumlah penduduk asli. Hal ini berpengaruh pula pada adanya tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Berkurangnya penduduk asli dan semakin bertambahnya pendatang menyebabkan tokoh masyarakat menjadi semakin sulit ditemukan karena tidak ada pengganti tokoh masyarakat sebelumnya yang telah meninggal dunia. Berdasarkan hasil wawancara, maka diketahui terdapat 3 orang (7 persen) responden yang merupakan tokoh masyarakat dalam penelitian ini. Tiga orang tokoh masyarakat tersebut terdiri dari warga yang menjabat sebagai Ketua RT pada saat ini yaitu Bapak Rsd, pemuka agama/guru mengaji yaitu Bapak Io, dan mantan ketua RT yaitu Bapak Skm. Ketiga tokoh tersebut, meskipun dianggap masih kurang dominan di mata masyarakat, namun memiliki pengaruh dan merupakan tempat masyarakat untuk meminta pendapat mengenai permasalahan RT. Ketua RT dan mantan Ketua RT merupakan kakak-adik dimana keduanya merupakan penduduk asli, sedangkan pemuka agama merupakan pendatang yang telah lama menetap di RT tersebut. Namun, terdapat beberapa pendapat responden lainnya yang mengatakan bahwa Ketua RT saat ini cenderung pasif dalam menggerakkan warga untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga warga merasa kurang simpatik kepadanya. Ketua RT juga dianggap kurang adil dalam menyalurkan bantuan atau sumbangan kepada warga. Warga yang berpendapat negatif terhadap Ketua RT tersebut sebagian besar tinggal jauh dari tempat tinggal Ketua RT. Responden lainnya yang tergolong bukan tokoh masyarakat sebagian besar merupakan pendatang dan kurang terlibat dalam menyelesaikan masalah RT karena cenderung sibuk bekerja. Mereka juga cenderung mempercayakan permasalahan RT kepada tokoh masyarakat setempat.
8.2.6 Karakteristik Komunikasi Responden Karakteristik
komunikasi
masyarakat
sekitar
diidentifikasi
dari
keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan dan pemenuhan ekspektasi responden terhadap perusahaan. Adapun keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan diukur dengan mengetahui tiga hal, yaitu dengan
64
mengetahui aktivitas penerimaan, pencarian, dan penyampaian umpan-balik pesan oleh responden. Sedangkan ekspektasi responden terhadap perusahaan diukur dengan menghitung seberapa banyak harapan responden terhadap perusahaan yang menggambarkan pula ketergantungan responden terhadap perusahaan. Karakteristik komunikasi masyarakat sekitar akan dibahas sebagai berikut: A. Keterdedahan terhadap Upaya Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang Keterdedahan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dedah yang dapat diartikan sebagai membuka (kain penutup, dan sebagainya) atau menyingkapkan (www.pusatbahasa.diknas.go.id, 17/08/09: 11.30). Terdedah diartikan sebagai terbuka atau tersingkap. Berdasarkan hal tersebut, keterdedahan dapat diartikan sebagai perihal terdedah atau keterbukaan. Keterdedahan responden terhadap komunikasi perusahaan dapat diartikan sebagai responden terkena informasi yang disampaikan oleh perusahaan. Adapun keterdedahan responden terhadap komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang diidentifikasi dari aktivitas penerimaan informasi, aktivitas pencarian informasi, dan aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik. 1) Aktivitas Penerimaan Informasi PT. IKPP Mills Tangerang Keterdedahan
responden
terhadap
aktivitas
penerimaan
informasi
cenderung tinggi pada ”penerimaan pesan lowongan kerja” dan ”penerimaan pesan kegiatan sosial perusahaan”, sedangkan pada penerimaan ”pesan kegiatan produksi perusahaan” keterdedahan responden cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 19, dimana respoden yang terdedah terhadap penerimaan pesan kegiatan produksi perusahaan hanya sebanyak 8 orang (20 persen), sedangkan responden yang terdedah terhadap penerimaan pesan lowongan kerja sebanyak 22 orang (55 persen) dan respoden yang terdedah dalam penerimaan kegiatan sosial sebanyak 31 orang (77 persen). Keterdedahan responden terhadap penerimaan informasi PT. IKPP Mills Tangerang terlihat paling tinggi pada aspek penerimaan kegiatan sosial perusahaan.
65
Tabel 19. Persentase Keterdedahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Perusahaan a. Penerimaan informasi kegiatan produksi perusahaan b. Penerimaan informasi lowongan kerja c. Penerimaan informasi kegiatan sosial perusahaan
Salah
satu
pendapat
responden
Keterdedahan (%) Ya Tidak 20 80 55 45 77 23
mengatakan
bahwa
Total 100 100 100
rendahnya
keterdedahan terhadap penerimaan pesan kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang ini disebabkan perusahaan belum pernah mengadakan sosialisasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukannya. Terdapat pula pendapat lain yang mengatakan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang pernah mengadakan pertemuan untuk menjelaskan kegiatan produksinya, namun hanya orang-orang tertentu saja yang aktif berbicara dalam pertemuan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Responden 1: ”Indah Kiat pernah ngadain pertemuan dengan warga, tapi hanya satu kali saja sekitar tiga tahun yang lalu. Pertemuan itu membicarakan tentang perusahaan dan pabrik kertas, tapi yang aktif bicara hanya dewan saja” (Responden 1, 47 tahun). Selain itu, terdapat pula faktor ketidakpedulian responden terhadap kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Sebagian besar responden mengatakan bahwa informasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan kurang penting untuk diketahui. Salah satunya dapat diketahui melalui pendapat Responden 13: ”Kalau berita terbaru tentang perusahaan mau tahu, buat anak biar bisa kerja di Indah Kiat. Jadi, informasi lowongan kerja itu yang paling penting. Kalau informasi kegiatan produksi nggak bermanfaat...” (Responden 13, 44 tahun). Keterdedahan respoden terhadap penerimaan pesan lowongan pekerjaan meskipun cenderung tinggi, namun hal ini tidak jauh berbeda dengan responden yang tidak terdedah terhadap penerimaan pesan lowongan kerja. Beberapa responden yang tidak pernah mendapatkan informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan tersebut mengaku sulit untuk mendapatkan informasi mengenai lowongan kerja dari perusahaan. Terdapat pula responden yang
66
berpendapat bahwa harus memiliki ”orang dalam” untuk dapat mengakses informasi tersebut. Adapun responden yang menjawab pernah menerima informasi mengenai lowongan pekerjaan mengatakan bahwa responden baru mengetahuinya setelah lowongan tersebut ditutup. Responden mengindikatorkan adanya pembukaan lowongan pekerjaan di PT. IKPP Mills Tangerang dari ada atau tidak adanya karyawan baru yang pindah dan mengontrak di wilayah mereka. Beberapa hal tersebut menandakan bahwa informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan kurang tersebar secara merata. Beberapa pendapat responden mengenai pembukaan lowongan pekerjaan ini juga memberikan kesan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang cenderung ”tertutup” dalam menyebarkan informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar. Keterdedahan responden terhadap informasi kegiatan sosial PT. IKPP Mills Tangerang cenderung tinggi, dimana responden yang menjawab ”ya” jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menjawab ”tidak” pada pertanyaan yang berkaitan keterdedahan responden terhadap informasi kegiatan sosial perusahaan. Berbeda dengan dua aspek sebelumnya, aspek informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan ini cenderung ”terbuka”, dimana terdapat kerjasama antara pihak perusahaan dan penduduk di RT tersebut dalam melaksanakan kegiatan sosial. Adapun pihak yang diajak bekerjasama oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sosialnya adalah pihak RT dan pengurus mushollah. Selain adanya kerjasama tersebut, faktor lain yang mendukung tersebarnya informasi kegiatan sosial adalah pengumuman yang dilakukan oleh mushollah dimana berbagai sumbangan yang diterima akan diumumkan kepada seluruh penduduk. Hal tersebut memungkinkan seluruh penduduk di RT tersebut untuk mengetahui adanya sumbangan dari PT. IKPP Mills Tangerang. Penerimaan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang berkaitan dengan sumber yang menyampaikan informasi tersebut. Tabel 20 berikut ini menampilkan data mengenai sumber informasi responden dalam menerima informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang.
67
Tabel 20. Jumlah dan Persentase Aspek Penerimaan Informasi Responden Berdasarkan Sumber Penerimaan Informasinya Sumber Informasi
a. Langsung dari perusahaan, tanpa melalui perantara/ pihak manajemen perusahaan b. Tokoh masyarakat setempat c. Teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan d. Karyawan/ satpam Jumlah
Aspek Penerimaan Informasi Kegiatan Produksi Lowongan Perusahaan Pekerjaan Jumlah Persen Jumlah Persen (%) (%)
4 1
50 12
2 -
9 -
3 8
43 100
18 2 22
82 9 100
Adapun penjelasan dari Tabel 20 adalah sebagai berikut sebagai berikut: a) Informasi Mengenai Kegiatan Produksi PT. IKPP Mills Tangerang Informasi mengenai kegiatan produksi sebagian besar didapatkan responden langsung dari perusahaan. Setelah ditelusuri lebih lanjut, dapat diketahui bahwa beberapa orang responden yang mendapatkan informasi atau pesan mengenai kegiatan produksi perusahaan langsung dari perusahaan tersebut merupakan karyawan PT. IKPP Mills Tangerang, tokoh masyarakat yang pernah bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang, dan ibu rumah tangga yang pernah bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang serta memiliki suami yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Hanya tokoh masyarakat mengatakan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang pernah mengadakan pertemuan dengan para tokoh untuk membahas mengenai kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Namun hal itu dilakukan hanya sekali dan beberapa tahun yang lalu yaitu pada awal PT. IKPP Mills Tangerang baru didirikan. Selain itu, dalam pertemuan tersebut hanya beberapa orang saja yang aktif berbicara. Responden yang pernah bekerja dan masih bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang lebih mengetahui mengenai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan responden lainnya. Namun, responden yang sudah tidak bekerja lagi di PT. IKPP Mills Tangerang mengatakan bahwa mereka kurang mengetahui perkembangan terbaru mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan responden lainnya mengatakan bahwa
68
meskipun mereka pernah mendapatkan informasi mengenai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan, namun mereka tidak begitu mengetahui mengenai kegiatan produksi tersebut. Selain itu, sebagian besar reponden menerima informasi tersebut lebih dari 5 bulan yang lalu (75 persen). Hanya 25 persen responden yang menerima informasi mengenai kegiatan produkasi PT. IKPP Mills Tangerang kurang dari 3 bulan yang lalu. Berdasarkan beberapa hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden tidak menerima informasi mengenai kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin. Responden juga menerima informasi atau pesan tersebut bukan dari kegiatan sosialisasi atau penyampaian secara sengaja mengenai kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar. b) Informasi Mengenai Lowongan Kerja Informasi mengenai lowongan kerja PT. IKPP Mills Tangerang didapatkan sebagian besar responden dari teman atau kerabat mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini semakin menguatkan pendapat responden sebelumnya yang menyatakan bahwa harus memiliki ”orang dalam” untuk mengetahui informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan. Responden lebih banyak bertanya atau diberi tahu mengenai ada atau tidak adanya pembukaan lowongan kerja oleh saudara atau tetangga mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. ”Lebih sering dapat informasi tentang Indah Kiat dari karyawannya. Seringnya sih dengar informasi tentang kegiatan sosial perusahaan...tentang beasiswa dan bantuan-bantuan, kalau untuk lowongan kerja jarang. Harus bawa saudara...” (Responden 34, 38 tahun). Hasil tersebut mengartikan bahwa akses informasi mengenai lowongan pekerjaan di PT. IKPP Mills Tangerang akan lebih terbuka apabila masyarakat sekitar memiliki teman atau kerabat yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Selain itu, tidak ada penyampaian pesan secara khusus dari PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar mengenai pembukaan lapangan pekerjaan ini. Hal ini mengesankan pula bahwa tidak ada kesempatan khusus yang diberikan
69
PT. IKPP Mills Tangerang kepada masyarakat sekitar dalam penerimaan pegawai sebagai mana yang diungkapkan oleh Responden 16 dan Responden 20: ”Untuk lowongan kerja di Indah Kiat susah, sistemnya kontrak dan melalui yayasan dulu...” (Responden 16,48 tahun). ”Sebagian besar pekerja di Indah Kiat itu orang jauh, yang pada ngontrak di sini...” (Responden 20, 45 tahun). Mengenai informasi lowongan kerja ini, terdapat responden yang mengatakan bahwa ada oknum yang memanfaatkan pembukaan lowongan pekerjaan di perusahaan, tidak hanya di PT. IKPP Mills Tangerang tapi juga di beberapa perusahaan lainnya. Hal ini tercermin dalam pernyataan seorang responden: ”Sekarang apabila ada lowongan kerja dimanfaatkan oleh oknum tertentu yaitu dengan menawarkan kepada calon pekerja untuk membayar terlebih dahulu sekitar Rp 500.000,00...” (Responden 39, 39 tahun). 2) Aktivitas Pencarian Informasi PT. IKPP Mills Tangerang Aktivitas pencarian informasi PT. IKPP Mills Tangerang oleh responden cenderung tinggi pada aspek ”ingin mencari informasi terbaru mengenai perusahaan”, ”mencari kebenaran berita”, dan ”membutuhkan informasi”. Namun cenderung rendah pada aspek ”mencari informasi”. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21, dimana respoden yang ingin mencari berita terbaru mengenai PT. IKPP Mills Tangerang sebanyak 72 persen sedangkan responden yang mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang hanya 22 persen. Hal tersebut menandakan bahwa responden cenderung pasif dalam mencari informasi yang berkaitan dengan PT. IKPP Mills Tangerang. Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan a. b. c. d.
Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan Membutuhkan informasi Ingin mencari informasi terbaru mengenai perusahaan Mencari kebenaran berita Mencari informasi
Jumlah 32 29 29 9
Persen (%) 80 72 72 22
70
Keinginan untuk mencari informasi terbaru mengenai perusahaan dilatarbelakangi oleh keinginan sebagian besar responden untuk mengetahui informasi mengenai pembukaan lowongan pekerjaan oleh PT. IKPP. Hal ini tergambar dalam Tabel 22. Sebagian besar responden yang aktif mencari informasi mengenai perusahaan melakukannya dengan bertanya teman atau kerabat mereka yang bekerja di perusahaan. Responden yang tidak mencari informasi mengenai perusahaan secara aktif memilih untuk menunggu datangnya informasi mengenai perusahaan. Responden tersebut merupakan responden yang memiliki keinginan dan membutuhkan informasi mengenai perusahaan, namun tidak mau mencarinya. Tingginya persentase ”mencari kebenaran berita” menunjukkan bahwa responden cenderung selektif dalam menerima informasi mengenai perusahaan. Sebagian besar respoden lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang mereka dapatkan mengenai perusahaan dengan cara tidak langsung mempercayai informasi yang mereka dengar. Mereka akan mencari tahu sendiri kebenaran informasi yang mereka dapatkan itu, baik dengan cara bertanya kepada pihak yang dianggap lebih mengetahuinya maupun bertanya langsung kepada pihak perusahaan (melalui karyawan perusahaan). Hal ini disebabkan adanya pengalaman beberapa responden yang menerima informasi mengenai perusahaan, namun ternyata tidak terbukti kebenarannya. Adapun responden yang mengaku langsung mempercayai informasi mengenai perusahaan yang mereka dapatkan mengatakan bahwa mereka tidak tahu harus bertanya kepada siapa untuk mengetahui kebenaran berita tersebut. Terdapat pula responden yang mengatakan bahwa dalam mengetahui kebenaran suatu informasi, mereka cenderung melihat kepada kredibilitas penyampai berita. Apabila penyampai berita merupakan orang yang dianggap lebih mengetahui mengenai perusahaan dan sering berhubungan dengan pihak perusahaan, maka responden akan langsung mempercayainya. Sebaliknya, apabila penyampai berita dianggap orang yang kurang mengetahui mengenai perusahaan, maka responden cenderung tidak mempercayainya.
71
Kebutuhan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang cenderung tinggi. Informasi yang dibutuhkan responden mencakup informasi mengenai lowongan kerja, kegiatan sosial perusahaan, kegiatan produksi perusahaan, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Tabel 22 menunjukkan informasi mengenai perusahaan yang paling dibutuhkan oleh responden. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilih informasi lowongan kerja sebagai informasi yang paling mereka perlukan dibandingkan dengan informasi lainnya. Responden mengatakan bahwa informasi mengenai lowongan pekerjaan tersebut diperlukan karena masih banyak warga yang menganggur dan berharap dapat bekerja di PT. IKPP. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kebutuhan Informasi a. b. c. d. e. f. g.
Kebutuhan Informasi Responden Lowongan pekerjaan Bantuan perusahaan terhadap masyarakat (pengembangan usaha/beasiswa/dsb) Kegiatan produksi perusahaan, seperti bahan baku, mesin, produk, dsb. Dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan Cara perusahaan meningkatkan kesejahteraan karyawan PMTK (gaji) Keperluan studi banding
Jumlah 26
Persen (%) 65
22
55
12 20 1 1 1
30 50 2 2 2
Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 informasi yang dibutuhkan
Sumber informasi responden dalam mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang secara lebih jelas ditampilkan dalam Tabel 23. Responden yang secara aktif mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dapat memilih lebih dari satu sumber yang mereka anggap kompeten untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
72
Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber Pencarian Informasi Tentang PT. IKPP Mills Tangerang Sumber Pencarian Informasi Jumlah Persen (%) a. Langsung dari perusahaan, tanpa melalui perantara/ 2 pihak manajemen perusahaan 9 5 b. Tokoh masyarakat setempat 23 c. Aparat pemerintahan 1 (Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten) 5 22 d. Teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan 100 3 e. Koran 12 1 f. Selebaran diedarkan oleh perusahaan 5 2 g. Karyawan/satpam perusahaan 9 h. Mulut ke mulut/masyarakat luas/tahu dengan 4 sendirinya 18 Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 sumber pencarian informasi
Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui bahwa aktivitas pencarian informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang sebagian besar dilakukan responden dengan bertanya kepada kerabat atau teman yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang (100 persen). Selain itu, terdapat pula responden yang hanya menunggu diberitahu oleh teman atau kerabat mereka yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Responden menganggap bahwa akses mereka untuk mendapatkan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang melalui teman atau kerabat yang bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang lebih mudah dibandingkan dengan bertanya kepada pihak lainnya. 3) Aktivitas Penyampaian dan Penerimaan Umpan-Balik Aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik antara responden dan pihak perusahaan cenderung rendah dalam setiap aspek yang dikaji, yaitu ”penyampaian keluhan responden kepada perusahaan”, ”keterbukaan perusahaan dalam menanyakan pendapat masyarakat”, dan
”pertemuan antara pihak
perusahaan dan masyarakat”. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa baik responden maupun pihak perusahaan cenderung pasif dalam aktivitas penyampaian dan penerimaan umpan-balik. Tabel 24 menggambarkan hal tersebut.
73
Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penyampaian Umpan-Balik Jenis Aktivitas Penyampaian Umpan-Balik a. Penyampaian keluhan responden kepada perusahaan b. Keterbukaan perusahaan dalam menanyakan pendapat masyarakat c. Pertemuan antara pihak perusahaan dan masyarakat
Jumlah 13
Persen (%) 32
12 12
30 30
Penyampaian keluhan kepada perusahaan yang rendah disebabkan oleh adanya anggapan sebagian besar responden bahwa keluhan mereka itu tidak ditanggapi oleh perusahaan, sehingga menyampaikan keluhan merupakan upaya yang tidak mendatangkan hasil. Berikut merupakan salah satu pendapat responden mengenai hal tersebut: ”Pernah menyampaikan keluhan terhadap Indah Kiat tentang masalah limbah, lingkungan, dan penerimaan karyawan. Tapi belum ditanggapi perusahaan,” (Responden 37, 53 tahun). Responden yang menjawab pernah menyampaikan keluhan kepada perusahaan (32 persen) mengatakan bahwa mereka menyampaikan keluhan tersebut melalui selebaran yang dibagikan perusahaan kepada mereka. Selebaran tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pendapat masyarakat mengenai perusahaan, dimana masyarakat yang mengisi selebaran tersebut mendapatkan imbalan berupa uang. Namun, mereka tidak mengetahui bagaimana tindak lanjut dari penyampaian pendapat atau keluhan mereka tersebut. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan yang diucapkan oleh Responden 4 dan Responden 5: ”Dulu, sekitar setengah tahun yang lalu ada selebaran dari Indah Kiat. Ya kayak Mbak begini, ditanya-tanyain keluhan-keluhan tentang perusahaan. Tapi selebaranya diisi sendiri, Mbak. Kalau mau mengisi dibayar Rp 5000,-, lumayanlah. Sekarang sih sudah nggak ada lagi. Dulu selebaran itu dibagikan oleh Bdi, anak sini juga. Sekarang Bdi sudah tidak bekerja di Indah Kiat lagi...” (Responden 4, 37 tahun). ”Dulu pernah nyampein keluhan ke perusahaan. Lewat selebaran itu lho...isinya pertanyaan-pertanyaan. Kira-kira tahun 2007. Tapi habis itu nggak ada tindak lanjutnya...” (Responden 5, 34 tahun).
74
Sebagian besar responden (70 persen) menilai keterbukaan perusahaan dalam menanyakan pendapat masyarakat rendah. Perusahaan dianggap tidak pernah menanyakan pendapat masyarakat sekitar mengenai informasi ataupun kegiatan yang dilakukannya. Responden lainnya yang menganggap bahwa perusahaan pernah menanyakan pendapat masyarakat sekitar mengatakan bahwa hal ini dilakukan perusahaan melalui selebaran berisi pertanyaan-pertanyaan, dimana masyarakat sekitar diminta untuk mengisinya dan mendapatkan imbalan dari perusahaan. Sebagian besar responden (70 persen) menganggap bahwa tidak pernah ada pertemuan antara pihak perusahaan dan masyarakat yang secara khusus ditujukan untuk menyampaikan pendapat masyarakat terhadap perusahaan ataupun menyampaikan informasi tertentu dari perusahaan. Adapun responden yang menjawab terdapat pertemuan antara perusahaan dan masyarakat (30 persen) mengatakan bahwa pertemuan tersebut dilakukan perusahaan bersama petani yang mengolah lahan di belakang perusahaan secara berkala dan pertemuan sekitar tiga tahun lalu untuk menjelaskan mengenai kegiatan pabrik kertas, namun hanya orang-orang tertentu saja yang aktif berbicara. Pertemuan untuk mengklarifikasi suatu masalah juga pernah dilakukan perusahaan bersama masyarakat sekitar, dimana masyarakat sekitar diminta untuk datang ke perusahaan. Tabel 25 menyajikan jumlah dan persentase responden menurut proses penyampaian umpan-balik. Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Proses Penyampaian Umpan-Balik Kepada PT. IKPP Mills Tangerang Proses Penyampaian Umpan-Balik a. Langsung kepada pihak perusahaan, tanpa melalui perantara/ pihak manajemen perusahaan b. Melalui tokoh masyarakat setempat c. Melalui aparat pemerintahan (Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten) d. Melalui teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan
Jumlah
Persen (%)
13 9
100 69
6 11
46 85
Penyampaian umpan-balik dalam Tabel 25 ini berkaitan dengan penyampaian aspirasi, harapan, atau pertanyaan respoden mengenai PT. IKPP Mills Tangerang. Sebagian besar responden yang ingin menyampaikan aspirasi, harapan, atau pertanyaaan mengenai PT. IKPP Mills Tangerang lebih memilih
75
untuk menyampaikannya langsung kepada pihak PT. IKPP Mills Tangerang tanpa melalui perantara. Pihak perusahaan yang dihubungi tersebut adalah pihak perusahaan yang biasa menemui masyarakat sekitar yaitu bagian hubungan masyarakat (humas). Humas PT. IKPP Mills Tangerang tersebut pernah tinggal di wilayah masyarakat sekitar, sehingga responden merasa dekat dengan humas tersebut. Responden menganggap bahwa apabila melalui pihak lain, maka prosesnya akan lebih lama. Terdapat pula responden yang mengatakan bahwa apabila permasalahannya tidak fatal, responden akan menyampaikan aspirasi, harapan atau pertanyaan mengenai PT. IKPP Mills Tangerang melalui kotak surat yang terdapat di PT. IKPP Mills Tangerang. Tetapi apabila permasalahannya fatal, maka responden memilih musyawarah dengan warga lain. Keterdedahan responden terhadap komunikasi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang berkaitan pula dengan pola komunikasi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun karakteristik komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang mencakup cara perusahaan menyampaikan informasi dan tujuan dari informasi yang disampaikan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Menurut sebagian besar responden (57 persen), cara yang biasa ditempuh oleh PT. IKPP Mills Tangerang dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat sekitar adalah melalui perantara tokoh masyarakat. Adapun tujuan dari informasi yang disampaikan oleh PT. IKPP Mills Tangerang menurut sebagian besar responden (60 persen) adalah seluruh masyarakat sekitar. Hal ini dapat terlihat dalam Tabel 26.
76
Tabel 26. Persentase Pola Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang Menurut Responden Pola Komunikasi Perusahaan Menurut Responden Cara perusahaan menyampaikan informasi: a. Secara langsung dari pihak manajemen perusahaan b. Secara tidak langsung dengan melalui perantara tokoh masyarakat c. Lainnya: - Media cetak - Karyawan - Bersama-sama antara pihak perusahaan dan tokoh masyarakat - Tidak ada pesan/informasi yang disampaikan oleh perusahaan - Tergantung kebutuhan perusahaan - Melalui kelurahan, kemudian disampaikan kepada RT Jumlah Tujuan Informasi: a. Seluruh masyarakat sekitar b. Perwakilan masyarakat sekitar c. Lainnya (tidak tahu) Jumlah
Persen (%) 20 57 2 5 2 8 3 3 100 60 37 3 100
Tokoh masyarakat yang biasa diajak bekerjasama oleh PT. IKPP Mills Tangerang dalam menyampaikan pesan atau informasi adalah Ketua RT. Ketua RT dianggap oleh respoden lebih mengetahui mengenai PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini sesuai dengan pendapat Responden 13: ”Pihak RT itu lebih tahu tentang Indah Kiat, jadi kalau mau menyampaikan pendapat kepada pihak RT...” (Responden 13, 44 tahun). Berdasarkan pendapat tersebut, pihak RT dapat diketahui merupakan pihak yang dapat dipercaya untuk menghubungkan masyarakat sekitar dan PT. IKPP Mills Tangerang. Namun, disamping pendapat yang mendukung pihak RT tersebut, terdapat pula pendapat yang menganggap bahwa pihak RT cenderung pasif dan kurang mengetahui informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang sebagaimana pendapat Responden 32 berikut ini: ”... RT sekarang kurang aktif, terkadang bahkan tidak tahu apaapa...” (Responden 32, 44 .tahun). Tujuan informasi yang disampaikan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dinilai oleh sebagian besar responden ditujukan untuk seluruh masyarakat sekitar. Namun, tedapat pendapat responden yang mengatakan bahwa informasi atau
77
pesan dari PT. IKPP Mills Tangerang tersebut tidak sampai kepada seluruh masyarakat sekitar. B. Ekspektasi terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dan Pemenuhan Ekspektasi Responden dalam penelitian ini memiliki beberapa ekspektasi atau harapan terhadap PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun eskpektasi respoden terhadap perusahaan digambarkan dalam Tabel 27. Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Ekspektasinya terhadap PT. IKPP Mills Tangerang No. 1.
Ekspektasi Responden Terhadap Perusahaan Peningkatan kesejahteraan sosial (peningkatan taraf hidup, kesehatan dan KB, dukungan agama, kebebasan berekspresi dan berkebudayaan) 2. Penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha 3. Penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum 4. Jaminan hukum, ketertiban, dan keamanan 5. Penanganan lingkungan hidup yang bijaksana Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 ekspektasi
Jumlah
Persen (%)
35 37
87 92
24 19 28
60 47 70
Berdasarkan Tabel 34, dapat diketahui bahwa harapan responden yang paling utama terhadap PT. IKPP Mills Tangerang adalah menyediakan lapangan pekerjaan dan peluang berusaha. Harapan tersebut dipilih oleh sebagian besar responden (87 persen). Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat sekitar yang masih belum bekerja dan mengharapkan dapat diterima bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Harapan yang paling sedikit dipilih oleh responden adalah jaminan hukum, ketertiban, dan kemanan (47 persen). Hal ini disebabkan oleh sebagian besar responden menganggap bahwa lingkungan mereka telah tertib dan aman. Selain itu mereka menganggap bahwa menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan merupakan tanggung jawab masing-masing individu, bukan tanggung jawab perusahaan. Kelima ekspektasi masyarakat sekitar di atas merupakan indikasi tinggi atau rendahnya harapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan perusahaan di lingkungan mereka. Semakin banyak mereka memilih ekspektasi yang telah disediakan tersebut, maka semakin tinggi harapan mereka terhadap perusahaan.
78
begitupun sebaliknya, semakin sedikit mereka memilih ekspektasi yang telah disediakan tersebut, maka semakin rendah harapan mereka terhadap perusahaan. Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki harapan yang tinggi terhadap perusahaan. Sebanyak 55 persen responden memilih 4-5 ekspektasi yang tersedia. Tingginya pengharapan responden ini menandakan bahwa tingkat ketergantungan responden cenderung tinggi terhadap perusahaan. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Ekspektasi Responden terhadap Perusahaan Beberapa pilihan ekspektasi responden yang telah dipilih tersebut ada yang telah dipenuhi oleh perusahaan dan ada pula yang belum dipenuhi. Tabel 35 menggambarkan data mengenai jumlah dan persentase responden berdasarkan pemenuhan ekspektasinya oleh perusahaan. Berdasarkan Tabel 28, dapat diketahui bahwa harapan responden tersebut dinilai oleh sebagian besar responden belum terpenuhi oleh perusahaan. Terdapat pula pendapat yang menyatakan bahwa perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga responden tersebut tidak berani berharap terlalu banyak terhadap PT. IKPP Mills Tangerang.
79
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pemenuhan Ekspektasinya oleh PT. IKPP Mills Tangerang No.
Ekspektasi Responden Terhadap Perusahaan
Ekspektasi Terpenuhi Jumlah Persen (%)
1.
Peningkatan kesejahteraan sosial (peningkatan taraf hidup, kesehatan dan KB, dukungan agama, kebebasan berekspresi dan berkebudayaan) 2. Penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha 3. Penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum 4. Jaminan hukum, ketertiban, dan keamanan 5. Penanganan lingkungan hidup yang bijaksana Keterangan: Responden dapat memilih lebih dari 1 ekspektasi terpenuhi
16 7
46 19
10 3 3
42 16 11
Berdasarkan Tabel 35, dapat diketahui bahwa harapan responden yang paling tinggi terpenuhi adalah peningkatan kesejahteraan sosial. Adapun ekspektasi terpenuhi tertinggi setelah peningkatan kesejahteraan sosial adalah penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum. Peningkatan kesejahteraan sosial dan penyediaan fasilitas pendidikan di lingkungan responden dipenuhi PT. IKPP Mills Tangerang melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan tersebut antara lain mencakup pemberian hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha, pemberian santunan terhadap anak yatim piatu dan janda, dan pengadaan bazar buku murah di sekolah dasar. Beberapa kegiatan tersebut telah dianggap oleh beberapa responden sangat membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraannya dan membantu penyediaan fasilitas pendidikan karena hasil yang didapatkan dari bazar bukur murah di sekolah dasar digunakan oleh PT. IKPP Mills Tangerang untuk membeli alat-alat pendidikan yang diperlukan oleh sekolah dasar tersebut. Selain itu, penyediaan fasilitas umum dapat dipenuhi oleh PT. IKPP Mills Tangerang dengan mewujudkan proposal yang diajukan oleh masyarakat sekitar untuk memperbaiki atau menyediakan fasilitas umum di wilayah mereka. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan sosial perusahaan memiliki andil yang besar terhadap pemenuhan ekspektasi responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang. Salah satu wujud dari kegiatan sosial perusahaan tersebut adalah dengan cara memberikan sumbangan kepada
80
masyarakat sekitar. Sebagian besar responden yaitu 67 persen mengetahui adanya kegiatan sosial perusahaan ini dan 20 persen responden mengetahui sekaligus menerima sumbangan sosial dari perusahaan. Tabel 29 menggambarkan hal tersebut. Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Penerimaan Responden terhadap Kegiatan Sosial Perusahaan No. 1. 2. 3.
Kegiatan Sosial Perusahaan Mengetahui kegiatan sosial perusahaan Mengetahui dan menerima sumbangan sosial perusahaan Tidak tahu
Jumlah 27 8 5
Persen (%) 67 20 13
Terdapat sebagian kecil responden yang tidak mengetahui adanya kegiatan sosial perusahaan yang dilakukan terhadap masyarakat sekitar (13 persen). Sebagian kecil responden tersebut ada yang menganggap bahwa PT. IKPP Mills Tangerang hanya melakukan kegiatan sosial dengan memberikan sumbangan kepada sekolah dasar dan kelurahan, namun terhadap masyarakat sekitar perusahaan belum pernah memberikan sumbangan sebagaimana yang diucapkan oleh Responden 4: ”Kalau untuk sumbangan sosial perusahaan mah Indah Kiat perlu diacungin jempol. Sumbangan-sumbangan itu contohnya sumbangan untuk kesehatan dan anak sekolah. Setiap tahun, sumbangan untuk anak sekolah selalu ada. Sumbangansumbangan itu berupa buku, suling, dan sebagainya. Tapi kalo untuk masyarakat sekitar belum pernah. Cuman sama sekolah dan kelurahan saja...” (Responden 4, 37 tahun). Beberapa orang lainnya mengatakan tidak tahu mengenai kegiatan sosial yang dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang. Salah satu penyebabnya adalah kesibukan responden dalam bekerja. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 24: ”Udah lama sekali Bapak nggak mendengar kabar tentang Indah Kiat, soalnya Bapak kan sibuk kerja. Apalagi kerjanya di luar kota. Ini aja ada di sini karena lagi libur...” (Responden 24, 51 tahun).
81
Adapun responden yang mengetahui adanya kegiatan sosial perusahaan menyebutkan beberapa kegiatan sosial tersebut. Beberapa kegiatan sosial perusahaan yang disebutkan oleh responden antara lain pemberian hewan kurban pada saat Hari Raya Idul Adha, bazar buku murah yang diadakan di sekolah di wilayah tersebut, santunan terhadap anak yatim piatu dan janda, penyemprotan nyamuk demam berdarah (fogging), sumbangan bahan-bahan bangunan untuk pembangunan mushollah, bantuan terhadap posyandu, dan penyuluhan terhadap petani yang mengelola lahan di belakang PT. IKPP Mills Tangerang. Selain itu, beberapa responden juga mengatakan bahwa perusahaan akan menurunkan bantuan kepada masyarakat sekitar apabila masyarakat sekitar mengajukan proposal untuk meminta bantuan kepada perusahaan sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 39: ”Pernah Ibu ngajuin proposal ke Indah Kiat, buat bangun mushollah. Sama perusahaan diberikan kayu, semen, pasir, dan besi...” (Responden 39, 39 tahun). Terdapat 23 persen responden yang mengetahui dan menerima sumbangan sosial sosial perusahaan. Hal ini dapat terlihat di Tabel 36. Tanggapan responden mengenai hal ini bermacam-macam. Ada yang menganggap tidak masalah apakah mereka menerima atau tidak menerima sumbangan sosial tersebut karena masih banyak yang lebih membutuhkan dibandingkan mereka. Mereka menganggap bahwa sumbangan sosial yang diberikan oleh perusahaan ditujukan untuk masyarakat yang kurang mampu. Hal ini terlihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Responden 6: ”Kalau Ibu nggak dapet sumbangan dari Indah Kiat nggak apaapa, nggak masalah...” (Responden 6, 35 tahun) Terdapat pula responden yang menganggap pembagian sumbangan sosial tersebut kurang merata, sehingga terdapat masyarakat yang layak menerima sumbangan tidak mendapatkan sumbangan dari PT. IKPP Mills Tangerang ataupun sebaliknya, masyarakat yang tidak layak mendapatkan sumbangan mendapatkan sumbangan tersebut.
82
Penerima sumbangan sosial perusahaan menurut sebagian masyarakat sekitar adalah warga yang kurang mampu, yang mencakup janda miskin dan anak yatim piatu. Gambar 5 menampilkan persentase penerima sumbangan sosial perusahaan menurut responden.
Gambar 5. Penerima Sumbangan Sosial Perusahaan Menurut Masyarakat Sekitar Sebagian besar responden (50 persen) menganggap bahwa warga yang kurang mampu lebih pantas menerima sumbangan sosial perusahaan, meskipun seluruh warga masyarakat sekitar terkena dampak dari kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang. Namun, pendapat tersebut sedikit berimbang dengan pendapat yang mengatakan bahwa penerima sumbangan sosial perusahaan adalah seluruh warga masyarakat sekitar. Seorang responden mengatakan bahwa sumbangan sosial perusahaan itu berbeda dengan zakat, sehingga yang menerima tidak hanya masyarakat yang kurang mampu saja melainkan seluruh masyarakat sekitar yang merasakan dampak kehadiran perusahaan tersebut. Selain itu, meskipun selama ini sumbangan sosial yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dinilai oleh responden ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu, responden ini menilai bahwa terdapat pula orang yang dianggap mampu turut pula merasakan sumbangan sosial tersebut. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 20: ”Sumbangan sosial perusahaan itu ’kan beda dengan zakat, jadi harus semuanya dapat. Kalau zakat emang untuk orang miskin aja... Bantuan dari perusahaan itu biasanya dibawa ke kelurahan dan dibagikan ke orang-orang tertentu, jadi nggak setuju kalau dibilang perusahaan sudah membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu. Soalnya ada yang mampu juga ikut ngerasain...” (Responden 20, 45 tahun).
83
Responden yang dikategorikan memilih alternatif jawaban ”lainnya” mengatakan bahwa sumbangan sosial tersebut sebaiknya diberikan kepada setiap RT yaitu berupa barang yang dapat digunakan untuk acara-acara yang melibatkan seluruh penduduk di RT tersebut. Namun, hal tersebut sampai saat ini belum dilakukan. Responden lain berpendapat bahwa penerima sumbangan sosial tersebut sebaiknya adalah masyarakat sekitar yang belum bekerja dimana PT. IKPP Mills Tangerang memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar supaya bisa merangkul mereka. Responden tersebut juga menyarankan agar karyawan yang tinggal di lingkungannya memberi tahu adanya pembukaan lapangan kerja oleh PT. IKPP Mills Tangerang agar masyarakat sekitar dapat menjadi raja di lingkungan sendiri atau lebih didahulukan. Selain itu, terdapat pula responden yang memilih kedua kategori baik untuk seluruh warga masyarakat sekitar yang diberikan dalam bentuk jasa maupun untuk warga yang kurang mampu yang dapat diberikan dalam bentuk materi. Hal tersebut diharapkan responden dapat dilakukan untuk menjalin silaturahmi antara pihak perusahaan dan masyarakat sekitar.
8.3 Faktor Lingkungan Responden Faktor lingkungan responden yang dikaji dalam penelitian ini antara lain keterlibatan responden dalam kelompok, dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan oleh responden, dan jarak tempat tinggal responden terhadap perusahaan. adapun faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut. 8.3.1 Keterlibatan Kelompok Keterlibatan responden dalam kelompok diduga memiliki pengaruh terhadap persepsi responden terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perlu diketahui kelompok-kelompok apa saja yang terdapat di lokasi penelitian dan kelompok mana saja yang diikuti oleh responden serta pengaruh kelompok tersebut terhadap pendapat responden. Tabel 30 menyajikan data mengenai jumlah dan persentase
84
responden berdasarkan keanggotaan, keaktifan, dan pengaruh kelompok masyarakat sekitar. Adapun kelompok yang terdapat di lokasi penelitian antara lain pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-bapak, dana kematian, remaja masjid, PKK, senam sehat, dan Forum Pemuda Pakulonan yaitu perkumpulan pemuda tingkat kelurahan. Sebagian besar responden (55 persen) mengatakan bahwa mereka mengikuti kelompok yang terdapat di lingkungan mereka. Sebagian besar responden yaitu 82 persen responden dari responden yang tergabung dalam kelompok mengaku aktif dalam mengikuti kegiatan kelompok. Sebagian kecil responden yang mengaku kurang aktif dalam kelompok yang mereka ikuti mengatakan bahwa salah satu penyebab mereka kurang aktif adalah kesibukan mereka dalam bekerja. Pendapat kelompok, menurut 64 persen responden yang tergabung dalam kelompok, berpengaruh terhadap mereka. Artinya, mereka akan mengganti pendapat pribadi mereka apabila sebagian besar kelompok berpendapat lain. Musyawarah merupakan salah satu contoh bentuk pengambilan keputusan dalam kelompok, dimana responden akan bertukar pikiran dengan anggota kelompok lain sehingga menghasilkan pendapat kelompok. Pendapat kelompok inilah yang lebih mereka anut dibandingkan dengan pendapat pribadi mereka. Terdapat pula responden yang mengatakan akan mengikuti pendapat pemuka agama karena dianggap lebih benar dibandingkan dengan pendapat mereka. Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Keanggotaan, Keaktifan, dan Pengaruh Kelompok Masyarakat Sekitar Aspek Kelompok Keanggotaan Keaktifan Pengaruh
Jumlah
Persen (%) 22 18 14
55 82 64
8.3.2 Dampak Aktivitas Perusahaan (Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup) Aktivitas perusahaan di suatu wilayah memiliki dampak terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan negatif, serta dapat ditinjau dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
85
Dampak-dampak tersebut dirasakan berbeda bagi tiap individu, sehingga variabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan oleh responden. Responden diminta untuk memilih dampak-dampak aktivitas perusahaan yang telah disediakan, dimana dampak-dampak tersebut merupakan dampak yang biasa dibawa oleh kehadiran perusahaan di wilayah tertentu berdasarkan teori yang ada. Semakin banyak dampak yang dirasakan oleh responden, maka semakin tinggi dampak aktivitas perusahaan tersebut terhadap responden. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit dampak yang dirasakan responden, maka semakin rendah dampak aktivitas perusahaan tersebut terhadap responden. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilih 6-11 jawaban dari total 17 jawaban, dimana jumlah tersebut termasuk dalam kategori dampak sedang (Gambar 6). Pendapat responden mengenai beberapa pilihan yang disajikan adalah bahwa hal tersebut terjadi di lingkungan mereka, hanya saja tidak semuanya disebabkan oleh kehadiran perusahaan.
Gambar 6. Dampak Kehadiran Perusahaan terhadap Responden Tabel 31 menyajikan data mengenai jumlah dan persentase responden berdasarkan dampak aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang dirasakan oleh responden. Berdasarkan Tabel 55, dapat diketahui bahwa dampak kehadiran perusahaan yang paling dirasakan oleh responden adalah banyaknya pendatang di lingkungan mereka. Terdapat pula pendapat responden yang mengatakan bahwa
86
70 persen warga di lingkungan mereka adalah pendatang sebagaimana pendapat Responden 20: ”Di lingkungan sini mah 70 persen pendatang, sedangkan penduduk asli hanya 30 persen saja...” (Responden 20, 45 tahun). Keberadaan pendatang tersebut ditanggapi berbeda oleh responden. Ada yang mengatakan bahwa keberadaan pendatang tersebut mengurangi kesempatan penduduk asli untuk bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Ada pula yang menganggap bahwa kesempatan antara pendatang dan penduduk asli pada dasarnya adalah sama. Adapun pernyataan responden yang menggambarkan hal tersebut adalah: ”Pendatang itu punya kesempatan dan peluang buat kerja di Indah Kiat, soalnya banyak ilmunya..kalau penduduk asli kalah bersaing soalnya kurang ilmunya...” (Responden 16, 48 tahun). ”Mau pendatang atau bukan pendatang sama-sama susah buat kerja di Indah Kiat, soalnya sebenarnya masyarakat yang membutuhkan perusahaan...” (Responden 20, 45 tahun).
Tabel 31. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakannya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Dampak Aktivitas Perusahaan yang Dirasakan Responden Banyak pendatang di lingkungan Anda Tersedia fasilitas pendukung yang lebih memudahkan Anda Jumlah pengangguran di lingkungan Anda berkurang Peluang bekerja di perusahaan meningkat Tingkat pendidikan meningkat Tingkat kriminalitas meningkat Persaingan kerja meningkat Gaya hidup Anda berubah Peluang membuka usaha meningkat Pendapatan Anda meningkat Biaya hidup menjadi mahal Polusi lingkungan meningkat Penghijauan di daerah Anda berkurang Terdapat bau tidak sedap yang berasal dari perusahaan Terdapat suara berisik yang berasal dari perusahaan Sumber air menjadi kotor Lainnya
Jumlah 40 29 22 15 30 14 31 11 25 17 33 22 29 21 11 17 4
Persen (%) 100 72 55 37 75 35 77 27 62 42 82 55 72 54 27 42 10
87
8.3.3 Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang Jarak tempat tinggal responden terdekat terhadap PT. IKPP Mills Tangerang adalah 0,01 Km dan jarak terjauh adalah 3 Km. Adapun jarak rata-rata tempat tinggal responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang adalah 0,5985 Km. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa responden penelitian ini sebagian besar memiliki jarak tempat tinggal yang dekat terhadap PT. IKPP Mills Tangerang. Tabel 32. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap Perusahaan Jarak Tempat Tinggal Dekat Jauh Total
Jumlah
Persen (%) 30 10 40
75 25 100
BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PERUSAHAAN Persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang terdiri dari persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan oleh PT. IKPP Mills Tangerang; persepsi terhadap tenaga kerja PT. IKPP Mills Tangerang; persepsi terhadap proses produksi PT. IKPP Mills Tangerang; persepsi terhadap limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang; dan persepsi terhadap dampak kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang yang terdiri dari dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Adapun persepsi masyarakat sekitar yang menjadi responden dalam penelitian ini akan dibahas sebagai berikut. 6.1 Persepsi Responden terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan PT. IKPP Mills Tangerang Terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini cukup menarik karena sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui proses produksi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Responden juga menyatakan rasa takutnya dalam menjawab pertanyaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan karena khawatir akan menimbulkan masalah dengan pihak perusahaan. Responden menganggap bahwa PT. IKPP Mills Tangerang tidak pernah melakukan sosialisasi mengenai bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakannya. Selain itu, aspek persepsi yang dikaji ini yaitu bahan baku, mesin, dan peralatan bukan merupakan hal yang penting bagi responden. Responden menjawab pertanyaan dalam penelitian ini berdasarkan pengetahuannya mengenai perusahaan bahwa perusahaan menghasilkan produk untuk dijual ke luar negeri (ekspor) sehingga menggunakan bahan baku, mesin, dan peralatan yang berkualitas tinggi dan aman bagi lingkungan. Tabel 33 menyajikan data mengenai jumlah dan persentase responden menurut persepsinya terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan PT. IKPP Mills Tangerang.
89
Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan yang Digunakan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Positif Negatif Total
Jumlah
Persen (%) 35 5 40
87,5 12,5 100
Terdapat 12,5 persen responden dengan persepsi negatif terhadap bahan baku, mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Responden tersebut memiliki pandangan bahwa bahan baku yang digunakan oleh PT. IKPP Mills Tangerang tidak aman bagi lingkungan, mesin yang digunakan menghasilkan polusi udara dan menghasilkan bunyi yang mengganggu, dan kegiatan produksi perusahaan kurang aman bagi lingkungan.
6.2 Persepsi Responden
terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills
Tangerang Terdapat 95 persen responden dengan persepsi positif terhadap situasi tenaga kerja PT. IKPP Mills Tangerang. Sebagian besar responden menganggap bahwa bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang dapat terjamin keselamatan dan kesehatannya
karena
perusahaan
menyediakan
fasilitas
tersebut
bagi
karyawannya. Keadaan ini menyebabkan tingginya permintaan pekerjaan masyarakat sekitar terhadap perusahaan. Responden dengan persepsi negatif (5 persen) menganggap bahwa bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang tidak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan dari perusahaan.. Sebagian besar responden menganggap bahwa karyawan PT. IKPP Mills Tangerang bukan berasal dari lingkungan masyarakat sekitar. Namun, biasanya karyawan yang berasal dari luar wilayah lingkungan sekitar akan pindah ke wilayah lingkungan sekitar dan mengontrak rumah di wilayah tersebut. Tabel 34 menyajikan data mengenai jumlah dan persentase responden terhadap tenaga kerja PT. IKPP Mills Tangerang.
90
Tabel 34. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Tenaga Kerja Positif Negatif Total
Jumlah 38 2 40
Persen (%) 95 5 100
6.3 Persepsi Responden terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang Terdapat 90 persen responden dengan persepsi positif terhadap produk proses produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini juga cukup menarik karena terdapat respoden yang tidak mengetahui produk utama, produk sampingan, dan proses produksi PT. IKPP Mills Tangerang. Responden cenderung tidak mempermasalahkan proses produksi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang sepanjang hal tersebut tidak mengganggu masyarakat di sekitarnya. Tabel 35 menggambarkan persepsi respoden. Tabel 35. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Proses Produksi Perusahaan Positif Negatif Total
Jumlah
Persen (%) 36 4 40
90 10 100
Responden dengan persepsi negatif (4 persen) menganggap bahwa proses produksi PT. IKPP Mills Tangerang belum memperhatikan keamanan lingkungan serta menghasilkan produk utama dan produk sampingan yang tidak ramah lingkungan. Namun, sebagian besar responden dengan persepsi positif menyatakan hal yang sebaliknya.
6.4 Persepsi Responden terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang Terdapat 60 persen responden dengan persepsi negatif terhadap limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Responden yang memiliki persepsi negatif tersebut menganggap bahwa limbah yang dihasilkan oleh
91
perusahaan berbahaya bagi lingkungan, sulit diatasi, dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Berbeda dengan proses produksi perusahaan dan produk yang dihasilkan perusahaan, limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang lebih dekat dengan kehidupan masyarakat sekitar sehingga lebih diketahui oleh responden. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 36. Tabel 36. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Limbah Positif Negatif Total
Jumlah 16 24 40
Persen (%) 40 60 100
Responden dengan persepsi positif (40 persen) menyatakan bahwa limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang sudah tidak berbahaya lagi bagi lingkungan, mudah diatasi, dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, meskipun belum ada masyarakat sekitar yang memanfaatkan limbah tersebut untuk mengambil keuntungan ekonomi. Responden dengan persepsi positif menganggap bahwa kebanyakan masyarakat sekitar tidak mengetahui manfaat dari limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang.
6.5 Persepsi Responden terhadap Dampak Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi responden terhadap dampak keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam penelitian ini mencakup dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Adapun persepsi tersebut dibahas sebagai berikut. 6.5.1 Dampak Sosial Terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak sosial keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang. Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang dianggap oleh sebagian besar responden mendatangkan hal positif bagi kehidupan sosial mereka. Sebagian besar responden juga mengetahui manfaaat sosial keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang di wilayah mereka. Selain itu, beberapa responden dapat menyebutkan bantuan-bantuan sosial yang diberikan PT. IKPP Mills Tangerang terhadap masyarakat di sekitarnya. Tabel 37
92
menggambarkan persepsi responden terhadap dampak sosial keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang. Tabel 37. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Sosial Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Dampak Sosial Keberadaan Perusahaan Positif Negatif Total
Jumlah
Persen (%) 35 5 40
87,5 12,5 100
Terdapat 12,5 persen responden dengan persepsi negatif terhadap dampak sosial keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang. Responden tersebut menganggap bahwa kehadiran pendatang akibat keberadaan perusahaan merupakan hal yang cukup mengganggu dan meningkatkan kriminalitas di lingkungan mereka. Pendatang tersebut juga dianggap memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bekerja di PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dianggap belum cukup untuk membantu masyarakat
sekitar.
Sebagian
besar responden
dengan
persepsi
positif
memberikan pendapat yang sebaliknya.
6.5.2 Dampak Ekonomi Terdapat 97,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak ekonomi keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang. Sebagian besar responden menganggap bahwa keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang memberikan dampak positif bagi perekonomian penduduk di sekitarnya. Dampak tersebut dapat terlihat dari adanya berbagai usaha baru yang dapat dibuka oleh masyarakat sekitar, antara lain berdagang dan membuka usaha kontrakan. Tabel 38 menyajikan data mengenai jumlah dan persentase responden menurut persepsinya terhadap dampak ekonomi keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang.
93
Tabel 38. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Ekonomi Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Dampak Ekonomi Keberadaan Perusahaan Positif Negatif Total
Jumlah
Persen (%) 39 1 40
97,5 2,5 100
Persepsi positif respoden terhadap dampak keberadaan perusahaan dalam hal ekonomi ini didasarkan pula oleh adanya harapan respoden bahwa perusahaan akan melakukan bantuan ekonomi terhadap masyarakat sekitar. Contohnya yaitu memberikan kredit bagi usaha yang dijalankan masyarakat sekitar, mengadakan kegiatan usaha kecil bersama masyarakat sekitar, dan memberdayakan masyarakat sekitar. Responden beranggapan bahwa perusahaan hidup bersama masyarakat di sekitarnya sehingga harus dapat membantu masyarakat sekitar. Responden tetap memberikan persepsi positif terhadap dampak ekonomi keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang meskipun harapan respoden tersebut belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun 2,5 persen responden dengan persepsi negatif menganggap bahwa terbukanya peluang baru bagi masyarakat sekitar bukanlah disebabkan oleh kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang di wilayah tersebut. Responden tersebut juga beranggapan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang belum memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar.
6.5.3 Dampak Lingkungan Hidup Terdapat 82,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak lingkungan keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang di wilayah mereka. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 39. Tabel 39. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Lingkungan Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang Persepsi Responden terhadap Dampak Lingkungan Keberadaan Perusahaan Positif Negatif Total
Jumlah
Persen (%) 33 7 40
82,5 17,5 100
94
Sebagian besar respoden dengan persepsi positif menganggap bahwa lingkungan hidup di sekitar PT. IKPP Mills Tangerang terjaga dengan baik dan PT. IKPP Mills Tangerang melakukan hal yang baik bagi kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, responden juga menganggap bahwa PT. IKPP Mills Tangerang telah melakukan upaya untuk mengurangi limbah dan air kotor yang dihasilkannya. Responden dengan persepsi negatif (17,5 persen) menganggap bahwa PT. IKPP Mills Tangerang belum melakukan kegiatan yang baik untuk menjaga kelestarian lingkungan, belum berupaya untuk masalah lingkungan hidup yang terjadi di sekitarnya, dan tidak mendengarkan keluhan masyarakat sekitar mengenai lingkungan hidup. Selain itu, responden menganggap bahwa upaya untuk mengurangi limbah dan air kotor yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang belum cukup untuk menjaga lingkungan. Perlu diadakan upaya lebih untuk menjaga lingkungan hidup.
BAB VIII HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG 8.1 Hubungan Antara Faktor Individu dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Faktor individu diketahui hubungannya dengan persepsi terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang melalui uji statistik. Faktor individu yang akan diuji mencakup tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, karakterisitik komunikasi responden, dan ekspektasi responden. 8.1.1 Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan dengan Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang
Persepsi
Hubungan antara tingkat kesejahteraan responden dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat diketahui melalui Uji Rank Spearman. Tabel 40 menyajikan hasil uji Rank Spearman antara tingkat kesejahteraan responden dengan aspek persepsi yang dikaji. Tabel 40. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Kesejahteraan No.
1. 2. 3. 4.
Aspek Persepsi
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan 5. Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan 6. Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan 7. Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan *Korelasi signifikan pada level 0,05 (2-tailed)
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,082
P Value
Kesimpulan
0,613
-0,350* 0,036
0,027 0,824
0,134
0,411
-0,082
0,613
0,105
0,520
-0,129
0,427
H0 gagal ditolak H0 ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Berdasarkan Tabel 40, dapat diketahui bahwa H0 gagal ditolak hampir pada setiap aspek, kecuali pada aspek persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan.
96
Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kesejahteraan dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap tenaga kerja perusahaan. Keeratan hubungannya adalah lemah. Arah hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan adalah negatif. Artinya, semakin tinggi tingkat kesejahteraan respoden maka akan semakin negatif persepsinya terhadap tenaga kerja perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesejahteraan responden maka akan semakin positif persepsinya terhadap tenaga kerja perusahaan. Responden dalam penelitian ini sebagian besar belum sejahtera sehingga sebagian besar memiliki persepsi yang positif terhadap tenaga kerja perusahaan. Responden menganggap bahwa bekerja di perusahaan mendapatkan berbagai fasilitas yang menguntungkan, seperti fasilitas kesehatan dan keselamatan. Permintaan responden untuk bekerja di perusahaan juga cenderung tinggi. Adapun antara tingkat kesejahteraan dengan aspek persepsi lainnya tidak terjadi hubungan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak adanya pola dalam data yang diperoleh. Artinya, baik responden dengan tingkat kesejahteraan tinggi maupun responden dengan tingkat kesejahteraan rendah memiliki persepsi positif dan negatif terhadap aspek persepsi lainnya.
8.1.2 Hubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi Responden dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara karakteristik sosial ekonomi responden dengan persepsi responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dapat diketahui melalui uji Kai Kuadrat (X²) dan uji Rank Spearman. Uji Kai Kuadrat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel jenis kelamin dan status sosial dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Uji Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat pendidikan; jenis pekerjaan; tingkat pendapatan individu; dan tingkat pendapatan keluarga; dan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Variabel umur responden tidak diuji karena memiliki data yang seragam.
97
1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Kriteria pengujian Kai Kuadrat yang digunakan adalah H0 ditolak apabila X² hitung > X² tabel dan H0 gagal ditolak apabila X² hitung < X² tabel (Priyatno, 2008). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi responden terhadap aktivitas perusahaan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini berlaku bagi seluruh aspek persepsi yang diuji. Tabel 41 menunjukkan nilai X² hitung, X² tabel, dan koefisien kontingensi antara aspek persepsi dan jenis kelamin. Tabel 41. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Jenis Kelamin No.
Aspek Persepsi
1.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
X² Hitung 0,747
X² Tabel 3,841
Koefisien Kontingensi 0,135
0,140
3,841
0,059
2,667
3,841
0,250
0,444
3,841
0,105
0,747
3,841
0,135
0,615
3,841
0,123
0,104
3,841
0,051
Kesimpulan H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan aspek persepsi yang disebabkan oleh data tidak berpola. Artinya baik responden yang memiliki jenis kelamin perempuan maupun responden yang memiliki jenis kelamin positif memiliki persepsi positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. 2. Hubungan Antara Status Sosial dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Tabel 42 menunjukkan hasil uji Kai Kuadrat (X²) antara status sosial dengan aspek persepsi. Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa H0 ditolak pada aspek persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan sehingga dapat
98
disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap tenaga kerja perusahaan berhubungan signifikan dengan status sosial responden. Koefisien kontingensi pada aspek tenaga kerja menunjukkan nilai 0,347. Artinya, terjadi hubungan yang lemah antara status sosial dengan persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan. Sebagian besar responden dalam penelitian ini bukan merupakan tokoh masyarakat dan memiliki persepsi yang positif terhadap perusahaan. Terdapat tiga orang responden yang merupakan tokoh masyarakat dalam penelitian ini. Tokoh masyarakat tersebut memiliki pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan dan tidak mengharapkan untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut. Mereka hanya berharap perusahaan dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi pemuda. Adapun perusahaan dalam menyampaikan informasi menghubungi tokoh masyarakat setempat, sehingga tokoh masyarakat lebih mengetahui informasi mengenai perusahaan dibandingkan dengan responden lainnya. Informasi tersebut merupakan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan. Adapun antara status sosial dengan aspek persepsi lainnya tidak terjadi hubungan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang memiliki status sosial maupun yang tidak memiliki status sosial memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aspek persepsi lainnya. Tabel 42. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Status Sosial No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek Persepsi Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
X² Hitung 1,287
X² Tabel 3,841
Koefisien Kontingensi 0,177
5,481
3,841
0,347
0,360
3,841
0,094
2,162
3,841
0,226
1,287
3,841
0,177
0,083
3,841
0,046
0,563
3,841
0,118
Kesimpulan H0 gagal ditolak H0 ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
99
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan persepsi responden terhadap aktivitas perusahaan dapat dilihat dalam Tabel 43. Kesimpulan pada Tabel 43 menunjukkan bahwa H0 ditolak pada apek persepsi limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Artinya, tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Keeratan hubungannya adalah sedang. Arah hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan adalah positif. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin positif persepsinya terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikannya maka semakin negatif persepsinya terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Seluruh responden yang memiliki pendidikan tinggi berpersepsi positif terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Responden yang berpendidikan tinggi tersebut memiliki padangan yang lebih luas dan terbuka mengenai limbah yang dihasilkan oleh perusahaan, dimana mereka menganggap bahwa limbah yang berada di lingkungan mereka tidak hanya berasal dari PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun antara tingkat pendidikan dengan aspek persepsi lainnya tidak terjadi hubungan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pola dalam data yang diperoleh. Artinya, baik responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah maupun responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aspek persepsi lainnya.
100
Tabel 43. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendidikan No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,126
P Value
Kesimpulan
0,439
0,076
0,639
0,111
0,495
0,408*
0,009
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 ditolak
0,126
0,439
0,053
0,744
0,076
0,344
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan 5. Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan 6. Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan 7. Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan *Signifikan pada level 0,01 (sig. 2-tailed)
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
4. Hubungan Antara Jenis Pekerjaan dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Jenis pekerjaan yang diuji dikategorikan menjadi 3, yaitu pekerjaan yang berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik, pekerjaan
yang tidak
berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik, dan tidak bekerja. Hubungan antara jenis pekerjaan dengan persepsi responden terhadap aktivitas perusahaan diuji dengan menggunakan uji Kai Kuadrat (X²). Adapun hasil uji tersebut ditampilkan dalam Tabel 44. Berdasarkan Tabel 44, dapat diketahui bahwa H0 ditolak pada persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Artinya, terdapat perbedaan persepsi responden terhadap limbah yang dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan jenis pekerjaannya. Adapun nilai kontingensi antara jenis pekerjaan dan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan adalah 0,366. Hal ini menandakan bahwa terjadi hubungan yang lemah antara jenis pekerjaan dengan persepsi responden terhadap limbah yang dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang. Responden
yang
memiliki
jenis
pekerjaan
berhubungan
dengan
perusahaan/pabrik sebagian besar memiliki persepsi yang positif terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan responden yang memiliki pekerjaan
yang
berhubungan
langsung
dengan
perusahaan/pabrik
lebih
101
mengetahui mengenai mekanisme pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai. Mereka berpendapat bahwa limbah yang dihasilkan oleh perusahaan sudah aman bagi lingkungan. Sebagian besar responden yang memiliki pekerjaan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan/pabrik dan responden yang tidak bekerja memiliki persepsi yang negatif terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnyan informasi yang mereka ketahui mengenai limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun antara jenis pekerjaan dengan aspek persepsi lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini adapat disebabkan oleh data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang memiliki pekerjaan berhubungan dengan perusahaan/pabrik, tidak berhubungan dengan perusahaan/pabrik, maupun responden yang tidak bekerja memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap beberapa aspek, yaitu persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan; persepsi terhadap proses produksi perusahaan; persepsi terhadap dampak sosial kehadiran perusahaan; persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan; dan persepsi terhadap dampak lingkungan kehadiran perusahaan. Tabel 44. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Jenis Pekerjaan No.
Aspek Persepsi
1.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
.
X² Hitung 1,460
X² Tabel 5,991
Koefisien Kontingensi 0,188
3,158
5,991
0,297
0,802
5,991
0,140
6,204
5,991
0,366
0,952
5,991
0,152
1,254
5,991
0,174
3,877
5,991
0,297
Kesimpulan H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
102
5. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Individu dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara tingkat pendapatan individu dengan persepsi responden dapat dilihat dalam Tabel 45. Kesimpulan yang ditunjukkan oleh Tabel 45 menyatakan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan individu dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena data yang tidak berpola. Artinya baik responden dengan tingkat pendapatan tinggi maupun rendah memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. Tabel 45. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendapatan Individu No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,019
P Value
Kesimpulan
0,907
-0,035
0,831
-0,051
0,757
0,227
0,159
0,172
0,288
0,138
0,397
0,130
0,425
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
6. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara tingkat pendapatan individu dengan persepsi responden terhadap aktivitas perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 46. Kesimpulan yang ditunjukkan oleh Tabel 46 menyatakan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang memiliki
103
pendapatan keluarga tinggi maupun tingkat pendapatan keluarga rendah memiliki persepsi yang negatif dan positif terhadap aktivitas perusahaan. Tabel 46. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Tingkat Pendapatan Keluarga No.
1.
Aspek Persepsi
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,134
P Value
Kesimpulan
0,410
0,035
0,831
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,051
0,757
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,083
0,612
-0,019
0,907
0,186
0,250
0,136
0,401
5. 6. 7.
8.1.3 Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi Responden dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara karakteristik komunikasi respoden dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman. Karakteristik komunikasi responden ini diidentifikasi dari aktivitas penerimaan informasi, pencarian informasi, dan penyampaian umpan-balik. Adapun hasil uji tersebut akan dibahas sebagai berikut. 1. Hubungan Antara Aktivitas Penerimaan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Aktivitas penerimaan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang diidentifikasi melalui tiga aspek, yaitu penerimaan informasi mengenai kegiatan produksi, penerimaan informasi mengenai lowongan pekerjaan, dan penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan. Adapun hubungan antara ketiga aspek tersebut dan persepsi akan dibahas sebagai berikut.
104
a. Hubungan Antara Penerimaan Informasi Kegiatan Produksi dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara penerimaan pesan kegiatan produksi dengan persepsi terhadap aktivitas perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 47. Kesimpulan pada Tabel 47 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan informasi kegiatan produksi PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang menerima informasi maupun yang tidak menerima informasi mengenai kegiatan produksi perusahaan memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. Tabel 47. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan Produksi PT. IKPP Mills Tangerang Aspek Persepsi No. 1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,00
P Value
Kesimpulan
1,000
0,115
0,481
0,167
0,304
-0,026
0,876
0,00
1,000
0,080
0,623
-0,099
0,545
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
b. Hubungan Antara Penerimaan Informasi Lowongan Pekerjaan dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara penerimaan informasi lowongan pekerjaan dengan persepsi terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 48. Kesimpulan pada Tabel 48 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan informasi mengenai lowongan pekerjaan PT. IKPP Mills Tangerang
105
dan persepsi penduduk RT 005/002 terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang menerima informasi maupun yang tidak menerima informasi mengenai lowongan pekerjaan di PT. IKPP Mills Tangerang memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. Tabel 48. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Lowongan Pekerjaan PT. IKPP Mills Tangerang No.
1.
Aspek Persepsi
2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,144
P Value
Kesimpulan
0,84
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
0,254
0,114
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,034
0,837
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,123
0,449
-0,190
0,240
-0,145
0,373
0,122
0,490
c. Hubungan Antara Penerimaan Informasi Kegiatan Sosial Perusahaan dengan Persepsi terhadap Aktivivtas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara penerimaan informasi kegiatan sosial dengan aspek persepsi yang dikaji dapat dilihat pada Tabel 49. Berdasarkan Tabel 49, dapat diketahui kesimpulan dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak pada beberapa aspek persepsi yaitu persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; persepsi terhadap proses produksi yang dilakukan perusahaan; dan persepsi terhadap dampak lingkungan kehadiran perusahaan. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara penerimaan informasi kegiatan sosial PT. IKPP Mills Tangerang dengan beberapa persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap beberapa aspek tersebut.
106
Tabel 49. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan Sosial PT. IKPP Mills Tangerang Aspek Persepsi No. 1.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan
2.
Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan 6. Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan 7. Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan *Korelasi signifikan pada level 0,05 (2-tailed) ** Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,339*
P Value
Kesimpulan
0,032
H0 ditolak
-0,124
0,447
0,419** 0,318* 0,158
0,007 0,046 0,329
-0,086
0,597
0,225
0,164
H0 gagal ditolak H0 ditolak H0 ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Adapun keeratan hubungannya berbeda-beda. Keeratan hubungan antara penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan adalah lemah. Keeratan hubungan antara penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan dengan persepsi terhadap proses produksi perusahaan adalah sedang. Keeratan hubungan antara penerimaan infromasi kegiatan sosial perusahaan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan adalah lemah. Arah hubungan yang terjadi antara penerimaan informasi kegiatan sosial perusahaan dengan persepsi adalah positif pada setiap aspek yang behubungan, yaitu persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; persepsi terhadap proses produksi perusahaan; dan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Artinya, semakin tinggi penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial PT. IKPP Mills Tangerang maka akan semakin positif persepsinya terhadap beberapa aspek persepsi tersebut. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan informasi kegiatan sosial PT. IKPP Mills Tangerang maka akan semakin negatif persepsinya terhadap beberapa aspek persepsi tersebut. Responden dalam penelitian ini sebagian besar mengetahui adanya kegiatan sosial perusahaan. Responden yang mengetahui adanya kegiatan sosial
107
perusahaan tersebut sebagian besar memiliki persepsi yang positif terhadap beberapa aspek, diantaranya bahan baku, limbah, dan peralatan yang digunakan perusahaan; proses produksi perusahaan; dan limbah yang dihasilkan perusahaan. Mereka menganggap baik perusahaan yang telah memberikan bantuan bagi masyarakat sekitar, terutama dalam ketiga aspek tersebut. Meskipun informasi mengenai kegiatan sosial perusahan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap ketiga aspek tersebut, informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan memiliki hubungan yang lemah dengan persepsi masyarakat sekitar terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebagian besar responden memiliki persepsi negatif terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, selain menigkatkan penyebaran informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan, PT. IKPP Mills Tangerang juga perlu menyampaikan informasi mengenai limbah yang dihasilkannya. Adapun tidak adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan dengan aspek persepsi yaitu persepsi terhadap proses produksi perusahaan, persepsi terhadap dampak sosial kehadiran perusahaan, persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan, dan persepsi terhadap dampak lingkungan kehadiran perusahaan dapat disebabkan oleh data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang menerima informasi maupun yang tidak menerima informasi mengenai kegiatan sosial memiliki persepsi positif dan negatif terhadap aspek tersebut. 2. Hubungan Antara Aktivitas Pencarian Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Aktivitas pencarian informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang diidentifikasi melalui empat hal, yaitu membutuhkan informasi, ingin mengetahui berita terbaru, mencari kebenaran informasi, dan mencari informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun hubungan antara persepsi dengan keempat variabel tersebut akan dibahas sebagai berikut:
108
a. Hubungan Antara Pencarian Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara pencarian informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi terhadap akivitas perusahaan diketahui melalui hasil uji Rank Spearman. Tabel 50 menampilkan hasil uji Rank Spearman antara keterdedahan pencarian pesan dengan aspek persepsi yang dikaji. Tabel 50. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Pencarian Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,023
P Value
Kesimpulan
0,890
-0,151
0,352
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
-0,020
0,903
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
-0,196
0,227
-0,158
0,329
0,086
0,597
-0,067
0,681
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Kesimpulan pada Tabel 50 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan signifikan antara keterdedahan pencarian informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang mencari informasi maupun responden yang tidak mencari informasi memiliki persepsi positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. b. Hubungan Antara Keinginan untuk Mengetahui Informasi Terbaru Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara keinginan responden untuk mengetahui informasi terbaru mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsinya terhadap aktivitas PT.
109
IKPP Mills Tangerang diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman. Adapun hasil ujinya ditampilkan dalam Tabel 51. Tabel 51. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Keinginan Mengetahui Informasi Terbaru Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) -0,233
P Value
Kesimpulan
0,148
-0,141
0,384
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
-0,205
0,204
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
-0,297
0,063
-0,233
0,148
0,260
0,105
-0,136
0,402
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Kesimpulan pada Tabel 51 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara keinginan untuk mengetahui informasi terbaru mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang memiliki keinginan maupun yang tidak memiliki keinginan untuk mengetahui informasi terbaru mengenai perusahaan memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. c. Hubungan Antara Pencarian Kebenaran Informasi yang Diterima Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas Perusahaan Hubungan antara pencarian kebenaran informasi yang diterima mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi responden terhadap aktivitas perusahaan diuji dengan uji Rank Spearman. Hasil uji tersebut dutampilkan dalam Tabel 52.
110
Tabel 52. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Pencarian Kebenaran Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang No.
1.
Aspek Persepsi
Nilai Koefisien Korelasi (r) -0,063
P Value
Kesimpulan
0,697
-0,141
0,384
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,168
0,300
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,046
0,779
0,106
0,516
-0,099
0,545
0,011
0,946
5. 6. 7.
Kesimpulan pada Tabel 52 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara keterdedahan mencari kebenaran informasi yang diterima mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi akibat adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang mencari kebenaran informasi maupun responden yang tidak mencari kebenaran informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan. d. Hubungan Antara Kebutuhan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara kebutuhan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsinya terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 53. Kesimpulan yang terdapat pada Tabel 50 menunjukkan bahwa H0 ditolak pada aspek persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara kebutuhan penduduk RT 005/002 terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsinya terhadap dampak ekonomi kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun keeratan hubungannya adalah lemah.
111
Tabel 53. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Kebutuhan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan 5. Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan 6. Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan 7. Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan *Signifikan pada level 0,05 (2-tailed)
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,000
P Value
Kesimpulan
1,000
0,172
0,288
-0,167
0,304
-0,102
0,531
0,000
1,000
0,320*
0,044
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 ditolak
0,099
0,545
H0 gagal ditolak
Berdasarkan Tabel 53, dapat diketahui bahwa arah hubungan yang terjadi antara kebutuhan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi responden terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan adalah positif. Artinya, semakin tinggi kebutuhan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang, maka akan semakin positif persepsinya terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah kebutuhan responden terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang, maka akan semakin negatif persepsinya terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan. Hubungan antara kebutuhan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi responden terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan dapat disebabkan oleh sebagian besar responden membutuhkan informasi mengenai lowongan kerja perusahaan. Responden berharap kehadiran perusahaan dapat membantu masyarakat sekitar, terutama dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Adapun antara kebutuhan terhadap informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dengan aspek persepsi lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan karena adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang membutuhkan informasi maupun yang tidak membutuhkan informasi mengenai
112
PT. IKPP Mills Tangerang memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aspek persepsi lainnya.
3. Hubungan Antara Aktivitas Umpan-Balik Responden dan PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Faktor aktivitas umpan-balik responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang yang diuji adalah penyampaian keluhan terhadap perusahaan dan keterbukaan perusahaan dalam menanyakan pendapat. Aktivitas umpan-balik tersebut diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman. Adapun hasil uji tersebut akan dibahas sebagai berikut: a. Hubungan Antara Penyampaian Keluhan terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara penyampaian keluhan dengan persepsi terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 54. Kesimpulan pada Tabel 54 menunjukkan bahwa H0 diterima pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara penyampaian keluhan penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan kepada PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsinya terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang menyampaikan keluhan maupun yang tidak menyampaikan keluhan kepada pihak perusahaan memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan.
113
Tabel 54. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penyampaian Keluhan Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,101
P Value
Kesimpulan
0,536
0,159
0,327
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
-0,125
0,444
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
-0,022
0,894
-0,061
0,711
0,111
0,495
0,039
0,813
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
b. Hubungan Antara Keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam Menanyakan Pendapat Masyarakat Sekitar dengan Persepsi terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam menanyakan pendapat responden dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat dalam Tabel 55. Kesimpulan yang ditampilkan dalam Tabel 55 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam menanyakan pendapat dengan persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena adanya data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang menganggap bahwa perusahaan terbuka ataupun tertutup dalam menanyakan pendapat masyarakat sekitar memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan.
114
Tabel 55. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang dalam Menanyakan Pendapat Responden No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,247
P Value
Kesimpulan
0,124
-0,100
0,539
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,036
0,824
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,022
0,891
0,082
0,613
0,105
0,520
0,158
0,330
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
8.1.4 Hubungan Antara Ekspektasi Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden Hubungan antara ekspekasi responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 56. Kesimpulan yang terdapat pada Tabel 56 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada hubungan yang signifikan antara ekspektasi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan dengan persepsinya terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang. Hal ini dapat terjadi karena data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang memiliki ekspektasi tinggi atau rendah memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan.
115
Tabel 56. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Ekspektasi Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang No.
1.
Aspek Persepsi
Nilai Koefisien Korelasi (r) -0,145
P Value
Kesimpulan
0,375
-0,214
0,186
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
-0,306
0,055
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
-0,258
0,109
-0,282
0,078
0,141
0,385
-0,190
0,240
5. 6. 7.
8.2 Hubungan Antara Faktor Lingkungan dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Faktor lingkungan yang diuji untuk mengetahui hubungannya dengan persepsi
responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang adalah
keterlibatan responden dalam kelompok di lingkungannya, dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan oleh responden, dan jarak tempat tinggal responden terhadap perusahaan. Faktor-faktor tersebut diuji dengan menggunakan uji Kai Kuadrat (X²) dan Rank Spearman. Adapun hasil uji tersebut akan dibahas sebagai berikut: 8.2.1 Hubungan Antara Keterlibatan Responden dalam Kelompok dengan Persepsi Responden Terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara keterlibatan responden dalam kelompok dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang diuji dengan menggunakan uji Kai Kuadrat (X²). Tabel 57 menampilkan hasil uji tersebut.
116
Tabel 57. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi Antara Aspek Persepsi dan Keanggotaan Responden dalam Kelompok No.
Aspek Persepsi
1.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
X² Hitung 0,058
X² Tabel 3,841
Koefisien Kontingensi 0,038
1,722
3,841
0,203
0,045
3,841
0,033
1,364
3,841
0,182
0,058
3,841
0,038
1,254
3,841
0,174
0,505
3,841
0,122
Kesimpulan H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
Berdasarkan Tabel 57, dapat diketahui bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Artinya, tidak ada perbedaan persepsi responden berdasarkan keterlibatannya dalam kelompok. Hal ini menandakan bahwa persepsi penduduk RT 005/002 tidak ditentukan oleh keterlibatannya dalam kelompok. Tidak terjadinya hubungan ini dapat disebabkan oleh data yang tidak berpola. Artinya, baik responden yang terlibat dalam kelompok maupun responden yang tidak terlibat dalam kelompok memiliki persepsi yang positif dan negatif terhadap aktivitas perusahaan.
8.2.2 Hubungan Antara Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakan Responden dengan Persepsi Responden Terhadap PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara dampak aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang dirasakan responden dengan persepsinya terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 58. Kesimpulan pada Tabel 58 menunjukkan bahwa H0 ditolak pada aspek persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara dampak kehadiran PT. IKPP yang dirasakan oleh penduduk RT 005/002 dengan persepsinya terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan PT. IKPP Mills Tangerang. Keeratan hubungan yang terjadi adalah sedang.
117
Adapun arah hubungan yang terjadi antara persepsi responden terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dengan dampak aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang dirasakan oleh responden adalah positif. Artinya, semakin tinggi dampak kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang yang dirasakan oleh responden maka akan semakin positif persepsinya terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang dirasakan responden, maka akan semakin negatif persepsinya terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan perusahaan. Responden dalam penelitian ini sebagian besar merasakan dampak kehadiran perusahaan dalam tingkat sedang, artinya responden merasakan 6-11 dampak kehadiran perusahaan, dari total 17 pilihan dampak. Adapun lima dampak tertinggi yang dirasakan oleh responden antara lain banyaknya pendatang di lingkungan mereka (100%), biaya hidup menjadi mahal (82%), persaingan kerja meningkat (77%), tersedianya fasilitas pendukung yang lebih memudahkan (72%), dan berkurangnya penghijauan (72%). Dampak-dampak tersebut tidak ada yang secara langsung diakibatkan oleh bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan. Adapun dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dipilih oleh beberapa orang responden, antara lain polusi lingkungan meningkat (55%), terdapat bau tidak sedap yang berasal dari perusahaan (54%), dan terdapat suara berisik yang berasal dari perusahaan (27%). Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa semakin tinggi dampak kehadiran perusahaan yang dirasakan oleh responden berhubungan positif dengan persepsi respoden terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan.
118
Tabel 58. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakan Responden No.
Aspek Persepsi
1. 2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,442*
P Value
Kesimpulan
0,004
Ho ditolak
-0,057
0,726
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,114
0,483
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,311
0,051
0,103
0,525
-0,040
0,807
0,057
0,725
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
*Signifikan pada level 0,01 (2-tailed) 8.2.3
Hubungan Antara Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang Hubungan antara jarak tempat tinggal responden terhadap PT. IKPP Mills
Tangerang dengan persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat dilihat pada Tabel 59. Adapun kesimpulan pada Tabel 59 menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak pada setiap aspek persepsi yang dikaji. Hal ini menandakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak tempat tinggal penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan dengan persepsinya terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang.
119
Tabel 59. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang No.
1.
Aspek Persepsi
Nilai Koefisien Korelasi (r) 0,044
P Value
Kesimpulan
0,789
-0,132
0,415
H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak H0 gagal ditolak
2.
Persepsi terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan Perusahaan Persepsi terhadap Tenaga Kerja Perusahaan
3.
Persepsi terhadap Proses Produksi Perusahaan
0,192
0,234
4.
Persepsi terhadap Limbah yang Dihasilkan Perusahaan
0,118
0,469
5.
Persepsi terhadap Dampak Sosial Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Ekonomi Kehadiran Perusahaan Persepsi terhadap Dampak Lingkungan Kehadiran Perusahaan
0,044
0,789
0,092
0,570
0,038
0,816
6. 7.
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara jarak tempat tinggal responden dengan aspek persepsi yang diuji dapat disebabkan oleh data yang tidak berpola. Artinya, terdapat responden yang memiliki persepsi positif dan negatif meskipun jarak tempat tinggal mereka jauh atau dekat dengan perusahaan.
BAB IX UPAYA PERUSAHAAN MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR
9.1 Penerapan Pola Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang PT. IKPP Mills Tangerang berupaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dengan melakukan komunikasi. Upaya ini dilakukan perusahaan melalui kunjungan dan menyebarkan kuesioner. Menurut beberapa responden, PT. IKPP Mills Tangerang mengirim petugas lapang yang tidak lain adalah karyawan bagian hubungan masyarakat (humas) perusahaan setiap kali PT. IKPP Mills Tangerang membuang limbah ke sungai. Humas tersebut melakukan pengontrolan pembuangan limbah dan menjelaskan kepada masyarakat sekitar yang dekat dengan tempat pembuangan limbah perusahaan mengenai limbah yang dibuang tersebut sekaligus meminta maaf apabila terdapat bau tidak sedap yang mengganggu. Humas tersebut juga sempat tinggal di lingkungan masyarakat sekitar untuk beberapa waktu sehingga masyarakat sekitar cukup mengenalnya. Saat penelitian ini berlangsung, humas tersebut telah pindah dari lingkungan masyarakat sekitar. Komunikasi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang telah berupaya untuk menangkap umpan-balik dari masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dengan cara menanyakan pendapat masyarakat sekitar mengenai perusahaan. Pendapat masyarakat sekitar mengenai PT. IKPP Mills Tangerang dikumpulkan dengan cara membagikan selebaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan (kuesioner). Kuesioner yang dibagikan PT. IKPP Mills Tangerang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keluhan masyarakat sekitar terhadap PT. IKPP Mills Tangerang. Kuesioner tersebut dibagikan oleh seorang karyawan yang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar dan diisi sendiri oleh masyarakat sekitar. Pihak perusahaan mengatakan bahwa pada awalnya sulit untuk mengajak masyarakat sekitar agar mau mengisi kuesioner tersebut. Banyak masyarakat
121
sekitar yang tidak bersedia mengisinya dengan berbagai alasan. Namun setelah perusahaan menyiasatinya dengan memberikan imbalan sebesar Rp 5000,00 bagi setiap orang yang mau mengisi kuesioner tersebut, masyarakat sekitar kemudian bersedia untuk mengisinya. Penyebaran kuesioner ini merupakan salah satu upaya PT. IKPP Mills Tangerang untuk menerima umpan-balik atau tanggapan dari masyarakat sekitar terhadap upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang, sehingga PT. IKPP dapat menampungnya sebagai masukan. Pihak perusahaan mengatakan bahwa perusahaan menyikapi tanggapan masyarakat sekitar tersebut dengan cara rutin melakukan komunikasi, mulai memasang lowongan pekerjaan di kelurahan, dan melakukan kegiatan sosial untuk seluruh masyarakatan bukan untuk pribadi maupun golongan. Namun, sebagian besar responden mengatakan tidak mengetahui bagaimana tindak lanjut dari penyampaian pendapat mereka melalui selebaran tersebut. Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang terhadap masyarakat sekitar tidak dilakukan secara rutin. Adapun cara yang ditempuh PT. IKPP Mills Tangerang dalam menyampaikan suatu informasi kepada masyarakat adalah dengan menghubungi pihak kelurahan dan tokoh masyarakat setempat, sehingga cara yang dapat ditempuh masyarakat sekitar untuk mendapatkan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang salah satunya adalah dengan menghubungi tokoh masyarakat setempat. Informasi yang biasanya disampaikan oleh PT. IKPP Mills Tangerang adalah informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan. PT. IKPP Mills Tangerang pernah mengadakan pertemuan dengan masyarakat sekitar. Pertemuan tersebut dilakukan sebulan sekali. Pertemuan tersebut tidak melibatkan seluruh anggota masyarakat, hanya diwakili oleh tokoh masyarakat dan petani apabila pertemuan tersebut dalam rangka penyuluhan terhadap petani yang mengelola lahan PT. IKPP Mills Tangerang. Adapun yang biasanya menghadiri pertemuan dengan PT. IKPP Mills Tangerang adalah petani binaan dan tokoh masyarakat. Pertemuan tersebut membicarakan mengenai
122
penyuluhan pertanian bagi petani binaan dan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat bagi tokoh masyarakat. Berdasarkan beberapa keterangan yang telah diungkapkan mengenai kegiatan komunikasi untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang, maka dapat diketahui bahwa kegiatan komunikasi tersebut tergolong dalam model asimetris dua arah. PT. IKPP Mills Tangerang telah berusaha untuk menangkap umpan-balik dari masyarakat sekitarnya dengan cara menyebarkan kuesioner dan mendekati tokoh masyarakat untuk mengetahui isu-isu yang sedang berkembang.
9.2 Pelaksanaan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang Upaya PT. IKPP Mills Tangerang dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar melalui tanggung jawab sosial perusahaan telah tertulis (formal) dalam kebijakan perusahaan. Selain itu, PT. IKPP Mills Tangerang memiliki bagian khusus yang menangani kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. PT. IKPP Mills Tangerang telah melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dalam jangka waktu tiga tahun terakhir. Tanggung jawab sosial perusahaan tersebut diberikan dalam bentuk uang dan natura (barang/jasa). Tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk natura antara lain pemberian daging kurban saat Hari Raya Idul Adha, bibit tanaman yang dibagikan kepada petani, dan pembagian buku di sekolah dasar-sekolah dasar. Tanggung jawab sosial tersebut diberikan PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin. Selain tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan secara rutin, PT. IKPP Mills Tangerang juga pernah melakukan tanggung jawab sosial secara insidental. Tanggung jawab sosial perusahaan tersebut yaitu berupa proyek perbaikan sanitasi dan pemberian abate. Adapun sektor yang biasanya diberikan sumbangan oleh PT. IKPP Mills Tangerang adalah sektor kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kegiatan keagamaan. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam sektor kesehatan, yaitu
123
kegiatan fogging dan donor. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam sektor pendidikan, yaitu beasiswa, penghargaan anak karyawan, pembagian buku, dan lain-lain. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam sektor lingkungan, yaitu penanaman pohon. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam sektor kegiatan keagamaan diberikan saat hari besar keagamaan. Analisis needs assessment sebeleum melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang mulai tahun 2008 melalui social footprint. Kegiatan tanggung jawab sosial PT. IKPP Mills Tangerang tersebut tidak melibatkan masyarakat sekitar baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Sasaran PT. IKPP Mills Tangerang untuk menerima tanggung jawab sosial perusahaan adalah masyarakat luas dan perusahaan (karyawan). PT. IKPP Mills Tangerang memilki yayasan khusus yang mengelola tanggung jawab sosial perusahaan. Yayasan tersebut adalah Eka Tjipta Foundation. Adapun motivasi PT. IKPP Mills Tangerang dalam melakukan tanggung jawab sosial tersebut adalah norma sosial dan hukum universal. Misi yang dibawa PT. IKPP Mills Tangerang dalam melakukan tanggung jawab sosial tersebut adalah memberikan kontribusi kepada masyarakat. Penyaluran tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang dengan cara membentuk panitia khusus dari PT. IKPP Mills Tangerang. Beberapa kegiatan sosial perusahaan yang disebutkan oleh responden antara lain pemberian hewan kurban pada saat Hari Raya Idul Adha, bazar buku murah yang diadakan di sekolah di wilayah tersebut, santunan terhadap anak yatim piatu dan janda, penyemprotan nyamuk demam berdarah (fogging), sumbangan bahan-bahan bangunan untuk pembangunan mushollah, bantuan terhadap posyandu, dan penyuluhan terhadap petani yang mengelola lahan di belakang PT. IKPP Mills Tangerang. Selain itu, beberapa responden juga mengatakan bahwa perusahaan akan menurunkan bantuan kepada masyarakat sekitar apabila masyarakat sekitar mengajukan proposal untuk meminta bantuan kepada perusahaan.
124
Berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan ini sebagian besar bersifat charity, seperti memberikan sumbangan kepada sekolah dasar yang berada di lingkungan sekitar, memberikan sumbangan setiap hari besar agama Islam, dan memberikan bantuan untuk janda dan yatim piatu. Tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dapat pula dikategorikan sebagai keinginan tulus perusahaan untuk melakukan kegiatan yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu. Hal ini tercermin dari programprogram yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang berbeda hasil dari perusahaan itu sendiri dan tidak berusaha untuk mengambil keuntungan materiil dari kegiatan tanggung jawab sosial yang dijalankannya tersebut.
9.3 Pengaruh Upaya Perusahaan dalam Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar Upaya perusahan dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar yang telah dilakukan oleh PT. IKPP Mills and Paper Tangerang meliputi komunikasi dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Bagian ini membahas mengenai pengaruh komunikasi dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap persepsi masyarakat sekitar. 9.3.1 Pengaruh Upaya Komunikasi Masyarakat Sekitar
Perusahaan
terhadap
Persepsi
Upaya komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar dilakukan oleh bagian humas perusahaan. Adapun humas perusahaan mendapatkan tempat tersendiri di mata masyarakat sekitar. Salah seorang humas yang pernah tinggal di lingkungan masyarakat sekitar tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk kesan baik perusahaan. Humas tersebut juga dapat menjalin hubungan baik secara personal kepada masyarakat sekitar sehingga sangat dikenal oleh sebagian besar masyarakat sekitar, meskipun pada saat penelitian berlangsung humas tersebut sudah tidak tinggal bersama masyarakat sekitar lagi.
125
Tindakan perusahaan untuk mengirimkan humasnya saat melakukan pembuangan limbah ke sungai (pengontrolan limbah) merupakan hal yang cukup tepat. Masyarakat menganggap hal tersebut merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perhatian perusahaan kepada masyarakat sekitar. Namun adanya pengontrolan tersebut sepertinya harus dijelaskan kepada masyarakat sekitar karena terdapat pandangan yang bertolak belakang dengan pandangan responden lainnya mengenai pelaksanaan pengontrolan tersebut. Responden tersebut menganggap tindakan tersebut merupakan bukti bahwa limbah yang dibuang oleh PT. IKPP Mills Tangerang sulit untuk diatasi. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 5: ”Limbah yang dihasilkan perusahaan itu ya berbahaya. Buktinya mesti dikontrol, berarti ’kan limbahnya itu berbahaya...” (Responden 5, 34 tahun). Berdasarkan pernyataan dari Responden 5 tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan perlu mengadakan komunikasi yang lebih intensif kepada pihak masyarakat sekitar untuk menjelaskan mengenai limbah yang dihasilkannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai tindakan yang dilakukan oleh perusahaan saat pembungan limbah, contohnya tindakan pengontrolan yang dilakukan oleh humas tersebut. Adapun
upaya komunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sekitar yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang dapat dikatakan cukup berhasil. Sebagian besar responden dalam penelitian ini terdedah baik dalam hal penerimaan informasi dan pencarian informasi mengenai perusahaan. Keterdedahan responden dalam penerimaan informasi mengenai PT. IKPP Mills Tangerang hanya rendah pada penerimaan informasi mengenai kegiatan produksi perusahaan (20 persen). Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sosialisasi perusahaan mengenai kegiatan produksi yang dilakukannya kepada masyarakat sekitar. Informasi yang disampaikan oleh PT. IKPP Mills Tangerang hanya menyangkut informasi mengenai kegiatan sosial yang dilakukannya dan lowongan pekerjaan yang disampaikan perusahaan melalui pihak kelurahan.
126
Secara umum, sebagian besar responden berpersepsi positif terhadap aktivitas yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang, kecuali pada aspek persepsi terhadap limbah yang dihasilkan. Sebagian besar responden menganggap bahwa limbah yang dihasilkan perusahaan berbahaya, sulit diatasi, tidak bermanfaat bagi masyarakat, dan tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomi. Hal ini bertolak belakang dengan keterangan dua orang responden yang merupakan karyawan di PT. IKPP Mills Tangerang. Responden tersebut mengatakan bahwa limbah yang dihasilkan oleh perusahaan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pupuk. Berikut merupakan keterangan dari responden tersebut: ”Kebanyakan warga pada nggak tahu kalau sebenarnya air limbah dapat digunakan untuk menyiram sayuran karena sudah dicampur dengan urea. Jadi nggak memanfaatkannya...” (Responden 38, 23 tahun). ”Limbah yang berasal dari perusahaan pada awalnya bau, tapi setelah diproses di bagian limbah menjadi tidak bau. Baru setelah itu dikeluarkan ke lingkungan. Limbah ampas yang sudah tidak dapat diproduksi lagi bisa digunakan sebagai pupuk kompos. Tapi jarang orang memanfaatkannya karena kurang tahu cara menggunakan limbah tersebut. Padahal dapat digunakan untuk bertani agar tanaman sangat subur...” (Resonden 35, 43 tahun). Pernyataan responden tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial Asia Pulp and Paper (APP) untuk Indonesia
Tahun
2005-2006
”Sustainability
Responsibility”
(www.asiapuplpaper.com, 09/06/2009, 4:03). Laporan tersebut mencantumkan bahwa limbah pabrik PT. IKPP Mills Tangerang dapat digunakan sebagai pupuk pertanian. Hal ini berdasarkan penelitian SEAMEO BIOTROP, sebuah laboratorium penelitian independen di sektor pertanian. Selain itu, telah dilakukan uji pilot lapangan mengenai penggunaan limbah pabrik sebagai pupuk pertanian yang merupakan kerjasama antara PT. IKPP Mills Tangerang, SEAMEO BIOTROP, dan Institut Pertanian Kabupaten Tangerang. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa air limbah yang dibuang ke sungai sudah aman bagi lingkungan karena kualitas air yang dibuang ke sungai lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas air yang diserap oleh perusahaan.
127
pembuktian keamanan air limbah yang dibuang dilakukan perusahaan dengan memelihara ikan dalam penampungan air sebelum di buang ke sungai. Salah satu responden dalam penelitian ini mengetahui adanya pemeliharaan ikan di penampungan air perusahaan. ”Limbahnya udah aman kok, kan ada tempat unuk memelihara ikan. Ikannya aja bisa hidup...” (Responden 27, 37 tahun). Berdasarkan laporan tersebut, dapat disimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang pada saat penelitian berlangsung sudah aman bagi lingkungan. Namun, hanya sebagian kecil responden yang mengetahui mengenai hal ini. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi mengenai limbah perusahaan ini.
9.3.2 Pengaruh Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar Informasi mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang merupakan informasi yang paling banyak diketahui oleh responden. Melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut beberapa ekspektasi responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang dapat terpenuhi. Persepsi sebagian besar responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang dapat diketahui positif pada hampir setiap aspek persepsi yang dikaji, kecuali pada aspek persepsi terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Aspek persepsi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan ini adalah persepsi terhadap dampak kehadiran PT. IKPP Mills Tangerang yang mencakup dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Ketiga aspek tersebut dinilai positif oleh sebagian besar responden. Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan mencakup sektor kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kegiatan keagamaan. Tanggung jawab sosial perusahaan PT. IKPP Mills Tangerang di keempat sektor tersebut dianggap responden bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
128
Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang merupakan komitmen perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 9: ”Dulu masyarakat pernah minta ganti rugi kepada perusahaan. Namun perusahaan tidak menyanggupi. Kalau untuk kepentingan umum perusahaan mau saja. Itu sudah komitmen perusahaan kepada masyarakat...” (Responden 9, 42 tahun). Mengenai adanya tuntutan ganti rugi tersebut, Responden 9 mengatakan bahwa hal itu terjadi akibat adanya bau-bauan yang timbul dari perusahaan dan dianggap merugikan oleh masyarakat sekitar. Pihak perusahaan juga pernah mengadakan pertemuan dengan masyarakat sekitar untuk mengklarifikasi masalah tersebut yaitu dengan cara memanggil masyarakat sekitar ke perusahaan. ”...waktu limbah dinaikkan ke mobil, bau menyebar. Bagi perusahaan mungkin itu sebentar...hanya 1 atau 2 menit, namun bagi masyarakat itu merugikan...” (Responden 9, 42 tahun). Berkaitan dengan komitmen perusahaan mengenai ganti rugi yang dituntut masyarakat sekitar, yaitu bersedia untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan untuk kepentingan umum masyarakat sekitar, Responden 9 memiliki harapan dan permintaan kepada pihak PT. IKPP Mills Tangerang. Permintaan tersebut diungkapkannya sebagai berikut: ”Permintaan pada pihak Indah Kiat itu ada tiga. Pertama, peduli sama lingkungan, kalau menerima karyawan dari masyarakat sekitar dulu. Lingkungan sendiri banyak yang tidak tahu tentang lowongan pekerjaan. Kedua, konsisten. Dulu pernah janji sama masyarakat sekitar kalau perlu sesuatu untuk kepentingan umum bisa melapor ke Indah Kiat. Ketiga, dulu perusahaan bisa mengadakan kegiatan sosial contohnya beasiswa pada masyarakat sekitar, tapi kenapa sekarang tidak bisa? Meskipun itu jumlahnya kecil, tapi bagi masyarakat besar artinya. Bisa memotivasi anak...” (Responden 9, 42 tahun). Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa Responden 9 memiliki pengalaman yang berhubungan dengan perusahaan. Pengalaman tersebut berkaitan dengan adanya dampak keberadaan perusahaan yaitu adanya bau-bauan yang berasal dari perusahaan yang tercium oleh masyarakat di sekitarnya. Bau-
129
bauan tersebut menyebabkan adanya reaksi dari masyarakat di sekitarnya. Reaksi tersebut ditanggapi perusahaan dengan menjanjikan pelaksanaan kegiatan sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa adanya kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap persepsi. Hal ini juga menyangkut adanya kebutuhan masyarakat sekitar terhadap perusahaan. Menurut Responden 39, perusahaan akan memberikan bantuan untuk sarana umum apabila masyarakat sekitar memintanya kepada perusahaan. Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Responden 39: ”Pernah ibu mengajukan proposal kepada perusahaan untuk membangun mushollah. Oleh perusahaan diberikan kayu, semen, pasir, dan besi...” (Responden 39, 39 tahun). Selain itu, antara perusahaan dan masyarakat sekitar terdapat hubungan saling ketergantungan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Responden 20: ”Perusahaan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar dan hidup masyarakat tergantung pada perusahaan. Perusahaan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar, buktinya adalah apabila jalan air macet pihak perusahaan akan turun untuk membetulkan...” (Responden 20, 45 tahun). Berdasarkan beberapa hal tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan sosial perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlanjutan perusahaan di suatu wilayah. Meskipun terdapat dampak yang negatif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, namun apabila ada manfaat dari keberadaan perusahaan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar maka akan terjadi hubungan saling ketergantungan antara kedua pihak tersebut.
BAB X KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan Persepsi responden terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang pada umumnya positif, kecuali pada aspek persepsi terhadap limbah yang dihasilkan oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Faktor individu yang berhubungan dengan persepsi responden, yaitu tingkat kesejahteraan, status sosial, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keterdedahan terhadap penerimaan pesan kegiatan sosial perusahaan, dan kebutuhan informasi tentang perusahaan. Adapun masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Faktor tingkat kesejahteraan berhubungan negatif dengan persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan. Artinya, semakin tinggi tingkat kesejahteraan maka akan semakin negatif persepsinya terhadap tenaga kerja perusahaan, begitupun sebaliknya. Keeratan hubungannya adalah lemah 2. Faktor status sosial berhubungan dengan persepsi terhadap tenaga kerja perusahaan. Keeratan hubungannya adalah lemah 3. Faktor tingkat pendidikan berhubungan positif dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin positif persepsinya terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan, begitupun sebaliknya. Keeratan hubungannya adalah sedang 4. Faktor jenis pekerjaan berhubungan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Keeratan hubungannya adalah lemah 5. Faktor keterdedahan dalam penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan berhubungan dengan 3 aspek persepsi, yaitu berhubungan positif dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dan keeratan hubungannya adalah sedang; berhubungan positif dengan persepsi terhadap proses produksi perusahaan dan keeratan hubungannya lemah; dan
131
berhubungan positif dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan dan keeratan hubungannya adalah lemah 6. Faktor kebutuhan informasi tentang perusahaan berhubungan positif dengan persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan. Artinya, semakin tinggi kebutuhan responden akan informasi mengenai perusahaan maka akan semakin positif persepsinya terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan, begitupun sebaliknya. Keeratan hubungannya adalah rendah. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan persepsi adalah dampak kehadiran perusahaan yang dirasakan oleh responden. Dampak kehadiran perusahaan yang dirasakan oleh responden tersebut berhubungan positif dengan persepsi terhadap bahan baku, masin, dan peralatan perusahaan. Artinya, semakin tinggi dampak kehadiran perusahaan yang dirasakan oleh responden, maka akan semakin positif persepsinya terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan, begitupun sebaliknya. Keeratan hubungannya adalah sedang. Strategi perusahaan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar adalah dengan cara menjalin komunikasi dan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh PT. IKPP Mills Tangerang termasuk dalam model asimetris dua arah, dimana PT. IKPP Mills Tangerang telah berusaha untuk menangkap umpan-balik dari masyarakat sekitarnya dengan cara menyebarkan kuesioner dan mendekati tokoh masyarakat untuk mengetahui isu-isu yang sedang berkembang. Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagian besar bersifat charity dan termasuk dalam kategori keinginan tulus perusahaan untuk melakukan kegiatan yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu.
10.2 Saran Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 3. Permintaan pekerjaan masyarakat sekitar terhadap PT. IKPP Mills Tangerang tinggi, namun kemampuan mereka tidak memenuhi syarat yang diminta oleh PT. IKPP Mills Tangerang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan
132
mengadakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan masyarakat sekitar, seperti mengadakan pelatihan-pelatihan,
agar
masyarakat
memiliki
keterampilan
untuk
meningkatkan perekonomiannya secara mandiri 4. Perusahaan sebaiknya menjadikan pegawai yang tinggal di lingkungan masyarakat sekitar sebagai saluran komunikasinya yang efektif dan efisien agar masyarakat sekitar mudah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai perusahaan 5. Perusahaan sebaiknya mengkomunikasikan tindak lanjut dari penampungan keluhan dan pendapat masyarakat sekitar agar masyarakat sekitar mengetahui hasil dari upaya mereka dalam menyampaikan umpan-balik kepada pihak perusahaan 6. Sebaiknya perusahaan memberikan informasi yang berarti mengenai limbah yang dihasilkan oleh perusahaan agar masyarakat sekitar mengetahui manfaat dari limbah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hamid dkk. 2003. Pola dan Potensi Kedermawanan Sosial Perusahaan dalam Sumbangan Sosial Perusahaan. Jakarta: PIRAMEDIA. Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Aprilianti, Lusi. 2008. Analisis Pengimplementasian Corporate Social Responsibility oleh PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dalam Pengembangan Komunitas (Studi Kasus: Kampung Bantar Karet, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [skripsi]. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Atkinson, Rita L dkk. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Erwiantono. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi dan Sikap Komunitas terhadap Perusahaan (Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat) [tesis]. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Gunawan, Agustin Wydia dkk. 2004. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB Press. Hadi, Agus Purbathin. 2001. Hubungan Antara Komunikasi Publik Perusahaan dan Sikap Komunitas Setempat (Kasus Perusahaan Pertambangan di Nusa Tenggara Barat) [tesis]. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Herlin, Fauzia. 2008. Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT. ANTAM Tbk di Tanjung Barat, Jakarta) [skripsi]. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Jms dan Brn. 2007. Sinar Mas Pulp & Paper Products Overview. Smile Sinar Mas Internal Magazine: 1st Edition (12): Februari-Maret 2007.[terhubung berkala]. http//www.sinarmas.co.id/profil_perusahaan/berita/smile0107. pdf. [9 Juni 2009].
134
Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Pemasaran, dan Industri. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Leavitt, Harold J. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Pandeangan, Henry Virgo. 2005. Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap Industri Pulp (Studi Kasus PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, Sumatra Utara) [skripsi]. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Setianingrum, Ingelia Putri. 2007. Analisis Community Development Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan [skripsi]. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama. Wahyuni, Ekawati S. dan Pudji Muljono. 2007. Metode Penelitian Sosial. Bogor: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. www.asiapulppaper.com, tanggal akses 09/06/2009, 4:03. www.data-statistik-indonesia.com, tanggal akses 17/08/09, 8:00. www.menlh.go.id, tanggal akses 20/10/2009, 19:00. www.wikimapia.org, tanggal akses 02/12/2009, 11:32.
Lampiran 1. Struktur Organisasi
Kepala Pabrik
Departemen Administrasi
Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja
Departemen Produksi
Departemen Quality Assurance and Environment
Seksi Stock Preparation
Seksi Quality Control
Seksi Gudang Material
Seksi Paper Machine
Seksi Quality System Control
Seksi General Affairs
Seksi Finishing
Seksi Personalia
Seksi Converting
Departemen Utilitas
Departemen Bussiness
Seksi Workshop Seksi Elektrik dan Instrumen
Seksi Waste Water Treatment
Seksi Gudang Produksi
Seksi Bussiness
Departemen Accounting
136
Lampiran 2. Job Desk Struktur Organisasi Perusahaan 1. Departemen Administrasi Kepala departemen administrasi bertanggung jawab atas: a. Koordinasi pembuangan limbah padat dan penjualan barang bekas dari pabrik b. Pemenuhan sistem manajemen lingkungan dan kebijakan perusahaan serta tujuan dan sasaran yang dicapai c. Koordinasi aktivitas training d. Koordinasi dalam keadaan darurat e. Keselamatan dan kebersihan lingkungan kerja f. Penanganan area penyimpanan barang bekas dan plastik g. Penyimpanan dan pengawasan penyimpanan untuk barang-barang yang masuk Departemen Administrasi membawahi 4 seksi yaitu: B. Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja memiliki tanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan setiap karyawan PT. IKPP Tangerang, baik pada saat jam kerja maupun di luar jam kerja. Seksi yang dibentuk pada tahun 1998 ini bertujuan untuk mengeliminasi segala insiden kerja yang mungkin terjadi di PT. IKPP Tangerang sehingga seksi kesehatan dan keselamatan kerja bertugas melaksanakan, mengecek, dan mengontrol tindakan preventif untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya, dan resiko di tempat kerja, sertabkerusakan lingkungan di PT. IKPP Tangerang. C. Seksi Gudang Material Seksi Gudang Material memiliki tanggung jawab dalam pendistribusian bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan untuk kebutuhan produksi di seksi Stock Preparation maupun Paper Machine. D. Seksi General Affairs Seksi General Affairs memiliki tugas yang berkaitan dengan hal-hal mengenai hubungan masyarakat (humas), environment, dan purchasing. Adapun bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
137
E. Hubungan Masyarakat (Humas) Bagian ini bertanggung jawab untuk keperluan hubungan antar PT. IKPP Tangerang dengan masyarakat sekitar maupun instansi-instansi lain seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan lain-lain. a. Environment Bagian ini bertanggung jawab untuk menangani kebersihan lingkungan, taman, dan lain-lain. b. Purchasing Bagian ini bertanggung jawab untuk menanganani penjualan produk yang telah dihasilkan PT. IKPP Tangerang, baik lokal maupun ekspor. F. Seksi Personalia (HRD) Seksi personalia bertanggung jawab terhadap urusan yang berkaitan dengan karyaan. Seksi ini membawahi 3 bagian, yaitu: a. Bagian Pay Roll Bagian ini bertanggung jawab dalam urusan karyawan, contohnya penggajian. b. Bagian Development Bagian ini bertanggung jawab dalam urusan pengembangan sumber daya manusia, contohnya pengadaan pelatihan (training). c. Bagian Industrial Relation
2. Departemen Produksi Tanggung jawab Kepala Departemen Produksi antara lain: a. Meninjau kontrak b. Memproduksi
sesuai
dengan
dokumen
yang
dihasilkan
dengan
mempertimbangkan dampak lingkungan c. Memiliki persyaratan yang ditentukan dalam dokumen yang disahkan d. Bekerja dalam inspeksi proses lingkungan yang dilakukan sesuai dengan instruksi kerja e. Memenuhi kebijakan perusahaan serta sarana perusahaan
138
f. Bekerja dengan kepala departemen terkait untuk mengambil tindakan perbaikan, pencegahan, dan hal-hal yang menyimpang dari lingkungan. Departemen Produksi membawahi 4 seksi, yaitu: A. Seksi Stock Preparation Seksi ini memiliki tanggung jawab mempersiapkan bahan baku pulp dengan penambahan bahan-bahan tertentu sehingga dapat memenuhi standar untuk proses paper machine. B. Seksi Paper Machine Seksi ini memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengawasi proses pembuatan lembaran kertas C. Seksi Finishing Seksi ini memiliki tanggung jawab untuk mengadakan pengawasan terhadap proses penyortiran dan pengepakan secara manual produk kertas lembaran yang dihasilkan D. Seksi Converting Seksi ini memiliki tanggung jawab dalam pemotongan roll kertas serta dalam hal pembungkusan
3. Departemen Quality Assurance and Environment Tanggung jawab Kepada Departemen Quality Assurance and Environment adalah untuk mengimplementasikan dan menspesifikkan manajemen lingkungan, mengkoordinir,
dan
memandu
semua aktivitas
yang berkaitan
dengan
lingkungannya dan memeriksa pelaksanaan dan pemenuhan perundang-undangan yang diuraikan (yaitu sebagai alat audit lingkungan internal), juga secara organisasi independen berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai berikut: a. Publikasi, distribusi, dan administrasi manual lingkungan b. Elaborasi, tinjauan atau distribusi prosedur dan lingkungan bersama dengan kepala departemen seksi c. Menganalisa
masalah-masalah
lingkungan
penyelesaian masalah penyelesaian masalah
dan
merekomendasikan
139
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan audit lingkungan internal dan eksternal, serta menyiapkan laporan-laporan terkait e. Menginformasikan kepada manajemen tentang dampak lingkungan yang penting f. Bekerjasama dengan departemen lain yang terkait untuk mengevaluasi efektivitas tindakan perbaikan dan pencegahan dalam hal penyimpangan lingkungan. Terdapat 3 seksi yang dibawahi oleh Departemen Quality Assurance and Environment, yaitu: A. Seksi Quality Control Seksi ini bertanggung jawab dalam menangani masalah kualitas bahan baku yang digunakan dan juga kualitas hasil produksi B. Seksi Quality System Control Seksi ini bertanggung jawab dalam memelihara pelaksanaan sistem manaejemen mutu yang berdasarkan pada standar ISO 9002, sistem manajemen lingkungan yang berdasarkan pada standar ISO 14001 dan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) C. Seksi Waste Water Treatment Seksi ini bertanggung jawab dalam mengadakan pengawasan terhadap proses pengolahan limbah.
4.
Departemen Utilitas Departemen Utilitas memiliki tugas pada bagian maintenance, operasional
pada listrik, steam, dan air. Terdapat dua seksi di bawah departemen ini, yaitu: A. Seksi Workshop Seksi ini memiliki tanggung jawab terhadap perbaikan, pemeliharaan alat, mesin pengolahan, perancangan, dan pengembangan pabrik. Seksi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: a. Welding (pengelasan) b. Maintenance (perawatan semua alat produksi)
140
c. Sipil (keperluan perbaikan gedung) B. Seksi Elektrik dan Instrumen Seksi ini bertanggung jawab atas pengadaan listrik, air, dan steam untuk jalannya proses produksi.
5. Departemen Bussiness Departemen ini memiliki tanggung jawab atas: a. Tinjauan kontrak b. Penyimpanan dan pengiriman produk pada pelanggan c. Penerapan manual lingkungan dan pemenuhan sistem manajemen lingkungan d. Memenuhi kebijakan perusahaan, tujuan, dan sasaran perusahaan. Departemen ini membawahi 2 seksi, yaitu: A. Seksi Gudang Produksi Seksi ini bertangggung jawab menangani penyimpanan hasil produksi sebelum dipasarkan ke konsumen dalam dan luar negeri. B. Seksi Bussiness Bertanggung jawab menangani masalah penjualan dan pembelian yang terjadi di PT. IKPP Tangerang, termasuk bahan baku, pesanan pasar, dan pemasaran produk.
6. Departemen Accounting Departemen Accounting merupakan alur keuangan perusahaan, dimana kepala departemen ini memiliki tanggung jawab terhadap pengawasan, pengarahan, biaya lingkungan, dan pengawasan tender, serta pembukuan barang bekas.