PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEGIATAN ASISTENSI MATA KULIAH Oleh: Rany Wahyuningrum Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo Ak., CA. Abstract The main purpose of this research is to understand student’s perception about course assistancy activities of Bachelor degree students Majoring in Accounting of Economics and Business Faculty, Brawijaya University. This assistancy activities measured by three indicators, i.e the implementation of assistancy activities, the competency of teaching assistant, and the benefit of assistancy activities. This research was held based on quantitative approach using frequency test, validity test, reliability test, and descriptive analysis. The results show that students gave positive perception about assistancy activities. 60% respondents of this research agreed and the other 25 % of respondents strongly agreed with this assistancy activities. It showed that assitancy activities in accounting student FEBUB has already been performed properly. According to the questionnaire analysis result of three indicators, each result shows that 58% respondents agreed with assistancy activities that has been well implemented, 66% respondents says that teaching assistants have very good academic competences, and 55% respondents described that assistancy activities could give very much benefits to the student, respectively. Keywords : Perception, assistancy activities, students, teaching asisstant. PENDAHULUAN Yuniani (2010:16) menjelaskan pendidikan tinggi Akuntasi merupakan sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik, tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat teknis analisis sehingga mempunyai nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja. Namun ada beberapa masalah yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran di kelas. Suci (2008:75) memaparkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap prestasi belajar Teori Akuntansi yang menunjukan bahwa 75% mahasiswa memperoleh nilai C, D dan E sedangkan sisanya 25% memperoleh nilai B dan A, adapun faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah pembelajaran lebih ditekankan pada pengumpulan pengetahuan tanpa mempertimbangkan ketrampilan proses dan pembentukan sikap dalam pembelajaran, kurangnya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bernalarnya melalui diskusi kelompok, dan sasaran belajar ditentukan oleh dosen sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi mahasiswa. Iskandarsyah dan Ghozali (2012:23) menjelaskan faktor lain yang dianggap penting dari seorang dosen adalah gaya mengajar dosen (teaching style) terhadap mahasiswa dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas, namun kegiatan belajar yang sering terjadi adalah tidak menggunakan metode dua arah, mahasiswa cenderung menggunakan satu arah dan dosen menjadi pusat fokus (teacher-centered) di kelas.
Berbagai permasalahan yang terjadi dalam pendidikan akuntansi membuat perguruan tinggi (Universitas Brawijaya) mulai meningkatkan sarana belajar dengan memberikan kegiatan asistensi mata kuliah dengan tujuan untuk membantu mahasiswa agar lebih aplikatif dalam menerapkan teori. Masturi dan Marwoto (2010:21), menjelaskan asistensi yang disebut dengan teaching assistant (TA) ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa senior yang ditugaskan oleh dosen untuk membantu pelaksanaan perkuliahan, dengan tugas-tugas: membantu memecahkan persoalan akademik dan personal mahasiswa, menghubungkan mahasiswa dengan dosen dan institusi/lembaga, memberikan tugas dan penilaian kepada mahasiswa yang untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen mata kuliah tersebut, menjalankan diskusi dengan para mahasiswa, membuat presentasi pengajaran, serta menjawab pertanyaan mahasiswa yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut, sehingga dalam penelitian Masturi dan Marwoto dapat disimpulkan bahwa asistensi dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar. Dalam kegiatan asistensi ini ada tiga sudut pandang yang dianggap penting bagi peneliti yaitu: penyelenggaraan kegiatan asistensi, kompetensi akademik asisten dosen, dan manfaat kegiatan asistensi itu sendiri. Peneliti menetapkan tiga sudut pandang ini mengacu pada peneliti sebelumnya (Siahaan, 2010) dan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, paragraf 5 mengenai sumber belajar, sarana, prasarana diukur melalui sudut pandang penyelenggaran kegiatan asistensi dan pasal 3 huruf e yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah pendidikan tinggi selalu berorientasi untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia, oleh karena itu sudut pandang manfaat kegiatan asistensi dalam penelitian ini mengacu pada UU RI No. 12 tahun 2012. Selanjutnya UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa seorang pendidik perlu memiliki kompetensi akademik, sehingga sudut pandang kompetensi akademik asisten dosen mengacu pada UU RI No. 14 tahun 2005. Selain itu, alasan peneliti menetapkan tiga sudut pandang ini karena ada empat unsur yang dianggap penting dalam proses belajar di kelas yaitu: guru, mahasiswa (siswa), lingkungan fisik dan kurikulum (Ashman dan Conway, 2002). Penelitian seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Siahaan (2010) yang meneliti mengenai persepsi mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya terhadap keberadaan laboratorium Akuntansi, Self Access Center (SAC) dan program asistensi. Namun karena masih sedikit penelitian yang mengkaji tentang persepsi atau anggapan mahasiswa terhadap kegiatan asistensi ini, sehingga peneliti bertujuan untuk melakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian yang pernah dilakukan terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Selain itu untuk mendapatkan bukti empiris mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kegiatan asistensi mata kuliah. Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini, adalah bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kegiatan asistensi mata kuliah. LANDASAN TEORI Persepsi, perilaku belajar, fasilitas belajar dan asistensi mata kuliah. Kotler (2010:155) menjelaskan bahwa persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Suwardjono (2004) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan srategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Dalam Mulyasa (2005:49) disebutkan bahwa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar seperti: gedung, ruang kelas, dan media pengajaran. Sedangkan arti fasilitas belajar menurut Sulastiyono (1999:27) adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para pemakai dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya atau kegiatan-kegiatannya sehingga segala kebutuhankebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Masturi dan Marwoto (2010:21) menjelaskan asistensi yang disebut dengan teaching assistant (TA) ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa senior yang ditugaskan oleh dosen untuk membantu pelaksanaan perkuliahan, dengan tugas-tugas: membantu memecahkan persoalan akademik dan personal mahasiswa, menghubungkan mahasiswa dengan dosen dan institusi/lembaga, memberikan tugas dan penilaian kepada mahasiswa yang untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen mata kuliah tersebut, menjalankan diskusi dengan para mahasiswa, membuat presentasi pengajaran, serta menjawab pertanyaan mahasiswa yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut. Dalam penelitian ini kegiatan asistensi yang dimaksud adalah kegiatan asistensi yang berada di JAFEB-UB. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan karakteristik masalahnya, penelitian ini termasuk analisis deskriptif (descriptive research). Sementara itu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Alasan peneliti menggunakan metode survei, karena dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini meliputi mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi semester 7 angkatan 2010 di Universitas Brawijaya, Malang yang berjumlah 173. Alasan peneliti memilih populasi tersebut karena mahasiswa aktif semester 7 angkatan 2010 telah mengambil mata kuliah pokok akuntansi dan telah mengikuti seluruh kegiatan asistensi mata kuliah tersebut. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random Sampling (sampel acak). Selain itu, alasan peneliti menetapkan populasi di atas agar sampel yang menjadi responden lebih bersikap obyektif dalam menilai kegiatan asistensi. Penentuan jumlah sampel ditetapkan secara proposional, menggunakan pendapat Arikunto yaitu sebesar 20% dari jumlah populasi sebanyak 173 mahasiswa, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 mahasiswa. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data subyek yaitu jenis data penelitian berupa, opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden), dan dalam penelitian ini berbentuk tanggapan responden yang diberikan secara tertulis serta lisan. Sedangkan untuk sumber datanya menggunakan data primer dan data sekunder.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu: wawancara dan kuesioner. Metode wawancara dilakukan ketika total nilai persentase terbesar dari hasil olah kuesioner telah didapatkan, kemudian dianalisis lebih lanjut melalui wawancara sehingga peneliti dapat mengetahui lebih detail mengenai persepsi responden terhadap kegiatan asistensi ini dan mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat. Kuesioner dalam penelitian ini mengukur tiga variabel yaitu: penyelenggaran kegiatan asistensi (X1), kompetensi akademik asisten dosen (X2), dan manfaat kegiatan asistensi (X3), serta dalam penelitian ini tidak mengadopsi menyeluruh dari penelitian terdahulu. Oleh karena itu peneliti mencoba merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai indikator yang kemudian ditelaah kembali oleh pembimbing dan juga di uji coba kepada 5 mahasiswa untuk mengetahui apakah terdapat ketidak sepahaman dalam kalimat yang digunakan. Setelah proses ini dilakukan, kemudian kuesioner disebar kepada responden. ANALISIS HASIL PENELITIAN Deskripsi kuesioner Penentuan jumlah sampel ini menggunakan pendapat Arikunto (2006) yaitu 20% dari jumlah populasi sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 35 orang. Penelitian ini telah menyebar 40 kuesioner secara langsung kepada responden. Dari jumlah tersebut yang tidak kembali sebanyak 2 kuesioner dan yang tidak layak karena tidak lengkap sebanyak 3 kuesioner, sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 35 kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang ditetapkan. Pengujian data Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan pada tiga kriteria yaitu, uji validitas uji reabilitas dan uji frekuensi. Setiap butir pertanyaan kuesioner terbukti valid, hal tersebut karena total nilai korelasi setiap pertanyaan lebih besar dari r tabel, corrected item-total correlation > r tabel yaitu corrected item-total correlation > 0,28. Sedangkan uji reliabilitas dari setiap variabel memiliki nilai cronbanch’s Alpha diatas 0,60 yang berarti dapat dikatakan seluruh variabel pada instrumen penelitian telah memenuhi reliabilitas. Pengujian frekuensi Uji frekuensi dilakukan untuk mengetahui persentase dari jawaban responden. Hasil olah uji frekuensi menunjukkan 60% responden menjawab setuju, 25% responden menjawab sangat setuju, 8% responden menjawab tidak setuju, 4% responden menjawab netral atau ragu-ragu, dan 3% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari persentase di atas jawaban yang paling banyak dipilih oleh responden adalah jawaban setuju, menandakan bahwa menurut persepsi mahasiswa Akuntansi JAFEB-UB kegiatan asistensi telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini selaras dengan hasil penelitian terdahulu (Siahaan, 2010) yang menjelaskan bahwa mahasiswa Akuntansi JAFEB-UB memiliki persepsi positif atas keberadaan program asistensi. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penyelenggaraan Asistensi Dari hasil olah kuesioner dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan kegiatan asistensi ini sudah sangat baik. Terlihat dari total hasil perhitungan kuesioner terbanyak adalah 58% responden setuju bahwa penyelenggaraan kegiatan asistensi di JAFEB-UB sudah sangat baik. Responden merasa bahwa evaluasi belajar dalam kegiatan asistensi berlangsung secara
obyektif dan transparan sehingga penyelenggaran kegiatan asistensi dapat berjalan dengan baik. Hal ini selaras dengan pendapat Calk dan Billiot (2006:1) yang mengatakan bahwa mengubah metode konten dan pengajaran program akuntansi dapat mempengaruhi persepsi serta menyebabkan peningkatan kuantitas dan kualitas mahasiswa. Oleh karena itu evaluasi belajar atau mengubah metode konten yang digunakan agar kegiatan asistensi menjadi lebih baik dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas mahasiswa. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kompetensi Akademik Asisten Dosen Sebagian besar responden juga merasa asisten dosen memiliki kompetensi akademik yang baik, sehingga pelaksanaan kegiatan asistensi bisa berjalan dengan lancar. Terlihat dari hasil perhitungan kuesioner sebanyak 66% responden setuju bahwa kompetensi akademik asisten dosen sudah sangat baik. Hal ini dikarenakan responden setuju bahwa asisten dosen memahami setiap esensi modul dengan baik serta asisten dosen mampu menyampaikan materi secara jelas dan mudah dimengerti. Dari hasil wawancara salah satu responden, responden menjelaskan bahwa asisten dosen bisa dipastikan paham dengan modul, template penugasan, serta dapat memberikan argumentasi atau jawaban yang tepat saat tanya jawab dengan mahasiswa karena setiap kelompok asisten dosen per-mata kuliah diadakan pertemuan untuk membahas template penugasan dan modul. Oleh karena itu asisten dosen sangat mengerti mengenai isi modul dan template penugasan yang akan diberikan dan jika asisten dosen tidak bisa menjawab pertanyaan dari mahasiswa maka asisten dosen akan berdiskusi dengan asisten lain atau berdiskusi dengan dosen terkait mata kuliah agar bisa memberikan jawaban yang tepat pada minggu berikutnya. Hal ini sejalan dengan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa seorang pendidik perlu memiliki kompetensi akademik. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Manfaat Kegiatan Asistensi Dari hasil perhitungan kuesioner dapat disimpulkan bahwa kegiatan asistensi ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa. Dari hasil olah kuesioner sebanyak 55% responden setuju bahwa asistensi memberikan banyak manfaat terhadap mahasiswa. Dari hasil wawancara salah satu responden, responden merasa dengan adanya kegiatan asistensi mahasiswa merasa terbantu untuk mengetahui cara yang tepat dalam mengerjakan soal latihan sesuai dengan teori yang diberikan oleh dosen serta asisten dosen selalu membahas tugas-tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya setiap minggu. Oleh karena itu kegiatan asistensi ini terbukti mampu memberi pemahaman lebih atas materi yang telah diberikan dosen kepada mahasiswanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Masturi dan Marwoto (2010:21) yang menjelaskan bahwa melalui penerapan TA (teaching assistant) intensitas mahasiswa dalam memahami mata kuliah ini akan lebih intensif, karena pengerjaan soal-soal latihan dan tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen maupun asisten dosen akan semakin meningkat. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Waktu SMA/SMK Untuk mendapatkan data lebih valid mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kegiatan asistensi, maka peneliti memilih salah satu responden dari 12 responden dengan jurusan IPA sewaktu SMA untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana persepsi mahasiswa yang tidak memiliki dasar akuntansi terhadap kegiatan asistensi. Responden menjelaskan dengan adanya kegiatan asistensi ini sangat membantu mahasiswa yang tidak memiliki dasar akuntansi, karena dengan basic IPA responden merasa belum mengerti secara keseluruhan mengenai akuntansi. Ditambah waktu jam kelas hanya 2,5 jam sehari dan hanya sekali
pertemuan dari satu minggu perkuliahan. Jadi dengan adanya kegiatan asistensi ini sangat membantu responden dalam hal menyelesaikan tugas, tanya jawab beberapa hal seputar akuntansi. Selanjutnya menurut responden, karena kegiatan asistensi yang mengajar adalah asisten dosen dengan usia tidak terlampau jauh kegiatan asistensi ini bisa terbilang nyaman untuk kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Suparno (2007) yang menyatakan bahwa model belajar tutorial dengan teman sebaya memiliki keuntungan antara lain: dapat menghilangkan ketakutan yang disebabkan perbedaan umur, status atau latar belakang sehingga mempermudah proses komunikasi dalam pembelajaran, selain itu tutor akan mendapatkan pemahaman lebih atas materi yang diajarkan dan menaikkan kepercayaan dirinya, serta karena tutor biasanya lebih sabar dalam menjelaskan dari pada guru maka mereka yang belum paham akan lebih terbantu, sehingga dalam proses pembelajaran menggunakan tutor akan lebih efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Dari hasil analisis bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa menurut mahasiswa akuntansi JAFEB-UB pelaksanaan kegiatan asistensi sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga didukung oleh responden yang berlatar belakang jurusan IPA sewaktu SMAnya merasa terbantu juga dengan adanya kegiatan asistensi ini karena tidak memiliki basic akuntansi. Saran : Untuk peneliti selanjutnya, jika ingin meneliti mengenai kegiatan asistensi lebih baik melihat sudut pandang lainnya (seperti asisten dosen) karena sudut pandang dari mahasiswa sudah dipaparkan dalam penelitian ini. Jumlah sampel dan populasi untuk penelitian selanjutnya sebaiknya lebih diperbesar agar bisa mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan memiliki tingkat generalisasi yang lebih tinggi. Dari hasil analisis diketahui sebanyak 13% responden tidak setuju bahwa penyelenggaraan asistensi sudah baik. Hal ini dikarenakan responden merasa bahwa fasilitas untuk kegiatan asistensi terkadang tidak memadai (modul materi, LCD untuk persentasi, dan lain-lain) sehingga kurang dapat menunjang proses pembelajaran. Selain itu responden merasa tidak semua asisten dosen dapat tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan tidak jarang asisten dosen mengganti jadwal asistensi karena berhalangan hadir. Alangkah baiknya, jika berbagai pihak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan ini, sehingga untuk kegiatan asistensi berikutnya bisa berjalan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (Ed.) (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ashman, A., dan R. Conway. 2002. An Introduction to Cognitive Education: Theory and Applications. Taylor and Francis. Calk, R. & Billiot, M. J. (2006). How student perceptions of learning labs affect performance in the first accounting course. Journal of Business Inquiry. Iskandarsyah, D. dan I. Ghozali. (2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Prestasi Mahasiswa Dalam Mempelajari Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Diponogoro Journal Of Accounting. Vol 1; l 1-3. Kotler, P., Wrenn, Bruce & Shawchuck, N. (Eds.) (2010) Biulding strong congregations. USA: Autumn House. Masturi dan P. Marwoto. (2010) Peningkatan Kualitas Perkuliahan Solusi Deret Melalui Pendekatan Teaching Assistant. Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia.Vol 6. Mulyasa (Ed.) (2005) Manajemen berbasis sekolah. Jakarta : Depdinas. Siahaan, S. H. (2010) Analisis persepsi mahasiswa jurusan akuntansi universitas brawijaya terhadap keberadaan laboratorium akuntansi, self access center (sac) dan program asistensi. Skripsi, Universitas Brawijaya. Suci, N. M. (2008) Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi UNDIKSHA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol 2: 74-86. Sulastiyono. (Ed) (1999) Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : PT Gramendia Pustaka Utama. Suparno, P. (2007) Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. In 1 (Ed.) Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Suwardjono. (1999) Mamahamkan Akuntansi Dengan Penalaran dan Pendekatan Sistem. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14 No.3; 106-122. Undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Available online at: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/sites/default/files/UUPT-12thn-2012.pdf Diakses pada tanggal 11 November 2013. ________.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (2006) Jakarta: Eka Jaya. Yuniani, A. (2010) Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Lampiran 1 Tabel 1 Hasil Uji Validitas No
Item R tabel pertanyaan
1 X1.1 0,28 2 X1.2 0,28 3 X1.3 0,28 4 X1.4 0,28 5 X1.5 0,28 6 X2.1 0,28 7 X2.2 0,28 8 X2.3 0,28 9 X2.4 0,28 10 X2.5 0,28 11 X3.1 0,28 12 X3.2 0,28 13 X3.3 0,28 14 X3.4 0,28 15 X3.5 0,28 Sumber: Data yang diolah (2014).
Corrected Item-Total Correlation ,559 ,781 ,724 ,571 ,514 ,762 ,770 ,818 ,812 ,544 ,758 ,788 ,751 ,798 ,740
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach's N of Alpha Items
,824 Penyelenggaraan asistensi ,876 Kompetensi akademik ASDOS Manfaat asistensi ,902 Sumber: Data yang diolah (2014).
5 5 5
Batasan Keterangan 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel