PERSEPSI MAHASANTRI TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN PONDOK KADER MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: Akbar Ahmatu NIM: G000100187
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1
2
PERSEPSI MAHASANTRI TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN PONDOK KADER MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013) Akbar Ahmatu G 000 100 187 Fakultas Agama Islam ABSTRAK Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mahasantri atas sistem pendidikanpun cenderung dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap sistem pendidikan yang digunakan pendidik pondok dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran/pendidikan Pondok Shabran, persepsi mahasantri atas sistem pendidikannya seringkali dijadikan polemik dan bahan pembicaraan negatif di kalangan mahasantri. Kondisi ini dapat menjadikan kegiatan perkuliahan dan peribadatan di Pondok kurang optimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa persepsi mahasantri terhadap penerapan sistem pendidikan yang ada di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS berdasarkan pada dua hal pokok, yaitu persepsi mahasantri terhadap penerapan sistem pendidikan dan kompetensi pendidik yang ada di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS. Persepsi mahasantri terhadap penerapan sistem pendidikan yang ada di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS yang positif adalah (1) Mendidik peserta didiknya untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, mampu berdakwah, berideologi dan aktif dalam organisasi Muhammadiyah, membentuk pribadi yang peduli sosial, kritis, cerdas, humanis dan menguasai ipteks; (2) Pendidik yang mengajar mahasantri memiliki kompetensi dakwah, mempunyai kesadaran IMTAQ, ahli dalam mengajar, ilmunya luas, humanis dan berjiwa melayani terhadap peserta didik dan masyarakat, loyal dan aktif berMuhammadiyah. Persepsi mahasantri terhadap penerapan sistem pendidikan yang ada di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS yang negatif adalah (3) Kurikulum yang digunakan dalam sistem pendidikan Pondok dirasa memberatkan, sistem pendidikan kurang mampu memotivasi mahasantri untuk menjadi manusia yang apresiatif budaya, dan mahasantri tidak mendapatkan pendidikan politik praktis; Kata Kunci: Persepsi, Mahasantri, Pondok
4
PENDAHULUAN
pendidikanpun
cenderung
Latar Belakang Masalah Persepsi merupakan
dipengaruhi
oleh
faktor
pengalaman,
proses
belajar,
salah
satu aspek psikologis yang penting cakrawala, bagi
manusia
dalam
dan
pengetahuan
merespon terhadap
sistem pendidikan
yang
kehadiran berbagai aspek dan gejala digunakan pendidik pondok dalam di
sekitarnya.
Persepsi
manusia kegiatan pembelajaran.
terdapat perbedaan sudut pandang Dalam dalam
penginderaan.
Ada
kegiatan
yang pembelajaran/pendidikan
Pondok,
mempersepsikan sesuatu itu baik persepsi
mahasantri
atas
sistem
atau persepsi yang positif maupun pendidikannya seringkali dijadikan persepsi
negatif
yang
akan polemik dan bahan pembicaraan di
mempengaruhi
tindakan
manusia kalangan
yang tampak atau nyata.
mahasantri,
seperti
1
perbincangan negatif yang monoton, Persepsi mahasantri Pondok tapi Hajjah Nuriyah Shabran atas sistem pendidikanyang
diterapkan
bersifat
konstruktif
untuk
kemajuan Pondok. 2 Kondisi
ini
di dapat
menjadikan
kegiatan
Pondok dapat terjadi akibat faktor perkuliahan penginderaan,
pandangan,
dan peribadatan di
dan Pondok kurang optimal.
perasaan yang kemudian ditafsirkan 2
Mahasantri angktan 2010-2011 dan kebanyakan alumnus Pondok sering mengeluh terhadap sistem pendidikan yang diterapkan oleh pengurus Pondok Hajjah Nuriyah Shabran. Terlebih kebanyakan dari mereka masih bingung dengan sistem pendidikan yang ada, mereka tidak tahu arah dan tujuan yang pasti setelah mendapatkan pendidikan di Pondok
secara individual oleh mahasantri. Persepsi 1
mahasantri
Sugihartono Pendidikan,(Yogyakarta: 2007),hlm. 8.
atas
sistem
Dkk,Psikologi UNY Pres,
1
merupakan
puncak
dalamnya dalam menjalankan proses
segala
menuntut ilmu.
kepatuhan, maksudnya adalah masih
Dalam
banyak orang muslim pada saat ini
kurun
tahun
Kondisi sebagaimana disajikan di
2012/2013 sampai hari ini, sistem
atas memiliki kaitan erat dengan
pendidikan
realitas perkuliahan yang terjadi di
Nuriyah Shabran relatif lebih ketat
kalangan
dalam upaya mendisiplinkan seluruh
Sebagai
di
tahun
dua
yang meninggalkan ibadah shalat
mahasantri.
terakhir,
waktu
pelajaran
Pondok
contoh, salah satunya ialah banyak
mahasantri
mahasantri yang memperbincangkan
dengan tahun pelajaran sebelumnya. 3
aspek kompetensi pedagogik yang
Sistem
pendidikan
dimiliki dosen dalam mata kuliah
dengan
tujuan
tertentu.
kedewasaan santri dan menciptakan
Pondok
Hajjah
kader
Nuriyah
pondok
Hajjah
merekrut calon kader dari berbagai
Rumusan Masalah
nusantara
dijadikan
kader-kader
pemimpim
Muhammadiyah
untuk
Berdasarkan
di
masalah yang menarik untuk diteliti
sangat diperhatikan semua sikap dan
persepsi
tingkah laku moral (ahlak) dari
3
bernaung
latar
belakang masalah, maka rumusan
lebih
yang
dari
yang
atau
tingkat pusat maupun daerah. Tentu
santri-santri
mencapai
Muhammadiyah
berkualitas.
seluruh
dimaksudkan
untuk
Shabran merupakan pesantren yang
daerah
dibandingkan
lanjut
adalah:Bagaimana
mahasantri
terhadap
Pra-penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan wawancara kepada beberapa alumnus Pondok Hajjah Nuriyah Shabran serta pernyataan oleh beberapa masyarakat sekitar, tanggal 13 April 2014.
di
2
penerapan sistem pendidikan yang
sebagai bahan rujukan untuk
ada di Pondok Hajjah Nuriyah
penelitian selanjutnya. b) Secara Praksis
Shabran UMS?
Bagi Pondok, hasil
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
penelitian Tujuan
penelitian
ini
dapat
ini dijadikan bahan masukan
adalah untuk mendeskripsikan serta pertimbangan dalam persepsi
mahasantri
terhadap mengelola
sistem
sistem pendidikan Pondok Kader pendidikan Muhammadiyah
di
Pondok
agar
Pondok tujuan dan sasaran Pondok
Muhammadiyah HajjahNuriyah dapat tercapai dengan baik. Shabran
Universitas Bagi penulis, hasil
Muhammadiyah Surakarta tahun penelitian
ini
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
pelajaran 2012/2013. 2. Manfaat Penelitian rujukan yang dianggap lebih Dalam
penelitian
ini konkrit
diharapkan
dapat
apabila
nantinya
memberi penulis
berkecimpung
manfaat sebagai berikut: dalam
dunia
pendidikan,
a) Secara Teoritis khususnya dalam masalah Penelitian
ini pengelolaan
sistem
diharapkan dapat menambah pendidikan khazanah ilmu pengetahuan Pesantren. dalam bidang manajemen, Pondok,
dan
mahasantri 3
di
Pondok
Pengkaderan Fungsional yang
Tinjauan pustaka hasil
telah diselenggarakan dengan
penelitian yang berkaitan dengan
beberapa kategori, yaitu: (a)
penelitian
kategori sekolah kader, dan (b)
Berikut
beberapa
yang
akan
penulis
kategori pengajian khusus.
lakukan: 1. Edi
Rukman
2. Zakiah
(UMS–2012)
Kunti
(STAIN-2012)
dalam skripsinya yang berjudul
dalam skripsinya yang berjudul
Pendidikan
Pola Relasi Kyai dan Santri
Kader
Muhammadiyah (Studi Empiris
(Persepsi
di
Daerah
Kepemimpinan Kyai di Pondok
Muhammadiyah Kota Surakarta
Pesantren Pancasila, Blotongan,
Periode
Sidorejo,
Pimpinan
2005-2010)
menyimpulkan penyelenggaraan kader
Terhadap
Salatiga,
Tahun
2012)menyimpulkan
bahwa
bahwa
pendidikan
simpulan yang berhasil peneliti
telah
dapatkan adalah sebagi berikut:
kota
(1) Pola relasi kyai dan santri di
yang
diselenggarakan
Santri
PDM
surakarta periode 2005-2010 ada
Pondok
dua bentuk pendidikan kader,
Blotongan, Sidorejo, Salatiga,
yaitu (1) Perkaderan Utama.
tahun
Perkaderan utama yang telah
hubungan kyai dan santri yang
diselenggarakan oleh PDM kota
diwarnai kepercayaan, wibawa,
surakarta adalah Baitul Arqom.
dan
(2)
terlepas dari nilai-nilai tradisi
Pengkaderan
Fungsional.
4
Pesantren
2012
karisma
Pancasila,
merupakan
tersebut
tidak
yang terdapat di pesantren; (2)
bahan
Persepsi
terhadap
penelitian yang akan penulis
kepemimpinan kyai di Pondok
lakukan. Berdasarkan penelitian-
Pesantren Pancasila, Blotongan,
penelitian
Sidorejo, Salatiga Tahun 2012
disimpulkan bahwa belum ada
adalah kepemimpinan karismatik
penelitian
karena dikagumi oleh banyak
mahasantri
terhadap
sistem
santri-santri (pengikut). Adapun,
pendidikan
Pondok
kader
kekaguman tersebut disebabkan
Muhammadiyah
santri
pembanding
diatas,
dapat
mengenai
“persepsi
Dengan
oleh karakteristik kyai yang
dalam
demikian
khas, yakni daya tariknya yang
penelitian ini merupakan unsur
sangat memikat.
kebaharuan.
Berkenaan
penelitian
dengan
diluar
terhadap
(studi
Surakarta
Muhammadiyah tahun
pengetahuan
tersebut
kasus
Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas
atau
penulis.
Sehingga dalam hal ini penelitian
sistem pendidikan Pondok Kader Muhammadiyah
mirip
akan penulis angkat, maka hal itu
lakukan, akan difokuskan pada mahasantri
yang
terdapat
bahkan sama dari penelitian yang
penelitian yang akan penulis
persepsi
Apabila
pelajaran
menjadi
pelengkap,
tambahan,
dan
pendukung
khasanah
penelitian
mengenai
persepsi
mahasantri
terhadap
sistem pendidikan Pondok kader
2012/2013. Walaupun demikian,
Muhammadiyah
penelitian diatas dapat menjadi
5
merespon kehadiran berbagai
TinjauanTeoritik
aspek dan gejala di sekitarnya. 4
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan
Berbagai
ahli
telah
definisi
yang
berfikir dalam memecahkan atau
memberikan
menyoroti masalahnya. Untuk itu,
beragam
tentang
perlu disusun kerangka teori yang
walaupun
pada
memuat pokok-pokok pikiran yang
mengandung makna yang
persepsi, prinsipnya
menggambarkan dari sudut mana
Menurut Waidi, persepsi
masalah penelitian akan disoroti.
merupakan hasil kerja otak
Teori adalah himpunan konstruk
dalam memahami atau menilai
(konsep), definisi, dan proporsi yang
suatu
mengemukakan
pandangan
sekitarnya 5. Senada dengan itu,
sistematis tentang gejala dengan
Suharnan menerangkan bahwa
menjabarkan relasi diantara variabel,
persepsi
merupakan
untuk menjelaskan dan meramalkan
proses
menginterpretasikan
gejala tersebut. Adapun teori yang
(menafsirkan) informasi yang
digunakan
diperoleh melalui sistem alat
dalam
penelitian
ini,
hal
yang
terjadi
di
suatu
yaitu:
indera manusia. Menurutnya
1. Teori Persepsi
ada
a. Pengertian Mahasantri
tiga
aspek
di
dalam
persepsi yang dianggap relevan
Persepsi
Persepsi merupakan salah
4
Sugihartono, Dkk. Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Pres, 2007), hlm 8. 5 Waidi, On Becoming A Personal Excellent, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), hlm 118.
satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam
6
dengan kognisi manusia, yaitu
mahasantri tersebut sadar akan
pencatatan indera, pengenalan
segala
pola, dan perhatian 6.
manusia dalam lingkungannya
Selanjutnya,
melalui
kata
mahasantri
dan
bermakna
“santri”
yang
mahasiswa
yang
dengan
prosedur
tertentu
diterima
oleh
pondok
objek
indera-indera
dan
yang
dimilikinya.
sebetulnya
hanyalah gabungan dari kata “maha”
sesuatu
b. Syarat Terjadinya Persepsi Syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai 8 berikut :
dapat
ditarik
kesimpulan
1) Adanya objek yang dipersepsi; 2) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi; 3) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus; 4) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
bahwa
persepsi
mahasantri
c. Faktor yang Mempengaruhi
(pesantren) untuk dibimbing dan dibina tentang keilmuan dan keislaman melalui sistem pendidikan yang diterapkan 7. Dari penjelasan di atas
merupakan suatu proses yang dimulai
dari
penglihatan
hingga
terbentuk
tanggapan
yang
terjadi
mahasantri
dalam
Persepsi Menurut
Restiyanti
Prasetijo, faktor-faktor yang
diri
mempengaruhi
persepsi
sehingga
6
8
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), hlm. 23. 7 http://pesma.ums.ac.id
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2004), hlm. 98.
7
seseorang
adalah
sebagai
dinamis.
berikut 9:
Perbedaan
kedua
tersebut yaitu 10:
1) Faktor
internal,
meliputi:
yakni
1) Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. 2) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap manusia menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya).
pengalaman,
kebutuhan, penilaian, dan ekspektasi/pengharapan. 2) Faktor
eksternal,
yakni
meliputi: tampakan luar, sifat-sifat stimulus, situasi lingkungan.
A. Tempat
dan
Subyek
Penelitian
ini
d. Jenis Persepsi Penelitian Menurut
Mulyana,
persepsi terbagi dua. Pertama, berlangsung
di
wilayah
jawab
Pondok
Nuriyah
Shabran
persepsi terhadap objek atau tanggung lingkungan
fisik.
Kedua,
persepsi
terhadap
manusia;
persepsi
terhadap
manusia
Hajjah
Universitas Muhammadiyah Surakarta lebih karena
sulit
dan
manusia
melangsungkan
kompleks, kegiatan-kegiatan,
seperti
perkuliyahan,
sholat
bersifat
berjama’ah, dll. Sedangkan subjek penelitiannya adalah 9
10
Restiyanti, Prasetijo dan John J.O.I Ihwalauw. Perilaku Konsumen (Yogyakarta:Penerbit ANDI, 2005), hlm. 69.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 171.
8
Mahasantri Pondok Shabran
bentuk pertanyaan dalam
beserta
penelitian
beberapa
disajikan
B. Metode Pengumpulan Data Untuk yang
bersifat
terbuka, yaitu angket yang
pengurusnya.
data
ini
bentuk
sedemikan rupa sehingga
memperoleh valid
dalam
responden
dalam
dapat
penelitian, maka diperlukan
memberikan isian sesuai
metode yang tepat dalam
dengan
pengumpulan data. Metode
keadaannya 11. Metode ini
pengumpulan
digunakan
data
dalam
penelitian ini adalah:
kehendak
untuk
mengumpulkan data hasil jawaban
1. Angket
responden
(mahasantri) Angket/kuesioner
adalah
dari
pernyataan yang diberikan
teknik
oleh
peneliti
mengenai
pengumpulan data yang
sistem pendidikan
dilakukan
diterapkan
dengan
memberikan
cara
seperangkat
pertanyaan
yang
atau
Muhammadiyah Surakarta. 2. Metode Wawancara
untuk 11
dijawabnya.
Pondok
Universitas
dijadikan
responden
di
yang
Hajjah Nuriyah Shabran
pernyataan kepada orang lain
dan
Tipe
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2010), hlm. 163
dan
9
Metode wawancara
Observasi
adalah “percakapan antara
“pengamatan
dua
pencatatan
orang
yang
salah
adalah dan secara
satunya bertujuan untuk
sistematis
menggali dan mendapat
fenomena yang diteliti”. 13
informasi
Metode
untuk
tertentu”. 12
tujuan Wawancara
suatu
ini
gunakan
untuk
peneliti
ini
digunakan
mengetahui
letak
geografis Pondok Hajjah
untuk
mewawancarai
fenomena-
Nuriyah
langsung
Shabran
Universitas
dengan tujuan mendalami
Muhammadiyah Surakarta
respon mahasantri Pondok
dan mengamati beberapa
Shabran tahun pelajaran
jenis
2012/2013 serta terhadap
dilakukan oleh mahasantri
pengurus Pondok Shabran
Pondok
mengenai
pelajaran
sistem
pendidikan diterapkan
yang di
kegiatan
Shabran
seperti
Pondok
yang
tahun
2012/2013, pelaksanaan
perkuliahan
Shabran.
dan
peribadatan mahasantri.
3. Metode Observasi
4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi
adalah
12
Haris Hersiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 118.
13
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 2007), hlm. 151.
10
“metode yang digunakan
Universitas
untuk
Muhammadiyah Surakarta.
mencari
mengenai
hal-hal
variabelnya
data yang
Dengan
demikian,
berupa
metode-metode di atas secara
buku-
keseluruhan digunakan untuk
buku, surat kabar, majalah,
menggali data-data inti dalam
notulen,
penelitian. Metode angket,
catatan,
transkip,
dan
sebagainya”. 14 Metode ini
wawancara,
digunakan
maupun
untuk
mengumpulkan data yang
memiliki
berhubungan
masing
dengan
observasi, dokumentasi fungsi
masingdalam
gambaran umum Pondok
mengumpulkankan data inti
Hajjah Nuriyah Shabran
yang dibutuhkan seperti yang
universitas
telah dituliskan di atas.
muhammadiyah Surakarta yang
meliputi
HASIL PENELITIAN DAN
sejarah
PEMBAHASAN
berdirinya, visi dan misi, struktur
Pada bulan Juni 2014 penulis
organisasi,
menyebarkan
keadaan pengurus dan data
mahasantri
inti tentang kinerja dari program
kerja
angket pondok
Shabran-UMS.
Pondok
melakukan
Hajjah Nuriyah Shabran
Hj.
Penulis wawancara
kepada Nuriyah juga kepada
mahasantri sebagai upaya dalam
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 231.
mendalami/memahami respon dari
11
mereka. Adapun, hasil dari data
sarana
angket adalah sebagai berikut:
memadai
1. Sistem Pendidikan Pondok
Setuju).
persepsi terhadap
mahasantri
sistem
dan
prasarana
(5%,
yang
95%
Tidak
2. Kompetensi Pendidik persepsi
pendidikan
mahasantri
Pondok Hajjah Nuriyah Shabran
kompetensi
Universitas
Hajjah Nuriyah Shabran UMS
Muhammadiyah
Pendidik
terhadap
Surakarta adalah IMTAQ (100%),
adalah
pendidikan
(100%),
(100%), IMTAQ (95%, 5% Tidak
berideologi
Muhammadiyah
Setuju), keahlian mengajar (91%,
(95%,
Tidak
Tahu),
9% Tidak Setuju), kompetensi
kepedulian sosial (82%, 18%
ilmu (86%, 9% Tidak Setuuju, 5%
Tidak Setuju), sikap kritis (77%,
Tidak Tahu), humanis dan berjiwa
23% Tidak Setuju), cerdas (73%,
melayani
27%
Setuju), loyalitas Muhammadiyah
5%
Tidak
dakwah
Setuju),
humanis
kompetensi
Pondok
(82%,
18%
(77%,
(64%, 14% Tidak Setuju, 22%
loyalitas IMM (73%, 14% Tidak
Tidak Tahu), kurikulum efektif
Setuju, 13% Tidak Tahu), dan
(9%, 82% Tidak Setuju, 9% Tidak
berpolitik
Tahu), pendidikan pembudayaan
Tidak Setuju, 9% Tidak Tahu).
95%
Tidak
Setuju),
Tidak
Tidak
(73%, 27% Tidak Tahu), ipteks
(5%,
23%
dakwah
praktis
Setuju),
(14%,
KESIMPULAN DAN SARAN
pendidikan politik (5%, 9% Tidak
Kesimpulan
Setuju, 86% Tidak Tahu), dan
12
77%
memotivasi mahasantri untuk
Berdasarkan dari datadata yang telah dianalisis, dapat
menjadi
disimpulkan
bahwa
apresiatif terhadap budaya,
mahasantri
terhadap
sistem
dan
pendidikan
Pondok
Hajjah
mendapatkan
Nuriyah
Shabarn
persepsi
manusia
yang
mahasantri
tidak
pendidikan
politik praktis.
Universitas
3. Pendidik
Muhammadiyah Surakarta adalah
yang
mengajar
sebagai berikut:
mahasantri
memiliki
1. Mendidik peserta didiknya
kompetensi
dakwah,
untuk dapat beriman dan
mempunyai
kesadaran
bertakwa kepada Allah Swt,
IMTAQ,
mampu
mengajar,
ilmunya
berideologi dan aktif dalam
humanis
dan
berjiwa
organisasi
melayani
terhadap
peserta
berdakwah,
membentuk
Muhammadiyah, pribadi
ahli
dan
humanis
Muhammadiyah.
menguasai
ipteks.
sistem
Saran-saran
pendidikan
ber-
didik,
berikut
ditujukan
kepada:
Pondok dirasa memberatkan peserta
aktif
Saran-Saran
2. Kurikulum yang digunakan dalam
luas,
didik dan masyarakat, loyal
yang
peduli sosial, kritis, cerdas, dan
dalam
1. Pengelola
sistem
Pondok
Hajjah
Nuriyah Shabarn Universitas
pendidikan kurang mampu
Muhammadiyah Surakarta
13
a. Mengevaluasi kurikulum
Muhammadiyah militant
supaya tepat guna dalam strategi pengorganisasian kurikulum
yang
berorientasi kebutuhan. b. Menguatkan
ideologi
Muhammadiyah kepada seluruh tenaga pengajar dan peserta didik. 2. Mahasantri Pondok Hajjah Nuriyah Shabarn Universitas Muhammadiyah Surakarta a. Turut
berperan
dalam
aktif
merintis
pembaruan
(kemajuan)
pendidikan
Pondok
sebagai pendidikan Islam yang berkemajuan. b. Senantiasa aktif dalam organisasi Muhammadiyah mempertegas sebagai
jati
guna .
diri kader
14
yang
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daulay, Haidar Putra. 2009. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Rineka Cipta. Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Malang: Pustaka Pelajar. Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:Bumi Aksara. Miles. Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode–metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya. Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS. 2013. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo: Fairuz Media. Restiyanti, Prasetijo dan John J.O.I Ihwalauw. 2005. Perilaku Konsumen Yogyakarta: Penerbit ANDI. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammadiyah ke-46). “Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah”. Yogyakarta. Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia. Waidi. 2006. On Becoming A Personal Excellent. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.