PERSEPSI KOMUNITAS PUNK TARING BABI TERHADAP PENDIDIKAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: CESSNA OKI TRIPUTRA NIM: 109015000122
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Cessna Oki Triputra (NIM: 109015000122), Persepsi Komunitas Punk Taring Babi Terhadap Pendidikan. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi komunitas punk taring babi terhadap pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pendidikan menurut komunitas punk Taring Babi adalah suatu proses yang menjadi fondasi agar kelak yang mengikuti proses tersebut mampu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. Ketika seseorang mampu bertahan hidup dengan kemampuan yang dimilikinya maka orang tersebut telah melalui proses pendidikan, meskipun bukan pendidikan formal (di sekolah atau di lembaga pendidikan formal lainnya). Jadi, menurut komunitas punk Taring Babi hasil dari suatu pendidikan bukan dilihat berdasarkan ijazah yang dimiliki, tetapi suatu kemampuan yang mampu membuat seseorang, minimal untuk bertahan hidup dan menghasilkan sebuah karya.
Kata Kunci: Punk, taring babi, pendidikan.
iv
ABSTRACT Cessna Oki Triputra (NIM: 109015000122), The Punk Community Perception Taring Babi to Education. Thesis Studies Socilogy-Antropology of Education, Department of Social Studies, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2014. This research aims to know the perception of the punk community “Taring Babi” to education. The method that was used in this research is qualitative descriptive method. And the data technique collection in this research use interview, observation and documentation. And then, the data analysis technique that was used in this research is data reduction, presentation and interpretation of conclusion. Education according to the punk community “Taring Babi’’ is a process that became the Foundation for later follow the process was able to have the ability to survive. When someone is able to survive with its own abilities then such person has been through a process of education, though not a formal education (at school or in other institutions of formal education). Thus, according to the punk community of marginal product of an education is not seen based on diplomas which are owned, but it is a capability that is able to make someone, at least to survive and produce a masterpiece.
Keywords
: Punk, Taring babi, Education
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Syukur Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Persepsi Komunitas Punk Taring Babi Terhadap Pendidikan”. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga nanti. Selesainya skripsi ini tak lupa do’a dan kesungguhan hati, kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak baik saran maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan ini, dan lebih khusus ucapan terimakasih yang saya ucapkan kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Nurlena Rifa’i MA.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. H. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 5. Cut Dhien Nourwahida. MA., selaku Dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan arahan, motivasi juga dukungan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Cut Dhien Nourwahida. MA., sebagai pembimbing skripsi, terimakasih atas segala bimbingan, saran, pengarahan, ilmu, waktu, serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
v
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penulis, sehingga ilmu yang diberikan kepada kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat. 8. Papah dan Mamah, yang telah membesarkan penulis dengan penuh pengorbanan dan kasih sayang. Meski penulis belum sempat membuat Papah dan Mamah bangga, tapi untaian do’a penuh cinta selalu penulis panjatkan kepada yang Kuasa untuk Papah dan Mamah. 9. Keluargaku tercinta, Nenek, Kakek, Amira dan kakak Fahmi iqbal, Teh Nandi, yang tak henti-hentinya mengirimkan do’a, memberikan nasihat, motivasi dan terus memberikan dukungan baik secara materi maupun spirit bagi penulis di setiap situasi dan kondisi yang selalu membuat penulis tersenyum. Calief dan Reyhan, terimakasih atas segala do’anya 10. Retrobarca jersey, yang telah memberikan pelajaran tentang kehidupan, terutama mengenai susahnya cari uang. 11. Bung Ridwan Affandi, selaku rekan usaha dan teman, tempat penulis bertanya dan bercerita tentang banyak hal, terima kasih atas segala dukungan materi dan non materi serta motivasi kepada penulis. 12. Teman-teman penulis, M. Iqbal Fauzi, Didik Hariyanto, Indah Satriyanti, Nurlaila, Angga, Bayu, Rahman, Ucup, Kober, Wahyu DJ, Beles, Zaki, Irul, Bogel, Feyy, Agung, Desty, Desi, Nanda, Dhea Nss, Megawati, Pritta , Intan Permata Dewi. 13. Karyawan kampus Uin khusunya yang di Tarbiyah , Bang Kachu dan Bang Asman, Bang Andi Mpo Etty, Bu Radi serta orang-orang kantin Dharmawanita yang senantiasa gentayangan didekat penulis dan memberikan motivasi lebih serta selalu mendengarkan keluh kesah penulis dalam menjalani masa perkuliahan, meskipun penulis yakin kalau kalian berdua tak paham apa yang penulis ceritakan. terima kasih atas segala do’a dan dukungannya.
vi
14. Khusunya buat teman-teman di Sanggar Taring Babi, Bang Bob, Bang Mike, Bule, Ujang, Gembel, Om Ompong, Ibu Tiki yang senantiasa memberikan waktunya dan pemikirannya sehingga skripsi ini rampung. 15. Pelanggan Retrobarca Jersey, lewat perantara kalianlah Retrobarca Jersey Allah titipkan, semoga terus bertambah. 16. Semua teman-teman seperjuangan Jurusan IPS angkatan 2009, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Semoga skipsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Alhamdulillahirrobil’Alamin Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh. Jakarta, 19 September 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................i SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH ..................................iii ABSTRAK ….. .. ...............................................................................................iv KATA PENGANTAR ….. .. .............................................................................vi DAFTAR ISI ......................................................................................................ix DAFTAR TABEL .............................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..............................................................................3 C. Pembatasan Masalah .............................................................................4 D. Perumusan Masalah ..............................................................................4 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................4 F. Manfaat Penelitian ................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi .....................……………………………….. 6 b. Ciri-ciri Umum Persepsi ...............................................................7 c. Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Persepsi ............................8 d. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Persepsi .....................................9 2. Punk Taring Babi a. Pengertian Punk .............................................................................9 b. Sejarah Punk ..................................................................................10 c. Jenis-jenis Punk ............................................................................ 13
ix
d. Aliran Musik Punk ........................................................................ 16 e. Pakaian dan Aksesoris Punk ......................................................... 19 f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang Ikut dalam Komunitas Punk .......................................................................... 20 g. Komunitas Punk Taring Babi ....................................................... 21 3. Pengertian Pendidikan ................................................................... 23 4. Tinjauan Sosiologi tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial a. Faktor Keluaraga ................................................…………..….... 26 b. Faktor Pertemanan ..................................................……………. 29 c. Faktor Kemiskinan ....................................................................... 31 d. Faktor Lingkungan ...................................................................... 33
B. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................34 C. Kerangka Berpikir ...............................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................38 B. Latar Penelitian (Setting) .......................................................................38 C. Metode Penelitian....................................................................................40 D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 40 a. Wawancara ..................................................................................41 b. Observasi .....................................................................................43 c. Dokumentasi ...............................................................................44 2. Pengolahan Data ............................................................................... 45 E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ..................................... 46 F. Analisis Data 1. Analisis Sebelum di Lapangan ......................................................... 47 2. Analisis Selama di Lapangan ........................................................... 47 3. Reduksi Data ................................................................................... 48 4. Penyajian Data ................................................................................. 48 x
5. Penarikan Kesimpulan ....................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik dan Sosial Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian ....................................................51 2. Kondisi Demografi............................................................................52 B. Profil Komunitas Punk Taring Babi ................................................54 C. Persepsi Komunitas Punk Taring Babi Terhadap Pendidikan .....59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................................61 B. Saran .....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................63 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................41 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ..........................................................................43 Tabel 3.3 Pedoman Observasi ............................................................................45 Tabel 3.4 Pedoman Studi Dokumentasi .............................................................46 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................52 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .............................................52 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................52 Tabel 4.4 Data Sekolah ......................................................................................53 Tabel 4.5 Data Sarana Peribadatan ....................................................................54 Tabel 4.6 Profil Singkat Anggota Komunitas Punk Taring Babi ……………..54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Observasi Lapangan
Lampiran 2
Hasil Observasi Lapangan
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Lampiran 5
Pedoman Studi Dokumentasi
Lampiran 6
Surat pengantar penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7
Profil Keluarahan Srengseng Sawah
Lampiran 8
Foto-foto Kegiatan Komunitas Punk Taring Babi
Lampiran 9
Lirik-lirik Lagu dari Marjinal (Band Komunitas Punk Taring Babi)
Lampiran 10
Lembar Uji Referensi
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan dari masing-masing individu, maka muncul kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda yang mempunyai tujuan serta mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama. Punk merupakan sebuah gaya hidup yang mengusung identitas dan anti kemapanan. Dengan gaya yang nyentrik dan gaya rambut di cat dihadapkan keatas serta memakai anting-anting. Setiap hari mereka biasa berkumpul di keramaian kota, seperti perempatan atau dipertigaan jalan, dan memiliki gaya khas tersendiri. Namun kadang mereka juga menempati lahan kosong maupun bangunanbangunan yang tidak terpakai. Mereka juga melakukan aktivitas seperti makan dan tidur juga di tempat itu. Dan kita juga akan sering menjumpai pada acaraacara musik atau konser. Mereka mempunyai motto equality (persamaan hak), karena itulah banyak remaja-remaja yang tertarik dengan komunitas itu (Punk) hanya aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali ke masingmasing individu. Dalam sejarahnya punk merupakan sub-budaya yang lahir di Amerika kemudian berkembang ke London, Inggris. Bermula dari suatu generasi di Amerika dan Inggris yang berkembang menjadi bervariasi di berbagai belahan dunia secara positif dan negatif sekaligus menjadi barang komersil di berbagai media. Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat benci, melawan, tidak puas hati, dan tidak suka pada sesuatu yang tidak pada tempatnya (sosial, ekonomi, politik,
1
2
budaya) terutama terhadap tindakan yang menindas. Para punker mewujudkan rasa itu ke dalam musik dan pakaian mereka kemudian menyampaikan kritikan.1 Kata „Punk” pertama kali muncul dalam tulisan pada tahun 1970 berjudul “The Punk Muse: The True Stor of Protopathic Spiff Including the Lowdon on the Trouble-Making Five –Percent of America Youth” yang ditulis oleh Nick Tosches di majalah Fussion.2 Kala itu banyak bermunculan musik underground(bawah tanah) akibat dari kebosanan serta kegelisahan ekonomi generasi muda Amerika kalangan menengah ke bawah. Beberapa musik underground yang bermunculan di Amerika seperti di New York ada New York Dolls di Mercher Arts Center , lalu Richard Hell,Television,The Ramones,The Dead Boys. Sementara itu di Detroit muncul band-band bawah tanah seperti The Electric Eels, Frictions, dan Devo.3 Di kota Jakarta sudah mulai banyak yang mengikuti komunitas punk, mulai dari usia muda hingga ada yang berusia tua. Mulai dari anak kecil sampai perguruan tinggi. Ada yang hanya ikut gaya atau cara berpakaian punk sampai ada juga yang ikut masuk dalam komunitas ini. Anak punk yang berada di jalanan ada sebagian masih sekolah, namun tidak sedikit yang tidak bersekolah. Mereka yang tidak sekolah biasanya memang sudah lepas dari orang tua ataupun mereka yang benar-benar sudah hidup terbiasa di jalanan. Mereka melakukan semua itu beralasan hanya untuk mencari sesuap nasi, karena dengan cara-cara itu mereka bisa mendapatkan uang. Namun sebagian anak punk juga ada yang menjual segala sesuatu tentang punk mulai dari t-shirt, kaset CD, jaket, aksesoris punk dan sebagainya dijual di sebuah toko kecil yang biasa mereka sebut dengan distro. Namun perilaku kehidupan komunitas punk di kota Jakarta (Indonesia) bagi masyarakat luas dianggap sebagai perilaku yang menyimpang identik dengan sebuah kekerasan, pengacau, berandal, dan sebagainya. Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian antar anak Punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka berjoget di depan panggung sebuah acara musik punk. Kekerasan saat mereka menikmati musik ini 1
Widya G, Punk: Ideologi yang Disalahpahami, (Jogjakarta: Garasi House of Book, 2010), h.
2
Ibid., h. 13. Ibid., h. 14.
12. 3
3
seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas punk. Saling memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal yang biasa saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan tidaklah menjadi sesuatu yang anti sosial. Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya karena mereka diganggu lebih dahulu. Namun mereka bukanlah sumber dari kekacauan. Pada kenyatannya, keberadaan punk tidak sepenuhnya dapat diterima di masyarakat bahkan masyarakat menilai mereka dengan penilaian negatif. Dalam lebel negatif yang mengedepankan gaya trend, dan fashion. Tidak sebagai anak punk yang mahir membuat karya-karya lirik lagu dan bermain musik. Hal tersebut dipengaruhi oleh citra yang dibangun media dan mereka bergaya anak punk tapi tidak mengetahui arti dan makna punk sebenarnya.4 Kenyataan tersebut membuat banyak anak punk terjebak dengan stigma negatif. Karena mereka itu mengikuti gaya punk hanya budaya pamer semata, atau tempat pelarian, sehingga bersembunyi dibalik tirai kebebasan yang sebebasbebasnya tanpa disadari rasa tanggung jawab. Hal itu sangat bertentangan dengan prinsip yang dipegang oleh seorang anak punk dalam menjalani hidupnya sebagai punk, yaitu kebebasan didasarkan dengan tanggung jawab, persaudaraan, solidaritas sosial yang tinggi, penghargaan terhadap komunitas dan personal.5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi anak punk. 2. Banyaknya anak punk yang melakukan penyimpangan sosial. 3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh anak punk. 4. Persepsi anak punk terhadap lembaga pendidikan.
4
Murti, Keberagaman Komunitas Punk, (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007). 5 Erickningrat, Komunitas Punk Siapa Mereka Artikel ini diakses pada 16 juni 2014 jam 11.00 wib dari http://www.ericningrat.wordpress.com/2009/01/24%E2%80%A6-kehidupan-ataupelarian/,
4
5. Pandangan negatif masyarakat tentang anak punk. 6. Banyaknya anak punk yang di masa usia sekolah tetapi tidak bersekolah. 7. Banyaknya remaja-remaja yang menjadi anak punk.
C. Pembatasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini cukup kompleks, maka penulis membatasi penelitian ini pada: ”Persepsi Komunitas punk ”Taring babi” terhadap pendidikan. Dengan pertanyaan penelitian yang akan dibahas antara lain: 1. Bagaimana Persepsi komunitas Punk ”Taring Babi” terhadap pendidikan. 2. Faktor faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi anak punk. 3. Identitas dari komunitas punk Taring Babi.
D. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimana persepsi komunitas punk ”Taring Babi” terhadap pendidikan.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan bagaimana Persepsi komunitas Punk “Taring Babi” terhadap pendidikan.
F. Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini memiliki dua kegunaan atau manfaat, yaitu manfaat secara teoritik dan praktis. 1. Manfaat Teoritik. Secara teoritik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya
5
disiplin ilmu sosiologi. Selain itu dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain dengan tema sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi instansi, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan dalam mengambil
kebijaksanaan
yang tepat
dalam
merubah
pemikiran
masyarakat mengenai anak punk. b. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai tambahan pengetahuan mengenai persepsi, khususnya persepsi komunitas punk marjinal terhadap pendidikan formal. Selain itu, bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat juga untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelara Stara 1 (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Bagi masyarakat, selain berguna sebagai tambahan pengetahuan, penelitian ini juga berguna untuk memberikan keyakinan yang berbeda terhadap anak punk, bahwa anak punk tidak selalu berprilaku negatif.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Menurut Slameto, ”persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.1 Dalam psikologi, menurut Sarwono W. Sarlito dan Eko A. Weinarno “persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi”. Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.2 Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu kejadian yang dialami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semat-mata mengunakan pengamatan penginderaan. Persepsi ini didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.3 Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membedabedakan. Mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi
1
Slameto. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta,2003,) h.102. Sarwono W. Sarlito & Eko A. Meinarno. Psikologi Sosial .( Jakarta; Salemba Humanika, 2011), h. 24. 3 Rahman Saleh abdul & Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. (Jakarta; Kencana, 2004) h. 88 2
6
7
melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek’’.4 Menurut Sarwono W. Sarlito dan Eko A. Weinarno. secara umum “persepsi sosial adalah aktivitas mempersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenal. Melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengeti orang lain.5” “Dengan persepsi sosial, pertama kita berusaha mengetahui apa yang dipikirkan, dipercaya, dirasakan, diniatkan, dikehendaki, dan didambakan, orang lain. Kedua, membaca apa yang ada di dalam diri orang lain berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerak-gerik tubuh, kata-kata, dan tingkah laku mereka. Dan ketiga, menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang lain berdasarkan pengetahuan dan pembacaan terhadap orang tersebut”.6
b. Ciri-ciri Umum Persepsi Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, dan konteksi ini desibeut dengan sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi, diantaranya adalah: 1) Modalitas Rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya). 2) Dimensi Ruang Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain. 3) Dimensi waktu, dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepatlambat, tua-muda, dan lain-lain. 4
Abdul Rahman Saleh & Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. (Jakarta; Kencana, 2004) h. 89. 5 Sarwono W. Sarlito & Eko A. Meinarno. Psikologi Sosial .( Jakarta; Salemba Humanika, 2011) h. 24. 6 Ibid., h. 25.
8
4) Struktur konteks Keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteksi ini merupakan keseluruhan yang menyatu.7
c. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi: 1) Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang iterimanya untuk itu, individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek ata gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan. 2) Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsag yang diam akan lebi menraik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangmya dan intensitas rangsangnya paling kuat. 3) Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamtannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besardaripada anak-anak orang kaya. 4) Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengarui bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain
7
Abdul Rahman Saleh & Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. (Jakarta; Kencana, 2004) h. 89-90.
9
halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman Irian. 8
d. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Persepsi Dalam bentuk konvensional persepsi masih selalu dikaitkan dengan faktorfaktor syaraf dan faalnya saja. Pengaruh kebudayaan terhadap persepsi juga kita bisa lihat pada suku-suku Afrika primitif yang hanya terbiasa dengan lingkungn alamiah dimana karya-karya mereka pun lebih banyak berbentuk lingkaranlingkaran dan lengkungan-lengkungan, tidak akan mengalami gejala ilusi Muller Lyer jika kepada mereka diperlihatkan dua garis dengan bentuk berbeda. Karena mereka tidak dipengaruhi oleh kebiasaan melihat garis-garis dan sudut-sudut.9 Pengaruh kebudayaan termasuk kebiasaan hidup, nampak juga dalam berbagai gejala hubungan manusia dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Penduduk perkampungan kumuh di kota-kota besar yang biasa menggunakan air sungai untuk kepentingan mandi, cuci, dan kakus, mempersepsikan air sungai itu sebagai suatu hal yang masih dalam batas-batas optimal sehingga mereka menggunakan air kali itu dengan enak saja. Sebaliknya orang yang biasa tinggal dipemukiman mewah, tidak mungkin akan menggunakan air sungai itu. Dengan demikian jelaslah bahwa persepsi ditentukan oleh pengalaman,dan pengalaman itu dipengaruhi kebudayaan.10
2. Punk Taring Babi a. Pengertian Punk Masyarakat yang awam mengenai punk menarik kesimpulan bahwa punk adalah segerombolan remaja yang berperilaku negatif dan didukung hingar-bingar musik punk yang berisi kecaman perlawanan semakin menyempurnakan miringnya persepsi masyarakat mengenai punk. ”Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas hati, marah, dan benci pada suatu yang tidak pada 8
Rahman Saleh Abdul & Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengatar Dalam Perspektif. (Jakarta; Kencana, 2004) h. 118-119. 9 Ibid., h. 120. 10 Ibid., h. 121.
10
tempatnya (sosial, ekonomi, budaya) terutama pada tindakan yang menindas. Punk itu menyampaikan kritikan, mereka hidup bebas dan tetap bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya. Oleh sebab itu mereka menciptakan perlawanan yang hebat dengan realisasi musik, gaya hidup, komunitas dan kebudayaan sendiri”.11 Menurut Mike (Salah satu pendiri komunitas punk Taring Babi) ’’punk itu identik dengan suatu kebebasan yang mana di dalamnya memiliki pesanpesan yang bicara akan perubahan untuk sebuah keadilan bersama serta memberikan suatu motivasi mengenai bagaimana orang mamahami hidup dan lingkungannya sehingga mampu menjadi dirinya sendiri (be your self)’’.12 b. Sejarah Punk Sejarah punk berawal dari generasi di Amerika dan Inggris yang berkembang menjadi bervariasi diberbagai belahan dunia secara positif dan negatif. Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas hati ,marah, dan benci pada sesuatu. Sederhananya, punk menyampaikan kritikan. Mereka hidup bebas dan tetap bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya. Oleh sebab itu mereka menciptakan perlawanan yang hebat dalam realisasi musik, gaya hidup , komunitas, dan kebudayaan.13 Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Kemudian pada pertengahan tahun 1990-an aliran anarcho punk mulai masuk ke Indonesia. Band-band dari Skandinavia dibawah label distortion records dan label Amerika seperti havoc records memberikan warna dan dinamika baru di Jakarta. Musik hardcore punk dan crusty 11
G Widya. Punk Ideologi yang Disalahpahami. (Jogjakarta: Garasi House Of Book, 2010),
h.12. 12
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 13 Ibid, h.12.
11
mulai dimainkan oleh band-band anak punk di Jakarta. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa band-band membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang secara lebih eksplisit mengandung nilai-nilai ideologi anarkisme, seperti anti negara dan kapitalisme.14 Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band gelombang pertama (1972-1978) antara lain Sex Pistol dan The Cash yang dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun indistri musik. Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil diacara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.15 Namun lebih tepatnya seorang punk itu mempunyai perilaku yang berbeda. Mereka hanya sebuah aliran, jadi jiwa dan kepribadiannya akan kembali pada individu masing-masing. Selanjutnya, Punk mulai dikenal di Indonesia sejak akhir tahun 1970-an, tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada tahun 1990-an di Jakarta. Kemudian lahirlah genererasi pertama punk di Jakarta dengan sebutan Young Offender ( Y.O), yaitu nama komunitas anak-anak muda yang memiliki arti makna dari simbol-simbol Punk dan Young Offender ( Y.O) tampil sebagai kelompok Punk bergaya, penampilan, mohawk16, Spiky hair,17 kalung rantai, sepatu boots.18
14
Artikel ini diakses pada Minggu, 3 Maret 2013 dari http://jpunkstreet.blogspot.com/2010/03/sejarah-punk.html. 15 Widya G. Punk Ideologi yang Disalahpahami. (Jogjakarta: Garasi House Of Book, 2010), h.14. 16 Mohawks adalah rambut Punk bergaya dengan berdiri simbol keberpihakan Punk terhadap suku Mohawk asli Indian yang dibantai habis-habisan oleh orang kulit putih yaitu Amerika.
12
Kebanyakan dari anggota komunitas ini didominasi oleh laki-laki. Komunitas Punk Young Offender (Y.O) adalah suatu kelompok anak-anak muda yang mayoritas para anggotanya berasal dari kelas menengah berdasarkan status pendidikan dan dapat dilihat dari Anak-anak muda yang masih duduk dalam bangku kuliah pada umumnya. Young Offender (Y.O), juga merupakan sebuah wadah atau sarana komunikasi antar sesama komunitas Punk untuk bertemu, bertukar pikiran, bertukar kaset dan kaos antara anggota dan antar sesama komunitas Punk, serta para penggemar punk di Jakarta.19 Menurut Dick Hebdige, “punk adalah sebuah subkultur yang menghadapi dua bentuk perubahan yaitu: 1) Bentuk komoditas, dalam hal ini segala atribut maupun aksesoris yang dipakai oleh komunitas punk telah dimanfaatkan industri sebagai barang dagangan yang didistribusikan kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Dulu aksesoris dan atribut yang hanya dipakai oleh anak punk sebagai simbol identitas, namun kini sudah banyak dan mudah kita jumpai di toko yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum. 2) Bentuk ideologis, komunitas punk mempunyai ideologi yang mencakup pada aspek sosial dan politik. Dan ideologi mereka dahulu sering dikaitkan dengan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak punk. Ada beberapa perilaku menyimpang itu telah didokumentasikan dalam media massa, sehingga membuat identitas punk menjadi buruk dipandang sebagai seorang yang bahaya dan berandalan. Namun walaupun begitu, nilai-nilai dan eksistensi punk masih dipertahankan sampai sekarang.” 20
17
Spike hair adalah gelang yang dipakai oleh anak punk simbol dari terpidana mati dengan memakai kursi listrtik, digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh dictator orang-orang kulit putih pada saat itu. 18 Sepatu Both yang digunakan oleh anak Punk melambangkan bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh aparat Tentara dan polisi atau militer terhadap kaum minoritas. 19 Fathun Karib, “Sejarah Komunitas Punk”artikel ini diakses pada minggu 3 Maret 2013 dari Http;//www.jakartabeat.net/music/kanal-musikilasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakarta-bagian1.html 20 Dick Hebdige ,Asal-Usul & Ideologi Subkultur Punk, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik,1999), h.184-187.
13
Dan dalam artikel ”Philosophy of Punk”, Craig O’Hara (1999) menyebutkan tiga pengertian Punk. Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Punk sebagai pemula yang punya keberanian memberontak, memperjuangkan kebebasan dan melakukan perubahan. Punk sebagai bentuk perlawanan yang hebat, karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas dan kebudayaan sendiri.21
c. Jenis-jenis Punk 1) Anarcho punk Anarcho punk termasuk salah satu komunitas yang keras dan idealis dengan ideologi yang mereka anut. Mereka menganut anti-otoritarian dan anti-kapitalis. Dapat dikatakan mereka menutup diri dengan orang lain dan kekerasan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan anarcho punk secara umum percaya terhadap tindakan langsung, meskipun perwujudannya bervariasi. Beberapa diantaranya percaya bahwa kekerasan atau kerusakan property adalah suatu cara yang dapat diterima untuk mencapai sesama anggota komunitas punk lain . Hal ini dikarenakan perubahan sosial. Disisi lain, banyak dari para anarcho punk adalah pendukung isu-isu hak hewan, kesetaraan ras, anti-homophobia, feminism, gerakan anti-globalisasi. Anarcho punk juga mengkritik gerakan punk itu sendiri dan budaya pemuda yang lebih secara umum.22 2) Crust Punk Crusties merupakan istilah untuk anggota sub-kultur yang sekarang yang sekarang lebih dikenal dengan istilah crust punk yang merujuk pada punk jalanan atau penghuni liar. Crusties pernah menjadi tren bahkan sempat menjadi subset internasional. Ketika itu yang paling luas terjadi di inggris pada akhir 1980-an dan 21
http://apassionable.tumblr.com/post/18311587748/punkceritaterkuburlangit (diakses pada Selasa tanggal 08 Mei 2013 Pukul 12.40). 22 Widya G. Punk Ideologi yang Disalahpahami. (Jogjakarta: Garasi House Of Book, 2010), h. 54
14
awal 1990-an. Anggota crust punk terkenal dengan berpenampilan kusut dan kritikannya yang pedas. Mereka juga suka melakukan protes di jalanan, mengemis, penghuni liar (penghuni illegal tempat atau rumah kosong milik orang lain), melompat naik ke kereta, penghibur jalanan, dan tuna wisma muda.23 3) Glam punk Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman yang pengalaman sehari-harinya dituangkan sendiri dalam berbagai macam karya. Mereka menjauhi perselisihan dengan sesame komunitas maupun orang lain. Band glam punk yang berpengaruh adalah New York Dolls, Band lainnya yang terkenal sebagai glam punk diantaranya Hanoi Rocks, Manic Street Preachers, dan D-Generation. 4) Nazi Punk Nazi Punk merupakan minoritas terkecil di sub-kultur punk. Anggotanya berpaham
ideologi nasionalis kulit puutih yang erat kaitannya dengan skinhead
kulit putih. Dari sekian banyaknya komunitas punk, mungkin nazi punk inilah komunitas punk yang masih murni. Dalam bermusik,seperti halnya sifat nazi, mereka menggu akan lirik yang mengungkapkan kebencian terhadap kelompokkelompok minoritas seperti orang-orang Yahudi, kulit hitam, multi ras, dan homo seksual semisal skrewdriver brutal attack, no remororse, dan skullhead. 5) OI Oi biasanya terdiri dari para holligan (istilah yang digunakan sejak pertengahan 1980-an. Ketika itu dipakai untuk menggambarkan nama sebuah geng jalanan di London). Oi berati hey atau hello dalam aksen cockney di Inggris. Mereka sering membuat keonaran diberbagai tempat, terlebih lagi disetiap pertandingan sepak bola. Orang melihat rendah pada kaum elite atau orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak gaji maupun orang yang selalu merasa berbeda dapat dikatakan dengan oi.24
23 24
Ibid., h. 55-56. Ibid., h. 57.
15
6) Queercore Queercore adalah budaya gerakan sosial yang dimulai pada pertengahan 1980-an sebagai sebuah cabang dari punk. Anggotanya terdiri dari orang-orang yang pada umumnya (sakit) yaitu para homoseksual, lesbian, biseksual, dan para transeksual. Queercore mengekspresikan dirinya dalam gaya do it yourself melalui majalah penggemar, music, menulis, seni dan film. Ketika bermusik mereka mengeksplorasi tema prasangka dan masalah-masalah identittas seksual, identitas gender dan hak-hak individu. Kelompok queercore mencakup banyak genre seperti hardcore punk, synthpunk, indie rock, power pop.25 7) Riot Grrrl Riot grlll merupakan gerakan punk feminis bawah tanah yang dimulai awal tahun 1990-an. Riot grrrl sering mengangkat isu-isu seperti pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, seksualitas, dan pemberdayaan perempuan. Beberapa band yang berhubungan dengan gerakan ini yakni, Fifth Coloum, Bikini kill, Brat mobile dan juga queercore yang lesbian seperti Team Dresch. Para anggota riot grrr; kebanyakan berasal dari Seattle, Olympia, dan Washinghton DC.26 8) Scum Punk Scum punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight edge scene. Mereka sangat peduli dengan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral, kesehatan, dan menghargai diri sendiri juga orang lain. Mereka berusaha tidak mengkomsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri. Scum punk mencoba menggabungkan antara kehidupan keras dengan music punk yang sama kerasnya. Banyak pengikutnya terlibat dalam penulisan tentang hal yang (tabu) antara lain termasuk inses, perkosaan, pedofillia, melukai diri sendiri, homoseksualitas, pencuriaan, penggunaan narkoba, dan perilaku antisosial. Disisi lain, terdapat pro-kontra dalam scum punk karena mereka memiliki
25 26
Ibid., h.58 Ibid., h. 59
16
filosofi life hard die young. Hidup mereka hanya untuk hari ini, tidak terlalu memikirkan masa depan.27 9) Skate Punk Skate punk dimulai pada pertengahan 1980-an di California. Ketika itu, bermain skateboard semakin popular dan dianggap sebagai suatu bentuk perlawanan. Dinamai skate punk karena kegemaran anggotanya dalam bermain skateboard. Band- band yang termasuk dalam gelombang pertama, yaitu NOFX, Suicidal Tendencis. Sementara yang berpengaruh adalah Black Flag, JFA, Agent Orange, dan Minor Threat. Adanya tumpang tindih yang signifikan antara suara punk dan dari bentuk punk lain dari punk, membuat banyak band dari skate punk juga termasuk dalam genre seperti pop punk, melodis hardcore, hardcore punk dan trash core. 10) Ska Punk Ska punk merupakan gabungan antara punk dengan musik asal Jamaica yang disebut dengan Reggae. Merekan juga memiliki tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan skanking atau pogo. Tarian enerjik ini sesuai dengan musik ska punk yang memiliki beat beat yang cepat. Band-band yang mengawali ska punk diantaranya The Specialis, The Beat, dan Madness.28
d. Aliran Musik Punk 1) Classic Punk Rock Musik punk rock klasik sangat kental dengan rock n’ roll-nya. Di Inggris dan Amerika pada 1970-an sampai 1980-an terinspirasi oleh The Beatles dan Elvis Presley yang temponya sedikit dipercepat dan diperkasar yang membuat musik tersebut sampai sulit diterima pada masa itu. Sementara generasi mudanya pada masa itu tidak peduli. Merekan menganggap musik sebelum ini kedengaran membosankan. Diikuti dengan keadaan keluarga yang terlalu mengekang, mereka
27 28
Ibid., h. 59-60 Ibid.,
17
menjadi jenuh terhadap lingkungan sekitar. Beberapa band yang berkibar pada masa itu, yakni Sex Pistols, Ramones, The Clash, The Dammed, dan The Jam.29 2) New Wave Musik new wave agak berbeda. Melodinya lembut dan sentimental serta menyuarakan tentang kedamaian dunia dari kehidupan sehari-hari dengan konsep music yang unik. Para pelaku new wave mencari warna baru karna itulah disebut dengan new wave yang artinya gelombang baru. Band yang beralirkan new wave antara lain The Cure, The Police, The Jam, dan Super Grass yang mayoritas berasal dari Inggris dan biasa disebut brit pop atau brit rock.30 3) Raw Punk Raw Punk muncul di akhir tahun 1070-an dipelopori oleh Exploited dan Chaos UK. Aliran musik ini mengandalkan kecepatan ketukan 1/24, kekompakan permainan yang sangat berenergi sehingga musiknya terdengar membangkitkan adrenalin. Pada musik itu mereka mampu mengangkat kaum Indian dengan dandanan rambut ala mohawk dan jaket kulit penuh dengan spike seolah-olah mereka adalah suku Indian yang menentang Amerika atas penindasannya terhadap suku Indian.31 4) Hardschool School Dipelopori oleh Black Flag dan dilanjutkan oleh Raykers and Youth of Today yang membawakan paham straight edge scene yaitu paham yang mengajarkan hidup lurus. Hardcore pada mulanya bertempo cepat dengan drum dan vocal berjalan seiring. Pada akhir 1980-an, hardcore bercabang menjadi dua suara yaitu tradisional yang berbasis punk yang disebut hardcore new school. Metalcore atau metallic hardcore. Di Amerika serikat, genre music dikenal sebagai hardcore punk berasal dari berbagai daerah awal 1980-an dengan pusat-pusat aktivitas terkenal di California, Washingthon DC, New York, Michigan, dan Boston. Tipikal lagu hardcore biasanya pendek dan sangat cepat, keras. Lagu-lagunya bertemakan politik, 29
Ibid., h. 61 Ibid., 31 Ibid., 30
18
kebebasan berendapat, kekerasan pengasingan diri dari masyarakat, Straight edge, perang dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri.32 5) Melodic Pertengahan tahun 1980-an sampai 1990 lahir perpaduan antara punk rock dan raw punk. Gabungan nada yang harmonis dengan kecepatan permainan dan kekompakan. Mudah dicerna dan memberikan variasi khusus identik dengan kecerian. Band yang berciri seperti ini antara lain Nofx, Goldfingers, The Vamdals, Usseles ID, No Use for A Name, New Found Glory, Blink 182.33 6) Emo Emo singkatan dari emotional music atau disebut juga dengan emotive hardcore. Aliran music punk rock pop yang diisi dengan emosional baik kesedihan atau kemarahan dan lebih menggunakan perasaan dalam memainkan alat musiknya. Emo muncul dari genre hardcore punk pada awal 1980-an di Washingthon DC, Emo muncul sebagai reaksi atas meningkatnya kekerasan di komunitas hardcore punk dan rasa tidaksenangan terhadap MacKaye dari Minor Threat yang mengubah focus musiknya dari komunitas menjadi kepentingan politik individual. Dipelopori oleh rites of Spring diikiti band utama lainnya seperti Embrace, Gray Matter,dan Beefeater.34 7) Gothic Punk Jenis music gothic punk merupakan perpaduan antara punk dengan gothic. Musik gothic menyuarakan tentang misteri kematian, dunia mistik,dan hal-hal yang berbau horor. Awalnya gothic punk dikenal sebagai deathrockers atau death punks. Pencetus gothic punk ialah The Misfits dari New Jersey pada 1977. Liriklirik dan gambar-gambar awal band itu fokus pada retro fiksi ilmiah, film horror. Pada Akhir 1970-an ada band-band seperti TSOL dari Orange Country, Siouxsie dan The Banses (Inggris) yang menciptakan bentuk baru dari punk.
32
Ibid., h. 62 Ibid., h. 63 34 Ibid., 33
19
Metallica termasuk band yang terinspirasi dari mereka sehingga The Misfits sering pula dianggap sebagai band metal oleh para penggemar musik metal.35
e. Pakaian dan Aksesoris Punk 1) Standar Punk Pada umumnya, punk modern memakai bahan kulit, dengan spikes, rantai dan sepatu (boots) tempur. Mereka sering memakai unsur dari fashion awal punk, seperti rompi kutten disebut juga battle jacket, celana budak (seringnya kotakkotak), dan pakaian robek (bisa berupa jahitan robekan celana atau kemeja). Rambut biasanya dicat dengan warna terang yang tidak alami seperti merah, biru, hijau, atau jeruk yang sangat mencolok dan menarik perhatian. Rambut disusun menjadi gaya Mohawk atau liberty spikes (gaya rambut runcing bebas seperti rambut patung Liberty). Rambut juga bisa dipotong sangat pendek atau dicukur. Ikat pinggang yang popular memakai kancing logam dan yang berpeluru. Jaket kulit dan rompi kerap tambalan atau dicat dengan logo yang mengekspersikan selera music. Celana biasanya ketat sehingga terlihat sangat kecil, paku logam atau giwang sering ditambahkan pada jaket dan rompi.36 2) Glam Punk Glam punk adalah gaya fashion paling tua, sering diasosiasikan dengan grup band New York Dolls. Gemerlap, ber make-up androgini, rambut dicat cerah, jeans drainpipe , yaitu celana yang berbentuk pipa yang bagian bawahnya mengetat. Celana ini sebagai bentuk reaksi terhadap celana menyala yang dikenakan kaum hippies. Warna-warna cerah seperti biru dan kostum yang tidak biasa yang sering dipakai seperti motif macan atau kemeja satin.37 3) Hardcore Gaya berpakaian scene hardcore sering berubah-ubah sejak genre ini dimulai tahun 1970-an. Gaya pakaian yang dipilih adalah jeans baggy atau celana kerja, pakaian atletik,celana kaki atau kargo, tshirt band t-shirt polos. Banyak hardcore 35
Ibid., h. 64 Ibid., h. 68 37 Ibid., 36
20
punk mengenakan pakaian olahraga, termasuk Pony, Vans, Adidas, puma dan Nike. Kenyamanan pribadi dan kemampuan beratrkasi sangat berpengaruh dalam gaya ini.38 4) Anarcho Punk Fashion anarcho punk merupakan adaptasi yang dipolitisasi dari punk tardisional. Semua Fashion hitam bersifat militer dirintis oleh Crass di Inggris dan Crufix di Amerika Serikat. Hal yang tampak menonjol adalah menggunakan simbol dari slogan anarkis. Biasanya yang dipakai seperti celana ketat,kemeja band, dan sepatu boots, serta lambut bergaya spikes liberty.39 5) Crust punk Fashion crust punk merupakan evolusi esktrem dari fashion tardisional punk yang sangat dipengaruhi oleh beberapa band. Ciri khas fashion dari crust punk termasuk celana panjang/pendek hitam atau panjang loreng dengan tambalan, tshirt robek, hoodies dengan tambalan,dihiasi rompi dan jaket (umumnya denim hitam),ikat pinggang berpeluru, perhiasan terbuat dari rami, kadang juga mamakai kelepak pada bagian bawah. Pakaian yang tidak dicuci dan tidak sehat menurut standar konvesional dan gimbal justru popular dikalangan mereka.40
f. Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Ikut dalam Komunitas Punk Banyak faktor mengapa seseorang ikut dalam sebuah komunitas punk. Antara lain karena mereka mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama. Sehingga mereka mudah menerima sebuah golongan yang dianggap sebagai sesuatu yang sama, yaitu tujuan yang ingin dicapai. Ada juga yang tertarik dari motto komunitas punk, yaitu equality atau persamaan hak. “Aliran Punk lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing. Sehingga mereka mengubah
38
Ibid., h. 69 Ibid., h. 69-70 40 Ibid., 39
21
gaya hidup dengan gaya hidup Punk. Disisi lain ada juga komunitas punk ini yang mempunyai kegiatan positif.
g. Komunitas Punk Taring Babi Mike dan beberapa anggota komunitas punk taring babi lainnya adalah mahasiswa yang duduk dalam bangku kuliah Jurusan dan Universitas Grafika Jakarta. Tepatnya pada tahun 1996, mereka juga aktif sebagai aktivis mahasiswa diberbagai organisasi pergerakan mahasiswa pada saat itu yang bernama AFRA (anti Fasis dan Rasisme). Dikarenakan organisasi tersebut sudah tidak sepaham lagi, serta orientasi dan cita-cita organisasi tersebut sudah keluar dari batasanbatasan dan nilai-nilai perjuangan aktivis pergerakan pada saat itu. Organisasi tersebut selalu memperebutkan kepentingan-kepentingan politis praktis, baik kepentingan organisasinya maupun kepentimgan individu. Kemudian setelah Mike dan beberapa teman lainya keluar dari organisasi AFRA mereka mencoba membentuk organisasi baru yang bernama JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara), berideologoikan sebuah persamaan, kesamaan, visi melihat suatu ideologi anarkisme yang sangat berkaitan erat dengan ideologi sosialisme.41 Seiring dengan berjalannya waktu, Mike dan beberapa temannya lainya tidak dapat bertahan lama dalam tubuh organisasi JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara). Dengan mencoba berkumpul, berinisiatif untuk membuat sebuah kelompok atau komunitas yang bernama Punk. Diindentifikan sebagai suatu anak muda yang haus akan segala bentuk ketidak adilan,kekejaman, kekerasan, dari segala bentuk penindasan, diskriminasi lainya yang dilakukan oleh penguasa, aparat TNI/POLRI, serta pemerintah pada saat itu.42 Komunitas Punk ini muncul pada 22 September 1997 yang bertepatan dengan memperingati hari ibu pada saat itu.43 Setelah itu,sekelompok anak muda tersebut membentuk komunitas punk yang bernama anti ABRI sebagai bentuk kritikan 41
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 42 Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng agung,16 juli 2013. 43 Wawancara dengan Bob (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 juli 2013.
22
terhadap kekerasan, kekejaman militer pada saat itu karena beberapa hal, pada tahun yang sama mereka juga mengganti nama anti ABRI menjadi TNI. Pada kenyataannya nama Komunitas Punk yang bernama anti ABRI berubah menjadi komunitas Taring Babi yang didirikan sekitar pada tahun 2002. Taring Babi adalah komunitas tempat marjinal bernaung. Selanjutnya, komunitas ini dinamakan komunitas Taring Babi dikarenakan mereka belajar dari babi karena babi mahluk yang rakus. Artinya sama dengan simbol Kapitalisme rakus dan taringnya itu senjatanya. Komunitas ini mempunyai sebuah grup band yang bernama Marjinal. Marjinal sendiri dapat diartikan sebagai kaum terpinggirkan, dan kaum tertindas dan mereka menyanyikan lagu yang syairnya bercerita tentang masyarakat yang terpinggirkan. Sejumlah anak muda tersebut akhirnya membentuk sebuah komunitas yang bernama Marjinal. Sedangkan nama band Marjinal sendiri digunakan oleh Komunitas Punk, Karena mereka terinspirasi oleh dari sosok seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh dan aktivis berbagai bentuk tindakan, diskriminasi dan segala bentuk penindasan yang dilakukan penguasa pada kaum buruh pada saat itu.44 Taring Babi tidak berbeda dengan komunitas punk lainya mereka mencari makan dari pertunjukan musik dengan mengamen atau manggung, menjual desain poster, membuat seni tattoo, menyablon kaos, mencetak undangan, membuat lagu serta mendistribusikan sendiri ke distro lain,serta membuat hasil kerajinan tangan dari limbah plastik menjadi suatu hasil karya seni yang bernilai tinggi. Taring Babi sudah menetaskan lima album, yang antara lain pernai dipakai untuk latar sebuah Film Punk in Love film tahun 2009 yang dibuat oleh Ody C. Harahap yang dibintangi Vino G Bastian dan Bob pun sempat membintangi film tersebut walaupun hanya beberapa saat.45 Komunitas Taring Babi sudah dikenal oleh banyak wisatawan lokal ataupun mancanegara, sehingga banyak yang mengunjungi
sanggar
tersebut.
Wisatawan
mancanegara
yang
pernah
mengunjungi sanggar Taring Babi ialah Jerman, Jepang, Belanda dan Negara 44
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 45 Wawancara dengan Bob (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung, 16 juli 2013.
23
tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam. Komunitas ini juga menghasilkan kaos, produk yang mereka pasarkan sudah sampai ke pulau Sumatera, Kalimantan , Sulawesi. Pendapatan-pendapatan yang didapat dari komunitas ini biasanya dipakai untuk keberlangsungan kehidupan sehari- hari di komunitas ini, membayar uang sewa rumah, serta sesekali dipakai untuk melengkapi modal produksi dengan membeli alat musik, membeli alat sablon ataupun membeli barang lain seperti papan dan tinta untuk mengajarkan siapa saya yang ingin belajar seni cukil. Usaha Taring Babi untuk hidup berdikari, membuat mereka bertahan hingga sampai sekarang. Proses itu pula yang membuat mereka bisa hidup berdampingan secara baik dengan masyarakat. Kegiatan di dalam sanggar Taring Babi sangat positif jika ada acara- acara kegiatan rutin dari wilayah tersebut mereka tidak sungkan- sungkan turun langsung untuk membantu para warga lainnya.46 Maka dari itu warga disekitar tidak ingin mereka pergi dan ingin tetap bertahan kedepannya komunitas Taring Babi masih ingin belajar lebih banyak dari masyarakat dan menghasilkan karyakarya untuk dinikmati bersama.
3. Pengetian Pendidikan “Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata Yunani paedagogia yang berati “Pergaulan dengan anak-anak. Pendidikan adalah usaha sadar diri orang dewasa untuk membantu atau membimbing pertumbuhan atau perkembangan anak/peserta didik secara teratur dan sisitematis kerah dewasaan”.47 Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat I menyebutkan
46
Wawancara dengan Tiki (salah satu warga disekitaran komunitas Punk Taring Babi) 16 Juli
2013. 47
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2007) h.3
24
”Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”. 48 Menurut Frire, “pendidikan diartikan dengan salah satu upaya untuk mengembalikan manusia agar terhindar dari bentuk penindasan, kebodohan sampai ketertinggalan”.49 Maka pendidikan sebagai hak primer harus menjadi proses dialektalis antarmanusia, karena sejak lahir manusia sudah diberikan bekal pendidikan oleh orang tua dirumah, kemudian mendapatkan pendidikan dalam lingkungan sekolah, dan pada akhirnya manusia mendapatkan pendidikan dari proses interaksi sosial dengan lingkungan masyarakat. Pendidikan adalah proses untuk
memberikan
manusia
berbagai
macam
situasi
yang
bertujuan
memberdayakan diri.50 Selanjutnya, menurut Francis Wahono “pendidikan sebagai wahana untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, alat pembetukan watak, alat pelatihan keterampilan, alat mengasah otak, serta media untuk meningkatkan keterampilan kerja.51 Dalam pengertian yang lebih luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.52 Sedangkan menurut Undang-Undang Sisdiknas NO.20 Tahun 2003 adalah ”Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.53
48
Gunawan H Ary, Sosiologi Pendidikan: Suatu analisi sosiologi tentang berbagai problem pendidikan. ( Jakarta: Rhineka Cipta, 2010) h.76 49 M.Yunus Firdaus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. (Jogjakarta: Logung Pustaka, 2004) h. 1. 50 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan. (Jogjakarta : AR-RUZZ Media, 2010) h. 27. 51 Francis Wahono, Kapitalisme Pendidikan. (Yogyakarta : Insist Press, 2001) h.3 52 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2006) h.10. 53 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan . (Jakarta : Edisi ketiga penerbit, Daras Karya Indonesia,2005) h. 7.
25
Dalam arti sederhana Pendidikan sering juga dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa (Dewasa dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogies dan sosiologis). Berikut definisi pendidikan menurut para ahli yang dikutip oleh Ngainun Naim dan Achmad Syauqi Darmaningtyas mendifinisikan “pendidikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik.”54 Sementara, menurut ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat dalam Ngainun Naim dan Achmad Sauqi pendidikan adalah “usaha untuk mengalihkan adat-istiadat dan seluruh kebudayaan dari generasi lama ke generasi baru.”55 Dalam Ngainun Naim dan Achamd Sauqi, Muhammad Abduh mengatakan bahwa “pendidikan merupakan alat yang ampuh untuk melakukan perubahan.”56 Masih dalam Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Abdul Munir Mulkhan menegaskan bahwa “pendidikan merupakan model rekayasa sosial yang peling efektif untuk menyiapkan suatu bentuk masyarakat masa depan.”57 Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, telah jelas bahwa pendidikan merupakan suatu alat yang diperlukan untuk mencapai cita-cita, alat untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, dan alat untuk membentuk masa depan. Setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan. Dengan pendidikan dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Bahkan diinginkan agar tiap warga negara melanjutkan pendidikanya sepanjang hidup. Dahulu banyak tugas pendidikan yang dipegang oleh keluarga dan lembaga-lembaga lain yang lambat laun makin
54
Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi, (Jogjakarta:AR-Ruzz Media, 2010) h. 29. 55 Ibid., h. 30. 56 Ibid.,h.35. 57 Ibid.,h.36.
26
banyak dialihkan menjadi beban sekolah seperti mencari nafkah, kesehatan, agama, pendidikan kesejahteraan keluarga, dan lain-lain. Namun pendidikan formal tak dapat menanggung transmisi keseluruhan kebudayaan bangsa. Masyarakat masih akan tetap memegang fungsi yang penting dalam pendidikan transmisi kebudayaan. Pendidikan norma-norma, sikap adatistiadat, keterampilan sosial dan lain-lain banyak diperoleh dalam keluarga masing-masing. Proses ini diperoleh anak terutama dalam pengalamannya dalam pergaulan dengan anggota keluarga, teman-teman sepermainan dan kelompok primer lainya, bukan disekolah.58
4. Tinjauan Sosiologi Tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial a. Faktor Keluarga Keluarga terdiri dari bapak, ibu, saudara kandung dan dapat mencakup nenek, kakek, paman, bibi dan lain-lainya yang merupakan agen sosial. Dalam Sumanto Kamanto, menurut Gertude Jacger, “mengatakan bahwa di era modern ini suatu peranan yang paling penting dalam agen sosial terletak kepada kedua orang tua anak itu sendiri. Bagaimana orangtua dan keluarga dapat membuat situasi dan kondisi rumah yang lebih nyaman bagi perkembangan anak.”59 Kemudian, keluarga juga adalah suatu kelompok masyarakat yang mempunyai hubungan erat emosional, kekerabatan, perkawinan dan hubungan darah baik berkaitan dengan Bapak dan Ibu. Keluarga juga dapat menentukan hubungan baik dengan sesama anggotanya jika kebahagiaan dan kemakmuran, akan selalu tetap terjaga dan selalu ada disetiap anggota keluarga dalam ikatan keluarga. Keluarga juga sangat mempunyai jaringan sosial yang lebih besar, dikarenakan pengawasan dari orang tua, dan saudara-saudara kita untuk dapat memberikan perhatian, kritik, saran, perintah, pujian, rayuan dan peringatan atau ancaman agar kita sebagai
58
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995) h.13 Kamanto Sumarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009) h, 26. 59
27
anak- anaknya dapat menunaikan segala kewajiban yang telah diamanatkan kedua orang tua.60 Selanjutnya beberapa fungsi keluarga yang telah diidentifikasikan oleh Horton dan Hunt adalah sebagai berikut: 1) Keluarga dapat berfungsi sebagai pengatur dorongan seks dalam artian bahwa tidak ada satupun anak yang melakukan hubungan seks . Tanpa adanya status perkawinan. 2) Keluarga berperan penting untuk mengawasi dan mengatur anak di dalam menentukan sifat, dan karakter itu sendiri. 3) Keluarga berfungsi untuk memberikan perhatian, cinta kasih, dan kasih sayang yang tulus kepada anak-anaknya dan jika keluarga tidak dapat memberikan kasih sayang serta perhatian kepada anak, maka yang ada dapat melakukan berbagai tindakan penyimpangan. 4) Keluarga berfungsi untuk memberikan rasa nyaman, aman, dan perlindungan terhadap anak – anaknya. 5) Keluarga juga berfungsi untuk memberikan keturunan anak. 6) Keluarga berfungsi untuk memberikan status sosial kepada anak dan hubungan kekerabatan.61
Menurut tokoh sosiologi yang bernama Plato ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah dan penyimpangan di dalam sebuah keluarga pertama, bahwa bahwa masing-masing individu dalam keluarga dapat mengembangkan sikap dan tingkah lakunya dirinya sendiri dalam sisitem keluarga yang mapan, hal tersebut mereka tidak dapat mengatasi dan menyelesaikan segala permasalahan dengan baik dan tidak dapat menyesuaikan diri dari apa yang dihadapinya dalam kehidupan. Kedua, adanya sebuah konflik pertikaian dan pertengkaran diantara keluarga sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan
60
William J Goode. Sosiologi Keluaga. Penerjemah Lailahanoum Hasyim (Jakarta PT. Bumi Aksara 2007), h.2-4. 61 Ibid., h. 4.
28
baru dalam kedua belah pihak yang membuat perubahan di dalam sistem keluarga.62 Carut marut dan kekacauan dikeluarga juga mempengaruhi seseorang dalam satu unit keluarga berikutini adalah beberapa macam kekacauan yang dialami keluarga diantaranya: 1) Ketidaksahan yang berati pada dasarnya suami sebagai kepala keluarga tidak dapat menjalankan tugasnya serta kewajibannya yang sesuai dengan peranannya. 2) Adanya perceraian diantara suami dan istri membuat salah satu diantara mereka tersebut memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan sehingga adanya sebuah kewajiban dan peranannya yang berhenti diakibatkan perceraian. 3) Keluarga yang satu dengan yang lain tidak ada hubungan interaksi, saling tegur sapa dan dalam setiap anggota-anggotanya masih tetap tinggal dalam satu rumah dan membuat tidak adanya hubungan emosional satu sama lainnya. 4) Adanya diantara keluarga suami istri yang terpecah belah satu sama lainnya yang disebabkan salah satu dari mereka telah meninggal dunia, berpisah karena kasus yang mengakibatkan salah satu dari mereka di penjara, depresi, dan bencana. 5) Adanya peran yang sangat tidak diinginkan bagi hampir masing-masing keluarga yang disebabkan karena sakit jiwa, keterbelakangan mental dan penyakit yang sangat parah dan terus menerus.63
Sebaliknya jika perpecahan diantara keluarga atau (disorganisasi) yang disebabkan adanya konflik pertikaian antar suami dan istri yang mengakibatkan terjadinya perceraian diantar kedua belah pihak akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan kondisi anak sehingga anak mencari pelarian sebagai bentuk kekecewaan terhadap kedua orang tua dan disorganisasi di dalam keluarga
62 63
Ibid., h. 10-11. Ibid., h. 184-185.
29
terjadi karena adanya konflik peranan sosial yang berbeda atas dasar perbedaan, ras, agama dan faktor ekonomi.64 Jika diantara suami dan istri dalam sebuah keluarga menemukan kebahagiaan dalam rumah tangganya dengan cara membesarkan anak, maka anak akan mempunyai kebahagiaan dan keadaan rumah tangga orang tua dan kemungkinan besar anak akan tumbuh sehat bahagia secara psikologis. Akan tetapi, jika seandainya anak yang dilahirkan dari kondisi keluarga yang dilatarbelakangi karena perceraian antara ibu dan bapaknya maka kehidupannya pun akan mengalami banyak perubahan membuat remaja atau anak akan menentukan kehidupannya sendiri dan kebanyakan dari anak- anak remaja pada saat ini ditunjukan dengan ckenakalan remaja yang disebabkan hubungan rumah tangga kedua orang tuanya mengalami perceraiaan. Tetapi ada juga kenakalan yang diakibatkan bukan terjadinya perceraian di antara kedua orang tua melainkan orang tua mengawasi anak-anak remaja dalam pergaulan.
b. Faktor Pertemanan Persahabatan atau pertemanan adalah sebuah kelompok yang mempunyai ketergantungan hubungan antar individu yang satu dengan yang lainnya ditandai dengan adanya hubungan emosional, keakraban saling percaya mencurahkan hati perasaan, pemikiran, pengalaman dan dapat saling menerima satu sama lainnya. Dan teman juga dapat melakukan berbagai kegiatan- kegiatan secara bersamasama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan bakat dan kemampuan, potensi diri, harga diri, dan berbagai kegiatan lainnya yang mengasuh bakat dan potensi yang teman lain dapat memiliki serta pertemanan dan persahabatan juga akan memperoleh dukungan, semangat, bantuan, curahan dari teman-teman lainya apabila ada seorang teman yang sering menghadapi permasalahan.65 Menurut tokoh yang bernama Gotman dan Pader, dalam Agoes Dariyo menjelaskan fungsi persahabatan antara lain: 64
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Graffindo Persada, 2007),
h.324. 65
103.
Agoes Dariyo, Psikologi Pekembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004). h.101-
30
1) Dalam sebuah persahabatan teman selalu menemani dalam kegiatan-kegiatan teman lainnya. 2) Adanya motivasi dari sahabat jika seorang teman remaja sedang mengalami permasalahan yang membuat teman menjadi motivator untuk memberikan bantuan, saran-saran, arahan untuk mencapai pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh teman. 3) Pengorbanan sahabat dibutuhkan dalam pertemanan baik pengorbanan uang, waktu, tenaga pikiran dan terhadap seorang sahabatnya ketika sahabatnya membutuhkan bantuan dan pertolongan teman. 4) Saling perhatian antar sahabat agar terciptanya keutuhan dalam membina pertemanan. 5) Persahabatan juga dapat selalu memberikan rasa aman,nyaman keakraban, kepercayaan, hubungan emosional yang lebih dekat lagi agar dalam susunan kekaraban tersebut dapat mengungkapkan berbagai perasaan, pemikiran dan pengalaman masing-masing individu.66
Terkadang persahabatan juga dapat selalu menimbulkan pengaruh positif dan negatif bagi perkembangan remaja itu sendiri. Seorang remaja tidak bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan berbagai kegiatan positif maka yang ada adalah seorang remaja akan terjerumus dalam perilaku tindakan negatif yang melanggar norma-norma sosial, pada akhirnya remaja tersebut akan memalukan nama baik keluarga itu sendiri. Contohnya dari perilaku dan tindakan remaja yang mengarah kepada hal-hal negatif seperti seks bebas, pergaulan bebas, dan remaja sering memakai narkoba serta meminum-minuman keras. Dan jika seorang remaja memanfaatkan waktu luang dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif seperti bernyanyi, bermain gitar, membaca buku, mendengarkan musik, menonton tv, dan berolah laga baik itu dalam suatu kelompok remaja maupun antar individu remaja itu sendiri. Maka remaja tersebut dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dan kemampuan yang ada pada dirinya. 66
Ibid, h 102-103.
31
Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja antara lain: 1) Kondisi keluarga yang carut marut mengakibatkan terjadinya konflik, perceraian, pertengkaran di dalam keluarga. 2) Kurangnya rasa perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. 3) Status sosial ekonomi kedua orang tua yang notabennya berasal dari ekonomi menengah kebawah. 4) Tidak adanya penerapan aturan tata tertib atau disiplin yang diperlakukan orang tua terhadap anak.67
Teman juga merupakan faktor terpenting di dalam menentukan segala bentuk pergaulan apalagi teman umur, dan seangkatan bagi anak remaja. Baik teman bermain, teman bergaul maupun teman disekolah. Kebanyakan para anak remaja saat ini suka bergaul dengan teman seumur secara bersama-sama atau ngumpul di tempat beramai-ramai, berkelompok antara teman yang satu dengan yang lainnya sama-sama mempunyai motif serta peran yang sama dalam penyesuaian diri. Teman juga dapat mempengaruhi seorang teman yang lain untuk mengikuti ajakan bergabung ke dalam suatu kelompok.68
c. Faktor Kemiskinan Kemiskinan dapat digambarkan dengan taraf hidup yang rendah artinya bahwa penghasilan yang rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sehingga kemiskinan menurut beberapa tokoh diantaranya sebagai berikut: Pertama, Emil samil mengatakan bahwa seseorang, keluarga dapat dikatakan miskin apabila kebutuhan untuk memenuhi kebutuhannya sangat rendah seperti kebutuhan pangan, kebutuhan papan, kebutuhan pakaian dan kebutuhan tempat tinggal dan lainlainya. Taraf hidup rendah dan standar kebutuhan hidup rendah sangat 67
Ibid, h. 109-111. Adiy Anugrahadi, ”Pengaruh komunitas Punk Terhadap Perilaku Remaja,” artikel diakses pada 26 Agustus 2014 dari http:// Siswa. UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/pengaruhkomunitas punk-terhadap-perilaku-remaja-indonesia/. 68
32
berpengaruh bagi kesehatan, kehidupan moral dan harga diri yang dapat dikategorikan mereka yang miskin.69 Beberapa aspek yang melatar belakangi kemiskinan di dalam suatu kehidupan masyarakat demi memenuhi aspek sosial dapat dikategorikan sebagai adanya ketidaksamaan dan perbedaan status sosial antar sesame warga dan masyarakat msialnya, perbedaan jenis usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa berdasarkan dari pelapisan sosial yang berada di masyarakat pada umunya. Ada tiga unsur faktor penyebab kemiskinan menurut pendapat umum adalah sebagai berikut: 1) Kemiskinan yang disebabkan mental seseorang atau aspek badaniah yang artinya seseorang yang tidak sehat jasmaninya (cacat). Mereka melakukan pekerjaanya dengan cara mengemis dan meminta-minta hal tersebut mereka lakukan untuk berprofesi dan bekerja agar memenuhi kebutuhan hidupnya dan kemiskinan yang disebabkan mental seseorang dikarenakan mereka malas bekerja. 2) Kemiskina disebabkan bencana alam artinya bahwa seseorang atau masyarakat yang sedang tertimpa musibah bencana alam, mereka sudah tidak mempunyai tempat tinggal dan harta benda lagi. 3) Kemiskinan buatan yang artinya kemiskinan itu dipandang oleh orang sebagai takdir dari tuhan serta menerima apa adanya yang diberikan tuhan tanpa disadari dengan usaha.
Selanjutnya faktor kemiskinan diidentikan dengan faktor ekonomi dimana kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan seseorang tersebut, tidak dapat memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidupnya serta tidak mampu memanfaatkan kemampuan dan keahlian tanaga maupun fisiknya. Kemiskinan dianggap suatu maslah sosial yang sangat krusial muncul pada masyarakat pada umumnya. Seseorang dapat dikatakan msikin bukan karna ia kuramg makanan atau pakaian bahkan rumah. Akan tetapi, seseorang dikatakan miskin karena pemilikan hartanya dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 69
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta PT Rhineka Cipta,1991). h. 326-328.
33
Seorang dianggap miskin karena tidak mempunyai radio, televise, kulkas motor, rumah, komputer dan lain-lainya sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan tolak ukur bagi keadaan sosial-ekonomi sekarang.70 Pada penjelasan diatas dapat disimpulkan pada intinya kemiskinan sangat berkaitan langsung dengan struktur ekonomi, budaya, sosial dan politik sehingga mereka yang miskin dapat diberikan pelajaran yang layak dan penghasilamn yang cukup.71
d. Faktor Lingkungan Dalam tinjauan sosiologis yang lebih memusatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar dan menyoroti berbagai peranan penting lingkungan dalam mempengaruhi tumbuhnya motivasi serta keberhasilan anak-anak remaja. Diantara berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan-lingkungan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Orang tua, saudara-saudara dan kerabat dekat 2) Kelompok sepermainan 3) Kelompok pendidik (sekolah)72 Orang tua, saudara dan kerabat merupakan salah satu lingkungan paling dekat yang sangat berhubungan dengan anak, dalam lingkungan keluarga anak dapat mengenali lebih jauh lagi tentang pergaulan hidup dan dunia yang ada di sekitarnya serta anak dapat bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungan keluarga dan anak didik oleh lingkungan keluarga untuk mengenali nilai-nilai, seperti, nilai kedisiplinan, nilai ketertiban dan ketentraman, nilai keakhlakan dan nilai-nilai lainnya. Sebaliknya jika lingkungan keluarga tidak mengajarkan apa terhadap anak, maka akan berakibat buruk bagi pengaruh perkembangan psikologi anak, sehingga anak dapat berpaling dari lingkungan keluarga kelingkungan yang lainnya.
70
Soerjono Soekanto , Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Graffindo Persada, 2007), h.320. 71 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta : PT Rhinekka Cipta,1991). h.329 72 Soerjono Soekamto., lo.cit.
34
Teman seusia, sebaya, sepermainan juga sangat mempengaruhi perilaku kehidupan remaja saat ini dalam lingkungan sepermainan walaupun dalam masa itu seorang sudah mempunyai sahabat-sahabat, teman-teman dekat. Sahabat dekat itu adalah anak tetangga, anak kerabat dan seterusnya. Biasanya dalam lingkungan sepermainan anak-anak remaja selalu berkumpul bersama-sama membuat sebuah kelompok pertemanan serta lingkungan sepermainan dalam kelompok remaja mempunyai pengaruh positif dan negatif yang sangat besar dalam menentukan pilihan hidupnya, sikap dan tingkah laku bagi remaja itu sendiri datang dari teman sebya, seusia dan teman sepermainan. Peran lingkungan sekolah atau pendidik sangatlah mempunyai peran yang sangat lebih luas dalam membuat karakter anak didik seperti, anak didik dapat membentuk sikap-sikap dan kebiasaan kebiasaan baik, anak didik dapat belajar bekerjasama serta kelompoknya. Anak didik dapat memperoleh pengajaran yang baik dari lingkungan sekolah dan para gurunya terhadap segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh para pendidik agar anak didik dapat berkembang dan berfikir maju.73
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Keberagaman Komunitas Punk Skripsi ini ditulis oleh Murti pada tahun 2007 sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S1) Fakultas Ushuludin dan Filasafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Keberagaman Komunitas Punk” yang mengkaji tentang fakta dan realitas komunitas punk dilihat dari lebel negatifnya seperti punk diidentikan dengan anak jalanan, anak brandalan, urakan mengkomsusi narkoba, seks bebas, minum-minuman, narkoba, kerusuhan dan perilaku menyimpang lainnya.74 Isi dari penelitian ini adalah aspek agama yang tercermin terhadap perilaku kehidupan komunitas Punk yang menganut sistem anti kemapanan, dipersepsikan oleh masyarakat dari sisi negatif. 73
W.A Gerungan. Psikologi Sosial, (Bandung. PT Refika Adima, 2004), h. 205-207. Murti, “Keberagaman Komunitas Punk”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007). 74
35
2. Perkembangan Musik Punk di Amerika Selanjutnya skripsi yang berjudul “Perkembangan Musik Punk di Amerika” yang ditulis oleh Ahmad Fikri Hadi pada tahun 2008 untuk memenuhi syarat mendapat gelar strata satu (S1) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Dimana skripsi ini mengkaji tentang masalah perkembangan musik punk di Amerika pada periode 1974-1980. Pada tahun tersebut merupakan awal dari perkembangan musik punk di Amerika yang ditandai dengan munculnya grup band The Ramones sebagai grup band pertama beraliran punk di Amerika. Isi dari penelitian ini adalah perkembangan musik punk tidak lahir debagai sebuah aliran musik baru melainkan sebuah gaya hidup anak punk di Amerika dan sangat berkembang dalam bentuk perlawanan dinilai dari sikap anti kempanan dalam lirik-lirik lagu yang mengkritik keadaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada saat itu. Musik punk juga dikenal dengan musik yang sangat aggresif dikarenakan musik punk identik dengan perlawanan anak muda terhadap sebuah aturan dan norma-norma yang ada. Hal itu dapat terlihat dari gaya anak punk seperti orang criminal, dan mencerminkan anak-anak muda yang pemberontak. Kesimpulan
dari
skripsi
tersebut
adalah
Amerika
sebagai
kiblat
perkembangan musik popular. Diantara beberapa perkembangan aliran-aliran music yang popular pada saat itu ialah jazz, pop, rock, dan masih banyak aliranaliran musik yang berkembang pada saat itu. Selanjutnya perkembangan aliran musik tersebut karena revolusi dalam dunia musik, revolusi tersebut diawali dengan dalam bentuk tekhnis seperti permainan, sound, dan media yang mendukung pada saat itu televisi, radio, dan majalah, mulai berkembang setelah perang dunia ke II. Kemudian muncullah perkembangan musik khususnya Rock and Roll sekitar tahun 1960 ditandai dengan berbagai penyimpangan sosial seperti seks bebas, minum-minuman alcohol, penggunaan obat-obatan terlarang.75
75
Ahmad Fikri Hadi, “Perkembangan Musik di Amerika”. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok, 2008). h. 6.
36
3. Wacana Kritik Musik Rock: Studi Analisis Wacana Kritikal Musik Underground Kemudian Tesis yang ditulis oleh Bambang Hernawan pada tahun 2003 sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata dua (S2) Fakultas Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan judul “Wacana Kritik Musik Rock: Studi Analisis Wacana Kritikal Musik Underground” mengkaji tentang dibalik sebuah realitas kepentingan ekonomi sebagai alat kapitalisme, dalam sebuah teks musik dan lirik lagu kepada para penjual.76 Isi dari penelitian adalah pemahaman musik rock dibalik kata perlawanan merupakan bahasa dalam musik rock, yang diindetikan dengan menyuarakan kebebasan melalui kritikan berupa lagu bercerita kondisi sosial masyarakat yang ada dan menggambarkan lirik lagu. Kesimpulannya dari penelitian ini adalah musik sangat berkembang pesat pada tahun 1950-an sebagai sebuah musik popular yang disebut aliran musik rock (musik yang dimainkan dengan nada dan irama keras), yang merupakan sebuah industri sangat kecil dalam ruang lingkupnya Namun, pada perkembangannya musik ini beralih fungsi dahulunya anti kempanan, merubah bentuk menjadi sebuah aliran musik dengan gaya hidup anak muda cenderung hedonisme.
C. Kerangka Berpikir Punk adalah segerombolan remaja yang berperilaku negatif dan didukung ingar-bingar
musik
punk
yang
berisi
kecamana
perlawanan
semakin
menyempurnakan miringnya persepsi masyarakat mengenai punk. Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas hati, marah,dan benci pada suatu yang tidak pada tempatnya (sosial, ekonomi, budaya) terutama pada tindakan yang menindas. Punk itu menyampaikan kritikan,mereka hidup bebas dan tetap bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya. Oleh sebab
76
Bambang Hernawan,”Wacana Kritik Lirik Musik Rock Studi Analisis Wacana Kritikal Musik Underground”, (Tesisi S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia Jakarta,2003). h.10-15.
37
itu mereka menciptakan perlawanan yang hebat dengan realisasi musik, gaya hidup, komunitas dan kebudayaan sendiri. Kemudian Mike dan beberapa teman-teman lainya adalah mahasiswa yang duduk dalam
bangku kuliah Jurusan dan Universitas Grafika Jakarta. Tepatnya
pada tahun 1996, mereka juga aktif sebagai aktivis mahasiswa diberbagai organisasi pergerakan mahasiswa pada saat itu yang bernama AFRA (Anti Fasis dan Rasisme). Dikarenakan organisasi tersebut sudah tidak sepaham lagi, serta orientasi dan cita-cita organisasi tersebut sudah keluar dari batasan-batasan dan nilai-nilai perjuangan aktivis pergerakan pada saat itu. Organisasi tersebut selalu memperebutkan kepentingan-kepentingan politis praktis, baik kepentingan organisasinya maupun kepentimgan individu. Kemudian setelah Mike dan beberapa teman lainya keluar dari organisasi AFRA mereka mencoba membentuk organisasi baru yang bernama JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara ), berideologoikan sebuah persamaan,kesamaan, visi melihat suatu ideologi anarkisme yang sangat berkaitan erat dengan ideologi sosialisme. Ilmu pendidikan adalah ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata Yunani paedagogia yang berati “pergaulan dengan anak-anak”. Maka pendidikan sebagai hak primer harus menjadi proses dialektalis antarmanusia, karena sejak lahir manusia sudah diberikan bekal pendidikan oleh orang tua dirumah, kemudian mendapatkan pendidikan dalam lingkungan sekolah, dan pada akhirnya manusia mendapatkan pendidikan dari proses interaksi sosial dengan lingkungan masyarakat. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan menurut Undang-undang Sisdiknas NO.20 Tahun 2003 adalah ”Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
38
Komunitas punk taring babi memiliki persepsi tersendiri dalam menyikapi segala bentuk pendidikan dan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan. Skirpsi ini akan menjawab persepsi pendidikan berdasarkan kacamata komunitas taring babi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lenteng Agung bertempat di Sanggar Komunitas Taring Babi. Adapun penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 7 Maret 2013 s/d Januari 2014.
B. Latar Penelitian Peneliti melakukan pengamatan awal untuk mamahami situasi, mempelajari keadaan dan latar subjek penelitian pada lokasi penelitian, dalam hal ini adalah persepsi komunitas punk terhadap pendidikan formal. Pemilihan subjek peneliti akan dikemukakan secukupnya tentang pengenalan lapangan untuk menilai keadaan sosial, lokasi dan keadaan geografis. Komunitas Punk Taring Babi merupakan salah satu yang berada dalam wilayah kecamatan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Selain peneliti adalah para anggota
komunitas punk, pemilihan latar atau setting penelitian ini juga
dikarenakan karena dekat dengan keberadaan peneliti sehingga dapat terjangkau dengan peneliti serta komunitas ini melebur dengan masyarakat sehingga itulah peneliti tertarik untuk melihat dan mengetahui lebih jauh mengenai komunitas punk Taring Babi di Lenteng Agung Sedangkan nama Marjinal sendiri digunakan oleh Komunitas Punk untuk band nya, Karena mereka terinspirasi oleh dari sosok seorang ibu rumah tangga bernama Marsinah yang bekerja sebagai buruh dan aktivis berbagai bentuk tindakan, diskriminasi dan segala bentuk penindasan yang dilakukan penguasa pada kaum buruh pada saat itu.1
C. Metode Penelitian 1
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng agung,16 Juli 2013.
38
39
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. 2 Jenis penelitiannya adalah deskriptif, Penelitian deskriptif bertujuan untuk pengumpulan informasi mengenai sejumlah besar orang dengan mewawancarai segelintir orang dari mereka.3 Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskrispsikan fenomena sosial yang terjadi dengan cara mewawancarai masyarakat yang berhubungan dengan fenomena sosial tersebut sebagia sumber data.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data lazimnya menggunakan observasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan penggunaan sumber-sumber nonmanusia (non-human source information), seperti dokumen dan rekaman atau catatan (record) yang tersedia. Dalam tahap persiapan pengumpulan data dilakukan melalui prosedur administrasi yang telah ditetapkan berupa pembuatan surat pengantar penelitian dari lembaga peneliti (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) dan pengurusan izin penelitian kepada pihak kelurahan. Pada penelitan ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak kelurahan (desa), dalam hal ini dari ibu Indzarti Masthuriyah selaku Sekertaris Kelurahan untuk mengadakan penelitian. Sebagai langkah awal penelitian, peneliti akan memilih narasumber untuk diwawancarai. Setelah mendapatkan nara sumber yang dikehendaki maka langkah selanjutnya adalah menejelaskan tujuan penelitian serta meminta ketersediaan narasumber untuk berpatisipasi dalam penelitian. Setelah narasumber 2
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 166-168. 3 James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1992), h. 73.
40
bersedia untuk membantu peneliti dalam penelitian ini, peneliti langsung melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang Persepsi Komunitas Punk Taring Babi terhadap pendidikan. Untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya peneliti tidak hanya melakukan wawancara dalam proses pengumpulan data, tetapi juga melakukan observasi atau pengamatan untuk memperoleh data yang mungkin tidak didapatkan pada saat wawancara. Dalam proses observasi atau langsung melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kegiatan punk Taring Babi dan bagaimana persepsi komunitas Punk Taring Babi terhadap pendidikan. Dalam proses obseravasi atau pengamatan, peneliti terjun langsung ke lapangan membaur dengan warga untuk menanyakan aktivitas atau dampak positif dengan keberadaan punk Taring Babi di lingkungan warga. Dalam obseravasi ini, peneliti mengamati hal-hal yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari di dalam sanggar, dari mulai jumlah orang yang hadir ke sanggar sampai kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan komunitas punk Taring Babi dalam kesehariannya dengan sesekali memotret apa yang dilakukan oleh komunitas punk ini. Sebelum menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data terlebih dahulu peneliti akan membuat klasifikasi tentang jenis data, sumber data, tekhnik pengumpulan data seperti tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jenis Data , Sumber Data dan Tekhnik Pengumpulan Data Tehnik No
Jenis Data
Sumber Data
Pengumpulan Data
1`
Hal-hal yang menyebabkan
Mike dan anggota punk taring
Wawancara dan
menjadi anak Punk dan
babi
Dokumentasi
Ibu Tiki (warga sekitar
Wawancara dan
bergabung dengan komunitas Punk 2
Hal- hal positif yang ada
41
dalam kegiatan komunitas
sanggar Taring Babi)
Dokumentasi
Dampak Negatif yang
Para Anggota Komunitas
Wawancara dan
ditimbulkan dari menjadi
Punk
Dokumentasi
Persepsi Komunitas Punk
Anggota Komunitas Punk
Wawancara dan
Taring Baabi Terhadap
Taring Babi
Dokumentasi
Punk Taring Babi 3
anak Punk dalam keseharian 4
Pendidikan
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a.
Wawancara Dalam penelitian kualitatif biasanya digunakan teknik wawancara sebagai cara
utama untuk mengumpulkan data atau informasi. Ini bisa dimengerti, setidaktidaknya karena dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami oleh seseorang atau subjek yang diteliti, tetapi apa juga yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian (explicit knowledge maupun tacit knowledge). Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang.4 Penelitian ini melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview) terhadap beberapa informan penelitian yakni bebrapa anggota komunitas punk dan warga sekitaran sanggar Taring Babi dengan sebelumnya didahului pembicaraan informal untuk menciptakan hubungan yang akrab dengan informan. Hubungan yang akrab ini diperlukan agar bisa memudahkan dalam menciptakan umpan balikdalam proses selanjutnya. Perlu diingat bahwa untuk mencapai susasana santai dan akrab diperlukan waktu agar lebih saling mengenal. Oleh karena itu, wawancara yang pertama lebih banyak ditunjukan untuk membina keakraban hubungan. Lambat laun wawancara yang semula bersifat informal beralih menjadi lebih formal walaupun keakraban senantiasa dipelihara. Digunakan pada pedoman
4
Sanapiah Faisal. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar Dan Aplikasi, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh, 1990), H.61-62.
42
wawancara yang berupa garis-garis besar pokok pertanyaan yang dinyatakan dalam proses wawancara dan disusun sebelum wawancara dimulai. Pokok pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan peneliti kepada narasumber mengarah kepada Persepsi Komunitas punk Taring Babi terhadap Pendidikan. Setelah pokok pertanyaan disusun dan siap untuk ditanyakan, langkah peneliti selanjutnya adalah menentukan narasumber yaitu dengan memilih terlebih dahulu narasumber
utama
yang
nantinya
akan
merekomendasikan
narasumber
selanjutnya (kedua) begitupun seterusnya. Setelah mendapatkan narasumber untuk membantu penelitian ini dengan menjawab pokok pertanyaan yang telah dibuat dan memberikan alasan atau penjelasan dari jawaban tersebut. Jika narasumber bersedia untuk membantu penelitian ini, yang perlu disepakati
antara
peneliti
dan
narasumber
adalah
waktu
dan
tempat
berlangsungnya wawancara. Terkait dengan hal ini, peneliti langsung mendatangi narasumber di kediamannya yang tentunya masih berada di dalam wilayah Kelurahan Lenteng agung meskipun berbeda lokasi (RW dan RT).
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No. 1.
Pertanyaan Wawancara Apa yang anda ketahui tentang Punk?
Sumber Data Anggota Komunitas Punk dan Ketua komunitas punk
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Siapa yang pertama kali mengenalkan kepada
Anggota Komunitas Punk
Punk?
dan Ketua komunitas punk
Sudah berapa lama anda menjadi anggota
Anggota Komunitas Punk
Komunitas Punk?
dan Ketua komunitas punk
Mengapa anda lebih memlilih jalan menjadi
Anggota Komunitas Punk
Punk?
dan Ketua komunitas punk
Berapa pendapatan sehari-hari jika mencari rezeki
Anggota Komunitas Punk
di jalan?
dan Ketua komunitas Punk
Bagaimana proses anda menjadi bagian dari
Anggota Komunitas Punk
komunitas Punk?
dan Ketua komunitas Punk
Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap
Anggota Komunitas Punk
43
harinya jika tidak berada di lingkungan komunitas
dan Ketua komunitas Punk
Punk? 8.
9.
Bagaimana Masyarakat sekitar dan lingkungan
Anggota Komunitas Punk
daerah ini memandang dan menerima anak punk?
dan Ketua komunitas Punk
Apa latar pendidikan terakhir anda?
Anggota Komunitas Punk dan Ketua komunitas Punk
10.
Bagaimana makna pendidikan menurut anda?
Anggota Komunitas Punk dan Ketua komunitas Punk
11.
Menurut anda seberapa pentingkah institusi
Anggota Komunitas Punk
pendidikan? lembaga kependidikan buat anak
dan Ketua komunitas Punk
punk?
Teknik pengumpulan data melalui wawancara dibutuhkan untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi mengenai persepsi komunitas punk Taring Babi terhadap pendidikan yang akan melengkapi hasil penelitian.
b.
Observasi Observasi, seperti halnya wawancara, termasuk teknik pengumpulan data yang
utama dalam kebanyakan penelitian kualitatif, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencacatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Disini pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terlibat (Partisipant observation). Pengamatan terlibat ini dilakukan untuk memperlancar peneliti dalam memasuki setting penelitian dan untuk menghindari jawaban yang kaku yang diberikan oleh informan akibat kecurigaan atau keengganan karena mencium bau penelitian. Dengan ini diharapkan akan dapat mengungkapkan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat diungkapkan oleh informan. Dalam penelitian ini, yang akan di observasi mengenai Persepsi komunitas Punk Taring Babi terhadap pendidikan.
44
Tabel 3.3 Pedoman Observasi NO 1
Aspek yang diamati Sikap keseharian anggota komunitas punk
Objek yang diamati Para komunitas punk taring babi di sanggar dan di lingkungan masyarakat
2
Mengadakan dialog antar sesama anggota punk
Anggota komunitas punk taring babi di sanggar maupun diluar sanggar
3
Kegiatan sehari-hari di sanggar
Para komunitas punk taring babi di sanggar dalam membuat sablon baju dan seni menyukil kayu
4
Pelaksanaan kerjasama dan toleransi di
Pelaksanaan kerja bakti di
masyarakat
lingkungan Gg. Setiabudi
c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data ini termasuk dalam pengumpulan data dengan menggunakan sumber non-manusia (non-human source information). Yang disebut dokumen ialah semua jenis rekaman atau catatan “sekunder” lainnya, seperti surat-surat, memo atau nota, pidato-pidato, buku harian, foto-foto, kliping berita koran, hasil-hasil penelitian, agenda kegiatan.5 Data seperti foto komunitas punk dan kegiatannya, video, buku yang diterbitkan oleh Widya G mengenai punk digunakan dalam melengkapi hasil penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto kegiatan komunitas punk di Lenteng Agung, baik itu kegiatan di sanggar, lingkungan maupun di masyarakat. Selain itu, ada juga profil desa Kelurahan Lenteng Agung, catatan hasil wawancara dengan komunitas punk Taring Babi.
5
Ibid., h. 81.
45
Tabel 3.4 Pedoman Studi Dokumentasi No
Jenis Data
Sumber Data
1.
Foto-foto kegiatan komunitas Punk Taring Babi
Sanggar taring babi,
di sanggar, lingkungan di masyarakat
sekitaran wisata setu babakan dan kelurahan Lenteng Agung
2.
Profil kelurahan Lenteng Agung
Kantor Kelurahan Lenteng Agung
3.
Surat pengantar penelitian
Dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
2. Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, dalam metode kualitatif ada 3 tahap dalam pengolaha data: a.
Reduksi, dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan,abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh.
b.
Penyajian data, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
c.
Penarikan Kesimpulan dan verifikasi, peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.6
6
Atwar Bajari, Mengolah data dalam Penelitian Kualitatif, (http://atwarbajari.wordpress.com/2009/04/18/mengolah-data-dalam-penelitian-kualitatif, Akses Pada Hari Minggu 3 Februari 2013 Pukul : 15.09 WIB)
2013, Di
46
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu: 1. Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (crebebelity). Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan: a. Keikutsertaan peneliti sebagai instrumen (alat) tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. b. Ketentuan pengamatan, yaitu dimaksuk untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur serta situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan demikian maka perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, sedangkan ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. c. Trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
kebasahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding. Teknik yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainya. d. Kecukupan refrensial yakni kecukupan bahan yang tercatat dan terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji dan menilai sewaktuwaktu diadakan analisis dan interpretasi data. 7
2. Teknik pemeriksaan keteralihan (transferability) dengan cara uraian rinci. Teknik ini meneliti agar laporan hasil fokus penelitiandilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan kontek tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para pembaca agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh.
7
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda Karya, 1991), h.175.
47
3. Teknik pemeriksaan ketergantungan (dependability) dengan cara auditing ketergantungan. Teknik ini tidak dapat dilaksanakan bila tidak dilengkapi dengan catatan pelaksanaan
keseluruhan
hasil
dan
proses
penelitian.
Pencatatan
itu
diklasifikasikan dari data mentah sehingga formasi tentang pengembangan instrument sebelum auditing dilakukan agar dapat mendapatkan persetujuan antara auditor dan auditi terlebih dahulu.
F. Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan mejelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumplulan data, kemudiaan dilanjutkan setelah selesai pengumpulan data.8 1. Analisis Sebelum di Lapangan Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis Selama di lapangan Selama penelitian berlangsung dan pengumpulan data masih berlangsung, peneliti melakukan analisi data, dengan vara mengklasifikasi data dan menafsirkan isi data.
8
Beni Ahmad S, Metode Penelitian, ( Bandung Pustaka setia, 2008) h.200.
48
4. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu, perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti meragkum,memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
5. Penyajian Data Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data, dalam penilian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnnya, yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
6. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah hingga ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan pengetahuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
49
yang sebelumya masih remang-remang atau gelap sehingga setalah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.9
9
Ibid., h. 202
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Fisik dan Sosial Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Kelurahan Srengseng Sawah merupakan salah satu dari 6 (enam) Kelurahan di Wilayah Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986, dengan luas wilayah 674,70 Ha yang berbatasan dengan: a)
Sebelah Utara
: Kel. Lenteng Agung dan Kel. Jagakarsa
b) Sebelah Timur : Kali Ciliwung c)
Sebelah Selatan : Kota Depok
d) Sebelah Barat
: Kelurahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak
Perkembangan penduduk di kelurahan Srengseng Sawah cukup pesat. Hal ini selain suasana yang cukup menyenangkan karena kelestarian alam masih terjaga dengan baik, juga disebabkan oleh tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai, baik fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan dan lain-lain. Pada umumnya penduduk Kelurahan Srengseng adalah masyarakat Betawi, sehingga adat istiadat yang berlaku adalah Budaya Betawi. Mayoritas Penduduk Kelurahan Srengseng Sawah adalah beragama Islam. Namun demikian kerukunan antar umat beragama sudah berjalan baik sehingga kehidupan bermasyarakat antar pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya saling menghormati. Program yang sedang dilaksanakan dalam pengembangan pembangunan wilayah kelurahan adalah pembangunan cagar Budaya Betawi yang disebut Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan RW.08 Kelurahan Srengseng Sawah.
51
52
2. Kondisi Demografi Jumlah Penduduk Kelurahan Srengseng tercatat sebanyak 60.784 orang/jiwa, laki-laki 30.991 jiwa dan perempuan 29.792 jiwa. Dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 6,757 Jiwa/Km2. Komposisi Penduduk di Kelurahan Srengseng tercatat sebagai berikut: a) Berdasarkan Jenis Kelamin: Tabel 4.1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-Laki
30.914
2
Perempuan
29.727
b) Berdasarkan Agama: Tabel 4.2 Jumlah penduduk berdasakan agama No
Agama
Jumlah
1
Islam
51.697 Orang
2
Protestan
3.775 Orang
3
Katholik
2.672 Orang
4
Hindu
603 Orang
5
Budha
183 Orang
c) Berdasarkan Mata Pencaharian: Tabel 4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian No
Pendidikan
Jumlah
1
Karyawan
12.415 jiwa
2
Pensiunan
926 jiwa
3
Pedagang
3.353 jiwa
4
Tani
1.999 jiwa
53
5
Pertukangan
463 jiwa
d) Berdasarkan Sarana Pendidikan Kegiatan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional di Kelurahan Srengseng Sawah telah berjalan dengan baik. Adapun sarana yang tersedia tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Sekolah
NO I
II
STATUS
SEKOLAH
GEDUNG
GURU
MURID
Negeri
-
-
-
-
Swasta
11
11
58
1.008
Lain-lain
1
1
8
45
Swasta
3
3
50
1.161
Ibtidayah
1
1
172
5.261
Negeri
2
2
70
1.211
Swasta
8
8
108
2.158
Tsanawiyah
3
3
115
1.253
Negeri
1
1
63
823
Swasta
14
14
305
3.864
Aliyah
1
1
48
423
-
-
TK
SD Negeri
III
IV
V
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi Negeri
54
Swasta
2
2
e) Berdasarkan Sarana Peribadatan Sarana keagamaan yang ada di Kelurahan Srengseng Sawah hingga akhir saat ini sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Sarana Peribadatan NO
SARANA
JUMLAH
KET
PERIBADATAN 1
Masjid
24
2
Musholla
42
3
Gereja
3
4
Pura
1
B. Profil Komunitas Taring Babi
Tabel 4.6 Profil Singkat Anggota Komunitas Punk Informan Lama menjadi
No
Nama
L/P
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
1
Mike
Laki-laki
36
SMA
Wiraswasta
Pada tahun 1997
2
Bob
Laki-laki
36
SMA
Musisi
Pada tahun 1997
3
Bule
Laki-laki
18
SD
Musisi
Pada tahun 2008
4
Erwan
Laki-laki
40
SD
Seniman
Pada tahun 2007
5
Gembel
Laki-laki
17
SD
Pengamen
Pada tahun 2012
6
Ujang
Laki-laki
26
SD
Seniman
Pada tahun 2007
anggota punk
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah diteliti oleh penulis dari 10 anggota komunitas punk penulis hanyamewancarai 6 orang amak punk yang berada di Lenteng agung seperti digambarkan singkat pada table tersebut bebrapa data tentang anak-anak punk informan terdiri dari jenis kelamin dan usia
55
anak- anak punk yang berusia dibawah 20 tahun berkisar 2 orang, 26 tahun 1 orang dan sisanya berkisar diatas 20 tahun 4 orang. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan oleh informan dengan populasi anggota komunitas Punk Taring Babi yang tak terbatas yang dikarenakan datang dan pergi maka peneliti hanya mengambil sampel anggota komunitas Punk Taring Babi yang berjumlah 6 orang seperti digambarkan singkat pada table diatas, dapat disimpulkan beberapa data tentang anak-anak punk yang mengenyam pendidkan diatas rata-rata seperti, 2 orang informan mengenyam pendidikan SMA, dan selebihnya hanya mengenyam sampai di Pendidikan SD. Kemudian jenis usia dan pendidikannya seorang anak punk juga akan mempengaruhi tingkat keahlian dan keterampilan anak-anak tersebut dilihat dari pekerjaan sehari-hari anak punk berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis diantaranya,1 orang sebagai pengamen, 2 orang sebagai seniman, 2 orang sebagai wiraswasta dan 1 orang sebagai seniman.Selanjutnya, seorang anak-anak punk berdasrkan table diatas dilihat dari lama nya menjadi anggota komunitas punk diantarnya sebagai berikut: 2 orang diatas 8 tahun dan 3 orang diatas 10 tahun 2 orang,1 orang diatas 1 tahun menjadi anggota komunitas punk.1 Mike dan beberapa teman-teman lainya adalah mahasiswa yang duduk dalam bangku kuliah Jurusan dan Universitas Grafika Jakarta. Tepatnya pada tahun 1996, mereka juga aktif sebagai aktivis mahasiswa diberbagai organisasi pergerakan mahasiswa pada saat itu yang bernama AFRA (anti Fasis dan Rasisme). Dikarenakan organisasi tersebut sudah tidak sepaham lagi, serta orientasi dan cita-cita organisasi tersebut sudah keluar dari batasan-batasan dan nilai-nilai perjuangan aktivis pergerakan pada saat itu. Organisasi tersebut selalu memperebutkan kepentingan-kepentingan politis praktis, baik kepentingan organisasinya maupun kepentimgan individu. Kemudian setelah Mike dan beberapa teman lainya keluar dari organisasi AFRA mereka mencoba membentuk organisasi baru yang bernama JAFA NUS (Jaringan Anti
1
Observasi yang dilakukan oleh penulis pada 7 maret 2013 sampai Januari 2014.
56
Fasis Nusantara), berideologikan sebuah persamaan,kesamaan, visi melihat suatu ideologi anarkisme yang sangat berkaitan erat dengan ideologi sosialisme.2 Seiring dengan berjalannya waktu, Mike dan beberapa temannya lainya tidak dapat bertahan lama dalam tubuh organisasi JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara). Dengan mencoba berkumpul, berinisiatif untuk membuat sebuah kelompok atau komunitas yang bernama Punk. Diindentifikasikan sebagai suatu anak muda yang haus akan segala bentuk ketidakadilan, kekejaman, kekerasan, dari segala bentuk penindasan, diskriminasi lainya yang dilakukan oleh penguasa, aparat TNI/POLRI, serta pemerintah pada saat itu.3 Komunitas Punk ini muncul pada 22 September 1997 yang bertepatan dengan memperingati hari ibu pada saat itu.4 Setelah itu,sekelompok anak muda tersebut membentuk komunitas Punk yang bernama anti ABRI sebagai bentuk kritikan terhadap kekerasan, kekejaman militer pada saat itu karena beberapa hal, pada tahun yang sama mereka juga mengganti nama anti ABRI menjadi TNI. Pada kenyataannya nama Komunitas Punk yang bernama anti ABRI berubah menjadi komunitas Marjinal yang didirikan sekitar pada tahun 2002. Selanjutnya , nama Marjinal sendiri dapat diartikan sebagai kaum terpinggirkan, dan kaum tertindas. Sejumlah anak muda tersebut akhirnya membentuk sebuah komunitas yang bernama Marjinal. Kemudiaan Komunitas punk ini beranggotakan 5-8 orang anggota komunitas punk.seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan.5 ”58 Orang anggota komunitas punk, Mike yang mempelopori terbentuk nya komunitas punk”6 Sedangkan nama Taring Babi sendiri digunakan oleh Komunitas Punk, karena mereka terinspirasi oleh dari sosok seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh dan aktivis berbagai bentuk tindakan, diskriminasi dan segala 2
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 3 Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 4 Wawancara dengan Bob (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 5 Wawancara dengan Bob Wawancara (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 6 Wawancara dengan Bule (Salah Satu Anggota Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
57
bentuk penindasan yang dilakukan penguasa pada kaum buruh pada saat itu.7 Taring Babi tidak berbeda dengan komunitas punk lainya mereka mencari makan dari pertunjukan musik dengan mengamen atau manggung, menjual desain poster, membuat seni tattoo, menyablon kaos, mencetak undangan, membuat lagu serta mendistribusikan sendiri ke distro lain,serta membuat hasil kerajinan tangan dari limbah plastik menjadi suatu hasil karya seni yang bernilai tinggi.8 Punk yang menciptakan suatu perubahan, gaya hidup, komunitas, dan budaya sendiri juga berlaku di Indonesia bahkan cukup dan marak. Komunitas Marjinal adalah contoh dari komunitas anak-anak punk yang suka bersosialisasi dan jauh dari kesan punk yang menyeramkan. Meski bergaya punk, mereka suka melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, semisal menyablon, melukis, cukil kayu, membuat souvernir atau belajar membuat tattoo.9 Menurut Tiki (Salah Satu warga disekitaran sanggar Komunitas Punk) komunitas punk ini sangat berbeda dengan apa yang dia lihat, walaupun berdandan menyeramkan tapi hatinya baik dan melakukan banyak kegiatan di lingkungan disini sehingga masyarakat dapat menerima baik keberadaan anakanak punk di sini. Marjinal sudah menetaskan lima album, yang antara lain pernah dipakai untuk latar sebuah film yang berjudul Punk in Love pada tahun 2009 yang dibuat oleh Ody C. Harahap yang dibintangi Vino G Bastian. Bob Taring Babi pun sempat membintangi film tersebut walaupun hanya beberapa saat.10 Komunitas Taring Babi sudah dikenal oleh banyak wisatawan lokal ataupun mancanegara, sehingga banyak yang mengunjungi sanggar tersebut. Wisatawan mancanegara yang pernah mengunjungi sanggar Taring Babi Marjinal ialah Jerman, Jepang, Belanda dan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darrusalam.
7
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 8 Wawancara dengan Ujang (Salah Satu Anggota Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 9 Wawancara dengan Ibu Tiki (Salah Satu Warga Sekitar Sanggar Taring Babi), Lenteng Agung, 16 Juli 2013. 10 Wawancara dengan Bob (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
58
Komunitas ini juga menghasilkan kaos, produk yang mereka pasarkan sudah sampai ke pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Pendapatan-pendapatan yang didapat dari komunitas ini biasanya dipakai untuk keberlangsungan kehidupan sehari-hari di komunitas ini, membayar uang sewa rumah, serta sesekali dipakai untuk melengkapi modal produksi dengan membeli alat musik, membeli alat sablon ataupun membeli barang lain seperti papan dan tinta untuk mengajarkan siapa saya yang ingin belajar seni cukil. Bagi anak-anak punk menghasilkan sebuah karya dan produksi merupakan bagian dari komunitas punk yang dimiliki dan memberikan kontribusi yang sangat besar baik untuk komunitasnya maupun untuk pribadi anak punk tersebut. Seperti yang telah dituturkan oleh informan: “Per-minggu berkisar Rp. 250-300.000,- tapi kadang tak menentu juga, Penghasilan perbulan bisa mencapai Rp. 1.500.000,- bahkan bisa lebih dari itu”.11 Usaha Taring Babi untuk hidup berdikari, membuat mereka bertahan hingga sekarang. Proses itu pula yang membuat mereka bisa hidup berdampingan secara baik dengan masyarakat. Walaupun komunitas ini tidak mempunyai struktur yang jelas dan tidak memakai sistem kaderisasi dalam suatu kelompoknya, seperti organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas lainya pada umumnya mempunyai struktur dan pembagian kerja yang jelas pada setiap anggotanya. Akan tetapi, anak-anak punk dan komunitas ini sudah mempunyai pembagian kerja yang sangat jelas bagi masing-masing anak punk. Hal itu, dapat diliat sesuai kemampuan, keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh setiap anak-anak punk dalam bidang tertentu. Komunitas punk dan anak-anak punk ini sangat menjunjung tinggi salah satu orang yang merasa dituakan, dihargai, dan dihormati oleh para anggota komunitas punk baik komunitas ini maupun komunitas lainnya. Komunitas ini beranggotakan 5-8 orang anggota komunitas yang kadang sebagian anak-anak punk yang menetap di sanggar (tempat tinggal komunitas punk) bisa jadi jumlah tersebut melebihi dari 10 orang dikarenakan silih berganti dan ada yang datang dan pergi meninggalkan sanggar tersebut. Terkadang ada juga beberapa komunitas punk 11
Wawancara dengan Ujang (Salah Satu Anggota Komunitas Punk Taring Babi), Lenteng Agung, 16 Juli 2013.
59
yang berdomisili di luar Lenteng Agung datang untung menetap dan bertempat tingal di dalam sanggar tersebut. Kegiatan di dalam sanggar Taring Babi sangat positif jika ada acara-acara kegiatan rutin dari wilayah tersebut mereka tidak sungkan-sungkan turun langsung untuk membantu para warga lainnya.12 Maka dari itu warga disekitar tidak ingin mereka pergi dan ingin tetap bertahan kedepannya komunitas Taring Babi masih ingin belajar lebih banyak dari masyarakat dan menghasilkan karyakarya untuk dinikmati bersama.
C. Persepsi Komunitas Punk Taring Babi Terhadap Pendidikan Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas hati, marah, dan benci pada suatu yang tidak pada tempatnya (sosial, ekonomi, budaya) terutama pada tindakan yang menindas. Punk itu menyampaikan kritikan, mereka hidup bebas dan tetap bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya. Oleh sebab itu mereka menciptakan perlawanan yang hebat dengan realisasi musik, gaya hidup, komunitas dan kebudayaan sendiri.13 Menurut Mike (Salah satu pendiri komunitas punk Taring Babi) ’’punk itu identik dengan suatu kebebasan yang di dalamnya memiliki pesan-pesan yang bicara akan perubahan untuk sebuah keadilan bersama serta memberikan suatu motivasi mengenai bagaimana orang mamahami hidup dan lingkungannya sehingga mampu menjadi dirinya sendiri (be your self)’’.14 Berangkat dari ketidakpuasan terhadap berbagai sistem di Indonesia, komunitas punk Taring Babi pun memiliki pandangannya sendiri terhadap sistemsistem tersebut yang berada tidak pada tempatnya (tidak sesuai dengan tujuannya), termasuk dengan sistem pendidikan di Indonesia yang dinilai tidak mampu mencapai tujuan dari pendidikan di Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang berujung pada sebuah kesejahteraan hidup bagi masyarakat. 12
Wawancara dengan Ibu Tiki (Salah Satu Warga Sekitar Sanggar Taring Babi), Lenteng Agung, 16 Juli 2013. 13 G Widya. Punk Ideologi yang Disalahpahami. (Jogjakarta: Garasi House Of Book, 2010), h.12. 14 Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
60
Biaya pendidikan di Indonesia yang menjulang tinggi menyebabkan pendidikan tidak bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga citacita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan dan menciptakan kesejahteraan hidup rakyatnya belum terealisasikan. Hal tersebut diperparah dengan hadirnya orangorang yang tak bertanggung jawab di dalam tubuh sistem pendidikan Indonesia, seperti yang dikatakan oleh Bob, bahwa ”sistem pendidikan Indonesia adalah sebuah sistem yang korup yang tidak akan bisa dijadikan sebuah landasan untuk membangun bangsa ini menjadi maju”.15 Secara umum, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa (dewasa dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogies dan sosiologis). Sementara, pendidikan menurut komunitas punk Taring Babi adalah suatu proses yang menjadi pondasi agar kelak yang mengikuti proses tersebut mampu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. Ketika seseorang mampu bertahan hidup dengan kemampuan yang dimilikinya maka orang tersebut telah melalui proses pendidikan, meskipun bukan pendidikan formal (di sekolah atau di lembaga pendidikan formal lainnya). Jadi, menurut komunitas punk Taring Babi hasil dari suatu pendidikan bukan dilihat berdasarkan ijazah yang dimiliki, tetapi suatu kemampuan yang mampu membuat seseorang, minimal untuk bertahan hidup.16 Skill atau keahlian adalah pendidikan yang lebih penting dibanding bidang kelimuan atau sekolah. Pentingnya pendidikan oleh komunitas punk Taring Babi diaplikasikan ke dalam bentuk berbagai macam keahlian seperti sablon kaos, cukil kayu, workshop ke kampus-kampus ataupun tato.
15
Wawancara dengan Bob (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 16 Rangkuman wawancara dengan komuitas punk Taring Babi (Mike, Bob, Gembel, Ujang, Erwan dan Bule) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
61
Hal tersebut senada dengan pengertian pendidikan menurut Theodor Brameld, bahwa pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah). Lebih lanjut, Mike mengatakan bahwa “pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan mendasar, karena tak dapat dipungkiri pendidikan merupakan pondasi untuk membawa suatu perubahan, baik itu perubahan untuk individu maupun bangsa”.17 Pendidikan di Indonesia seharusnya dapat menyentuh dan dirasakan oleh segenap masyarakat di Indonesia, tanpa memandang strata sosial. Sesuai dengan yang dikatakan Drs. Dirto Hadisusanto, bahwa: Ruang lingkup pendidikan sangat luas, hal ini dikarenakan pendidikan harus menyentuh segala segi kehidupan manusia, bangsa dan negara, nasional, internasional, bahkan dunia dan akhirat. Pendidikan mempunyai peran penting dalam suatu pembangunan negara dan bangsa. Dengan pendidikan maka manusia mempunyai bekal dan modal dalam menjalani kehidupan guna pembanguna negara dan bangsa.18 Menurut komunitas Taring Babi masalah yang dihadapi dalam pendidikan di Indonesia ada beberapa hal, misalnya kurangnya pemerataan pendidikan karena pendidikan hanya dirasakan oleh kaum menengah keatas saja sehingga kaum marjinal (terpinggirkan) tidak bisa merasakan pendidikan serta faktor biaya pendidikan di Indonesia yang terlalu mahal yang membuat kaum menengah ke bawah tidak bisa mengenyam pendidikan sehingga banyak anak-anak jalanan atau anak punk yang tidak dapat merasakan bangku sekolah dan lebih memilih jalan 17
Wawancara dengan Mike (Pendiri Komunitas Punk Taring Babi) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013. 18 Dirto Hadisusanto, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Prenada Media Group: Jakarta, 1995), h. 57.
62
hidup menjadi anak punk atau anak jalanan ketimbang harus bersekolah.19 Hal ini senada dengan lagu atau lirik yang dibuat oleh komunitas punk Marjinal mengenai masalah Pendidikan di Indonesia dengan judul “Aku Mau Sekolah Gratis”
19
Rangkuman wawancara dengan komuitas punk Taring Babi (Mike, Bob, Gembel, Ujang, Erwan dan Bule) di Sanggar Komunitas Punk Taring Babi, Lenteng Agung,16 Juli 2013.
BAB V PENUTUP Alhamdulillah dengan rahmat, hidayat dan taufik Allah SWT, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam penutup ini, penulis mengutarakan beberapa kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan Komunitas Punk sebagai sebuah pandangan secara baik teraplikasikan dalam budaya yang mereka jalankan sehari-hari. Perilaku yang dijalankan punkers merupakan upaya pemaknaan atas pandangan hidup yang mereka anut. Punk memiliki ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya busananya seperti potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge, sepatu boots, jeans ketat, badan bertato, dan hidup di jalan-jalan. Punk lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati, marah dan benci. Rasa tidak puas hati dan marah pada sesuatu terutama tindakan yang menindas ditunjukkan dan dimasukkan ke dalam musik dan pakaian mereka hingga terbentuk menjadi sebuah komunitas. Pendidikan menurut komunitas punk Taring Babi adalah suatu proses yang menjadi fondasi agar kelak yang mengikuti proses tersebut mampu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. Ketika seseorang mampu bertahan hidup dengan kemampuan yang dimilikinya maka orang tersebut telah melalui proses pendidikan, meskipun bukan pendidikan formal (di sekolah atau di lembaga pendidikan formal lainnya). Jadi, menurut komunitas punk marjinal hasil dari suatu pendidikan bukan dilihat berdasarkan ijazah yang dimiliki, tetapi suatu kemampuan yang mampu membuat seseorang, minimal untuk bertahan hidup dan menghasilkan sebuah karya. Pendidikan yang tepat seharusnya diberikan kepada anak-anak punk adalah pendidikan luar sekolah karena peran dari pendidikan luar sekolah memberikan seseorang memperoleh informasi-informasi
pengetahuan, latihan ataupun
bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan
63
64
mengembangkan keterampilan maupun sikap-sikap yang efektif dalam lingkungan masyarakat sekitar. Pendidikan luar sekolah merupakan pengganti pendidikan sekolah (formal) yang menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak komunitas punk karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki dunia pendidikan sekolah yang umumnya sekolah dasar.
B. Saran 1. Komunitas Punk bisa lebih mengembangkan kreatif dan inovatif nya sehingga dapat memberdayakan masyarakat sekitar di kecamatan Lenteng Agung. 2. Pemerintah harusnya harus memperhatikan masyarakat kelas menengah kebawah agar program pemerataan pendidikan yamg tepat sasaran. 3. Masyarakat jangan menilai punk dari sisi negatifnya akan tetapi harus melihat posisi positifnya juga. 4. Pemerintah seharusnya mendukung kegiatan anak punk yang positi dengan karya-karya mereka dengan memberikan modal agar bisa mengembangkan usaha kecil dan menengah pada komunitas punk. 5. Pemerintah seharusnya memberikan Pendidikan wiraswasta kepada anak punk agar mengurangi penganguran dan kemiskinan. 6. Bagi pembelajaran sosiologi, sebagai bahan pengayaan terutama mengenai konsep konsep budaya dan sosial di masyarakat serta pendidikan dalam pembelajaran sosiologi pendidikan. 7. Pemerintah juga harusnya memfasilitasi mereka untuk dapat menyalurkan aspirasi mereka dan memberikan pengertian bagaimana menyampaikan aspirasi yang baik tanpa harus menyepelekan nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1991, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta. Dario, Agoes, 2007, Sosiologi Perkembangan Remaja, PT Raja Graffindo Persada, Jakarta. Faisal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asih Asah Asuh, Malang. G, Widya, 2010, Punk: Ideologi yang Disalahpahami, Garasi House of Book, Yogyakarta. Gerungan, WA, 2004, Psikologi Sosial, PT Refika Adima, Bandung. Goode, William J, 2007, Sosiologi Keluarga, PT Bumi Aksara, Jakarta. Gunawan, Ary H, 2010, Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisi Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Hadi, Ahmad Fikri, “Perkembangan Musik Punk di Amerika”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2008, dipublikasikan. Hadisusanto, Dirto, 1995, Pengantar Ilmu Pendidikan, [p.p], [p.t]. Hebdige, Dick, 1999, Asal-usul dan Ideologi Subkultur Punk, Penerbit Buku Baik, Yogyakarta. Hermawan, Bambang, “Wacana Kritik Lirik Musik Rock: Studi Analisis Wacana Kritikal Musik Underground”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok, 2003, tidak dipublikasikan. Moleong, Lexy J., 1997, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Murti, “Keberagaman Komunitas Punk”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007, dipublikasikan. Naim, Ngainun dan Achmad Sauqi, 2012, Pendidikan Multikultural (Konsep dan Aplikasi), Ar-ruzz Media, Yogyakarta. Nasution, 1996, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung.
65
66
Sabri, Muhammad Alisuf, 2005, Solidaritas Pengantar Ilmu Pendidikan, Daras Karya Indonesia, Jakarta. Saleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, 2004, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Kencana, Jakarta. Sarwono, Sarlito Wirawan dan Eko A. Weinarno, 2011, Psikologi Sosial, Salemba Humanika, Jakarta. Slameto, 2003, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Soyomukti, Nuraini, 2010, Teori-teori Pendidikan, Ar-ruzz Media , Yogyakarta. Subyantoro, Arief dan FX. Suwarto, 2007, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Suyanto, Bagong dan Sutinah, 2005, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana, Jakarta. Syah, Muhibbi, 2006, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta. Wahono, Francis , Kapitalisme Pendidikan. (Yogyakarta : Insist Press, 2001) h.3
Yunus Firdaus, Muhammad, 2004, Pendidikan Berbasis Realita Sosial, Logung Pustaka, Yogyakarta.
Atwar Bajari, “Mengolah data dalam Penelitian Kualitatif” http://atwarbajari.wordpress.com/2009/04/18/mengolah-data-dalampenelitian-kualitatif, (diakses pada hari Minggu tanggal 03 Februari 2013 Pukul 15.09).
67
Adiy Anugrahadi, ”Pengaruh komunitas Punk Terhadap Perilaku Remaja,” http:// Siswa.UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/pengaruh-komunitaspunkterhadap-perilaku-remaja-indonesia/, (diakses pada 26 Agustus 2014). Erick Ningrat, “Komunitas Punk Siapa Mereka” http://www.ericningrat.wordpress.com/2009/01/24%E2%80%A6kehidupan-atau-, (diakses pada 16 Juni 2014 Pukul 11.00). Fathun Karib, “Sejarah Komunitas Punk” http;//www.jakartabeat.net/music/kanal-musikilasan/147-sejarahkomunitaspunk-jakarta-bagian-1.html (diakses pada hari Minggu, 03 Maret 2013 Pukul 11.16). Appassionable,”Ceritapunk”http://apassionable.tumblr.com/post/18311587748/pu nkceritaterkuburlangit (diakses pada Selasa tanggal 08 Mei 2013 Pukul 12.40).
Lampiran 2
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
Waktu observasi No
1
2
3
4
5
: 7 Maret 2013 s/d Januari 2014
Aspek yang Diamati
Membaur dengan warga sekitar sanggar
Latihan musik
Sablon kaos
Mentato
Diskusi
Ya
Tidak
Keterangan
Sanggar komunitas punk tari babi setiap minggu ikut kerja bakti bersama warga dan selalu membuka pintunya buat siapa aja yang ingin belajar di sanggar komunitas.
Latihan musik dilakukan apabila komunitas punk ingin tampil atau ada acara event di luar dan membuat lagu bersama-sama dengan anggota punk lainya di sanggar.
Kegiatan ini dilakukan apabila ada yang ingin memesan tshirt dari komunitas ini dan biasanya sablon kaos ini disalurkan ke distro-distro yang ada di sekitaran lenteng agung.
Menato dilakukan apabila ada yang ingin di tattoo biasanya langsung datang ke sanggar taring babi dan langsung dikerjakan oleh bob selaku tattoo artist
Ketika di sanggar sedang ramai bob dan mike berdiskusi dengan para anggota punk taring babi sekedar menceritakan pengalaman atau memberikan pembekalan kepada anak
Lampiran 2
punk.
6
Pembekalan kesenian
Seringnya memberikan workshop tentang seni cukil dan seni sablon kepada masyarakat disekitar sanggar dan ke kampus-kampus (lewat pameran)
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: : : : : : :
B. Berita Wawancara 1.
Sudah berapa lama anda menjadi anggota komunitas punk?
2. Apa yang anda ketahui tentang punk? 3. Seperti apakah punk itu? 4. Siapa yang pertama kali mengenalkan anda tentang punk? 5. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? 6. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? 7. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? 8. Apa latar belakang pendidikan anda? 9. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? 10. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? 11. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda?
2. Pedoman Wawancara Untuk Tokoh Punk Taring Babi A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: : : : : : :
Lampiran 3
B. Berita Wawancara 1. Sudah berapa lama anda menjadi anggota komunitas punk? 2. Apa yang anda ketahui tentang punk? 3. Seperti apakah punk itu? 4. Siapa yang pertama kali mengenalkan anda tentang punk? 5. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? 6.
Bagaimana awal terbentuknya komunitas punk taring babi?
7.
Apa yang membedakan komunitas punk taring babi dengan komunitas punk lainnya?
8. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? 9. Apa latar belakang pendidikan anda? 10. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? 11. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? 12. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? 13. Bagaimana agar pendidikan di Indonesia ini bisa sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri?
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Bobby Adam Firman : 36 : Islam : SMA : Musisi : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Wah kalo nanya udah berapa lama menjadi anak punk gw udah lama Banget sekitar 15 tahunan lah
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Punk sebagai pilihan hidup atau bisa dibilang juga jalan hidup ga Cuma mesti dandanan aja sebagai anak punk akan tetapi kita resapi makna punk itu sendiri. 3. Kenal punk dari mana bang? Awalnya gw kenal punk dari temen gw lebih awalnya lagi gw tertarik dengan musik-musik punk yang hentakannya berbeda. 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Awalnya sih ga tertarik kemudian kita belajar dari proses tersebut lama –lama menjadi anak punk dan makin suka sama yang namanya punk karena menyukai konsep punk yang disebut Do It Your self ( DIY) atau melakukannya sendiri. 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? Gw biasa bikin Tatto terus juga nge band dengan Band Marjinal selain itu juga gw menjadi kepala rumah tangga dirumah .
Lampiran 4
6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika ada di dalam sanggar? Ga nentu juga kadang ya ada yang bikin Tatto suka ngasih lebih kadang juga ga di tarifin untuk biayanya. Jadi, kalo nanya pendapatan ya relatif kadang besar kadang juga kecil. Itupun juga uangnya buat membiayai kehidupan yang ada di sanggar kaya bayar listrik,buat uang kontrakan bulanan dll. 7. Apa latar belakang pendidikan anda? Terakhir sampe SMA aja. Dulu sih sempet kuliah di Graffika Jakarta Lebak Bulus terus gw ngerasa apa yang gw pelajarin di kampus udah dapet apa yang gw pelajarin diluar sana jadinya gw gausah kuliah lagi. 8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? Kalo menurut gw sisitem pendidikan di Indonesia yang korup bagaimana mau bisa jadikan bangsa ini maju kalo sekolah aja mahal terus juga 9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Ya Penting 10. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? Penting sih tapi kalo sekolah aja mahal gimana mau sekolah sampe tingkat atas
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Bule : 19 Tahun : Islam : SD : Seniman Musik : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Kurang lebih udeh 3 taunan, dari taun 2010.
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Intinya si jadi diri sendiri, kaga ikut-ikutan orang lain. 3. Kenal punk dari mana bang? Dari om gw (Mike). 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Ya awalnya si ga suka, Cuma lama-lama tertarik juga, terutama pas gabung ke marjinal (band taring babi). 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? Banyak, ya ada aja kegiatannya kaya berkunjung ke rumah kawan kalo ngga ya main ke Setu Babakan buat mancing. 6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? Ga tentu sih kadang 50 paling besar kadang juga nyampe 100an. 7. Apa latar belakang pendidikan anda? Gw mah sekolah sampe SD aja 8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda?
Lampiran 4
Pendidikan penting, tapi ya mau gimana lagi kalo sekolah mahal susah juga kita ngikutinnya. 9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Penting 10. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? Ya buat masa depan kita
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Erwan : 40 : Islam : SD : Musisi : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Lumayan dah sekitar 7 tahunan
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Punk ga Cuma buat gaya-gayaan tapi punk dijadikan ideologi. 3. Kenal punk dari mana bang? Sebenarnya udah tau lama dari lingkungan temen tapi baru terjun ke punk ya dari tahun 2007. 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Gw melihat punk berbeda dari yang lain aja 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? Paling ngeband-ngeband aja sama masarin hasil karya dari band Marjinal ke distro-distro 6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? Ga gede gede amat ya tau sendiri lah berapa 7. Apa latar belakang pendidikan anda? Hahahaha Cuma sampe pakaian merah putih aja gw 8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? Intinya sekolah mahal dang w minta pendidikan di gratis kan haha
Lampiran 4
9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Penting ga penting juga sih percuma aja punya ijasah tapi ga punya pekerjaan 10. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? Pengalaman lebih berharga ketimbang pendidikan sekolah belum tentu yang disekolah bisa kaya kita gini menghasilkan sebuah karya
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Warga A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Tiki : 40 : Islam : SD : Musisi : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Ibu sudah lama tinggal di Gg Setiabudi? Lumayan deh dari tahun 90an
2. Kalo menurut ibu, punk itu gimana si? Ya kalo dilihat dari penampilan menyeramkan tapi hatinya baik kok 3. Bagaimana warga disekitan menerima anak punk disini? Awal mulanya sih warga disini sempet takut tapi lama kelamaan melihat dari sisi lain anak punk nya anak punk disini baik – baik lalu warga menerima dan mereka berbaur dengan masyarakat. 4. Apa saja kontribusi komunitas punk taring babi buat masyarakat? Kalo ditanya itu sudah banyak. Komunitas punk taring babi biasanya ngikut kerja bakti seminggu sekali dan ga sungkan membantu warga kalo ada yang mau hajatan. 5. Yang ibu lihat kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya di sanggar tersebut? Paling ngecukil kayu, membuat sablonan baju atau ngebuat lagu aja sama masarin hasil karya nya dan masarin 6. Sisi negatif keberadaan komunitas punk ini gimana bu? Kayanya ga ada soalnya anak punk disini gapernah yang macemmacem
Lampiran 4
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Gembel : 18 : Islam : SD : Pengamen : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Ya bisa dikata dari 2012 an sekitar 2 tahunan lah
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Punk
identik
dengan
kebebasan
tapi
kebebasan
yang
bisa
dipertanggungjawabkan kedepannya. 3. Kenal punk dari mana bang? Awalnya sih dari temen terus dikenalin sama music punk ya lamalama gw mulai suka sama punk 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Karna udah terlanjur suka dari awal ya mending gw terjun langsung menjadi anak punk 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? Gw biasa ngamen, kadang juga gw bantu-bantu di Setu babakan bantu usaha temen gw disitu. 6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? Dikit paling banyak juga 40rb an 7. Apa latar belakang pendidikan anda? Ya gw sempet ampe SD aje
Lampiran 4
8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? Pendidikan ga Cuma disekolah aja kan pendidikan paling beharga ya dijalan karna pengalaman adalah hal yang paling berharga Pendidikan penting, tapi ya mau gimana lagi kalo sekolah mahal susah juga kita ngikutinnya. 9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Penting juga sih 10. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? kalo kaga sekolah kaga ada ijasah susah juga buat kerja kalo sekarangsekarang
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Mike : 36 : Islam : SMA : Musisi : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Dari selesai Sma udah kenal punk dan mulai mendalami punk dan Ketemu Bob tahun 1997 dan sama-sama menyukai konsep punk.
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Punk adalah kebebasan dan semangat yang bagaimana ialah semangat yang untuk perubahan dan tidak ketergantungan terhadap sesuatu dan melalui proses kreatif serta peduli dengan lingkungan sekitar. Kemudian punk sebuah semangat untuk menghadapi hidup dengan sebuah kreativitas tinggi. 3. Kenal punk dari mana bang? Kenal punk awal pertama ya dari teman ya dengan pemahaman yang ada sama mike, mungkin awal cuma memahami dari musik, style dan lama-lama mulai terjun kedalam punk. 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Punk mengajarkan banyak hal dan gabisa didaptkan dari yang lain terus bisa memahami hidup dan semangat kemandirian 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi?
Lampiran 4
Biasa paling manggung-manggung aja diluar sama band marjinal ya kalo ngga ada kegiatan paling mancing sama anak-anak. 6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika ada di dalam sanggar? Ya ga nentu soalnya pendapatan dari kegiatan-kegiatan usaha dipakai buat membiayai komunitas kaya sewa rumah, memenuhi kebutuhan lain. 7. Apa latar belakang pendidikan anda? Sampe SMA aja, dulu sih sempet kuliah di Graffika Jakarta Lebak Bulus terus gw ngerasa kurang nyaman untuk melalui proses itu dan lebih focus buat mengembangkan komunitas aja sama band. 8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda? Kalo di Indonesia pendidikan Indonesia sudah masuk dalam kapitalisme sehingga tidak ada keadilan jadi hanya orang yang kaum menengah keatas bisa merasakan pendidikan. 9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Ya sangat penting Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? Penting sih tapi kalo pendidikan untuk memoderenasi suatu keadaan dan pendidikan suatu pondasi yang bisa membawa suatu perubahan suatu bangsa, tanpa hal itu yang terjadi adalah suatu keterpurukan.
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pedoman Wawancara Untuk Anggota Komunitas Punk A. Latar Belakang Informan Nama Umur Agama Pendidikan Profesi Tempat Hari dan tanggal
: Ujang : 26 : Islam : SD : Seniman : Sanggar Taring Babi (Gg. Setia Budi Kel. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan) : Selasa, 16 Juli 2013
B. Berita Wawancara 1.
Kalo abang udah lama jadi anak punk? Lumayan dah sekitar 7 tahunan
2. Kalo menurut abang, punk itu gimana si? Punk ga Cuma musik aja tapi punk bisa dibilang sebagai gaya hidup. 3. Kenal punk dari mana bang? Kenal punk dari temen terus diajakin buat ngikut ke aliran music punk padahal sebelumnya gw gatau apa yang namanya punk. 4. Mengapa lebih memilih jalan menjadi anak punk? Ya nyaman aja sama gw yang sekarang ga merasa tertekan atau dikekang 5. Kegiatan apa saja yang dilakukan anda setiap harinya jika tidak ada di lingkungan komunitas punk taring babi? Gw biasa bikin Tatto diluar kadang juga ya ngeband aja 6. Berapa Pendapatan sehari-hari jika mencari rizki di jalan? Yah paling sekitar 35an sampe 50an sehari itupun juga jarang kalo sampe dapet gede 7. Apa latar belakang pendidikan anda? SD aja gw mah 8. Bagaimana makna pendidikan menurut anda?
Lampiran 4
Waduh bicara pendidikan gw ga begitu ngerti masalah pendidikan sekolah aja Cuma sampe SD 9. Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda? Ya Penting 10. Alasan penting/tidaknya pendidikan bagi anda? Penting sih tapi kalo sekolah aja mahal gimana mau sekolah sampe tingkat atas
Lampiran 5
Pedoman Studi Dokumentasi
No 1
Jenis Data Foto- foto Komunitas Punk
Sumber Data Komunitas Taring Babi
Taring Babi 2
Profil kelurahan Srengseng
Kantor Kelurahan Srengseng Sawah
Sawah 3
Surat Pengantar Penelitian
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8
Foto- foto Komunitas Taring Babi dalam kesehariannya
Lampiran 8