1 PERSEPSI KAUM PEREMPUAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PNMP STUDI KASUS KELOMPOK PEREMPUAN KECAMATAN TANAH PASIR, ACEH UTARA
Ghazali Syamni* Rasyimah* Muammar** *Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe **Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lhokseumawawe
Abstract The purpose of this study was to analyze the perception of women in the women's savings and credit groups of women PNMP case studies Tanah Pasir, North Aceh . The data used in this study were 68 groups of SPP Credit (Savings and Loans Female) in District PNPM Rural Tanah Pasir, North Aceh. Data obtained by distributing questionnaires to the respondents and for filling the questionnaire , the researcher accompanied the respondent that if there is no clear statement can be directly explained to respondents with no intention directing respondents completed the questionnaire and collected stuffed back later researchers examine the completeness of the respondents' answers. The method of data analysis used in this study is descriptive and quantitative. Data interpretation is done by categorizing the percentage of respondents score by comparing actual score with the ideal score. Value of the maximum score is 5/5 = 100 % and a minimum of 1/5 = 20 % ( Sugiyono , 2009). The study found that women welcomed the SPP PNPM program because the program elicits the help of their efforts and avoid the middleman.
PENDAHULUAN Indonesia
memiliki
persoalan
kemiskinan
dan
pengangguran.
Permasalahan
kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Kemiskinan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu material dan kultural. Dua sudut pandang tersebut mempunyai asumsi yang berbeda tentang cara penanganan kemiskinan. Strategi penanganan kemiskinan tidak hanya mempunyai nuansa material saja namun juga ada makna perubahan kultural (Huraerah, 2008:16). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan salah satu program pembangunan yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di tingkat pedesaan dan perkotaan yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis, dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, yang ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan lagi obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan (Depdagri, 2008). Propinsi Aceh sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber daya yang banyak dan
2 kucuran dana yang melimpah, tetapi pada kenyataannya kemiskinan di Aceh menduduki urutan ke tujuh dalam 10 besar propinsi dengan angka kemiskinan tertinggi. Menurut data Biro Pusat Statistik periode maret 2009 - maret 2010, Propinsi Papua Barat menduduki urutan pertama, Papua di urutan kedua, Maluku di urutan ketiga, Sulawesi Selatan diurutan ke empat, NTB, di urutan kelima, NTT di urutan ke enam, dan Aceh berada di urutan ketujuh, kemudian disusul dibahwahnya adalah propinsi Bangka Belitung, Gorontalo, dan Sumatera Selatan (http://bisnis.vivanews.com). Sumber Bapeda Aceh juga menyebutkan bahwa rekontruksi telah mendorong berkurangnya jumlah penduduk miskin sebanyak 190.000 orang (periode 2006-2008), di tahun 2006 tingkat kemiskinan adalah sebesar 28,28 persen (1.149.700 orang) menjadi 26,65 persen (1.083.700) pada tahun 2007, dan turun menjadi 23,53 persen (959.700 orang) Maret 2008, dan tahun 2009 turun lagi menjadi 21,83 persen. Walaupun angka kemiskinan di Aceh turun lebih dari 2 persen setiap tahun, namun hingga tahun 2009 jumlah masyarakat miskin di Aceh masih di atas rata-rata nasional yang hanya sekitar 13,33 persen. (http://www.irepirff.org). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yaitu pembangunan sarana untuk masyarakat, Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) untuk membuka atau mengembangkan usaha, peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan dilaksanakannya pengembangan keterampilan masyarakat, pelayanan dalam bidang kesehatan
dan
pendidikan
(http://www.pnpmperdesaan.or.id).
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mardiri Perdesaan merupakan program pembangunan desa yang bertujuan untuk menangani masalah kemiskinan dan mendorong masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan di desanya, karena tingkat partisipasi masyarakat
dalam
pembangunan
desa
sangat
menentukan
tingkat
keberhasilan
pembangunan. Dari uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi kaum perempuan pada simpan pinjam perempuan PNMP studi kasus kelompok perempuan Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara. LITERATUR Pemberdayaan masyarakat Kartasasmita (1996) mendefinisikan pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya. Kusmuljono (2009:15). Pemberdayaan masyarakat mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat bargaining position masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan di segala bidang kehidupan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan
3 yang berbasis partisipasi yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar masyarakat miskin menuju masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan takwa (Sumodiningrat, 2009:60). Dari uraian di atas dapat disimpulkan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu kegiatan masyarakat dari pemerintah untuk membuat masyarakat lebih mandiri.
Pengertian SPP PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) merupakan salah satu program pemerintah yang pro rakyat untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan (Pedoman Umum PNPM, 2007:19). Perempuan menjadi salah satu sasaran utama dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, mengingat tujuan khusus PNPM Mandiri Perdesaan diantaranya adalah meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok
perempuan,
dalam
pengambilan
keputusan
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan dan pelestarian pembangunan. Keluaran program terjadinya peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian (http://pnpmperdesaanwaykanan.wordpress.com). Pemberdayaan kelompok perempuan melalui PNPM Mandiri Perdesaan merupakan suatu upaya menumbuhkan motivasi dan membuka kesempatan pada masyarakat, khususnya kelompok-kelompok perempuan di wilayah-wilayah perdesaan, untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan cara memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan yang mereka miliki dan sekaligus menempatkan mereka sebagai salah satu stakeholder aktif. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dianggap memberikan manfaat yang besar dalam mengembangkan usaha penerima, menambah kapasitas keuangan keluarga dan menggeser keberadaan rentenir. Penerima program menggunakan dana SPP untuk mengembangkan usaha lama dan membina usaha baru. Pelaksana program memang mensyaratkan bahwa calon penerima harus sudah memiliki usaha terlebih dahulu. Sebagian kecil dana SPP digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendesak. SPP juga dianggap berperan mengurangi ketergantungan warga pada rentenir karena SPP menawarkan bunga yang kompetitif dan prosedur yang tidak berbelitbelit bagi calon peminjam yang sudah memiliki usaha (Syukri, et.al., 2013:9)
4 Mekanisme Pengelolaan Dana SPP Pemberdayaan perempuan, pengembangan lembaga keuangan mikro dengan strategi ini telah membuka jalan bagi kelompok perempuan miskin untuk meningkatkan kesejahteraan, dimana; mereka dapat meminjam uang setiap saat dengan prosedur yang gampang, bunga yang murah, dan keuntungan pun akan kembali untuk mereka. Pinjaman dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha, biaya sekolah anak, dan juga kebutuhan sehari-hari yang mendesak. Namun, hampir sama dengan bantuan lainnya pembagian pinjaman tersebut ada kriterianya. Bentuk kegiatan SPP adalah memberikan dana pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman. Adapun ketentuan kelompok SPP sangatlah mudah. Pertama,kelompok yang dikelola dan anggotanya perempuan yang satu sama lain saling mengenal, memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah berjalan sekurang-kurangnya satu tahun. Kedua, Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana simpanan dan dana pinjaman yang telah disepakati. Ketiga, telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota. Keempat, kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung dengan baik. Dan kelima, mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan salah satu kegiatan program dari PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa kegiatan perguliran dana untuk menjadikan masyarakat miskin perdesaan khususnya kaum perempuan lebih berdaya. Pemberdayaan yang dimaksud merupakan ketersediaan pilihan bagi masyarakat miskin untuk memanfaatkan peluang usaha sehingga mendapatkan tambahan pendapatan. Pengambilan keputusan untuk menentukan jumlah alokasi dana untuk SPP dikendalai oleh jumlah alokasi dana untuk pembangunan sarana/ prasarana. Semakin besar proporsi dana untuk fasilitas sarana dan prasarana, maka semakin kecil ketersediaan dana untuk kegiatan SPP. Sedangkan keputusan pembiayaan kegiatan SPP ditentukan oleh kelayakan proposal yang diajukan oleh kelompok SPP. Pengorganisasian kelompok SPP dapat dilakukan dengan memanfaatkan organisasiorganisasi lokal baik formal maupu informal yang sudah ada dalam lingkungan masyarakat, seperti kelompok dasa wisma atau kelompok pengajian. Kelompok SPP dapat mengakses dana untuk usaha produktif maupun untuk keperluan keluarga, seperti untuk biaya pendidikan. Kredit yang disalurkan kepada kelompok diharapkan menjadi penggerak aktivitas-aktivitas produktif yang mampu memberikan nilai tambah bagi anggota kelompok. Kredit berkelompok memiliki akses yang relatif lebih besar dibandingkan kredit individu karena berkaitan dengan besarnya posisi tawar kelompok (Ismawan, 2001:63).
5 Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM secara kelompok merupakan salah satu cara untuk mengurangi kesalahan penggunaan dana kredit (moral hazard) dan mengurangi resiko kredit bermasalah. Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan program PNPM MP, akan tetapi perlu memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan, yaitu sebagai berikut: Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi. Dalam MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi Ketentuan dan Persyaratan untuk kegiatan SPP sehingga pelaku-pelaku tingkat desa memahami adanya kegiatan SPP dan dapat memanfaatkannya, Musdes Sosialisasi SPP,
Musyawarah Dusun,
Proses Identifikasi Kelompok melalui musyawarah di
dusun/kampung., Musyawarah Desa dan MKP. Musyawarah ini merupakan tahapan seleksi di tingkat desa adalah, Verifikasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses verifikasi kegiatan SPP. Jadi, mekanismen penyaluran SPP ini juga memiliki proses atau prosedur standar agar pinjaman diberikan kepada kelompok tertentu, meskipun tidak sampai mengenal istilah 5C. METODE PENELITIAN Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data dengan membagikan angket kepada responden dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti dan diperoleh langsung. Penelitian ini dilakukan di Kec. Tanah Pasir terhadap kelompok yang menerima bantuan Kredit SPP (Simpan Pinjam Perempuan) PNPM Mandiri Pedesaan berjumlah 68 kelompok. Data diperoleh dengan mengisi angket dan selama pengisian angket, peneliti mendampingi responden agar pernyataan yang tidak jelas dapat langsung menjelaskan kepada responden, diisi dikumpulkan kembali kemudian peneliti memeriksa kelengkapan jawaban responden. Menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami maksud penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan variabel karya ilmiah ini.
Pemberian bantuan Simpan
Pinjam Perempuan merupakan salah satu kegiatan PNPM-MP yang dalam kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Peningkatan peningkatan pendapatan perempuan adalah segala kegiatan dan upaya perempuan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya setelah menerima bantuan. Pengujian Validitas, Reliabilitas Uji Validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item Dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah instrumen dikatakan valid, jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Ghozali, 2001: 45). Uji validitas
6 dilakukan dengan analisa item, dimana setiap nilai yang diperoleh untuk setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel. Uji korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah taraf signifikansi 5% atau nilai r ≥0,05 (Sugiyono 2001:116). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengulangan. Konsistensi internal itemitem pertanyaan dalam kuesioner akan diukur dengan nilai koefisien cronbach alpha. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh rule of thumb atau tingginya cronbach alpha, dengan nilai alpha antara 0,8 sampai 0,1 dikategorikan reliabilitas baik, nilai alpha antara 0,6 sampai 0,79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima, dan nilai alpha kurang dari 0,6 dikategorikan reliabilitas kurang baik (Sekaran, 2006 dan Hair et al., 1998). Metode Analisis Data Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode analisi data yang menggunakan perhitungan angka-angka untuk mengambil suatu keputusan didalam memecahkan masalah. Interpretasi data dilakukan
dengan
prinsip
kategorisasi.
Sugiyono
(2009:135)
mengatakan
prinsip
kategorisasi jumlah skor tanggapan responden didasarkan persentase skor jawaban responden dengan membandingkan skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual merupakan adalah jumlah skor jawaban responden sedangkan skor ideal adalah jumlah skor maksimum atau jumlah responden jumlah pernyataan 5. Selanjutnya persentase skor jawaban responden yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan rentang persentase skor maksimum (5/5=100%) dan skor minimum (1/5= 20%). Analisis deskriptif dilakukan mengacu kepada setiap indikator yang ada pada setiap variabel yang diteliti. Jika skor 20.00%–36.00% kriteria tidak baik atau sangat rendah, skor 36.01%–52.00% kriteria kurang baik atau rendah, skor 52.01%–68.00% kriteria cukup atau sedang, skor 68.01%–84.00% kriteria baik atau tinggi, dan skor 84.01%–100% kriteria sangat tinggi atau sangat baik (Sugiono, 2009:135).
PEMBAHASAN Profil Kecamatan Tanah Pasir Kecamatan Tanah Pasir adalah salah satu kecamatan yang terletak di pesisir timur Kabupaten Aceh Utara dengan ibu kotanya Keude Tanah Pasir. Tahun 2013 ada 68 kelompok yang mengambil dana kredit simpan pinjam perempuan PNPM dari 78 kelompok yang mengajukan dana tersebut. Jenis usaha kelompok peminjam beragam terdiri dari perdagangan umum, aneka indusri, pertanian dan peternakan. Rata–rata kelompok yang
7 mengambil dana simpan pinjam perempuan tersebut berstatus berkembang dengan dana yang dikelola sebesar Rp 1.986.071.000 per 30 November 2013. Hasil Uji Validitas Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji pearson product-moment coeffisient correlation dengan bantuan program komputer Statistical product and service Solution (SPSS) versi.17.0. Berdasarkan output komputer menunjukkan seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikan di bawah 0,05 (5%). Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai koefesien korelasi yang diperoleh untuk masing-masing pertanyaan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment hasilnya menunjukkan bahwa semua pertanyaan mempunyai nilai korelasi di atas 0,30 (Lihat Tabel 2 dan Tabel 3).
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Pemberikan Kredit Simpan Pinjam Nomor Indeks Nilai Item Validitas Kritis Item 1 0,421 0,30 Item 2 0,373 0,30 Item 3 0,613 0,30 Item 4 0,396 0,30 Item 5 0,346 0,30 Item 6 0,326 0,30 Item 7 0,391 0,30 omor Indeks Nilai Item Validitas Kritis Item 1 0,30 0,388 Item 2 0,30 0,470 Item 3 0,30 0,417 Item 4 0,30 0,650 Item 5 0,30 0,517 Item 6 0,30 0,478
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nomor Item Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Nomor Item Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
Indeks Validitas 0,391 0,418 0,358 0,590 0,327 0,338 0,450 Indeks Validitas 0,525 0,558 0,394 0,404 0,515
Nilai Keterangan Kritis 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid Nilai Keterangan Kritis 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid 0,30 Valid
Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 2 di atas Hasil uji validitas terhadap 13 pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel pemberian kredit simpan pinjam dan 11 (sebelas) pernyataan yang diginakan untuk mengukur variabel peningkatan pendapatan perempuan, semua pernyataan dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan nilai koefisien korelasi item pernyataan lebih besar dari nilai kritis (0,30).
Hasil Pengujian Reliabilitas Kehandalan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan bantuan program SPSS versi. 17.0 untuk melihat nilai Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini.
8 Tabel 4 Hasil Uji Relibilitas Variabel
Jumlah Pertanyaan
Cronbach’s Alpha
Keterangan
13
0,962
Reliabel
11
0,836
Reliabel
Pemberian kredit simpan pinjam perempuan Peningkatan pendapatan perempuan Sumber : Data Primer, 2014
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perolehan niilai cronbach alpha untuk variabel Pemberian Kredit simpan pinjam perempuan yang terdiri dari 13 item pertanyaan adalah sebesar 0,962. Peningkatan pendapatan perempuan yang terdiri dari 11 item pertanyaan diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,836. Jadi, dapat disimpulkan instrumen penelitian ini sangat baik atau sangat reliabel karena nilai cronbach alpha kedua variabelnya lebih besar 0,6 (Sekaran, 2003 dan Hair et al., 1998). Pemberian kredit simpan pinjam perempuan Pemberian kredit simpan pinjam perempuan merupakan suatu upaya menumbuhkan motivasi dan membuka kesempatan pada masyarakat, untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan cara memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan yang mereka miliki. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dianggap memberikan manfaat yang besar dalam mengembangkan usaha penerima, menambah kapasitas keuangan keluarga dan menggeser keberadaan rentenir. Penerima program menggunakan dana SPP untuk mengembangkan usaha lama dan membina usaha baru. Pelaksana program memang mensyaratkan bahwa calon penerima harus sudah memiliki usaha terlebih dahulu. Sebagian kecil dana SPP digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendesak. SPP juga dianggap berperan mengurangi ketergantungan warga pada rentenir karena SPP menawarkan bunga yang kompetitif dan prosedur yang tidak berbelit-belit bagi calon peminjam yang sudah memiliki usaha. Gambaran umum secara menyeluruh tentang pemberian kredit simpan pinjam perempuan maka dilakukan perhitungan persentase skor jawaban responden pada setiap butir pernyataan. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil seperti tampak dalam Tabel 5 dibawah ini. Pada Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel informasi manajemen sebesar 77,42% berada di antara interval 68 – 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pemberian Kredit Simpan Pinjam Perempuan berada dalam kategori baik. Selanjutnya bila dilihat bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar pernyataan juga berada pada interval 68-84 yang termasuk dalam kategori baik. Hanya indikator Pernyataan semua masyarakat mengetahui Program simpan Pinjam PNPM pada interval 84-100 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
9 Tabel 5 Persentase Skor Jawaban responden Pemberian Kredit SPP No
Indikator
Semua masyarakat mengetahui program simpan pinjam PNPM Dalam penyaluranya pengurus PNPM selalu berpedoman pada 2 aturan mengenai pemberian pinjaman dari program PNPM Penyaluran dana simpan pinjam 3 dari program PNPM sudah tepat sasaran Bunga yang ditawarkan lebih 4 rendah dari bunga bank Mudahnya proses pencairan 5 dana yang ditawarkan program Kegiatan usaha terganggu bila 6 tidak ada modal usaha Prosedur menjadi kelompok SPP 7 mudah Sebelum mendapatkan dana 8 Pinjaman, kelompok diverifikasi terlebih dahulu Semua masyarakat boleh 9 mengajukan dana simpan pinjam Masyarakat dapat mengakses 10 informasi dana SPP Usaha kegiatan dapat 11 memperlancar sumber penghasilan kelompok Kelompok yang menunggak 12 pembayaran dikenakan Sanksi Bagi kelompok yang berprestasi 13 diberikan bonus Total Sumber : Data diola, 2014 (diolah) 1
Skor Aktual
Skor % Skor Ideal Aktual
Kriteria
300
340
88,24
Sangat Baik
249
340
73,24
Baik
245
340
72,06
Baik
244
340
71,76
Baik
232
340
68,24
Baik
270
340
79,41
Baik
240
340
70,59
Baik
272
340
80,00
Baik
271
340
79,71
BBaik
266
340
78,24
Baik
279
340
82,06
Baik
273
340
80,29
Baik
281
340
82,65
Baik
3422
4420
77,42
Baik/Tinggi
Peningkatan Pendapatan Perempuan Peningkatan Pendapatan Perempuan dikecamatan tanah pasir akan terungkap melalui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan pada kuesioner. Peningkatan Pendapatan Perempuan diukur dengan 11 butir pernyataan. Untuk mengetahui gambaran empirik secara menyeluruh tentang Peningkatan Pendapatan Perempuan maka dilakukan perhitungan persentase skor jawaban responden pada setiap butir pernyataan. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil seperti tampak dalam tabel berikut ini:
10 Tabel 6 Persentase Skor Jawaban responden Peningkatan Pendapatan Perempuan Skor Skor % Skor No Indikator Kriteria Aktual Ideal Aktual Kebutuhan Modal Usaha 1 sebelum ada program SPP 256 340 75,29 Baik PNPM belum terpenuhi Kebutuhan Modal Usaha setelah 2 ada program SPP PNPM 319 340 93,82 Sangat Baik terpenuhi 3 Menciptakan lapangan kerja baru 273 340 80,29 Baik Usaha Kegiatan kelompok mudah 4 dilakukan bila dukungan dananya 291 340 85,59 Sangat Baik mudah Pengajuan modal tahap II lebih 5 309 340 90,88 Sangat Baik besar daripada pinjaman tahap I Tambahan Modal membantu 6 289 340 85,00 Sangat Baik pengembangan usaha 7 Laba yang didapatkan lebih besar 284 340 83,53 Sangat Baik Dana pinjaman dipergunakan 8 280 340 82,35 Baik untuk kegiatan Usaha Peluang pasar jelas dan 9 304 340 89,41 Sangat Baik menuntungkan Antusias masyarakat dalam 10 setiap kegiatan / rapat SPP 301 340 88,53 Sangat Baik PNPM Evaluasi program yang dilakukan oleh Tim PNPM bermamfaat 11 255 340 75,00 Baik terhadap peningkatan usaha masyarakat Total 3161 3740 84,52 Sangat Baik Sumber: data diolah Secara umum para kelolmpok peneriman kredit SPP PNPM
perempuan setuju bahwa
pemberian Kredit SPP ini akan meningkatkan pendapatan mereka. Dari 11 item bertanyaan kuesioner 7 item petaanyaaan yang dijawab sangat baik. Berdasarkan hasil pertanyaan tersebut dapat dijelaskan bahwa Para kelompok SPP mengatakan program SPP PNPM dapat memenuhi kebutuhan modalnya untuk kegiatan usahanya. Di samping itu, kelompok SPP mengatakan adanya modal usaha
membuat kegiatan
kelompok SPP lebih mudah. Bahkan menurut mereka dana
pinjaman dapat dilanjutkan kembali dengan mudah yang digunakan untuk pengembangan usaha. Modal yang semakin besar tentu saja Akan menambah laba semakin baik karena adanya peluang pasar lebih jelas dan menguntungkan. Tentu saja, hal ini memberikan antusias bagi masyarakat untuk Mengikuti kegiatan SPP PNPM. KESIMPULAN Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat (kelompok perempuan) yang menerima pinjaman kredit dari program nasional pemberdayaan masyarakat sangat membantu mereka dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dapat disimpulkan kaum wanita lebih mandiri karena mereka dapat membangun usaha mereka. Modal yang diberikan oleh SPP PNPM dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang dikelolanya. Program SPP PNPM ini juga juga membantu kaum perempuan untuk terlibat lebih jauh dengan pihak rentenir. Tentu saja peminjman dana pada rentenir memperburuk usaha mereka
11 karena adanya biaya modal/ bunga yang sangat tinggi sedangkan di PNPM dengan bunga kompetitif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dengan memberikan kredit simpan pinjam telah membantu memberdayakan masyarakat atau kaum perempuan di kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara.
REFERENSI
Anonimous. Pedoman Umum PNPM.2007. Departemen Dalam Negeri RI. 2008. Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pembersayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan, Jakarta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hair, Joseph F. Jr, Black, William C., Babin, Barry dan, Rolph E. Anderson.1998. Multivariate Data Analysis. 7th Edition, John Willey& Son Huraerah, Abu. 2008. Strategi Penanggulangan abuhuraerah.wordpress.com/ Agustus 28, 2008
Kemiskinan,
Ismawan. 2001. Efektivitas Program Penanggulangan Masyarakat Pedesaan. Gramedia, Jakarta. Kartasasmita, G. 1994. Perencanaan Pembangunan Nasional. Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Ilmu Administrasi, Malang Kusmuljono.2009. Pengantar Ekonomi Pembangunan Dilengkapi dengan Analisis Beberapa Aspek Kebijakan Pembangunan Nasional. Edisi 2. Jakarta
Sakaran,Uma.2003. Reserch Metods for Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis). Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat, Jakarta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit: Alfabeta : Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sumodiningrat, Gunawan. (2007). Pemberdayaan Sosial, Kompas Media Nusantara, Jakarta Syukri, Muhammad, Mawardi, Sultho, dan Akhmadi.2013. Laporan Penelitian Studi Kualitatif Dampak PNPM Perdesaan di Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tenggara. Lembaga Penelitian SMERU Institute Research. http://bisnis.vivanews.com http://www.irepirff.org). http://www.pnpmperdesaan.or.id). http://pnpmperdesaanwaykanan.wordpress.com).
12