Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
:
Visca Dwi Rachmawati
Nim
:
04203-046
Jurusan
:
Ilmu Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Visca Dwi Rachmawati
Nim
: 04203-046
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Jakarta, September 2008
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc )
(Dra. Winny Kresnowiaty, M.si)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Jakarta, September 2008 1. Ketua Sidang Marhaeni F. Kurniawan, S.sos, M.Si
(…………….……..)
2. Penguji Ahli Farid Hamid, M.Si
(..………………….)
3. Pembimbing I Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc
(……………………)
4. Pembimbing II Dra. Winny Kresnowiaty, M.si
(…………………….)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Jakarta, September 2008 5. Dekan Fikom Dra. Diah Wardhani, M.Si
(…………….……..)
6. Ketua Jurusan PR Marhaeni F. Kurniawan, S.sos, M.Si
(..………………….)
7. Pembimbing I Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc
(……………………)
8. Pembimbing II Dra. Winny Kresnowiaty, M.si
(…………………….)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA ABSTRAKSI
Visca Dwi Rachmawati (04203-046) Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta xi+ 117 halaman; 37 tabel; 8 lampiran Biografi – Daftar Pustaka (1957 - 2005) Kata Kunci : Persepsi Karyawan dan Human Relations
Human Relations merupakan salah satu unsur keberhasilan komunikasi, baik komunikasi organisasi maupun antarpribadi. Kegiatan human relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications), antar organisasi-organisasi dengan pihak yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan atau pelayanan jasa dan sebagainya, demi kemajuan suatu organisasi atau citra positif bagi organisasi yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Konsep penelitian ini adalah human relations, berdasarkan teori Onong Uchayana Effendy, dalam bukunya Human Relations dan Public Relations. Dia mengartikan, Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat. Metode yang digunakan adalah survei, yaitu pengamatan atau penyelidikan yang kritis terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Jumlah populasinya adalah 33 orang, dengan sampel yang sama berjumlah 33 orang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis, bahwa persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, melalui kegiatan-kegiatan yang positif, jalinan komunikasi antar karyawan dengan pimpinan dan juga sesuai dengan prinsipprinsip human relations yaitu, pentingnya individu, saling menerima, kepentingan bersama, komunikasi terbuka, partisipasi karyawan, identitas setempat dan keputusan setempat, menunjukan hasil yang positif. Dengan demikian human relations yang diterapkan oleh pimpinan PT. Radio Mustang sudah baik.
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ………………...…….......…. i LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ………………….....…. ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………………….………………..…… iii ABSTRAKSI ……………………………………………….……….......……… iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x DAFTAR TABEL ……………………………………………..……….......… xi BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……..….…..………………....................... 1 1.2 Rumusan Masalah …………………………..…….......................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 1.4 Signifikansi 1.4.1 Signifikansi Teoritis ................................................................. 7 1.4.2 Signifikansi Praktis .................................................................. 7
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi ............................................................ 8 2.1.2 Komunikasi Organisasi ........................................................... 9 2.13 Komunikasi Antarpribadi ........................................................ 12 2.2 Public Relations 2.2.1 Pengertian Public Relations ................................................... 15 2.2.2 Fungsi Public Relations …………………………………….. 16 2.2.3 Tujuan Public Relations ……………………………............. 17 2.3 Persepsi 2.3.1 Pengertian Persepsi ……………………………………........ 18 2.3.2 Tahapan Persepsi ………………………………..………….. 22 2.3.3 Faktor Persepsi ……………………………………………... 23
vii
2.4 Publik Internal (Karyawan) 2.4.1 Pengertian Publik Internal (Karyawan) .................................. 25 2.5 Human Relations 2.5.1 Pengertian Human Relations ……………………………..… 26 2.5.2 Tujuan Human Relations ………….…………….……..…… 27 2.5.3 Fungsi Human Relations ……………..………….……….… 28 2.5.4 Program-Program Human Relations ..………………….…. 29 2.5.5 Prinsip-Prinsip Human Relations ………………….........… 30 2.5.6 Faktor Manusia Dalam Human Relations …………..….......31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ....................………………................................... 33 3.2 Metode Penelitian .......................................................................... 34 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi ............................................................................... 35 3.3.2 Sampel ................................................................................ 35 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Primer ..................................................... 36 3.4.2 Pengumpulan Data Sekunder ................................................. 36 3.5 Definisi Konsep & Operasionalisasi Konsep 3.5.1 Definisi Konsep ...................................................................... 38 3.5.2 Operasionalisasi Konsep .. .................................................... 38 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data...............….…………........ 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah PT. Radio Mustang Utama Jakarta …………………......... 45 4.2 Visi dan Misi PT. Radio Mustang Utama Jakarta ........................... 46 4.3 Struktur Organisasi .......................................................................... 47 4.4 Hasil Penelitian ............................................................................... 63 4.4.1 Identitas Responden ............................................................... 64 4.1.2 Human Relations ................................................................... 68 4.5 Hasil Pembahasan ……………………………….……………… 103
viii
BAB V PENUTUP 5.1 K esimpulan …………………………….……....……….............. 115 5.2 Saran 5.2.1 Saran Akademis .................................................................... 117 5.2.2 Saran Praktis ......................................................................... 117 DAFTAR PUSTAKA
viiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Keterangan Selesai Riset dari PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Lampiran 2
Company Profile
Lampiran 3
Struktur Organisasi PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Lampiran 4
Kuesioner
Lampiran 5
Wawancara
Lampiran 6
Draf Hasil Wawancara
Lampiran 7
Curriculum Vitae
Lampiran 8
Surat Pernyataan
x
DAFTAR TABEL Tabel 1
Jenis Kelamin …………………………………………… …….. 64
Tabel 2
Usia Responden ………………………………………… ……. 65
Tabel 3
Pendidikan Terakhir …………………………………… ……... 66
Tabel 4
Masa Kerja ……………………………………………….……. 67
Tabel 5
Pimpinan menyapa karyawannya ............................................... 68
Tabel 6
Pimpinan mengamati tugas yang telah diselesaikan oleh Karyawan ..................................................................................... 69
Tabel 7
Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan ...................................................................................... 70
Tabel 8
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi Karyawannya ............................................................................... 71
Tabel 9
Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik ................. 72
Tabel 10
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan .........73
Tabel 11
Pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya ..................... 74
Tabel 12
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya ................................................................................. 75
Tabel 13
Pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya ................................................................................. 76
Tabel 14
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan ...................................................................................... 77
Tabel 15
Keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan ...................................................................................... 78
Tabel 16
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan .......................................... 79
Tabel 17
Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik .................. 80
Tabel 18
Kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan ................................................................................... 81
Tabel 19
Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet ...................................................................... 82
Tabel 20
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya ..... 83 xi
Tabel 21
Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat ....................................................................................... 84
Tabel 22
Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya .................................................................................. 85
Tabel 23
Pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya ...................................................... 86
Tabel 24
Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah ........................................................................................ 87
Tabel 25
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ........................................ 88
Tabel 26
Pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik ................................................... 89
Tabel 27
Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya ................................. 90
Tabel 28
Pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya .................. 91
Tabel 29
Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya ............................ 92
Tabel 30
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya ................................................................................. 93
Tabel 31
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya ........................... 94
Tabel 32
Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya ........... 95
Tabel 33
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya ......... 96
Tabel 34
Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya .......................... 97
Tabel 35
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing ..... 98
Tabel 36
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas ......................................................... 99
Tabel 37
Rekapitulasi hasil penelitian penelitian kuantitatif .................... 100
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kita telah menyadari bahwa sebagai makhluk sosial yang berakal dan berbudi pekerti membutuhkan adanya orang lain, yang berarti manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Selain itu manusia juga membutuhkan penghargaan dari sesama dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu atau memiliki persepsi yang sama dalam masalah tertentu. Untuk itu di dalam organisasi sangat memerlukan orang-orang, dan orangorang membutuhkan organisasi. Karena organisasi memiliki tujuan manusiawi, organisasi juga dibentuk dan di pertahankan atas dasar kebersamaan kepentingan di kalangan anggotanya. Orang-orang memandang organisasi sebagai sarana untuk membantu pencapaian tujuan organisasi. Apabila tidak ada kebersamaan, tidak masuk akal mencoba membentuk kelompok dan membina kerja sama, karena tidak ada landasan yang sama untuk membangun.1 Organisasi bukan hanya struktur formal dimana bawahan melaporkan kepada atasan pekerjaannya. Organisasi adalah jaringan sosial dimana pekerja berinteraksi, mencari penerimaan dari lingkungannya dan menerima persetujuan dari pekerja lainnya, menemukan kesenangan dalam pekerjaan dan interaksi sosial selama melakukan pekerjaannya. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh pimpinan. Kepemimpinan memegang peran sangat penting, dalam mengarahkan, 1
Keith Davis & John, W. Newstrom, Human Behavior at Work: Organizational Behavior, McGraw-Hill, Inc, 1985, Hal. 12
1
2
mengajak, serta mempengaruhi orang di dalam mencapai tujuan kepemimpinan, juga merupakan bagian penting organisasi dan itu dijadikan untuk kepentingan manusia dalam organisasi itu secara luas. Adanya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari pimpinannya. Hal ini berlaku bagi organisasi disetiap bidang yang ada, karena kepemimpinan merupakan aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan, maka seorang pemimpin harus mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya yaitu dengan menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi dan perusahaan. Untuk mencapai suatu tujuan itu, maka seorang pimpinan perlu adanya komunikasi secara timbal balik dengan bawahannya. Karena komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, juga bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, begitu pula sebaliknya. Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan suatu proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan dan memiliki makna dengan maksud mencapai tujuan bersama. Oleh karena peran komunikasi di dalam perusahaan dirasakan penting bagi seorang pimpinan, karena setiap terjadi pertemuan selalu terjadi komunikasi yang menimbulkan adanya keakraban dalam suasana kerjanya, sehingga terjadi kondisi kerjasama yang baik, dari komunikasi yang timbul tersebut setiap tugas akan jelas informasinya. Oleh karena itu tidak menimbulkan kesalah pahaman yang mengakibatkan konflik atau pertengkaran antar karyawan. PT. Radio Mustang Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran radio swasta di Jakarta yang tepatnya berada di Wisma Nusantara Lt. 25, Jl. M.H Thamrin No. 59, Jakarta Pusat. Yang memiliki segmen
3
pendengar berjiwa muda berkelas sosial menengah ke atas serta berusia antara 15 sampai 30 tahun. Motto Radio Mustang adalah “Ryhthm of The City” dan Sejak saat itu Radio Mustang menjadi salah satu radio unggulan di Jakarta dengan acara-acara yang kreatif melalui on-air. Salah satu acara off-airnya yang khas adalah “ Mustang Rendezvous” berupa Fun Rally Otomotif. Perusahaan ini merupakan salah satu dari gabungan perusahaan PT. Ramako group yang termasuk di dalamnya selain Radio Mustang yaitu Radio Ramako Jakarta, Radio KIS FM Jakarta, Radio Ju FM Batam dan Salon Green Twenty Jakarta dengan pemilik Ibu Adiyanti B.N. Rahmadi. Pada tahun 2004 lalu dikarenakan akan ditempatkannya peraturan perundang-undangan mengenai penyiaran untuk seluruh wilayah di Indonesia tanpa terkecuali maka terjadilah perombakan susunan frekuensi pada hampir seluruh frekuensi radio di Indonesia termasuk di Jakarta, sehingga menyebabkan Radio Mustang kembali pindah frekuensi mulai tanggal 1 Agustus 2004 dari 100,55 FM menjadi frekuensi 88 FM dengan lokasi dan motto yang sama.2 Kedudukan public relations di PT. Radio Mustang Utama Jakarta berada sejajar dengan staff produksi, Trainner, Music Director, Penyiaran, Redaksi, OFF AIR, Traffic, Operator dan Front Office. Job Deskripsi Public Relations yaitu Bertanggung jawab untuk menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai image station yang positif baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas pada umumnya. Mempromosikan Radio Mustang melalui media cetak, maupun pendekatan secara personal dengan orang-orang yang berkompeten dalam hal ini, menjalin hubungan baik dengan relasi dan para sponsor.
2
Company Profil Radio Mustang 88 FM
4
Kaitan public relations dengan human relations adalah public relations yang menjalankan dari suatu kegiatan, sedangkan human relations merupakan kegiatan yang berkesinambungan. Tapi dalam melaksanakan kegiatan human relations dengan karyawan maupun pimpinan perusahaan, peran public relations disini kurang berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Karena peran public relations di PT. Radio Mustang Utama Jakarta lebih memfokuskan kepada kegiatan eksternal perusahaan. Untuk itu dalam melaksanakan kegiatan human relations perusahaan, yang berperan aktif dalam melaksanakan human relations dengan karyawan adalah Pimpinan. Dalam hal ini PT. Radio Mustang Utama Jakarta menyadari bahwa keberhasilan organisasi tidak terlepas dari membina hubungan yang harmonis, dan kerja keras, sehingga karyawan dapat bekerja dengan giat. Oleh sebab itu penulis tertarik dengan PT. Radio Mustang Utama Jakarta karena memiliki banyak berbagai kegiatan internal yang positif, seperti: familly gathering, employee gathering, kegiatan olahraga, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut dapat menjalin rasa kekeluargaan bagi sesama karyawannya, dan keramahan antar sesama karyawan, pimpinan dengan karyawan. Juga dengan didukung dengan komunikasi yang lancar sehingga suasana yang ada di dalam perusahaan tersebut dapat tercipta dengan harmonis. Komunikasi dapat memberikan input bagi seseorang yang pada akhirnya mengarah pada perilaku yang ditampilkan. Komunikasi dapat menjadi saluran yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan untuk melahirkan sebuah persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
5
hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi,
menafsirkan pesan dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.3
Oleh
karena
itu,
penting
bagi
pimpinan untuk
mengetahui
perkembangan persepsi karyawan terhadap human relations pimpinannya. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui kinerja karyawannya selama bekerja di perusahaan tersebut. Untuk itu penulis mengangkat masalah penelitian mengenai persepsi karyawan terhadap penerapan human relations yang dilakukan oleh pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, periode 2007 dan untuk menelaah serta meneliti lebih dalam kegiatan human relations di dalam melakukan hubungan dengan karyawan. Di negara-negara yang sudah maju human relations semakin dapat perhatian para pimpinan dalam organisasi apapun, karena semakin dirasakan pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai masalah menyangkut faktor manusia dalam manajemen. Benturan-benturan psikologis dan konflik-konflik antar kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi sering terjadi bukan antar pimpinan dengan karyawan, tetapi juga antar karyawan dengan karyawan, yang benar-benar menggangu jalannya roda organisasi dalam mencapai tujuannya. Human Relations juga dirasakan penting oleh pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta karena untuk menghilangkan “luka-luka” akibat salah komunikasi (mis-communication) dan salah interpretasi (mis-interpretation) yang 3
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 48
6
terjadi antara pimpinan beserta karyawannya. Dan juga tercipta hubungan yang harmonis di dalam perusahaan, adanya saling membantu dalam menyelesaikan masalah ataupun tugas-tugas perusahaan, yang dapat menimbulkan komunikasi di dalam perusahaan ( publik internal ). Human Relations merupakan salah satu unsur keberhasilan komunikasi, baik komunikasi organisasi maupun antarpribadi. Kegiatan human relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications), antar organisasi-organisasi dengan pihak yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan atau pelayanan jasa dan sebagainya, demi kemajuan suatu organisasi atau citra positif bagi organisasi yang bersangkutan. Tujuan dari kegiatan human relations adalah sebagai komunikasi persuasif bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melainkan suatu aktivitas dan suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih baik, produktif dan memuaskan.
7
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas penulis akan memfokuskan penelitian pada human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana
persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta ?”.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka penulis ingin mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Teori Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi fakultas ilmu komunikasi khususnya, serta dapat menambah pengetahuan dalam bidang PR. Secara umum penelitian ini untuk melihat penerapan human relations yang dilakukan oleh Pimpinan di dalam suatu perusahaan.
1.4.2 Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, dalam mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human relations. Dan dapat memberikan manfaat dari hasil kegiatan human relation, khususnya pimpinan dengan karyawannya yang bekerja di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, dimana komunikasi merupakan aktivitas dasar setiap manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan dengan manusia lainnya. Komunikasi di definisikan dari berbagai sisi pandang dan berbagai dibidang ilmu. Dari sekian banyak definisi komunikasi, berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian komunikasi. Komunikasi merupakan landasan dalam hidup manusia, dalam proses ini berarti bahwa tanpa komunikasi manusia sukar diterima di masyarakat, karena komunikasi penting, sebab manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan masyarakat. Ahli komunikasi Astrid A. Susanto mengatakan bahwa komunikasi merupakan landasan dalam hidup manusia. Dalam proses ini berarti bahwa tanpa komunikasi manusia sukar diterima dalam masyarakat, karena komunikasi itu penting, sebab manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan masyarakat. Komunikasi penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman.4 Menurut Gode, komunikasi merupakan suatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua orang atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang.5 Maksud dari pengertian tersebut adalah komunikasi yang 4 5
Astrid A. Susanto, Filsafat Komunikasi, Bina Cipta, Bandung, 1980, Hal. 80 Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi, CV. Rajawali, Jakarta, 1987, Hal. 25
8
9
baik atau efektif adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat tanpa persamaan arti sukar di pikirkan adanya komunikasi. Menurut Bernard Berelson dan Garry A. Stainer dalam karyanya “Human Behavior” yaitu, komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau katakata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang biasanya dinamakan komunikasi.6 Akan tetapi pengertian dasariah adalah komunikasi itu terlibat minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan demikian karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan. Dilihat dari definisi diatas maka komunikasi
sangat penting dan
dibutuhkan di dalam perusahaan, karena dengan adanya komunikasi akan terjadi interaksi antar semua anggota perusahaan yang akan menimbulkan pertukaran pengalaman dan informasi dan juga dapat terjalin komunikasi dua arah sehingga proses penyampaian pesannya dapat diterima dengan baik.
2.1.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga 6
Rosady, Ruslan, Kiat dan Strategi Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal. 17
10
komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi kebawah, komunikasi keatas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi.7 Komunikasi organisasi yang diungkapkan oleh Daniel Katz dan Khan, adalah pertukaran informasi dan penyampain makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi yang merupakan proses penyampaian informasi dan dari satu orang ke orang lain yang merupakan satu–satunya cara manajemen aktivitas dalam suatu organisasi melalui proses komunikasi.8 Daniel Khan dan Katz juga mengatakan sebagai suatu sistem sosial, orang memiliki keunikan di dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga perilaku di dalam organisasi tersebut tetap dalam keadaan terkendali.9 Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari, karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian kepadanya guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi, baik itu organisasi
komersial seperti
kelembagaan bisnis dan industri ataupun organisasi-organisasi sosial seperti rumah sakit maupun institusi pendidikan. Dengan adanya komunikasi suasana di dalam perusahaan akan terjalin hubungan yang harmonis antara pegawai
dengan pimpinan, humas dengan
pegawai, pada diri mereka juga ditanamkan rasa tanggung jawab dan kewajiban terhadap perusahaan pada
7
tiap anggota perusahaan diberikan tanggungjawab
Onong, Uchyana, Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal. 11-16 8 Rosady, Ruslan, Manajemen Humas, Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal. 92 9 Rhenald, Kasali, Manajemen Humas, Grafiti, Jakarta, 1994, Hal. 32
11
pekerjaan dan mereka diberikan gambaran, bahwa keberadaan atau maju mundurnya perusahaan tergantung dari cara kerja para anggotanya. dan mereka juga harus menyadari bahwa kesan positif maupun negatif publik luar tergantung dari sikap, tingkah laku, dan cara mereka menyelesaikannya. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindakan komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu : 1. Fungsi Informatif Fungsi informatif adalah organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemprosesan informasi. Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. 2. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif adalah berkaitan dengan peraturan-peraturan yang belaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, yaitu orangorang yang berada di dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan utnuk mengendalikan informasi yang disampaikan. 3. Fungsi Persuasif Fungsi persuasif adalah dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan diharapkan. 4. Fungsi Integratif
selalu membawa hasil
sesuai dengan yang
12
Fungsi integratif adalah setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.10 Berdasarkan definisi di atas komunikasi organisasi sangat dibutuhkan dan penting
karena komunikasi
organisasi merupakan
sebagian penciptaan makna, dimana proses
penafsiran
pesan dan
komunikasi ini saling berkaitan
dengan semua anggota dalam organisasi, sehingga terjadi pertukaran informasi dan rasa saling membantu dalam setiap unit-unit yang merupakan bagian dari organisasi yang dapat meningkatkan produktifitas kerja dan menghasilkan suatu karya yang dapat membanggakan organisasinya.
2.1.3 Komunikasi Antarpribadi Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan komunikasi dengan orang lain, entah secara pribadi antara dua orang, beberapa orang, kelompok kecil, kelompok besar, atau dengan massa. Komunikasi pribadi yang dilakukan dengan orang lain, antar kita dengan orang lain disebut sebagai Komunikasi Interpersonal atau komunikasi Antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain. Komunikasinya lebih bersifat pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditunjukkan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat. Dalam komunikasi antarpribadi, jumlah pelaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang, selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.11 10 11
Sendjaja, S. Djuarsa , Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, Hal. 4.8-4.9 Ibid., Hal. 2.12
13
Melalui komunikasi maksud agar komunikan
berusaha menyampaikan gagasan, ide-ide dengan menerima dan menyetujui
pesan-pesan
yang
disampaikan, sehingga dalam komunikasi antarpribadi terdapat empat sisi yakni dari isi pesan yang disampaikan, komunikasi mengungkapkan sesuatu mengenai pembicaraan diri, tentang relasinya dengan penerima pesan dan tujuan dari komunikasi.12 Ketika seseorang berkomunikasi, isi pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi kadar hubungan diantaranya. Pengaruh yang ditampilkan ialah hubungan yang rendah atau tinggi. Hubungan yang rendah dapat disebabkan antara individu sebelumnya tidak memiliki keterlibatan, sehingga informasi yang dipertukarkan merupakan informasi yang bersifat umum. Hubungan yang tinggi dapat disebabkan daya tarik yang tinggi terhadap individu tersebut. Ini berarti dalam setiap komunikasi terutama dalam komunikasi antarpribadi tidak hanya melihat isi pesan dalam setiap komunikasi, tetapi menentukan hubungan atau relationship diantara individu. Komunikasi
antarpribadi
mempunyai
berbagai
manfaat,
melalui
komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menjalin hubungan yang lebih bermakna, melepaskan ketegangan, dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup seseorang, memperoleh hiburan dan menghibur orang lain, dan sebagainya. Ada tiga perspektif yang dapat digunakan untuk menjelaskan definisi komunikasi antarpribadi, yaitu
12
Franz Josep Eilers, Berkomunikasi dalam Masyaraka, Nusa Indah, NTT, 2001, Hal. 12
14
1. Perspektif Komponensial, adalah proses mengirim dan menerima pesan-pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan berbagai umpan balik dan efek. 2.
Perspektif Pengembangan, adalah proses yang berkembang, yakni dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi hubungan interpersonal.
3.
Perspektif
Relasional, adalah komunikasi antarpribadi yang
dilihat dari hubungan di antara dua orang.13 Ciri-ciri pendekatan komunikasi antarpribadi yang dikemukakan Astrid Susanto, yaitu : 1. Jumlah orang yang terlibat sangat sedikit (berkisar 2 atau 3 orang). 2. Tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sampai pribadi. 3. Sifat umpan baliknya segera. 4. Peran komunikasinya informal. 5. Penyesuaian pesan bersifat khusus. 6. Tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur namun sangat sosial.14 Komunikasi antarpribadi pada umumnya terbentuk verbal, tetapi terkadang disertai dengan ungkapan-ungkapan non verbal. Menurut Devito dalam bukunya ”The Interpersonal Communication Book”
komunikasi antarpribadi adalah
sebagai proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik seketika.15
13
Sendjaja, S. Djuasa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, Hal. 109110 14 Astrid, A. Susanto, Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, PT. Bina Cipta, Bandung, 1997, Hal.34 15 Onong, Uchyana, Effendy, Teori dan Filsafat Komunikasi cetakan ke-3, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, Hal. 59
15
Berdasarkan definisi di atas komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi yang sifatnya dialogis, dan prosesnya berlangsung secara timbal balik. Dengan demikian dalam konteks kegiatan komunikasi antarpribadi, seorang komunikator lebih mengenal komunikannya secara pribadi (ada ikatan ‘psikologis’); yaitu mengenal kepribadiannya yang dapat membedakan dengan komunikasi lainnya. Artinya, makin besar para pelaku komunikasi saling mengenal secara individu satu sama lain, maka komunikasi tersebut makin bersifat ‘pribadi’. Sebaliknya, semakin kecil tingkat pengetahuan individu satu sama lain, maka komunikasi itu semakin ‘impersonal’.16
2.2 Public Relations 2.2.1 Pengertian Public Relations Public Relations menurut British Institute Of Public Relations (IPR) bahwa Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khlayaknya yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian.17 Dalam definisi itu, menjelaskan
bahwa upaya
yang terencana
dan
berkesinambungan ini berarti Public Relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang di organisasikan sebagai rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Public Relations bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. Karena Public
16 17
Budiyatna, Komunikasi Antarpribadi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, Hal. 21 Frank, Jefkins, Public Relations Edisi ke empat, PT. Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 8
16
Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersil maupun yang non komersil. Menurut Rex Harlow public relations adalah fungsi manajemen yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, penerimaan, pengertian dan kerjasama yang melibatkan
manajemen
dalam
permasalahan
atau
persoalan,
membantu
manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini public, menetapkan dan menekankan tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan publik.18 Public Relations juga merupakan fungsi manajemen dari budi atau perilaku yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dimana organisaiorganisasi yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka guna mencapai kerjasama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien dengan melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas.19 Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen yang kegiatannya bertujuan untuk memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian yang baik dari masyarakat.
2.2.2 Fungsi Public Relations Setelah mengetahui beberapa definisi public relations selanjutnya akan di bahas tujuan kegiatan Public Relations sebagai fungsi manajemen dalam perusahaan. 18
Onong, Uchayana, Effendy, Human Relations dan Public Relations, CV. Mandar Maju, Bandung, 1993, Hal. 117-118 19 Bachtiar, Aly, Teknik Humas, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, Hal. 8
17
Menurut Cultip dan Center serta Canfield maka fungsi Public Relations adalah:
20
1. Menunjang manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik internal maupun publik eksternal 3. Menciptakan dua arah timbal-balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan demi kepentingan umum.
2.2.3 Tujuan Public Relations Tujuan dari Public Relations adalah sebagai berikut21: 1. Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian Tujuan sentral public relations yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab public relations dibentuk guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi diperjuangkan manajemen dan yang ingin ditunjang oleh public relations itu sendiri adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Menjaga dan membentuk saling percaya Tujuan public relations pada akhirnya adalah membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan
20 21
Farida, Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, Hal. 24 Ibid., Hal. 25
18
demikian, aktivitas kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kendala dan mengerti tersebut. 3. Memelihara dan menciptakan kerjasama Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sebuah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
2.3 Persepsi 2.3.1 Pengertian Persepsi Komunikasi dapat memberikan input bagi seseorang yang pada akhirnya mengarah pada perilaku yang ditampilkan. Komunikasi dapat menjadi saluran yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan untuk melahirkan sebuah persepsi. Pada hakekatnya, persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya kemudian diinterpretasikan sehingga memperoleh makna tertentu.22 Persepsi menurut David K. Berlo persepsi seseorang dalam melihat objek atau pesan yang belum tentu sama dengan yang lain. Hal itu disebabkan dalam proses komunikasi tidak terjadi transmisi makna.23 Dalam proses komunikasi hanya pesan yang ditransmisi dan bukan makna, hanya orang yang berkomunikasi langsung yang dapat memberikan makna pada symbol atau pesan tersebut. Oleh karena itu seseorang dapat memberikan makna yang berbeda terhadap symbol yang sama. 22
Sendjaja, S. Djuarsa, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, Hal. 2.13 23 Davit, K. Berlo, The Procces of Communication The Theory & Practice, New York : Holt Rinechart and Wiston inc, 1960, Hal. 175
19
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi, menafsirkan pesan dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. 24 Dalam teori kognitif proses pembentukan persepsi dinyatakan bahwa ketika individu menginterpretasi dan mengerti informasi atau pesan yang diproses dalam bentuk perhatian oleh sistem inderawi maka timbul suatu pengetahuan (kognisi). Proses perhatian menghasilkan perbedaan persepsi sehingga tiap individu memberi makna yang berlainan terhadap obyek yang sama. Menurut David A. Aaker dan John G. Myers : “Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menerima stimuli melalui panca inderanya, kemudian menginterpretasikannya. Mereka mengemukakan bahwa persepsi terdiri dari dua tahap, yaitu atensi dan interpretasi, hasilnya adalah kognisi yang merupakan pengetahuan terhadap stimuli itu”.25 Pada dasarnya, letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsi, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek. Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam objek, dan selalu merupakan pengetahuan. Maka apa yang mudah bagi kita, boleh jadi sulit bagi orang lain. Untuk itu, penting bagi kita memahami sifat persepsi itu sendiri. Adapun sifat-sifat persepsi adalah sebagai berikut:26 1. Persepsi adalah pengalaman Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar atau basis untuk melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek atau 24
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 48 Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi kedua, CV. Intermedia, Jakarta, 1985, Hal. 113 26 Sendjaja, S. Djuarsa, Ibid. Hal. 2.15 25
20
peristiwa tersebut, atau dengan hal-hal yang menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin kita dapat mempersepsikna suatu makna. Sebab hal ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan. 2. Persepsi adalah selektif Ketika mempersepsikan sesuatu, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari suatu objek. Biasanya kita mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita. Bahkan, terkadang mengabaikan karakteristik yang telah relevan atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Keterbatasan otak menyebabkan kita hanya dapat mempersespsi sebagian karakteristik dari objek. 3. Persepsi adalah penyimpulan Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Melalui penyimpulan, kita berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik yang kita tangkap dari objek tersebut. 4. Persepsi adalah tidak akurat Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini bisa disebabkan pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah untuk menyamaratakan sesuatu. Ada
21
kalanya persepsi tidak akurat karena orang menganggap sama, sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan objeknya, semakin tidak akurat persepsinya. 5. Persepsi adalah evaluatif Persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita. Karenanya, persepsi bersifat subjektif. Suatu hal yang tidak terpisahkan dari interpretasi subjektif adalah evaluasi. Sangat langka kita dapat mempersepsikan sesuatu dengan netral. Kita cenderung untuk mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita dan sesuatu yang sifatnya sangat baik maupun buruk. Jika hal-hal yang bersifat subjektif (misalnya: pengalaman) tersebut muncul mendasari persepsi yang kita buat, tidak dapat dihindari proses evaluasi harus dilakukan. Persepsi berbeda dengan penginderaan. Penginderaan adalah gambaran yang sebenarnya tentang lingkungan atau situasi yaitu ketika seseorang menangkap sesuatu melalui inderanya. Dengan kata lain, persepsi seseorang mengenai lingkungan atau situasi adalah hasil dari proses interpretasi yang khas, yang bisa saja berbeda dengan penggambaran yang sebenarnya. 27 Dengan demikian dapat disimpulkan, hasil penginderaan tidak sepenuhnya dapat ditarik menjadi sebuah persepsi. Informasi yang ditangkap oleh indera, menempuh tahap penyeleksian, penerimaan, pengorganisasian, yang akhirnya menimbulkan makna-makna tertentu (penginterpretasian). Persepsi setiap orang bisa berbeda-beda meskipun objek yang diinterpretasikan sama. Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses dari
27
Ibid. Hal. 2.1654
22
segala peristiwa atau pengalaman tentang satu obyek yang dirangsang oleh alat indera yang kemudian dirumuskan atau ditafsirkan sebagai informasi dimana proses ini melibatkan unsur-unsur sensasi, atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasi dan memori.
2.3.2 Tahapan Persepsi Proses persepsi menempuh berbagai tahapan sebelum akhirnya memunculkan interpretasi tertentu. Lebih lanjut David A. Aeker menyebutkan adanya 3 tahapan dalam proses pembentukan persepsi yaitu :28 Tahap Stimuli, Tahap Atensi, Tahap Interpretasi. Tahap Stimuli, adalah suatu tahapan dimana suatu pesan atau informasi ditangkap oleh indera manusia. Penangkapan pesan tersebut dipengaruhi oleh intensitas penyerapan, ukuran, kebauran, posisi serta konteks. Penerapan dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mencium atau merasakan sesuatu dalam alam sadar. Tahap Atensi, adalah suatu tahapan dimana seseorang setelah terkena stimuli lalu memperhatikan stimuli yang muncul dalam alam sadar sementara stmuli lainnya mulai melemah. Pemunculan suatu stimuli melalui proses penyaringan perhatian atau attention filter. Dalam proses penyaringan ini seseorang ada yang melakukannya secara aktif (active search) dan ada yang secara pasif (passive search). Penyaringan perhatian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kemanfaatan (informasi yang dianggap bermanfaat akan diperhatikan secara seksama), sifat menghibur (jika penjelasan dapat menghibur akan diperhatikan lebih) dan mempunyai 28
Philip Kotler, Ibid., Hal. 113
23
karakteristik tertentu (bahwa informasi yang memiliki sifat-sifat khusus atau lain dari yang lain). Tahap Interpretasi, adalah suatu tahapan dimana seseorang memberi makna pada stimuli yang diterimanya. Pemaknaan ini dilakukan melalui proses penyederhanaan (simplify), pengolahan (distort) dan penyusunan (organize) rangsangan yang ia perhatikan. Dikarenakan terbatasnya kemampuan indera manusia, maka hanya sebagian kecil dari semua rangsangan yang masuk yang diinterpretasikan dan hanya yang sesuai dengan kepentingan dirinya atau rangsangan-rangsangan yang berulangulang menempa dirinya yang diberi makna.
2.3.3 Faktor Persepsi Menurut Rhenald Kasali, persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:29 1) Latar belakang budaya. Menyangkut tradisi, cara pandang, kebiasaan yang dimiliki oleh lingkup masyarakat tertentu. Budaya ini tentu saja berbeda satu sama lain. Masing-masing daerah memiliki latar belakang budaya sendiri. Misalnya persepsi terhadap warna. Di Malaysia, warna hijau melambangkan kematian. Sementara di Cina, hitam merupakan warna yang merepresentasikan suasana berkabung dan kesedihan. 2) Pengalaman masa lalu. 29
Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations, Konsep, dan Aplikasinya di Indonesia, Grafiti, Jakarta, 1994. Hal. 23.
24
Khalayak umumnya memiliki suatu pengalaman tertentu atas objek yang dibicarakan. Makin intensif hubungan antara objek tersebut dengan mereka, semakin banyak pengalaman yang dimiliki khalayak. Selama khalayak menjalin hubungan dengan objek, ia akan melakukan penilaian. Pada produk-produk tertentu, biasanya pengalaman dan relasi itu tidak hanya dialami oleh satu orang saja, melainkan oleh sekelompok orang sekaligus. Pengalaman masa lalu ini biasanya diperkuat oleh informasi lain, seperti berita di koran, kejadian yang melanda objek, dan lain-lain. 3) Nilai-nilai yang dianut. Adalah anggapan yang sifatnya telah meluas. Dimulai dari suatu kelompok segmen yang paling kecil, kemudian berkembang menjadi sebuah nilai yang dianut oleh kelompok yang lebih luas. 4) Berita-berita yang berkembang. Isu berkembang semakin pesat dengan adanya peran media massa. Suatu kejadian akan berkembang lebih pesat apabila diekspos oleh media massa. Perkembangan berita bisa dipengaruhi oleh informasi lain lintas aspek. Misalnya: kecelakaan pesawat yang diwarnai isu terorisme (unsur politik). Faktor-faktor di atas sepertinya memberikan suatu rekaman di benak seseorang dan siap diputar kelak di kemudian hari jika ia
25
berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi.
2.4 Publik Internal (Karyawan) 2.4.1 Pengertian Publik Internal (Karyawan) Publik internal adalah kelompok yang berada di dalam suatu badan instansi atau perusahaan yang mempunbyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staff sampai dengan karyawan terbawah. Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat dikatakan bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar terletak pada karyawan. tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi di jadikan sebagai komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan karyawan. Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktur, ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor/ kepala seksi/ kepala subseksi.30 Karyawan adalah suatu bagian terpenting bagi keberhasilan manajemen perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra. Walaupun demikian pada kenyataannya
di lapangan tidak semua perusahaan menyadari kepentingan
karyawan sebagai tenaga kerja yang berpotensi.
30
Onong Uchyana, Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, 1993, Hal. 54
26
Menurut Cultip dan Center, pengertian publik internal adalah orang atau karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan karyawan yang bekerja dalam perusahaan.31 Dari definisi tentang karyawan di atas penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa dalam menjalankan kewajiban-kewajiban, tugas-tugasnya, termasuk memberikan laporan hasil pekerjaan. Perintah-perintah tersebut datanya dari pihak atasan (pimpinan).
2.5 Human Relations 2.5.1 Pengertian Human Relations Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.36 Sukses atau tidaknya pendekatan human relations dalam suatu organisasi salah satunya tergantung kepada kemampuan pimpinan dalam belajar dan beradaptasi di dalam suatu perusahaan atau organisasi tersebut. Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.32 Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja
31
Rosady, Ruslan, Manajemen Humas Dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi & Aplikasi), Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999, Hal. 20 36 Onong, Uchyana, Effendy,Op.Cit, Hal. 40-41 32 Op Cit., Hal. 48-49
27
( work situation ) dan dalam organisasi kekaryaan ( work organization ) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.33 Istilah Human relations secara harfiah “ mencakup semua hubungan interaksi itu, khususnya terjadi antara orang-orang dalam suatu organisasi kekaryaan atau organisasi ( resmi ).”34 Human relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan. Human relations adalah keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang bersifat formal antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan lain harus dibina dan harus dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu team work dari suasana yang intim dan harmonis dalam mencapai tujuan.
2.5.2 Tujuan Human Relations Tujuan Human relations dalam bentuk tatap muka menurut Onong sebagai suatu komunikasi persuasif bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melainkan suatu aktivitas untuk orang-orang dalam organisasi agar supaya bekerja dengan semangat kerja sama secara produktif dan dengan hati yang puas serta bergairah.35Dan tujuan human relations dalam organisasi itu wadah besar atau
33
Op. Cit., Hal. 50 Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Balai Aksara, Jakarta, Hal. 86 35 Suratno, Human Relations dan Semangat Kerja Karyawan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman Dan Ham, Jakarta, 2003, Hal. 59
34
28
kecil, di dalam mana sekelompok manusia berkumpul dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama Menurut Elton Mayo, tujuan human relations dalam organisasi adalah : 1. Organisasi merupakan sistem sosial dan karyawan merupakan unsur yang paling penting di dalamnya. 2. Karyawan bukan sekedar alat dalam fungsi kerja, tapi suatu personalitas yang rumit yang berinteraksi dalam situasi kelompok kerja yang acap kali sulit untuk dipahami.36 Teori
Elton
Mayo
ini
menyarankan
strategi
peningkatan
dan
penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu menembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi.
2.5.3 Fungsi Human Relations Fungsi human relations dalam industri/perusahaan menurut Norman R.F Waker, adalah berfungsi untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah satu pengertian dan mengembangkan aspek kontruktif dari sifat dan tabiat manusia.37 Menurut keith Davis, fungsi human relations adalah untuk mengintegrasikan orang-orang kedalam situasi kerja dan menggiatkan mereka untuk bekerja
36 37
Sendjaja, S. Djuarsa, Komunikasi Organisasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001, Hal.114-115 Norman, R.F. Manier, Princiles of Human Relations, John Wiley & Sons, Inc. New York, London, 1963, Hal. 7
29
bersama-sama secara produktif, dengan semangat kerjasama yang disertai dengan perasaan puas, baik kepuasan ekonomi, psikologis maupun kepuasan sosial.38 Fungsi human relations adalah memotivasi ( kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk menngambil suatu tindakan yang dikehendaki ), sedangkan membangkitkan motivasi karyawan ( daya gerak yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan ) mereka, menggugah daya gerak untuk lebih berprestasi.
2.5.4 Program-Program Human Relations Program yang dapat dilaksanakan dalam rangka kegiatan hubungan manusia dapat dibagi ke dalam program yang formal dan yang informal, yaitu: a. Program-Program Formal 1. Pembuatan buku petunjuk pegawai (manual, job descripion) 2. Pendidikan dan latihan 3. Diskusi/seminar/pertemuan staf 4. Bimbingan dan nasehat ( conselling ) 5. Kotak saran 6. Analisa keluhan 7. Pemberian penghargaan 8. Dana bantuan/koperasi pegawai 9. Exit interview 10. Open house program39
38
Oemi, Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations,PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, Hal. 81 39 Munawardi, Hubungan manusia dalam Organisasi, Universitas Moestopo (Beragama), Jakarta, 1983,Hal. 19
30
b. Program-program Informal 1. Olahraga dan rekreasi 2. Kunjungan 3. Perhimpunan isteri pegawai 4. Beasiswa terhadap anak-anak 5. Pertemuan silaturahmi40
2.5.5 Prinsip-Prinsip Human Relations Dalam melaksanakan human relations harus diperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam human relations yang dikutip oleh Keith Davis, prinsip-prinsip human relations adalah:41 1. Importance of individual ( Pentingnya Individu ) Dalam aksi bisnis sebaiknya mengenal perasaan-perasaan manusia dan kepentingan individu, dan harus meyakinkan setiap perlakuan perseorangan secara individu. 2. Mutual acceptance ( Saling Menerima ) Karyawan, serikat pekerja dan manajemen perlu untuk menerima satu dan lain sebagai individu dan sebagai kelompok-kelompok dan perlu menghormati setiap fungsi. 3. Common interest ( Kepentingan Bersama ) Karyawan-karyawan, manajemen terikat oleh kepentingan bersama, kemapuan satuan kerja mereka untuk beroperasi secara sukses, dan bahwa kesempatan dan keamanan untuk setiap individu tergantung pada kesuksesan pada bagian ini. 4. Open Communication ( Komunikasi Terbuka ) Berbagi ide, informasi dan perasaan-perasaan adalah penting cara berekspresi dan sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih baik dan pengambilan keputusan yang lebih tepat. 5. Employee Participation ( Partisipasi Karyawan ) Hasil-hasil yang lebih baik akan diperoleh melalui pencarian keseimbangan pandangan-pandangan dan saling berbagi dan menyelesaikan permasalahanpermasalah oleh orang yang terkait. 6. Local Identity ( Identitas Setempat )
40 41
Op.Cit, Hal. 23 Keith Davis, Human Relations at Work, McGraw-Hill, New York -Toronto, 1957, Hal. 64-65
31
Setiap individu menerima kesempatan terbesar untuk pengenalan kebanggan, kepuasan bekerja melalui identifikasi yang mendalam dengan satuan tugas lokalnya. 7. Local decision ( Keputusan Setempat ) Setiap orang yang mengetahui persoalan-persoalan yang mempengaruhi mereka mengembangkan solusi yang paling memuaskan, apabila diberikan kewenangan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut pada titik dimana persoalan-persoalan itu muncul.
2.5.6 Faktor Manusia Dalam Human Relations Titik sentral human relations adalah manusia dengan segala kepelikan sikap perilaku dan kepelikan rohaniahnya. Keanekaragaman dalam sikap, perilaku, status sosial, agama, kepercayaan, pendidikan, cita-cita dan lain-lain. Tidak lepas dalam hubungan dan berinteraksi dengan manusia lain. Hubungan antar manusia itu sudah tentu mempunyai tujuan tertentu yaitu memelihara hubungan yang harmonis, saling pengaruh mempengaruhi, mengubah sikap dan perilaku dan sebagainya. Human relations bersifat “action oriented”, bukan hanya hubungan yang pasif yang dituju adalah kepuasan batin, karena itu human relations banyak diterapkan dalam manajemen.42 Antara seorang manajer dengan bawahannya terdapat struktur formal yang memimpin dan yang dipimpin. Karena itu human relations dalam kekaryaan ini sering dinamakan “ organizational human relations ”. Para manajer seharusnya melakukan human relations, baik kepada khalayak atau publik dalam organisasi (internal public ), maupun khlayak diluar internal ( eksternal public ). Selain hubungan dengan tugas pekerjaan juga diluar tugas pekerjaan. Jelas bahwa ciri khas dari hubungan manusiawi adalah interaksi atau komunikasi antarpersona yang sifatnya manusiawi karena manusiawi yang 42
Thomas J. Actison and Wiston, Management Today, Harcourt Brace Jovanovich, New yorkAtlanta, 1978, Hal. 43
32
berinteraksi itu terdiri atas jasmani dan rohani yang berakal budi yang selain mahluk sosial. Jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, human relations adalah salah satu cara untuk dapat dipergunakan, lebih-lebih bagi seseorang pimpinan, baik dalam organisasi apapun dan bidang apapun. Pendekatan human relations dapat dilakukan dalam berbagai situasi baik formal maupun non formal. Peranan human relations sangatlah penting, terutama dalam mengelola suatu yang salah satu aspeknya akan kegiatanya adalah fungsi keberhasilan tenaga kerja. Human relations sangat perlu dilakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk meredakan gangguan sebagai akibat salah berkomunikasi dan salah interprestasi, lebih-lebih untuk menghilangkan frustasi serta menggugah kedisiplinan serta kegiatan. Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa human relations dengan menggunakan pendekatan komunikasi organisasi berfungsi untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang dalam perusahaan atau lembaga melalui komunikasi yang terencana dengan baik demi visi perusahaan. Oleh karena itu kegiatan human relations harus terus dilakukan untuk membina hubungan dengan publik baik itu publik internal maupun publik eksternal. Pembinaan hubungan dengan publik internal dalam hal ini karyawan adalah dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat membuat karyawan merasa memiliki dan juga merasa dihargai. Sedangkan dengan publik eksternal adalah melakukan komunikasi untuk menumbuhkan sikap positif publik terhadap perusahaan.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau fenomena yang ada. Adapun penelitian deskriptif ditunjukan untuk: 1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan melukiskan gejala yang ada. 2) Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3) Membuat evaluasi. 4) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.43 Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat. Kemudian, mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.44Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kuantitatif yaitu mengumpulkan data dengan cara mencacah pengumpulan data yang dikumpulkan. Penelitian kuantitatif menguji datanya dengan cara menggunakan hitungan statistik.
43 44
Jalaludin, Rakmat, Metode Penelitian Komunikasi, CV. Remaja Karya, Bandung, 1994, Hal.25 Burhan, Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta, 2005, Hal. 36
33
34
3.2 Metode Penelitian Pada metode ini penulis menggunakan metode survei. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan.45Tujuan survei ini untuk mendapatkan gambaran yang mewakili daerah itu dengan benar. Dalam
survei,
informasi
dikumpulkan
dari
responden
dengan
menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Mutu survei antara lain bergantung pada : 1. Jumlah orang yang dijadikan sampel. 2. Taraf hingga mana sampel itu representatif, artinya mewakili kelompok yang diselidiki. 3. Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari survei itu.
45
Moehar, Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, Hal. 44
35
3.3 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Monase Malo, populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian.46 Populasi adalah “Jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu daerah yang akan diteliti”.47 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Radio Mustang Utama Jakarta yang berjumlah 33 orang.
3.2.2 Sampel Sampel adalah mewakili (dari populasi). Jika jumlah sampel sama dengan jumlah populasi, maka penelitian itu disebut sensus. Ukuran sampel dan teknik sampling tergantung pada sifat populasi. Semakin homogen populasi, semakin kecil sampel. Pada penelitian ini penulis menggunakan Total Sampling, dimana menurut I Gusti Ngurah Agung, semua anggota populasi dijadikan sampel.48 Jumlah sample dalam penelitian 33 orang. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka penulis menetapkan seluruh karyawan PT. Radio Mustang Utama Jakarta sebagai responden dalam penelitian ini.
46
Monase, Malo, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, 1994, Hal. 23 Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996, Hal. 31 48 I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial Pengertian, Perencanaan dan Praktek I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, Hal. 2 47
36
3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah mempengaruhi metode pengumpulan data.49 Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari nara sumber, ada pun teknik pengumpulan data dengan : 50 a. Kuesioner Kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden yang harus diisi dan dikembangkan oleh responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelitian tahu pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.51 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dan digunakan untuk melengkapi seluruh data primer seperti : Wawancara Mendalam
49
Mohammad, Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hal. 211 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktekum, Edisi Revisi II, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 120 51 Onong ,Uchayana, Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Ibid., Hal. 174 50
37
“Interview yang dilakukan oleh pewawancara adalah dengan membawa sederetan pertanyaaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.
Instrumen
data-data yang digunakan adalah pedoman wawancara atau interview guide.”52 Guna melengkapi data penelitian, selain menyebarkan kuesioner, peneliti juga memilih untuk melakukan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data primer. Peneliti berharap, melalui wawancara dapat diketahui hal-hal yang melatar belakangi hasil temuan kuantitatif. Peneliti mewawancarai beberapa pihak, seperti: a. Program Director, Bapak Bagus Lazuardi. b. Creative Leader, Jarot c. Penyiar Part Time, Vari. d. Front Office, Mbak Dewi. a. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan, dijadikan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Dalam pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, penulis mencari informasi atau bahan-bahan penelitian melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan human relations serta
52
Op.Cit. Hal. 45
38
bahan-bahan lain untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Selain itu studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat menunjang penelitian dan penulisan yanng dilakukan penulis.
3.5 Definisi Konsep & Operasionalisasi Konsep 3.5.1 Definisi Konsep 1. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi,
menafsirkan pesan dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. 2.
Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.
3.5.2 Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi
konsep
adalah
unsur
penelitian
yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, operasionalisasi variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel penelitian.53 53
Singaribun, Masri, & Sofian, Effendy, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1982, Hal.46
39
Operasionalisasi konsep penelitian yang digambarkan dalam bentuk tabel: Tabel 1.1 Operasionalisasi Konsep Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta Variabel Subvariabel Dimensi Indikator 1. Importance Human menyapa Mengenal perasaan- a) Pimpinan Relations of individual karyawannya. perasaan manusia ( Pentingnya dan kepentingan b) Pimpinan mengamati Individu ) tugas yang dikerjakan individu, dan oleh karyawan. perlakuan perseorangan secara c) Pimpinan memeriksa kembali tugas yang individu. telah diselesaikan oleh karyawan. d) Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya. e) Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik. f) Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan. g) Pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya. 2. Mutual Menerima pendapat a) Pimpinan menerima Acceptance ide, saran dan kritikan yang berbeda dari ( Saling dari setiap setiap individu dan Menerima ) karyawannya. menghormati. b) Pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya di dalam rapat. 3. Common Karyawan dan a) Kemajuan perusahaan Interest sangat penting bagi pimpinan terikat oleh ( Kepentingan kepentingan bersama pimpinan dan Bersama ) karyawan. untuk mencapai b) Keberhasilan sukses. perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan. c) Untuk memperoleh
40
4. Open Communicati on ( Komunikasi Terbuka)
Terbuka dalam memberikan ide, informasi, perasaan dan segala pengambilan keputusan.
a)
b)
c)
d)
5. Employee Participation ( Partisipasi karyawan )
Seimbang dalam memberikan pendapat dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
a)
b)
c)
d)
e)
hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan. Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik. Kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan. Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet. Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya. Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat. Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya. Pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya. Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah. Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
41
6. Local Identity ( Identitas Setempat )
Setiap individu menerima kesempatan untuk pengenalan kebanggan, dan kepuasan bekerja.
7. Local Decision ( Keputusan Setempat )
Setiap orang diberikan wewenang untuk menyelesaikan masalahnya dimana persoalan itu muncul.
a) Pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik. b) Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya. c) Pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya. d) Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya. e) Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawanya. f) Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya. g) Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya. h) Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya. i) Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya. a) Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing. b) Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas.
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan diinterpretasikan. Pengolahan data dan analisa data dilakukan melalui editing, koding dan tabulasi. Penjelasan sebagai berikut:
42
a) Pengeditan (editing), dilakukan terhadap daftar pernyataan yang tersusun secara struktur melalui wawancara (kuesioner) dan terdapat jawaban yang telah diisi oleh responden. b) Pemberian kode (coding) Data yang telah diedit, diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis sehingga jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti tertentu. c) Tabulasi (tabulating), yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel-tabel. Data yang didapatkan akan diolah ke dalam jumlah atau frekuensi dan kemudian dihitung menjadi persentase. Pada penelitian ini penulis menggunakan skala jumlahan yaitu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang meminta reaksi dari responden. Setiap responden diberi bilangan. Responden positif diberi nilai tertinggi, dan responden negatif diberi nilai paling rendah. Nilai sikap responden adalah jumlah nilai seluruh pertanyaan atau pernyataan. Untuk itu peneliti menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau tentang suatu fenomena. Sementara itu, fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan dikenal dengan istilah variabel penelitian. Dengan menggunakan Skala likert, variabel dapat diukur dan dijabarkan menjadi indikator. Indikator tersebut yang nantinya diukur. Komponen yang diukur kemudian menjadi titik tolak untuk menyusun item instrument berupa pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Jawaban setiap instrument yang
43
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor. 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju.
:5 :4 :3 :2 : 144
Kategori jawaban akan diajukan kepada responden untuk dipilih guna mengetahui penilaian karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Untuk mengetahui persentase responden yang memilih kategori tertentu, peneliti menggunakan rumus umum berikut: Jumlah Pemilih (F) X 100% Jumlah Responden Skor akan membantu peneliti untuk menghitung persentase penilaian responden terhadap setiap butir pernyataan yang terkait dengan human relations pimpinan. Berikut ini rumus yang digunakan:45 Total Skor Jumlah Skor Tertinggi
X 100%
Di mana untuk mengetahui jumlah skor ideal atau tertinggi adalah: Jumlah Seluruh Responden X Skor Tertinggi
44 45
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung, Hal. 74 Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Ikatan Penerbit Indonesia, Bandung, 2003, Hal. 28
44
Adapun range persepsi karyawan terhadap penerapan human relations PT. Radio Mustang Utama Jakarta, adalah sebagai berikut:46 5 = Sangat Positif 4 = Positif 3 = Netral 2 = Negatif 1 = Sangat Negatif
: : : : :
81% – 100% 61% – 80% 41% – 60% 21% - 40% 0 – 20%
Data yang diperoleh nantinya akan dianalisa secara kuantitatif dengan tipe deskriptif. Dengan demikian, akan diketahui persepsi responden dari setiap pernyataan yang diberikan terkait dengan human relations yang dilakukan oleh pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Untuk mengetahui hasil dari jumlah pernyataan rekapitulasi kuantitatif persepsi karyawan terhadap penerapan human relations PT. Radio Mustang Utama Jakarta, adalah sebagai berikut:
Sangat Negatif Negatif Netral Positif Sangat Positif
46
Ibid., Hal. 29
: : : : :
0 -20% 21-40% 41-60% 61-80% 81-100%
: : : : :
1 2 3 4 5
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah PT. Radio Mustang Utama Jakarta PT. Radio Mustang Utama didirikan pada tanggal 17 Januari 1981 di jalan Dewi Sartika Bogor, pada saat itu pula Radio Mustang pertama kali mengudara pada frekuensi AM 1350. Pada tahun 1984 Radio Mustang mengalami pergantian pemilik yang sekaligus berlokasi ke Jl. Kavling Pertamina No. Gandul Cinere, Jakarta selatan. Frekuensinya juga mengalami perubahan menjadi AM 720 dan sukses merebut pendengar lebih banyak dikalangan anak muda. PT. Radio Mustang Utama merupakan salah satu dari gabungan perusahaan PT. Ramako group yang termasuk di dalamnya selain Radio Mustang yaitu Radio Ramako Jakarta, Radio KIS FM Jakarta, Radio Ju FM Batam dan Salon Green Twenty Jakarta dengan pemilik Ibu Adiyanti B.N. Rahmadi. Pada tahun 1985 Radio Ramako Magic yang merupakan group dari PT. Radio Mustang Utama berpindah frekuensi dari AM 738 ke jalur FM. Kemudian frekuensi AM 738 peninggalan Radio Ramako Magic tersebut diambil alih menjadi frekuensi Radio Mustang dengan sasaran pendengar berjiwa muda berkelas sosial menengah ke atas serta berusia antara 15 sampai 30 tahun. Guna meningkatkan kualitas dan agar lebih memuaskan pendengar, tepat pada tanggal 1 mei 1988, Radio Mustang kembali berpindah frekuensi menjadi FM 100,55 dengan motto ‘Tune of The City”. Musik yang disajikan berformat CHR ( Contemporary Hit Radio ). Sejak saat itu Radio Mustang menjadi salah satu radio unggulan di Jakarta dengan acara-acara yang kreatif melalui on-air. 45
46
Salah satu acara off-airnya yang khas adalah “ Mustang Rendezvous” berupa Fun Rally Otomotif. Pada tanggal 16 Mei 2001 Radio Mustang berpindah lokasi ke gedung Wisma Nusantara Lantai 25 jalan M. H Thamrin No. 59 Jakarta Pusat. Sekarang motto Radio Mustang sudah berubah menjadi “Ryhthm of The City”. Sasaran pendenngarnya lebih dipertajam pada usia anak muda 15 sampai 25 tahun denngan usia bisanya 26 sampai 30 tahun. Sementara visinya dari dulu sampai sekarang belum berubah yakni membangun generasi muda yang kreatif, cerdas, sportif, dinamis dan berprilaku baik. Pada tahun 2004 lalu dikarenakan akan ditempatkannya peraturan perundang-undangan mengenai penyiaran untuk seluruh wilayah di Indonesia tanpa terkecuali maka terjadilah perombakan susunan frekuensi pada hampir seluruh frekuensi radio di Indonesia termasuk di Jakarta, sehingga menyebabkan Radio Mustang kembali pindah frekuensi mulai tanggal 1 Agustus 2004 dari 100,55 FM menjadi frekuensi 88 FM dengan lokasi dan motto yang sama.47
4.2 Visi Dan Misi PT. Radio Mustang Utama Jakarta “ Membangun generasi muda yang kreatif, cerdas, sportif, dinamis dan berprilaku baik. ” Radio Mustang membangun generasi muda yang kreatif, agar generasi yang akan datang dapat lebih berkembang dan maju dalam menciptakan ide-ide yang baru, kreatif, cerdas, sportif, dinamis dan dapat berperilaku baik. Sehingga perkembangan dan kemajuan bidang penyiaran ini dapat lebih berkembang lagi.
47
Company Profil Radio Mustang 88 FM
47
4.3 Stuktur Organisasi Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar yang penting sebagai keterangan pembagian kerja masing-masing divisi. Struktur organisasi menunjukkan hubungan antara suatu bagian divisi dengan bagian divisi lainnya serta tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masingmasing divisi tersebut. Susunan organisasi dan jabatan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta sebagai berikut: A. Program Director 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager atas semua jalannya Program (On Air & Off Air) di Mustang 88 FM. b. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Station Manager. 2. Tugas a. Memastikan Program On Air & Off Air berjalan dengan baik b. Membuat Proposal Program baik itu yang diminta klien ataupun keperluan program. 3. Bekerja sama dengan: 3.1. Music Director - Merancang Format Musik Mustang 88 FM - Merancang Time Clock Siaran - Mencari, menyeleksi dan menyusun lagu menjadi sebuah list (Harian/Mingguan) untuk bahan acuan penyiar memainkan lagu.
48
3.2. Koordinator Penyiar - Mengarahkan Format Program, Format Siaran, Format Kata, Format Mixing kepada para Penyiar. - Pembuatan Jadwal Siaran 3.3. Traffic - Penjadwalan Log Iklan - Pengaturan penempatan produk iklan 3.4. Koordinator Redaksi - Membuat Format Kata baik untuk Naskah On Air, Off Air maupun untuk merancang sebuah program, proposal, juga untuk suratmenyurat (intern & ekstern). 3.5. Koordinator Produski - Mengarahkan pembuatan paket sponsor/special programme 3.6. Koordinator Off Air - Merencanakan dan membuat Program Off Air 3.7. Humas / Public Relation - Merencanakan dan membuat kerjasama promosi 3.8. Team Programme - Merencanakan dan membuat Program (On Air & Off Air) - Membuat Format Mustang 88 FM - Mengevaluasi Format dan Program secara reguler (per tiga bulan) atau bila diperlukan. - Membuat Rencana Kerja per tahun dengan para Koordinator atau Full Timer.
49
4. Lain-lain - Berhak untuk menunjuk Full Timer dan Part Timer untuk memproduseri sebuah Program Sponsor atau Program Mustang 88 FM - Membuat Meeting Reguler dengan para Koordinator, Full Timer dan Part Timer untuk evaluasi dan kelancaran sistem kerja - Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager atau Tim Marketing (Bila diperlukan) - Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan) - Secara aktif mengikuti perkembangan dunia radio, baik di dalam maupun di luar negeri. B. Music Director 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director 2. Tugas a. Bekerjasama dengan Program Director merancang Format Musik Mustang 88 FM b. Bekerjasama dengan Program Director merancang Time Clock Siaran Mustang 88 FM
50
c. Mencari dan memilih lagu/musik yang berkualitas yang sesuai dengan Format Musik Mustang 88 FM. d. Menambah materi lagu pada Library Mustang 88 FM e. Mencari, menyeleksi dan menyusun List Lagu (Harian/Mingguan) untuk siaran. f. Menyusun Chart / Tangga Lagu (Asing atau Indonesia) g. Mendata/memberi label semua lagu/musik yang ada di Mustang 88 FM, baik berupa CD, Kaset, Pita Reel, DAT, MP3 dan lain-lain. h. Menjaga keutuhan CD, Kaset dan lain-lain yang berhubungan dengan library Mustang 88 FM. 3. Lain-lain a. Bekerjasama (Profit & Non Profit) dan menjaga hubungan baik dengan Label Company, Industri Musik atau penyelenggara event musik untuk kepentingan Mustang 88 FM. b. Membuat Meeting Reguler Divisi Musik untuk evaluasi dan kelancaran sistem kerja c. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director, Tim Marketing atau Produser (Bila diperlukan) d. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan) e. Secara aktif mengikuti perkembangan musik baik di dalam maupun diluar negeri C. Redaksi 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
51
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director. c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director. 2. Tugas a. Bekerja sama dengan Program Director untuk membuat Format Kata baik untuk Naskah On Air, Off Air maupun untuk merancang sebuah program, proposal, juga untuk surat-menyurat (intern & ekstern). b. Membuat Script/Naskah Siaran yang disesuaikan dengan Format Kata dan Format Siaran Mustang FM 88 FM. c. Membuat Naskah Program Sponsor atau Program Reguler d. Membuat Redaksional untuk Iklan (Spot dan Adlibs Iklan/Promo) dan Smash/Bridges. e. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan wawancara atau interview dengan Klien, Tokoh atau Bintang Tamu yang akan diwawancarai. f. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan Liputan Langsung atas Kejadian atau Event Program. g. Mengikuti/mewakili Program untuk undangan Press Conference, Seminar atau Event, baik yang berhubungan dengan klien atau untuk dijadikan sumber berita. 3. Lain-lain a. Membuat Meeting Reguler Produksi untuk evaluasi dan kelancaran sistem kerja.
52
b. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing, (Bila diperlukan). c. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan) d. Secara aktif mengikuti perkembangan berita / trend anak muda baik didalam maupun di luar negeri. D. Produksi 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director 2. Tugas a. Membuat Spot Iklan, Spot Promo, Adlibs Recorded, Insert dan lainlain yang berkaitan dengan kelancaran program siaran baik yang disponsori maupun Program Harian/Mingguan Mustang 88 FM. b. Bekerjasama dengan Program Director, Redaksi, Produser dan pihak terkait lainnya dalam pembuatan paket Special Program, baik yang disponsori maupun Program Harian/Mingguan Mustang 88 FM. c. Merencanakan, menyiapkan dan membuat opening & closing Program atau Kuis. d. Menyediakan Bukti Siar (Bila diperlukan) e. Menyimpan Bukti Siar dengan baik
53
f. Membuat Smash atau Bridge siaran secara berkala dalam waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan program. g. Menyiapkan keperluan serta perlengkapan yang diperlukan untuk kebutuhan interview di studio, bekerjasama dengan teknisi. h. Membuat kreatif-kreatif baru dalam pembuatan semua jenis produksi sesuai dengan Format Siaran Mustang 88 FM. i. Menjaga serta merawat peralatan di Studio Produksi. 3. Lain-lain a. Membuat Meeting Reguler Redaksi untuk evaluasi dan kelancaran sistem kerja. b. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing, (Bila diperlukan). c. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan). d. Secara aktif mengikuti perkembangan style produksi radio dunia sebagai perbandingan. E. Traffic 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan seharihari)
kepada Programme Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director.
54
2. Tugas a. Melakukan inventarisasi / pendataan client dan iklan (Loose Spot, Adlips, Program Sponsor). b. Menerima order placement iklan dan materi iklan baik itu dalam bentuk kaset, CD, DAT, dll. c. Penjadwalan Log Iklan. d. Mengatur penempatan Produk Iklan yang terdiri dari: - Penempatan iklan sesuai dengan jam siarnya yang bekerjasama dengan marketing untuk dimasukan pada log iklan baik itu di Prime Time atau Reguler Time. - Penempatan iklan yang sama tidak terlalu banyak agar satu sama lainnya tidak saling berdekatan. - Penempatan iklan kompetitor sebisa mungkin tidak berdekatan e. Melakukan pengawasan dan melaporkan iklan / spot promo / iklan barter / paket program / Adlips yang telah habis masa siarnya. f. Bertanggung jawab terhadap kaset / CD / DAT iklan ataupun paket Special Programme yang diberikan kepada klien. g. Membuat laporan bukti siar iklan / special program yang ada, baik dalam durasi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun. 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (Bila diperlukan). b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan).
55
F. Humas / Public Relations 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director. c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director 2. Tugas a. Mengetahui semua tentang Mustang 88 FM (selalu berkomunikasi dengan Programme Director). b. Menjadi juru bicara Mustang baik untuk ekstern maupun intern. c. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam hal kerjasama Full Barter ataupun Semi Barter promosi baik itu dengan media cetak ataupun elektronik, hotel, cafe, tempat gaul, tempat wisata, kampus, sekolah-sekolah, dll. d. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam merencanakan dan membuat kontrak kerjasama promosi ataupun penawaran kerjasama. e. Bersama-sama dengan Team Program, merancang dan menyiapkan materi untuk Promotion Tools (Company profile baik itu dalam bentuk cetak ataupun audio, sticker, leaflet, banner, spanduk, umbul-umbul, stereofon, neonsign, billboard, tv com, dll). f. Menjadi duta/wakil dari Mustang 88 FM untuk urusan ekstern ke media, Instansi/institusi ataupun masyarakat umum.
56
g. Menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai image station yang positif, baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas pada umumnya. h. Menjaga citra baik station, baik ekstern (pendengar, klien, label record company) ataupun intern (sesama rekan kerja di Mustang 88 FM) i. Mengkoordinir kegiatan/aktifitas (hang out, olah raga, jalan-jalan, dll) karyawan Mustang 88 FM. j. Menerima, menjadwal dan mengkoordinir pelajar/mahasiswa yang melakukan PKL/ Kunjungan/ Observasi 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan). b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan) c. Membuat Rencana Kerja per tahun dengan Programme Director, Team Koordinator Off Air dan Marketing. G. Administrasi/Sekretaris 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director
57
2. Tugas a. Mencatat dan mendata hal-hal yang berkaitan dengan program On air, Off air, Daftar Tamu, Keperluan Umum, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan radio. b. Membuat laporan internal dan external dalam hal-hal yang berhubungan dengan program seperti: Laporan Bulanan, Memo Intern (Inter Office Memorandum), surat menyurat, izin, absensi, kontrak kerja part-timer atas arahan Station Manager, dan lain-lain. c. Mendata surat-surat yang masuk atau keluar dari bagian program dengan diketahui oleh Station Manager. d. Mengikuti pertemuan-pertemuan program dan membuat notulen e. Membuat dan mengajukan anggaran bagian program yang sudah disetujui oleh Station Manager f. Menangani serta mendata administrasi program siaran 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (membuat notulen). b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan) F. Data Entry 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director
58
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director d. Memberikan Laporan Berkala (tiga bulan sekali) kepada Marketing 2. Tugas a. Mendata semua identitas pendengar MUSTANG FM dari mulai nama lengkap, alamat rumah ataupun kantor, nomor telephone rumah / handphone atau kantor, E-mail, pekerjaan, usia, jenis kelamin dan status pernikahan b. Mengelompokan semua data pendengar berdasarkan, usia, jenis kelamin, tempat tinggal / domisili, waktu mendengarkan, acara yang didengarkan. c. Membuat tabel dan prosentase dari semua kelompok data pendengar secara berkala sesuai kebutuhan program. d. Bertanggung jawab terhadap semua data atau berkas pendengar (sms,fax, e-mail) yang masuk ke MUSTANG FM baik itu Program Sponsor ataupun Program Reguler. 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan) b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan)
59
G. Website 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director 2. Tugas a. Bertanggung jawab atas konten website Mustang 88 FM b. Bertanggung jawab atas pergantian Design Website (bila diperlukan) c. Mengkoordinir milis Mustang 88 FM d. Bekerjasama dengan Music Director dalam merancang dan mengisi chart di website e. Bekerjasama dengan Koordinator Redaksi dalam pemberitaan di website f. Bekerjasama dengan Team Programme g. Secara berkala (sebulan sekali) membuat laporan kerja kepada koordinator Redaksi sebagai bahan laporan bulanan yang ditujukan untuk Program Director 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan) b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan)
60
H. Koordinator Penyiar 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Programme Director c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme Director 2. Tugas a. Membuat Jadwal Penyiar b. Memonitor kegiatan siaran c. Mengarahkan Format Program, Format Siaran, Format Musik, Format Redaksi, Format Produksi, Format Mixing, Format Kuis untuk dijabarkan kepada penyiar sebagai pelaksana akhir dari sebuah program. d. Mengkoordinir hubungan
para
penyiar
berkaitan
dengan
menyelaraskan
kerja antara para penyiar dengan full timer
e. Membuat Meeting Reguler Penyiar untuk evaluasi dan kelancaran sistem
kerja serta hubungan kerja
f. Lain-lain g. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan). h. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan)
61
I. Penyiar 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Koordinator Penyiar 2. Tugas a. Melakukan perencanaan, persiapan dan melaksanakan siaran sesuai dengan schedule. Persiapan minimal 30 menit sebelum siaran dilaksanakan b. Bekerjasama dengan Divisi musik untuk menyiapkan/ memeriksa lagulagu yang akan di-on air-kan c. Bekerjasama dengan Redaksi untuk menyiapkan/ memeriksa naskah/ berita/informasi yang akan di-on air-kan d. Bekerjasama dengan Traffic untuk menyiapkan/memeriksa iklan, spot promo, ad lips, special program yang akan di on airkan e. Bekerjasama dengan Produksi untuk pembuatan special program, iklan, spot promo, adlips, smash, dan semua kebutuhan program f. Wajib mengikuti Time Clock Siar MUSTANG FM g. Wajib mengikuti Play List yang telah dibuat oleh Music Director h. Wajib memutar dan mengisi log iklan dan log siaran selama bertugas i. Mengikuti dan mentaati Jadwal Siaran yang ditentukan oleh Koordinator Penyiar
62
j. Mengikuti pertemuan-pertemuan penyiar / program secara reguler yang waktunya ditentukan oleh Koordinator Penyiar / Program Director / Station Manager k. Mengisi suara untuk keperluan program MUSTANG FM baik itu special program, adlips pre-record, iklan, spot promo, smash / bridge l. Mentaati tata tertib siaran seperti : -
Tidak merokok, minum dan makan di dalam ruang siaran / produksi / library
-
Tidak mengenakan alas kaki di ruang siaran / produksi / library
-
Tidak menerima tamu selama bertugas di ruang siaran / produksi / library kecuali untuk keperluan program yang sudah dijadwalkan
-
Tidak menerima telephone selama bertugas kecuali untuk keperluan program yang telah dijadwalkan. Terkecuali keadaan darurat
3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan) b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan) J. Koordinator OFF AIR 1. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Koordinator Penyiar
63
2. Tugas a. Mengkoordinir semua acara Off Air b. Merencanakan dan Membuat Proposal Program Off Air baik itu yang diminta klien ataupun keperluan program c. Bersama-sama dengan Team Program secara reguler mengadakan pertemuan untuk kemajuan station (evaluasi program) d. Berhak untuk mendelegasikan kepada Full Timer dan Part Timer untuk menjabat PO (Project Officer) sebuah acara Off Air, baik itu disponsori ataupun tidak 3. Lain-lain a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan) b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan)
4.4 Hasil Penelitian Penelitian ini berjudul “Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta”. Data berikut ini peneliti peroleh berdasarkan survei dan wawancara yang telah dilakukan mulai Januari 2008 di PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Dengan jumlah populasi sebanyak 33 orang, melihat jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terlalu banyak maka penulis memutuskan untuk menggunakan jumlah populasi tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang positif. Sehingga teknik pengambilan sampel yang sesuai dalam penelitian adalah total sampling atau sampel jenuh.
64
Kemudian untuk memperoleh hasil data penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa instrumen kuesioner yang dibagikan kepada seluruh karyawan. Tentunya dengan menggunakan skala likert yang berfungsi untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari seseorang tersebut. Setelah data terkumpul dari lapangan, selanjutnya penulis melakukan editing dan mentabulasikan dalam bentuk table tunggal untuk mengetahui hasil penelitian yang penulis lakukan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bentuk tabel-tabel dibawah ini:
4.4.1 Identitas Responden Identitas responden yang dapat diperoleh meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Jenis Kelamin N = 33 No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persen (%)
1
Laki-laki
22
66,7
2
Perempuan
11
33,3
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 1 Dari data yang terkumpul pada tabel 1, dapat diketahui jelas hasil penelitian, dimana karyawan yang berjenis kelamin laki-laki ternyata lebih banyak sebesar 66,7%, dibandingkan karyawan yang berjenis kelamin perempuan hanya sebesar 33,3% . dengan mengacu data yang terkumpul pada tabel diatas, maka hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa ternyata karyawan yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 66,7%.
65
Hal ini dikarenakan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki memang banyak dibutuhkan untuk menghadapi tugas yang padat. Tabel 2 Usia responden N = 33 No
Usia
Frekuensi
Persen (%)
1
20-25 tahun
17
51,5
2
26-30 tahun
10
30,3
3
31-35 tahun
6
18,2
4
36-40 tahun
0
0
5
40 tahun keatas
0
0
Jumlah
33
100
Sumber : Kuesioner no. 2 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang bekerja usia 20-25 tahun sebanyak 51,1%, usia 26-30 tahun sebanyak 30,3% dan 3135 tahun sebanyak 18,2%. Dapat dilihat dengan jelas bahwa karyawan yang bekerja hampir keseluruhannya berusia muda. Hal ini mencerminkan bahwa usia muda adalah usia yang relatif matang dan lebih kreatif.
66
Tabel 3 Pendidikan Terakhir N = 33 No
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persen (%)
1
SMP
0
0
2
SMEA / SMU
3
9,1
3
D1 – D3
9
27,3
4
S1/S2
21
63,6
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 3 Terlihat dengan jelas, data yang terkumpul mengenai tingkat pendidikan terakhir pada tabel 3, dimana responden yang memiliki tingkat pendidikan S1/ S2 lebih dominan sebesar 63,6%, sedangkan responden yang berpendidikan akhir D1-D3 sebesar 27,3%, selanjutnya responden yang berpendidikan akhir SMEA/SMU sebesar 9,1%. Jadi, dari data yang terkumpul pada tabel diatas, dapat diketahui dengan jelas hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan akhir S1/S2 lebih didominasi yaitu sebesar 63,6%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Radio Mustang Utama merupakan karyawan yang berpendidikan tinggi.
67
Tabel 4 Masa Kerja N = 33 No
Masa Kerja
Frekuensi
Persen (%)
1
2 - 6 bulan
3
9,1
2
6 - 10 bulan
3
9,1
3
1 - 4 tahun
8
24,2
4
5 - 10 tahun
16
48,5
5
> 12 tahun
3
9,1
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 4 Dapat diketahui dengan jelas data penelitian yang terkumpul pada tabel 4, mengenai masa kerja responden, dimana karyawan PT. Radio Mustang Utama Jakarta masa kerjanya yang paling banyak berada pada 5-10 tahun sebesar 48,5%, sedangkan masa kerja 1-4 tahun sebesar 24,2%, kemudian masa kerja 12 tahun keatas sebesar 9,1%, kemudian masa kerja 610 tahun sebesar 9,1%, dan yang masa kerja 2-6% sebesar 9,1%. Dengan demikian, hasil akhir penelitian pada tabel diatas, dapat diketahui dengan jelas dimana masa kerja responden antara 5-10 tahun sebesar 48,5% yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Radio Mustang Utama telah berpengalaman kerja pada bidang masing-masing.
68
4.1.2 Human Relations 1. Importance of Individual ( Pentingnya Individu ) Human Relations bertujuan untuk mendorong seluruh organisasi atau perusahaan untuk bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam hal ini pimpinan memegang peran yang penting untuk berlangsungnya human relations kepada anggota organisasi atau perusahaan. Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta maka dapat dilihat secara rinci pada tabel-tabel dibawah ini: Tabel 5 Pimpinan menyapa karyawannya N = 33 No Pernyataan Frekuensi Skor 1 Sangat setuju 6 30 2 Setuju 19 76 3 Kurang setuju 6 18 4 Tidak setuju 0 0 5 Sangat tidak setuju 2 2 Jumlah 33 126 Sumber : kuesioner no. 5
Persentase (%) 18,2 57,6 18,2 0 6,1 100
Dari tabel 5 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 57,6% menyatakan setuju bila pimpinan menyapa karyawannya, 18,2% responden menjawab sangat setuju sama banyaknya dengan responden yang menjawab kurang setuju, 6,1% menjawab sangat tidak setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju.
69
Kemudian untuk mengetahui persepsi karyawan bila pimpinan menyapa karyawannya, peneliti menggunakan rumus: =
Total Skor
X 100%
Jumlah Skor Tertinggi Di mana, Jumlah Skor Tertinggi = Jumlah Responden x Skor Tertinggi = 33 x 5 = 165 Maka, 126
X 100% = 76,4 %
165 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, persepsi responden setuju pimpinan menyapa karyawannya memperoleh persentase 76,4%. dengan kata lain berada pada range POSITIF.
Tabel 6 Pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 12 60 36,4 2 Setuju 13 52 39,4 3 Kurang setuju 8 24 24,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 136 100 Sumber : kuesioner no. 6 Dari tabel 6 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 39,4% menyatakan setuju bila pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawan, 36,4% responden menjawab sangat setuju, 24,2% responden menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
70
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawan yaitu dengan cara 136/165 x 100% = 82,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
Tabel 7 Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 14 56 42,4 3 Kurang setuju 3 9 9,1 4 Tidak setuju 10 20 30,3 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 115 100 Sumber : kuesioner no. 7 Dari tabel 7 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan, 30,3% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
71
Tabel 8 Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 8 Dari tabel 8 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF
72
Tabel 9 Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 9 Dari tabel 9 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
73
Tabel 10 Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 8 40 24,2 2 Setuju 25 100 75,8 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 140 100 Sumber : kuesioner no. 10 Dari tabel 10 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 75,8% menyatakan setuju bila pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan, 24,2% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan yaitu dengan cara 140/165 x 100% = 84,8%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
74
Tabel 11 Pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 11 Dari tabel 11 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
75
2. Mutual Acceptance ( Saling Menerima ) Tabel 12 Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 30 120 90,9 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 135 100 Sumber : kuesioner no. 12 Dari tabel 12 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 90,9% menyatakan setuju bahwa pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya, 9,1% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawanya yaitu dengan cara 135/165 x 100% = 81,8%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
76
Tabel 13 Pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 16 64 48,5 3 Kurang setuju 6 18 18,2 4 Tidak setuju 5 10 15,2 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 122 100 Sumber : kuesioner no. 13 Dari tabel 13 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 48,5% menyatakan setuju bahwa pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya, 15,2% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 18,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya yaitu dengan cara 122/165 x 100% = 73,9%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
77
3. Common Interest ( Kepentingan Bersama ) Tabel 14 Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 14 56 42,4 3 Kurang setuju 3 9 9,1 4 Tidak setuju 10 20 30,3 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 115 100 Sumber : kuesioner no. 14 Dari tabel 14 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan, 30,3% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
78
Tabel 15 Keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 12 60 36,4 2 Setuju 21 84 63,6 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 144 100 Sumber : kuesioner no. 15 Dari tabel 15 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 63,6% menyatakan setuju bila keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan, 36,4% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan yaitu dengan cara 144/165 x 100% = 87,3%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
79
Tabel 16 Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 16 Dari tabel 16 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bahwa untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
80
4. Open Communications ( Komunikasi Terbuka ) Tabel 17 Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 10 50 30,3 2 Setuju 23 92 69,7 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 142 100 Sumber : kuesioner no. 17 Dari tabel 17 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 69,7% menyatakan setuju bahwa
komunikasi
yang
dilakukan
pimpinan
dengan
karyawan
berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, 30,3% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik yaitu dengan cara 142/165 x 100% = 86,1%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
81
Tabel 18 Kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 7 35 21,2 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 8 24 24,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 18 Dari tabel 18 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju bahwa kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
82
Tabel 19 Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 15 75 45,5 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 147 100 Sumber : kuesioner no. 19 Dari tabel 19 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet, 45,5% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju , tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet yaitu dengan cara 147/165 x 100% = 89,1%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
83
Tabel 20 Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 20 Dari tabel 20 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bahwa pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
84
5
Employee Participation ( Partisipasi Karyawan )
Tabel 21 Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 8 40 24,2 2 Setuju 25 100 75,8 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 140 100 Sumber : kuesioner no. 21 Dari tabel 21 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 75,8% menyatakan setuju bahwa setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat, 24,2% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat, yaitu dengan cara 140/165 x 100% = 84,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
85
Tabel 22 Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 22 88 66,7 3 Kurang setuju 5 15 15,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 133 100 Sumber : kuesioner no. 22 Dari tabel 22 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 66,7% menyatakan setuju bahwa karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya, 18,2% responden menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya yaitu dengan cara 133/165 x 100% = 80,6%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
86
Tabel 23 Pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 12 60 36,4 2 Setuju 21 84 63,6 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 144 100 Sumber : kuesioner no. 23 Dari tabel 23 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 63,6% menyatakan setuju bahwa
pimpinan
tidak
mengintervensi
hak
karyawannya
untuk
mengungkapkan pendapatnya, 36,4% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya yaitu dengan cara 144/165 x 100% = 87,3%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
87
Tabel 24 Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 24 Dari tabel 24 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
88
Tabel 25 Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 7 35 21,2 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 8 24 24,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 25 Dari tabel 25 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju bahwa setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
89
6. Local Identity ( Identitas Setempat ) Tabel 26 Pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 23 92 69,7 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 134 100 Sumber : kuesioner no. 26 Dari tabel 26 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 69,7% menyatakan setuju bahwa pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik, 18,2% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik yaitu dengan cara 134/165 x 100% = 81,2%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
90
Tabel 27 Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya N= 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 7 35 21,2 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 8 24 24,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 27 Dari tabel 27 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju bahwa pimpinan menaikkan jabatan karyawannya, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menaikkan jabatan karyawannya yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
91
Tabel 28 Pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 4 20 12,1 2 Setuju 24 96 72,7 3 Kurang setuju 5 15 15,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 28 Dari tabel 28 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 72,7% menyatakan setuju bahwa pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya, 12,1% responden menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
92
Tabel 29 Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 7 35 21,2 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 5 15 15,2 4 Tidak setuju 3 6 9,1 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 128 100 Sumber : kuesioner no. 29 Dari tabel 29 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju bahwa pekerjaan yang menantang bagi karyawannya, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab kurang setuju, 9,1% menjawab tidak setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pekerjaan yang menantang bagi karyawannya yaitu dengan cara 128/165 x 100% = 77,6%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
93
Tabel 30 Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 14 56 42,4 3 Kurang setuju 3 9 9,1 4 Tidak setuju 10 20 30,3 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 115 100 Sumber : kuesioner no. 30 Dari tabel 30 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya, 30,3% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
94
Tabel 31 Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 14 56 42,4 3 Kurang setuju 3 9 9,1 4 Tidak setuju 10 20 30,3 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 115 100 Sumber : kuesioner no. 31 Dari tabel 31 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila pimpinan
menyadari
keberadaan
karyawannya,
30,3%
responden
menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menyadari keberadaan karyawannya yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF. .
95
Tabel 32 Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 24 120 72,7 2 Setuju 9 36 27,3 3 Kurang setuju 0 0 0 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 156 100 Sumber : kuesioner no. 32 Dari tabel 32 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 72,7% menyatakan sangat setuju bila pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya, 27,3% responden menjawab setuju, Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya, yaitu dengan cara 156/165 x 100% = 95,5%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
96
Tabel 33 Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya. N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 3 15 9,1 2 Setuju 26 104 78,8 3 Kurang setuju 4 12 12,1 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 33 Dari tabel 33 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya, 9,1% responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya mereka yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
97
Tabel 34 Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya. N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 16 64 48,5 3 Kurang setuju 6 18 18,2 4 Tidak setuju 5 10 15,2 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 122 100 Sumber : kuesioner no. 34 Dari tabel 34 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 48,5% menyatakan setuju bahwa pimpinan menyadari kemampuan karyawannya, 15,2% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 18,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan menyadari kemampuan karyawannya yaitu dengan cara 122/165 x 100% = 73,9%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
98
7. Local Decision ( Keputusan Setempat )
Tabel 35 Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing N = 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 6 30 18,2 2 Setuju 14 56 42,4 3 Kurang setuju 3 9 9,1 4 Tidak setuju 10 20 30,3 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 115 100 Sumber : kuesioner no. 35 Dari tabel 35 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing, 30,3% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
99
Tabel 36 Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas. N= 33 No. Pernyataan Frekuensi Skor Persentase (%) 1 Sangat setuju 7 35 21,2 2 Setuju 18 72 54,5 3 Kurang setuju 8 24 24,2 4 Tidak setuju 0 0 0 5 Sangat tidak setuju 0 0 0 Jumlah 33 131 100 Sumber : kuesioner no. 36 Dari tabel 36 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju bahwa pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan tugas yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
100
TABEL 37 REKAPITULASI HASIL PENELITIAN KUANTITATIF PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN HUMAN RELATIONS PIMPINAN DI PT. RADIO MUSTANG UTAMA JAKARTA NO
PERNYATAAN
NO.
SKOR
TABEL 1.
Pimpinan menyapa karyawannya.
5
4
2.
Pimpinan
telah
6
5
Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah
7
4
8
4
9
4
10
5
dari
11
4
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari
12
5
yang
13
4
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi
14
4
kerjasama
15
5
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal
16
4
mengamati
tugas
yang
diselesaikan oleh karyawan. 3.
diselesaikan oleh karyawan. 4.
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya.
5.
Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik.
6.
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan.
7.
Pimpinan
mendengarkan
kritikan
karyawanya. 8.
setiap karyawannya. 9.
Pimpinan
menghormati
pendapat
diberikan dari setiap karyawannya. 10.
pimpinan dan karyawan. 11.
Keberhasilan
perusahaan
berkat
antara pimpinan dan karyawan. 12.
kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan.
101
13.
Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan
17
5
18
4
19
5
20
4
21
5
dalam
22
5
hak
23
5
24
4
25
4
26
5
karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik. 14.
Kedua
belah
pihak
bisa
mengungkapkan
pendapat tanpa ada tekanan. 15.
Pimpinan
memberikan
fasilitas
dalam
berkomunikasi melalui telepon dan internet 16.
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya.
17.
Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
18.
Karyawan
diberikan
kesempatan
mengungkapkan ide atau pendapatnya. 19.
Pimpinan
tidak
karyawannya
mengintervensi untuk
mengungkapkan
pendapatnya. 20.
Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah.
21.
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
22.
Pimpinan
memberikan
upah/gaji
kepada
karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik. 23.
Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya.
27
4
24.
Pimpinan
28
4
memberikan
liburan
kepada
karyawannya. 25.
Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya.
29
4
26.
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang
30
4
bagi karyawannya.
102
27.
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya.
31
4
28.
Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki
32
5
33
4
karyawannya. 29.
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya.
30.
Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya.
34
4
31.
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada
35
4
36
4
karyawannya untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing. 32.
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas. TOTAL
139
Kemudian, untuk mengetahui letak range skor persepsi berdasarkan keseluruhan item pertanyaan di atas maka perhitungan yang digunakan adalah: =
Total Skor Jumlah Pertanyaan
= 139 32 = 4,3 =4 Berdasarkan hasil tersebut, keseluruhan persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama berada pada range skor empat. Skor tersebut sejajar dengan persepsi setuju. Dengan kata lain, persepsi yang diperoleh berdasarkan keseluruhan pernyataan adalah POSITIF.
103
4.5 Hasil Pembahasan Dari hasil rekapitulasi penelitian kuantitatif persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta berada pada range empat. Skor tersebut sejajar dengan persepsi setuju. Dengan kata lain, persepsi yan diperoleh berdasarkan keseluruhan pernyataan adalah positif. Dari hasil yang di peroleh, berdasarkan identitas responden sebanyak 66,7% menyatakan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki memang banyak dibutuhkan untuk menghadapi tugas yang padat. Mengenai usia responden sebanyak 51,5% menunjukan bahwa mayoritas usia responden berusia 20-25tahun. Hal ini mencerminkan bahwa usia muda adalah usia yang relatif matang dan lebih kreatif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenjang pendidikan akhir responden memiliki jenjang pendidikan S1/S2. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Radio Mustang Utama merupakan karyawan yang berpendidikan tinggi. Dapat diketahui dengan jelas dimana masa kerja responden antara 5-10 tahun sebesar 48,5% yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Radio Mustang Utama telah berpengalaman kerja pada bidang masingmasing. Pimpinan menyapa karyawannya saat bertemu merupakan bentuk perhatian dari pimpinan, dan hal ini perlu dilakukan oleh pimpinan agar terjalin komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan. Pernyataan mengenai pimpinan menyapa karyawannya, responden yang memilih sebesar 76,4% artinya setuju bila pimpinan menyapa karyawannya saat bertemu atau dalam bekerja. Dan berada pada range positif.
104
Pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawannya, agar tugas yang dikerjakan oleh karyawannya tidak lalai dan harus dikerjakan dengan baik dalam mengerjakan tugas pekerjaanya tersebut. Responden yang memilih sebesar 82,4% artinya sangat setuju bila pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawannya. Mengamati tugas karyawannya ternyata tidak hanya diperlukan oleh karyawannya pada saat mengerjakan tugas akan tetapi setelah menyelesaikan tugas. Bentuk dari perhatian pimpinan bisa saja dengan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawannya. Responden banyak memilih sebesar 69,7% dan berada pada range positif artinya setuju bila pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawannya. Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawanya itu perlu, karena dengan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya maka pimpinan peduli akan masalah karyawannya tersebut. Responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik dalam berkerja sangat diperlukan. Karena dengan perlakuan baik dari pimpinan maka karyawan akan merasa nyaman dan betah dalam bekerja menyelesaikan tugas pekerjaannya. Responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut : “Ya, sangat memperlakukan dengan baik, kita sudah dianggap seperti keluarga sendiri.Dan saya maupun karyawan lainnya sangat merasa nyaman.”48
48
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
105
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya, sangat perlu agar pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya, baik masalah intern atau eksternal karyawannya tersebut. Sehingga pimpinan dapat memberikan masukan atau pendapat bagi karyawannya dan responden memilih sebesar 84,8%, berada pada range sangat positif. Mendengarkan masalah yang dihadapi karywan memang sangat diperlukan oleh pimpinan, begitu pula dengan mendengarkan kritikan dari karyawannya. Karena dengan begitu pimpinan akan lebih peka terhadap semua masalah dan kritikan yang dihadapi karyawannya, dan komunikasi antara pimpinan dan karyawan lebih lancar dan terbuka. Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Berdasarkan hasil penjelasan di atas mengenai dimensi Importance of Individual ( Pentingnya Individu ), yang di dalamnya terdapat beberapa indikator yaitu : mengenai pimpinan menyapa karyawan, mengamati tugas, memeriksa kembali tugas, mengetahui masalah, memperlakukan karyawannya dengan baik, mendengarkan masalah dan kritikan dari karyawannya. Dan dari hasil pernyataan mengenai dimensi Importance of Individual ( Pentingnya Individu ) ketujuh indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan lebih memperhatikan kepentingan karyawannya dengan baik sehingga karyawan dapat merasakan perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh pimpinannya. Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya dalam rapat atau bekerja merupakan salah satu bukti bahwa pimpinan menerima semua ide, saran dan kritikan demi kemajuan perusahaan dan bersama. Responden memilih 81,8% dan berada pada range sangat positif. Untuk memperoleh arus komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan maka sebagai pimpinan
106
harus dapat menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya sehingga diperoleh keterbukaan dan saling pengertian. Responden memilih sebesar 73,9% bahwa pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya dan berada pada range positif. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut : ”Ya, sangat. Cara dia berpikirnya cepat dan jauh kedepan. Kalo ada pendapat yang baik, dia cerna lalu memodifikasi sesuai dengan yang dia mau.”49 Penjelasan mengenai dimensi Mutual Acceptance ( Saling Menerima ), yang di dalamnya terdapat beberapa indikator yaitu : pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya, dan menghormati pendapat dari setiap karyawannya. Dan berdasarkan hasil pernyataan mengenai Mutual Acceptance ( Saling Menerima ) kedua indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan adanya keterbukaan komunikasi seorang pimpinan dalam menerima ide atau gagasan maupun kritik yang disampaikan oleh karyawan. Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan, responden banyak memilih 69,7% dan berada pada range positif. Apabila pimpinan dan karyawan dapat bekerja dengan baik dalam mengerjakan tugas atau pun menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka akan menambah semangat bagi karyawan dan pimpinan. Untuk itu kemajuan perusahaan dapat diciptakan oleh pimpinan dan karyawan. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut : 49
Hasil Wawancara dengan Creative Leader Radio Mustang, Jarot, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
107
”Ya, tentu saja dengan adanya kerjasama antara pimpinan dan karyawan akan menciptakan suatu keberhasilan. Karena apabila kita mengerjakan suatu tugas yang sangat sulit, kita membutuhkan orang-orang yang mengerti dan paham akan tugas itu”.50 Kemajuan perusahaan sangat penting, begitu pula dengan keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan berkat kerja sama antara pimpinan dan karyawan, artinya keberhasilan perusahaan tidak terlepas dari adanya kerjasama yang baik dengan pimpinan dan karyawan. responden banyak memilih sebesar 87,3% dan berada pada range sangat positif. Pernyataan mengenai kerja tim lebih disukai karyawan dan pimpinan, dikarenakan selain adanya kerjasama yang baik dari pimpinan, maka dalam organisasi atau perusahaan antar karyawan pun perlu terjalinnya hubungan yang baik sehingga satu sama lain dapat saling tukar informasi untuk kelancaran pekerjaan dan diperoleh hasil kerja yang optimal. Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan, responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Dimensi Common Interest ( Kepentingan Bersama ), yang di dalamnya terdapat indikator yaitu kemajuan perusahaan sangat penting, keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan dan hasil kerja yang optimal kerjasama tim. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Common Interest ( Kepentingan Bersama ) indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan adanya kerjasama tim yang baik antara pimpinan dengan karyawannya, sehingga dapat menciptakan kemajuan dan keberhasilan bagi perusahaan. 50
Hasil Wawancara dengan Penyiar Radio Mustang, Vari, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
108
Berdasarkan pernyataan mengenai komunikasi yang dilakukan pimpinan dan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, responden banyak memilih sebesar 86,1% dan berada pada range sangat positif. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak dapat mengerti dan memahami pesan yang disampaikan. Komunikasi yang dilakukan antara karyawan dan pimpinan berlangsung secara dua arah. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut : ”Ya, berhadapan langsung, karena Pak Baba itu bukan orang yang hanya bisa duduk diam. Tapi dia orangnya cukup membaur terhadap karyawannya dan timbal baliknya dapat diterima lebih mudah oleh semua karyawannya”.51 Dari pernyataan kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Hal ini dikarenakan apabila kedua belah pihak mengungkapkan pendapat dengan adanya tekanan, maka kedua belah pihak tersebut merasa kurang nyaman dan terbuka di dalam mengungkapkan pendapatnya itu. Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet, sangat diperlukan bagi karyawan agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dalam bekerja dan tidak terjadi hambatan di dalamnya. Dan responden memilih sebesar 89,1% dan berada pada range sangat positif. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
51
Op. Cit, Hasil Wawancara dengan Penyiar Radio Mustang, Vari
109
”Ya, memberikan. Karena saya kerjanya dibagian luar, saya diberikan fasilitas internet dan telepon. Itu merupakan salah satu solusi bagus, biar saya tidak bosan”.53 Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya itu perlu karena dengan pimpinan mengingat informasi tersebut, maka pimpinan akan lebih mudah mengetahui informasi mengenai perusahaan. Baik di dalam maupun diluar perusahaan tersebut. Responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Penjelasan mengenai dimensi Open Communication ( Komunikasi Terbuka ), yang di dalamnya terdapat indikator yaitu komunikasi yang dilakukan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, kedua belah pihak mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan, fasilitas dalam berkomunikasi dan pimpinan mengingat informasi. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Open Communication ( Komunikasi Terbuka ) indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi antara karyawan dan pimpinan berlangsung secara timbal balik sehingga informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak. Karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat agar tidak terjadi konflik dan kesalah pahaman antar karyawan. Responden memilih sebesar 84,4% dan berada pada range sangat positif. Berdasarkan pernyataan karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatn dikarenakan dalam berkomunikasi merupakan kegiatan yang mudah, namun
53
Hasil Wawancara dengan Front Office Radio Mustang, Wulan, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
110
melakukan kegiatan komunikasi untuk dapat dimengerti dan dipahami tidak semua orang dapat melakukannya. Untuk menyampaikan ide atau memberikan pendapat kepada perusahaan ataupun
sesama
rekan
kerja
sesorang
karyawan
harus
mampu
mengkomunikasikan pesan dengan baik sehingga dapat dimengerti dan dipahami. Responden memilih sebesar 80,6% dan berada pada range sangat positif. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut : ”Ya, diberikan kesempatan. Tergantung topiknya, biasanya seperti program really. Siapa artisnya?, hadiahnya apa?. Itu harus benar-benar diperhatikan. Pada saat diskusi pimpinan sangat terbuka dengan karyawannya dalam memberikan ide tersebut. Ya...selama itu bagus, ide itu akan diterima oleh pimpinan”.54 Pernyataan
pimpinan
tidak
mengintervensi
hak
karyawan
untuk
mengungkapkan pendapat agar karyawan lebih bebas dalam mengungkapkan pendapatnya di dalam suatu rapat. Dan apabila haknya sudah di intervensikan oleh pimpinan maka akan mengurangi kreativitas dari karyawan tersebut. Responden banyak memilih 87,3% dan berada pada range sangat positif. Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah agar dapat meringankan masalah yang dimiliki setiap individu tersebut. responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, dikarenakan agar dalam melaksanakan aktivitas kerja,
54
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
111
permasalahan selalu ada dan perlu di mengerti oleh seorang karyawan sehingga dapat diselesaikan dengan baik untuk menghindari terjadinya komunikasi yang tidak di inginkan, sehingga menggangu aktivitas kerja, responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Mengenai dimensi Employee Participation ( Partisipasi Karyawan ), yang di dalamnya terdapat beberapa indikator yaitu : setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat, Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapakan ide atau pendapatnya, pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya, setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah, dan karyawan memiliki tanggung jawab yang sama. Hasil dari kelima pernyataan mengenai dimensi Employee Participation ( Partisipasi Karyawan ) tersebut berada pada range sangat positif, hal ini dikarenakan pimpinan mengakui atau tidak membeda-bedakan antara karyawan satu dengan yang lainnya. Dari pernyataan pimpinan memberikan
upah atau gaji
kepada
karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik berada pada range sangat positif dan responden memilih sebesar 81,2%. Dikarenakan agar karyawan dapat termotivasi dan bekerja lebih giat lagi dalam mengerjakan tugas pekerjaannya. Begitu pula dengan pimpinan menaikkan jabatan karyawannya, agar karyawan mempunyai tujuan dalam bekerja sesuai dengan kemampuan yang didapatnya dan dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Pernyataan pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya agar karyawan tidak merasa jenuh dalam bekerja dan bila kembali bekerja karyawan
112
akan merasa lebih semangat lagi dalam mengerjakan tugas pekerjaannya. Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Dari pernyataan pekerjaan yang menantang bagi karyawannya sangat diperlukan, karena dengan begitu karyawan akan lebih termotivasi lagi dalam bekerja, dan dapat menciptakan ide-ide baru yang lebih baik. Responden banyak memilih 77,6% dan berada pada range positif. Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya dapat meninngkatkan semangat kerja karyawannya. Hal ini dikarenakan dengan suasana kerja yang nyaman, aman,dan tenang maka karyawan akan merasa betah di tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Responden memilih sebesar 69,7% dan berada pada range positif. Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya karena apabila pimpinan menyadari keberadaan karyawannya akan merasa lebih dianggap keberadaanya dan karyawan tersebut memiliki identitas diperusahaan itu. Responden memilih sebesar 69,7% dan berada pada range positif. Berdasarkan pernyatan pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya, membuat karyawan menjadi lebih bersemangat lagi dalam bekerja, responden memilih sebesar 95,5%. Hal ini dimaksudkan prestasi yang diperoleh dalam bekerja selain memberikan kebangaan dan kepuasan karyawan ternyata juga dapat memberikan semangat bekerja. Dari hasil wawancara dengan peneliti : “Ya, memberikan. Prestasi yang bisa kamu liat, Bayu musisi, Rico presenter. Dan itu semua prestasi yang cukup baik ya, untuk di luar kantor. Ya...Pak Baba sendiri menyadarinya kalo mereka memiliki prestasi itu.
113
Ya..,pernah memberikan penghargaan itu, biasannya hang-out, naik gaji dan jabatan”.55 Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya sangat diperlukan, karena dengan keahlian tersebut karyawan akan menciptakan kreatifitas-kreatifitas yang baru dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan kemajuan bagi perusahaan dan meningkatkan semangat dalam bekerja. Responden memilih sebesar 79, 4% dan berada pada range positif. Menyadari kemampuan yang dimiliki karyawannya merupakan sikap pimpinan yang positif, karena dengan adanya kemampuan ini karyawan merasa memiliki identitas diri dalam perusahaan yang merupakan salah satu kebutuhan dari seorang karyawan, sehingga akan meningkatkan motivasi. Responden yang memilih pimpinan menyadari kemampuan karyawannya sebesar 73,9% dan berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan telah menyadari dan memberikan semua kebutuhan yang diperlukan oleh setiap karyawannya, baik itu kebutuhan rohani maupun jasmani. Dimensi Local Identity ( Identitas Setempat ), yang di dalamnya terdapat indikator yaitu: memberikan upah atau gaji kepada karyawan, menaikkan jabatan, memberikan liburan, pekerjaan yang menantang, suasana kerja yang nyaman, menyadari keberadaan karyawannya, menyadari keahlian dan menyadari kemampuan yang dimiliki karyawannya. berada pada range positif. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Local Identity ( Identitas Setempat ) indikator tersebut berada pada range positif. Hal ini dikarenakan perusahaan memberikan atau memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan internal maupun eksternal karyawan. 55
Hasil Wawancara dengan Creative Leader Radio Mustang, Jarot, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
114
Berdasarkan pernyataan mengenai pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan disetiap divisi masing-masing, reponden memilih sebesar 69,7%. Dan hasil wawancara peneliti sebagai berikut : “Ya, justru diawal-awal Pak Baba memberikan kepercayaan tersebut. Selama masih bisa diselesaikan sendiri. Tapi kalo udah mentok, ya...langsung ke Pak Baba. Misalnya, divisi program ada masalah yang harus dirubah oleh tim kreatif, tapi selama masih bisa diselesaikan sendri, ya dikerjakan. Tapi kalo Pak Baba engga ok, ya...otomatis harus dirubah.”56 Pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan tugas sangat diperlukan agar karyawan dapat menyelesaikan tugasnya lebih fokus lagi, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Dimensi Local Decision ( Keputusan Setempat ) yang di dalamnya terdapat indikator yaitu pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing dan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Local Decision ( Keputusan Setempat ) indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan memberikan wewenang atau tanggungjawab kepada karyawan untuk melakukan atau memutuskan segala permasalahan selama dalam proses pekerjaan berlangsung.
56
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
115
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah diuraikan serta mengacu pada tujuan penelitian maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : Kegiatan human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, sudah berjalan dengan baik sehingga persepsi karyawan terhadap human relations memperoleh hasil yang positif, hal ini dikarenakan pimpinan lebih memperhatikan kepentingan karyawannya, adanya keterbukaan komunikasi pimpinan dalam menerima ide atau gagasan maupun kritik yang disampaikan oleh karyawanya, adanya kerjasama tim yang baik antara pimpinan dengan karyawan, komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan pimpinan berlangsung secara timbal balik, perusahaan memberikan atau memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan internal maupun eksternal karyawan dan pimpinan memberikan wewenang atau tanggungjawab kepada karyawan. Untuk itu jika dilihat dari teori di atas secara keseluruhan pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta telah berhasil dalam menjalankan human relations. Karena dengan dilakukannya hubungan manusiawi di dalam perusahaan dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan yang saling memiliki diantara semua anggota karyawan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, yang nantinya dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang saling mendukung antar sesama karyawan yang dapat memajukan PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
115
116
5.2 Saran 5.2.1 Saran Akademis Penelitian ini adalah upaya bagi mahasiswa komunikasi khususnnya Public Relations untuk melihat penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Diharapkan, jurusan public relations akan lebih banyak menggali berbagai hal yang terkait dengan bidang human relations pada penelitian selanjutnya. Hal ini dimaksud agar penelitian tentang human relations baik di dalam atau di luar perusahaan.
5.2.2 Saran Praktis Dari hasil temuan penelitian yang telah penulis simpulkan, meskipun human relations PT. Radio Mustang Utama Jakarta saat ini dapat dikatakan baik,
namun
untuk
terus
meningkatkan
human
relations
dan
mempertahankan kinerja saat ini, penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pimpinan
hendaknya
lebih
meningkatkan
dan
memperhatikan
hubungan yang baik dengan karyawanya, agar karyawan tidak merasa segan dalam memberikan informasi kepada pimpinan, mengenai halhal yang berkaitan dengan tugas. 2. Pimpinan hendaknya lebih memberikan kepercayaan kepada karyawan dalam melaksanakan tugas, sehingga karyawan memperoleh hasil yang baik. Dengan adanya kepercayaan pimpinan ini karyawan merasa lebih dihargai dalam bekerja di perusahaan.
117
3. Jalinan komunikasi yang telah berjalan dengan baik antara atasan dan bawahan agar tetap dijaga dan dipertahankan agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001 Agung, I. Gusti, Ngurah, Metode Penelitian Sosial Pengertian, Perencanaan dan Praktek I, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992 Aly, Bachtiar, Teknik Humas, Jakarta: Universitas Terbuka, 1995 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineke Cipta Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, Jakarta: CV. Rajawali, 1987 Budiyatna, Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 1994, Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Jakarta: Prenada Media, 2005 Davis, Keith, Human Relations at Work, New York–Toronto: McGraw-Hill, 1957 Daniel, Moehar, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001 Djuarsa, S. Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka 2003 , Komunikasi Organisasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001 , Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 Eilers, Franz, Josep, Berkomunikasi dalam Masyarakat, Nusa Indah: NTT, 2001 Flippo, Edwin B., Manajemen Personalia, Edisi Keenam, Jilid 2, Jakarta: PT. Erlangga, 1994 John, W. Newstrom & Keith, Davis, McGraw-Hill, Inc, Human Behavior at Work: Organizational Behavior, 1985 Jefkins, Frank, Public Relations Edisi Keempat, Jakarta: PT. Erlangga, 1996 Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996
Kusumastuti, Farida, Dasar-dasar Humas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004 Kasali, Rhenald, Manajemen Humas, Jakarta: Grafiti, 1994 , Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasi di Indonesi, Jakarta: Grafiti Kasim, Nurleina, Basier, Kamus Pelajar, Jakarta: Dian Utama, 1989 Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua, Jakarta: CV. Intermedia, 1985 Malo, Monase, Metode Penelitian Sosial, Jakarta,1994 Manier, Norman, R.F., Princiles of Human Relations, Inc. New York, London, John Wiley & Sons, 1963 Munawardi, Hubungan manusia dalam Organisasi, Jakarta: Universitas Moestopo (Beragama), 1983 Nasir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Balai Aksara Rakmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: CV. Remaja Karya, 1994 , Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2001 Ruslan, Rosady, Manajemen Humas, Jakarta: Grafindo Persada, 2000 , Kiat dan Strategi Public Relations, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), 2003 Sofian, Effendy & Singaribun, Masri, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1982 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta: Bandung Susanto, Astrid, A, Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, Bandung: PT. Bina Cipta, 1997
, Filsafat Komunikasi, Bandung: Bina Cipta, 1980 Suratno,
Human Relations dan Semangat Kerja Karyawan, Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman Dan Ham, 2003
Uchyana, Effendy, Onong, Human Relations dan Public Relations dalam management, Bandung: CV. Mandar Maju, 1993 , Bandung, Teori dan Filsafat Komunikasi cetakan ke-3, PT. Citra Aditya Bakti, 2003 , Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Rosdakarya, 2005 , Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, 1993 Wiston, and Thomas, J. Actison, New York–Atlanta: Management Today, Harcourt Brace Jovanovich, 1978
Sumber lain – lain : Company Profil PT. Radio Mustang Utama Jakarta Jod Deskripsi PT. Radio Mustang Utama Jakarta