Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU: STUDI DI SMK NEGERI 26 JAKARTA Adisetia Permata
[email protected] Sri Zulaihati,
[email protected] Achmad Fauzi
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the relationship between the perception of the Supervision Principal and Work Motivation on Teacher Performace in SMK Negeri 26 Jakarta. The sampling technique was conducted by random samplimg. The attainable population in this research were all teacher in status PNS is 67 teachers. The sample used by the tabel Isaac and Michael is 58 teachers. The simple linier regression and resulted Ŷ = 0,048X1 + 0,074X2 + 69,062. Relationship between the teacher perception of supervision principal with teacher performance, and work motivation with teacher performance are significantly positive. In simultan, relationhip between teacher perception of supervision principal, work motivation with teacher performance are significantly positively correlated. Normality test result were calculate with SPSS shows that all the variables above 0,05, inicated normally distributed. In partial test, significance t hitung teacher perception of supervision principal and work motivation size is 5,405 with significance 0,000 so, it indicated possitive significantly related between them. Keywords: Supervision principal, wok motivation, teacher performance PENDAHULUAN
pendidikan
Guru adalah pendidik profe-
formal,
dasar, dan pendidikan menengah
sional dengan tugas utama men-
(Undang-undang
didik,
2003).
mengajar,
membimbing,
pendidikan
Guru
No.
20
professional
tahun yang
mengarahkan, melatih, menilai, dan
dibuktikan dengan kompetensi yang
mengevaluasi peserta didik pada
dimilikinya akan mendorong terwu-
pendidikan anak usia dini jalur
judnya proses dan produk kinerja
http://ojs.jpeb.net
65
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
yang dapat menunjang peningkatan
motivasi terhadap tugas yang di-
kualitas pendidikan.
embannya. Motivasi adalah keku-
Guru dituntut memiliki kinerja yang
mampu
atan yang merupakan dorongan
memberikan
dan
individu untuk melakukan sesuatu
harapan
dan
yang diinginkan atau dikehendaki.
merealisasikan
keinginan semua pihak terutama
Seorang
masyarakat
umum
membina
Dalam
meraih
yang
baik
oleh kinerja
mempunyai
telah
motivasi yang tinggi akan mem-
dan
guru
perlihatkan kepeduliannya terhadap
peserta
didik.
profesinya, kebutuhan siswa, teman
mutu
sangat pada
yang
yang
mempercayai sekolah dalam
guru
pendidikan
sejawat
atau
dipengaruhi
Namun
dalam
langsung.
kegiatan
belajar
dalam
mengajar masih sering dijumpai
tugasnya sehingga
guru-guru yang memiliki motivasi
kinerja pada guru menjadi tuntutan
belajar yang rendah, seperti kasus
penting
sebanyak
melaksanakan
untuk
guru
atasan
mencapai
keber-
hasilan pendidikan.
55
guru
SMAN
93
Komseko Kramat Jati, Jakarta Timur
Prestasi kerja atau kinerja
mogok mengajar selama 4 jam
sangat dipengaruhi oleh banyak
pelajaran. Mereka mempermasalah-
faktor, diantaranya motivasi kerja,
kan
kepemimpinan kepala sekolah, su-
jumlahnya tidak sepadan dengan
pervisi kepala sekolah, lingkungan
kuantitas kerja
kerja, pendidikan, pengalaman ker-
tunjangan kinerja harusnya menjadi
ja,
salah
disiplin,
komitmen
guru,
kepuasan kerja, maupun iklim kerja
satu
kinerja
mereka.
cara
yang
Dimana
peningkatan
motivasi kerja bagi mereka.
yang tercipta di lingkungan sekolah tersebut.
tunjangan
Faktor
lain
yang mempe-
ngaruhi kinerja pada guru yaitu iklim
Faktor utama yang mempe-
kerja.
Seorang
ngaruhi kinerja pada guru adalah
melaksanakan
motivasi mengajar. Guru sebagai
mengajar
pendidik
kerja
dituntut
http://ojs.jpeb.net
untuk
memiliki
yang
guru
dalam
kegiatan
belajar-
membutuhkan
situasi
menyenangkan
dan
66
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
harmonis. Dengan suasana kerja
yang dilakukan di 29 negara (16
yang demikian maka akan ber-
negara sedang berkembang dan 13
pengaruh terhadap kegiatan belajar
negara industri), menemukan bahwa
mengajar yang akan dilakukan.
mutu pendidikan yang dinilai dari
Selain iklim kerja factor lain
prestasi
belajar
siswa
sangat
yang mempengaruhi adalah sikap
ditentukan oleh guru, yaitu 34 %
guru atau komitmen guru terhadap
pada negara sedang berkembang
pekerjaan. Sikap dari seorang guru
dan 36 % pada negara industri. (2)
adalah
Cheng dan Wong, 1996, mela-
salah
menentukan
satu bagi
faktor
yang
perkembangan
porkan
hasil
penelitiannya
di
jiwa anak didik selanjutnya. Karena
Zhejiang, Cina, bahwa ada empat
sikap seorang guru tidak hanya
karakteristik sekolah dasar yang
dilihat dalam waktu mengajar saja,
unggul (berprestasi), yaitu : (1)
tetapi juga dilihat tingkah lakunya
adanya dukungan pendidikan yang
dalam kehidupan sehari-hari oleh
konsisten
anak didiknya.Sikap yang dilakukan
tingginya derajat profesionalisme di
oleh guru merupakan cermin bagi
kalangan guru, (3) adanya tradisi
siswanya.
jaminan kualitas (quality ensurance)
Guru
memiliki
sikap
dari
sekolah,
masyarakat,
dan
(4)
(2)
positif terhadap pekerjaannya sudah
dari
adanya
pasti akan menampilkan persepsi
harapan yang tinggi dari siswa untuk
dan kepuasan yang baik terhadap
berprestasi.
pekerjaannya, yang pada akhirnya
Faktor lain yang mempenga-
akan mencerminkan seorang guru
ruhi kinerja adalah kompetensi dan
yang
mampu
profesional
dan
bekerja
secara
pengalaman guru. Kompetensi guru
memiliki
kinerja
diartikan sebagai kebulatan penge-
yang tinggi. Hasil penelitian dan pendapat
tahuan, yang
keterampilan
ditampilkan
dan
dalam
sikap bentuk
pakar, memaparkan sebagai ber-
prilaku cerdas dan penuh tanggung
ikut: (1) Heyneman Oxley, 1983
jawab yang dimiliki seorang guru
(dalam Dedi Supriadi 1998 : 178)
dalam
http://ojs.jpeb.net
menjalankan
profesinya.
67
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
Dalam hal ini guru dituntut untuk
bidang studi, rata-rata tak sampai 50
menguasai
kete-
persen soal yang bisa dikerjakan,”
yang
katanya.
rampilan,
pengetahuan, nilai
direfleksikan berpikir
dan
sikap
dalam
dan
kebiasaan
bertindak
Faktor
lain
yang mempe-
dalam
ngaruhi kinerja pada guru adalah
menjalankan profesi sebagai guru.
supervisi. Supervisi pada dasarnya
Faktanya menurut Syahwal Gultom
merupakan salah satu dari fungsi
buruknya hasil Ujian Nasional (UN)
pokok
pada
Fungsi
beberapa
sebagai
provinsi
salah
rendahnya
satu
kualitas
juga
indikator guru.
Dia
admnistratif
pendidikan.
admnistratif
meliputi
akademik
fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
kepegawaian,
mencontohkan dari sisi kualifikasi
pembiayaan, dan penilaian. Setiap
pendidikan, hingga saat ini 2,92 juta
pelaksanaan
program
akademik
guru, baru sekitar 51 persen yang
memerlukan
supervisi.
Semakin
berpendidikan S-1 atau lebih, se-
efektif
dilaksanakannya
supervisi
dangkan sisanya belum berpen-
akademik
didikan
terhadap guru, semestinya dapat
S-1.
Begitu
pun
dari
oleh
kepala
persyaratan sertifikasi hanya 2,06
meningkatkan
juta guru atau sekitar 70,5 persen
kualitas kinerja pada guru dalam
guru
proses pembelajaran. Kenyataan-
yang
memenuhi
syarat.
nya,
belum memenuhi syarat sertifikasi,
sering dilaksanakan oleh Kepala
yakni sertifikat yang menunjukan
Sekolah,
guru
“Ada
memaksimalkan kinerja pada guru
harus
dalam pembelajaran. Indikasi ini
persoalan
guru.
terlihat dari pencapaian KKM per
pendidikan
yang
mata pelajaran yang masih rendah.
belum memadai, kompetensi guru
Dan fakta kesulitan siswa untuk
juga
mencapai
profesional.
banyak
masalah
dibenahi
dalam
Selain
jenjang
masih
yang
bermasalah.
Saat
dilakukan tes terhadap guru semua
http://ojs.jpeb.net
supervisi
signifikan
Sedangkan 861,67 guru lainnya
tersebut
walau
secara
sekolah
namun
batas
akademik
belum
Nilai
dapat,
Kelulusan
UN/US yang masih terlampau tinggi
68
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
padahal batas
minimal
kelulusan
mempunyai hubungan kuat dengan
secara nasional sekitaran 4,5 %
tujuan
saja. Dan jelas-jelas nilai kelulusan
kepuasan
tersebut masih jauh di bawah KKM
memberikan kontribusi ekonomi.
per mata pelajaran yang biasanya direncanakan
dalam
KTSP
di
Tingkatan Satuan Pendidikan.
strategis
organisasi,
konsumen
Menurut
John
dan
Whitmore
dalam Coaching For Performance, kinerja
adalah
suatu
suatu
prestasi,
atau
perbuatan, apa
KERANGKA TEORITIK
diperlihatkan
Kinerja pada Guru
keterampilan nyata. Pandangan lain
Istilah
kinerja
merupakan
laskan
sering diartikan sebagai penam-
seseorang
pilan,
tugas
Dalam
rasa
kamus
dan
Illustrated
prestasi. Oxford
melalui
dikemukakan King, yang menje-
terjemahan dari performance yang
unjuk
seseorang
yang
kinerja
adalah
dalam
pokok
aktivitas
melaksanakan
yang
dibebankan
kepadanya. Dari berbagai definisi di
Dictionary, istilah ini menunjukan
atas
”the execution or fulfillment of a
adalah prestasi yang dihasilkan dari
duty” (pelaksanaan atau pencapaian
aktivitas-aktivitas rutin yang dibe-
dari
bankan kepada seseorang.
suatu
tugas).
Kinerja
dapat
disimpulkan,
kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan
Menurut Maier sebagaimana
hanya menyatakan sebagai hasil
yang dikutip oleh As’ad, menga-
kerja, tetapi juga bagaimana proses
takan bahwa kinerja merupakan
kerja
Menurut
kesuksesan seseorang dalam me-
Armstrong dan Baron kinerja adalah
laksanakan suatu pekerjaan. Se-
tentang melakukan pekerjaan dan
nada dengan hal tersebut, Lawler
hasil yang dicapai dari pekerjaan
dan Porter seperti yang dikutip oleh
tersebut. Kinerja adalah tentang apa
As’ad, berpendapat bahwa kinerja
yang dikerjakan dan bagaimana
merupakan
cara
Kinerja
achievement” yang diperoleh sese-
merupakan hasil pekerjaan yang
orang dari perbuatan. Sedangkan
berlangsung.
mengerjakannya.
http://ojs.jpeb.net
“succesfull
role
69
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
menurut kinerja
McDaniel, adalah
kemampuan
memandang
interaksi
seseorang
definisi di atas dapat disimpulkan
antara
kinerja adalah prilaku seseorang
dengan
yang menghasilkan suatu hasil kerja
motivasinya. Dari berbagai definisi
dengan
di atas dapat disimpulkan, kinerja
tertentu.
adalah kesuksesan yang dicapai seseorang
ISSN: 2302 - 2663
karena
adanya
memenuhi
Menurut perfoemance
persyaratan
Soelaiman is
the
“Job
amount
of
kemampuan dan motivasi dalam
succesfull role achievement” yang
dirinya.
artinya prestasi kerja atau kinerja
Menurut Simamora, kinerja adalah
keadaan
perilaku
seseorang
dicapai
dengan
tertentu.
Bernadin
atau
tingkat
yang
harus
persyaratan dan
Russel
adalah
jumlah
keberhasilan dicapai.
atau
ukuran
atas sesuatu
Selain
Soelaiman
itu
dalam
Manajemen Kinerja
menurut bukunya
memberikan
seperti yang dikutip oleh Gomes,
pengertian
menyatakan
dengan
sebagai sesuatu yang dikerjakan
sejumlah
dan dihasilkan dalam bentuk produk
catatan yang dihasilkan dari fungsi
maupun jasa, dalam suatu periode
suatu
atau
tertentu dan ukuran tertentu oleh
periode
seseorang atau sekelompok orang
performansi
kinerja adalah
pekerjaan
kegiatan
selama
waktu
tertentu.
Suprihanto
tertentu suatu
Selanjutnya,
kinerja
kecapakan,
adalah
kemampuan,
kinerja
pengetahuan dan pengalamannya.
dengan istilah prestasi kerja, yaitu
Sedangkan Byars and Rue dalam
hasil
Agusty
kerja
selama
menyatakan
melalui
atas
yang
seorang
karyawan
periode
tertentu
mendefinisikan
merupakan
derajat
kinerja
penyelesaian
dibandingkan
dengan
berbagai
tugas yang menyertai pekerjaan
kemungkinan,
misalnya
standar,
seseorang.
target,
atau
kriteria
telah
Dari berbagai definisi di atas
ditentukan lebih dahulu dan telah
dapat disimpulkan kinerja adalah
disepakati bersama. Dari berbagai
sesuatu
http://ojs.jpeb.net
yang
yang
dihasilkan
oleh
70
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
seseorang
melalui
kemampuan,
kecakapan,
pengetahuan
dan
pengalaman yang dimilikinya.
ISSN: 2302 - 2663
stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi
itu
merupakan
proses
pengorganisasian, penginterpretasiPersepsi Guru tentang Supervisi
an terhadap stimulus yang diterima
Kepala Sekolah
oleh
Persepsi merupakan suatu proses
yang
didahului
oleh
penginderaan. Penginderaan adalah merupakan
suatu
proses
organism
atau
individu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.
diteri-
Konsep
supervisi
modern
manya stimulus oleh individu melalui
dirumuskan oleh Kimballs Wiles
alat penerima yaitu alat indera.
dalam The Administration Manage-
Namun
tidak
ment sebagai berikut: “Supervision
berhenti di situ saja, pada umumnya
is assistance in the development of
stimulus tersebut diteruskan oleh
a better teaching learning situation”
syaraf
yang
proses
ke
susunan selanjutnya
tersebut
otak
sebagai
pusat
syaraf,
dan
proses
bantuan
merupakan
proses
situasi
persepsi.
artinya
supervisi
dalam
adalah
pengembangan
pembelajaran
yang
baik.
Menurut P. Adams dan Frank G.
Persepsi dalam pengertian
Dickey
supervisi
adalah
suatu
psikologi adalah proses pencarian
program yang berencana memper-
informasi untuk dipahami. Definisi
baiki pengajaran (Supervision is a
lain
planned
menggambarkan
adalah
jembatan
hubungkan
yang
persepsi meng-
antara manusia
dan
program
for
the
improvement of instruction). Suharsimi Arikunto mencoba
lingkungan, baik lingkungan fisik
mengangkat
maupun
social.
itu
dari sudut kata yang menyusunnya,
menurut
Moskowitz
Orwel
yaitu supervisi berasal dari bahasa
persepsi itu merupakan proses yang
Inggris yang terdiri dari dua akar
intergrated dari individu terhadap
kata, yaitu: super yang artinya “di
http://ojs.jpeb.net
Disamping dan
pengertian
supervisi
71
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
atas”
dan
vison
yang
berarti
pertumbuhan
dan
perkembangan
“melihat”, maka secara keseluruhan
anak. Lebih luas lagi pandangan
supervisi
Kimball Wiles yang menjelaskan
diartikan
“melihat
dari
atas”.
bahwa supervisi adalah bantuan Dalam
Dictionary
of
yang diberikan untuk memperbaiki
Education Good Carter memberi
situasi belajar mengajar agar lebih
pengertian bahwa supervisi adalah
baik. Dari berbagai definisi di atas
usaha dari petugas-petugas sekolah
dapat disimpulkan supervisi adalah
dalam memimpin guru-guru dan
suatu
petugas-petugas
tujuannya untuk mempelajari dan
lainnya
dalam
bentuk
pelayanan
memperbaiki pengajaran, termasuk
memperbaiki
menstimulasi, menyeleksi partum-
mengajar agar lebih baik.
buhan jabatan, dan perkembangan
berbagai
guru-guru serta merevisi tujuan-
disimpulkan supervisi adalah pela-
tujuan
bahan
yanan dalam bentuk pengawasan
serta
guna mempelajari dan memperbaiki
pendidikan,
pengajaran,
dan
metode
evaluasi pengajaran.
keadaan
yang
definisi
di
belajar
atas
Dari dapat
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin
Menurut Adams dan Dickey dalam bukunya Basic Principle of
dicapai termasuk situasi pendidikan dan peningkatan mutu.
Supervision mendefinisikan super-
Menurut Thomas H. Briggs
visi adalah program yang berencana
dan
untuk
merupakan usaha yang sistematis
memperbaikin
pengajaran.
Josep
supervisi
Program itu pada hakikatnya adalah
dan
perbaikan hal belajar dan mengajar.
mendorong
Selanjutnya Burton dan Bruckner
pertumbuhan
mengatakan supervisi adalah suatu
berkembang, secara lebih efektif
teknik
dalam membantu tercapainya tujuan
pelayanan
utamanya
yang
tujuan
mempelajari
dan
terus
Justman
pendidikan
memperbaiki secara bersama-sama
dibawah
faktor-faktor
Selanjutnya
yang
http://ojs.jpeb.net
mempengaruhi
menerus dan
untuk
mengarahkan
diri
guru
yang
dengan
murid-murid
tanggung
jawabnya.
menurut
Boardman
72
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
supervisi
adalah
menstimulir,
suatu
usaha
mengkoordinir
dan
rakkan” (to move). Menurut Stoner, yang
dimaksud
motivasi
adalah
membimbing
secara
kontinyu
faktor-faktor
yang
pertumbuhan
guru-guru
sekolah,
seseorang
berprilaku
baik
individual
maupun
Sedangkan menurut Harold Koontz,
secara kolektif, agar lebih mengerti,
motivation refers to the drive and
dan lebih efektif dalam mewujudkan
effort to satisfy a want or goal. Yang
seluruh fungsi pengajaran, sehingga
artinya
dengan demikian mereka mampu
dorongan
dan lebih cakap berpartisipasi dalam
memuaskan kebutuhan atau suatu
masyarakat
Sedangkan
tujuan. Dari berbagai definisi di atas
meninjau
dapat disimpulkan motivasi adalah
proses
prilaku tertentu dalam memuaskan
secara
modern.
menurut
Mc.
supervisi
sebagai
penilaian
Nerney suatu
mengatakan
supervisi
motivasi
kebutuhan
menyebabkan tertentu.
mengacu
pada
usaha
untuk
dan
individu
yang
dipe-
adalah prosedur memberi arah serta
ngaruhi karena timbulnya dorongan
mengadakan penilaian secara kritis
pada diri seseorang serta adanya
terhadap proses pengajaran. Dari
suatu kemampuan usaha.
berbagai
definisi
di
atas
dapat
Menurut
Morgan
motivasi
disimpulkan supervisi adalah suatu
merupakan tenaga pendorong atau
proses
pemberian
penarik yang menyebabkan adanya
dorongan dan arahan secara terus-
tingkah laku kearah suatu tujuan
menerus
tertentu.
guru
atau
usaha
untuk
dalam
berkembangnya
proses
Menurut
Stoner,
yang
pengajaran
dimaksud motivasi adalah faktor-
sehingga pencapaian tujuan dapat
faktor yang menyebabkan sese-
dilakukan secara lebih efektif.
orang
berprilaku
tertentu.
Se-
dangkan menurut Harold Koontz, motivation refers to the drive and
Motivasi Kerja Istilah motivasi (motivation)
effort to satisfy a want or goal. Yang
berasal dari bahasa latin, yakni
artinya
movere
dorongan
yang
http://ojs.jpeb.net
berarti
“mengge-
motivasi dan
mengacu
pada
usaha
untuk
73
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
memuaskan kebutuhan atau suatu
dalam melaksanakan tugas dan
tujuan. Dari berbagai definisi di atas
tanggung jawabnya masing-masing
dapat disimpulkan motivasi adalah
agar
prilaku tertentu dalam memuaskan
bekerja secara profesional dan mutu
kebutuhan
kinerjanya
individu
yang
dipe-
para
staf
tersebut
meningkat”.
dapat
Sebagai-
ngaruhi karena timbulnya dorongan
mana yang dikatakan oleh N.A
pada diri seseorang serta adanya
Amatembun dalam Sagala bahwa
suatu kemampuan usaha.
supervisi adalah pembinaan ke arah
Motivasi
merupakan
salah
perbaikan situasi pendidikan. Per-
satu bagian penting dalam suatu
baikan ini difokuskan pada kinerja
organisasi. Karena para pegawai
pembelajaran,
akan
profesional
bekerja
dengan
sungguh-
sungguh apabila memiliki motivasi
dan
yang
kepala
tinggi.
Sehingga
motivasi
sehingga
memberikan
layanan
belajar.
sekolah
guru bantuan
Perhatian
terhadap
guru
dapat dijadikan salah satu faktor
sangat penting untuk meningkatkan
yang dapat menentukan keefektifan
profesionalisme, serta kinerja pada
kerja. Apabila para pegawai memiliki
guru dan tenaga kependidikan di
motivasi yang
sekolah.
bersifat positif, ia
Supervisi
dari
seorang
akan memperlihatkan minat, mem-
pengawas
pendidikan
adalah
punyai perhatian, dan ingin ikut
berusaha
meningkatkan
kinerja
serta
pada guru dalam melakukan tugas
dalam
suatu
tugas
atau
kegiatan.
profesinya. Maka jelaslah bahwa super-
Hubungan Sekolah
Supervisi
dengan
Kinerja
Kepala
visi sangat mempengaruhi kinerja
pada
tenaga pendidik yang di sekolah.
Guru
Dengan berjalannya supervisi, maka Supervisi pengajaran menu-
rut
Goldhammer
umum
katkan kinerja pada guru di sekolah.
bertujuan “untuk memantau dan
Dan pada akhirnya proses kegiatan
mengawasi kinerja para staf sekolah
belajar mengajar dapat
http://ojs.jpeb.net
secara
diharapkan akan mampu mening-
berjalan
74
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
dengan baik.
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi,
Hubungan Motivasi Kerja dengan
dan kepentingan.
Kinerja pada Guru Motivasi
Selanjutnya
merupakan
salah
andang
kinerja
perilaku
adalah
kinerja
individual.
antara
kemampuan
hasil
penelitian
dengan
motivasinya.
Berdasarkan
yang
dikemukakan oleh McDaniel, mem-
satu dari empat pendorong penting dan
seperti
seseorang Dalam
untuk
dan
Mang-
pegawai akan mempunyain harapan
kunegara menyimpulkan bahwa ada
untuk berkembang dan mening-
hubungan
katkan
yang
Anwar
positif
antara
prestasi
untuk
hal
McClelland, Edward Murray, Miller Gordon W.,
kesempatan
interaksi
dengan
maju
disertai
motivasi berprestasi dengan pen-
pemberian penghargaan, mengajak
capaian kinerja. Dalam teori hara-
guru
pan
dikem-
storming) akan menimbulkan rasa
bangkan oleh Vroom, menyatakan
ikut memiliki suatu organisasi bagi
bahwa agar dapat meningkatkan
guru yang bersangkutan sehingga
motivasi untuk menunjukan kinerja
menimbulkan motivasi kerja. Jika
yang tinggi, karyawan harus (1)
motivasi kerja rendah maka sulit
merasa mampu mengubah perilaku
diharapkan kemampuan kerja pada
mereka, (2) merasa yakin bahwa
guru
perubahan perilaku mereka dapat
pemberian motivasi maka gairah
menghasilkan imbalan, (3) mem-
kerja guru diharapkan menigkat.
berikan nilai imbalan yang memadai
Semua guru memiliki motivasi untuk
sehingga
bekerja
sebagaimana
yang
membawa
perubahan
perilaku.
pendapat
meningkat.Tetapi
walaupun
(brain
dengan
intensitas
motivasinya berbeda-beda antara
Sebagaimana dijelaskan kinerja merupakan implementasi dari rencana
bertukar
yang
telah
guru
yang
satu
dengan
yang
lainnya.
disusun.
Implementasi kinerja dilakukan oleh
http://ojs.jpeb.net
75
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
Hubungan Sekolah
Supervisi dan
Kepala
segnifikan terhadap motivasi kerja,
Kerja
kinerja, dan profesionalisme guru
Motivasi
dengan Kinerja pada Guru
ialah layanan supervisi oleh kepala
Banyak faktor dan variabel
sekolah.
yang mempengaruhi kinerja pada
Maka jelaslah kinerja seorang
guru, baik faktor yang berasal dari
guru
dalam diri yaitu faktor individu dan
beberapa faktor. Diantaranya adalah
faktor psikologis, dan juga dapat
kepemimpinan kepala sekolah yang
berasal
didalamnya
dari
luar
atau
faktor
dapat
dipengaruhi
mencakup
oleh
kegiatan
situasional. (1) Variabel individual
supervisi sebagai bentuk perhatian
meliputi sikap, karakteristik, sifat-
dari kepala sekolah yang tujuannya
sifat
motivasi,
untuk meningkatkan profesionalis-
pengalaman, umur, jenis kelamin,
me, serta kinerja pada guru dan
pendidikan, serta faktor individual
tenaga kependidikan. Dan motivasi
lainnya,
dan
kerja yang dimilki oleh guru tersebut
peraturan-
baik yang bersifat intrinsik maupun
fisik,
minat
(2)
organisasi,
Faktor
social
meliputi:
peraturan organisasi,
dan
organisasi, jenis
pengawasan
latihan
(supervisi),
sifat
ekstrinsik.
dan
kepala sekolah yang efektif serta
system
motivasi kerja yang tinggi dari diri
upah dan lingkungan social.
Berjalannya
supervisi
seorang guru akan mendorong guru
Menurut Peter yang dikutip
tersebut untuk dapat meningkatkan
Abdul Hadis, rendahnya motivasi
performanya dalam melaksanakan
dan
suatu kegiatan yang sudah menjadi
kinerja
seorang
guru
mempengaruhi rendahnya profesi-
tanggung jawabnya.
onalisme guru, tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala sekolah dalam membina guru di sekolah
METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
melalui kegiatan supervisi. Didukung
digunakan adalah metode penelitian
oleh
faktor
korelasional dengan menggunakan
berkontribusi
data primer dan sekunder, yaitu
Mark,
ekstrinsik
salah yang
http://ojs.jpeb.net
satu
76
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
untuk mengetahui seberapa jauh
0,589>0,254 sehingga Ho ditolak
hubungan yang terjadi antar variable
artinya
secara
parsial
yang diteliti dengan memperhatikan
korelasi
yang
signifikan
besaran koefisien korelasi. Hal itu
variabel supervisi kepala sekolah
dilakukan peneliti untuk mengetahui
dan kinerja pada guru. Berdasarkan
seberapa besar kontribusi variable-
perhitungan
variabel
antara
independen
variable
terhadap
dependen.
Untuk
terdapat
koefisien
supervisi
antara
korelasi
kepala
sekolah
terhadap kinerja pada guru di SMK
pengambilan sumber data primer
Negeri
dilakukan
signifikan, artinya ketika supervisi
melalui
penyebaran
26
Jakarta
kepala
sumber
diambil
kinerja pada guru juga akan ikut
(Daftar
menurun, begitu juga sebaliknya.
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan)
Hubungan antara supervisi kepala
dari sekolah.
sekolah dengan kinerja pada guru
sekunder
melalui rekapitulasi DP3
Persamaan
maka
yang
menyatakan positif signifikan artinya
persamaan
H1 yaitu terdapat hubungan antara
regresi linier ganda yang bertujuan
supervisi kepala sekolah dengan
untuk mengetahui hubungan antara
kinerja pada guru terbukti benar
kedua varibel penelitian.
pada 58 sampel guru di SMK Negeri
digunakan
regresi
menurun
positif
angket/kuiseoner, sedangkan untuk data
sekolah
yaitu
adalah
26
Jakarta
HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan
Hubungan
populasi.
Antara
Supervisi
dan
hal
pada
ini
dapat
keseluruhan
Kepala Sekolah dan Kinerja pada Guru
Hubungan Motivasi Kerja dengan Perhitungan
uji
koefisien
antara
variabel
Variabel motivasi kerja dan
supervisi kepala sekolah dan kinerja
kinerja pada guru dapat diketahuii
pada guru dengan menggunakan
bahwa 0,577>0,254 sehingga Ho
SPSS
ditolak
korelasi
parsial
menyatakan
http://ojs.jpeb.net
bahwa
Kinerja pada Guru
artinya
secara
parsial
77
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
terdapat korelasi yang signifikan
bahwa ada hubungan positif yang
antara motivasi kerja dan kinerja
kuat antara supervisi kepala sekolah
pada
antara
dan motivasi kerja dengan kinerja
motivasi kerja dengan kinerja pada
pada guru, semakin efektif supervisi
guru
artinya
kepala sekolah dan semakin tinggi
maka
motivasi kerja maka semakin besar
akan
pula kinerja pada guru. Demikian
sebaliknya.
pula sebaliknya, semakin kurang
Hubungan antara motivasi kerja
efektifnya supervisi kepala sekolah
dengan kinerja pada guru adalah
dan motivasi kerja, semakin rendah
positif signifikan, artinya hipotesis H2
pula kinerja pada guru. Artinya H3
yaitu
yaitu
guru.
Hubungan
positif
motivasi kinerja
signifikan
kerja
meningkat
pada
guru
meningkat.
juga
Dan
terdapat
hubungan
positif
terdapat
pengaruh
antara motivasi kerja dengan kinerja
supervisi
pada guru terbukti benar pada 58
motivasi
sampel guru di SMK Negeri 26
sama berpengaruh positif terhadap
Jakarta dan hal ini dapat diterapkan
kinerja pada guru terbukti benar
pada keseluruhan populasi.
pada 58 sampel guru di SMK Negeri 26
Hubungan Sekolah
Supervisi dan
Kepala
Motivasi
Kerja
kepala
antara
kerja
Jakarta
secara
dan
diterapkan
sekolah
hal
pada
dan
bersama-
ini
dapat
keseluruhan
populasi.
terhadap Kinerja pada Guru Dari perhitungan uji koefisien korelasi
simultan
menggunakan
SPSS
menghasilkan
analisis
antara
supervisi
dengan
kinerja
dan
KESIMPULAN
dengan versi
18
Berdasarkan dan
data
hasil
penelitian
analisis tentang
korelasi
Hubungan Persepsi Guru tentang
motivasi
Supervisi
diperoleh
nilai
Motivasi
Kepala Kerja
Sekolah
terhadap
dan
Kinerja
koefisien korelasi r sebesar 0,701
pada guru SMK Negeri 26 Jakarta
dan termasuk pada kategori kuat.
dapat
Nilai
hubungan yang positif dan signifikan
ini
memberikan
http://ojs.jpeb.net
pengertian
disimpulkan
terdapat
78
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
antara supervisi kepala sekolah dan
dilakukan
kinerja pada guru. Jika supervisi
Persepsi Guru tentang Supervisi
pembelajaran oleh kepala sekolah
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
berjalan efektif maka kinerja pada
terhadap Kinerja pada guru SMK
guru akan semakin tinggi. Selain itu
Negeri 26 Jakarta. Implikasi yang
terdapat pula hubungan yang positif
didapatkan
dan signifikan antara motivasi kerja
diantaranya adalah dalam persepsi
dengan kinerja pada guru. Jika
guru
motivasi kerja yang dimiliki oleh
sekolah penilaian dalam kegiatan
guru tinggi, maka tinggi pula kinerja
supervisi pembelajaran merupakan
pada guru tersebut. Serta terdapat
indikator terendah. Hal ini terjadi
hubungan yang positif dan signifikan
karena kurangnya kemampuan guru
antara supervisi kepala sekolah dan
dalam
motivasi kerja dengan kinerja pada
kelas, serta pemilihan metode dan
guru,
kepala
sumber belajar yang sesuai dengan
sekolah dan motivasi kerja sebesar
kebutuhan siswa. Sehingga minat
49,1% mempengaruhi kinerja pada
siswa dalam mengikuti beberapa
guru. Jika supervisi kepala sekolah
pelajaran
berlangsung efektif serta motivasi
mengakibatkan hasil yang diperoleh
kerja yang dimiliki guru tinggi, maka
kurang maksimal, dan tidak dapat
kinerja pada guru akan semakin
memenuhi standar yang ditentukan.
artinya
baik.
supervisi
Begitu
tentang
dari
tentang
penelitian
supervisi
melakukan
agak
Hubungan
ini
kepala
pengelolaan
kurang.
Hal
ini
pun
sebaliknya,
Sedangkan dalam motivasi
semaking
kurang
efektifnya
kerja, motivasi ekstrinsik menjadi
supervisi
kepala
sekolah
indikator
dan
semakin
terjadi karena kurangnya dukungan
berlangsung rendahnya
kerja
yang
fisik maupun moral dari orang-orang
maka
akan
disekitar
atau
semakin rendah pula kinerja pada
Dukungan
fisik
guru tersebut.
tersebut dapat berupa dorongan
dimiliki
motivasi
terendah. Hal ini dapat
oleh
guru,
Berdasarkan penelitian yang
http://ojs.jpeb.net
atau
semangat
lingkunganya. maupun
dari
moral
keluarga
79
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
maupun teman-teman terdekatnya,
kesadaran diri akan tanggung jawab
selain
yang
itu
juga
penghargaan
dapat
atas
berupa
apa
yang
diembannya,
menghasilkan
sehingga
dorongan
dikerjakan olehnya. Dengan kurang
motivasi
adanya penghargaan tersebut dapat
tugasnya dengan sebaik mungkin.
membuat
guru
Bagi peneliti agar dapat mencari lagi
merasa
percara
tersebut
kurang
diri
atas
untuk
atau
faktor-faktor
melaksanakan
lain
yang
dapat
kemampuan yang dimilikinya untuk
mempengaruhi kinerja pada guru
melakukan sesuatu yang lebih baik.
seperti iklim kerja yang kurang baik,
Berdasarkan implikasi yang
rendahnya sikap dan komitmen guru
telah diuraikan di atas, maka peneliti
terhadap
pekerjaan,
kurangnya
memberikan beberapa saran yang
pengalaman,
serta
rendahnya
diharapkan dapat menjadi masukan
kompetensi
guru,
sehingga
yang bermanfaat, diantaranya bagi
penelitian selanjutnya akan lebih
SMK Negeri 26 Jakarta, harus
lengkap dan relevan dan menjadi
mampu melakukan supervisi yang
masukan bagi sekolah
lebih efektif yaitu dengan melakukan pembinaan belajar
terhadap
mengajar
meningkatkan
guru,
kemampuan
mengembangkan mengajar
kegiatan
situasi
bagi
guru
serta belajar
khususnya
dalam pengelolaan kelas, pemilihan metode dan sumber belajar, dan bagaimana
cara
memperlakukan
siswa sesuai kebutuhan dari siswa tersebut.
Bagi
guru,
hendaknya
dapat mengaplikasikan hasil dari setiap supervisi
pembinaan serta
http://ojs.jpeb.net
DAFTAR PUSTAKA
guna
kegiatan meningkatkan
A, Subyakto. (1988). Psikologi Sosial. Jakarta: Karunika. A.M, Sardiman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Aqib, Zainal. (2007). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya. Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (http: www.APSI.co, diakses pada 18 Desember 2012). B. Uno, Hamzah. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Bernawi & Mohammad Arifin. 2012.
80
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Daryanto, H.M. (2011). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma, Surya. (2012). Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dipohusodo, Istimawan. (2006). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius. Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fahmi, Irham. (2010). Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam. (2009). Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gomes, Faustino Cardoso. (2000). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Andi Ofset. Gunawan, Ary H. (2011). Administrasi Sekolah (Admnistrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: Rineka Cipta. Guru SMAN 93 Mogok Persoalkan Tunjangan Kinerja. http:// www.republika.co.id/berita/sh ortlink/105012, Jumat, 26 Februari 2010, 04:45. Diakses pada tanggal 31 Desember 2014, pukul 19.00 Hadis, Abdul. (2007). Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah, Profesional dan Kinerja Guru terhadap Mutu proses dan Hasil Belajar Siswa di SMKN Kota Bandung. Mimbar Pendidikan N0. 1 XXIV. Hasibuan, Malayu S,P. (2008).
http://ojs.jpeb.net
ISSN: 2302 - 2663
Organisasi & Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: BumiAksara. Hasibuan, SP. Malayu. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hubungan antara supervisi akademik oleh kepala sekolah dengan peningkatan mutu kinerja dalam pembelajaran. http://edukasi. kompasiana.com/2012/02/21/ hubungan-antara-supervisiakademik-oleh-kepalasekolah-dengan-peningkatanmutu-kinerja-guru-dalampembelajaran-437285.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2014, pukul 10.00. Indrawijaya, Adam Ibrahim. (1986). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Karwety, Engkay. (2010). Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 11 No. 2 Oktober. Kompetensi Kepribadsian Guru http://budisusetyo.typepad.co m/blog/2012/01/kompetensikepribadian-guru-pengantarrendahnya-daya-saingsumberdaya-manusiaindonesia-mengilhamipemerintah-untuk-mela.html. Diakses pada tanggal 31 Desember, pukul 19.20 Makawimbang, Jerry H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mangkunegara, A. A. Anwar Praby. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
81
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
Moeheriono. (2012). Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Public. Jakarta: Rajawali Pers. Mulyasa, E. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya. PB, Triton. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Partnership dan Kolektivitas. Yogyakarta: Oryza. Pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. http://www.stiami.ac.id/jurnal/ download/98/pengaruhsupervisi-dan-motivasi-kerjaterhadap-kinerja-guru-padamts.-negeri-anyar-kabupatenserang-propinsi-banten. Di akses pada tanggal 30 Desember 2014. Pukul 10.35 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 47 Tahun 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bab V B Pranoto, Hadi. (2013). Pengaruh Pembinaan Berkelanjutan, Supervisi Pengawas dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru UPT DISDIKPORA Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. JMP, Volume 2 Nomor 1. Purwanto, M. Ngalim. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rendahnya Kompetensi Guru. Abdul Majid, Februari 1, 2011. http://abdulmadjid.staff. umy. ac.id/?p=24 Rendahnya Kompetensi Guru. Abdul Majid, Februari 1, 2011. Diakses pada tanggal 31
http://ojs.jpeb.net
ISSN: 2302 - 2663
Desember 2014, pukul 20.00. Retnaningdyastuti, Sri Rejeki. (2013). Performance Factors of Guidance Teacher/ Counselors. The Journal of Education, Volume 1 (1). Sagala, Syaiful. (2012). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sahertian, Piet A., (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Saidi, Wahyudi dan Supandi Halim. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Pro Expert Mediatama. Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Refika Aditama. Septiana, Rooslena. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari. Jupe UNS Vol 2 No 1 Agustus. Siagian. Sondang P. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumiaksara. Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengeembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sunyoto, Danang. (2012). Mana-
82
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
jemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS. Supardi. (2013). Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Surokarijo, Sujono. (2006). Hubungan Antara Kegiatan Membangkitkan Motivasi Kerja Oleh Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Sebagai Manajer Kelas. Perspektif Ilmu Pendidikan.Vol.14. Th. VII Oktober. SW, Sarwono. (1986). Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Tika, Moh. Pabundu. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara. Umiarso & Imam Gojali. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSod. Uno, Hamzah & Nina Lamatenggo.
http://ojs.jpeb.net
ISSN: 2302 - 2663
(2012). Teori Kinerja dan Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara. Veithzal Rivai dkk. (2005). Performance Appraisal: Sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan meningkatkan daya saing perusahaan. Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo. _____.(2013). Prilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. Widyaprastha, Reza, dkk. (2000). The Dynamic of Human Resourches. Jakarta: Grasindo. Winardi, J. (2008). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. (Jakarta: Rajawali Pers.
83