Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Jakarta Selatan
Abd. Rahman A.Ghani (
[email protected]) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Marliani Herlina Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 18 Jakarta Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji, dan menganalisis pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan disiplin kerja guru. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 125 orang dengan jumlah sampel berjumlah 95 orang. Pada uji coba instrumen sampel yang digunakan sebanyak 30 orang guru, yang diambil di luar sampel penelitian. Untuk uji validitas menggunakan rumus Produc Moment dan kriteria pengujiannya adalah rhitung > rkritis pada = 0,05 = 0,361 maka instrumen dikatakan valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan kriteria rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan: Pertama terdapat pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah (X1) dengan disiplin kerja guru (Y); Kedua terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja guru (X2) dengan disiplin kerja guru (Y); Ketiga terdapat pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru (Y). Kata Kunci: Motivasi Kerja, Kepala Sekolah, Guru
PENDAHULUAN Kedisiplinan guru merupakan hal yang urgen dalam proses pendidikan. Kedisiplinan merupakan tingkat kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dapat dikatakan, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin kerja merupakan persepsi terhadap sikap pribadi dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan orang lain atau lingkungannya. Dalam kaitannya dengan pekerjaan maka pengertian disiplin kerja adalah
THE 1st UICIHSS | 211
suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan para guru terhadap peraturan organisasi sekolah. Fakta menunjukkan bahwa pelaksanaan kedisiplinan kerja guru masih menjadi masalah dalam dunia pendidikan. Hal tersebut ditandai dengan adanya guru yang terlambat datang ke sekolah, keluar sekolah pada saat jam sekolah. Pada waktu mulai mengajar terlambat ke kelas, tidak membawa perangkat kelengkapan guru misalnya absensi, Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan terkadang media pembelajaran. Sebagian guru ada yang tidak memperhatikan penampilan dan pemakaian seragam kerja misalnya kemeja dan celana jeans dengan alasan tidak ada jam mengajar. Dapat dikatakan guru-guru yang demikian menunjukkan rendahnya dalam disiplin kerja. Kondisi tersebut tentu sangat berpengaruh dengan kualitas pendidikan yang hendak diwujudkan. Terdapat banyak faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan kedisiplinan kinerja guru, baik factor eksternal maupun internal. Penelitian ini memfokuskan untuk meneliti 2 (dua) faktor, yaitu: factor yang terkait dengan kepala sekolah dan factor guru itu sendiri. Kepala sekolah tentu memegang peranan penting. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menciptakan suasana yang kondusif dan komunikasi dengan guru agar tercapai disiplin kerja, baik dalam kehadiran, mengajar, administrasi dan yang berhubungan dengan tenaga kependidikan lainnya. Di sisi lain, factor internal guru juga tidak dapat diabaikan. Salah satu factor yang terkait dengan kepala sekolah adalah fungsi Supervisi yang melekat pada Kepala Sekolah. Supervisi merupakan sarana untuk mengembangkan profesionalisme guru dalam usaha peningkatan kinerja guru. Supervisi bukanlah suatu kegiatan untuk mengawasi pelaksanaan tugas guru, tetapi kegiatan yang bertujuan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya. Dalam supervisi terdapat tiga aspek pokok yang memiliki peran penting dalam usaha peningkatan kinerja guru. Tiga aspek tersebut adalah pembinaan, motivasi dan pelatihan. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah bertujuan untuk melaksanakan pembinaan terhadap guru dalam merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan mampu memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik agar hasil pendidikan secara umum dapat memuaskan. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor nampak dengan jelas peranannya, maka peranan supervisi adalah memberi support (supporting), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (sharing). Kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi, mengarah pada meningkatkan keterampilan guru dalam pekerjaannya, memperbaiki kesalahan-kesalahan atau meningkatkan hasil-hasil yang sudah dicapai. Karenanya guruguru semakin mantap dalam menata sikapnya sehingga disiplin mulai terbina dan terwujud dan mengarah pada disiplin kerja guru. Motivasi kerja guru merupakan proses yang dilakukan untuk menggerakan guru, agar mereka dapat diarahkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Motivasi timbul
212 | THE 1st UICIHSS
dari proses internal dan eksternal yang terjadi pada diri guru untuk menciptakan ketekunan dan kesungguhan dalam bekerja. Motivasi kerja guru bisa lahir karena ada rangsangan dari luar dirinya (motivasi eksternal) dan motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal). Motivasi eksternal timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya bidang tugas yang dilakukan guru terkait dengan minatnya dalam melakukan tugasnya sebagai guru. Minat tersebut timbul dari diri seorang guru untuk melakukan tugas karena berhubungan dengan manfaat yang diperoleh dari tugas yang dilaksanakannya. Sedangkan motivasi internal tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang sudah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh supervise kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru? METODE Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK) Bisnis dan Manajemen di Rayon I Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan bulan Mei 2013 sampai Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan teknik survay kausal. Pemilihan metode ini didasarkan atas pertimbangan bahwa tujuan penelitian adalah diperolehnya informasi yang berkaitan dengan status gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual mengenai individu, yakni guru sebagai unit analisisnya. Variabel dalam penelitian ini antara lain: Supervisi Kepala Sekolah (X 1), Motivasi Kerja Guru (X2) dan Disiplin Kerja Guru (X3). Desain Pengaruh antar variabel tersebut tergambar pada gambar dibawah ini : X1
X3 X2
Gambar 1. Pengaruh antar variabel penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Jakarta Selatan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja. Populasi tersebut berjumlah 125 yang tersebar di 4 sekolah SMK Negeri yang ada di wilayah rayon I Jakarta selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Teknik proporsional sampling.
THE 1st UICIHSS | 213
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel eksogen sebagai predikator yaitu Supervisi Kepala Sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) dan satu variabel endogen yaitu disiplin kerja guru (X3). Penyajian deskripsi data disusun berdasarkan diskripsi skor setiap variabel dalam bentuk rentang pernyataan diskripsi frekuensi mutlak maupun frekuensi relatif. Distribusi frekuensi disusun menurut aturan sturges, kemudian frekuensi mutlaknya digambarkan dalam histogram. Dilanjutkan ukuran penyebaran simpangan baku yang dilengkapi dengan perhitungan nilai rata-rata (mean), modus, dan median sebagai ukuran gejala pusat dari setiap variabel secara individual. Rekapitulasi hasil pengolahan data masing-masing variable penelitian dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Rekapitulasi hasil pengolahan data variabel-variabel penelitian Variabel Penelitian
Penyebaran Skor
Rata-rata Skor
Median
Modus
Simpangan Baku
Disiplin Kerja Guru
121 – 168
146,05
146,95
159,15
12,82
Supervisi Kepala Sekolah
125–180
148,85
145,79
141,38
14,32
Motivasi kerja Guru
120–175
145,33
142,25
144
14,16
Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh langsung positif terhadap Disiplin Kerja Guru. Ho : β31 < 0 Hi : β31 > 0 Ho ditolak, jika thitung > ttabel. Dari hasil perhitungan analisis jalur, pengaruh langsung Supervisi Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru, nilai koefisien jalur sebesar 0,278 dan nilai koefisien t hitung sebesar 2,58. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,37. Oleh karena nilai koefisien thitung lebih besar dari pada nilai ttabel maka dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yaitu bahwa Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh secara langsung terhadap Disiplin Kerja Guru dapat diterima.
214 | THE 1st UICIHSS
Hasil analisis hipotesis pertama memberikan temuan bahwa Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh secara langsung positif terhadap Disiplin Kerja Guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Disiplin Kerja Guru dipengaruhi secara langsung positif oleh Supervisi Kepala Sekolah. Meningkatnya Supervisi Kepala Sekolah mengakibatkan peningkatan Disiplin Kerja Guru. 2. Hipotesis Kedua Motivasi Kerja Guru berpengaruh langsung positif terhadap Disiplin Kerja Guru. Ho : β32 < 0 Hi : β32 > 0 Ho ditolak, jika thitung > ttabel. Dari hasil perhitungan analisis jalur, pengaruh langsung Motivasi Kerja Guru terhadap Disiplin Kerja Guru, nilai koefisien jalur sebesar 0,271 dan nilai koefisien t hitung sebesar 2,52. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,37. Oleh karena nilai koefisien thitung lebih besar dari pada nilai koefisien t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, dengan demikian Motivasi Kerja Guru berpengaruh secara langsung terhadap Disiplin Kerja Guru dapat diterima. Hasil analisis hipotesis kedua menghasilkan temuan bahwa Motivasi Kerja Guru berpengaruh secara langsung positif terhadap Disiplin Kerja Guru. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa Disiplin Kerja Guru dipengaruhi secara langsung positif oleh Motivasi Kerja Guru. Meningkatnya Motivasi Kerja Guru mengakibatkan peningkatan Disiplin Kerja Guru. 3. Hipotesis Ketiga Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh langsung positif terhadap Motivasi Kerja Guru. Ho : β21 < 0 Hi : β21 > 0 Ho ditolak, jika thitung > ttabel. Dari hasil perhitungan analisis jalur, pengaruh langsung Supervisi Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru, nilai koefisien jalur sebesar 0,363 dan nilai koefisien t hitung sebesar 3,37. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,37. Oleh karena nilai koefisien thitung lebih besar dari pada nilai ttabel maka dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yaitu bahwa Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh secara langsung terhadap Motivasi Kerja Guru dapat diterima. Hasil analisis hipotesis ketiga memberikan temuan bahwa Supervisi Kepala Sekolah berpengaruh secara langsung positif terhadap Motivasi Kerja Guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru dipengaruhi secara langsung positif oleh Supervisi Kepala Sekolah meningkatnya Supervisi Kepala Sekolah mengakibatkan peningkatan Motivasi Kerja Guru.
THE 1st UICIHSS | 215
Ringkasan model analisis jalur dapat terlihat pada gambar 4.7 sebagai berikut: r13
= 0,376
p31
= 0,278
X1
r12
= 0,363
p21
= 0,363
X3
X2
r23
= 0,372
p32
= 0,271
Gambar 8. Model Empiris Antar Variabel
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat pengaruh langsung positif supervisi kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru. Hal ini berarti bahwa peningkatan supervisi kepala sekolah mengakibatkan peningkatan disiplin kerja guru SMK Negeri Di Jakarta Selatan 2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja guru terhadap disiplin kerja guru. Hal ini berarti meningkatnya motivasi kerja guru meningkatkan disiplin kerja guru SMK Negeri Di Jakarta Selatan 3. Terdapat pengaruh langsung positif supervisi kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru. Hal ini berarti peningkatan supervisi kepala sekolah meningkatkan motivasi kerja guru SMK Negeri Di jakarta Selatan Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap disiplin kerja guru, maka implikasi hasil penelitian ini akan diarahkan kepada upaya peningkatan disiplin kerja guru melalui variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru. 1. Upaya Meningkatkan Disiplin kerja guru Melalui Supervisi Kepala Sekolah Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan supervisi kepala sekolah agar berdampak pada peningkatan disiplin kerja guru adalah dengan cara memperbesar keterlibatan warga sekolah, termasuk kepala sekolah dan guru, memberi kesempatan untuk mengembangkan karir/potensi, memberikan fasilitas jaminan dan keamanan kerja, memberikan kesempatan penyelesaian masalah secara terbuka, jujur, dan adil, serta menciptakan komunikasi yang tanpa sekat. 2. Upaya Meningkatkan Disiplin kerja guru Melalui Motivasi kerja guru
216 | THE 1st UICIHSS
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja guru agar berdampak pada peningkatan disiplin kerja guru adalah dengan memberikan kesempatan kepala sekolah untuk berpikir hal-hal baru dalam pengembangan program di sekolah, memberikan ruang tersendiri agar kepala sekolah berani mencoba hal-hal baru, misal dalam pengembangan muatan lokal sesuai dengan potensi daerah, menyediakan fasilitas yang memadai untuk tugas kepala sekolah, dan memberikan imbalan yang sesuai dengan tugas kepala sekolah. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran. 1. Bagi Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Bekasi selaku pengambil kebijakan tertinggi di satuan pendidikan tingkat kabupaten/kota perlu memperhatikan berbagai variabel berkenaan dengan upaya peningkatan disiplin kerja guru SMK Negeri Di jakarta Selatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru merupakan variabel yang sangat disarankan untuk diperhatikan dan diterapkan agar kepala sekolah memiliki disiplin kerja guru yang baik dan sesuai dengan harapan. 2. Bagi Kepala Sekolah a. Memberikan timbal balik yang positif dari setiap program serta kebijakan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan. b. Menjalin hubungan yang baik dengan pengawas, serta harus selalu aktif dari setiap program kerja yang dikeluarkan. c. Supervisi di kelas, serta bimbingan bagi guru lebih ditingkatkan. 3. Guru a. Guru harus memandang bahwa pekerjaannya adalah mulia, tanamkan rasa sebagai guru karena pekerjaan guru adalah suatu profesi yang tidak semua orang dapat melakukannya. b. Guru harus berupaya meningkatkan kesadaran terhadap disiplin kerja sesuai dengan kompetensi guru dan mampu meningkatkan motivasi kerja guru sekolah yang kondusif. c. Bagi para peneliti lain agar menindaklanjuti penelitian ini melalui penelitianpenelitian serupa dengan mengembangkan variabel-variabel bebas dan cakupan wilayah penelitian. Hal ini disebabkan masih banyak faktor yang mempengaruhi supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan disiplin kerja guru.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta H.M. Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012. Kinerja Guru Profesional: Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian. Jogjakarta: Arruz-Media
THE 1st UICIHSS | 217
Cushway, Barry dan Derek Lodge, 2001. Organization Behaviour and Design. New Delhi : Kogan Page India PVT .LTD. Daryanto, 2008. Administrasi Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta David, James. 2002. Managing People in Organizations : Applying modern Management theory To the financial service. India : AITBS Publishers & Distributor (Regd) Davis, Keit & John W. Newstrom. 1990. Prilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Djatmiko H. Yayat, 2008. Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta. Engkoswara dan Aan Komariah (2011). Adinistrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Gomes, Faustino Cardoso, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia (online) Hanggraeni, Dewi. 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Harbani, Pasalong. 2010. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta, Hasibuan, Malayu S.P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV. Haji BPFE HoyK.Wayne dan Miskel G. Cecil. 1987. Administration Educational , Theory, Research, Praktice, USA: Random House Indrafachrudi, Soekarto. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif, Bogor : Ghalia Indonesia. Jones, Garret R. 1997. Organizational Theory, Text and Cases. Addison-Wesley: Publishing Company. Kast dan James E. Roseinzweig. 1970. Organization and Management A System Aproach. Tokyo: Kogakhusa, Co. Ltd. Khanka, S.S, 2002. Oganizational Behaviour : Text and Case. India : S. Chand & Company Ltd. M. Sobry, Sutikno. 2012. Manajemen Pendidikan : Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang unggul (Tinjauan umum dan Islam). Lombok : Holistica Lombok Masagung Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Mulyono, 2008.Manajemen Administrasi & organisasi pendidikan, yogyakarta:ARMulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, ---------2011.Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah , Jakarta: Bumi Aksara Mujazi. 2011. Pengaruhm gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kompensasi kerja terhadap disiplin kerja guru Madrasah Tsanawiyah swasta kota Tangerang-Banten. Jakarta: Pasca Sarjana Uhamka Muslim, Sri Banun. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru,Bandung : Alfabeta Morrison, George S. Early Childhood. 1988. Educational Today ( USA : Merril Publishing Company. Nawawi, Hadari. 2010. Manajemen SDM Pendidikan : Materi Perkuliahan Nawawi, Hadari. 2006. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada Neoglat, Roos L dan N. Evans. 1980. Han Book for Supervisi on Intructional New Jersey: Printice Hall, Inc.
218 | THE 1st UICIHSS
Nirwan, Saiful. 2011. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap disiplin kerja guru di SMAN kota Tangerang Selatan. Jakarta: Pasca Sarjana Uhamka Pidarta, Made.2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta Prijodarminto, Soegeng. 2000. Disiplin: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Robbins p. Stephen, 1992. Essentials of Organizational behaviour, 3rd ed. New Jersey: Prentice Hall Internatinal Robbins dan Judge, 2009. Organizational Behaviour.New Jersey : Pearson Education Inc. Siagian, Sondang P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia: PT. Bumi Aksara Siswanto, Bedjo.1989. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung : Sinar Baru. Sajuk, Abi, 1990. Kepemimpinan Manajemen (online ) Sanusi, Achmad & Sobri Sutikno, 2009. Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan, Bandung: Prospect Sergiovani, T.J. dan Robert Starrat. 1979. Supervision Human Perspectives. New York: Mc Grow-Hill Book Company Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas apa dan bagaimana. Jakarta:Bumi Aksara. Soetjipto & Raflis Kosasi , 2009. Profesi Keguruan .Jakarta : Rineka Cipta Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Msdia Gruoup. Sunyoto, Danang dan Burhanudin, 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Buku Seru Syafaruddin. 2010. Kepemimpinan Pendidikan Akuntabilitas Pimpinan Pendidikan dalam Konteks OtonomiDaerah,Ciputat :Quantum Teaching, Sudarmanto. 2012. Pengaruh manajerial kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap disiplin kerja guru Sekolah Dasar negeri Cikarang utara kabupaten Bekasi. Jakarta: Pasca Sarjana Uhamka Tampubolon, P. Manahan. 2012. Perilaku keorganisasian (Organization Behaviour): Perspektif Organisasi Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. Tobing, Josephine & Amrin Harianto Napitupilu. 2011.Kiat Menjadi Supervisor Andal. Jakarta:Erlangga Umiarso dan Imam Gojali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah, Yogyakarta: IRCiSoD, Glichman SD. 1981. Development Supervisi.Alexandria : Association Supervision and curriculum Development Uno, B. Hamzah, 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi Aksara, Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar, Bandung: Alfabeta Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organisazation). Bandung: Alfabeta Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Ma’ruf. 2011. Pengaruh Supervisi kepala sekolah dan etos kerja terhadap disiplin Guru SMK Negeri Lampung Tengah. Jakarta: FISIPUI. http: //lontar.ui.ac.id// Urip Supriyadi. 2011. Pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi dan iklim sekolah terhadap disiplin kinerja guru SD Negeri sekecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah. Lampung: Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor-yang-mempengaruhimotivasi, (8/11/12)
THE 1st UICIHSS | 219