Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
ISSN: 2302 - 2663
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 4 PANDEGLANG Dwi Sampurno Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
[email protected] Agus Wibowo Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 4 Pandeglang, dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Pandeglang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik analisis jalur (Path Analysis). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri 4 Pandeglang sebanyak 60 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap motivasi kerja guru, hal itu berarti bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja memiliki pengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru. Karena kepeminpinan kepala sekolah berpengaruh parsial terhadap kinerja guru, maka bisa dinyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru. Selanjutnya, karena motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru, maka kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kinerja guru. Kata Kunci: kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja, motivasi kerja, kinerja guru, eksplanatori, analisis jalur
PENDAHULUAN Kinerja pegawai merupakan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan
oleh
pegawai
suatu hal yang sangat penting
sesuai dengan perannya dalam
dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi.
organisasi, karena kinerja merupa-
Guru merupakan salah satu
kan perilaku nyata yang ditampilkan
sumber daya manusia yang berada
http://ojs.jpeb.net
63
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
di sekolah. Kinerja guru di sekolah
Menurut Undang-Undang RI
mempunyai peran penting dalam
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
pencapaian tujuan sekolah.Berbagai
dan Dosen, pada bab 1 pasal 1 ayat
usaha dilakukan untuk mencapai
1 disebutkan bahwa “Guru adalah
kinerja
pendidik profesional dengan tugas
yang
pemerintah sudah
baik.Perhatian
terhadap
pendidikan
disosialisasikan,
pendidikan
yang
anggaran
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan,
melatih,
diamanatkan
menilai dan mengevaluasi peserta
undang-undang yaitu sebesar 20
didik pada pendidikan usia dini jalur
persen sudah mulai dilaksanakan.
pendidikan
Maka
benar-benar
dasar, dan pendidikan menengah.”
kompeten di bidangnya dan harus
Tugas-tugas utama guru tersebut
mampu mengabdi secara optimal.
diatas
Kinerja
optimal
pengukuran kinerja guru profesional.
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
Keberhasilan prestasi seko-
guru
harus
guru
yang
baik internal maupun eksternal.
formal,
dapat
pendidikan
dijadikan
dimensi
lah ditentukan oleh berbagai faktor,
Salah satu indikator suatu
diantaranya kepemimpinan kepala
sekolah dianggap sudah berhasil
sekolah. Menurut A Tabrani Rusyan
adalah dengan perolehan nilai Ujian
(2000:14),
Nasional yang tinggi dan tingkat
sekolah memberikan motivasi kerja
kelulusan yang maksimal. Seperti
bagi peningkatan produktivitas kerja
halnya di SMKN 4 Pandeglang, nilai
guru
UN dan kelulusan menunjukkan
Selanjutnya menurut E. Mulyasa
bahwa peningkatan prestasi siswa
(2009:98), kepala sekolah sedikitnya
belum optimal. Rendahnya rata-rata
mempunyai
skor nilai UN siswa tersebut dapat
sebagai berikut: (1) Edukator; (2)
dijadikan acuan bahwa kinerja guru
Manajer;
di SMK Negeri 4 Pandeglang masih
Supervisor; (5), Leader, (6) Inovator,
belum optimal.
dan (7) Motivator. Melihat tugas
kepemimpinan
dan
hasil
(3)
peran
belajar
dan
kepala
siswa.
fungsi
Administrator;
(4)
kepala sekolah yang begitu banyak,
http://ojs.jpeb.net
64
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
tulis Mulyasa, maka seorang kepala
dirasakan cukup memberatkan guru,
sekolah dituntut memiliki kemam-
dikarenakan pada saat tidak ada
puan manajerial. Jika tidak, maka
kegiatan belajar mengajar di dalam
tidak akan dapat mengelola sekolah
kelas, seperti halnya pada saat-saat
dan suasana sekolah menjadi tidak
ulangan
tengah
kondusif.
ulangan
semester,
Kepemimpinan kepala seko-
mendapatkan
semester guru
honor.
dan tidak
Sehingga
lah di SMK Negeri 4 Pandeglang
untuk mencukupi kebutuhan hidup-
dipandang
nya,
dengan
sudah
baik.
dilaksanakan
Dugaan
guru
harus
mencari
tersebut
penghasilan tambahan dari sumber-
didukung oleh data jadwal pem-
sumber lain diluar sekolah.Hal ini
binaan/pengarahan
dapat berimbas pada penurunan
dan
supervisi
yang dilaksanakan secara intensif.
motivasi
Akan tetapi pada pelaksanaannya,
mengakibatkan penurunan kinerja
program
guru.
melalui
pembinaan apel
pagi
gururutin
sudah
tidak
kerja
guru
yang
Menurut Alex S. Nitisemito
berjalan lagi. Hal ini tentunya dapat
(2001:25),
hal
berakibat pada penurunan motivasi
pengaruhi
kinerja
dan disiplin kerja guru di mana
lingkungan kerja. Lingkungan kerja
mereka
adalah segala sesuatu yang ada di
mendapat
kesempatan
untuk datang terlambat ke sekolah
sekitar
karena tidak harus mengikuti apel
mempengaruhi
pagi sebelum jam pelajaran dimulai.
menjalankan
lain
pekerja
yang
mem-
guru
adalah
yang
dapat
dirinya tugas
dalam
yang
diem-
Selain itu, kebijakan mana-
bankan. Lingkungan kerja adalah
jemen yang ditetapkan oleh kepala
faktor diluar diri manusia baik fisik
sekolah bagi para guru mengenai
maupun non fisik yang ada di dalam
pemberlakuan jam hidup, dimana
suatu organisasi. Lingkungan kerja
guru
yang baik berhubungan
sesuai
akan
mendapatkan
dengan
jumlah
honor jam
kehadirannya saja di dalam kelas,
http://ojs.jpeb.net
dengan
motivasi kerja guru, sehingga akan meningkatkan
produktivitas
yang
65
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
dihasilkan oleh seorang guru dalam
melaksanakan
melaksanakan
penuh
tugasnya
sebagai
tenaga pendidik.
tugasnya
semangat
dan
dengan energik,
karena ada motif-motif atau tujuan
Salah
satu
masalah
tertentu
yang
melatarbelakangi
lingkungan kerja di SMK Negeri 4
tindakan tersebut. Motif tersebut
Pandeglang dari segi fasilitas dan
merupakan faktor pendorong yang
sarana
memberi
kantor,
seperti
belum
kekuatan
kepadanya,
tertatanya dengan baik ruang guru,
sehingga ia mau dan rela bekerja
dimana jumlah meja guru yang ada
keras. Hal itu dibuktikan berda-
belum mencukupi untuk kebutuhan
sarkan hasil penelitian McCleland,
seluruh guru, sehingga terkesan
Murray, Miller dan Gordon yang
sumpek dan masih kurangnya ruang
dikutip Anwar Prabu Mangkunegara
kelas
untuk
(2005:14-15), menyimpulkan bahwa
kegiatan proses pembelajaran bagi
ada hubungan yang positif antara
peserta didik, sehingga kegiatan
motivasi
pembelajaran
pencapaian kinerja/prestasi kerja.
yang
digunakan
terpaksa
dibagi
berprestasi
dengan
menjadi dua shift, yakni shift pagi
Artinya
untuk siswa/i kelas X dan XII, serta
pegawai yang mempunyai motivasi
shift sore untuk siswa-siswi kelas XI.
berprestasi tinggi akan mencapai
Hal ini tentunya akan membuat guru
kinerja yang tinggi, dan sebaliknya
kurang merasa nyaman dan dapat
mereka
mengakibatkan penurunan motivasi
disebabkan
kerja guru.
kerjanya rendah.
Faktor
lain
yang
manajer
kinerjanya karena
dan
rendah motivasi
dapat
Berkaitan dengan pencapai-
meningkatkan kinerja guru adalah
an prestasi kerja guru SMKN 4
motivasi kerja. Seorang guru dapat
Pandeglang, masih belum ada hasil
bekerja
prestasi
secara
yang
pimpinan,
professional
jika
kerja
guru
SMKN
4
pada dirinya terdapat motivasi yang
Pandeglang dalam satu lombapun.
tinggi. Guru yang memiliki motivasi
Hal ini diduga salah satu faktornya
kerja
adalah rendahnya motivasi guru
tinggi
http://ojs.jpeb.net
biasanya
akan
66
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
baik dalam melaksanakan tugas
tersebut. Kinerja merupakan hasil
pokok
pekerjaan yang mempunyai hubu-
dan
motivasi
fungsinya
berprestasi.
menunjukkan motivasi
Fakta
masih
guru
di
maupun lain
rendahnya
SMKNegeri
4
ngan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan
konsumen
dan memberikan kontribusi ekono-
Pandeglang dalam melaksanakan
mi.
tugas pokok dan fungsinya dapat
(2006:22) secara khusus mende-
dilihat dariabsensi (ketidakhadiran)
finisikan
dari guru. Ketidakhadiran dalam
seperangkat perilaku nyata yang
setiap bulannya masih dibawah 10%
ditunjukkan guru pada waktu dia
sekilas tampaknya bukan masalah
memberikan pembelajaran kepada
besar.Tetapi sesungguhnya dalam
siswa.
sistem pendidikan kita saat ini, hal itu
dapat
Natawijaya
kinerja
guru
at
all.
sebagai
Menurut Undang-Undang RI
pengaruh
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
buruk, siswa jadi terlantar karena
dan Dosen, pada bab 1 pasal 1 ayat
gurunya
kalau
1 disebutkan bahwa: “Guru adalah
ditambah dengan perilaku guru yang
pendidik profesional dengan tugas
hadir di sekolah karena malas atau
utama mendidik, mengajar, mem-
kurang tidak
membawa
Rahman
absen.Apalagi
tanggung hadir
di
pembelajaran
jawab
kadang
bimbing,
kelas.
Proses
menilai dan mengevaluasi peserta
terhambat
didik pada pendidikan usia dini jalur
jadi
mengarahkan,
sehingga para siswa tidak mendapat
pendidikan
ilmu secara optimal.
dasar, dan pendidikan menengah.”
KAJIAN TEORITIK
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kinerja Guru Menurut
formal,
melatih,
pendidikan
Menurut E. Mulyasa (2009: Wibowo
(2007:2)
90), “Kepemimpinan kepala sekolah
(performance)
adalah
merupakan salah satu faktor yang
tentang melakukan pekerjaan dan
dapat mendorong sekolah untuk
hasil yang dicapai dari pekerjaan
mewujudkan visi, misi, tujuan dan
kinerja
http://ojs.jpeb.net
67
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
sasaran
sekolahnya
melalui
Kepala sekolah yang mampu
program-program yang dilaksana-
menjalankan fungsi-fungsi di atas
kan
dengan baik dapat dikatakan kepala
secara
terencana
dan
bertahap.”Pendapat tersebut di atas
sekolah
mengandung
memimpin
arti
bahwa
kepala
memiliki
kemampuan
yang
Dengan
bahwa
kepala
sekolah dituntut untuk mempunyai
demikian
kemampuan
dan
sekolah sebagai pemimpin agar
kepemimpinan yang memadai agar
berhasil harus menjalankan seku-
mampu mengambil inisiatif untuk
rang-kurangya tujuh fungsi di atas
meningkatkan mutu sekolah.
selain juga memiliki kriteria lain
manajemen
Kepemimpinan khususnya di
jelas
baik.
seperti latar belakang pendidikan
lembaga pendidikan memiliki ukuran
dan
atau standar pekerjaan yang harus
sekolah
dilakukan
memimpin, mengelola sekolah juga
oleh
kepala
sekolah
pengalamannya. selain
mampu
selaku pimpinan tertinggi. Seba-
dituntut
mampu
gaimana
suasana
yang
telah
diuraikan
sebe-
Kepala untuk
menciptakan kondusif
di
lumnya, Mulyasa (2009:98) meng-
lingkungan kerja sehingga dapat
identifikasi beberapa peran kepala
memotivasi guru dalam bekerja dan
sekolah, yaitu: (1) Edukator; (2)
dapat mencegah timbulnya disinter-
Manajer;
grasi
(3)
Administrator;
(4)
Supervisor; (5), Leader, (6) Inovator,
atau
perpecahan
dalam
organisasi.
dan (7) Motivator. Melihat tugas kepala sekolah yang begitu banyak,
Lingkungan Kerja
tulis Mulyasa, maka seorang kepala
Lingkungan kerja menurut R.
sekolah dituntut memiliki kemam-
Sukanto dan G. Indriyo (2000:151),
puan manajerial. Jika tidak, maka
adalah segala sesuatu yang ada di
tidak akan dapat mengelola sekolah
sekitar
dan suasana sekolah menjadi tidak
mempengaruhi
kondusif.
bekerja;
pekerja
penerangan,
http://ojs.jpeb.net
yang
dapat
mereka
dalam
meliputi
pengaturan
pengontrolan
suara
68
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
gaduh,
pengaturan
kebersihan
kerja fisik dan lingkungan kerja non
tempat
kerja
pengaturan
fisik. Lingkungan kerja fisik antara
keamanan tempat kerja.” Menurut
lain yaitu: 1) penerangan, 2) suhu
Alex
(2001:25),
udara, 3)mutu udara, 4) ukuran
“lingkungan kerja adalah segala
ruang kerja, 5) pengaturan ruang
sesuatu yang ada disekitar para
kerja, 6) privasi ruang kerja, 7)
perkerja dan dapat mempengaruhi
kebisingan, dan 8) fasilitas dan
dirinya dalam menjalankan tugas
sarana
kantor,
yang dibebankan.” Menurut Mar-
lingkungan
kerja
diana (2005:68), lingkungan kerja
hubungan sesama rekan kerja dan
merupakan
2) hubungan kerja antara atasan
S.
dan
Nitisemito
lingkungan
di
mana
pegawai melakukan pekerjaannya
sedangkan fisik
yaitu:
1)
dengan bawahan.
sehari-hari. Berdasarkan pendapatpendapat
sebagaimana
telah
Motivasi Kerja
diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan
kerja
Motivasi adalah serangkaian
adalah
sikap dan nilai yang mempengaruhi
segala sesuatu yang ada di sekitar
individu untuk mencapai hal yang
para pekerja yang mempengaruhi
spesifik
tugas-tugas
individu.Sikap
yang
dibebankan,
sesuai
dengan
dan
nilai tersebut
namun secara umum pengertian
merupakan
lingkungan kerja adalah merupakan
yang memberikan kekuatan untuk
lingkungan
mendorong individu bertingkah laku
di
mana
para
guru
melaksanakan tugas dan peker-
dalam
jaannya.
Veithzal
Indikator
lingkungan
kerja
indikator
dorongan
ber-
dan
invisible
tujuan.Rivai
Ahmad
Fawzi
(2005:455) mengemukakan: “Dua hal
kerja
yang
mencapai
pada penelitian ini menggunakan lingkungan
suatu
tujuan
yang
dianggap individu
dasarkan apa yang dikemukakan
perilaku
(kerja
oleh Sedarmayanti (2007:21) yang
tujuan)
dan
sebagai
yaitu
untuk kekuatan
arah
mencapai prilaku
membagi 2 (dua) faktor lingkungan
http://ojs.jpeb.net
69
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
(seberapa
kuat
usaha
individu
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs
dalam bekerja)”. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori motivasi
or
status
needs);
(5)
Kebutuhan akan perwujudan diri (self actualization).
yang dikembangkan oleh Abraham Maslow yang dikenal dengan “Teori
METODE PENELITIAN
Hierarki Kebutuhan”.Alasan penulis
Penelitian ini bertujuan untuk
menggunakan teori ini, karena teori
mengetahui pengaruh Kepemimpi-
ini merupakan teori dasar yang
nan Kepala Sekolah dan Ling-
mewakili kebutuhan-kebutuhan ma-
kungan
nusia. Teori Kebutuhan dari Maslow
Kerja serta dampaknya pada Kinerja
(Hierarchy
Guru di SMK Negeri 4 Pandeglang.
of
Need
Theory),
kebutuhan dapat didefinisikan sebagai
suatu
kesenjangan
atau
Kerja
Penelitian
terhadap
yang
Motivasi
dilakukan
digolongkan dalam penelitian eks-
pertentangan yang dialami antara
planatori.
kenyataan dengan dorongan yang
didasarkan pada keinginan peneliti
ada dalam diri. Apabila kebutuhan
untuk mengetahui pengaruh baik
guru tidak terpenuhi maka guru
langsung maupun tidak langsung
tersebut akan menunjukkan perilaku
mengenai
kecewa. Sebaliknya jika kebutu-
Sekolah
hannya terpenuhi maka guru akan
terhadap
memperlihatkan perilaku yang gem-
Dampaknya pada Kinerja Guru di
bira sebagai manifestasi dari rasa
SMK Negeri 4 Pandeglang, dengan
puas. Menurut Abraham Maslow,
variabel
hirarki kebutuhan manusia adalah:
Sekolah sebagai variabel bebas
(1) Kebutuhan fisiologis (physiolo-
(independent
gical
Kebutuhan
Lingkungan Kerja sebagai variabel
keselamatan dan keamanan (safety
bebas (independent variable) X2
and security need); (3) Kebutuhan
Motivasi Kerja sebagai
rasa memiliki (social needs); (4)
terikat (dependent variable) Y1 dan
needs);
http://ojs.jpeb.net
(2)
Pemilihan
metode
Kepemimpinan dan
Kepala
Lingkungan
Motivasi
Kerja
Kepemimpinan
variable)
ini
Kerja serta
Kepala
X1,
variabel
70
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
Kinerja Guru sebagai terikat
(dependent
variabel
variable)
Y2
Sedangkan dalam pengujian pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja
penelitian ini, peneliti menggunakan taraf
kepercayaan
Kepemimpinan
difokuskan
(confindence
kepada apa yang dilakukan oleh
level) pada taraf signifikansi α =
para pemimpin, yaitu proses di
0,05
mana pemimpin menjelaskan tujuan
(5%).
Artinya
tingkat
kepercayaan pengujiannya adalah
organisasi
95%. Populasi dalam penelitian ini
dipimpinnya
adalah seluruh guru di SMK Negeri
memotivasi mereka untuk mencapai
4 Pandeglang yang berjumlah 60
tujuan yang diinginkan.
orang.
kepada
orang
(bawahan)
yang serta
Dari tabel Uji-t diperoleh nilaiTeknik
pengumpulan
data
t hitung adalah 3.817 dan t-tabel
yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar
terdiri dari kuesioner, wawancara
beratti t-hitung > t-tabel, sehingga
dan observasi. Analisis deskriptif
H0 ditolak dan H1diterima. Dengan
dalam penelitian ini digunakan untuk
demikian dapat dikatakan bahwa
mengkuantitatifkan variabel Kepe-
terdapat
mimpinan
mimpinan kepala sekolah terhadap
Kepala
Sekolah
(X1),
2.002465.
hubungan
linear
kepe-
motivasi
Kerja (Y1) dan Kinerja Guru (Y2)
secara signifikan dengan nilai sig
dengan cara menghitung rata-rata
0.000<0.05. Hal tersebut berarti apa
masing-masing variabel penelitian
bila kepemimpinan kepala sekolah
danmemaparkan deskripsi variabel
baik maka motivasi kerja akan baik
penelitian
juga. Hasil penelitian ini mendukung
setiap
kuesioner
jawaban
dengan
mem-
dan
tersebut
Lingkungan Kerja (X2), Motivasi
berdasarkan
kerja
Hal
berpengaruh
temuan Miftah Thoha (2005:137),
berikan skor untuk masing-masing
yang
berjudul
jawaban.
kepemimpinan
“hubungan dengan
gaya
motivasi
kerja sangat erat, di mana gaya kepemimpinan mempengaruhi mo-
http://ojs.jpeb.net
71
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
tivasi kerja”. Begitu juga pendapat
mendapatkan
Malayu Hasibuan (2002:169), “gaya
bingan
kepemimpinan yang diterapkan oleh
melaksanakan program; (c) Hasil
seorang pemimpin atau seorang
kerjanya tidak dihargai karena tidak
manajer dalam suatu organisasi
didokumentasikan dengan baik; (d)
dapat menciptakan integritas yang
Tidak mendapatkan pendampingan,
serasi dan mendorong gairah kerja
supervisi dan tindak lanjut yang
karyawan untuk mencapai sasaran
tepat dalam melaksanakan tugas;
yang maksimal”.
(e) Tidak mendapatkan keteladanan
Dari tabel Coefficients pada pengujian
pengaruh
penjelasan,
dan
evaluasi
bimdalam
mengenai pengambilan keputusan
langsung
secara tepat; (f) Tidak mendapatkan
variabel indepeden kepemimpinan
masukan mengenai gagasan baru
kepala sekolah terhadap variabel
yang berguna bagi pengembangan
dependen motivasi kerja, diperoleh
sekolah, dan (f) Tidak mendapatkan
nilai
penghargan yang layak yang dapat
Beta
sebesar
0,334
yang
berarti bahwa variabel independen
meningkatkan
motivasi
kepemimpinan
berpengaruh
pada
mempunyai
kepala pengaruh
sekolah langsung
sebesar 33,4% terhadap motivasi kerja
guru
di
SMK
Negeri
peningkatan
loyalitas terhadap pekerjaan, tugas dan fungsinya.
4
Pandeglang. Hal itu menunjukkan
Pengaruh
bahwa
terhadap Motivasi Kerja
kepemimpinan
sehingga
kepala
Lingkungan
Kerja
sekolah masih perlu ditingkatkan
Lingkungan kerja merupakan
pada pengaruh yang ideal yaitu
hal yang berpengaruh terhadap
pada pengaruh minimal 90%, sebab
motivasi kerja karyawan hal ini
apabila
pengaruh
dilihat dari hasil tabel uji-t diperoleh
sebesar itu dapat mengakibatkan
nilai t-hitung sebesar 6.022 dan t-
guru
men-
tabel sebesar 2,002465. Hal ini
dapatkan pembinaan dan penga-
berarti t-hitung > t-tabel, sehingga
rahan
H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
masih
merasa:
dengan
http://ojs.jpeb.net
pada
(a)
baik;
Tidak
(b)
Tidak
72
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
demikian dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru itu sendiri. Kepala
terdapat hubungan linear lingku-
sekolah harus memperhatikan ling--
ngan kerjater hadap motivasi kerja
kungan kerja bagi para gurunya
dan berpengaruh secara signifikan
agar dapat memaksimalkan ke-
dengan nilai sig 0,000 <0.05. Hal
mampuannya untuk memberikan
tersebut menunjukan semakin baik
yang terbaik bagi sekolah.
lingkungan
kerja
di
organisasi
Dari tabel Coefficients pada
maka semakin meningkat motivasi
pengujian
kerja karyawan. Begitu bagi para
variabel
guru, lingkungan di mana yang
kerja terhadap variabel dependen
bersangkutan
dapat
motivasi kerja, diperoleh nilai Beta
hal
sebesar 0.432 yang berarti bahwa
itu
variabel
bekerja
mempengaruhi termasuk
berbagai
motivasi
pekerja
pengaruh indepeden
langsung lingkungan
independen
lingkungan
sendiri. Menurut Alex Soemadji
kerja
Nitisemito (1992:109) faktor yang
langsung sebesar 43.2% terhadap
dimasukkan dalaml ingkungan kerja
motivasi kerja guru di SMK Negeri
adalah sangat luas sehingga sulit
4 Pandeglang. Hal itu menunjukkan
untuk disebutkan seluruhnya faktor-
bahwa
faktor
lain:
perlu ditingkatkan pada pengaruh
udara,
yang ideal yaitu pada pengaruh
keamanan
minimal 90%, sebab apabila masih
Faktor-faktor
pada pengaruh sebesar itu dapat
tersebut
kebersihan, pencahayaan, dan
pertukaran musik,
kebisingan.
tersebut
antara
berpengaruh
mempunyai
lingkungan
pengaruh
kerja
masih
terhadap
mengakibatkan: (a) Guru merasa
motivasi kerja yang berdampak
tidak nyaman dalam bekerja yang
pada kinerja guru. Yakni bahwa
dapat disebabkan oleh kurangnya
ketika
fasilitas
lingkungan
kerja
dapat
penerangan,
suhu
dan
menunjang hal-hal tersebut, maka
mutu udara; (b) Guru tidak leluasa
motivasi kerja akan meningkat dan
dalam
bergerak
berpengaruh pada meningkatnya
ruang
kerja
prestasi
dengan
yang
http://ojs.jpeb.net
berindikasi
pada
karena
yang
jumlah
ukuran
tidak
sesuai
guru
dan
73
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
mengalami
kesulitan
dalam
pengaturan ruang kerja sehingga
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
memberi kesan tidak rapi dan
Keberhasilan
pembelajaran
membosankan; (c) Guru kehilangan
berkaitan erat dengan kinerja guru
privasi dikarenakan harus berbagi
yang menjalankan tugasnya.Untuk
meja
mewujudkan
dan/
atau
tempat
duduk
kinerja
guru
yang
dengan guru lain; (d) Guru merasa
optimal diperlukan kepemimpinan
terganggu dengan suara bising
kepala sekolah yang demokratis
kendaraan yang setiap saat berlalu-
dan profesional. Untuk itu maka
lalang disekitar ruang kerja guru;
kepala
(e)
strategi
Guru
merasa
tidak
sekolah
harus
yang
tepat
memiliki untuk
mendapatkan fasilitas ruang kelas
memberdayakan tenaga kependi-
yang cukup, sehingga terpaksa
dikan melalui kerja sama atau
harus menjalankan sistem moving
kooperatif
class
kesempatan
yang
terbuangnya
berimbas waktu
pada
juga
memberikan
kepada
tenaga
dikarenakan
kependidikan untuk meningkatkan
harus mencari lokasi ruang kelas
profesinya dan mendorong keter-
yang selalu berpindah-pindah pada
libatan
saat akan melaksanakan pembe-
didikan dalam berbagai kegiatan
lajara; (f) Guru merasa khawatir
sekolah, karena pemimpin yang
untuk membawa berkas pendukung
baik adalah pemimpin yang mampu
pembelajaran ke sekolah dikarena-
memberikan
kan tidak mendapatkan lemari arsip
mempunyai hubungan yang baik
(locker) untuk masing-masing guru;
terhadap
(g) Guru merasa kesulitan dalam
senantiasa meningkatkan kinerja-
membina hubungan kerja sama
nya. Hal ini terbukti dari hasil Uji t
yang baik dengan sesama rekan
dan
dan
karena
adalah 2.822 dan ttabel sebesar
suasana kerja terkesan individu-
2.003241, hal ini berarti thitung >
alistis.
ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1
dengan
http://ojs.jpeb.net
atasan
seluruh
tenaga
dukungan
bawahannya
didapatkan
bahwa
kepen-
dan
untuk
thitung
74
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
diterima. Dengan demikian dapat
terhadap
dikatakan bahwa terdapat hubu-
42.9%. Sedangkan pengaruh tidak
ngan linear kepemimpinan kepala
langsung
sekolah terhadap kinerja gurudan
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel dependen kinerja
dengan nilai sig 0.007 < 0.05.
guru melalui motivasi kerja adalah
Artinya makin baik kepemimpinan
sebesar 0.334 x 0.092 = 0.031 atau
kepala sekolah makin baik pula
3.1%.
kinerja seorang guru. Demikian
kepemimpinan
pula
sangat
secara
sebaliknya
makin
buruk
kinerja
guru
variabel
Hal
sebesar
indepeden
kepala
itu
sekolah
berarti
bahwa
kepala
sekolah
berpengaruh
secara
kepemipinan kepala sekolah makin
langsung dalam upaya peningkatan
rendah kinerja seorang guru. Hasil
kinerja guru melebihi pengaruh
penelitian
tidak
ini
sejalan
dengan
langsungnya.
dapat
pendapat E. Mulyasa (2006:37)
dikatakan
bahwa kepala sekolah merupakan
kepala sekolah akan lebih bagus
orang yang memiliki kemampuan
dalam upaya peningkatan kinerja
profesional yang bekerja berdasar-
guru
kan pola kinerja profesional yang
adanya motivasi kerja yang tinggi.
disepakati bersama untuk memberi
Sehingga
kemudahan dan mendukung keber-
langsung
hasilan pembelajaran.
tersebut dijumlahkan akan diper-
Dari tabel Coefficients pada pengujian
meski
kepemimpinan
tanpa
di
apabila dan
dukung
pengaruh
tidak
langsung
oleh pengaruh total kepemimpinan
langsung
kepala sekolah terhadap kinerja
variabel indepeden kepemimpinan
guru sebesar 0.429 + 0.031 =
kepala sekolah terhadap variabel
0.460
dependen kinerja guru, diperoleh
bahwa
kepemimpinan
nilai Beta sebesar 0.429 yang
sekolah
di
berarti bahwa variabel independen
Pandeglang
kepemimpinan
sekolah
ditingkatkan pada pengaruh yang
langsung
ideal yaitu pada pengaruh minimal
mempunyai
pengaruh
bahwa
Atau
kepala
pengaruh
http://ojs.jpeb.net
atau
46%.
Membuktikan
SMK masih
kepala
Negeri
4
perlu
75
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
90%, sebab apabila masih pada
sekolah sebagai motivator masih
pengaruh
dapat
belum optimal. Hal ini terlihat dari
Kebutuhan
hasil kuesioner; (d) Motivasi kerja
sebesar
mengakibatkan: pribadi
(a)
masing-masing
terkadang kepala
itu
luput
dari
sekolah.
Hal
guru
perhatian
menjalankan
tugasnya
belum
dapat
optimal. Beberapa hal yang dapat
menjadi kendala terhadap kinerja
diketahui antara lain: dalam menja-
guru.
selalu
lankan tugas masih tergantung
mengutamakan kebutuhan pribadi
pada pengawasan kepala sekolah,
saat
dalam
Guru
yang
menjalankan
menyebabkan mengajar
ini
yang dimiliki para guru dalam
tugas,
proses
belajar
mengajar
kelas
untuk
ada
yang
masih
terlambat, pada saat mengakhiri
Pembinaan oleh kepala sekolah
pembelajaran tidak sesuai dengan
tidak mencapai sasaran secara
waktu yang ditentukan, pada saat
tepat. Pembinaan yang tidak tepat
guru tidak dapat mengajar hanya
sasaran ini misalnya masih ada
memberikan
guru yang belum mengerti akan
peserta didik, bahkan ada kalanya
tugas dan kewajibannya secara
guru datang ke sekolah akan tetapi
penuh. Pembinaan yang dilakukan
tidak masuk kelas.
sekolah
optimal;
memasuki
(b)
kepala
tidak
akan
sangat
catatan
penting
untuk memecahkan masalah yang
Pengaruh
dihadapi guru dalam menjalankan
terhadap Kinerja Guru
tugasnya. dilakukan
Pembinaan harus
kepada
yang
Lingkungan
kerja
Kerja
adalah
dan
segala sesuatu yang ada di sekitar
berkelanjutan sehingga membantu
para pekerja yang mempengaruhi
kelancaran tugas guru yang akan
tugas-tugas
berakibat
meningkatnya
namun dalam penelitian ini ling-
kinerja guru; (c) Kepala sekolah
kungan kerja adalah merupakan
telah
lingkungan
pada
kontinyu
Lingkungan
menjalankan
fungsinya
dengan baik, tetapi fungsi kepala
http://ojs.jpeb.net
yang
di
mana
dibebankan,
para
guru
melaksanakan tugas dan peker-
76
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
jaannya. Hubungan antara variabel
setiap meja guru terpaksa ditempati
lingkungan kerja dengan kinerja
oleh lebih dari satu orang guru.Hal
guru di SMK Negeri 4 Pandeglang
ini
dilihat dari ujit diperoleh nilai t-hitung
privasi dari masing-masing guru
adalah 0,109 dan ttabel sebesar
yang berpengaruh pada rendahnya
2.003241, hal ini berarti thitung < ttabel,
kinerja guru. Hal ini sesuai dengan
sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Dwi
ditolak.
H0
diterima
Dengan
dikatakan
demikian
bahwa
thubungan
dan
tidak
dapat terdapa
dapat
Agung Nugroho judul
mengganggu
Arianto
Pengaruh
dengan
Kedisiplinan,
lingkungan
Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja
kerjaterhadap kinerja gurudan tidak
terhadap Kinerja Tenaga Pengajar
berpengaruh
signifikan
(2003), yang menyatakan bahwa
dengan nilai sig 0,913 > 0,05, atau
budaya kerja berpengaruh positif
dengan kata lain belum cukup bukti
terhadap kinerja tenaga pengajar,
yang menyatakan bahwa variabel
namun kedisiplinan dan lingkungan
lingkungan
kerja tidak berpengaruh terhadap
terhadap Negeri
linear
H1
tentunya
secara
kerja kinerja
4
berpengaruh guru
Pandeglang.
di
SMK
Hal
kinerja tenaga pengajar. Dari tabel Coefficients pada
ini
dikarenakan lingkungan kerja fisik
pengujian
dan non fisik yang kurang memadai
variabel
dan
bagi
kerja terhadap variabel dependen
kegiatan belajar mengajar. Hal ini
kinerja guru, diperoleh nilai Beta
dapat dilihat dari kurangnya jumlah
sebesar 0.019 yang berarti bahwa
ruang
variabel
kurang
kelas,
mendukung
sehingga
kegiatan
pengaruh indepeden
independen
langsung lingkungan
lingkungan
belajar mengajar terpaksa di bagi
kerja
menjadi dua shift, yakni shift pagi
langsung terhadap kinerja guru
dan sore. Serta kurangnya fasilitas
sebesar
ruang
guru
ketersediaan mebeler
mempunyai
1.9%.
pengaruh
Sedangkan
yang
berupa
pengaruh tidak langsung variabel
ruangan
beserta
indepeden
didalamnya,
http://ojs.jpeb.net
sehingga
lingkungan
kerja
terhadap variabel dependen kinerja
77
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
guru melalui motivasi kerja adalah
tugas
dan
sebesar 0.432 x 0.092 = 0.039 atau
sehingga
3.9%.
tanggung dapat
jawabnya,
menghilangkan
Sehingga
apabila
kreatifitas guru; (d) Guru akan
akan
diperoleh
cenderung menganggap tugas dan
pengaruh total lingkungan kerja
tanggung jawabnya sebagai beban,
terhadap
di
dijumlahkan
kinerja
guru
sebesar
mana
hal
itu
akan
0.019 + 0.039 = 0.058 atau 5.8%.
mempengaruhi psikologis guru dan
Hal
bahwa
suasana kerjapun akan menjadi
lingkungan kerja di SMK Negeri 4
kaku, sehingga hubungan kerja
Pandeglang masih sangat perlu
yang terbentuk menjadi kurang
ditingkatkan
harmonis,
itu
menunjukkan
sampai
pada
yang akan
berimbas
pengaruh yang ideal yaitu pada
pada penurunan produktifitas dan
pengaruh
prestasi guru.
apabila
minimal masih
90%,
pada
sebab
pengaruh
sebesar itu dapat mengakibatkan:
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
(a) Terganggunya konsentrasi guru
Kinerja Guru
dalam bekerja sehingga guru tidak
Kebutuhan
manusia
tidak
dapat bekerja secara optimal, yang
hanya bersifat materi, akan tetapi
akan berakibat pada penurunan
bersifat
kinerja guru; (b) Guru merasa tidak
intelektual
nyaman tinggal berlama-lama di
spiritual. Terpenuhinya kebutuhan
lingkungan
tersebut
kerjanya
dalam
psikologikal, dan
dapat
mental,
bahkan
berimbas
pada
menyelesaikan tugas dan tanggung
peningkatan
jawabnya,
Pegawai yang memiliki motivasi
sehingga
pekerjaan
motivasi
juga
tidak dapat diselesaikan sesuai
yang
standar yang benar dan dalam
melaksanakan
skala waktu yang telah ditentukan;
penuh
(c)
karena ada motif-motif dan tujuan
Guru
akan
mengalami
tinggi
kerjanya.
biasanya tugasnya
semangat
dengan energik
penurunan motivasi dan cenderung
tertentu
akan malas untuk menjalankan
tindakan tersebut. Motif tersebut
http://ojs.jpeb.net
yang
dan
akan
melatarbelakangi
78
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
menjadi faktor pendorong yang
dan
memberi
Sekolah terhadap Kinerja Guru
kekuatan
kepadanya,
Kepemimpinan
Kepala
sehingga ia mau dan rela bekerja
Sekolah
keras sehingga dapat meningkat-
(2002), yang menyatakan bahwa
kan kinerjanya. Hubungan antara
lingkungan kerja dan kepemim-
variable
pinan
motivasi
kinerjaguru
di
Pandeglang
kerja
SMK
dilihat
dengan
Negeri dari
uji
Menengah
Pertama
berpengaruh
terhadap
4
kinerja guru, namun motivasi dan
t
kesejahteraan tidak berpengaruh
diperoleh nilai thitung adalah 0.477
positif terhadap kinerja guru. Dari tabel coefficients pada
dan ttabel sebesar 2.003241, hal ini berarti thitung < ttabel, sehingga H0
pengujian
diterima dan H1 ditolak. Dengan
variabel indepeden motivasi kerja
demikian dapat dikatakan bahwa
terhadap variabel dependen kinerja
tidak
linear
guru, diperoleh nilai Beta sebesar
motivasi kerja terhadap kinerja guru
0.092 yang berarti bahwa variabel
dan
secara
independen motivasi kerja mem-
signifikan dengan nilai sig 0.635 >
punyai pengaruh langsung sebesar
0.05, atau dengan kata lain belum
9.2% terhadap kinerja guru di SMK
cukup
Negeri
terdapat
tidak
bahwa
hubungan
berpengaruh
bukti
yang
variabel
menyatakan
motivasi
4
pengaruh
langsung
Pandeglang.
Hal
itu
kerja
menunjukkan bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja guru
hampir tidak berpengaruh terhadap
di SMK Negeri 4 Pandeglang. Hal
kinerja guru atau sangat kecil
ini berarti meskipun guru memiliki
pengaruhnya
motivasi kerja yang baik, tidak
guru, sehingga masih sangat perlu
berpengaruh
signifikan
ditingkatkan pada pengaruh yang
peningkatan
kinerjanya.
terhadap
kinerja
ini
ideal yaitu pada pengaruh minimal
sejalan dengan penelitian yang
90%, sebab apabila masih pada
dilakukan oleh Sumaryanto yang
pengaruh
berjudul
Motivasi,
mengakibatkan guru merasa: (a)
Lingkungan Kerja, Kesejahteraan
Tidak mendapatkan sarana dan
Pengaruh
http://ojs.jpeb.net
Hal
terhadap
sebesar
itu
dapat
79
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
prasarana yang dibutuhkan dalam
semakin
menjalankan tugas; (b) Tidak puas
kepala sekolah maka semakin
dengan
yang
baik pula motivasi kerja guru di
diberi
SMK
gaji/honorarium
diterima;
(c)
kesempatan
Tidak
untuk
beristirahat
karena tugas-tugas yang selalu
baik
Negeri
kepemimpinan
4
Pandeglang,
begitu juga sebalikya; 2. Lingkungan
kerja
menumpuk, d. Tidak diperlakukan
secara
secara adil dalam promosi jabatan;
terhadap motivasi kerja. Hal ini
(d)
berarti
Hubungan
dengan
atasan
positif
berpengaruh
dan
bahwa
signifikan
semakin
baik
maupun dengan sesama rekan
lingkungan kerja maka semakin
tidak berjalan dengan baik; (e)
baik pula motivasi kerja guru di
Tidak mendapatkan penghargaan
SMK
atas
begitu juga sebaliknya;
prestasi
yang
telah
dicapainya; (f) Tidak mendapat kesempatan
secara
adil
Negeri
4
3. Kepemimpinan
Pandeglang,
kepala
sekolah
dalam
berpengaruh secara positif dan
mengikuti pelatihan-pelatihan dan
signifikan terhadap kinerja guru.
pengembangan diri yang lain, dan
Hal ini berarti bahwa semakin
(g) Tidak mendapatkan perhatian
baik
yang berupa masukan, saran dan
sekolah maka semakin baik pula
kritik yang memotivasi untuk maju.
kinerja kerja guru di SMK Negeri 4
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
kepemimpinan
Pandeglang,
kepala
begitu
juga
kerja
tidak
ber-
secara
positif
dan
sebalikya;
pembahasan
4. Lingkungan
hasil penelitian sebagaimana telah
pengaruh
diuraikan, maka dapat disimpulkan
signifikan terhadap kinerja guru.
bahwa:
Atau dengan kata lain lingkungan
1. Kepemimpinan
sekolah
kerja berpengaruh secara negatif
berpengaruh secara positif dan
terhadap kinerja guru. Hal ini
signifikan
terhadap
motivasi
berarti bahwa belum cukup bukti
kerja.
ini
bahwa
yang menyatakan bahwa ling-
Hal
http://ojs.jpeb.net
kepala
berarti
80
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
kungan
kerja
berpengaruh
maka dapat di tarik kesimpulan
terhadap kinerja guru di SMK
bahwa motivasi kerja tidak dapat
Negeri 4 Pandeglang. Meskipun
dijadikan
lingkungan
mediasi
kerjanya
tersebut
tidak
baik,
hal
berpengaruh
guru.
kan
bahwa
peningkatan
kecil
terhadap
kinerjanya,
begitu
juga sebaliknya;
terhadap
kepemimpinan
Atau
dapat
dikatakan
kepemimpinan
kepala
sekolah akan lebih bagus dalam upaya peningkatan kinerja guru
5. Motivasi kerja tidak berpengaruh secara
antara
variabel
kepala sekolah terhadap kinerja
signifikan atau hanya memberpengaruh
sebagai
positif
dan
kinerja
signifikan
guru.
meski tanpa di dukung adanya motivasi kerja yang tinggi. Berdasarkan
Atau
hasil
dan
dengan kata lain motivasi kerja
pembahasan di atas, maka implikasi
berpengaruh
dari
secara
negatif
penelitian
terhadap kinerja guru. Hal ini
Kepemimpinan
berarti bahwa belum cukup bukti
mempunyai
yang motivasi
menyatakan kerja
bahwa
berpengaruh
terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Pandeglang. Meskipun guru memiliki motivasi kerja yang baik,
hal
berpengaruh hanya
ini
adalah:
kepala
pengaruh
(1)
sekolah langsung
sebesar 33.4% terhadap motivasi kerja
guru
di
SMK
Negeri
4
Pandeglang. Hal itu menunjukkan bahwa
kepemimpinan
kepala
sekolah masih perlu ditingkatkan pada pengaruh yang ideal yaitu
tersebut
tidak
pada pengaruh minimal 90%; (2)
signifikan
atau
Lingkungan
memberikan
kerja
mempunyai
pengaruh
pengaruh langsung sebesar 43.2%
kecil terhadap peningkatan kiner-
terhadap motivasi kerja guru di SMK
janya, begitu juga sebaliknya,
Negeri
dan
menunjukkan
4
Pandeglang. bahwa
Hal
itu
lingkungan
6. Oleh karena motivasi kerja tidak
kerja masih perlu ditingkatkan pada
berpengaruh secara positif dan
pengaruh yang ideal angka minimal
signifikan terhadap kinerja guru,
90%;
(3)
sekolah
http://ojs.jpeb.net
Kepemimpinan mempunyai
kepala
pengaruh
81
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
langsung
terhadap
sebesar
42.9%.
kinerja
guru
yang ideal yaitu pada pengaruh
Sedangkan
minimal 90%, dan (5) Motivasi kerja
pengaruh tidak langsung variabel
mempunyai
indepeden
kepala
sebesar 9.2% terhadap kinerja guru
sekolah terhadap variabel dependen
di SMK Negeri 4 Pandeglang. Hal
kinerja guru melalui motivasi kerja
itu menunjukkan bahwa motivasi
adalah sebesar 3.1%. Hal itu berarti
kerja
bahwa
kepala
terhadap kinerja guru atau sangat
sekolah sangat berpengaruh secara
kecil pengaruhnya terhadap kinerja
langsung dalam upaya peningkatan
guru, sehingga masih sangat perlu
kinerja guru melebihi pengaruh tidak
ditingkatkan pada pengaruh yang
langsungnya. Atau dapat dikatakan
ideal yaitu pada pengaruh minimal
bahwa
90%.
kepemimpinan
kepemimpinan
kepemimpinan
kepala
sekolah akan lebih bagus dalam upaya
peningkatan
hampir
tidak
langsung
berpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian
guru
ini disarankan agar manajemen dan
meski tanpa di dukung adanya
Kepala SMK Negeri 4 Pandeglang
motivasi
(4)
berupaya meningkatkan perhatian
mempunyai
pada pemenuhan kebutuhan guru,
pengaruh langsung terhadap kinerja
yakni dengan melengkapi sarana
guru
Sedangkan
dan prasarana pendukung dalam
pengaruh tidak langsung variabel
pelaksanaan pekerjaan, menyesuai-
indepeden
kan
kerja
Lingkungan
yang kerja
sebesar
1.9%.
kinerja
pengaruh
tinggi;
lingkungan
kerja
besarnya
gaji/honorarium
terhadap variabel dependen kinerja
sesuai dengan kebutuhan hidup
guru melalui motivasi kerja adalah
guru,
sebesar 3.9%. Sehingga apabila
honorarium
dijumlahkan
walaupun kegiatan belajar mengajar
pengaruh
akan
lingkungan
memberikan guru
secara
tidak
terhadap kinerja guru sebesar 5.8%.
ulangan
umum
Hal
sekolah), sehingga guru mendapat
bahwa
(pada
penuh
sedang
menunjukkan
aktif
gaji/
kerja
itu
total
diperoleh
tetap
dan/atau
liburan
lingkungan kerja di SMK Negeri 4
kesempatan
Pandeglang masih sangat
perlu
dengan nyaman dan tidak harus
ditingkatkan sampai pada pengaruh
mencari penghasilan lain di luar
http://ojs.jpeb.net
untuk
saat
beristirahat
82
ISSN: 2302 - 2663
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
sekolah untuk memenuhi kebutuhan
sehingga guru merasa nyaman dan
hidupnya,
mempunyai privasi dalam bekerja,
menunjukkan
keadilan
dalam memberikan promosi jabatan
mengatur
(usahakan jabatan selalu bergulir
kendaraan agar tidak menimbulkan
dan/atau
suara bising mesin kendaraan pada
tidak
permanen
ada
untuk
jabatan
orang-orang
saat
kembali
guru
pola
bekerja,
parkir
menambah
tertentu), memberikan penghargaan
lemari atau rak arsip dimana setiap
yang sesuai kepada guru yang
guru
berprestasi, memberikan pemerata-
penyimpanan
an dalam pengembangan kemam-
masing
puan
penumpukan berkas di atas meja
setiap
guru
dengan
mempunyai
tempat
arsipnya
sehingga
masing-
tidak
memberikan porsi yang seimbang
guru,
serta
untuk mendapatkan pelatihan, serta
kelas
siswa
memberikan
mempunyai ruang kelasnya masing-
kompensasi
yang
penambahan
terjadi
agar
sesuai pada saat guru harus bekerja
masing
lembur dalam rangka menyelesai-
memberlakukan
kan pekerjaan sekolah.
class
Berdasarkan hasil penelitian
sehingga yang
setiap tidak
sistem
banyak
ruang kelas perlu moving
membuang
waktu belajar siswa.
ini juga disarankan agar manajemen dan
Kepala
SMK
Negeri
4
Pandeglang berupaya membenahi lingkungan kerja guru khususnya lingkungan kerja fisik, antara lain dengan memperbaiki lampu penerangan
di
setiap
ruangan,
memasang pendingin ruangan dan/ atau memperbaiki ventilasi udara pada ruangan yang berhawa panas dan
sumpek
(Gedung
C),
memperbesar ukuran ruang kantor dan menambah jumlah meja guru (satu meja untuk satu orang guru)
http://ojs.jpeb.net
DAFTAR PUSTAKA Arianto, Dwi Agung Nugroho. (2013). Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Tenaga Pengajar. Jurnal Economia, Vol. 9 (2). Hasibuan, Malayu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Ishak, A. & H. Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta:
83
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015
PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Istijanto. (2008). Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-dimensi Kerja Karyawan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama _________. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN. Mahsun, Muhamad. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mardiana. (2005). Manajemen Produksi. Jakarta: Badan Penerbit IPWI. Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ______. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Natawijaya, Rahman, at all. (2006). Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint. Nitisemito, Alex S. (2001). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. __________. (1992). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://ojs.jpeb.net
ISSN: 2302 - 2663
Rusyan, A. Tabrani. (2000). Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. Cianjur: CV Dinamika Karya. Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. Sukanto, R &Indriyo G. (2000). Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE. Sumaryanto. (2012). Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 12 (2). Toha, Miftah. (2010). Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja grafindo Persada, 2005. Umar, Husein. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Edisi 2009, Tentang Guru Dan Dosen, Pasal 1, ayat 1. Bandung: Depdiknas, Citra Umbara. Veithzal, Rivai dan Ahmad Fawzi. (2005). Performance Appraisal Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
84