Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
PENGEARUH PERSEPSI GURU TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI KOTA MEDAN Ngatmini
[email protected]
Abstrak Persepsi Guru tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Populasi penelitian adalah guru-guru SMK Negeri Kota Medan sebanyak 328 orang. Sampel penelitian sejumlah 76 orang yang diambil secara Stratified Proportional Random Sampling. Metode penelitian adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional. Instrumen pengumpulan untuk semua variabel menggunakan angket berskala Likert. Untuk mengumpulkan data digunakan angket. Untuk persyaratan analisis dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara : persepsi guru tentang kecerdasan emosional kepala sekolah terhadap kinerja guru, korelasi rhitung > rtabel (0,397 > 0,227) dan thitung > ttabel (3,720 > 1,67), maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara persepsi guru tentang kecerdasan emosional kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat diterima dan diuji kebenarannya. Kepala sekolah disarankan untuk memperbaiki kecerdasan emosional untuk mengambil kebijakan, sehingga semua kebijakan dapat mengurangi masalah yang muncul dalam manajemen sekolah. Kata kunci : persepsi, kecerdasan emosional, kinerja A.
Latar Belakang Masalah
menjadi warga negara yang demokratis,
Pendidikan
serta
Nasional
mengembangkan
berfungsi
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat
(UU No. 20,
2003 pasal 3). Berdasarkan
tujuan
pendidikan
rangka
nasional ini sangat jelas peranan guru
bangsa,
sangat esensial dan vital. Sebagai salah
bertujuan untuk berkembangnya potensi
satu komponen dalam proses belajar
peserta didik agar menjadi manusia yang
mengajar (PBM), guru memiliki posisi
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
yang sangat menentukan keberhasilan
Maha
pembelajaran
mencerdaskan
Esa,
dalam
bertanggung jawab
kehidupan
berakhlak
mulia,
sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
mengelola,
dalam
merancang,
melaksanakan
dan
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -101 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
mengevaluasi
pembelajaran.
Guru
sentral dalam meningkatkan proses
memiliki
kedudukan
sebagai
figur
melaksanakan tugas-tugas yang didasarkan
belajar mengajar. Di tangan para guru
atas
terletak
kemungkinan
kesungguhan serta penggunaan waktu di
tidaknya
pencapaian
berhasil tujuan
atau belajar
kecakapan,
pengalaman
dan
dalam proses belajar mengajar di sekolah.
mengajar di sekolah, serta di tangan
Sekolah
Menengah
Kejuruan
mereka pula bergantungnya masa depan
(SMK) merupakan salah satu bentuk
karir peserta didik yang menjadi tumpuan
satuan pendidikan yang mempunyai tujuan
para orang tua. Maka diharapkan melalui
mempersiapkan peserta didik agar menjadi
proses
manusia
ini
sejumlah
peserta
didik
kepandaian
dan
mempunyai kecakapan
produktif,
mampu
bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang
tentang sesuatu yang dapat membentuk
ada.
kematangan pribadinya.
satuan pendidikan tahun 2004, pada
Guru sebagai tenaga pendidik yang
Berdasarkan
jenjang pendidikan
Kurikulum
tingkat
SMK dibagi atas 3
mempunyai peran sebagai faktor penentu
kelompok mata diklat
keberhasilan tujuan suatu organisasi selain
diklat normatif, (2) mata diklat adaptif,
tenaga kependidikan lainnya, karena guru
dan (3) mata diklat produktif. Pelaksanaan
yang langsung bersinggungan dengan
pembelajaran
peserta
menekankan pada pembelajaran praktik,
didik
bimbingan
untuk
muaranya
SMK
lebih
banyak
akan
sehingga keberadan fasilitas yang berupa
menghasilkan tamatan yang diharapkan.
sarana prasarana praktik sangat diperlukan.
Untuk itu kinerja guru harus selalu
Upaya yang telah dilakukan pemerintah
ditingkatkan. Dalam dunia pendidikan
berupa
kinerja guru atau prestasi kerja merupakan
pendidikan
hasil
pembangunan sarana dan prasarana praktik
yang
yang
memberikan
di
yaitu : (1) mata
dicapai
guru
dalam
penataan
kembali
kejuruan
dengan
kebijakan disertai
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -102 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
atau laboratorium. Sarana yang berupa
pembelajaran sudah 90% lengkap. Namun
gedung dan prasarana yang berupa alat-
pada
alat praktik merupakan identitas dari suatu
perangkat pembelajaran tersebut hampir
Sekolah Menengah Kejuruan. Kompetensi
70 %
guru SMK terutama guru mata diklat
masing, melainkan hasil copy dari rekan
produktif dalam memanfaatkan sarana dan
guru lainnya. Idealnya RPP yang ada di
prasarana
diperlukan.
sekolah bervariasi pengembangannya dan
Kemampuan guru dalam memanfaatkan
mempunyai karakteristik tertentu untuk
sarana dan prasarana praktik yang baik
setiap guru, namun kenyataannya semua
akan memperlancar kegiatan pembelajaran
RPP dan semua perangkat pembelajaran
praktik, sehingga kompetensi lulusan SMK
sama kalimat maupun isinya antara sesama
akan dapat ditingkatkan.
guru mata diklat.
praktik
sangat
kenyataannya,
kelengkapan
bukan hasil karya guru masing-
Indikasi kinerja guru yang rendah
Hasil observasi di lapangan yang
masih ditemukan bagi guru-guru mata
dilakukan terhadap 3 SMK Negeri di Kota
diklat produktif di SMK Negeri Kota
yang menunjukkan kinerja yang belum
Medan.
optimal
Kenyataan
ini
tampak
dari
yaitu dilihat dari jumlah guru
persiapan guru dalam pembelajaran seperti
mata diklat produktif yang lulus fortofolio
Program
tahunan,
dan yang mengikuti
Silabus
dan
Program
Rencana
semester,
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) belum tertata dengan
PLPG
dalam
Sertifikasi Guru sampai bulan Desember 2011
baik, keinginan yang rendah dari guru
Hal ini menimbulkan pertanyaan,
untuk melaksanakan pembelajaran yang
apakah memang rendah kinerja guru di
variatif
SMK Negeri
demikian
juga
dalam
hal
Kota Medan, padahal
pemanfaatan dari media dan sumber
diharapkan guru-guru
belajar . Apabila dilihat dari
Kota Medan memiliki kinerja yang tinggi
perangkat
di SMK Negeri
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -103 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
agar
siswa-siswi
lulusan
dapat
melanjutkan pendidikan di sekolah. Hasil
memperoleh nilai yang sesuai dengan
pengamatan
kriteria kelulusan yang maksimal dan
beberapa
kompeten
dalam
ditemukan bahwa guru-guru yang telah
sehingga
diharapkan
bidang
keahliannya
lulusan
dan
wawancara
orang
guru
dengan
dilapangan
dapat
lulus sertifikasi dan mendapat tunjangan
di dunia
belum menunjukkan kinerja yang optimal.
usaha dan industri, membuka usaha serta
Berdasarkan hasil observasi terhadap 3
SMK menunjukkan bahwa hampir
rata-rata di atas 45 tahun dan merasa sudah
60 % guru yang telah mendapat tunjangan
mapan dalam mengajar sehingga tidak
sertifikasi dalam kegiatan belajar mengajar
mau berusaha mengadakan inovasi untuk
saat
mencapai kinerja yang optimal.
bersaing dan diterima bekerja
awal
menerima
tunjangan
mengalami peningkatan kinerja.
Guru-
Sekolah
guru mengajar dengan disiplin, tepat
pendidikan
waktu,
pemimpin
melengkapi
perangkat
sebagai
lembaga
memerlukan
seorang
yang
memiliki
kecerdasan
pembelajaran dengan berusaha belajar
emosional yang tinggi dan memiliki
serta mencari inovasi baru. Namun setelah
wawasan yang lebih besar tentang jenis
satu tahun berjalan, muncul kembali
daya tarik rasional atau emosional yang
budaya tidak tepat waktu dan enggan
paling mungkin menjadi efektif dalam
berusaha
perangkat
sebuah
pembelajaran sendiri serta kurang peduli
sekolah
terhadap
tergantung besarnya tanggung jawab pada
membuat
inovasi
dalam
mengajar.
situasi.
Keberhasilan
dalam
kepemimpinannya
Kejenuhan terlihat pada diri guru-guru
kejadian
dalam
seperti
sekolah. Namun pada kenyataannya, masih
kurangnya kreatifitas dan inovasi dalam
ada dibeberapa sekolah yang memiliki
proses pembelajaran. Selain itu faktor usia
kepala sekolah dalam kepemimpinannya
melaksanakan
tugas
sehari-hari
kepala
yang
terjadi
di
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -104 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
bekerja kurang optimal. Kondisi yang
melaksanakan
sering terjadi misalnya dalam pengambilan
efektif. Hal ini sering menjadi pemicu
keputusan, seorang kepala sekolah yang
ketidakpuasan guru terhadap kebijakan
mengandalkan kepemimpinan
yang dibuat oleh kepala sekolah dan
otoriter.
kepemimpinan
Seharusnya ada bagian tertentu dari sebuah
mengakibatkan
keputusan yang harus dimusyawarahkan
optimal.
kinerja
guru
secara
kurang
dengan wakil kepala sekolah atau guru..
Peningkatan kinerja guru yang
Hasil pengamatan dan wawancara dengan
optimal dalam organisasi sekolah pada
guru
langkah
sebenarnya
berpotensi
dan
awalnya
pelaksanaannya
mempunyai loyalitas yang tinggi. Namun
diperlukan
saat
memperolah hasil kerja yang optimal
ini
sedang
mengalami
masalah
sebuah
komitmen
keluarga dan di saat kondisi seperti inilah
dalam
membutuhkan perhatian dari atasan untuk
seorang guru.
dapat mengurangi permasalahan yang
dialami
dialaminya. Pemberian tugas tambahan
rendahnya tanggung jawab guru dan
diharapkan sekali oleh guru tersebut untuk
dianggap guru rendah komitmen dalam
mengurangi beban ekonomi keluarga.
mengajar dimana akhirnya mengakibatkan
Karena dengan tugas tambahan tersebut
rendahnya komitmen terhadap sekolah.
diharapkan
ia
akan
mendapat
honor
melaksanakan
tugas
guna
sebagai
Dari permasalahan yang
guru
Dengan
menunjukkan
demikian
masih
dapat
tambahan. Namun karena kepala sekolah
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
tidak mengelola emosi terhadap informasi
tugas dan tanggungjawabnya, setiap guru
yang ada, menyebabkan hubungan kerja
dituntut mempunyai kinerja yang optimal
kurang harmonis dengan guru.
sesuai
menanggapi
permasalahan
seharusnya
kepala
di
sekolah
Dalam atas, dapat
dengan
profesionalitas
di
kompetensi
dan
bidangnya
atau
setidaknya mampu menguasai dan dapat Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -105 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
melaksanakan. Disadari bahwa dalam
dan tanpa keluh kesah membantu siswa
organisasi atau lembaga diperlukan suatu
belajar. Guru yang berkomitmen akan
strategi yang baik untuk dapat mengelola
terus berupaya mencari cara-cara baru
manusia
yang
dalam peningkatan kualitas pekerjaan.
memiliki komitmen dan kinerja yang
Sehingga komitmen guru mempunyai
tinggi. Komitmen menunjukkan bahwa
hubungan dengan kinerja guru.
sebagai
sumber
daya
secara internal menyetujui dan membuat suatu
upaya
yang
besar
untuk
Permasalahan yang dibahas adalah hubungan antara persepsi guru tentang
melaksanakannya. Hal ini menunjukkan
kecerdasan
bahwa komitmen dalam bertindak sesuai
dengan kinerja
dengan
Kota Medan.
tujuan
organisasi
pribadi
serta
untuk
dan
tujuan
memperlancar
emosional
kepala
guru
Kirkpatrik
sekolah
di SMK Negeri
dan
Nixon
dalam
tercapainya tujuan sekaligus meningkatkan
Sagala (2006:179) mengartikan kinerja
kinerja. Keyakinan inilah yang dikatakan
sebagai
sebagai kesetiaan atau komitmen. Jika
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
seorang guru sudah berkomitmen dalam
(direncanakan) sebelumnya.
melaksanakan tugasnya maka diharapkan kinerjanya tercapai
akan
tujuan
mengasilkan
meningkat,
sehingga
yang
optimal
dalam
peserta
didik
yang
berkualitas. Jika guru mempunyai komitmen yang tinggi, maka akan menunjukkan rasa pengabdian dan tanggung jawab, tulus ikhlas, konsentrasi
rasa
dalam bekerja
ukuran
kesuksesan
Selanjutnya
Fatah
dalam
(2000:19)
mengatakan bahwa prestasi kerja atau kinerja
adalah
kemampuan
sebagai
yang
ungkapan
didasari
oleh
intelegensi/pengetahuan,
sikap,
keterampilan
dalam
dan
motivasi
menghasilkan sesuatu. Maka
kinerja
merupakan
penampilan hasil karya seseorang dalam Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -106 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
bentuk kualitas ataupun kuantitas dalam
lingkungannya, baik lewat penglihatan,
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
penampilan individu maupun kelompok
penciuman.
kerja pegawai.
Donnely (1985:103) mengatakan bahwa
Thoha
(2008:141-142),
Gibson,
dipergunakan
hakikatnya adalah proses kognitif yang
menafsirkan
dialami oleh setiap orang di dalam
sekitarnya.
informasi
setiap individu dapat memiliki pandangan
(2008
dan
seseorang
untuk
memahami
dunia
:
335)
inti
dari
kecerdasan
emosional ada 5 yaitu :
yang berbeda tentang satu objek yang
(1) kesadaran diri ; sadar atas apa yang dirasakan sendiri, (2) manajemen diri; kemampuan mengelola emosi dan dorongandorongan dalam diri sendiri, (3) motivasi diri ; kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan, (4) empati ; kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain, (5) keterampilan sosial ; kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.
sama, tentang situasi atau pesan tertentu menjadi landasan berdasarkan apa ia berperilaku. Robbins dan Judge (2008:335) bahwa
oleh
tentang
Persepsi itu bersifat subjektif maka
mengatakan
dan
persepsi merupakan proses kognitif yang
mengungkapkan bahwa persepsi pada
memahami
Ivencevich,
keceradasan
emosional adalah kemampuan seseorang Golemen (1997:45) mengatakan untuk
mendeteksi
serta
mengelola bahwa
petunjuk-petunjuk
dan
kecerdasan
emosional
adalah
informasi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
emosional. Orang- orang yang mengenal dan
bertahan
menghadapi
frustasi,
emosi-emosi mereka sendiri dan mampu mengendalikan dorongan hati dan tidak dengan baik membaca orang lain dapat melebig-lebihkan kesenangan, mengatur menjadi lebih efektif dalam pekerjaan suasana hati dan menjaga agar beban stres mereka.
Menurut Robbins dan Judge Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -107 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
nasib, memberi hiburan adalah melukiskan
berempati dan berdoa.
suatu
Seorang pemimpin yang memiliki
bakat
keterampilan
Keterampilan-keterampilan
emosional. seperti
itu
kecerdasan emosional yang tinggi akan
merupakan cikal bakal bakat yang akan
memiliki wawasan
yang lebih besar
matang seiring dengan waktu. Seseorang
tentang jenis daya tarik rasional atau
yang mampu menyesuaikan diri dengan
emosional yang paling mungkin menjadi
suasana hati individu lain atau dapat
efektif dalam sebuah situasi tertentu.
berempati dengan orang lain menunjukkan
Keterampilan
bahwa tingkat pengaturan emosionalnya
mengenali
seseorang dengan
menjalin
perasaan hubungan
tinggi,
hal
ini
akan
memudahkan
dengan cepat dan lancar, memperhatikan
penyesuaian diri dalam lingkungannya.
B. HASIL PENELITIAN
guru tentang kecerdasan emosional kepala
Dalam penelitian ini data yang
sekolah terhadap kinerja guru sekolah
diambil ada tiga jenis yaitu: persepsi guru
yang diambil dari 76 orang sampel guru di
tentang
SMK Negeri Kota Medan. Secara ringkas
kecerdasan
emosional
kepala
sekolah terhadap kinerja guru.
data skor hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut :
Data yang dideskripsikan pada penelitian ini meliputi data skor persepsi Tabel Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian
Nilai Tertinggi
123
Persepsi guru tentang kecerdasan emosional kepala sekolah 130
Nilai Terendah
78
80
99,961
105,145
Statistik
Mean
Kinerja guru
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -108 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Kinerja guru
Persepsi guru tentang kecerdasan emosional kepala sekolah
Modus
101,5
105,5
Median
100,25
105,633
Standar Deviasi
12,558
13,002
Statistik
Dari uji hipotesis persepsi guru tentang
kecerdasan
emosional
kepala
korelasi rhitung > rtabel (0,397 > 0,227) dan thitung > ttabel (3,720 > 1,67).
sekolah terhadap kinerja guru, didapat
C. Pembahasan Ditemukan bahwa kinerja guru di Persepsi
guru
tentang
kecerdasan SMK Negeri Kota Medan termasuk dalam
emosional
kepala
sekolah
terhadap kategori sedang. Untuk itu perlu dilakukan
kinerja guru. upaya dalam meningkatkan kinerja guru di Berdasarkan data skor Persepsi SMK Negeri Kota Medan. Dari 76 orang guru tentang kecerdasan emosional kepala responden yang diteliti, ditemukan 9 sekolah yang terkumpul, menyebar dari responden (11,843%) kategori rendah, 54 skor 80 sampai 135, dengan Modus (Mo) responden (71,105%) kategori sedang, dan = 105,5; Median (Me) = 105,633; Mean 13 responden (17,105%) kategori tinggi. (M) = 105,145; dan Standard Deviasi (SD) Informasi ini menunjukkan bahwa masih = 13,002. Data skor kinerja guru yang harus terus ditingkatkan kinerja guru di terkumpul, menyebar dari skor 78 sampai SMK Negeri Kota Medan. Kinerja guru 126, dengan Modus (Mo) = 101,5; Median dalam mengajar, harus terus ditingkatkan (Me) = 100,25; Mean (M) = 99,961; dan mengingat sangat diperlukan kompetensi Standard Deviasi (SD) = 12,558. guru dalam mengajar. Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -109 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
memiliki kecerdasan dalam membangun Guru diharuskan untuk memiliki
hubungan dengan guru di sekolah. Bentuk
ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam
konkrit dari hubungan pribadi misalnya
memberikan ilmu pengetahuan kepada
dengan pemberian kritik atas kinerja
siswa. Semakin baik kompetensi guru
seorang guru yang kurang baik selama
dalam mengajar, akan memberikan hasil
mengajar.
yang
lebih
baik
pengetahuan/
Persepsi guru tentang kecerdasan
keterampilan siswa. Beberapa faktor yang
emosional kepala sekolah terhadap kinerja
diduga dapat memberikan peningkatan
guru
kinerja guru di SMK Negeri Kota Medan
tergolong
di
menunjukkan perlu terus ditingkatkan
antaranya
bagi
persepsi
guru
tentang
di
SMK
Negeri
sedang.
Medan
Dengan
ini
kecerdasan emosional kepala sekolah dan
kecerdasan
komitmen guru di SMK Negeri Kota
dalam pengelolaan manajemen, pembinaan
Medan.
hubungan, pengelolaan emosi, empati di
Disisi
meningkatkan
lain
yang
untuk
emosional
Kota
mengembangkan
SMK
yang
menggambarkan
menjalankan pengelolaan pembelajaran di
peningkatan kinerja guru yaitu, setiap guru
sekolah, kepala sekolah perlu memiliki
perlu mempunyai persepsi positif terhadap
kemampuan dalam memecahkan setiap
pemimpin sekolah yaitu kepala sekolah
permasalahan
yang
tentang
Keberhasilan
kepala sekolah dalam
kecerdasan
Kecerdasan emosional
emosional. yang dimiliki
Kota
sekolah
dan
kemampuan
Negeri
kepala
kepemimpinannya
Medan.
Dalam
dihadapi
tergantung
guru.
besarnya
dalam diri seseorang menyangkut perilaku
tanggung jawab pada kejadian sehari-hari
sebagai
dapat
yang terjadi di sekolah. Masih banyak guru
menentukan tinggi atau rendahnya kinerja
yang belum dapat melaksanakan tugasnya
guru. Kepala sekolah dituntut untuk
sesuai
pemimpin
dimana
dengan
ketentuan
yang
telah
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -110 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
ditetapkan
pemerintah.
mencapai
tujuan
Dalam
tersebut,
upaya
diperlukan
Kepemimpinan peningkatan
berkaitan
dengan
kesempatan
untuk
kecerdasan emosioanal kepala sekolah
mengadakan pertemuan secara efektif
Orang- orang yang mengenal emosi-emosi
dengan para bawahan (dalam hal ini guru)
mereka sendiri dan mampu dengan baik
dalam situasi yang kondusif. Perilaku
membaca orang lain dapat menjadi lebih
seorang
efektif
mendorong
dalam
pekerjaan
kinerja
para
sekolah
harus
dapat
dengan
tugas para pegawai/ bawahan, sebagai
menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan
individu dan sebagai kelompok. Perilaku
penuh pertimbangan, baik sebagai individu
pemimpin yang positif dapat mendorong
maupun
kelompok
sebagai
guru
mereka.
kepala
kelompok.
Perilaku
dalam
mengarahkan
dan
instrumental merupakan tugas-tugas yang
memotivasi individu untuk bekerja sama
diorientasikan
dalam
dan
secara
langsung
diklarifikasi dalam peranan dan tugas-
kelompok
dalam
rangka
mewujudkan tujuan perguruan tinggi.
menjalankan pengelolaan pembelajaran di
D. SIMPULAN
sekolah, kepala sekolah perlu memiliki Persepsi guru tentang kecerdasan kemampuan dalam memecahkan setiap emosional kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMK Negeri
permasalahan
yang
dihadapi
guru.
Keberhasilan
kepala sekolah dalam
Kota Medan
tergolong sedang. Sehingga perlu perlu kepemimpinannya terus
ditingkatkan
secara
tergantung
besarnya
optimal tanggung jawab pada kejadian sehari-hari
kecerdasan
emosional
kepala
sekolah yang terjadi di sekolah. Masih banyak guru
dalam pengelolaan manajemen, pembinaan yang belum dapat melaksanakan tugasnya hubungan, pengelolaan emosi, empati di sesuai SMK
Negeri
Kota
Medan.
dengan
ketentuan
yang
telah
Dalam Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -111 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
ditetapkan mencapai
pemerintah. tujuan
Dalam
tersebut,
upaya
diperlukan
kecerdasan emosioanal kepala sekolah Artinya
semakin
baik
persepsi
tentang
kecerdasan
emosional
kepala
sekolah maka semakin baik juga kinerja guru di SMK Negeri Kota Medan.
guru
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Gibson, James L, John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly, Jr. 1995. Organization: Perilaku, Struktur, Proses, terjemahan Nunuk Adiarni. Jakarta: Bina Aksara. Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence. Penerjemah T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fatah, Nanang. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah Strategi Pemberdayaan Sekolah Dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah. Bandung: Andira. Robbins, Stephen.P dan Timothy A.Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kedua belas, Alih Bahasa: Diana Angelica. Indonesia: Salemba. Robbins, Stephen,P dan Coulter. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa: Benyamin Molan. Indonesia: Mancana Jaya Cemerlang.
Sagala, H. Syaiful. 2007. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Sudjana.
2005. Metoda Bandung: Tarsito.
Statistika.
Sugiyono. 2010. Statitiska Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta. Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Weisigner, H. 2006. Emotional Intellegence at Work. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Wijaya, Cece, dan A. Tabrani Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kesembilan, terjemahan Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks. _________________ 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, terjemahan Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.
Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah -112 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kota Medan Ngatmini