ANALISIS SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TILAMUTA Nama Jurusan Fakultas Pembimbing I Pembimbing II
: : : : :
Wawan Saliko Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Ilmu Sosial Drs. Revoltje O. W Kaunang, M.Pd Asmun W. Wantu, S.Pd, M.Sc Abstrak
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan berdasarkan tujuan penelitian : untuk mengetahui dan menganalisis
supervisi kepala sekolah dan motivasi
terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri Tilamuta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian yaitu pengeruh variabel X (Supervisi dan Motivasi Kepala Sekolah) terhadap variabel Y (Kinerja Guru). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 26 dan sampel berjumlah 26 orang. Teknik analisis data menggunakan uji regresi sederhana. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) terdapat pengaruh positif antara supervisi dan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hal ini dibuktikan perhitungan statistik, koefisien determinasi r² = 68,1% atau 4637,6%. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru 4637,6% ditentukan oleh supervisi dan motivasi kepala sekolah sedangkan sisanya dipengaruh oleh variabel lain. 2) dengan demikian hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh positif supervisi kepala sekolah dan motivasi terhadap kinerja guru di madrasah aliyah negeri tilamuta” diterima. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1) secara spesifik, agar kepala sekolah melaksanakan tugas mengelola organisasi pendidikan dan pekerjaan dengan baik. 2) Sekolah sebagai suatu yang di dalamnya terdapat personal guru, perlu dikembangkan motivasi kerja. 3) pimpinan harus memberikan penilaian dan mempelajari kinerja stafnya. Kata kunci : analisis dan motivasi kepala sekolah, kinerja guru
1
1. pendahuluan Seorang Kepala Sekolah harus dapat menjadi teladan atau uswah yang baik terhadap para bawahannya, karena selaku atasan harus dapat memberikan pelayanan atau pengarahan yang baik agar para guru dapat termotivasi untuk menjadi lebih baik dalam pelayanan mengajar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) nomor 13 tahun 2007 tentang standar seorang Kepala Sekolah/Madrasah menjelaskan bahwa Kepala Sekolah harus memiliki dimensi kompetensi kepribadian manajeral, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Selama ini dimensi kompetensi supervisi belum dilaksanakan secara optimal oleh para Kepala Sekolah di berbagai jenjang. Berdasarkan pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi faktual di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri Tilamuta, yang terlihat kurangnya tenaga pengajar, sesuai data sementara yang ada untuk mata pelajaran (PKn, Kimia, Fisika, Biologi dan Sosiologi) masih kekurangan guru, dimana dari masing-masing mata pelajaran diatas hanya memiliki satu guru dan mengajar untuk (Sepuluh Kelas). Sekalipun proses pembelajaran tetap bisa berjalan akan tetapi kinerja sebagian guru masih kurang maksimal dan akan terjebak dalam rutinitas tugas belaka, hal ini bisa mengakibatkan mutu pendidikan tidak dapat tercapai. 2. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian tersebut adalah, untuk mengetahui pengaruh supervisi Kepala sekolah dan motivasi terhadap kinerja guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tilamuta Kabupaten Boalemo dan untuk mengetahui fakorfaktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja guru pada Madrasah Aliyah Negeri Tilamuta Kabupaten Boalemo.
2
3. Tinjauan Pustaka Supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang berarti pengawas atau kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Dalam arti morfologis, super = atas, lebih dan visi = lihat/penglihatan, pandangan. Menurut Gunawan dalam (Maryono, 2011: 17) seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti : penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan / pangakat / jabatan posisi dan sebagainya, dulu Konsep supervisi adalah sebagai pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari dan menemukan kesalahan untuk kemudian diperbaiki. Dalam Dictionary of Education, Good Carter dalam (Maryono, 2011 : 17) memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugaspetugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam
memperbaiki
pengajaran,
termasuk
menstimulasi,
menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahkan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran. Menurut Boerdman dalam (Sahertian, 2008: 17) supervisi adalah usaha menstimulasi, mengoordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian, mereka dapat menstimuasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap dan berpartisipasi dalam masyarakat modern. Menurut Mc Nerney dalam (Sahertian, 2008: 17) melihat supervisi sebagai suatu prosedur memberi arah dan mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Thomas H.Briggs dan Joseph Jusman dalam (Maryono, 2011: 18) merumuskan supervisi sebagai usaha yang sistematis dan terus mendorong dan mengarahkan pertumbuhan diri yang berkembang secara
3
lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan muridmurid di bawah tanggung jawabnya. Kepala Sekolah yang memiliki tingkat pengaturan diri, ditunjukan oleh mereka yang digambarkan sebagai seseorang yang dapat diandalkan, terorganisasi, menyeluruh, dan bertanggung jawab. Kepala sekolah yang memiliki tingkat pengaturan diri yang tinggi cenderung tekun, bekerja keras, dan senang mencapai dan menyelesaikan berbagai hal. Riset Judge, dkk. Dalam (Oding, 2010: 9-10) menunjukan bahwa individu yang memiliki tingkat pengaturan diri cenderung menunjukan tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan juga perilaku penting lainnya. Motivasi menurut Robrt Beck dalam (Hamzah, 2012: 63) berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang memengaruhi kesiapan untuk melakukan rangkain kegiatan dalam suatu perilaku. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Istilah kinerja yang sering didengar seseorang, segera mengantarkan dia pada suatu bentuk seseorang yang bekerja dan melihat seberapa banyak hasil yang diperoleh dari pekerjaan itu. Namun, apakah sekedar itu pengertian yang kita lekatkan pada kinerja? Menurut John Whitmore dalam (Hamzah, 2012: 59) kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Bertolak dari pandangan Whitmore di atas, kinerja menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang dan tanggung jawab atau kepemilikan yang menyeluruh. 4. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012 : 30) menyimpulkan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang 4
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Namun dalam menganalisis data, peneliti menggunakan pendekatan metode penelitian deskriptif.
5. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Regresi Linear Sederhana Y = a + bx Dari data hasil perhitungan diperoleh : ∑xi = 1067 ∑xi2 = 48318
∑xi.yi = 26356
∑yi = 621
n = 26
∑yi² = 15105
Dengan demikian maka dapat dihitung : a).
= 621
= = =
∑𝑦𝑖 (∑xi )2 − ∑xi (∑xi yi ) 𝑛 ∑xi 2 – (∑xi )2
48318 − 1067 (26356 ) 26 48318 –(1067 )2
30005478 −28121852 1256286 − 1138489 1883626 117779
= 15.99 b). =
=
𝑛 ∑𝑥𝑖 .𝑦𝑖 – ∑𝑥𝑖 (∑𝑦𝑖 ) 𝑛 ∑𝑥𝑖 2 – (∑𝑥𝑖 )2
26 26356 − 1067 (621) 26 48318 – (1067 )2 685256 − 662607
= 1256268 −1138489 =
22649 117779
= 0.19 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh persamaan regresi yaitu : Y = 15.99 + 0,19 X.
5
b. Pembahasan Penelitian ini merupakan studi hubungan antara variabel bebas (X) supervisi dan Motivasi kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap variabel berikutnya seperti yang dijelaskan pada kajian teori menurut Gunawan dalam (Maryono 2011:20) mengemukakan bahwa tujuan supervisi dan motivasi bagi dunia pendidikan. Sehingga variabel terikat (Y) kinerja guru mendapat pengaruh dari variabel sebelumnya, seperti yang terdapat dalam kajian teori bahwa dalam usaha meningkatkan kualitas dari kinerja yang ideal terlaksananya
proses
pembelajaran
secara
optimal,
diperlukan
supervisi dan motivasi serta pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah berkenaan dengan penyusunan dan pelaksanaan program pembelajaran,
penggunaan
metode
dan
media
pembelajaran,
penguasaan materi pelajaran, penguasaan kelas, remedial dan pengayaan.
6. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan Berdasrkan perhitungan yang diperoleh pada pengujian hipotesis diperoleh score ideal variabel X 15,99 dan nilai untuk variabel Y 0,01. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan supervisi dan motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru MADRASAH ALIYAH NEGERI TILAMUTA KAB. BOALEMO. Variabel supervisi dan motivasi kepala sekolah memberikan kontribusi (Sumbangan) terhadap kinerja guru.
6
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Secara spesifik, agar dapat melaksanakan tugas mengelola organisasi pendidikan dan pekerjaan dengan baik, seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi seperti tertera dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah : kompotensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. 2. Sekolah sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat personal guru, perlu dikembangkan motivasi kerja. Motivasi kerja dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakn tugas 3. Pimpinan harus memberikan penilaian dan mempelajari kinerja stafnya.
7