PERSEPSI GURU BAHASA BALI SMA NEGERI 1 SINGARAJA TERHADAP RENDAHNYA PENGGUNAAN BAHASA BALI DIKALANGAN SISWA
OLEH: KADEK YUDIASTIKA E-Mail:
[email protected] INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Dra. Ni Made Sukerni,M.Ag NIP. 19620828 199403 2 001
Drs. I Made Wiradnyana, M.Hum NIP. 19630713 200112 1 003 MENGESAHKAN PEMBANTU DEKAN 1
Dra. Ni Nyoman Perni, M.Pd NIP. 1969 1231 199503 2 002
ABSTRAK Bahasa Bali yang sebagai bahasa ibu kini pemakaiannya sudah semakin jarang, bahkan bahasa Bali yang dulunya merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Bali, kini peran bahasa Bali sebagai bahasa ibu semakin banyak digantikan dengan bahasa Indonesia, bahkan ada yang mengganti dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Dari observasi yang dilakukan peneliti bahwa di mana siswa SMA hampir 80 % menggunakan bahasa indonesia dalam berkomunikasi. Rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa disebabkan siswa menganggap ” Malajah Basa Bali sing dadi anggon ngalih gae, ane jani kanggo basa Inggris” dan Selain itu bahasa Bali yang hanya sebagai pelajaran muatan lokal dan tidak diujikan saat ujian nasional selalu tidak dianggap penting oleh siswa bahkan tidak terlalu penting bahasa Bali itu. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada dua permasalahan yang akan dibahas antara lain: 1) Bagaimana penggunaan bahasa Bali dikalangansiswa SMA Negeri 1 Singaraja dalam kehidupan sehari-hari?, 2) Bagaimana persepsi guru bahasa bali SMA Negeri 1 Singaraja terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa saat ini, dan mengetahui persepsi guru bahasa Bali terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan design penelitian terfokus pada penelitian observational case studies, dengan pendekatan fenomenologi, dengan sumber data primer dan sekunder. Subjek penelitian adalah adalah
guru bahasa Bali SMANegeri1 Singaraja,metode penentuan informan dilakukan dengan porposive Sedangkan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode obsevasi, metode wawancara dan metode kepustakaan, metode analisis data,teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi dan teori identitas. Hasil yang diproleh dari hasil analisis penelitian ini adalah rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa karena siswa lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris bahkan bahasa Mandarin dalam keseharian di sekolah. Disamping itu juga para siswa menganggap bahasa Bali tidaklah terlalu penting dibandingkan dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa menurut persepsi guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja juga disebabkan beberapa faktor antara lain faktor orang tua, faktor ketidak beraturan belajar siswa, faktor motivasi, faktor kesulitan, faktor ekonomi dan lapangan kerja, dan faktor trend (gaya) dan budaya luar. Namun dari sisi lain dari hasil wawancara dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja menyatakan bahwa para guru ini sudah merasa senang karena sekolah SMA Negeri 1 Singaraja sudah menerapkan wajib menggunakan bahasa Bali saat Purnama dan Tilem, para guru menganggap bahasa Bali masih diperhatikan dan masih bisa tetap dilestarikan oleh siswa meskipun itu hanya saat Purnama dan Tilem. Kata kunci : persepsi guru bahasa Bali, rendahnya penggunaan bahasa Bali PENDAHULUAN Bahasa Bali yang merupakan bahasa ibu yang digunakan oleh masyarkat Bali sebagai sarana komunikasi sehari-hari kini pemakaiannya sudah semakin jarang, bahkan kini peran bahasa Bali sebagai bahasa ibu semakin banyak digantikan dengan bahasa Indonesia, bahkan ada yang mengganti dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Hal ini terjadi pada siswa SMA hampir 80 % menggunakan bahasa indonesia dalam berkomunikasi. Diketahui bahwa bahasa Bali di dunia pendidikan diajarkan mulai dari kelas I tingkat Sekolah Dasar. Beberapa asumsi yang pernah penulis dengar tentang bahasa Bali dari siswa yaitu ” Malajah Bahasa Bali sing dadi anggon ngalih gae, ane jani kanggo bahasa Inggris”. Bahasa Bali yang hanya sebagai pelajaran muatan lokal dan tidak diujikan saat ujian nasional selalu tidak dianggap penting oleh siswa bahkan tidak terlalu penting bahasa Bali itu, meskipun bahasa Bali itu merupakan bahasa ibu ini yang menyebabkan makin rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa saat ini. Berangkat dari latar belakang tersebut di atas maka perlu diadakan penelitian yang berjudul “Persepsi Guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja Terhadap Rendahnya Penggunaan Bahasa Bali Dikalangan Siswa” 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa SMA Negeri 1 Singaraja dalam kehidupan sehari-hari? 2. Bagaiman persepsi guru bahasa bali SMA Negeri 1 Singaraja terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa?
METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang di terapkan untuk melakukan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan design penelitian terfokus pada penelitian observational case studies, dengan pendekatan fenomenologi, dengan sumber data primer dan sekunder. Subjek penelitian adalah adalah guru bahasa Bali SMANegeri1 Singaraja, Teknik penentuan informan dilakukan dengan porposive Sedangkan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode obsevasi, metode wawancara dan metode kepustakaan, metode analisis data dengan langkahlangkah (1) Reduksi data, (2) Display/ penyajian data; dan, (3) Mengambil kesimpulan lalu diverifikasi dan Pengecekan keabsahan temuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Dinamika Penggunaan Bahasa Bali Dikalangan Siswa Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang penggunaan bahasa Bali, hampir 60 persen penutur terutama para siswa memilih bahasa Indonesia di dalam ranah keluarga, maupun sekolah apabila mereka berkomunikasi. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa SMA Negeri 1 Singaraja banyak siswa yang berpendapat bahwa bahasa Bali lebih sulit dari pada bahasa Inggris sehingga siswa sering berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari –hari. Dalam ranah sekolah (pergaulan antar teman, proses pembelajaran terutama pelajaran bahasa Bali,dan lain-lain) siswa masih sangat konsisten memakai bahasa Indonesia sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide. Disamping itu juga penyebab rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangam siswa disebabkan karena gencarnya pemakaian bahasa Indonesia, dan Bahasa asing lainya, sehingga tidak dapat lagi dielakkan bahwa para siswa sudah menjadi dwi bahasawan dan siswa sudah menjadi siswa multi bahasa. Penelitian ini senada dengan pendapat Chaer (1995) yang menyatakan bahwa sekali penutur itu berdwi bahasa, maka dikala itu pula penutur akan sudah mulai bergeser penggunaan bahasanya, karena mereka memiliki pilihan pemakaian bahasa lebih dari satu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran siswa akan penggunaan bahasa Bali menyebabkan bahasa Bali semakin mengalami kemunduran dari hari-kehari dibandingkan dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Mungkin ini sejalan dengan pendapat Grimes (2000) yang menyatakan bahwa bahasa yang mengalami kemunduran karena sebagian penuturnya yang cenderung tidak lagi menggunakan bahasa itu (pemerolehan bahasa pertama yaitu bahasa Bali), dan orang tua cendrung tidak menggunakan strategi yang benar dalam mentransmisikan bahasanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa yaitu: 1. faktor orang tua yang selalu membiasakan mengajar anaknya untuk menggunakan bahasa Indonesia dari kecil ketimbang bahasa Bali. hal ini yang menyebabkan bahasa Bali itu jarang digunakan. menurutHuda (1999) lingkungan keluarga merupakan lingkungan bahasa informal paling utama, tempat semestinya anak pertama kali dan dalam waktu yang paling lama memperoleh bahasa daerah.Dari sinilah guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja berpendapat bahwa rendahnya penggunaan bahasa Bali padasiswa akhirnya membuat bahasa Bali akan semakin mengalami kemunduran dan ditinggalkan, karena pengajaran orang tua yang terbiasa berbicara dengan anak menggunakan bahasa Indonesia. Pada dasarnya orang tua boleh mengajarkan anaknya berbicara bahasa Indonesia tapi
2.
3.
4.
5.
6.
harus juga di imbangin dengan bahasa Bali.Pada dasarnya orang tua dituntut untuk lebih mengajarkan dan mendidik anaknya untuk lebih menggunkan bahasa Bali dalam keseharian berkomunikasi yang nantinya anak itu tidak mengalami kesulitan menggunaakaan bahasa Bali dalam berkomuniikasi termasuk bahasa Bali tetap lestari dan digunakan oleh penuturnya. faktor ketidak beraturan belajar siswa yang mana siswa hanya mempelajari bahasa Bali saat Purnama dan Tilem saja selebihnya menggunakan bahasa Bali yang dicampur dengan bahasa Indonesia. Ini yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami penggunaan bahasa Bali.Tidak hanya itu juga ketidak ketertarikan dan ketidak beraturan siswa belajar menggunakan bahasa Bali membuat bahasa Bali semakin hari semakin ditinggalkan, padahal guru-guru bahasa Bali ini selalu mengajarkan dan menekankan siswanya menggunakan bahasa Bali.Bahkan menurut guru-guru bahasa Bali ini selalu mengajarkan setiap kata bahasa Bali yang tidak dimengerti artinya oleh siswa dengan baik agar bahasa Bali ini senantiasa tetap lestari.Hal ini sesuai dengan pendapat Tamsin Medan (1988:143) mengatakan bahwa untuk dapat berbicara dengan baik, salah satu hal yang harus dilakukan adalah dengan melatih mengucapkan kata-kata secara tepat dan baik. faktor motivasi dimana siswa sedikit memiliki motivasi untuk belajar menggunakan bahasa Bali.Rendahnya motivasi siswa belajar menggunakan bahasa Bali sangat berimbas pada semakin rendahnya pemakian bahasa Bali pada kalangan siswa. Selain itu motivasi siswa untuk menggunakan bahasa Bali juga rendah, siswa lebih besar mempunyai motivasi belajar menggunakan bahasa Inggris, apalagi bahasa Inggris sekarang sudah diajarkan dari kecil oleh orang tua karena bagi para siswa bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris itu lebih penting untuk masa depan dibandingkan dengan bahasa Bali. faktor kesulitan juga menyebabkab rendahnya penggunaan bahasa Bali pada siswa karena pemahaman siswa pada bahasa Bali sangat rendah, Kebiasaan siswa ini menggunakan bahasa Indonesia menyebabkan kesulitan siswa tersebut dalam menggunakan bahasa Bali. Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa selain siswa mengalami kesulitan dalam berbahasa Bali juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap bahasa Bali. faktor ekonomi dan lapangan pekerjaan, dimana bahasa Bali yang hanya merupakan bahasa daerah Bali menurut guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja selalu terpinggirkan karena penguasaan terhadap bahasa Bali sangat sedikit untuk menjanjikan suatu pendapatan.Peluang bahasa Bali didalam ekonomi sangatlah kecil, bahkan bahasa Bali sangat sedikit untuk menjanjikan memperolehan pekerjaan dan pendapatan. Mungkin hal ini yang selalu menyebabkan bahasa Bali semakin sedikit untuk di pergunakan oleh siswa dan perkembangan bahasa Bali akan semakin menurun dan akan terus terpinggirkan oleh bahasa-bahasa asing lainnya sehingga berpengaruh terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali karena bahasa Bali sedikit memperoleh pendapatan dibandingkan dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, dan saat penerimaan CPNS sebagian besar saat tes menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris ini yang menyebabkan makin rendahnya penggunaan bahasa Bali. faktorTrend dan Budaya luar siswa sangatlah berdampak negatif pada perkembangan penggunaan bahasa Bali. menurut wawancara dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja menyatakan bahwa adanya Trend dan budaya luar yang masuk dan berkembang di Bali sangat berdampak buruk terhadap budaya lokal Bali itu sendiri terutama terhadap bahasa Bali, ini terbukti dari semakin gengsinya para siswa maupun remaja sekarang menggunakan bahasa Bali dalam keseharian mereka.Dari Trend dan budaya luar inilah yang memunculkan ketidak pedulian dan keengganan siswa untuk menggunakaan bahasa Bali termasuk juga keengganan untuk melestarikan budaya lokal khususnya bahasa Bali.sehingga menyebabkan semakin rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa sekarang.
2. Persepsi Guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja Terhadap Rendahnya Penggunaan Bahasa Bali Dikalangan Siswa Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja, penulis menemukan pendapat dan pandangan tentang persepsi guru bahasa Bali SMA negeri 1 Singaraja terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan Siswa yaitu dua persepsi guru bahasa Bali, diantaranya persepsi Negatif dan persepsi Positif : 1. Persepsi Negatif Guru Bahasa Bali Terhadap Rendahnya Penggunaan Bahasa Bali dikalangan Siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Bali dalam lingkungan sekolah yang paling banyak mendapat tanggapan responden dan termasuk juga dalam kesehariannya. Penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa dilingkungan sekolah di rasa sangat rendah dan semakin kurang. Selain itu dari wawancaraa yang penelliti lakukan dengan guru bahasa Bali yang menyataakan bahwa para siswa ini sering menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa Mandarin pun mereka gunakaan termasuk juga bahasa Inggris, jika ada dari para siswa ini menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi itu pun bahasa campuran yaitu baahasa Bali yang dicampur dengan bahasa Indonesia yang para siswa menyebut bahasa Gaul. Dari sinilah secara umum penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa itu menurun (Wawancara Drs.I Wayan Wedra,7 Maret 2013). Selain itu juga dari wawancara dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja menyatakan bahwa tidak sedikit dari para siswa hanya senang mempelajari bahasa-bahasa asing karena menurut para siswa bahasa asing seperti bahasa Inggris lebih mudah di pelajari dibandingkan dengan bahasa Bali.Tidak hanya itu juga dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja menyatakan bahwa adanya faktor-faktor dari luar yang tidak secara langsung dapat mempengaruhi rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalaangan siswa.Suatu keadaan yang terdapat pada masyarakat kota dan status sosial keluarga yang tinggi yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa. Dalam penelitian ini telah terbukti bahwa dengan semakin tingginya status sosial masyarkat atau pun orang tua baik dikota maupun di desa maka penggunaan bahasa Bali pada siswa semakin rendah termasuk akan berimbas terhadap rendanya hasil belajar bahasa Bali siswa. Begitu rendah penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa membuat bahasa Bali semakin hari semakin ditinggalkan dan juga bahasa Bali yang merupakan bahasa Ibu tidak lagi dirasakan penting bagi siswa sekarang.Meskipun siswa menggunakan bahasa Bali itu pun dicampur dengan bahasa Indonesia. 2. Persepsi positif Guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja Terhadap Rendahnya Pnggunaan Bahasa Bali dikalangan Siswa. Disisi lain dari hasil wawancara dengan guru-guru SMA Negeri 1 Singaraja terutama guru bahasa Bali yang berpendapat bahwa penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa saat ini masih rendah, namun guru-guru ini masih mempunyai pendapat yang positif terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa yaitu berupa diterapkannya penggunaan bahasa Bali pada hari-hari tertentu disekolah terutama pada saat Purnama dan Tilem dan para guru bahasa Bali ini sangat antusias terhadap penerapan penggunaan bahasa Bali pada hari-hari tersebut. Pada saat Purnama dan Tilem seluruh komponen atau warga sekolah diwajibkan menggunakan bahasa Bali, komponen sekolah baik dari siswa maupun guru-guru menggunakan bahasa pengantar menggunakan bahasa Bali alus di lingkungan sekolah,
dimana peraturan sekolah ini berlaku juga pada saat mengajar dikelas tidak hanya pelajaran bahasa Bali yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa pengantar tetapi berlaku juga pada mata pelajaran yang lainnya. Selain itu dari observasi dan wawancara dengan guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja bahwa ada perwakilan guru atau siswa memberikan dharma wacana yang dilaksanakan pada persembahyangan Purnama dan Tilem yang bertema penanaman nilai budaya dan pentingnya bahasa Bali dalam masyarakat. Dalam penyampaian dharma wacana ini diwajibkan menggunkan bahasa Bali mengingat aturan sekolah dan sebagai contoh bagi siswa atau pihak sekolah supaya menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi.Para guru bahasa Bali ini merasa melalui diterapkannya penggunaan bahasa Bali sebagai sarana komunikasi pada Purnama dan Tilem dengan senantiasa siswa mau menggunakan bahasa Bali dan juga bahasa Bali nantinya masih bisa tetap lestari. Guru bahasa Bali I Wayan Wedra (Wawancara 7 Maret 2013) ini berpendapat bahwa Melalui penggunaan bahasa Bali, baik sebagai guru, orang tua, siswa dan masyarakat umum akan membawa untuk meningkatkan pemahaman terhadap kelestarian bahasa Bali sebagai aset budaya Bali yang harus tetap dijaga dan terutama terhadap penggunaan bahasa Bali yang baik dan benar yang mengacu pada kaidah bahasa Bali tersebut. Jadi kesimpulan pembahasannya, dimana setelah diterapkannya penggunaan bahasa Bali pada saat Purnama dan Tilem disekolah disambut baik oleh segenap guru terutama guru Bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja. Apalagi bahasa Bali sebagai identitas Bali sehingga lebih mendapatkan perhatian dengan asumsi bahwa bahasa Bali itu merupakansalah satu asset budaya nasional, yang perlu dijaga. SIMPULAN 1. Penggunaan bahasa Bali sudah mengalami penurunan dikalangan siswa. Rendahnya penggunaan bahasa Bali dikalangan siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor orang tua yang selalu membiasakan mengajar anaknya untuk menggunakan bahasa Indonesia dari kecil, faktor ketidak beraturan belajar siswa yang mana hanya mempelajari bahasa Bali saat Purnama dan Tilem saja, faktor motivasi dimana siswa sedikit memiliki motivasi untuk belajar menggunakan bahasa Bali, faktor kesulitan juga menyebabkab rendahnya penggunaan bahasa Bali pada siswa karena pemahaman siswa pada bahasa Bali sangat rendah, faktor ekonomi dan lapangan pekerjaan, berpengaruh terhadap rendahnya penggunaan bahasa Bali karena bahasa Bali sedikit memperoleh pendapatan dibandingkan dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, dan saat penerimaan CPNS sebagian besar saat tes menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris ini yang menyebabkan makin rendahnya penggunaan bahasa Bali dan termasuk juga rendahnya penggunaan bahasa Bali ini disebabkan oleh faktor Trend dan Budaya luar hal di rasa siswa lebih mengikuti trend dan budaya luar. 2. Persepsi guru bahasa Bali SMA Negeri 1 Singaraja yang mana dalam persepsi negatifnya ini lebih banyak menyoriti rendahnya penggunaan penggunaan bahasa Bali siswa pada keseharian siswa di lingkungan sekolah dan dalam keseharian siswa. Dari persepsi positifnya para guru SMA Negeri 1 Singaraja sangat senang dan antosias bahwa penerapan dan penggunaan bahasa Bali pada siswa itu wajib digunakan pada saat Purnama dan Tilem, dari penerapan penggunaan bahasa Bali pada saat Purnama dan Tilem ini para guru bahasa Bali ini sudah merasa kalau bahasa Bali mendapat perhatian dari sekolah dan dari sini siswa dapat lebih belajar dan melestarikan bahasa Bali sebegai bahasa Ibu dan aset budaya Bali.
Saran-saran Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV dan dari penarikan simpulan diatas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru disekolah. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan seorang guru untuk lebih menekankan kepada siswanya untuk menggunakan bahasa Bali dalam lingkungan sekolah, 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna sebaga pondasi atau pedoman untuk calon guru yang nantinya akan terjun sebagai seorang guru khususnya guru bahasa Bali. 3. Hasil penelitian ini diharapkan guru-guru bahasa Bali mampu memotivasi siswa untuk selalu menggunakan bahasa Bali dalam berkomunikasi karena bahasa Bali ini merupakan bahasa ibu yang harus dijaga dan dilestarikan 4. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya dan sebesar – besarnya karena karya tulis ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, ucapan terima kasih penulis kepada : 1. Prof. Dr. I Made Titib, P.hd., Rektor IHDN Denpasar yang memberikan motivasi kepada kami. 2. Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M. Si., Dekan Fakultas Dharma Acarya yang telah memberikan ijin meneliti. 3. Dra. Ni Made Sukerni, M. Ag., pembimbing I yang telah memfasilitasi penulis dan membimbing penulis sehingga karya tulis ini bisa selesai tepat pada waktunya. 4. Drs. I Made Wiradnyana, M. Hum., pembimbing II yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar dan tekun sehingga karya tulis ilmiah ini bisa selesai. 5. Para informan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan informasi yang akurat kepada penulis. DAFTRA PUSTAKA Arindita,
S.2003. HubunganantaraPersepsiKualitatifPelayanandan LoyalitasNasabah.Skripsi.Surakarta FakultasPsikologi UMS. Surakarta.
Citra
Arikunto, Suharsini, 2002. ProsedurPenelitian :SuatuPendekatanPraktek. Edisi Revisi V. Jakarta PT. Rineka Cipta .................1998.ManajemenPenelitian. Jakarta: RienikaCipta Antara,
I GustiPutu. 2012. SemantikBahasa Bali SebuahPengantar, Singaraja.SekolahTinggiKeguruandanIlmuPendidikan Agama Hindu Singaraja.
Arifin, H. Anwar, 2002. IlmuKomunikasi.Jakarta : PT. Raja GrafindoPermai Chear, Abdul. Dkk. 1995.Sosiolinguistik. Jakarta: PT RinekaCipta. Djamarah, SyaifulBahri. 2002a. PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta. ............... 2002b.RahasiaSuksesBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
DEPDIKNAS, 2003.SistemPendidikan Nasional.Undang–undangRepublik Indonesia No 2 tahun 2003.Semarang : PT. RinekaCipta. DEPDIKNAS, 2004.HeruKuswantodkk.DinasPendidikanNasional. Jakarta.(DigandakanolehProyekPenegmbanaganSistem Dan Pengendalian Program ). CetakanKe 4. DepartemenPendidikandanKebudayaan, DirektoratPendidikanDasardanMenengah.1996/1997.PedomanpenyusunanKaryaT ulisIlmiah di BidangPendidikandanAngkaKreditPengembanganPropesi Guru. Djiwandono, Sri EstiWuryani. 2004. PsikologiPendidikan. Jakarta: Grasindo. Effendi. O. U, 2003. Ilmu, TeoridanFilsafatKomunikasi. Bandung: PT Citra AdityaBakti Garminah.2005. CampurKodedalamPemakianBahasa Bali padaEtnikJawa di DesaTegalinggah, Buleleng.Skripsi.Singaraja. JurusanPendidikanDasar, FakultasIlmuPendidikan, IKIP NegeriSingaraja Gulo, W. 2002.Meodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo Huda, Nuril. 1999. Language Learnig and Teaching: Issues and Trends. Malang: Penerbit IKIP Malang. Iqbal, Hasan, 2002. Pokok-PokokMateriMetodologiPenelitiandanAplikasi :Ghalia Indonesia Kuswati,
Eko. 2010. HubunganantaraKebiasaanBelajardanPenilaianterhadapSistemEvaluasidenganPrest asiBelajarMahasiswa.JurnalPendidikan dan Pengajaran, Volume 8 Nomor 1 Maret 2010.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Manajemen: Analysis, Planning, implementation,and Control 9th Edition, Prentice Hall International, Int, New Yersey. Listiyorini, Ari, 2008. PersepsiMahasiswaterhadapbahasa Indonesia danbahasaJawa.Skripsi.Yogyakarta.FakultasBahasadanSeni, UniversitasNegeri Yogyakarta. Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Medan, Tamsin. 1988. AntologiKebahasaan. Padang: Angkasa Raya. Moleong, Lexi. J. 2004. MetodologiPenelitianKualitatif, Badung :RemajaRosdakarya Moh.Uzer Usman.1989. KarakteristikSiswa, Jakarta : Media Mulyana, Deddy, 2005. IlmuKomunikasiSuatuPengantar .Bandung : PT RemajaRosdakarya …………2007.MetodePenelitianKomunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya Mulyasa, E. 2003.KurikulumBerbasisKompetensi: Konsep, Karakter, danImplementasinya. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Nazir, Moh, 1988. MetodePenelitian, Jakarta :Ghalia Indonesia
Neong, Muhardjir, 2002. MetodePenelitianKualitatif. Bandung.Penerbit :Raka Sarasin Netra, I Wayan. 1996. MetodologiPenelitian. Singaraja:BiroPenelitian Dan Penerbitan FakultasKeguruanIlmuPendidikanUniversitasUdayana Poerwadarmita W.J.S. 2003.KamusUmumBahasa Indonesia.Jakarta :BalaiPustaka. Redana, Made. 2006. PanduanPraktisPenulisanKaryaIlmiahdan Proposal riset. Denpasar: IHDN Denpasar Ridwan, 2004.MetodedanTeknikMenyusunTeori, Bandung :Alfabeta Ruben,BrentD,Stewart,LeaP,1998,Communication and Human Behaviour, USA: Alyn and Bacon. Robbins, S.P. 2003. PerilakuOrganisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS KelompokGarmedia. Sardiman. 2006. InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. PT RajaGrafindoPersada. Sardjono, C. 1994. MengenalIlmuKomunikasi. Surabaya: WidyaPadjadjaran Saussure, Ferdinand de,. 1996. Cours de LinguistiqueGenerale. DiterjemahkankedalamBahasa Indonesia olehRahayu S. Hidayat dan disunting oleh HarimurtiKridalaksana. Yogyakarta: GadjahMada University Press. Sanjaya,Wina. 2009a. TeoridanPraktikPengembanganKurikulum Jakarta: Kencana.
Tingkat
KurikulumdanPembelajaran: SatuanPendidikan (KTSP).
Sucita. 2004. IdentifikasiKesulitanBelajarBahasa Bali padaSiswaKelas V SD Lab IKIP NegeriSingarajaTahun 2004.Tesis.Program PendidikanBahasaIndonesi, Program Pascasarjana,Undiksha. Sugiyono, 2006.MetodePenelitianPendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D.Bandung :Alfabeta ……….2012.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2003. MetodologiPenelitian. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Suandi,
Nengah I. 2006.PotensiSiaranBerbahasa Bali Melalui ElektronikdalamUpayaPemertahananBahasa Bali.Makalah disampaikandalamKongresbahasa Bali VI di Denpasar.
Media yang
Syeku.
2009. “PengaruhPemberianMotivasidalam Proses BelajarMengajarTerhadapHasilBelajarBahasadanSastra Indonesia SiswaKelas I SLTP Negeri 2 Wonomulyo”.
Tommy, Suprapto. 2006.PengantarTeoriKomunikasi,MediaPresindo,Jogjakarta, Team
Penyusun. 1991. KamusBesarBahasa Indonesia, :BalaiPenelitianBahasaPemerintahProvinsi Daerah Tingkat I Bali.
Walgito, Bimo. 2003. PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta: Andi Offset.
Denpasar
Wendra, I Wayan. 2006. KeterampilanBerbicara (Buku Ajar). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Zuriah, Nurul, 2006. Metodelogi Penelitian Sosial danPndidikan. Jakarta: BumiAksara.