PENGARUH KOMPETENSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SMA NEGERI 1 TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO
THE EFFECT OF INDONESIAN LANGUAGE TEACHER COMPETENCY TOWARDS THE RESULT OF THE STUDY OF SMAN 1 TAMALATEA, JENEPONTO REGENCY’S STUDENTS.
Jamaluddin, Tadjuddin Maknun, Mustafa Makka Bagian Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Alamat Korespondensi: Jamaluddin Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 081342648176 Email:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh kompetensi guru bahasa Indonesia terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah pengawas, kepala sekolah, siswa, dan hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Data penelitian adalah kompetensi pedagogik, profesional, dan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diperoleh melalui teknik observasi partisipatif, wawancara, catat, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru bahasa Indonesia memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa, yaitu berkonstribusi 61,96% dan kompetensi profesional guru bahasa Indonesia juga memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu berkonstribusi 60,75%. Kata Kunci: Kompetensi, Pedagogik, Profesional, Hasil Belajar.
ABSTRACT
This research aim to described the effect of Indonesian language teacher competency towards the result of the study of SMAN 1 Tamalatea Jeneponto Regency. This study was a qualitative descriptive research. Data’s sources were assessors, headmasters, students and the Indonesian subject’s result of the study of the students of SMAN 1 Tamalatea, Jeneponto regency. The research data is pedagogical, professional, and student learning outcomes Indonesian obtained through participant observation techniques, interviews, notes, and questionnaires. The result of this study shown that pedagogic competence of Indonesian Language teacher gave the significant effect in improving the student’s result of the study, which was contributed 61, 96% and professional competence of Indonesian Language teacher also gave the significant effect in improving the result, which was contributed 60, 75%. Key words: Competency, Pedagogic, Professional, Study Result.
PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran di sekolah melibatkan dua subjek yang berperan aktif, yaitu siswa dan guru. Siswa sebagai sasaran pendidikan yang harus belajar, dan guru membelajarkan siswa agar mereka dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, guru dianggap komponen penting dalam pendidikan karena merupan pelaku utama yang berperan besar dan strategis dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Guru sebagai ujung tombak dituntut untuk menjawab tantangan pendidikan tersebut. Siswa merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus (Suhartini, 2000). Guru sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Hal ini, berimplikasi pada banyaknya tudingan yang negatif dialamatkan kepada guru jika kualitas pendidikan mengalami penurunan. Tudingan seperti itu tidak semuanya benar karena masih banyak kompenen pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Namun, guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak yang menaru harapan besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sehubungan dengan motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang dimaksudkan adalah sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran yang diajarkan. Seperti sikap siswa yang berasumsi bahwa belajar bahasa Indonesia itu tidak terlalu penting dibandingkan dengan belajar bahasa asing. Lebih para lagi, dengan adanya anggapan siswa yang meremehkan pelajaran bahasa Indonesia dengan menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang gampang sehingga tidak perlu belajar, karena tanpa mempelajarinya pasti kita bisa berbahasa Indonesia. Faktor eksternal yang kami maksudkan adalah kompetensi guru yang dimiliki oleh guru bahasa Indonesia itu sendiri. Sebenarnya, masih terdapat banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, seperti media pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lainnya. Kurikulum pendidikan yang ada di negara kita tercinta, hampir setiap waktu berganti dengan
dalih dari pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan malah
membingungkan guru, karena kurikulum sebelumnya belum berjalan efektif, tiba-tiba ada kurikulum baru. Hal inilah cukup berpengaruh terhadap perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Menghadapi aspek-apek perbedaan anak didik, baik yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya siswa, latar belakang ekonomi orang tua siswa, tingkat kecerdasan anak, dan pengaruh faktor sikap siswa terhadap setiap pelajaran, secara otomatis menuntut kompetensi guru dalam menyikapi keberagaman tersebut di atas sehingga pengajaran dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, yang nantinya akan bermuarah pada tujuan pendidikan, yaitu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang malas menjadi rajin, dan yang tidak punya keahlian akan memiliki keahlian. Hal inilah yang akan memudahkan siswa kedepan untuk menatap dan meraih kehidupan yang lebih baik. Fenomena dan persoalan yang terjadi di sekolah dalam hubungannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia diakibatkan oleh faktor-faktor; kompetensi guru yang kurang memadai, relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan lingkungan siswa, ketidaktersediaan bahan ajar, sarana dan prasarana pembelajaran, metode pembelajaran, lingkungan belajar yang kurang menunjang, kondisi, karakteristik, dan motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Serangkaian unsur pembelajaran, faktor kompetensi gurulah yang paling banyak memegang peranan, karena ditangan merekalah unsur lain terlibat. Bagaimana kurikulum digunakan, metode diterapkan, menyediakan bahan ajar, lingkungan yang kondusif, dan akhirnya bagaimana memperlakukan siswa untuk membangkitkan motivasinya belajar bahasa Indonesia, serta mengarahkan siswa untuk beranggapan positif dan berpikir logis mengenai keberadaan pelajaran bahasa Indonesia yang akan berimplikasi pada penghargaan mereka terhadap bahasa Indonesia. Kompetensi guru yang dimaksudkan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Dari fenomena tersebut, maka guru bahasa Indonesia dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosialuntuk menuntun dan mengarahkan siswa, agar mereka memiliki kesadaran mendalam mengenai hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru, akhirnya mampu membangkitkan motivasi siswa, yang akan memiliki arti tersendiri bagi kehidupan siswa, yang pada akhirnya akan tertanam dalam pikiran siswa akan pentingnya keberadaan mata pelajaran bahasa Indonesia dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, bahkan yang paling esensial untuk ditanamkan kepada siswa adalah hakikat bahasa Indonesia, yang pelajaran yang lainnya.
merupakan sumbu dan kunci mata
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk melahirkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh guru bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesialah yang berperan menumbuhkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa pada waktu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang pengajar dan sekaligus sebagai pendidik. Faktor siwa sangat dipengaruhi oleh sikap dari siswa yang bersangkutan, yaitu bagaimana pandangan dan penghargaan mereka terhadap mata pelajaran yang diajarkan, apalagi mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan adalah merupakan bahasa persatuan dan sekaligus sebagai bahasa negara. Sudah banyak penelitian sebelumnya yang meneliti tentang bahasa Indonesia. Di antaranya, penelitian yang membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya nilai ujian nasional bahasa Indonesia bagi siswa, pengaruh strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Maka penelitian ini, difokuskan pada persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Sejalan dengan fokus tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru bahasa Indonesia pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMAN 1 Tamalatea kabupaten Jeneponto. BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di
SMA Negeri 1 Tamalate Kabupaten Jeneponto.Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian iniadalah keseluruhan siswa kelas X, XI dan kelas XII SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto yang masing-masing berjumlah sembilan (9) kelas, dengan jumlah siswa 885 0rang. Berdasarkan populasi, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa dipilih secara proporsional yaitu kelas X, XI, dan kelas XII siswa SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto, Kelas X dan XI masing-masing dipilih dua (2) kelas dengan jumlah 149 siswa,
Sedangkan kelas XII hanya dipilih satu (1) kelas dengan jumlah 37 orang. Jadi, jumlah sampel kelas X, XI, dan XII sebanyak 186 siswa SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto.
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode survei dan simak. Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan data secara langsung di lapangan berupa kempotensi pedagogik dan profesionalisme guru bahasa Indonesia dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
Analisis Data Nilai rata-rata (mean)kompetensi pedagogik adalah 74,70, modus adalah 74,00 sedangkan nilai tengahnya (median) adalah 75,00. Hasil analisis deskriptif tersebut memperlihatkan bahwa, nilai rata-rata kompetensi pedagogik guru mendekati nilai tengah. Hasil analisis memperlihatkan nilai standar deviasi sebesar 4,827. Nilai minimum 62,00 dan nilai maksimum
85,00, sehingga rentang nilai variabel
kompetensi pedagogikadalah 85,00-62,00/3= 7,67 dibulatkan jadi 8. Jadi nilai interval 62,00– 69,67 dikategorikan kurang baik, nilai 69,68–77,35 dikategorikan cukup baik dan nilai 77,36– 85,00 dikategorikan baik. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa umumnya kompetensi pedagogik guru adalah cukup baik. Ini berarti bahwa kompetensi pedagogik guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto sudah sesuai harapan, dimana kompetensi pedagogik guru berdasarkan penilaian siswa menunjukkan ada pada presentase 61,29% yang mengatakan cukup baik sebagai mana tabel diagram di atas. Adapun nilai rata-rata (mean)kompetensi profesional guru adalah 74,62, modus adalah 78,00 sedangkan nilai tengahnya (median) adalah 75,00. Hasil analisis deskriptif tersebut memperlihatkan bahwa, nilai rata-rata kompetensi profesional guru mendekati nilai tengah. Hasil analisis pada tabel 3 juga memperlihatkan nilai standar deviasi sebesar 7,361. Nilai minimum 57,00 dan nilai maksimum
96,00, sehingga rentang nilai variabel
kompetensi profesionaladalah 96,00-57,00/3= 13. Jadi nilai interval 57,00– 70,00 dikategorikan kurang baik, nilai 71,00– 84,00 dikategorikan cukup baik dan nilai 85,00– 98,00 dikategorikan
baik. Berdasarkan kategori tersebut, kompetensi profesional guru yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Dengan demikiandiperoleh kesimpulan bahwa umumnya kompetensi profesional guru adalah cukup baik. Ini berarti bahwa kompetensi profesional guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto sudah sesuai harapan, dimana kompetensi profesional guru berdasarkan penilaian siswa menunjukkan ada pada presentase 60,75% yang mengatakan cukup baik sebagai mana tabel diagram di atas. Walaupun presentasinya agak kurang jika dibandingkan dengan kompetensi pedagigik yang menunjukkan ada pada presentase 61,29%.
HASIL Pengaruh kompetensi pedagogik guru bahasa Indonesiaterhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jenepontodiperoleh koefisien korelasi = 0,626 dan koefisien determinasi 0,392 Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikontribusi 62,6 persen oleh variabel kompetensi pedagogik guru. Dari hasil analisis regresi diperoleh Fhitung = 118,394 dengan signifikasi = 0,000 pada taraf signifikansi 5 persen (df 1;184). Berdasarkan persamaan regresi diketahui nilai koefisien regresi sebesar 0,626 hal ini dapat dikatakan bahwa koefisien regresi untuk variabel kompetensi pedagogik (X1)tergolong tinggi dalam memberikan landasan untuk memprediksi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Tamalatea kabupaten Jeneponto. Pengaruh kompetensi profesional guru bahasa Indonesia terhadap hasil belajar bahasa Indonesi siswa SMA Negeri 1 Tamalatea kabupaten Jenepontodiperoleh koefisien korelasi = 0,390 dan koefisien determinasi 0,152 Ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikontribusi 39,0 persen oleh variabel kompetensi profesional guru. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh Fhitung = 33,030 dengan signifikasi = 0,000 pada taraf signifikansi 5 persen (df 1;184). Berdasarkan persamaan regresi diketahui nilai koefisien regresii sebesar 0,390 hal ini dapat dikatakan bahwa koefisien regresi untuk variabel kompetensi profesional (X2) kurang berpengaruh dapat memberikan landasan untuk memprediksi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Tamalatea kabupaten Jeneponto.
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan observasi partisipatif, wawancara, catat, dan angket ditemukan bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Tamalatea kabupaten Jeneponto meliputi;
Kompetensi
pedagogik, yaitu: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; pemahaman terhadap peserta
didik;
pengembangan
kurikulum
atau
sialbus;
perencanaan
program
pembelajaran(Oktaviyanto, 2004); pelaksanaan pembelajaran(Djumadi,dkk., 2004); pemanfaatan teknologi pembelajaran; evaluasi hasil belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktuallisasikan potensi yang dimilikinya (Fitri, 2012). Sedangkan kompetensi profesional meliputi: Merencanakan program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan mengadakan evaluasi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif (Fajarwati:2011) diperoleh gambaran bahwa secara umum persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru bahasa Indonesia pada hasil belajar bahasa Indonesia diSMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto menunjukkan cukup baik dengan persentase 61,29%.Hal ini dibuktikan dengan adanya 114 siwa yang memberikan kategori cukup baik, 37 siswa memberikan kategori kurang baik, dan 35 siswa yang memberikan kategori baik. Sedangkan hasil belajar siswa yang diolah berdasarkan nilai rapor, yaitu nilai yang diperoleh sebagai akumulasi dari penilaian proses, pemberian tugas-tugas, ulangan harian, ulangan blok, tugas harian, dan hasil semester, menunjukkan bahwa nilai siswa SMA Negeri 1 Tamalatea tergolong kategori cukup baik dengan persentase 55,38%. Hal ini dibuktikan dengan adanya 103 siswa yang memperoleh nilai kategori cukup baik, 73 siswa yang memperoleh nilai nilai kategori baik, dan 10 siswa yang memperoleh nilai kategori kurang. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh gambaran bahwa secara umum persepsi siswa (Indiati, 2011; Muhammad 2013; Fai, 2013; Murayanti: 2013, Hermaini, 2012; Pramitasari, 2011) terhadap kompetensi profesional guru bahasa Indonesia pada hasil belajar bahasa Indonesia diSMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jenepontomenunjukkan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya 113 siwa yang memberikan kategori cukup baik, 56 siswa memberikan kategori kurang baik, dan 17 siswa yang memberikan kategori baik. Sedangkan hasil belajar siswa yang diolah berdasarkan nilai rapor, yaitu nilai yang diperoleh sebagai akumulasi dari penilaian proses, pemberian tugas-tugas, ulangan harian, ulangan blok, tugas harian, dan hasil semester, menunjukkan bahwa nilai siswa SMA Negeri 1 Tamalatea tergolong
kategori cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya 103 siswa yang memperoleh nilai kategori cukup baik, 73 siswa yang memperoleh nilai nilai kategori baik, dan 10 siswa yang memperoleh nilai kategori kurang.
KESIMPULAN DAN SARAN Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru bahasa Indonesia pada hasil belajar bahasa Indonesia diSMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil analisis statistik menunjukkan koefisien korelasi kompetensi pedagogik sebesar 61, 29% dan kompetensi profesional sebesar 60, 75% yang berarti berpengaruh signifikan, serta berbanding lurus dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa, yaitu sebesar 55, 38%. Dengan demikian diajukan beberapa saran dalam upaya peningkatan profesionalisme guru yaitu (a) Kepala Sekolah selaku penanggung jawab pelaksanaan pendidikan di sekolah dalam membuat keputusan tentang tugas guru hendaknya dapat mengikuti langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan yang baik dengan melibatkan guru di dalamnya, misalnya: mengetahui dengan jelas masalah yang terjadi, tidak mengabaikan faktor objektifitas faktor luar sekolah, tidak mengenyampingkan unsur-unsur subyektifitas, selalu berupaya menyediakan biaya untuk membiayai pelaksanaan keputusan, dan membuat kriteria keberhasilan pelaksanaan keputusan tersebut, (b) Hendaknya guru-guru SMA Negeri di Kecamatan Binamu dapat meningkatkan profesionalismenya demi peningkatan mutu pendidikan, misalnya dalam perencanaan pembelajaran sebaiknya guru memilih sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan siswa agar mudah dipahami, dicantumkan kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikan hasil tugas, demikian pula bentuk pertanyaan yang disiapkan selalu bervariasi, berupaya mengembangkan kreatifitas siswa, melakukan analisis hasil ulangan dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (c) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto selaku pembina teknis penyelenggaraan pendidikan di daerah hendaknya dapat mengarahkan dan membina Kepala Sekolah dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan kepala sekolah, sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil oleh Kepala Sekolah dapat berkualitas dan dapat diterima oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA Djumadi, dkk. (2004). Pengaruh Proses Belajar Mengajar dan Manajemen Sekolah Terhadap Hasil Belajar di Sekolah Menengah. Jurnal Varidika vol 16 no 1 hal 6-12. Surakarta : Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta. Fai, Ari. dkk. (2013). Persepsi Siswa Dan Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Vol 1, No 2 (2013). Fajarwati, Ufaa. (2011.) Studi Deskriptif Mengenai Faktor – Faktor Yang Berkaitan Dengan Munculnya Perilaku Melanggar Peraturan Kedisiplinan(Studi Kasus Siswa di SMU”X” Bandung). Jurnal Psyce Desember 2011. Fitri, Yulianti. (2012). Hubungan kompetensi Pedagogik Guru PAI dengan prestasi belajar pada PAI. Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012. Harmaini. (2012). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Profesionalitas Guru Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada SMK Se-Kota Bangkinang. Jurnal Bahasa Vol. 2, Nomor 2 Oktober 2012. Indiati, Intan, dkk. (2011).Persepsi siswa kepada guru matematika dan minat belajar matematika siswa terhadap hasil belajar matematika materi himpunan pada siswa kelas VII semester II SMP negeri I Purwodadi kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. Jurnal Aksioma Vol 2, No 1/Maret (2011). Murdayanti, Yunika. (2011). Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Persepsi Siswa SMU pada Universitas Swasta ”X” di Jakarta.Jurnal Ilmiah Econosains Edisi Maret 2011 (Volume IX, Nomor 1, Maret 2011). Muhammad. (2013). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Sejarah Dengan Prestasi Belajar Sejarah Kelas III (Tiga) SMA Adiguna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Lentera Jurnal Kependidikan Majalah Ilmiah Pendidikan dan Pemberlajaran. Oktaviyanto. (2008). Pembelajaran Model Advance Organiser, Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas.http://pkab.wordpress.com/2008/03/13. Pramitasari, Amelia. (2011). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Metode Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pangkalan Kerinci, Riau. Jurnal Psikologi. \Vol. 9, No.1, April 2011