PERSEPSI DAN EKSPEKTASI DOKTER TERHADAP JASA MEDISDI RS PKU MUHAMMADIYAHNANGGULAN Heru Yuliyanto, Erwin Santosa ABSTRAK Latar belakang: Hal yang menjadi pertimbangan bagi dokter umum/spesialis untuk secara cermat menentukan rumah sakit mana yang paling sesuai untuk dijadikan tempat praktek. Terdapat beberapa pertimbangan seorang dokter dalam menentukan tempat praktek, salah satu diantaranya yang merupakan faktor penarik yang paling kuat adalah besarnya jasa medis yang akan diterima dari rumah sakit RS PKU Muhammadiyah Nanggulan. Tujuan: dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi dan harapan dokter umum dan dokter spesialis terhadap jasa medis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhamadiyah Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta selama bulan Juli 2011 - Februari 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah empat dokter umum dan empat dokter spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan yang telah memiliki ijin praktek. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil: Persepsi dokter umum/spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan berbeda-beda sesuai karakteristik informan yang meliputi kebutuhan, usia, status, tempat kerja, kondisi sosial, dan harapan dokter.Dokter umum mengungkapkan bahwa balas jasa yang diterima sudah tepat waktu, namun belum sesuai dengan beban kerja yang dilakukan. Dokter spesialis mempersepsikan bahwa jasa medis yang diterima sudah sesuai dengan asumsi bahwa arti pekerjaan bagi informan yaitu sebagai ibadah dan syiar agama.Dokter umum berharap agar rumah sakit memberikan tunjangan anak dan tunjangan kesehatan. Dokter spesialis memiliki harapan agar dapat memenuhi kebutuhannya saat ini dan berharap agar RS PKU Muhammadiyah Nanggulan dapat meningkatkan kualitas dan sarana prasarana bagi dokter spesialis, memberikan jaminan kesehatan bagi dokter spesialis, dan agar dapat meningkatkan balas jasa medis kepada dokter spesialis sesuai dengan perkembangan rumah sakit. Kesimpulan: Balas jasa yang diterima dokter umum sudah tepat waktu, namun belum sesuai dengan beban kerja yang dilakukan. Jasa medis yang diterima dokter spesialis sudah sesuai dengan asumsi bahwa arti pekerjaan bagi informan yaitu sebagai ibadah dan syiar agama. Kata Kunci: Persepsi Dokter, HarapanDokter, JasaMedis
2
ABSTRACT Background:general practitioners / specialist considerations a hospital which are most suitable to be used as a practice. There are several considerations in determining a doctor's office, one of which is the most powerful pull factor is the amount of medical services to be received from the PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan. Objectives: in this study is to describe the perceptions and expectations of general practitioners and specialists for medical services in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan. Method: This study used a qualitative research approach. The study was conducted in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan, KulonProgo, Yogyakarta during the month of July 2011 - February 2015. The subjects in this study were four general practitioners and four specialists in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan who has had a license to practice. Data analyze used descriptive qualitatively. Result: Perception of general practitioners / specialists in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan vary according to the characteristics of informants that includes needs, age, status, workplace, social conditions, and hope the doctor. General practitioners revealed that remuneration has been timely received, but not yet in accordance with the load of work done. Specialist physicians perceive that the medical services received are in accordance with the assumption that the meaning of work for informants as worship and religious symbols. General practitioners hope that hospitals provide child support and medical benefits. Specialist doctors have hope in order to meet current needs and hope that PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan can improve the quality and infrastructure for specialists, provide health insurance for specialists, and in order to improve reply to specialist medical services in accordance with the development of the hospital. Conclusion: Remuneration received by general practitioners has on time, but not in accordance with the load of work done. Medical services received by specialists are in accordance with the assumption that the meaning of work for informants as worship and religious symbols. Keyword: Doctor Perceptions, Doctor Expectations, Medical Services
PENDAHULUAN
beberapa dokter pada RSJ Madani
Jasa akan mempunyai dampak terhadap
kinerja
umum/spesialis.
dari
yang diterima.
penelitian
Hal tersebut dapat memberi
Utarini dkk1yang meneliti tentang
gambaran bahwa kebanyakan dari
persepsi
dokter
dan
Hasil
dokter
melakukan penolakan terhadap gaji
pengaruh
sistem
umum/spesialis
tidak
pembagian jasa pelayanan terhadap
mengetahui besarnya jasa medis yang
kinerja pada karyawan Rumah Sakit
diterima pada suatu rumah sakit.
Jiwa
temuannya
Beberapa pihak menganggap bahwa
sistem
kejelasan formula pemberian jasa
pemberian insentif terhadap tenaga
medis termasuk hak pasien yang
medis
terhadap
harus dipenuhi oleh dokter dan
kepuasan kerja dari seorang dokter.
rumah sakit sebagai penyelanggara
Pada
pelayanan kesehatan.
Madani,
menunjukkan
bahwa
dapat
berakibat
penelitian
berdasarkan
tersebut,
perhitungan
indeks
Pada RS PKU Muhammadiyah
insentif yang berlaku di RSJ Madani
Nanggulan besarnya tarif jasa medis
dimungkinkan insentif yang akan
ditetapkan
diterima
pegawai
PERDA yang terbaru adalah PERDA
struktural akan mendapatkan jasa
No.1 Tahun 2005 Tentang Tarip
lebih besar dari yang diterima oleh
Pelayanan
dokter dan paramedis yang hanya
Pengelolaan Hasil Penerimaan Jasa
berperan sebagai tenaga fungsional di
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
rumah sakit. Padahal di beberapa
Umum Daerah Wates. Tujuan dari
rumah
adanya perda tersebut agar jasa yang
oleh
sakit
seorang
tenaga
dokter
dengan
jasa
Kesehatan
mendapatkan jasa pelayanan lebih
diterimakan
kepada
besar.
mendekati
harapan.
Dalam
perspektif
yang
Dan
dokter Pada
berkembang, peran dokter sangat
kenyataannya
menentukan karena pasien datang ke
permasalahan mengenai besar jasa
rumah sakit untuk mendapatkan
yang diterima, hal ini terjadi karena
pelayanan
setiap dokter mempunyai kebutuhan
dokter,
di
samping
pelayanan tenaga kesehatan lainnya.
dan
Berdasarkan
Perhitungan
sistem
tersebut,
keinginan
selalu
PERDA.
yang jasa
ada
berbeda. medik
4
dokterumum/spesialis pada RS PKU
yang
Muhammadiyah Nanggulan dilakukan
Sebagai gambaran variasi besarnya
berdasarkan pada prestasi kerja yang
jasa yang
bersangkutan
dengan
spesialis di RS PKU Muhammadiyah
sendirinya apabila tindakan yang
Nanggulan dapat dilihat seperti pada
dilakukan cukup banyak maka jasa
Tabel berikut.
sehingga
akan
diterima
juga
besar.
diterima oleh dokter
Tabel 1. Besaran Jasa yang Diterima Dokter Spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan Tahun 2012-2014 (dalam Rupiah) Dokter
2012 2013 2014 Umum 19,614,673 24,000,892 26,458,243 Spesialis Anak 17.946.450 22,104,925 35,149,925 Spesialis Obstetri & Ginekologi 93.565.975 104,316,100 113,196,700 Spesialis Penyakit Dalam 40.093.325 45,826,025 46,393,650 Spesialis Syaraf 11.986.950 10,634,825 10,027,450 Sumber: Data keuangan RS PKU Muhammadiyah Nanggulan, 2014 Berdasarkan
rata-rata
Besar kecilnya jasa medis bagi
penerimaan jasa medis dokter umum
dokter tentunya akan sangat relatif,
dan
yang
spesialis
Muhammadiyah
di
RS
PKU
Nanggulan,
dapat
tergantung
dari
harapan,
kebutuhan hidup, usia, dan jenis
diketahui bahwa dokter spesialis
kelamin.
Kebutuhan
kandungan merupakan dokter yang
keinginan
seorang
paling
jasa
berbeda satu dengan yang lainnya
medisnya, sedangkan yang paling
dengan melihat pola hidup, jumlah
rendah adalah jasa medis dokter
anak, dan banyak faktor lain yang
spesialis
tersebut
menentukan. Dokter yang muda bisa
menunjukkan perbedaan jasa medis
saja mempunyai kebutuhan hidup
yang cukup signifikan diantara dokter
yang lebih sedikit daripada dokter
umum/spesialis.
tinggi
penerimaan
syaraf.
Hal
hidup dokter
dan akan
Perbedaan
jasa
yang senior. Seorang dokter wanita
tersebut dipengaruhi
oleh
pun juga akan mempunyai tuntuan
prestasi dokter dalam menangani
kebutuhan hidup yang lebih sedikit
banyaknya pasien yang melakukan
jika dibandingkan dokter pria karena
perawatan kesehatan.
dokter
medis
wanita
biasanya
bukan
5
merupakan pencari nafkah utama
persyaratan
yang
tertera
daam keluarganya.
Permenkes no 71 tahun 2013.
dalam
Permasalahan yang berkaitan
Berdasarkan latar belakang
dengan dokter umum adalah belum
tersebut, permasalahan yang dapat
adanya tenaga dokter umum yang
dirumuskan dalam
penelitian ini
berstatus sebagai pegawai tetap di RS
adalah
persepsi
PKU
harapan
Muhammadiyah
Nanggulan.
“Bagaimana dokter
dan
umum
Dengan belum tersedianya dokter
danspesialiasterhadap jasa medis di
umum
RS PKU Muhammadiyah Nanggulan?
tetap
di
Muhammadiyah
Nanggulan
menghambat pelayanan
PKU akan
pengembangan seperti
bekerjasama dalam
RS
tidak
dengan
dapat
METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Rancangan Penelitian
pemerintah
Penelitian ini menggunakan
Badan
pendekatan penelitian kualitatif.
pelayanan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Penelitian
Kesehatan. Rumah sakit atau klinik
penelitan yag bermaksud untuk
milik
memahami fenomena tentang apa
amal
usaha
Muhammadiyah
kesehatan
yang
belum
melakukan
kerjasama
dan
menginginkan
kerjasama
dengan
BPJS,
harus
maka
beberapa
hal.
Permenkes No. fasilitas
memenuhi Berdasarkan
71 tahun
kesehatan
yang
kualitatif
dialami
penelitian
adalah
oleh
misalnya
subjek perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, dengan
secara cara
holistik,
deskripsi
dan dalam
2014,
bentuk kata-kata dan bahasa, pada
dapat
suatu
konteks
khusus
mengadakan kerjasama dengan BPJS
alamiah
kesehatan
memanfaatkan berbagai metode
melalui
kerjasama
perjanjian yang dilakukan antara pemimpin/
pemilik
fasilitas
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RS
Untuk dapat melakukan kerjasama
PKU
maka dengan BPJS kesehatan, fasilitas
Kulon
harus
memenuhi
dengan
ilmiah2.
kesehatan dengan BPJS kesehatan.
kesehatan
dan
yang
Muhamadiyah
Nanggulan,
Progo,
Yogyakarta.
6
Penelitian dilakukan selama bulan
triangulasi
Juli 2011 - Februari 2015.
pemeriksaan keabsahan data yang
3. Subyek Penelitian
adalah
teknik
memanfaatkan sesuatu yang lain.
Subyek dalam penelitian ini
Teknik triangulasi yang digunakan
adalah empat dokter umum dan
dalam penelitian ini terdiri dari
empat dokter spesialis di RS PKU
triangulasi sumber dan triangulasi
Muhammadiyah Nanggulan yang
metode.Triangulasi sumber dalam
telah memiliki ijin praktek, yang
penelitian ini dilakukan dengan
terdiri dari dokter umum, dokter
cara membandingkan pendapat
spesialis anak, dokter spesialis
dari informan penelitian, yaitu
kandungan, dokter spesialis
empat dokter umum dan empat
penyakit dalam, dan dokter
dokter spesialis dengan informan
spesialis syaraf. Subyek yang tidak
kunci.
di masukkan dalam penelitian ini:
5. Metode Pengumpulan Data
1) subyek tidak bersedia menjadi
Pada penelitian ini metode
responden. 2) subyek tidak bisa
pengumpulan
menyelesaikan keseluruhan
dengan dua cara, yaitu dengan
rangkaian penelitian. Dalam hal ini
melakukan
subyek penelitian disebut sebagai
(wawancara
informan.Informan kunci di sini
dan
adalah direktur rumah sakit RS
observation (observasi).
PKU Muhammadiyah Nanggulan.
Uji validitas dan reliabilitas pada
pendekatan
kualitatif
adalah
menetapkan
penelitian dengan keabsahan
(trustworthiness). Pada penelitian ini keabsahan dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi. Menurut
Moleong
(2006)
dilakukan
indepthinterview secara
mendalam)
dengan
melakukan
6. Analisis Data Sebelum
4. Validitas dan Reliabilitas
data
hasil
penelitian
disajikan dan dibahas dilakukan analisa data dari hasil wawancara mendalam dan catatan observasi. Langkah yang ditempuh dalam analisa data sebagai berikut : 1. Seluruh mendalam
hasil dengan
dibuat transkrip.
wawancara informan
7
2. Dilakukan analisa domain dari hasil
wawancara
berdasarkan
dengan
yang
prinsip
bersifat
kognitif
tersirat
dan
informan terhadap pertanyaan
tersurat. Prinsip kognitf adalah
yang
sebuah asumsi umum mengenai
diajukan,
memilih
yaitu
satu
semantik
:
(1)
hubungan
tunggal,
(2)
mempersiapkan
satu
kerja
domain,
(3)
sampel
dari
analisis
memilih
satu
pengalaman kognitif
lembar
mereka.
Prinsip
bertujuan
untuk
menegaskan
asumsi
dari
kebudayaan. 4. Hasil observasi dan analisa
statemen informan, (4) mencari
domain
dipadukan
istilah pencakup dan tercakup
diperoleh
yang memungkinkan dan sesuai
disajikan
dengan hubungan semantik, (5)
penelitian.
data
sehingga
yang
sebagai
akan hasil
memformulasikan pertanyaanpertanyaan
struktural
untuk
HASIL
masing-masing domain, dan (6)
Peneliti
membuat daftar semua domain
pengamatan
yang, telah dihipotesakan.
penilaian
3. Hasil
observasi
kemudian
informan
melakukan terhadap kinerja
umum/spesialis
dikelompokkan
di
data dokter
RS
PKU
Muhammadiyah Nanggulan.
Tabel2.HasilPenilaianKinerjaDokterUmumberdasarkan OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
AspekPenilaian Team Work/Kerja Sama Praktek sesuai jadwal Komunikasi Efektif (Pada team/Staff/ Pasien) Aktif Morning Report Aktif Dalam Mendukung Program Rumah Sakit Pengisian Resume Medis Jumlah pembahasan kasus/ case discussion (clinical Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Angka ketepatan penggunaan obat (antibiotik) atau transfusi darah Angka kesesuaian antara pemeriksaan penunjang dengan diagnosa Angka kesesuaian antara diagnosa dengan hari lama hari perawatan
Dokter 1 5 5
Dokter 2 5 5
5
5
4
1
2
4
2
2
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
Dokter 3 5 5
Dokter 4 5 5
4 1
4 1
1 2
4 2
1 3
1 3
3
3
3
0
3
3
8
No 12 13
AspekPenilaian Angka ketepatan konsultasi atau rujukan ke dokter lain Jumlah kasus kematian Jumlah Persentase Kategori
Dokter 1
Dokter 2
3
3
5 44 3.38 Sedang
5 43 3.31 Sedang
Dokter 3
Dokter 4
3 5 39 3.00 Sedang
3 5 39 3.00 Sedang
Sumber: data dari RS PKU MuhammadiyahNanggulan Berdasarkan Tabel2 dapat
memiliki kinerja dalam kategori
diketahui bahwa seluruh dokter
sedang
umum
penilaian Ongoing Professional
di
Muhammadiyah
RS
PKU
Nanggulan
berdasarkan
aspek
Practice Evaluation.
Tabel 3.HasilPenilaianKinerjaDokterberdasarkan OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
AspekPenilaian Team Work/Kerja Sama Praktek sesuai jadwal Komunikasi Efektif (Pada team/Staff/ Pasien) Aktif Morning Report Aktif Dalam Mendukung Program Rumah Sakit Pengisian Resume Medis Jumlah pembahasan kasus/ case discussion (clinical Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Angka komplikasi pasca bedah Angka ketepatan penggunaan obat (antibiotik) atau transfusi darah Angka kesesuaian antara pemeriksaan penunjang dengan diagnosa Angka kesesuaian antara diagnosa dengan hari lama hari perawatan Angka ketepatan konsultasi atau rujukan ke dokter lain Jumlah kasus kematian Jumlah Persentase Kategori
Dokter A DokterB 5 5 5 4 5 5
DokterC 5 5 5
DokterD 5 4 5
4 4
4 4
5 5
4 4
1 0
1 5
5 5
1 0
5 5
5 5 5
5 5
5 5
5
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
3
5 54 4,15 Baik
5 63 4,5 Baik
5 60 4,61 Baik
5 47 3,61 Baik
Sumber: data dari RS PKU MuhammadiyahNanggulan Berdasarkan
Tabel
4.5
bedah memiliki kinerja yang
dapat diketahui bahwa seluruh
baik
dokter spesialis di RS PKU
penilaian Ongoing Professional
Muhammadiyah
Practice Evaluation.
Nanggulan,
baik dokter bedah maupun non
berdasarkan
aspek
9
PEMBAHASAN
Persepsi
dokter
umum
1. Persepsi dan Harapa Dokter
terhadap jasa medis ditinjau dari
Umum Terhadap Jasa Medis
aspek kebutuhan berbeda-beda.
di RS PKU Muhammadiyah
Dokter umum mempersepsikan
Nanggulan
bahwa
jasa
medis
yang
Secara keseluruhan informan
diterimanya sudah cukup untuk
mengungkapkan bahwa balas jasa
memenuhi kebutuhan primer atau
yang diterima sudah tepat waktu,
kebutuhan pokok. Namun, jasa
namun belum sesuai dengan beban
medis yang diterima belum dapat
kerja yang dilakukan. Hal ini
digunakan
untuk
dibuktikan
kebutuhan
tersier.
dengan
perhitungan
jasa
sistem
Salah
satu
yang
informan mengungkapkan bahwa
diberikan hanya berdasarkan uang
untuk memenuhi kebutuhannya,
duduk, dan uang per pasien. Tidak
beliau melakukan praktek kerja di
ada
dan
tempat lain. Hal ini menunjukkan
diberikan
bahwa kebutuhan masing-masing
uang
medis
memenuhi
tindakan
laboratorium
yang
untuk dokter umum. Tarif yang
dokter
diberikan untuk pasien poli umum
sehingga persepsi terhadap balas
dan
jasa yang dapat digunakan untuk
pasien
emergency
tidak
umum
berbeda-beda,
dibedakan, dan fee yang diberikan
memenuhi
untuk pasien rawat jalan dan
berbeda-beda.
rawat inap juga tidak dibedakan.
dengan pendapat Gibson3bahwa
Selain itu, anggapan balas jasa
kebutuhan merupakan salah satu
yang
faktor
belum
sesuai
juga
dipengaruhi oleh penafsiran para informan tentang arti bekerja. Secara
umum,
yang
kebutuhan
juga
Hal ini sesuai
mempengaruhi
persepsi. Dokter
umum
juga
informan
mengungkapkan bahwa balas jasa
menganggap bahwa bekerja adalah
yang diterima hanya dapat untuk
untuk
mencari
menghidupi untuk
nafkah
dan
memenuhi kebutuhan pokok dan
keluarganya,
serta
sekunder saja, dan balas jasa yang
pendidikan
diterima belum sesuai dengan
persiapan
keluarganya.
beban kerja. Hal ini disebabkan
10
karena dokter umum tersebut
kepada rumah sakit agar dapat
mengartikan
dengan
balas jasa medis yang diberikan
definisi yang berbeda-beda. Secara
lebih banyak sesuai dengan kinerja
keseluruhan,
dokter
umum
dokter, menambah fasilitas yang
mengartikan
pekerjaan
sebagai
dapat
mencari
dokter umum, dan memperbaiki
nafkah dan memenuhi kebutuhan
sistem pelayanan kesehatan. Selain
hidup. Sehingga besarnya balas
itu, informan juga berharap agar
jasa yang diterima merupakan hal
rumah
yang penting dalam pekerjaan.
tunjangan-tunjangan,
Dari seluruh informan, dua dokter
tunjangan anak dan tunjangan
umum
bahwa
kesehatan kepada dokter umum
adalah
yang praktek disana.
suatu
pekerjaan
sarana
untuk
mengungkapkan
kebutuhan
saat
ini
persiapan untuk pendidikan anakanak. Selain itu, persepsi mengenai kesesuaian
balas
jasa
yang
diterima oleh dokter umum juga disebabkan karena tempat praktek kerja yang lebih dari satu tempat. Mereka merasa bahwa balas jasa yang
diterima
dari
PKU
Muhammadiyah Nanggulan belum sesuai dan tidak dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya,
sehingga
mereka memilih untuk praktek di tempat lain agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Keempat
umum
jasa medis yang diterima belum dan
sakit
kinerja
memberikan seperti
2. Persepsi dan Harapan Dokter Spesialis Terhadap Jasa Medis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan Secara keseluruhan informan mengungkapkan bahwa balas jasa yang diterima sudah tepat waktu dan sudah sesuai dengan beban kerja. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perhitungan
mengenai
balas jasa yang diterima oleh dokter spesialis sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Waktu pemberian jasa medis juga sudah sesuai dengan aturan waktu yang diberikan oleh rumah sakit, yaitu
dokter
tersebut memiliki persepsi bahwa sesuai
meningkatkan
memiliki
harapan
antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 5 pada setiap bulannya. Selain itu, anggapan balas jasa
11
yang
sudah
sesuai
juga
diukur untuk mengetahui apakah
dipengaruhi oleh penafsiran para
ahli patologi secara aktif berlatih
informan tentang arti bekerja. Para
sesuai
informan
bahwa
Ketepatan waktu diukur untuk
bekerja adalah ibadah dan untuk
mengetahui apakah kemampuan
menolong
ahli patologi memenuhi harapan
menganggap sesama,
sehingga
dengan
bidangnya.
prioritas utama para informan
penyelesaian
bekerja adalah untuk menolong
untuk
sesama dan bukan semata-mata
manajemen. Kompetensi diukur
untuk balas jasa.
untuk mengetahui pengetahuan
Data hasil penilaian kinerja dokter spesialis berdasarkan OPPE menunjukkan dokter
bahwa
spesialis
RS
Muhammadiyah
PKU
perawatan
diperlukan pasien
dan
dan keterampilan ahli patologi sesuai dengan bidangnya4.
seluruh
di
yang
Hasil penilaian kinerja dokter berdasarkan
OPPE
akan
Nanggulan
menghasilkan penilaian yang lebih
memiliki kinerja yang baik. OPPE
objektif dan sesuai dengan beban
merupakan
kinerja
kerja dokter, sehingga insentif
berkelanjutan yang dimaksudkan
yang diterima oleh dokter akan
sebagai
untuk
lebih sesuai. Hal ini sesuai dengan
mengevaluasi kinerja profesional,
tujuan dan aturan dalam penilaian
sebagai bagian dari upaya untuk
OPPE
memantau
Ongoing
evaluasi
sebuah
sarana
kompetensi
Menurut
Medical
Professional
Staff
Practice
profesional, mengidentifikasi area
Evaluation (OPPE) Policy (2011),
untuk memungkinkan peningkatan
yaitu (1) memberikan evaluasi
kinerja
terus
profesional,
dan
menerus
pada
masing-
penyelenggara
praktek
memanfaatkan data hasil penilaian
masing
untuk
keputusan.
profesional; (2) Menentukan peran
Evaluasi kinerja Profesional dinilai
kepemimpinan staf medis dalam
menggunakan tiga kategori kinerja
mengawasi
utama, yaitu kegiatan praktek,
pasien, pengobatan dan pelayanan
ketepatan waktu, dan kompetensi.
yang ditawarkan melalui proses
Kegiatan praktek atau beban kerja
staf medis; (3) Memantau dan
pengambilan
kualitas
perawatan
12
meningkatkan kualitas staf medis
dari
dari
keseluruhan,
proses
perawatan
dan
pekerjaan.
Secara
persepsi
dokter
dokumen yang standar perawatan
spesialis tentang arti pekerjaan
medis yang berkualitas sedang
adalah
dipenuhi;
(4)
memanfaatkan
mekanisme
untuk
Menyediakan
sebagai
ibadah ilmu
dan yang
memvalidasi
diperoleh. Dokter spesialis merasa
bahwa perawatan yang diberikan
puas karena dengan memberikan
kepada pasien didasarkan pada
pelayanan kepada pasien berarti
standar perawatan medis yang
dokter spesialis sudah beribadah
berlaku
menggunakan
enam
atau membantu orang lain yang
bidang
kompetensi
umum:
sakit. Dengan memeriksa pasien,
perawatan pasien, pengetahuan
dokter spesialis juga akan merasa
medis/klinik,
praktek
puas karena ilmu yang telah
pembelajaran
dan
hubungan
berbasis
peningkatan,
interpersonal
keterampilan
dokter
spesialis
terhadap jasa medis ditinjau dari
sistem
aspek kebutuhan berbeda-beda.
(5)
Dokter spesialis mempersepsikan
praktek;
Memberikan
Persepsi
komunikasi,
profesionalisme,dan berbasis
dan
diperoleh dapat dimanfaatkan.
dan
rekomendasi
bahwa
jasa
maedis
yang
perubahan untuk meningkatkan
diterimanya sudah cukup untuk
kinerja dengan mengidentifikasi
memenuhi kebutuhan primer atau
peluang.
kebutuhan pokok. Namun, jasa
Menurut Steersetal.5 adanya
maedis yang diterima belum dapat
expectancy model yang dikenal
digunakan
untuk
dengan The Porter-Lawler model of
kebutuhan
tersier.
work motivation dimana kepuasan
informan mengungkapkan bahwa
kerja diperoleh apabila hasil yang
untuk
diterima sama dengan hasil yang
tersier menggunakan uang yang
diharapkan.
yang
diberikan oleh suami. Hal ini
yang
menunjukkan bahwa kebutuhan
mempengaruhi
Faktor hasil
memenuhi Salah
memenuhi
dokter
satu
kebutuhan
diharapkan salah satunya adalah
masing-masing
spesialis
persepsi seseorang terhadap isi
berbeda-beda, sehingga persepsi
13
terhadap balas jasa yang dapat
dengan pendapat Hasibuan6 bahwa
digunakan
memenuhi
bila keyakinan yang diharapkan
kebutuhan juga berbeda-beda. Hal
cukup besar untuk memperoleh
ini
kepuasannya
untuk
sesuai
Gibson3
dengan bahwa
pendapat kebutuhan
ia
akan
bekerja keras pula dan sebaliknya.
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi.
maka
Dari seluruh informan, dua dokter spesialis mengungkapkan
Meskipun dokter spesialis
bahwa kebutuhan dokter spesialis
mengungkapkan bahwa balas jasa
saat ini adalah rumah. Hal ini
yang diterima hanya dapat untuk
sesuai
memenuhi kebutuhan pokok dan
Trisnantoro7 yang menyebutkan
sekunder
bahwa
saja,
namun
spesialis
dokter
dengan
teori
faktor-faktor
dari
personal
tersebut
seorang dokter berbeda satu sama
mempersepsikan bahwa balas jasa
lainnya, ini dibedakan menjadi tiga
yang diterima sudah sesuai dengan
kelompok umur, jika umur < 35
beban kerja. Hal ini disebabkan
tahun kebutuhan fisiologis yang
karena dokter spesialis tersebut
diutamakan, umur > 35 dokter
mengartikan
akan
pekerjaan
dengan
memenuhi
definisi yang berbeda-beda. Secara
keamanan
keseluruhan,
dokter
spesialis
sedangkan pada umur 50 tahun
mengartikan
pekerjaan
sebagai
akan
dan
kebutuhan
mencari
kemapanan, kebutuhan
suatu ibadah untuk menolong
aktualisasi diri. Keinginan untuk
sesama, sehingga besar kecilnya
membangun rumah merupakan
balas jasa bukanlah permasalahan
salah satu faktor personal dokter
yang utama karena niat utama
pada usia > 35 tahun.
dalam bekerja adalah beribadah
Selain itu, persespi mengenai
atau menolong sesama. Ketika
kesesuaian
informan merasa puas jika dapat
diterima oleh dokter spesialis juga
melaksanakan
pekerjaannya
disebabkan karena tempat praktek
sebagai ibadah, maka informan
kerja dokter spesialis yang lebih
akan bekerja keras melaksanakan
dari satu tempat. Dokter spesialis
tugas-tugasnya.
mendapatkan
Hal
ini
sesuai
balas
jasa
jasa
medis
yang
dari
14
tempat praktek kerja yang lain,
memberikan jaminan kesehatan
sehingga
dokter
kepada
menggunakan
jasa
tempat
dapat medis
prakteknya
memiliki
spesialis
persepsi
bahwa
dokter
memiliki
spesialis
persepsi
bahwa
yang
praktek disana. Informan juga
untuk
berharap agar rumah sakit dapat memberikan balas jasa yang lebih
yang
banyak
sesuai
kinerja
dokter
jasa
spesialis
agar
informn
dapat
medis yang diterima sudah sesuai dengan
spesialis
dari
memenuhi kebutuhannya. Dokter
dokter
memenuhi kebutuhannya.
yang jasa
Menurut Trisnantoro, dkk8 dalam
seminar
mencari
medis yang diterima masih kurang
standarisasi pendapatan dokter
sesuai
yang
spesialis mengatakan bahwa jasa
PKU
pelayanan jasa medis ditentukan
Nanggulan.
oleh: dokter itu sendiri, organisasi
berbeda
memiliki harapan terhadap
Muhammadiyah
RS
Dokter yang memiliki persespi
profesi
bahwa jasa medis yang diterima
pelayanan kesehatan, masyarakat
sudah sesuai memiliki harapan
pengguna jasa, dan rumah sakit
terhadap rumah sakit agar dapat
dimana penderita dirawat. Standar
meningkatkan kualitas pelayanan
jasa harus dibuat oleh institusi
sesuai
atau profesi. Tujuannya adalah
dengan
kebutuhan
dokter,
masyarakat, sedangkan harapan
untuk
dokter yang memiliki persepsi
institusi karena setiap tindakan
bahwa jasa medis masih kurang
selalu
sesuai adalah agar rumah sakit
kecacatan
dapat meningkatkan jasa medis
medis yang telah ditetapkan oleh
sesuai
RS
kemampuan
perkembangan
rumah
dan sakit.
melindungi
organisasi
dokter
mempunyai dan
PKU
Nanggulan,
dan
resiko,
kematian.
Jasa
Muhammadiyah yaitu
70%
untuk
Informan berharap agar rumah
dokter spesialis dan 30 % untuk
sakit dapat memberikan fasilitas
rumah sakit menunjukkan bahwa
yang lengkap untuk mendukung
rumah sakit sudah menentukan
kinerja dokter. Selain itu, informan
standar jasa medis yang diberikan
juga berharap agar rumah sakit
kepada dokter.
15
Standar
telah
melaksanakannya. Tetapi apabila
ditetapkan oleh rumah sakit sudah
pekerjaannya tidak memberikan
memberikan
kepuasan maka sikapnya akan
dokter
yang kepuasan
spesialis.
kepada
Hal
ini
cenderung negatif dan perilakunya
disebabkan karena balas jasa yang
cenderung
untuk
diterima oleh dokter sudah ada
pekerjaan
setengah
perinciannya dan sesuai dengan
bahkan meninggalkan pekerjaan
aturan.
tersebut.
Seluruh
dokter
sudah
melakukan hati
atau
mendapatkan balas jasa sebesar 70% dari total pemasukan atas jasa periksa kepada pasien. Selain
KESIMPULAN 1. Persepsi
dokter
itu, dokter spesialis juga tetap
umum/spesialis di RS PKU
bekerja di RS PKU Muhammadiyah
Muhammadiyah
Nanggulan, yang berarti bahwa
berbeda-beda
dokter
spesialis
dengan
balas
Nanggulan sesuai
merasa
puas
karakteristik informan yang
jasa
yang
meliputi
kebutuhan,
diterimanya. Hal ini sesuai dengan
status,
tempat
teori
kondisisosial,
yang
dikemukakan
Steers et al5 kepuasan
oleh
yang mengatakan
kerja
adalah
sikap
dan
usia, kerja,
harapan
dokter. 2. Dokter
umum
umum seseorang terhadap suatu
mengungkapkan bahwa balas
pekerjaan dengan melihat adanya
jasa yang diterima sudah tepat
perbedaan
waktu, namun belum sesuai
antara
penghargaan
yang diterima dan penghargaan
dengan
yang seharusnya diterirna dan
dilakukan.
bagaimana sikap serta perilaku
mempersepsikan bahwa jasa
seseorang
suatu
medis yang diterima sudah
seseorang
sesuai dengan asumsi bahwa
mempunyai kepuasan tinggi maka
arti pekerjaan bagi informanya
sikapnya akan positif, perilakunya
itu sebagai ibadah dan syiar
akan menyenangi pekerjaannya
agama.
pekerjaan.
dan
terhadap Apabila
tekun
dalam
beban
kerja
Dokter
yang
spesialis
16
3. Dokter umum berharap agar rumah
sakit
memberikan
tunjangan anak dan tunjangan kesehatan.
Dokter
spesialis
memiliki harapan agar dapat memenuhi kebutuhannya saat ini dan berharap agar RS PKU Muhammadiyah
Nanggulan
dapat meningkatkan kualitas dan sarana prasarana bagi dokter spesialis, memberikan jaminan kesehatan bagi dokter spesialis,
dan
meningkatkan
agar
dapat
balas
jasa
medis kepada dokter spesialis sesuai dengan perkembangan rumah sakit. 4. Berdasarkan aspek penilaian Ongoing Professional Practice Evaluation dokter
(OPPE),
umum
Muhammadiyah
di
seluruh RS
PKU
Nanggulan
memiliki kinerja pada kategori sedang,
sedangkan
seluruh
dokter spesialis di RS PKU Muhammadiyah
Nanggulan
memiliki kinerja pada kategori baik. DAFTAR PUSTAKA 1
Utarini, A., Andreasta Meliala., Nofrinaldi. 2006. Persepsi dan
Pengaruh Sistem Pembagian Jasa Pelayanan terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Jiwa Madani. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 9 No. 2. 65-71. 2Moleong,
L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatof, Edisi Revisi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
3Gibson,
Ivancevich, Donelly. 2006. Organisasi Perilaku Struktur Proses, Edisi Kelima, Dra. Djarkasih MPA. Erlangga. Jakarta.
4Evalumetrics
for Pathologists’ Ongoing OPPE and FPPE, 2013.
5Steers
MR., Porter WL.,& Bigley AG. 1996. Motivation and Leadership at Work McGraw. Singapore.
6Hasibuan,
M.S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed.4. Bumi Aksara. Jakarta.
7Trisnantoro,
L. 2004. Tinjauan Ekonomi Perilaku Tenaga Medis, Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
8Trisnantoro,
L., Wiknyosastro, G., Puruhito. 2000. Mencari Standardisasi Pendapatan Dokter Spesialis di Rumah Sakit. Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
9Wayne,
P.R. &Faules, D.F. 2000. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
17
10Robbins,
S.P. 2008. Organizational Behaviour.Prentice Hall International. Singapore.
11World
Health Organization. 2006. Medical Records Manual, A Guide for Developing Countries.