PERSEPSI DAN EKSPEKTASI GURU BAHASA INDONESIA SMP KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP PERAN MGMP Sugiyanti SMP PGRI Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Pos-el:
[email protected] Abstrak: Jika kegiatan MGMP bagi guru Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terus menerus dan terprogram maka diharapkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas akan semakin meningkat yang pada akhirnya akan mencapai hasil yang maksimal dalam setiap pembelajaran khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. Tujuan penelitian survei ini adalah untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi para guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas terhadap peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme. Data penelitian dihimpun melalui angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan menggunakan statistik deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki pandangan atau persepsi positif mengenai peran MGMP. Guru memandang MGMP memiliki peran yang sangat strategis karena menjadi salah satu forum ilmiah guru yang memberikan kesempatan bagi guru untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan dalam rangka mengembangkan kompetensinya. Kegiatan MGMP yang dilakukan secara rutin dirasakan guru mampu mendorong kinerja guru. Guru memiliki harapan yang cukup tinggi terkait dengan optimalisasi peran MGMP, yaitu MGMP dapat menjadi jembatan komunikasi antara guru dengan pengambil kebijakan sehingga segala bentuk persoalan yang dihadapi oleh guru dapat terselesaikan dengan baik. Guru juga berharap MGMP dapat lebih intensif menyelenggarakan pelatihan bagi guru dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Kata kunci: persepsi, ekspektasi, peran MGMP. PERCEPTION AND EXPECTATION OF THE JUNIOR HIGH SCHOOL INDONESIAN LANGUAGE TEACHERS IN BANYUMAS TOWARD THE ROLES OF MGMP Abstract: If the MGMP (association for teachers of the same school subject) activity is continually carried out and well-planned, the teachers’ professionalism in teaching in specific is expected to increase at its best and at the end achieve maximum quality in education throughout the nation. This survey research aimed to describe perception and expectation of Junior High School Indonesian language teachers in Banyumas Regency toward the role of the association for teachers of the same school subject in promoting the teachers’ professionalism. Data was gathered through questionnaire and documentaries. Data analysis was done using inductive procedure and descriptive statistic. Results have shown that majority of the respondent teachers had positive perception in relation with the roles of MGMP. They perceive that the MGMP had very strategic roles because it is one of teachers’ scientific forums that provides teachers with opportunities for obtaining and improving knowledge for their own competency development. Its routine activities were thought to have supported their performance. The teachers highly expected that the roles of MGMP be optimalised in such a way that it becomes the communication bridge between teachers and policy makers, so that any problems facing them are solved well. They also expected that the MGMP more intensively hold trainings for teachers for professional development. Key words: perception, expectation, roles of MGMP
akademik yang memadai dan memiliki
PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional seperti
kompetensi sebagai agen pembelajaran
Pembukaan
untuk mewujudkan kualitas pendidikan.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Kompetensi yang harus dikuasai oleh
Indonesia tahun 1945, yaitu mencerdaskan
pendidik sebagaimana ketentuan yang
kehidupan bangsa. Di dalam Undang-
ditentukan
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
pedagogik, kepribadian, professional, dan
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
sosial.
disebutkan bahwa Pendidikan nasional
misalnya,
berfungsi mengembangkan kemampuan
tindakan dan memanfaatkan teknologi
dan membentuk watak serta peradaban
informasi
bangsa yang bermartabat dalam rangka
berkomunikasi.
yang
tercantum
dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
meliputi
kompetensi
Dalam kompetensi profesional guru melakukan penelitan
dan
Guru
komunikasi
sebagai
dalam
pendidik
yang
untuk berkembangnya potensi peserta
mengajar pada satuan pendidikan di
didik agar menjadi manusia yang beriman
Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
memiliki
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kompetensi
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
diperoleh melalui kegiatan-kegiatan ilmiah
negara yang demokratis dan bertanggung
seperti menempuh studi lanjut, penataran,
jawab.
seminar,
Lahirnya
Undang-undang
No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi
pedagogik
professional
workshop
Musyawarah
Guru
yang
dan dapat
serta
kegiatan
Mata
Pelajaran
(MGMP).
merupakan bentuk nyata pengakuan atas
Agar proses pembelajaran Bahasa
profesi guru dengan segala dimensinya. Di
Indonesia dapat mencapai hasil yang
dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005
maksimal,
ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik
kegiatan ilmiah yang dapat menjadi forum
profesional dengan tugas utama mendidik,
tukar pikir dan evaluasi bersama. Kegiatan
mengajar,
ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan
membimbing,
mengarahkan,
maka
diupayakan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
Musyawarah
didik pada pendidikan anak usia dini jalur
(MGMP).
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
Indonesia SMP yang dilaksanakan secara
pendidikan menengah.
terprogram
Pendidik sebagai pelaku pendidikan disyaratkan
harus
memiliki
kualitas
Guru Kegiatan
dan
Mata
adanya
MGMP
Pelajaran Bahasa
berkesinambungan.
Kegiatan bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh forum
MGMP
di
Kabupaten
Banyumas
SMP Kabupaten Banyumas terhadap peran
dikembangkan dalam zona dan sub zona
MGMP
wilayah kerja yang disebut Klaster.
profesionalisme ini adalah:
Bagaimanapun
yang
menjadi
1.
dalam
Untuk
meningkatkan
mengetahui persepsi guru
persoalan adalah masih banyak guru yang
Bahasa Indonesia SMP Kabupaten
belum
Banyumas terhadap peran MGMP
mampu
memenuhi
kualitas
dalam meningkatkan profesionalisme.
kompetensi minimal yang dipersyaratkan dengan
hasil
uji
kompetensi
guru.
2.
Untuk mengetahui ekspektasi guru
Sebagian besar guru masih memperoleh
Bahasa Indonesia SMP Kabupaten
skor uji kompetensi guru dibawah tujuh
Banyumas terhadap peran MGMP
puluh. Dengan peran MGMP seperti
dalam meningkatkan profesionalisme.
disebutkan di atas dan kondisi guru yang
Persepsi
seperti ini, perlu kiranya kita mengkaji
Persepsi merupakan salah satu
bagaimana sebenarnya guru mempersepsi
aspek psikologis yang sangat penting bagi
MGMP
manusia
dan apa harapan mereka yang
dalam
menilai,
merespon
sebenarnya. Karena alasan itulah sebuah
berbagai hal yang ada di sekelilingnya.
penelitian yang diselenggarakan mencari
Banyak ahli telah mendefinisikan makna
tahu tentang persepsi dan harapan guru
yang
tentang
dalam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
perlu
(KBBI, 2008: 1061) terbitan Depdiknas,
peran
meningkatkan
MGMP
profesionalisme
beragam
dari
istilah
persepsi.
persepsi berarti a) tanggapan langsung dari
diselenggarakan. Dengan dilaksanakannya kegiatan
sesuatu, b) proses seseorang mengetahui
MGMP bagi guru Bahasa Indonesia yang
beberapa
secara terus menerus dan terprogram ini,
Dalam
maka kemampuan profesional guru dalam
(Chaplin, 2011: 358) persepsi berarti a)
melaksanakan
semakin
proses mengetahui atau mengenali objek
meningkat yang pada akhirnya akan
dan kejadian objektif dengan bantuan
mencapai hasil yang maksimal dalam
indera, b) kesadaran dari proses-proses
setiap
Peningkatan
organis, c) satu kelompok penginderaan
kemampuan guru dalam melaksanakan
dengan penambahan arti-arti yang berasal
tugas
dari pengalaman masa lalu.
tugas
pembelajaran.
diharapkan
akan
akan
meningkatkan
kualitas pendidikan pada umumnya.
hal melalui pancainderanya. Kamus
Lengkap
Psikologi
Walgito (2010: 99) menyatakan
Tujuan penelitian tentang persepsi
bahwa persepsi merupakan suatu proses
dan ekspektasi guru Bahasa Indonesia
yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu
merupakan proses diterimanya
tinggi dapat merusak motivasi. Sedangkan
stimulus oleh individu melalui alat indera
Atkinson
atau juga disebut proses sensoris. Proses
berpendapat bahwa ada hubungan antara
itu tidak berhenti begitu saja, melainkan
probabilitas keberhasilan dan nilai insentif
stimulus tersebut diteruskan dan proses
atas
selanjutnya merupakan proses persepsi.
keberhasilan tugas yang mudah tidak sama
Menurut Atkinson (2010: 276) persepsi
nilainya dengan keberhasilan tugas yang
adalah penelitian tentang bagaimana kita
sulit. Oleh sebab itu, manusia memiliki
mengintegrasikan
kesenangan diantara sejumlah hasil yang
percepts
objek,
sensasi dan
ke
dalam
bagaimana
kita
(1985)
menjelaskan
keberhasilan,
seperti
dengan
bahwa
diharapkan.
selanjutnya menggunakan percepts itu
Menurut Vroom dalam Usman
untuk mengenali dunia. Persepsi menurut
(2004: 266) intensitas motif seseorang
Carole (2008: 193) yaitu sekumpulan
untuk melaksanakan sesuatu adalah fungsi
tindakan mental yang mengatur implus-
nilai atau kegunaan dari setiap hasil yang
implus
mungkin dapat dicapai dengan persepsi
sensorik
menjadi
suatu
pola
bermakna.
kegunaan suatu tindakan dalam upaya mencapai tujuan. Harapan merupakan kadar kekuatan dan keyakinan bahwa
Ekspektasi Teori dalam
ekspektasi
praktik
dikembangkan
untuk
memberikan
usaha
kerja
yang
dilakukan
akan
menghasilkan penyelesaian tugas. Harapan
memiliki
dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi
asumsi bahwa manusia memiliki kebiasaan
kerja seseorang terhadap usaha kerja yang
menempatkan sesuatu nilai kepada sesuatu
telah dilakukannya. Senada dengan hal
yang diharapkan. Menurut Slavin (2011:
tersebut Vroom (dalam Uno 2007: 48)
110)
mengembangkan teori yang didasarkan
motivasi.
Teori
teori
theory)
ekspektasi
pengharapan
(expectancy yang
pada apa yang digambarkan sebagai
didasarkan pada keyakinan bahwa upaya
kemampuan bersenyawa (valence), alat
orang untuk berhasil bergantung pada
perantara (instrumentality), dan harapan
harapan
(expectancy) yang akan menghasilkan
adalah
mereka
teori
motivasi
terhadap
imbalan.
Sementara Atkinson dalam Slavin (2011:
produktivitas tinggi. Wilujeng (2007: 159) menyebutkan
110) menambahkan aspek terpenting ke tentang
bahwa,
mengatakan bahwa sebelum seseorang
dalam
probabilitas
lingkungan
keberhasilan
yang
tertentu, terlalu
teori
exspectancy
teori pengharapan dengan mengungkapkan
mengeluarkan
upaya
(effort)
yang
yang
diperlukan
untuk
tugas/pekerjaan,
melakukan kita
akan
sebagai
petugas
Pengembangan
profesional.
atau
peningkatan
mempertimbangkan tiga hal, yaitu: effort-
kemampuan profesional harus bertolak
performance expectancy (penilaian tentang
pada kebutuhan atau permasalahan nyata
probablilitas
yang dihadapi oleh guru.
bahwa usaha kita
akan
menghasilkan kerja atau performance yang
Untuk memberikan kesempatan yang
performance-outcome
tepat bagi guru untuk meningkatkan
expectancy (penilaian tentang probabilitas
profesionalismenya secara berkelanjutan
bahwa kerja kita akan menghasilkan hasil
dilakukan
kita
atau
harapkan),
outcome
tertentu),
dan
valence
kegiatan
keprofesionalan
peningkatan
melalui
pelatihan,
(penilaian tentang nilai dari hasil atau
penelitian, penulisan karya ilmiah, dan
imbalan yang kita peroleh).
kegiatan profesional lainnya. Kegiatan
Berdasarkan pendapat-pendapat di
tersebut
sangat
mungkin
untuk
atas dapat disimpulkan bahwa ekspektasi
dilaksanakan di Musyawarah Guru Mata
atau harapan merupakan suatu kekuatan
Pelajaran (MGMP), mengingat wadah ini
dan keyakinan bahwa usaha atau kerja
dijadikan
yang dilakukan akan menghasilkan, selain
pertemuan bagi guru mata pelajaran yang
effort-
sejenis. Berkaitan dengan peran kegiatan
performance-
pertemuan guru di MGMP yang sangat
outcome expectancy, valence, sertakuatnya
strategis untuk peningkatan kompetensi
kecenderungan
guru
itu
juga
mempertimbangkan
performance
expectancy,
seseorang
bertindak
sebagai
dan
tempat
kinerja
melakukan
guru,
maka
dengan cara tertentu tergantung pada
pemberdayaan MGMP merupakan hal
kekuatan harapan.
mendesak yang harus segera dilakukan. Pelaksanaan kegiatan musyawarah
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pengembangan sumber daya manusia pengembangan
pendidik,
khususnya
profesional
guru,
merupakan usaha untuk mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan,
keterampilan,
dan
memberikan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
guru
mata
pelajaran
harus
memiliki
landasan yuridis yang kuat agar dapat berjalan dengan lancar dan mempunyai kekuatan
hukum
dipertanggungjawabkan.
yang
dapat
Dasar
hukum
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan musyawarah guru mata pelajaran meliputi:
1) Undang-undang Republik Indonesia
2) Memberi kesempatan kepada para
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
guru untuk berbagi pengalaman serta
Pendidikan Nasional.
saling
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
memberikan
dan
umpan balik. 3) Meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan,
dan Dosen.
bantuan
dan
sikap
serta
Republik
mengadopsi pendekatan pembelajaran
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
yang lebih kreatif dan inovatif bagi
tentang Standar Nasional Pendidikan.
guru.
3) Peraturan
Pemerintah
4) Peraturan
Pemerintah
Republik
4) Indikator
keberhasilan guru
kegiatan
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
musyawarah
mata
pelajara
tentang Guru.
adalah terwujudnya peningkatan mutu Pendidikan
pelayanan
pembelajaran
yang
Nasional Nomor 16 Tahun 2007
mendidik,
menyenangkan,
dan
tentang Standar Kualifikasi Akademik
bermakna bagi siswa. Pelaksanaan
dan Kompetensi Guru.
kegiatan
5) Peraturan
Menteri
Kegiatan musyawarah guru mata
saling
diharapkan tukar
akan
terjadi
pengalaman
dan
pelajaran diharapkan mampu memberikan
pemberian umpan balik antar guru
kontribusi
anggota
besar
dalam
rangka
MGMP.
Kegiatan
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh
memberikan
karena itu kegiatan ini mendapat perhatian
meningkatnya
bagi kalangan pendidik. Dengan adanya
keterampilan,
revitalisasi kegiatan di MGMP hasil yang
anggota MGMP dalam melaksanakan
diharapkan dari kegiatan ini adalah agar
proses
dapat:
profesional yang ditunjukkan dengan
1) Memperluas
wawasan
dan
pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti
penyusunan
pengembangan
kontribusi
ini
pengetahuan, sikap
dan
pembelajaran
yang
lebih
lebih baik di dalam kelas.
dan
5) Memberdayakan dan membantu guru
perangkat
dalam melaksanakan tugas‐tugas guru di
Program
meningkatkan pembelajaran
(RPP),
menyusun bahan pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
kinerja
perubahan perilaku mengajar yang
pembelajaran seperti silabus, Rencana Pembelajaran
dalam
sekolah
dalam
rangka sesuai
dengan standar. 6) Mengubah
budaya
mengembangkan
kerja
dan
profesionalisme
guru dalam upaya menjamin mutu
fungsional
pendidikan.
pengakuan hasil belajar.
7) Meningkatkan
mutu
proses
guru,
dan
d) Terfasilitasinya
menjadi
pendidikan dan pembelajaran yang
anggota
tercermin
hasil
organisasi profesi guru yang
belajar peserta didik dalam rangka
sesuai dengan bidang yang
mewujudkan pelayanan pendidikan
diampunya.
dari
peningkatan
yang berkualitas.
atau
pengurus
3) Bagi Sekolah a) Adanya
kaitan
antara
pendidikan dan pelatihan guru
Manfaat Kegiatan MGMP
di MGMP dengan pembenahan
1) Bagi Siswa a) Siswa
berpeluang
memperoleh
untuk proses
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan
b) Tersedia guru yang profesional dan
mampu
meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah. c) Kemudahan dalam pengelolaan
menyenangkan. b) Akumulasi
pembelajaran di sekolah.
dari
proses
keikutsertaan
guru
dalam
pembelajaran tersebut di atas,
pendidikan dan pelatihan di
diharapkan
berdampak
MGMP dengan meminimalisasi
prestasi
dampak negatif akibat guru
pada
akan
peningkatan
sering
belajar siswa.
tugas
mengajar karena keikutsertaan
2) Bagi Guru a) Meningkatnya kompetensi guru dalam
meninggalkan
menyiapkan
dalam pelatihan‐pelatihan.
rencana
4) Bagi MGMP
pembelajaran, bahan ajar, dan
Terwujudnya
perangkat penilaian.
wadah
b) Meningkatnya dalam
kompetensi
menyelenggarakan
Pembelajaran
yang
Aktif,
MGMP
komunikasi,
guru yang terpercaya. 5) Bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Menyenangkan (PAIKEM).
Kabupaten/Kota
dokumen
portofolio
untuk
proses
sertifikasi,
kenaikan
jabatan
pembinaan,
dan peningkatan profesi dan karier
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
c) Terhimpunnya
sebagai
Tersedianya organisasi
model profesi
pembinaan guru
yang
profesional untuk meningkatkan
METODE PENELITIAN
mutu pembelajaran.
Penelitian ini merupakan survei.
Guru profesional adalah guru yang
Sumber data penelitian ini adalah para
dapat memiliki kompetensi pedagogik,
guru
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
Indonesia yang tergabung dalam wadah
dan kompetensi profesional. Salah satu
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa
kompetensi
harus
Indonesia tingkat SMP di Kota Banyumas.
dimiliki oleh guru adalah kemampuan
Berikut gambaran responden penelitian
mengembangkan keprofesionalan melalui
ini:
tindakan
profesional
yang
yang
reflektif
responden,
yaitu
guru
untuk
meningkatkan kinerja. Guru Bahasa Indonesia Klaster 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Klaster 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Asal Sekolah SMPN 1 Pekuncen SMPN 2 Pekuncen SMPN 3 Pekuncen SMP Maarif Pekuncen SMP Dipo 10 Pekuncen SMPN 1 Gumelar SMPN 2 Gumelar SMPN 3 Gumelar SMP PGRI Gumelar SMP Dipo Gumelar Jumlah
Jumlah Peserta 4 5 2 2 1 4 4 2 1 1 26
Daftar Guru Peserta MGMP Bahasa Indonesia Klaster 7 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Klaster 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Asal Sekolah SMPN 1 Wangon SMPN 2 Wangon SMPN 1 Lumbir SMPN 2 Lumbir SMP Satu Atap Wangon SMP Satu Atap Lumbir SMP PGRI Wangon SMP PGRI Lumbir SMP Muh. Wangon SMP Maarif Wangon SMP Dipo Wangon Jumlah
Jumlah Peserta 3 4 3 2 1 1 3 2 2 3 3 27
bahasa
Daftar Guru Peserta MGMP Bahasa Indonesia Klaster 10 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Klaster 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Asal Sekolah SMPN 1 Somagede SMPN 2 Somagede SMP PGRI 1 Somagede SMP PGRI 2 Somagede SMPN 1 Banyumas SMPN 2 Banyumas SMPN 3 Banyumas SMPN 4 Banyumas SMPN 1 Kebasen SMPN 2 Kebasen SMPN 3 Kebasen SMPN 1 Patikraja SMPN 2 Patikraja SMP Muh. Kebasen SMP PGRI Kebasen Jumlah
Jumlah Peserta 3 2 1 1 4 4 5 2 1 2 1 2 2 1 1 32
Data penelitian survei ini dihimpun
guru bahasa Indonesia SMP Kabupaten
melalui angket. Teknik angket atau skala
Banyumas terhadap peran MGMP dalam
dilakukan
meningkatkan
dengan
cara
memberi
profesionalisme.
Semua
seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden menjawab pertanyaan untuk
responden
mengetahui persepsi dan ekspektasi guru
yang
sudah
disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal
tentang
memilih untuk menjawab (Arikunto, 2010:
penelitian ini adalah dihimpun melalui
195). Dalam penelitian ini, disamping
angket yang berisi deskripsi pertanyaan-
peneliti
menggunakan
angket
pertanyaan tentang pelaksanaan kegiatan
peneliti
juga
teknik
MGMP dan dokumen-dokumen tentang
teknik
menggunakan
dokumentasi.
pertanyaan
MGMP.
Data
dalam
kegiatan MGMP bahasa Indonesia SMPdi
Angket pengumpulan
peran
merupakan data yang
melalui diajukan
teknik daftar
Kabupaten Banyumas. Dokumentasi
merupakan
teknik
kepada
pengumpulan data dengan cara merekam
responden. Angket tersebut berupa daftar
data yang terseleksi secara tertulis maupun
pertanyaan untuk mengungkapkan persepsi
dalam format digital. Menurut Sugiyono
dan ekspektasi guru Bahasa Indonesia
(2010: 329) dokumen merupakan catatan
SMP di Kabupaten Banyumas, terhadap
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
peran MGMP. Data yang dikumpulkan
bisa berbentuk tulisan, bisa berbentuk
merupakan data persepsi dan ekspektasi
gambar.
Adapun prosedur yang dilalui dalam survei
secara deskriptif, d) menyimpulkan hasil
ini adalah sebagai berikut:
pengolahan data.
1.
3.
Tahap Persiapan
Tahap Penyelesaian Pada
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap
penyelesaian
ini,
tahap persiapan, antara lain: a) menyusun
kegiatan yang dilakukan adalah menyusun
rancangan penelitian, b) mengkaji sumber
simpulan penelitian dan menulis laporan
pustaka yangg relevan dengan masalah
penelitian.
penelitian, c) menentukan responden, d) membuat instrumen untuk mengumpulkan
Persepsi Guru Terhadap Peran MGMP
data. 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Pelaksanaan
Dalam penelitian Persepsi dan
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pengolahan
data
yang
meliputi:
a)
Ekspektasi Guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas Terhadap Peran
membagikan angket kepada responden, b)
MGMP
mengumpulkan
Profesionalisme
masalah
data
penelitian,
sesuai c)
dengan
melakukan
interpretasi data, yaitu memberi makna
Dalam ini,
Meningkatkan hasil
penelitian
tentang persepsi dapat dipaparkan dalam tabel berikut ini.
terhadap data yang telah dikumpulkan Persepsi Guru terhadap Kegiatan MGMP Aspek 1
2
3
4
5
Indikator Kegiatan MGMP sangat penting diikuti oleh guru. Kegiatan MGMP membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalitasnya. MGMP mengupayakan kegiatan peningkatan keprofesionalan guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan MGMP dapat mendorong guru dalam meningkatkan kinerja. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran sesuai dengan
Klaster/Skor Persentase 4 7 10
Persentase
85,58
85,58
82,95
84,70
90,38
92,31
92,05
91,58
97,12
96,15
84,09
92,45
83,65
85,58
90,91
86,71
91,35
90,38
82,95
88,22
Aspek
6
7
8
9
10
Indikator ketentuan. Pengurus MGMP mampu menghadirkan narasumber kegiatan yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan guru. Melalui kegiatan MGMP, guru memiliki pengetahuan terbaru untuk mendukung kemampuan melaksanakan tugas. Kegiatan MGMP memiliki peranan penting dalam menyampaikan materi dan strategi pembelajaran terbaru. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu melaksanakan tugas yang harus diselesaikan. Melalui kegiatan MGMP, guru memiliki kesempatan untuk belajar dari teman sejawat.
Klaster/Skor Persentase 4 7 10
Persentase
95,19
95,19
90,91
94
87,50
89,42
85,23
87,38
92,31
88,46
93,18
91,31
94,23
97,12
86,36
93
85,58
86,54
92,05
88,05
Ekspektasi Guru Terhadap Peran MGMP Sedangkan dalam penelitian Persepsi dan Ekspektasi Guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas Terhadap Peran MGMP Dalam Meningkatkan Profesionalisme tentang Ekspektasi ini, hasil penelitian dapat dipaparkan dalam tabel berikut in Hasil Data Tentang Ekspektasi Guru Terhadap Kegiatan MGMP. Aspek 1
2
3
Indikator MGMP mampu menjadi jembatan bagi guru dan pemerintah. Dimasa yang akan datang MGMP mampu menyelenggarakan kegiatan workshop atau pelatihan yang lebih rutin bagi guru. MGMP selalu dapat menginformasikan
Klaster/Skor Persentase 4 7 10 79,81
Persentase
81,73
80,68
80,74
98,08
95,19
97,73
97
88,46
95,19
86,36
90
Aspek
4
5
6
7
8
9
10
Indikator perubahan dan pengembangan kurikulum kepada guru. MGMP mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. MGMP mampu mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan dalam menguasai perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. MGMP mampu mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan proses penilaian hasil belajar. MGMP dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. MGMP dapat mengupayakan kegiatan keprofesian yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. MGMP dapat mengupayakan kegiatan untuk memahami konsep, teori dan materi pembelajaran bahasa. MGMP mampu memberikan pelatihan tentang model pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik.
Klaster/Skor Persentase 4 7 10
Persentase
90,38
84,62
92,05
89,01
90,38
90,38
89,77
90,17
89,42
90,38
87,50
89,10
90,38
87,50
92,05
90
91,35
93,27
92,05
92,23
95,19
91,31
94,32
93,60
84,62
85,58
85,23
85,14
Berdasarkan hasil angket mengenai
maka dapat diketahui bahwa sebagian
persepsi guru terhadap peran MGMP,
besar guru menyatakan jika kegiatan
maka dapat
MGMP merupakan kegiatan yang penting
disampaikan pembahasan
bahwa guru memiliki persepsi positif
diikuti oleh guru.
terhadap peran dan keberadaan MGMP.
disajikan dalam bentuk grafik, maka
Data menunjukkan bahwa guru memiliki
hasilnya sebagai berikut.
persepsi
positif
mengenai
kegiatan
MGMP. Dari hasil penghitungan angket,
Persepsi Guru terhadap Pentingnya MGMP
86 85.5 85 84.5 84 83.5 83 82.5 82 81.5 Klaster 4
Klaster 7
Klaster 10
Hasil penelitian
Pentingnya kegiatan MGMP untuk diikuti oleh guru dilatarbelakangi atau didasarkan pada persepsi guru bahwa kegiatan MGMP dapat membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme. Hasil angket terkait dengan persepsi guru juga menunjukkan bahwa guru menyatakan jika kegiatan MGMP penting bagi guru dengan mengacu pada alasan bahwa melalui kegiatan MGMP guru dapat mengembangkan profesionalismenya. Kegiatan MGMP merupakan menjadi forum pertemuan yang rutin dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang dapat dijadikan forum sharing, diskusi dan bertukar informasi yang dapat saling melengkapi dan menambah informasi yang sudah dimiliki oleh guru. Melalui kegiatan MGMP guru memiliki kesempatan untuk saling belajar (peer learning) dengan teman sejawat. MGMP mengupayakan kegiatan peningkatan keprofesionalan guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Persepsi guru yang menyatakan bahwa MGMP merupakan forum yang sangat penting bagi guru dan bahwa guru memiliki persepsi yang positif mengenai keberadaan forum ini juga dilandasi oleh keyakinan sebagian besar guru yang menyatakan bahwa forum MGMP selama ini telah membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaraan. Hal ini dapat dipahami karena selama ini MGMP memiliki rencana kegiatan yang memang dilakukan dalam rangka pengembangan kualitas pembelajaran di kelas. Beberapa kegiatan pengembangan kualitas pengajaran telah dilakukan seperti penyelenggaraan pelatihan (workshop) dengan mengundang ahli yang bertujuan untuk menambah pengetahuan guru dan kemampuan praktis mereka dalam pengajaran. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran sesuai dengan ketentuan. Guru memiliki persepsi bahwa melalui kegiatan MGMP guru akan lebih cepat dan mudah mendapatkan informasi terbaru terkait dengan dunia pendidikan, pengajaran dan kebijakan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dari hasil angket sebagian guru menyatakan bahwa melalui kegiatan MGMP guru dapat saling belajar untuk menyusun perangkat pembelajaran yang baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di samping itu guru juga memiliki persepi bahwa kegiatan MGMP memiliki peranan penting dalam menyampaikan informasi atau perkemabangan terbaru terkait dengan metode pembelajaran dan juga materi pembelajaran. Pada subbab ini juga dibahas mengenai harapan guru terhadap kegiatan MGMP. Dari hasil angket dapat diketahui bahwa guru memiliki harapan-harapan terhadap kegiatan MGMP ini diantaranya: 1.
MGMP mampu menjadi jembatan bagi guru dan pemerintah.
2.
MGMP selalu dapat menginformasikan perubahan dan pengembangan kurikulum kepada guru.
3.
MGMP dapat mengupayakan kegiatan keprofesian untuk memahami konsep, teori, dan materi pembelajaran bahasa.
SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar guru memiliki pandangan atau persepsi positif mengenai peran MGMP. Guru memandang MGMP memiliki peran yang sangat strategis karena menjadi salah satu forum ilmiah guru yang memberikan kesempatan bagi guru untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan dalam rangka mengembangkan kompetensinya. Kegiatan MGMP yang dilakukan secara rutin dirasakan guru mampu mendorong kinerja guru. Guru memiliki harapan yang cukup tinggi terkait dengan optimalisasi peran MGMP yaitu MGMP dapat menjadi jembatan komunikasi antara guru dengan pengambil kebijakan sehingga segala bentuk persoalan yang dihadapi oleh guru dapat terselesaikan dengan baik. Guru juga berharap MGMP dapat lebih intensif menyelenggarakan pelatihan bagi guru dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Beberapa saran terkait dengan hasil survei ini: 1) sekolah di bawah pembinaan kepala sekolah sebaiknya mengembangkan sistem pembinaan profesional bagi para guru dengan mengikuti kegiatan peningkatan profesional yaitu kegiatan MGMP. Guru lebih aktif mengikuti kegiatan MGMP dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti workshop, diklat, seminar serta melalui kegiatan pertemuan ilmiah yang lainnya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh MGMP; 2) perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap pelaksanaan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); dan perlu dilakukan evaluasi secara mendalam tentang kegiatan MGMP terutama bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar dalam penyusunan program yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penlitian:
Yogyakarta: Rineka Cipta. Jakarta Rineka Cipta.
Atkinson, R. L, et al. 2010. Pengantar
Psikologi. Tangerang: Interaksara.
Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi (edisi terjemahan oleh Kartini Kartono). Jakarta: Rajagrafindo Persada. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan, Teori dan Praktek (edisi terjemahan). Jakarta: Indeks. tentang Guru dan Dosen
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
-------- 2009. Rambu‐rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (buku 1). Jakarta: Dirjen PMPTK. -------- 2009. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP (buku 2). Jakarta: Dirjen PMPTK. Uno, H. B. 2007. Teori Motivasi &
Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Usman, H. 2004. Manajemen Pendidikan.
Aksara.
Yogyakarta: Bumi Aksara.
Wade, C. & Tavris, C. 2007. Psikologi.
Jakarta: Erlangga
Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi
Wilujeng, S. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu