S tudi
terdahulu
yang
menganalisis
dan
penawaran
permintaan karet alam Indonesia, khususnya analisis yang lebih mendalam
dengan membedakan
wilayah produksi
jenis pnogusahaan masih sangat terbatas. studi
yang
relevan
dengan
penelitian
dan
Adapun berbagai ini
yang
telah
dilakukan untuk karet alam Indonesia, antara lain adalah studi-studi yang dikemukakan berikut.
(1971) dan Xuslim
Teken
(1990) melakukan analisis
produksi karet alam Indonesia dengan membedakan produksi karet yang berasal dari perkebunan rakyat dan produksi yang berasal dari perkebunan besar. Teken
menghipotesakan
bahwa
Dalam studi tersebut
produksi
karet
perkebunan
rakyat adalah merupakan fungsi dari harga karet di pasar domestik, trend.
harga
beras
domestik beda
kala,
dan peubah
Metode pendugaan yang digunakan dalam studi ini
adalah metode Three Stage Least-Square (3-SLS) daa data yang digunakan adalah data time series dari tahun 1950 hingga tahun 1966. Muslim penawaran
(19901
karet
mengembangkan
alam
model
Indonesia secara
permintaan
dan
simultan dengan
pendugaan parameter metoda Two Stage Least-Square (2-SLS). Muslim
menghipotesakan
bahwa
produksi
karet perkebunan
rakyat adalah fungsi dari harga karet alam di pasar domes*
tik,
harga beras
di pasar
domestik dan peubah
trend.
Sedangkan produksi karet perkebunan besar dihipotesakan merupakan fungsi dari harga karet alam di pasar dunia, harga minyak sawit di pasar dunia, ban peubah trend.
Data
yang dianalisis adalah data deret waktu mulai tahun 1966 Peubah eksogen yang dimasukkan dalam
hingga tahun 1987. persamaan
dapat
menjelaskan
75
persen
variasi
dari
produksi karet perkebunan rakyat, dan sebesar 92 persen variasi dari produksi karet perkebunan besar. menginformasikan bahwa
Studi ini
elastisitas penawaran perkebunan
rakyat adalah 0.172 dan elastisitas penawaran perkebunan besar adalah 0.063. Jussof (1977) menganalisis permintaan dan penawaran industri karet alam dunia dengan menggunakan metoda Two Stage Least-Square (2-SLS) dengan data deret waktu dari tahun 1950 hingga tahun 1974.
Penulis berhipotesa bahwa
persamaan penawaran karet alam dari negara produsen karet alam adalah fungsi dari harga karet alam, peubah trend, dan produksi beda kala. persamaan tehnologi,
penawaran seperti
Dimasukkannya peubah trend dalam
adalah
untuk
perbaikan
menangkap
bidang
kemaj uan
agronomi
dan
penggunaan klon-klon baru yang mempunyai produksi yang tinggi
.
Chan
(1962)
menganalisis
penawaran
karet
alam
Malaysia khusus untuk perkebunan besar dengan menggunakan model
regresi
linier
sederhana.
Dalam
studi
ini
dihipotesakan bahwa produksi karet alam perkebunan besar adalah fungsi dari harga karet saat ini, dan harga karet be&
kala.
Data yang dipergunakan merupakan data deret
waktu dari tahun 1948 hingga tahun 1959. ini menunjukkan
bahwa
produksi
Hasil penelitian
karet perkebunan besar
dipengaruhi secara positif oleh harga RSS 1. Sakarindr
(1979)
&lam
Muslim
(1990) menetapkan
fungsi produksi untuk negara penghasil karet utama seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia adalah sama. berhipotesa
bahwa
produksi
karet
Sakarindr
alam negara produsen
utama karet slam adalah fungsi dari harga beras &lam negeri, dan harga minyak sawit beda kala untuk Malaysia. Pendugaan model dilakukan dengan metoda two stage least-
square (2-SLS) untuk data dari tahun 1955 hingga tahun 1972. Hendratno karet
alam
(1989), memf ormulasikan model
Indonesia
dengan
menggunakan
panawaran
model
auto-
regresif, dengan hipotesa bahwa jumlah penawaran/produksi karet negara tertentu adalah fungsi dari harga karet alam di pasar domestik, peubah trend, dan jumlah penawaran/ produksi beda kala.
Ketiga peubah eksogen yang dimasukkan
dalam persamaan dapat menjelaskan 74 persen dari variasi
produksi nyata
karet
pada
alam di pasar
taraf
kepercayaan
domastik clan berpengaruh 10 persen.
Selanjutnya
Hendratno menformulasikan penawaran karet alam Malaysia
dan penawaran karet slam Tbailand sebagai fungsi dari harga karet alam di pasar domestik, produksi karet alam beda kala dari masing-masing negara, &sn peubah trend. Suleiman (1986) menduga penawaran produsen karet alam Malaysia dengan model struktur fenologi atau model proses produksi
yang
merupakan
juga
model
regresi
linier
Penawaran karet alam produsen diperoleh dengan
berganda.
perhitungan bertahap, melalui pendugaan peubah yang mempengaruhi
respon
areal.
Jumlah
penawaran
merupakan
perkalian antara luas areal produktif dengan produktivitas.
Data yang dipergunakan adalah data deret waktu dari
tahun 1950 hingga tahun 1980. Grilli, parsial
et.al
regresi
(1979) menggunakan model
linier
berganda
dalam
persamaan
menformulasikan
penawaran karet alam negara-negara produsen.
Dalam studi
ini dihipotesakan bahwa jumlah penawaran karet alam yang ditawarkan merupakan fungsi dari jumlah alam be&
penawaran karet
kala, harga karet alam jenis RSS 1 pa&
FOB, dan peubah trend.
tingkat
Data yang dianalisis adalah data
deret waktu sejak tahun 1955 hingga tahun 1975, dan pendugaan parameter menggunakan metoda OLS.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penawaran ekspor karet alam beda kala,
harga karet alam jenis RSS 1 tingkat FOB, dan peubah trend berpengaruh positif terhadap jumlah penawaran ekspor karet alam.
Muslim (1990) menghipotesakan bahwa penawaran ekspor karet alam Indonesia a&lah
fungsi dari harga karet alam
di pasar dunia, produksi karet alam Indonesia, dan nilai tukar
efektif.
Dengan menggunakan model
di
persen dari variasi ekspor karet alam &pat
atas,
89
dijelaskan
oleh peubah eksogennya. Selanjutnya, karet
alam
ini
mengemukakan
bahwa
ekspor
adalah
dipengaruhi
nilai
tukar.
studi
Malaysia
Sedangkan ekspor karet alam Thailand, selain dipengaruhi tingkat harga karet alam di pasar dunia juga dipengaruhi nilai tukar dan peubah trend. Dengan menggunakan persamaan double logaritma, studi Saleh (1991) memberikan informasi bahwa untuk pangsa pasar ekspor karet
alam jenis spesifikasi teknis
(TSR) yang
paling berpengaruh adalah ratio harga TSR dengan karet konvensional
di
pasar
London,
perkembangan
tehnologi
barang jadi dari karet, pangsa ekspor karet alam jenis TSR beda kala, dan peubah trend. kan
Selanjutnya Saleh mengemuka-
bahwa peubah yang berpengaruh terhadap pangsa ekspor
karet alam jenis TSR Thailand maupun TSR Malaysia adalah
ratio harga TSR dengan harga konvensional di pasar London, ratio harga TSR dengan harga karet konvensional di pasar Kuala Ltmpur, dan peubah trend. Teken
(1971) menghipotesakan bahwa penawaran ekspor
karet alam Indonesia adalah merupakan fungsi dari harga karet di pasar dunia, produksi karet alam Indonesia, nilai tukar, dan peubah trend. alam
negara-negara
Sedangkan penawaran ekspor karet
lain
dihipotesakan
sebagai
dari harga di pasar dunia dan peubah trend.
fungsi
Sedangkan
Sakarindr berhipotesa bahwa ekspor karet alam dari negara produsen adalah merupakan fungsi dari harga karet alam di pasar dunia, harga karet alam di pasar domestik masingmasing
produsen,
dan
perubahan
masing-masing negara produsen. adalah
intportir
terbesar
akan
stok
karet
alam
dari
Karena Anrerika Serikat karet
alam,
studi
ini
menggunakan harga karet alam di pasar New York sebagai harga karet alam dunia. Susilobroto (1984) menduga volume ekspor karet alam Indonesia
dengan
berganda.
Studi ini menyajikan hubungan antara volume
ekspor karet
alam
menggunakan
model
regresi
Indonesia dengan peubah
linier
tidak bebas
harga karet alam beda kala, harga karet sintetis, tingkat inf lasi dunia, pertumbuhan GNP negara maju, volume ekspor karet
alam
Malaysia
dan Thailand, konsumsi
karet
alam
dunia, pajak ekspor karet, produksi karet alam Indonesia,
nilai
dan
tukar,
peubah
boneka
perekonomian untuk mengataai resesi.
beruga
kebijakan
Data yang dianalisis
adalah data triwulan dari tahun 1970 hingga tahun 1982, dan pendugaannya menggunakan metoda OLS. Syaraf (1985) menduga ekspor karet slam jenis TSR ke Amerika
Serikat dan Singapura dengan menggunakan model
regresi
linier berganda.
Ekspor karet alam
Indonesia
jenis TSR ke Amerika Serikat maupun ke Singapura diduga dipengaruhi harga karet alam TSR SIR 20 be&
kala, tingkat
bunga uang dalam negeri, harga karet sintetis di pasar internasional, produksi bahan olah karet rakyat (Bokar), dan nilai tukar.
Data yang digunakan adalah data deret
waktu dari tahun 1970 hingga tahun 1982, dan pendugaan dilakukan
dengan metoda
OLS.
Hasil
dugaan parameter
menunjukkan bahwa jumlah produksi bahan olah karet rakyat, harga karet alam SIR 20 beda kala, harga karet sintetis, dan nilai tukar berpengaruh positif. bunga
berpengaruh
Indonesia
ke
positif
Singapura,
terhadap tetapi
Sedangkan tingkat ekspor
karet
berpengaruh
alam
negatif
terhadap ekspor ke Amerika Serikat. Anwar (1987), dalam menformulasikan ekspor karet alam Indonesia menggunakan model regresi linier berganda, dan pendugaan parameter dilakukan dengan metoda OLS.
Studi
ini menduga bahwa terdapat hubungan antara peubah volume ekspor karet alam Indonesia dengan total produksi karet
alam Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap US $,
pajak
ekspor, harga karet alam jenis RSS 1, harga karet sintetis SBR,
total
ekspor
karet
alam
clan
Malaysia
Thailand,
produksi ban di Amerika Serikat, inflasi negara OECD, dan peubah kebijakan bunga uang.
Data yang dianalisis adalah
data deret waktu triwulan mulai dari tahun 1970 hingga Penelitian ini menyimpulkan bahwa produksi
tahun 1982. sangat
nyata
mempengaruhi
jumlah
ekspor
karet
alam
Indonesia. Nancy double
(1988), dengan model regresi linier berganda
logaritma
menformulasikan
ekspor
karet
alam
Indonesia sebagai fungsi dari nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, harga riel karet alam tingkat FOB Jakarta,
tingkat
inflasi di negara OECD, pajak
dan
pemerintah
dalam
devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Data
karet
alam,
peubah
kebijakan
ekspor
yang dianalisis adalah data deret waktu triwulan mulai dari tahun 1970 hingga tahun 1986, dan parameter diduga dengan menggunakan metoda OLS.
3.3 Harga Kamt Alam In-
dan Duuia
Muslim (1990), menghipotesakan bahwa harga karet alam Indonesia adalah merupakan fungsi dari harga karet alam di pasar dunia, penawaran ekspor karet alam Indonesia, harga karet
sintetis
di
pasar
dunia,
dan
peubah
trend.
Selanjutnya Muslim menghipotesakan bahwa harga karet alam di gasar dunia adalah fungsi dari ekspor karet alam dunia, harga karet aintetis di pasar dunia, ratio stok karet alam dunia dongan konsumsi karet slam dunfa, peubah dunmy mulai diperkenalkannya ban radial, clan peubah waktu.
Pendugaan'
parameter dengan metoda two stage least-square (2-SLS),
dan data yang dianalisis adalah data deret waktu mulai dari tahun 1966 hingga tahun 1987. Untuk persamaan harga karet alam Indonesia, model ini &pat
menjelaskan 72 persen dari variasi harga karet alam
domestik.
Sedangkan untuk persamaan harga karet alam
dunia, peubah eksogen yang ada didalam model hanya &pat menjelaskan 55 persen dari variasi harga karet alam di pasar dunia.
Dari tinjauan pustaka mengenai berbagai hasil penelitian k d i t a s karet yang dapat dihimpun terdapat berbagai pendapat
tentang peubah-peubah yang
diduga bezpengaruh
terhadap persamaan produksi, persamaan penawaran ekspor dan persamaan harga karet alam.
Selain terdapat perbedaan
dalam model yang digunakan, juga terdapat perbedaan peubah yang dimasukkan dalam setiap persamaan, perbedaan dalam metoda
pendugaan
parameter yang digunakan, dan perbedaan
data
deret
perbedaan antara lainnya
waktu yang tersebut,
penelitian
dianalisis.
terdapat yang
Dengan perbedaan-
perbedsan
aatu
dengan
haail
analisis
penelitian
yang
.
Beberapa keaimpulan yang &pat
tinjauan
ditarik dari
pustaka yang dikemukakan di atas adalah: 1.
Model yang digunakan untuk menfonnulasikan penawaran
total
dan
sebagian menggunakan
penawaran model
ekspor
persamaan
dan
parsial
alam
karet
sebagian
menggunakan model persamuan simultan. 2.
Sebagian besar
studi yang dikemukakan di atas &lam
analisis persamuan ekspor karet yang
alam
sebagai
total
dan penawaran
tidak membedakan jenis mutu karet
sebenarnya.
dianggap 3.
penawaran
Karet satu
slam
&lam
jenis mutu
komoditas.
Sebagian penelitian yang dikemukakan di kan
analisis
dasarkan
produksi
karet
jenis pengusahaannya,
perkebunan besar &n
analisis
slam
ataa melakuIndonesia ber-
yaitu
perkebunan rakyat,
atas
dasar
dan sebagian
lagi menganalisisnya secara agregat tanpa membedakan jenis pengusahaannya
4.
Dari
studi
atas belum a&
.
karet slam Indonesia yang dikemukakan di analisis penawaran/produksi karet alam
Indonesia yang berdasarkan wilayah produksi. analisis
produksi
atau
penawaran
karet
Dalam alam
Indonesia,
semua
melakukannya 5.
yang
menduga
dengan persaaman
besar studi langsung
dikemukakan
di atas
secara agregat.
Produksi adalah merupakan produktif
-
studi
pmrkalian
tingkat produksi
antara
produktivitas.
.
Dalam
karet alam, sebagian
yang telah dikemukakan melakukan secara
melalui pendugaan tidak bertahap.
atudi ini pendugaan produkai dilakukan secara tahap
areal
Dalam ber-