PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN PADA SUB SEKTOR PERKEBUNAN
SUBDIT SARANA PRODUKSI DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Pembangunan Perkebunan memiliki ciri–ciri sbb: Jenis komoditasnya: 128 jenis tanaman Hasil produksinya : bahan baku industri atau ekspor Pengusahaannya, sekitar 85% merupakan usaha perkebunan rakyat
TUGAS DAN FUNGSI DIRAT PERBENIHAN & SARANA PRODUKSI Peraturan Menteri Pertanian No. 299/ Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departe men Pertanian pada Direktorat Jenderal Perkebunan telah dibentuk Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi
TUGAS POKOK : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Perbenihan dan sarana Produksi
Tugas dan fungsi Subdirektorat Sarana Produksi antara lain: - Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang kebutuhan dan penera pan/penggunaan pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin perkebunan - Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kebutuhan dan penerapan/peng gunaan pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin perkebunan - Penyiapan penyusunan standar, norma, pedo man, kriteria dan prosedur di bidang kebutuhan dan penerapan/peng gunaan pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin perkebunan. - Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kebutuhan dan penerapan/penggunaan pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin perkebunan
KEBIJAKAN DAN PROGRAM SARANA PRODUKSI PERKEBUNAN ___________________________ Kebijakan : “Mendorong penyediaan dan penerapan sarana produksi dalam upaya mewujudkan agribisnis perkebunan yang efisien, berdaya saing, berkelanjutan dan kesejahteraan petani”
TUJUAN & SASARAN: Tujuan: a.Menyediakan alat dan atau mesin sesuai dengan azas 6 tepat b.Menyediakan teknologi sarana produksi yang tepat guna dan lokasi berkembangnya pemanfaatan alsinbun c. Meningkatkan kemampuan kelembagaan pelayanan/UPJA dalam pengelolaan sarana produksi yang mandiri dan berkelanjutan d. Mengefektifkan pengawasan peredaran/pendistribusian alat dan atau mesin
Sasaran a.Tersedianya alat dan atau mesin sesuai dengan azas 6 tepat b.Tersedianya teknologi sarana produksi yang tepat guna dan lokasi c.Berkembangnya pemanfaatan alsinbun d.Meningkatkan kemampuan kelembagaan pelayanan/UPJA dalam pengelolaan sarana produksi yang mandiri dan berkelanjutan e.Efektifnya pengawasan peredaran/ pendistribusian alat dan atau mesin
Program • Menfasilitasi
penyediaan alat dan atau mesin sesuai azas 6 tepat • Mendukung fasilitasi pengembangan dan penerapan teknologi sarana produksi • Memfasilitasi penyediaan, pendistribusian dan pemanfaatan alsinbun • Mengembangkan kelembagaan pelayanan sarana yang mandiri dan berkelanjutan • Meningkatkan pengawasan peredaran/ pendistribusian dan standarisasi alat dan atau mesin
LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN ALAT DAN ATAU MESIN PRODUKSI PERKEBUNAN 1. UU NO.12 TAHUN 1992 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN 2. UU NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 3. PP NO. 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARISASI NASIONAL 4. PP NO. 81 TAHUN 2001 TENTANG ALSINTAN BUDIDAYA TANAMAN 5. KEPMENTAN NO. 182 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN POKJA ALSINTAN DAN KEPMENTAN NO. 254 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN DIKTUM KEPMENTAN NO. 182
6. KEPMENTAN NO. 205 TAHUN 2003 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGUJIAN DAN PEMBERIAN SERTIFIKASI ALSIN BUDIDAYA TANAMAN 7. KEPMENTAN NO. 400 TAHUN 2003 TENTANG TIM TEKNIS SERTIFIKASI ALSINTAN 8. KEPUTUSAN MENTAN NO. 253 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN, PENGADAAN, PEREDARAN DAN PENGGUNAAN ALSINTAN 9. UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG OTONOMI DAERAH 10. UU NO. 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 11. UU NO. 18 TAHUN 2004 TENTANG PERKEBUNAN
KONDISI SAAT INI BENGKEL ALSINBUN Meliputi : 1. 3 pengelola alsinbun, 9 unit bengkel Puslit/ Balitbun, 1 bengkel Disbun dan 13 bengkel swasta. 2. Pengelola bengkel alsin perkebunan yang telah disusun tahun 2002 3. Telah dilakukan identifikasi kelembagaan usaha perkebunan pada kelompok tani dan asosiasi petani yang memanfaatkan alat mesin/UPJA perkebunan 4. Telah dilaksanakan peningkatan ketrampilan pengelola/bengkel alsinbun melalui pelatihan bagi petugas bengkel Dinas Propinsi/Kabupaten dan pengelola bengkel alsin.
PERALATAN LABORATORIUM : BP2MB : 2 Unit (Surabaya & Medan) IP2MB : 10 Propinsi UPTD : 14 Propinsi LABORATORIUM LAPANGAN PERLINDUNGAN : 30 PROPINSI
KONDISI UPJA PERKEBUNAN Sampai akhir tahun 2005, penumbuhan kelembagaan alat dan atau mesin/unit pelayanan jasa alsin pada sub sektor perkebunan telah tumbuh antara lain di: Jawa Timur tumbuh 3 UPJA yaitu : 2 UPJA tebu meliputi penyediaan (traktor R -4-80 HP dan 120 HP) di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang, serta 1 UPJA Alsin Kopi terpadu di Kabupaten Malang. Jawa Tengah tumbuh 3 UPJA yaitu : 1 UPJA tebu (traktor R-4-80 HP di Kabupaten Batang dan 2 UPJA minyak wijen terpadu di Kabupaten Sukoharjo.
Bali tumbuh 2 UPJA yaitu : UPJA kopi di Kabupaten Kintamani. Sultra tumbuh 1 UPJA kakao di Kabupaten Kolaka. Kalsel tumbuh 1 UPJA karet di Kabupaten Banjar. Fasilitasi percontohan kelembagaan/UPJA perkebunan pada UPJA Wijen Sami Makmur dan UPJA Putri Mandiri di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang mengelola alsin pengolahan wijen.
PERMASALAHAN 1. Data Base ketersedian, kebutuhan & penggunaan alsin belum tertata secara baik 2. Kondisi peralatan dan atau mesin untuk produksi : 3. Pengalokasian/pendistribusian alsin kurang sesuai dengan kebutuhan. - Kurang terpelihara - Sudah tua - Rusak 4. Pengguna alsin belum terlatih dengan trampil sehingga banyak alsin yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimal 5. Petani/pelaku usaha belum menyadari bahwa alsin merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam meningkatkan produktivitas.
PP No. 81 tahun 2001 pada Bab II, Pasal 3 ayat 3 sesuai tugas dan fungsi alsin perkebunan, maka yang menjadi fokus perhatian adalah : - Alat dan atau mesin yang dimanfaatkan untuk proses produksi meliputi alat dan atau mesin untuk, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan peralatan perbenihan/laboratorium - Penyiapan dan pengolahan lahan - Pompa air - Polybag - Pembenihan/pembibitan - Penanaman
-
Pemupukan, Pemeliharaan Perlindungan Pemanenan dan alat angkut serta Pengawasan, penyaluran, peredaran dan pendayagunaan alsin produksi perkebunan
Selain yang diatur diatas pada pasal 3 ayat 5 tentang jenis dan standar ditetapkan oleh Menteri
Kondisi fasilitas masing-masing institusi seperti BP2MB, IP2MB, dan UPTD pada umumnya masih sangat kurang, baik organisasi, SDM, ruang kerja dan laboratorium, sarana kerja, sarana transportasi dan biaya operasional
KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN PADA SUBSEKTOR PERKEBUNAN Tebu, alat pengolahan lahan dan pompa air (sumur dalam dan sumur dangkal) sprinkle, dan pembangunan jaringan irigasi serta alat angkut yang menguntungkan Karet, peralatan panen Kelapa Sawit, pengolahan lahan, pengecambah benih,pmeliharaan, panen Kapas, penyediaan alat pengolahan benih sistem kering, pompa air, alat pemeliharaan
a. SIM
UPAYA PENANGANAN
- Penyusunan data base ketersedian, kebutuhan dan penerapan Alsin (perencanaan dan analisa kebutuhan) - Penyusunan peta pendistribusian dan pemanfaatan Alsin - Mendukung fasilitasi pengelolahan operasional Alsinbun
b. TEKNOLOGI - Sosialisasi pengembangan dan pemanfaatan Alsinbun - Memfasilitasi dan mendorong peran masyarakat dan swasta dalam pengembangan alsin dan inovasi teknologi baru
c. SDM - Memfasilitasi pelatihan tentang perawatan dan pengoperasionalan Alsinbun
d. KELEMBAGAAN - Meningkatkan kemitraan dengan Puslit/Balit/Balai Besar, Unit Pelayanan Saprodi (UPS) ; dan pihak-pihak terkait - Meningkatkan peran UPS, bengkel Alsinbun, Asosiasi petani dan Kelompok Tani
PENUTUP Alat dan atau Mesin merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia untuk dapat mengerjakan sesuatu yang dituju, tanpa ada alat bantu tidak mungkin manusia untuk mampu mengerjakan pekerjaannya. Untuk itu perlu adanya teknologi rekayasa alsin yang diciptakan oleh Balai Penelitian untuk dapat diadopsi bagi pengguna terutama petani pekebun agar mereka dapat berdaya untuk meningkatkan produktifitas kerjanya.