1
PERMAINAN PORKAS SEPAK BOLA DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA 1985 – 1987 Fize Firmansyah Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
E-mail:
[email protected] Abstrak Kemunculan permainan Porkas Sepak Bola berawal pada tahun 1974 ketika izin penyelenggaraan Toto KONI yang digunakan sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan pembinaan olahraga nasional dicabut karena telah menimbulkan ekses-ekses judi. Akibatnya, dana untuk kegiatan pembinaan olahraga nasional menjadi berkurang dan pemerintah harus memberikan subsidi kepada KONI yang jumlahnya naik setiap tahun. Pada tahun 1985, dikeluarkan ijin untuk menyelenggarakan permainan Porkas Sepak Bola dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : BSS-10-12/85. Permainan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk menggantikan Toto KONI sebagai sumber dana dan diharapkan tidak menimbulkan ekses-ekses judi. Munculnya permainan Porkas Sepak Bola telah menimbulkan berbagai macam tanggapan yang bersifat pro dan kontra dari berbagai macam pihak. Selain itu, juga menimbulkan dampak yang bersifat negatif dan positif bagi masyarakat Indonesia dan bagi dunia sepak bola Indonesia. Kemudian pada tahun 1987, setelah melalui berbagai pertimbangan, Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola diganti namanya menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah. Melalui metode sejarah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai permainan Porkas Sepakbola dari awal mula kemunculannya hingga berubah namanya menjadi Sumbangan Olahraga Berhadiah.
Football Forecasting and Its Impact on Society of Indonesia 1985 – 1987 Abstract The appearance of the game Football Forecasting began in 1974 when the operating license Toto KONI used as a source of funds to finance national sports coaching revoked because it’s caused the excesses of gambling. Because of Toto KONI’S been prohibited, funding for national sports coaching activities to be reduced and the government would have to subsidize the amount KONI ride every year. In 1985, released license of Football Forecasting with the Decree of the Minister of Social Affairs number : BSS-10-12/85. The game was organized by the government to replace Toto KONI as a source of funds and hoped not raised any excesses of gambling. The appearance of Football Forecasting has led to a variety of responses which are the pros and cons from many side. Beside, the game also creates a negative impact and positive for the people of Indonesia and also the Indonesian football world, especially for the Indonesian teams. Then in 1987, after through several consideration, Football Forecasting Lottery renamed into Coupon of Sports Prize Donations. Through the history metode, this observation’s goal is to know deeply about Football Forecasting from the beginning until changed its name to Coupon of Sports Prize Donations. Keywords : Football, Game, Lottery
Pendahuluan Pada awal tahun 1960-an, di Indonesia telah terjadi Revolusi Olahraga yang pada awalnya direncanakan oleh Presiden Soekarno. Revolusi Olahraga tersebut dimulai pada tanggal 9 April 1961 ketika Presiden
Soekarno mencetuskan sebuah komando dalam bidang olahraga yang dikenal dengan nama Doktrin Olahraga Soekarno. Doktrin tersebut pun dijadikan sebagai pedoman oleh para atlet dan para pemimpin olahraga di Indonesia dalam melakukan kegiatan olahraga dan Revolusi Olahraga di Indonesia. Doktrin tersebut menjelaskan bahwa olahraga bukan hanya sekedar untuk menjadikan badan sehat dan untuk mencapai prestasi yang tinggi, melainkan juga sebagai alat revolusi dalam membangun bangsa dan karakternya Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
2
(nation and character building) untuk membangkitkan bangsa Indonesia dari penderitaan yang dilakukan oleh kolonialisme dan imperialisme dan untuk membentuk Manusia Indonesia Baru yang kuat jasmani dah rohaninya, serta berjiwa Pancasila. Seluruh masyarakat Indonesia harus ikut mendukung Revolusi Olahraga tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 7 Maret 1962, Presiden Soekarno membentuk Depora (Departemen Olahraga) dan mengangkat Maladi menjadi Menteri Olahraga dengan mengeluarkan Keputusan Presiden No. 94 Tahun 1962. Revolusi Olahraga di Indonesia berlanjut dengan terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV yang diadakan pada tanggal 24 Agustus – 4 September 1962 di Jakarta. Berbagai persiapan dilakukan oleh Presiden Soekarno seperti membangun Kompleks Olahraga Senayan, Hotel Indonesia, serta membangun dan merenovasi jalanjalan raya yang menghubungkan ke Kompleks Olahraga Senayan. Selain itu juga dengan menjadi tuan rumah Ganefo pada tanggal 10 – 12 November 1963 yang dilaksanakan di Jakarta. Kemudian dalam rangka melanjutkan Revolusi Olahraga, Presiden Soekarno memberikan perintah baru kepada Menteri Olahraga Maladi untuk menyusun suatu konsep yang dapat meningkatkan prestasi olahraga dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari the big ten in the world dalam olahraga internasional. Perintah tersebut dikeluarkan oleh Presiden Soekarno melalui Keppres No. 263 Tahun 1963 pada tanggal 18 Desember 1963. Akhirnya Departemen Olahraga menyusun sebuah rencana yang disebut Rencana 10 Tahun Olahraga. Selanjutnya pada tanggal 20 Juli 1964, Presiden Soekarno membentuk sebuah badan olahraga yang dinamakan DORI (Dewan Olahraga Republik Indonesia) dengan mengeluarkan Keppres No. 176 Tahun 1964 yang bertujuan untuk melengkapi Depora dalam merealisasikan pelaksanaan Rencana 10 Tahun Olahraga dan menyempurnakan pelaksanaan Revolusi Olahraga di Indonesia. Selain DORI, dibentuk juga Komite Nasional yang bertujuan untuk melengkapi tugas-tugas DORI dan untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat eksekutif. Badan olahraga nasional sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1938. Sejak saat itu sampai terbentuknya DORI, badan olahraga nasional Indonesia mengalami perubahan nama. Badan olahraga nasional pertama di Indonesia bernama ISI (Ikatan Sport Indonesia) yang dibentuk pada tahun 1938 dengan tujuan untuk menghimpun, mengkoordinir, dan membina semua cabang olahraga nasional yang sudah ada pada masa itu, yaitu PSSI (Perserikatan Sepak Raga Seluruh Indonesia), PELTI (Perserikatan Lawn Tenis Indonesia), dan PBKSI (Perserikatan Bola Keranjang Seluruh Indonesia). Kemudian pada masa pendudukan Jepang, peran dari ISI digantikan oleh Gelora (Gerakan Latihan Olahraga)
sejak tahun 1942 sampai dengan bulan Agustus 1945. Pada tahun 1946 diadakan Kongres Olahraga I di Surakarta yang menghasilkan keputusan untuk membentuk sebuah badan olahraga nasional yang akan menggantikan ISI dan diberi nama PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) dengan ketuanya Widodo Sastrodiningrat. Kongres tersebut juga membentuk KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia) yang merupakan badan perwakilan kontingen Indonesia di dalam IOC (International Olimpic Comittee) dengan ketuanya Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada tahun 1950, nama PORI yang semula adalah Persatuan Olahraga Republik Indonesia menjadi Persatuan Olahraga Indonesia dan KORI menjadi KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Kemudian, pada tahun 1951, demi efisiensi fungsi badan olahraga nasional, akhirnya PORI melebur ke KOI dengan diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada tahun 1959, pemerintah membentuk DAGI (Dewan Asian Games Indonesia) yang tujuannya untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV. Selanjutnya pada tahun 1961, pemerintah membentuk sebuah badan yang bernama KOGOR (Komando Gerak Olahraga) dengan tujuan untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia. Pada tanggal 20 Juli 1964 akhirnya pemerintah membentuk DORI (Dewan Olahraga Republik Indonesia). KOGOR, KOI, dan induk-induk organisasi cabang olahraga yang ada di Indonesia pada masa itu pun dimasukkan ke dalam DORI. Setelah itu, nama DORI juga mengalami perubahan sampai akhirnya menjadi KONI yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 1966 oleh induk-induk organisasi cabang olahraga nasional dengan ketuanya yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sementara itu, KOI yang sudah dipisahkan dari KONI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII. Pada tahun 1978, KONI dan KOI digabungkan menjadi satu dan menjadi KONI dengan alasan efisiensi dan diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan olahraga nasional di Indonesia, KONI memanfaatkan dana yang berasal dari sebuah undian berhadiah yang disebut Totalisator KONI Jaya atau biasa disebut Toto KONI. Undian berhadiah ini sudah ada sejak tahun 1960-an dengan nama Totalisator Nasional atau lebih dikenal dengan nama Toto Nasional. Cara memainkan undian berhadiah ini adalah dengan menebak skor babak pertama dan skor babak kedua dari hasil pertandingan sepak bola yang sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara. Hasil jawaban dari para penebak dituliskan di lembaran Toto Nasional yang dijual dalam bentuk buku. Setiap bukunya berisi 50 lembar dan setiap lembarnya berharga Rp 5,-. Uang yang dihasilkan dari penyelenggaraan Toto Nasional dibagikan ke beberapa pihak dengan perbandingan Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
3
50:10:10:10:20. Pembagiannya adalah 50% untuk hadiah para pemenang, 10% untuk Departemen Sosial, 10% untuk PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), 10% diberikan sebagai komisi kepada para agen penjual yang menjual dan menyebarkan lembaran Toto Nasional, dan 20% diberikan kepada KOI (Komite Olahraga Indonesia). Pada tahun 1974, izin dari Toto KONI dicabut dan undian berhadiah tersebut resmi dilarang penjualan dan peredarannya. Pelarangan tersebut disebabkan karena Toto KONI telah banyak menimbulkan ekeses-ekses judi dan paling banyak menimpa masyarakat dari lapis sosial bawah. Akibat dari pelarangan tersebut pemerintah kehilangan dana yang biasanya dihasilkan Toto Koni untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan olahraga di Indonesia. Setelah Toto KONI dilarang, Departemen Sosial mulai mencari suatu bentuk undian sebagai sumber dana pembinaan olahraga yang tidak menimbulkan eksesekses judi. Kemudian, dibentuk sebuah Tim Gabungan yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur Departemen Sosial dan unsur Kopkamtib (Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban). Tim ini akan dikirim ke negara-negara di benua Eropa, yaitu Inggris, Swiss, Jerman Barat, dan Belanda dengan tujuan untuk melakukan penelitian dan pengamatan ke negaranegara tersebut untuk mengetahui bagaimana cara-cara yang dilakukan dalam memperoleh dana untuk pembinaan olahraga nasional. Setelah melakukan studi banding selama dua tahun, yaitu dari tahun 1974 – 1976, akhirnya Tim Gabungan menemukan dan tertarik dengan sebuah permainan yang dikenal dengan nama forecast dan digunakan untuk mengumpulkan dana pembinaan olahraga di negara Inggris. Forecast merupakan sebuah permainan yang dilakukan dengan cara menebak skor atau hasil akhir pertandingan sepak bola dan menebak klub mana yang akan memenangkan pertandingan tersebut. Setelah itu, pemerintah membentuk sebuah Tim Penilai yang terdiri dari Kejaksaan Agung, Departemen Dalam Negeri, dan Bakin (Badan Koordinasi Intelejen Negara) untuk menilai dan memberikan saran atau masukan dalam rangka penyelenggaraan permainan sejenis forecast di Indonesia. Setelah mendapatkan persetujuan dari Tim Penilai, rencana tersebut diajukan kepada Presiden Soeharto. Dalam menanggapi rencana tersebut, Presiden Soeharto bersikap hati-hati dan memberikan petunjuk kepada Departemen Sosial untuk dipelajari lebih lanjut. Selanjutnya, pada tahun 1980 dibentuk lagi sebuah tim yang ditugaskan untuk melakukan kunjungan ke beberapa negara lain yang memiliki permainan sejenis forecast seperti, Swedia, Inggris, Brasil, dan Italia untuk meneliti dan mengamati lebih lanjut pelaksanaan dari permainan sejenis forecast di negara-negara tersebut. Ternyata di negara-negara tersebut, permainan sejenis forecast dapat berjalan lancar dan berbeda dengan judi.
Kunjungan itu pun menghasilkan kesimpulan bahwa permainan sejenis forecast dapat diselenggarakan di Indonesia. Selain itu, permainan forecast juga dapat mengikutsertakan peran masyarakat di dalam bidang olahraga. Sesuai dengan semboyan yang diberlakukan pada masa itu, yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Akhirnya, pada tanggal 10 Desember 1985, Menteri Sosial Nani Soedarsono mengijinkan untuk diselenggarakannya permainan sejenis forecast di Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: BSS-10-12/85 yang mulai berlaku pada tanggal 10 Desember 1985 sampai dengan 10 November 1986. Permainan ini disebut dengan nama Porkas Sepak Bola (Football Forecasting). Tanggal 28 Desember 1985, KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) atau biasa disebut kupon Porkas resmi untuk diedarkan dan dijual kepada masyarakat. Fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana perkembangan dari awal munculnya permainan Porkas Sepak Bola pada akhir tahun 1985 hingga berganti nama pada akhir tahun 1987 dan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia pada tahun 1985 – 1987. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka diajukan beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimana cara memainkan dan memenangkan hadiah permainan Porkas Sepak Bola serta penjualan KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) ? 2. Bagaimana pengaruh munculnya permainan Porkas Sepak Bola terhadap masyarakat Indonesia dan dunia sepak bola Indonesia ? 3. Bagaimana hadirnya KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) berubah menjadi KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah) ?
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahapan yang pertama adalah Heuristik. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan sumbersumber yang mendukung penelitian ini, terutama berupa sumber primer sebagai sumber yang otentik. Sumber primer dapat diperoleh dari buku, artikel, surat kabar, film dokumenter, dan majalah sezaman. Sumber-sumber primer yang didapatkan penulis diantaranya adalah artikel-artikel dari surat kabar dan majalah sezaman yang memuat data dan informasi yang diperlukan penulis untuk melakukan penelitian terhadap permainan Porkas Sepak Bola. Surat kabar yang dijadikan sumber primer oleh penulis adalah surat kabar Kompas dan Pos Kota. Sedangkan majalah yang dijadikan sumber primer oleh penulis antara lain majalah Tempo, Ekspres, Aneka, dan Variasari. Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
4
Tahapan yang kedua adalah kritik. Kritik merupakan tahapan yang penting untuk menyaring sumber-sumber yang telah diperoleh agar nilai otentisitas dan nilai akademis menjadi relevan dengan penelitian, sehingga menghasilkan karya tulis yang baik dan bersifat ilmiah. Pada tahap ini, penulis juga melakukan pengujian terhadap data yang ditemukan, baik berupa sumber primer maupun berupa sumber sekunder dengan cara membandingkan data yang terdapat pada kedua sumber tersebut sehingga diharapkan dapat memperoleh faktafakta yang akurat. Contohnya adalah membandingkan sumber dari surat kabar Kompas dengan surat kabar Pos Kota yang sama-sama membahas mengenai permainan Porkas Sepak Bola. Tahapan yang ketiga adalah Interpretasi terhadap fakta sejarah. Pada tahapan ini dilakukan pemaknaan pada setiap fakta yang ditemukan, sehingga memudahkan penulis untuk menuangkannya kembali dalam bentuk tulisan. Tahapan yang terakhir adalah Historiografi. Pada tahapan ini penulis mulai menuliskan kisah sejarah berdasarkan sumber yang telah didapat dan diuji kebenarannya berdasarkan kaidah-kaidah akademik.
Cara Bermain dan Memenangkan Hadiah Permainan Porkas Sepak Bola Permainan Porkas Sepak Bola merupakan permainan menebak hasil pertandingan sepak bola. Walaupun terinspirasi dari permainan forecast di Inggris, permainan Porkas Sepak Bola yang diselenggarakan di Indonesia agak sedikit berbeda. Dalam permainan forecast di Inggris para penebak diberikan kesempatan untuk menebak skor akhir pertandingan dan juga tim yang akan memenangkan pertandingan. Akan tetapi dalam permainan Porkas Sepak Bola di Indonesia, para penebak hanya diberikan kesempatan untuk menebak apakah pertandingan akan berakhir dengan kemenangan salah satu tim atau berakhir dengan seri tanpa harus menebak skor akhir pertandingannya. Selain itu, para penebak juga harus menebak urutan huruf yang urutannya akan ditentukan dengan diundi. Jadi, dalam permainan forecast terdapat dua kolom yang disediakan untuk para penebak menuliskan skor dan nama klub yang memenangkan pertandingan, sedangkan dalam permainan Porkas Sepak Bola terdapat 4 kolom, yaitu 2 kolom Menang (M) dan 1 kolom Seri (S) yang berurutan menjadi kolom M, S, M serta 1 kolom untuk menebak urutan huruf. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Pertd.
Tim
A
Tiga Berlian
B
Persija Selatan
M S
M
Tim Liga Selection Persija Utara
Urut .
C D
Persiba Birmingham
E
Conventry
F
Man. City
G H
K L
Tottenham Chelsea Leicester City Oxford United Warna Agung Arseto
M N
Perkesa '78 Persema
I J
PSIM Ipswich Aston Villa Southam pton Nottingh am Lutown West Ham Man. United Tunas Inti PPS Niac Mitra Persiba
Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola atau biasa disebut kupon Porkas terdiri dari dua jenis warna yaitu, kupon berwarna putih dan hijau dengan cara bermain yang berbeda-beda. Kupon yang berwarna putih dimainkan dengan cara menebak hasil akhir 14 pertandingan sepak bola yang diporkaskan sesuai jadwal mingguan pertandingan yang terdiri dari 7 pertandingan tim sepak bola dalam negeri dan 7 pertandingan tim sepak bola luar negeri. Para penebak diberikan kesempatan untuk menebak hasil akhir pertandingan di kolom M, S, M yang ada di kupon Porkas dengan menuliskan tanda silang (X) di salah satu kolom tersebut. Tebakan tersebut bisa berupa kemenangan untuk salah satu tim, bisa juga berupa hasil seri untuk kedua tim. Setelah itu para penebak juga harus menebak urutan huruf yang jumlahnya ada 14 buah (dari A hingga N terletak di bagian kiri kupon Porkas) sesuai dengan jumlah pertandingan sepak bola yang harus ditebak. Penyusunan huruf boleh sembarangan tanpa harus ada artinya sesuai dengan selera para pembeli kupon Porkas dan dituliskan di kolom urutan yang terletak di bagian kanan kupon yang hasilnya akan ditentukan dengan cara diundi. Penulisan tanda silang (x) di kolom M, S, M dan penulisan huruf di kolom urutan tidak boleh melewati garis kotak. Apabila melewati garis kotak, tebakan dianggap tidak sah. Berbeda dengan kupon Porkas berwarna putih, kupon Porkas berwarna hijau dimainkan dengan cara hanya menebak 4 urutan huruf dari 14 huruf yang tersedia tanpa harus menebak hasil pertandingan. Jadi, para penebak hanya perlu menebak kolom urutan dari pertandingan A sampai pertandingan D dan tidak perlu menebak hasil pertandingan seperti pada kupon Porkas berwarna putih. Permainan Porkas Sepak Bola menyediakan 17 macam hadiah bagi para penebaknya, yaitu kupon Porkas Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
5
berwarna putih dengan hadiah utama sebesar Rp 100.000.000,- dengan sepuluh hadiah lainnya yang turun berjenjang hingga hadiah hiburan sebesar Rp 300,- dan kupon Porkas berwarna hijau dengan hadiah utama Rp 750.000,- dengan lima hadiah lainnya yang turun berjenjang hingga hadiah terakhir sebesar Rp 6.000,-. Untuk memenangkan hadiah utama atau hadiah pertama pada kupon Porkas berwarna putih sebesar Rp 100.000.000,- para penebak harus menebak 14 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M dan menebak dengan tepat urutan 14 huruf dari atas ke bawah di kolom urutan sesuai hasil undian. Selanjutnya, untuk memenangkan hadiah kedua sebesar Rp 50.000.000,- para penebak harus menebak 13 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M, dan menebak dengan tepat urutan 13 huruf dari atas ke bawah di kolom urutan sesuai hasil undian. Jumlah hadiah tersebut akan turun secara berjenjang sampai dengan hadiah hiburan atau hadiah terakhir sebesar Rp 300,- yang mengharuskan para penebak untuk menebak 9 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M tanpa harus memperhatikan hasil undian di kolom urutan. Pada kupon Porkas warna hijau, untuk memenangkan hadiah utama atau hadiah pertama sebesar Rp 750.000,- para penebak harus menebak dengan tepat urutan 4 huruf dari atas ke bawah sesuai hasil undian di kolom urutan. Selanjutnya, untuk memenangkan hadiah kedua sebesar Rp 150.000,- para penebak harus menebak dengan tepat urutan 3 huruf dari atas ke bawah sesuai hasil undian di kolom urutan. Jumlah hadiah tersebut akan turun secara berjenjang sampai dengan hadiah terakhir sebesar Rp 6.000,- yang mengharuskan para penebak untuk menebak dengan tepat 2 huruf tanpa harus berurutan dari atas ke bawah sesuai hasil undian di kolom urutan. Satu lembar kupon Porkas hanya berhak mendapatkan satu macam hadiah. Jenis dan besarnya hadiah, tanggal penarikan nomor hadiah, serta tempat dan jangka waktu pembayaran hadiah, dicantumkan di dalam halaman setiap lembar kupon Porkas. Kupon Porkas yang rusak karena sobek, terhapus tulisannya, nomor, atau cap dan hal-hal lain yang meragukan sehingga tidak dapat diperiksa atau memastikan keasliannya atau kecocokannya atau ketepatan angka dan nomornya, dapat ditolak pembayaran hadiahnya. Pemalsuan terhadap kupon Porkas dikenakan sanksi hukum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila karena sesuatu hal ada pertandingan yang tidak dapat dilaksanakan, maka hasil pertandingan yang bersangkutan akan ditentukan dengan cara diundi yang dilaksanakan oleh panitia yang terdiri dari Notaris yang ditunjuk, unsur penegak hukum, unsur Departemen Sosial, dan YDBKS. Penarikan nomor hadiah bersifat terbuka untuk umum yang dilakukan oleh Notaris dengan diawasi dan disaksikan oleh pejabat yang mewakili Departemen
Sosial, Kepolisian, dan status pengaman sosial. Penyegelan dan pembukaan segel dari bonggol kupon Porkas diawasi dan disaksikan oleh sedikitnya wakil dari Departemen Sosial dan wakil dari Kepolisian. Penarikan untuk menentukan urutan huruf dalam kolom urutan untuk semua macam kupon Porkas dilakukan di gedung Balai Krida, Jakarta Utara, pada hari terakhir periode yang bersangkutan pada jam 22.00 WIB. Pembayaran hadiah untuk para pemenang dilakukan satu hari setelah hari penarikan di kantor pusat YDBKS atau di agen-agen yang ditunjuk di seluruh Indonesia. Masa berlaku pembayaran hadiah untuk para pemenang ditetapkan dalam batas waktu 2 minggu terhitung dari hari penarikan untuk masingmasing periode. Seluruh hadiah dibayarkan kepada para pemenang setelah dikenakan pajak undian berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954, yaitu hadiah-hadiah yang besarnya lebih dari Rp 5.000,- dikenakan biaya pajak undian 20% dan hadiah-hadiah yang besarnya Rp 5.000,- ke bawah dikenakan pajak undian 10%. YDBKS menyebutkan sampai bulan Juli 1986 dalam penyelenggaran permainan Porkas, sudah terdapat dua orang yang menjadi kaya mendadak dengan berhasil meraih hadiah utama sebesar Rp 100.000.000,-. Akan tetapi, menurut pengakuan Staf Ahli Mensos dan Sekretaris YDBKS, Abraham Toding, nama dan alamat pemenang dirahasiakan karena pihak penyelenggara takut apabila diumumkan secara terbuka akan terjadi hal yang buruk bagi pemenang, misalnya seperti diperas atau dirampok. Abraham Toding hanya mengatakan bahwa keduanya merupakan warga DKI Jakarta.
Penjualan KBPS Porkas Sepak Bola)
(Kupon
Berhadiah
Kupon porkas dijual kepada masyarakat sebesar Rp 300,- per lembar. Batas waktu penjualan kupon Porkas, selambat-lambatnya dilakukan satu hari sebelum pertandingan bola pada periode yang bersangkutan dimulai. Untuk mendapatkan kupon Porkas, masyarakat dapat membelinya di agen maupun subagen yang merupakan kepanjangan tangan dari YDBKS sebagai pengelola dan penyelenggara permainan Porkas Sepak Bola. Setiap orang atau badan yang ingin menjadi penyalur atau subagen kupon Porkas, diwajibkan memberikan uang jaminan sebesar Rp 15.000.000,dan uang hangus sebesar Rp 2.000.000,- kepada distributor atau agen. Uang jaminan bisa dikembalikan dalam berbentuk kupon, tetapi uang hangus tidak dikembalikan dan dianggap hilang. YDBKS yang merupakan pengelola dan penyelenggara permainan Porkas Sepak Bola juga telah menyetor uang sebesar Rp 500.000.000,- kepada Dinas Pajak sebagai uang muka. YDBKS menunjuk PT. Sahabat Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
6
Sukses sebagai pelaksana Porkas. Sejak Desember 1985, perusahaan yang terletak di Jatinegara ini memulai kegiatannya dari menunjuk agen atau distributor sampai menerima uang masuk yang kemudian disetor ke YDBKS. Dari semua kegiatan tersebut, PT Sahabat Sukses mendapatkan keuntungan sebesar Rp 80.000.000 dari YDBKS selama periode penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola. Untuk mencegah efek negatif dari permainan Porkas Sepak Bola, terdapat beberapa ketentuan dalam penjualan kupon Porkas yang telah diatur di dalam Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor : BSS-1012/85. Penjualan kupon Porkas dibatasi hanya sampai Daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya). Selain itu, penjualan tidak diperbolehkan berada di sekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat ibadah. Anak-anak yang masih sekolah dan berusia di bawah 17 tahun dilarang ikut serta di dalam pengedaran, penjualan, dan pembelian kupon Porkas. Jumlah kupon Porkas yang diedarkan setiap minggunya terdiri dari 500 ribu lembar kupon Porkas warna putih dan 2,5 juta lembar kupon Porkas warna hijau dengan nomor urut masing-masing yaitu, kupon warna putih (nomor 000.001 – 500.000) dan kupon warna hijau (nomor 500.001 – 3.000.000). Pada awal penjualan kupon Porkas, minat membeli masyarakat terhadap kupon tersebut masih sangat kurang, contohnya yang terjadi di tempat penjualan kupon Porkas yang ada di Jalan Antara, Pasar Baru. Hanya sekitar 50 orang yang membeli kupon Porkas di tempat tersebut. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang belum paham bagaimana cara memasang kupon tersebut. Setelah masyarakat mengerti cara memasang kupon Porkas, permainan ini mulai banyak peminatnya. Pada penarikan pertama tanggal 11 Januari 1986 yang diadakan di Balai Krida oleh Notaris yang bernama Fifi Wangsadiputra SH, sekitar 35 % kupon terjual dari jumlah 3 juta lembar yang tercetak. Pada penarikan kedua di minggu berikutnya, sekitar 50 % atau 1,5 juta kupon terjual. Selama dua periode penarikan tersebut, kupon Porkas yang berwarna hijau lebih laku terjual daripada kupon Porkas yang berwarna putih. Hal ini disebabkan karena menebak kupon Porkas yang berwarna hijau jauh lebih mudah. Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama dengan menjual sekitar 30 % dari seluruh kupon yang tercetak. Urutan selanjutnya yaitu Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Dalam waktu dua pekan, hampir semua provinsi di Indonesia telah dimasuki oleh permainan Porkas Sepak Bola, kecuali Provinsi Irian Jaya, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur. Sebaliknya, penjualan kupon Porkas kurang laku di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Terjadi penolakan terhadap peredaran kupon Porkas di kedua provinsi tersebut karena dianggap judi. Selain itu, di Sumatera Barat, peredaran kupon Porkas
diminta untuk ditunda dulu sampai ada suatu sistem pengawasan permainan Porkas Sepak Bola berskala nasional yang dapat mencegah efek-efek negatif. Menurut Abraham Toding, YDBKS menjual kupon Porkas ke agen atau distributor dengan harga Rp 240,-. Agen tersebut menjualnya kembali ke sub-agen dengan harga Rp 260,- yang kemudian oleh sub-agen tersebut dijual kembali ke pengecer dengan harga Rp 280,-. Selanjutnya, para pengecer ini menjual ke konsumen dengan harga Rp 300,- sesuai dengan harga yang tercetak di kupon tersebut. Apabila jumlah kupon yang terjual pada penarikan pertama, yaitu 35 % dari jumlah 3 juta lembar yang tercetak, dikalikan dengan harga jual kupon dari YDBKS yaitu Rp 240,- maka, pemasukan hasil dari penjualan kupon Porkas telah mencapai Rp 200.000.000,-. Jumlah pemasukan pada penarikan kedua lebih banyak lagi dengan jumlah 50 % tiket yang terjual, yaitu mencapai Rp 360.000.000,-. Jumlah ini sudah melebihi target pemasukan yang awalnya diharapkan mencapai Rp 200.000.000,- setiap minggunya. Minat masyarakat terhadap permainan Porkas Sepak Bola pun semakin hari semakin tinggi. Sampai bulan Juli 1986, setiap minggunya, 10 juta lembar kupon dicetak dan disebarkan ke berbagai seluruh daerah di Indonesia, kecuali Irian Jaya dan Timor Timur. Jumlah kupon yang terjual sebanyak 5 – 6 juta kupon setiap minggunya. Begitu juga dengan para penjual kupon Porkas yang semakin hari semakin menjamur terutama para pengecer. Misalnya di Jakarta Pusat, dari Jalan H. Jiung menuju Jalan Letjen Suprapto sampai Jalan Senen, tiap 25 meter terdapat pengecer kupon Porkas di sepanjang jalan. Tidak sulit mengenali tempattempat penjualan kupon Porkas, karena umumnya di depan kios terdapat spanduk kuning yang mencolok bertuliskan “Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola, Berhadiah 100 Juta”. Beberapa pengecer juga ada yang berani memasuki kantor-kantor pemerintah dan menjajakan langsung ke pegawai yang sudah kecanduan kupon Porkas, misalnya di Balaikota DKI. Setiap hari Kamis – Sabtu muncul pengecer yang umumnya wanita menemui pelanggannya. Kupon Porkas disebarkan oleh 17 distributor di seluruh Indonesia yang melibatkan 500 subagen yang kemudian disebarkan kepada ribuan pengecer. Abraham Toding memperkirakan peredaran kupon Porkas melibatkan sekitar 15.000 tenaga kerja. Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu contoh daerah yang masyarakatnya paling banyak membeli kupon Porkas. Hal ini bisa disebabkan karena sebagian besar penduduk provinsi Sumatera Utara merupakan orang suku Batak yang gemar berjudi dan bermain permainan undian berhadiah semacam permainan Porkas Sepak Bola Menurut Abraham Toding, sekitar 65 % dari jumlah kupon yang didrop di Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
7
Sumatera Utara terjual habis. Setiap pekannya, Sumatera Utara menghabiskan 3,3 juta lembar kupon melalui 154 loket penjualan. Artinya, pendapatan kotor dari hasil penjualan kupon Porkas di provinsi ini mencapai Rp 4.000.000.000,- dalam sebulan. Tidak sampai disitu saja, di Provinsi Sumatera Utara, penjualan kupon Porkas juga telah sampai ke wilayah pedesaan, misalnya yang terjadi di Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena mekanisme pengawasan penjualan kupon Porkas yang tidak berjalan dengan baik. Padahal penjualan kupon Porkas hanya diperbolehkan sampai Daerah Tingkat II seperti yang telah diatur di dalam Surat Keputusan Menteri Sosial nomor: BSS-10-12/85 tentang penyelenggaran permainan Porkas Sepak Bola. Menurut Brigadir Jenderal (pur) Hedijanto yang merupakan Ketua Tim Pengelola Dana Porkas Sepak Bola, selain Provinsi Sumatera Utara, daerah lain yang paling banyak membeli kupon Porkas yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Hal ini karena di ketiga provinsi tersebut, penjualan dan peredaran kupon Pokas didukung dan diijinkan oleh pemerintah daerahnya. Selanjutnya, di beberapa tempat penjualan kupon Porkas di Jakarta, anak-anak sekolah dapat membeli kupon tersebut. Salah satu contohnya di sebuah tempat penjualan kupon Porkas di Jalan Kramat Raya dan di Pusat Perdagangan Senen. Di tempat-tempat tersebut, hampir setiap hari terutama setelah pulang sekolah, banyak anak-anak sekolah yang membeli dan memasang kupon Porkas. Padahal sudah terdapat ketentuan yang mengatur bahwa anak-anak yang masih sekolah dan berusia di bawah 17 tahun dilarang ikut serta di dalam pengedaran, penjualan, dan pembelian kupon Porkas. Akan tetapi para pengecer mengaku bahwa mereka tidah tahu terdapat larangan tersebut.
Tanggapan Terhadap Munculnya Permainan Porkas Sepak Bola Munculnya permainan Porkas Sepak Bola sebagai wujud dari usaha pemerintah Indonesia dalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang digunakan untuk kegiatan pembinaan olahraga nasional, telah menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Pengaruh tersebut berupa timbulnya tanggapan yang bersifat pro dan kontra dari berbagai pihak. Banyak yang setuju dengan diselenggarakannya permainan Porkas Sepak Bola, tetapi tidak sedikit juga yang menentang dan menolak permainan tersebut. Pro dan kontra ini terjadi karena permainan Porkas Sepak Bola dianggap judi oleh sebagian pihak, tetapi sebagian pihak lain menganggap bahwa permainan tersebut bukanlah judi. Sebelum kupon Porkas resmi beredar, tanggapan yang bersifat kontra sudah datang dari anggota Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lukman
Harun. Menurutnya, permainan Porkas Sepak Bola adalah judi dan dengan diselenggarakannya permainan tersebut, berarti sama saja dengan melegalkan judi dan bisa mengakibatkan bangsa ini menjadi mental penjudi. Sebaliknya, permainan Porkas Sepak Bola mendapatkan sambutan yang positif dari pihak yang paling berkepentingan, yaitu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut Ketua II PSSI Bidang Perserikatan, Wahab Abdi, dengan adanya permainan Porkas Sepak Bola, dapat membantu dana PSSI yang kembang kempis dan apabila hasil dari penjualan kupon berjalan dengan lancar, PSSI dapat membiayai sistem home and away (kandang dan tandang) setiap pertandingan yang dibutuhkan untuk mengisi jumlah pertandingan yang diminta dalam kupon Porkas. Jadi, di satu pihak pemerintah akan memberikan sumbangan yang lebih teratur kepada PSSI, di lain pihak juga memaksa PSSI lebih bekerja keras untuk mengadakan kompetisi yang terarah dan teratur, karena tanpa kompetisi yang terarah dan teratur, permainan Porkas Sepak Bola tidak akan berjalan dengan baik. Sementara itu, tanggapan juga datang dari mantan Menteri Olahraga dan Menteri Penerangan, Maladi. Ia dengan tegas menolak apabila permainan Porkas Sepak Bola disamakan dengan judi. Ia justru melihat bahwa permainan tersebut akan merangsang kembali para pecandu sepak bola untuk kembali memenuhi stadion. Ia juga berpendapat bahwa dana yang dialirkan ke PSSI dari permainan tersebut dapat membantu keuangan PSSI juga membantu beberapa cabang olahraga lainnya, contohnya cabang olahraga bulu tangkis. Permainan Porkas Sepak Bola juga tidak dianggap judi oleh Ketua KONI, Dadang Suprayogi. Ia justru menganggap bahwa munculnya permainan tersebut merupakan berkah dan hadiah tahun baru bagi KONI karena dapat menunjang dana yang dibutuhkan KONI untuk kegiatan pembinaan olahraga nasional. Ia mengatakan bahwa selama ini KONI sangat kekurangan dana untuk menunjang kegiatan pembinaan olahraga nasional sehingga banyak program yang terhambat karena masalah dana. Menurutnya, sebelum tahun 1985, KONI Pusat menerima dana dari pemerintah yang disalurkan melalui Sekretariat Negara sebesar Rp 760 juta tiap tahun dan mulai tahun 1985 dinaikkan menjadi Rp 1 milyar. Dana rutin ini diberikan sebesar itu apabila tidak ada acara besar seperti PON dan Sea Games. Karena pada tahun 1985 Indonesia mengikuti SEA Games, dana yang dikeluarkan pemerintah untuk KONI mencapai sekitar Rp 5 milyar. Selain itu, KONI juga mendapatkan dana dari Depdikbud (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) sebesar Rp 200 juta - Rp 400 juta untuk penataran pelatih. Pro dan kontra terhadap munculnya permainan Porkas Sepak Bola terus berlanjut. Seminggu setelah kupon Porkas resmi beredar, muncul penolakan dari semua Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
8
wakil dari fraksi yang ada di DPRD Tingkat I Jawa Timur. Mereka menolak kupon Porkas diedarkan di wilayah Jawa Timur karena mereka menganggap bahwa permainan Porkas Sepak Bola adalah judi. Mereka menyebut permainan Porkas Sepak Bola sebagai judi karena permainan tersebut memiliki kriteria yang sama dengan judi, yaitu permainan yang menggunakan uang taruhan, terdapat pihak yang menang atau untung dan kalah atau rugi, ditambah dengan ketentuan bahwa anak-anak sekolah dan orangorang yang usianya di bawah 17 tahun dilarang bermain Porkas Sepak Bola. Penolakan itu langsung mereka sampaikan kepada Gubernur Jawa Timur pada tanggal 16 Januari 1986 dalam bentuk surat usul yang merupakan hasil dari rapat tertutup yang dipimpin oleh ketua DPRD Tingkat I Jawa Timur, Blegoh Soemarto. Penolakan anggota DPRD Jawa Timur terhadap permainan Porkas Sepak Bola mendapatkan dukungan dari organisasi Muhammadiyah yang menyatakan bahwa permainan tersebut merupakan judi dan dengan tegas menolak semua bentuk perjudian. Selanjutnya. dukungan juga datang dari organisasi PBNU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) yang juga menyatakan bahwa permainan tersebut merupakan judi. Selain di Jawa Timur, tanggapan yang bersifat kontra juga terjadi di provinsi Sumatera Barat. Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas meminta agar peredaran dan penjualan kupon Porkas di 14 daerah tingkat II di Sumatera Barat ditunda dulu untuk sementara sampai ada suatu sistem pengawasan permainan Porkas Sepak Bola berskala nasional yang dapat mencegah efek-efek negatif. Pernyataan dari Azwar Anas tersebut tertuang dalam Radiogram Gubernur Nomor: 460.2/330/Binsos86. Radiogram gubernur tersebut muncul setelah melihat dampak-dampak dari kupon Porkas yang beredar pesat di Sumatera Barat, antara lain banyak remaja yang menggandrungi permainan Porkas Sepak Bola seperti di daerah Bukittinggi, Padang, dan Pariaman, penjualan kupon Porkas beredar hingga ke pedesaan, dan permainan Porkas Sepak Bola dimanfaatkan oleh agen-agen (cukong) judi buntut di provinsi tersebut. Pernyataan dari Azwar Anas tersebut mendapatkan dukungan dari ketiga fraksi DPRD Tingkat I Sumatera Barat (F-KP, F-ABRI, F-PP), Muspida, Majelis Ulama, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), dan juga seluruh daerah tingkat II di provinsi tersebut. Selanjutnya, tanggapan juga datang dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). MUI mendukung kebijaksanaan DPRD Jawa Timur dan Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas. Ketua Umum MUI Pusat, Hasan Basri mengatakan bahwa akan segera mengeluarkan fatwa tentang permainan Porkas Sepak Bola yang dianggap judi atau bukan jika dipandang dalam hukum Islam. Akan tetapi, fatwa yang diharapkan menjadi kata akhir dan penyelesaian bagi pro dan kontra terhadap
permainan Porkas Sepak Bola tidak jadi keluar. Hasan Basri mengatakan alasannya adalah karena masalah tersebut adalah khilafiah yang menyangkut perbedaan dalam fiqih (hukum islam). Ketua Fatwa MUI Pusat, Prof. K.H. Ibrahim Husen, L.M.L. yang juga merupakan guru besar hukum perbandingan Islam IAIN Jakarta mengatakan bahwa tidak setiap undian adalah judi dan untuk menentukan undian tersebut judi atau bukan adalah dengan melihat illat (penyebab) diharamkannya judi tersebut. Ia menambahkan bahwa judi adalah taruhan yang dilakukan secara berhadaphadapan yang diharamkan karena akan menimbulkan adawa (permusuhan) dan baghdla (kebencian), sehingga jika tidak dilakukan berhadap-hadapan, maka bukan maisir (judi). Jadi menurutnya, Porkas bukan judi karena tidak dilakukan secara berhadap-hadapan. Sebaliknya, beberapa MUI daerah telah mengeluarkan fatwa bahwa permainan Porkas Sepak Bola adalah judi dan haram, antara lain MUI Sumatera Barat yang mengeluarkan Fatwa nomor 1/1986 pada tanggal 20 Januari 1986. Fatwa itu berisi bahwa MUI Sumatera Barat menyatakan permainan Porkas Sepak Bola adalah judi yang bahayanya jauh lebih besar ketimbang manfaatnya dan judi dilarang dalam Islam, oleh karena itu perlu dijauhi. Menteri Sosial Nani Soedarsono yang mengijinkan diselenggarakannya permainan Porkas Sepak Bola, berpendapat bahwa permainan tersebut bukanlah judi seperti hwa-hwe dan juga berbagai macam jenis judi buntut yang lainnya. Menurutnya, permainan Porkas Sepak Bola justru akan dapat menggeser kejayaan dari judi buntut. Ia juga mengatakan bahwa melalui permainan Porkas Sepak Bola, dapat dihimpun dana sebanyak-banyaknya untuk kepentingan olah raga nasional daripada sejumlah uang rakyat tersebut jatuh ke alamat judi yang dikelola oleh pribadi. Tanggapan juga datang dari Mendagri Soepardjo Rustam dan Menpora Abdul Gafur yang menegaskan bahwa permainan Porkas Sepak Bola bukan judi dan merupakan keputusan pemerintah pusat yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pada akhirnya keputusan tersebut diamankan oleh para pemerintah daerah, seperti Muspida Jawa Timur yang tetap mengeluarkan kesepakatan untuk melaksanakan ketetapan pemerintah pusat walaupun DRPD Jawa Timur menolak beredarnya kupon Porkas. Akhirnya, kupon Porkas bukan menjadi barang yang aneh lagi di Jawa Timur, begitu juga di Sumatera Barat.
Dampak Permainan Porkas Sepak Bola terhadap Masyarakat Indonesia Selain menimbulkan tanggapan yang bersifat pro dan kontra dari berbagai macam pihak, pengaruh dari permainan Porkas Sepak Bola juga telah menimbulkan berbagai macam dampak bagi masyarakat, baik dampak negatif maupun positif. Dampak negatif dari Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
9
permainan tersebut adalah munculnya berbagai macam ekses-ekses negatif dan ekses tersebut paling banyak menimpa masyarakat dari lapis sosial bawah. Hal ini karena banyak masyarakat dari lapis sosial bawah yang ingin mengubah nasib dengan cara mencoba peruntungan mereka dan menempuh jalan pintas untuk menjadi seorang jutawan. Pada awal peredaran kupon Porkas di Surabaya, ekses negatif dari permainan tersebut sudah muncul yaitu dengan beredarnya lembaran lain yang dinamakan “erek-erek Porkas Sepak Bola”. Erek-erek yang juga disebut sebagai kertas ramalan tersebut memiliki bentuk yang sama dengan ramalan permainan Hwa Hwe tempo dulu. Ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola juga mengakibatkan munculnya ramalanramalan angka untuk menebak hasil dari kupon Porkas yang biasanya dipajang oleh para penjual kupon Porkas di kiosnya masing-masing dan hampir setiap kios memajang ramalan yang berbeda-beda Bukan hanya para penjual kupon Porkas yang mencoba meramal hasil dari kupon Porkas, para penggemar dan pembeli kupon Porkas pun ada juga yang mencoba untuk meramal hasil dari kupon Porkas dengan berbagai macam cara. Contohnya, huruf yang keluar pada penarikan pertama tanggal 11 Januari 1986 adalah huruf IHFJ, kemudian huruf tersebut diterjemahkan sebagai “Ini Hadiah Football Jakarta” atau bisa juga diterjemahkan sebagai tahun 1986 apabila disesuaikan dengan urutan alfabetis (huruf I adalah huruf ke-9, H adalah huruf ke-8, F adalah huruf ke-6, dan J adalah huruf ke-10) yang jika digabung menjadi angka 1986. Ada juga yang meramal hasil kupon Porkas lewat mimpi, bertanya kepada orang gila, mendatangi kuburan, bermain jailangkung, dan tidur di tempat-tempat sepi untuk mencari wahyu supaya bisa mendapatkan angka dan huruf yang tepat. Ada yang mengkias apa saja yang ditemui, seperti mengkias coretan anak kecil yang baru belajar menggunakan pensil. Bahkan, ada juga yang menghubung-hubungkan hasil kupon Porkas dengan nama pacarnya. Selanjutnya, ekses negatif juga mengakibatkan permainan Porkas Sepak Bola dijudibuntutkan. Seperti undian-undian berhadiah sebelumnya, yaitu Toto KONI dan Undian Sosial Berhadiah yang kemudian dijudibuntutkan, permainan Porkas Sepak Bola juga mengalami hal yang sama. Hal ini terjadi di wilayah Keresidenan Pati, Jawa Tengah yang meliputi berbagai kota kecil, seperti Kudus, Jepara, Rembang, Blora, dan Pati sendiri. Cara bermain judi buntut Porkas adalah dengan menebak empat huruf urutan pertama dari 14 huruf hasil dari pengundian kupon Porkas. Jadi, para bandar judi buntut Porkas hanya memanfaatkan hasil undian kupon Porkas yang kemudian dijudibuntutkan. Hadiahnya adalah jika penebak berhasil menebak satu huruf pertama akan mendapatkan Rp 2.400,-, jika
berhasil menebak dua huruf pertama akan mendapatkan Rp 21.000,-, jika berhasil menebak tiga huruf pertama akan mendapatkan Rp 150.000,-, dan terakhir jika berhasil menebak empat huruf pertama akan mendapatkan Rp 750.000,- Jumlah hadiah terakhir dari judi buntut kupon Porkas tersebut sama dengan jumlah hadiah pertama dari kupon Porkas berwarna hijau. Ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola juga ada yang mengakibatkan penyiksaan seorang suami terhadap istrinya, seperti yang terjadi di Medan Sumatera Utara. Selain penyiksaan, ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola juga ada yang mengakibatkan kematian, seperti yang terjadi di Kota Binjei, 22 km arah barat dari Medan. Selain dampak negatif, munculnya permainan Porkas Sepak Bola juga memiliki dampak positif bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para penjual kupon Porkas. Uang yang dihasilkan dari penjualan kupon Porkas tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Misalnya Rusli, 59 tahun, salah seorang penjual kupon Porkas. Sejak tahun 1960, Rusli menggantungkan hidupnya dari menjual berbagai undian termasuk kupon Porkas di Jalan Paseban, Jakarta. Setiap minggunya, ia mengaku bisa menjual 1.250 lembar kupon Porkas (Rp 475.000,). Ia mendapatkan komisi 10% dari hasil penjualan kupon Porkas. Artinya, ia mendapatkan uang Rp 47.500 selama semingu, dan bisa mendapatkan uang mencapai Rp 190.000,- selama sebulan. Selain itu, dampak positif yang lain adalah TVRI mampu menyelenggarakan siaran langsung tiga pertandingan puncak kejuaraan Piala Dunia di Meksiko pada tanggal 28, 29, dan 30 Juni 1986. Padahal sebelumnya TVRI merencanakan hanya akan menyiarkan pertandingan final saja karena keterbatasan dana. Akan tetapi, berkat adanya dana yang disalurkan oleh YDBKS, tiga pertandingan puncak Piala Dunia pun dapat disiarkan secara langsung dan masyarakat Indonesia dapat menyaksikannya.
Dampak Permainan Porkas Sepak Bola Terhadap Dunia Sepak Bola Indonesia Tim-tim sepak bola yang dijadikan tebakan dalam permainan Porkas Sepak Bola berjumlah 28 tim dengan 14 pertandingan dalam satu periode penarikan yang terdiri dari 7 pertandingan dalam negeri dan 7 pertandingan luar negeri. Setiap periode penarikan, tim-tim yang dijadikan tebakan dalam permainan Porkas Sepak Bola tidak selalu sama. Jadi, ada kalanya sebuah tim dijadikan tebakan di satu periode penarikan dan ada kalanya juga tim tersebut tidak dijadikan tebakan di periode penarikan berikutnya. Semua itu tergantung sususan jadwal pertandingan sepak bola yang akan diporkaskan. Pada periode penarikan pertama tanggal 11 Januari 1986, pertandingan dalam Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
10
negeri yang dijadikan tebakan dalam permainan Porkas Sepak Bola antara lain, Tiga Berlian vs Liga Selection, Persema Malang vs Persiba Balikpapan dan Persija Selatan vs Persija Utara. Kemudian, untuk pertandingan luar negeri antara lain, Birmingham City vs Ipswich Town, Conventry City vs Aston Villa, Man. City vs Southhampton. Seluruh pertandingan tersebut sudah disusun dan dipilih oleh YDBKS sebagai pihak penyelenggara untuk diporkaskan. Pada awalnya, YDBKS meminta kepada PSSI untuk menyusun jadwal pertandingan yang akan diporkaskan. Namun, pihak YDBKS berubah pikiran karena pihak YDBKS keberatan dengan jadwal dari PSSI yang hanya memilih pertandingan tim-tim sepak bola dalam negeri untuk diporkaskan. Pihak YDBKS menginginkan pertandingan-pertandingan di luar negeri juga ikut diporkaskan. Apabila semua pertandingan yang diporkaskan adalah pertandingan dari dalam negeri, pihak YDBKS khawatir akan terjadinya pengaturan skor. Selanjutnya, PSSI pun meminta 10 dari 14 pertandingan yang diporkaskan adalah pertandingan dalam negeri. Akan tetapi, akhirnya pihak YDBKS hanya menyetujui 7 pertandingan dalam negeri yang diporkaskan, dan sisa 7 pertandingan lainnya adalah pertandingan dari luar negeri. Pertandingan dari luar negeri yang diporkaskan adalah pertandingan tim-tim sepak bola dari Liga Inggris, seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal dan Chelsea. Pemilihan pertandingan dari Liga Inggris yang diporkaskan, disebabkan karena permainan forecast yang merupakan inspirasi dari awal terbentuknya permainan Porkas Sepak Bola di Indonesia berasal dari negara Inggris. Setiap tim dari dalam negeri yang bertanding dan hasil pertandingan tersebut tercantum di dalam kupon Porkas, maka pertandingan tersebut akan mendapatkan uang sebesar Rp 2.000.000,- dari pihak YDBKS. Perinciannya adalah jika Komda yang menyelenggarakan pertandingan, maka Komda mendapatkan 5% yaitu Rp 100.000,-. Sementara itu, panitia penyelenggara mendapatkan 20% yaitu Rp 400.000,-. Sisanya dibagi dua untuk tim yang bertanding yaitu Rp 750.000,- untuk setiap tim. Akan tetapi, jika Komda sendiri yang langsung menjadi panitia penyelenggara pertandingan, maka Komda mendapatkan 40% yaitu Rp 800.000,-. Sisanya dibagi dua untuk tim yang bertanding yaitu Rp 600.000,untuk setiap tim. Jika yang diporkaskan adalah tim dari Galatama, Komda yang mengirim tim untuk bertanding dan administrator Galatama, masingmasing mendapatkan 5 % yaitu Rp 100.000,-. Tim yang menjadi tuan rumah mendapatkan 20% yaitu Rp 400.000,- dan setiap tim yang bertanding masingmasing mendapatkan 35% yaitu Rp 700.000,-. Jika PSSI sendiri yang melaksanankan pertandingan, maka PSSI akan mendapatkan Rp 500.000,- setiap
pertandingan. Sedangkan bagi tim-tim Liga Inggris yang pertandingannya diporkaskan, pihak YDBKS cukup melaporkan ke FIFA dan organisasi sepak bola di Inggris tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Hasil pertandingan sepak bola yang diporkaskan kadang-kadang juga ada yang diundi, yaitu pertandingan fiktif dan pertandingan proforma. Pertandingan fiktif merupakan pertandingan yang tidak pernah berlangsung, tetapi hasilnya dianggap ada. Pertandingan fiktif terjadi pada periode ke-19 pada tanggal 17 Mei 1986 antara PS Nusantara vs PS Banjar Putera Banjarmasin. Kedua tim ini tidak pernah berlaga di lapangan hijau, tetapi pihak penyelenggara permainan Porkas Sepak Bola mengumumkan hasil seri bagi pertandingan kedua tim. Pertandingan proforma merupakan pertandingan yang benar-benar berlangsung tetapi hasilnya dianggap tidak ada. Pertandingan proforma terjadi pada periode ke-32 tanggal 20 Juli 1986 antara Persikup Kulon Progo vs Persebi Boyolali yang merupakan bagian dari kompetisi PSSI Yunior. Meski pertandingan fiktif dan proforma, setiap tim masing-masing masih mendapatkan bayaran walaupun jumlahnya lebih sedikit yaitu uang sebesar Rp 475.000,- Hasil pertandingan yang juga diundi adalah pertandingan yang batal misalnya karena hujan dan hasil pertandingan yang belum diterima saat malam penarikan permainan Porkas Sepak Bola di Jakarta. Biasanya disebabkan karena tempat berlangsungnya pertandingan sangat jauh dari Jakarta yang menyebabkan komunikasi menjadi terhambat. Sejak berakhirnya kompetisi Liga Inggris pada bulan April 1986, hasil 7 pertandingan Liga Inggris yang biasanya diporkaskan juga diundi. Pihak YDBKS tidak mau mengganti 7 pertandingan Liga Inggris tersebut dengan pertandingan dalam negeri. Selain memberikan dampak kepada masyarakat, permainan Porkas Sepak Bola juga telah memberikan dampak tersendiri terhadap dunia sepak bola Indonesia, khususnya kepada tim-tim sepak bola yang ada di Indonesia. Pertandingan dari dalam negeri yang diporkaskan bukan hanya pertandingan antara tim-tim sepak bola yang reputasi, prestasi dan para pemainnya terkenal seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Persema Malang. Akan tetapi juga ada pertandingan antara tim-tim dari pelosok yang tidak terkenal dan jarang diketahui oleh banyak orang, seperti Persatu Tuban, Perseam Amuntai dan Perseba Bangkalan. Tim-tim tersebut hanya dikenal oleh masyarakat lokal di daerahnya saja karena jarang tampil dalam pertandingan-pertandingan skala nasional. Permainan Porkas Sepak Bola telah membuat tim-tim yang namanya tidak terkenal dan jarang diketahui oleh banyak orang, perlahan-perlahan menjadi mulai dikenal. Contohnya di Yogyakarta, tim sepak bola yang terkenal dan diketahui orang adalah PSIM Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
11
Yogyakarta. Akan tetapi, di Yogyakarta juga ada tim sepak bola Persikup (Persatuan Sepak Bola Kulon Progo). Setelah adanya permainan Porkas Sepak Bola, Persikup mulai dikenal namanya, karena pertandingan Persikup diporkaskan dan tercantum di kupon Porkas. Selain itu, permainan Porkas Sepak Bola juga telah memberikan keuntungan bagi tim-tim sepak bola dalam negeri yang pertandingannya diporkaskan. Hal ini disebabkan karena setiap pertandingan yang diporkaskan akan mendapatkan uang maksimal sebesar Rp 2.000.000,- dan setiap tim yang bertanding masingmasing mendapatkan uang maksimal sebesar Rp 750.000,- dari pihak YDBKS. Uang yang diberikan oleh pihak YDBKS sangat bermanfaat, karena dari uang tersebut dapat digunakan untuk pembinaan sebuah tim sepak bola dalam negeri, memenuhi kebutuhan sebuah tim, dan menyelenggarakan sebuah pertandingan sepak bola. Untuk tim-tim yang berasal dari pelosok daerah, juga menjadi kebanggaan tersendiri apabila pertandingan mereka diporkaskan, karena apabila pertandingan mereka diporkaskan, otomatis nama tim mereka akan tercatat di Jakarta yang merupakan tempat pengundian kupon Porkas.
Hadirnya Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola Menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah Memasuki bulan November 1986, SK Menteri Sosial Nomor: BSS-10-12/85 akan segera habis masa berlakunya, karena ijin tersebut hanya berlaku untuk penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola sampai tanggal 10 November 1986 yang kemudian diperpanjang hingga tanggal 31 Desember 1986. Sejak penarikan pertama pada bulan Januari 1986 sampai bulan Oktober 1986, pemainan Porkas Sepak Bola telah menghasilkan uang sekitar Rp 11 milyar. Kemudian, memasuki awal bulan Desember 1986, jumlah uang yang telah dihasilkan sekitar Rp 12,7 milyar. Jumlah ini hampir mendekati jumlah yang ditargetkan yaitu sebanyak Rp 13 milyar sampai akhir tahun 1986. Menurut Hedijanto yang merupakan Ketua Tim Pengelola Dana Porkas Sepak Bola, dari jumlah Rp 13 milyar tersebut akan dibagikan kepada KONI Pusat sebanyak Rp 1,5 milyar, KONI Daerah sebanyak Rp 4,5 milyar, PSSI Pusat Rp 1,4 milyar, selanjutnya dibagikan juga kepada kantor Menpora untuk pembinaan senam kesegaran jasmani sebanyak Rp 250 juta, untuk mengikuti Asian Games X di Seoul Rp 250 juta, dan untuk administrasi serta lain-lainnya yang total jumlahnya sekitar Rp 8,5 sampai Rp 9 milyar. Sisanya yang sekitar Rp 4 milyar akan didepositokan di bank sebagai dana abadi sesuai dengan petunjuk dari Presiden. Dana abadi ini diharapkan akan terus meningkat mencapai jumlah yang dianggap cukup yaitu sekitar Rp 23 milyar yang akan digunakan untuk
pembinaan olahraga sehingga tidak sumber lain.
tergantung dari
Nani Soedarsono menegaskan bahwa ijin dari permainan Porkas Sepak Bola akan diperpanjang, karena dana yang dihasilkan dari permainan tersebut merupakan sumber dana andalan bagi pembinaan olahraga. Ia juga menegaskan bahwa pada perijinan Permainan Porkas Sepak Bola periode kedua, pemerintah akan berusaha untuk menghilangkan penyimpangan-penyimpangan dari permainan Porkas Sepak Bola. Usaha ini dilakukan pemerintah agar tidak lagi menimbulkan ekses-ekses negatif. Pada tanggal 10 November 1986, Menteri Sosial memberikan ijin kepada YDBKS untuk melanjutkan penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor: BSS-10-11/86 terhitung mulai tanggal 1 Januari 1987 - 31 Desember 1987. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial tersebut terjadi beberapa perubahan dan ketentuan baru dalam penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola, seperti penjualan kupon Porkas yang harus dilakukan dengan sistem loket dan diadakan di tempat yang bangunannya bersifat permanen. Setiap tempat penjualan kupon Porkas juga tidak dipebolehkan memajang atau menampilkan ramalan-ramalan untuk menebak hasil dari kupon Porkas. Selanjutnya, perubahan terjadi pada kupon Porkas yang tadinya terdiri dari kupon Porkas warna putih dan kupon Porkas warna hijau diubah menjadi kupon Porkas warna putih dan kupon Porkas berwarna. Setiap kupon Porkas warna putih dan kupon Porkas berwarna akan diedarkan setiap minggunya atau setiap periode penarikan sebanyak 2 juta lembar untuk kupon Porkas warna putih dan sebanyak 8 juta lembar untuk kupon Porkas berwarna. Setiap kupon tersebut masingmasing diberi nomor urut, yaitu kupon Porkas warna Putih : dari nomor 000.001 – 2.000.000dan kupon Porkas berwarna : dari nomor 2.000.000 – 10.000.000 Perubahan juga terjadi pada jumlah hadiah yang disediakan oleh panitia penyelenggara permainan Porkas Sepak Bola dan juga cara memenangkan hadiah tersebut. Pada perijinan periode kedua, permainan tersebut menyediakan 17 macam hadiah bagi para penebaknya, yaitu kupon Porkas warna putih dengan hadiah utama sebesar Rp 100.000.000,- hingga hadiah terakhir sebesar Rp 600,- dan kupon Porkas berwarna dengan hadiah utama Rp 900.000,- hingga hadiah terakhir sebesar Rp 3.000,-. Untuk memenangkan hadiah utama atau hadiah pertama pada kupon Porkas warna putih sebesar Rp 100.000.000,- para penebak harus menebak 1 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M dan menebak dengan tepat urutan 10 huruf dari atas ke bawah di kolom urutan sesuai hasil undian. Jumlah hadiah tersebut akan turun secara Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
12
berjenjang sampai dengan hadiah hiburan atau hadiah terakhir sebesar Rp 600,- yang mengharuskan para penebak untuk menebak 10 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M tanpa harus memperhatikan hasil undian di kolom urutan. Pada kupon Porkas berwarna, untuk memenangkan hadiah utama atau hadiah pertama sebesar Rp 900.000,- para penebak harus menebak 1 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M dan menebak dengan tepat urutan 4 huruf dari atas ke bawah sesuai hasil undian di kolom urutan. Jumlah hadiah tersebut akan turun secara berjenjang sampai dengan hadiah terakhir sebesar Rp 3.000,- yang mengharuskan para penebak untuk menebak 1 kali pertandingan dengan tepat di kolom M, S, M dan menebak dengan tepat 2 huruf tanpa harus berurutan dari atas ke bawah sesuai hasil undian di kolom urutan. Setelah permainan Porkas Sepak Bola periode kedua telah berjalan, penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan permainan tersebut masih terjadi. Masih ada para penjual kupon Porkas yang tidak menggunakan sistem loket dan masih memajang atau menampilkan ramalan-ramalan untuk menebak hasil dari kupon Porkas. Penjualan dan peredaran kupon Porkas juga masih masuk hingga ke desa-desa dan juga masih ada anak sekolah yang membeli kupon Porkas. Ekses-ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola pun kembali tidak terhindarkan dan lagi-lagi masyarakat lapis sosial bawah yang paling banyak menjadi korban. Tanggapan terhadap permainan Porkas Sepak Bola juga kembali bermunculan. Tanggapan datang dari DPRD Riau yang mendesak pemerintah daerahnya agar menertibkan dan mempertimbangkan penghentian peredaran kupon Porkas di provionsi Riau. Desakan itu disampaikan oleh Pansus (Panitia Khusus) DPRD Riau dalam sidang pleno. Menurut Ketua Pansus, Bunaya Sidhi SH., kebanyakan para penebak memasang kupon dengan tujuan ingin mengubah nasib mereka dan dalam menebaknya mereka sering menggunakan cara yang tidak rasional yang kemudian dimanfaatkan oleh para penjual kupon Porkas dengan menyediakan kodekode tebakan serta ramalan-ramalan untuk menebak hasil dari kupon Porkas. Kemudian, tanggapan juga datang dari organisasi PBNU yang memohon kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijaksanaannya dalam mengadakan permainan Porkas Sepak Bola. Selanjutnya, Nani Soedarsono pun mengirim 12 orang dari Tim Pertimbangan dan Pengawasan Porkas Sepak Bola ke beberapa daerah, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, seluruh Kalimantan, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku untuk meneliti kebenaran dari dampak negatif permainan tersebut. Tim tersebut akan bertanya langsung kepada
masyarakat termasuk DPRD di daerahnya dan hasil evaluasi dari tim tersebut nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan pemerintah untuk menentukan kelanjutan dari permainan Porkas Sepak Bola. Dikirimnya tim tersebut ke beberapa daerah juga untuk menanggapi balik berbagai tanggapan yang datang dari masyarakat mengenai permainan Porkas Sepak Bola. Memasuki bulan September 1987, hasil dari penelitian Tim Pertimbangan dan Pengawasan Porkas Sepak Bola untuk meneliti dampak negatif dari permainan Porkas Sepak Bola selama sebulan sudah keluar. Hasilnya adalah bahwa permainan Porkas Sepak Bola positif untuk bisa diteruskan dan dampak negatif dari permainan tersebut lebih bersifat kasuistik yaitu disebabkan karena kurang tertibnya pelaksanaan dan lemahnya mekanisme pengawasannya. Berdasarkan hasil itu, Presiden Soeharto mengatakan bahwa permainan tersebut bisa dilanjutkan selama ijinnya masih diberlakukan dengan diadakan perbaikanperbaikan. Ijin dari penyelenggaran permainan Porkas Sepak Bola periode kedua yang diberikan oleh Menteri Sosial, Nani Soedarsono akan segera berakhir pada akhir bulan Desember 1987. Sampai awal Desember 1987, penyelenggaran permainan Porkas Sepak Bola yang diadakan selama hampir dua tahun telah menghasilkan uang sekitar Rp 28,3 milyar rupiah dan dari jumlah tersebut uang yang sudah dikeluarkan adalah sekitar Rp 13, 4 milyar rupiah, sehingga sisanya sekitar Rp 14, 9 milyar. Sisa dari dana tersebut, sekitar Rp 12 milyar didepositokan dan sisanya dimasukkan dalam giro rekening. Pada tanggal 9 Desember 1987, Menteri Sosial, Nani Soedarsono memberikan ijin untuk melanjutkan penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola periode ketiga setelah mendapatkan petunjuk dari Presiden Soeharto yang menjelaskan agar upaya pengumpulan sumbangan olahraga dilanjutkan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara terusmenerus. Terdapat beberapa perubahan dalam penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola yang ketiga kali ini. Perubahan terjadi pada nama KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) yang diubah menjadi KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah) yang lebih dikenal dengan nama SOB. Perubahan juga terjadi pada harga kupon yang tadinya Rp 300,- menjadi Rp 600,- yang dimaksudkan agar tidak dapat dijangkau oleh masyarakat lapis sosial bawah. Beberapa penyempurnaan dalam penyelengaraan SOB juga akan dilakukan oleh Nani Soedarsono, yaitu melakukan kerja sama dengan PSSI untuk memperbaiki sistem pertandingan sepak bola agar tidak terjadi pertandingan-pertandingan fiktif atau pertandingan yang hasilnya hanya diundi atau hanya Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
13
ada di atas kertas saja. Penyempurnaan juga akan dilakukan mengenai hadiah pertama yang akan diturunkan dari Rp 100 juta agar pelaksanaan SOB lebih realisitis dan tidak menimbulkan rasa imingiming kepada masyarakat. Pelaksanaan SOB akan dipantau oleh suatu tim pemantauan dan evaluasi di tingkat provinsi yang dari unsur Departemen Sosial, Kepolisian, Kejaksaan Laksusda, dan Direktorat Sospol di daerah yang bersangkutan. Kemudian, penjualan kupon SOB akan dilaksanakan melalui sistem loket pada bangunan yang permanen dan tidak boleh berdekatan dengan tempat ibadah atau sekolah. Lokasi penjualan kupon SOB pun akan ditentukan oleh bupati atau walikota di daerah yang bersangkutan. Pada tanggal 28 Desember 1987, kupon SOB sudah resmi menggantikan KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola).
Kesimpulan Kemunculan dari permainan Porkas Sepak Bola merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh sebuah Tim Gabungan selama dua tahun dan akhirnya menemukan sebuah permainan yang disebut forecast yang digunakan untuk mengumpulkan dana pembinaan olahraga di Inggris. Pada tanggal 10 Desember 1985, Menteri Sosial Nani Soedarsono mengijinkan permainan sejenis forecast diselenggarakan di Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor: BSS-10-12/85 yang berlaku sejak tanggal 10 Desember 1985 - 10 November 1986. Permainan tersebut disebut dengan nama permainan Porkas Sepak Bola (Football Forecasting). Lembaga yang ditunjuk dan diberikan izin untuk menyelenggarakan dan mengelola permainan Porkas Sepakbola adalah YDBKS (Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial. Pada tanggal 28 Desember 1985, KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) telah resmi untuk diedarkan dan dijual kepada masyarakat. Cara bermain dari pemainan Pokas Sepak Bola berbeda dengan permainan forecast dari Inggris. Cara bermain Porkas Sepak Bola adalah dengan menebak apakah pertandingan akan berakhir dengan kemenangan salah satu tim atau berakhir dengan seri tanpa harus menebak skor akhir pertandingannya. Selain itu, para penebak juga harus menebak urutan huruf yang urutannya akan ditentukan dengan diundi. Hadiah yang disediakan untuk para pemenang dalam permainan Porkas Sepak Bola sebanyak 17 macam, yaitu kupon Porkas berwarna putih dengan hadiah utama sebesar Rp 100.000.000,- hingga hadiah hiburan sebesar Rp 300,dan kupon Porkas berwarna hijau dengan hadiah utama Rp 750.000,- hingga hadiah terakhir sebesar Rp 6.000,. Tim-tim sepak bola yang dijadikan tebakan dalam permainan Porkas Sepak Bola berjumlah 28 tim dengan 14 pertandingan dalam satu periode penarikan
yang terdiri dari 7 pertandingan dalam negeri dan 7 pertandingan luar negeri. Setiap periode penarikan, tim-tim yang dijadikan tebakan dalam permainan Porkas Sepak Bola tidak selalu sama. Tim-tim sepakbola dalam negeri yang diporkaskan antara lain, Tiga Berlian, Persema Malang, dan Persiba Balikpapan. Sedangkan tim-tim dari luar negeri yang diporkaskan adalah tim-tim sepakbola dari Liga Inggris antara lain, Manchester United, Nottingham Forest, dan Tottenham Hotspur. Setiap pertandingan yang diporkaskan mendapatkan uang sebesar Rp 2.000.000,yang kemudian dibagikan kepada kedua tim dan pihak penyelenggara pertandingan. Akan tetapi apabila pertandingan yang diporkaskan hasilnya hanya diundi, maka pertandingan tersebut hanya Rp 1.000.000,-. Kupon Porkas yang dijual kepada masyarakat terdiri dari dua macam warna, yaitu warna hijau dan putih dan dijual dengan harga Rp 300,- per lembar. Masyarakat dapat membelinya di agen maupun sub-agen yang merupakan kepanjangan tangan dari YDBKS. Untuk mencegah efek negatif, penjualan kupon Porkas dibatasi sampai Daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya), tidak boleh berada di sekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat ibadah, dan anakanak yang masih sekolah dan berusia di bawah 17 tahun dilarang ikut serta di dalam pengedaran, penjualan, dan pembelian kupon Porkas. Akan tetapi, ternyata penjualan dan peredaran kupon Porkas sampai juga ke wilayah pedesaan dan sampai ke anak-anak sekolah. Hal ini disebakan karena mekanisme pengawasan penjualan kupon Porkas yang tidak berjalan dengan baik, sehingga penjualan dan peredaran kupon Porkas pun sulit dikendalikan. Munculnya Permainan Porkas Sepak Bola telah menimbulkan tanggapan yang bersifat pro dan kontra dari berbagai pihak. Tanggapan yang besifat pro datang dari pihak-pihak yang paling berkepentingan seperti dari pihak PSSI yang menganggap bahwa dengan adanya permainan Porkas Sepak Bola, dapat membantu dana PSSI yang kembang kempis. Kemudian tanggapan yang bersifat pro juga datang dari mantan Menteri Olahraga Maladi dan Ketua KONI, Dadang Suprayogi. Sedangkan tanggapan yang bersifat kontra di antaranya datang dari DPRD Tingkat I Jawa Timur dan dari Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas. Selain menimbulkan tanggapan dari berbagai pihak, pengaruh dari permainan Porkas Sepak Bola juga memberikan dampak negatif dan positif kepada masyarakat Indonesia. Dampak negatif dari permainan permainan tersebut adalah munculnya berbagai macam ekses-ekses negatif dan ekses tersebut paling banyak menimpa masyarakat dari lapis sosial bawah antara lain, munculnya ramalan-ramalan mengenai hasil kupon Porkas yang mengakibatkan para penebak kupon Porkas melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, seperti tidur di tempat-tempat sepi untuk mencari Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
14
wahyu supaya mendapatkan angka jitu untuk menebak kupon Porkas dan munculnya judi buntut Porkas Sepak Bola. Selain itu, ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola juga ada yang berupa kriminal, seperti pembunuhan dan penyiksaan. Selanjutnya, dampak positif dari permainan Porkas Sepak Bola antara lain, masyarakat Indonesia dapat menyaksikan tiga pertandingan puncak kejuaraan Piala Dunia di Meksiko pada tanggal 28, 29, dan 30 Juni 1986 yang disiarkan secara langsung oleh TVRI. Dampak positif juga dirasakan oleh masyarakat yang menjadi penjual kupon Porkas, karena dari penjualan kupon Porkas ini mereka mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain memberikan dampak kepada masyarakat, permainan Porkas Sepak Bola juga telah memberikan dampak tersendiri terhadap dunia sepak bola Indonesia, khususnya kepada tim-tim sepak bola yang ada di Indonesia. Permainan Porkas Sepak Bola telah membuat tim-tim yang namanya tidak terkenal dan jarang diketahui oleh banyak orang, perlahan-perlahan menjadi mulai dikenal namnaya sekaligus dengan reputasi, prestasi, dan para pemainnya. Setelah Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor: BSS10-12/85 habis masa berlakunya, izin penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola diperpanjang oleh Menteri Sosial, Nani Soedarsono dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor: BSS-10-11/86 pada tanggal 10 November 1986 yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 1987 - 31 Desember 1987. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial tersebut terjadi beberapa perubahan dan ketentuan baru dalam penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola, seperti penjualan kupon Porkas yang harus dilakukan dengan sistem loket dan diadakan di tempat yang bangunannya bersifat permanen, kupon Porkas yang diubah menjadi kupon Porkas warna putih dan kupon Porkas berwarna, jumlah hadiah yang disediakan oleh panitia penyelenggara permainan Porkas Sepak Bola dan juga cara memenangkan hadiah tersebut. Setelah permainan Porkas Sepak Bola periode kedua telah berjalan, penyimpangan-penyimpangan masih terjadi, seperti masih ada penjual kupon Porkas yang tidak menggunakan sistem loket. Penjualan dan peredaran kupon Porkas juga masih masuk hingga ke desa-desa dan juga masih ada anak sekolah yang membeli kupon Porkas. Ekses-ekses negatif dari permainan Porkas Sepak Bola pun kembali tidak terhindarkan dan lagilagi masyarakat lapis sosial bawah yang paling banyak menjadi korban. Anggapan terhadap permainan Porkas Sepak Bola juga kembali bermunculan, antar lain dari DPRD Riau dan organisasi PBNU. Nani Soedarsono pun mengirim 12 orang dari Tim Pertimbangan dan Pengawasan Porkas Sepak Bola ke beberapa daerah untuk meneliti kebenaran dari dampak
negatif permainan Porkas Sepak Bola. Apabila hasil dari penelitian menunjukkan permainan tersebut merugikan, maka ijin dari permainan tersebut harus dicabut. Akan tetapi, apabila tidak merugikan dan justru malah menguntungkan, maka ijin dari permainan tersebut bisa dilanjutkan. Ternyata hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa permainan Porkas Sepak Bola positif untuk bisa diteruskan dan dampak negatif dari permainan tersebut lebih bersifat kasuistik yaitu disebabkan karena kurang tertibnya pelaksanaan dan lemahnya mekanisme pengawasannya. Izin penyelenggaraan permainan Porkas Sepak Bola periode kedua yang sudah habis masa berlakunya diperpanjang oleh Menteri Sosial, Nani Soedarsono pada tanggal 9 Desember 1987. Akan tetapi, Nama KBPS (Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola) sudah tidak digunakan lagi dan diubah menjadi KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah) yang lebih dikenal dengan nama SOB. Pada tanggal 28 Desember 1987, SOB sudah resmi menggantikan KBPS dalam mengumpulkan dana olahraga.
Ucapan Terima Kasih Dalam pengerjaan jurnal ini, penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya dan juga atas izin-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada kedua orang tua, ayah penulis Fauzi dan ibu penulis Ratna Purnama Rita, kemudian kepada adik-adik penulis, Fara, Putri Permata, Firza dan Radit yang semuanya telah memberi dukungan penuh selama penulis menempuh kuliah. Selanjutnya, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Marsha Malika Qatrunnada yang telah mendampingi, dan memberikan dukungan kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pembimbing, Ibu Dr. Ita Syamtasiyah Ahyat yang telah membantu penulis di dalam menyelesaikan jurnal ini. Selanjutnya, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya teman-teman penulis atas dukungannya selama ini.
Daftar Acuan Arsip Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 Tahun 1962, Arsip Nasional Republik Indonesia Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 249 Tahun 1963, Arsip Nasional Republik Indonesia Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 263 Tahun 1963, Arsip Nasional Republik Indonesia
Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.
15
SK Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : BSS10-12/85 tentang Pemberian Izin Penyelenggaran Porkas Sepak Bola (Football Forecasting) Kepada Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial di Jakarta, Arsip Departemen Sosial Republik Indonesia SK Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : BSS10-11/86 tentang Perpanjangan dan Perubahan Izin Penyelenggaraan Porkas Sepak Bola Kepada Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial di Jakarta., Arsip Departemen Republik Indonesia UU Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian, Arsip Departemen Sosial Republik Indonesia Surat Kabar dan Majalah Aneka, Jakarta, 20 April, 10 November 1960 --------, Jakarta, 1 Januari 1961 --------, Jakarta, 28 April, 10 Agustus, 20, 23, 27 November 1965 --------, Jakarta, 3 Maret 1966 Bulletin KONI, Jakarta, Desember 1971 - Januari 1972 Ekspres, Jakarta, 8 Agustus 1970 ----------, Jakarta, 25 Febuari 1972 ----------, Jakarta, 25 Mei 1973 Gelora Ganefo, Jakarta, 1963 Kompas, Jakarta, 18,19 Mei 1967 ----------, Jakarta, 28, 29, 30, 31 Desember 1985 ----------, Jakarta, 2, 5, 16, 17, 19, 21, 22, 24 Januari, 5, 7, 20 Febuari, 17, 20 Juli, 1 September, 8 Oktober, 9 November 1986 ----------, Jakarta, 9, 13, 15, 23 Juli, 19 Agustus, 2, 3 September, 20 November, 1, 8, 9, 10, 19 Desember 1987 Mingguan Djaja, Jakarta, 23 Maret 1968 Olahraga, Jakarta, 28 Oktober 1965 Pos Kota, Jakarta, 11 November, 28, 30, 31 Desember 1985 --------, Jakarta, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 17, 20, 22, 23, 26 Januari, 1, 8 Febuari, 22 Mei, 12, 15, 16 Juli, 7 Agustus1986 Tempo, Jakarta, 11, 25 Januari. 1 Febuari, 14, 26 Juli, 13 Desember 1986 Suara Merdeka, Semarang, 19 Januari 2004 Variasari, Jakarta, 13 Juni 1969 Buku Alkatiri, Zeffry. Pasar Gambir, Komik Cina, dan Es Shanghai: Sisi Melik Jakarta 1970-an. Jakarta: Masup Jakarta. 2010 Anderson, Paul M., Ian S. Blackshaw, Robert C. R. Siekmann. Sports Betting: Law and Policy. Hague: T.M.C. Asser Press. 2012 Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Jawa Barat. Fatwa Lengkap Tentang Porkas. Jakarta: Pustaka Panjimas: 1986
Blackburn, Susan. Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Jakarta: Komunitas Bambu. 2011 Bruinessen, Martin van. NU: Tradisi, Relasi-Relasi, Kuasa, Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LkiS. 1994 Departemen Olahraga. Revolusi Keolahragaan: Melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat Indonesia. Jakarta: Departemen Olahraga.1964 Department of Information, Republic of Indonesia. Indonesia 1985. Jakarta: Department of Information.1985 Gita Jaya: Catatan H. Ali Sadikin Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1966 – 1977. Jakarta: Pemertintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 1977 K.H., Ramadhan. Bang Ali: Demi Jakarta 1966 – 1977. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1995 K.H., Ramadhan. Pers Bertanya Bang Ali Menjawab. Jakarta: Pustaka Jaya.1995 Lubis, Firman. Jakarta 1960-an: Kenangan Sebagai Mahasiswa. Jakarta: Masup Jakarta. 2008 -------, Firman. Jakarta 1970-an: Kenangan Sebagai Dosen. Jakarta: Ruas. 2010 Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993 Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2008 Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2004. Jakarta: Serambi. 2004 Shahab, Alwi. Kasino Bernama Kepulauan Seribu. Jakarta: Lentera. 2007 Yusra, Abrar. Azwar Anas Teladan dari Ranah Minang. Jakarta: Kompas. 2011 Internet http://koni.or.id/ (diunduh 15 Mei 2013/ 21.30)
Universitas Indonesia
Permainan porkas..., Fize Firmansyah, FIB UI, 2013.